Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. Way to The Qur’an
1.
2. Apakah Al-Qur’an masih relevan bagi
kita? Peradaban modern telah
melakukan lompatan luar biasa
dalam semua bidang kehidupan.
Masihkah Al-Qur’an yang diturunkan
1400 tahun lalu relevan dengan
kehidupan kita saat ini ?
3. Al-Qur’an merupakan firman Allah yang
abadi. Sehingga ia tetap memiliki relevansi
abadi pula bagi manusia. Kita juga
mendapati bahwa Al-Qur’an tidak tersusun
secara kronologis, hal ini juga memberikan
hikmah besar kepada kita akan relevansinya
bagi setiap zaman dan tempat.
4. • Jika al-Qur’an sama relevannya dengan ketika pertama
kali diturunkan, bagaimana kita melakukan interaksi
yang tepat kepadanya ? Sebagai orang awam, yang
tidak memiliki latar belakang ilmu-ilmu syar’i,
dapatkah kita mengambil manfaat Al Qur’an untuk
kehidupan kita ? Pertanyaannya kemudian,
bagaimana kita mengoperasionalkan proses interaksi
itu dalam batas-batas keawaman kita ?
5. Khurram Murad (salah seorang murid
Abul A’la Maududi) dalam Way To The
Qur’an (Edisi Islamic Foundation,
terjemahan Bahasa Indonesia.
Membangun Generasi Qur’ani terbitan
Media Dakwah) memberikan nasihat
bagaimana kita dapat berinteraksi
dengan Al Qur’an bagi mereka yang
berlatar belakang non-syar’i dalam
bidang keilmuannya. Beliau
mengungkapkan untuk dapat mengambil
manfaat besar dari Al Qur’an pertama-
tama kita harus memasuki dunia Qur’an
sebagaimana Allah berbicara kepada
kita.
6. BAGAIMANA CARANYA?
• Kita harus menyadari Al-Qur’an sebagai perkataan Allah,
dan ia amat berarti bagi kita, dan membawa kekaguman,
cinta dan kemauan untuk bertindak merealisasikannya.
• Kita harus membacanya sebagaimana ia diminta untuk
dibaca
• Kita harus menjadikan setiap katanya mempunyai
pengaruh nyata pada hidup kita sendiri
7. QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN, PETUNJUK & RAHMAT
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ِل ٌةَمْحَر َّو ًىدُه َو ِ
س اَّنلِل ُرِئٓاَصَب اَذٰه
َ ْوُنِن ْْووُ ي ْوَوَق
"(Al-Qur'an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang meyakini."(QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 20)
Al-Qur’an menyifati dirinya sebagai sebentuk rahmat dari Tuhan. Ia adalah senjata
penolong kerapuhan diri kita, cara untuk mengobati ketakutan dan kekhawatiran kita.
Cahaya untuk menerangi jalan menuju kesuksesan dan keselamatan. Penyembuh bagi
penyakit diri dan sosial. Pengingat yang tetap terhadap tujuan dan sifat (karakter) diri
kita, dari posisi, pahala dan dosa kita. Al Qur’an merupakan jalan untuk untuk
mendekatkan diri kepada Pencipta kita.
8. •Bentuk interaksi kita dengan Al Qur’an
dapat kita petakan ke dalam tiga jenjang
(yang dijalankan secara simultan) :
Membaca, Memahami, dan
Mengamalkan.
9. MEMBACA
• Khurram Murad menjelaskan, interaksi dengan Al Qur’an oleh Al
Qur’an digunakan istilah tilawah, yang sering diartikan sebagai
membaca. Tilawah, secara bahasa berarti mengikuti. Arti
membaca muncul dari makna ini (mengikuti) ia berarti
menerangkan kata-kata yang berurutan,dan makna yang beralur.
Tilawah berarti berdekatan, berjalan maju, mengalir, bergerak
untuk mencapai, mengambil petunjuk, bertindak, berjalan,
mempraktekkan dan untuk mengerti.
• Dalam pembacaan Al Qur’an yang kita kenal sebagai adab-adab tilawah
(seperti menghadap kiblat, berwudhu dsb).
