SlideShare a Scribd company logo
1




COUPLING
2


       Coupling adalah komponen mekanik yang
        berfungsi  untuk     membuat     sambungan
        permanen atau non permanen sesuai dengan
        kebutuhan pemakainya.
       Sehingga kopling bisa berguna untuk
         Menyambung    dua buah poros yang saling
          terpisah
         Menghasilkan kefleksibelan posisi poros yang
          tidak berada pada satu sumbu
         Melindungi poros dari overload dan shock load
3


    Kriteria kopling yang bagus antara lain:
     Mudah dipasang dan dilepas

     Dapat mentransmisikan daya tanpa ada loss

     Dapat menjaga ketidaksenteran dengan baik

     Dapat meredam shock load dengan baik
Jenis-jenis Coupling
4


    1.     Rigid   coupling.         Digunakan     untuk
       menghubungkan dua poros yang sejajar (satu
       sumbu). Jenis rigid coupling:
    (a) Sleeve or muff coupling.

    (b) Clamp or split-muff or compression coupling, and

    (c) Flange coupling.

    2.    Flexible   coupling.       Digunakan     untuk
       menghubungkan dua poros yang tidak satu
       sumbu
    (a) Bushed pin type coupling,

    (b) Universal coupling, and

    (c) Oldham coupling.
Sleeve atau Muff Coupling
5


       Adalah bentuk kopling paling sederhana. Yaitu
        berbentuk tabung silinder dengan diameter
        dalam    sama   dengan      diameter   poros.
        Menggunakan pasak gib head sebagai
        penguncinya
       Ukuran yang dipakai
           Outer diameter sleeve, D = 2d + 13 mm
           Panjang sleeve, L = 3.5 d
           d is the diameter of the shaft
6


       Desain sleeve coupling




       Dimana
        T   = torsi poros
         c = Permissible shear stress untuk material
          sleeve (cast iron). Harga yang aman untuk cast
          iron sekitar 14 MPa
         K = d/D
7


       Desain pasak
         Lebar   dan tebal sesuai dengan tabel perhitungan
          pasak
         Panjang pasak setidaknya sama dengan panjang
          sleeve. Karena pasak harus dipasang terpisah
          (pada masing-masing poros), maka panjang satu
          pasak:



       Shearing dan crushing pasak
Clamp/ Split-muff/ Compression
    Coupling
8


       Kopling dengan Muff atau sleeve dibuat dalam bentuk
        terpisah (2 x setengah silinder), dan disatukan dengan
        baut.




       Baut pengunci minimal sepasang (2 baut) dan
        penambahan baut harus selalu berpasang-pasangan
       Pasak yang digunakan hanya satu saja (sepanjang
        sleeve)
9


       Diameter muff / sleeve, D = 2d + 13 mm
       Panjang muff , L = 3.5 d
       Dimana d = Diameter of the shaft

       Desain muff dan pasak
       Dibuat sama dengan sleeve coupling di atas
10


        Desain Baut Pengikat
        Gaya yang muncul pada satu bagian sleeve
         yang dipasang baut
                                db = root diameter
         baut
                                 t = teg. tarik baut
                                n = jumlah baut
        Jika p adalah tekanan yang bekerja di poros
         dan muff karena pengencangan/
         pengikatan, maka distribusi gaya adalah
11


        Gaya gesek antara permukaan poros dan muff
12


        Torsi yang dipindahkan



        Dari rumusan-rumusan di atas, root diameter
         baut bisa dihitung
Flange Coupling
13


        Adalah kopling yang dipasang pada masing-
         masing ujung poros. Kopling ini dipasangkan/
         disatukan oleh baut yang tersebar sepanjang
         keliling flange
14


