SlideShare a Scribd company logo
MODUL 1
KONSEP DASAR STATISTIKA
Tutor : Derist Touriano
Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah banyak menggunakan statistik, walaupun dalam
bentuk yang sangat sederhana. Contohnya, seorang ibu rumahtangga menghitung pengeluaran untuk
kebutuhan sehari, di kantor pimpinan sebuah perusahaan menghitung bahwa 25 % karyawannya harus
dikenakan pemutusan hubungan kerja agar perusahaan dapat tetap berjalan, pemerintah memperkirakan
bahwa pertumbuhan perekonomian setelah masa krisis akan mencapai 5% dengan asumsi tingkat
investasi asing naik sekitar 15 %.
Statistik digunakan pemerintah untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
yang didasarkan pada hasil perhitungan statistik seperti nilai tukar rupiah, nilai ekspor, harga minyak
mentah dunia, tingkat inflasi dan sebagainya. Dalam hal ini perhitungan statistik merupakan suatu prediksi
(perkiraan) yang didasarkan pada penilaian indikator ekonomi pada tahun sebelumnya. Berdasarkan fakta
ini tanpa disadari sebenarnya statistik telah menjadi bagian dari kehidupan kita dan banyak membantu
untuk mengambil suatu keputusan yang relatif baik. Statistik juga telah mengubah cara kerja manusia dari
yang bersifat tradisional ke arah yang bersifat rasional ilmiah.
Sebagai suatu ilmu, kedudukan statistik merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika
terapan, oleh karena itu untuk dapat memahami ilmu statistik diperlukan pemahaman ilmu matematika.
Di negara maju seperti Amerika, Jepang dan Eropa, ilmu statistika telah berkembang sejak lama dan
mengalami kemajuan yang pesat dan sejalan dengan kemajuan ilmu ekonomi dan teknik. Dapat dikatakan
bahwa kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh sejauh mana negara itu dapat menerapkan ilmu ini
dalam berbagai bidang seperti pada suatu perusahaan digunakan untuk perencanaan produksi dan
strategi pemasarannya. Jepang telah mampu mengembangkan ilmu statistik ini dan berhasil
memadukannya dengan ilmu ekonomi, desain produk, psikologi dan sosiologi masyarakat di berbagai
negara untuk memprediksi dan menganalisis perilaku konsumen sehingga mampu menguasai
perekonomian dunia. Prestasi ini dapat dicapai karena keberhasilan pendidikan di Jepang dalam mata
pelajaran statistika yang diberikan secara luas. Bahkan untuk mendukung pelajaran statistika, seluruh
perguruan tinggi di Jepang mewajibkan mahasiswa di berbagai jurusan untuk mempelajari matematika.
Berkat keberhasilan pendidikan dan publikasi secara luas dalam pengetahuan statistika, maka statistika
telah menjadi bagian dan budaya masyarakat Jepang.
PENGERTIAN DASAR STATISTIKA & DATA
Pada dasarnya statistik dan statistika merupakan dua hal yang berbeda. Statistik mempunyai bebarapa
pengertian, yang paling sederhana berarti data. Contohnya :
 Harga premium bulan Oktober tahun 2005 adalah Rp.4.500,00 per liter
 Jumlah korban Tsunami di Aceh diperkirakan sebesar 1.500 orang.
 Kenaikan penjualan properti setelah krisis moneter 1998 sebesar 25 %.
Dalam pengertian yang lebih luas statistik artinya kumpulan data dalam bentuk angka maupun
bukan angka yang disusun dalan bentuk tabel atau diagram yang menggambarkan suatu masalah
tertentu. Dalam hal ini suatu data biasanya diikuti dengan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan
suatu peristiwa atau keadaan tertentu. Contohnya:
1. Statistik penduduk adalah kumpulan angka-angka yang berkaitan dengan masalah penduduk.
2. Statistik ekonomi adalah kumpulan yang berkaitan dengan masalah ekonomi.
3. Statistik pendidikan adalah kumpulan angka-angka yang berkaitan dengan masalah pendidikan.
Contoh Statistik Demografi dengan menggunakan tabel.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Usia Sekolah Desa Astawa Menurut Umur
Umur (tahun) Jumlah Penduduk (jiwa) Keterangan
5 - 12 65 Sekolah di SD setempat
12 - 17 80 Sekolah di SMP setempat
>17 15 Sekolah di luar Desa
Sumber: Arsip Desa Astawa
Statistik juga menyatakan ukuran atau karakteristik pada sampel seperti nilai rata-rata, standar deviasi,
variansi dan simpangan baku dsb. Contohnya:
1. Umur rata-rata usia masuk perguruan tinggi adalah 18 tahun.
2. Rata-rata penghasilan karyawan pabrik krupuk Cap Singa adalah Rp. 700.000,- dengan simpangan
baku Rp. 50.000,00.
3. Rata-rata hasil panen 1 ha sawah sebanyak 5 ton.
Sedangkan statistika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan metode, teknik, atau cara untuk
mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan atau
menginterpretasikan data. Dengan demikian pengertian statistika jauh lebih luas daripada statistik.
Pengetahuan dan penerapan statistika banyak dipakai dalam metodologi penelitian karena
penelitian merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi mengumpulkan data sampai dengan menarik
kesimpulan dari sekumpulan data yang kemudian ditulis secara lengkap dan berurutan dalam bentuk
laporan penelitian
DISTRIBUSI FREKUENSI
Hasil pengukuran yang kita peroleh disebut dengan data mentah. Besarnya hasil pengukuran yang kita
peroleh biasanya bervariasi. Apabila kita perhatikan data mentah tersebut, sangatlah sulit bagi kita untuk
menarik kesimpulan yang berarti. Untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut, data
mentah tersebut perlu di olah terlebih dahulu.
Pada saat kita dihadapkan pada sekumpulan data yang banyak, seringkali membantu untuk
mengatur dan merangkum data tersebut dengan membuat tabel yang berisi daftar nilai data yang
mungkin berbeda (baik secara individu atau berdasarkan pengelompokkan) bersama dengan frekuensi
yang sesuai, yang mewakili berapa kali nilai-nilai tersebut terjadi. Daftar sebaran nilai data tersebut
dinamakan dengan Daftar Frekuensi atau Sebaran Frekuensi (Distribusi Frekuensi).
Dengan demikian, distribusi frekuensi adalah daftar nilai data (bisa nilai individual atau nilai data
yang sudah dikelompokkan ke dalam selang interval tertentu) yang disertai dengan nilai frekuensi yang
sesuai.
Pengelompokkan data ke dalam beberapa kelas dimaksudkan agar ciri-ciri penting data tersebut
dapat segera terlihat. Daftar frekuensi ini akan memberikan gambaran yang khas tentang bagaimana
keragaman data. Sifat keragaman data sangat penting untuk diketahui, karena dalam pengujian-pengujian
statistik selanjutnya kita harus selalu memperhatikan sifat dari keragaman data. Tanpa memperhatikan
sifat keragaman data, penarikan suatu kesimpulan pada umumnya tidaklah sah.
Sebagai contoh, perhatikan contoh data pada Tabel 1. Tabel tersebut adalah daftar nilai ujian
Matakuliah Statistik dari 80 Mahasiswa (Sudjana, 19xx).
Tabel 1. Daftar Nilai Ujian Matakuliah Statistik
Sangatlah sulit untuk menarik suatu kesimpulan dari daftar data tersebut. Secara sepintas, kita
belum bisa menentukan berapa nilai ujian terkecil atau terbesar. Demikian pula, kita belum bisa
mengetahui dengan tepat, berapa nilai ujian yang paling banyak atau berapa banyak mahasiswa yang
mendapatkan nilai tertentu. Dengan demikian, kita harus mengolah data tersebut terlebih dulu agar dapat
memberikan gambaran atau keterangan yang lebih baik.
Bandingkan dengan tabel yang sudah disusun dalam bentuk daftar frekuensi (Tabel 2a dan Tabel
2b). Tabel 2a merupakan daftar frekuensi dari data tunggal dan Tabel 2b merupakan daftar frekuensi yang
disusun dari data yang sudah di kelompokkan pada kelas yang sesuai dengan selangnya. Kita bisa
memperoleh beberapa informasi atau karakteristik dari data nilai ujian mahasiswa.
Tabel 2a. Tabel 2b.
Pada Tabel 2a, kita bisa mengetahui bahwa ada 80 mahasiswa yang mengikuti ujian, nilai ujian
terkecil adalah 35 dan tertinggi adalah 99. Nilai 70 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh oleh
mahasiswa, yaitu ada 4 orang, atau kita juga bisa mengatakan ada 4 mahasiswa yang memperoleh nilai
70, tidak ada satu pun mahasiswa yang mendapatkan nilai 36, atau hanya satu orang mahasiswa yang
mendapatkan nilai 35.
Tabel 2b merupakan daftar frekuensi dari data yang sudah dikelompokkan. Daftar ini merupakan
daftar frekuensi yang sering digunakan. Kita sering kali mengelompokkan data contoh ke dalam selang-
selang tertentu agar memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai karakteristik dari data. Dari daftar
tersebut, kita bisa mengetahui bahwa mahasiswa yang mengikuti ujian ada 80, selang kelas nilai yang
paling banyak diperoleh oleh mahasiswa adalah sekitar 71 sampai 80, yaitu ada 24 orang, dan seterusnya.
