Psikometri mempelajari teori pengukuran psikologis untuk merancang dan mengevaluasi alat ukur psikologi. Tujuannya adalah mengukur atribut psikologis yang tidak dapat diamati secara langsung melalui indikator perilaku. Ada tantangan karena atribut psikologis mudah berubah dan pengukuran dipengaruhi faktor di luar konstruk yang diukur.
Psikometri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran psikologis, seperti pengembangan alat ukur psikologi seperti tes dan skala serta analisis datanya. Statistika adalah ilmu yang mempelajari pengolahan dan analisis data, terdiri atas statistika deskriptif untuk mendeskripsikan data dan statistika inferensial untuk menarik kesimpulan dari sampel ke populasi."
Eksperimen merupakan metode penelitian kuantitatif untuk menemukan hubungan sebab akibat dengan manipulasi variabel independen dan pengukuran variabel dependen. Terdapat tujuh tahapan pelaksanaan eksperimen yaitu mengenal masalah, memilih variabel, desain, pelaksanaan, analisis data, kesimpulan, dan etika untuk melindungi subjek. Validitas internal penting untuk memastikan hasil penelitian hanya dipengaruhi variabel independen.
Psikometri mempelajari teori pengukuran psikologis untuk merancang dan mengevaluasi alat ukur psikologi. Tujuannya adalah mengukur atribut psikologis yang tidak dapat diamati secara langsung melalui indikator perilaku. Ada tantangan karena atribut psikologis mudah berubah dan pengukuran dipengaruhi faktor di luar konstruk yang diukur.
Psikometri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran psikologis, seperti pengembangan alat ukur psikologi seperti tes dan skala serta analisis datanya. Statistika adalah ilmu yang mempelajari pengolahan dan analisis data, terdiri atas statistika deskriptif untuk mendeskripsikan data dan statistika inferensial untuk menarik kesimpulan dari sampel ke populasi."
Eksperimen merupakan metode penelitian kuantitatif untuk menemukan hubungan sebab akibat dengan manipulasi variabel independen dan pengukuran variabel dependen. Terdapat tujuh tahapan pelaksanaan eksperimen yaitu mengenal masalah, memilih variabel, desain, pelaksanaan, analisis data, kesimpulan, dan etika untuk melindungi subjek. Validitas internal penting untuk memastikan hasil penelitian hanya dipengaruhi variabel independen.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu pengukuran (psikometri) yang merupakan cabang ilmu statistika terapan yang bertujuan membangun dasar-dasar pengembangan tes yang lebih baik. Dokumen ini menjelaskan konsep pengukuran, karakteristik pengukuran dan evaluasi, tingkat hasil pengukuran, contoh skala pengukuran, serta permasalahan yang ada dalam tes psikologi.
Dokumen tersebut membahas tentang problem solving dan pengambilan keputusan. Terdapat beberapa pendekatan dalam pemecahan masalah seperti means-ends heuristic, analogy approach, serta faktor-faktor yang mempengaruhi seperti keahlian dan insight. Dokumen juga menjelaskan teori pengambilan keputusan seperti classical decision theory dan satisficing serta aplikasinya dalam Islam.
PPT Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 2012)rina_aldit
Dokumen tersebut merangkum berbagai aspek terkait agresi, mulai dari definisi agresi menurut beberapa ahli psikologi, teori-teori yang menerangkan agresi, jenis dan bentuk agresi, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dokumen ini juga menjelaskan cara-cara untuk mengurangi perilaku agresi.
Menurut ringkasan dokumen tersebut, validitas merupakan kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pengukuran. Terdapat beberapa jenis validitas seperti validitas isi, validitas konstruk, validitas bandingan, dan validitas prediksi yang masing-masing memiliki pengertian tersendiri. Validitas merupakan faktor penting dalam pengembangan dan penilaian suatu alat ukur.
Tes IST merupakan tes inteligensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer pada tahun 1953 di Jerman. Tes ini terdiri dari sembilan subtes yang masing-masing mengukur aspek kecerdasan tertentu. Hasil tes digunakan untuk menentukan taraf kecerdasan, gaya berpikir (Festigung-Flexibilität dan profil M-W), serta rekomendasi jurusan berdasarkan kekuatan subtes tertentu. Tes ini telah diadaptasi di Indonesia.
