SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
PENELITIAN
EKSPERIMENTAL
Rms masalah: manakah yang lebih baik, metode diskusi atau
metode ceramah pada prestasi belajar matematika?
 Variabel terikat:
prestasi belajar
 Variabel bebas:
metode pembelajaran
 Variabel luaran:
(1) kemauan belajar,
(2) kemampuan awal,
(3) gaya berpikir,
(4) aktivitas belajar,
(5) gizi siswa,
(6) lama tidur,
(7) fasilitas belajar di rumah,
(8) jarak rumah ke sekolah,
(9) keikutsertaan dalam bimbingan
belajar,
(10) waktu mengajar,
(11) kemampuan guru mengajar,
(12) IQ,
(13) tingkat pendidikan orang tua,
(14) lingkungan sekolah,
(15) dst
 Variabel luaran yang dapat
dikontrol, misalnya:
(1) waktu mengajar: semua
dilakukan pagi hari (by design)
(2) IQ siswa, dilakukan dengan
pemadanan IQ (by design)
(3) keikutsertaan dalam bimbingan
belajar, dengan melarang semua
siswa ikut bimbingan belajar (by
design)
(4) kemampuan awal, dikontrol
secara statistik, menggunakan
anakova (by statistics)
 Variabel lainnya dianggap berefek
sama.
Ciri Penelitian Eksperimental
1. pengendalian,
2. manipulasi, dan
3. pengamatan
Prinsip Dasar
 Apabila dua situasi sama dalam segala
hal, kecuali faktor yang ditambahkan
atau dibuang dari salah satu situasi
itu, maka setiap perbedaan yang
muncul di antara kedua situasi
tersebut dapat dikaitkan dengan
faktor itu.
Prosedur Meningkatkan Kesamaan
1. penempatan secara acak (random),
2. pemadanan (matching), dan
3. pemilihan kelompok-kelompok yang
homogen (cluster)
Manipulasi
 Manipulasi suatu variabel menunjuk pada
tindakan yang sengaja dilakukan oleh
peneliti.
 Dalam penelitian pendidikan dan perilaku
lainnya, pemanipulasian variabel mempunyai
bentuk khas di mana peneliti memberikan
seperangkat kondisi yang berbeda-beda dan
yang telah ditentukan sebelumnya kepada
subjek.
Manipulasi
 Seperangkat kondisi yang berbeda-beda itu
disebut variabel bebas yang merupakan
variabel eksperimental atau variabel
perlakuan.
 Kondisi yang berbeda-beda itu dirancang
untuk mewakili dua atau lebih nilai suatu
variabel bebas, yang dapat berupa perbedaan
tingkatan atau perbedaan jenis.
 Peneliti dapat memanipulasi satu variabel
bebas saja atau sejumlah variabel bebas
sekaligus.
Pengamatan
 Dalam penelitian eksperimental, kita tertarik pada
pengaruh pemanipulasian variabel bebas terhadap
variabel jawaban (response variable).
 Pengamatan dilakukan terhadap ciri-ciri tingkah
laku subjek yang diteliti.
 Nilai pengamatan yang bersifat kuantitatif (atau
yang dapat dikuantitatifkan) ini disebut variabel
terikat.
 Dalam penelitian eksperimental, variabel terikat
sering berupa hasil dari sesuatu, misalnya hasil
belajar.
 Prinsip: semakin besar variasi variabel terikat
semakin baik.
Validitas Internal
 Validitas internal (internal validity)
mempertanyakan apakah suatu variabel
eksperimental telah sungguh-sungguh
menyebabkan perbedaan.
 Segala sesuatu yang berkaitan dengan
kendali atau kontrol terhadap variabel-
variabel lain di luar variabel bebas
berkaitan dengan validitas internal ini.
Validitas Internal
 Untuk menunjukkan bahwa suatu penelitian
eskperimental telah mempunyai validitas
internal yang tinggi, peneliti harus dapat
meyakinkan pihak-pihak lain bahwa semua
variabel luaran telah dikendalikan dan tidak
menimbulkan efek pada variabel terikat, atau
jika menimbulkan efek, maka efek itu terkena
sama, baik kepada kelompok eksperimental
maupun kepada kelompok pembanding.
Validitas Eksternal
 Validitas eksternal (external validity)
mempertanyakan kerepresentatifan atau
kemungkinan generalisasi.
 Persoalan apakah hasil yang diperoleh dapat
digeneralisasikan kepada populasi merupakan
persoalan validitas eksternal.
 Misalnya, apakah kesimpulan yang diperoleh
dapat digeneralisasikan ke satu sekolah saja,
atau ke semua sekolah di suatu kecamatan,
atau ke semua sekolah di suatu kabupaten.
Validitas Eksternal
 Validitas eksternal juga mempertanyakan
kerepresentatifan kajian sehubungan dengan variabel
dan ekologi atau setting yang terlibat di dalamnya.
 Misalnya dari penelitian terhadap siswa sekolah dasar
di Kota Surakarta telah diketemukan bahwa jarak ke
sekolah tidak mempengaruhi keterlambatan siswa.
Pertanyaannya ialah apakah kalau wilayah
penelitiannya diubah ke wilayah lain (ke Kabupaten
Wonogiri, misalnya) apakah saling taut antar-variabel
tersebut masih berlaku? Atau kalau penelitian
direplikasi ke tingkat sekolah yang lebih tinggi
(misalnya pada sekolah menengah umum) apakah
saling taut itu juga masih berlaku?
Validitas Eksternal
 Validitas eksternal juga mempertanyakan
kerepresentatifan variabel.
 Misalnya kita mempunyai suatu variabel yang
disebut kecemasan. Persoalannya adalah
apakah kecemasan yang dirasakan oleh siswa
dari lingkungan masyarakat kaya sama
dengan kecemasan yang dirasakan oleh siswa
dari masyarakat kumuh?
Validititas Eksternal
 Contoh yang lain ialah yang berkaitan dengan
variabel yang disebut inteligensi. Apakah
pengukuran inteligensi tidak dipengaruhi oleh
latar belakang kehidupan sosial siswa?
Apakah tidak dipengaruhi oleh lingkungan
sehari-hari siswa?
 Suatu variabel diharapkan berlaku konstan di
mana-mana dan tidak dipengaruhi oleh
keadaan ekologi di sekitarnya, seperti halnya
variabel panjang dan temperatur pada fisika
yang bersifat konstan.
Validitas Internal dan Eksternal
 Dalam membuat rancangan penelitian,
validitas internal adalah syarat mutlak.
 Di sisi lain, rancangan penelitian yang baik
harus juga memperhatikan validitas
eksternal.
 Biasanya validitas internal dan validitas
eksternal ini saling bergantungan.
 Semakin dipertinggi validitas internal,
biasanya semakin rendah validitas eksternal,
dan sebaliknya, terutama untuk penelitian
pendidikan.
Penggolongan
 Disebut penelitian eksperimental sungguhan
(true experimental research) apabila peneliti
dapat mengendalikan semua variabel luaran
dengan ketat
 Disebut penelitian eksperimental semu (quasi
experimental research) apabila peneliti tidak
memungkinkan mengendalikan semua
variabel luaran yang relevan.
Penggolongan
 Ada juga pakar penelitian yang mengatakan
bahwa penelitian bidang kependidikan termasuk
kepada penelitian eksperimental semu, karena
penelitian kependidikan sering menggunakan
intact group, misalnya kelas, sebagai kelompok
eksperimen dan kelompok pembanding.
 Dalam hal penggunaan intact group, tidak
dilakukan randomisasi sama sekali untuk
menentukan subjek yang masuk kepada
kelompok eksperimental dan kelompok
pembanding.
Langkah-langkah
1. Identifikasikan dan rumuskan masalah
penelitian.
2. Lakukan telaah pustaka yang
berkaitan dengan variabel penelitian.
