Dokumen tersebut membahas tentang aspek hukum dan etika dalam praktik keperawatan perioperatif, termasuk kode etik keperawatan, masalah etika yang sering dihadapi, dan pedoman tata tertib di ruang operasi."
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
Dokumen tersebut merupakan catatan asuhan keperawatan mengenai pasien bernama Ny. "S" yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat penyakit serupa beberapa bulan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian, ditemukan beberapa masalah keperawatan seperti bersihan jalan nafas tidak efektif
Berduka adalah respon normal terhadap kehilangan yang memungkinkan individu melakukan koping secara bertahap untuk menerima kehilangan. Berduka diwujudkan secara unik pada setiap orang dan dipengaruhi pengalaman pribadi, budaya, dan keyakinan. Teori Engel menjelaskan proses berduka melalui lima fase mulai dari penyangkalan hingga penerimaan.
Dokumen tersebut merangkum proses pengkajian keperawatan yang meliputi pengumpulan data dasar dan fokus untuk mengevaluasi status kesehatan pasien secara komprehensif dan akurat guna merencanakan diagnosis dan tindakan keperawatan yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang falsafah keperawatan yang mencakup pengertian, keyakinan yang harus dimiliki perawat, paradigma keperawatan, unsur-unsurnya, perkembangan ilmu keperawatan sebagai ilmu, dan kode etik keperawatan Indonesia."
Etika merupakan pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan. Kode etik perawat berfungsi sebagai pedoman perilaku dan menjalin hubungan profesional serta sarana pengaturan diri sebagai profesi. Prinsip-prinsip etika keperawatan meliputi autonomy, beneficience, justice, non-maleficience, veracity, fidelity, confidentiality, akuntabilitas, nilai m
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
Dokumen tersebut merupakan catatan asuhan keperawatan mengenai pasien bernama Ny. "S" yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat penyakit serupa beberapa bulan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian, ditemukan beberapa masalah keperawatan seperti bersihan jalan nafas tidak efektif
Berduka adalah respon normal terhadap kehilangan yang memungkinkan individu melakukan koping secara bertahap untuk menerima kehilangan. Berduka diwujudkan secara unik pada setiap orang dan dipengaruhi pengalaman pribadi, budaya, dan keyakinan. Teori Engel menjelaskan proses berduka melalui lima fase mulai dari penyangkalan hingga penerimaan.
Dokumen tersebut merangkum proses pengkajian keperawatan yang meliputi pengumpulan data dasar dan fokus untuk mengevaluasi status kesehatan pasien secara komprehensif dan akurat guna merencanakan diagnosis dan tindakan keperawatan yang tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang falsafah keperawatan yang mencakup pengertian, keyakinan yang harus dimiliki perawat, paradigma keperawatan, unsur-unsurnya, perkembangan ilmu keperawatan sebagai ilmu, dan kode etik keperawatan Indonesia."
Etika merupakan pertimbangan keputusan antara yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang berdasar atas nilai moral dan kesusilaan. Kode etik perawat berfungsi sebagai pedoman perilaku dan menjalin hubungan profesional serta sarana pengaturan diri sebagai profesi. Prinsip-prinsip etika keperawatan meliputi autonomy, beneficience, justice, non-maleficience, veracity, fidelity, confidentiality, akuntabilitas, nilai m
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Dokumen tersebut membahas tentang tren dan isu dalam keperawatan di abad ke-21. Tren yang dihadapi perawat antara lain adalah masyarakat yang semakin maju dengan peningkatan pendidikan dan pendapatan yang menuntut perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan secara profesional dan berwawasan luas. Isu yang dihadapi meliputi permasalahan pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan, serta isu kesehatan umum seperti abors
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan dasar manusia menurut pandangan beberapa ahli seperti Maslow. Menurut Maslow, kebutuhan dasar manusia terdiri dari kebutuhan fisiologis, keamanan, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut saling berhubungan dan berjenjang, dimana kebutuhan dasar harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum beralih ke tingkat kebutu
Teks tersebut membahas tentang berpikir kritis dalam keperawatan dan terdiri dari 3 poin utama:
1. Definisi berpikir kritis sebagai komponen penting dari tanggung jawab profesional dan asuhan keperawatan profesional
2. Karakteristik berpikir kritis meliputi rasional, skeptis konstruktif, otonomi, kreatif, adil, dan dapat dipercaya
3. Model berpikir kritis meliputi total recall, habits, inquiry, new ideas
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian etika keperawatan, kode etik keperawatan, dan permasalahan dasar etika keperawatan yang terdiri dari lima masalah yaitu kuantitas vs kualitas hidup, kebebasan vs penanganan bahaya, berkata jujur vs bohong, keinginan pengetahuan vs falsafah dan ideologi, serta terapi konvensional vs tidak ilmiah."
