SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Al-Quran:
                   Sumur Yang Tak Pernah Kering
       Ironis, kata salah seorang sahabat penulis dalam satu kesempatan
pengajian “Sabtu Pagi” (22 Mei 2010) untuk segenap keluarga besar
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, di masjid kampus ini, yang sengaja
diselenggarakan untuk ber-muhâsabah, dengan tema utama: “Menjadi Insan
Kamil dengan Tazkiyatun Nafs”, yang secara mendadak ‘penulis’ diberi
amanah untuk mengantarkannya. Kata salah seorang sahabat penulis (yang
diberi amanah menjadi salah seorang dosen di perguruan tinggi ini), di
ketika “kita” mengalami kegamangan dalam hidup kita; di saat kita hadapi
sejumlah persoalan hidup yang tak kunjung usai; di dalam kerinduan kita untuk
menjumpai kedamaian dalam hidup kita; “Kita” – umat Islam – justeru
berpaling dari al-Quran. Al-Quran – kini -- telah banyak kita sia-siakan, untuk
hanya sekadar kita baca (itu pun kalau masih sempat), dan kemudian kita
biarkan terkulai tak berdaya sebagai mush-haf kurang bermakna, karena
berhimpit dengan onggokan naskah-naskah profan buku-buki kita yang –
bahkan – lebih sering kita hormati lebih dari mush-haf (kitab) suci itu, kumpulan
wahyu ilahi yang telah – dengan sangat hati-hati dan sungguh-sungguh –
dibukukan oleh para sahabat nabi s.a.w. dan salaf al-shâlih yang – dengan
keikhlasan -- mereka persembahkan kumpulan wahyu Allah itu untuk
umat Islam yang (kelak) memerlukannya.

       Al-Quran yang seharusnya mengalir menjadi bagian dari urat nadi
kehidupan setiap muslim, kini seakan-akan telah mati menjadi “monumen”
yang tergolek di sudut peradaban. Ia hanya amat populer pada setiap acara
seremonial umat Islam: “kelahiran, perkawinan, perhelatan resmi dan upacara
kematian.” Itu pun ditampilkan hanya sekadar sebagai instrumen yang lebih
bersifat suplementer. Bukan benar-benar menjadi ruh dan – apalagi – dihormati
sebagai layaknya kumpulan firman Tuhan yang teramat suci untuk sekadar
diperdengarkan isinya dengan lantunan indah para pembaca yang memang –
konon – dikontrak untuk sekadar membacakannya. Ruh tajdîd baik yang
bermakna pemurnian maupun pembaruan seakan-akan tidak lagi bersinar
dalam setiap pembacaan kitab suci al-Quran, karena kita telah salah
menyikapinya. Al-Quran – dalam komunitas kita (baca: umat Islam) – “kini”
ternyata tidak lebih sekadar sebagai hiasan, dan tidak lagi difungsikan
sebagaimana mestinya sebagai “sumber inspirasi”. Umat Islam yang dahulu
pernah berjaya dengan kitab suci al-Quran, kini dengan kitab suci yang sama
mereka terpuruk di pinggir peradaban.Padahal, Allah (Tuhan kita) telah
memberikan kemuliaan kepada kita dengan menganugerahkan kitab suci yang
terbaik yang diturunkan kepada manusia.
Tuhan kita juga, telah memuliakan kita dengan mengutus nabi yang
terbaik yang pernah diutus kepada manusia. Kitalah satu-satunya umat yang
memiliki manuskrip langit yang paling autentik, yang mengandung firman-
firman Allah SWT yang terakhir, yang diberikan untuk menjadi petunjuk bagi
umat manusia. Dan anugerah itu terus terpelihara dari perubahan dan
pemalsuan kata maupun makna. Karena Allah telah menjamin untuk
memeliharanya, dan tidak dibebankan tugas itu kepada siapapun dari sekalian
makhluk-Nya. (Yusuf al-Qaradhawi – dalam karyanya – Kaifa Nata’âmalu Ma’a
al-Qur’ân).
       Dalam menjelaskan karakteristik al-Quran, Yusuf al-Qaradhawi
menyatakan bahwa al-Quran adalah “nûr Allâh”, yang sebagaimana yang
diyakini oleh oleh Imam asy-Syafi’i – dalam kontemplasinya -- sebagai
“nûrullâhi lâ yuhdâ li al-âshî” (cahaya Allah tak akan pernah diberikan oleh-Nya
kepada orang yang masih bermaksiat). Di antara cahaya al-Quran kepada umat
manusia adalah: petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu; pembeda antara yang hak dan yang batil; menjelaskan
hakikat-hakikat;       membongkar kebatilan-kebatilan; menolak           syubhat
(kesamaran) dan menunjukkan jalan bagi orang-orang yang sedang
“kebingungan” di saat mereka gamang dalam menapaki jalan atau tidak
memiliki penunjuk jalan. (QS al-Baqarah/2: 185)