3. Rumuskan hipotesis berdasarkan
penelaahan kepustakaan.
Langkah-langkah
4. Definisikan secara operasional variabel-
variabel penelitian.
5. Susunlah rencana eksperimen.
6. Laksanakan eksperimen.
7. Kumpulkan data dan aturlah dalam cara
yang mempermudah analisis selanjutnya
dan tempatkan dalam rancangan yang
memungkinkan memperhitungkan efek
yang diperkirakan ada.
Langkah-langkah
8. Lakukan uji statistik yang relevan.
Biasanya adalah uji komparasi,
misalnya uji t, analisis variansi, atau
analisis kovariansi.
9. Buatlah interpretasi mengenai uji yang
telah dilakukan, berikan diskusi
(pembahasan) seperlunya, dan
tuliskan laporan hasil penelitiannya.
Rencana Eksperimen
 Identifikasikan macam-macam
variabel yang relevan
 Identifikasikan variabel-variabel non-
eksperimental yang mungkin
mencemarkan eksperimen, dan
tentukan bagaimana caranya
mengendalikan variabel-variabel
tersebut
Rencana Eksperimen
 Tentukan rancangan eksperimennya
 Tentukan sampel yang representatif
bagi populasi tertentu, tentukan siapa-
siapa yang masuk kelompok
pembanding dan siapa-siapa yang
masuk kelompok eksperimen
 Tetapkan perlakuan yang diperlukan
Rencana Eksperimen
 Pilihlah atau susunlah alat untuk
mengukur hasil eksperimen dan
validasikan alat tersebut
 Rencanakan prosedur pengumpulan
data dan jika mungkin lakukan suatu
pilot atau trial run test untuk
menyempurnakan alat pengukur atau
rancangan eksperimen
Rancangan Faktorial
(untuk dua atau lebih variabel bebas)
 Terdapat dua jenis rancangan faktorial
(factorial design).
 Pada rancangan jenis pertama, semua
variabel bebas merupakan variabel
eksperimental. Peneliti tertarik pada beberapa
variabel bebas dan ingin menilai pengaruh
variabel-variabel bebas itu baik secara
terpisah maupun secara bersama-sama.
Rancangan Faktorial
 Pada rancangan kedua, salah satu dari dua (atau
lebih) variabel bebas merupakan variabel
eksperimental. Kecuali itu, peneliti dapat juga
mempertimbangkan variabel-variabel lain yang
mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat, yang
bukan variabel eksperimental. Pada umumnya
variabel lain itu adalah variabel atributif, yaitu
variabel yang pada dasarnya tidak dapat
dimanipulasi, misalnya jenis kelamin, kecerdasan,
ras, status sosial ekonomi, dan sebagainya.
 Memasukkan variabel atributif ke dalam disain
faktorial bukan saja meningkatkan ketepatan
eksperimen, melainkan juga akan meningkatkan
kemampuan generalisasi hasil eksperimen tersebut.
Pemilihan variabel atribut
 Killen (dalam Wina Sanjaya, 2008:131):
“no teaching method is better than others
in all circumtances, so you have to be able
to use a variety of teaching methods and
make rational decisions about when each
of the teaching method is likely to most
effective”
 Pemilihan variabel atribut harus
mempertimbangkan pendapat Killen di atas
Pemilihan variabel atribut
 Jika membandingkan dua metode, variabel
atributif harus dipilih demikian rupa sehingga
akan diperoleh informasi mengenai pada
keadaan seperti apa metode yang
pertama lebih efektif daripada
metode kedua, dan pada keadaan
seperti apa metode kedua lebih
efektif daripada metode pertama
 Pada konteks anava, yang diharapkan adalah
adanya interaksi antara variabel metode
pembelajaran dengan variabel atribut.
Rancangan Faktorial
 Rancangan faktorial yang paling sederhana
adalah rancangan 2 X 2, di mana masing-
masing variabel bebas mempunyai dua
tingkatan.
 Analisis statistik yang digunakan pada
rancangan faktorial pada umumnya adalah
analisis variansi atau analisis kovariansi.
 Semakin kompleks rancangannya, semakin
kompleks pula perhitungan-perhitungan yang
harus dilakukan.
Contoh
 Rancangan faktorial 2 X 3
Efek Utama
 Peneliti dapat melihat efek utama (main effect) yaitu efek
utama pada baris atau kolom dengan tidak
memperhatikan sel-selnya.
 Pada contoh di muka, peneliti dapat melihat efek utama
pada baris, yaitu apakah metode pembelajaran
berpengaruh terhadap prestasi belajar (dalam arti apakah
terdapat beda rerata antara kelas yang diberi pelajaran
dengan metode A dan rerata kelas yang diberi pelajaran
dengan metode B, dan kemudian menentukan metode
mana yang lebih baik).
 Pada contoh di muka, peneliti juga dapat melihat efek
utama pada kolom, yaitu apakah terdapat perbedaan
rerata antara siswa yang mempunyai IQ tinggi, sedang,
dan rendah, dan kemudian menentukan kelompok mana
yang memperoleh prestasi lebih baik.
Interaksi
 Bila metode pembelajaran yang berbeda
memberikan efek yang berbeda pada masing-
masing tingkatan tingkat kecerdasan (dalam
arti tidak konsisten), maka dikatakan terdapat
interaksi.
 Hal yang sama terjadi apabila pada masing-
masing metode pembelajaran, perbedaan
rerata pada masing-masing tingkatan IQ tidak
konsisten.
Interaksi
 Interaksi ada, misalnya, apabila terjadi hal berikut.
Untuk siswa yang kecerdasannya tinggi, metode A
lebih efektif, namun untuk siswa yang kecerdasannya
normal, metode B yang lebih efektif, sedangkan
untuk siswa yang kecerdasannya rendah, kedua
metode sama efektifnya.
 Hipotesis penelitian yang mengatakan terdapat
interaksi antara metode pembelajaran dan IQ, tidak
jelas dan tidak mempunyai arah, sebab ada berbagai
kasus interaksi sehingga tidak jelas interaksi mana
yang dihipotesiskan.
 Harus dihindari hipotesis penelitian yang berbunyi:
“terdapat interaksi antara variabel A dan
variabel B”
Interaksi
 Hipotesis penelitian yang mengatakan tidak terdapat
interaksi antara metode pembelajaran dan IQ, tidak
jelas dan tidak mempunyai arah, sebab ada berbagai
kasus tidak interaksi sehingga tidak jelas interaksi
mana yang dihipotesiskan.
 Harus dihindari hipotesis penelitian yang berbunyi:
“tidak terdapat interaksi antara variabel A
dan variabel B”
Efek Sederhana
 Efek sederhana (simple effect) adalah
efek baris tertentu dengan
memperhatikan tingkatan (variasi) pada
kolom, atau efek kolom tertentu dengan
memperhatikan tingkatan (variasi) pada
baris.
Efek Sederhana
 Pada contoh di atas, peneliti dapat melihat efek
metode kalau ditinjau dari tingkat kecerdasan. Yang
berarti peneliti melihat:
 apakah terdapat efek metode pada siswa-siswa yang
mempunyai IQ tinggi (dalam arti apakah rerata siswa yang
mempunyai IQ tinggi berbeda jika dikenai metode yang
berbeda; kalau ya, mana yang lebih baik);
 apakah terdapat efek metode pada siswa-siswa yang
mempunyai IQ sedang (dalam arti apakah rerata siswa yang
mempunyai IQ sedang berbeda jika dikenai metode yang
berbeda; kalau ya, mana yang lebih baik);
 apakah terdapat efek metode pada siswa-siswa yang
mempunyai IQ rendah (dalam arti apakah rerata siswa yang
