Dokumen tersebut merupakan laporan kasus dua pasien yang dirawat secara endodontik. Kasus pertama melibatkan pasien laki-laki 17 tahun dengan diagnosis nekrosis pulpa pada gigi depan atas. Perawatan meliputi preparasi saluran akar menggunakan file NiTi rotary dan obturasi dengan gutta percha. Kasus kedua melibatkan pasien wanita 32 tahun dengan diagnosis pulpitis tak terbalik pada gigi molar kiri atas. Perawatan meliputi preparasi
2. drg. Aghnia Alma L.
drg. Nabiela Rahardia
drg. Salsabila Nunki W.
drg. Rossabella V. R.
drg. Atika Nisaa R.
drg. Amanda
drg. Gabriella Kevina A.
drg. Nathania Astria
022018036311
022018036312
022018036313
022018036314
022018036315
022018036316
022018036309
022018036310
Kelompok 2
4. Problem Journal 1
Anamnesa
Laki-laki, 17 tahun dirujuk ke Klinik Konservasi Gigi RSGM FKG Universitas Gajah
Mada dengan keluhan gigi depan atas patah. Pasien tidak ada riwayat penyakit sistemik.
Pemeriksaan ekstra oral
Tidak ada kelainan
Pemeriksaan intra oral
Tes termal dan EPT menunjukan bahwa gigi non vital, perkusi (+), palpasi (+). Fraktur
pada mahkota gigi caninus kiri rahang atas melibatkan 1/3 insisal dengan pulpa sedikit
terekspos.
5. Pemeriksaan radiografi
Saluran akar melengkung (J-shaped)
Diagnosis
Nekrosis pulpa
Prognosis
Prognosis baik
Rencana Perawatan
Perawatan saluran akar disertai resin komposit direk
sebagai restorasi permanen nya
6. Problem Journal 2
Anamnesis
• Wanita, 32 tahun
• Keluhan: nyeri hebat, terus menerus, dan tidak menyebar pada gigi kiri atas
sejak 5 hari yang lalu. Rasa nyeri meningkat saat minum panas atau dingin.
• Riwayat kesehatan umum dan gigi: t.a.a.
7. • Pemeriksaan IO:
- Karies profunda pada disto-proksimal hingga
melibatkan pulpa pada premolar pertama kiri rahang
atas
- Perkusi (+)
- Tes thermal dingin (+) panas (+), EPT (+)
• Pemeriksaan radiografi:
- Radiolusensi pada mahkota bagian disto-proksimal
mencapai ruang pulpa
- Saluran akar berbentuk S (S-shaped)
Diagnosis: symptomatic irreversible pulpitis 24
8. • Pemberian anestesi lokal
dengan lidokain 2%
• Isolasi menggunakan rubber
dam
• K-file #10 digunakan untuk
mendapatkan patency
• Menentukan panjang saluran
akar menggunakan foto
radiograf dan apex locator
(28mm)
Intervention Journal 1
• Gel EDTA digunakan untuk
pelumas saat dilakukan glide path
dengan NiTi rotary dengan torque
2.2 N/cm torque dan 300 rpm
• Preparasi menggunakan File
EdgeEndo dengan urutan
17.04%, 23.04%, and dan terakhir
30.04% sepanjang panjang kerja.
• Setiap pergantian file dilakukan
irigasi menggunakan 30-G needle
syringe dengan 5 ml 2,5% NaOCL
• Irigasi menggunakan NaOCL,
NaCL, CHX, dan terakhir dibilas
dengan 17% EDTA
• Pengisian saluran akar: sistem
backfill dengan gutta percha dan
sealer epoxy
9. 1 minggu kemudian
• Pasien tidak ada keluhan
• Pemeriksaan radiografi : sealing di apikal baik dan tidak ada infeksi di peripaikal
Pembuatan Silicon index
• Rahang atas dan bawah dicetak dengan alginate impression untuk membuat model
mock-up
• Model wax-up dibuat menggunakan wax untuk gigi 13, 12, 11, dan 21
• Silicon index dibuat menggunakan putty dan diletakan di palatal dari model wax-up
13, 12, 11, dan 21
10. Restorasi komposit direk dengan fiber reinforced post.
Fiber reinforced post
• Gutta percha diambil menggunakan peeso-reamer dan sisa 4 mm gutta percha ditinggal
pada saluran akar. Irigasi menggunakan saline
• Ukuran fiber post berdasarkan ukuran peeso reamer terakhir yang digunakan.