Hanya saja perlu diingat bahwa dengan cara ini kita bisa kehilangan identitas dari data aslinya. Sebagai
contoh, kita bisa mengetahui bahwa ada 2 orang yang mendapatkan nilai antara 31 sampai 40. Meskipun
demikian, kita tidak akan tahu dengan persis, berapa nilai sebenarnya dari 2 orang mahasiswa tersebut,
apakah 31 apakah 32 atau 36 dst.
Tabel 3.
Ada beberapa istilah yang harus dipahami terlebih dahulu dalam menyusun daftar frekuensi.
Range : Selisih antara nilai tertinggi dan terendah. Pada contoh ujian di atas, Range =
99 – 35 = 64
Batas Bawah Kelas : Nilai terkecil yang berada pada setiap kelas.
Contoh:
Pada Tabel 3 di atas, batas bawah kelasnya adalah 31, 41, 51, 61, …, 91
Batas Atas Kelas : Nilai terbesar yang berada pada setiap kelas.
Contoh: Pada Tabel 3 di atas, batas bawah kelasnya adalah 40, 50, 60, …, 100
Batas Kelas (Class
Boundary):
: Nilai yang digunakan untuk memisahkan antar kelas, tapi tanpa adanya jarak
antara batas atas kelas dengan batas bawah kelas berikutnya. Contoh: Pada
kelas ke-1, batas kelas terkecilnya yaitu 30.5 dan terbesar 40.5. Pada kelas ke-
2, batas kelasnya yaitu 40.5 dan 50.5. Nilai pada batas atas kelas ke-1 (40.5)
sama dengan dan merupakan nilai batas bawah bagi kelas ke-2 (40.5). Batas
kelas selalu dinyatakan dengan jumlah digit satu desimal lebih banyak
daripada data pengamatan asalnya. Hal ini dilakukan untuk menjamin tidak
ada nilai pengamatan yang jatuh tepat pada batas kelasnya, sehingga
menghindarkan keraguan pada kelas mana data tersebut harus ditempatkan.
Contoh :
Bila batas kelas di buat seperti ini :
Apabila ada nilai ujian dengan angka 40, apakah harus ditempatkan pada
kelas-1 ataukah kelas ke-2 ?
Panjang/Lebar
Kelas
(Selang Kelas):
: Selisih antara dua nilai batas bawah kelas yang berurutan atau selisih antara
dua nilai batas atas kelas yang berurutan atau selisih antara nilai terbesar dan
terkecil batas kelas bagi kelas yang bersangkutan. Biasanya lebar kelas
tersebut memiliki lebar yang sama. Contoh:
lebar kelas : 41 – 31 = 10
(selisih antara 2 batas bawah kelas yang berurutan) atau
lebar kelas : 50 – 40 = 10
(selisih antara 2 batas atas kelas yang berurutan) atau
lebar kelas : 40.5 – 30.5 = 10.
(selisih antara nilai terbesar dan terkecil batas kelas pada kelas ke-1)
Nilai Tengah Kelas : Nilai kelas merupakan nilai tengah dari kelas yang bersangkutan yang
diperoleh dengan formula berikut: ½ (batas atas kelas+batas bawah kelas).
Nilai ini yang dijadikan pewakil dari selang kelas tertentu untuk perhitungan
analisis statistik selanjutnya. Contoh:
Nilai kelas ke-1 adalah ½(31+40) = 35.5
Banyak Kelas : Sudah jelas! Pada tabel ada 7 kelas.
Frekuensi Kelas : Banyaknya kejadian (nilai) yang muncul pada selang kelas tertentu. Contoh,
pada kelas ke-1, frekuensinya = 2. Nilai frekuensi = 2 karena pada selang
antara 30.5 – 40.5, hanya ada 2 angka yang muncul, yaitu nilai ujian 31 dan
38.
Teknik Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi (TDF)
Distribusi frekuensi dibuat dengan alasan berikut:
 Kumpulan Data Yang Besar Dapat Diringkas
 Kita Dapat Memperoleh Beberapa Gambaran Mengenai Karakteristik Data, Dan
 Merupakan Dasar Dalam Pembuatan Grafik Penting (Seperti Histogram).
Banyak software (teknologi komputasi ) yang bisa digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi
secara otomatis. Meskipun demikian, di sini tetap akan diuraikan mengenai prosedur dasar dalam
membuat tabel distribusi frekuensi.
Langkah-langkah dalam menyusun tabel distribusi frekuensi:
1. Urutkan data, biasanya diurutkan dari nilai yang paling kecil. Tujuannya agar range data diketahui
dan mempermudah penghitungan frekuensi tiap kelas!
2. Tentukan range (rentang atau jangkauan)
Range = Nilai Maksimum – Nilai Minimum
3. Tentukan banyak kelas yang diinginkan. Jangan terlalu banyak/sedikit, berkisar antara 5 dan 20,
tergantung dari banyak dan sebaran datanya. Aturan Sturges: Banyak kelas = 1 + 3.3 log n (n =
banyaknya data)
4. Tentukan panjang/lebar kelas interval (p)
Panjang Kelas (P) = [Rentang] / [Banyak Kelas]
5. Tentukan nilai ujung bawah kelas interval pertama
Pada saat menyusun TDF, pastikan bahwa kelas tidak tumpang tindih sehingga setiap nilai-nilai
pengamatan harus masuk tepat ke dalam satu kelas. Pastikan juga bahwa tidak akan ada data pengamatan
yang tertinggal (tidak dapat dimasukkan ke dalam kelas tertentu). Cobalah untuk menggunakan lebaryang
sama untuk semua kelas, meskipun kadang-kadang tidak mungkin untuk menghindari interval terbuka,
seperti ” ≥ 91 ” (91 atau lebih). Mungkin juga ada kelas tertentu dengan frekuensi nol.
Contoh :
Kita gunakan prosedur di atas untuk menyusun tabel distribusi frekuensi nilai ujian mahasiswa (Tabel 1).
1. Data yang dimiliki (Tabel 1) diurutkan
Data Acak Data Telah Diurutkan
2. Range : [Nilai Tertinggi – Nilai Terendah] = 99 – 35 = 64
3. Banyak Kelas :
Tentukan banyak kelas yang diinginkan. Apabila kita lihat nilai Range = 64, mungkin banyak kelas
sekitar 6 atau 7. Sebagai latihan, kita gunakan Aturan Sturges.
Banyak Kelas = 1 + 3.3 x log(n)
= 1 + 3.3 x log(80)
= 7.28 ≈ 7
4. Panjang Kelas
Panjang Kelas = [range] / [Banyak Kelas]
= 64/7
= 9.14 ≈ 10 (untuk memudahkan dalam penyusunan TDF)
5. Tentukan nilai batas bawah kelas pada kelas pertama.
Nilai ujian terkecil = 35
Penentuan nilai batas bawah kelas bebas saja, asalkan nilai terkecil masih masuk ke dalam kelas
tersebut.
Misalkan : apabila nilai batas bawah yang kita pilih adalah 26, maka interval kelas pertama: 26 – 35,
nilai 35 tepat jatuh di batas atas kelas ke-1. Namun apabila kita pilih nilai batas bawah kelas 20 atau
25, jelas nilai terkecil, 35, tidak akan masuk ke dalam kelas tersebut. Namun untuk kemudahan dalam
penyusunan dan pembacaan TDF, tentunya juga untuk keindahan, lebih baik kita memilih batas
bawah 30 atau 31. Ok, saya tertarik dengan angka 31, sehingga batas bawahnya adalah 31.
Dari prosedur di atas, kita dapat info sebagai berikut :
Tabel Lengkap Tabel Ringkas
DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF DAN KUMULATIF
Distribusi Frekuensi Relatif
Variasi penting dari distribusi frekuensi dasar adalah dengan menggunakan nilai frekuensi relatifnya, yang
disusun dengan membagi frekuensi setiap kelas dengan total dari semua frekuensi (banyaknya data).
Sebuah distribusi frekuensi relatif mencakup batas-batas kelas yang sama seperti TDF, tetapi frekuensi
yang digunakan bukan frekuensi aktual melainkan frekuensi relatif. Frekuensi relatif kadang-kadang
dinyatakan sebagai persen.
Rumus Frekuensi Relatif
Contoh:
Frekuensi Relatif kelas ke-1
Keterangan :
fi = 2
n = 80
Frekuensi Relatif
= 2/80 x 100% = 2.5%
Distribusi Frekuensi Kumulatif
Variasi lain dari distribusi frekuensi standar adalah frekuensi kumulatif. Frekuensi kumulatif untuk suatu
kelas adalah nilai frekuensi untuk kelas tersebut ditambah dengan jumlah frekuensi semua kelas
sebelumnya.
Perhatikan bahwa kolom frekuensi selain label header-nya diganti dengan frekuensi kumulatif
kurang dari, batas-batas kelas diganti dengan “kurang dari” ekspresi yang menggambarkan kisaran nilai-
nilai baru.
atau kadang disusun dalam bentuk seperti ini:
Variasi lain adalah Frekuensi kumulatif lebih dari. Prinsipnya hampir sama dengan prosedur di atas.
Histogram
Histogram adalah merupakan bagian
dari grafik batang di mana skala
horisontal mewakili nilai-nilai data
kelas dan skala vertikal mewakili nilai
frekuensinya. Tinggi batang sesuai
dengan nilai frekuensinya, dan
batang satu dengan lainnya saling
berdempetan, tidak ada jarak/ gap
diantara batang. Kita dapat membuat
histogram setelah tabel distribusi
frekuensi data pengamatan dibuat.
Poligon Frekuensi
Poligon Frekuensi menggunakan
segmen garis yang terhubung ke titik
yang terletak tepat di atas nilai-nilai
titik tengah kelas. Ketinggian dari
titik-titik sesuai dengan frekuensi
kelas, dan segmen garis diperluas ke
kanan dan kiri sehingga grafik dimulai
dan berakhir pada sumbu horisontal.
Ogive
Ogive adalah grafik garis yang
menggambarkan frekuensi kumulatif,
seperti daftar distribusi frekuensi
kumulatif. Perhatikan bahwa batas-
batas kelas dihubungkan oleh
segmen garis yang dimulai dari batas
bawah kelas pertama dan berakhir
pada batas atas dari kelas terakhir.
Ogive berguna untuk menentukan
jumlah nilai di bawah nilai tertentu.
Sebagai contoh, pada gambar berikut
menunjukkan bahwa 68 mahasiswa
mendapatkan nilai kurang dari 90,5.