       Dan jika al-Quran mendeskripsikan dirinya sebagai "nûr Allâh (cahaya
Allah)", dan dia adalah "cahaya yang istimewa", ia juga mendeskripsikan Taurat
dengan kata yang lain: "Di dalamnya (ada) hudan (petunjuk) dan nûr (cahaya)
yang menerangi." Demikian juga ia (al-Quran) mendeskripsikan dirinya
sebagai mushaddiq (pembenar) kitab-kitab (yang) sebelumnya, dan menjadi
petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”.           (QS al-
Mâidah/5: 46)

       Al-Quran juga memiliki visi: “membangun manusia dan umat yang
saleh” di tengah peradaban dunia. Manusia dan umat yang mempercayainya
(baca: umat Islam) dianugerahi amanah untuk menjadi “saksi” bagi manusia,
diciptakan untuk memberikan manfaat bagi manusia dan memberikan arahan
bagi mereka. Setelah itu, mengajak untuk menciptakan dunia manusia yang
saling kenal mengenal dan tidak saling mengisolasi diri, saling memberi maaf
dan tidak saling-membenci secara a priori, bekerja sama dalam kebaikan dan
ketakwaan, bukan dalam kejahatan dan permusuhan. Dan, kita – setiap muslim
dan umat Islam -- dipandu untuk memperlakukannya secara baik: dengan
menghafal     dan    mengingatnya,    membaca      dan     mendengarkannya,
merenungkannya dan -- tentu saja – mengamalkannya sepenuh hati. Allah SWT
menurunkannya (al-Quran) agar kita memahami rahasia-rahasianya, serta
mengeksplorasi mutiara-mutiara terpendamnya. Dan setiap orang berkewajiban
untuk berusaha memperlakukannya secara proporsional sesuai dengan kadar
kemampuannya. Namun – hingga kini – justeru banyak orang yang lupa untuk
menyapanya. Dan bahkan patut disayangkan, banyak orang yang terjerat oleh
‘ranjau-ranjau’ setan yang menghadangnya di jalan-lempang, hingga menikmati
jalan-jalan bengkok, hasil rekayasa canggih para setan dan pendukung-
pendukungnya.

       Tidak selayaknya umat yang diamanahi “al-Quran” ini mengalami hal
yang sama yang pernah terjadi dengan umat pengemban “Wahyu Allah”
sebelumnya, yang diungkapkan oleh al-Quran dalam firman-Nya:
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, Kemudian
mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab
yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan
ayat-ayat Allah itu. dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang
zalim”. (QS al-Jumu'ah/62: 5).

       Sekiranya umat kita pada masa keemasan Islam mapu menerjemahkan al-
Quran ke dalam seluruh perilakunya, dengan cara memahami, mengetahui visi-
misinya, berlaku baik dalam mengimplementasikannya dalam kehidupan
mereka, dan bahkan telah berhasil mendakwahkannya. Sudah seharusnya
generasi-generasi berikutnya juga menjadikan al-Quran mampu berinteraksi
secara benar dengannya, memprioritaskan apa yang menjadi prioritas al-Quran,
karena al-Quran adalah sumber inspirasi setiap generasi, sebagaimana firman-
Nya: “Dan al-Quran itu adalah Kitab yang kami turunkan yang
diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat”. (QS
al-An'âm/6: 155)

      Sudah saatnya kita ucapkan selamat tinggal pada tradisi (lama) al-Qirâah
al-Mutakarrirah (pembacaan daur-ulang), dan kita sambut dengan ucapan
marhaban, ahlan wa sahlan untuk menyongsong tradisi (baru) al-Qirâah
al-Muntijah (pembacaan produktif). Sudah saatnya kita bebaskan diri kita dari
belenggu pemikiran lama yang sudah ‘kehilangan’ ruh sebagai penyongsong
masa depan, dan kita hasilkan pemikiran-pemikiran baru yang lebih
menjanjikan untuk masa depan kita dengan membangun spirit baru tafsir al-
Quran yang mencerdaskan!Tidak ada jalan untuk membangkitkan umat dari
kelemahan, ketertinggalan dan keterpecah-belahan mereka selain daripada
kembali kepada al-Quran ini, dengan menjadikannya sebagai panutan dan imam
yang diikuti secara cerdas, kritis dan keikhlasan untuk menerimanya sebagai
tuntunan yang tergantikan.

