SlideShare a Scribd company logo
EXPERIMENTAL RESEARCH AND
CASE STUDY
RIANDY PRATAMA 0402518019
SHINTA ALMAYRA S 0402518020
MUTIARA RAMADHAN 0402518043
Prinsip-prinsip penelitian
Eksperimen
○ Kuasi eksperimen
○ Design faktorial
○ Single-case single
2
Kuasi eksperimen
Kuasi eksperimen meliputi kelompok
eksperimen dan kolompok control yang
digunakan untuk memperkuat validitas
internal suatu percobaan. Campbell
dan Stanley menyebut eksperimen
yang tidak memiliki penilaian acak
sebagai eksperimen semu.
3
Statistic group comparation design
Penelitian jenis ini menggunakan satu group yang
dibagi menjadi dua, yang satu memperoleh
stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan
pretest) dan yang lain tidak mendapatkan stimulus
apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan
muncul dalam desain ini adalah meyangkut resiko
penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti.
Oleh karena itu, grup tersebut harus dipilih secara
acak.
4
Adapun bagan desain penelitian ini adalah
sebagai berikut:
O1: hasil pengukuran satu grup yang diberi
perlakuan, dan O2: hasil pengukuran satu
grup yang tidak diberi perlakuan.
5
Nonequivalent Control-Group design
Dalam design ini, penelitian menggunakan
satu kelompok pembangding dengan
diawali dengan sebuah test awal (pretest)
yang di berikan kepada kedua kelompok,
kemuan diberi perlakuan. Penelitian
kemudian diakhiri dengan posttest yang
diberikan kepada kedua kelompok.
6
Nonequivalent Control-Group design
KE = Kelompok eksperimen
KK = Kelompok kontrol
7
Kelas Pretest Treatmen posttest
KE O1 X1 O1O2
KK O1 X2 O1O2
Factorial design
Eksperimen varibel tunggal bertujuan untuk mempertahankan
konstanta semua elemen dari situassi ekperime kecuali variable
perlauan. Namun dalam penelitian pendidikan perlakuan
eksperimental secara realistis dianggap terpisah dari factor-faktor
lain. Eksperimen factorial memungkinkan untuk memeriksa
kemungkinan ini. Eksperimen factorial adalah eksperimen yang
menggunakan pengaruh dua atau lebih variable independen,
keduanya secra tunggal dan dalam interaksi satu sama lain pada
variable dependan. Efek dari masing-masing variable independen
terhadap variable dependen disebut efek utama, sedangkan interaksi
dua variable independen atau lebih pada variable dependen disebut
efek interaksi.
8
Eksperimen dua factor
Desain factorial ini membentuk empat kelompok perlakuan,
dengan masing-masing kombinasi menerima kombinasi yang
berbeda dari dua factor. Data yang dihasilkan dari quasi-
eksperimental factorial sangat sulit untuk ditafsirkan, karena
dalam menganalisis efek utama dan efek interaksi dari
kemungkinan perbedaan awal antara peserta dalam kelompok
perlakuan yang berbeda.
Analisis statistic langkah pertama dalam mengganalisis hasil
percobaan factorial adalah menghitung statistik deskriptif untuk
setiap kelompok yang mewakili kombinasi faktor-faktor tertentu
9
Desain Solomon Four-Group Desain
Tujuan Desain Solomon Four-Group Desain adalah :
○ Untuk menilai pengaruh dari eksperimen dengan
perlakuan relative terhadap perlakuan control.
○ Untuk menentukan adanya kepekaan pretest.
○ Untuk menilai interaksi antara pretest dan
perlakuan.
10
Desain Solomon Four-Group Desain
Tujuan utama percobaan ini adalah untuk mengetahui
pengaruh standar kinerja pada pengembangan keterampilan
motorik pada anak-anak sekolah dasar. Desain ini menuntut
penempatan subjek secara random kedalam empat kelompok.
Pada kelompok 1 dan 2 diberi pre tes dan post test dan hanya
kelompok 1 dan 3 yang dikenai perlakuan eksperimen.
Kelemahannya adalah memerlukan subjek dua kali lipat
jumlah subjek untuk desain eksperimen
11
Eksperimen tiga factor
Eksperimen yang melibatkan lebih dari dua faktor dapat dirancang
tetapi mengambangkan semua perlakuan dan sampel besar sehingga
penelitian ini diperlukan anailisis data statistic yang memadai untuk
analisisnya.
Sebagai contoh penelitian ini adalah mahasiswa tingkat rendah
(yaitu mahasiswa baru dan mahasiswa tahun kedua) yang lebih
rentan terhadap ancaman evaluative dan kekhawatiran daripada
mahasiswa tingkat atas. Mahasiswa tingkat atas memiliki waktu yang
relative lebih banyak daripada mahasiswa senior untuk dapat belajar
mengatasi secara efektif dengan kecemassan tes. Dengan
menggunakan anaslisis ANOVA dapat menentukan pengaruh utama
untuk faktor ancaman evaluative, pengaruh utama untuk faktor
kecemasan, pengaruh utama terhadap status perguruan tinggi,
12
Manipulasi variable independen
Fitur utama dari variable adalah variable tertentu dapat
dimanipulasi. Sebagai contoh ada intevansi dari beberapa macam,
misalnya penggunaan kurikulum atau metode pengajaran oleh
para peneliti atau indivu yang sudah dilatih. Faktor lain dalam
percobaan ini adalah kecemasan siswa. Apabila variable tida
dimanipulasi artinya peneliti tidak menggunakan intervensi yang
meningkatkan kecemasan tes bebrapa siswa dan menurunkan
kecemasan siswa lain. Sebaliknya, ia mengukur tingkat kecemasan
tes siswa yang ada dan menggunakan skor mereka pada ukuran
untuk membentuk mereka menjadi kelompok tes kecemasan
tinggi.
13
Campbell dan Stanley mengembangkan klasifikasi yang berguna
dari jenis variabel independen yang mungkin muncul dalam
eksperimen pendidikan di sepanjang arahan manipulabilitas ini,
dari tinggi ke rendah:
○ Variabel yang dimanipulasi, seperti metode pengajaran, dapat ditentukan
sesuka hati oleh eksperimen.
○ Aspek-aspek yang berpotensi dimanipulasi, seperti pelajaran sekolah
yang dipelajari, yang dapat diberikan eksperimen oleh beberapa orang
secara acak kepada individu yang sedang dipelajari, tetapi jarang
dilakukan.
○ Aspek-aspek lingkungan yang relatif tetap seperti sekolah dihadiri atau
tingkat sosial ekonomi keluarga, tidak di bawah kendali langsung dari
eksperimen tetapi melayani sebagai dasar eksplisit untuk stratifikasi
dalam eksperimen.
○ Karakteristik organisme individu seperti usia, tinggi badan. berat. dan
Jenis Kelamin.
○ Karakteristik respons dari individu.
14
Factor fix and random
○ Faktor tetap adalah variabel independen yang nilainya tidak
akan digeneralisasi di luar eksperimen
○ Faktor acak adalah variabel independen yang nilainya akan
digeneralisasi di luar eksperimen
○ Dalam hal ini, setiap guru dapat dimasukkan ke dalam desain
eksperimental sebagai nilai faktor guru.
○ Perbedaan antara faktor-faktor tetap dan acak adalah penting,
karena itu mempengaruhi teknik statistik yang digunakan
untuk menganalisis data yang dihasilkan dari percobaan
15
Assigment of participant to multiple threatments
Percobaan faktorial melibatkan penugasan masing-masing peserta
penelitian untuk lebih dari satu kondisi pelakuan.
Sebagai contoh, misalkan kita tertarik pada apakah perilaku tugas
siswa di kelas dipengaruhi oleh “istirahat” selama 30 detik. Secara
khusus, kita ingin mengetahui apakah tidak ada istirahat, satu
istirahat, dua istirahat, atau tiga. stretch break selama periode
kelas 50 menit memiliki efek diferensial pada perilaku tugas
mereka. Salah satu cara untuk melakukan percobaan adalah
dengan menetapkan secara acak 40 kelas siswa untuk empat
kondisi perawatan ini. Pendekatan lain adalah dengan memilih
jumlah yang jauh lebih kecil kelas (katakanlah, 10 hingga 15) dan
minta mereka mengalami setiap kondisi perawatan pada hari yang
berbeda.
16
Desain kasus
Eksperimen kasus tunggal tidak boleh disamakan dengan metode
studi kasus ligasi investigasi. Desain kasus tunggal menggunakan
beberapa prosedur untuk mencapai kontrol eksperimental
sebagaimana dikonseptualisasikan dalam tradisi penelitian
kuantitatif, memeriksa keandalan pengamatan peneliti dari
perilaku peserta penelitian, pengamatan perilaku yang ditargetkan
untuk perubahan, deskripsi perlakuan. Studi kasus
mengeksplorasi perlakuan yang jauh lebih luas (biasanya, program
skala besar), dilakukan di lapangan, dan sangat bergantung pada
data kualitatif.
17
Observasi reliable
Observasi reliable biasanya memerlukan banyak pengamatan
perilaku. prosedur paling sederhana adalah menandai satu atau
dua perilaku untuk Pengamatan berulang sepanjang percobaan.
Sebagai contoh. tingkat keterlibatan anak dan perilaku
bermasalah adalah satu-satunya perilaku yang diamati dalam
percobaan pada dukungan perilaku positif. Dimungkinkan untuk
memantau perilaku tambahan, tetapi prosedur yang tidak sesuai
menjadi semakin rumit karena setiap perilaku baru ditambahkan
ke dalam desain penelitian.
18
Repeated Measurement
Dalam desain eksperimen kelompok tipikal, data dikumpulkan pada dua
titik waktu: sebelum (pretest) dan setelah (posttest) perlakuan
eksperimental. Desain kasus memiliki empat fase, yaitu : awal, perlakuan,
awal kedua, dan perlauan kedua. Jika keterlibatan anak dan perilaku
bermasalah hanya satu kali dalam setiap fase, tidak dapat untuk
menafsirkan apakah variasi dalam perilaku ini adalah fungsi dari variabel
perawatan atau kejadian lain yang terjadi secara alami. Penggunaan
pengukuran memberikan deskripsi yang lebih jelas dan lebih dapat
diandalkan tentang bagaimana perilaku anak secara alami bervariasi dan
bagaimana bervariasi dalam menanggapi kondisi perawatan. Uji
signifikansi statistik dari data satu kasus lebih kuat jika banyak pengukuran
variabel dependen tersedia
19
Description of Experimental Conditions
Peneliti harus memberikan deskripsi yang tepat dari setiap kondisi
eksperimental jika seseorang ingin mereplikasi eksperimen. Beberapa
desain kasus tunggal membutuhkan pengenalan ulang baseline dan
variabel perlakuan. Sebagai contoh, kondisi awal dan perlakuan
muncul tikus dalam percobaan pada dukungan perilaku positif. Jika
kondisi yang melibatkan dasar atau variabel perawatan tidak
ditentukan secara tepat, mereka akan sulit untuk ditiru dalam
percobaan. Akibatnya, validitas internal eksperiment terancam.
Selanjutnya. spesifikasi yang tidak tepat mempersulit peneliti lain
untuk mereplikasi percobaan, sehingga mengancam validitas eksternal
percobaan.
20
Baselin and threat
Dasar dalam desain kasus tunggal adalah frekuensi alami dari
perilaku target sebelum pengenalan variabel eksperimental.
Apabila selama pengatan prilaku target tidak bervariasi, akan
mudah untuk menilai efek variable perlakuan. Akan tetapi
sebagian bessar prilaku bervariasi. Jika variasinya terlalu besar
maka beberapa akan mengalami kesulitan untuk memisahkan
perlakkuan dan hasil para peserta penelitian.
21
Lenght of baselin and treatment phase
○ Sebagai aturan umum, harus ada kira-kira panjang waktu yang
sama dan jumlah pengukuran dalam setiap fase dari desain
satu kasus. Jika tidak, ketidakseimbangan mempersulit analisis
statistik dan interpretasi efek perlauan. Dalam beberapa
situasi, namun aturan fase yang sama ini bertentangan dengan
kebutuhan untuk mempertahankan kondisi awal atau
pengobatan sampai pola pengukuran yang stabil telah muncul.
Anda juga mungkin perlu mempertahankan kondisi dasar atau
kondisi lebih lama dari yang dimaksudkan karena faktor
kelembagaan atau etika.
22
Desain ABA
ABA digunakan dalam eksperimen satu kasus atau kelompok
tunggal yang memiliki satu perlakuan. A adalah singkatan dari
kondisi baseline. dan B adalah singkatan dari perlakuan.
○ Desain AB
○ ABA and ABAB Design
23
AB