More Related Content

What's hot

Statistik Ekonomi
Statistik EkonomiStatistik Ekonomi
Statistik EkonomiSelfia Dewi
 
Espa4123 statistika modul 3.1
Espa4123 statistika   modul 3.1Espa4123 statistika   modul 3.1
Espa4123 statistika modul 3.1Ratzman III
 
Statistik BIsnis Bab I dan Bab II
Statistik BIsnis Bab I dan Bab IIStatistik BIsnis Bab I dan Bab II
Statistik BIsnis Bab I dan Bab II
Andreas Jiman
 
Materi 1 statistik (pengantar)
Materi 1 statistik (pengantar)Materi 1 statistik (pengantar)
Materi 1 statistik (pengantar)
Yunita Dwi Jayanti
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran Letak
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran LetakESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran Letak
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran Letak
Ancilla Kustedjo
 
Pengertian statistika ekonomi dan bisnis.ppt
Pengertian statistika ekonomi dan bisnis.pptPengertian statistika ekonomi dan bisnis.ppt
Pengertian statistika ekonomi dan bisnis.ppt
Deby Andriana
 
Espa4123 statistika modul 2
Espa4123 statistika   modul 2Espa4123 statistika   modul 2
Espa4123 statistika modul 2Ratzman III
 
Modul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptifModul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptif
Danu Kusumo Kusumo
 
Rat sat espa 4123 statistika ekonomi
Rat sat espa 4123 statistika ekonomiRat sat espa 4123 statistika ekonomi
Rat sat espa 4123 statistika ekonomiRatzman III
 
Rat sat statistika ekonomi
Rat sat statistika ekonomiRat sat statistika ekonomi
Rat sat statistika ekonomiRatzman III
 
Statistik kesehatan 1
Statistik kesehatan 1Statistik kesehatan 1
Statistik kesehatan 1
Hadi Nugroho
 
Statistik Pendidikan
Statistik PendidikanStatistik Pendidikan
Statistik PendidikanAli Murfhy
 
Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistikaBonz D's
 
1 pengantar statistika dasar
1 pengantar statistika dasar1 pengantar statistika dasar
1 pengantar statistika dasar
Alwan Alfazari
 
Konsep Dasar Statistik Data
Konsep Dasar Statistik DataKonsep Dasar Statistik Data
Konsep Dasar Statistik Data
Diah Ayu W
 
2. ruang lingkup, data, sumber data statistik
2. ruang lingkup, data, sumber data statistik2. ruang lingkup, data, sumber data statistik
2. ruang lingkup, data, sumber data statistik1234567898765432112345
 
Pengantar statistik
Pengantar statistikPengantar statistik
Pengantar statistik
Kampus-Sakinah
 
Pengertian & ruang lingkup statistik
Pengertian & ruang lingkup statistikPengertian & ruang lingkup statistik
Pengertian & ruang lingkup statistik
Winda nawangasari
 

What's hot (20)

Statistik Ekonomi
Statistik EkonomiStatistik Ekonomi
Statistik Ekonomi
 
Espa4123 statistika modul 3.1
Espa4123 statistika   modul 3.1Espa4123 statistika   modul 3.1
Espa4123 statistika modul 3.1
 
