Proyeksi peta berarti cara untuk menggambarkan bumi yang berbentuk bulat ke atas media yang datar, seperti kertas. Dari segi bentuk, mungkin representasi terbaik bagi bumi adalah globe. Pada globe, arah, bentuk, luas, serta jarak memiliki nilai perbandingan yang benar dengan kondisi sesungguhnya.
Namun globe memiliki keterbatasan di sisi dimensi, sebab tak mungkin membuat globe yang berisi informasi secara detil karena skalanya terlalu kecil. Lagipula, globe tidak nyaman untuk dibawa-bawa, disamping ongkos pembuatan dalam skala massal yang relatif mahal.
--
Please contact me trough lailiaidi at gmail.com for further corespondency
Proyeksi peta berarti cara untuk menggambarkan bumi yang berbentuk bulat ke atas media yang datar, seperti kertas. Dari segi bentuk, mungkin representasi terbaik bagi bumi adalah globe. Pada globe, arah, bentuk, luas, serta jarak memiliki nilai perbandingan yang benar dengan kondisi sesungguhnya.
Namun globe memiliki keterbatasan di sisi dimensi, sebab tak mungkin membuat globe yang berisi informasi secara detil karena skalanya terlalu kecil. Lagipula, globe tidak nyaman untuk dibawa-bawa, disamping ongkos pembuatan dalam skala massal yang relatif mahal.
--
Please contact me trough lailiaidi at gmail.com for further corespondency
di semester dua, ada yang namanya mata kuliah interpretasi ruang. kirain semacam psiko-psiko-aristek gimana gitu kan ternyata engga juga haha. disini hubungannya sama peta + citra satelit. tugas pertama ialah menjiplak peta administrasi sebuah wilayah terus dibikin laporannya. dah gitu. GET STRONGER, PLANNER !
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Teknik navigasi darat
1. TEKNIK NAVIGASI DARAT
Ir. Arif Bastaman
Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bogor
Diklat Pembentukan Polisi Kehutanan, 2018
2. MATA PELATIHAN : TEKNIK NAVIGASI DARAT
A. DESKRIPSI SINGKAT : MATA PELATIHAN INI MEMFASILITASI
PEMBENTUKAN KOMPETENSI TEKNIK NAVIGASI DARAT,HUTAN
UNTUK PEJABAT FUNGSIONAL POLHUT DALAM MELAKUKAN TUGAS
DAN FUNGSINYA
B. HASIL BELAJAR : SETELAH MENGIKUTI PEMBELAJARAN MATA
PELATIHAN INI PESERTA MAMPU MENJELASKAN PENGERTIAN,
TUJUAN DAN MANFAAT NAVIGASI DARAT,HUTAN, MENJELASKAN
TATACARA PENGGUNAAN GPS, KOMPAS DAN PETA TOPOGRAFI
DALAM MELAKUKAN NAVIGASI HUTAN, MENGGUNAKAN KOMPAS
DENGAN BENAR, MENGGUNAKAN GPS UNTUK MENENTUKAN
LOKASI, MEMBACA PETA TOPOGRAFI DAN PETA TEMATIK, SERTA
MELAKUKAN PENGUKURAN JARAK DAN LUAS AREA
3. C. INDIKATOR HASIL BELAJAR
SETELAH MENGIKUTI PEMBELAJARAN INI PESERTA DAPAT :
1. MENJELASKAN PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT NAVIGASI
DARAT, HUTAN
2. MENJELASKAN TATACARA PENGGUNAAN GPS, KOMPAS DAN PETA
TOPOGRAFI DALAM MELAKUKAN NAVIGASI HUTAN.