AB adalah desain case-case paling sederhana. Penyeleksi dimulai
dengan memilih peserta untuk percobaan. satu atau lebih
perilaku target. ukuran perilaku target dan perlakuan
eksperimental. Kemudian perilaku target diukur berulang kali
selama periode baseline (A). Akhirnya perlakuan eksperimental
(B) diberikan sementara peneliti terus mengukur perilaku target.
Desain AB rendah dalam validitas internal. “Jika perbedaan antara
rata-rata pengukuran A dan pengukuran B signifikan secara
statistik. kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan yang andal
terjadi dari fase awal ke fase perlakuan. 24
AB Design
AB adalah desain case-case paling sederhana. Penyeleksi dimulai
dengan memilih peserta untuk percobaan. satu atau lebih
perilaku target. ukuran perilaku target dan perlakuan
eksperimental. Kemudian perilaku target diukur berulang kali
selama periode baseline (A). Akhirnya perlakuan eksperimental
(B) diberikan sementara peneliti terus mengukur perilaku target.
Desain AB rendah dalam validitas internal. “Jika perbedaan antara
rata-rata pengukuran A dan pengukuran B signifikan secara
statistik. kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan yang andal
terjadi dari fase awal ke fase perlakuan. 25
ABA and ABAB Design
ABA mengikuti langkah-langkah yang sama dengan desain AB,
kecuali bahwa kondisi dasar kedua ditambahkan. Baseline kedua
biasanya melibatkan penarikan perlakuan. seperti dalam
percobaan pada dukungan perilaku positif.
Desain ABA memiliki validitas internal yang tinggi. Jika perilaku
target berubah seperti yang diharapkan dalam setiap fase
pengeluaran, orang dapat menyimpulkan bahwa perubahan itu
disebabkan oleh efek dari berbagai perlakuan.
26
Multiple-Baseline Designs
○ Time-series designs (NBA) umumnya menggunakan kejadian
alami dari perilaku target sebagai kondisi kontrol untuk menilai
efek perlakuan. Sebaliknya, desain garis dasar ganda
eksperimen di mana kondisi selain perilaku target yang terjadi
secara alami digunakan sebagai kontrol untuk menilai efek
pengobatan. Administrasi kondisi ini mendekati penggunaan
kelompok kontrol untuk meningkatkan validitas internal dari
eksperimen kelompok.
27
Statistical anaklysis of single case data
○ Menggunakan plot data grafis, Anda dapat menganalisis dalam
setiap fase titik data untuk tingkat rata-rata perilaku target
○ menentukan besarnya efek dengan menghitung persentase
data yang tidak tumpang tindih. Persentase ini adalah jumlah
titik data perlakuan yang melebihi titik data dasar tertinggi,
dibagi dengan jumlah total poin data pengobatan. Semua titik
data untuk fase perlakuan guru lebih tinggi (arah yang
diinginkan) daripada titik data tertinggi di garis dasar
sebelumnya. Oleh karena itu, persentase data yang tidak
tumpang tindih adalah 100 persen. 28
○ Penggunaan analisis visual grafik untuk menafsirkan efek dalam
percobaan satu kasus telah dikritik. Satu kritik adalah bahwa skala
ordinal grafik dapat dimodifikasi untuk menonjolkan atau menutupi
efek perlakuan. Kritik lain terhadap analisis visual adalah bahwa
studi empiris telah menunjukkan reliabilitas antar penilai yang
rendah dalam penggunaan analisis visual untuk menentukan
apakah atau seberapa banyak efek pengobatan yang terjadi.
○ Alternatif analisis visual adalah penggunaan statistik inferensial.
Misalnya, dalam percobaan pada dukungan perilaku positif yang
bisa digunakan para peneliti pada tes untuk membandingkan rata-
rata yang dikumpulkan dari dua fase dasar dan rata-rata yang
dikumpulkan dari dua fase perlakuan
29
Pengukuran Perubahan
Skor Gain
 Merupakan hasil pengurangan antara skor posttest dengan skor
pretest
 Jika variabel independen memiliki pengaruh, pengaruh tersebut
harus tercermin sebagai perubahan antara skor siswa pada ukuran
yang diberikan sebelum perlakuan eksperimental (pretest) dan skor
siswa pada ukuran yang diberikan setelah perlakuan (posttest).
 Misalnya jika skor awal siswa pada ukuran prestasi adalah 50 dan
skor siswa naik menjadi 65 setelah pemberian perlakuan
eksperimental, maka skor gainnya adalah 15.
Tabel 13.4
Rata-rata Gain Siswa pada Posttest, Diklasifikasikan Menurut Pretest
Tes Kelompok
Rendah
Kelompok
Rendah-
Sedang
Kelompok
Sedang
Kelompok
Sedang-
Tinggi
Kelompok
Tinggi
Berpikir kritis dalam sains
sosial
6.89 5.48 3.68 4.20 2.26
Penalaran dan pemahaman
sains
6.26 5.16 2.93 2.04 0.31
Invetaris partisipasi
humaniora
18.00 5.05 4.94 1.39 -2.07
Analisis membaca dan
menulis
5.33 2.89 1.81 1.22 0.25
Berpikir kritis 6.68 4.65 3.47 2.60 1.59
Inventaris kepercayaan 9.09 5.31 4.65 3.32 1.01
Masalah pada hubungan
manusia
3.19 1.67 1.31 1.51 -0.36
○ Skor gain dikelompokkan berdasarkan skor pretest
mahasiswa pada setiap tes. Berdasarkan tabel tersebut
terdapat hubungan terbalik yang kuat antara skor pretest
dengan skor gain. Sebagai contoh, pada tes berpikir kritis
dalam ilmu sosial, mahasiswa dengan skor terendah di awal
tahun memiliki skor gain yang jauh lebih besar (6,89 poin)
daripada mahasiswa dengan skor tertinggi (skor gain rata-
rata 2,26 poin).
○ Bagaimana kita menafsirkan data tersebut? Apakah data
tersebut menunjukkan bahwa siswa dengan prestasi awal
yang rendah cenderung untuk belajar lebih banyak (yang
diukur dengan skor perubahan mereka) daripada siswa
dengan prestasi awal yang tinggi?
○ Berikut ini adalah lima
permasalahan dalam
penafsiran, ketika skor gain
baku (skor posttest dikurangi
skor pretest) digunakan untuk
mengukur jumlah perubahan
yang telah terjadi pada
individu sebagai hasil dari
intervensi atau proses
pertumbuhan natural.
Ceiling effect (Efek plafon).
Regresi terhadap mean
Asumsi interval yang sama
Berbagai jenis kemampuan
Analisis Statistik Perubahan
○ Regresi Berganda
○ Skor posttest siswa adalah variabel dependen dan skor pretest adalah
variabel prediktor.
○ Persamaan regresi berganda yang dihasilkan dapat digunakan untuk
menghitung prediksi skor posttest untuk setiap siswa. Skor ini disebut skor
gain residual, atau skor gain disesuaikan.
○ Analisis Kovarian dan t-Test
○ Terkadang skor mean pretest akan berbeda signifikansinya.
○ Untuk menyesuaikan perbedaan awal dalam sarana pretest, analisis kovarian
harus digunakan.
○ Teknik statistik ini memungkinkan untuk menghubungkan keuntungan yang
diamati dengan efek perlakuan eksperimental daripada perbedaan dalam
skor awal.
○ Analisis Varian untuk Tindakan Berulang
○ Teknik statistik ini digunakan untuk menentukan apakah
perbedaan pretest-posttest untuk kelompok eksperimen
berbeda dari perbedaan pretest-posttest untuk kelompok
kontrol.
PENELITIAN STUDI KASUS
○ Pentingnya Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif
○ Pendidikan merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan
untuk penyelidikan kualitatif.
○ Desain studi kasus merupakan bentuk dasar dari penelitian kualitatif.
○ Studi kasus dapat digunakan untuk mempelajari hampir semua topik
atau jenis fenomena, melalui pengumpulan data dan metode analitik
yang digunakan oleh peneliti kualitatif.
Karakteristik Studi Kasus
○ Studi kasus memiliki karakteristik sebagai studi
mendalam tentang satu atau lebih contoh dari
fenomena dalam konteks kehidupan nyata nya
yang mencerminkan perspektif peserta yang
terlibat dalam fenomena tersebut.
Studi Contoh Khusus
○ Studi kasus dilakukan untuk
menjelaskan suatu fenomena,
yang merupakan suatu proses.
peristiwa. orang, atau barang lain
yang menarik bagi peneliti.
Contoh fenomena adalah
program, kurikulum, peran, dan
peristiwa.
Fenomena apa pun memiliki banyak
aspek. Oleh karena itu, peneliti perlu
memilih fokus untuk investigasi.
Fokusnya adalah aspek, diMana
pengumpulan dan analisis data akan
terkonsentrasi.
Fokus studi kasus dapat berupa topik
tertentu atau tema tertentu yang
merupakan konsep menyeluruh atau
perumusan teoritis yang muncul dari
analisis data.
Pemilihan fokus tergantung pada
audiens yang akan dibahas oleh studi
kasus dan pesan yang ingin
disampaikan oleh peneliti.
○ In-Depth Studi Kasus
○ Dalam studi kasus, sejumlah besar data dikumpulkan tentang
kasus tertentu (atau kasus) dipilih untuk menampilkan
fenomena tersebut.
○ Data ini biasanya dalam bentuk kata-kata, gambar, usia atau
benda-benda fisik, dan beberapa data kuantitatif dapat
dikumpulkan juga.
○ Data sering dikumpulkan selama jangka waktu yang panjang,
dan beberapa metode pengumpulan data yang digunakan.
Studi Fenomena dalam Konteks Kehidupan Nyata
○ Jerome Kirk dan Marc Miller mendefinisikan penelitian kualitatif
sebagai pendekatan untuk penelitian ilmu sosial yang melibatkan
orang-orang di wilayah mereka sendiri dan berinteraksi dengan
mereka dalam bahasa mereka sendiri, dengan cara mereka
sendiri.
○ Tetapi tidak selalu, studi kasus melibatkan lapangan di mana
peneliti berinteraksi dengan peserta studi dalam pengaturan
alam mereka. Bahkan dalam kasus di mana tidak dilakukan,
tujuannya masih untuk belajar tentang fenomena dari perspektif
orang-orang di lapangan.
Tujuan Studi Kasus
 Menghasilkan deskripsi rinci dari fenomena
 Mengembangkan penjelasan yang mungkin terkait
fenomena
 Mengevaluasi fenomena
Merancang Studi Kasus
Merumuskan Masalah Penelitian
○ Langkah pertama dalam perencanaan studi kasus adalah
mengidentifikasi masalah yang menarik minat. Seringkali
masalah penelitian didasarkan pada pengalaman pribadi
peneliti dengan siswa tertentu, program pengajaran,
atau fenomena lainnya.
○ Setelah diidentifikasi, masalah penelitian perlu
diterjemahkan ke dalam pertanyaan eksplisit atau
objektif.
○ Memilih Kasus
○ Kasus dalam penelitian kualitatif dipilih melalui purposive sampling.
○ Mendefinisikan Peran Peneliti Studi Kasus
○ Peneliti kuantitatif dan peneliti kualitatif melakukan peran yang sama
dalam merancang dan merencanakan studi penelitian, mendapatkan
review kelembagaan yang diperlukan dan persetujuan, dan
mendapatkan izin dari lembaga di mana penelitian akan dilakukan.
Setelah mereka mulai mengumpulkan data, bagaimanapun, peran
mereka sangat berbeda. Peneliti kuantitatif menentukan prosedur yang
tepat untuk pengumpulan data dan analisis. Mereka cenderung
memainkan peran yang terbatas dalam pengumpulan data (misalnya,
pemberian kuesioner), atau mereka bahkan dapat menggunakan
asisten untuk tujuan ini.
Gaining Entry
○ Isu yang terlibat dalam gaining entri meliputi:
○ 1. mengidentifikasi orang dalam pengaturan lapangan dengan siapa
untuk membuat kontak awal;
○ 2. memilih metode terbaik komunikasi (misalnya, telepon, surat,
atau kunjungan pribadi);
○ 3. memutuskan bagaimana frase permintaan Anda (misalnya,
dengan fokus pada peluang situs untuk berkontribusi untuk
penelitian atau keuntungan pribadi kepada peserta situs); dan
○ 4. mempersiapkan untuk menjawab pertanyaan dan kekhawatiran
alamat yangtimbul: sebelum dan sesudah izin diberikan.
Mengumpulkan Data Studi Kasus dan Menganalisis Data selama
pengumpulan Data
○ Penggunaan beberapa metode untuk
mengumpulkan data tentang fenomena
dapat meningkatkan validitas temuan studi
kasus melalui proses yang disebut
triangulasi,
Mengakhiri Pengumpulan Data
1. kurangan sumber data
2. Kejenuhan kategori
3. Munculnya keteraturan
4. Kelebihan waktu
Menganalisis Data Studi Kasus
 data dalam studi penelitian kuantitatif adalah proses yang relatif mudah.