mempunyai IQ rendah berbeda jika dikenai metode yang
berbeda; kalau ya, mana yang lebih baik);
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2
Jika rancangan penelitiannya adalah faktorial
2 x 2, seperti pada diagram di atas, ada
berapa pertanyaan penelitian yang dapat
dikaji?
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2
1. Manakah yang memberikan prestasi belajar
lebih baik, metode A atau metode B?
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2
2. Manakah yang memberikan prestasi belajar
lebih baik, ukuran kelas Kecil atau ukuran
kelas Besar?
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2
3. Pada Kelas Kecil, manakah yang
memberikan prestasi belajar lebih baik,
metode A atau metode B?
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2
4. Pada Kelas Besar, manakah yang
memberikan prestasi belajar lebih baik,
metode A atau metode B?
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2
5. Pada Metode A, manakah yang memberikan
prestasi belajar lebih baik, ukuran Kelas Kecil
atau ukuran Kelas Besar?
Pertanyaan yang mungkin pada
rancangan faktorial 2 x 2
6. Pada Metode B, manakah yang memberikan
prestasi belajar lebih baik, ukuran Kelas Kecil
atau ukuran Kelas Besar?
Hipotesis mengenai tidak terdapat
interaksi vs terdapat interaksi
 Sebaiknya dihindari hipotesis penelitian,
misalnya: tidak terdapat interaksi antara
ukuran kelas dan metode
 Sebaiknya dihindari hipotesis penelitian,
misalnya: terdapat interaksi antara
ukuran kelas dan metode
 Sebab terdapat berbagai kasus tidak terdapat
interaksi dan terdapat berbagai kasus
terdapat interaksi antara ukuran kelas dan
metode
Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:
dan masih banyak lain kasus
Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:
1. Baik untuk kelas kecil maupun kelas besar, metode A
sama efektifnya dengan metode B.
2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas
kecil sama efektifnya dengan ukuran kelas besar.
Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:
1. Baik untuk kelas kecil mapun kelas besar, metode A
sama efektifnya dengan metode B.
2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas
kecil lebih baik daripada ukuran kelas besar.
Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:
1. Baik untuk kelas kecil maupun kelas besar, metode A
sama efektifnya dengan metode B.
2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas
besar lebih efektif daripada ukuran kelas kecil.
Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:
1. Baik untuk ukuran kelas kecil maupun kelas kecil,
metode B lebih efektif daripada metode B.
2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas
kecil sama efektifnya dengan ukuran kelas besar.
Kasus-kasus di mana terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:
dan masih banyak lain kasus
Kasus-kasus di mana terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:
1. Untuk kelas kecil, metode B lebih baik daripada metode A; sedangkan
untuk kelas besar, metode A sama efektifnya dengan metode B.
2. Untuk metode A, kelas kecil sama efektifnya dengan kelas besar;
sedangkan untuk metode B, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar.
Kasus-kasus di mana terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:
1. Untuk kelas kecil, metode A lebih baik daripada metode B; sedangkan
untuk kelas besar, metode A sama efektifnya dengan metode B.
2. Untuk metode A, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar; sedangkan
untuk metode B, kelas kecil sama efektifnya dengan kelas besar.
Kasus-kasus di mana terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:
1. Untuk kelas kecil, metode A lebih efektif daripada metode B; sedangkan
untuk kelas besar, metode B lebih efektif daripada metode A.
2. Untuk metode A, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar; sedangkan
untuk metode B, kelas besar lebih efektif daripada kelas kecil.
Kasus-kasus di mana terdapat interaksi
antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain:
1. Untuk kelas kecil, metode B lebih efektif daripada metode A; sedangkan
untuk kelas besar, metode A lebih efektif daripada metode B.
2. Untuk metode A, kelas besar lebih efektif daripada kelas kecil; sedangkan
untuk metode B, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar.
Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan
Hipotesis Statistik
Bagaimana mengkaitkan jawaban rumusan
masalah (atau hipotesis penelitian) dengan
hipotesis statistik pada Anava 2 jalan?
Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan
Hipotesis Statistik
1.Manakah yang memberikan prestasi belajar
lebih baik, metode A atau metode B?
Dilihat dari diterima/ditolaknya H0M
Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan
Hipotesis Statistik
2. Manakah yang memberikan prestasi belajar lebih
baik, ukuran kelas Kecil atau ukuran kelas Besar?
Dilihat dari diterima/ditolaknya H0UK
Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan
Hipotesis Statistik
3. Pada Kelas Kecil, manakah yang memberikan prestasi
belajar lebih baik, metode A atau metode B?
Dilihat dari diterima/ditolaknya H0MxUK. Jika H0 diterima, yang
berarti tidak ada interaksi, maka jawab pertanyaan ini mengacu
kepada jawab pertanyaan 1. Jika H0 ditolak, dilakukan uji lanjut
pasca anava antarsel pada baris yang sama.
Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan
Hipotesis Statistik
4. Pada Kelas Besar, manakah yang memberikan prestasi
belajar lebih baik, metode A atau metode B?
Dilihat dari diterima/ditolaknya H0MxUK. Jika H0 diterima, yang
berarti tidak ada interaksi, maka jawab pertanyaan ini mengacu
kepada jawab pertanyaan 1. Jika H0 ditolak, dilakukan uji lanjut
pasca anava.
Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan
Hipotesis Statistik
5. Pada Metode A, manakah yang memberikan prestasi belajar
lebih baik, ukuran Kelas Kecil atau ukuran Kelas Besar?
Dilihat dari diterima/ditolaknya H0MxUK. Jika H0 diterima, yang
berarti tidak ada interaksi, maka jawab pertanyaan ini mengacu
kepada jawab pertanyaan 2. Jika H0 ditolak, dilakukan uji lanjut
pasca anava.
Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan
Hipotesis Statistik
6. Pada Metode B, manakah yang memberikan prestasi belajar
lebih baik, ukuran Kelas Kecil atau ukuran Kelas Besar?
Dilihat dari diterima/ditolaknya H0MxUK. Jika H0 diterima, yang
berarti tidak ada interaksi, maka jawab pertanyaan ini mengacu
kepada jawab pertanyaan 2. Jika H0 ditolak, dilakukan uji lanjut
pasca anava.
Terima kasih atas
perhatian Anda

