SlideShare a Scribd company logo
1 of 65
DASAR-DASAR
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
APA ITU K3 MENURUT
KAMU?
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
DASAR HUKUM
3/4/2024
UU No 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja
1.Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2.Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3.Adanya bahaya kerja di tempat itu.
Lambang K3
Arti (Makna) Tanda Palang
Bebas dari kecelakaan dan penyakit
akibat kerja (PAK).
Arti (Makna) Roda Gigi
Bekerja dengan kesegaran jasmani dan
rohani.
Arti (Makna) Warna Putih
Bersih dan suci.
Arti (Makna) Warna Hijau Selamat,
sehat dan sejahtera.
Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi
Roda
Sebelas Bab Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja.
Bentuk lambang berupa
palang berwarna hijau
dengan roda bergerigi
sebelas dengan warna
dasar putih
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak dapat dipisahkan
dengan faktor produksi dan jasa.
 Perkembangan IPTEK di perusahaan.
 Meningkatnya resiko bahaya di tempat kerja.
 Meningkatnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
 Komitmen pimpinan perusahaan di bidang K3 rendah.
 K3 belum mendapatkan perhatian yang memadai oleh semua
pihak.
 Perlu perlindungan terhadap tenaga kerja dan masyarakat.
Latar Belakang K3 Perlu?
Apa itu Keselamatan (Safety)
6
Keselamatan adalah cara:
1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan
(control of accident loss)
2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan
menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)
Apa Itu Kesehatan (Health)?
7
Derajat/tingkat keadaan fisik dan
psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)
1. Filosofi : “ Upaya dan pemikiran untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah diri
manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya
berserta hasil karyanya dalam rangka menuju masyarakat yang
adil, makmur dan sejahtera ”
2. Keilmuan : “ Ilmu dan penerapannya secara teknis dan
teknologis untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya
Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja dari setiap
pekerjaan “
3. Ilmu Hukum : “ Suatu upaya perlindungan agar setiap tenaga
kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja dalam
keadaan sehat dan selamat serta sumber produksi dapat
dijalankan secara aman, efisien dan produktif “.
Pengertian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
KESELAMATAN KERJA
1. Adalah usaha dalam melakukan pekerjaan tanpa
kecelakaan, memberikan suasana lingkungan
kerja yang aman dan dicapainya hasil yang
menguntungkan dan bebas dari segala macam
bahaya dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.
2. Keselamatan yang berkaitan dengan mesin,
pesawat,peralatan/perlengkapan kerja,bahan2,
lingkungan kerja dan tata cara melakukan
pekerjaan.
JENIS KESELAMATAN KERJA
1. Keselamatan Kerja Mekanik : meliputi keselamatan
kerja Pesawat Angkat Angkut dan Pesawat Tenaga
Produksi.
2. Keselamatan Kerja Uap dan Bejana Tekan
3. Keselamatan Kerja Konstruksi Bangunan
4. Keselamatan Kerja Listrik
5. Keselamatan Kerja Kebakaran
6. Keselamatan Kerja BahanKimia, Beracun
dan Berbahaya
7. Keselamatan Lingkungan Kerja
KESEHATAN KERJA
1. Kesehatan Kerja adalah sebagai suatu aspek atau unsur kesehatan
yang berkaitan erat dengan lingkungan kerja dan pekerjaan yang
dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
2. Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan/kedokteran
yang mempelajari bagaimana melakukan usaha preventif dan
kuratif serta rehabilatatif terhadap penyakit/gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja
maupun penyakit umum dengan tujuan agar pekerja memperoleh
derajat kesehatan setingginya baik fisik,mental maupun sosial.
PENYAKIT AKIBAT KERJA & PENYAKIT
KARENA HUBUNGAN KERJA
1. Penyakit Akibat Kerja (Occupational Disease) :
a. faktor pekerjaan merupakan faktor etiologi yg predominan
b. berkaitan antara penyebab dan efek / antara potensi bahaya
dengan penyakit
c. faktor penyebab murni dari pekerjaan dan lingkungan kerja
2. Penyakit Karena Hubungan Kerja ( Work Related Disease) :
a. faktor pekerjaan berinteraksi dg faktor lain sehingga timbul
penyakit.
b. faktor penyebab merupakan penyebab ganda/kompleks.
FAKTOR PENYEBABPENYAKITAKIBAT KERJA
• Faktor biologis (infeksi hewan, virus, bakteri, jamur,
cacing)
• Faktor kimia (debu, gas, uap, cairan )
• Faktor fisika (kebisingan, getaran, suhu)
• Faktor fisiologi kerja (Sikap/cara kerja, konstruksi mesin)
• Faktor psikologis (rutinitas/suasana kerja/hubungan
kerja tdk nyaman)
• Faktor mekanis (mesin/alat2berat)
Data Kasus Kecelakaan Kerja BPJS
Ketenagakerjaan Tahun 2019-2021
 Tahun 2019 182 ribu kasus Kec. kerja