Misalkan penelitian melibatkan 100 peserta dan skor pada sepuluh
variabel untuk setiap peserta dalam semua, 1.000 bit data numerik.
Semua data ini dapat dimasukkan ke dalam file komputer tanpa banyak
kesulitan, dan program perangkat lunak akan dengan cepat melakukan
analisis statistik.
 Renata Tesch meninjau berbagai pendekatan yang telah digunakan
untuk menganalisis data studi kasus. “Dia mengklasifikasikannya
menjadi tiga jenis: analisis interpretasi, analisis struktural, dan analisis
reflektif. Setiap jenis dijelaskan di bawah ini. Teknik ramah tamah
sekarang tersedia untuk menggunakan pengolah kata untuk
menganalisis dan menampilkan data kualitatif.
Analisis interprentasi
 Analisis penafsiran adalah proses memeriksa data studi kasus dengan
cermat untuk menemukan konstruksi. tema, dan pola yang dapat
digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena yang
sedang dipelajari. Sebagai contoh, anggaplah para peneliti sedang
mempelajari kurikulum sejarah AS yang baru. Mereka telah
menyediakan satu set dokumen yang ditulis oleh pengembang
kurikulum (laporan guru tentang laporan teknis buku teks, iklan, dll).
Interpretational Analysis
1 pengembangan sensitivitas multikultural, dan
2 pengembangan kebanggaan di negara seseorang. Salah satu temuan
dari penelitian ini adalah penemuan tujuan-tujuan khusus ini (yang
kami sebut konstruk) sebagai pusat kurikulum khusus ini
Analisis interpretasi membantu peneliti mencapai wawasan seperti
dalam contoh hipotesis kami. Prosedur analisis interpretasi dapat
dilakukan baik secara manual atau dengan komputer. Karena kelebihan
analisis komputer, kami akan menjelaskan prosedur yang akan
dilakukan dengan perangkat lunak. program yang tersedia untuk tujuan
ini.
Pengelompokan Basis Data
 Langkah pertama dalam pengelopokan data adalah mengkompilasi
semua data studi kasus ke dalam basis data komputer. Catatan tulisan
tangan perlu diketik dan diformat sebagai file komputer. Dokumen dan
bahan lain yang diketik sebelumnya dapat diubah menjadi file
komputer dengan menggunakan pemindai komputer.Bahkan foto dan
bahan grafis lainnya dapat disiapkan sebagai file komputer dengan cara
ini. Namun, untuk menganalisis materi grafis dengan prosedur yang
dijelaskan di bawah ini, Anda perlu menyiapkan deskripsi verbal
tentang fitur-fitur penting mereka.
Mengembangkan Kategori
 Salah satu langkah paling utama dari analisis data interpretasional adalah mengembangkan seperangkat kategori
 Para peneliti perlu mengembangkan label kategori dan definisi untuk setiap jenis fenomena dalam database yang akan
dianalisis. dengan tiga subkategori: sangat membantu, membantu, dan tidak membantu. Subkategori, seperti yang
kami jelaskan di bawah, berguna untuk mendeteksi pola hubungan dan penyebab dalam data studi kasus.
Pengelompokan pengkodean
 Setelah memilih atau mengembangkan sistem kategori. peneliti
menggunakannya untuk mengkode setiap pengelompokan dalam file
komputer. Penting untuk memeriksa setiap pengelompokan dan
memutuskan apakah fenomena yang digambarkannya sesuai dengan salah
satu kategori dalam sistem kategori
 Dalam proses pengkodean pengelompokan Anda, Anda mungkin
menemukan bahwa beberapa kategori Anda ambigu atau bahwa beberapa
pengelompokan berisi informasi yang tidak dapat dikodekan menggunakan
sistem kategori Anda. Jika ini terjadi, Anda perlu merevisi sistem kategori
dan kemudian mengkode ulang semua pengelompokan. Para peneliti
biasanya merevisi sistem kategori mereka beberapa kali sebelum merasa
puas dengannya.
Pengelompokan Kategori
 Misalkan database untuk studi kasus berisi 500 pengelompokan dan
sistem kategori mencakup 20 kategori (1-20). Setelah mengkode semua
pengelompokan, peneliti selanjutnya akan menyatukan semua
pengelompokan yang ditandai dengan kode Kategori 1 (Proses akan
diulang untuk 19 kategori lainnya juga.) Program perangkat lunak yang
dirancang dengan analisis data kualitatif dapat melakukan fungsi ini
Gambaran Kesimpulan
 Tema sebagai fitur karakteristik yang menonjol dari sebuah kasus.
 Berbagai program perangkat lunak untuk komputer Macintosh dan PC
tersedia untuk melakukan berbagai prosedur analisis data yang
dijelaskan di atas. Prosedurnya juga dapat dilakukan secara manual,
tetapi memakan waktu yang tidak sedikit. Anda dapat menulis nomor
baris pada salinan utama transkrip wawancara Anda, catatan lapangan,
dan bahan teks lainnya; membuat baru
Analisis Struktural
 Analisis struktural adalah proses memeriksa data studi kasus untuk
mengidentifikasi pola yang melekat dalam wacana, teks, peristiwa, atau
fenomena lainnya
 Analisis struktural digunakan dalam analisis percakapan, etnoscience,
dan tradisi penelitian kualitatif lainnya. Berikut adalah beberapa
contoh jenis fenomena pendidikan yang mungkin diselidiki dalam studi
kasus yang didasarkan pada tradisi-tradisi ini
 Dua jenis program perangkat lunak yang berguna dalam melakukan
analisis struktural kasus data studi yaitu retriever teks dan manajer
textbase.
Analisis Reflektif
 interpretasi dan analisis struktural melibatkan prosedur eksplisit yang
dilakukan dalam urutan yang agak menyenangkan. Sebaliknya,
analisis reflektif (analisis perenungan) adalah proses di mana
peneliti terutama mengandalkan intuisi dan penilaian untuk
menggambarkan atau mengevaluasi fenomena yang sedang dipelajari.
 Salah satu cara untuk memahami analisis retlektif adalah
membandingkannya mengupayakan keindahan. Seniman
merenungkan fenomena dan kemudian menggambarkan mereka
sedemikian rupa untuk mengungkapkan fitur permukaan dan esensi
mereka, sebuah proses yang disebut penikmat.
Konsep Positivis Tentang Validitas Dan Keandalan
Penelitian Studi Kasus
 Yin menilai kualitas desain studi kasus dengan tiga jenis kriteria validitas dan
satu kriteria reliabilitas:
 1. validitas konstruk
 2. Validitas internal
 3. Validitas eksternal
 4. Reabilitas
Menentukan Keberlakuan kesimpulan Studi Kasus
 Meskipun setiap kasus dalam penelitian studi kasus dianggap unik,
peneliti utama atau pengguna penelitian kualitatif juga memiliki tujuan
untuk menentukan sejauh mana temuan studi kasus, atau studi
penelitian kualitatif apa pun, berlaku untuk kasus atau pengaturan lain.
. Dalam penelitian kuantitatif. tujuannya adalah generalisasi dari
sampel ke populasi, dan sebagian besar didasarkan pada pemilihan
sampel acak dan penggunaan statistik inferensial dan penentuan
ukuran efek (lihat Bab 4, 5, dan 6 untuk penjelasan meta-analisis, efek
ukuran, dan pengambilan sampel, masing-masing). Istilah penerapan,
daripada generalisasi, lebih sesuai untuk tujuan penelitian kualitatif ini
karena didasarkan pada berbagai proses dan jenis bukti
Ketentuan mengakhiri kasus
 studi kasus adalah unik karena tidak sampai pada tahap penulisan atau
melaporkan penelitian yang peneliti menyelesaikan identifikasi mereka
dari kasus tertentu atau kasus yang menjadi perhatian penelitian.
 Misalnya, pertimbangkan studi Rossi tentang guru (dia memanggil
mereka guru guru) yang telah berpartisipasi dalam Ca Proyek
Matematika lifornia. Alih-alih berfokus pada guru-pemimpin, dia
mungkin berfokus pada data yang dia kumpulkan tentang proyek
(sejarahnya, direktur proyek, program pelatihan musim panas, dll.)
Ketentuan mengakhiri kasus
 Tugas penting dalam penelitian kualitatif bukanlah mengumpulkan semua
data yang Anda bisa. tetapi untuk dapat menghilangkan sebagian besar data
yang Anda kumpulkan. Itu membutuhkan memisahkan terus-menerus,
termasuk keputusan tentang data yang tidak layak dimasukkan sejak awal,
terlepas dari betapa mudahnya melakukan hal itu. Triknya adalah untuk
menemukan esensi dan kemudian mengungkapkan esensi tersebut dengan
konteks yang cukup. namun tidak menjadi terperosok mencoba memasukkan
segala sesuatu yang mungkin dapat dijelaskan.
 Wolcott berpendapat bahwa studi kasus bukan desain atau metode
penelitian, melainkan hasil penelitian kualitatif yang peneliti pilih pada tahap
mempersiapkan laporan.
Pelaporan Reflektif
 Di antara cara-cara yang disarankan Wolcott untuk mengorganisir dan
menyajikan studi kasus sebagai sebuah cerita adalah:
 (1) mengaitkan peristiwa dalam urutan kronologis;
 (2) memfokuskan cerita pada peristiwa penting atau penting;
 (3) menceritakan kembali peristiwa-peristiwa melalui mata peserta
yang berbeda yang perspektif hewan peliharaannya mungkin sangat
berbeda
 (4) melaporkan "hari-dalam-kehidupan," misalnya, rekonstruksi hari
pertama kerja lapangan, atau hari-hari biasa dalam kehidupan peserta.
Analisis pelaporan
 Gaya pelaporan analitik sesuai ketika peneliti menekankan analisis
interpretasi atau struktural dari data studi kasus dan telah
mengkonseptualisasikan studi ini dari perspektif positivis atau
postpositivist. Karakteristik utama pelaporan analitik adalah gaya
penulisan objektif (yaitu, suara peneliti diam atau tenang) dan
organisasi konvensional topik yang akan dibahas: pengantar, tinjauan
literatur, metodologi, hasil, dan diskusi.
Keuntungan dan Kerugian dari Penelitian Studi Kasus
 Keuntungan lain dari studi kasus adalah kualitasnya yang muncul. Ketika
para peneliti mengumpulkan data dan memahami berbagai fenomena
tertentu, mereka dapat mengubah kasus di mana studi ini akan fokus
mengadopsi metode pengumpulan data baru, dan membingkai pertanyaan
penelitian baru. Sebaliknya, desain penelitian kuantitatif sulit untuk diubah
 Kelemahan utama dari studi kasus adalah sulitnya menggeneralisasi temuan
ke situasi lain. meskipun generalisasi terbatas dapat dibuat dengan
menggunakan prosedur yang kami jelaskan dalam bab ini. Kerugian lain
adalah bahwa masalah etika dapat muncul jika terbukti sulit dalam laporan
untuk menyamarkan identitas organisasi atau individuak yang dipelajari.
Recomendations untuk
Melakukan studi kasus
 Dalam merancang studi kasus mengidentifikasi fenomena yang akan diteliti fokus dan unit analisis
 Pertimbangkan bagaimana Anda akan menghormati perspektifemic dan etik
 kesadaran Utamadari proses interprentive Anda saat Anda merancang dan melakukan studi kasus
 mengatasi masalah melibatkan kerangka kerja konseptual tujuan, metode pertanyaan penelitian dan validitas dalam menciptakan desain studi kasus
Anda
 Menyediakan waktu yang cukup untuk mendapatkan entri membuat kontak hubungan yang membangun dengan peserta penelitian untuk membangun
kepercayaan yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data yang dapat diandalkan dan kaya.
 Pertimbangkan untuk menggunakan lembar ringkasan kontak dan lembar ringkasan dokumen untuk melacak proses pengumpulan data.
 Jika penggunaan yang tepat perangkat lunak yang dirancang khusus untuk analisis data kualitatif
 Pertimbangkan apakah interpretasi struktural atau analisis relatif adalah suite terbaik untuk memahami data Anda.
 Banyak strategi untuk meningkatkan penelitian studi kasus memilih strategi yang paling sesuai dengan orientasi teoretis dan tujuan penelitian.
 Pertimbangkan bagaimana Anda akan mendekati masalah penerapan temuan studi kasus dalam melaporkan studi kasus Anda.
 Putuskan apakah gaya reflektif atau analitik paling tepat untuk melaporkan studi kasus Anda.
 Sebelum menulis laporan studi kasus Anda, indentifikasi kasus atau kasus yang laporan Anda akan fokus