Raven Progressive Matrices (RPM) adalah tes intelegensi yang dirancang oleh Dr. John Carlyr Raven pada tahun 1936 untuk mengukur kemampuan penalaran abstrak secara kultur netral. Terdapat beberapa jenis RPM yaitu SPM, CPM, dan APM yang masing-masing dirancang untuk kelompok usia tertentu dan mengukur aspek-aspek seperti daya abstraksi, berpikir logis, dan konsentrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep populasi, sampel, dan variabel penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai karakteristik tertentu, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya akan diteliti. Terdapat berbagai teknik penentuan sampel seperti random sampling, cluster sampling, dan stratified sampling. Variabel penelitian dapat berupa variabel bebas, terikat, statis, atau dinam
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGSiscaAdinda
Terima kasih atas materinya. Saya mengerti perbedaan antara event sampling dan time sampling dalam melakukan observasi tingkah laku. Event sampling lebih fokus pada kejadian tertentu sedangkan time sampling lebih mengukur frekuensi tingkah laku dalam interval waktu tertentu.
Tes Pauli adalah tes untuk mengukur daya tahan, ketekunan, dan ketelitian seseorang dalam menyelesaikan soal menjumlah angka. Tes ini dikembangkan oleh Richard Pauli pada tahun 1938 untuk mengukur motivasi dan kemampuan seseorang. Hasil tes dapat menggambarkan karakteristik kepribadian seseorang.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar validitas dan reliabilitas dalam pengolahan dan analisis data penelitian. Validitas bertujuan untuk mengukur apakah instrumen penelitian mampu mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Beberapa teknik untuk menguji validitas dan reliabilitas dijelaskan seperti menggunakan kore
Dokumen tersebut membahas tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian. Secara singkat, dibahas empat jenis skala pengukuran yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio beserta contohnya. Kemudian dijelaskan pula beberapa jenis instrumen penelitian seperti kuesioner, alat ukur ilmiah, serta uji validitas dan reliabilitasnya. Terakhir dibahas prinsip-prinsip penyusunan kuesioner yang baik
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu pengukuran (psikometri) yang merupakan cabang ilmu statistika terapan yang bertujuan membangun dasar-dasar pengembangan tes yang lebih baik. Dokumen ini menjelaskan konsep pengukuran, karakteristik pengukuran dan evaluasi, tingkat hasil pengukuran, contoh skala pengukuran, serta permasalahan yang ada dalam tes psikologi.
Dokumen tersebut membahas tentang problem solving dan pengambilan keputusan. Terdapat beberapa pendekatan dalam pemecahan masalah seperti means-ends heuristic, analogy approach, serta faktor-faktor yang mempengaruhi seperti keahlian dan insight. Dokumen juga menjelaskan teori pengambilan keputusan seperti classical decision theory dan satisficing serta aplikasinya dalam Islam.
PPT Psikologi Sosial Agresi (Mercubuana 2012)rina_aldit
Dokumen tersebut merangkum berbagai aspek terkait agresi, mulai dari definisi agresi menurut beberapa ahli psikologi, teori-teori yang menerangkan agresi, jenis dan bentuk agresi, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dokumen ini juga menjelaskan cara-cara untuk mengurangi perilaku agresi.
Menurut ringkasan dokumen tersebut, validitas merupakan kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pengukuran. Terdapat beberapa jenis validitas seperti validitas isi, validitas konstruk, validitas bandingan, dan validitas prediksi yang masing-masing memiliki pengertian tersendiri. Validitas merupakan faktor penting dalam pengembangan dan penilaian suatu alat ukur.
Tes IST merupakan tes inteligensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer pada tahun 1953 di Jerman. Tes ini terdiri dari sembilan subtes yang masing-masing mengukur aspek kecerdasan tertentu. Hasil tes digunakan untuk menentukan taraf kecerdasan, gaya berpikir (Festigung-Flexibilität dan profil M-W), serta rekomendasi jurusan berdasarkan kekuatan subtes tertentu. Tes ini telah diadaptasi di Indonesia.
Raven Progressive Matrices (RPM) adalah tes intelegensi yang dirancang oleh Dr. John Carlyr Raven pada tahun 1936 untuk mengukur kemampuan penalaran abstrak secara kultur netral. Terdapat beberapa jenis RPM yaitu SPM, CPM, dan APM yang masing-masing dirancang untuk kelompok usia tertentu dan mengukur aspek-aspek seperti daya abstraksi, berpikir logis, dan konsentrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep populasi, sampel, dan variabel penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai karakteristik tertentu, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya akan diteliti. Terdapat berbagai teknik penentuan sampel seperti random sampling, cluster sampling, dan stratified sampling. Variabel penelitian dapat berupa variabel bebas, terikat, statis, atau dinam
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGSiscaAdinda
Terima kasih atas materinya. Saya mengerti perbedaan antara event sampling dan time sampling dalam melakukan observasi tingkah laku. Event sampling lebih fokus pada kejadian tertentu sedangkan time sampling lebih mengukur frekuensi tingkah laku dalam interval waktu tertentu.
