1. Praktikum ini melibatkan penggunaan flip-flop R-S, D, dan J-K untuk mempelajari operasinya. Komponen yang digunakan antara lain IC TTL 7473, 7474, modul clock, preset-clear, dan debouncing switch. 2. Hasilnya menunjukkan prinsip kerja masing-masing flip-flop dan tabel kebenarannya. Flip-flop D bekerja dengan menunda data masukan hingga clock, sedangkan JK bisa mengganti output. 3. Modul clock men
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Sistem Sensor yang diampu oleh Drs. Wildian, M.Si. Mata kuliah ini akan membahas tentang sensor sebagai komponen elektronik penting dalam sistem instrumentasi dan kontrol, prinsip kerja berbagai jenis sensor, serta karakteristik dan aplikasi sensor.
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik dioda semikonduktor. Peralatan yang digunakan antara lain logic circuit trainer, kabel, multimeter, dioda dan resistor. Hasilnya menunjukkan bahwa dioda hanya dapat mengalirkan arus searah saja dan hubungan antara tegangan dan arus tidak linear.
Modul ini membahas tentang rangkaian digital dan logika kombinasi. Terdapat penjelasan tentang tabel kebenaran, gerbang logika dasar, bentuk persamaan logika, dan teknik minimisasi untuk menyederhanakan persamaan logika."
1. Praktikum ini melibatkan penggunaan flip-flop R-S, D, dan J-K untuk mempelajari operasinya. Komponen yang digunakan antara lain IC TTL 7473, 7474, modul clock, preset-clear, dan debouncing switch. 2. Hasilnya menunjukkan prinsip kerja masing-masing flip-flop dan tabel kebenarannya. Flip-flop D bekerja dengan menunda data masukan hingga clock, sedangkan JK bisa mengganti output. 3. Modul clock men
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Sistem Sensor yang diampu oleh Drs. Wildian, M.Si. Mata kuliah ini akan membahas tentang sensor sebagai komponen elektronik penting dalam sistem instrumentasi dan kontrol, prinsip kerja berbagai jenis sensor, serta karakteristik dan aplikasi sensor.
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik dioda semikonduktor. Peralatan yang digunakan antara lain logic circuit trainer, kabel, multimeter, dioda dan resistor. Hasilnya menunjukkan bahwa dioda hanya dapat mengalirkan arus searah saja dan hubungan antara tegangan dan arus tidak linear.
Modul ini membahas tentang rangkaian digital dan logika kombinasi. Terdapat penjelasan tentang tabel kebenaran, gerbang logika dasar, bentuk persamaan logika, dan teknik minimisasi untuk menyederhanakan persamaan logika."
Teks tersebut merangkum tentang Jembatan Wheatstone dan Jembatan Kelvin yang digunakan untuk mengukur tahanan dengan tingkat ketelitian tinggi. Jembatan Wheatstone terdiri dari 4 buah tahanan dan galvanometer, sedangkan Jembatan Kelvin merupakan modifikasi Jembatan Wheatstone dengan menggunakan 7 buah tahanan untuk meningkatkan ketelitian pengukuran tahanan rendah. Teks tersebut juga menjelaskan cara kerja, persamaan kesetimbangan
Rangkaian AC adalah rangkaian listrik dimana besarnya arus dan tegangan berubah secara periodik sesuai dengan waktu dan dapat mengalir dalam dua arah. Rangkaian ini memiliki beberapa jenis beban seperti beban resistif, induktif, kapasitif dan campuran. Setiap jenis beban memiliki karakteristik yang berbeda terkait hubungan antara tegangan dan arus.
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritBeny Nugraha
Modul ini membahas tentang sistem dan sinyal waktu diskrit. Terdapat definisi sistem waktu diskrit sebagai divais atau algoritma yang beroperasi pada sinyal waktu diskrit dengan masukan dan keluaran berupa sinyal waktu diskrit. Modul ini juga menjelaskan sifat-sifat sistem waktu diskrit seperti kausalitas, linearitas, dan time invariant serta contoh penerapannya. Terakhir membahas mengenai konvolusi sebagai hubungan antara mas
Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Komponen ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya.
Rangkuman dokumen:
Dokumen ini membahas tentang percobaan flip-flop dan counter menggunakan komponen logika TTL. Terdapat empat percobaan yang dilakukan, yaitu rangkaian flip-flop NAND dasar, JK flip-flop, counter 3 bit, dan counter modulo 6. Hasil percobaan sesuai dengan teori kecuali untuk counter yang gagal membuktikan fungsinya.