       Pak Ahmad Syafi’i Ma’arif, yang dulu pernah mengajar penulis berbahasa
Inggris (sewaktu penulis masih belajar di Madrasah Mu’allimin
Muhammadiyah), selalu mengajarkan kepada penulis bahwa al-Quran tak
pernah basi. Al-Quran – kata beliau – adalah ‘bak sumur nan tak pernah kering’.
Semakin banyak kita timba (airnya), sumur itu semakin banyak mengalirkan
airnya, dan bahkan semakin menjadikan diri kita terkesima untuk menggali
lebih dalam makna yang tersembunyi di balik lafal-lafal yang kita baca. Dan
penulis pun semakin percaya setelah lebih banyak dan semakin serius
membacanya.

        Dulu, di ketika penulis masih rajin menghafalnya, penulis merasakan
adanya getaran yang mendorong penulis untuk semakin banyak menghafalnya.
Namun, kini – di ketika penulis mulai mengaji dengan tambahan referensi kitab
tafsir yang masih sangat terbatas – penulis menemukan banyak hal yang dapat
penulis rasakan sebagai penyejuk hati dan sekaligus pencerah intelektual dan
spiritual. Hingga penulis semakin percaya terhadap apa yang telah dinyatakan
oleh Yusuf al-Qaradhawi dan (juga) Pak Ahmad Syafii Ma’arif. Dengan – tentu
saja – proses yang terus mengalir.

       Hingga penulis berani menyatakan: “It must be a never ending process”
(proses pembacaan al-Quran ini harus menjadi rangkaian tahapan yang tak
boleh berhenti). Kapan pun dan di mana pun!

       Dan kini penulis -- dengan mantap, haqqul yaqîn -- berani berkata:
“cukuplah al-Quran -- bagaimana pun juga – kita fungsikan sebagai “satu-
satunya” petunjuk-sejati, penyejuk hati, pencerah intelektual dan spiritual bagi
kita semua, kini dan di hari esok”.

      Selamat bermuhâsabah (introspeksi) dan selanjutnya ber-resolusi (berbuat
sesuatu yang terbaik) keluarga besar Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

      Berjayalah kita bersama al-Quran!

More Related Content

What's hot

Sejarah turunnya al qur'an
Sejarah turunnya al qur'anSejarah turunnya al qur'an
Sejarah turunnya al qur'anRatih Aini
 
Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2
Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2
Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2fitridheasari
 
studi alquran.pdf
studi alquran.pdfstudi alquran.pdf
studi alquran.pdfsofyan63
 
Makalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah Ahruf
Makalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah AhrufMakalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah Ahruf
Makalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah AhrufPAUSIL ABU
 
Nukhbatul fikr ringkasan ilmu hadist
Nukhbatul fikr ringkasan ilmu hadistNukhbatul fikr ringkasan ilmu hadist
Nukhbatul fikr ringkasan ilmu hadistRachardy Andriyanto
 
KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH
 KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH
KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAHannisa arsya wardani
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Muhsin Hariyanto
 
Ballighu ‘anni walau ayah (edisi revisi)
Ballighu ‘anni walau ayah (edisi revisi)Ballighu ‘anni walau ayah (edisi revisi)
Ballighu ‘anni walau ayah (edisi revisi)Muhsin Hariyanto
 
Presentation agama
Presentation agamaPresentation agama
Presentation agama16juni98
 
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. Way to The Qur’an
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A.   Way to The Qur’an Dr. Hasani Ahmad Said, M.A.   Way to The Qur’an
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. Way to The Qur’an Hasaniahmadsaid
 
Id the book_of_tawheed
Id the book_of_tawheedId the book_of_tawheed
Id the book_of_tawheednovallich
 
Materi pembelajaran kelas XI semester 1
Materi pembelajaran kelas XI semester 1Materi pembelajaran kelas XI semester 1
Materi pembelajaran kelas XI semester 1elifitriani
 
Madarijus salikin (pendakian menuju allah) ibnu qayyim al-jauziyah 2
Madarijus salikin (pendakian menuju allah)    ibnu qayyim al-jauziyah 2Madarijus salikin (pendakian menuju allah)    ibnu qayyim al-jauziyah 2
Madarijus salikin (pendakian menuju allah) ibnu qayyim al-jauziyah 2Kammi Daerah Serang
 