3. MENGGUNAKAN KOMPAS DENGAN BENAR
4. MENGGUNAKAN GPS UNTUK MENENTUKAN LOKASI
5. MEMBACA PETA TOPOGRAFI DAN PETA TEMATIK
6. MELAKUKAN PENGUKURAN JARAK DAN LUAS AREA
4. D. MATERI POKOK
MATERI POKOK PADA MATA PELATIHAN INI ADALAH SEBAGAI
BERIKUT;
1. PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT NAVIGASI DARAT, HUTAN
BAGI POLHUT
2. TATACARA PENGGUNAAN GPS, KOMPAS DAN PETA TOPOGRAFI
3. MENGGUNAKAN KOMPAS DENGAN BENAR
4. MENGGUNAKAN GPS UNTUK MENENTUKAN LOKASI
5. MEMBACA PETA TOPOGRAFI DAN PETA TEMATIK
6. MELAKUKAN PENGUKURAN JARAK DAN LUAS AREA
5. I. PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan, baik di medan perjalanan
atau di peta. Navigasi terdiri atas navigasi darat, sungai, pantai dan laut, namun
yang umum digunakan adalah navigasi darat (Yudiawan, 2002).
Pengertian Teknik Navigasi darat secara umum adalah suatu kompetensi atau
pengetahuan keterampilan dan sikap untuk menentukan posisi dan membuat
rencana arah lintasan perjalanan menuju ke posisi lainnya di permukaan bumi
secara tepat, dilakukan pada peta dan dilaksanakan di lapangan menggunakan
media dan alat bantu navigasi peta, kompas, receiver GPS/GNSS dan alat lain
yang diperlukan.
Teknik Navigasi Hutan berarti navigasi darat yang dilakukan dengan
memperhatikan berbagai kondisi lapangan kawasan hutan seperti; tipe hutan,
hutan pegunungan, rawa atau hutan pantai,; topografi, kemiringan lereng; landai
sampai curam, punggung, lereng, lembah. Adanya sungai, situ dan lain-lain.
6. Kompetensi yang penting dipelajari dan dikuasai dalam kegiatan navigasi
darat/hutan meliputi ; Membaca dan menggunakan peta, menggunakan
mistar dan busur derajat, menggunakan kompas dan alat ukur jarak
menggunakan receiver GPS dan kemampuan menggunakan tanda-tanda
alam yang dapat membantu kita dalam menentukan arah.
C. TUJUAN
Navigasi darat bertujuan untuk mengetahui posisi tempat berdiri dan
posisi-posisi lain yang ingin diketahui di peta dan atau di permukaan bumi
dan arah serta jarak yang diperlukan untuk mencapainya secara langsung
atau tidak langsung melalui posisi-posisi antara (melambung).
7. C. MANFAAT
Teknik navigasi darat bermanfaat untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas
POLHUT. Selain manfaat pokoknya tersebut kompetensi ini bermanfaat juga dalam
rangka survival sebagai kemampuan petugas lapangan, pencarian dan
penyelamatan korban atau orang tersesat dan lai sebagainya.
Dalam tugas POLHUT navigasi darat atau navigasi hutan diperlukan dalam
menentukan identifikasi posisi/lokasi TKP atau TIPIHUT di peta (ploting) dan di
lapangan (real position), kegiatan Patroli dan pemeriksaan pal batas kawasan
hutan dan kegiatan lain yang terkait tugas jabatannya.
D. MEDIA DAN ALAT BANTU NAVIGASI DARAT/HUTAN
Media dan alat bantu dalam kegiatan navigasi minimal adalah Peta, berupa peta
dasar atau peta tematik daerah terkait, kompas, roll meter, receiver GPS, busur
derajat, mistar dan alat lulis. Dalam pelaksanaan di lapangan tentunya disesuaikan
dengan kondisi, jarak dan luas daerah.
8. II. PETA
A. PENGERTIAN
Menurut Prihandito (1988) Peta merupakan gambaran permukaan bumi
dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi
tertentu. Peta adalah gambaran dari permukaan bumi pada suatu bidang
datar yang dibuat menurut proyeksi dan skala tertentu dengan menyajikan
unsur-unsur alam dan buatan serta informasi lain yang diinginkan.