        Masing-masing flange diikat pada poros menggunakan
         sunk key yang posisinya tidak segaris dengan lubang
         baut (menghindari pelemahan coupling)
         Unprotected flange coupling  protected        flange
         coupling
Desain Unprotected Flange
15
     Coupling
        Jika d = diameter poros atau diameter dalam flange
        D (Outside diameter hub) = 2 d
        L (Panjang hub) = 1.5 d
        D1 (Pitch circle diameter bolts) = 3d
        D2 (Outside diameter flange) = D1 + (D1 – D) = 2D1 – D =
         4d
        tf (Ketebalan flange) = 0.5 d
        Jumlah bolts = 3, utk d s/d 40 mm
        4, utk d s/d 100 mm
        6, utk d s/d 180 mm
16


         s,   and k = Allowable shear stress for
               b
         shaft, bolt and key material
         c = Allowable shear stress for the flange
         material
        σcb, and σck = Allowable crushing stress for
         bolt and key material
17


        Desain Hub
        Flange coupling diasumsikan sebagai hollow
         shaft



        Desain Pasak
        Panjang pasak = panjang hub.
        Lebar dan tebal sesuai tabel dan perhitungan
         pasak
Desain Flange
18


        Karena        masing-masing       ujung    hub
         dipertemukan         dan    disambung   dengan
         baut, maka torsi yang muncul adalah akibat
         tegangan geser sepanjang permukaan flange
        T = Fkarena shear x radius of hub
Desain Bolt
19


        Bolt didesain bekerja dengan tegangan geser
        Jumlah bolt (n) tergantung dari diameter poros
         dan diameter pitch circle bolt (D1) = 3d
        Beban yang bekerja tiap bolt

        Untuk n buat bolt, maka

        Torsi yang dipindahkan
20


        Crushing resistance bolt

        Crushing strength semua bolt

        Torsi
21



        FLEXIBLE COUPLING
Bushed-pin Flexible Coupling
22


  Adalah modifikasi dari flange coupling
  Dilengkapi dengan brass bush dan rubber
   bush yang diselubungkan pada cheese head
   bolt/ pin
 Jika
  l = panjang bush dalam flange,

  d2 = Diameter bush,

  pb = Bearing pressure pada bush or pin,

  n = jumlah pins

  D1 = diameter of pitch circle pins.
23


        Bearing load tiap pin




        Torsi

        Direct shear stress karena torsi
24


        Dengan mengasumsikan bahwa pin adalah
         cantilever beam dengan beban merata, maka




        Karena pin dikenai tegangan bending dan
         shear, maka perlu diperiksa maximum principal
         stress atau maximum shear stress-nya
25
Universal Coupling Joint
26


        Banyak ditemukan pada kendaraan.
        Sebagai penghubung antara mesin dengan as
         roda belakang
        Memungkinkan untuk perputaran dua poros
         yang saling menyudut dengan posisi kopling
         sebagai titik pusatnya
27
28
29


        Torsi pin yang ditransmisikan

        Dan

More Related Content

What's hot

Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
Rumah Belajar
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasRumah Belajar
 
Elemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - RemElemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - Rem
Charis Muhammad
 
3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)
3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)
3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)Abrianto Akuan
 
Rivets joint
Rivets jointRivets joint
Rivets joint
M. Rio Rizky Saputra
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
Eko Purwanto
 
Pasak
PasakPasak
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
Hettyk Sari
 
praktikum
praktikumpraktikum
[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagramSyahrir Qoim
 
TEGANGAN
TEGANGANTEGANGAN
TEGANGAN
Dwi Ratna
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
ichsan_madya
 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Charis Muhammad
 
Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)Putri Mawardani
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
Tipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensionalTipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensionalZaid Ezza
 

What's hot (20)

Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Elemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - RemElemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - Rem
 
3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)
3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)
3. Batas Kelelahan Logam Konsep S-N (AA)
 
Rivets joint
Rivets jointRivets joint
Rivets joint
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Pasak
PasakPasak
Pasak
 
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
 
praktikum
praktikumpraktikum
praktikum
 
[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram
 
TEGANGAN
TEGANGANTEGANGAN
TEGANGAN
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
Poros dan Pasak
Poros dan PasakPoros dan Pasak
Poros dan Pasak
 
Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)Uji keausaan (wear test)
Uji keausaan (wear test)
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
Tipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensionalTipe tipe mesin konvensional
Tipe tipe mesin konvensional
 

