1. MAKALAH
PETROGENESA DAN MINERAL
“ALAM SEMESTA DAN FENOMENA PLANET BUMI”
PROGRAM STUDI
MAGISTER TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2024
Oleh :
EVAN HARDIANTO
(4200232006)
2. OUTLINE
1. PENDAHULUAN
– Latar Belakang
– Maksud, Tujuan dan Manfaat
– Metode Penelitian
2. DATA HASILANALISIS
– Teori Pembentukan Tata Surya
– Pembentukan Planet Bumi
– Struktur Bumi
– Continental Drift (Pengapungan Benua)
– Teori Tektonik Lempeng
– Jenis – Jenis Batas Lempeng
4. KESIMPULAN
3. Latar Belakang
Solar Sysem
Alam semesta merupakan sumber ilmu pengetahuan yang
paling berharga di jagad ini, hampir segala ilmu pengetahuan
bermula dari alam semesta. melalui berbagai kajian dan
penelitian maka muncul berbagai macam interpretasi yang
kemudian menjadi teori-teori yang tentu sangat dibutuhkan
dalam kehidupan manusia. Walaupun banyak di antara mereka
yang telah melakukan penelitian dan telah menghasilkan
berbagai teori, tapi penelitian terhadap alam semesta ini tidak
pernah tuntas, karena alam ini tidak henti-hentinya
memberikan ilmu pengetahuan pada manusia, sehingga bagi
peneliti selalu mendapatkan tambahan ilmu baru dalam setiap
melakukan penelitian.
Bumi merupakan planet yang paling indah yang
didalamnya terdapat kehidupan, gunung–gunung
menjulang tinggi menghiasi bumi, manusia, hewan, dan
tumbuhan serta lingkungan alam saling berinteraksi satu
sama lainnya di atas muka bumi ini.
Permukaan bumi yang menarik tersebut, dibentuk oleh
proses– proses tektonik yang sangat lambat seperti
pengangkatan, sedimentasi, erosi, yang merubah bentuk
muka bumi, perubahan tersebut terjadi seragam
sepanjang sejarah geologi (konsep Unifromitarianisme
Hutton-lyell)
Akan tetapi muka bumi juga dipahat oleh proses tektonik yang sangat dahsyat seperi vulkanisme, gempa bumi, dan peristiwa-
peristiwa besar lainnya seperti jatuhan meteorit yang bisa merubah bentuk muka bumi ini (konsep katastropisme). Charles lyell
(1830)
4. Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud dari penyusunan makalah ini adalah kita diharuskan untuk mempelajari
kembali buku-buku, makalah atau jurnal dari peneltian terdahulu yang sudah
diterbitkan yang berkaitan dengan alam semesta dan fenomena planet bumi.
Tujuan
Tujuan penyusunan makalah dengan judul Alam Semesta Dan Fenomena Planet
Bumi ini adalah untuk mengetahui proses pembentukan alam semesta dan
fenomena apa saya yang ada sampai struktur planet bumi yang terbentuk.
Metode Penelitian
Metode studi yang digunakan adalah berupa pengumpulan data sekunder dari
sumber buku-buku, makalah atau jurnal ilmiah terakreditasi nasional yang
kemudian dilakukan pembahasan atau diskusi secara kualitatif.
5. DATA HASILANALISIS
===============================
TEORI PEMBENTUKAN TATA SURYA
Tata surta adalah susunan benda-benda langit yang berputar mengelilingi matahari
sebagai pusatnya. Dari fakta-fakta yang menunjukkan bahwa Planet-Planet
terletak hamper pada bidang datar di sekitar Matahari, maka pembentukan
anggota tata surya dalam hal ini Planet-Planet diduga dari wujud yang sama
dengan Matahari atau terbentuk dari Matahari. Terdapat beberapa teori yang
mencoba menerangkan terbentuknya tata surya. Beberapa diantaranya yang cukup
terkenal adalah :
1. Toeri Kabut atau Teori Nebula
2. Teori Planetesimal
3. Teori Bintang Kembar
4. Teori Proto Planet
5. Teori Big Bang
Gambar 2.1. Proses pembentukan tata surya
(Sumber: www.google.com/image/)
6. 1. Toeri Kabut atau Teori Nebula
Nebula adalah kabut yang terdiri dari gas (terutama gas helium dan hidrogen)
dan partikel-partikel angkasa lainnya. Pada tahun 1755 seorang pilosof Jerman
bernama Immanuel Kant mengajukan teori kabut ini. Pada tahun 1977, seorang ahli
matematika terkenal dari Prancis yang bernama Simon de Laplace mengusulkan teori
kabut yang hampir sama. Oleh karena itu, teori kabut dikenal juga dengan teori Kant-
Laplace.