10. KONDISI KESADARAN
• Kita perlu mengatakan pada diri kita : pembacaan Al-
Qur’an-ku tidak benar-benar merupakan tilawah kecuali
dengan adanya partisipasi rohaniku di dalamnya
• Kita perlu mengatakan pada diri kita: aku berada dalam
kehadiran Allah, Dia melihatku.
• Kita perlu mengatakan pada diri kita: Aku mendengarkan
dari Allah berbicara melalui Al Qur’an ini
11. • Kita perlu mengatakan pada diri kita: Allah
mengarahkan pembicaran-Nya padaku.
• Kita perlu mengatakan pada diri kita: Setiap kata
dalam Al-Qur’an diperuntukkan bagiku
• Kita perlu mengatakan pada diri kita: Saya
berbincang deng Allah saat membaca Al-Qur’an
• Kita perlu mengatakan pada diri kita: Allah pasti
memberiku semua ganjaran yang dijanjikan-Nya
melalui utusan-Nya, karena membaca dan
mengikuti Al-Qur’an.
12. TINDAKAN HATI DAN TUBUH
• Biarkan hati hidup dan memberi respon teradap apapun yang Al-Qur’an
katakan. Biarkan lidah merespon kata-kata Al-Qur’an. Biarkan respon
hatimu ditumpahkan mellaui air mata (kebahagiaan atau ketakutan)
sebagai jawaban pada apa yang dibaca. Ambil sikap tubuh yang
merefleksikan penghormatan dan penerimaan diri akan perkataan
Tuhan.
• Membaca dengan tartil
• Memohon pertolongan, ampunan, petunjuk dan perlindungan saat
membaca Al-Qur’an
13. ATURAN PEMBACAAN
• Khurram Murad menjawab secara moderat beberapa pertanyaan terkait
dengan aturan dan target membaca Al Qur’an. Seberapa sering kita
mesti membaca Al Qur’an ? Setiap hari secara teratur. Seberapa banyak
yang harus dibaca ? Bervariasi bagi setiap orang, tergantung maksud
pembacaan. Kapan waktu yang tepat ? Setiap saat, walaupun ada
waktu-waktu khusus yang lebih berkesan (misalnya pada saat sepertiga
malam terakhir -qiyamulail).
• Membaca Al Qur’an hendaknya dengan tartil, indah dan merdu.
Khatamkan Al Al-Qur’an beberapa kali dalam satu tahun. Hafalkan juga
Al Qur’an.
14. MEMAHAMI
• Bentuk interaksi selanjutnya yang perlu kita bangun terhadap Al Qur’an
adalah dengan melakukan studi dan pemahaman.
• Apakah penting bagi kita untuk memahami ? Khurram Murad
menjelaskan keberkahan dan kekayaan Al-Qur’an semakin utuh
didapatkan jika kita memahaminya. Al-Qur’an datang sebagai petunjuk,
pengingat dan obat. Ia bukan sakramen atau benda magis. Ia datang
untuk merubah kita dan memimpin pada sebuah kehidupan baru.
Walaupun memahami atau mengerti bukan jaminan pasti untuk
menemukan kehidupan baru, tetapi tanpa pengertian (pemahaman)
upaya memenuhi tujuan diturunkannya Al Qur’an bagi kita menjadi sulit.
15. Apakah dengan status keawaman kita dari penguasaan ilmu-ilmu Al Qur’an
kita memiliki hak untuk memahami, mengerti Al Qur’an?
Khurram Murad menjelaskan, pemahaman/pengertian (sebagaimana
diungkapkan dalam Al Qur’an) memiliki dua kategori: tadzakkur dan tadabbur.
Tadzakkur, berarti penerimaan peringatan, nasehat, menghafal, memperhatikan
dan memasukkan ke dalam hati. Ia adalah proses dimana kita mencoba
menangkap pesan-pesan umum dan pengajaran yang dibawa Al-Qur’an, untuk
mendapatkan apa yang dimaksudkannya pada kita, apa yang diminta dari kita,
mengambilnya ke dalam hati, memberikan respon hati, pikiran dan sikap,
mendorong kemauan untuk bertindak dan menyebarkan pesan pada manusia
lain. Dalam pengertian tadzakkur inilah Qur’an menyatakan ia dimudahkan
untuk dimengerti. Sedangkan Tadabbur, merupakan proses penggalian yang
lebih dalam dan penuh terhadap makna-makna ayat dan surat Al Qur’an.