More Related Content

Similar to desain penelitian_eksperimental_Faktorial.ppt

eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...
eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...
eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...RizkiFebrianti5
 
Metodelogi Penelitian Bag 1.ppsx
Metodelogi Penelitian Bag 1.ppsxMetodelogi Penelitian Bag 1.ppsx
Metodelogi Penelitian Bag 1.ppsxAgusHartawan41
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenAjengIlla
 
Presentation1
Presentation1 Presentation1
Presentation1 Ka Jejen
 
PPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptx
PPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptxPPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptx
PPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptxRenaldi219
 
Jenis-jenis penelitian.pptx
Jenis-jenis penelitian.pptxJenis-jenis penelitian.pptx
Jenis-jenis penelitian.pptxOchaMardhinaEdu
 
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe inside - outside circle terhadap ...
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe inside - outside circle terhadap ...Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe inside - outside circle terhadap ...
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe inside - outside circle terhadap ...Andyka Saputra
 
Bab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianBab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitiansafran hasibuan
 
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murniBab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murnisafran hasibuan
 
Variabel dalam penelitian
Variabel dalam penelitianVariabel dalam penelitian
Variabel dalam penelitianMTR
 
3. Jenis-jenis penelitian MK Metode Ilmiah
3. Jenis-jenis penelitian MK Metode Ilmiah3. Jenis-jenis penelitian MK Metode Ilmiah
3. Jenis-jenis penelitian MK Metode Ilmiahrenanda8
 
pendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulumpendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulumpascasarjan
 
Using single subject research design as evidence based practice in to implem...
Using  single subject research design as evidence based practice in to implem...Using  single subject research design as evidence based practice in to implem...
Using single subject research design as evidence based practice in to implem...NCPA Advisory
 
Tugas semester jenis penelitian
Tugas semester jenis penelitianTugas semester jenis penelitian
Tugas semester jenis penelitiananihdx
 
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptx
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptxMACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptx
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptxAsmaraSyahTambusai
 

Similar to desain penelitian_eksperimental_Faktorial.ppt (20)

eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...
eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...
eksperimen kelompok 1 tentang penanganan masalah dalam skripsi yang berkelanj...
 
