SlideShare a Scribd company logo
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
162
BAB IV.
SOSIAL EKONOMI PERTANIAN ISLAM
Sejatinya, sampai hari buku ini ditulis, belum ada ilmu atau
cabang ilmu “Ekonomi Pertanian Islam”. Ekonomi Pertanian
ada, Ekonomi Islam ada, tapi belum ada Ekonomi Pertanian
Islam. Sementara itu, Ekonomi Pangan(Food Economy)ada
walau belum banyak, sedangkan Ekonomi Pangan Islam
(Islamic Food Economy) belum ada, apalagi "Ekonomi Pangan
Pokok Islam (Islamic Staple Food Economy). Memberlakukan
pangan (food) akan beda dengan pangan pokok (staple food).
Saya akan coba beberkan serba sedikit di ruang yang terbatas
ini. Kesemuanya ini saya bungkus sebagai “Sosial Ekonomi
Pertanian Islam” (Islamic Agricultural Socio-economic).
Bagian ini Saya susun secara sederhana dalam bentuk
perkembangan ilmu yang sudah umum ditengah masyarakat,
yakni dilmulai dengan Ilmu Ekonomi, yang lalu salah satu
cabangnya menjadi Ilmu Ekonomi Pertanian. Kemudian
diikuti Ekonom Islam, yang sebenarnya sihmuncul duluan,
namun diskursusnya di dunia dan Indonesia ramainya
belakangan,dan terakhir disampaikan tentang “Ilmu Ekonomi
Pangan Islam”.
Tentu saja “Ilmu Ekonomi Pangan Islam” ini baru sebatas ide.
Ilmu ini belum lahir dan belum ada, bahkan tampaknya
belum ada kalangan ilmuwan yang mendiskusikannya,
setidaknya sepanjang yang Saya lacak di google search engine.
Namun, Saya bermaksud menyampaikan betapa pentingnya
kita membicarakan ini dan membangunnya bersama-sama.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
163
Pangan, utamanya pangan pokok (staple food) tidak bisa
dikelola sama seperti barang-barang industri yang ditata
menurut ilmu ekonomi industri kapitalistik yang
mengutamakan pendapatan dan keuntungan dan miskin ruh
kultural dan keilahian yang hak. Sejarah Islam telah
mengajarkan kita bagaimana mestinya mengelola pangan,
sebagai berkah yang mesti ditata menurut tuntunan Allah
SWT. Itulah “Ilmu Ekonomi Pangan Islam”.
.4.1. ILMU EKONOMI DAN EKONOMI PERTANIAN
Ilmu ekonomi dikembangkan pada era revolusi industri di
Eropah, yakni satu sistem industri yang memproduksi
barang-barang manufaktur, bukan produksi pangan yang
sangat bergantung alam. Lalu, ilmu ekonomi sebagai ilmu
induk ini telah melahirkan berbagai cabang kian kemari.
Sebagaimana kita tahu, awal terbentuknya ilmu ekonomi
sangat terpengaruh oleh karakter sosial dunia industri di
zaman itu. Akibatnya, ilmu ekonomi pertanian yang
berkembang lebih belakangan, sebagai cabangnya; tidak bisa
menghilangkan sepenuhnya sifat khas industri ini.
Ekonomi secara umum adalah ilmu sosial yang menganalisa
produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa. Ia fokus
pada bagaimana economic agents berperilaku dan berinteraksi
dan bagaimana ekonomi bekerja. Buku Adam Smith “The
Wealth of Nations” tahun 1776 dijadikan sebagai tonggak
kelahiran ilmu ekonomi. Ia membahas lahan, tenaga kerja dan
modal sebagai tiga faktor utama untuk kesejahteraan.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
164
Perbedaan ilmu ekonomi dengan ekonomi pertanian
Ekonomi Ekonomi pertanian
Nama lainnya adalah
“conventional
economics”, atau “general
economics”
“Agricultural
economics” atau “agronomics”
Ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan
kemakmuran. Inti masalah
ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara
kebutuhan manusia yang
tidak terbatas, sedangkan
sumberdaya terbatas.
Aplikasi prinsip-prinsip ekonomi
pada produksi pertanian, fokus
pada bagaimana memaksimalkan
hasil produksi pertanian. Dikenal
juga sebagai ”Agronomics” sebagai
cabang ekonomi yang berkaitan
dengan penggunaan lahan.
Mempelajari masalah-masalah
yang berhubungan dengan
pertanian, sehingga dapat dicari
penyelesaian dan jalan keluarnya.
Adam Smith (1776) sebagai
yang pertama
mengembangkan ilmu
ekonomi. Melalui karyanya
The Wealth of Nation, Smith
mencoba mencari tahu sejarah
perkembangan negara-negara
di Eropa. Lalu Marshall,
Keynes, dan Karl Marx
menggunakanmetode
kuantitatif untuk
menganalisis fenomena
ekonomi. Jan Tinbergen
setelah PD II mempelopori
ilmu ekonometri, yang
mengkombinasikan
matematika dan statistik
dengan teori ekonomi. Kubu
Mulai tahun 1890, yaitu saat
depresi pertanian di Amerika,
sehingga dirasa perlu
mengembangkan suatu cabang
ilmu baru untuk memahaminya
dan agar tidak terulang lagi
kejadian serupa. Di Eropa oleh Von
Der Goltz tahun 1885, HC Taylor
mendirikan Department of
Agricultural Economics di
Wisconsin tahun 1909, lalu tahun
1979 T. Schultz mengembangkan
ekonomi dikaitkan langsung
dengan masalah pertanian. Schultz
mengembangkan eknometrika
sebagai alat untuk menganalisis
ekonomi pertanian secara empiris.
Universitas Cornell mengajarkan
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
165
lain dari metode kuantitatif
dalam ilmu ekonomi adalah
model general equilibrium
(keseimbangan umum).
Economics of Agriculture (1901) dan
Farm Management (1903), dan
Universitas Ohio mengajarkan
Rural Economics (1892). Sejak tahun
1910, mata kuliah ekonomi
pertanian diajarkan di tiap
universitas di AS.
Setelah depresi besar tahun
1930-an lahir kesadaran
bahwa pasar tidak selalu
mampu menciptakan
keseimbangan, dan karena itu
intervensi pemerintah harus
dilakukan agar distribusi
sumber daya mencapai
sasarannya. Lahir banyak
varian yaitu new classical,
neokalsik, new keynesian,
monetarist, dll.
Basisnya adalah pada sistem
produksi dan perdagangan
pertanian, dan dibedakan pula atas
ekonomi mikro dan
makro.Bidangnya mencakup small
business management, marketing and
finance, financial planning, veterinary
business management, community
economic development, environmental
policy and planning, and international
trade and development.Kombinasi
antara teori perusahaan (theory of
the firm) dengan pemasaran dan
teori organisasi.
Di Indonesia, ilmu ekonomi pertanian (Agricultural
Economics)mulai diajarkan oleh Prof. Iso Reksohadiprojo dan
Prof. Ir. Teko Sumodiwirjo. Sementara, Perhimpunan
Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) dibentuk pada bulan
Februari 1969 di Ciawi, Bogor.
Ilmu ekonomi pertanian adalah perkawinan antara ilmu
ekonomi dengan pertanian. Beberapa teori utama yang
dikombinasikan adalah teori perusahaan (Theory of The Firm)
dengan pemasaran dan teori organisasi. Sejak tahun 1970,
ekonomi pertanian fokus kepada tujuh topik utama yaitu
ekonomi lingkungan dan sumberdaya, resiko dan
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
166
ketakpastian (risk and uncertainty), konsumsi dan rantai suplai
pangan, harga dan pendapatan, struktur pasar, perdagangan
dan pembangunan, serta technical change and human capital.
Sekarang ilmu ini semakin terintegrasi yang mencakup
manajemen usahatani dan ekonomi produksi, rural finance and
institutions, pemasaran pertanian dan harga, kebijakan
pertanian dan pembangunan, ekonomi pangan dan nutrisi
(food and nutrition economics), serta ekonomi lingkungan dan
sumberdaya.
Namun, ekonomi pertanian juga cenderung semakin lebih
berorientasi mikro. Lulusannya semakin cenderung sebagai
seorang a traditional business degree dibandingkan traditional
economics degree. Saat ini “…many agricultural economics
programs focus on a wide variety of applied micro- and macro-
economic topics. Their demand is driven by their pragmatism,
optimization and decision making skills, and their skills in
statistical modelling (Evenson dan Pingali, 2007).
Bagaimanapun ilmu ekonomi pertanian lahir dari ilmu
ekonomi yang dalam perjalanannya banyak terpengaruh oleh
sistem ekonomi industri. Ekonomi industri adalah “....the
systematic, sustained involvement of an individual or group in
activities that produce defined results that can be duplicated”.
Cirinya adalah mampu menghasilkan barang dengan bentuk
yang sama persis dan cepat, karena mereka bekerja pada
sistem yang dapat diisolasi sepenuhnya.
Sementara pertanian sangat bergantung kepada alam. Gara-
gara terpengaruh oleh karakter industri ini, maka pertanian
diinginkan juga seperti industri. Maka, mulailah lahir
keinginan yang aneh-aneh, misalnya ingin semua buah
mangga bentuknya sama, manis dan asamnya sama. Juga
ingin mangga ada tiap bulan. Seragam dan ada tiap saat.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
167
Karena masih terperangkap pada sifat sektor industri
tersebut, lahirlah “Industrial Agriculture” yaitu usaha
pertanian yang “...Farming has evolved into big business. Raising
livestock or produce focuses on yield. Mono planting (one type of
crop) and warehousing large numbers of cash animals, such as beef
and chickens in smaller confined areas, has economic advantages for
the farmer and, in turn, brings better prices to the consumer”.
Pertanian dikelola secara industri. Dibanggakan sebagai
“pertanian modern” dengan teknologi tinggi, input serba
kimia, dan mesin-mesin. Namun pola ini penuh resiko
lingkungan dan produknya tidak sehat dimakan.
By the way, jika ekonomi neoklasik telah berkembang ke arah
ekonomi kelembagaan, bagaimana dengan ekonomi
pertanian? Apakah ada “ekonomi kelembagaan pertanian”?
Ada banyak ketidakpuasan terhadap faham Ekonomi Neo
Klasik, atau sering dilabeli sebagai ekonomi kapitalisme-
liberal. Di kalangan akademis Indonesia pernah muncul
“Ekonomi Kerakyatan” dan “Ekonomi Pancasila”. Semuanya
berasal dari ilmuwan Indonesia sebagai upaya mencari
bentuk konsep ekonomi alternatif yang dirasa lebih sesuai
bagi Indonesia. Dan sekaligus, sebagai bentuk kritik terhadap
teori-teori ekonomi dari Barat yang dirasa kurang tepat.
Tokoh pencetusnya adalah Bung Hatta, Prof. Mubyarto,
Presiden Sukarno, dan Prof. Sri Edi Swasono.
Banyak kritik yang dialamatkan terhadap ilmu ekonomi.
Kritik terhadap ekonomi ortodoks yang paling keras misalnya
datang dari Paul Ormerod dalam bukunya The Death of
Economics (tahun 1994), yang menyatakan “tidak ada sebuah
model ekonomi yang bisa dipakai dimana saja”. Para
forecaster telah beralih ke pendekatan perkiraan
pribadi(judgmental adjustmenst) dari model-model ekonomi
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
168
makro lama. Lebih jauh ia menyarankan: “Ekonomi perlu
menggunakan analisis ex-post, yaitu mempelajari setelah sebuah
peristiwa terjadi. Yaitu seperti paleontologi (ilmu tentang fosil),
astronomi dan klimatologi; yang teorinya dibangun dari data-data
yang dikumpulkan secara nyata bertahun-tahun”.
Apa bedaekonomi kapitalisme liberal dengan ekonomi
kerakyatan? Jika ilmu ekonomi Barat memahami manusia
sebagai ”homo ekonomikus”, bukan sebagai ”homo moralis” atau
”homo socius”; ekonomi kerakyatan memahami manusia
sekaligus sebagai ”homo ekonomikus”,”homo moralis”dan”homo
socius”. Yang ini bagus untuk mencapai pemerataan dan
mewujudkan keadilan sosial, tidak sekedar tumbuh dan
tumbuh.Lebih demokratis, lebih induktif, disesuaikan dengan
kondisi sosiokultural masyarakat Indonesia. Ini memiliki
kandungan kemandirian, kemerataan, dan keswadayaan di
dalamnya.
Ekonomi rakyat adalah kancah kegiatan ekonomi orang kecil
(wong cilik), yang karena merupakan kegiatan keluarga, tidak
merupakan usaha formal berbadan hukum, tidak secara resmi
diakui sebagai sektor ekonomi yang berperanan penting
dalam perekonomian nasional. Dalam literatur ekonomi
pembangunan ia disebut sektor informal, “underground
economy”, atau “extralegal sector”. Istilah “ekonomi
kerakyatan” secara resmi dicantumkan dalam Ketetapan MPR
yaitu Tap Ekonomi Kerakyatan No. XVI tahun 1998. Istilah ini
semakin mantap ketika telah masuk pada berbagai produk
hukum dan kebijakan, misalnya dalam UU No. 25/2000
tentang Propenas (Mubyarto, 2002). Namun akhir-akhir ini,
istilah “ekonomi rakyat” dihindari, dan salah satu gantinya
adalah dengan sebutan UKM (Usaha Kecil dan Menengah)
yang berasal dari istilah Small and Medium Enterprises (SME).
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
169
Pada prinsipnya, ekonomi kerakyatan ataupun ekonomi
rakyat, adalah sistem ekonomi yang demokratis yang
melibatkan seluruh kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi
kerakyatan menunjuk pada sila ke-4 Pancasila, yang
menekankan pada sifat demokratis sistem ekonomi
Indonesia. Dalam demokrasi ekonomi Indonesia, produksi
tidak hanya dikerjakan oleh sebagian warga tetapi oleh
semua warga masyarakat, dan hasilnya dibagikan kepada
semua anggota masyarakat secara adil dan merata (penjelasan
pasal 33 UUD 1945). Artinya, ekonomi rakyat memegang
kunci kemajuan ekonomi nasional di masa depan, dan sistem
ekonomi Pancasila merupakan “aturan main etik” bagi semua
perilaku ekonomi di semua bidang kegiatan ekonomi
(Mubyarto, 2002).
Sementara itu, “Ekonomi Pancasila” juga digulirkan salah
satunya oleh Mubyarto (1981), sebagai lawan dari konsep
kapitalisme liberal. Pada hakekatnya, sistem Ekonomi
Pancasila adalah sistem ekonomi pasar yang memihak pada
upaya-upaya mewujudkan keadilan sosial bagi rakyat. Ia
memihak pada pengembangan pertanian rakyat, perkebunan
rakyat, peternakan rakyat, atau perikanan rakyat. Sistem
Ekonomi Pancasila adalah “aturan main” kehidupan ekonomi
atau hubungan-hubungan ekonomi antar pelaku-pelaku
ekonomi yang didasarkan pada etika atau moral Pancasila
(Mubyarto, 2003). Disini, pemerintah dan masyarakat
memihak pada (kepentingan) ekonomi rakyat sehingga
terwujud kemerataan sosial dalam kemakmuran dan
kesejahteraan. Inilah sistem ekonomi kerakyatan yang
demokratis yang melibatkan semua orang dalam proses
produksi dan hasilnya juga dinikmati oleh semua warga
masyarakat.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
170
Tekanan dalam ekonomi rakyat adalah pada kegiatan
produksi,bukan sekedar konsumsi,sehingga buruh pabrik
tidak masuk dalam profesi atau kegiatan ekonomi rakyat,
karena buruh adalah bagian dari unit produksi yang lebih
luas yaitu pabrik atau perusahaan. Meskipun sebagian
perusahaan yang dikenal sebagai UKM (Usaha
KecilMenengah) dapat dimasukkan sebagai ekonomi rakyat,
namun sebagian besar kegiatan ekonomi rakyat tidak dapat
disebut sebagai ”usaha” atau ”perusahaan” (firm) seperti
yang dikenal dalam ilmu ekonomi perusahaan.
Bapak dan Ibu, apa yang dinarasikan dari mimpi Ekonomi
Kerakyatan dan Ekonomi Pancasila ini, memiliki kesamaan
spirit dengan pedoman Islam menata ekonomi umat.
Silahkan lanjut bacanya !
Ilmu Ekonomi Islam
Dalam wikipedia disebut, “Islamic economics is a term used to
refer to Islamic commercial jurisprudence and also to an ideology of
economics based on the teachings of Islam that takes a middle
ground between the systems of Marxism and capitalism”. Menarik
menggaris bawahi bagian ini: “ .....between the systems of
Marxism and capitalism”. Kenapa melihat ekonomi Islam dari
kacamata itu? Kenapa harus melalui Marx dan kapitalis? Saya
menduga, umumnya buku-buku ajar sekarang tentang
ekonomi Islam disusun dari view ini, belum melihat secara
asli dan utuh dari Alquran dan hadits. Belum bottom up,
namun “diturunkan” dari pemahaman tentang ekonomi dan
mashab-mashabnya yang sudah dikenal dunia keilmuan.
Mas dan Mba, Ekonomi Islam bukan juga hasil racikan antara
aliran ekonomi kapitalis dan sosialis. Ilmu ekonomi Islam
merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
171
nilai Islam. Berekonomi merupakan kegiatan pokok manusia
ada di atas dunia ini, ga mungkin lepas dari nilai-nilai agama,
yakni ibadah.Berekonomi ya beribadah.
Ekonomi Islam tidak seperti ekonomi neoliberal. Gagasan
neoliberal lahir pada abad ke 19 dengan cirimendorong
deregulasi, mendorong pasar bebas, perdagangan bebas,
berusaha menghilangkan hambatan dalam perdagangan
internasional dan investasi baik hambatan tarif maupun non
tarif. Neoliberal mengurangi peran pemerintah.
Gagasan neoliberal berawal dari liberalisme klasik. Ajaran
liberalisme klasik menganggap manusia sebagai homo
economicus (makhluk ekonomi). Manusia adalah otonom,
diberikan kebebasan untuk memilih. Berbeda dengan
liberalisme klasik, neoliberal lebih ekstrem dimana tidak
perlu adanya campur tangan pemerintah, dan bahkan
cenderung batas negara pun diterobos. Jadi, liberalisme klasik
dan neoliberal memiliki persamaan yaitu mengutamakan
kebebasan individu, mengurangi kekuasaan pemerintahan.
Dasarnya adalah individu yang apabila diberi kebebasan
akan mampu menghasilkan kesejahteraan untuk semua.
Apakah ekonomi Islam seperti ini? Tentu tidak.
Ada banyak perbedaan prinsip ekonomi konvensional
dengan ekonomi Islam.Ekonomi konvensional dibangun di
atas konsep scarcity, bahwa sumber daya yang tersedia
terbatas. Karena diperebutkan oleh para manusia-manusia
atomiK bernafsu tanpa batas, maka dibutuhkan sebuah
pengaturan. Lahirlah ilmu ekonomi.
Ekonomi Islam lebih luas. Ekonomi Islam tidak hanya
mempelajari bagaimana cara (means) pengalokasian sumber
daya yang terbatas secara efisien tetapi juga mempelajari
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
172
tujuan (ends) dari penggunaan sumber daya tersebut. Dan
manusia-manusia nya juga bukanlah para hewan-hewan
tanpa kontrol. Manusia-manusia Islam membatasi
kebutuhannya.
Dalam hal mekanisme distribusi, ekonomi konvensional
menggunakan mekanisme pasar bebas (kekuatan invisible
hand), walau kemudian oleh beberapa pihak sebaiknya peran
negara tidak dinihilkan. Teori Adam Smith mengatakan pasar
adalah institusi terbaik, akan memaksimalkan perolehan
keuntungan, meningkatkan inovasi, menciptakan pembagian
pekerjaan serta kesejahteraan.
Sementara ekonomi Islam meyakini keterlibatan pemerintah
sangat dimungkinkan. Terlebih untuk pangan, dan lebih
khusus lagi pangan pokok. Sejarah Islam menunjukkan
betapa besarnya peran negara. Peran pemerintah dalam
mengawasi pasar dilakukan oleh institusi bernama Al-Hisbah
yang memiliki fungsi untuk mengawasi keseluruhan aktivitas
ekonomi.
Dalam distribusi kekayaan, jikaekonomi konvensional
berorientasi untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya, dimana distribusi kekayaan bergantung dari
besarnya modal yang dimiliki; dalam ekonomi Islamada
keadilan dalam distribusi kekayaan yang diwujudkan melalui
mekanisme zakat, infaq, sedekah dan waqaf.
Ada banyak perbedaan prinsip ekonomi syariah dan
konvensional. Ekonomi syariah dibuat dan berkembang
berdasarkan ketentuan dalam agama Islam. Sumbernya
wakyu, langsung dari Allah. Ekonomi konvensional disusun
dari muka bumi, itu pun terbatas hanya dari gambaran
kebangkitan revolusi industri di Eropa dulu.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
173
Ilmu ekonomi umum ini lalu berkembang jadi banyak
cabang, termasuk untuk pertanian. Ilmu ekonomi yang
awalnya dari komoditas barang industri dimodifikasi, walau
tak begitu sukses, menjadi ilmu ekonomi untuk komoditas
pertanian. Bertani tentu tidak sama dengan membuat sepatu.
Ada faktor sinar matahari, angin, kesuburan tanah, dan lain-
lain. Faktor iklim.
Perbedaan yang paling umum diketahui awam adalah
mengenai bunga. Ekonomi syariah tidak mengenal bunga,
hanya bagi hasil dan jual beli. Sebenarnya perbedaan
keduanya lebih serius dari sekedar itu.
Perbedaan paling mendasar terletak pada prinsipnya. Karena
berbeda prinsip maka berbeda pula tujuan, tindakan, norma
serta pengembangan prinsipnya. Ekonomi konvensional
digunakan untuk memuaskan kebutuhan individu.
Sementara ekonomi syariah berpandangan ekonomi
dilakukan sebagai ibadah.
Hak milik merupakan komponen pokok dalam ekonomi.
Kedua sistem ini mengakui adanya hak milik pribadi. Dalam
ekonomi konvensional semua orang tanpa terkecuali berhak
memiliki barang, aset, atau uang. Semua orang bisa asal ia
memiliki sumber daya untuk mendapatkan hak milik
tersebut. Batas untuk memperoleh hak milik tersebut tidak
disebutkan seberapa jauh.
Pada ekonomi syariah, kepemilikan diperbolehkan selama
tidak menimbulkan kezaliman. Selain itu, kepemilikan
individu harus diperoleh dengan cara-cara yang halal dan
sesuai dengan ketentuan agama. Barang ataupun sumber
daya yang menyangkut hajat hidup banyak orang tidak
diperbolehkan untuk dimiliki individu. Individu juga
diwajibkan untuk mensucikan harta yang dimiliki melalui
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
174
zakat, infaq, shodaqoh dan sebagainya. Kepemilikan atau harta
yang dimiliki individu tidak boleh terlalu lama ditimbun oleh
satu pihak. Harta tersebut harus digunakan dan dikelola
untuk kemaslahatan bersama, tidak boleh dikangkangi
sesuka yang punya. Ini lah kira-kira mengapa Rasul ga betah
ada uang tersimpan di rumah di bawah bantal, segera
disedekahkan. Ekonomi jadi berputar.
Ini terlihat pada lahan. Pada Islam, jika seseorang
menelantarkan lahannya, maka negara bisa menyitanya dan
diserahkan orang lain untuk diolah. Lahan di bumi luasnya
sudah tertentu tidak bertambah, padahal penduduk terus
bertambah.
Demikian pula untuk dasar hukum. Lembaga keuangan yang
mendasari beroperasinya bank syariah menggunakan hukum
yang didasarkan pada syariat Islam yang berlandaskan Al-
Qur’an, hadits dan fatwa ulama, tidak hanya sekedar hukum
positif yang bisa berbeda-beda antar negara.
Perbedaan lain tentang norma dalam berinvestasi. Maka,
bank syariah hanya meminjamkan dana pada seorang
pengusaha jika jenis usaha yang dijalankannya baik dan halal.
Ekonomi syariah berorientasi pada kebahagiaan hidup baik
dunia maupun di akhirat; tidak hanya sekedar bisa makan
minum saja.
Ekonomi Pangan dan Ekonomi Pangan Pokok
Frasa “food economy” (ekonomi pangan) cukup banyak di
jagad google, namun seperti apa bangun ilmunya Saya belum
menemukan referensi yang komprehensif. Sementara di
Indonesia, ada beberapa tulisan yang membahas secara
sekilas tentang “ekonomi pangan” yang sering digabungkan
menjadi “ekonomi pangan dan gizi”.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
175
Materi di google umumnya tentang gejala ekonomi pangan,
bukan ilmu ekonomi pangan. Ada satu paper yang judulnya
sangat menjanjikan yaitu “The Food Problem: Theory and Policy”
(Sen and Sen, 1982), namun isinya masih menggunakan view
ilmu ekonomi.
Secara definisi, pangan memiliki batasan agak longgar, yakni
semua bahan makanan yang dapat dijadikan makanan.
Sedangkan makanan adalah bahan selain obat yang
mengandung zat-zat gizi dan unsur-unsur ikatan kimia yang
dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh.
Ekonomi pangan hakekatnya adalah ilmu yang mempelajari
upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan. Nah,
jika kita menggunakan dasar ilmu ekonomi umum, maka
diasumsikan bahwa sumberdaya pangan terbatas sedangkan
kebutuhan tidak. Namun, jika spirit Islam dimasukkan, maka
premis bahwa “kebutuhan manusia tidak terbatas” ditolak.
Manusia dalam ekonomi Islam bukanlah segerombolan
animal yang tanpa moral, juga bukan manusia yang tidak bisa
mengendalikan nafsu makannya. Dalam sistem distribusi,
pangan diperdagangkan tidak semata-mata mencari uang,