• Saluran akar di etsa menggunakan phosphoric acid 37%, fiber reinforced post di etsa
menggunakan hydrofluoric acid
• Bonding pada saluran akar dan light cure selama 20 detik
• Silane diaplikasikan pada fiber post dan light cure selama 20 detik.
• Resin cement dimasukan ke dalam saluran akar diikuti oleh fiber post dan light cure selama
20 detik
• Core build-up dibuat dengan resin cement
Intervention Journal 1
11. Restorasi Komposit Direk
• Pemilihan warna = dentin A3 dan enamel A3
• Enamel dibevel menggunakan bur flame shape dengan tipe bevel hollowground
• Gigi 13, 12, 11 dan, 21 dibilas dan di etsa menggunakan phosphoric acid selama 20 detik pada
enamel dan 10 detik pada dentin. Dibilas dengan water spray dan dikeringkan dengan air-water-
syringe.
• Aplikasi bonding pada permukaan enamel dan dentin, light cure 20 detik
• Palatal shell = translucent A3 enamel shade (Z350XT-3M) dengan ketebalan +/- 1 mm, diletakkan
pada silicon index, light cure 20 detik.
• Proximall wall = celluloid strip dan A3 enamel shade (Z350XT-3M)
• Dentin dan struktur mammelons = A3 dentin shade (Z350XT-3M)
• A3 body shade (Z350XT-3M) diaplikasikan di tengah permukaan fasial, setelah itu kombinasi
dengan A3 enamel shade (Z350XT-3M) pada insisal untuk mendapatkan halo-effect. Setiap layer di
light cure selama 20 detik.
Intervention Journal 1
12. Finishing & polishing
• Finishing menggunakan finishing disc (soflex-3M) dan finishing burs
• Polishing menggunakan diamond impregnated polishing burs (Diacomp twist
plus, EVE).
Foto sebelum perawatan Foto seminggu setelah perawatan
Intervention Journal 1
13. Intervention Journal 2
• Informed consent
• Anestesi lokal
(Lignocaine 2%
dan adrenalin
1:80000)
• Isolasi rubber dam
• Access opening (1016HL bur,
Dentsply Maillefer)
• Coronal flaring (Endo Z bur,
Dentsply Maillefer) hingga
diperoleh akses lurus ke
saluran akar
• Negotiation dan scouting
saluran akar S-shape dengan
K-file stainless steel No 10
• Penentuan
panjang kerja
• Konfirmasi
dengan foto
radiografi
14. • Hand-file NiTi dimasukkan perlahan-lahan sampai
panjang kerja, diikuti tarikan pasif dan lembut,
dilakukan sampai file No. 20 sehingga didapatkan glide
path sepanjang kurvatur akar S-shape
• Irigasi dengan NaOCl 5,25%, EDTA 17% untuk
menghilangkan smear layer, terakhir dengan saline
• Preparasi dengan file Hyflex CM sampai ukuran 30/04
• Gutta percha master cone sesuai ukuran dimasukkan
sampai radiographic terminus hingga terdapat tug back
pada masing-masing saluran akar, konfirmasi dengan
foto radiografi
• Aplikasi sealer (AH Plus, Dentsply
DeTrey) pada saluran akar dan gutta
percha master cone
• Obturasi pada saluran akar sampai
panjang kerja dengan bantuan finger
spreader ukuran 25 (Dentsply
Maillefer)
• Restorasi sementara (Cavit, ESPE)
Intervention Journal 2
15. Kontrol 1: 1 minggu
• Restorasi post endodontik dengan resin
komposit agar terdapat coronal seal yang baik
• Preparasi full cast crown
Kontrol 2
• Sementasi crown PFM dengan GIC tipe I
• Instruksi post-operatif, follow up setelah 1
minggu, 1, 3, dan 6 bulan
Intervention Journal 2
16. Comparison
Jurnal 1 Jurnal 2
Pasien laki-laki 17 tahun wanita 32 tahun
Keluhan gigi depan patah karena kecelakaan
motor 3 minggu yang lalu
gigi posterior kiri atas nyeri, berlangsung
terus menerus, terlokalisir sejak 5 hari
yang lalu. nyeri meningkat saat terkena
panas atau dingin
Pemeriksaan
objektif
mahkota 13 fraktur ⅓ insisal, atap
pulpa sedikit terekspose
thermal test (-), EPT (-)
24 karies profunda perforasi
distoproximal
perkusi (+), thermal test (+)
17. Jurnal 1 Jurnal 2
Pemeriksaan
radiografi
tampak saluran akar bengkok (J-
Shaped)
tampak gambaran radiolusen pada mahkota
distoproximal, mengenai pulpa. tampak