Viewers also liked

Makalah kopling tetap
Makalah kopling tetapMakalah kopling tetap
Makalah kopling tetap
rizky putra
 
8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran
Winarso Arso
 
Time management short kim -eng
Time management short  kim -engTime management short  kim -eng
Time management short kim -engkimmadsen
 
Método de newton raphson
Método de newton raphsonMétodo de newton raphson
Método de newton raphson
Moisés Apaza Quincho
 
Turkish coasts beauties and challenges
Turkish coasts beauties and challengesTurkish coasts beauties and challenges
Turkish coasts beauties and challenges
ebruo
 
Insearchofmahatma 090802094040-phpapp02
Insearchofmahatma 090802094040-phpapp02Insearchofmahatma 090802094040-phpapp02
Insearchofmahatma 090802094040-phpapp02Navneet Singh
 
11Ib122 c 桃太郎
11Ib122 c 桃太郎11Ib122 c 桃太郎
11Ib122 c 桃太郎peace0817
 
Semelles de asturias 17
Semelles de asturias 17Semelles de asturias 17
Semelles de asturias 17Luisdima
 
 桃太郎
 桃太郎 桃太郎
 桃太郎peace0817
 
Help africa presentation benelux
Help africa presentation beneluxHelp africa presentation benelux
Help africa presentation benelux
kimmadsen
 
Semelles de asturias 17
Semelles de asturias 17Semelles de asturias 17
Semelles de asturias 17
Luisdima
 
Holland succesday 19th nov
Holland succesday 19th nov Holland succesday 19th nov
Holland succesday 19th nov
kimmadsen
 
Maferluis carlos galan!
Maferluis carlos galan!Maferluis carlos galan!
Maferluis carlos galan!mafer1992
 
TEDxBrighton 2012
TEDxBrighton 2012TEDxBrighton 2012
TEDxBrighton 2012
Louise Winters
 
Moitepari.bg - Rezultati Anketa Finansirane na Biznesa-11.06.2013
 Moitepari.bg - Rezultati Anketa Finansirane na Biznesa-11.06.2013 Moitepari.bg - Rezultati Anketa Finansirane na Biznesa-11.06.2013
Moitepari.bg - Rezultati Anketa Finansirane na Biznesa-11.06.2013
Deyan Vassilev
 
Gandhi a life_in_pictures1
Gandhi a life_in_pictures1Gandhi a life_in_pictures1
Gandhi a life_in_pictures1Navneet Singh
 
Semelles de asturias 17
Semelles de asturias 17Semelles de asturias 17
Semelles de asturias 17Luisdima
 
Why Partnerships Can End up as Zombies
Why Partnerships Can End up as ZombiesWhy Partnerships Can End up as Zombies
Why Partnerships Can End up as Zombiesspflanigan
 
Kopling tetap bahan ajar
Kopling tetap bahan ajarKopling tetap bahan ajar
Kopling tetap bahan ajarKhairul Fadli
 

Viewers also liked (20)

Makalah kopling tetap
Makalah kopling tetapMakalah kopling tetap
Makalah kopling tetap
 
8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran8. alat pemadaman kebakaran
8. alat pemadaman kebakaran
 
Time management short kim -eng
Time management short  kim -engTime management short  kim -eng
Time management short kim -eng
 
Método de newton raphson
Método de newton raphsonMétodo de newton raphson
Método de newton raphson
 
Turkish coasts beauties and challenges
Turkish coasts beauties and challengesTurkish coasts beauties and challenges
Turkish coasts beauties and challenges
 
Insearchofmahatma 090802094040-phpapp02
Insearchofmahatma 090802094040-phpapp02Insearchofmahatma 090802094040-phpapp02
Insearchofmahatma 090802094040-phpapp02
 
11Ib122 c 桃太郎
11Ib122 c 桃太郎11Ib122 c 桃太郎
11Ib122 c 桃太郎
 
Semelles de asturias 17
Semelles de asturias 17Semelles de asturias 17
Semelles de asturias 17
 
 桃太郎
 桃太郎 桃太郎
 桃太郎
 
Help africa presentation benelux
Help africa presentation beneluxHelp africa presentation benelux
Help africa presentation benelux
 
Semelles de asturias 17
Semelles de asturias 17Semelles de asturias 17
Semelles de asturias 17
 
Holland succesday 19th nov
Holland succesday 19th nov Holland succesday 19th nov
Holland succesday 19th nov
 
Force motion
Force motionForce motion
Force motion
 
Maferluis carlos galan!
Maferluis carlos galan!Maferluis carlos galan!
Maferluis carlos galan!
 