tapi demi niatan suci memenuhi kebutuhan manusia.
Trend ke arah ini cukup diakomodasi dalam diskusi tentang
ekonomi pangan. Menurut Bunte and Hans (2009), ekonomi
pangan perlu memasukkan unsur cultural dan ethical
arguments; demikian pula Kinsey (2001) yang memperhatikan
the culture of its community dalam manajemen rantai pasok
pangan.
Ekonomi Pertanian Islam dan Ekonomi Pangan Islam
Sebelum jauh ke “ekonomi pangan Islam”, baiklah dimulai
sedikit dengan Ekonomi Pertanian Islam. Pangan disini
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
176
diposisikan sebagai bagian pertanian, walau kemudian ada
kecenderungan untuk menggeser nya ke dalam kelompok
makanan dan obat-obatan. Ini misalnya terlihat dalam RUU
Cipta Kerja (Omnibus Law) yang dibahas di awal tahun 2019.
Kita sudah lama mendengar Ekonomi Islam, namun belum
untuk “Ekonomi Pertanian Islam”. Di google tidak ada hasil
untuk “Islam Agricultural Economy”.
Logika pertanian Islami bukan seperti logika ekonomi biasa.
Satu umbi bawang ditanam, hasilnya 10 umbi bawang.
Sepasang domba dipelihara, dalam sekian tahun bisa jadi 10
ekor. Ini jelas campur tangan dan keberkahan yang tak
terhingga dari Sang Pemberi Kehidupan. Berapa ribu panci
sayur yang dapat dihasilkan dari sehektar tanaman bawang
misalnya. Berapa banyak mulut dan perut yang
menikmatinya. Sungguh tidak terhitung. Betap ga mungkin
nya menghitung nikmat dari rasa sayuran dengan aroma
bawang goreng yang pas.
Jadi, jangan melihat hasil panen dari uangnya semata. Satu
bawang menjadi sepuluh bawang bisa dianggap kerugian jika
misalnya harga bawang di pasaran lagi anjlok. Tapi, jika
dilihat dari manfaat dan nikmat yang dirasakannya, tidak ada
petani yang sesungguhnya rugi. Jadi, bertani sesungguhnya
adalah menyebar benih, menabur kebajikan, menjalankan
amal, memanen pahala. Bukan hanya menanam uang untuk
uang.
Ekonomi Pertanian Islam bukan sekedar
tanam uang panen uang ...
Jika bertani dipahami sebagai menanam uang untuk uang,
maka kita abai memperhitungkan kerusakan yang dibuat.
Memakai pestisida serampangan sehingga membunuh
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
177
cacing-cacing penyubur tanaman tidak dihitung sebagai
kerugian. Pupuk anorganik membuat tanah jadi keras,
merusak biologi tanah. Analisis usahatani konvesional tidak
memasukkan kerusakan tersebut. Hasil juga baru melihat
sebatas yield, bukan product.
Pertanian Islam tidak merusak alam. Pertanian Islam menjaga
alam. Islam rahmatan lil alamin, bertani secara Islam
menghidupkan, bukan menghancurkan.
Tiap hari orang bicara pangan, diskusi tentang ekonomi juga
banyak, juga majelis taklim tiap pagi dan petang digelar
belajar agama. Namun, raanya belum yang mencoba
merangkainya dalam satu tarikan nafas: “ekonomi-pangan-
Islami”. Banyak memang yang menyinggung pangan dalam
membicarakan pertanian. Namun, belum ada yang berani
menyebut bahwa apa yang dibahasnya tergolong sebagai food
economy.
Sementara di dunia nyata, meskipun sudah berbagai
pendekatan digelar, mulai dari konsep food security
(ketahanan pangan), food sovereignty (kedaulatan petani atas
pangan), swasembada, dan lain-lain; namun masalah pangan
tidak beres-beres. PBB melaporkan ada 800 juta lebih warga
dunia menderita kelaparan, dan 120 juta di antaranya
mengalami kelaparan akut. Jika dibandingkan dengan
penduduk dunia 7,7 milyar jiwa, maka jumlah yang
kelaparan lebih dari 10 persen. Ironisnya, ada 1,3 trilyun ton
makanan yang terbuang di dunia setiap tahun, atau sama
dengan 1/3 dari total produksi makanan dunia. Siapa yang
paling banyak membuang-buang makanan (food waste dan
food loss) tersebut? Urutannya dari yang paling parah adalah
Arab Saudi, Indonesia, AS, dan Uni Emirat Arab. Subhanallah.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
178
Artinya, Bapak dan Ibu, ilmu ekonomi pertanian yang telah
kita terapkan ini ternyata tidak mampu menyelesaikan
masalah pangan dunia. Banyak kekeliruan ilmu ini, misalnya
sikap yang memandang rendah makanan sebagai produk
industri. Hanya sekedar “produksi”; bukan sebuah anugerah
dari Allah yang harus dihargai tinggi. Dengan menghargai
makanannya berarti kita juga menghargai yang
memproduksinya. Maksudnya, sudah saatnya kita melirik
pedoman dari Allah dalam menata pertanian dan pangan ini.
Ilmu ekonomi pertanian diturunkan dari ilmu ekonomi,
dengan mengganti objeknya menjadi barang-barang produk
pertanian. Apakah memadai bangun ilmu dengan paradigma
dan pendekatan seperti ini diturunkan lagi menjadi Ilmu
Ekonomi Pangan? Di sisi lain, ekonomi pertanian berbicara
tentang barang primer, namun diturunkan dari ilmu yang
dibangun dari objek benda sekunder dan tersier?
Tampaknya pangan pokok mesti keluar dari mekanisme
pasar. Setidaknya ada empat alasannya. Satu, manusia
memiliki naluri dan moral dasar untuk menolong hidup
sesamanya. Orang akan mati jika tidak makan. Maka, di suku
apapun, pada agama manapun, di desa dan kota, di
masyarakat tradisional; orang suka berbagi makanan dan
bahan makanan. Sampai di dunia modern ini pun orang
masih senang berbagi makanan. Ada pesta-pesta di kota besar
dengan makanan berlimpah, gratis. Kita juga senang
mentraktir teman dan tamu.
Masyarakat tradisional tidak pernah menjual makanan
sesamanya. Pada masyarakat peramu dan pemburu, bahan
pangan biasa dikumpulkan pada satu tempat lalu dikonsumsi
bersama. Mereka membuat lumbung pangan komunitas.
Kebiasaan ini terus dipelihara oleh masyarakat sekarang.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
179
Kita adakan arisan, selamatan, dan pesta sebagai mekanisme
berbagi makanan.
Dua, makanan selalu dihasilkan dari tanah, langsung
maupun tidak langsung. Nah, karena sesungguhnya sepetak
lahan tidak pernah benar-benar dimiliki seorang manusia,
dimana kita hanya berhak menggarapanya; maka sesuatu
yang lahir dari bukan miliknya tentu juga bukan miliknya
secara penuh. Ada unsur sosial disitu. Ada unsur sosial dari
setiap hasil panen itu.
Tiga, agama pun mengajarkan kita untuk tidak menjadikan
pangan pokok sebagai barang ekonomi dengan mekanisme
pasar. Begitu banyak anjuran dan ajaran untuk menjamu
tamu, hadits agar melebihkan bikin sayur agar bisa berbagi,
dan seterusnya.
Empat, nilai tambah yang dikeluarkan dari tanah berlipat-
lipat dari usaha yang telah dicurahkan seorang manusia.
Sebutir biji dilempar ke tanah, lalu lima tahun kemudian
sudah berbuah. Dimana usaha manusia si pelempar tadi di
dalamnya? Artinya, ini hampir seluruhnya adalah berkah dari
lahan, dari alam, ya dari Allah. “Dan Bumi telah dibentangkan-
Nya untuk makhluk-(Nya), didalamnya ada buah-buahan dan
pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang” (Ar-rahman:
10-11).
Ketahanan Pangan dalam Sistem Islam
Ketahanan pangan dalam sistem Islam tidak terlepas dari
sistem politik Islam. Politik ekonomi Islam memiliki visi
menjamin pemenuhan semua kebutuhan primer (kebutuhan
pokok bagi individu dan kebutuhan dasar bagi masyarakat)
setiap individu per individu secara menyeluruh. Ketahanan
pangan tidak bisa ditawar. Jika untuk pangan pokok
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
180
bergantung pada impor, sama halnya menggadaikan negara
pada negara lain. Ketergantungan pada impor bisa membuka
jalan pengaruh asing terhadap politik satu negara.
Islam mewajibkan negara menjamin pemenuhan kebutuhan
pokok pangan.“Anak Adam tidak memiliki hak pada selain jenis
ini: rumah yang ia tinggali, pakaian yang menutupi auratnya dan
roti tawar dan air (HR at-Tirmidzi). Jadi, pemerintah harus
memenuhi kebutuhan pangan, papan dan sandang, yakni
zhillu baytin (atau bayt yaskunuhu (rumah), tsawbun yuwârî
‘awratahu (pakaian yang menutupi auratnya), dan jilfu al-hubzi
wa al-mâ’ (roti tawar dan air).
Dalam memberikan jaminan ini negara akan menggunakan
mekanisme ekonomi dan non ekonomi. Bentuk mekanisme
non ekonomi di antaranya adalah tanggung jawab kerabat.
Urutan tanggung jawabnya jelas yaitu:
1. Pertama, tanggung jawab individual. Islam
memerintahkan agar setiap laki-laki bekerja untuk
memenuhi kebutuhan dirinya dan kebutuhan orang-
orang yang berada di bawah tanggungannnya (Al-
Baqarah: 233).
2. Kedua, tanggung jawab kerabat. Jika belum terpenuhi,
baik karena ia tidak bisa bekerja atau pendapatannya
tidak cukup, maka kerabatnya mulai dari yang terdekat
diwajibkan untuk turut menanggungnya (Al-Baqarah:
233).
3. Ketiga, tanggung jawab pemerintah. Jika belum terpenuhi
juga, maka tanggungjawab itu beralih menjadi kewajiban
baitul mal (negara). Rasul SAW bersabda: “Aku lebih
utama dibandingkan orang-orang beriman daripada diri
mereka, siapa yang meninggalkan harta maka bagi keluarganya,
dan siapa yang meninggalkan hutang atau tanggungan
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
181
keluarga, maka datanglah kepadaku, dan menjadi kewajibanku.”
(HR an-Nasai dan Ibnu Hibban). Mekanisme dari negara
misalnya berupa hak kaum dhuafa atas zakat.
Untuk mekanisme ekonomi, maka negara harus menjamin
terlaksananya hukum-hukum syara terkait dengan ekonomi,
seperti hukum-hukum kepemilikan, pengelolaan dan
pengembangan kepemilikan, serta distribusi harta di tengah
masyarakat. Untuk menjamin terlaksananya mekanisme
pasar yang sesuai syari’at, negara akan menghilangkan dan
memberantas berbagai distorsi yang menghambat, seperti
penimbunan, kanzul mal, serta riba, monopoli, dan penipuan.
Agar pangan terjamin, maka negara kudu menguasai sumber
daya utama produksi pangan, yakni lahan. Islam agak
“keras” soal tanah ini. Untuk tanah yang ditelantarkan tiga
tahun berturut-turut baik itu dari warisan, membeli, dan
hibah; maka diambil oleh negara dan didistribusikan kepada
rakyat yang mampu mengolahnya. Abu Yusuf meriwayatkan
di dalam kitab al-Kharâj dari Umar bin al-Khathab: “… Tidak
ada hak bagi orang yang memagari tanah mati setelah tiga tahun”.
Pada hadits lain disebutkan: “Siapa saja yang memiliki tanah
lalu ia telantarkan tiga tahun tidak ia gunakan, lalu orang lain
menggunakannya maka orang lain itu lebih berhak atas tanah itu”.
Pada masa pemerintahan Umar dan dilanjutkan pada masa
Umayyah, daerah delta sungai Eufrat dan Tigris dan daerah
rawa-rawa di Irak dikeringkan dengan jalan dibangun
saluran-saluran air untuk menjadi lahan pertanian, dan
selanjutnya dibagikan kepada akyat yang mampu
menanaminya.
Negara juga dapat melakukan intervensi di pasar, namun
tidak dengan mematok harga. Kebijakan pengendalian harga
adalah dengan mengendalikan supply dan demand. Anas RA
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
182
menceritakan bahwa suatu ketika harga pernah sangat tinggi,
lalu para sahabat meminta Rasulullah untuk menetapkan
harga, namun Rasul menolak melakukannya. Rasul
bersabda:“sesungguhnya Allahlah yang Maha Menentukan
Harga, Maha Menggenggam, Maha Melapangkan dan Maha
Pemberi Rezki dan aku sungguh ingin menjumpai Allah dan tidak
ada seorang pun dari kalian yang menuntutku karena kezaliman
dalam hal darah dan harta (HR at-Tirmidzi, Ibn Majah, Abu
Dawud, ad-Darimi, Ahmad).
Di samping semua itu, Islam melarang perserikatan atau
asosiasi produsen, konsumen atau pedagang melakukan
kesepakatan, kolusi atau persekongkolan untuk mengatur
dan mengendalikan harga atau perdagangan, misalnya
membuat kesepakatan harga jual minimal, sesuai sabda Rasul
SAW. Juga untuk para penimbun (muhtakir) yang disebut
Rasul sebagai dosa besar dan dikutuk oleh Allah.
Urgensi Penerapan “Ekonomi Memberi” untuk Menata
Pangan Pokok
Sejak awal, ilmu ekonomi dikonstruk atas basis transaksi
“saling mengambil”. Deskripsi Ekonomi Pangan Islam
utamanya untuk pangan pokok memperlihatkan bahwa
ada opsi lain yang sudah dijalankan lama, yaitu transaksi
“saling memberi”. Orang-orang secara naluriah senang
berbagi makanan. Suku manapun dan agama apapun.
Bahkan sekarang, di dunia modern pun, kita masih suka
melakukannya. Jika ketemu kawan lama, kebiasaan kita
adalah mengajak makan. Ya, berbagi makanan.
Apakah mungkin mengkontruk dan menjalankan
“ekonomi berbagi” atau “ekonomi memberi ini” ? Tentu
ini sebuah perubahan yang spektakuler.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
183
Namun, why not lah. Karena bidang ekonomi dan elemen
sosio religi kultural yang melekat padanya sangat variatif.
Dan kita mesti terbuka untuk berbagai ide-ide segar yang
lebih solutif. Kita harus menyusun kontruksi baru untuk
ekonomi pangan dunia, yang sampai saat ini ternyata
tidak beres-beres.
Dalam bentuk yang agak mirip, akhir-akhir ini
berkembang sharing economy (ekonomi berbagi). Sharing
economy adalah “ ..... a way of distributing goods and services that
differs from the traditional model of corporations hiring employees
and selling products to consumers”. Bentuknya adalah berbagi
tempat kerja (co-working platforms), saling bantu
permodalan (peer to peer lending platforms), saling
meminjam pakaian (platform mode), saling berbagi pekerja
freelance (feelancing platforms), juga berkembang saling
memberi tumpangan, berbagi taksi, dan lain-lain.
Platformnya adalah berbagi sumberdaya, peran dan bagi hasil
yang dimungkinkan karena ketersediaan teknologi informasi
berbasis digital.
Dalam pertanian, Rhenald Khasali (pakar manajemen),
menconotohkan ada seorang pemilik tanah melihat banyak
petani lain yang butuh melewati tanahnya. Dalam ekonomi
berbagi, pemilik tanah tidak akan melarang atau menutup
jalan, melainkan menawari petani untuk kerja sama dan
berbagi untung. Si pemilik tanah misalnya akan menawarkan
si petani untuk merawat tanamannya agar nantinya bisa
dibagi hasil.
Sesungguhnya, sikap berbagi aset sudah dilakukan sejak
ribuan tahun. Munculnya internet dan penggunaan big
data, telah membuatnya lebih mudah bagi pemilik aset dan
pengguna aset untuk berkomunikasi satu sama lain.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
184
Masyarakat era kekalifahan biasa menerapkan mekanisme
non pasar. Pada waktu paceklik melanda Hijaz (Medinah),
Umar bin Khaththab menulis surat kepada walinya di Mesir
Amru bin al–‘Ash dan memerintahkannya untuk
mengiripkan pasokan. Lalu Amru membalas surat tersebut.
“Saya akan mengirimkan unta-unta yang penuh muatan bahan
makanan, yang ‘kepalanya’ ada di hadapan Anda (Madinah) dan
dan ekornya masih dihadapan saya (Mesir)”.
Berkenaan dengan pangan, sebagaimana dijelaskan di awal,
produksi pangan dunia sangat cukup, namun pola konsumsi
kita lah yang membuat seolah-olah pangan kurang. Maka,
kendalikan lah lidah dan perut Anda. Sebagaimana di
jelaskan di atas, Islam memberi solusi suatu masalah secara
komprehensif. Artinya, agar pangan cukup, perlu ditata sisi
supply dan sisi demand nya sekaligus. Kita semua harus
mengendalikan nafsu.
Saya sangat ingin tahu, apakah di zaman Rasul ada warung
makan? Saya telah coba menyampaikan pertanyaan ini
kepada banyak ahli agama namun belum ada jawaban.
Jika bertolak dari konsep melayani tamu, bukankah setiap
tamu yang datang ke satu rumah menjadi tanggung jawab
penuh si tuan rumah melayaninya full selama 3 hari. Makan
dan tidur gratis. Nah, jika kita lebarkan, maka jika ada
seorang atau serombongan tamu datang ke satu kampung,
bukankah mestinya menjadi kewajiban kampung tersebut
memenuhi kebutuhannya. Ini misalnya biasa terjadi di zaman
perjuangan dulu.
Jika ini dijalankan, maka berarti berdagang makanan
(makanan pokok) tidak dibutuhkan. Atau, jika pun berusaha
makanan pokok semestinya bukan untuk mencari kekayaan,
bukan sebagai bisnis. Wallahu a’lam.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
185
Ekonomi Islam tidak bermaksud memenuhi segala bentuk
jenis dan variasi kebutuhan dan keinginan manusia yang
tidak bertepi. Pahala adalah tujuan hidup, tujuan berekonomi
itu sendiri. Jika memberi membuat orang berpahala, mengapa
orang harus menjual, baik menjual murah apalagi menjual
mahal. Maka, sangat tercela lah orang yang menjadikan
pangan sebagai senjata mencari kekayaan, mendominasi, dan
menguasai orang lain.
Apakah transaksi jual beli adalah mekanisme yang paling
efektif dan adil? Efektif mungkin iya, tapi adil belum tentu.
Dalam setiap jual beli, sebenarnya kita tidak pernah bisa
membayar sepenuh-penuhnya seharga yang kita bayar
tersebut. Termasuk pelayanan jasa.
Mengapa pangan perlu dipandang berbeda? Saya mau
mengatakan bahwa setiap benda memiliki ciri dan posisi
yang khas di tengah masyarakat, sehingga setiap benda ini
tidak memadai jika difahami dengan ilmu umum yang
berlaku untuk benda-benda lain. Simplifikasi pada teori tidak
akan bisa menghargai dan memberi ruang pada pangan
sebagai benda yang khas.
Jika selama ini pangan sering dikelompokkan sebagai barang
kebutuhan primer atau pokok, tampaknya tidak memadai.
Mestinya ia lebih utama lagi, sebutlah sebagai “benda
kebutuhan dasar”. Lebih lagi tinggi dari “barang pokok”.
Mengapa pangan perlu menajemen berbeda? Ya,
karena pangan itu khas. Ia diproduksi dari tanah,
langsung atau tak langsung. Tak ada pangan murni
bikinan pabrik.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
186
Dan, masalahnya, luas tanah di dunia ini tetap.
Tidak berubah. Bagaimana benda yang seperti ini
disamakan dengan benda-benda lain.
Selain itu, memproduksi pangan tidak akan sama dengan
benda manufaktur. Industri manufaktur adalah industri yang
merubah dari bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan
bahan jadi.
Yang manakah “Pangan Pokok” atau “Pangan Utama”? Ya,
perlu dibatasi pangan yang mana. Tiap masyarakat harus
membatasi mana yang disebut sebagai pangan pokoknya.
Menurut Saya, baiknya dibatasi pada pangan yang diolah
secara sederhana, dan dijual dengan harga murah.
Pangan dalam Islam, setidaknya dalam sirah nabawiyah yang
kita ketahui, tidak mengenal pengolahan yang sulit-sulit.
Pangan hanya direbus, dibakar, dan mungkin digoreng. Dan
pangan hanya yang dikonsumsi sehari-hari. Tidak ada
makanan yang begitu mahalnya, misalnya karena diolah
dengan cara yang rumit lalu harganya jadi selangit.
Itulah makanan sejalan dengan konteks pangan sebagai
kebutuhan pokok. Yakni pangan untuk memenuhi kebutuhan
biologis, bukan pangan-pangan prestise yang dihidangkan
pada pesta-pesta kaum elit.
Apa pangan yang paling pokok? Pangan pokok biasa disebut
dengan “staple food”. Pangan juga masih ada tingkatannya,
ada yang sangat pokok yang sangat dibutuhkan untuk hidup.
Kalau di Indonesia secara umum adalah beras, di beberapa
wilayah adalah ubi jalar misalnya.
Pangan pokok (staple food) adalah makanan yang menjadi gizi
dasar. Makanan pokok biasanya tidak menyediakan
keseluruhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, oleh karenanya
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
187
biasanya makanan pokok dilengkapi dengan lauk pauk untuk
mencukupkan kebutuhan nutrisi seseorang dan mencegah
kekurangan gizi. Makanan pokok berbeda-beda sesuai
dengan keadaan tempat dan budaya, tetapi biasanya berasal
dari tanaman, baik dari serealia seperti beras, gandum,
jagung maupun umbi-umbian seperti kentang, ubi jalar, talas,
dan singkong.
Produk ternak, daging dan susu, juga tergolong pangan;
namun bukan pangan utama. Orang masih bisa hidup jika
sebulan tidak memperoleh daging dan susu. Di Indonesia
banyak orang yang hanya ketemu daging dua kali setahun,
yaitu saat lebaran haji dan lebasan Idul Fitri. Namun, suku
bangsa yang secara tradisional merupakan pemburu seperti
orang Eskimo menjadikan daging dan ikan sebagai makanan
utama.
Mengapa pangan harus diberlakukan berbeda? Sebagian
besar pendapatan kalangan miskin habis untuk beli pangan.
Dan merupakan kewajiban kalangan mampu membantu
warga miskin. Pangan adalah pilihan yang paling prioritas.
Jika pangan sudah selesai, maka energi akan dipakai untuk
hal-hal yang lebih bermakna.
Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar
penduduk Indonesia, sehingga beras merupakan komoditas
kuasi publik yang memiliki nilai strategis, baik dari aspek
ekonomi, lingkungan hidup, sosial, dan politik. Beras
mungkin bisa dipertimbangkan untuk dikeluarkan dari
mekanisme pasar. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
efektifitas di dalam mengimplementasikan kebijakan
stabilisasi harga beras diperlukan kebijakan harga yang
komprehensif. Untuk itu perlu dirumuskan suatu kebijakan
yang mampu melakukan harmonisasi hubungan antara
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
188
petani produsen, industri pengolahan, pelaku pemasaran,
hingga ke tingkat konsumen dalam suatu rantai pasok yang
efisien dan memberikan keuntungan yang wajar bagi masing-
masing pihak.
Apakah mungkin menjadikan pangan
keluar dari mekanisme pasar?
Sulit. Pasti sulit. Karena sudah terlanjur membatu pada
fikiran dan perilaku kita sehari-hari, bahwa pangan adalah
jualan yang menarik, mudah, dan selalu laku di pasar. Para
ahli ekonomi sudah menggunakan analisisnya bicara kian
kemari menggunakan dasar pangan sebagai benda ekonomi.
Pangan diproduksi untuk dijual, jadi lah ia agribisnis. Jika
harga lagi murah, pangan ditahan dulu, menunggu harga
tinggi. Pemerintah menggunakan politik pangan. Dan
seterusnya.
Namun pangan dikeluarkan dari mekanisme pasar bukannya
tidak mungkin. Ini dapat terjadi jika ada niat suci. Tentu juga
tidak berarti sama sekali tidak diperdagangkan. Jika pun
diperjual belikan, konteksnya demi kemanusiaan, tidak cari
untung besar.
Kebutuhan pangan tidak besar, dan dunia surplus pangan.
Namun ada yang menyimpan dan menahannya. Mekanisme
pasar tidak bisa mendistribusikan gandum dari wilayah
produksi yang surplus ke daerah minus dengan lancar.
Alasan utamanya adalah itu diproduksi dengan biaya tinggi,
maka harus dibayar jika mau. Tapi, jika wilayah minus
diposisikan sebagai korban bencana, maka gandum akan
dikapalkan secepat-cepatnya tanpa meributkan biayanya dari
mana. Ya, perlu bencana dulu.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
189
Pangan bukan benda ekonomi. Ia kebutuhan pokok, jangan
disamakan dengan benda dan kebutuhan lain. Karena ia
pokok maka orang yang berbagi mendapat pahala yang lebih
besar. Orang punya pilihan menjual atau memberi. Jika
memberi, maka jauh lebih baik.
Jika tidak masuk mekanisme pasar, bisakah pangan dikelola
total oleh pemerintah? Bisa. Era baitul mal telah menjalankan
pola ini. Pangan bisa digratiskan, karena biaya produksinya
sebenanrnya bisa sangat murah dengan cara mengolah lahan
pemerintah, input dari pemerintah, dan konsumsi pun tidak
berlebihan namun sesuai kebutuhan biologis pokok manusia.
Thailand sering diberitakan sebagai contoh keterlibatan total
pemerintahnya dalam pangan. Pemerintah membeli seluruh
gabah hasil panen petani, dan hebatnya lagi, 50 persen di atas
harga pasar.
Selain tu, pangan di luar mekanisme sebenarnya pasar sudah
berlangsung di level masyarakat. Saling berbagi bahan