More Related Content

What's hot

PPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesisPPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesis
Nona Zesifa
 
Metode Penelitian Kuantitatif
Metode Penelitian KuantitatifMetode Penelitian Kuantitatif
Metode Penelitian Kuantitatif
Siti Sahati
 
tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian
alifemon
 
REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI
IndriyantiGinting
 
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatifPerbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
AnNa Luph Black
 
Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...
Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...
Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...
retnotrpjutmi
 
Bias Penelitian
Bias PenelitianBias Penelitian
Bias Penelitian
Siska Ningtyas Prabasari
 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
eyepaste
 
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampelMenentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
Rian Saifulloh
 
ppt TEKNIK ANALISIS DATA.pptx
ppt TEKNIK ANALISIS DATA.pptxppt TEKNIK ANALISIS DATA.pptx
ppt TEKNIK ANALISIS DATA.pptx
BujangBaturusa
 
KETENAGAKERJAAN INDONESIA
KETENAGAKERJAAN INDONESIAKETENAGAKERJAAN INDONESIA
KETENAGAKERJAAN INDONESIA
93220872
 
Teknik pengumpulan data penelitian kualitatif
Teknik pengumpulan data penelitian kualitatifTeknik pengumpulan data penelitian kualitatif
Teknik pengumpulan data penelitian kualitatif
Aun Falestien Faletehan
 
Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatifPenelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif
Angel Purwanti
 
Metode kualitatif dan kuantitatif
Metode kualitatif dan kuantitatifMetode kualitatif dan kuantitatif
Metode kualitatif dan kuantitatifsiti nursaripah
 
Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7
Endi Nugroho
 
Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)
Sholahudin Sanusi Abie Sundusy
 
Kajian literatur
Kajian literaturKajian literatur
Kajian literatur
Dwi Karyani
 
Penulisan Daftar Pustaka (Bahasa Indonesia)
Penulisan Daftar Pustaka (Bahasa Indonesia)Penulisan Daftar Pustaka (Bahasa Indonesia)
Penulisan Daftar Pustaka (Bahasa Indonesia)
Yana Virgo
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
Nona Zesifa
 
Materi 1 (penelitian dan statistika)
Materi 1 (penelitian dan statistika)Materi 1 (penelitian dan statistika)
Materi 1 (penelitian dan statistika)Sayid Rizqi Ramdhani
 

What's hot (20)

PPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesisPPT Variabel dan hipotesis
PPT Variabel dan hipotesis
 
Metode Penelitian Kuantitatif
Metode Penelitian KuantitatifMetode Penelitian Kuantitatif
Metode Penelitian Kuantitatif
 
tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian tujuan dan manfaat penelitian
tujuan dan manfaat penelitian
 
REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI
 
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatifPerbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
 
Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...
Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...
Proposal Tugas Akhir Hubungan Pola Makan Yang Tidak Teratur Terhadap Penyakit...
 
Bias Penelitian
Bias PenelitianBias Penelitian
Bias Penelitian
 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
 
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampelMenentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
Menentukan populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel
 
ppt TEKNIK ANALISIS DATA.pptx
ppt TEKNIK ANALISIS DATA.pptxppt TEKNIK ANALISIS DATA.pptx
ppt TEKNIK ANALISIS DATA.pptx
 
KETENAGAKERJAAN INDONESIA
KETENAGAKERJAAN INDONESIAKETENAGAKERJAAN INDONESIA
KETENAGAKERJAAN INDONESIA
 
Teknik pengumpulan data penelitian kualitatif
Teknik pengumpulan data penelitian kualitatifTeknik pengumpulan data penelitian kualitatif
Teknik pengumpulan data penelitian kualitatif
 
Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatifPenelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif
 
Metode kualitatif dan kuantitatif
Metode kualitatif dan kuantitatifMetode kualitatif dan kuantitatif
Metode kualitatif dan kuantitatif
 
Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7Desain penelitian-eksperimen-7
Desain penelitian-eksperimen-7
 
Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)Penelitian Kuantitatif (ppt)
Penelitian Kuantitatif (ppt)
 
Kajian literatur
Kajian literaturKajian literatur
Kajian literatur
 
Penulisan Daftar Pustaka (Bahasa Indonesia)
Penulisan Daftar Pustaka (Bahasa Indonesia)Penulisan Daftar Pustaka (Bahasa Indonesia)
Penulisan Daftar Pustaka (Bahasa Indonesia)
 
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
 
Materi 1 (penelitian dan statistika)
Materi 1 (penelitian dan statistika)Materi 1 (penelitian dan statistika)
Materi 1 (penelitian dan statistika)
 

Similar to Experimental research

PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docxPENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
AinulUyuni1
 
