2. APA ITU K3 MENURUT
KAMU?
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
3. DASAR HUKUM
3/4/2024
UU No 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja
1.Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2.Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3.Adanya bahaya kerja di tempat itu.
4. Lambang K3
Arti (Makna) Tanda Palang
Bebas dari kecelakaan dan penyakit
akibat kerja (PAK).
Arti (Makna) Roda Gigi
Bekerja dengan kesegaran jasmani dan
rohani.
Arti (Makna) Warna Putih
Bersih dan suci.
Arti (Makna) Warna Hijau Selamat,
sehat dan sejahtera.
Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi
Roda
Sebelas Bab Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja.
Bentuk lambang berupa
palang berwarna hijau
dengan roda bergerigi
sebelas dengan warna
dasar putih
5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak dapat dipisahkan
dengan faktor produksi dan jasa.
Perkembangan IPTEK di perusahaan.
Meningkatnya resiko bahaya di tempat kerja.
Meningkatnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Komitmen pimpinan perusahaan di bidang K3 rendah.
K3 belum mendapatkan perhatian yang memadai oleh semua
pihak.
Perlu perlindungan terhadap tenaga kerja dan masyarakat.
Latar Belakang K3 Perlu?
6. Apa itu Keselamatan (Safety)
6
Keselamatan adalah cara:
1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan
(control of accident loss)
2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan
menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)
7. Apa Itu Kesehatan (Health)?
7
Derajat/tingkat keadaan fisik dan
psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)
8. 1. Filosofi : “ Upaya dan pemikiran untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah diri
manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya
berserta hasil karyanya dalam rangka menuju masyarakat yang
adil, makmur dan sejahtera ”
2. Keilmuan : “ Ilmu dan penerapannya secara teknis dan
teknologis untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya
Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja dari setiap
pekerjaan “
3. Ilmu Hukum : “ Suatu upaya perlindungan agar setiap tenaga
kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja dalam
keadaan sehat dan selamat serta sumber produksi dapat
dijalankan secara aman, efisien dan produktif “.
Pengertian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
9. KESELAMATAN KERJA
1. Adalah usaha dalam melakukan pekerjaan tanpa
kecelakaan, memberikan suasana lingkungan
kerja yang aman dan dicapainya hasil yang
menguntungkan dan bebas dari segala macam
bahaya dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.
2. Keselamatan yang berkaitan dengan mesin,
pesawat,peralatan/perlengkapan kerja,bahan2,
lingkungan kerja dan tata cara melakukan
pekerjaan.
10. JENIS KESELAMATAN KERJA
1. Keselamatan Kerja Mekanik : meliputi keselamatan
kerja Pesawat Angkat Angkut dan Pesawat Tenaga
Produksi.
2. Keselamatan Kerja Uap dan Bejana Tekan
3. Keselamatan Kerja Konstruksi Bangunan
4. Keselamatan Kerja Listrik
5. Keselamatan Kerja Kebakaran
6. Keselamatan Kerja BahanKimia, Beracun
dan Berbahaya
7. Keselamatan Lingkungan Kerja
11. KESEHATAN KERJA
1. Kesehatan Kerja adalah sebagai suatu aspek atau unsur kesehatan
yang berkaitan erat dengan lingkungan kerja dan pekerjaan yang
dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
2. Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan/kedokteran
yang mempelajari bagaimana melakukan usaha preventif dan
kuratif serta rehabilatatif terhadap penyakit/gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja
maupun penyakit umum dengan tujuan agar pekerja memperoleh
derajat kesehatan setingginya baik fisik,mental maupun sosial.
12. PENYAKIT AKIBAT KERJA & PENYAKIT
KARENA HUBUNGAN KERJA
1. Penyakit Akibat Kerja (Occupational Disease) :
a. faktor pekerjaan merupakan faktor etiologi yg predominan
b. berkaitan antara penyebab dan efek / antara potensi bahaya
dengan penyakit
c. faktor penyebab murni dari pekerjaan dan lingkungan kerja
2. Penyakit Karena Hubungan Kerja ( Work Related Disease) :
a. faktor pekerjaan berinteraksi dg faktor lain sehingga timbul
penyakit.
b. faktor penyebab merupakan penyebab ganda/kompleks.