makanan dan makanan jadi sudah biasa. Saat ini pun masih.
Apakah Islam memberlakukan pangan sebagai sesuatu yang
berbeda? Jik ya, mengapa?
Ya, pangan memiliki posisi penting dalam Islam. Ia harus
diperlakukan khusus. Orang yang memproduksinya (petani)
memiliki kedudukan khusus, yang mengkonsumsinya juga,
dan yang memperdagangankannya harus patuh pada
pedoman khusus.
Negara pun memandang pangan berbeda. Ini menyangkut
hidup mati orang. Orang tidak mati karena ga punya TV, tapi
nasi tidak bisa ditunda-tunda. Maka, sangat tidak elok ada
pihak atau satu negara menjadikan pangan sebagai alat untuk
menguasai pihak tertentu. Ini sungguh tidak beradab.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
190
Jika anda punya kelebihan pangan, bagikan segera. Kenapa?
Karena berlebih itu ga berguna, dan pangan umumnya
gampang busuk. Beda dengan sepatu, punya sepatu 100
pasang ga soal karena ga akan rusak.
Saat ini, ketika pangan dilepas ke mekanisme pasar, betapa
besar keuntungan dan kekayaan orang-orang yang bermain
di pangan. Margin nya besar dan proporsi penguasaannya
juga dominan. Pangan dijadikan sumber kekuasaan, yang
dimulai dengan penguasaan lahan secara luas dengan
menerapkan berbagai cara, dengan kesadaran bahwa lahan
adalah sumber utama produksi pangan.
Ekonomi Islam tidak hanya untuk muslim
Ekonomi Islam jangan dipandang ekslusif hanya untuk
kalangan Islam. Ini adalah sistem ekonomi yang fitrah, dari
agama manapun mereka. Ekonomi Islam berfikir pada
kebahagian manusia, tidak sekedar kebutuhan hidup.
Ekonomi konvensional membicarakan bagaimana cara
mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara optimum.
Ekonomi konvensional berfungsi untuk “mengeksplorasi dan
menjelaskan”, bukan untuk memberikan “advocate” atau
melarang “condemn”. Sedangkan tujuan dari ekonomi Islam
itu sendiri merupakan “goal oriented disciplin” yang berarti
ekonomi Islam tidak hanya mempelajari bagaimana cara
(means) pengalokasian sumber daya terbatas secara efisien
tetapi juga mempelajari tujuan (ends) dari penggunaan
sumber daya tersebut.
Ekonomi konvensional berlandaskan pada teori yang
dikemukakan Adam Smith bahwa manusia bersifat
rasional yang artinya mementingkan kepentingan pribadinya
masing-masing atau self interest. Adam Smith jelas
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
191
mengeliminasi beberapa faktor seperti agama, keyakinan,
dan lingkungan dalam mengemukakan konsep ini.
Konsep self interest dan more is better than less ini dibantah
melalui Alquran surat Al-Baqarah ayat 261. Allah SWT
berfirman: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-
orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-
tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa
yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi
Maha Mengetahui.” Orang dianjurkan - dan tentunya
kemudian - senang berbagi. Memberi begitu saja, tidak
melalui mekanisme pasar.
Azas ekonomi kapitalis didasarkan pada laissez faire (bebas,
liberal). Ia tidak mempehatikan adanya nilai-nilai gotong
royong, tolong-menolong dan kebersamaan dalam bingkai
religius; yang hidup di masyarakat bahkan yang belum
beragama sekalipun. Tujuan ekonomi Islam yaitu “untuk
membangun sebuah tatanan ekonomi negara yang berakhlak
mulia berazaskan persamaan dan keadilan untuk melahirkan
masyarakat yang madani di bawah lindungan Allah.
Ekonomi Islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani
dan Insani. Disebut Rabbani karena sarat dengan arahan dan
nilai-nilai Ilahiah. Dan disebut Insani karena sistem ekonomi
ini dilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia.
Bersifat general dan dapat diterapkan secara universal.
.4.2. MENJALANKAN AGRIBISNIS SECARA SYARIAH
Pada hakekatnya agribisnis adalah bagaimana strategi
memperoleh keuntungan dengan mengelola segala aspek
usaha pertanian. Mulai dari budidaya, pascapanen,
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
192
pengolahan, hingga pemasaran. Ini jelas pekerjaan mulia.
Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun
organisme hidup lainnya.
Artinya, agribisnis adalah menjadikan bertani sebagai sebuah
bisnis. Maka, menanam, memanen, haruslah menjual. Nah,
disinilah sesungguhnya datang masalah. Ketika petani harus
berhubungan dengan pasar, maka kegiatan bertani yang
indah romantis sebagai way of life berubah menjadi kalkulasi
bisnis penuh perhitungan finansial.
Ada sebuah buku menarik tentang ini berjudul “Agribisnis
Syariah: Manajemen Agribisnis dalam Perspektif Syariah
Islam ditulis Said dan Pratiwi (2005), walau saya belum
sempat baca. Sistem dan Manajemen Agribisnis syariah
adalah suatu konsep yang dapat dijadikan ikhtiar
membangun sebuah nilai-nilai kebenaran dalam berbisnis
berdasarkan kesadaran akan makna penciptaan alam raya
sebagai anugerah yang harus di kelola dengan baik. Usaha ini
menyatukan hasrat berekonomi dan spiritual dalam satu
nafas. Mencari uang, membuka lapangan kerja, mendapatkan
nafkah, sekaligus mencatatkan amal soleh.
Agribisnis tersusun atas sub sistem budidaya, penyaluran
dan pengadaan sarana produksi, pengolahan pascapanen,
lanjut ke tananiaga dan pemasaran, dan lembaga-lembaga
penunjang. Apakah syariah ada di sini? Ya. Syariah muncul
sepanjang sebuah aktivitas melibatkan interaksi, baik
interaksi manusia dengan alam, apalagi interaksi dengan
manusia lain. Dalam kelima subsistem ini jelas melibatkan
manusia dengan manusia (muamalah). Maka relasi mereka
harus lah berpendoman pada panduan Islami. Jadi, jika
bertani harus syariah, maka agribisnis tentu juga harus
syariah.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
193
Lalu, apakah agribisnis syariah? Menurut Saya, agribisnis
syariah adalah membangun sistem bertani secara luas dengan
menerapkan ajaran Islam. Tujuannya, tentu untuk
memberikan kemajuan dan keadilan. Intinya semua aturan
dalam Islam adalah pada keadilan. Jadi, agribisnis syariah
adalah menjalankan usaha pertanian secara luas (agribisnis)
menuju sebuah penghayatan yang penuh dengan keikhlasan
dan ketakwaan terhadap kemahabesaran dan keagungan
Allah SWT. Bekerja karena Allah, mencari keuntungan
karena Allah, dan hasilnya dibagikan sesuai petunjuk Allah.
Agribisnis sesungguhnya luas. Selain bertani, menanam,
menyiang, memupuk, dan memanen serta menjualkannya;
kita lupa agribisnis juga mencakup usaha jasa-jasa yang
bersifat tidak langsung. Maka, agribisnis juga mencakup
perbankan pertanian, asuransi pertanian, penyuluhan,
transportasi, dan jasa pergudangan.
Kita selama ini telah mengenal agribisnis secara berkelanjutan
(sustainable agribussiness). Idenya adalah bagaimna tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan serta tidak membuat
kerusakan di muka bumi. Ini jelas-jelas sejalan dengan Islam.
Surat Al A’raf ayat 56 berbunyi:“Dan janganlah kamu membuat
kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan
berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.
Jadi beragribisnis adalah juga berdakwah. Adalah jalan
ibadah ghoiru mahdah.
Bertani jelaslah pekerjaan paling mulia. Menanam dan
memelihara sebiji benih yang begitu kecil, lalu tumbuh,
berdaun, berbunga sampai berbuah. Tentu saja Allah yang
menumbuhkannya, namun ini pekerjaan yang sungguh-
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
194
sungguh baik dan mulia. Maka, jangan sampai pekerjaan ini
tidak berada dalam koridor ibadah. Agribisnisnya pun harus
dalam semangat dan ruh ibadah.
Menjalankan agribisnis dapat menjadi alat dakwah untuk
meningkatkan keimanan umat manusia, dan ladang amal
para pelakunya. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Islam
dalam agribisnis, kita berarti telah mencegah
penyalahgunakan sektor ini dari keserakahan dan kerusakan.
Maka, mari para suhada ekonomi dan kehidupan, jalankan
agribisnis sekarang. Agribisnis yang Islam. Jangan sampai
makanan dan minuman dari tumbuhan dan hewan, karena
dijalankan oleh orang-orang yang tidak Islami, menjadi
haram dikonsumsi.
Untuk itu, kita membutuhkan manajemen agribisnis yang
syariah pula. Manajemen adalah suatu rangakaian proses
yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan pengendalian dalam
rangka memberdayakan seluruh sumberdaya organisasi, baik
sumberdaya manusia, modal, material, maupun teknologi
secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi. Sebagai
sebuah organisasi, sistem agribisnis memerlukan suatu
pekerjaan yang dikelola dengan benar, rapi, jelas, terarah,
tertib, dan teratur sebagaimana yang ditekankan oleh syariah
Islam. Hal ini dijelaskan dalam Hadits riwayat Thabrani serta
Tirmidzi dan Nasa’i: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai
orang yang jika melakukan pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat,
terarah, jelas, dan tuntas)”.
Rangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan pengendalian
dikenal sebagai fungsi-fungsi manajemen yang juga
diterapkan dalam manajemen agribisnis. Fungsi-fungsi
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
195
manajemen berlaku pada setiap tahapan kegiatan agribisnis,
baik manajemen produksi, agroindustri, pemasaran, maupun
dalam manajemen risiko agribisnis.
Dalam hal memproduksi atau budidaya, manajemen
produksi pertanian ditujukan untuk meningkatkan produksi
secara kuantitas dan kualitas. Alquran menganjurkan untuk
melipatgandakan hasil panen dan memperbaiki kualitas
melalui penerapan teknologi budidaya yang tepat dan
penggunaan input produksi yang baik. Untuk pemasaran
atau berdagang, Islam lebih pada mengantarkan, melayani
produsen dan konsumen, bukan membangun otoritas sendiri
yang lalu menguasai keseluruhan sistem agribisnis.
Bagaimana menghadapi resiko secara Islami? Bertani dan
menjalankan agribisnis penuh resiko. Maka itu bank-bank
komersial enggan turun tangan. Ada banyak resiko yakni
ketidakmenentuan iklim, serangan hama penyakit, dan resiko
penurunan nilai. Penurunan nilai bisa terjadi akibat
penurunan mutu, perubahan harga, maupun perubahan
selera konsumen. Semua risiko sangat menghantui pelaku
agribisnis.
Islam memberi pedoman bahwa segala bentuk ujian dan
resiko ini mestilah selalu dipandang sebagai cobaan atau
musibah yang datangnya dari Allah SWT. Berkenaan dengan
ini, surat Ali ‘Imran ayat 117 menyatakan: “Perumpamaan
harta yang mereka nahkahkan dalam kehidupan dunia ini seperti
perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin
yang menimpa ladang kaum yang menganiaya dirinya, lalu angin
itu membinasakannya. Dan Allah tidak menganiaya mereka, tetapi
merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”.
Hasil panen harus dijual. Maka, dalam agribisnis ada
perdagangan. Berdagang atau dulu disebut berniaga, apalagi
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
196
jauh, antar pulau bahkan antar benua; merupakan sebuah
jalan dakwah. Pada zaman Nabi Muhammad SAW telah
dilakukan perdagangan, baik perdagangan dalam negeri
maupun perdagangan luar negeri. Misi yang diemban selain
untuk berdagang dan mencari keuntungan, juga untuk
berdakwah menyiarkan agama Islam. Dari berdagang lah
syiar Islam berkembang dan tersebar ke seluruh belahan
dunia. Para sahabat nabi dan orang-orang Arab sering
melakukan perjalanan dalam rangka berdagang ke berbagai
negeri termasuk ke China, Malaysia, Filipina, dan juga
Indonesia.
Pedagang, yang membeli sesuatu lalu menjualnya, atau
dalam sastra Melayu sering dibilang menjadi “saudagar”;
janganlah diremehkan. Abu Said meriwayatkan bahwa
Rasulullah pernah berkata, “Saudagar yang jujur dan dapat
dipercaya akan dimasukkan dalam golongan para Nabi, shiddiqien,
dan syuhada.” Namun, di kesempatan lain Nabi
memperingatkan bahwa pasar adalah tempat di mana kita
harus berhati-hati. Menjadi pedagang memang tidaklah
mudah, apalagi menjadi pedagang jujur. Rasulullah tahu
benar hal ini karena ia pernah jadi pedagang. Abdullah bin
Umar adalah pedagang yang sukses, demikian pula Abu
Bakar, Umar, dan Utsman yang kekayaannya diperoleh dari
berdagang.
Bertani dan berdagang adalah pekerjaan para Rasul. Bertani
adalah dasar yang menopang semua kehidupan di atasnya. Ia
sektor primer. Semua sektor lain mandeg, jika sektor primer
tidak jalan. Pabrik baju wol tidak bisa bekerja sebelum
peternak biri-biri menghasilkan bulu yang bagus. Pabrik
konveksi tidak jalan jika petani kapas belum panen. Dan
seterusnya.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
197
Para Nabi dan Rasul bekerja untuk menopang
keberlangsungan dakwah. Bekerja mencari nafkah dengan
berniaga, bertani, dan beternak tidak dianggap menjatuhkan
martabat dan tidak menurunkan kualitas tawakal mereka.
Para ulama pun tergolong orang-orang yang rajin bekerja dan
ulet dalam berusaha, namun mereka juga gigih dan tangguh
dalam menuntut ilmu dan menyebarkan agama. Ketika
menjadi khalifah, Abu Bakar pergi ke pasar setiap pagi
memanggul beberapa helai pakaian untuk dijual. Ketika
bertemu dengan Umar dan Ubaidah bin Jarrah, ia ditanya:
“Bagaimana engkau berdagang sementara engkau menjadi
pemimpin kaum muslimin?” Abu Bakar berkata: “Dari mana aku
menghidupi keluargaku?” Padahal sebagaimana Umar, Abu
Bakar juga memperoleh bagian dari baitul mal.
.4.3. PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN YANG SYARIAH
Pembiayaan usahatani selama ini, terutama petani kecil,
umumnya dari kantong petani sendiri. Kalau bicara investasi,
maka 90 persen lebih investasi usaha pertanian ya dari petani.
Ia lah yang menanam modal, dan Ia pula yang deg-degan
apakah investasinya menghasilkan atau ambyar.
Perbankan komersial masih membatasi diri dengan alasan
tingginya resiko dan ketiadaan jaminan (collateral) dari
petani. Namun di sisi lain, Saya sering menemukan petani
menolak berhutang, karena haramnya bunga. Ini lah yang
membuat program pembiayaan pertanian dari pemerintah
kurang berhasil.
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
198
Namun, untuk usaha yang lebih berkembang, kita sulit
menolak dukungan pembiayaan misalnya berupa pinjaman
dari bank. Secara konseptual, pembiayaan pertanian memiliki
makna luas, yakni berkaitan dengan sumbernya dari mana,
pengelolaannya, jika berupa pinjaman bagaimana
pengembaliannya, dan seterusnya.
Syukurlah, Indonesia telah lama mengembangkan
pembiayaan syariah yang lebih sesuai Islam, tanpa
menggunakan bunga. Dasarnya adalah UU No. 21 tahun 2008
Tentang Perbankan Syariah, meskipun di UU ini tidak ada
pengaturan khusus untuk pertanian, bahkan tidak ada entry
“pertanian” pada UU ini. Artinya, skim-skim pembiayaan
antara pertanian dan non pertanian diperlakukan sama.
Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS). Pembiayaan adalah penyediaan dana
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa lima
bentuk transaksi yaitu:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan
musyarakah,
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa
beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik,
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah,
salam, dan istishna’,
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh,
dan
e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk
transaksi multijasa.
Dalam melakukan kegiatan usahaberasaskan Prinsip Syariah,
perbankan syariah menerapkan demokrasi ekonomi dan
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
199
kehati-hatian. Untuk kegiatan pertanian, beberapa akad
pembiayaan yang dapat dipilih adalah:
Satu, bagi hasil
Bagi hasil dapat menggunakan akad mudharabah atau
musyarakah. Yang dimaksud dengan mudharabah dalam
menghimpun dana adalah akad kerja sama antara pihak
pertama (malik, shahibul mal, atau Nasabah) sebagai pemilik
dana dan pihak kedua (‘amil, mudharib, atau Bank Syariah)
yang bertindak sebagai pengelola dana dengan membagi
keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang
dituangkan dalam akad.
Sedangkan, musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-
masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan
bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan,
sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana
masing-masing.
Dua, jual beli
Bentuknya ada tiga yakni akad murabahah, salam, atau istishna.
Akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang
dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli, dan si
pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai
keuntungan yang disepakati. Sementara akad salam adalah
dengan cara pemesanan dan pembayaran harga yang
dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang
disepakati.
Pada akad istishna, barang dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli
(mustashni’) dan penjual atau pembuat (shani’). Terbebas dari
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
200
penetapan bunga dan memberikan rasa aman, karena yang
diberikan kepada nasabah adalah barang bukan uang dan
tidak ada beban bunga yang ditetapkan di muka.
Tiga, pinjam meminjam
Akad qardh adalah pinjaman dana kepada nasabah dengan
ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang
diterimanya pada waktu yang telah disepakati.
Empat, sewa menyewa
Ini berlaku untuk penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada nasabah. Yakni ijarahuntuk sewa, dan ijarah
muntahiya bittamlik untuk sewa beli. Akad ijarah merupakan
penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau
manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi
sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang
itu sendiri. Beda dengan ijarah muntahiya bittamlik, terjadi
pemindahan kepemilikan barang kepada penyewa.
Lima, pengambilalihan utang
Pada Akad hawalah berlangsung pengalihan utang dari pihak
yang berutang kepada pihak lain yang wajib menanggung
atau membayar.
Alternatif Pembiayaan Syariah Bagi Usaha Pertanian dan
Peternakan
Pengembangan usaha dalam bidang pertanian dan
peternakan berbasis akad syariah belum berkembang pesat,
apalagi untuk petani yang memiliki lahan terbatas dan
termasuk kategori kurang mampu yang selama ini membuat
alergi bank umum.
Sudah cukup dikembangkan skim Plasma Syariah. Ini adalah
pengembangan sistem kerjasama dari agro industri,
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
201
perbankan syariah, masyarakat petani dan peternak dan
lembaga amil zakat dan wakaf. Lembaga Amil Zakat dan
Wakaf membantu dalam bentuk asset tanah waqaf untuk
pertanian dan peternakan terpadu. Hal ini memberikan
masyarakat lahan yang cukup secara ekonomi. Akad
perjanjian dapat menggunakan qardh (pinjaman kebajikan)
berupa lahan yang dapat dikelola selama hitungan tahun. Hal
ini pernah dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa dan Rumah
Zakat.
Pengusaha yang menjadi penampung hasil pertanian dan
peternakan masyarakat bisa menggunakan akad perjanjian
salam. Dimana pengusaha meminta spesifikasi yang
dibutuhkan dari usaha pertanian dan peternakan masyarakat
dengan kontrak tertulis.
Sedangkan untuk pihak perbankan bisa mengeluarkan akad
syariah berubah musyarakah dengan pihak pengusaha atau
menggunakan aqad mudharabah (bagi hasil) dengan
menggunakan profit sharing (berbagi keuntungan) atau
revenue net sharing (berbagi pendapatan bersih).
Potensi besar skim Qard Al Hasan
Pembiayaan dengan pola qard al hasan ini telah banyak
diberikan untuk para pelaku usaha mikro. Beberapa
penelitian mengenai implementasi pembiayaan qard al hasan
juga menunjukkan hasil yang berdampak positif bagi
masyarakat.
Penelitian tentang efektivitas pembiayaan qard al hasan oleh
Baitul Mal Wat Tamwil di Jawa Tengah mendapatkan hasil
yang positif. Demikian pula, pemberdayaan ekonomi oleh
lembaga Dompet Dhuafa di Jawa Barat mendapatkan bahwa
pembiayaan qard al hasan mampu memperbaiki
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
202
pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh lembaga
tersebut.
Pihak lain yang juga menerapkan pembiayaan qard al hasan
pada satu Gapoktan di Cianjur. Gapoktan memfasilitiasi
pembiayaan bagi para petani anggotanya dengan pola ini. Di
awal dana yang dikelola adalah Rp 70 juta dan setelah empat
tahun dana meningkat menjadi Rp 170 juta lebih. Petani
penerima yang semula hanya 87 orang, saat ini sudah
mencapai 209 orang.
Ini menunjukkan bahwa pembiayaan qard al hasan tepat untuk
membantu modal petani, khususnya petani kecil yang
tergolong dhuafa (needy). Penerima dibatasi pada penguasaan
lahan maksimal 0,25 hektar, dan sumber dana yang
digunakan berasal dari zakat, infaq, dan sedekah. Sistem qard
al hasan tidak meminta jaminan, prosedur yang rumit, serta
biaya administrasi (khusus untuk biaya administrasi secara
hukum dibolehkan). Metode ini sangat tepat untuk petani
kecil.
Apa itu pembiayaan syariah? Pembiayaan syariah adalah
aktivitas memberikan bantuan dana untuk para pelaku usaha
dengan berlandaskan pada prinsip syariah. Dikarenakan
berprinsip syariah, maka dana yang diberikan tidak dalam
bentuk pinjaman. Karena bila dalam bentuk pinjaman maka
tidak boleh ada tambahan didalamnya. Landasan dari tidak
bolehnya ada tambahan/manfaat dari pinjaman adalah hadits
Nabi SAW yang artinya, “Setiap pinjaman yang mengandung
manfaat adalah riba”
Atas dasar hal tersebut, pembiayaan syariah umumnya
dilakukan dalam bentuk jual beli. Skemanya adalah si
penyedia pembiayaan akan membantu membelikan barang
SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020)
203
yang dibutuhkan petani atau pengusaha pertanian dengan
harga yang sudah disepakati ditambah dengan margin.
Pembiayaan produktif ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
kapasitas produksi di antaranya untuk peningkatan usaha,
baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.
Pembiayaan ini terbagi menjadi dua jenis, diantaranya.
 Pembiayaan modal kerja, yakni pembiayaan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam meningkatkan
keuangan, jumlah hasil produksi secara kuantitatif dan
secara kualitatif meningkatkan mutu hasil produksi untuk
keperluan perdagangan dan peningkatan utility of
place dari suatu hasil produksi yang berupa barang.
 Pembiayaan investasi, yakni pembiayaan untuk memenuhi
suatu kebutuhan seperti modal (capital goods) bertujuan
peningkatan fasilitas – fasilitas terkait.
Dalam mekanisme pembiayaan syariah dimungkinkan
memberikan agunan atau jaminan. Menurut pasal 1 angka 26
UU perbankan syariah, pengertian agunan adalah jaminan
tambahan, baik berupa benda bergerak maupun benda tidak
bergerak yang diserahkan oleh pemilik agunan kepada bank
syariah dan UUS, guna menjamin pelunasan kewajiban
nasabah penerima fasilitas. Agunan dapat berupa surat
berharga dan garansi resiko yang disediakan oleh debitur
untuk menanggung pembayaran kembali suatu pembiayaan,
apabila debitur tidak dapat melunasi kredit sesuai dengan
yang diperjanjikan.
Wallahu a’lam bish shawab.
*****