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Dokumen tersebut membahas tentang tren dan isu dalam keperawatan di abad ke-21. Tren yang dihadapi perawat antara lain adalah masyarakat yang semakin maju dengan peningkatan pendidikan dan pendapatan yang menuntut perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan secara profesional dan berwawasan luas. Isu yang dihadapi meliputi permasalahan pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan, serta isu kesehatan umum seperti abors
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan dasar manusia menurut pandangan beberapa ahli seperti Maslow. Menurut Maslow, kebutuhan dasar manusia terdiri dari kebutuhan fisiologis, keamanan, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut saling berhubungan dan berjenjang, dimana kebutuhan dasar harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum beralih ke tingkat kebutu
Teks tersebut membahas tentang berpikir kritis dalam keperawatan dan terdiri dari 3 poin utama:
1. Definisi berpikir kritis sebagai komponen penting dari tanggung jawab profesional dan asuhan keperawatan profesional
2. Karakteristik berpikir kritis meliputi rasional, skeptis konstruktif, otonomi, kreatif, adil, dan dapat dipercaya
3. Model berpikir kritis meliputi total recall, habits, inquiry, new ideas
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian etika keperawatan, kode etik keperawatan, dan permasalahan dasar etika keperawatan yang terdiri dari lima masalah yaitu kuantitas vs kualitas hidup, kebebasan vs penanganan bahaya, berkata jujur vs bohong, keinginan pengetahuan vs falsafah dan ideologi, serta terapi konvensional vs tidak ilmiah."
Dokumen tersebut membahas tentang etika keperawatan. Mencakup pengertian etika, jenis-jenis etika seperti bioetika dan etika klinik, teori-teori etika seperti utilitarian dan deontologi, prinsip-prinsip etika seperti otonomi dan kejujuran, serta kode etik keperawatan Indonesia.
Makalah ini membahas tentang etika, dilema etik, dan contoh kasus dilema etik dalam keperawatan. Topik utama yang dijelaskan meliputi definisi etika, teori-teori etika seperti utilitarianisme dan deontologi, prinsip-prinsip etika seperti otonomi dan kejujuran, serta penjelasan tentang dilema etik dan cara penyelesaiannya.
Dokumen tersebut membahas tentang etika dalam keperawatan khususnya terkait dengan dua topik yaitu eutanasia dan aborsi. Dibahas mengenai prinsip-prinsip etika yang relevan seperti autonomi, beneficence, justice, dan veracity serta kerangka proses pemecahan masalah etika.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar etika keperawatan yang mencakup pengertian etika, nilai, moral, etika keperawatan, tujuan pendidikan etika keperawatan, isu-isu etika keperawatan seperti standar profesi, implikasi komitmen keperawatan, advokasi, kesejawatan, serta azas-azas dasar etika keperawatan seperti menghormati otonomi pasien, manfaat, tidak merugikan, kejujuran dan kerahasiaan
Dokumen tersebut membahas konsep dasar etika keperawatan yang mencakup pengertian etika, nilai, moral, etika keperawatan, tujuan pendidikan etika keperawatan, serta azas-azas dasar etika keperawatan seperti menghormati otonomi pasien, beneficence, non-maleficence, kejujuran, kerahasiaan, dan keadilan.
Standar praktek dan sistem pendidikan keperawatan (2nd meeting)Ade Rahman
Dokumen tersebut membahas tentang standar praktik dan sistem pendidikan keperawatan. Terdiri dari tiga bagian utama yaitu fokus praktik keperawatan, lingkup kewenangan perawat, dan nilai-nilai profesional praktik keperawatan. Fokus praktik keperawatan meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan, dan perawatan menjelang ajal. Lingkup kewenangan
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
5. Perawat Sebagai Profesi
PERAWAT DOKTERPROFESI
1. Knowledge
2. Berorientasikan pelayanan
3. Autonomi
4. Kode Etik
MITRA
Masing-masing akuntabel
atas tindakannya
Perawat sebagai profesi harus akuntabel kepada :
1. PASIEN yg menerima pelayanannya
2. RS yg memperkerjakannya
3. PROFESINYA
4. PEMERINTAH/LEMBAGA pemberi lisensi
5. DIRI SENDIRI dan ANGGOTA TIM lainnya
6. Pengertian
Etik atau ‘ethics’ berasal dari bahasa Yunani : ethos = adat,
kebiasaan, perilaku, atau karakter.
= Berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar
tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada UU atau peraturan yg
menegaskan hal yg harus dilakukan.
Menurut kamus Webster etik = suatu ilmu yang mempelajari
tentang apa yang baik dan buruk secara moral.
Etik = ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana
sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang
menentukan tingkah laku yang benar, yaitu :
Baik dan buruk
Kewajiban dan tanggung jawab
7. Pengertian
• Keperawatan : pelayanan profesional yang
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan,
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual
yang komprehensif dan ditujukan kepada
individu, kelompok, dan masyarakat baik sakit
sehat maupun sehat.
8. KODE ETIK KEPERAWATAN
Bagian dari etika kesehatan yang menerapkan nilai etika terhadap
bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.
Disusun dan disahkan o/ organisasi atau wadah yg membina profesi
tertentu baik secara nasional maupun internasional.
Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh DPP PPNI
melalui Munas PPNI di Jakarta tanggal 29 Nopember 1989.
Terdiri dari 4 bab dan 16 pasal.
Keputusan Munas VI PPNI telah memberlakukan Kode Etik
Keperawatan Indonesia bagi semua warga keperawatan pd tanggal 14
April 2000.
Etika profesi keperawatan dikenal sebagai practice discipline
perwujudannya melalui asuhan/praktek keperawatan.
9. KODE ETIK PERAWAT
Perawat
Fungsi : Pelayanan Universal
Berdasarkan kebutuhan manusiaPerawat akan berbuat :
- Benar
- Diperlukan
- Menguntungkan
Manusia
Tingkah Laku Ber-beda2 Pedoman :
-Tepat
-Bermoral
KODE ETIK
PERAWAT
10. Tujuan
• Untuk menciptakan dan mempertahankan
kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan
di antara sesama perawat, dan kepercayaan
masyarakat kepada profesi keperawatan.
11. Cakupan Etika Profesi keperawatan
• Mencakup 2 hal penting :
– Kemampuan penampilan kerja
• Merupakan respon terhadap tuntutan profesi lain
• Mengharapkan bahwa sesuatu yang dilakukan o/ tenaga
keperawatan memenuhi standar pelayanan yg ditetapkan o/
keperawatan sendiri.
• Dinyatakan dengan kata-kata teknis
– Perilaku manusiawi
• Merupakan reaksi terhadap tekanan dari luar.
• Biasanya adalah individu atau masyarakat yang dilayani.
• Dinyatakan dalam bentuk kebutuhan yang ada dan nilai
kehidupan manusia yg konkret.
12. Prinsip Etika Profesi keperawatan
• Prinsip : menghargai hak dan martabat manusia,
tidak akan pernah berubah
• Apabila menghadapi suatu situasi yang melibatkan
keputusan yang bersifat etis dan moralitas, perawat
hendaknya bertanya kepada dirinya sendiri :
1. Bagaimana pengaruh tindakan saya kepada pasien?
2. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap atasan dan
orang-orang yang ekerja sama dengan saya?
3. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap diri saya
sendiri?
4. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap profesi?
13. Fungsi Kode Etik Profesi keperawatan
Fungsi Kode Etik :
1. Menghindari ketegangan antar manusia
2. Memperbaiki status kehidupan
3. Menopang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan
Prinsip moral :
Mempunyai peran yang penting dalam menentukan perilaku etis
dan dalam pemecahan masalah etik.
Merupakan standar umum dalam melakukan sesuatu sehingga
membentuk sustu sistem etik.
Berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan
dilarang, diperlukan, atau diizinkan dalam suatu keadaan.
Tiga prinsip moral : autonomy, non-maleficience, dan justice
14. Otonomi
• Berarti kemampuan untuk menentukan sendiri
atau mengatur diri sendiri.
• Menghargai otonomi berarti menghargai
manusia sebagai seseorang yang mempunyai
harga diri dan martabat yang mampu
menentukan sesuatu bagi dirnya.
• Perawat harus menghargai harkat dan martabat
manusia sebagai individu yang dapat
memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya.
15. Otonomi
Contoh tindakan yang tidak memperhatikan otonomi :
1. Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka diberitahu
sebelumnya.
2. Melakukan sesuatu tanpa memberi nformasi relevan yang
penting diketahui klien dalam membuat suatu pilihan
3. Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal
terdapat gangguan atau penyimpangan.