14. Data Kasus Kecelakaan Kerja BPJS
Ketenagakerjaan Tahun 2019-2021
Tahun 2019 182 ribu kasus Kec. kerja
Tahun 2020 225 ribu kasus Kec. Kerja
53 kasus penyakit akibat kerja
(11 diantaranya disebabkan oleh
covid-19)
Tahun 2021 82ribu kasus kecelakaan kerja
179ribu kasus penyakit akibat kerja
(65% disebabkan covid-19)
15. KECELAKAAN KERJA
1. Permenaker No.Per.03/M/1998 “Suatu kejadian yang
tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yg dapat
menimbulkan Korban Manusia dan atau Harta Benda.
2. Permenaker No.11/2016 “Kecelakaan yg terjadi dalam
hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebalik-
nya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
16. ISTILAH YANG SERING
MUNCUL PADA KECELAKAAN
KERJA
1. Danger / Berbahaya
2. Hazard/ Bahaya
3. Nearmis /Hampir Celaka
4. Incident
5. Accident
6. Harm/ Kerusakan
7. Aman/Selamat
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
17. 17
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.
18. HAZARD/ BAHAYA
Adalah sumber bahaya potensial
yang dapat menyebabkan
kerusakan (harm).
Hazard dapat berupa bahan-
bahan kimia, bagian-bagian
mesin, bentuk energi, metode
kerja atau situasi kerja.
19. 19
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang
tidak diinginkan,
bilamana pada saat itu
sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan
terjadinya accident.
20. 20
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang
tidak direncanakan, tidak
diinginkan, gangguan
terhadap pekerjaan
berakibat cedera pada
manusia, kerusakan
barang, dan pencemaran
lingkungan.
21. Adalah kerusakan atau bentuk kerugian
berupa kematian, cidera, sakit fisik atau
mental, kerusakan properti, kerugian
produksi, kerusakan lingkungan atau
kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.
22. 22
Aman (safe) adalah
suatu kondisi dimana
atau kapan munculnya
sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai,
dan ini adalah lawan dari
bahaya (danger).
23. Adalah pelaksanaan metode-metode untuk
menganalisa tingkat resiko, mempertimbang-kan
resiko tersebut dalam tingkat bahaya (danger) dan
mengevaluasi apakah sumber bahaya itu dapat
dikendalikan secara memadai serta mengambil
langkah-langkah yang tepat.
24. “RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu
yang terjadi.
Untuk menentukan resiko
membutuhkan perhitungan antara
konsekuensi/ dampak yang mungkin
timbul dan probabilitas, yang
biasanya disebut sebagai tingkat
resiko (level of risk).
26. 26
Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
27. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
DAN TRANSMIGRASI No.
Per.02/MEN/1980
TENTANG PEMERIKSAAN
KESEHATAN TENAGA
KERJA DALAM
PENYELENGGARAAN
KESELAMATAN KERJA.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
28. PENYELENGGARAAN PEMERIKSAAN
KESEHATAN KERJA
1. Pemeriksaan Kesehatan Awal :
Pemeriksaan kesehatan yg dilakukan sebelum tenaga
kerja diterima bekerja atau pada saat rekruitmen.
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala :
Pemeriksaan terhadap tenaga kerja dalam jangka waktu tertentu
secara periodik selama bekerja ( 6 bulan/1tahun).
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus :
Pemeriksaan kesehatan untuk menilai adanya pengaruh dari
pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja.
29. Near miss
near miss (hampir celaka atau nyaris celaka)
adalah suatu peristiwa yang tidak direncanakan,
tidak mengakibatkan cedera, penyakit, atau
kerusakan properti tetapi memiliki potensi
untuk mengakibatkan kerugian-kerugian
tersebut
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
30. 1. Tindakan tidak aman (unsafe act)
2. Kondisi tidak aman (unsafe condition), dan
3. Terburu-buru atau nekat melakukan short
cut (jalan pintas) dalam menyelesaikan
pekerjaan tanpa memperhatikan aspek
keselamatan.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Near miss bukan suatu kejadian kebetulan, ada
tiga faktor penyebab terjadinya near miss di
tempat kerja, yakni
32. Mengapa Melaporkan Nearmiss
Sangat Penting?