Metodelogi Penelitian Bag 1.ppsx
Metodelogi Penelitian Bag 1.ppsxMetodelogi Penelitian Bag 1.ppsx
Metodelogi Penelitian Bag 1.ppsx
 
Journal lks inkuiri
Journal lks inkuiriJournal lks inkuiri
Journal lks inkuiri
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimen
 
Presentation1
Presentation1 Presentation1
Presentation1
 
Tugas 2 metlit
Tugas 2 metlitTugas 2 metlit
Tugas 2 metlit
 
PPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptx
PPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptxPPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptx
PPT SEMHAS Renaldi geografi 18045121.pptx
 
Jp kim ia211
Jp kim ia211Jp kim ia211
Jp kim ia211
 
Jenis-jenis penelitian.pptx
Jenis-jenis penelitian.pptxJenis-jenis penelitian.pptx
Jenis-jenis penelitian.pptx
 
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe inside - outside circle terhadap ...
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe inside - outside circle terhadap ...Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe inside - outside circle terhadap ...
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe inside - outside circle terhadap ...
 
Bab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianBab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitian
 
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murniBab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
Bab iii metode penelitian penelitian eksperimen murni
 
Variabel dalam penelitian
Variabel dalam penelitianVariabel dalam penelitian
Variabel dalam penelitian
 
3. Jenis-jenis penelitian MK Metode Ilmiah
3. Jenis-jenis penelitian MK Metode Ilmiah3. Jenis-jenis penelitian MK Metode Ilmiah
3. Jenis-jenis penelitian MK Metode Ilmiah
 
pendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulumpendidikan kurirkulum
pendidikan kurirkulum
 
ulasan buku~~
ulasan buku~~ulasan buku~~
ulasan buku~~
 
Using single subject research design as evidence based practice in to implem...
Using  single subject research design as evidence based practice in to implem...Using  single subject research design as evidence based practice in to implem...
Using single subject research design as evidence based practice in to implem...
 
Tugas semester jenis penelitian
Tugas semester jenis penelitianTugas semester jenis penelitian
Tugas semester jenis penelitian
 
Power oral emmi
Power oral emmiPower oral emmi
Power oral emmi
 
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptx
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptxMACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptx
MACAM-MACAM BENTUK TES Hasil belajar.pptx
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 