Dokumen tersebut berisi contoh soal latihan mengenai Analog to Digital Converter (ADC). Terdapat 4 contoh soal yang membahas tentang menentukan jumlah bit, resolusi, bit rate, frekuensi nyquist dan folding dari sinyal analog yang diolah menggunakan ADC. Jawaban soal melibatkan rumus-rumus penting seperti menghitung langkah kuantisasi, jumlah tingkatan kuantisasi, dan frekuensi sampling.
Dokumen tersebut membahas tentang parameter kutub empat (two port network) yang digunakan untuk mempelajari karakteristik suatu penguat. Parameter tersebut meliputi impedansi (Z), admitansi (Y), hibrid (H), ABCD, dan parameter S (scattering). Parameter S lebih sesuai untuk analisis pada frekuensi tinggi karena hanya memerlukan terminasi yang sesuai. Dokumen ini juga menjelaskan cara perhitungan parameter S berdasarkan gelombang datang dan pantul
Dokumen tersebut membahas tentang gerbang logika sebagai dasar pembentuk sistem elektronika digital yang berfungsi untuk mengubah input menjadi output logis berdasarkan sistem bilangan biner. Terdapat 7 jenis gerbang logika dasar yaitu AND, OR, NOT, NAND, NOR, Ex-OR, Ex-NOR yang diimplementasikan dalam bentuk IC. Gerbang logika dapat disederhanakan men
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1BAIDILAH Baidilah
Dokumen tersebut membahas tentang metode Quine-McCluskey untuk menyederhanakan fungsi Boolean. Metode ini lebih tepat digunakan untuk fungsi Boolean dengan jumlah variabel lebih dari empat karena metode aljabar dan peta Karnaugh sulit menyederhanakannya. Metode Quine-McCluskey melibatkan dua langkah yaitu menentukan prime implicant dan memilih prime implicant inti untuk mendapatkan hasil penyederhanaan.
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Fathan Hakim
Dokumen tersebut membahas tentang modulasi amplitudo dalam sistem telekomunikasi. Modulasi amplitudo adalah proses penumpangan sinyal informasi berupa gelombang sinus ke amplitudo gelombang sinus pembawa. Jenis-jenis modulasi amplitudo diantaranya adalah AM, DSB, SSB yang memanfaatkan variasi amplitudo gelombang pembawa untuk mengirimkan informasi.
Sinyal adalah fenomena yang muncul dari suatu lingkungan tertentu dan dapat dinyatakan secara kuantitatif, sementara sistem adalah jalinan berbagai bagian yang berinteraksi dengan sinyal masukan dan keluaran. Contoh aplikasi sinyal dan sistem adalah komputer, alat kesehatan, dan pendingin ruangan.
Sistem bilangan biner adalah sistem yang menggunakan dua nilai koefisien 0 dan 1. Bilangan biner dapat dikonversi ke sistem oktal, heksadesimal, dan desimal. Bilangan biner tanda dua komplemen digunakan untuk operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan digital.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem digital dan konsep-konsep dasarnya. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi sistem digital dan rangkaian digital, perbedaan antara sistem digital dan rangkaian digital, representasi besaran digital dalam bentuk logika 0 dan 1, serta konversi antara berbagai sistem bilangan seperti biner, desimal, oktal dan heksadesimal.
Teks tersebut merangkum tentang Jembatan Wheatstone dan Jembatan Kelvin yang digunakan untuk mengukur tahanan dengan tingkat ketelitian tinggi. Jembatan Wheatstone terdiri dari 4 buah tahanan dan galvanometer, sedangkan Jembatan Kelvin merupakan modifikasi Jembatan Wheatstone dengan menggunakan 7 buah tahanan untuk meningkatkan ketelitian pengukuran tahanan rendah. Teks tersebut juga menjelaskan cara kerja, persamaan kesetimbangan
Rangkaian AC adalah rangkaian listrik dimana besarnya arus dan tegangan berubah secara periodik sesuai dengan waktu dan dapat mengalir dalam dua arah. Rangkaian ini memiliki beberapa jenis beban seperti beban resistif, induktif, kapasitif dan campuran. Setiap jenis beban memiliki karakteristik yang berbeda terkait hubungan antara tegangan dan arus.