Statistik BIsnis Bab I dan Bab II
Statistik BIsnis Bab I dan Bab IIStatistik BIsnis Bab I dan Bab II
Statistik BIsnis Bab I dan Bab II
 
Materi 1 statistik (pengantar)
Materi 1 statistik (pengantar)Materi 1 statistik (pengantar)
Materi 1 statistik (pengantar)
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran Letak
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran LetakESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran Letak
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 2 : Ukuran Tendensi Pusat dan Ukuran Letak
 
Pengertian statistika ekonomi dan bisnis.ppt
Pengertian statistika ekonomi dan bisnis.pptPengertian statistika ekonomi dan bisnis.ppt
Pengertian statistika ekonomi dan bisnis.ppt
 
Espa4123 statistika modul 2
Espa4123 statistika   modul 2Espa4123 statistika   modul 2
Espa4123 statistika modul 2
 
Modul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptifModul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptif
 
Rat sat espa 4123 statistika ekonomi
Rat sat espa 4123 statistika ekonomiRat sat espa 4123 statistika ekonomi
Rat sat espa 4123 statistika ekonomi
 
Materi satatistik 2
Materi satatistik 2Materi satatistik 2
Materi satatistik 2
 
Rat sat statistika ekonomi
Rat sat statistika ekonomiRat sat statistika ekonomi
Rat sat statistika ekonomi
 
Statistik kesehatan 1
Statistik kesehatan 1Statistik kesehatan 1
Statistik kesehatan 1
 
Statistik Pendidikan
Statistik PendidikanStatistik Pendidikan
Statistik Pendidikan
 
Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistika
 
1 pengantar statistik
1 pengantar statistik1 pengantar statistik
1 pengantar statistik
 
1 pengantar statistika dasar
1 pengantar statistika dasar1 pengantar statistika dasar
1 pengantar statistika dasar
 
Konsep Dasar Statistik Data
Konsep Dasar Statistik DataKonsep Dasar Statistik Data
Konsep Dasar Statistik Data
 
2. ruang lingkup, data, sumber data statistik
2. ruang lingkup, data, sumber data statistik2. ruang lingkup, data, sumber data statistik
2. ruang lingkup, data, sumber data statistik
 
Pengantar statistik
Pengantar statistikPengantar statistik
Pengantar statistik
 
Pengertian & ruang lingkup statistik
Pengertian & ruang lingkup statistikPengertian & ruang lingkup statistik
Pengertian & ruang lingkup statistik
 

Viewers also liked

Tugas 1 Tutorial Online 2013.1
Tugas 1 Tutorial Online 2013.1Tugas 1 Tutorial Online 2013.1
Tugas 1 Tutorial Online 2013.1
Yusuf UT 11.2
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 8 : Analisis Varian
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 8 : Analisis VarianESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 8 : Analisis Varian
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 8 : Analisis Varian
Ancilla Kustedjo
 
Tugas individu kewarganegaraan 1
Tugas individu kewarganegaraan 1Tugas individu kewarganegaraan 1
Tugas individu kewarganegaraan 1
Rika Hariany
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 9 : Angka Indeks
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 9 : Angka IndeksESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 9 : Angka Indeks
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 9 : Angka Indeks
Ancilla Kustedjo
 
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran PenyimpanganStatistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran PenyimpanganArie Khurniawan
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaNugroho Adi
 
Definisi Statistika dan Penyajian Data
Definisi Statistika dan Penyajian DataDefinisi Statistika dan Penyajian Data
Definisi Statistika dan Penyajian Data
Putri Aulia
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
Ancilla Kustedjo
 
Capital budgeting
Capital budgetingCapital budgeting
Capital budgeting
nonarunny
 
Makalah wawasan-nusantara
Makalah wawasan-nusantaraMakalah wawasan-nusantara
Makalah wawasan-nusantara
Amsal Silaban Silaban
 
Intangible Assets
Intangible AssetsIntangible Assets
Intangible Assets
Mang Engkus
 
Financial Integrity Part 1
Financial Integrity Part 1Financial Integrity Part 1
Financial Integrity Part 1Mang Engkus
 
Payroll
PayrollPayroll
Payroll
Mang Engkus
 
Liabilities
LiabilitiesLiabilities
Liabilities
Mang Engkus
 
Loans vs Leases
Loans vs LeasesLoans vs Leases
Loans vs Leases
Mang Engkus
 
Non Profit Organizations
Non Profit OrganizationsNon Profit Organizations
Non Profit Organizations
Mang Engkus
 
Valuing Goodwill
Valuing GoodwillValuing Goodwill
Valuing Goodwill
Mang Engkus
 
Inventory Estimation Techniques
Inventory Estimation TechniquesInventory Estimation Techniques
Inventory Estimation Techniques
Mang Engkus
 

Viewers also liked (20)

Tugas 1 Tutorial Online 2013.1
Tugas 1 Tutorial Online 2013.1Tugas 1 Tutorial Online 2013.1
Tugas 1 Tutorial Online 2013.1
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 8 : Analisis Varian
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 8 : Analisis VarianESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 8 : Analisis Varian
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 8 : Analisis Varian
 
Presentasi kel 1
Presentasi kel 1Presentasi kel 1
Presentasi kel 1
 
Tugas individu kewarganegaraan 1
Tugas individu kewarganegaraan 1Tugas individu kewarganegaraan 1
Tugas individu kewarganegaraan 1
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 9 : Angka Indeks
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 9 : Angka IndeksESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 9 : Angka Indeks
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 9 : Angka Indeks
 
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran PenyimpanganStatistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
Statistika Ekonomi I : Nilai Pusat Dan Ukuran Penyimpangan
 
Statistik sosial-4
Statistik sosial-4Statistik sosial-4
Statistik sosial-4
 
Bab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biayaBab 2 akuntansi biaya
Bab 2 akuntansi biaya
 
Definisi Statistika dan Penyajian Data
Definisi Statistika dan Penyajian DataDefinisi Statistika dan Penyajian Data
Definisi Statistika dan Penyajian Data
 
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
ESPA 4123 - Statistika Ekonomi Modul 5 : Teori Cuplikan (Sampling)
 
Capital budgeting
Capital budgetingCapital budgeting
Capital budgeting
 
Makalah wawasan-nusantara
Makalah wawasan-nusantaraMakalah wawasan-nusantara
Makalah wawasan-nusantara
 
Intangible Assets
Intangible AssetsIntangible Assets
Intangible Assets
 
Financial Integrity Part 1
Financial Integrity Part 1Financial Integrity Part 1
Financial Integrity Part 1
 
Payroll
PayrollPayroll
Payroll
 
Liabilities
LiabilitiesLiabilities
Liabilities
 
Loans vs Leases
Loans vs LeasesLoans vs Leases
Loans vs Leases
 
Non Profit Organizations
Non Profit OrganizationsNon Profit Organizations
Non Profit Organizations
 
Valuing Goodwill
Valuing GoodwillValuing Goodwill
Valuing Goodwill
 
Inventory Estimation Techniques
Inventory Estimation TechniquesInventory Estimation Techniques
Inventory Estimation Techniques
 

Similar to Espa4123 statistika modul 1

Statistika pendidikan uni
Statistika pendidikan uniStatistika pendidikan uni
Statistika pendidikan uni
Elisa Dian
 
Rangkuman Materi Ststistika
Rangkuman Materi StstistikaRangkuman Materi Ststistika
Rangkuman Materi StstistikaFuad Nasir
 
Peranan statistik dalam kehidupan sehari
Peranan statistik dalam kehidupan sehariPeranan statistik dalam kehidupan sehari
Peranan statistik dalam kehidupan sehariOki Mentari
 