Madarijus Salikin Ibnu Qayyim al-Jauziyah
Madarijus Salikin Ibnu Qayyim al-JauziyahMadarijus Salikin Ibnu Qayyim al-Jauziyah
Madarijus Salikin Ibnu Qayyim al-JauziyahIbnu Hisyam
 

What's hot (19)

Sejarah turunnya al qur'an
Sejarah turunnya al qur'anSejarah turunnya al qur'an
Sejarah turunnya al qur'an
 
Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2
Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2
Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2
 
Makalah nuzulul quran
Makalah nuzulul quranMakalah nuzulul quran
Makalah nuzulul quran
 
Makalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'anMakalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'an
 
studi alquran.pdf
studi alquran.pdfstudi alquran.pdf
studi alquran.pdf
 
Sah
SahSah
Sah
 
Makalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah Ahruf
Makalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah AhrufMakalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah Ahruf
Makalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah Ahruf
 
Nukhbatul fikr ringkasan ilmu hadist
Nukhbatul fikr ringkasan ilmu hadistNukhbatul fikr ringkasan ilmu hadist
Nukhbatul fikr ringkasan ilmu hadist
 
ulumul qur'an
ulumul qur'anulumul qur'an
ulumul qur'an
 
KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH
 KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH
KONSEP PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Ballighu ‘anni walau ayah (edisi revisi)
Ballighu ‘anni walau ayah (edisi revisi)Ballighu ‘anni walau ayah (edisi revisi)
Ballighu ‘anni walau ayah (edisi revisi)
 
Presentation agama
Presentation agamaPresentation agama
Presentation agama
 
Pidato
PidatoPidato
Pidato
 
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. Way to The Qur’an
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A.   Way to The Qur’an Dr. Hasani Ahmad Said, M.A.   Way to The Qur’an
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A. Way to The Qur’an
 
Id the book_of_tawheed
Id the book_of_tawheedId the book_of_tawheed
Id the book_of_tawheed
 
Materi pembelajaran kelas XI semester 1
Materi pembelajaran kelas XI semester 1Materi pembelajaran kelas XI semester 1
Materi pembelajaran kelas XI semester 1
 
Madarijus salikin (pendakian menuju allah) ibnu qayyim al-jauziyah 2
Madarijus salikin (pendakian menuju allah)    ibnu qayyim al-jauziyah 2Madarijus salikin (pendakian menuju allah)    ibnu qayyim al-jauziyah 2
Madarijus salikin (pendakian menuju allah) ibnu qayyim al-jauziyah 2
 
Madarijus Salikin Ibnu Qayyim al-Jauziyah
Madarijus Salikin Ibnu Qayyim al-JauziyahMadarijus Salikin Ibnu Qayyim al-Jauziyah
Madarijus Salikin Ibnu Qayyim al-Jauziyah
 

Viewers also liked

Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyahSirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyahPAUSIL ABU
 
Photographic illustration research
Photographic illustration researchPhotographic illustration research
Photographic illustration researchSue Crickmore
 
Wedding photography2
Wedding photography2Wedding photography2
Wedding photography2Sue Crickmore
 
La carta a garcia
La carta a garciaLa carta a garcia
La carta a garciammejiapa
 
Inforbix overview November 2011
Inforbix overview November 2011Inforbix overview November 2011
Inforbix overview November 2011inforbix
 
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMemahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMuhsin Hariyanto
 
April Seminar
April SeminarApril Seminar
April Seminarmalcorboy
 
Inforbix update jan 2012
Inforbix update jan 2012Inforbix update jan 2012
Inforbix update jan 2012inforbix
 
Introduction To Aspect Oriented Programming
Introduction To Aspect Oriented ProgrammingIntroduction To Aspect Oriented Programming
Introduction To Aspect Oriented Programmingsaeed shargi ghazani
 
Introduction To Model View Presenter
Introduction To Model View PresenterIntroduction To Model View Presenter
Introduction To Model View Presentersaeed shargi ghazani
 
Embryologie cardiaque - crête neurale
Embryologie cardiaque - crête neuraleEmbryologie cardiaque - crête neurale
Embryologie cardiaque - crête neuraleHeather Etchevers
 
Comment Travailler en Sécurité avec de la Radioactivité
Comment Travailler en Sécurité avec de la RadioactivitéComment Travailler en Sécurité avec de la Radioactivité
Comment Travailler en Sécurité avec de la RadioactivitéHeather Etchevers
 

Viewers also liked (20)

Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyahSirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
 
