File ini berisikan tugas Mahasiswa Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang,meliputi materi Struktur, Tata Nama, Sifat dan Sinstesis Ester dari berbagai Reagen, Perbedaan Alkohol dan Eter, serta Reaksi Substitusi Eter
Aldehid dan keton adalah keluarga besar dari senyawa organik yang merasuk dalam kehidupan sehari- hari kita. Senyawa-senyawa ini menimbulkan bau wangi pada banyak buah-buahan dan parfum mahal.Senyawa aldehida dan keton yaitu atom karbon yang dihubungkan dengan atom oksigen oleh ikatan ganda dua (gugus karbonil). Aldehida adalah senyawa organik yang karbon-karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit satu hydrogen
Aldehid dan keton adalah keluarga besar dari senyawa organik yang merasuk dalam kehidupan sehari- hari kita. Senyawa-senyawa ini menimbulkan bau wangi pada banyak buah-buahan dan parfum mahal.Senyawa aldehida dan keton yaitu atom karbon yang dihubungkan dengan atom oksigen oleh ikatan ganda dua (gugus karbonil). Aldehida adalah senyawa organik yang karbon-karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling sedikit satu hydrogen
makalah yang menjelaskan tata nama dan klasifikasi alkil halida, sifat-sifat alkil halida, reaksi substitusi dan eliminasi, reaksi SN-1 dan SN-2, dan yang terakhir reaksi E1 dan E2.
Molekul kiral adalah molekul yang memiliki bayangan cermin tidak superimposabel (tidak dapat bertumpukan). Berasal dari kata yunani (kheir) yang berarti tangan
makalah yang menjelaskan tata nama dan klasifikasi alkil halida, sifat-sifat alkil halida, reaksi substitusi dan eliminasi, reaksi SN-1 dan SN-2, dan yang terakhir reaksi E1 dan E2.
Molekul kiral adalah molekul yang memiliki bayangan cermin tidak superimposabel (tidak dapat bertumpukan). Berasal dari kata yunani (kheir) yang berarti tangan
Turunan senyawa alkana adalah senyawa kimia yang berasal dari alkana (hidrokarbon jenuh) dengan menggantikan satu atau lebih atom hidrogen dalam rantai karbon alkana dengan gugus fungsional tertentu. Beberapa turunan senyawa alkana yang umum melibatkan substitusi hidrogen dengan gugus fungsional tertentu, seperti halogen, gugus hidroksil, atau gugus amino.
1. KIMIA ORGANIK DASAR
ETER
Oleh
Fennia Ade Heriani
Innayatul Khairiyah Safitri
Kalam Saputra
Roni Suprayitno
Dosen Pembimbing:
Hapin Afriyani,M.Si
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2017
3. STRUKTUR
Eter adalah senyawa karbon turunan alkana yang memiliki gugus fungsi-
OR’ (alkoksi). Nama umum dari eter disebut juga Alkoksi alkana.
Jenis alkoksi alkana
CnH2n+2O
Alkoksi alkana
tunggal/sederhana,
Contoh :
Metoksi metana
CH3-O-CH3
Alkoksi alkana
majemuk
Contoh
Metoksi etana
CH3-O-C2H5
Metoksi metana
4. TATA NAMA
TRIVIAL
secara trivial tatanama eter didaskan pada
nama gugus alkil atau aril yang terkait
pada oksigen sesuai dengan abjad dan
diakhiri dengan kata eter.
Contoh: CH3 – O – C2H5
+ eter
IUPAC
gugus – OR disebut gugus alkoksi
sehingga penamaan senyawa eter dimulai
dengan nama gugus alkoksi yang terikat
dan ikuti oleh nama rantai utamanya.
Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang
yang yang terikat pada rantai induk.
contoh: CH3 – O – C2H5
Rumus struktur Nama Trivial Nama IUPAC
CH3 – O – CH3
Dimetil Eter Metoksi Metana
CH3 – O – C2H5
Etil Metil
Eter
Metoksi Etana
C2H5 – O – C2H5 Dietil Eter Etoksi etana
C4H9– O – C2H5
Butil etil
eter
etoksi butana
metil etil
Etil Metil Eter
Metoksi Etana
5. ETER SIKLIK
Contoh eter siklik:
Etilena oksida tetrahidrofuran 1,4-dioksan
THF
Epoksida merupakan gugus eter siklik yang lebih reaktif dari
pada Eter. Senyawa ini merupakan senyawa bermanfaat yang
dapat digunakan untuk membantu melarutkan garam
anorganik dalam pelarut organik.