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 2 - sistem & sinyal waktu diskritBeny Nugraha
Modul ini membahas tentang sistem dan sinyal waktu diskrit. Terdapat definisi sistem waktu diskrit sebagai divais atau algoritma yang beroperasi pada sinyal waktu diskrit dengan masukan dan keluaran berupa sinyal waktu diskrit. Modul ini juga menjelaskan sifat-sifat sistem waktu diskrit seperti kausalitas, linearitas, dan time invariant serta contoh penerapannya. Terakhir membahas mengenai konvolusi sebagai hubungan antara mas
Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Komponen ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya.
Rangkuman dokumen:
Dokumen ini membahas tentang percobaan flip-flop dan counter menggunakan komponen logika TTL. Terdapat empat percobaan yang dilakukan, yaitu rangkaian flip-flop NAND dasar, JK flip-flop, counter 3 bit, dan counter modulo 6. Hasil percobaan sesuai dengan teori kecuali untuk counter yang gagal membuktikan fungsinya.
Dokumen tersebut berisi contoh soal latihan mengenai Analog to Digital Converter (ADC). Terdapat 4 contoh soal yang membahas tentang menentukan jumlah bit, resolusi, bit rate, frekuensi nyquist dan folding dari sinyal analog yang diolah menggunakan ADC. Jawaban soal melibatkan rumus-rumus penting seperti menghitung langkah kuantisasi, jumlah tingkatan kuantisasi, dan frekuensi sampling.
Dokumen tersebut membahas tentang parameter kutub empat (two port network) yang digunakan untuk mempelajari karakteristik suatu penguat. Parameter tersebut meliputi impedansi (Z), admitansi (Y), hibrid (H), ABCD, dan parameter S (scattering). Parameter S lebih sesuai untuk analisis pada frekuensi tinggi karena hanya memerlukan terminasi yang sesuai. Dokumen ini juga menjelaskan cara perhitungan parameter S berdasarkan gelombang datang dan pantul
Dokumen tersebut membahas tentang gerbang logika sebagai dasar pembentuk sistem elektronika digital yang berfungsi untuk mengubah input menjadi output logis berdasarkan sistem bilangan biner. Terdapat 7 jenis gerbang logika dasar yaitu AND, OR, NOT, NAND, NOR, Ex-OR, Ex-NOR yang diimplementasikan dalam bentuk IC. Gerbang logika dapat disederhanakan men
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1BAIDILAH Baidilah
Dokumen tersebut membahas tentang metode Quine-McCluskey untuk menyederhanakan fungsi Boolean. Metode ini lebih tepat digunakan untuk fungsi Boolean dengan jumlah variabel lebih dari empat karena metode aljabar dan peta Karnaugh sulit menyederhanakannya. Metode Quine-McCluskey melibatkan dua langkah yaitu menentukan prime implicant dan memilih prime implicant inti untuk mendapatkan hasil penyederhanaan.
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Fathan Hakim
Dokumen tersebut membahas tentang modulasi amplitudo dalam sistem telekomunikasi. Modulasi amplitudo adalah proses penumpangan sinyal informasi berupa gelombang sinus ke amplitudo gelombang sinus pembawa. Jenis-jenis modulasi amplitudo diantaranya adalah AM, DSB, SSB yang memanfaatkan variasi amplitudo gelombang pembawa untuk mengirimkan informasi.
Sinyal adalah fenomena yang muncul dari suatu lingkungan tertentu dan dapat dinyatakan secara kuantitatif, sementara sistem adalah jalinan berbagai bagian yang berinteraksi dengan sinyal masukan dan keluaran. Contoh aplikasi sinyal dan sistem adalah komputer, alat kesehatan, dan pendingin ruangan.
