Jawaban latihan soal bagian 2.2 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
Jawaban latihan soal bagian 2.2 pada buku Analisis Real karangan Drs. Sutrima, M.SI
cetakan : pertama, Juni 2010
penerbit : Javatechno Publisher (Jln. Ahmad Yani 365A, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia - 57162
ini adalah powerpoint yang memuat materi himpunan yang lebih mudah dalam menyampaikan materi. dalam powerpoint ini juga saya buat hiperlink agar terdapat interaksi dalam melakukan pembelajaran
10 Strategi Pemecahan Masalah MatematikaRudi Hartono
Β
Berisi 10 strategi pemecahan masalah matematika beserta contoh soal dikutip dari buku Problem-Solving Strategies For Efficient And Elegant Solutions: A resource for the mathematics teacher (Posamentier & Krulik)
Untuk menganalisa butir soal diatas diperlukan hitungan statistik dengan alternatif rumus. Akan tetapi untuk mempermudah maka dilakukan dengan analisa komputer menggunakan program Item and Tes Analysis (ITEMAN). ITEMAN adalah perangkat lunak komputer (soft ware) yang dibuat khusus untuk menganalisa butir soal atau suatu tes yang dilakukan. Program ini dibuat dengan pendekatan analisi statistik butir soal secara klasikal atau kelompok yang berguna untuk menentukan kualitas butir soal atau sebuah tes. Hasil dari analisi butir soal meliputi tingkat kesukaran, daya beda, dan statistik penyebaran jawaban. Selain menghasilkan statistik butir soal/tes, program ini juga menghasilkan statistik tes yang meliputi realibilitas tes, kesalahan pengukuran atau standard error dan distribusi skor.
ini adalah powerpoint yang memuat materi himpunan yang lebih mudah dalam menyampaikan materi. dalam powerpoint ini juga saya buat hiperlink agar terdapat interaksi dalam melakukan pembelajaran
10 Strategi Pemecahan Masalah MatematikaRudi Hartono
Β
Berisi 10 strategi pemecahan masalah matematika beserta contoh soal dikutip dari buku Problem-Solving Strategies For Efficient And Elegant Solutions: A resource for the mathematics teacher (Posamentier & Krulik)
Untuk menganalisa butir soal diatas diperlukan hitungan statistik dengan alternatif rumus. Akan tetapi untuk mempermudah maka dilakukan dengan analisa komputer menggunakan program Item and Tes Analysis (ITEMAN). ITEMAN adalah perangkat lunak komputer (soft ware) yang dibuat khusus untuk menganalisa butir soal atau suatu tes yang dilakukan. Program ini dibuat dengan pendekatan analisi statistik butir soal secara klasikal atau kelompok yang berguna untuk menentukan kualitas butir soal atau sebuah tes. Hasil dari analisi butir soal meliputi tingkat kesukaran, daya beda, dan statistik penyebaran jawaban. Selain menghasilkan statistik butir soal/tes, program ini juga menghasilkan statistik tes yang meliputi realibilitas tes, kesalahan pengukuran atau standard error dan distribusi skor.
membahas tentang perbandingan penilian pada tiap - tiap butir soal.Menganalisis tingkat kesukaran butir soal artinya mengkaji butir-butir soal dari segi kesukarannya sehingga diperoleh butir-butir soal yang termasuk kategori mudah, sedang atau sukar.
Analisis butir soal pilihan ganda dan uraianverminusver
Β
Analisis butir soal adalah suatu kegiatan analisis untuk menentukan tingkat kebaikan butir-butir soal yang terdapat dalam suatu tes sehingga informasi yang dihasilkan dapat kita pergunakan untuk memperbaiki butir soal dan tes tersebut.
Menurut Sudjana (2014:135), Analisis item adalah pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar diperolah perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai.
Dalam menganlisis item tes, ada tiga hal perlu dianalisis yaitu tingkat kesukaran item, daya beda, dan pengecoh soal.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Β
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Β
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. b. Indeks Pembeda (Daya Pembeda)
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah.
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskrimasi, disingkat D.
Induksi kesukaran tidak mengenal tanda negatif (-), tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda
negatif. Tanda negatif indeks diskrimansi digunakan jika suatu soal βterbalikβ menunjukkan
kualitas testee, yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai.
Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa bodoh, maka
soal itu tidak baik karna tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa,
baik pandai maupun bodoh, tidak dapat menjawab dengan benar soal tersebut tidak baik juga
karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik itu adalah soal yang dapat dijawab
benar oleh siswa-siswa yang pandai saja.