1. Skala Peta
Skala Peta adalah angka perbandingan antara panjang suatu obyek atau
jarak antara dua titik di peta, dengan panjang atau jarak antara dua titik
tersebut di lapangan (Subagio, 1999). Skala peta berkaitan erat dengan
tujuan penggunaan peta, untuk keperluan pekerjaan teknis di lapangan
9. a. Jenis skala peta
a.1.Skala Numeris
contoh 1 : 10.000
a.2. Skala Grafis
contoh
5 cm
Dibuat garis dengan panjang tertentu, pada garis tersebut dibuat bagian-
bagian/segmen garis yang panjangnya menunjukkan jarak di permukaan
bumi, sehingga skala ini sering disebut juga skala garis. Pada satu peta,
skala grafis berbanding lurus dengan skala angka nya.
10. 2. Sistem Koordinat
Sistem koordinat adalah sekumpulan aturan yang menentukan bagaimana
koordinat-koordinat yang bersangkutan mempresentasikan titik-titik
(Prahasta, 2005).
a. Koordinat Geografi
Koordinat geografi adalah adalah suatu sistim koordinat di permukan bumi,
dimana pernyataan posisi suatu titik ditentukan oleh perpotongan antara garis
lengkung meridian (bujur) dengan garis lengkung paralel (lintang) yang melalui
titik tersebut.
11. Lintang (latitude = φ),
Dihitung dari khatulistiwa
Ke arah kutub selatan dari ekuator disebut Lintang Selatan (LS), diberi tanda
– (minus) dari 0° – 90°.
Ke arah kutub utara dari ekuator disebut lintang utara (LU), diberi tanda +
(plus) dari 0° - 90°.
Bujur (Longitude = λ
Dihitung dari meridian prima di Greenwich, dekat London
0° – 180° ke arah barat dari meridian nol disebut bujur barat (BB);
0° – 180° ke arah timur dari meridian nol disebut bujur timur (BT).
12. b. Koordinat Bidang Datar
Koordinat suatu titik dinyatakan dengan besaran absis (X) dan ordinat (Y) dari
suatu sistem koordinat siku-siku Cartesius (Kartesian) dua dimensi (2D) yang
berbentuk salib sumbu X,Y. Sumbu X merupakan proyeksi dari salah satu garis
paralel atau garis yang disinggungkan dengan salah satu garis paralel.
Sedangkan sumbu Y merupakan proyeksi dari salah satu garis meridian atau
garis yang disinggungkan dengan salah satu garis meridian
13. 3. Sistem Proyeksi Peta
Menurut Prihandito (1988), Proyeksi Peta adalah pemindahan posisi titik dari
bidang lengkung permukaan bumi yang dinyatakan dalam system koordinat
geodetic (lintang (φ) dan bujur (λ)) ke posisi titik pada bidang datar (bidang
peta) yang dinyatakan dalam system koordinat siku-siku bidang datar
Cartesius (X,Y)
Proyeksi dari bidang Ellipsoid ke bidang datar
(Prihandito, 1988)
14. Sistem proyeksi Peta yang paling banyak digunakan negara-negara di dunia adalah
Universal Transverse Mercator (UTM). Pada sistem proyeksi ini didefinisikan posisi
horizontal dua dimensi (x,y)UTM dengan menggunakan proyeksi silinder transversal dan
konform yang memotong bumi pada dua meridian standard.
Seluruh permukaan bumi dalam istem ini dibagi menjadi 60 bagian yang disebut zone
UTM (zone 1 sd. Zone 60), Setiap zone dibatasi oleh dua meridian selebar 6° dan
memiliki meridian tengah sendiri dengan titik nol pada perpotongan meridian tengah
dengan ekuator. Meridian tengah diberi nilai absis (x) 500.000 meter. Untuk zone yang
terletak di bagian selatan ekuator ordinat diberi nilai 10.000.000 meter, sedangkan untuk
di bagian utara ekuator diberi nilai 0 meter.