Menurut teori ini, mula-mula di jagat raya ini ada sebuah Nebula yang baur
dan hampir bulat. Nebula ini berotasi dengan lambat dan turbulen. Karena pergerakan
rotasinya sangat lambat, maka Nebula mulai menyusut. Sebagai hasil penyusutan dan
rotasinya, terbentuklah sebuah cakram Nebula yang ditengah-tengahnya datar.
Gambar 2.2. (1) Nebula (2) Cakram nebula yang
tertarik grafitasi (3) Matahari yang
terbentuk di inti dan sisa nebula di
sekitarnya (4) Terbentuknya tata surya
(sumber: www.google.com/teori-nebula)
7. 2. Teori Planetesimal
Teori planetisimal adalah salah satu teori yang menerangkan tentang proses
pembuatan Tata Surya. Teori ini dicetuskan oleh seorang astronom bernama Forest
Ray Moulton dan seorang geolog bernama Thomas C. Chamberlin dari Universitas
Chicago, yang kemudian menamakan teori mereka ini dengan nama Teori
Planetisimal. Teori ini menyatakan bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang
angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali dengan matahari. Daya tarik bintang ini
sangat besar sehingga menyebabkan daya pasang di bagian gas Matahari. Akibatnya,
massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik Matahari,
massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Ketika massa gas menjadi
dingin, bentuknya kemudian berubah menjadi cairan kemudian memadat. Akhirnya,
massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi.
Gambar 2.3. Teori Planetesimal (Sumber:
www.google.com/image/)
8. 3. Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar pertama kali dikemukakan pada tahun 1930 oleh ahli
astronomi berkebangsaan Inggris yaitu Raymond Arthur Lyttleton. Menurut Lyttleton,
tata surya terbentuk dari dua buah Bintang, kedua bintang kembar tersebut saling
bertabrakan dan menyebabkan satu bintang hancur menjadi planet dan yang satunya
masih bertahan dikenal dengan nama Matahari.
Gambar 2.4. Teori Bintang kembar (Sumber: www.google.com/image/)
9. 4. Teori Awan Debu (Proto Planet)
Teori ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan
debu sehingga teori ini dikenal juga sebagai teori awan debu. Dasar pemikiran ke arah
itu adalah adanya fakta yang menunjukkan bahwa di jagat raya banyak ditemukan
gumpalan awan seperti itu. Labih dari lima milyar tahun yang lalu, salah satu
gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan tersebut,
partikel-partikel debu tertarik ke dalam menuju pusat awan membentuk gumpalan bola
dan mulai berotasi. Karena rotasinya yang makin cepat, maka gumpalan tersebut akan
mulai memipih (mendatar) menyerupai bentuk cakram, yaitu tebal di bagian tengah
dan tipis di bagian tepi.
Gambar 2.5. Teori proto planet (Sumber: www.google.com/image/)
10. 5. Teori Ledakan Besar (The Big Bang)
Teori ini dikembangkan oleh George Lemaitre. Menurut teori ini pada
mulanya alam semesta adalah "primeval atom" yang berisi semua materi dalam
keadaan yang sangat padat. Teori Big Bang pertama kali ditemukan oleh Abbe
Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada tahun 1920-an. Menurutnya,
alam semesta ini mulanya berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api
kecil dengan ukuran sangat kecil. Gumpalan itu semakin lama semakin memadat dan
memanas, kemudian meledak dan memuntahkan seluruh isi dari alam semesta. Big
Bang melepaskan sejumlah besar energi di alam semesta yang kemudian membentuk
seluruh materi alam semesta dan kemudian berkembang hingga menjadi bentuk yang
sekarang ini dan akan terus berkembang.