4. Tidak memberikan informasi yang lengkap walaupun klien
menghendaki informsi tersebut.
5. Memaksa klien memberi informasi tentang hal-hal yang
mereka sudah tidak bersedia menjelaskannya.
16. Non-maleficience
• Berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan
bahaya/cedera bagi orang lain.
• Johnson (1989)menyatakan bahwa prinsip untuk
tidak melukai orang lain berbeda dan lebih keras
daripada prinsip untuk melakukan yang baik.
• Beneficience merupakan prinsip untuk melakukan
yang baik dan tidak merugikan orang lain.
• Contoh : kasus transfusi darah.
17. Justice (Keadilan)
• Merupakan prinsip moral untuk semua individu.
• Tindakan yang dilakukan untuk semua orang sama
• Tindakan yang sama tidak selalu identik, tetapi
dalam hal ini persamaan berarti mempunyai
kontribusi yangrelatif sama untuk kebaikan
kehidupan seseorang.
• Prinsip moral ini tidak berdiri sendiri, tetapi bersifat
komplementer sehingga kadang-kadang
menimbulkan masalah dalam berbagai situasi.
18. Masalah Etik Keperawatan
• Lima masalah dasar etika keperawatan :
1. Kuantitas versus kualitas hidup
2. Kebebasan versus penanganan dan pencegahan
bahaya
3. Berkata secara jujur versus berkata bohong
4. Keinginan terhadap pengetahuan yang
bertentangan dengan falsafah, agama, politik,
ekonomi, dan ideologi
5. Terapi ilmiah konvensional dan versus terapi tidak
ilmiah dan coba-coba.
19. Masalah Etik Keperawatan
• Terdapat lima faktor yang pada umumnya harus
dipertimbangkan :
1. Pernyataan dari klien yang pernah diucapkan kepada
anggota keluarga, teman-temannya, dan petugas
kesehatan.
2. Agama dan kepercayaan klien yang dianutnya
3. Pengaruh terhadap anggota keluarga pasien
4. Kemungkinan akibat sampingan yang tidak
dikehendaki.
5. Prognosis dengan atau tanpa pengobatan.
20. Masalah Etik Keperawatan
1. Kuantitas versus kualitas hidup
Contoh :
– Seorang ibu meminta perawat untuk melepas semua
slang yang dipasang pada anaknya yang berusia 14
tahun
– Seorang bayi yangdilahirkan dengan penyakit Sindrom
Down dan beberapa cacat bawaan lainnya, untuk
menyelamatkan kehidupannya perlu operasi tetapi
keluarga menolak.
– Seorang nenek yang menderita berbagai penyakit kronis
menolak makan dan minum serta tidak mau minum
obat dengan alasan suapaya cepat meninggal dunia.
21. Masalah Etik Keperawatan
2. Kebebasan versus penanganan dan
pencehagan bahaya.
Contoh
– Seorang nenek berusia lanjut yang menolak untuk
memakai tongkat sewaktu berjalan, ia ingin
berjalandengan bebas.
– Bapak DS yang selalu menolak anjuran perawat dan
mengatakan semua itu bertentangan dengan
keyakinannya.
22. Masalah Etik Keperawatan
3. Berkata jujur versus bohong
Contoh :
– Seorang perawat anestesi yang mendapati teman
kerjanya menggunakan narkotika, dalam posisi ini
perawat tersebut berada pada pilihan apakah akan
mengatakan terbuka atau diam karena diancam
akan dibuka rahasia yang dimilikinya bial
melaporkan hal itu pada orang lain.
23. Masalah Etik Keperawatan
4. Keinginan terhadap pengetahuan yangbertentangan dengan
falsafah agama, politik, ekonomi dan ideologi.
Contoh :
Klien yang memilih penghapusan dosa dari pada berobat ke
dokter.
5. Terapi ilmiah konvensional versus terapi tidak ilmiah dan
coba-coba.
Contoh :
Di Iriang Jaya masyarakat melakukan tindakan untuk mengatasi
nyeri dengan daun-daunan yang safatnya gatal. Mereka percaya
bahwa pada daun gatal tersebut terdapat “miang” yang dapat
melekat danmenghilangkan rasa nyeri bila dipukul-pukulkan
dibagian tubuh yang sakit.
24. Masalah Etika Dalam Praktek
keperawatan
1. Berkata jujur
2. AIDS
3. Fertilisasi in vitro, inseminasi artifisial dan
pengontrolan reproduksi.