15. 3. Jenis Peta
a. Peta Dasar
Peta Rupabumi (RBI) atau Peta Topografi adalah Peta dasar nasional, yaitu peta
yang dijadikan dasar untuk perencanaan umum wilayah dan pembuatan peta
tematik, karena itu peta dasar adalah peta yang bersifat umum. Peta Rupa Bumi
Indonesia (Peta RBI) adalah peta dasar nasional yang dibuat oleh BAKOSURTANAL
(sekarang BIG) sejak tahun 1992.
Peta RBI dibuat dengan skala 1 : 100.000, 1 : 50.000 dan 1 : 25.000, sebagian
wilayah Jakarta-Bogor-Puncak-Cianjur dan wilaya terkena bencana di Aceh dan
Sumatera Barat telah dibuat peta dengan skala 1 : 10.000.
b. Peta Tematik
Tema peta menunjukkan isi peta dan menjadi judul peta. Jadi peta Tematik adalah
peta yang hanya menyajikan subyek tertentu sesuai dengan judul peta tersebut,
misalnya; “ Peta Tata Batas Kawasan Taman Nasional Kutai”, “Peta Tata Guna
Lahan di Kabupaten Bogor”.
16. B. SIMBOL DAN WARNA
Peta adalah gambaran sebagian permukaan bumi pada bidang datar dengan skala
tertentu setiap unsur disajikan berupa simbol-simbol dan warna yang masing-masing
dibuat mewakili unsur-unsur topografi.
Dengan mengamati/mengerti makna simbol-simbol pada peta, akan diperoleh berbagai
informasi permukaan bumi yang dipetakan seperti bentuk (rellief) lapangan, unsur-unsur
alam dan buatan. Posisi titik dan tempat serta informasi lain yang diinginkan.
Peta RBI adalah peta dasar nasional sehingga simbol-simbol untuk berbagai informasi
pada peta RBI harus menjadi acuan pembuatan simbol informasi yang sama pada peta-
peta tematik yang dibuat oleh instansi pemerintah, swasta dan perorangan pembuat
peta.
Untuk keperluan lingkup Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, telah diterbitkan
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Nomor : P. 3/VII-
IPSDH/2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGAMBARAN DAN PENYAJIAN
PETA KEHUTANAN,
17. 1. Simbol
Simbol peta topografi terdiri atas dua jenis, yaitu jenis simbol berdasarkan
bentuk dan jenis simbol berdasarkan arti.
a. Jenis Simbol berdasarkan bentuknya
Simbol titik; digunakan untuk menyatakan lokasi suatu titik atau suatu
tempat, misalnya titik batas, simbol kota. Simbol titik berhubungan erat
dengan skala peta, suatu kota pada peta skala 1 : 500.000 dapat
digambarkan dalam bentuk titik tetapi tidak pada peta skala 1 : 25.000.
Contoh simbol titik :
18. Simbol garis; digunakan untuk mewakili unsur-unsur permukaan bumi yang
berbentuk garis seperti sungai, jalan, garis pantai, garis kontur dan garis batas
administrasi pemerintahan. Simbol garis dapat dibedakan lagi atas garis khayal
(misalnya kontur) dan garis nyata (misalnya sungai)
Simbol luas/ruang; digunakan untuk mewakili unsur topografi yang berbentuk luasan
seperti danau, pemukiman dan lain-lain
Contoh :
19. b. Jenis simbol berdasarkan arti
1. Simbol kualitatif; adalah simbol yang menyatakan keadaan atau wujud asli dari
unsur di lapangan, misalnya; jalan raya, sungai, danau. Simbol kualitatif terbagi
atas simbol titik kualitatif contohnya Mesjid, Gereja; Titik Trianggulasi, Titik Batas
Kawasan Hutan; simbol garis kualitatif contohnya sungai, jalan raya, garis kontur,
garis batas , dan simbol luas kualitatif contohnya danau, sawah.