More Related Content

What's hot

Pengaruh sistem ekonomi terhadap pembangunan ekonomi
Pengaruh sistem ekonomi terhadap pembangunan ekonomiPengaruh sistem ekonomi terhadap pembangunan ekonomi
Pengaruh sistem ekonomi terhadap pembangunan ekonomi
ayubareborn
 
12887 article text-7631-3-10-20170710
12887 article text-7631-3-10-2017071012887 article text-7631-3-10-20170710
12887 article text-7631-3-10-20170710
staiypbwi1
 
konsep dasar ilmu ekonomi islam
konsep dasar ilmu ekonomi islamkonsep dasar ilmu ekonomi islam
konsep dasar ilmu ekonomi islam
Neyna Fazadiq
 
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )Nurdin Al-Azies
 
Pengantar Sejarah Pemikiran dan Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sosialis
Pengantar Sejarah Pemikiran  dan Sistem Ekonomi Kapitalis dan SosialisPengantar Sejarah Pemikiran  dan Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sosialis
Pengantar Sejarah Pemikiran dan Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sosialis
wahidulkholis
 
Modul bab i kelas x mia
Modul bab i kelas x miaModul bab i kelas x mia
Modul bab i kelas x mia
Ella Ekaristy Tarigan
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Lianita Dian
 
Pendekatan melalui sistem ekonomi
Pendekatan melalui sistem ekonomiPendekatan melalui sistem ekonomi
Pendekatan melalui sistem ekonomi
Erlia Azijah
 
195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k
195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k
195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k
husna azmi azmi
 
Modul bab i kelas x mia
Modul bab i kelas x miaModul bab i kelas x mia
Modul bab i kelas x mia
Ella Ekaristy Tarigan
 
Ekonomi kapitalis,sosialis,islam
Ekonomi kapitalis,sosialis,islamEkonomi kapitalis,sosialis,islam
Ekonomi kapitalis,sosialis,islamdyan pratiwi
 
Tugas perekonomian indonesia
Tugas perekonomian indonesiaTugas perekonomian indonesia
Tugas perekonomian indonesia
Andrey'xz A-kyuuariuzt
 
Makalah sistem ekonomi
Makalah sistem ekonomiMakalah sistem ekonomi
Makalah sistem ekonomi
Andrey'xz A-kyuuariuzt
 
Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)
Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)
Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)
Jogo Hera
 
Sistem ekonomi pancasila
Sistem ekonomi pancasilaSistem ekonomi pancasila
Sistem ekonomi pancasilaAida Mudjib
 
Pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomiPembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
muttaqinamafazah
 
Pengertian sistem ekonomi
Pengertian sistem ekonomiPengertian sistem ekonomi
Pengertian sistem ekonomi
Dimas Rayhan
 
Dasar - Dasar Ilmu Ekonomi
Dasar - Dasar Ilmu EkonomiDasar - Dasar Ilmu Ekonomi
Dasar - Dasar Ilmu Ekonomi
Anisa Dwi Rohmawati
 

What's hot (20)

Pengaruh sistem ekonomi terhadap pembangunan ekonomi
Pengaruh sistem ekonomi terhadap pembangunan ekonomiPengaruh sistem ekonomi terhadap pembangunan ekonomi
Pengaruh sistem ekonomi terhadap pembangunan ekonomi
 
12887 article text-7631-3-10-20170710
12887 article text-7631-3-10-2017071012887 article text-7631-3-10-20170710
12887 article text-7631-3-10-20170710
 
konsep dasar ilmu ekonomi islam
konsep dasar ilmu ekonomi islamkonsep dasar ilmu ekonomi islam
konsep dasar ilmu ekonomi islam
 
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )
(KULIAH S2 UIKA) 01 ekonomi mikro (DR. H. IRWAN CH, SE,MM )
 
Ekonomi
EkonomiEkonomi
Ekonomi
 
Pengantar Sejarah Pemikiran dan Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sosialis
Pengantar Sejarah Pemikiran  dan Sistem Ekonomi Kapitalis dan SosialisPengantar Sejarah Pemikiran  dan Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sosialis
Pengantar Sejarah Pemikiran dan Sistem Ekonomi Kapitalis dan Sosialis
 
Modul bab i kelas x mia
Modul bab i kelas x miaModul bab i kelas x mia
Modul bab i kelas x mia
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan EkonomiPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
 
Pendekatan melalui sistem ekonomi
Pendekatan melalui sistem ekonomiPendekatan melalui sistem ekonomi
Pendekatan melalui sistem ekonomi
 
195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k
195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k
195010 id-perbandingan-ekonomi-islam-dan-ekonomi-k
 
Modul bab i kelas x mia
Modul bab i kelas x miaModul bab i kelas x mia
Modul bab i kelas x mia
 
Ekonomi kapitalis,sosialis,islam
Ekonomi kapitalis,sosialis,islamEkonomi kapitalis,sosialis,islam
Ekonomi kapitalis,sosialis,islam
 
Tugas perekonomian indonesia
Tugas perekonomian indonesiaTugas perekonomian indonesia
Tugas perekonomian indonesia
 
Makalah sistem ekonomi
Makalah sistem ekonomiMakalah sistem ekonomi
Makalah sistem ekonomi
 
Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)
Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)
Konsep ilmu ekonomi (sesuai materi eko SMA K13)
 
Sistem ekonomi pancasila
Sistem ekonomi pancasilaSistem ekonomi pancasila
Sistem ekonomi pancasila
 
Pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomiPembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi
 
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
Perbandingan sistem ekonomi islam, kapitalis dan sosialis.
 