Sistem bilangan biner adalah sistem yang menggunakan dua nilai koefisien 0 dan 1. Bilangan biner dapat dikonversi ke sistem oktal, heksadesimal, dan desimal. Bilangan biner tanda dua komplemen digunakan untuk operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan digital.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem digital dan konsep-konsep dasarnya. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi sistem digital dan rangkaian digital, perbedaan antara sistem digital dan rangkaian digital, representasi besaran digital dalam bentuk logika 0 dan 1, serta konversi antara berbagai sistem bilangan seperti biner, desimal, oktal dan heksadesimal.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang sistem bilangan desimal, biner, oktal, dan heksadesimal. Termasuk cara mengkonversi antar sistem bilangan tersebut menggunakan teknik pembagian dan pengelompokan bit. Juga dibahas sistem bilangan pecahan biner dan BCD.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan biner, desimal, oktal, dan heksadesimal beserta penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan-bilangan tersebut. Juga dibahas tentang representasi bilangan fixed point, bilangan bulat bertanda, dan bilangan pecahan floating point dalam sistem biner.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem bilangan biner dan pecahan dalam sistem bilangan biner, termasuk konversi bilangan desimal ke biner dan sebaliknya. Gerbang logika juga dijelaskan sebagai blok dasar untuk membentuk rangkaian elektronika digital yang meliputi gerbang AND, OR, NOT, NAND, NOR, EX-OR, dan EX-NOR.
this article describes math theory in computer systems include integer number, number systems, conversion algorithm and technique between number systems, boolean algebra, logical gate, etc.
Dokumen membahas tentang sistem bilangan yang digunakan dalam komputer seperti sistem bilangan biner, oktal, desimal, dan heksadesimal beserta penjelasan konversi antar sistem bilangan tersebut."
Dokumen ini membahas tentang desain sistem konverter bilangan heksadesimal ke biner menggunakan IC 4532. Sistem ini menggunakan dua IC 4532 sebagai encoder prioritas yang mengubah input dari 16 tombol ke output biner 4 bit. Simulasi menunjukkan sistem dapat mengkonversi tekanan tombol tertentu ke representasi binernya.
Teks tersebut membahas tentang logika digital dan gerbang logika. Ia menjelaskan bahwa logika digital menggunakan sistem biner dengan dua tingkat keadaan (0 dan 1). Teks tersebut juga menjelaskan berbagai jenis gerbang logika dasar seperti AND, OR, NOT, NAND, NOR, XOR, dan XNOR beserta tabel kebenaran masing-masing.
Dokumen ini membahas sistem bilangan desimal dan biner, termasuk penjelasan tentang nilai kolom desimal (ratusan, puluhan, satuan), definisi bit dan signifikansi bit pada sistem biner, konversi antara bilangan desimal dan biner, serta contoh pengubahan bilangan biner menjadi desimal.
Rangkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Rangkasian kombinasi seperti adder dan subtractor digunakan untuk operasi aritmatika biner seperti penjumlahan dan pengurangan; (2) Sistem bilangan biner bertanda menggunakan representasi komplemen kedua untuk menyatakan bilangan positif dan negatif; (3) Operasi aritmatika biner melibatkan aplikasi aturan-aturan logika pada tabel kebenaran rangkaian kombinasi.
Dokumen tersebut membahas tentang representasi bilangan integer dalam sistem biner untuk digunakan dalam komputer. Terdapat beberapa metode representasi seperti unsigned integer, nilai tanda, bias, dan komplemen dua. Komplemen dua dijelaskan sebagai metode representasi paling baik karena mampu menangani bilangan positif dan negatif beserta operasinya dengan baik.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2. I. SISTEM BILANGAN BINER
A. PENDAHULUAN
Elektronika digital secara luas dibuat
menggunakan sistem bilangan biner dan
dinyatakan digit 1 dan 0. Digit biner
digunakan untuk menunjukan dua keadaan
level tegangan, HIGH atau LOW. Sebagian
besar sistem digital level HIGH
direpresentasikan oleh 1 atau ON dan level
LOW direpresentasikan oleh 0 atau OFF.
3. Pengertian2
• Sinyal Kontinu; Panas ( Temperatur ), Cahaya (
Intensitas ) dll.
• Sinyal Digital; Bilangan, Abjad dll.
• Logika pada sistem digitasi; Membentuk
rangkaian yang dapat berfungsi memproses
sinyal digital.
4. B. BILANGAN BINER
Sistem bilangan biner adalah susunan
bilangan yang mempunyai basis 2 sebab
sistem bilangan ini menggunakan dua nilai
koefisien yang mungkin yaitu 0 dan 1.