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Dilaporkan!
1.Mencegah terjadi insiden
2. Meningkatkan Keselamatan
pekerja
3. Meningkatkan Budaya K3
4. Mengidentifikasi
kelemahan prosedur
operasional
Dibuat
pelaporan yang
semudah
mungkin
34. APD
Kelengkapan yang wajib digunakan
saat bekerja sesuai bahaya dan resiko
kerja untuk menjaga keselamatan
pekerjaan itu sendiri dan orang di
sekelilingnya.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
35. JENIS-JENIS APD
Sesuai dengan Permenakertrans No.
08/Men/VII/2010 Pasal 3
(1) APD meliputi:
a. pelindung kepala;
b. pelindung mata dan muka;
c. pelindung telinga;
d. pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;
e. pelindung tangan; dan/atau
f. pelindung kaki.
(2) Selain APD tersebut di atas Alat yang termasuk
APD meliputi :
a. pakaian pelindung;
b. alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau
c. pelampung.
36. Alat Pelindung Diri
EN
397:1995
CE mark
(European
Standard
PSB mark
(Singapore
Standard)
BS
BRITIS STANDARD
OSHA
3151-12R.2003
Ocupational Safety
and Health
Adminstration
ISO
International
standard
Organisaion
Sirim –
Batch tested
(Malaysia
Standard)
37. Manajemen APD :
• Identifikasi kebutuhan/ potensi
bahaya & syarat APD
• Pemilihan yang tepat/sesuai jenis
bahaya & kebutuhan/kenyamanan
tk.
• Pelatihan,
• Penggunaan,Pemeliharaan,penyimp
anan
• Penatalaksanaan
pembuangan/pemusnahan
• Pembinaan Manajemen & pekerja
• Inspeksi dan Evlap.
38. 3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
HAL YANG PERLU DILAKUKAN
SEBELUM PEKERJAAN DIKERJAKAN
1.Membuat JSA/ Hirac
2.Membuat Izin Kerja
3.Melakukan Briefing
4.Pengechekan area kerja
5.Cleaning area kerja
39. JSA/HIRAC
1. JSA kepanjangan dari Job Safety Analisys
• JSA adalah teknik manajemen keselamatan yang fokusnya pada
identifikasi bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan
atau tugas yang dilakukan.
1. HIRAC Kepanjangan dari Hazard Indentification Risk Assesment
and Control
• HIRAC (Hazard Identification Risk Assessment and Control)
merupakan proses mengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi
dalam aktivitas rutin ataupun non rutin dalam perusahaan,
untuk selanjutnya dilakukan penilaian risiko dan control dari
bahaya tersebut.
40. IZIN KERJA
Work permit/ Izin Kerja adalah dokumen
izin kerja yang mengacu pada Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) untuk memastikan bahwa
pekerjaan dilakukan dengan aman dan
efisien
Work permit/ Izin Kerja terbagi menjadi
2:
1. Izin kerja panas (Pekerjaan Listrik, Grinda,
Cutting torch, las)
2. Izin kerja aman (Bekerja diatas ketinggian,
confined space)
41. Melakukan Briefing/ Safety Talk
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Safety talk (disebut
juga safety morning talk atau tol
box meeting) adalah pertemuan
yang dilakukan rutin antara
supervisor dengan para pekerja
atau karyawan untuk
membicarakan hal-hal mengenai
K3, entah tentang isu terbaru,
regulasi, prosedur kerja, alat
pelindung diri, potensi bahaya,
dll.