 Tahun 2020 225 ribu kasus Kec. Kerja
53 kasus penyakit akibat kerja
(11 diantaranya disebabkan oleh
covid-19)
 Tahun 2021 82ribu kasus kecelakaan kerja
179ribu kasus penyakit akibat kerja
(65% disebabkan covid-19)
KECELAKAAN KERJA
1. Permenaker No.Per.03/M/1998 “Suatu kejadian yang
tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yg dapat
menimbulkan Korban Manusia dan atau Harta Benda.
2. Permenaker No.11/2016 “Kecelakaan yg terjadi dalam
hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebalik-
nya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
ISTILAH YANG SERING
MUNCUL PADA KECELAKAAN
KERJA
1. Danger / Berbahaya
2. Hazard/ Bahaya
3. Nearmis /Hampir Celaka
4. Incident
5. Accident
6. Harm/ Kerusakan
7. Aman/Selamat
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
17
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.
HAZARD/ BAHAYA
Adalah sumber bahaya potensial
yang dapat menyebabkan
kerusakan (harm).
Hazard dapat berupa bahan-
bahan kimia, bagian-bagian
mesin, bentuk energi, metode
kerja atau situasi kerja.
19
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang
tidak diinginkan,
bilamana pada saat itu
sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan
terjadinya accident.
20
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang
tidak direncanakan, tidak
diinginkan, gangguan
terhadap pekerjaan
berakibat cedera pada
manusia, kerusakan
barang, dan pencemaran
lingkungan.
Adalah kerusakan atau bentuk kerugian
berupa kematian, cidera, sakit fisik atau
mental, kerusakan properti, kerugian
produksi, kerusakan lingkungan atau
kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.
22
Aman (safe) adalah
suatu kondisi dimana
atau kapan munculnya
sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai,
dan ini adalah lawan dari
bahaya (danger).
Adalah pelaksanaan metode-metode untuk
menganalisa tingkat resiko, mempertimbang-kan
resiko tersebut dalam tingkat bahaya (danger) dan
mengevaluasi apakah sumber bahaya itu dapat
dikendalikan secara memadai serta mengambil
langkah-langkah yang tepat.
“RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu
yang terjadi.
Untuk menentukan resiko
membutuhkan perhitungan antara
konsekuensi/ dampak yang mungkin
timbul dan probabilitas, yang
biasanya disebut sebagai tingkat
resiko (level of risk).
25
LEMAHNYA
KONTROL
SEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI
STANDAR
TAK SESUAI
KEPATUHAN
PELAKSANAAN
FAKTOR
PERORANGAN
FAKTOR
KERJA
PERBUATAN
TAK AMAN
&
KONDISI
TAK AMAN
<KEJADIAN>
KONTAK
DENGAN
ENERGI
ATAU
BAHAN/ ZAT
KECELAKAAN
ATAU
KERUSAKAN
YANG TAK
DIHARAPKAN
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL
Bird & German, 1985
KERUGIAN
26
Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
DAN TRANSMIGRASI No.
Per.02/MEN/1980
TENTANG PEMERIKSAAN
KESEHATAN TENAGA
KERJA DALAM
PENYELENGGARAAN
KESELAMATAN KERJA.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
PENYELENGGARAAN PEMERIKSAAN
KESEHATAN KERJA
1. Pemeriksaan Kesehatan Awal :
Pemeriksaan kesehatan yg dilakukan sebelum tenaga
kerja diterima bekerja atau pada saat rekruitmen.
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala :
Pemeriksaan terhadap tenaga kerja dalam jangka waktu tertentu
secara periodik selama bekerja ( 6 bulan/1tahun).
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus :
Pemeriksaan kesehatan untuk menilai adanya pengaruh dari
pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja.
Near miss
near miss (hampir celaka atau nyaris celaka)
adalah suatu peristiwa yang tidak direncanakan,
tidak mengakibatkan cedera, penyakit, atau
kerusakan properti tetapi memiliki potensi
untuk mengakibatkan kerugian-kerugian
tersebut
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
1. Tindakan tidak aman (unsafe act)
2. Kondisi tidak aman (unsafe condition), dan
3. Terburu-buru atau nekat melakukan short
cut (jalan pintas) dalam menyelesaikan
pekerjaan tanpa memperhatikan aspek
keselamatan.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Near miss bukan suatu kejadian kebetulan, ada
tiga faktor penyebab terjadinya near miss di
tempat kerja, yakni
NEARMISS
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Mengapa Melaporkan Nearmiss
Sangat Penting?
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Dilaporkan!
1.Mencegah terjadi insiden
2. Meningkatkan Keselamatan
pekerja
3. Meningkatkan Budaya K3
4. Mengidentifikasi
kelemahan prosedur
operasional
Dibuat
pelaporan yang
semudah
mungkin
Hirearki Pengendalian Potensi Bahaya
Kecelakaan Kereja
1.Eliminasi
2.Substitusi
3.Engineering Control
4.Administrasi
5.APD
APD
Kelengkapan yang wajib digunakan
saat bekerja sesuai bahaya dan resiko
kerja untuk menjaga keselamatan
pekerjaan itu sendiri dan orang di