2. Simbol kuantitatif; adalah simbol yang menyatakan jumlah atau ukuran dari
unsur yang diwakilinya di permukaan bumi. Simbol ini terbagi atas Simbol titik
kuantitatif, contohnya simbol titik trianggulasi yang disertai dengan angka
ketinggiannya; Simbol garis kuantitatif, contoh garis kontur indeks; dan Simbol
luas kuantitatif, contoh danau dengan angka luasnya.
20. 2. Warna
Penggunaan warna dalam suatu peta berwarna bertujuan untuk memudahkan
pengamatan terhadap suatu simbol unsur, ada beberapa warna yang umum digunakan,
yaitu;
Biru; digunakan untuk simbol-simbol perairan dan tulisan untuk nama unsur tertentu,
misalnya nama sungai, danau, laut dll.
Hijau, digunakan untuk simbol vegetasi
Kuning, Coklat; digunakan untuk menggambarkan ketinggian dan rellief lapangan’
Merah; digunakan untuk meggambarkan jalan raya
Hitam; digunakan untuk menggambarkan bentuk planimetris dari bangunan,
perkampungan dan jalan kereta api/lori.
Seperti halnya simbol-simbol, penggunaan warna pada pembuatan peta tematik dapat
mengacu kepada Peta Dasar Nasional.
21. C. MEMBACA DAN MENGGUNAKAN PETA
Peta Rupabumi menyajikan banyak informasi yang diperlukan berbagai kalangan pengguna peta.
Sedangkan Peta Tematik menyajikan informasi yang terbatas sesuai judul atau tema peta dan
diperlukan oleh pengguna peta tertentu. Unsur-unsur kenampakan rupabumi dikelompokkan menjadi
7, yaitu:
1. Penutup lahan : area tutupan lahan seperti hutan, perkebunan, sawah, pemukiman
2. Hidrografi: meliputi unsur perairan seperti sungai, danau, rawa, garis pantai
3. Hipsografi : data ketinggian seperti titik tinggi dan kontur
4. Bangunan : gedung, rumah dan bangunan perkantoran dan budaya lainnya
5. Transportasi dan Utilitas: jaringan jalan, kereta api, kabel transmisi dan jembatan
6. Batas administrasi: batas negara provinsi, kota/kabupaten, kecamatan dan desa
7. Toponimi : nama-nama geografi seperti nama pulau, nama selat, nama gunung dan
sebagainya
22. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca peta adalah:
a. Skala peta, erat kaitannya dengan ukuran geometri bumi,;perbandingan jarak di
peta dengan jarak yang sama di permukaan bumi.
b. Simbol, merupakan penggambaran dari kenampakan unsur-unsur yang ada di
permukaan bumi.
c. Sistem koordinat, berkaitan dengan penentuan posisi obyek di muka bumi.
d. Arah Utara, panduan arah ke target Utara di peta dan dipakai sebagai penunjuk
arah ke utara bila kita berada di lapangan.
Pada sebuah peta terdapat 2 (dua) informasi, yaitu:
1. Muka peta; bagian pokok peta atau isi peta yang menunjukkan sejumlah obyek
yang ada di daerah tertentu dan termasuk informasi tersebut.
2. Informasi tepi peta; bagian peta yang berisi penjelasan isi peta secara detil untuk
membantu kita dalam membaca dan menggunakan peta.
23. 1. Tata letak dan Informasi Tepi
Informasi tepi peta adalah segala penjelasan tentang isi peta yang disajikan
pada batas peta, tepi bawah dan tepi kiri peta. Informasi tepi peta merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan informasi isi peta, memberikan
penjelasan rinci mengenai informasi yang disajikan pada isi peta. Pemilihan
dan tata letak informasi tepi peta disesuaikan dengan bentuk isi peta dan
ukuran lembar peta.