Tes Pauli adalah tes untuk mengukur daya tahan, ketekunan, dan ketelitian seseorang dalam menyelesaikan soal menjumlah angka. Tes ini dikembangkan oleh Richard Pauli pada tahun 1938 untuk mengukur motivasi dan kemampuan seseorang. Hasil tes dapat menggambarkan karakteristik kepribadian seseorang.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar validitas dan reliabilitas dalam pengolahan dan analisis data penelitian. Validitas bertujuan untuk mengukur apakah instrumen penelitian mampu mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Beberapa teknik untuk menguji validitas dan reliabilitas dijelaskan seperti menggunakan kore
Dokumen tersebut membahas tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian. Secara singkat, dibahas empat jenis skala pengukuran yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio beserta contohnya. Kemudian dijelaskan pula beberapa jenis instrumen penelitian seperti kuesioner, alat ukur ilmiah, serta uji validitas dan reliabilitasnya. Terakhir dibahas prinsip-prinsip penyusunan kuesioner yang baik
Dokumen tersebut membahas tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian. Secara singkat, dibahas empat jenis skala pengukuran yaitu skala nominal, ordinal, interval, dan rasio beserta contoh-contohnya. Selanjutnya dibahas pula beberapa jenis skala sikap seperti skala Likert, Guttman, semantic differential, rating scale, dan Thurstone beserta cara pengaplikasiannya dalam penelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan tes non-kognitif, meliputi spesifikasi tes, operasionalisasi konsep, penskalaan, pemilihan format stimulus, penulisan item, telaah item, analisis item, seleksi item, uji reliabilitas, dan validasi tes."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep dasar statistika dan data, termasuk pengertian, pembagian, landasan kerja, dan jenis-jenis data serta skala pengukurannya.
2. Ada beberapa jenis statistika yang dibahas yaitu statistika deskriptif, statistika induktif, dan statistika parametrik nonparametrik.
3. Dokumen juga membahas proses pengolahan data yang meliputi pengolahan
Dokumen tersebut membahas tentang skala pengukuran variabel dalam penelitian, termasuk definisi skala pengukuran, jenis-jenis skala seperti skala nominal, ordinal, interval dan rasio, contoh penerapan berbagai skala tersebut dalam pengukuran sikap, dan jenis skala sikap seperti skala Likert, Guttman, rating scale, semantic differential dan Thurstone.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala likert , maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian subvariabel dijabarkan menjadi komponen2 yang dapat terukur (indikator). Indikator ini kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang kemudian dijawab oleh responden.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
Sangat Setuju (sangat positif)
Setuju (Positif)
Ragu-ragu (netral)
Tidak setuju (negatif)
Sangat tidak setuju (sangat negatif)
Jawaban diberi skor tertinggi 1 dan terendah nol. Misal untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan jawaban tidak setuju diberi skor 0.
Contoh:
Pernahkah pimpinan melakukan pemeriksaan di ruang kerja anda?
Tidak pernah
Pernah
Skala pengukuran yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak checklist atau pilihan ganda, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positifnya teletak dibagian kanan garis, dan jawaban sangat negative terletak terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya.
Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang.
Dari ketiga skala pengukuran, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Oleh karena itu rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dll.
Contoh:
Kenyaman ruang loby kampus UNIKOM:
5 4 3 2 1
Kebersihan area parkir Kampus UNIKOM:
5 4 3 2 1
Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel.
Skala Nominal
Penelitian dengan instrument penelitian skala nominal, sebenarnya tidak melakukan pengukuran tetapi lebih pada mengkategorikan, memberi nama, dan menghitung fakta-fakta dari obyek yang diteliti.
Contoh:
Peneliti dapat mengkategorikan: pegawai pria dan wanita, suku Sunda, Jawa, Batak dan lain-lain.
Skala nominal akan menghasilkan data yang disebut data nominal atau data diskrit, yaitu data yang diperoleh dari mengkategorikan, memberi nama dan menghitung fakta-fakta dari obyek yang diobservasi.
Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala yang berjenjang dimana sesuatu “lebih” atau kurang dari yang lain. Data yang diperoleh dari pengukuran dengan skala ini disebut data ordinal yaitu data berjenjang yang jarak antara satu data dengan data yang lain tidak sama.