sekelilingnya.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
JENIS-JENIS APD
Sesuai dengan Permenakertrans No.
08/Men/VII/2010 Pasal 3
(1) APD meliputi:
a. pelindung kepala;
b. pelindung mata dan muka;
c. pelindung telinga;
d. pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;
e. pelindung tangan; dan/atau
f. pelindung kaki.
(2) Selain APD tersebut di atas Alat yang termasuk
APD meliputi :
a. pakaian pelindung;
b. alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau
c. pelampung.
Alat Pelindung Diri
EN
397:1995
CE mark
(European
Standard
PSB mark
(Singapore
Standard)
BS
BRITIS STANDARD
OSHA
3151-12R.2003
Ocupational Safety
and Health
Adminstration
ISO
International
standard
Organisaion
Sirim –
Batch tested
(Malaysia
Standard)
Manajemen APD :
• Identifikasi kebutuhan/ potensi
bahaya & syarat APD
• Pemilihan yang tepat/sesuai jenis
bahaya & kebutuhan/kenyamanan
tk.
• Pelatihan,
• Penggunaan,Pemeliharaan,penyimp
anan
• Penatalaksanaan
pembuangan/pemusnahan
• Pembinaan Manajemen & pekerja
• Inspeksi dan Evlap.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
HAL YANG PERLU DILAKUKAN
SEBELUM PEKERJAAN DIKERJAKAN
1.Membuat JSA/ Hirac
2.Membuat Izin Kerja
3.Melakukan Briefing
4.Pengechekan area kerja
5.Cleaning area kerja
JSA/HIRAC
1. JSA kepanjangan dari Job Safety Analisys
• JSA adalah teknik manajemen keselamatan yang fokusnya pada
identifikasi bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan
atau tugas yang dilakukan.
1. HIRAC Kepanjangan dari Hazard Indentification Risk Assesment
and Control
• HIRAC (Hazard Identification Risk Assessment and Control)
merupakan proses mengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi
dalam aktivitas rutin ataupun non rutin dalam perusahaan,
untuk selanjutnya dilakukan penilaian risiko dan control dari
bahaya tersebut.
IZIN KERJA
Work permit/ Izin Kerja adalah dokumen
izin kerja yang mengacu pada Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) untuk memastikan bahwa
pekerjaan dilakukan dengan aman dan
efisien
Work permit/ Izin Kerja terbagi menjadi
2:
1. Izin kerja panas (Pekerjaan Listrik, Grinda,
Cutting torch, las)
2. Izin kerja aman (Bekerja diatas ketinggian,
confined space)
Melakukan Briefing/ Safety Talk
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Safety talk (disebut
juga safety morning talk atau tol
box meeting) adalah pertemuan
yang dilakukan rutin antara
supervisor dengan para pekerja
atau karyawan untuk
membicarakan hal-hal mengenai
K3, entah tentang isu terbaru,
regulasi, prosedur kerja, alat
pelindung diri, potensi bahaya,
dll.
Pengechekan area kerja
• Inspeksi K3 adalah suatu
upaya untuk memeriksa atau
mendeteksi semua faktor
(peralatan, proses kerja,
material, area kerja, prosedur)
yang berpotensi menimbulkan
cedera atau PAK, sehingga
kecelakaan kerja ataupun
kerugian dapat dicegah atau
diminimalkan.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
LOTO
• Definisi dari Loto (Lockout Tagout) merupakan
gabungan antara penerapan metode mekanis atau
disebut dengan pemasangan gembok dan sistem
peringatan tertulis ( pemasangan label ) yang
dipasang pada suatu peralatan sebagai peringatan
untuk orang lain bahwa peralatan yang bersumber
energi berbahaya atau yang dimaksud dengan isolasi
dan tidak diperbolehkan untuk diopersikan selama
gembok dan label masih terpasang pada peralatan
tersebut
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Tujuan dari Loto Lockout
Tagout
Ialah untuk menjamin alat berbahaya yang secara tepat
telah dimatikan dan itu tidak akan menyala kembali
selama pekerjaan itu berbahaya ataupun pekerjaan
perbaikan atau perawatan yang sedang berlangsung
sampai pekerjaan itu selesai dan bisa dioperasikan
kembali lagi seperti semula.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Langkah – langkah dalam melakukan
Loto Lockout Tagout :
1. Analisa Sumber Energi
Berbahaya.
2. Beri tahu semua pihak
3. Isolasi atau Putus
Sumber Energy
Berbahaya.
4. Lakukan Pengujian.
5. Pasang Lock dan
Tagging.
6. Mulailah Pekerjaan
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
7. Menyelesaikan
Pekerjaan.
8. Mengamankan
Daerah Kerja.
9. Periksa Area Kerja.
10.Lepas Kunci dan
Tagging.
11.Sambungkan Kembali
Sumber Energi.
12.Menguji Fungsi
Safety Line
• Safety Line adalah Digunakan dalam zona
konstruksi untuk memberitahu orang-orang
tentang pembangunan berkelanjutan dan bahwa
ada kemungkinan bahaya dalam wilayah batas-
batasnya.
• berfungsi untuk menutup suatu area dan tidak
boleh ada yang melintasi selain petugas yang
berwenang.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
• Warna
• Kuning Hitam :
• Digunakan dalam zona konstruksi untuk
memberitahu orang-orang tentang pembangunan
atau perbaikan berkelanjutan dan bahwa ada