desain penelitian_eksperimental_Faktorial.ppt

  • 2. Rms masalah: manakah yang lebih baik, metode diskusi atau metode ceramah pada prestasi belajar matematika?  Variabel terikat: prestasi belajar  Variabel bebas: metode pembelajaran  Variabel luaran: (1) kemauan belajar, (2) kemampuan awal, (3) gaya berpikir, (4) aktivitas belajar, (5) gizi siswa, (6) lama tidur, (7) fasilitas belajar di rumah, (8) jarak rumah ke sekolah, (9) keikutsertaan dalam bimbingan belajar, (10) waktu mengajar, (11) kemampuan guru mengajar, (12) IQ, (13) tingkat pendidikan orang tua, (14) lingkungan sekolah, (15) dst  Variabel luaran yang dapat dikontrol, misalnya: (1) waktu mengajar: semua dilakukan pagi hari (by design) (2) IQ siswa, dilakukan dengan pemadanan IQ (by design) (3) keikutsertaan dalam bimbingan belajar, dengan melarang semua siswa ikut bimbingan belajar (by design) (4) kemampuan awal, dikontrol secara statistik, menggunakan anakova (by statistics)  Variabel lainnya dianggap berefek sama.
  • 3. Ciri Penelitian Eksperimental 1. pengendalian, 2. manipulasi, dan 3. pengamatan
  • 4. Prinsip Dasar  Apabila dua situasi sama dalam segala hal, kecuali faktor yang ditambahkan atau dibuang dari salah satu situasi itu, maka setiap perbedaan yang muncul di antara kedua situasi tersebut dapat dikaitkan dengan faktor itu.
  • 5. Prosedur Meningkatkan Kesamaan 1. penempatan secara acak (random), 2. pemadanan (matching), dan 3. pemilihan kelompok-kelompok yang homogen (cluster)
  • 6. Manipulasi  Manipulasi suatu variabel menunjuk pada tindakan yang sengaja dilakukan oleh peneliti.  Dalam penelitian pendidikan dan perilaku lainnya, pemanipulasian variabel mempunyai bentuk khas di mana peneliti memberikan seperangkat kondisi yang berbeda-beda dan yang telah ditentukan sebelumnya kepada subjek.
  • 7. Manipulasi  Seperangkat kondisi yang berbeda-beda itu disebut variabel bebas yang merupakan variabel eksperimental atau variabel perlakuan.  Kondisi yang berbeda-beda itu dirancang untuk mewakili dua atau lebih nilai suatu variabel bebas, yang dapat berupa perbedaan tingkatan atau perbedaan jenis.  Peneliti dapat memanipulasi satu variabel bebas saja atau sejumlah variabel bebas sekaligus.
  • 8. Pengamatan  Dalam penelitian eksperimental, kita tertarik pada pengaruh pemanipulasian variabel bebas terhadap variabel jawaban (response variable).  Pengamatan dilakukan terhadap ciri-ciri tingkah laku subjek yang diteliti.  Nilai pengamatan yang bersifat kuantitatif (atau yang dapat dikuantitatifkan) ini disebut variabel terikat.  Dalam penelitian eksperimental, variabel terikat sering berupa hasil dari sesuatu, misalnya hasil belajar.  Prinsip: semakin besar variasi variabel terikat semakin baik.
  • 9. Validitas Internal  Validitas internal (internal validity) mempertanyakan apakah suatu variabel eksperimental telah sungguh-sungguh menyebabkan perbedaan.  Segala sesuatu yang berkaitan dengan kendali atau kontrol terhadap variabel- variabel lain di luar variabel bebas berkaitan dengan validitas internal ini.
  • 10. Validitas Internal  Untuk menunjukkan bahwa suatu penelitian eskperimental telah mempunyai validitas internal yang tinggi, peneliti harus dapat meyakinkan pihak-pihak lain bahwa semua variabel luaran telah dikendalikan dan tidak menimbulkan efek pada variabel terikat, atau jika menimbulkan efek, maka efek itu terkena sama, baik kepada kelompok eksperimental maupun kepada kelompok pembanding.
  • 11. Validitas Eksternal  Validitas eksternal (external validity) mempertanyakan kerepresentatifan atau kemungkinan generalisasi.  Persoalan apakah hasil yang diperoleh dapat digeneralisasikan kepada populasi merupakan persoalan validitas eksternal.  Misalnya, apakah kesimpulan yang diperoleh dapat digeneralisasikan ke satu sekolah saja, atau ke semua sekolah di suatu kecamatan, atau ke semua sekolah di suatu kabupaten.
  • 12. Validitas Eksternal  Validitas eksternal juga mempertanyakan kerepresentatifan kajian sehubungan dengan variabel dan ekologi atau setting yang terlibat di dalamnya.  Misalnya dari penelitian terhadap siswa sekolah dasar di Kota Surakarta telah diketemukan bahwa jarak ke sekolah tidak mempengaruhi keterlambatan siswa. Pertanyaannya ialah apakah kalau wilayah penelitiannya diubah ke wilayah lain (ke Kabupaten Wonogiri, misalnya) apakah saling taut antar-variabel tersebut masih berlaku? Atau kalau penelitian direplikasi ke tingkat sekolah yang lebih tinggi (misalnya pada sekolah menengah umum) apakah saling taut itu juga masih berlaku?
  • 13. Validitas Eksternal  Validitas eksternal juga mempertanyakan kerepresentatifan variabel.  Misalnya kita mempunyai suatu variabel yang disebut kecemasan. Persoalannya adalah apakah kecemasan yang dirasakan oleh siswa dari lingkungan masyarakat kaya sama dengan kecemasan yang dirasakan oleh siswa dari masyarakat kumuh?
  • 14. Validititas Eksternal  Contoh yang lain ialah yang berkaitan dengan variabel yang disebut inteligensi. Apakah pengukuran inteligensi tidak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan sosial siswa? Apakah tidak dipengaruhi oleh lingkungan sehari-hari siswa?  Suatu variabel diharapkan berlaku konstan di mana-mana dan tidak dipengaruhi oleh keadaan ekologi di sekitarnya, seperti halnya variabel panjang dan temperatur pada fisika yang bersifat konstan.
  • 15. Validitas Internal dan Eksternal  Dalam membuat rancangan penelitian, validitas internal adalah syarat mutlak.  Di sisi lain, rancangan penelitian yang baik harus juga memperhatikan validitas eksternal.  Biasanya validitas internal dan validitas eksternal ini saling bergantungan.  Semakin dipertinggi validitas internal, biasanya semakin rendah validitas eksternal, dan sebaliknya, terutama untuk penelitian pendidikan.
  • 16. Penggolongan  Disebut penelitian eksperimental sungguhan (true experimental research) apabila peneliti dapat mengendalikan semua variabel luaran dengan ketat  Disebut penelitian eksperimental semu (quasi experimental research) apabila peneliti tidak memungkinkan mengendalikan semua variabel luaran yang relevan.
  • 17. Penggolongan  Ada juga pakar penelitian yang mengatakan bahwa penelitian bidang kependidikan termasuk kepada penelitian eksperimental semu, karena penelitian kependidikan sering menggunakan intact group, misalnya kelas, sebagai kelompok eksperimen dan kelompok pembanding.  Dalam hal penggunaan intact group, tidak dilakukan randomisasi sama sekali untuk menentukan subjek yang masuk kepada kelompok eksperimental dan kelompok pembanding.