Contoh
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan instrumen penelitian kuantitatif dan kualitatif, termasuk macam-macam skala pengukuran, cara menyusun instrumen, contoh judul penelitian, dan pengujian validitas serta reliabilitas instrumen.
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan instrumen penelitian kuantitatif dan kualitatif, termasuk macam-macam skala pengukuran, cara menyusun instrumen, contoh judul penelitian, dan pengujian validitas serta reliabilitas instrumen.
2. PEMBAGIAN JENIS DATA
JENIS DATA TERBAGI DUA:
1. DATA PRIMER
DATA KUALITATIF
DATA KUANTITATIF
2. DATA SEKUNDER
DATA INTERNAL
DATA EKSTERNAL
3. Perbedaan Data
Kriteria Data Kualitatif Data Kuantitatif
Sifat Bervariasi/tidak terstruktur Berpola/terstruktur
Tujuan Cenderung untuk
pemahaman (riset
eksploratori)
Cenderung untuk
kesimpulan (riset konklusif)
Informasi yang dihasilkan Mendalam, mungkin sekali
disertai berbagai faktor
yang melandasinya
Generalisasi untuk mewakili
semua karyawan
Jumlah data yang
dikumpulkan
Relatif sedikit (misalnya
pendapat dari 10 karyawan
saja)
Banyak (bisa ratusan
bahkan ribuan karyawan,
tergantung jumlah total
karyawan
Alat analisis Kualitatif atau nonstatistik Kuantitatif atau statistik
4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan Data Primer
Data Kualitatif : Wawancara, FGD (focus group
discussion), teknik proyeksi (asosiasi kata,
melengkapi kalimat, tes gambar)
Data Kuantitatif : Survei (survei individu, survei
intersep, survei melalui telepon, survei melalui
surat, survei melalui jaringan komputer atau
internet), Observasi, Eksperimen
5. Pembagian Skala Pengukuran
Terdapat empat jenis skala yang harus dipilih
dengan tepat, sebab pemilihan skala sangat
berpengaruh terhadap metode analisis yang
digunakan:
Skala Nominal
Skala Ordinal
Skala Interval
Skala Rasio
6. Skala Nominal
Contoh penerapan Skala Nominal untuk pertanyaan dalam kuesioner
Jenis kelamin Anda: Pria / Wanita
Silahkan beri tanda (X) untuk kata-kata berikut yang cocok menggambarkan pekerjaan
Anda saat ini :
….. Menarik
….. Rutin
….. Memuaskan
….. Membosankan
….. Bagus
….. Kreatif
….. Terhormat
Apakah Anda terdaftar sebagai anggota Serikat Pekerja? Ya / Tidak
Status Karyawan Anda di perusahaan ini: Honorer / Kontrak jangka waktu tertentu / Tetap
7. Skala Nominal
No. Alternatif Jawaban sebagai data semula
(data awal)
Pemberian Skala, mengubah
data menjadi angka
1. Pria
Wanita
1
2
2. Menarik
Rutin
Membosankan
Memuaskan
Bagus
Kreatif
Terhormat
1
2
3
4
5
6
7
3. Ya
Tidak
1
2
4. Honorer
Kontrak Jangka Waktu Tertentu
Tetap
1
2
3
8. Skala Ordinal
Contoh penerapan skala ordinal untuk pertanyaan dalam
kuesioner
Silahkan Anda beri nomor urut dari 1 sampai dengan 5 untuk
asuransi karyawan berikut dari yang Anda rasa paling
penting sampai dengan yang paling tidak penting. Angka 1
berarti paling penting, angka 2 berarti urutan kedua,
demikian seterusnya, sampai angka 5 menunjukkan yang
paling tidak penting
…… Asuransi jiwa
…… Asuransi kesehatan
…… Asuransi kecelakaan diri
…… Asuransi keamanan
…… Asuransi pendidikan anak
9. Skala Interval
Contoh skala interval untuk pertanyaan dalam kuesioner
Saya puas dengan pekerjaan saya saat ini
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Saya sering bosan dengan pekerjaan saya
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
10. Contoh Penerapan Skala Interval
No. Alternatif jawaban sebagai data
semula
Pedoman Ukuran Pemberian Skala,
mengubah data
menjadi angka
1. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Kepuasan Kerja 1
2
3
4
5
2. Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Kepuasan Kerja 5
4
3
2
1
11. Skala Rasio
Beberapa contoh skala rasio untuk pertanyaan dalam kuesioner
Berapa lamakah Anda bekerja di perusahaan ini? … tahun
Usia Anda saat ini: …… tahun
Berapa harikah Anda mengambil cuti pribadi dalam 3 bulan terakhir ini?