Menggali dan menganalisa kerumitan-kerumitan di dalamnya. Kategori
pemahaman ini mensyaratkan penguasaan terhadap ilmu-ilmu Al Qur’an.
16. APA SASARANNYA ?
• Bagi kita yang awam, tadzakkur adalah sasasaran
utamanya, walaupun tidak menutup kemungkinan
dengan melengkapi penguasaan ilmu-ilmu Al Qur’an.
• Untuk memahami Al Qur’an diperlukan keperluan
dasar. Beliau menyebutkan beberapa keperluan dasar
itu.
• Apa saja yang harus dikuasai?
17. • Bahasa Arab. Sulitkah menguasainya ? Khurram Murad
mengatakan menemukan buku dan guru yang tepat akan
membantu kita dengan cepat untuk memahami bahasa
Arab.
• Membaca seluruh Al Qur’an. Guna memberikan gambaran
global mengenai pokok-pokok ajaran Al Qur’an salah satu
murid Al Maududi yang lain, Khurshid Ahmad, menyusun
seleksi tematik terhadap terjemahan Al-Qur’an dalam
bahasa Inggris, The Qur’an : Basic Teachings. Setidaknya ada
dua terjemahan bahasa Indonesia terhadap karya ini (lihat
referensi).
18. •Membaca karya Tafsir Al Qur’an
•Membaca karya Tematis tentang Al
Qur’an
•Membaca secara berulang-ulang
•Pikiran yang selalu bertanya
19. BEBERAPA PRINSIP BERIKUT PERLU DIPERHATIKAN UNTUK
MEMAHAMI AL QUR’AN :
• Mengerti sebagai kenyataan hidup. Setiap makna
memiliki relevansi pada hari ini.
• Mengerti sebagai sebuah pesan untuk kita, Mengerti
sebagai bagian dari keseluruhan
• Mengerti sebagai kesatuan teks yang konsisten
• Mengerti dengan partisipasi keseluruhan kepribadian
kita, melibatkan keseluruhan pikiran, perasaan, hati dan
akal.
20. • Mengerti apa Al-Qur’an yang katakan pada kita, tidak mencari dukungan
bagi opini pribadi kita.
• Tetap dalam konsesus umat. Rantai pengetahuan orang-orang yang telah
mempelajari detail dan kerumitan Al Qur’an begitu panjang sejak zaman
para sahabat. Jangan mengikuti kesimpulan yang bertolak belakang dari
konsensus umat.
• Mengerti Al-Qur’an dengan Al-Qur’an, hadis dan aspek
bahasaPengetahuan umum kadangkala membantu kita untuk memahami
makna-makna ayat Al Qur’an.
• Studi terhadap Al Qur’an ini dapat dijalankan sebagai proses personal
maupun kolektif (melalui kuliah, mendengarkan kajian, atau dalam
lingkaran studi reguler).
21. MENGAMALKAN
• Langkah interaksi selanjutnya adalah menghidupkan nilai-
nilai Al Qur’an. Membaca Al-Qur’an hanya akan memberi
keuntungan sedikit bagi kita, kecuali bila kita mulai berubah
dan merekonstruksi kehidupan kita dalam penyerahan tulus
kepada Allah yang memberi kita Qur’an. Pada setiap
halamannya Al-Qur’an adalah undangan untuk menyerah,
menerima, berubah dan bertindak. Pembacanya
dikonfrontasikan untuk memutuskan dan
bertanggungjawab terhadap dirinya.
22. • Menghidupkan Al Qur’an berarti
merekonstruksi kehidupan kita dengan nilai-
nilai Al Qur’an. Makna selanjutnya adalah
mendakwahkan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah
kitab dakwah, sejak awal turunnya. Dengan
memperjuangkan nilai-nilai Al Qur’an kita
dapat memahami lebih jauh dan menjumpai
kisah, karakter manusia, kebahagiaan yang
disebutkan dalam Al Qur’an.
24. APA KAJIAN PERTEMUAN BERIKUTNYA?
Kita akan bahas khusus tentang Keutamaan
Membaca Al-Qur’an dari Syaikhul Islam
Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf An-
Nawawi dalam kitab Riyadhus-Shalihin.
Setelahnya kita akan lanjutkan kajian Way To
The Qur’an