TEDxBrighton 2012
TEDxBrighton 2012TEDxBrighton 2012
TEDxBrighton 2012
 
Moitepari.bg - Rezultati Anketa Finansirane na Biznesa-11.06.2013
 Moitepari.bg - Rezultati Anketa Finansirane na Biznesa-11.06.2013 Moitepari.bg - Rezultati Anketa Finansirane na Biznesa-11.06.2013
Moitepari.bg - Rezultati Anketa Finansirane na Biznesa-11.06.2013
 
Gandhi a life_in_pictures1
Gandhi a life_in_pictures1Gandhi a life_in_pictures1
Gandhi a life_in_pictures1
 
Semelles de asturias 17
Semelles de asturias 17Semelles de asturias 17
Semelles de asturias 17
 
Why Partnerships Can End up as Zombies
Why Partnerships Can End up as ZombiesWhy Partnerships Can End up as Zombies
Why Partnerships Can End up as Zombies
 
Kopling tetap bahan ajar
Kopling tetap bahan ajarKopling tetap bahan ajar
Kopling tetap bahan ajar
 

Similar to Elmesw10 coupling

PPT Kelompok 1.ppt
PPT Kelompok 1.pptPPT Kelompok 1.ppt
PPT Kelompok 1.ppt
ALDhoven
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
Khairul Fadli
 
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfMechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Deni Prasetyo
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
MOSES HADUN
 
sambungan baut mutu tinggi dalam pekerjaan baja
sambungan baut mutu tinggi dalam pekerjaan bajasambungan baut mutu tinggi dalam pekerjaan baja
sambungan baut mutu tinggi dalam pekerjaan baja
mundakirmundakir2
 
Bab vijb
Bab vijbBab vijb
macam macam sambungan pada struktur baja.pptx
macam macam sambungan pada struktur baja.pptxmacam macam sambungan pada struktur baja.pptx
macam macam sambungan pada struktur baja.pptx
AdhimasTirta
 
elemen-mesin (1).ppt
elemen-mesin (1).pptelemen-mesin (1).ppt
elemen-mesin (1).ppt
IrwanKurniawan57
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
Dwi Ratna
 
Macam macam alat_penyambung_baja
Macam macam alat_penyambung_bajaMacam macam alat_penyambung_baja
Macam macam alat_penyambung_bajaKeyz Luphniezz
 
Baja i-3
Baja i-3Baja i-3
Baja i-3
Zulfikar Akbar
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
Fajar Istu
 
Elemen Mesin. Sambungan yang dapta dilepas (Baut dan Mur)
Elemen Mesin. Sambungan yang dapta dilepas (Baut dan Mur)Elemen Mesin. Sambungan yang dapta dilepas (Baut dan Mur)
Elemen Mesin. Sambungan yang dapta dilepas (Baut dan Mur)
Iwan Susanto
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
DitaLestari18
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajafrans2014
 
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptxdokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
AdwityaBhaskara
 
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.pptbab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
Gidion Turuallo
 

Similar to Elmesw10 coupling (20)

PPT Kelompok 1.ppt
PPT Kelompok 1.pptPPT Kelompok 1.ppt
PPT Kelompok 1.ppt
 
Baut dan-mur
Baut dan-murBaut dan-mur
Baut dan-mur
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdfMechanical-fasterener standard for engineering.pdf
Mechanical-fasterener standard for engineering.pdf
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Sambungan baut
Sambungan bautSambungan baut
Sambungan baut
 
sambungan baut mutu tinggi dalam pekerjaan baja
sambungan baut mutu tinggi dalam pekerjaan bajasambungan baut mutu tinggi dalam pekerjaan baja
sambungan baut mutu tinggi dalam pekerjaan baja
 