Pengertian sistem ekonomi
Pengertian sistem ekonomiPengertian sistem ekonomi
Pengertian sistem ekonomi
 
Dasar - Dasar Ilmu Ekonomi
Dasar - Dasar Ilmu EkonomiDasar - Dasar Ilmu Ekonomi
Dasar - Dasar Ilmu Ekonomi
 

Similar to Drfat 1 15 april 2020 bab 4

Sejarh pemikir ekonomi fuqaha
Sejarh pemikir ekonomi fuqahaSejarh pemikir ekonomi fuqaha
Sejarh pemikir ekonomi fuqaha
hasyim asy'ari
 
Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi MikroPPT
Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi MikroPPTKumpulan Teori Pengantar Ekonomi MikroPPT
Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi MikroPPT
tanyatata83
 
KUMPULAN TEORI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9pptx
KUMPULAN TEORI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9pptxKUMPULAN TEORI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9pptx
KUMPULAN TEORI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9pptx
Tanya Tata Putri Srikandi
 
Ekonomi pangan islami tazkia 8 mei 2020 (yuti)
Ekonomi pangan islami tazkia   8 mei 2020 (yuti)Ekonomi pangan islami tazkia   8 mei 2020 (yuti)
Ekonomi pangan islami tazkia 8 mei 2020 (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Kumpulan Teori Ekonomi Mikro Kelompok 9 .pptx
Kumpulan Teori Ekonomi Mikro Kelompok 9 .pptxKumpulan Teori Ekonomi Mikro Kelompok 9 .pptx
Kumpulan Teori Ekonomi Mikro Kelompok 9 .pptx
Tanya Tata Putri Srikandi
 
Norma ekonomi syariah
Norma ekonomi syariahNorma ekonomi syariah
Norma ekonomi syariah
puanglatenrilawa
 
Power_Point_Bagaimana_Islam_Menghadapi_T.pptx
Power_Point_Bagaimana_Islam_Menghadapi_T.pptxPower_Point_Bagaimana_Islam_Menghadapi_T.pptx
Power_Point_Bagaimana_Islam_Menghadapi_T.pptx
HilmiAbdulHalim
 
KELOMPOK 11 PENGANTAR EKONOMI MIKRO
KELOMPOK 11 PENGANTAR EKONOMI MIKROKELOMPOK 11 PENGANTAR EKONOMI MIKRO
KELOMPOK 11 PENGANTAR EKONOMI MIKRO
IkadekfarrelArvanant
 
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_dSejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
Annur D Chani
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
TyasIndrayanti2
 
perbedaan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umum
perbedaan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umumperbedaan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umum
perbedaan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umum
endahretnasusanti
 
Sejarah ilmu Ekonomi.pptx
Sejarah ilmu Ekonomi.pptxSejarah ilmu Ekonomi.pptx
Sejarah ilmu Ekonomi.pptx
WinaPaul
 
Ekonomi Syariah
Ekonomi SyariahEkonomi Syariah
Ekonomi Syariah
ibnuarpan
 
Eko Islam-dalam-Lintas-Sejarah.pptx
Eko Islam-dalam-Lintas-Sejarah.pptxEko Islam-dalam-Lintas-Sejarah.pptx
Eko Islam-dalam-Lintas-Sejarah.pptx
KhoirunnisaNst
 
perkembangan ekonomi islam
perkembangan ekonomi islamperkembangan ekonomi islam
perkembangan ekonomi islam
Linda Dinata
 
Slide 1 (pe)
Slide 1 (pe)Slide 1 (pe)
Slide 1 (pe)
KhairilJaa
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Nisa Ell
 

Similar to Drfat 1 15 april 2020 bab 4 (20)

Ekonomi
EkonomiEkonomi
Ekonomi
 
Sejarh pemikir ekonomi fuqaha
Sejarh pemikir ekonomi fuqahaSejarh pemikir ekonomi fuqaha
Sejarh pemikir ekonomi fuqaha
 
Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi MikroPPT
Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi MikroPPTKumpulan Teori Pengantar Ekonomi MikroPPT
Kumpulan Teori Pengantar Ekonomi MikroPPT
 
KUMPULAN TEORI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9pptx
KUMPULAN TEORI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9pptxKUMPULAN TEORI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9pptx
KUMPULAN TEORI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9pptx
 
Ekonomi pangan islami tazkia 8 mei 2020 (yuti)
Ekonomi pangan islami tazkia   8 mei 2020 (yuti)Ekonomi pangan islami tazkia   8 mei 2020 (yuti)
Ekonomi pangan islami tazkia 8 mei 2020 (yuti)
 
Kumpulan Teori Ekonomi Mikro Kelompok 9 .pptx
Kumpulan Teori Ekonomi Mikro Kelompok 9 .pptxKumpulan Teori Ekonomi Mikro Kelompok 9 .pptx
Kumpulan Teori Ekonomi Mikro Kelompok 9 .pptx
 
Norma ekonomi syariah
Norma ekonomi syariahNorma ekonomi syariah
Norma ekonomi syariah
 
Power_Point_Bagaimana_Islam_Menghadapi_T.pptx
Power_Point_Bagaimana_Islam_Menghadapi_T.pptxPower_Point_Bagaimana_Islam_Menghadapi_T.pptx
Power_Point_Bagaimana_Islam_Menghadapi_T.pptx
 
KELOMPOK 11 PENGANTAR EKONOMI MIKRO
KELOMPOK 11 PENGANTAR EKONOMI MIKROKELOMPOK 11 PENGANTAR EKONOMI MIKRO
KELOMPOK 11 PENGANTAR EKONOMI MIKRO
 
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_dSejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
Sejarah dan perkembangan_ekonomi_islam_d
 
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptxTUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
TUGAS AKHIR PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 4.pptx
 
perbedaan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umum
perbedaan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umumperbedaan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umum
perbedaan periodisasi ekonomi islam dan ekonomi umum
 
1.pendahuluan
1.pendahuluan1.pendahuluan
1.pendahuluan
 
Sejarah ilmu Ekonomi.pptx
Sejarah ilmu Ekonomi.pptxSejarah ilmu Ekonomi.pptx
Sejarah ilmu Ekonomi.pptx
 
Ekonomi Syariah
Ekonomi SyariahEkonomi Syariah
Ekonomi Syariah
 
1.pendahuluan
1.pendahuluan1.pendahuluan
1.pendahuluan
 
Eko Islam-dalam-Lintas-Sejarah.pptx
Eko Islam-dalam-Lintas-Sejarah.pptxEko Islam-dalam-Lintas-Sejarah.pptx
Eko Islam-dalam-Lintas-Sejarah.pptx
 
perkembangan ekonomi islam
perkembangan ekonomi islamperkembangan ekonomi islam
perkembangan ekonomi islam
 
Slide 1 (pe)
Slide 1 (pe)Slide 1 (pe)
Slide 1 (pe)
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islamSejarah pemikiran ekonomi islam
Sejarah pemikiran ekonomi islam
 

More from Syahyuti Si-Buyuang

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
Syahyuti Si-Buyuang
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Syahyuti Si-Buyuang
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Syahyuti Si-Buyuang
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Syahyuti Si-Buyuang
 

More from Syahyuti Si-Buyuang (20)