6. SIFAT
Sifat fisis beberapa eter dan epoksida
Sifat Umum
Eter adalah cairan tidak
berwarna yang mudah
menguap dengan bau yang
khas.
Eter tidak larut air, akan tetapi
larut dalam pelarut nonpolar.
Eter mudah terbakar dengan
nyala bening yang jernih
karena uap eter membentuk
campuran yang eksplosif
dengan udara.
Eter dapat melarutkan lemak,
minyak, resin, alkaloid, brom,
dan iod.
Nama Rumus Titik
didih
(0C)
Rapatan
g/ml
pada
200C
Kelarut-
dian
dalam air
Dimetil
eter
CH 3 – O – CH3 -24 gas ∞
Dietil
eter
C2H5 – O– C2H5 34,6 0,71 8g/100ml
Tetrahid
rofuran
(THF)
66 0,89 ∞
7. SINTETIS ETER
.
Dehidrasi Alkohol
1. Pada suhu suhu tinggi
alkohol mengalami
dehidrasi membentuk
alkena.
2. Pada suhu rendah alkohol
mengalami dehidrasi
membentuk eter.
3. Untuk menghasilkan eter
hasil dehidrasi alkohol
harus di destilasi terlebih
dahulu.
CH3CH2 OH + H OSO3H CH3CH2 OH2 + OSO3H
CH3CH2OH CH3CH2 OH2+ CH3CH2 O CH2CH3
H
+ H2O
CH3CH2OCH2CH3 + H3O
ROH R'OH+
H2SO4
ROR
ROR'
R'OR'
+
H2O
+
+
alkohol 10
CH3CH2OH
CH2 CH2
CH3CH2OCH2CH3
H2SO4
1800
C
H2SO4
1400
C
Etena
Dietil eter
SINTESIS ETER
8. SINTESIS WILLIAMSON
Suatu jalur penting pada preparasi eter non-simetrik adalah suatu reaksi substitusi
nukleofilik yang disebut reaksi Williamson. Merupakan reaksi SN2 dari suatu
natrium alkoksida dengan alkil halida, alkil sulfonat, atau alkil sulfat. Hasil terbaik
dicapai jika alkil halida, alkil sulfonat, atau alkil sulfat yang dipakai adalah primer
(atau metil). Jika substrat adalah tersier maka eliminasi sepenuhnya merupakan
produk reaksi. Pada suhu rendah substitusi lebih unggul dibanding dengan
eliminasi.
R O Na + R' L R O R' + Na L
L = Br, I, OSO2R", atau OSO2OR"
CH3CH2CH2OH + Na CH3CH2CH2O Na + 1/2 H2
Propil alkohol Natrium propoksida
CH3CH2I
CH3CH2OCH2CH2CH3 + Na I
Etil propil eter
(70%)
9. PERBEDAAN ALKOHOL DENGAN ETER
ETER ALKOHOL
Dengan logam Na tidak beraksi
R – O – R + Na
Dengan logan Na beraksi menghasilkan
gas Hidrogen.
2ROH + Na → RO- Na+ + H2
Dengan PX3 tidak bereaksi Dengan pereksi PX3 membentuk RX dan
P(OH)3.
3ROH + PX3 → 3RX + P(OH)3
CH3CH2OH + PCl3 → CH3CH2Cl + P(OH)3
Tidak dapat dioksidasi Dapat dioksidasi
1. Alkohol primer dioksidasi menjadi
aldehid.
2. Alkohol skunder dioksidasi menjadi
keton.
3. Sedangkan alkohol tersier susah
dioksidasi, dan bila di oksidasi dengan
oksidator kuat akan pecah menjadi
alkanal dan alkanon dengan rantai C lebih
pendek
10. REAKSI SUBSITUSI ETER
Eter dapat mengalami reaksi substitusi dengan HBr atau HI mengahsilkan
suatu alkohol dan alkil halida:
R – O – R’ + HX R – O – H + R’ – X
Contoh:
CH3CH2OCH2CH3 + HI → CH3CH2OH + CH3CH2I
CH3CH2CH2OCH2CH3 +HBr → CH3CH2CH2OH + CH3CH2Br
Catatan:
R yang lebih panjang
membentuk alkohol,
sedangkan R’ yang lebih
pendek membentuk alkil
halida