24. 2. Informasi batas peta
Batas peta sering disebut juga kerangka peta adalah garis yang
membatasi isi peta yang sekaligus tempat penulisan nilai-nilai koordinat
geografi, nilai gratikul, koordinat UTM dan nilai-nilai grid.
a. Koordinat Geografi; setiap titik sudut isi peta dituliskan nilai koordinat
geografinya dan dapat dibaca dalam satuan derajat dan menit.
b. Koordinat UTM; setiap titik sudut isi peta dituliskan nilai koordinat UTM
nya dan dapat dibaca dalam satuan meter.
c. nilai Gratikul; ditulis untuk setiap perubahan satu menit, 30 detik atau
10 detik tergantung skala peta pada setiap sisi batas peta.
d. Nilai Grid; ditulis untuk setiap perubahan 10.000 meter, 5000 meter
atau 1000 meter tergantung skala peta pada setiap sisi batas peta.
40. Ketentuan dari garis kontur adalah sebagai berikut;
a. Garis kontur selalu temu gelang dan tidak pernah terputus
b. Garis kontur tidak pernah berpotongan
c. Makin curam lereng maka makin rapat konturnya
d. Garis-garis Kontur memperlihatkan bentuk permukaan bumi;
berdasarkan kombinasi konturnya bentuk permukaan bumi
terbagi atas; ataran, lereng, punggung, lembah, sadel, cekungan
dan puncak.
41. Nama-nama bentuk muka bumi (topografi)
DataranLereng
Puncak
Sadel
Puncak
Lembah
Punggung
42. Nama-nama bentuk muka bumi (TOPOGRAFI)
Dataran
Puncak
Lembah
Punggung
Lereng
Sadel
Puncak
Lembah
45. III. Kompas
A. Pengertian
Azimuth adalah sudut mendatar yang diukur dan dihitung positip searah putaran jarum
jam yang dimulai dari arah utara magnetis atau geografis sampai arah garis
bersangkutan, besarnya dari 0° sampai 360°.
46. Kompas adalah alat ukur azimuth, yang menggunakan jarum magnet sebagai
penunjuk ukuran dengan orientasi ke arah kutub utara magnetik bumi yang
berbeda dengan kutub utara bumi sebenarnya (Geografis). Jadi kompas
adalah alat ukur azimuth azimuth magnetis.
Satuan ukuran susut pada kompas adalah seksagesimal (0º - 360º).
Bagian-bagian penting ldari sebuah kompas adalah jarum magnet, lingkarran
bersatuan ukuran danvisier atau lubang bidik.
Pada beberapa jenis kompas terdapat nivo pendatar dan kaki penyangga
(statip). Beberapa contoh kompas; Brunton, Staff dan Suunto
48. B. Menggunakan Kompas
Sebagai contoh adalah penggunaan Kompas SUUNTO KB 14, alat ukur
azimuth magnetik ini mempunyai karakteristik ; jarum magnet kompasnya
ada didalam sebuah piringan yang tepi lingkkarannya berpembagian skala
dari 0° - 360°, poros jarum kompas menyatu dengan poros putar piringan.
Prinsip pembidikannya stereoskopis, lubang bidik pada kompas ini hanya
berfungsi untuk melihat angka pembacaan, sedangkan obyek/target dilihat
dengan mata sebelah mata yang lain, kemudian dihimpitkan oleh mata
secara stereoskopis. Tahapan penggunaan kompas Suunto mulai dari
persiapan adalah sebagai berikut;
1. Memeriksa Kompas, meliputi; posisi ring pegangan, kondisi warna
cairan dan kebocoran, poros putar/kelancaran putaran piringan
kompas, kejelasan dan urutan angka pembacaan.
49. 2. Prosedur Pengukuran
a. Hindari tempat mengukur dekat pagar besi, mobil atau benda-benda lain
terbuat dari besi/baja yang dapat mempengaruhi magnet kompas
b. Untuk pengukuran yang teliti misalnya keperluan pembuatan peta, Kompas
harus diletakkan pada ujung atas tongkat bambu/kayu pada titik tempat
mengukur, bila hanya untuk navigasi cukup di bidik teliti ke arah target.
c. Melakukan Orientasi arah target yang juga berupa tongkat bambu atau kayu
d. Mata kanan melihat garis tegak melalui lubang visier dan mata kiri melihat
tongkat di titik target dan satukan penglihatan sehingga tongkat nampak
berimpit dengan garis tegak.
e. Baca satuan angka pembacaan dan garis yang terpotong oleh garis tegak
f. Catat hasil pembacaan pada buku ukur; Penting bahwa pencatat berada dekat
pengukur/pemegang kompas yang akan menyebutkan hasil ukuran dan bukan
berada di titik target agar juru ukur tidak sampai perlu berteriak menyampaikan
hasil ukurannya.