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
 

Drfat 1 15 april 2020 bab 4

  • 1. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 162 BAB IV. SOSIAL EKONOMI PERTANIAN ISLAM Sejatinya, sampai hari buku ini ditulis, belum ada ilmu atau cabang ilmu “Ekonomi Pertanian Islam”. Ekonomi Pertanian ada, Ekonomi Islam ada, tapi belum ada Ekonomi Pertanian Islam. Sementara itu, Ekonomi Pangan(Food Economy)ada walau belum banyak, sedangkan Ekonomi Pangan Islam (Islamic Food Economy) belum ada, apalagi "Ekonomi Pangan Pokok Islam (Islamic Staple Food Economy). Memberlakukan pangan (food) akan beda dengan pangan pokok (staple food). Saya akan coba beberkan serba sedikit di ruang yang terbatas ini. Kesemuanya ini saya bungkus sebagai “Sosial Ekonomi Pertanian Islam” (Islamic Agricultural Socio-economic). Bagian ini Saya susun secara sederhana dalam bentuk perkembangan ilmu yang sudah umum ditengah masyarakat, yakni dilmulai dengan Ilmu Ekonomi, yang lalu salah satu cabangnya menjadi Ilmu Ekonomi Pertanian. Kemudian diikuti Ekonom Islam, yang sebenarnya sihmuncul duluan, namun diskursusnya di dunia dan Indonesia ramainya belakangan,dan terakhir disampaikan tentang “Ilmu Ekonomi Pangan Islam”. Tentu saja “Ilmu Ekonomi Pangan Islam” ini baru sebatas ide. Ilmu ini belum lahir dan belum ada, bahkan tampaknya belum ada kalangan ilmuwan yang mendiskusikannya, setidaknya sepanjang yang Saya lacak di google search engine. Namun, Saya bermaksud menyampaikan betapa pentingnya kita membicarakan ini dan membangunnya bersama-sama.
  • 2. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 163 Pangan, utamanya pangan pokok (staple food) tidak bisa dikelola sama seperti barang-barang industri yang ditata menurut ilmu ekonomi industri kapitalistik yang mengutamakan pendapatan dan keuntungan dan miskin ruh kultural dan keilahian yang hak. Sejarah Islam telah mengajarkan kita bagaimana mestinya mengelola pangan, sebagai berkah yang mesti ditata menurut tuntunan Allah SWT. Itulah “Ilmu Ekonomi Pangan Islam”. .4.1. ILMU EKONOMI DAN EKONOMI PERTANIAN Ilmu ekonomi dikembangkan pada era revolusi industri di Eropah, yakni satu sistem industri yang memproduksi barang-barang manufaktur, bukan produksi pangan yang sangat bergantung alam. Lalu, ilmu ekonomi sebagai ilmu induk ini telah melahirkan berbagai cabang kian kemari. Sebagaimana kita tahu, awal terbentuknya ilmu ekonomi sangat terpengaruh oleh karakter sosial dunia industri di zaman itu. Akibatnya, ilmu ekonomi pertanian yang berkembang lebih belakangan, sebagai cabangnya; tidak bisa menghilangkan sepenuhnya sifat khas industri ini. Ekonomi secara umum adalah ilmu sosial yang menganalisa produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa. Ia fokus pada bagaimana economic agents berperilaku dan berinteraksi dan bagaimana ekonomi bekerja. Buku Adam Smith “The Wealth of Nations” tahun 1776 dijadikan sebagai tonggak kelahiran ilmu ekonomi. Ia membahas lahan, tenaga kerja dan modal sebagai tiga faktor utama untuk kesejahteraan.
  • 3. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 164 Perbedaan ilmu ekonomi dengan ekonomi pertanian Ekonomi Ekonomi pertanian Nama lainnya adalah “conventional economics”, atau “general economics” “Agricultural economics” atau “agronomics” Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas, sedangkan sumberdaya terbatas. Aplikasi prinsip-prinsip ekonomi pada produksi pertanian, fokus pada bagaimana memaksimalkan hasil produksi pertanian. Dikenal juga sebagai ”Agronomics” sebagai cabang ekonomi yang berkaitan dengan penggunaan lahan. Mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan pertanian, sehingga dapat dicari penyelesaian dan jalan keluarnya. Adam Smith (1776) sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi. Melalui karyanya The Wealth of Nation, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Lalu Marshall, Keynes, dan Karl Marx menggunakanmetode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen setelah PD II mempelopori ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika dan statistik dengan teori ekonomi. Kubu Mulai tahun 1890, yaitu saat depresi pertanian di Amerika, sehingga dirasa perlu mengembangkan suatu cabang ilmu baru untuk memahaminya dan agar tidak terulang lagi kejadian serupa. Di Eropa oleh Von Der Goltz tahun 1885, HC Taylor mendirikan Department of Agricultural Economics di Wisconsin tahun 1909, lalu tahun 1979 T. Schultz mengembangkan ekonomi dikaitkan langsung dengan masalah pertanian. Schultz mengembangkan eknometrika sebagai alat untuk menganalisis ekonomi pertanian secara empiris. Universitas Cornell mengajarkan
  • 4. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 165 lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model general equilibrium (keseimbangan umum). Economics of Agriculture (1901) dan Farm Management (1903), dan Universitas Ohio mengajarkan Rural Economics (1892). Sejak tahun 1910, mata kuliah ekonomi pertanian diajarkan di tiap universitas di AS. Setelah depresi besar tahun 1930-an lahir kesadaran bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Lahir banyak varian yaitu new classical, neokalsik, new keynesian, monetarist, dll. Basisnya adalah pada sistem produksi dan perdagangan pertanian, dan dibedakan pula atas ekonomi mikro dan makro.Bidangnya mencakup small business management, marketing and finance, financial planning, veterinary business management, community economic development, environmental policy and planning, and international trade and development.Kombinasi antara teori perusahaan (theory of the firm) dengan pemasaran dan teori organisasi. Di Indonesia, ilmu ekonomi pertanian (Agricultural Economics)mulai diajarkan oleh Prof. Iso Reksohadiprojo dan Prof. Ir. Teko Sumodiwirjo. Sementara, Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) dibentuk pada bulan Februari 1969 di Ciawi, Bogor. Ilmu ekonomi pertanian adalah perkawinan antara ilmu ekonomi dengan pertanian. Beberapa teori utama yang dikombinasikan adalah teori perusahaan (Theory of The Firm) dengan pemasaran dan teori organisasi. Sejak tahun 1970, ekonomi pertanian fokus kepada tujuh topik utama yaitu ekonomi lingkungan dan sumberdaya, resiko dan
  • 5. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 166 ketakpastian (risk and uncertainty), konsumsi dan rantai suplai pangan, harga dan pendapatan, struktur pasar, perdagangan dan pembangunan, serta technical change and human capital. Sekarang ilmu ini semakin terintegrasi yang mencakup manajemen usahatani dan ekonomi produksi, rural finance and institutions, pemasaran pertanian dan harga, kebijakan pertanian dan pembangunan, ekonomi pangan dan nutrisi (food and nutrition economics), serta ekonomi lingkungan dan sumberdaya. Namun, ekonomi pertanian juga cenderung semakin lebih berorientasi mikro. Lulusannya semakin cenderung sebagai seorang a traditional business degree dibandingkan traditional economics degree. Saat ini “…many agricultural economics programs focus on a wide variety of applied micro- and macro- economic topics. Their demand is driven by their pragmatism, optimization and decision making skills, and their skills in statistical modelling (Evenson dan Pingali, 2007). Bagaimanapun ilmu ekonomi pertanian lahir dari ilmu ekonomi yang dalam perjalanannya banyak terpengaruh oleh sistem ekonomi industri. Ekonomi industri adalah “....the systematic, sustained involvement of an individual or group in activities that produce defined results that can be duplicated”. Cirinya adalah mampu menghasilkan barang dengan bentuk yang sama persis dan cepat, karena mereka bekerja pada sistem yang dapat diisolasi sepenuhnya. Sementara pertanian sangat bergantung kepada alam. Gara- gara terpengaruh oleh karakter industri ini, maka pertanian diinginkan juga seperti industri. Maka, mulailah lahir keinginan yang aneh-aneh, misalnya ingin semua buah mangga bentuknya sama, manis dan asamnya sama. Juga ingin mangga ada tiap bulan. Seragam dan ada tiap saat.
  • 6. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 167 Karena masih terperangkap pada sifat sektor industri tersebut, lahirlah “Industrial Agriculture” yaitu usaha pertanian yang “...Farming has evolved into big business. Raising livestock or produce focuses on yield. Mono planting (one type of crop) and warehousing large numbers of cash animals, such as beef and chickens in smaller confined areas, has economic advantages for the farmer and, in turn, brings better prices to the consumer”. Pertanian dikelola secara industri. Dibanggakan sebagai “pertanian modern” dengan teknologi tinggi, input serba kimia, dan mesin-mesin. Namun pola ini penuh resiko lingkungan dan produknya tidak sehat dimakan. By the way, jika ekonomi neoklasik telah berkembang ke arah ekonomi kelembagaan, bagaimana dengan ekonomi pertanian? Apakah ada “ekonomi kelembagaan pertanian”? Ada banyak ketidakpuasan terhadap faham Ekonomi Neo Klasik, atau sering dilabeli sebagai ekonomi kapitalisme- liberal. Di kalangan akademis Indonesia pernah muncul “Ekonomi Kerakyatan” dan “Ekonomi Pancasila”. Semuanya berasal dari ilmuwan Indonesia sebagai upaya mencari bentuk konsep ekonomi alternatif yang dirasa lebih sesuai bagi Indonesia. Dan sekaligus, sebagai bentuk kritik terhadap teori-teori ekonomi dari Barat yang dirasa kurang tepat. Tokoh pencetusnya adalah Bung Hatta, Prof. Mubyarto, Presiden Sukarno, dan Prof. Sri Edi Swasono. Banyak kritik yang dialamatkan terhadap ilmu ekonomi. Kritik terhadap ekonomi ortodoks yang paling keras misalnya datang dari Paul Ormerod dalam bukunya The Death of Economics (tahun 1994), yang menyatakan “tidak ada sebuah model ekonomi yang bisa dipakai dimana saja”. Para forecaster telah beralih ke pendekatan perkiraan pribadi(judgmental adjustmenst) dari model-model ekonomi
  • 7. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 168 makro lama. Lebih jauh ia menyarankan: “Ekonomi perlu menggunakan analisis ex-post, yaitu mempelajari setelah sebuah peristiwa terjadi. Yaitu seperti paleontologi (ilmu tentang fosil), astronomi dan klimatologi; yang teorinya dibangun dari data-data yang dikumpulkan secara nyata bertahun-tahun”. Apa bedaekonomi kapitalisme liberal dengan ekonomi kerakyatan? Jika ilmu ekonomi Barat memahami manusia sebagai ”homo ekonomikus”, bukan sebagai ”homo moralis” atau ”homo socius”; ekonomi kerakyatan memahami manusia sekaligus sebagai ”homo ekonomikus”,”homo moralis”dan”homo socius”. Yang ini bagus untuk mencapai pemerataan dan mewujudkan keadilan sosial, tidak sekedar tumbuh dan tumbuh.Lebih demokratis, lebih induktif, disesuaikan dengan kondisi sosiokultural masyarakat Indonesia. Ini memiliki kandungan kemandirian, kemerataan, dan keswadayaan di dalamnya. Ekonomi rakyat adalah kancah kegiatan ekonomi orang kecil (wong cilik), yang karena merupakan kegiatan keluarga, tidak merupakan usaha formal berbadan hukum, tidak secara resmi diakui sebagai sektor ekonomi yang berperanan penting dalam perekonomian nasional. Dalam literatur ekonomi pembangunan ia disebut sektor informal, “underground economy”, atau “extralegal sector”. Istilah “ekonomi kerakyatan” secara resmi dicantumkan dalam Ketetapan MPR yaitu Tap Ekonomi Kerakyatan No. XVI tahun 1998. Istilah ini semakin mantap ketika telah masuk pada berbagai produk hukum dan kebijakan, misalnya dalam UU No. 25/2000 tentang Propenas (Mubyarto, 2002). Namun akhir-akhir ini, istilah “ekonomi rakyat” dihindari, dan salah satu gantinya adalah dengan sebutan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang berasal dari istilah Small and Medium Enterprises (SME).
  • 8. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 169 Pada prinsipnya, ekonomi kerakyatan ataupun ekonomi rakyat, adalah sistem ekonomi yang demokratis yang melibatkan seluruh kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi kerakyatan menunjuk pada sila ke-4 Pancasila, yang menekankan pada sifat demokratis sistem ekonomi Indonesia. Dalam demokrasi ekonomi Indonesia, produksi tidak hanya dikerjakan oleh sebagian warga tetapi oleh semua warga masyarakat, dan hasilnya dibagikan kepada semua anggota masyarakat secara adil dan merata (penjelasan pasal 33 UUD 1945). Artinya, ekonomi rakyat memegang kunci kemajuan ekonomi nasional di masa depan, dan sistem ekonomi Pancasila merupakan “aturan main etik” bagi semua perilaku ekonomi di semua bidang kegiatan ekonomi (Mubyarto, 2002). Sementara itu, “Ekonomi Pancasila” juga digulirkan salah satunya oleh Mubyarto (1981), sebagai lawan dari konsep kapitalisme liberal. Pada hakekatnya, sistem Ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi pasar yang memihak pada upaya-upaya mewujudkan keadilan sosial bagi rakyat. Ia memihak pada pengembangan pertanian rakyat, perkebunan rakyat, peternakan rakyat, atau perikanan rakyat. Sistem Ekonomi Pancasila adalah “aturan main” kehidupan ekonomi atau hubungan-hubungan ekonomi antar pelaku-pelaku ekonomi yang didasarkan pada etika atau moral Pancasila (Mubyarto, 2003). Disini, pemerintah dan masyarakat memihak pada (kepentingan) ekonomi rakyat sehingga terwujud kemerataan sosial dalam kemakmuran dan kesejahteraan. Inilah sistem ekonomi kerakyatan yang demokratis yang melibatkan semua orang dalam proses produksi dan hasilnya juga dinikmati oleh semua warga masyarakat.
  • 9. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 170 Tekanan dalam ekonomi rakyat adalah pada kegiatan produksi,bukan sekedar konsumsi,sehingga buruh pabrik tidak masuk dalam profesi atau kegiatan ekonomi rakyat, karena buruh adalah bagian dari unit produksi yang lebih luas yaitu pabrik atau perusahaan. Meskipun sebagian perusahaan yang dikenal sebagai UKM (Usaha KecilMenengah) dapat dimasukkan sebagai ekonomi rakyat, namun sebagian besar kegiatan ekonomi rakyat tidak dapat disebut sebagai ”usaha” atau ”perusahaan” (firm) seperti yang dikenal dalam ilmu ekonomi perusahaan. Bapak dan Ibu, apa yang dinarasikan dari mimpi Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Pancasila ini, memiliki kesamaan spirit dengan pedoman Islam menata ekonomi umat. Silahkan lanjut bacanya ! Ilmu Ekonomi Islam Dalam wikipedia disebut, “Islamic economics is a term used to refer to Islamic commercial jurisprudence and also to an ideology of economics based on the teachings of Islam that takes a middle ground between the systems of Marxism and capitalism”. Menarik menggaris bawahi bagian ini: “ .....between the systems of Marxism and capitalism”. Kenapa melihat ekonomi Islam dari kacamata itu? Kenapa harus melalui Marx dan kapitalis? Saya menduga, umumnya buku-buku ajar sekarang tentang ekonomi Islam disusun dari view ini, belum melihat secara asli dan utuh dari Alquran dan hadits. Belum bottom up, namun “diturunkan” dari pemahaman tentang ekonomi dan mashab-mashabnya yang sudah dikenal dunia keilmuan. Mas dan Mba, Ekonomi Islam bukan juga hasil racikan antara aliran ekonomi kapitalis dan sosialis. Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-
  • 10. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 171 nilai Islam. Berekonomi merupakan kegiatan pokok manusia ada di atas dunia ini, ga mungkin lepas dari nilai-nilai agama, yakni ibadah.Berekonomi ya beribadah. Ekonomi Islam tidak seperti ekonomi neoliberal. Gagasan neoliberal lahir pada abad ke 19 dengan cirimendorong deregulasi, mendorong pasar bebas, perdagangan bebas, berusaha menghilangkan hambatan dalam perdagangan internasional dan investasi baik hambatan tarif maupun non tarif. Neoliberal mengurangi peran pemerintah. Gagasan neoliberal berawal dari liberalisme klasik. Ajaran liberalisme klasik menganggap manusia sebagai homo economicus (makhluk ekonomi). Manusia adalah otonom, diberikan kebebasan untuk memilih. Berbeda dengan liberalisme klasik, neoliberal lebih ekstrem dimana tidak perlu adanya campur tangan pemerintah, dan bahkan cenderung batas negara pun diterobos. Jadi, liberalisme klasik dan neoliberal memiliki persamaan yaitu mengutamakan kebebasan individu, mengurangi kekuasaan pemerintahan. Dasarnya adalah individu yang apabila diberi kebebasan akan mampu menghasilkan kesejahteraan untuk semua. Apakah ekonomi Islam seperti ini? Tentu tidak. Ada banyak perbedaan prinsip ekonomi konvensional dengan ekonomi Islam.Ekonomi konvensional dibangun di atas konsep scarcity, bahwa sumber daya yang tersedia terbatas. Karena diperebutkan oleh para manusia-manusia atomiK bernafsu tanpa batas, maka dibutuhkan sebuah pengaturan. Lahirlah ilmu ekonomi. Ekonomi Islam lebih luas. Ekonomi Islam tidak hanya mempelajari bagaimana cara (means) pengalokasian sumber daya yang terbatas secara efisien tetapi juga mempelajari
  • 11. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 172 tujuan (ends) dari penggunaan sumber daya tersebut. Dan manusia-manusia nya juga bukanlah para hewan-hewan tanpa kontrol. Manusia-manusia Islam membatasi kebutuhannya. Dalam hal mekanisme distribusi, ekonomi konvensional menggunakan mekanisme pasar bebas (kekuatan invisible hand), walau kemudian oleh beberapa pihak sebaiknya peran negara tidak dinihilkan. Teori Adam Smith mengatakan pasar adalah institusi terbaik, akan memaksimalkan perolehan keuntungan, meningkatkan inovasi, menciptakan pembagian pekerjaan serta kesejahteraan. Sementara ekonomi Islam meyakini keterlibatan pemerintah sangat dimungkinkan. Terlebih untuk pangan, dan lebih khusus lagi pangan pokok. Sejarah Islam menunjukkan betapa besarnya peran negara. Peran pemerintah dalam mengawasi pasar dilakukan oleh institusi bernama Al-Hisbah yang memiliki fungsi untuk mengawasi keseluruhan aktivitas ekonomi. Dalam distribusi kekayaan, jikaekonomi konvensional berorientasi untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar- besarnya, dimana distribusi kekayaan bergantung dari besarnya modal yang dimiliki; dalam ekonomi Islamada keadilan dalam distribusi kekayaan yang diwujudkan melalui mekanisme zakat, infaq, sedekah dan waqaf. Ada banyak perbedaan prinsip ekonomi syariah dan konvensional. Ekonomi syariah dibuat dan berkembang berdasarkan ketentuan dalam agama Islam. Sumbernya wakyu, langsung dari Allah. Ekonomi konvensional disusun dari muka bumi, itu pun terbatas hanya dari gambaran kebangkitan revolusi industri di Eropa dulu.
  • 12. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 173 Ilmu ekonomi umum ini lalu berkembang jadi banyak cabang, termasuk untuk pertanian. Ilmu ekonomi yang awalnya dari komoditas barang industri dimodifikasi, walau tak begitu sukses, menjadi ilmu ekonomi untuk komoditas pertanian. Bertani tentu tidak sama dengan membuat sepatu. Ada faktor sinar matahari, angin, kesuburan tanah, dan lain- lain. Faktor iklim. Perbedaan yang paling umum diketahui awam adalah mengenai bunga. Ekonomi syariah tidak mengenal bunga, hanya bagi hasil dan jual beli. Sebenarnya perbedaan keduanya lebih serius dari sekedar itu. Perbedaan paling mendasar terletak pada prinsipnya. Karena berbeda prinsip maka berbeda pula tujuan, tindakan, norma serta pengembangan prinsipnya. Ekonomi konvensional digunakan untuk memuaskan kebutuhan individu. Sementara ekonomi syariah berpandangan ekonomi dilakukan sebagai ibadah. Hak milik merupakan komponen pokok dalam ekonomi. Kedua sistem ini mengakui adanya hak milik pribadi. Dalam ekonomi konvensional semua orang tanpa terkecuali berhak memiliki barang, aset, atau uang. Semua orang bisa asal ia memiliki sumber daya untuk mendapatkan hak milik tersebut. Batas untuk memperoleh hak milik tersebut tidak disebutkan seberapa jauh. Pada ekonomi syariah, kepemilikan diperbolehkan selama tidak menimbulkan kezaliman. Selain itu, kepemilikan individu harus diperoleh dengan cara-cara yang halal dan sesuai dengan ketentuan agama. Barang ataupun sumber daya yang menyangkut hajat hidup banyak orang tidak diperbolehkan untuk dimiliki individu. Individu juga diwajibkan untuk mensucikan harta yang dimiliki melalui
  • 13. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 174 zakat, infaq, shodaqoh dan sebagainya. Kepemilikan atau harta yang dimiliki individu tidak boleh terlalu lama ditimbun oleh satu pihak. Harta tersebut harus digunakan dan dikelola untuk kemaslahatan bersama, tidak boleh dikangkangi sesuka yang punya. Ini lah kira-kira mengapa Rasul ga betah ada uang tersimpan di rumah di bawah bantal, segera disedekahkan. Ekonomi jadi berputar. Ini terlihat pada lahan. Pada Islam, jika seseorang menelantarkan lahannya, maka negara bisa menyitanya dan diserahkan orang lain untuk diolah. Lahan di bumi luasnya sudah tertentu tidak bertambah, padahal penduduk terus bertambah. Demikian pula untuk dasar hukum. Lembaga keuangan yang mendasari beroperasinya bank syariah menggunakan hukum yang didasarkan pada syariat Islam yang berlandaskan Al- Qur’an, hadits dan fatwa ulama, tidak hanya sekedar hukum positif yang bisa berbeda-beda antar negara. Perbedaan lain tentang norma dalam berinvestasi. Maka, bank syariah hanya meminjamkan dana pada seorang pengusaha jika jenis usaha yang dijalankannya baik dan halal. Ekonomi syariah berorientasi pada kebahagiaan hidup baik dunia maupun di akhirat; tidak hanya sekedar bisa makan minum saja. Ekonomi Pangan dan Ekonomi Pangan Pokok Frasa “food economy” (ekonomi pangan) cukup banyak di jagad google, namun seperti apa bangun ilmunya Saya belum menemukan referensi yang komprehensif. Sementara di Indonesia, ada beberapa tulisan yang membahas secara sekilas tentang “ekonomi pangan” yang sering digabungkan menjadi “ekonomi pangan dan gizi”.
  • 14. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 175 Materi di google umumnya tentang gejala ekonomi pangan, bukan ilmu ekonomi pangan. Ada satu paper yang judulnya sangat menjanjikan yaitu “The Food Problem: Theory and Policy” (Sen and Sen, 1982), namun isinya masih menggunakan view ilmu ekonomi. Secara definisi, pangan memiliki batasan agak longgar, yakni semua bahan makanan yang dapat dijadikan makanan. Sedangkan makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsur-unsur ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh. Ekonomi pangan hakekatnya adalah ilmu yang mempelajari upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan. Nah, jika kita menggunakan dasar ilmu ekonomi umum, maka diasumsikan bahwa sumberdaya pangan terbatas sedangkan kebutuhan tidak. Namun, jika spirit Islam dimasukkan, maka premis bahwa “kebutuhan manusia tidak terbatas” ditolak. Manusia dalam ekonomi Islam bukanlah segerombolan animal yang tanpa moral, juga bukan manusia yang tidak bisa mengendalikan nafsu makannya. Dalam sistem distribusi, pangan diperdagangkan tidak semata-mata mencari uang, tapi demi niatan suci memenuhi kebutuhan manusia. Trend ke arah ini cukup diakomodasi dalam diskusi tentang ekonomi pangan. Menurut Bunte and Hans (2009), ekonomi pangan perlu memasukkan unsur cultural dan ethical arguments; demikian pula Kinsey (2001) yang memperhatikan the culture of its community dalam manajemen rantai pasok pangan. Ekonomi Pertanian Islam dan Ekonomi Pangan Islam Sebelum jauh ke “ekonomi pangan Islam”, baiklah dimulai sedikit dengan Ekonomi Pertanian Islam. Pangan disini