kemungkinan bahaya dalam wilayah tersebut.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Rambu K3
Rambu K3 merupakan salah satu cara yang menginformasikan
kepada para pekerja tentang bahaya-bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja dari sesuatu aktivitas, area atau peralatan kerja
tertentu.
Safety sign dikategorikan berdasarkan warnanya.
Warna Oranye (Warning/Awas/Peringatan)
Warna Kuning (Caution/Waspada)
Warna Biru (Notice/ Perhatian)
Warna Merah (Danger/ Bahaya)
Warna Hijau (Emergency/Safety
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
1. Warna ORANYE menunjukkan WARNING/ PERINGATAN/
AWAS. Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya yang bisa
menyebabkan kematian atau cedera serius. Biasanya sering
dipasang di dekat peralatan kerja berbahaya, seperti benda
tajam, pisau berputar, mesin gerinda, dll.
2. Warna KUNING menunjukkan CAUTION/ WASPADA.
Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya (seperti
tersandung, terpeleset, terjatuh, atau di area penyimpanan
bahan yang mudah terbakar) yang bisa menyebabkan luka
ringan atau sedang.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
3. Warna BIRU menunjukkan NOTICE/ PERHATIAN. Digunakan
untuk menunjukkan instruksi tindakan/ informasi keselamatan
(bukan bahaya), seperti penggunaan APD atau kebijakan
perusahaan.
4. Warna MERAH mengidentifikasi DANGER/ BAHAYA, FIRE/
KEBAKARAN, dan STOP. Paling sering digunakan untuk
identifikasi bahan kimia cair mudah terbakar, emergency stop, dan
alat pemadam kebakaran. Sedangkan warna merah yang
mengindikasikan bahaya digunakan untuk menunjukkan adanya
situasi bahaya yang dapat menyebabkan kematian atau cedera
serius.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
5. Warna HIJAU menunjukkan EMERGENCY/ SAFETY. Digunakan
untuk menunjukkan lokasi penyimpanan peralatan
keselamatan, Material Safety Data Sheet (MSDS), dan peralatan
P3K. Serta, instruksi-instruksi umum yang berhubungan dengan
praktik kerja yang aman.
Pengertian Keadaan
Darurat
Keadaan sulit yang tidak
diduga yang memerlukan
penanggulangan segera
supaya tidak terjadi
kecelakaan.
Ruang Lingkup
1.Kebakaran yang gagal
dipadamkan regu pemadam
kebakaran Perusahaan.
2.Peledakan.
3.Kebocoran
gas/cairan/material
berbahaya yang tidak dapat
diatasi dalam waktu singkat.
4.Keracunan.
5.Bencana Alam.
Pelaksanaan Tanggap
Darurat Secara Umum
1.Matikan/hentikan seluruh
proses/mesin/aktivitas
produksi/kerja.
2.Segera menuju titik
evakuasi dengan mengikuti
jalur evakuasi darurat.
3.Selamatkan aset yang
memungkinkan untuk
diselamatkan.
4.Tetap tenang dan cepat
bertindak.
5.Informasikan kepada
petugas Tanggap Darurat
apabila ada rekan yang
masih
tertinggal/terperangkap/terlu
ka.
Tanggap Darurat
Panas
Oksige
n
Rantai
Reaksi
Bahan
Mudah
Terbaka
r
Api Dan Kebakaran
Pengertian Api
Api adalah suatu reaksi kimia
(oksidasi) cepat yang terbentuk
dari 3 unsur (panas, oksigen
dan bahan mudah terbakar )
yang menghasilkan panas dan
cahaya.
Pengertian Kebakaran
Nyala api baik kecil maupun
besar pada tempat, situasi dan
waktu yang tidak dikehendaki
yang bersifat merugikan dan
pada umumnya sulit
dikendalikan.
Segitiga Api
Tahap–tahap Kebakaran
Muncul
1.Reaksi 3 unsur api.
2.Padam dengan sendirinya apabila tidak dapat mencapai tahap selanjutnya.
3.Menentukan tindakan pemadaman/menyelamatkan diri.
Tumbuh
1.Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat.
2.Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di sekitar
api karena panas).
3.Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka/kematian bagi petugas
pemadam.
Puncak
1.Semua bahan mudah terbakar menyala.
2.Nyala api paling panas dan paling berbahaya bagi siapa saja yang
terperangkap di dalamnya.
Reda/Padam
1.Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama.
2.Penurunan kadar O2 atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang
menyebabkan padamnya api.
3.Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi
menimbulkan nyala api baru.
4.Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat masuknya
pasokan O2 secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka saat
kebakaran berlangsung).
Grafik Tahap-Tahap Kebakaran
Metode Pemadaman Api
Pendinginan
1.Menghilangkan unsur panas.
2.Menggunakan media bahan dasar air.
Isolasi
1.Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur
O2 menyalakan api.
2.Menggunakan media serbuk ataupun busa.
Dilusi
1.Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
2.Menggunakan media gas CO2.
Pemisahan
1.Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
2.Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.
Pemutusan
1.Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu
untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api.