04_RACHMAWATY_J012231003_STUDI EKSPERIMENTAL.pptx
04_RACHMAWATY_J012231003_STUDI EKSPERIMENTAL.pptx04_RACHMAWATY_J012231003_STUDI EKSPERIMENTAL.pptx
04_RACHMAWATY_J012231003_STUDI EKSPERIMENTAL.pptx
drgRachmawaty
 
STUDI PRA EXPERIMENTAL.pptx
STUDI PRA EXPERIMENTAL.pptxSTUDI PRA EXPERIMENTAL.pptx
STUDI PRA EXPERIMENTAL.pptx
DediAlamsyah4
 
Desain Penelitian roby h
Desain Penelitian roby hDesain Penelitian roby h
Desain Penelitian roby hRoby Frank
 
eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...
eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...
eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...
RizkiFebrianti5
 
METODE UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF.docx
METODE UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF.docxMETODE UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF.docx
METODE UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF.docx
Universitas Siliwangi
 
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptxPertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
JulioWea
 
Quasi Experimental Design
Quasi Experimental DesignQuasi Experimental Design
Quasi Experimental Design
die_raa
 
2015_Penelitian_Eksperimental.pptx
2015_Penelitian_Eksperimental.pptx2015_Penelitian_Eksperimental.pptx
2015_Penelitian_Eksperimental.pptx
UMRATUNHAYATI
 
M. Jhoni_Penelitian Eksperimen.pptx
M. Jhoni_Penelitian Eksperimen.pptxM. Jhoni_Penelitian Eksperimen.pptx
M. Jhoni_Penelitian Eksperimen.pptx
MJhoni1
 
P3_Metode Penelitian.pdf
P3_Metode Penelitian.pdfP3_Metode Penelitian.pdf
P3_Metode Penelitian.pdf
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
desain penelitian_eksperimental_Faktorial.ppt
desain penelitian_eksperimental_Faktorial.pptdesain penelitian_eksperimental_Faktorial.ppt
desain penelitian_eksperimental_Faktorial.ppt
SunYono
 
Istilah istilah rancangan percobaan rahmi-1
Istilah  istilah rancangan percobaan rahmi-1Istilah  istilah rancangan percobaan rahmi-1
Istilah istilah rancangan percobaan rahmi-1
Ir. Zakaria, M.M
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
MJM Networks
 
MACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptx
MACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptxMACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptx
MACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptx
arisantomico
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
Nurfaini Nurfaini
 
01.-Desain-Eksperimen-Pengantar.pdf
01.-Desain-Eksperimen-Pengantar.pdf01.-Desain-Eksperimen-Pengantar.pdf
01.-Desain-Eksperimen-Pengantar.pdf
AzizSulaiman7
 

Similar to Experimental research (20)

PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docxPENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
PENELITIAN_PRE_EKSPERIMEN_DAN_TRUE_EKSPE.docx
 
Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimenPenelitian eksperimen
Penelitian eksperimen
 
04_RACHMAWATY_J012231003_STUDI EKSPERIMENTAL.pptx
04_RACHMAWATY_J012231003_STUDI EKSPERIMENTAL.pptx04_RACHMAWATY_J012231003_STUDI EKSPERIMENTAL.pptx
04_RACHMAWATY_J012231003_STUDI EKSPERIMENTAL.pptx
 
STUDI PRA EXPERIMENTAL.pptx
STUDI PRA EXPERIMENTAL.pptxSTUDI PRA EXPERIMENTAL.pptx
STUDI PRA EXPERIMENTAL.pptx
 
Desain Penelitian roby h
Desain Penelitian roby hDesain Penelitian roby h
Desain Penelitian roby h
 
eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...
eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...
eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...
 
METODE UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF.docx
METODE UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF.docxMETODE UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF.docx
METODE UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF.docx
 
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptxPertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
Pertemuan-2-RP-Pengenalan-Rancob.pptx
 
Quasi Experimental Design
Quasi Experimental DesignQuasi Experimental Design
Quasi Experimental Design
 
2015_Penelitian_Eksperimental.pptx
2015_Penelitian_Eksperimental.pptx2015_Penelitian_Eksperimental.pptx
2015_Penelitian_Eksperimental.pptx
 
M. Jhoni_Penelitian Eksperimen.pptx
M. Jhoni_Penelitian Eksperimen.pptxM. Jhoni_Penelitian Eksperimen.pptx
M. Jhoni_Penelitian Eksperimen.pptx
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
P3_Metode Penelitian.pdf
P3_Metode Penelitian.pdfP3_Metode Penelitian.pdf
P3_Metode Penelitian.pdf
 
desain penelitian_eksperimental_Faktorial.ppt
desain penelitian_eksperimental_Faktorial.pptdesain penelitian_eksperimental_Faktorial.ppt
desain penelitian_eksperimental_Faktorial.ppt
 
Istilah istilah rancangan percobaan rahmi-1
Istilah  istilah rancangan percobaan rahmi-1Istilah  istilah rancangan percobaan rahmi-1
Istilah istilah rancangan percobaan rahmi-1
 
Rancangan penelitian (research design)
Rancangan penelitian (research design)Rancangan penelitian (research design)
Rancangan penelitian (research design)
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
 
MACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptx
MACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptxMACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptx
MACAM-MACAM PENELITIAN PENDIDIKAN.pptx
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
01.-Desain-Eksperimen-Pengantar.pdf
01.-Desain-Eksperimen-Pengantar.pdf01.-Desain-Eksperimen-Pengantar.pdf
01.-Desain-Eksperimen-Pengantar.pdf
 