50. Menggunakan kompas suunto KB14
Ketika menggunakan
Kompas Suunto KB14
Kedua mata harus
Terbuka. Satu mata
Melihat target dan
satu mata melihat garis
Vertikal memotong
Skala ukuran dan
membaca hasil ukuran
51. Sumber kesalahan umum pengukuran azimuth dengan kompas adalah;
a. Kompas tidak dalam posisi datar
b. Poros putar jarum magnet tidak tepat di tengah (sudah aus)
c. Cairan penyeimbang bocor (pada Kompas SUUNTO KB14)
d. Adanya atraksi lokal (dekat dengan bahan besi/baja)
e. Aadanya deklinasi magnetik (alami)
f. Kesalahan personil (pembidikan dan pembacaan).
52. IV. PITA UKUR (ROLL METER)
A. Pengertian
Pita ukur adalah alat ukur jarak yang
berbentuk pita, dibuat dari berbagai bahan,
yaitu kain, baja, nilon dan fiber-glass, lebar
pita 1 cm - 1,6 cm. Sistem satuan ukuran
panjang pada pita ukur biasanya ada dua
macam yang terdapat pada dua muka pita
ukur, yaitu satu muka untuk satuan sistem
metrik dan dan satunya untuk sistem inggeris.
Pita ukur untuk keperluan pengukuran tanah
pan¬jangnya cukup beragam mulai dari 20 m,
30 m, 50 m sampai 100 m.
Ketelitian satuan ukuran pita ukur ada yang mencapai 2 mm tapi ada
pula yang hanya sampai 0,5 cm dan 1 cm. Pada ujung 0 (nol) pita
biasanya dipasang kawat baja.
53. B. Menggunakan Pita UKur
1. Memeriksa Alat
a. Memeriksa pangkal pita ukur (garis angka 0 .
b. Memeriksa jenis satuan ukuran dari dua sisi pita ukur dan
keterbacaannya
c. Mermeriksaa kondisi fisik pita (tidak disambung
d. Memeriksa kondisi kemasan pita ukur, poros dan tuas penggulung
tidak macet
2. Prosedur umum pengukuran
a. Meluruskan, b. Memberi tegangan, c. Menepatkan,
d. Menandai panjang pita, e Membaca pita,
f. Mencatat hasil ukuran.
54. V. BUSUR DERAJAT
A. Pengertian
Busur derajat adalah alat untuk membentuk dan mengukur sudut atau arah pada peta
dengan satuan ukuran seksagesimal dengan ketelitian satuan ukuran umumnya hanya
sampai 1°. Alat ini biasanya berbentuk setengah lingkaran, tetapi terdapat juga busur
derajat berbentuk lingkaran penuh 360 derajat.
Busur derajat
56. VI. MISTAR
A. Pengertian
Mistar atau Penggarisr adalah sebuah alat pengukur panjang garis dan alat
bantu gambar untuk menggambar garis lurus, terbuat dari bahan mika, kayu
atau baja. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai
yang berbentuk segitiga. Satuan ukuran mistar ada yang menggunakan sistem
metrik, Inggris dan ke dua-duanya.