  • 15. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 176 diposisikan sebagai bagian pertanian, walau kemudian ada kecenderungan untuk menggeser nya ke dalam kelompok makanan dan obat-obatan. Ini misalnya terlihat dalam RUU Cipta Kerja (Omnibus Law) yang dibahas di awal tahun 2019. Kita sudah lama mendengar Ekonomi Islam, namun belum untuk “Ekonomi Pertanian Islam”. Di google tidak ada hasil untuk “Islam Agricultural Economy”. Logika pertanian Islami bukan seperti logika ekonomi biasa. Satu umbi bawang ditanam, hasilnya 10 umbi bawang. Sepasang domba dipelihara, dalam sekian tahun bisa jadi 10 ekor. Ini jelas campur tangan dan keberkahan yang tak terhingga dari Sang Pemberi Kehidupan. Berapa ribu panci sayur yang dapat dihasilkan dari sehektar tanaman bawang misalnya. Berapa banyak mulut dan perut yang menikmatinya. Sungguh tidak terhitung. Betap ga mungkin nya menghitung nikmat dari rasa sayuran dengan aroma bawang goreng yang pas. Jadi, jangan melihat hasil panen dari uangnya semata. Satu bawang menjadi sepuluh bawang bisa dianggap kerugian jika misalnya harga bawang di pasaran lagi anjlok. Tapi, jika dilihat dari manfaat dan nikmat yang dirasakannya, tidak ada petani yang sesungguhnya rugi. Jadi, bertani sesungguhnya adalah menyebar benih, menabur kebajikan, menjalankan amal, memanen pahala. Bukan hanya menanam uang untuk uang. Ekonomi Pertanian Islam bukan sekedar tanam uang panen uang ... Jika bertani dipahami sebagai menanam uang untuk uang, maka kita abai memperhitungkan kerusakan yang dibuat. Memakai pestisida serampangan sehingga membunuh
  • 16. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 177 cacing-cacing penyubur tanaman tidak dihitung sebagai kerugian. Pupuk anorganik membuat tanah jadi keras, merusak biologi tanah. Analisis usahatani konvesional tidak memasukkan kerusakan tersebut. Hasil juga baru melihat sebatas yield, bukan product. Pertanian Islam tidak merusak alam. Pertanian Islam menjaga alam. Islam rahmatan lil alamin, bertani secara Islam menghidupkan, bukan menghancurkan. Tiap hari orang bicara pangan, diskusi tentang ekonomi juga banyak, juga majelis taklim tiap pagi dan petang digelar belajar agama. Namun, raanya belum yang mencoba merangkainya dalam satu tarikan nafas: “ekonomi-pangan- Islami”. Banyak memang yang menyinggung pangan dalam membicarakan pertanian. Namun, belum ada yang berani menyebut bahwa apa yang dibahasnya tergolong sebagai food economy. Sementara di dunia nyata, meskipun sudah berbagai pendekatan digelar, mulai dari konsep food security (ketahanan pangan), food sovereignty (kedaulatan petani atas pangan), swasembada, dan lain-lain; namun masalah pangan tidak beres-beres. PBB melaporkan ada 800 juta lebih warga dunia menderita kelaparan, dan 120 juta di antaranya mengalami kelaparan akut. Jika dibandingkan dengan penduduk dunia 7,7 milyar jiwa, maka jumlah yang kelaparan lebih dari 10 persen. Ironisnya, ada 1,3 trilyun ton makanan yang terbuang di dunia setiap tahun, atau sama dengan 1/3 dari total produksi makanan dunia. Siapa yang paling banyak membuang-buang makanan (food waste dan food loss) tersebut? Urutannya dari yang paling parah adalah Arab Saudi, Indonesia, AS, dan Uni Emirat Arab. Subhanallah.
  • 17. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 178 Artinya, Bapak dan Ibu, ilmu ekonomi pertanian yang telah kita terapkan ini ternyata tidak mampu menyelesaikan masalah pangan dunia. Banyak kekeliruan ilmu ini, misalnya sikap yang memandang rendah makanan sebagai produk industri. Hanya sekedar “produksi”; bukan sebuah anugerah dari Allah yang harus dihargai tinggi. Dengan menghargai makanannya berarti kita juga menghargai yang memproduksinya. Maksudnya, sudah saatnya kita melirik pedoman dari Allah dalam menata pertanian dan pangan ini. Ilmu ekonomi pertanian diturunkan dari ilmu ekonomi, dengan mengganti objeknya menjadi barang-barang produk pertanian. Apakah memadai bangun ilmu dengan paradigma dan pendekatan seperti ini diturunkan lagi menjadi Ilmu Ekonomi Pangan? Di sisi lain, ekonomi pertanian berbicara tentang barang primer, namun diturunkan dari ilmu yang dibangun dari objek benda sekunder dan tersier? Tampaknya pangan pokok mesti keluar dari mekanisme pasar. Setidaknya ada empat alasannya. Satu, manusia memiliki naluri dan moral dasar untuk menolong hidup sesamanya. Orang akan mati jika tidak makan. Maka, di suku apapun, pada agama manapun, di desa dan kota, di masyarakat tradisional; orang suka berbagi makanan dan bahan makanan. Sampai di dunia modern ini pun orang masih senang berbagi makanan. Ada pesta-pesta di kota besar dengan makanan berlimpah, gratis. Kita juga senang mentraktir teman dan tamu. Masyarakat tradisional tidak pernah menjual makanan sesamanya. Pada masyarakat peramu dan pemburu, bahan pangan biasa dikumpulkan pada satu tempat lalu dikonsumsi bersama. Mereka membuat lumbung pangan komunitas. Kebiasaan ini terus dipelihara oleh masyarakat sekarang.
  • 18. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 179 Kita adakan arisan, selamatan, dan pesta sebagai mekanisme berbagi makanan. Dua, makanan selalu dihasilkan dari tanah, langsung maupun tidak langsung. Nah, karena sesungguhnya sepetak lahan tidak pernah benar-benar dimiliki seorang manusia, dimana kita hanya berhak menggarapanya; maka sesuatu yang lahir dari bukan miliknya tentu juga bukan miliknya secara penuh. Ada unsur sosial disitu. Ada unsur sosial dari setiap hasil panen itu. Tiga, agama pun mengajarkan kita untuk tidak menjadikan pangan pokok sebagai barang ekonomi dengan mekanisme pasar. Begitu banyak anjuran dan ajaran untuk menjamu tamu, hadits agar melebihkan bikin sayur agar bisa berbagi, dan seterusnya. Empat, nilai tambah yang dikeluarkan dari tanah berlipat- lipat dari usaha yang telah dicurahkan seorang manusia. Sebutir biji dilempar ke tanah, lalu lima tahun kemudian sudah berbuah. Dimana usaha manusia si pelempar tadi di dalamnya? Artinya, ini hampir seluruhnya adalah berkah dari lahan, dari alam, ya dari Allah. “Dan Bumi telah dibentangkan- Nya untuk makhluk-(Nya), didalamnya ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang” (Ar-rahman: 10-11). Ketahanan Pangan dalam Sistem Islam Ketahanan pangan dalam sistem Islam tidak terlepas dari sistem politik Islam. Politik ekonomi Islam memiliki visi menjamin pemenuhan semua kebutuhan primer (kebutuhan pokok bagi individu dan kebutuhan dasar bagi masyarakat) setiap individu per individu secara menyeluruh. Ketahanan pangan tidak bisa ditawar. Jika untuk pangan pokok
  • 19. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 180 bergantung pada impor, sama halnya menggadaikan negara pada negara lain. Ketergantungan pada impor bisa membuka jalan pengaruh asing terhadap politik satu negara. Islam mewajibkan negara menjamin pemenuhan kebutuhan pokok pangan.“Anak Adam tidak memiliki hak pada selain jenis ini: rumah yang ia tinggali, pakaian yang menutupi auratnya dan roti tawar dan air (HR at-Tirmidzi). Jadi, pemerintah harus memenuhi kebutuhan pangan, papan dan sandang, yakni zhillu baytin (atau bayt yaskunuhu (rumah), tsawbun yuwârî ‘awratahu (pakaian yang menutupi auratnya), dan jilfu al-hubzi wa al-mâ’ (roti tawar dan air). Dalam memberikan jaminan ini negara akan menggunakan mekanisme ekonomi dan non ekonomi. Bentuk mekanisme non ekonomi di antaranya adalah tanggung jawab kerabat. Urutan tanggung jawabnya jelas yaitu: 1. Pertama, tanggung jawab individual. Islam memerintahkan agar setiap laki-laki bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan kebutuhan orang- orang yang berada di bawah tanggungannnya (Al- Baqarah: 233). 2. Kedua, tanggung jawab kerabat. Jika belum terpenuhi, baik karena ia tidak bisa bekerja atau pendapatannya tidak cukup, maka kerabatnya mulai dari yang terdekat diwajibkan untuk turut menanggungnya (Al-Baqarah: 233). 3. Ketiga, tanggung jawab pemerintah. Jika belum terpenuhi juga, maka tanggungjawab itu beralih menjadi kewajiban baitul mal (negara). Rasul SAW bersabda: “Aku lebih utama dibandingkan orang-orang beriman daripada diri mereka, siapa yang meninggalkan harta maka bagi keluarganya, dan siapa yang meninggalkan hutang atau tanggungan
  • 20. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 181 keluarga, maka datanglah kepadaku, dan menjadi kewajibanku.” (HR an-Nasai dan Ibnu Hibban). Mekanisme dari negara misalnya berupa hak kaum dhuafa atas zakat. Untuk mekanisme ekonomi, maka negara harus menjamin terlaksananya hukum-hukum syara terkait dengan ekonomi, seperti hukum-hukum kepemilikan, pengelolaan dan pengembangan kepemilikan, serta distribusi harta di tengah masyarakat. Untuk menjamin terlaksananya mekanisme pasar yang sesuai syari’at, negara akan menghilangkan dan memberantas berbagai distorsi yang menghambat, seperti penimbunan, kanzul mal, serta riba, monopoli, dan penipuan. Agar pangan terjamin, maka negara kudu menguasai sumber daya utama produksi pangan, yakni lahan. Islam agak “keras” soal tanah ini. Untuk tanah yang ditelantarkan tiga tahun berturut-turut baik itu dari warisan, membeli, dan hibah; maka diambil oleh negara dan didistribusikan kepada rakyat yang mampu mengolahnya. Abu Yusuf meriwayatkan di dalam kitab al-Kharâj dari Umar bin al-Khathab: “… Tidak ada hak bagi orang yang memagari tanah mati setelah tiga tahun”. Pada hadits lain disebutkan: “Siapa saja yang memiliki tanah lalu ia telantarkan tiga tahun tidak ia gunakan, lalu orang lain menggunakannya maka orang lain itu lebih berhak atas tanah itu”. Pada masa pemerintahan Umar dan dilanjutkan pada masa Umayyah, daerah delta sungai Eufrat dan Tigris dan daerah rawa-rawa di Irak dikeringkan dengan jalan dibangun saluran-saluran air untuk menjadi lahan pertanian, dan selanjutnya dibagikan kepada akyat yang mampu menanaminya. Negara juga dapat melakukan intervensi di pasar, namun tidak dengan mematok harga. Kebijakan pengendalian harga adalah dengan mengendalikan supply dan demand. Anas RA
  • 21. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 182 menceritakan bahwa suatu ketika harga pernah sangat tinggi, lalu para sahabat meminta Rasulullah untuk menetapkan harga, namun Rasul menolak melakukannya. Rasul bersabda:“sesungguhnya Allahlah yang Maha Menentukan Harga, Maha Menggenggam, Maha Melapangkan dan Maha Pemberi Rezki dan aku sungguh ingin menjumpai Allah dan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku karena kezaliman dalam hal darah dan harta (HR at-Tirmidzi, Ibn Majah, Abu Dawud, ad-Darimi, Ahmad). Di samping semua itu, Islam melarang perserikatan atau asosiasi produsen, konsumen atau pedagang melakukan kesepakatan, kolusi atau persekongkolan untuk mengatur dan mengendalikan harga atau perdagangan, misalnya membuat kesepakatan harga jual minimal, sesuai sabda Rasul SAW. Juga untuk para penimbun (muhtakir) yang disebut Rasul sebagai dosa besar dan dikutuk oleh Allah. Urgensi Penerapan “Ekonomi Memberi” untuk Menata Pangan Pokok Sejak awal, ilmu ekonomi dikonstruk atas basis transaksi “saling mengambil”. Deskripsi Ekonomi Pangan Islam utamanya untuk pangan pokok memperlihatkan bahwa ada opsi lain yang sudah dijalankan lama, yaitu transaksi “saling memberi”. Orang-orang secara naluriah senang berbagi makanan. Suku manapun dan agama apapun. Bahkan sekarang, di dunia modern pun, kita masih suka melakukannya. Jika ketemu kawan lama, kebiasaan kita adalah mengajak makan. Ya, berbagi makanan. Apakah mungkin mengkontruk dan menjalankan “ekonomi berbagi” atau “ekonomi memberi ini” ? Tentu ini sebuah perubahan yang spektakuler.
  • 22. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 183 Namun, why not lah. Karena bidang ekonomi dan elemen sosio religi kultural yang melekat padanya sangat variatif. Dan kita mesti terbuka untuk berbagai ide-ide segar yang lebih solutif. Kita harus menyusun kontruksi baru untuk ekonomi pangan dunia, yang sampai saat ini ternyata tidak beres-beres. Dalam bentuk yang agak mirip, akhir-akhir ini berkembang sharing economy (ekonomi berbagi). Sharing economy adalah “ ..... a way of distributing goods and services that differs from the traditional model of corporations hiring employees and selling products to consumers”. Bentuknya adalah berbagi tempat kerja (co-working platforms), saling bantu permodalan (peer to peer lending platforms), saling meminjam pakaian (platform mode), saling berbagi pekerja freelance (feelancing platforms), juga berkembang saling memberi tumpangan, berbagi taksi, dan lain-lain. Platformnya adalah berbagi sumberdaya, peran dan bagi hasil yang dimungkinkan karena ketersediaan teknologi informasi berbasis digital. Dalam pertanian, Rhenald Khasali (pakar manajemen), menconotohkan ada seorang pemilik tanah melihat banyak petani lain yang butuh melewati tanahnya. Dalam ekonomi berbagi, pemilik tanah tidak akan melarang atau menutup jalan, melainkan menawari petani untuk kerja sama dan berbagi untung. Si pemilik tanah misalnya akan menawarkan si petani untuk merawat tanamannya agar nantinya bisa dibagi hasil. Sesungguhnya, sikap berbagi aset sudah dilakukan sejak ribuan tahun. Munculnya internet dan penggunaan big data, telah membuatnya lebih mudah bagi pemilik aset dan pengguna aset untuk berkomunikasi satu sama lain.
  • 23. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 184 Masyarakat era kekalifahan biasa menerapkan mekanisme non pasar. Pada waktu paceklik melanda Hijaz (Medinah), Umar bin Khaththab menulis surat kepada walinya di Mesir Amru bin al–‘Ash dan memerintahkannya untuk mengiripkan pasokan. Lalu Amru membalas surat tersebut. “Saya akan mengirimkan unta-unta yang penuh muatan bahan makanan, yang ‘kepalanya’ ada di hadapan Anda (Madinah) dan dan ekornya masih dihadapan saya (Mesir)”. Berkenaan dengan pangan, sebagaimana dijelaskan di awal, produksi pangan dunia sangat cukup, namun pola konsumsi kita lah yang membuat seolah-olah pangan kurang. Maka, kendalikan lah lidah dan perut Anda. Sebagaimana di jelaskan di atas, Islam memberi solusi suatu masalah secara komprehensif. Artinya, agar pangan cukup, perlu ditata sisi supply dan sisi demand nya sekaligus. Kita semua harus mengendalikan nafsu. Saya sangat ingin tahu, apakah di zaman Rasul ada warung makan? Saya telah coba menyampaikan pertanyaan ini kepada banyak ahli agama namun belum ada jawaban. Jika bertolak dari konsep melayani tamu, bukankah setiap tamu yang datang ke satu rumah menjadi tanggung jawab penuh si tuan rumah melayaninya full selama 3 hari. Makan dan tidur gratis. Nah, jika kita lebarkan, maka jika ada seorang atau serombongan tamu datang ke satu kampung, bukankah mestinya menjadi kewajiban kampung tersebut memenuhi kebutuhannya. Ini misalnya biasa terjadi di zaman perjuangan dulu. Jika ini dijalankan, maka berarti berdagang makanan (makanan pokok) tidak dibutuhkan. Atau, jika pun berusaha makanan pokok semestinya bukan untuk mencari kekayaan, bukan sebagai bisnis. Wallahu a’lam.
  • 24. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 185 Ekonomi Islam tidak bermaksud memenuhi segala bentuk jenis dan variasi kebutuhan dan keinginan manusia yang tidak bertepi. Pahala adalah tujuan hidup, tujuan berekonomi itu sendiri. Jika memberi membuat orang berpahala, mengapa orang harus menjual, baik menjual murah apalagi menjual mahal. Maka, sangat tercela lah orang yang menjadikan pangan sebagai senjata mencari kekayaan, mendominasi, dan menguasai orang lain. Apakah transaksi jual beli adalah mekanisme yang paling efektif dan adil? Efektif mungkin iya, tapi adil belum tentu. Dalam setiap jual beli, sebenarnya kita tidak pernah bisa membayar sepenuh-penuhnya seharga yang kita bayar tersebut. Termasuk pelayanan jasa. Mengapa pangan perlu dipandang berbeda? Saya mau mengatakan bahwa setiap benda memiliki ciri dan posisi yang khas di tengah masyarakat, sehingga setiap benda ini tidak memadai jika difahami dengan ilmu umum yang berlaku untuk benda-benda lain. Simplifikasi pada teori tidak akan bisa menghargai dan memberi ruang pada pangan sebagai benda yang khas. Jika selama ini pangan sering dikelompokkan sebagai barang kebutuhan primer atau pokok, tampaknya tidak memadai. Mestinya ia lebih utama lagi, sebutlah sebagai “benda kebutuhan dasar”. Lebih lagi tinggi dari “barang pokok”. Mengapa pangan perlu menajemen berbeda? Ya, karena pangan itu khas. Ia diproduksi dari tanah, langsung atau tak langsung. Tak ada pangan murni bikinan pabrik.
  • 25. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 186 Dan, masalahnya, luas tanah di dunia ini tetap. Tidak berubah. Bagaimana benda yang seperti ini disamakan dengan benda-benda lain. Selain itu, memproduksi pangan tidak akan sama dengan benda manufaktur. Industri manufaktur adalah industri yang merubah dari bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan bahan jadi. Yang manakah “Pangan Pokok” atau “Pangan Utama”? Ya, perlu dibatasi pangan yang mana. Tiap masyarakat harus membatasi mana yang disebut sebagai pangan pokoknya. Menurut Saya, baiknya dibatasi pada pangan yang diolah secara sederhana, dan dijual dengan harga murah. Pangan dalam Islam, setidaknya dalam sirah nabawiyah yang kita ketahui, tidak mengenal pengolahan yang sulit-sulit. Pangan hanya direbus, dibakar, dan mungkin digoreng. Dan pangan hanya yang dikonsumsi sehari-hari. Tidak ada makanan yang begitu mahalnya, misalnya karena diolah dengan cara yang rumit lalu harganya jadi selangit. Itulah makanan sejalan dengan konteks pangan sebagai kebutuhan pokok. Yakni pangan untuk memenuhi kebutuhan biologis, bukan pangan-pangan prestise yang dihidangkan pada pesta-pesta kaum elit. Apa pangan yang paling pokok? Pangan pokok biasa disebut dengan “staple food”. Pangan juga masih ada tingkatannya, ada yang sangat pokok yang sangat dibutuhkan untuk hidup. Kalau di Indonesia secara umum adalah beras, di beberapa wilayah adalah ubi jalar misalnya. Pangan pokok (staple food) adalah makanan yang menjadi gizi dasar. Makanan pokok biasanya tidak menyediakan keseluruhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, oleh karenanya
  • 26. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 187 biasanya makanan pokok dilengkapi dengan lauk pauk untuk mencukupkan kebutuhan nutrisi seseorang dan mencegah kekurangan gizi. Makanan pokok berbeda-beda sesuai dengan keadaan tempat dan budaya, tetapi biasanya berasal dari tanaman, baik dari serealia seperti beras, gandum, jagung maupun umbi-umbian seperti kentang, ubi jalar, talas, dan singkong. Produk ternak, daging dan susu, juga tergolong pangan; namun bukan pangan utama. Orang masih bisa hidup jika sebulan tidak memperoleh daging dan susu. Di Indonesia banyak orang yang hanya ketemu daging dua kali setahun, yaitu saat lebaran haji dan lebasan Idul Fitri. Namun, suku bangsa yang secara tradisional merupakan pemburu seperti orang Eskimo menjadikan daging dan ikan sebagai makanan utama. Mengapa pangan harus diberlakukan berbeda? Sebagian besar pendapatan kalangan miskin habis untuk beli pangan. Dan merupakan kewajiban kalangan mampu membantu warga miskin. Pangan adalah pilihan yang paling prioritas. Jika pangan sudah selesai, maka energi akan dipakai untuk hal-hal yang lebih bermakna. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia, sehingga beras merupakan komoditas kuasi publik yang memiliki nilai strategis, baik dari aspek ekonomi, lingkungan hidup, sosial, dan politik. Beras mungkin bisa dipertimbangkan untuk dikeluarkan dari mekanisme pasar. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas di dalam mengimplementasikan kebijakan stabilisasi harga beras diperlukan kebijakan harga yang komprehensif. Untuk itu perlu dirumuskan suatu kebijakan yang mampu melakukan harmonisasi hubungan antara
  • 27. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 188 petani produsen, industri pengolahan, pelaku pemasaran, hingga ke tingkat konsumen dalam suatu rantai pasok yang efisien dan memberikan keuntungan yang wajar bagi masing- masing pihak. Apakah mungkin menjadikan pangan keluar dari mekanisme pasar? Sulit. Pasti sulit. Karena sudah terlanjur membatu pada fikiran dan perilaku kita sehari-hari, bahwa pangan adalah jualan yang menarik, mudah, dan selalu laku di pasar. Para ahli ekonomi sudah menggunakan analisisnya bicara kian kemari menggunakan dasar pangan sebagai benda ekonomi. Pangan diproduksi untuk dijual, jadi lah ia agribisnis. Jika harga lagi murah, pangan ditahan dulu, menunggu harga tinggi. Pemerintah menggunakan politik pangan. Dan seterusnya. Namun pangan dikeluarkan dari mekanisme pasar bukannya tidak mungkin. Ini dapat terjadi jika ada niat suci. Tentu juga tidak berarti sama sekali tidak diperdagangkan. Jika pun diperjual belikan, konteksnya demi kemanusiaan, tidak cari untung besar. Kebutuhan pangan tidak besar, dan dunia surplus pangan. Namun ada yang menyimpan dan menahannya. Mekanisme pasar tidak bisa mendistribusikan gandum dari wilayah produksi yang surplus ke daerah minus dengan lancar. Alasan utamanya adalah itu diproduksi dengan biaya tinggi, maka harus dibayar jika mau. Tapi, jika wilayah minus diposisikan sebagai korban bencana, maka gandum akan dikapalkan secepat-cepatnya tanpa meributkan biayanya dari mana. Ya, perlu bencana dulu.