Photographic illustration research
Photographic illustration researchPhotographic illustration research
Photographic illustration research
 
Wedding photography2
Wedding photography2Wedding photography2
Wedding photography2
 
Itsar seorang pemimpin
Itsar seorang pemimpinItsar seorang pemimpin
Itsar seorang pemimpin
 
La carta a garcia
La carta a garciaLa carta a garcia
La carta a garcia
 
Freak On A Leash
Freak On A LeashFreak On A Leash
Freak On A Leash
 
Inforbix overview November 2011
Inforbix overview November 2011Inforbix overview November 2011
Inforbix overview November 2011
 
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkunMemahami konsep dan implementasi at tamakkun
Memahami konsep dan implementasi at tamakkun
 
April Seminar
April SeminarApril Seminar
April Seminar
 
Inforbix update jan 2012
Inforbix update jan 2012Inforbix update jan 2012
Inforbix update jan 2012
 
Memahami doktrin sabar
Memahami doktrin sabarMemahami doktrin sabar
Memahami doktrin sabar
 
Introduction To Aspect Oriented Programming
Introduction To Aspect Oriented ProgrammingIntroduction To Aspect Oriented Programming
Introduction To Aspect Oriented Programming
 
Pentagon
PentagonPentagon
Pentagon
 
AngularJs
AngularJsAngularJs
AngularJs
 
Introduction To Model View Presenter
Introduction To Model View PresenterIntroduction To Model View Presenter
Introduction To Model View Presenter
 
Embryologie cardiaque - crête neurale
Embryologie cardiaque - crête neuraleEmbryologie cardiaque - crête neurale
Embryologie cardiaque - crête neurale
 
Introduction to SOA
Introduction to SOAIntroduction to SOA
Introduction to SOA
 
Introduction to TDD and Mocking
Introduction to TDD and MockingIntroduction to TDD and Mocking
Introduction to TDD and Mocking
 
Vertebral Development
Vertebral DevelopmentVertebral Development
Vertebral Development
 
Comment Travailler en Sécurité avec de la Radioactivité
Comment Travailler en Sécurité avec de la RadioactivitéComment Travailler en Sécurité avec de la Radioactivité
Comment Travailler en Sécurité avec de la Radioactivité
 

Similar to AlQuran TakPernahKering

82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-anAsr Ajah
 
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docx
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docxStudi Pendidikan Al-Qur'an.docx
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docxZukét Printing
 
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdf
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdfStudi Pendidikan Al-Qur'an.pdf
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdfZukét Printing
 
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anNur Alfiyatur Rochmah
 
Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...
Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...
Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama
 
Alquran sebagai pedoman hidup
Alquran sebagai pedoman hidup Alquran sebagai pedoman hidup
Alquran sebagai pedoman hidup Namaku Merah
 
Madarijus salikin-pendakian-menuju-allah
Madarijus salikin-pendakian-menuju-allahMadarijus salikin-pendakian-menuju-allah
Madarijus salikin-pendakian-menuju-allahPutri Marlina
 
Pentingya mengimani iman kpd kitab allah swt
Pentingya mengimani iman kpd kitab allah swtPentingya mengimani iman kpd kitab allah swt
Pentingya mengimani iman kpd kitab allah swtseatea_noer
 
At tibyan fi adab hamalat al-qur an
At tibyan fi adab hamalat al-qur anAt tibyan fi adab hamalat al-qur an
At tibyan fi adab hamalat al-qur anKampus Menyan
 
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranKeutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranRidlo Abelian
 
Makalah Qashash Al qur'an
Makalah Qashash Al qur'anMakalah Qashash Al qur'an
Makalah Qashash Al qur'anLutfyHikmah
 
Bidayah wan nihayah ibnu katsir
Bidayah wan nihayah   ibnu katsirBidayah wan nihayah   ibnu katsir
Bidayah wan nihayah ibnu katsirabemat1
 
Kemukjizatan AlQur'an
Kemukjizatan AlQur'anKemukjizatan AlQur'an
Kemukjizatan AlQur'anfadhya_
 
Pentingnya menghafal dan memahami al quran
Pentingnya menghafal dan memahami al quranPentingnya menghafal dan memahami al quran
Pentingnya menghafal dan memahami al quranRisou Kun
 

Similar to AlQuran TakPernahKering (20)

82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an82529705 al-qur-an
82529705 al-qur-an
 
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docx
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docxStudi Pendidikan Al-Qur'an.docx
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docx
 
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdf
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdfStudi Pendidikan Al-Qur'an.pdf
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdf
 
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
 
Al qur'an uinsu '16
Al qur'an uinsu '16Al qur'an uinsu '16
Al qur'an uinsu '16
 
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
 
Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...
Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...
Kitab at tibyan fi adab hamalat al-qur' an karya imam nawawi - rmi project sy...
 