Bab vijb
Bab vijbBab vijb
Bab vijb
 
macam macam sambungan pada struktur baja.pptx
macam macam sambungan pada struktur baja.pptxmacam macam sambungan pada struktur baja.pptx
macam macam sambungan pada struktur baja.pptx
 
elemen-mesin (1).ppt
elemen-mesin (1).pptelemen-mesin (1).ppt
elemen-mesin (1).ppt
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
Macam macam alat_penyambung_baja
Macam macam alat_penyambung_bajaMacam macam alat_penyambung_baja
Macam macam alat_penyambung_baja
 
Baja i-3
Baja i-3Baja i-3
Baja i-3
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
Sk15
Sk15Sk15
Sk15
 
Elemen Mesin. Sambungan yang dapta dilepas (Baut dan Mur)
Elemen Mesin. Sambungan yang dapta dilepas (Baut dan Mur)Elemen Mesin. Sambungan yang dapta dilepas (Baut dan Mur)
Elemen Mesin. Sambungan yang dapta dilepas (Baut dan Mur)
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
 
Perencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-bajaPerencanaan sambungan-profil-baja
Perencanaan sambungan-profil-baja
 
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptxdokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
dokumen.tips_struktur-kayu-ix-analisis-sambungan-baut.pptx
 
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.pptbab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
bab-2- contoh perhitungan tegangan-tegangan.ppt
 