  • 28. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 189 Pangan bukan benda ekonomi. Ia kebutuhan pokok, jangan disamakan dengan benda dan kebutuhan lain. Karena ia pokok maka orang yang berbagi mendapat pahala yang lebih besar. Orang punya pilihan menjual atau memberi. Jika memberi, maka jauh lebih baik. Jika tidak masuk mekanisme pasar, bisakah pangan dikelola total oleh pemerintah? Bisa. Era baitul mal telah menjalankan pola ini. Pangan bisa digratiskan, karena biaya produksinya sebenanrnya bisa sangat murah dengan cara mengolah lahan pemerintah, input dari pemerintah, dan konsumsi pun tidak berlebihan namun sesuai kebutuhan biologis pokok manusia. Thailand sering diberitakan sebagai contoh keterlibatan total pemerintahnya dalam pangan. Pemerintah membeli seluruh gabah hasil panen petani, dan hebatnya lagi, 50 persen di atas harga pasar. Selain tu, pangan di luar mekanisme sebenarnya pasar sudah berlangsung di level masyarakat. Saling berbagi bahan makanan dan makanan jadi sudah biasa. Saat ini pun masih. Apakah Islam memberlakukan pangan sebagai sesuatu yang berbeda? Jik ya, mengapa? Ya, pangan memiliki posisi penting dalam Islam. Ia harus diperlakukan khusus. Orang yang memproduksinya (petani) memiliki kedudukan khusus, yang mengkonsumsinya juga, dan yang memperdagangankannya harus patuh pada pedoman khusus. Negara pun memandang pangan berbeda. Ini menyangkut hidup mati orang. Orang tidak mati karena ga punya TV, tapi nasi tidak bisa ditunda-tunda. Maka, sangat tidak elok ada pihak atau satu negara menjadikan pangan sebagai alat untuk menguasai pihak tertentu. Ini sungguh tidak beradab.
  • 29. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 190 Jika anda punya kelebihan pangan, bagikan segera. Kenapa? Karena berlebih itu ga berguna, dan pangan umumnya gampang busuk. Beda dengan sepatu, punya sepatu 100 pasang ga soal karena ga akan rusak. Saat ini, ketika pangan dilepas ke mekanisme pasar, betapa besar keuntungan dan kekayaan orang-orang yang bermain di pangan. Margin nya besar dan proporsi penguasaannya juga dominan. Pangan dijadikan sumber kekuasaan, yang dimulai dengan penguasaan lahan secara luas dengan menerapkan berbagai cara, dengan kesadaran bahwa lahan adalah sumber utama produksi pangan. Ekonomi Islam tidak hanya untuk muslim Ekonomi Islam jangan dipandang ekslusif hanya untuk kalangan Islam. Ini adalah sistem ekonomi yang fitrah, dari agama manapun mereka. Ekonomi Islam berfikir pada kebahagian manusia, tidak sekedar kebutuhan hidup. Ekonomi konvensional membicarakan bagaimana cara mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara optimum. Ekonomi konvensional berfungsi untuk “mengeksplorasi dan menjelaskan”, bukan untuk memberikan “advocate” atau melarang “condemn”. Sedangkan tujuan dari ekonomi Islam itu sendiri merupakan “goal oriented disciplin” yang berarti ekonomi Islam tidak hanya mempelajari bagaimana cara (means) pengalokasian sumber daya terbatas secara efisien tetapi juga mempelajari tujuan (ends) dari penggunaan sumber daya tersebut. Ekonomi konvensional berlandaskan pada teori yang dikemukakan Adam Smith bahwa manusia bersifat rasional yang artinya mementingkan kepentingan pribadinya masing-masing atau self interest. Adam Smith jelas
  • 30. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 191 mengeliminasi beberapa faktor seperti agama, keyakinan, dan lingkungan dalam mengemukakan konsep ini. Konsep self interest dan more is better than less ini dibantah melalui Alquran surat Al-Baqarah ayat 261. Allah SWT berfirman: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang- orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap- tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” Orang dianjurkan - dan tentunya kemudian - senang berbagi. Memberi begitu saja, tidak melalui mekanisme pasar. Azas ekonomi kapitalis didasarkan pada laissez faire (bebas, liberal). Ia tidak mempehatikan adanya nilai-nilai gotong royong, tolong-menolong dan kebersamaan dalam bingkai religius; yang hidup di masyarakat bahkan yang belum beragama sekalipun. Tujuan ekonomi Islam yaitu “untuk membangun sebuah tatanan ekonomi negara yang berakhlak mulia berazaskan persamaan dan keadilan untuk melahirkan masyarakat yang madani di bawah lindungan Allah. Ekonomi Islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani dan Insani. Disebut Rabbani karena sarat dengan arahan dan nilai-nilai Ilahiah. Dan disebut Insani karena sistem ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia. Bersifat general dan dapat diterapkan secara universal. .4.2. MENJALANKAN AGRIBISNIS SECARA SYARIAH Pada hakekatnya agribisnis adalah bagaimana strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola segala aspek usaha pertanian. Mulai dari budidaya, pascapanen,
  • 31. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 192 pengolahan, hingga pemasaran. Ini jelas pekerjaan mulia. Objek agribisnis dapat berupa tumbuhan, hewan, ataupun organisme hidup lainnya. Artinya, agribisnis adalah menjadikan bertani sebagai sebuah bisnis. Maka, menanam, memanen, haruslah menjual. Nah, disinilah sesungguhnya datang masalah. Ketika petani harus berhubungan dengan pasar, maka kegiatan bertani yang indah romantis sebagai way of life berubah menjadi kalkulasi bisnis penuh perhitungan finansial. Ada sebuah buku menarik tentang ini berjudul “Agribisnis Syariah: Manajemen Agribisnis dalam Perspektif Syariah Islam ditulis Said dan Pratiwi (2005), walau saya belum sempat baca. Sistem dan Manajemen Agribisnis syariah adalah suatu konsep yang dapat dijadikan ikhtiar membangun sebuah nilai-nilai kebenaran dalam berbisnis berdasarkan kesadaran akan makna penciptaan alam raya sebagai anugerah yang harus di kelola dengan baik. Usaha ini menyatukan hasrat berekonomi dan spiritual dalam satu nafas. Mencari uang, membuka lapangan kerja, mendapatkan nafkah, sekaligus mencatatkan amal soleh. Agribisnis tersusun atas sub sistem budidaya, penyaluran dan pengadaan sarana produksi, pengolahan pascapanen, lanjut ke tananiaga dan pemasaran, dan lembaga-lembaga penunjang. Apakah syariah ada di sini? Ya. Syariah muncul sepanjang sebuah aktivitas melibatkan interaksi, baik interaksi manusia dengan alam, apalagi interaksi dengan manusia lain. Dalam kelima subsistem ini jelas melibatkan manusia dengan manusia (muamalah). Maka relasi mereka harus lah berpendoman pada panduan Islami. Jadi, jika bertani harus syariah, maka agribisnis tentu juga harus syariah.
  • 32. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 193 Lalu, apakah agribisnis syariah? Menurut Saya, agribisnis syariah adalah membangun sistem bertani secara luas dengan menerapkan ajaran Islam. Tujuannya, tentu untuk memberikan kemajuan dan keadilan. Intinya semua aturan dalam Islam adalah pada keadilan. Jadi, agribisnis syariah adalah menjalankan usaha pertanian secara luas (agribisnis) menuju sebuah penghayatan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan terhadap kemahabesaran dan keagungan Allah SWT. Bekerja karena Allah, mencari keuntungan karena Allah, dan hasilnya dibagikan sesuai petunjuk Allah. Agribisnis sesungguhnya luas. Selain bertani, menanam, menyiang, memupuk, dan memanen serta menjualkannya; kita lupa agribisnis juga mencakup usaha jasa-jasa yang bersifat tidak langsung. Maka, agribisnis juga mencakup perbankan pertanian, asuransi pertanian, penyuluhan, transportasi, dan jasa pergudangan. Kita selama ini telah mengenal agribisnis secara berkelanjutan (sustainable agribussiness). Idenya adalah bagaimna tetap memperhatikan kelestarian lingkungan serta tidak membuat kerusakan di muka bumi. Ini jelas-jelas sejalan dengan Islam. Surat Al A’raf ayat 56 berbunyi:“Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. Jadi beragribisnis adalah juga berdakwah. Adalah jalan ibadah ghoiru mahdah. Bertani jelaslah pekerjaan paling mulia. Menanam dan memelihara sebiji benih yang begitu kecil, lalu tumbuh, berdaun, berbunga sampai berbuah. Tentu saja Allah yang menumbuhkannya, namun ini pekerjaan yang sungguh-
  • 33. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 194 sungguh baik dan mulia. Maka, jangan sampai pekerjaan ini tidak berada dalam koridor ibadah. Agribisnisnya pun harus dalam semangat dan ruh ibadah. Menjalankan agribisnis dapat menjadi alat dakwah untuk meningkatkan keimanan umat manusia, dan ladang amal para pelakunya. Dengan menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam agribisnis, kita berarti telah mencegah penyalahgunakan sektor ini dari keserakahan dan kerusakan. Maka, mari para suhada ekonomi dan kehidupan, jalankan agribisnis sekarang. Agribisnis yang Islam. Jangan sampai makanan dan minuman dari tumbuhan dan hewan, karena dijalankan oleh orang-orang yang tidak Islami, menjadi haram dikonsumsi. Untuk itu, kita membutuhkan manajemen agribisnis yang syariah pula. Manajemen adalah suatu rangakaian proses yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan pengendalian dalam rangka memberdayakan seluruh sumberdaya organisasi, baik sumberdaya manusia, modal, material, maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi. Sebagai sebuah organisasi, sistem agribisnis memerlukan suatu pekerjaan yang dikelola dengan benar, rapi, jelas, terarah, tertib, dan teratur sebagaimana yang ditekankan oleh syariah Islam. Hal ini dijelaskan dalam Hadits riwayat Thabrani serta Tirmidzi dan Nasa’i: “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, jelas, dan tuntas)”. Rangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan pengendalian dikenal sebagai fungsi-fungsi manajemen yang juga diterapkan dalam manajemen agribisnis. Fungsi-fungsi
  • 34. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 195 manajemen berlaku pada setiap tahapan kegiatan agribisnis, baik manajemen produksi, agroindustri, pemasaran, maupun dalam manajemen risiko agribisnis. Dalam hal memproduksi atau budidaya, manajemen produksi pertanian ditujukan untuk meningkatkan produksi secara kuantitas dan kualitas. Alquran menganjurkan untuk melipatgandakan hasil panen dan memperbaiki kualitas melalui penerapan teknologi budidaya yang tepat dan penggunaan input produksi yang baik. Untuk pemasaran atau berdagang, Islam lebih pada mengantarkan, melayani produsen dan konsumen, bukan membangun otoritas sendiri yang lalu menguasai keseluruhan sistem agribisnis. Bagaimana menghadapi resiko secara Islami? Bertani dan menjalankan agribisnis penuh resiko. Maka itu bank-bank komersial enggan turun tangan. Ada banyak resiko yakni ketidakmenentuan iklim, serangan hama penyakit, dan resiko penurunan nilai. Penurunan nilai bisa terjadi akibat penurunan mutu, perubahan harga, maupun perubahan selera konsumen. Semua risiko sangat menghantui pelaku agribisnis. Islam memberi pedoman bahwa segala bentuk ujian dan resiko ini mestilah selalu dipandang sebagai cobaan atau musibah yang datangnya dari Allah SWT. Berkenaan dengan ini, surat Ali ‘Imran ayat 117 menyatakan: “Perumpamaan harta yang mereka nahkahkan dalam kehidupan dunia ini seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin yang menimpa ladang kaum yang menganiaya dirinya, lalu angin itu membinasakannya. Dan Allah tidak menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”. Hasil panen harus dijual. Maka, dalam agribisnis ada perdagangan. Berdagang atau dulu disebut berniaga, apalagi
  • 35. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 196 jauh, antar pulau bahkan antar benua; merupakan sebuah jalan dakwah. Pada zaman Nabi Muhammad SAW telah dilakukan perdagangan, baik perdagangan dalam negeri maupun perdagangan luar negeri. Misi yang diemban selain untuk berdagang dan mencari keuntungan, juga untuk berdakwah menyiarkan agama Islam. Dari berdagang lah syiar Islam berkembang dan tersebar ke seluruh belahan dunia. Para sahabat nabi dan orang-orang Arab sering melakukan perjalanan dalam rangka berdagang ke berbagai negeri termasuk ke China, Malaysia, Filipina, dan juga Indonesia. Pedagang, yang membeli sesuatu lalu menjualnya, atau dalam sastra Melayu sering dibilang menjadi “saudagar”; janganlah diremehkan. Abu Said meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah berkata, “Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukkan dalam golongan para Nabi, shiddiqien, dan syuhada.” Namun, di kesempatan lain Nabi memperingatkan bahwa pasar adalah tempat di mana kita harus berhati-hati. Menjadi pedagang memang tidaklah mudah, apalagi menjadi pedagang jujur. Rasulullah tahu benar hal ini karena ia pernah jadi pedagang. Abdullah bin Umar adalah pedagang yang sukses, demikian pula Abu Bakar, Umar, dan Utsman yang kekayaannya diperoleh dari berdagang. Bertani dan berdagang adalah pekerjaan para Rasul. Bertani adalah dasar yang menopang semua kehidupan di atasnya. Ia sektor primer. Semua sektor lain mandeg, jika sektor primer tidak jalan. Pabrik baju wol tidak bisa bekerja sebelum peternak biri-biri menghasilkan bulu yang bagus. Pabrik konveksi tidak jalan jika petani kapas belum panen. Dan seterusnya.
  • 36. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 197 Para Nabi dan Rasul bekerja untuk menopang keberlangsungan dakwah. Bekerja mencari nafkah dengan berniaga, bertani, dan beternak tidak dianggap menjatuhkan martabat dan tidak menurunkan kualitas tawakal mereka. Para ulama pun tergolong orang-orang yang rajin bekerja dan ulet dalam berusaha, namun mereka juga gigih dan tangguh dalam menuntut ilmu dan menyebarkan agama. Ketika menjadi khalifah, Abu Bakar pergi ke pasar setiap pagi memanggul beberapa helai pakaian untuk dijual. Ketika bertemu dengan Umar dan Ubaidah bin Jarrah, ia ditanya: “Bagaimana engkau berdagang sementara engkau menjadi pemimpin kaum muslimin?” Abu Bakar berkata: “Dari mana aku menghidupi keluargaku?” Padahal sebagaimana Umar, Abu Bakar juga memperoleh bagian dari baitul mal. .4.3. PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN YANG SYARIAH Pembiayaan usahatani selama ini, terutama petani kecil, umumnya dari kantong petani sendiri. Kalau bicara investasi, maka 90 persen lebih investasi usaha pertanian ya dari petani. Ia lah yang menanam modal, dan Ia pula yang deg-degan apakah investasinya menghasilkan atau ambyar. Perbankan komersial masih membatasi diri dengan alasan tingginya resiko dan ketiadaan jaminan (collateral) dari petani. Namun di sisi lain, Saya sering menemukan petani menolak berhutang, karena haramnya bunga. Ini lah yang membuat program pembiayaan pertanian dari pemerintah kurang berhasil.
  • 37. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 198 Namun, untuk usaha yang lebih berkembang, kita sulit menolak dukungan pembiayaan misalnya berupa pinjaman dari bank. Secara konseptual, pembiayaan pertanian memiliki makna luas, yakni berkaitan dengan sumbernya dari mana, pengelolaannya, jika berupa pinjaman bagaimana pengembaliannya, dan seterusnya. Syukurlah, Indonesia telah lama mengembangkan pembiayaan syariah yang lebih sesuai Islam, tanpa menggunakan bunga. Dasarnya adalah UU No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, meskipun di UU ini tidak ada pengaturan khusus untuk pertanian, bahkan tidak ada entry “pertanian” pada UU ini. Artinya, skim-skim pembiayaan antara pertanian dan non pertanian diperlakukan sama. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa lima bentuk transaksi yaitu: a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah, b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik, c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’, d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh, dan e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa. Dalam melakukan kegiatan usahaberasaskan Prinsip Syariah, perbankan syariah menerapkan demokrasi ekonomi dan
  • 38. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 199 kehati-hatian. Untuk kegiatan pertanian, beberapa akad pembiayaan yang dapat dipilih adalah: Satu, bagi hasil Bagi hasil dapat menggunakan akad mudharabah atau musyarakah. Yang dimaksud dengan mudharabah dalam menghimpun dana adalah akad kerja sama antara pihak pertama (malik, shahibul mal, atau Nasabah) sebagai pemilik dana dan pihak kedua (‘amil, mudharib, atau Bank Syariah) yang bertindak sebagai pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad. Sedangkan, musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing- masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing. Dua, jual beli Bentuknya ada tiga yakni akad murabahah, salam, atau istishna. Akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli, dan si pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. Sementara akad salam adalah dengan cara pemesanan dan pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang disepakati. Pada akad istishna, barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli (mustashni’) dan penjual atau pembuat (shani’). Terbebas dari
  • 39. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 200 penetapan bunga dan memberikan rasa aman, karena yang diberikan kepada nasabah adalah barang bukan uang dan tidak ada beban bunga yang ditetapkan di muka. Tiga, pinjam meminjam Akad qardh adalah pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati. Empat, sewa menyewa Ini berlaku untuk penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah. Yakni ijarahuntuk sewa, dan ijarah muntahiya bittamlik untuk sewa beli. Akad ijarah merupakan penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Beda dengan ijarah muntahiya bittamlik, terjadi pemindahan kepemilikan barang kepada penyewa. Lima, pengambilalihan utang Pada Akad hawalah berlangsung pengalihan utang dari pihak yang berutang kepada pihak lain yang wajib menanggung atau membayar. Alternatif Pembiayaan Syariah Bagi Usaha Pertanian dan Peternakan Pengembangan usaha dalam bidang pertanian dan peternakan berbasis akad syariah belum berkembang pesat, apalagi untuk petani yang memiliki lahan terbatas dan termasuk kategori kurang mampu yang selama ini membuat alergi bank umum. Sudah cukup dikembangkan skim Plasma Syariah. Ini adalah pengembangan sistem kerjasama dari agro industri,
  • 40. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 201 perbankan syariah, masyarakat petani dan peternak dan lembaga amil zakat dan wakaf. Lembaga Amil Zakat dan Wakaf membantu dalam bentuk asset tanah waqaf untuk pertanian dan peternakan terpadu. Hal ini memberikan masyarakat lahan yang cukup secara ekonomi. Akad perjanjian dapat menggunakan qardh (pinjaman kebajikan) berupa lahan yang dapat dikelola selama hitungan tahun. Hal ini pernah dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat. Pengusaha yang menjadi penampung hasil pertanian dan peternakan masyarakat bisa menggunakan akad perjanjian salam. Dimana pengusaha meminta spesifikasi yang dibutuhkan dari usaha pertanian dan peternakan masyarakat dengan kontrak tertulis. Sedangkan untuk pihak perbankan bisa mengeluarkan akad syariah berubah musyarakah dengan pihak pengusaha atau menggunakan aqad mudharabah (bagi hasil) dengan menggunakan profit sharing (berbagi keuntungan) atau revenue net sharing (berbagi pendapatan bersih). Potensi besar skim Qard Al Hasan Pembiayaan dengan pola qard al hasan ini telah banyak diberikan untuk para pelaku usaha mikro. Beberapa penelitian mengenai implementasi pembiayaan qard al hasan juga menunjukkan hasil yang berdampak positif bagi masyarakat. Penelitian tentang efektivitas pembiayaan qard al hasan oleh Baitul Mal Wat Tamwil di Jawa Tengah mendapatkan hasil yang positif. Demikian pula, pemberdayaan ekonomi oleh lembaga Dompet Dhuafa di Jawa Barat mendapatkan bahwa pembiayaan qard al hasan mampu memperbaiki
  • 41. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 202 pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh lembaga tersebut. Pihak lain yang juga menerapkan pembiayaan qard al hasan pada satu Gapoktan di Cianjur. Gapoktan memfasilitiasi pembiayaan bagi para petani anggotanya dengan pola ini. Di awal dana yang dikelola adalah Rp 70 juta dan setelah empat tahun dana meningkat menjadi Rp 170 juta lebih. Petani penerima yang semula hanya 87 orang, saat ini sudah mencapai 209 orang. Ini menunjukkan bahwa pembiayaan qard al hasan tepat untuk membantu modal petani, khususnya petani kecil yang tergolong dhuafa (needy). Penerima dibatasi pada penguasaan lahan maksimal 0,25 hektar, dan sumber dana yang digunakan berasal dari zakat, infaq, dan sedekah. Sistem qard al hasan tidak meminta jaminan, prosedur yang rumit, serta biaya administrasi (khusus untuk biaya administrasi secara hukum dibolehkan). Metode ini sangat tepat untuk petani kecil. Apa itu pembiayaan syariah? Pembiayaan syariah adalah aktivitas memberikan bantuan dana untuk para pelaku usaha dengan berlandaskan pada prinsip syariah. Dikarenakan berprinsip syariah, maka dana yang diberikan tidak dalam bentuk pinjaman. Karena bila dalam bentuk pinjaman maka tidak boleh ada tambahan didalamnya. Landasan dari tidak bolehnya ada tambahan/manfaat dari pinjaman adalah hadits Nabi SAW yang artinya, “Setiap pinjaman yang mengandung manfaat adalah riba” Atas dasar hal tersebut, pembiayaan syariah umumnya dilakukan dalam bentuk jual beli. Skemanya adalah si penyedia pembiayaan akan membantu membelikan barang
  • 42. SYAHYUTI – Bertani dan Berdagang Secara Islami (draft I – April 2020) 203 yang dibutuhkan petani atau pengusaha pertanian dengan harga yang sudah disepakati ditambah dengan margin. Pembiayaan produktif ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas produksi di antaranya untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. Pembiayaan ini terbagi menjadi dua jenis, diantaranya.  Pembiayaan modal kerja, yakni pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam meningkatkan keuangan, jumlah hasil produksi secara kuantitatif dan secara kualitatif meningkatkan mutu hasil produksi untuk keperluan perdagangan dan peningkatan utility of place dari suatu hasil produksi yang berupa barang.  Pembiayaan investasi, yakni pembiayaan untuk memenuhi suatu kebutuhan seperti modal (capital goods) bertujuan peningkatan fasilitas – fasilitas terkait. Dalam mekanisme pembiayaan syariah dimungkinkan memberikan agunan atau jaminan. Menurut pasal 1 angka 26 UU perbankan syariah, pengertian agunan adalah jaminan tambahan, baik berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak yang diserahkan oleh pemilik agunan kepada bank syariah dan UUS, guna menjamin pelunasan kewajiban nasabah penerima fasilitas. Agunan dapat berupa surat berharga dan garansi resiko yang disediakan oleh debitur untuk menanggung pembayaran kembali suatu pembiayaan, apabila debitur tidak dapat melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan. Wallahu a’lam bish shawab. *****