Statistika Dasar Pertemuan 1
Statistika Dasar Pertemuan 1Statistika Dasar Pertemuan 1
Statistika Dasar Pertemuan 1
Amalia Indrawati Gunawan
 
Materi Pertemuan 1 ( Populasi dan Sampel)
Materi Pertemuan 1 ( Populasi dan Sampel)Materi Pertemuan 1 ( Populasi dan Sampel)
Materi Pertemuan 1 ( Populasi dan Sampel)
cristianpramusinta
 
Pengantar statistik revisi (pak Drajat Setiawan)
Pengantar statistik revisi (pak Drajat Setiawan)Pengantar statistik revisi (pak Drajat Setiawan)
Pengantar statistik revisi (pak Drajat Setiawan)
Ratih Aryati
 
9. statistika
9. statistika9. statistika
9. statistika
Jejen Abdul Fatah
 
Unit 1 stat pend
Unit 1 stat pendUnit 1 stat pend
Unit 1 stat pendkelasrs12a
 
2. pendahuluan stat
2. pendahuluan stat2. pendahuluan stat
2. pendahuluan statFarhatunisa
 
MATEMATIKA Statisika Peluang Trigonometri Lingkaran
MATEMATIKA Statisika Peluang Trigonometri LingkaranMATEMATIKA Statisika Peluang Trigonometri Lingkaran
MATEMATIKA Statisika Peluang Trigonometri Lingkaran
Mustaqim Furohman
 
Musyfiah's kti
Musyfiah's ktiMusyfiah's kti
Musyfiah's ktimusyfiah
 
Statistika
StatistikaStatistika
Tugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahTugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahNurdiana Diana
 
Tugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahTugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahNurdiana Diana
 
Statistika Ekonomi Modul 1.pptx
Statistika Ekonomi Modul 1.pptxStatistika Ekonomi Modul 1.pptx
Statistika Ekonomi Modul 1.pptx
OnoOraDino
 
Tugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahTugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalah
Nurdiana Diana
 
29514 statistik dasar
29514 statistik dasar29514 statistik dasar
29514 statistik dasar
nurwa ningsih
 

Similar to Espa4123 statistika modul 1 (20)

Statistika pendidikan uni
Statistika pendidikan uniStatistika pendidikan uni
Statistika pendidikan uni
 
Rangkuman Materi Ststistika
Rangkuman Materi StstistikaRangkuman Materi Ststistika
Rangkuman Materi Ststistika
 
Peranan statistik dalam kehidupan sehari
Peranan statistik dalam kehidupan sehariPeranan statistik dalam kehidupan sehari
Peranan statistik dalam kehidupan sehari
 
Statistika Dasar Pertemuan 1
Statistika Dasar Pertemuan 1Statistika Dasar Pertemuan 1
Statistika Dasar Pertemuan 1
 
Materi Pertemuan 1 ( Populasi dan Sampel)
Materi Pertemuan 1 ( Populasi dan Sampel)Materi Pertemuan 1 ( Populasi dan Sampel)
Materi Pertemuan 1 ( Populasi dan Sampel)
 
Pengantar statistik revisi (pak Drajat Setiawan)
Pengantar statistik revisi (pak Drajat Setiawan)Pengantar statistik revisi (pak Drajat Setiawan)
Pengantar statistik revisi (pak Drajat Setiawan)
 
9. statistika
9. statistika9. statistika
9. statistika
 
Unit 1 stat pend
Unit 1 stat pendUnit 1 stat pend
Unit 1 stat pend
 
Unit 1 stat pend
Unit 1 stat pendUnit 1 stat pend
Unit 1 stat pend
 
Musyfiah's kti
Musyfiah's ktiMusyfiah's kti
Musyfiah's kti
 
2. pendahuluan stat
2. pendahuluan stat2. pendahuluan stat
2. pendahuluan stat
 
MATEMATIKA Statisika Peluang Trigonometri Lingkaran
MATEMATIKA Statisika Peluang Trigonometri LingkaranMATEMATIKA Statisika Peluang Trigonometri Lingkaran
MATEMATIKA Statisika Peluang Trigonometri Lingkaran
 
Musyfiah's kti
Musyfiah's ktiMusyfiah's kti
Musyfiah's kti
 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Tugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahTugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalah
 
Tugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahTugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalah
 
Statistika Ekonomi Modul 1.pptx
Statistika Ekonomi Modul 1.pptxStatistika Ekonomi Modul 1.pptx
Statistika Ekonomi Modul 1.pptx
 
01 statistika 12
01 statistika 1201 statistika 12
01 statistika 12
 
Tugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalahTugas bahasa indonesia makalah
Tugas bahasa indonesia makalah
 
29514 statistik dasar
29514 statistik dasar29514 statistik dasar
29514 statistik dasar
 

More from Ratzman III

Tugas Tutorial EKSI4202 Hukum Pajak
Tugas Tutorial EKSI4202 Hukum PajakTugas Tutorial EKSI4202 Hukum Pajak
Tugas Tutorial EKSI4202 Hukum Pajak
Ratzman III
 
Tugas Wajib Tutorial I - EKSI4202 - Hukum Pajak
Tugas Wajib Tutorial I  -  EKSI4202 - Hukum PajakTugas Wajib Tutorial I  -  EKSI4202 - Hukum Pajak
Tugas Wajib Tutorial I - EKSI4202 - Hukum PajakRatzman III
 
Review Artikel Tinjauan Pustaka
Review Artikel Tinjauan PustakaReview Artikel Tinjauan Pustaka
Review Artikel Tinjauan Pustaka
Ratzman III
 
MICRO TEACHING IDIK4013-Memanfaatkan Pustaka dalam Penulisan Karya Ilmiah
MICRO TEACHING IDIK4013-Memanfaatkan Pustaka dalam Penulisan Karya IlmiahMICRO TEACHING IDIK4013-Memanfaatkan Pustaka dalam Penulisan Karya Ilmiah
MICRO TEACHING IDIK4013-Memanfaatkan Pustaka dalam Penulisan Karya Ilmiah
Ratzman III
 
Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014
Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014
Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014
Ratzman III
 
Arduino Ch3 : Tilt Sensing Servo Motor Controller
Arduino Ch3 : Tilt Sensing Servo Motor Controller Arduino Ch3 : Tilt Sensing Servo Motor Controller
Arduino Ch3 : Tilt Sensing Servo Motor Controller
Ratzman III
 
Arduino - Ch 2: Sunrise-Sunset Light Switch
Arduino - Ch 2: Sunrise-Sunset Light SwitchArduino - Ch 2: Sunrise-Sunset Light Switch
Arduino - Ch 2: Sunrise-Sunset Light Switch
Ratzman III
 
Arduino - CH 1: The Trick Switch
Arduino - CH 1: The Trick SwitchArduino - CH 1: The Trick Switch
Arduino - CH 1: The Trick Switch
Ratzman III
 
Bab 3 - Kalkulus Relasional
Bab 3 -  Kalkulus RelasionalBab 3 -  Kalkulus Relasional
Bab 3 - Kalkulus RelasionalRatzman III
 
Bab 2 Aljabar Relasional
Bab 2   Aljabar RelasionalBab 2   Aljabar Relasional
Bab 2 Aljabar RelasionalRatzman III
 
Bab 1 RDBMS Review
Bab 1   RDBMS ReviewBab 1   RDBMS Review
Bab 1 RDBMS ReviewRatzman III
 
Kisi kisi basis data uts
Kisi kisi basis data utsKisi kisi basis data uts
Kisi kisi basis data utsRatzman III
 
Kisi kisi basis data uts
Kisi kisi basis data utsKisi kisi basis data uts
Kisi kisi basis data utsRatzman III
 