Recently uploaded

LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 

Experimental research

  • 1. EXPERIMENTAL RESEARCH AND CASE STUDY RIANDY PRATAMA 0402518019 SHINTA ALMAYRA S 0402518020 MUTIARA RAMADHAN 0402518043
  • 2. Prinsip-prinsip penelitian Eksperimen ○ Kuasi eksperimen ○ Design faktorial ○ Single-case single 2
  • 3. Kuasi eksperimen Kuasi eksperimen meliputi kelompok eksperimen dan kolompok control yang digunakan untuk memperkuat validitas internal suatu percobaan. Campbell dan Stanley menyebut eksperimen yang tidak memiliki penilaian acak sebagai eksperimen semu. 3
  • 4. Statistic group comparation design Penelitian jenis ini menggunakan satu group yang dibagi menjadi dua, yang satu memperoleh stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan pretest) dan yang lain tidak mendapatkan stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan muncul dalam desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti. Oleh karena itu, grup tersebut harus dipilih secara acak. 4
  • 5. Adapun bagan desain penelitian ini adalah sebagai berikut: O1: hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan, dan O2: hasil pengukuran satu grup yang tidak diberi perlakuan. 5
  • 6. Nonequivalent Control-Group design Dalam design ini, penelitian menggunakan satu kelompok pembangding dengan diawali dengan sebuah test awal (pretest) yang di berikan kepada kedua kelompok, kemuan diberi perlakuan. Penelitian kemudian diakhiri dengan posttest yang diberikan kepada kedua kelompok. 6
  • 7. Nonequivalent Control-Group design KE = Kelompok eksperimen KK = Kelompok kontrol 7 Kelas Pretest Treatmen posttest KE O1 X1 O1O2 KK O1 X2 O1O2
  • 8. Factorial design Eksperimen varibel tunggal bertujuan untuk mempertahankan konstanta semua elemen dari situassi ekperime kecuali variable perlauan. Namun dalam penelitian pendidikan perlakuan eksperimental secara realistis dianggap terpisah dari factor-faktor lain. Eksperimen factorial memungkinkan untuk memeriksa kemungkinan ini. Eksperimen factorial adalah eksperimen yang menggunakan pengaruh dua atau lebih variable independen, keduanya secra tunggal dan dalam interaksi satu sama lain pada variable dependan. Efek dari masing-masing variable independen terhadap variable dependen disebut efek utama, sedangkan interaksi dua variable independen atau lebih pada variable dependen disebut efek interaksi. 8
  • 9. Eksperimen dua factor Desain factorial ini membentuk empat kelompok perlakuan, dengan masing-masing kombinasi menerima kombinasi yang berbeda dari dua factor. Data yang dihasilkan dari quasi- eksperimental factorial sangat sulit untuk ditafsirkan, karena dalam menganalisis efek utama dan efek interaksi dari kemungkinan perbedaan awal antara peserta dalam kelompok perlakuan yang berbeda. Analisis statistic langkah pertama dalam mengganalisis hasil percobaan factorial adalah menghitung statistik deskriptif untuk setiap kelompok yang mewakili kombinasi faktor-faktor tertentu 9
  • 10. Desain Solomon Four-Group Desain Tujuan Desain Solomon Four-Group Desain adalah : ○ Untuk menilai pengaruh dari eksperimen dengan perlakuan relative terhadap perlakuan control. ○ Untuk menentukan adanya kepekaan pretest. ○ Untuk menilai interaksi antara pretest dan perlakuan. 10
  • 11. Desain Solomon Four-Group Desain Tujuan utama percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh standar kinerja pada pengembangan keterampilan motorik pada anak-anak sekolah dasar. Desain ini menuntut penempatan subjek secara random kedalam empat kelompok. Pada kelompok 1 dan 2 diberi pre tes dan post test dan hanya kelompok 1 dan 3 yang dikenai perlakuan eksperimen. Kelemahannya adalah memerlukan subjek dua kali lipat jumlah subjek untuk desain eksperimen 11
  • 12. Eksperimen tiga factor Eksperimen yang melibatkan lebih dari dua faktor dapat dirancang tetapi mengambangkan semua perlakuan dan sampel besar sehingga penelitian ini diperlukan anailisis data statistic yang memadai untuk analisisnya. Sebagai contoh penelitian ini adalah mahasiswa tingkat rendah (yaitu mahasiswa baru dan mahasiswa tahun kedua) yang lebih rentan terhadap ancaman evaluative dan kekhawatiran daripada mahasiswa tingkat atas. Mahasiswa tingkat atas memiliki waktu yang relative lebih banyak daripada mahasiswa senior untuk dapat belajar mengatasi secara efektif dengan kecemassan tes. Dengan menggunakan anaslisis ANOVA dapat menentukan pengaruh utama untuk faktor ancaman evaluative, pengaruh utama untuk faktor kecemasan, pengaruh utama terhadap status perguruan tinggi, 12
  • 13. Manipulasi variable independen Fitur utama dari variable adalah variable tertentu dapat dimanipulasi. Sebagai contoh ada intevansi dari beberapa macam, misalnya penggunaan kurikulum atau metode pengajaran oleh para peneliti atau indivu yang sudah dilatih. Faktor lain dalam percobaan ini adalah kecemasan siswa. Apabila variable tida dimanipulasi artinya peneliti tidak menggunakan intervensi yang meningkatkan kecemasan tes bebrapa siswa dan menurunkan kecemasan siswa lain. Sebaliknya, ia mengukur tingkat kecemasan tes siswa yang ada dan menggunakan skor mereka pada ukuran untuk membentuk mereka menjadi kelompok tes kecemasan tinggi. 13
  • 14. Campbell dan Stanley mengembangkan klasifikasi yang berguna dari jenis variabel independen yang mungkin muncul dalam eksperimen pendidikan di sepanjang arahan manipulabilitas ini, dari tinggi ke rendah: ○ Variabel yang dimanipulasi, seperti metode pengajaran, dapat ditentukan sesuka hati oleh eksperimen. ○ Aspek-aspek yang berpotensi dimanipulasi, seperti pelajaran sekolah yang dipelajari, yang dapat diberikan eksperimen oleh beberapa orang secara acak kepada individu yang sedang dipelajari, tetapi jarang dilakukan. ○ Aspek-aspek lingkungan yang relatif tetap seperti sekolah dihadiri atau tingkat sosial ekonomi keluarga, tidak di bawah kendali langsung dari eksperimen tetapi melayani sebagai dasar eksplisit untuk stratifikasi dalam eksperimen. ○ Karakteristik organisme individu seperti usia, tinggi badan. berat. dan Jenis Kelamin. ○ Karakteristik respons dari individu. 14
  • 15. Factor fix and random ○ Faktor tetap adalah variabel independen yang nilainya tidak akan digeneralisasi di luar eksperimen ○ Faktor acak adalah variabel independen yang nilainya akan digeneralisasi di luar eksperimen ○ Dalam hal ini, setiap guru dapat dimasukkan ke dalam desain eksperimental sebagai nilai faktor guru. ○ Perbedaan antara faktor-faktor tetap dan acak adalah penting, karena itu mempengaruhi teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang dihasilkan dari percobaan 15
  • 16. Assigment of participant to multiple threatments Percobaan faktorial melibatkan penugasan masing-masing peserta penelitian untuk lebih dari satu kondisi pelakuan. Sebagai contoh, misalkan kita tertarik pada apakah perilaku tugas siswa di kelas dipengaruhi oleh “istirahat” selama 30 detik. Secara khusus, kita ingin mengetahui apakah tidak ada istirahat, satu istirahat, dua istirahat, atau tiga. stretch break selama periode kelas 50 menit memiliki efek diferensial pada perilaku tugas mereka. Salah satu cara untuk melakukan percobaan adalah dengan menetapkan secara acak 40 kelas siswa untuk empat kondisi perawatan ini. Pendekatan lain adalah dengan memilih jumlah yang jauh lebih kecil kelas (katakanlah, 10 hingga 15) dan minta mereka mengalami setiap kondisi perawatan pada hari yang berbeda. 16
  • 17. Desain kasus Eksperimen kasus tunggal tidak boleh disamakan dengan metode studi kasus ligasi investigasi. Desain kasus tunggal menggunakan beberapa prosedur untuk mencapai kontrol eksperimental sebagaimana dikonseptualisasikan dalam tradisi penelitian kuantitatif, memeriksa keandalan pengamatan peneliti dari perilaku peserta penelitian, pengamatan perilaku yang ditargetkan untuk perubahan, deskripsi perlakuan. Studi kasus mengeksplorasi perlakuan yang jauh lebih luas (biasanya, program skala besar), dilakukan di lapangan, dan sangat bergantung pada data kualitatif. 17
  • 18. Observasi reliable Observasi reliable biasanya memerlukan banyak pengamatan perilaku. prosedur paling sederhana adalah menandai satu atau dua perilaku untuk Pengamatan berulang sepanjang percobaan. Sebagai contoh. tingkat keterlibatan anak dan perilaku bermasalah adalah satu-satunya perilaku yang diamati dalam percobaan pada dukungan perilaku positif. Dimungkinkan untuk memantau perilaku tambahan, tetapi prosedur yang tidak sesuai menjadi semakin rumit karena setiap perilaku baru ditambahkan ke dalam desain penelitian. 18
  • 19. Repeated Measurement Dalam desain eksperimen kelompok tipikal, data dikumpulkan pada dua titik waktu: sebelum (pretest) dan setelah (posttest) perlakuan eksperimental. Desain kasus memiliki empat fase, yaitu : awal, perlakuan, awal kedua, dan perlauan kedua. Jika keterlibatan anak dan perilaku bermasalah hanya satu kali dalam setiap fase, tidak dapat untuk menafsirkan apakah variasi dalam perilaku ini adalah fungsi dari variabel perawatan atau kejadian lain yang terjadi secara alami. Penggunaan pengukuran memberikan deskripsi yang lebih jelas dan lebih dapat diandalkan tentang bagaimana perilaku anak secara alami bervariasi dan bagaimana bervariasi dalam menanggapi kondisi perawatan. Uji signifikansi statistik dari data satu kasus lebih kuat jika banyak pengukuran variabel dependen tersedia 19
  • 20. Description of Experimental Conditions Peneliti harus memberikan deskripsi yang tepat dari setiap kondisi eksperimental jika seseorang ingin mereplikasi eksperimen. Beberapa desain kasus tunggal membutuhkan pengenalan ulang baseline dan variabel perlakuan. Sebagai contoh, kondisi awal dan perlakuan muncul tikus dalam percobaan pada dukungan perilaku positif. Jika kondisi yang melibatkan dasar atau variabel perawatan tidak ditentukan secara tepat, mereka akan sulit untuk ditiru dalam percobaan. Akibatnya, validitas internal eksperiment terancam. Selanjutnya. spesifikasi yang tidak tepat mempersulit peneliti lain untuk mereplikasi percobaan, sehingga mengancam validitas eksternal percobaan. 20
  • 21. Baselin and threat Dasar dalam desain kasus tunggal adalah frekuensi alami dari perilaku target sebelum pengenalan variabel eksperimental. Apabila selama pengatan prilaku target tidak bervariasi, akan mudah untuk menilai efek variable perlakuan. Akan tetapi sebagian bessar prilaku bervariasi. Jika variasinya terlalu besar maka beberapa akan mengalami kesulitan untuk memisahkan perlakkuan dan hasil para peserta penelitian. 21
  • 22. Lenght of baselin and treatment phase ○ Sebagai aturan umum, harus ada kira-kira panjang waktu yang sama dan jumlah pengukuran dalam setiap fase dari desain satu kasus. Jika tidak, ketidakseimbangan mempersulit analisis statistik dan interpretasi efek perlauan. Dalam beberapa situasi, namun aturan fase yang sama ini bertentangan dengan kebutuhan untuk mempertahankan kondisi awal atau pengobatan sampai pola pengukuran yang stabil telah muncul. Anda juga mungkin perlu mempertahankan kondisi dasar atau kondisi lebih lama dari yang dimaksudkan karena faktor kelembagaan atau etika. 22
  • 23. Desain ABA ABA digunakan dalam eksperimen satu kasus atau kelompok tunggal yang memiliki satu perlakuan. A adalah singkatan dari kondisi baseline. dan B adalah singkatan dari perlakuan. ○ Desain AB ○ ABA and ABAB Design 23