Ada 3 titik daya pembeda, yaitu :
-1,00 0,00 1,00
daya pembeda daya pembeda daya pembeda
negatif rendah tinggi
Semua pengikut tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok atas (pandai)
dan kelompok bawah (bodoh). Jika seluruh kelompok atas dapat menjawab soal dengan
benar, sedangkan kelompok bawah menjawab salah maka soal tersebut mempunyai nilai D
paling besar, yaitu 1,00. Sebaliknya jika semua kelompok atas menjawab salah, tetapi semua
kelompok bawah menjawab betul maka nilainya D-, yaitu -1,00. Tetapi jika siswa kelompok
atas dan bawah sama-sama menjawab benar atau salah maka soal tersebut mempunyai nilai D
0,00. Karna tidak mempunyai daya pembeda.
Cara menentukan pembeda (nilai D)
a. Untuk kelompok kecil (kurang dari 100 orang)
Seluruh kelompok testee dibagi menjadi 2 sama banyak, 50% kelompok atas dan 50%
kelompok bawah.
Contoh :
Siswa Skor Siswa Skor
A 9 F 5
B 8 G 5
C 7 kelompok atas H 4 kelompok bawah
D 7 I 4
E 6 J 3
2. b. Untuk kelompok besar (lebih dari 100 orang)
Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor
teratas sebagai kelompok atas, dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah.
Contoh :
9
9
8
8
8 27% sebagai kelompok atas
.
.
.
---
.
.
.
---
.
.
.
2
1 27% sebagai kelompok bawah
1
1
0
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi
D =
π΅ π΄
π½ π΄
-
π΅ π΅
π½ π΅
= ππ΄ β π π΅
Ket :
π½ π΄ = banyaknya peserta kelompok atas
π½ π΅ = banyaknya peserta kelompok bawah
π΅π΄ = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
π΅ π΅ = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
ππ΄ = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
π π΅ = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Contoh :
Dari hasil analisis tes yang terdiri dari 10 butir soal yang dikerjakan oleh 20 orang siswa,
terdapat dalam tabel berikut.
3. Tabel Analisis 10 Butir Soal 20 Siswa
Siswa Kelompok Nomor soal Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Siswa
A B 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5
B A 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7
C A 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8
D B 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 5
E A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
F B 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 6
G B 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6
H B 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 6
I A 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
J A 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7
K A 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7
L B 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 5
M B 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3
N A 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7
O A 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
P B 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 3
Q A 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
R A 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
S B 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6
T B 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6
Jumlah 11 15 12 8 6 16 15 17 20 10
Kita tentukan daya pembeda, karna tergolong dalam kelompok kecil (kurang dari 100),
maka daya pembedanya adalah :
Kelompok atas Kelompok bawah
10 6
9 6
8 6
8 6
8 6
8 5
7 5
7 5
7 3
7 3
10 0rang 10 orang
Pada tabel analisis 10 butir soal 20 siswa, diberikan tanda kelompok yaitu A dan B, dimana
A = kelompok banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
B = kelompok banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
4. Untuk soal no 1.
- Kelompok atas menjawab benar 8orang
- Kelompok bawah menjawab benar 3 orang
Maka rumus Indeks diskriminasinya yaitu :
π½ π΄ = 10 π½ π΅ = 10
π΅π΄ = 8 π΅π΄ = 3
D =
π΅ π΄
π½ π΄
-
π΅ π΅
π½ π΅
=
8
10
-
3
10
= 0,5
Jadi indeks diskriminasi untuk soal no 1 adalah 0,5
Untuk soal no 2.
π½ π΄ = 10 π½ π΅ = 10
π΅π΄ = 8 π΅π΄ = 9
D =
π΅ π΄
π½ π΄
-
π΅ π΅
π½ π΅
=
8
10
-
9
10
= - 0,1
Jadi indeks diskriminasi untuk no 1 adalah - 0,1
Klasifikasi daya pembeda
D = 0,00 β 0,20 = Jelek
D = 0,20 β 0,40 = Cukup
D = 0,40 β 0,70 = Baik
D = 0,70 β 1,00 = Baik sekali
D < 0,00 = Tidak baik, semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya
dibuang.
Jika kita melihat nilai indeks diskriminatif untuk soal no 1 yaitu 0,5 , maka nilai indeks
diskriminatifnya tergolong baik, sedangkan untuk nilai indeks diskriminatif untuk soal no 8
yaitu - 0,1 , maka nilai indeks diskriminatifnya tergolong tidak baik.
Karna lebih banyak dijawab benar ileh kelompok bawah dari pada kelompok atas. Ini
bearti bahwa untuk menjawab soal dengan benar dapat dilakukan dengan menebak. Sehingga
butir soal no 8 ini sebaiknya dihilangkan saja.