Alquran sebagai pedoman hidup
Alquran sebagai pedoman hidup Alquran sebagai pedoman hidup
Alquran sebagai pedoman hidup
 
Abdullah bin mas'ud
Abdullah bin mas'udAbdullah bin mas'ud
Abdullah bin mas'ud
 
Madarijus salikin-pendakian-menuju-allah
Madarijus salikin-pendakian-menuju-allahMadarijus salikin-pendakian-menuju-allah
Madarijus salikin-pendakian-menuju-allah
 
Kitab kitab allah
Kitab kitab allahKitab kitab allah
Kitab kitab allah
 
Pentingya mengimani iman kpd kitab allah swt
Pentingya mengimani iman kpd kitab allah swtPentingya mengimani iman kpd kitab allah swt
Pentingya mengimani iman kpd kitab allah swt
 
Bab 3 quran hadis pedoman hidup 2
Bab 3 quran hadis pedoman hidup 2Bab 3 quran hadis pedoman hidup 2
Bab 3 quran hadis pedoman hidup 2
 
At tibyan fi adab hamalat al-qur an
At tibyan fi adab hamalat al-qur anAt tibyan fi adab hamalat al-qur an
At tibyan fi adab hamalat al-qur an
 
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-QuranKeutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
Keutamaan Membaca dan Mengkaji Al-Quran
 
Makalah Qashash Al qur'an
Makalah Qashash Al qur'anMakalah Qashash Al qur'an
Makalah Qashash Al qur'an
 
Bidayah wan nihayah ibnu katsir
Bidayah wan nihayah   ibnu katsirBidayah wan nihayah   ibnu katsir
Bidayah wan nihayah ibnu katsir
 
Kemukjizatan AlQur'an
Kemukjizatan AlQur'anKemukjizatan AlQur'an
Kemukjizatan AlQur'an
 
Adab membaca alquran
Adab membaca alquranAdab membaca alquran
Adab membaca alquran
 
Pentingnya menghafal dan memahami al quran
Pentingnya menghafal dan memahami al quranPentingnya menghafal dan memahami al quran
Pentingnya menghafal dan memahami al quran
 

More from Muhsin Hariyanto

Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanMuhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaMuhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 
Ketika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkacaKetika kresna menghormat gatotkaca
Ketika kresna menghormat gatotkaca
 