Modul my sql tutorial part 6
Modul my sql tutorial part 6Modul my sql tutorial part 6
Modul my sql tutorial part 6Ratzman III
 
Modul my sql tutorial part 5
Modul my sql tutorial part 5Modul my sql tutorial part 5
Modul my sql tutorial part 5Ratzman III
 

More from Ratzman III (20)

Tugas Tutorial EKSI4202 Hukum Pajak
Tugas Tutorial EKSI4202 Hukum PajakTugas Tutorial EKSI4202 Hukum Pajak
Tugas Tutorial EKSI4202 Hukum Pajak
 
Tugas Wajib Tutorial I - EKSI4202 - Hukum Pajak
Tugas Wajib Tutorial I  -  EKSI4202 - Hukum PajakTugas Wajib Tutorial I  -  EKSI4202 - Hukum Pajak
Tugas Wajib Tutorial I - EKSI4202 - Hukum Pajak
 
Review Artikel Tinjauan Pustaka
Review Artikel Tinjauan PustakaReview Artikel Tinjauan Pustaka
Review Artikel Tinjauan Pustaka
 
MICRO TEACHING IDIK4013-Memanfaatkan Pustaka dalam Penulisan Karya Ilmiah
MICRO TEACHING IDIK4013-Memanfaatkan Pustaka dalam Penulisan Karya IlmiahMICRO TEACHING IDIK4013-Memanfaatkan Pustaka dalam Penulisan Karya Ilmiah
MICRO TEACHING IDIK4013-Memanfaatkan Pustaka dalam Penulisan Karya Ilmiah
 
Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014
Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014
Format laporan Tutor Universitas Terbuka 2014
 
Arduino Ch3 : Tilt Sensing Servo Motor Controller
Arduino Ch3 : Tilt Sensing Servo Motor Controller Arduino Ch3 : Tilt Sensing Servo Motor Controller
Arduino Ch3 : Tilt Sensing Servo Motor Controller
 
Arduino - Ch 2: Sunrise-Sunset Light Switch
Arduino - Ch 2: Sunrise-Sunset Light SwitchArduino - Ch 2: Sunrise-Sunset Light Switch
Arduino - Ch 2: Sunrise-Sunset Light Switch
 
Arduino - CH 1: The Trick Switch
Arduino - CH 1: The Trick SwitchArduino - CH 1: The Trick Switch
Arduino - CH 1: The Trick Switch
 
Bab 3 - Kalkulus Relasional
Bab 3 -  Kalkulus RelasionalBab 3 -  Kalkulus Relasional
Bab 3 - Kalkulus Relasional
 
Bab 2 Aljabar Relasional
Bab 2   Aljabar RelasionalBab 2   Aljabar Relasional
Bab 2 Aljabar Relasional
 
Bab 1 RDBMS Review
Bab 1   RDBMS ReviewBab 1   RDBMS Review
Bab 1 RDBMS Review
 
Kisi kisi basis data uts
Kisi kisi basis data utsKisi kisi basis data uts
Kisi kisi basis data uts
 
Kisi kisi basis data uts
Kisi kisi basis data utsKisi kisi basis data uts
Kisi kisi basis data uts
 
Modul my sql tutorial part 6
Modul my sql tutorial part 6Modul my sql tutorial part 6
Modul my sql tutorial part 6
 
Nilai lab 01pt3
Nilai lab 01pt3Nilai lab 01pt3
Nilai lab 01pt3
 
Format sap
Format sapFormat sap
Format sap
 
Tugas i
Tugas iTugas i
Tugas i
 
Modul my sql tutorial part 5
Modul my sql tutorial part 5Modul my sql tutorial part 5
Modul my sql tutorial part 5
 