C. KONVERSI BILANGAN
Secara umum ekspresi sistem bilangan
basis–r mempunyai perkalian koefisien
oleh pangkat dari r.
anrn + a n-1 r n-1 + … + a2r2 + a1r1 + a0r0 + a-1 r -1
+ a-2 r-2 + …
5. Lanjutan …
Contoh. 1.1
Konversi bilangan n berbasis r ke desimal
11010,112 = 1.24 + 1.23 + 0.22 + 1.21 + 0.20
1.2-1 + 1.2-2
= 26,7510
4021,25 = 4.53 + 0.52 + 2.51 + 1.50 + 2.5-1
= 511,410
6. Lanjutan …
Decimal
( base 10 )
Binary
( base 2)
Octal
( base 8 )
Hexadecimal
( base 16 )
00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
0000
0001
0010
0011
0100
0101
0110
0111
1000
1001
1010
1011
1100
1101
1110
1111
00
01
02
03
04
05
06
07
10
11
12
13
14
15
16
17
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
A
B
C
D
E
F
Tabel 1-1
Bilangan dengan basis yang berbeda
9. D. BILANGAN OCTAL DAN HEXADECIMAL
OCTAL adalah sistem bilangan dengan
basis 8 atau 8 digit yang dinyatakan oleh
0,1,2,3,4,5,6,7.
Sedangkan HEXADECIMAL adalah sistem
bilangan dengan basis16 atau 16 digit yang
dinyatakan 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F.
Pada konversi dari dan ke biner, setiap digit
Octal koresponden ke tiga digit biner
sedangkan setiap digit Hexadecimal
koresponden ke empat digit biner.
10. Contoh 1.3 Konversi dari biner ke Octal
dan ke Hexadecimal
10 110 001 101 011, 111 1002 = 26153, 748
2 6 1 5 3 7 4
10 1110 0110 1011, 1111 00102 = 2E6B,F216
2 E 6 B F 2
11. Contoh 1.4 Konversi dari Octal dan
Hexadecimal ke biner
673,1248 = 110 111 011, 001 010 1002
6 7 3 1 2 4
306,D16 = 0011 0000 0110, 11012
3 0 6 D
12. E. COMPLEMENT
a. Binary 1’s complement for
substraction
To take the 1’s complement of binary number,
Sweply change each bit. The 1’s complement
of 1 is 0 and vice versa. The 1’s complement
of 1001010 is 0110101. To substract 1’s
complement :
1. Take the 1’s complement of the substrahend
( bottom number )
2. Add the 1’s complement to the minu end
( top number )
3. Overflow indicated that the answers is
positive. Add the overflow to the least
significant bit. This operation is called end –
around carry ( EAC ).
13. Lanjutan …
4.If there is no overflow then the answers is
negatif. Tahe the 1’s complement of the
original addition to obtain the true
magnitude of the answer.
16. Binary 2’s complement for subtraction the 2’s
complement is 1’s complement and then add 1.
The 2’s complement of 10110 is 01001+1=
01010
To subtract using 2’s complement
idem 1’s complement
Contoh.
1. 10112 – 1002 =
Jawab. 1011 1011
- 0100 + 1100
overflow 10111 + 111
Jadi 10112 – 1002 = + 1112
18. b. Operasi adder/subtracter bilangan
signed 2’sc
Jawaban adder/subtracter diindikasikan oleh
bit sign, jika jawaban positif maka bit lainnya
merupakan true magnitude dan jika negatif
maka bit lainnya merupakan bentuk 2’sc.
Contoh !
1. add untuk bilangan 8 bit 2’sc
01011001 + 10101101
Jawab. 01011001 (+89)
+ 10101101 (-83)
1 00000110 (+ 6)
Jadi true mag = +6
Ignore
overflow Sign +
19. 2. Add 11011001 + 10101101
Jawab. 11011001 (- 39)
+ 10101101 (- 83)
1 10000110 (-122)
jadi true mag 10000110 1111010(-122)
3. Subtract bilangan 8 bit signed 2’sc
01011011 11100101
(+91) (-27)
Ignore
overflow Sign -
2’sc
20. Jawab.
01011011 01011011
- 11100101 + 00011011
01110110
jadi true mag 01110110 (+118)
4. Subtract 10001010 11111100
Jawab. 10001010 10001010
- 11111100 + 00000100
10001110
jadi true mag 10001110 01110010(-
114)
No overflow
Sign bit +
2’sc
No overflow Sign bit -
2’sc
2’sc
21. 2. Rubah 10010011 kedalam bilangan decimal
menggunakan sistem signed 2’sc.
Jawab.