  • 24. AB AB adalah desain case-case paling sederhana. Penyeleksi dimulai dengan memilih peserta untuk percobaan. satu atau lebih perilaku target. ukuran perilaku target dan perlakuan eksperimental. Kemudian perilaku target diukur berulang kali selama periode baseline (A). Akhirnya perlakuan eksperimental (B) diberikan sementara peneliti terus mengukur perilaku target. Desain AB rendah dalam validitas internal. “Jika perbedaan antara rata-rata pengukuran A dan pengukuran B signifikan secara statistik. kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan yang andal terjadi dari fase awal ke fase perlakuan. 24
  • 25. AB Design AB adalah desain case-case paling sederhana. Penyeleksi dimulai dengan memilih peserta untuk percobaan. satu atau lebih perilaku target. ukuran perilaku target dan perlakuan eksperimental. Kemudian perilaku target diukur berulang kali selama periode baseline (A). Akhirnya perlakuan eksperimental (B) diberikan sementara peneliti terus mengukur perilaku target. Desain AB rendah dalam validitas internal. “Jika perbedaan antara rata-rata pengukuran A dan pengukuran B signifikan secara statistik. kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan yang andal terjadi dari fase awal ke fase perlakuan. 25
  • 26. ABA and ABAB Design ABA mengikuti langkah-langkah yang sama dengan desain AB, kecuali bahwa kondisi dasar kedua ditambahkan. Baseline kedua biasanya melibatkan penarikan perlakuan. seperti dalam percobaan pada dukungan perilaku positif. Desain ABA memiliki validitas internal yang tinggi. Jika perilaku target berubah seperti yang diharapkan dalam setiap fase pengeluaran, orang dapat menyimpulkan bahwa perubahan itu disebabkan oleh efek dari berbagai perlakuan. 26
  • 27. Multiple-Baseline Designs ○ Time-series designs (NBA) umumnya menggunakan kejadian alami dari perilaku target sebagai kondisi kontrol untuk menilai efek perlakuan. Sebaliknya, desain garis dasar ganda eksperimen di mana kondisi selain perilaku target yang terjadi secara alami digunakan sebagai kontrol untuk menilai efek pengobatan. Administrasi kondisi ini mendekati penggunaan kelompok kontrol untuk meningkatkan validitas internal dari eksperimen kelompok. 27
  • 28. Statistical anaklysis of single case data ○ Menggunakan plot data grafis, Anda dapat menganalisis dalam setiap fase titik data untuk tingkat rata-rata perilaku target ○ menentukan besarnya efek dengan menghitung persentase data yang tidak tumpang tindih. Persentase ini adalah jumlah titik data perlakuan yang melebihi titik data dasar tertinggi, dibagi dengan jumlah total poin data pengobatan. Semua titik data untuk fase perlakuan guru lebih tinggi (arah yang diinginkan) daripada titik data tertinggi di garis dasar sebelumnya. Oleh karena itu, persentase data yang tidak tumpang tindih adalah 100 persen. 28
  • 29. ○ Penggunaan analisis visual grafik untuk menafsirkan efek dalam percobaan satu kasus telah dikritik. Satu kritik adalah bahwa skala ordinal grafik dapat dimodifikasi untuk menonjolkan atau menutupi efek perlakuan. Kritik lain terhadap analisis visual adalah bahwa studi empiris telah menunjukkan reliabilitas antar penilai yang rendah dalam penggunaan analisis visual untuk menentukan apakah atau seberapa banyak efek pengobatan yang terjadi. ○ Alternatif analisis visual adalah penggunaan statistik inferensial. Misalnya, dalam percobaan pada dukungan perilaku positif yang bisa digunakan para peneliti pada tes untuk membandingkan rata- rata yang dikumpulkan dari dua fase dasar dan rata-rata yang dikumpulkan dari dua fase perlakuan 29
  • 30. Pengukuran Perubahan Skor Gain  Merupakan hasil pengurangan antara skor posttest dengan skor pretest  Jika variabel independen memiliki pengaruh, pengaruh tersebut harus tercermin sebagai perubahan antara skor siswa pada ukuran yang diberikan sebelum perlakuan eksperimental (pretest) dan skor siswa pada ukuran yang diberikan setelah perlakuan (posttest).  Misalnya jika skor awal siswa pada ukuran prestasi adalah 50 dan skor siswa naik menjadi 65 setelah pemberian perlakuan eksperimental, maka skor gainnya adalah 15.
  • 31. Tabel 13.4 Rata-rata Gain Siswa pada Posttest, Diklasifikasikan Menurut Pretest Tes Kelompok Rendah Kelompok Rendah- Sedang Kelompok Sedang Kelompok Sedang- Tinggi Kelompok Tinggi Berpikir kritis dalam sains sosial 6.89 5.48 3.68 4.20 2.26 Penalaran dan pemahaman sains 6.26 5.16 2.93 2.04 0.31 Invetaris partisipasi humaniora 18.00 5.05 4.94 1.39 -2.07 Analisis membaca dan menulis 5.33 2.89 1.81 1.22 0.25 Berpikir kritis 6.68 4.65 3.47 2.60 1.59 Inventaris kepercayaan 9.09 5.31 4.65 3.32 1.01 Masalah pada hubungan manusia 3.19 1.67 1.31 1.51 -0.36
  • 32. ○ Skor gain dikelompokkan berdasarkan skor pretest mahasiswa pada setiap tes. Berdasarkan tabel tersebut terdapat hubungan terbalik yang kuat antara skor pretest dengan skor gain. Sebagai contoh, pada tes berpikir kritis dalam ilmu sosial, mahasiswa dengan skor terendah di awal tahun memiliki skor gain yang jauh lebih besar (6,89 poin) daripada mahasiswa dengan skor tertinggi (skor gain rata- rata 2,26 poin). ○ Bagaimana kita menafsirkan data tersebut? Apakah data tersebut menunjukkan bahwa siswa dengan prestasi awal yang rendah cenderung untuk belajar lebih banyak (yang diukur dengan skor perubahan mereka) daripada siswa dengan prestasi awal yang tinggi?
  • 33. ○ Berikut ini adalah lima permasalahan dalam penafsiran, ketika skor gain baku (skor posttest dikurangi skor pretest) digunakan untuk mengukur jumlah perubahan yang telah terjadi pada individu sebagai hasil dari intervensi atau proses pertumbuhan natural. Ceiling effect (Efek plafon). Regresi terhadap mean Asumsi interval yang sama Berbagai jenis kemampuan
  • 34. Analisis Statistik Perubahan ○ Regresi Berganda ○ Skor posttest siswa adalah variabel dependen dan skor pretest adalah variabel prediktor. ○ Persamaan regresi berganda yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghitung prediksi skor posttest untuk setiap siswa. Skor ini disebut skor gain residual, atau skor gain disesuaikan. ○ Analisis Kovarian dan t-Test ○ Terkadang skor mean pretest akan berbeda signifikansinya. ○ Untuk menyesuaikan perbedaan awal dalam sarana pretest, analisis kovarian harus digunakan. ○ Teknik statistik ini memungkinkan untuk menghubungkan keuntungan yang diamati dengan efek perlakuan eksperimental daripada perbedaan dalam skor awal.
  • 35. ○ Analisis Varian untuk Tindakan Berulang ○ Teknik statistik ini digunakan untuk menentukan apakah perbedaan pretest-posttest untuk kelompok eksperimen berbeda dari perbedaan pretest-posttest untuk kelompok kontrol.
  • 36. PENELITIAN STUDI KASUS ○ Pentingnya Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif ○ Pendidikan merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan untuk penyelidikan kualitatif. ○ Desain studi kasus merupakan bentuk dasar dari penelitian kualitatif. ○ Studi kasus dapat digunakan untuk mempelajari hampir semua topik atau jenis fenomena, melalui pengumpulan data dan metode analitik yang digunakan oleh peneliti kualitatif.
  • 37. Karakteristik Studi Kasus ○ Studi kasus memiliki karakteristik sebagai studi mendalam tentang satu atau lebih contoh dari fenomena dalam konteks kehidupan nyata nya yang mencerminkan perspektif peserta yang terlibat dalam fenomena tersebut.
  • 38. Studi Contoh Khusus ○ Studi kasus dilakukan untuk menjelaskan suatu fenomena, yang merupakan suatu proses. peristiwa. orang, atau barang lain yang menarik bagi peneliti. Contoh fenomena adalah program, kurikulum, peran, dan peristiwa. Fenomena apa pun memiliki banyak aspek. Oleh karena itu, peneliti perlu memilih fokus untuk investigasi. Fokusnya adalah aspek, diMana pengumpulan dan analisis data akan terkonsentrasi. Fokus studi kasus dapat berupa topik tertentu atau tema tertentu yang merupakan konsep menyeluruh atau perumusan teoritis yang muncul dari analisis data. Pemilihan fokus tergantung pada audiens yang akan dibahas oleh studi kasus dan pesan yang ingin disampaikan oleh peneliti.
  • 39. ○ In-Depth Studi Kasus ○ Dalam studi kasus, sejumlah besar data dikumpulkan tentang kasus tertentu (atau kasus) dipilih untuk menampilkan fenomena tersebut. ○ Data ini biasanya dalam bentuk kata-kata, gambar, usia atau benda-benda fisik, dan beberapa data kuantitatif dapat dikumpulkan juga. ○ Data sering dikumpulkan selama jangka waktu yang panjang, dan beberapa metode pengumpulan data yang digunakan.
  • 40. Studi Fenomena dalam Konteks Kehidupan Nyata ○ Jerome Kirk dan Marc Miller mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai pendekatan untuk penelitian ilmu sosial yang melibatkan orang-orang di wilayah mereka sendiri dan berinteraksi dengan mereka dalam bahasa mereka sendiri, dengan cara mereka sendiri. ○ Tetapi tidak selalu, studi kasus melibatkan lapangan di mana peneliti berinteraksi dengan peserta studi dalam pengaturan alam mereka. Bahkan dalam kasus di mana tidak dilakukan, tujuannya masih untuk belajar tentang fenomena dari perspektif orang-orang di lapangan.
  • 41. Tujuan Studi Kasus  Menghasilkan deskripsi rinci dari fenomena  Mengembangkan penjelasan yang mungkin terkait fenomena  Mengevaluasi fenomena
  • 43. Merumuskan Masalah Penelitian ○ Langkah pertama dalam perencanaan studi kasus adalah mengidentifikasi masalah yang menarik minat. Seringkali masalah penelitian didasarkan pada pengalaman pribadi peneliti dengan siswa tertentu, program pengajaran, atau fenomena lainnya. ○ Setelah diidentifikasi, masalah penelitian perlu diterjemahkan ke dalam pertanyaan eksplisit atau objektif.
  • 44. ○ Memilih Kasus ○ Kasus dalam penelitian kualitatif dipilih melalui purposive sampling. ○ Mendefinisikan Peran Peneliti Studi Kasus ○ Peneliti kuantitatif dan peneliti kualitatif melakukan peran yang sama dalam merancang dan merencanakan studi penelitian, mendapatkan review kelembagaan yang diperlukan dan persetujuan, dan mendapatkan izin dari lembaga di mana penelitian akan dilakukan. Setelah mereka mulai mengumpulkan data, bagaimanapun, peran mereka sangat berbeda. Peneliti kuantitatif menentukan prosedur yang tepat untuk pengumpulan data dan analisis. Mereka cenderung memainkan peran yang terbatas dalam pengumpulan data (misalnya, pemberian kuesioner), atau mereka bahkan dapat menggunakan asisten untuk tujuan ini.
  • 45. Gaining Entry ○ Isu yang terlibat dalam gaining entri meliputi: ○ 1. mengidentifikasi orang dalam pengaturan lapangan dengan siapa untuk membuat kontak awal; ○ 2. memilih metode terbaik komunikasi (misalnya, telepon, surat, atau kunjungan pribadi); ○ 3. memutuskan bagaimana frase permintaan Anda (misalnya, dengan fokus pada peluang situs untuk berkontribusi untuk penelitian atau keuntungan pribadi kepada peserta situs); dan ○ 4. mempersiapkan untuk menjawab pertanyaan dan kekhawatiran alamat yangtimbul: sebelum dan sesudah izin diberikan.
  • 46. Mengumpulkan Data Studi Kasus dan Menganalisis Data selama pengumpulan Data ○ Penggunaan beberapa metode untuk mengumpulkan data tentang fenomena dapat meningkatkan validitas temuan studi kasus melalui proses yang disebut triangulasi,
  • 47. Mengakhiri Pengumpulan Data 1. kurangan sumber data 2. Kejenuhan kategori 3. Munculnya keteraturan 4. Kelebihan waktu