1088
10881088
1088
 
1152
11521152
1152
 

Espa4123 statistika modul 1

  • 1. MODUL 1 KONSEP DASAR STATISTIKA Tutor : Derist Touriano Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kita telah banyak menggunakan statistik, walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Contohnya, seorang ibu rumahtangga menghitung pengeluaran untuk kebutuhan sehari, di kantor pimpinan sebuah perusahaan menghitung bahwa 25 % karyawannya harus dikenakan pemutusan hubungan kerja agar perusahaan dapat tetap berjalan, pemerintah memperkirakan bahwa pertumbuhan perekonomian setelah masa krisis akan mencapai 5% dengan asumsi tingkat investasi asing naik sekitar 15 %. Statistik digunakan pemerintah untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang didasarkan pada hasil perhitungan statistik seperti nilai tukar rupiah, nilai ekspor, harga minyak mentah dunia, tingkat inflasi dan sebagainya. Dalam hal ini perhitungan statistik merupakan suatu prediksi (perkiraan) yang didasarkan pada penilaian indikator ekonomi pada tahun sebelumnya. Berdasarkan fakta ini tanpa disadari sebenarnya statistik telah menjadi bagian dari kehidupan kita dan banyak membantu untuk mengambil suatu keputusan yang relatif baik. Statistik juga telah mengubah cara kerja manusia dari yang bersifat tradisional ke arah yang bersifat rasional ilmiah. Sebagai suatu ilmu, kedudukan statistik merupakan salah satu cabang dari ilmu matematika terapan, oleh karena itu untuk dapat memahami ilmu statistik diperlukan pemahaman ilmu matematika. Di negara maju seperti Amerika, Jepang dan Eropa, ilmu statistika telah berkembang sejak lama dan mengalami kemajuan yang pesat dan sejalan dengan kemajuan ilmu ekonomi dan teknik. Dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh sejauh mana negara itu dapat menerapkan ilmu ini dalam berbagai bidang seperti pada suatu perusahaan digunakan untuk perencanaan produksi dan strategi pemasarannya. Jepang telah mampu mengembangkan ilmu statistik ini dan berhasil memadukannya dengan ilmu ekonomi, desain produk, psikologi dan sosiologi masyarakat di berbagai negara untuk memprediksi dan menganalisis perilaku konsumen sehingga mampu menguasai perekonomian dunia. Prestasi ini dapat dicapai karena keberhasilan pendidikan di Jepang dalam mata pelajaran statistika yang diberikan secara luas. Bahkan untuk mendukung pelajaran statistika, seluruh perguruan tinggi di Jepang mewajibkan mahasiswa di berbagai jurusan untuk mempelajari matematika. Berkat keberhasilan pendidikan dan publikasi secara luas dalam pengetahuan statistika, maka statistika telah menjadi bagian dan budaya masyarakat Jepang.
  • 2. PENGERTIAN DASAR STATISTIKA & DATA Pada dasarnya statistik dan statistika merupakan dua hal yang berbeda. Statistik mempunyai bebarapa pengertian, yang paling sederhana berarti data. Contohnya :  Harga premium bulan Oktober tahun 2005 adalah Rp.4.500,00 per liter  Jumlah korban Tsunami di Aceh diperkirakan sebesar 1.500 orang.  Kenaikan penjualan properti setelah krisis moneter 1998 sebesar 25 %. Dalam pengertian yang lebih luas statistik artinya kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalan bentuk tabel atau diagram yang menggambarkan suatu masalah tertentu. Dalam hal ini suatu data biasanya diikuti dengan keterangan-keterangan yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau keadaan tertentu. Contohnya: 1. Statistik penduduk adalah kumpulan angka-angka yang berkaitan dengan masalah penduduk. 2. Statistik ekonomi adalah kumpulan yang berkaitan dengan masalah ekonomi. 3. Statistik pendidikan adalah kumpulan angka-angka yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Contoh Statistik Demografi dengan menggunakan tabel. Tabel 1. Jumlah Penduduk Usia Sekolah Desa Astawa Menurut Umur Umur (tahun) Jumlah Penduduk (jiwa) Keterangan 5 - 12 65 Sekolah di SD setempat 12 - 17 80 Sekolah di SMP setempat >17 15 Sekolah di luar Desa Sumber: Arsip Desa Astawa Statistik juga menyatakan ukuran atau karakteristik pada sampel seperti nilai rata-rata, standar deviasi, variansi dan simpangan baku dsb. Contohnya: 1. Umur rata-rata usia masuk perguruan tinggi adalah 18 tahun. 2. Rata-rata penghasilan karyawan pabrik krupuk Cap Singa adalah Rp. 700.000,- dengan simpangan baku Rp. 50.000,00. 3. Rata-rata hasil panen 1 ha sawah sebanyak 5 ton. Sedangkan statistika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan metode, teknik, atau cara untuk mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan atau menginterpretasikan data. Dengan demikian pengertian statistika jauh lebih luas daripada statistik. Pengetahuan dan penerapan statistika banyak dipakai dalam metodologi penelitian karena penelitian merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi mengumpulkan data sampai dengan menarik kesimpulan dari sekumpulan data yang kemudian ditulis secara lengkap dan berurutan dalam bentuk laporan penelitian
  • 3. DISTRIBUSI FREKUENSI Hasil pengukuran yang kita peroleh disebut dengan data mentah. Besarnya hasil pengukuran yang kita peroleh biasanya bervariasi. Apabila kita perhatikan data mentah tersebut, sangatlah sulit bagi kita untuk menarik kesimpulan yang berarti. Untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut, data mentah tersebut perlu di olah terlebih dahulu. Pada saat kita dihadapkan pada sekumpulan data yang banyak, seringkali membantu untuk mengatur dan merangkum data tersebut dengan membuat tabel yang berisi daftar nilai data yang mungkin berbeda (baik secara individu atau berdasarkan pengelompokkan) bersama dengan frekuensi yang sesuai, yang mewakili berapa kali nilai-nilai tersebut terjadi. Daftar sebaran nilai data tersebut dinamakan dengan Daftar Frekuensi atau Sebaran Frekuensi (Distribusi Frekuensi). Dengan demikian, distribusi frekuensi adalah daftar nilai data (bisa nilai individual atau nilai data yang sudah dikelompokkan ke dalam selang interval tertentu) yang disertai dengan nilai frekuensi yang sesuai. Pengelompokkan data ke dalam beberapa kelas dimaksudkan agar ciri-ciri penting data tersebut dapat segera terlihat. Daftar frekuensi ini akan memberikan gambaran yang khas tentang bagaimana keragaman data. Sifat keragaman data sangat penting untuk diketahui, karena dalam pengujian-pengujian statistik selanjutnya kita harus selalu memperhatikan sifat dari keragaman data. Tanpa memperhatikan sifat keragaman data, penarikan suatu kesimpulan pada umumnya tidaklah sah. Sebagai contoh, perhatikan contoh data pada Tabel 1. Tabel tersebut adalah daftar nilai ujian Matakuliah Statistik dari 80 Mahasiswa (Sudjana, 19xx). Tabel 1. Daftar Nilai Ujian Matakuliah Statistik Sangatlah sulit untuk menarik suatu kesimpulan dari daftar data tersebut. Secara sepintas, kita belum bisa menentukan berapa nilai ujian terkecil atau terbesar. Demikian pula, kita belum bisa mengetahui dengan tepat, berapa nilai ujian yang paling banyak atau berapa banyak mahasiswa yang
  • 4. mendapatkan nilai tertentu. Dengan demikian, kita harus mengolah data tersebut terlebih dulu agar dapat memberikan gambaran atau keterangan yang lebih baik. Bandingkan dengan tabel yang sudah disusun dalam bentuk daftar frekuensi (Tabel 2a dan Tabel 2b). Tabel 2a merupakan daftar frekuensi dari data tunggal dan Tabel 2b merupakan daftar frekuensi yang disusun dari data yang sudah di kelompokkan pada kelas yang sesuai dengan selangnya. Kita bisa memperoleh beberapa informasi atau karakteristik dari data nilai ujian mahasiswa. Tabel 2a. Tabel 2b. Pada Tabel 2a, kita bisa mengetahui bahwa ada 80 mahasiswa yang mengikuti ujian, nilai ujian terkecil adalah 35 dan tertinggi adalah 99. Nilai 70 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh oleh mahasiswa, yaitu ada 4 orang, atau kita juga bisa mengatakan ada 4 mahasiswa yang memperoleh nilai 70, tidak ada satu pun mahasiswa yang mendapatkan nilai 36, atau hanya satu orang mahasiswa yang mendapatkan nilai 35. Tabel 2b merupakan daftar frekuensi dari data yang sudah dikelompokkan. Daftar ini merupakan daftar frekuensi yang sering digunakan. Kita sering kali mengelompokkan data contoh ke dalam selang- selang tertentu agar memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai karakteristik dari data. Dari daftar tersebut, kita bisa mengetahui bahwa mahasiswa yang mengikuti ujian ada 80, selang kelas nilai yang paling banyak diperoleh oleh mahasiswa adalah sekitar 71 sampai 80, yaitu ada 24 orang, dan seterusnya. Hanya saja perlu diingat bahwa dengan cara ini kita bisa kehilangan identitas dari data aslinya. Sebagai contoh, kita bisa mengetahui bahwa ada 2 orang yang mendapatkan nilai antara 31 sampai 40. Meskipun demikian, kita tidak akan tahu dengan persis, berapa nilai sebenarnya dari 2 orang mahasiswa tersebut, apakah 31 apakah 32 atau 36 dst.