(silahkan lingkari angka yang cocok)
0 1 2 3 4 5 6 lebih (sebutkan …...)
Besar gaji tetap yang Anda terima per bulan di perusahaan ini: Rp. …….
12. Perbandingan Karakteristik Skala
Jenis Skala Fungsi sebagai
deskripsi atau
label
Memiliki urutan
seperti lebih
dari, sama,
atau kurang
dari
Jarak antar titik
terdekat
diketahui
(sama)
Memiliki titik
original, yaitu
nilai absolut nol
Nominal YA Tidak Tidak Tidak
Ordinal YA Ya Tidak Tidak
Interval YA Ya Ya Tidak
Rasio YA Ya Ya Ya
13. Pengembangan Skala dalam Riset
Dua pembagian skala atas dasar perbandingan:
Skala Pembanding
Skala Bukan Pembanding
Skala Pembanding (Comparative Scale)
Skala Perbandingan Berpasangan
Skala Urutan bertingkat
Skala Jumlah tetap
Skala Bukan Pembanding (Non-Comparative Scale)
Skala Likert
Skala Semantik Diferensial
Skala Stapel
14. Skala Perbandingan Berpasangan
Membandingkan dua objek secara berpasangan dan karyawan
diminta memilih salah satu objek yang paling sesuai kriteria tertentu
Contoh:
Menurut Anda, diantara dua departemen berikut, manakah yang
karyawannya paling kompak?
Dep. Produksi
Dep. Pemasaran
Manakah diantara dua pantai berikut yang nyaman digunakan
sebagai lokasi liburan karyawan pada akhir tahun ini?
Pantai Anyer
Pantai Pangandaran
15. Skala Urutan Bertingkat
Membandingkan objek berjumlah lebih dari dua
Contoh:
Terhadap tugas-tugas Anda sebagai sekretaris, beri nomor
urut dari 1 sampai 5 atas dasar kerumitannya, dengan
nomor 1 sebagai yang paling rumit, nomor 2 urutan
berikutnya, dan seterusnya, sampai nomor 5 yang paling
tidak rumit
…… Membuat surat
…… Mengatur pelaksanaan rapat
…… Menerima telepon masuk
…… Mengelola dokumen/arsip kantor
…… Menerima tamu
16. Skala Jumlah Tetap
Mensyaratkan responden mengalokasikan / mendistribusikan sejumlah nilai
tertentu ke setiap objek yang diteliti. Objek yang mendapat nilai/poin tertinggi
menempati urutan teratas, demikian seterusnya, sehingga objek-objek
dibandingkan atas dasar besar poin yang diberikan responden. Contoh:
Terhadap fasilitas kesejahteraan karyawan yang disebutkan berikut, distribusikan
angka 100 menurut kepentingannya. Semakin besar angka yang Anda berikan
pada suatu fasilitas, semakin penting makna fasilitas itu bagi Anda, demikian
juga sebaliknya
Hiburan …… poin
Kendaraan …… poin
Rumah …… poin
Komputer …… poin
Jaminan hari tua …… poin
Total : 100 poin
17. Skala Likert
Skala ini mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan
responden terhadap serangkaian pernyataan yang mengukur
suatu objek. Skala ini dikembangkan Rensis Likert dan
biasanya memiliki 5 atau 7 kategori dari “sangat setuju” sampai
“sangat tidak setuju”.
Skala Likert banyak digunakan dalam riset SDM yang
menggunakan metode survei untuk mengukur sikap karyawan,
persepsi karyawan, tingkat kepuasan karyawan, atau mengukur
perasaan karyawan yang lain. Skala likert dapat dikategorikan
sebagai skala interval.
18. Skala Semantik Diferensial
Ciri skala ini adalah memiliki dua kutub yang saling
berlawanan/bertolak belakang. Dalam hal ini responden diminta
memberikan penilaian diantara dua kutub tersebut, jika jawaban
responden semakin mendekati suatu kutub, kriteria kutub itulah
yang dirasakan responden.
Diantara kutub yang satu dengan yang lain terdapat beberapa
skala (berkisar 5 sampai dengan 7), dan jawaban responden
berada dalam skala tersebut.
19. Skala Stapel
Hampir menyerupai skala sematik diferensial, perbedaannya
skala ini menggunakan kategori yang diberi nilai negatif dan
positif (misalnya dari – 5 sampai + 5), dan responden diminta
memberikan penilaian terhadap objek dengan kecenderungan
angka – 5 sebagai kriteria bermakna negatif dan angka + 5
sebagai kriteria bermakna positif