Mistar/penggaris batang dan segi tiga
57. B. Menggunakan Mistar
Pada contoh di atas angka 0,5 mm diperoleh dengan
menggunakan pendekatan saja, tapi untuk Jenis mistar
yang lebih baik atau mistar baja biasanya garis-garisnya
sampai ukuran 0, 5 mm
58. VII. RECEIVER GNSS/GPS
A. Pengertian
Global Navigation Satellite System (GNSS) adalah suatu sistem radio
navigasi dan penentuan posisi secara global (mendunia) dengan memakai
satelit. GNSS didisain untuk dapat memberikan informasi posisi titik di
permukaan bumi sampai tiga dimensi, kecepatan serta waktu yang teliti dan
kontinyu di seluruh dunia. Sistem ini dapat digunakan selama 24 jam setiap
hari dalam segala cuaca dan oleh banyak orang di berbagai belahan bumi.
Segmentasi GNSS terdiri atas tiga segmen utama, yaitu segmen angkasa
yang terdiri dari satelit-satelit GNSS, segmen kontrol yang terdiri dari stasiun-
stasiun monitoring dan pengontrol/pengendali satelit dan yang ketiga adalah
segmen pengguna yang terdiri dari lembaga dan perorangan yang
menggunakan peralatan penerima (receiver GPS) dan pengolahan data
59. Konsep dasar penentuan posisi dengan GPS adalah reseksi (mengikat ke
belakang) dengan menggunakan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak
secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui.
Gambar : Konsep penentuan posisi dengan GPS
61. C. Menggunakan Receiver GNSS/GPS
Penggunaan receiver GNSS untuk survai dan pemetaan
Meliputi:
1. Menandai Posisi (Mark Waypoint)
Waypoint adalah sekumpulan koordinat yang mengidentifikasi
sebuah titik di peta. Waypoint digunakan untuk kepentingan
navigasi dan pemetaan terestrial. Koordinat-koordinat itu
menginformasikan posisi titik pada bidang lengkung bumi
(longitude, latitude) dan ketinggian (altitude) atau pada bidang
proyeksinya absis (x) dan ordinat (y) dan tinggi (Z)
62. Lanjutan ...Menandai/penentuan POSISI (Mark waypoint)
Penentuan posisi koordinat merupakan aplikasi paling dasar
dari GNSS/GPS. Contoh kegiatan penentuan lokasi dalam
kehidupan sehari-hari misalnya, pemetaan titik dan penunjuk
posisi sesuatu titik (waypoint) di permukaan bumi.
63. 2. Membuat Route
Route adalah garis-garis yang dibuat untuk menghubungkan Titik –titik
(waypoint) yang tellah dibuat sehingga dapat membentuk garis batas
areal atau jalur perjalanan (jarak lurus) terdekat antar titik. jika kembali ke
titik semula dapat membentuk suatu garis batas keliling areal (polygon)
yang dapat dihitung luasnya
Membuat route
64. 3. Tracking (membuat track)
Track atau tracklog ialah jejak-jejak perjalanan uang terekam oleh GPS di
dalam memorinya. Track berbentuk kumpulan titik-titik yang saling terhubung
satu sama lain membentuk garis. Garis yang dibuat track akan mengikuti
kemana receiver GPS tersebut bergerak/dibawa.
Track perjalanan
65. 4. Mengukur Luas
Tekan Tombol Start di halaman Area Calculation, setelah Anda
ENTER tombol Start berubah menjadi tombol Stop, jika demikian
berarti GPS sudah siap digunakan untuk menghitung Luas Area.
Bawa receiver GPS berjalan mengelilingi batas area, titik awal
berjalan harus menjadi titik akhir berhenti. Setelah sampai ke titi
awal/akhir lagi tekan STOP
66. Setelah di tekan stop akan muncul di layar
luas hasil pengukuran
67. 5. Pemetaan (mapping)
Survei dan Pemetaan adalah salah satu pengguna utama GPS. Dengan
menggunakan GPS, pemetaan dan ploting obyek di permukaan bumi dapat
langsung dilakukan relatif mudah. Melalui fungsi penandaan titik (waypoint),
route dan tracking, pemetaan (mapping) obyek unsur-unsur titik dan garis
batas dapat langsung dilakukan menggunakan receiver GPS. Dan diolah lebih
lanjut dengan software pemetaan sampai menghasilkan selembar peta.
Mapping