1 0010011 01101101
Sign bit(-)64 32 16 8 4 2 1 = 64+32+8+4+1
-( 1 1 0 1 1 0 1) = -(109)
true magnitude
Jadi true magnitude = -109
22. 3. Tunjukkan -7810 sebagai bilangan 8 bit
signed 2’sc.
Jawab.
7810 = 0 1 0 0 1 1 1 0
128 64 32 16 8 4 2 1
true magnitude 01001110
2’sc 10110010
jadi -7810 = 10110010 (signed 2’sc).
23. F. BINARY CODE
Pada Binary Code Decimal ( BCD ) setiap digit
decimal direpresentasikan dengan empat bit
biner.
Contoh 2-2 Konversi bilangan decimal
ke BCD
1. 390610 = ….. BCD
Jawab :
3 9 0 6
11 1001 0000 0110
396010 = 11100100000110 BCD
24. Lanjutan …..
2. 543710 = ….. BCD
Jawab :
5 4 3 7
0101 0100 0011 0111
543710 = 0101010000110111 BCD
Tabel 2-4. Binary codes for the decimal
digits. Hal 18 M. Mamno.2.
25. G. OTHER DECIMAL CODES
1. BCD, 2421, EXCESS–3(XS-3), 84-2-1
2. Gray Codes
3. ASCII character code
H. ERROR DETECTING CODE
Untuk mendeteksi error pada komunikasi
dan prosessing data indikasi deteksi error
untuk setiap karakter informasi / ASCII
ditambah 1 bit parity (even, add)
Contoh.
ASCII A = 1000001 01000001 11000001
T = 1010100 11010100 01010100
Even parity odd parity
26. I. BINARY STORAGE AND REGISTER
Bilangan signed 2’s complement indikasi
bilangan decimal diletakkan pada Most
Significant Bit atau MSB dan bit sisanya
sebagai true magnitude.
Untuk sign bit 0 true magnitude positif
1 true magnitude negatif
Contoh !
1. Rubah 00101101 kedalam bilangan decimal
menggunakan sistem signed 2’s C.
0 0 1 01101
0432168421
32 + 8 + 4 +1 = 45
Jadi true magnitude adalah +45
Sign bit
27. Soal latihan !
1. Tunjukkan bilangan decimal 8 bit signed
2’sc untuk :
a. -50 c. -120
b. +43 d. +83
2. Add bilangan 8 bit signed 2’sc
a. 00011110 + 00111000
b. 00110011 + 11001100
3. Subtract bilangan 8 bit signed 2’sc
a. 00111001 – 11000110
b. 10101010 - 10011010
29. Pendahuluan
• Seperti kita ketahui, mesin-mesin digital hanya mampu mengenali dan
mengolah data yang berbentuk biner. Dalam sistem biner hanya di
ijinkan dua keadaan yang tegas berbeda.
• Contoh dua keadaan yang tegas berbeda yaitu: hidup-mati, tinggi-
rendah, sambung-putus dll.
29
30. • Dua keadaan dari sistem biner tesebut disimbolkan dengan angka biner
0 atau 1. misalnya: hidup=1 dan mati=0, tinggi=1 dan rendah=0, benar=1
dan salah=0 dan seterusnya. Dapat pula hidup=0 dan mati=1, tinggi=0
dan rendah=1, benar=0 dan salah=1 dan seterusnya tergantung
kesepakatan sejak awal.
30
31. Definisi Gerbang Logika
• Dalam elektronika digital sering kita lihat gerbang-gerbang logika. Gerbang
tersebut merupakan rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal
masukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal keluaran.
• Gerbang ini merupakan rangkaian digital (dua keadaan), karena sinyal
masukan dan sinyal keluaran hanya berupa tegangan tinggi atau tegangan
rendah. Dengan demikian gerbang sering disebut rangkaian logika karena
analisisnya dapat dilakukan dengan aljabar Boole.
31
32. • Ada beberapa rangkaian logika dasar yang dikenal, diantaranya adalah :
Inverter (NOT), AND, OR, NAND, NOR, X-OR, X-NOR.
32
33. Gerbang Dasar - AND
• Gerbang AND memiliki 2 atau lebih saluran masukan dan satu saluran
keluaran.
• Keadaan keluaran gerbang AND akan 1 (tinggi) jika dan hanya jika
semua masukannya dalam keadaan 1(tinggi).