2.Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang
dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).
A
B
C
D
K
Padat Non
Logam
E
Klasifikasi Kebakaran
Kelas
Kebakaran
Media Pemadam
Gas/Uap/Cairan
Aliran Listrik
Logam
Bahan
Radioaktif
Bahan Masakan
Air, Uap Air, Serbuk
Kimia, Busa
Serbuk Kimia, CO2,
Busa
Serbuk Kimia, CO2,
Uap Air
Serbuk Kimia Sorium
Klorida, Grafit, dsj
<Belum Diketahui
Secara Spesifik>
Cairan Kimia, Serbuk
Kimia, CO2
Sumber : National Fire Protection Association (NFPA) Amerika
Alat yang ringan serta mudah dilayani
untuk satu orang untuk memadamkan api
pada mula terjadi kebakaran.
Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam
Api Ringan)
Petunjuk Penggunaan :
1.Tarik pin pengunci
tuas.
2.Arahkan selang ke
pusat api.
3.Tekan tuas
pegangan tabung
pemadam.
4.Sapukan secara
merata.
Tanda Pemasangan APAR
Pemasangan Tanda APAR Pada Tiang
Bagian-Bagian APAR
Tuas
Pin
Manometer
Selang
Nozzle /
Corong
Berdasarkan Kelas Kebakaran
1.APAR Kelas A (Kebakaran Padat Non-Logam).
2.APAR Kelas B (Kebakaran Gas & Cairan Mudah Terbakar).
3.APAR Kelas C (Kebakaran Listrik).
4.APAR Kelas D (Kebakaran Logam).
5.APAR Kelas K (Kebakaran Bahan Masakan).
6.APAR Kombinasi (ABC, AB, BC, BK).
Berdasarkan Media Pemadam
APAR Air, APAR Uap Air, APAR Busa, APAR Serbuk Kimia Kering, APAR
Cairan Kimia, APAR Gas CO2, APAR Halon.
Berdasarkan Konstruksi
1.APAR Kartu Gas (Menggunakan tabung gas bertekanan yang dipasang
di luar tabung untuk mengeluarkan isi tabung APAR).
2.APAR Tekanan Tetap (Gas bertekanan untuk mengeluarkan isi APAR
dijadikan satu dengan tabung APAR).
Berdasarkan Penempatan
APAR Gantung dan APAR Troli (dengan roda dorong).
Berdasarkan Kapasitas
APAR 0.6 kg s.d 90kg.
Jenis-jenis Tabung Pemadam / APAR
APAR Kartu Gas
APAR Tekanan Tetap
Hidran
Hidran digunakan untuk mengatasi
kebakaran besar dengan sistem serupa
keran air dengan tekanan air yang tinggi.
Penggunaan hidran sebagai pemadaman
kebakaran harus memastikan bahwa
aliran listrik dimatikan supaya tidak
membahayakan petugas pemadam.
Formasi Penggunaan Hidran
Perlengkapan
Hidran
Pilar Hidran Nozzle
1. Menulis dan memasang semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli
K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja
yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
lainnya pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang
dipimpinnya.
3. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin
maupun orang lain yang memasuki tempat
kerja disertai petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut pegawai pengawas atau
Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
Kewajiban Pengusaha (Pengurus)
Undang-Undang No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja pasal 14
1. Memberi keterangan yang benar apabila
diminta pegawai
pengawas/keselamatan kerja.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-
syarat K3 yang diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar
dilaksanakan semua syarat-syarat K3
yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana
syarat K3 dan APD yang diwajibkan
diragukan olehnya kecuali dalam hal
khusus ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Kewajiban Tenaga Kerja
Undang-Undang No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja pasal 12
1. Mencegah & mengurangi kecelakaan
kerja.
2. Mencegah, mengurangi &
memadamkan kebakaran.
3. Mencegah & mengurangi bahaya
peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan
darurat.
5. Memberi P3K.
6. Memberi APD pada tenaga kerja.
7. Mencegah & mengendalikan timbulnya
penyebaran suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, radiasi,
kebisingan & getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit
Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
Syarat Dasar K3
Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan
Kerja pasal 3
10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. Menyediakan ventilasi yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan &
ketertiban.
13. Keserasian tenaga kerja, peralatan,
lingkungan, cara & proses kerja.
14. Mengamankan & memperlancar
pengangkutan manusia, binatang,
tanaman & barang.
15. Mengamankan & memelihara segala
jenis bangunan.
16. Mengamankan & memperlancar
bongkar muat, perlakuan &
penyimpanan barang.
17. Mencegah tekena aliran listrik
berbahaya.
Syarat Dasar K3 (Selesai)
Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan
Kerja pasal 3
Safety Induction
• Pasal 13. Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat
kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.
3/4/2024
Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Terima kasih,
semoga
bermanfaat ! ! !
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA

More Related Content

Similar to DASAR-DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Makalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerjaMakalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerjaYesica Adicondro
 
Peraturan Perundangan K3 Peraturan Perundangan K3
Peraturan Perundangan K3 Peraturan Perundangan K3Peraturan Perundangan K3 Peraturan Perundangan K3
Peraturan Perundangan K3 Peraturan Perundangan K3luckzz1000
 
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxKesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxaldamay
 
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptxM. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptxKetutSujane1
 
10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)RizaAldina1
 
higiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdfhigiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdfMuhIbad1
 
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01Uwai Shakespeare
 
2. DASAR-DASAR K3.pdf
2.    DASAR-DASAR K3.pdf2.    DASAR-DASAR K3.pdf
2. DASAR-DASAR K3.pdfJeloven1
 
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaPresentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaRizal Triyandi
 
1. Pendahuluan K3.pptx
1. Pendahuluan K3.pptx1. Pendahuluan K3.pptx
1. Pendahuluan K3.pptxRatihSumardi
 
Bahan Ajar Power Point Sanitasi Hygiene 160421.pptx
Bahan Ajar Power Point Sanitasi Hygiene 160421.pptxBahan Ajar Power Point Sanitasi Hygiene 160421.pptx
Bahan Ajar Power Point Sanitasi Hygiene 160421.pptxharisprasetyawan
 
Penerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerjaPenerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerjaZulfahmi Jantan
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjairvankhoirul
 