4. Abortus
5. Eutanasia
6. Penghentian pemberian makanan, cairan dan
pengobatan
7. Transplantasi organ
25. Masalah Etika Dalam Praktek
keperawatan
1. Masalah perawat dan sejawat
2. Masalah perawat dan klien
3. Masalah perawat dan profesi kesehatan lain
26. Upaya Mencegah Konflik
1. Uraian tugas, tanggung jawabnya, dan wewenang
yang jelas
2. Komunikasi vertikal dan horisontal
3. Adanya mekanisme penyampaian keluhan
4. Keterbukaan
5. Keadilan
6. Pengamatan atau pemantauan gairah kerja
7. Keikutsertaan semua tim kesehatan dalam
mengambil keputusan
8. Bimbingan dan penyuluhan.
28. PENGERTIAN
• Etika kerja = nilai-nilai atau norma tentang
sikap, perilaku dan budaya yang baik dan telah
disepakati oleh masing-masing kelompok
profesi kamar operasi.
• Tujuan : agar anggota tim melaksanakan
kewajiban dan tanggung jawabnya dengan
baik serta penuh kesadaran terhadap
pasien/keluarga.
29. RUANG LINGKUP
1. Persetujuan Operasi
2. Tata Tertib Kamar Operasi
3. Pencatatan dan Pelaporan
4. Keselamatan dan keamanan kerja
30. 1. PERSETUJUAN OPERASi
Persetujuan operasi dari pasien atau keluarga
merupakan hal yang mutlak diperlukan sebelum
pembedahan untuk menghindarkan tim
bedah/rumah sakit dari tuntutan hukum bila ada
hal-hal yang terjadi sehubungan dengan operasi
yang dilakukan serta untuk melindungi pasien dari
mal praktek.
1. Setiap tindakan pembedahan kecil, sedang, maupun
besar harus ada persetujuan operasi secara tertulis.
Persetujuan operasi ini berdasarkan ketentuan
Permenkes No.585/MEN.KES/PER/1989, Perihal :
Persetujuan Tindakan Medik.
31. b. Persetujuan operasi diperoleh dari
pasien/keluarga yang bersangkutan atau
perwalian yang sah menurut hukum.
Izin bedah dapat diperoleh dari pasien yang
bersangkutan, keluarga atau perwalian yg sah
menurut hukum.
b. Dalam keadaan emergency pasien tidak sadar,
tidak ada keluarga/perwalian persetujuan
operasi dapat diberikan oleh Direktur RS yang
bersangkutan/pejabat yang berwenang.
32. d. Pasien harus mendapat informasi yang
lengkap dan jelas tentang prosedur tindakan
pembedahan yang akan dilakukan serta
akibatnya.
e. Persetujaun operasi merupakan dasar
pertanggungjawaban yang sah bagi dokter
kepada pasien/keluarga/wali/.
f. Persetujuan operasi harus disimpan dalam
berkas dokumen pasien/rekam medis.
33. 2. TATA TERTIB KAMAR OPERASI
Tata tertib kamar operasi disusun dengan tujuan agar
semua petugas dan anggota tim bedah memahami dan
mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku sehingga
program operasi yang direncanakan dapat berjalan
dengan lancar.
Tata tertib yang perlu ditaati antara lain :
a. Semua orang yang masuk kamar operasi, tanpa kecuali
wajib memakai baju khusus sesuai dengan ketentuan.
b. Semua petugas memahami tentang adanya ketentuan
pembagian area kamar operasi dengan segala
konsekuensinya dan memahami ketentuan tersebut.
34. c. Setiap petugas harus memahami dan melaksanakan
teknik aseptik sesuai dengan peran dan fungsinya.
d. Semua anggota tim harus melaksanakan jadual harian
operasi yang telah dijadwalkan oleh perawat kepala
kamar operasi.
e. Perubahan jadwal operasi harian yang dilakukan atas
indikasi kebutuhan dan kondisi pasien harus ada
persetujuan antara ahli bedah dan perawat kepala
kamar operasi
f. Pembatalan jadual harus dijelaskan oleh ahli bedah
kepada pasien/keluarganya.
35. g. Setiap petugas dikamar operasi harus bekerja seusia
dengan uraian tugas yang diberlakukan.
h. Setiap perawat di kamar operasi harus melaksanakan
asuhan keperawatan perioperatif sesuai dengan
peran dan fungsinya, agar dapat memberikan asuhan
secara paripurna
i. Setiap petugas melaksanakan pemeliharaan alat-alat
dan ruangan kamar operasi dengan penuh tanggung
awab dan disiplin.
j. Semua tindakan yang dilakukan dan peristiwa yang
terjadi selama pembedahan harus dicatat dengan
teliti.