  • 18. Langkah-langkah 1. Identifikasikan dan rumuskan masalah penelitian. 2. Lakukan telaah pustaka yang berkaitan dengan variabel penelitian. 3. Rumuskan hipotesis berdasarkan penelaahan kepustakaan.
  • 19. Langkah-langkah 4. Definisikan secara operasional variabel- variabel penelitian. 5. Susunlah rencana eksperimen. 6. Laksanakan eksperimen. 7. Kumpulkan data dan aturlah dalam cara yang mempermudah analisis selanjutnya dan tempatkan dalam rancangan yang memungkinkan memperhitungkan efek yang diperkirakan ada.
  • 20. Langkah-langkah 8. Lakukan uji statistik yang relevan. Biasanya adalah uji komparasi, misalnya uji t, analisis variansi, atau analisis kovariansi. 9. Buatlah interpretasi mengenai uji yang telah dilakukan, berikan diskusi (pembahasan) seperlunya, dan tuliskan laporan hasil penelitiannya.
  • 21. Rencana Eksperimen  Identifikasikan macam-macam variabel yang relevan  Identifikasikan variabel-variabel non- eksperimental yang mungkin mencemarkan eksperimen, dan tentukan bagaimana caranya mengendalikan variabel-variabel tersebut
  • 22. Rencana Eksperimen  Tentukan rancangan eksperimennya  Tentukan sampel yang representatif bagi populasi tertentu, tentukan siapa- siapa yang masuk kelompok pembanding dan siapa-siapa yang masuk kelompok eksperimen  Tetapkan perlakuan yang diperlukan
  • 23. Rencana Eksperimen  Pilihlah atau susunlah alat untuk mengukur hasil eksperimen dan validasikan alat tersebut  Rencanakan prosedur pengumpulan data dan jika mungkin lakukan suatu pilot atau trial run test untuk menyempurnakan alat pengukur atau rancangan eksperimen
  • 24. Rancangan Faktorial (untuk dua atau lebih variabel bebas)  Terdapat dua jenis rancangan faktorial (factorial design).  Pada rancangan jenis pertama, semua variabel bebas merupakan variabel eksperimental. Peneliti tertarik pada beberapa variabel bebas dan ingin menilai pengaruh variabel-variabel bebas itu baik secara terpisah maupun secara bersama-sama.
  • 25. Rancangan Faktorial  Pada rancangan kedua, salah satu dari dua (atau lebih) variabel bebas merupakan variabel eksperimental. Kecuali itu, peneliti dapat juga mempertimbangkan variabel-variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variabel terikat, yang bukan variabel eksperimental. Pada umumnya variabel lain itu adalah variabel atributif, yaitu variabel yang pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi, misalnya jenis kelamin, kecerdasan, ras, status sosial ekonomi, dan sebagainya.  Memasukkan variabel atributif ke dalam disain faktorial bukan saja meningkatkan ketepatan eksperimen, melainkan juga akan meningkatkan kemampuan generalisasi hasil eksperimen tersebut.
  • 26. Pemilihan variabel atribut  Killen (dalam Wina Sanjaya, 2008:131): “no teaching method is better than others in all circumtances, so you have to be able to use a variety of teaching methods and make rational decisions about when each of the teaching method is likely to most effective”  Pemilihan variabel atribut harus mempertimbangkan pendapat Killen di atas
  • 27. Pemilihan variabel atribut  Jika membandingkan dua metode, variabel atributif harus dipilih demikian rupa sehingga akan diperoleh informasi mengenai pada keadaan seperti apa metode yang pertama lebih efektif daripada metode kedua, dan pada keadaan seperti apa metode kedua lebih efektif daripada metode pertama  Pada konteks anava, yang diharapkan adalah adanya interaksi antara variabel metode pembelajaran dengan variabel atribut.
  • 28. Rancangan Faktorial  Rancangan faktorial yang paling sederhana adalah rancangan 2 X 2, di mana masing- masing variabel bebas mempunyai dua tingkatan.  Analisis statistik yang digunakan pada rancangan faktorial pada umumnya adalah analisis variansi atau analisis kovariansi.  Semakin kompleks rancangannya, semakin kompleks pula perhitungan-perhitungan yang harus dilakukan.
  • 30. Efek Utama  Peneliti dapat melihat efek utama (main effect) yaitu efek utama pada baris atau kolom dengan tidak memperhatikan sel-selnya.  Pada contoh di muka, peneliti dapat melihat efek utama pada baris, yaitu apakah metode pembelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar (dalam arti apakah terdapat beda rerata antara kelas yang diberi pelajaran dengan metode A dan rerata kelas yang diberi pelajaran dengan metode B, dan kemudian menentukan metode mana yang lebih baik).  Pada contoh di muka, peneliti juga dapat melihat efek utama pada kolom, yaitu apakah terdapat perbedaan rerata antara siswa yang mempunyai IQ tinggi, sedang, dan rendah, dan kemudian menentukan kelompok mana yang memperoleh prestasi lebih baik.
  • 31. Interaksi  Bila metode pembelajaran yang berbeda memberikan efek yang berbeda pada masing- masing tingkatan tingkat kecerdasan (dalam arti tidak konsisten), maka dikatakan terdapat interaksi.  Hal yang sama terjadi apabila pada masing- masing metode pembelajaran, perbedaan rerata pada masing-masing tingkatan IQ tidak konsisten.
  • 32. Interaksi  Interaksi ada, misalnya, apabila terjadi hal berikut. Untuk siswa yang kecerdasannya tinggi, metode A lebih efektif, namun untuk siswa yang kecerdasannya normal, metode B yang lebih efektif, sedangkan untuk siswa yang kecerdasannya rendah, kedua metode sama efektifnya.  Hipotesis penelitian yang mengatakan terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan IQ, tidak jelas dan tidak mempunyai arah, sebab ada berbagai kasus interaksi sehingga tidak jelas interaksi mana yang dihipotesiskan.  Harus dihindari hipotesis penelitian yang berbunyi: “terdapat interaksi antara variabel A dan variabel B”
  • 33. Interaksi  Hipotesis penelitian yang mengatakan tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan IQ, tidak jelas dan tidak mempunyai arah, sebab ada berbagai kasus tidak interaksi sehingga tidak jelas interaksi mana yang dihipotesiskan.  Harus dihindari hipotesis penelitian yang berbunyi: “tidak terdapat interaksi antara variabel A dan variabel B”
  • 34. Efek Sederhana  Efek sederhana (simple effect) adalah efek baris tertentu dengan memperhatikan tingkatan (variasi) pada kolom, atau efek kolom tertentu dengan memperhatikan tingkatan (variasi) pada baris.
  • 35. Efek Sederhana  Pada contoh di atas, peneliti dapat melihat efek metode kalau ditinjau dari tingkat kecerdasan. Yang berarti peneliti melihat:  apakah terdapat efek metode pada siswa-siswa yang mempunyai IQ tinggi (dalam arti apakah rerata siswa yang mempunyai IQ tinggi berbeda jika dikenai metode yang berbeda; kalau ya, mana yang lebih baik);  apakah terdapat efek metode pada siswa-siswa yang mempunyai IQ sedang (dalam arti apakah rerata siswa yang mempunyai IQ sedang berbeda jika dikenai metode yang berbeda; kalau ya, mana yang lebih baik);  apakah terdapat efek metode pada siswa-siswa yang mempunyai IQ rendah (dalam arti apakah rerata siswa yang mempunyai IQ rendah berbeda jika dikenai metode yang berbeda; kalau ya, mana yang lebih baik);