TUGAS K3_PPT Perusahaan Kontruksi.pptx
TUGAS K3_PPT Perusahaan Kontruksi.pptxTUGAS K3_PPT Perusahaan Kontruksi.pptx
TUGAS K3_PPT Perusahaan Kontruksi.pptxPedomangizi
 
201605 03-pengetahuan dasar k3
201605 03-pengetahuan dasar k3201605 03-pengetahuan dasar k3
201605 03-pengetahuan dasar k3ahmad fuadi
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjaMakalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjagetris gean
 

Similar to DASAR-DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (20)

Makalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerjaMakalah kesehatan keselamatan kerja
Makalah kesehatan keselamatan kerja
 
PERTEMUAN 2-4 EPROF.pptx
PERTEMUAN 2-4 EPROF.pptxPERTEMUAN 2-4 EPROF.pptx
PERTEMUAN 2-4 EPROF.pptx
 
Peraturan Perundangan K3 Peraturan Perundangan K3
Peraturan Perundangan K3 Peraturan Perundangan K3Peraturan Perundangan K3 Peraturan Perundangan K3
Peraturan Perundangan K3 Peraturan Perundangan K3
 
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptxKesehatan dan keselamatan kerja.pptx
Kesehatan dan keselamatan kerja.pptx
 
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptxM. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
M. Vindy Eka Putra Candra Dinata_20411072_KUIS 2 K3.pptx
 
10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)10568562 733137773460319 649519519_n (1)
10568562 733137773460319 649519519_n (1)
 
higiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdfhigiene-perusahaan.pdf
higiene-perusahaan.pdf
 
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
 
K3 lh
K3 lhK3 lh
K3 lh
 
2. DASAR-DASAR K3.pdf
2.    DASAR-DASAR K3.pdf2.    DASAR-DASAR K3.pdf
2. DASAR-DASAR K3.pdf
 
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaPresentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
1. Pendahuluan K3.pptx
1. Pendahuluan K3.pptx1. Pendahuluan K3.pptx
1. Pendahuluan K3.pptx
 
Bahan Ajar Power Point Sanitasi Hygiene 160421.pptx
Bahan Ajar Power Point Sanitasi Hygiene 160421.pptxBahan Ajar Power Point Sanitasi Hygiene 160421.pptx
Bahan Ajar Power Point Sanitasi Hygiene 160421.pptx
 
Penerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerjaPenerapan syarat-kesehatan-kerja
Penerapan syarat-kesehatan-kerja
 
makalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerjamakalah stres dan keselamatan kerja
makalah stres dan keselamatan kerja
 
TUGAS K3_PPT Perusahaan Kontruksi.pptx
TUGAS K3_PPT Perusahaan Kontruksi.pptxTUGAS K3_PPT Perusahaan Kontruksi.pptx
TUGAS K3_PPT Perusahaan Kontruksi.pptx
 
Makalah_PIO
Makalah_PIOMakalah_PIO
Makalah_PIO
 
Pengetahuan Dasar K3.pdf
Pengetahuan Dasar K3.pdfPengetahuan Dasar K3.pdf
Pengetahuan Dasar K3.pdf
 
201605 03-pengetahuan dasar k3
201605 03-pengetahuan dasar k3201605 03-pengetahuan dasar k3
201605 03-pengetahuan dasar k3
 
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerjaMakalah kesehatan dan keselamatan kerja
Makalah kesehatan dan keselamatan kerja
 