Elmesw10 coupling

  • 2. 2  Coupling adalah komponen mekanik yang berfungsi untuk membuat sambungan permanen atau non permanen sesuai dengan kebutuhan pemakainya.  Sehingga kopling bisa berguna untuk  Menyambung dua buah poros yang saling terpisah  Menghasilkan kefleksibelan posisi poros yang tidak berada pada satu sumbu  Melindungi poros dari overload dan shock load
  • 3. 3 Kriteria kopling yang bagus antara lain:  Mudah dipasang dan dilepas  Dapat mentransmisikan daya tanpa ada loss  Dapat menjaga ketidaksenteran dengan baik  Dapat meredam shock load dengan baik
  • 4. Jenis-jenis Coupling 4 1. Rigid coupling. Digunakan untuk menghubungkan dua poros yang sejajar (satu sumbu). Jenis rigid coupling: (a) Sleeve or muff coupling. (b) Clamp or split-muff or compression coupling, and (c) Flange coupling. 2. Flexible coupling. Digunakan untuk menghubungkan dua poros yang tidak satu sumbu (a) Bushed pin type coupling, (b) Universal coupling, and (c) Oldham coupling.
  • 5. Sleeve atau Muff Coupling 5  Adalah bentuk kopling paling sederhana. Yaitu berbentuk tabung silinder dengan diameter dalam sama dengan diameter poros. Menggunakan pasak gib head sebagai penguncinya  Ukuran yang dipakai  Outer diameter sleeve, D = 2d + 13 mm  Panjang sleeve, L = 3.5 d  d is the diameter of the shaft
  • 6. 6  Desain sleeve coupling  Dimana T = torsi poros  c = Permissible shear stress untuk material sleeve (cast iron). Harga yang aman untuk cast iron sekitar 14 MPa  K = d/D
  • 7. 7  Desain pasak  Lebar dan tebal sesuai dengan tabel perhitungan pasak  Panjang pasak setidaknya sama dengan panjang sleeve. Karena pasak harus dipasang terpisah (pada masing-masing poros), maka panjang satu pasak:  Shearing dan crushing pasak
  • 8. Clamp/ Split-muff/ Compression Coupling 8  Kopling dengan Muff atau sleeve dibuat dalam bentuk terpisah (2 x setengah silinder), dan disatukan dengan baut.  Baut pengunci minimal sepasang (2 baut) dan penambahan baut harus selalu berpasang-pasangan  Pasak yang digunakan hanya satu saja (sepanjang sleeve)
  • 9. 9  Diameter muff / sleeve, D = 2d + 13 mm  Panjang muff , L = 3.5 d  Dimana d = Diameter of the shaft  Desain muff dan pasak  Dibuat sama dengan sleeve coupling di atas
  • 10. 10  Desain Baut Pengikat  Gaya yang muncul pada satu bagian sleeve yang dipasang baut  db = root diameter baut  t = teg. tarik baut  n = jumlah baut  Jika p adalah tekanan yang bekerja di poros dan muff karena pengencangan/ pengikatan, maka distribusi gaya adalah
  • 11. 11  Gaya gesek antara permukaan poros dan muff
  • 12. 12  Torsi yang dipindahkan  Dari rumusan-rumusan di atas, root diameter baut bisa dihitung
  • 13. Flange Coupling 13  Adalah kopling yang dipasang pada masing- masing ujung poros. Kopling ini dipasangkan/ disatukan oleh baut yang tersebar sepanjang keliling flange
  • 14. 14  Masing-masing flange diikat pada poros menggunakan sunk key yang posisinya tidak segaris dengan lubang baut (menghindari pelemahan coupling) Unprotected flange coupling protected flange coupling
  • 15. Desain Unprotected Flange 15 Coupling  Jika d = diameter poros atau diameter dalam flange  D (Outside diameter hub) = 2 d  L (Panjang hub) = 1.5 d  D1 (Pitch circle diameter bolts) = 3d  D2 (Outside diameter flange) = D1 + (D1 – D) = 2D1 – D = 4d  tf (Ketebalan flange) = 0.5 d  Jumlah bolts = 3, utk d s/d 40 mm  4, utk d s/d 100 mm  6, utk d s/d 180 mm
  • 16. 16  s, and k = Allowable shear stress for b shaft, bolt and key material  c = Allowable shear stress for the flange material  σcb, and σck = Allowable crushing stress for bolt and key material
  • 17. 17  Desain Hub  Flange coupling diasumsikan sebagai hollow shaft  Desain Pasak  Panjang pasak = panjang hub.  Lebar dan tebal sesuai tabel dan perhitungan pasak
  • 18. Desain Flange 18  Karena masing-masing ujung hub dipertemukan dan disambung dengan baut, maka torsi yang muncul adalah akibat tegangan geser sepanjang permukaan flange  T = Fkarena shear x radius of hub
  • 19. Desain Bolt 19  Bolt didesain bekerja dengan tegangan geser  Jumlah bolt (n) tergantung dari diameter poros dan diameter pitch circle bolt (D1) = 3d  Beban yang bekerja tiap bolt  Untuk n buat bolt, maka  Torsi yang dipindahkan
  • 20. 20  Crushing resistance bolt  Crushing strength semua bolt  Torsi
  • 21. 21  FLEXIBLE COUPLING
  • 22. Bushed-pin Flexible Coupling 22  Adalah modifikasi dari flange coupling  Dilengkapi dengan brass bush dan rubber bush yang diselubungkan pada cheese head bolt/ pin Jika  l = panjang bush dalam flange,  d2 = Diameter bush,  pb = Bearing pressure pada bush or pin,  n = jumlah pins  D1 = diameter of pitch circle pins.
  • 23. 23  Bearing load tiap pin  Torsi  Direct shear stress karena torsi
  • 24. 24  Dengan mengasumsikan bahwa pin adalah cantilever beam dengan beban merata, maka  Karena pin dikenai tegangan bending dan shear, maka perlu diperiksa maximum principal stress atau maximum shear stress-nya
  • 25. 25
  • 26. Universal Coupling Joint 26  Banyak ditemukan pada kendaraan.  Sebagai penghubung antara mesin dengan as roda belakang  Memungkinkan untuk perputaran dua poros yang saling menyudut dengan posisi kopling sebagai titik pusatnya
  • 27. 27
  • 28. 28
  • 29. 29  Torsi pin yang ditransmisikan  Dan