AlQuran TakPernahKering

  • 1. Al-Quran: Sumur Yang Tak Pernah Kering Ironis, kata salah seorang sahabat penulis dalam satu kesempatan pengajian “Sabtu Pagi” (22 Mei 2010) untuk segenap keluarga besar Universitas Muhammadiyah Purwokerto, di masjid kampus ini, yang sengaja diselenggarakan untuk ber-muhâsabah, dengan tema utama: “Menjadi Insan Kamil dengan Tazkiyatun Nafs”, yang secara mendadak ‘penulis’ diberi amanah untuk mengantarkannya. Kata salah seorang sahabat penulis (yang diberi amanah menjadi salah seorang dosen di perguruan tinggi ini), di ketika “kita” mengalami kegamangan dalam hidup kita; di saat kita hadapi sejumlah persoalan hidup yang tak kunjung usai; di dalam kerinduan kita untuk menjumpai kedamaian dalam hidup kita; “Kita” – umat Islam – justeru berpaling dari al-Quran. Al-Quran – kini -- telah banyak kita sia-siakan, untuk hanya sekadar kita baca (itu pun kalau masih sempat), dan kemudian kita biarkan terkulai tak berdaya sebagai mush-haf kurang bermakna, karena berhimpit dengan onggokan naskah-naskah profan buku-buki kita yang – bahkan – lebih sering kita hormati lebih dari mush-haf (kitab) suci itu, kumpulan wahyu ilahi yang telah – dengan sangat hati-hati dan sungguh-sungguh – dibukukan oleh para sahabat nabi s.a.w. dan salaf al-shâlih yang – dengan keikhlasan -- mereka persembahkan kumpulan wahyu Allah itu untuk umat Islam yang (kelak) memerlukannya. Al-Quran yang seharusnya mengalir menjadi bagian dari urat nadi kehidupan setiap muslim, kini seakan-akan telah mati menjadi “monumen” yang tergolek di sudut peradaban. Ia hanya amat populer pada setiap acara seremonial umat Islam: “kelahiran, perkawinan, perhelatan resmi dan upacara kematian.” Itu pun ditampilkan hanya sekadar sebagai instrumen yang lebih bersifat suplementer. Bukan benar-benar menjadi ruh dan – apalagi – dihormati sebagai layaknya kumpulan firman Tuhan yang teramat suci untuk sekadar diperdengarkan isinya dengan lantunan indah para pembaca yang memang – konon – dikontrak untuk sekadar membacakannya. Ruh tajdîd baik yang bermakna pemurnian maupun pembaruan seakan-akan tidak lagi bersinar dalam setiap pembacaan kitab suci al-Quran, karena kita telah salah menyikapinya. Al-Quran – dalam komunitas kita (baca: umat Islam) – “kini” ternyata tidak lebih sekadar sebagai hiasan, dan tidak lagi difungsikan sebagaimana mestinya sebagai “sumber inspirasi”. Umat Islam yang dahulu pernah berjaya dengan kitab suci al-Quran, kini dengan kitab suci yang sama mereka terpuruk di pinggir peradaban.Padahal, Allah (Tuhan kita) telah memberikan kemuliaan kepada kita dengan menganugerahkan kitab suci yang terbaik yang diturunkan kepada manusia.
  • 2. Tuhan kita juga, telah memuliakan kita dengan mengutus nabi yang terbaik yang pernah diutus kepada manusia. Kitalah satu-satunya umat yang memiliki manuskrip langit yang paling autentik, yang mengandung firman- firman Allah SWT yang terakhir, yang diberikan untuk menjadi petunjuk bagi umat manusia. Dan anugerah itu terus terpelihara dari perubahan dan pemalsuan kata maupun makna. Karena Allah telah menjamin untuk memeliharanya, dan tidak dibebankan tugas itu kepada siapapun dari sekalian makhluk-Nya. (Yusuf al-Qaradhawi – dalam karyanya – Kaifa Nata’âmalu Ma’a al-Qur’ân). Dalam menjelaskan karakteristik al-Quran, Yusuf al-Qaradhawi menyatakan bahwa al-Quran adalah “nûr Allâh”, yang sebagaimana yang diyakini oleh oleh Imam asy-Syafi’i – dalam kontemplasinya -- sebagai “nûrullâhi lâ yuhdâ li al-âshî” (cahaya Allah tak akan pernah diberikan oleh-Nya kepada orang yang masih bermaksiat). Di antara cahaya al-Quran kepada umat manusia adalah: petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu; pembeda antara yang hak dan yang batil; menjelaskan hakikat-hakikat; membongkar kebatilan-kebatilan; menolak syubhat (kesamaran) dan menunjukkan jalan bagi orang-orang yang sedang “kebingungan” di saat mereka gamang dalam menapaki jalan atau tidak memiliki penunjuk jalan. (QS al-Baqarah/2: 185) Dan jika al-Quran mendeskripsikan dirinya sebagai "nûr Allâh (cahaya Allah)", dan dia adalah "cahaya yang istimewa", ia juga mendeskripsikan Taurat dengan kata yang lain: "Di dalamnya (ada) hudan (petunjuk) dan nûr (cahaya) yang menerangi." Demikian juga ia (al-Quran) mendeskripsikan dirinya sebagai mushaddiq (pembenar) kitab-kitab (yang) sebelumnya, dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa”. (QS al- Mâidah/5: 46) Al-Quran juga memiliki visi: “membangun manusia dan umat yang saleh” di tengah peradaban dunia. Manusia dan umat yang mempercayainya (baca: umat Islam) dianugerahi amanah untuk menjadi “saksi” bagi manusia, diciptakan untuk memberikan manfaat bagi