Gambar 2.5. Teori proto planet (Sumber: www.google.com/image/)
11. PEMBENTUKAN PLANET BUMI
Bumi terbentuk ketika gravitasi menarik gas dan debu yang berputar-putar
sehingga menjadi planet ketiga dari Matahari. Seperti planet kebumian lainnya,
Bumi mempunyai inti pusat, mantel dalam dan mantel luar dan kerak. Bumi
merupakan satu-satunya planet yang bisa dihuni oleh makhluk hidup hingga saat
ini dan memiliki jarak sekitar 150 juta km dari matahari. Bumi merupakan planet
terdekat dari matahari setelah Merkurius dan Venus. Dalam bahasa indonesia
bumi berasal dari bahasa sanskerta bhumi yang berarti tanah.
12. STRUKTUR BUMI
Bumi seperti halnya planet kebumian lainnya, dibagi menjadi sejumlah lapisan
menurut kandungan fisika atau kimianya, Bumi terdiri dari empat lapisan utama,
dimulai dengan :
1. Inti dalam di pusat planet
2. Inti luar
3. Mantel (Mantel dalam dan Mantel luar)
4. Kerak bumi
Gambar 2.8. Lapisa Bumi (Sumber: www.google.com/image/)
13. CONTINENTAL DRIFT (Pengapungan Benuna)
Hipotesa Pengapungan Benua diperkenalkan pertama kalinya oleh Alfred
Lothar Wegener dalam 2 artikel yang diterbitkannya. Wagener beranggapan
bahwa pada 200 juta tahun yang lalu Superbenua Pangea mulai memisahkan diri.
Alexander Du Toit, seorang gurubesar geologi dari Universitas Witwatersrand
yang juga sebagai mitra dan sekaligus pendukung gagasan Wagener, berpendapat
bahwa Superbenua Pangea pada awalnya pecah menjadi 2 (dua) benua yang
sangat luas, yaitu benua Laurasia yang ada di belahan bumi bagian utara dan
benua Gondwana di belahan bumi bagian selatan, kedua benua ini selanjutnya
pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang kita kenal sebagai benua-
benua yang ada saat ini.
Gambar 2.9. Pengapungan Benua
14. TEORI TEKTONIK LEMPENG
Konsep Tektonik Lempeng menjelaskan bahwa kulit bumi terdiri atas beberapa
bagian lempeng yang tegar, yang bergerak satu terhadap lainnya, di atas massa liat
astenosfir yang kecepatannya rata-rata 10 cm/tahun atau 100 km/10 juta tahun
(Morgan, 1968; Hamilton, 1970, dalam Alzwar, et al., 1987). Dalam konsep
tektonik lempeng tersebut, lempeng-lempeng (plate) kulit bumi bergerak dari
punggungan tengah samudera (mid oceanic ridge), dimana dibentuknya kerak
baru, menuju garis busur vulkanik lainnya dan menuju rantai pegunungan aktif.
(Zakaria, 2007), berdasarkan penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa litosfer
(lempeng benua, samudera dan upper mantle) mengaapung diatas asthenosfer yg
lebih plastis (isostacy).
Gambar 2.10. Model Tektonik Lempeng
15. JENIS – JENIS BATAS LEMPENG
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak
relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan
fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah :
1. Batas transform (transform boundaries)
Terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara
menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan relatif
kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan
pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan
pengamat).
2. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries)
Terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid oceanic
ridge dan zona retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen.
3. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries)
Terjadi jika dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga
membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang
lain, atau tabrakan benua (continental collision) jika kedua lempeng
mengandung kerak benua.
16. Batas Konvergen Batas Transform Batas Divergen Batas Konvergen
(1) Divergen
(2) Konvergen
(3) Transform
Gambar 2.11. Jenis Interaksi Lempeng
Gambar 2.12. (1) Divergen (2) Konvergen (3) Transform