saluran akar double curved atau S-shaped
Diagnosis 13 nekrosis pulpa 24 symptomatic irreversible pulpitis,
symptomatic apical periodontitis
Anestesi Lidocaine 2% 2% lignocaine dan 1:80,000 adrenaline
Comparison
18. Jurnal 1 Jurnal 2
Shaping
saluran akar
K-file #10
Niti rotary 17.02%
Endodontic engine 2.2 N/cm torque & 300 rpm
Endoedge file 17.04%, 23.04%, dan 30.04%
SS k-file #10
Hand file niti hingga #20
Rotary file hyflex CM file system
hingga 30/.04
Obturasi Backfill system dengan gutta percha dan
epoxy sealer
Single cone
Bahan irigasi NaOCl 2,5% 5ml, sodium hypochlorite,
sodium chlorite, CHX, EDTA 17%
5.25% NaOCl, 17% EDTA, larutan
saline
Prognosis Baik Tidak disebutkan
Restorasi Pasak dan direct resin komposit Crown PFM
Follow up Tidak disebutkan 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan
Comparison
19. Outcome
Journal 1
• Kontrol 1 minggu setelah
perawatan: tidak ada keluhan
• Berdasarkan pemeriksaan RO:
terdapat good apical sealing dan
tidak ada infeksi periapikal
Journal 2
• Pasien diberi KIE dan diminta
untuk kontrol setelah 1 minggu, 1
bulan, 3 bulan dan 6 bulan setelah
insersi PFM
20. Pembahasan
Pada akar bengkok, penting untuk menentukan file rotary NiTi yang
cocok dan merencanakan instrumentasi yang sesuai, otherwise
Perforasi, Transportasi apikal, Blokade kanal, Pembentukan ledge
Prinsip perawatan endodontik harus diperhatikan
good preoperative radiograph ; straight line access to apical foramen ; precurving the
endodontic hand instrument
file recapitulation ; irrigation ; use of flexible NiTi instruments
Radiografi merupakan cara untuk mendeteksi anatomi dan morfologi saluran akar.
Radiografi dari angle 20-degree mesial atau distal projection dapat membantu mengetahui bentuk saluran akar
21. IMPORTANT
• Menentukan kurvatur saluran akar sebelum preparasi karena operator harus
menjaga bentuk taperingnya dan mencegah kerusakan instrumen di dalam
kanal
• NiTi lebih efektif untuk shaping saluran akar dibandingkan Stainless Steel →
fleksibilitasnya lebih besar 2 atau 3 kali lipat
• Rotary NiTi →
• Pembuangan jaringan nekrotik debris lebih baik
• Mempertahankan panjang kerja dan patensi saluran akar
22. GLIDE PATH
Jalan yang halus dan jelas dari orifice
sampai ujung fisiologis saluran akar
yang diketahui melalui foto radiografi
atau diukur secara elektronik
Memastikan akses hingga ke apical
(dilakukan dengan precurved k-file #06,
#08, atau #10 secara manual)
• K-file ukuran #15 atau #20 memiliki tendensi untuk
menjaga bentuk lurusnya dan kurang fleksibel
• Dua cara precurving:
• Membuat gradual curve di sepanjang file
• Membentuk lengkung tajam sekitar 45° di dekat bagian
apikal instrument
23. Advantages of crown-down technique
• Mengurangi coronal binding dari instrument
• Jarang terjadi perubahan working length
• Resiko inokulasi dari patogen endodontik ke jaringan periradikuler lebih kecil
• Mendukung penetrasi cairan irigasi ke sistem saluran akar
• Resiko esktrusi dari debris dan cairan irigasi lebih kecil
24. • Burklein (2013) mengatakan bahwa preparasi glide path tidak memiliki efek
dan tidak berdampak signifikan terhadap kanal denngan modifikasi
• Kunci kesuksesan perawatan endodontik:
• Pengetahuan mengenai anatomi saluran akar
• Teknik dan peralatan yang digunakan
• Pengisian saluran akar
25. Kesimpulan
• Dengan adanya kemajuan dalam file endodontik, tantangan dalam praktik
sehari-hari seperti pada kasus saluran akar berbentuk S dapat ditangani
dengan lebih efektif.
• Perlu pemahaman mengenai morfologi saluran akar yang kompleks dan
pemahaman dalam memilih teknik preparasi saluran akar, diikuti dengan
irigasi yang menyeluruh, debridement dan desinfeksi yang baik, sehingga
dapat mencapai perawatan endodontik yang sukses.