36. k. Anggota tim bedah mempunyai kewajiban untuk
menjamin kerahasiaan informasi/data pasien yang
diperoleh pada waktu pembedahan terhadap pihak
yang tidak berkepentingan
l. Khusus pada pasien dengan pembiusan regional
(lumbal anestesi) perlu diperhatikan hal sebagai
berikut :
Tim bedah harus bicara seperlunya, karena pasien dapat
melihat dan mendengar keadaan sekitarnya.
m. Ahli anestesi harus menjelaskan kepada pasien/
keluarga tentang efek obat bius yang digunakan dan
hal-hal yang harus ditaati.
37. 3. PENCATATAN DAN PELAPORAN
• Pencatatan dan pelaporan merupakan salah satu
aspek dari suatu proses akhir dalam perioperatif
yang mencerminkan pertanggungjawaban dari
tim bedah dalam pelaksanaan pembedahan
kepada pasien/masyarakat dan rumah sakit.
• Adapun pencatatan dan pelaporan tersebut
meliputi :
a. Asuhan keperawatan
b. Registrasi pasien kamar bedah
c. Pemakaian obat-obatan, harus ditulis dengan lengkap
dan jelas di formulir yang telah tersedia.
38. d. Peristiwa/kejadian luar biasa harus segra dilaporkan
sesuai dengan sistem yang berlaku.
e. Catatan kegiatan rutin
f. Catatan pengiriman bahan pemeriksaan
laboratoroum harus ditulis lengkap, jelas dan singkat
pada formulir yang telah tersedia.
g. Laporan operasi harus ditulis lengkap, jelas dan
singkat oleh ahli bedah/operator
h. Laporan operasi harus ditulis lengkap, jelas dan
singkat oleh dokter ahli anestesi/perawat anestesi.
39. 4. KESELAMATAN DAN KEAMANAN
KERJA
Keselamatan dan keamanan kerja ditujukan kepada
pasien, petugas, dan alat, meliputi hal-hal berikut :
a. Keselamatan dan keamanan pasien.
Untuk menjamin keselamatan dan keamanan pasien
semua anggota tim bedah meneliti kembali :
1. Identitas pasien
2. Rencana tindakan
3. Jenis pemberian anestesi yang akan dipakai
4. Faktor-faktor alergi
5. Respon pasien selama perioperatif
6. Menghindari pasien dari bahaya fisik akibat penggunaan
alat/kurang teliti.
40. b. Keselamatan dan keamanan petugas
1. Melakukan pemeriksaan periodik sesuai ketentuan
2. Beban kerja harus sesuai dengan kemampuan dan
kondisi kesehatan petugas
3. Perlu adanya keseimbangan antara kesejahteraan ,
penghargaan dan pendidikan berkelanjutan
4. Melakukan pembinaan secara terus menerus dalam
rangka mempertahankan hasil kinerja.
5. Membina hubungan kerja sama yang baik inter dan
antara profesi, dalam pencapaian tujuan tindakan
pembedahan.
41. c. Keselamatan dan kemanan alat-alat
1. Menyediakan pedoman/manual dalam bahasa Indonesia
tentang cara penggunaan alat-alat dan
menggantungkannya pada alat tersebut
2. Memeriksa secara rutin kondisi alat dan memberi label
khusus untuk alat yang rusak
3. Semua petugas harus memahami penggunaan alat
dengan tepat
4. Melaksanakan pelatihan tentang cara penggunaan dan
pemeliharaan alat secara rutin dan berkelanjutan.
5. Memeriksa setiap hari ada tidaknya kebocoran pada pipa
gas medis. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas IPSRS
42. 6. Memeriksa alat ventilasi udara agar berfungsi
dengan baik
7. Memasang simbol khusus untuk daerah rawan
bahaya atau mempunyai resiko mudah terbakar
8. Menggunakan diatermi tidak boleh bersamaan
dengan pemakaian obat bius ether.
9. Memeriksa alat pemadam kebakaran agar dalam
keadaaaan siap pakai.
10.Pemeriksaan secara rutin alat elektro medis
yang dilakukan oleh petugas IPSRS.
43. d. Program jaminan mutu
1. Melaksanakan evalausi pelayanan dikamar
operasi melalui macam-macam audit.
2. Melakukan surveilans infeksi nosokomial secara
periodik dan berkesinambungan.