33
34. 34
Hubungan antara masukan dan keluaran
pada gerbang AND tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut:
AND : Z = A.B = AB
37. Hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan gerbang AND;
a. Keluaran gerbang AND bernilai 1 jika dan hanya jika semua masukan
bernilai 1.
b. Keluaran gerbang AND bernilai 0 jika ada masukan bernilai 0.
c. Pada operasi AND berlaku antara lain 1.1 = 1, 1.1.1= 1, dan
seterusnya; 0.0 = 1.0 = 0.1 = 0, 0.0.0 = 0.0.1 = 0.1.0 = 1.0.0 = 0, dan
seterusnya
37
38. Gerbang Dasar - OR
• Gerbang OR memiliki 2 atau lebih saluran masukan dan satu saluran
keluaran.
• Keadaan keluaran gerbang OR akan 1 (tinggi) jika dan hanya jika ada
salah satu masukannya dalam keadaan 1(tinggi).
38
39. • Hubungan antara masukan dan keluaran pada gerbang OR tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut:
OR : Z = A+B
39
42. Hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan gerbang OR;
a. Keluaran gerbang OR bernilai 1 jika ada masukan bernilai 1.
b. Keluaran gerbang OR bernilai 0 jika dan hanya jika masukan bernilai
0.
c. Pada operasi OR berlaku antara lain 1+1 = 1, 1+1+1= 1, dan
seterusnya; 1+ 0 = 1+0 = 1, 1+0+0 = 0+0+1 = 1, dan seterusnya
42
43. Gerbang Dasar - NOT
43
Hanya memiliki 1 masukan dan 1 keluaran.
penyangkalan dengan kata-kata "tidak"
(NOT)
1`= 0 dan 0` = 1
45. Gerbang NAND
(NOT AND)
45
Gerbang AND yang di ikuti dengan gerbang NOT
menghasilkan gerbang NAND
Gerbang NAND dapat dituliskan
NAND : Z = (A B)
46. • Gambar dan Tabel Kebenaran dari gerbang NAND
46
47. Dengan memperhatikan tabel kebenaran diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. keluaran gerbang NAND bernilai 0 bila semua masukannya bernilai
1.
b. Keluaran gerbang NAND bernilai 1 jika ada masukannya yang bernilai
0.
47
48. Gerbang NOR
(NOT OR)
48
Gerbang OR yang di ikuti dengan gerbang NOT
menghasilkan gerbang NOR
Gerbang NOR dapat dituliskan
NOR : Z = (A+B)
50. Dengan memperhatikan tabel kebenaran diatas dapat disimpulkan bahwa
a. keluaran gerbang NOR bernilai 1 bila semua masukannya bernilai 0.
b. Keluaran gerbang NAND bernilai 0 jika ada masukannya yang bernilai
1.
50
52. • Untuk gerbang EX-OR dapat dikemukakan bahwa:
a. Gerbang EX-OR pada mulanya hanya memiliki dua masukan dan satu
keluaran yang dinyatakan sebagai
b. Keluaran gerbang EX-OR akan bernilai 1 apabila inputnya berlainan
dan bernilai 0 jika inputnya sama
52
Y = A B = A B + A B
+
53. Gerbang kombinasi
Berguna untuk membuat aplikasi
logika sesuai dengan keinginan
Kombinasi sirkuit logika yang
lebih dari satu gerbang
Logika kombinasi
54. Gerbang Kombinasional: NOR
•Gerbang NOR adalah gerbang kombinasi dari
gerbang NOT dan gerbang OR.
Gerbang Kombinasional: NAND
• Gerbang NAND adalah gerbang kombinasi dari
gerbang NOT dan gerbang AND.
56. Gerbang Kombinasional: X-NOR
•X-NOR dibentuk dari kombinasi gerbang OR dan
gerbang NOT yang merupakan inversinya atau
lawan X-OR, sehingga dapat juga dibentuk dari
gerbang X-OR dengan gerbang NOT.
65. Satu cara untuk menyederhanakan
rangkaian secara grafis atau diagram
berdasarkan teknik pengenalan pola
Berisi semua kemungkinan kombinasi
dari sistem logika yang dirangkai ke
dalam bentuk tabel
Peta Karnaugh
Sistem pemetaan yang merupakan
penyederhanaan ekspresi Boolean
Kemungkinan nilai masukan