  • 48. Menganalisis Data Studi Kasus  data dalam studi penelitian kuantitatif adalah proses yang relatif mudah. Misalkan penelitian melibatkan 100 peserta dan skor pada sepuluh variabel untuk setiap peserta dalam semua, 1.000 bit data numerik. Semua data ini dapat dimasukkan ke dalam file komputer tanpa banyak kesulitan, dan program perangkat lunak akan dengan cepat melakukan analisis statistik.  Renata Tesch meninjau berbagai pendekatan yang telah digunakan untuk menganalisis data studi kasus. “Dia mengklasifikasikannya menjadi tiga jenis: analisis interpretasi, analisis struktural, dan analisis reflektif. Setiap jenis dijelaskan di bawah ini. Teknik ramah tamah sekarang tersedia untuk menggunakan pengolah kata untuk menganalisis dan menampilkan data kualitatif.
  • 49. Analisis interprentasi  Analisis penafsiran adalah proses memeriksa data studi kasus dengan cermat untuk menemukan konstruksi. tema, dan pola yang dapat digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena yang sedang dipelajari. Sebagai contoh, anggaplah para peneliti sedang mempelajari kurikulum sejarah AS yang baru. Mereka telah menyediakan satu set dokumen yang ditulis oleh pengembang kurikulum (laporan guru tentang laporan teknis buku teks, iklan, dll).
  • 50. Interpretational Analysis 1 pengembangan sensitivitas multikultural, dan 2 pengembangan kebanggaan di negara seseorang. Salah satu temuan dari penelitian ini adalah penemuan tujuan-tujuan khusus ini (yang kami sebut konstruk) sebagai pusat kurikulum khusus ini Analisis interpretasi membantu peneliti mencapai wawasan seperti dalam contoh hipotesis kami. Prosedur analisis interpretasi dapat dilakukan baik secara manual atau dengan komputer. Karena kelebihan analisis komputer, kami akan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dengan perangkat lunak. program yang tersedia untuk tujuan ini.
  • 51. Pengelompokan Basis Data  Langkah pertama dalam pengelopokan data adalah mengkompilasi semua data studi kasus ke dalam basis data komputer. Catatan tulisan tangan perlu diketik dan diformat sebagai file komputer. Dokumen dan bahan lain yang diketik sebelumnya dapat diubah menjadi file komputer dengan menggunakan pemindai komputer.Bahkan foto dan bahan grafis lainnya dapat disiapkan sebagai file komputer dengan cara ini. Namun, untuk menganalisis materi grafis dengan prosedur yang dijelaskan di bawah ini, Anda perlu menyiapkan deskripsi verbal tentang fitur-fitur penting mereka.
  • 52. Mengembangkan Kategori  Salah satu langkah paling utama dari analisis data interpretasional adalah mengembangkan seperangkat kategori  Para peneliti perlu mengembangkan label kategori dan definisi untuk setiap jenis fenomena dalam database yang akan dianalisis. dengan tiga subkategori: sangat membantu, membantu, dan tidak membantu. Subkategori, seperti yang kami jelaskan di bawah, berguna untuk mendeteksi pola hubungan dan penyebab dalam data studi kasus.
  • 53. Pengelompokan pengkodean  Setelah memilih atau mengembangkan sistem kategori. peneliti menggunakannya untuk mengkode setiap pengelompokan dalam file komputer. Penting untuk memeriksa setiap pengelompokan dan memutuskan apakah fenomena yang digambarkannya sesuai dengan salah satu kategori dalam sistem kategori  Dalam proses pengkodean pengelompokan Anda, Anda mungkin menemukan bahwa beberapa kategori Anda ambigu atau bahwa beberapa pengelompokan berisi informasi yang tidak dapat dikodekan menggunakan sistem kategori Anda. Jika ini terjadi, Anda perlu merevisi sistem kategori dan kemudian mengkode ulang semua pengelompokan. Para peneliti biasanya merevisi sistem kategori mereka beberapa kali sebelum merasa puas dengannya.
  • 54. Pengelompokan Kategori  Misalkan database untuk studi kasus berisi 500 pengelompokan dan sistem kategori mencakup 20 kategori (1-20). Setelah mengkode semua pengelompokan, peneliti selanjutnya akan menyatukan semua pengelompokan yang ditandai dengan kode Kategori 1 (Proses akan diulang untuk 19 kategori lainnya juga.) Program perangkat lunak yang dirancang dengan analisis data kualitatif dapat melakukan fungsi ini
  • 55. Gambaran Kesimpulan  Tema sebagai fitur karakteristik yang menonjol dari sebuah kasus.  Berbagai program perangkat lunak untuk komputer Macintosh dan PC tersedia untuk melakukan berbagai prosedur analisis data yang dijelaskan di atas. Prosedurnya juga dapat dilakukan secara manual, tetapi memakan waktu yang tidak sedikit. Anda dapat menulis nomor baris pada salinan utama transkrip wawancara Anda, catatan lapangan, dan bahan teks lainnya; membuat baru
  • 56. Analisis Struktural  Analisis struktural adalah proses memeriksa data studi kasus untuk mengidentifikasi pola yang melekat dalam wacana, teks, peristiwa, atau fenomena lainnya  Analisis struktural digunakan dalam analisis percakapan, etnoscience, dan tradisi penelitian kualitatif lainnya. Berikut adalah beberapa contoh jenis fenomena pendidikan yang mungkin diselidiki dalam studi kasus yang didasarkan pada tradisi-tradisi ini  Dua jenis program perangkat lunak yang berguna dalam melakukan analisis struktural kasus data studi yaitu retriever teks dan manajer textbase.
  • 57. Analisis Reflektif  interpretasi dan analisis struktural melibatkan prosedur eksplisit yang dilakukan dalam urutan yang agak menyenangkan. Sebaliknya, analisis reflektif (analisis perenungan) adalah proses di mana peneliti terutama mengandalkan intuisi dan penilaian untuk menggambarkan atau mengevaluasi fenomena yang sedang dipelajari.  Salah satu cara untuk memahami analisis retlektif adalah membandingkannya mengupayakan keindahan. Seniman merenungkan fenomena dan kemudian menggambarkan mereka sedemikian rupa untuk mengungkapkan fitur permukaan dan esensi mereka, sebuah proses yang disebut penikmat.
  • 58. Konsep Positivis Tentang Validitas Dan Keandalan Penelitian Studi Kasus  Yin menilai kualitas desain studi kasus dengan tiga jenis kriteria validitas dan satu kriteria reliabilitas:  1. validitas konstruk  2. Validitas internal  3. Validitas eksternal  4. Reabilitas
  • 59. Menentukan Keberlakuan kesimpulan Studi Kasus  Meskipun setiap kasus dalam penelitian studi kasus dianggap unik, peneliti utama atau pengguna penelitian kualitatif juga memiliki tujuan untuk menentukan sejauh mana temuan studi kasus, atau studi penelitian kualitatif apa pun, berlaku untuk kasus atau pengaturan lain. . Dalam penelitian kuantitatif. tujuannya adalah generalisasi dari sampel ke populasi, dan sebagian besar didasarkan pada pemilihan sampel acak dan penggunaan statistik inferensial dan penentuan ukuran efek (lihat Bab 4, 5, dan 6 untuk penjelasan meta-analisis, efek ukuran, dan pengambilan sampel, masing-masing). Istilah penerapan, daripada generalisasi, lebih sesuai untuk tujuan penelitian kualitatif ini karena didasarkan pada berbagai proses dan jenis bukti
  • 60. Ketentuan mengakhiri kasus  studi kasus adalah unik karena tidak sampai pada tahap penulisan atau melaporkan penelitian yang peneliti menyelesaikan identifikasi mereka dari kasus tertentu atau kasus yang menjadi perhatian penelitian.  Misalnya, pertimbangkan studi Rossi tentang guru (dia memanggil mereka guru guru) yang telah berpartisipasi dalam Ca Proyek Matematika lifornia. Alih-alih berfokus pada guru-pemimpin, dia mungkin berfokus pada data yang dia kumpulkan tentang proyek (sejarahnya, direktur proyek, program pelatihan musim panas, dll.)
  • 61. Ketentuan mengakhiri kasus  Tugas penting dalam penelitian kualitatif bukanlah mengumpulkan semua data yang Anda bisa. tetapi untuk dapat menghilangkan sebagian besar data yang Anda kumpulkan. Itu membutuhkan memisahkan terus-menerus, termasuk keputusan tentang data yang tidak layak dimasukkan sejak awal, terlepas dari betapa mudahnya melakukan hal itu. Triknya adalah untuk menemukan esensi dan kemudian mengungkapkan esensi tersebut dengan konteks yang cukup. namun tidak menjadi terperosok mencoba memasukkan segala sesuatu yang mungkin dapat dijelaskan.  Wolcott berpendapat bahwa studi kasus bukan desain atau metode penelitian, melainkan hasil penelitian kualitatif yang peneliti pilih pada tahap mempersiapkan laporan.
  • 62. Pelaporan Reflektif  Di antara cara-cara yang disarankan Wolcott untuk mengorganisir dan menyajikan studi kasus sebagai sebuah cerita adalah:  (1) mengaitkan peristiwa dalam urutan kronologis;  (2) memfokuskan cerita pada peristiwa penting atau penting;  (3) menceritakan kembali peristiwa-peristiwa melalui mata peserta yang berbeda yang perspektif hewan peliharaannya mungkin sangat berbeda  (4) melaporkan "hari-dalam-kehidupan," misalnya, rekonstruksi hari pertama kerja lapangan, atau hari-hari biasa dalam kehidupan peserta.
  • 63. Analisis pelaporan  Gaya pelaporan analitik sesuai ketika peneliti menekankan analisis interpretasi atau struktural dari data studi kasus dan telah mengkonseptualisasikan studi ini dari perspektif positivis atau postpositivist. Karakteristik utama pelaporan analitik adalah gaya penulisan objektif (yaitu, suara peneliti diam atau tenang) dan organisasi konvensional topik yang akan dibahas: pengantar, tinjauan literatur, metodologi, hasil, dan diskusi.
  • 64. Keuntungan dan Kerugian dari Penelitian Studi Kasus  Keuntungan lain dari studi kasus adalah kualitasnya yang muncul. Ketika para peneliti mengumpulkan data dan memahami berbagai fenomena tertentu, mereka dapat mengubah kasus di mana studi ini akan fokus mengadopsi metode pengumpulan data baru, dan membingkai pertanyaan penelitian baru. Sebaliknya, desain penelitian kuantitatif sulit untuk diubah  Kelemahan utama dari studi kasus adalah sulitnya menggeneralisasi temuan ke situasi lain. meskipun generalisasi terbatas dapat dibuat dengan menggunakan prosedur yang kami jelaskan dalam bab ini. Kerugian lain adalah bahwa masalah etika dapat muncul jika terbukti sulit dalam laporan untuk menyamarkan identitas organisasi atau individuak yang dipelajari.
  • 65. Recomendations untuk Melakukan studi kasus  Dalam merancang studi kasus mengidentifikasi fenomena yang akan diteliti fokus dan unit analisis  Pertimbangkan bagaimana Anda akan menghormati perspektifemic dan etik  kesadaran Utamadari proses interprentive Anda saat Anda merancang dan melakukan studi kasus  mengatasi masalah melibatkan kerangka kerja konseptual tujuan, metode pertanyaan penelitian dan validitas dalam menciptakan desain studi kasus Anda  Menyediakan waktu yang cukup untuk mendapatkan entri membuat kontak hubungan yang membangun dengan peserta penelitian untuk membangun kepercayaan yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data yang dapat diandalkan dan kaya.  Pertimbangkan untuk menggunakan lembar ringkasan kontak dan lembar ringkasan dokumen untuk melacak proses pengumpulan data.  Jika penggunaan yang tepat perangkat lunak yang dirancang khusus untuk analisis data kualitatif  Pertimbangkan apakah interpretasi struktural atau analisis relatif adalah suite terbaik untuk memahami data Anda.  Banyak strategi untuk meningkatkan penelitian studi kasus memilih strategi yang paling sesuai dengan orientasi teoretis dan tujuan penelitian.  Pertimbangkan bagaimana Anda akan mendekati masalah penerapan temuan studi kasus dalam melaporkan studi kasus Anda.  Putuskan apakah gaya reflektif atau analitik paling tepat untuk melaporkan studi kasus Anda.  Sebelum menulis laporan studi kasus Anda, indentifikasi kasus atau kasus yang laporan Anda akan fokus