  • 36. Pertanyaan yang mungkin pada rancangan faktorial 2 x 2 Jika rancangan penelitiannya adalah faktorial 2 x 2, seperti pada diagram di atas, ada berapa pertanyaan penelitian yang dapat dikaji?
  • 37. Pertanyaan yang mungkin pada rancangan faktorial 2 x 2 1. Manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, metode A atau metode B?
  • 38. Pertanyaan yang mungkin pada rancangan faktorial 2 x 2 2. Manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, ukuran kelas Kecil atau ukuran kelas Besar?
  • 39. Pertanyaan yang mungkin pada rancangan faktorial 2 x 2 3. Pada Kelas Kecil, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, metode A atau metode B?
  • 40. Pertanyaan yang mungkin pada rancangan faktorial 2 x 2 4. Pada Kelas Besar, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, metode A atau metode B?
  • 41. Pertanyaan yang mungkin pada rancangan faktorial 2 x 2 5. Pada Metode A, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, ukuran Kelas Kecil atau ukuran Kelas Besar?
  • 42. Pertanyaan yang mungkin pada rancangan faktorial 2 x 2 6. Pada Metode B, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, ukuran Kelas Kecil atau ukuran Kelas Besar?
  • 43. Hipotesis mengenai tidak terdapat interaksi vs terdapat interaksi  Sebaiknya dihindari hipotesis penelitian, misalnya: tidak terdapat interaksi antara ukuran kelas dan metode  Sebaiknya dihindari hipotesis penelitian, misalnya: terdapat interaksi antara ukuran kelas dan metode  Sebab terdapat berbagai kasus tidak terdapat interaksi dan terdapat berbagai kasus terdapat interaksi antara ukuran kelas dan metode
  • 44. Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain: dan masih banyak lain kasus
  • 45. Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain: 1. Baik untuk kelas kecil maupun kelas besar, metode A sama efektifnya dengan metode B. 2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas kecil sama efektifnya dengan ukuran kelas besar.
  • 46. Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain: 1. Baik untuk kelas kecil mapun kelas besar, metode A sama efektifnya dengan metode B. 2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas kecil lebih baik daripada ukuran kelas besar.
  • 47. Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain: 1. Baik untuk kelas kecil maupun kelas besar, metode A sama efektifnya dengan metode B. 2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas besar lebih efektif daripada ukuran kelas kecil.
  • 48. Kasus-kasus di mana tidak terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain: 1. Baik untuk ukuran kelas kecil maupun kelas kecil, metode B lebih efektif daripada metode B. 2. Baik untuk metode A maupun metode B, ukuran kelas kecil sama efektifnya dengan ukuran kelas besar.
  • 49. Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain: dan masih banyak lain kasus
  • 50. Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain: 1. Untuk kelas kecil, metode B lebih baik daripada metode A; sedangkan untuk kelas besar, metode A sama efektifnya dengan metode B. 2. Untuk metode A, kelas kecil sama efektifnya dengan kelas besar; sedangkan untuk metode B, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar.
  • 51. Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain: 1. Untuk kelas kecil, metode A lebih baik daripada metode B; sedangkan untuk kelas besar, metode A sama efektifnya dengan metode B. 2. Untuk metode A, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar; sedangkan untuk metode B, kelas kecil sama efektifnya dengan kelas besar.
  • 52. Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain: 1. Untuk kelas kecil, metode A lebih efektif daripada metode B; sedangkan untuk kelas besar, metode B lebih efektif daripada metode A. 2. Untuk metode A, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar; sedangkan untuk metode B, kelas besar lebih efektif daripada kelas kecil.
  • 53. Kasus-kasus di mana terdapat interaksi antara Ukuran Kelas dan Metode, antara lain: 1. Untuk kelas kecil, metode B lebih efektif daripada metode A; sedangkan untuk kelas besar, metode A lebih efektif daripada metode B. 2. Untuk metode A, kelas besar lebih efektif daripada kelas kecil; sedangkan untuk metode B, kelas kecil lebih efektif daripada kelas besar.
  • 54. Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik Bagaimana mengkaitkan jawaban rumusan masalah (atau hipotesis penelitian) dengan hipotesis statistik pada Anava 2 jalan?
  • 55. Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik 1.Manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, metode A atau metode B? Dilihat dari diterima/ditolaknya H0M
  • 56. Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik 2. Manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, ukuran kelas Kecil atau ukuran kelas Besar? Dilihat dari diterima/ditolaknya H0UK
  • 57. Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik 3. Pada Kelas Kecil, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, metode A atau metode B? Dilihat dari diterima/ditolaknya H0MxUK. Jika H0 diterima, yang berarti tidak ada interaksi, maka jawab pertanyaan ini mengacu kepada jawab pertanyaan 1. Jika H0 ditolak, dilakukan uji lanjut pasca anava antarsel pada baris yang sama.
  • 58. Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik 4. Pada Kelas Besar, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, metode A atau metode B? Dilihat dari diterima/ditolaknya H0MxUK. Jika H0 diterima, yang berarti tidak ada interaksi, maka jawab pertanyaan ini mengacu kepada jawab pertanyaan 1. Jika H0 ditolak, dilakukan uji lanjut pasca anava.
  • 59. Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik 5. Pada Metode A, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, ukuran Kelas Kecil atau ukuran Kelas Besar? Dilihat dari diterima/ditolaknya H0MxUK. Jika H0 diterima, yang berarti tidak ada interaksi, maka jawab pertanyaan ini mengacu kepada jawab pertanyaan 2. Jika H0 ditolak, dilakukan uji lanjut pasca anava.
  • 60. Kaitan antara Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik 6. Pada Metode B, manakah yang memberikan prestasi belajar lebih baik, ukuran Kelas Kecil atau ukuran Kelas Besar? Dilihat dari diterima/ditolaknya H0MxUK. Jika H0 diterima, yang berarti tidak ada interaksi, maka jawab pertanyaan ini mengacu kepada jawab pertanyaan 2. Jika H0 ditolak, dilakukan uji lanjut pasca anava.