42. Pengechekan area kerja
• Inspeksi K3 adalah suatu
upaya untuk memeriksa atau
mendeteksi semua faktor
(peralatan, proses kerja,
material, area kerja, prosedur)
yang berpotensi menimbulkan
cedera atau PAK, sehingga
kecelakaan kerja ataupun
kerugian dapat dicegah atau
diminimalkan.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
43. LOTO
• Definisi dari Loto (Lockout Tagout) merupakan
gabungan antara penerapan metode mekanis atau
disebut dengan pemasangan gembok dan sistem
peringatan tertulis ( pemasangan label ) yang
dipasang pada suatu peralatan sebagai peringatan
untuk orang lain bahwa peralatan yang bersumber
energi berbahaya atau yang dimaksud dengan isolasi
dan tidak diperbolehkan untuk diopersikan selama
gembok dan label masih terpasang pada peralatan
tersebut
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
44. Tujuan dari Loto Lockout
Tagout
Ialah untuk menjamin alat berbahaya yang secara tepat
telah dimatikan dan itu tidak akan menyala kembali
selama pekerjaan itu berbahaya ataupun pekerjaan
perbaikan atau perawatan yang sedang berlangsung
sampai pekerjaan itu selesai dan bisa dioperasikan
kembali lagi seperti semula.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
45. Langkah – langkah dalam melakukan
Loto Lockout Tagout :
1. Analisa Sumber Energi
Berbahaya.
2. Beri tahu semua pihak
3. Isolasi atau Putus
Sumber Energy
Berbahaya.
4. Lakukan Pengujian.
5. Pasang Lock dan
Tagging.
6. Mulailah Pekerjaan
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
7. Menyelesaikan
Pekerjaan.
8. Mengamankan
Daerah Kerja.
9. Periksa Area Kerja.
10.Lepas Kunci dan
Tagging.
11.Sambungkan Kembali
Sumber Energi.
12.Menguji Fungsi
46. Safety Line
• Safety Line adalah Digunakan dalam zona
konstruksi untuk memberitahu orang-orang
tentang pembangunan berkelanjutan dan bahwa
ada kemungkinan bahaya dalam wilayah batas-
batasnya.
• berfungsi untuk menutup suatu area dan tidak
boleh ada yang melintasi selain petugas yang
berwenang.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
47. • Warna
• Kuning Hitam :
• Digunakan dalam zona konstruksi untuk
memberitahu orang-orang tentang pembangunan
atau perbaikan berkelanjutan dan bahwa ada
kemungkinan bahaya dalam wilayah tersebut.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
48. Rambu K3
Rambu K3 merupakan salah satu cara yang menginformasikan
kepada para pekerja tentang bahaya-bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja dari sesuatu aktivitas, area atau peralatan kerja
tertentu.
Safety sign dikategorikan berdasarkan warnanya.
Warna Oranye (Warning/Awas/Peringatan)
Warna Kuning (Caution/Waspada)
Warna Biru (Notice/ Perhatian)
Warna Merah (Danger/ Bahaya)
Warna Hijau (Emergency/Safety
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
49. 3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
1. Warna ORANYE menunjukkan WARNING/ PERINGATAN/
AWAS. Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya yang bisa
menyebabkan kematian atau cedera serius. Biasanya sering
dipasang di dekat peralatan kerja berbahaya, seperti benda
tajam, pisau berputar, mesin gerinda, dll.
2. Warna KUNING menunjukkan CAUTION/ WASPADA.
Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya (seperti
tersandung, terpeleset, terjatuh, atau di area penyimpanan
bahan yang mudah terbakar) yang bisa menyebabkan luka
ringan atau sedang.
50. 3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
3. Warna BIRU menunjukkan NOTICE/ PERHATIAN. Digunakan
untuk menunjukkan instruksi tindakan/ informasi keselamatan
(bukan bahaya), seperti penggunaan APD atau kebijakan
perusahaan.
4. Warna MERAH mengidentifikasi DANGER/ BAHAYA, FIRE/
KEBAKARAN, dan STOP. Paling sering digunakan untuk
identifikasi bahan kimia cair mudah terbakar, emergency stop, dan
alat pemadam kebakaran. Sedangkan warna merah yang
mengindikasikan bahaya digunakan untuk menunjukkan adanya
situasi bahaya yang dapat menyebabkan kematian atau cedera
serius.