manusia dan memberikan arahan bagi mereka. Setelah itu, mengajak untuk menciptakan dunia manusia yang saling kenal mengenal dan tidak saling mengisolasi diri, saling memberi maaf dan tidak saling-membenci secara a priori, bekerja sama dalam kebaikan dan ketakwaan, bukan dalam kejahatan dan permusuhan. Dan, kita – setiap muslim dan umat Islam -- dipandu untuk memperlakukannya secara baik: dengan menghafal dan mengingatnya, membaca dan mendengarkannya, merenungkannya dan -- tentu saja – mengamalkannya sepenuh hati. Allah SWT menurunkannya (al-Quran) agar kita memahami rahasia-rahasianya, serta mengeksplorasi mutiara-mutiara terpendamnya. Dan setiap orang berkewajiban untuk berusaha memperlakukannya secara proporsional sesuai dengan kadar
  • 3. kemampuannya. Namun – hingga kini – justeru banyak orang yang lupa untuk menyapanya. Dan bahkan patut disayangkan, banyak orang yang terjerat oleh ‘ranjau-ranjau’ setan yang menghadangnya di jalan-lempang, hingga menikmati jalan-jalan bengkok, hasil rekayasa canggih para setan dan pendukung- pendukungnya. Tidak selayaknya umat yang diamanahi “al-Quran” ini mengalami hal yang sama yang pernah terjadi dengan umat pengemban “Wahyu Allah” sebelumnya, yang diungkapkan oleh al-Quran dalam firman-Nya: “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, Kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim”. (QS al-Jumu'ah/62: 5). Sekiranya umat kita pada masa keemasan Islam mapu menerjemahkan al- Quran ke dalam seluruh perilakunya, dengan cara memahami, mengetahui visi- misinya, berlaku baik dalam mengimplementasikannya dalam kehidupan mereka, dan bahkan telah berhasil mendakwahkannya. Sudah seharusnya generasi-generasi berikutnya juga menjadikan al-Quran mampu berinteraksi secara benar dengannya, memprioritaskan apa yang menjadi prioritas al-Quran, karena al-Quran adalah sumber inspirasi setiap generasi, sebagaimana firman- Nya: “Dan al-Quran itu adalah Kitab yang kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat”. (QS al-An'âm/6: 155) Sudah saatnya kita ucapkan selamat tinggal pada tradisi (lama) al-Qirâah al-Mutakarrirah (pembacaan daur-ulang), dan kita sambut dengan ucapan marhaban, ahlan wa sahlan untuk menyongsong tradisi (baru) al-Qirâah al-Muntijah (pembacaan produktif). Sudah saatnya kita bebaskan diri kita dari belenggu pemikiran lama yang sudah ‘kehilangan’ ruh sebagai penyongsong masa depan, dan kita hasilkan pemikiran-pemikiran baru yang lebih menjanjikan untuk masa depan kita dengan membangun spirit baru tafsir al- Quran yang mencerdaskan!Tidak ada jalan untuk membangkitkan umat dari kelemahan, ketertinggalan dan keterpecah-belahan mereka selain daripada kembali kepada al-Quran ini, dengan menjadikannya sebagai panutan dan imam yang diikuti secara cerdas, kritis dan keikhlasan untuk menerimanya sebagai tuntunan yang tergantikan. Pak Ahmad Syafi’i Ma’arif, yang dulu pernah mengajar penulis berbahasa Inggris (sewaktu penulis masih belajar di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah), selalu mengajarkan kepada penulis bahwa al-Quran tak pernah basi. Al-Quran – kata beliau – adalah ‘bak sumur nan tak pernah kering’.
  • 4. Semakin banyak kita timba (airnya), sumur itu semakin banyak mengalirkan airnya, dan bahkan semakin menjadikan diri kita terkesima untuk menggali lebih dalam makna yang tersembunyi di balik lafal-lafal yang kita baca. Dan penulis pun semakin percaya setelah lebih banyak dan semakin serius membacanya. Dulu, di ketika penulis masih rajin menghafalnya, penulis merasakan adanya getaran yang mendorong penulis untuk semakin banyak menghafalnya. Namun, kini – di ketika penulis mulai mengaji dengan tambahan referensi kitab tafsir yang masih sangat terbatas – penulis menemukan banyak hal yang dapat penulis rasakan sebagai penyejuk hati dan sekaligus pencerah intelektual dan spiritual. Hingga penulis semakin percaya terhadap apa yang telah dinyatakan oleh Yusuf al-Qaradhawi dan (juga) Pak Ahmad Syafii Ma’arif. Dengan – tentu saja – proses yang terus mengalir. Hingga penulis berani menyatakan: “It must be a never ending process” (proses pembacaan al-Quran ini harus menjadi rangkaian tahapan yang tak boleh berhenti). Kapan pun dan di mana pun! Dan kini penulis -- dengan mantap, haqqul yaqîn -- berani berkata: “cukuplah al-Quran -- bagaimana pun juga – kita fungsikan sebagai “satu- satunya” petunjuk-sejati, penyejuk hati, pencerah intelektual dan spiritual bagi kita semua, kini dan di hari esok”. Selamat bermuhâsabah (introspeksi) dan selanjutnya ber-resolusi (berbuat sesuatu yang terbaik) keluarga besar Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Berjayalah kita bersama al-Quran!