  • 5. Tabel 3. Ada beberapa istilah yang harus dipahami terlebih dahulu dalam menyusun daftar frekuensi. Range : Selisih antara nilai tertinggi dan terendah. Pada contoh ujian di atas, Range = 99 – 35 = 64 Batas Bawah Kelas : Nilai terkecil yang berada pada setiap kelas. Contoh: Pada Tabel 3 di atas, batas bawah kelasnya adalah 31, 41, 51, 61, …, 91 Batas Atas Kelas : Nilai terbesar yang berada pada setiap kelas. Contoh: Pada Tabel 3 di atas, batas bawah kelasnya adalah 40, 50, 60, …, 100 Batas Kelas (Class Boundary): : Nilai yang digunakan untuk memisahkan antar kelas, tapi tanpa adanya jarak antara batas atas kelas dengan batas bawah kelas berikutnya. Contoh: Pada kelas ke-1, batas kelas terkecilnya yaitu 30.5 dan terbesar 40.5. Pada kelas ke- 2, batas kelasnya yaitu 40.5 dan 50.5. Nilai pada batas atas kelas ke-1 (40.5) sama dengan dan merupakan nilai batas bawah bagi kelas ke-2 (40.5). Batas kelas selalu dinyatakan dengan jumlah digit satu desimal lebih banyak daripada data pengamatan asalnya. Hal ini dilakukan untuk menjamin tidak ada nilai pengamatan yang jatuh tepat pada batas kelasnya, sehingga menghindarkan keraguan pada kelas mana data tersebut harus ditempatkan. Contoh : Bila batas kelas di buat seperti ini : Apabila ada nilai ujian dengan angka 40, apakah harus ditempatkan pada kelas-1 ataukah kelas ke-2 ?
  • 6. Panjang/Lebar Kelas (Selang Kelas): : Selisih antara dua nilai batas bawah kelas yang berurutan atau selisih antara dua nilai batas atas kelas yang berurutan atau selisih antara nilai terbesar dan terkecil batas kelas bagi kelas yang bersangkutan. Biasanya lebar kelas tersebut memiliki lebar yang sama. Contoh: lebar kelas : 41 – 31 = 10 (selisih antara 2 batas bawah kelas yang berurutan) atau lebar kelas : 50 – 40 = 10 (selisih antara 2 batas atas kelas yang berurutan) atau lebar kelas : 40.5 – 30.5 = 10. (selisih antara nilai terbesar dan terkecil batas kelas pada kelas ke-1) Nilai Tengah Kelas : Nilai kelas merupakan nilai tengah dari kelas yang bersangkutan yang diperoleh dengan formula berikut: ½ (batas atas kelas+batas bawah kelas). Nilai ini yang dijadikan pewakil dari selang kelas tertentu untuk perhitungan analisis statistik selanjutnya. Contoh: Nilai kelas ke-1 adalah ½(31+40) = 35.5 Banyak Kelas : Sudah jelas! Pada tabel ada 7 kelas. Frekuensi Kelas : Banyaknya kejadian (nilai) yang muncul pada selang kelas tertentu. Contoh, pada kelas ke-1, frekuensinya = 2. Nilai frekuensi = 2 karena pada selang antara 30.5 – 40.5, hanya ada 2 angka yang muncul, yaitu nilai ujian 31 dan 38. Teknik Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi (TDF) Distribusi frekuensi dibuat dengan alasan berikut:  Kumpulan Data Yang Besar Dapat Diringkas  Kita Dapat Memperoleh Beberapa Gambaran Mengenai Karakteristik Data, Dan  Merupakan Dasar Dalam Pembuatan Grafik Penting (Seperti Histogram). Banyak software (teknologi komputasi ) yang bisa digunakan untuk membuat tabel distribusi frekuensi secara otomatis. Meskipun demikian, di sini tetap akan diuraikan mengenai prosedur dasar dalam membuat tabel distribusi frekuensi. Langkah-langkah dalam menyusun tabel distribusi frekuensi: 1. Urutkan data, biasanya diurutkan dari nilai yang paling kecil. Tujuannya agar range data diketahui dan mempermudah penghitungan frekuensi tiap kelas! 2. Tentukan range (rentang atau jangkauan) Range = Nilai Maksimum – Nilai Minimum 3. Tentukan banyak kelas yang diinginkan. Jangan terlalu banyak/sedikit, berkisar antara 5 dan 20, tergantung dari banyak dan sebaran datanya. Aturan Sturges: Banyak kelas = 1 + 3.3 log n (n = banyaknya data) 4. Tentukan panjang/lebar kelas interval (p) Panjang Kelas (P) = [Rentang] / [Banyak Kelas] 5. Tentukan nilai ujung bawah kelas interval pertama
  • 7. Pada saat menyusun TDF, pastikan bahwa kelas tidak tumpang tindih sehingga setiap nilai-nilai pengamatan harus masuk tepat ke dalam satu kelas. Pastikan juga bahwa tidak akan ada data pengamatan yang tertinggal (tidak dapat dimasukkan ke dalam kelas tertentu). Cobalah untuk menggunakan lebaryang sama untuk semua kelas, meskipun kadang-kadang tidak mungkin untuk menghindari interval terbuka, seperti ” ≥ 91 ” (91 atau lebih). Mungkin juga ada kelas tertentu dengan frekuensi nol. Contoh : Kita gunakan prosedur di atas untuk menyusun tabel distribusi frekuensi nilai ujian mahasiswa (Tabel 1). 1. Data yang dimiliki (Tabel 1) diurutkan Data Acak Data Telah Diurutkan 2. Range : [Nilai Tertinggi – Nilai Terendah] = 99 – 35 = 64 3. Banyak Kelas : Tentukan banyak kelas yang diinginkan. Apabila kita lihat nilai Range = 64, mungkin banyak kelas sekitar 6 atau 7. Sebagai latihan, kita gunakan Aturan Sturges. Banyak Kelas = 1 + 3.3 x log(n) = 1 + 3.3 x log(80) = 7.28 ≈ 7 4. Panjang Kelas Panjang Kelas = [range] / [Banyak Kelas] = 64/7 = 9.14 ≈ 10 (untuk memudahkan dalam penyusunan TDF) 5. Tentukan nilai batas bawah kelas pada kelas pertama. Nilai ujian terkecil = 35
  • 8. Penentuan nilai batas bawah kelas bebas saja, asalkan nilai terkecil masih masuk ke dalam kelas tersebut. Misalkan : apabila nilai batas bawah yang kita pilih adalah 26, maka interval kelas pertama: 26 – 35, nilai 35 tepat jatuh di batas atas kelas ke-1. Namun apabila kita pilih nilai batas bawah kelas 20 atau 25, jelas nilai terkecil, 35, tidak akan masuk ke dalam kelas tersebut. Namun untuk kemudahan dalam penyusunan dan pembacaan TDF, tentunya juga untuk keindahan, lebih baik kita memilih batas bawah 30 atau 31. Ok, saya tertarik dengan angka 31, sehingga batas bawahnya adalah 31. Dari prosedur di atas, kita dapat info sebagai berikut : Tabel Lengkap Tabel Ringkas
  • 9. DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF DAN KUMULATIF Distribusi Frekuensi Relatif Variasi penting dari distribusi frekuensi dasar adalah dengan menggunakan nilai frekuensi relatifnya, yang disusun dengan membagi frekuensi setiap kelas dengan total dari semua frekuensi (banyaknya data). Sebuah distribusi frekuensi relatif mencakup batas-batas kelas yang sama seperti TDF, tetapi frekuensi yang digunakan bukan frekuensi aktual melainkan frekuensi relatif. Frekuensi relatif kadang-kadang dinyatakan sebagai persen. Rumus Frekuensi Relatif Contoh: Frekuensi Relatif kelas ke-1 Keterangan : fi = 2 n = 80 Frekuensi Relatif = 2/80 x 100% = 2.5% Distribusi Frekuensi Kumulatif Variasi lain dari distribusi frekuensi standar adalah frekuensi kumulatif. Frekuensi kumulatif untuk suatu kelas adalah nilai frekuensi untuk kelas tersebut ditambah dengan jumlah frekuensi semua kelas sebelumnya. Perhatikan bahwa kolom frekuensi selain label header-nya diganti dengan frekuensi kumulatif kurang dari, batas-batas kelas diganti dengan “kurang dari” ekspresi yang menggambarkan kisaran nilai- nilai baru.
  • 10. atau kadang disusun dalam bentuk seperti ini: Variasi lain adalah Frekuensi kumulatif lebih dari. Prinsipnya hampir sama dengan prosedur di atas. Histogram Histogram adalah merupakan bagian dari grafik batang di mana skala horisontal mewakili nilai-nilai data kelas dan skala vertikal mewakili nilai frekuensinya. Tinggi batang sesuai dengan nilai frekuensinya, dan batang satu dengan lainnya saling berdempetan, tidak ada jarak/ gap diantara batang. Kita dapat membuat histogram setelah tabel distribusi frekuensi data pengamatan dibuat. Poligon Frekuensi Poligon Frekuensi menggunakan segmen garis yang terhubung ke titik yang terletak tepat di atas nilai-nilai titik tengah kelas. Ketinggian dari titik-titik sesuai dengan frekuensi kelas, dan segmen garis diperluas ke kanan dan kiri sehingga grafik dimulai dan berakhir pada sumbu horisontal.
  • 11. Ogive Ogive adalah grafik garis yang menggambarkan frekuensi kumulatif, seperti daftar distribusi frekuensi kumulatif. Perhatikan bahwa batas- batas kelas dihubungkan oleh segmen garis yang dimulai dari batas bawah kelas pertama dan berakhir pada batas atas dari kelas terakhir. Ogive berguna untuk menentukan jumlah nilai di bawah nilai tertentu. Sebagai contoh, pada gambar berikut menunjukkan bahwa 68 mahasiswa mendapatkan nilai kurang dari 90,5.