51. 3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
5. Warna HIJAU menunjukkan EMERGENCY/ SAFETY. Digunakan
untuk menunjukkan lokasi penyimpanan peralatan
keselamatan, Material Safety Data Sheet (MSDS), dan peralatan
P3K. Serta, instruksi-instruksi umum yang berhubungan dengan
praktik kerja yang aman.
52. Pengertian Keadaan
Darurat
Keadaan sulit yang tidak
diduga yang memerlukan
penanggulangan segera
supaya tidak terjadi
kecelakaan.
Ruang Lingkup
1.Kebakaran yang gagal
dipadamkan regu pemadam
kebakaran Perusahaan.
2.Peledakan.
3.Kebocoran
gas/cairan/material
berbahaya yang tidak dapat
diatasi dalam waktu singkat.
4.Keracunan.
5.Bencana Alam.
Pelaksanaan Tanggap
Darurat Secara Umum
1.Matikan/hentikan seluruh
proses/mesin/aktivitas
produksi/kerja.
2.Segera menuju titik
evakuasi dengan mengikuti
jalur evakuasi darurat.
3.Selamatkan aset yang
memungkinkan untuk
diselamatkan.
4.Tetap tenang dan cepat
bertindak.
5.Informasikan kepada
petugas Tanggap Darurat
apabila ada rekan yang
masih
tertinggal/terperangkap/terlu
ka.
Tanggap Darurat
53. Panas
Oksige
n
Rantai
Reaksi
Bahan
Mudah
Terbaka
r
Api Dan Kebakaran
Pengertian Api
Api adalah suatu reaksi kimia
(oksidasi) cepat yang terbentuk
dari 3 unsur (panas, oksigen
dan bahan mudah terbakar )
yang menghasilkan panas dan
cahaya.
Pengertian Kebakaran
Nyala api baik kecil maupun
besar pada tempat, situasi dan
waktu yang tidak dikehendaki
yang bersifat merugikan dan
pada umumnya sulit
dikendalikan.
Segitiga Api
54. Tahap–tahap Kebakaran
Muncul
1.Reaksi 3 unsur api.
2.Padam dengan sendirinya apabila tidak dapat mencapai tahap selanjutnya.
3.Menentukan tindakan pemadaman/menyelamatkan diri.
Tumbuh
1.Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat.
2.Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di sekitar
api karena panas).
3.Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka/kematian bagi petugas
pemadam.
Puncak
1.Semua bahan mudah terbakar menyala.
2.Nyala api paling panas dan paling berbahaya bagi siapa saja yang
terperangkap di dalamnya.
Reda/Padam
1.Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama.
2.Penurunan kadar O2 atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang
menyebabkan padamnya api.
3.Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi
menimbulkan nyala api baru.
4.Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat masuknya
pasokan O2 secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka saat
kebakaran berlangsung).
Grafik Tahap-Tahap Kebakaran
55. Metode Pemadaman Api
Pendinginan
1.Menghilangkan unsur panas.
2.Menggunakan media bahan dasar air.
Isolasi
1.Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur
O2 menyalakan api.
2.Menggunakan media serbuk ataupun busa.
Dilusi
1.Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
2.Menggunakan media gas CO2.
Pemisahan
1.Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
2.Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.
Pemutusan
1.Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu
untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api.
2.Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang
dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).
56. A
B
C
D
K
Padat Non
Logam
E
Klasifikasi Kebakaran
Kelas
Kebakaran
Media Pemadam
Gas/Uap/Cairan
Aliran Listrik
Logam
Bahan
Radioaktif
Bahan Masakan
Air, Uap Air, Serbuk
Kimia, Busa
Serbuk Kimia, CO2,
Busa
Serbuk Kimia, CO2,
Uap Air
Serbuk Kimia Sorium
Klorida, Grafit, dsj
<Belum Diketahui
Secara Spesifik>
Cairan Kimia, Serbuk
Kimia, CO2
Sumber : National Fire Protection Association (NFPA) Amerika
57. Alat yang ringan serta mudah dilayani
untuk satu orang untuk memadamkan api
pada mula terjadi kebakaran.
Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam
Api Ringan)
Petunjuk Penggunaan :
1.Tarik pin pengunci
tuas.
2.Arahkan selang ke
pusat api.
3.Tekan tuas
pegangan tabung
pemadam.
4.Sapukan secara
merata.
Tanda Pemasangan APAR
Pemasangan Tanda APAR Pada Tiang
Bagian-Bagian APAR
Tuas
Pin
Manometer
Selang
Nozzle /
Corong
58. Berdasarkan Kelas Kebakaran
1.APAR Kelas A (Kebakaran Padat Non-Logam).
2.APAR Kelas B (Kebakaran Gas & Cairan Mudah Terbakar).
3.APAR Kelas C (Kebakaran Listrik).
4.APAR Kelas D (Kebakaran Logam).
5.APAR Kelas K (Kebakaran Bahan Masakan).
6.APAR Kombinasi (ABC, AB, BC, BK).
Berdasarkan Media Pemadam
APAR Air, APAR Uap Air, APAR Busa, APAR Serbuk Kimia Kering, APAR
Cairan Kimia, APAR Gas CO2, APAR Halon.
Berdasarkan Konstruksi
1.APAR Kartu Gas (Menggunakan tabung gas bertekanan yang dipasang
di luar tabung untuk mengeluarkan isi tabung APAR).
2.APAR Tekanan Tetap (Gas bertekanan untuk mengeluarkan isi APAR
dijadikan satu dengan tabung APAR).
Berdasarkan Penempatan
APAR Gantung dan APAR Troli (dengan roda dorong).
Berdasarkan Kapasitas
APAR 0.6 kg s.d 90kg.
Jenis-jenis Tabung Pemadam / APAR
APAR Kartu Gas
APAR Tekanan Tetap
59. Hidran
Hidran digunakan untuk mengatasi
kebakaran besar dengan sistem serupa
keran air dengan tekanan air yang tinggi.
Penggunaan hidran sebagai pemadaman
kebakaran harus memastikan bahwa
aliran listrik dimatikan supaya tidak
membahayakan petugas pemadam.
Formasi Penggunaan Hidran
Perlengkapan
Hidran
Pilar Hidran Nozzle
60. 1. Menulis dan memasang semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli
K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja
yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
lainnya pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang
dipimpinnya.
3. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin
maupun orang lain yang memasuki tempat
kerja disertai petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut pegawai pengawas atau
Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
Kewajiban Pengusaha (Pengurus)
Undang-Undang No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja pasal 14
61. 1. Memberi keterangan yang benar apabila
diminta pegawai
pengawas/keselamatan kerja.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-
syarat K3 yang diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar
dilaksanakan semua syarat-syarat K3
yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana
syarat K3 dan APD yang diwajibkan
diragukan olehnya kecuali dalam hal
khusus ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Kewajiban Tenaga Kerja
Undang-Undang No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja pasal 12
62. 1. Mencegah & mengurangi kecelakaan
kerja.
2. Mencegah, mengurangi &
memadamkan kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya
peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan
darurat.
5. Memberi P3K.
6. Memberi APD pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya
penyebaran suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, radiasi,
kebisingan & getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit
Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
Syarat Dasar K3
Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan
Kerja pasal 3
63. 10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. Menyediakan ventilasi yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan &
ketertiban.
13. Keserasian tenaga kerja, peralatan,
lingkungan, cara & proses kerja.
14. Mengamankan & memperlancar
pengangkutan manusia, binatang,
tanaman & barang.
15. Mengamankan & memelihara segala
jenis bangunan.
16. Mengamankan & memperlancar
bongkar muat, perlakuan &
penyimpanan barang.
17. Mencegah tekena aliran listrik
berbahaya.
Syarat Dasar K3 (Selesai)
Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan
Kerja pasal 3
64. Safety Induction
• Pasal 13. Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat
kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970