DASAR-DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

  • 2. APA ITU K3 MENURUT KAMU? 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
  • 3. DASAR HUKUM 3/4/2024 UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja 1.Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha. 2.Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana. 3.Adanya bahaya kerja di tempat itu.
  • 4. Lambang K3 Arti (Makna) Tanda Palang Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK). Arti (Makna) Roda Gigi Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani. Arti (Makna) Warna Putih Bersih dan suci. Arti (Makna) Warna Hijau Selamat, sehat dan sejahtera. Arti (Makna) 11 (sebelas) Gerigi Roda Sebelas Bab Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Bentuk lambang berupa palang berwarna hijau dengan roda bergerigi sebelas dengan warna dasar putih
  • 5.  Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak dapat dipisahkan dengan faktor produksi dan jasa.  Perkembangan IPTEK di perusahaan.  Meningkatnya resiko bahaya di tempat kerja.  Meningkatnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.  Komitmen pimpinan perusahaan di bidang K3 rendah.  K3 belum mendapatkan perhatian yang memadai oleh semua pihak.  Perlu perlindungan terhadap tenaga kerja dan masyarakat. Latar Belakang K3 Perlu?
  • 6. Apa itu Keselamatan (Safety) 6 Keselamatan adalah cara: 1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss) 2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risks)
  • 7. Apa Itu Kesehatan (Health)? 7 Derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of physiological and psychological well being of the individual)
  • 8. 1. Filosofi : “ Upaya dan pemikiran untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah diri manusia pada umumnya dan tenaga kerja pada khususnya berserta hasil karyanya dalam rangka menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera ” 2. Keilmuan : “ Ilmu dan penerapannya secara teknis dan teknologis untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja dari setiap pekerjaan “ 3. Ilmu Hukum : “ Suatu upaya perlindungan agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja dalam keadaan sehat dan selamat serta sumber produksi dapat dijalankan secara aman, efisien dan produktif “. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  • 9. KESELAMATAN KERJA 1. Adalah usaha dalam melakukan pekerjaan tanpa kecelakaan, memberikan suasana lingkungan kerja yang aman dan dicapainya hasil yang menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. 2. Keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat,peralatan/perlengkapan kerja,bahan2, lingkungan kerja dan tata cara melakukan pekerjaan.
  • 10. JENIS KESELAMATAN KERJA 1. Keselamatan Kerja Mekanik : meliputi keselamatan kerja Pesawat Angkat Angkut dan Pesawat Tenaga Produksi. 2. Keselamatan Kerja Uap dan Bejana Tekan 3. Keselamatan Kerja Konstruksi Bangunan 4. Keselamatan Kerja Listrik 5. Keselamatan Kerja Kebakaran 6. Keselamatan Kerja BahanKimia, Beracun dan Berbahaya 7. Keselamatan Lingkungan Kerja
  • 11. KESEHATAN KERJA 1. Kesehatan Kerja adalah sebagai suatu aspek atau unsur kesehatan yang berkaitan erat dengan lingkungan kerja dan pekerjaan yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. 2. Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan/kedokteran yang mempelajari bagaimana melakukan usaha preventif dan kuratif serta rehabilatatif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum dengan tujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setingginya baik fisik,mental maupun sosial.
  • 12. PENYAKIT AKIBAT KERJA & PENYAKIT KARENA HUBUNGAN KERJA 1. Penyakit Akibat Kerja (Occupational Disease) : a. faktor pekerjaan merupakan faktor etiologi yg predominan b. berkaitan antara penyebab dan efek / antara potensi bahaya dengan penyakit c. faktor penyebab murni dari pekerjaan dan lingkungan kerja 2. Penyakit Karena Hubungan Kerja ( Work Related Disease) : a. faktor pekerjaan berinteraksi dg faktor lain sehingga timbul penyakit. b. faktor penyebab merupakan penyebab ganda/kompleks.
  • 13. FAKTOR PENYEBABPENYAKITAKIBAT KERJA • Faktor biologis (infeksi hewan, virus, bakteri, jamur, cacing) • Faktor kimia (debu, gas, uap, cairan ) • Faktor fisika (kebisingan, getaran, suhu) • Faktor fisiologi kerja (Sikap/cara kerja, konstruksi mesin) • Faktor psikologis (rutinitas/suasana kerja/hubungan kerja tdk nyaman) • Faktor mekanis (mesin/alat2berat)
  • 14. Data Kasus Kecelakaan Kerja BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2019-2021  Tahun 2019 182 ribu kasus Kec. kerja  Tahun 2020 225 ribu kasus Kec. Kerja 53 kasus penyakit akibat kerja (11 diantaranya disebabkan oleh covid-19)  Tahun 2021 82ribu kasus kecelakaan kerja 179ribu kasus penyakit akibat kerja (65% disebabkan covid-19)
  • 15. KECELAKAAN KERJA 1. Permenaker No.Per.03/M/1998 “Suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yg dapat menimbulkan Korban Manusia dan atau Harta Benda. 2. Permenaker No.11/2016 “Kecelakaan yg terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebalik- nya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
  • 16. ISTILAH YANG SERING MUNCUL PADA KECELAKAAN KERJA 1. Danger / Berbahaya 2. Hazard/ Bahaya 3. Nearmis /Hampir Celaka 4. Incident 5. Accident 6. Harm/ Kerusakan 7. Aman/Selamat 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
  • 17. 17 Merupakan tingkat bahaya dari suatu kondisi dimana atau kapan muncul sumber bahaya. Danger adalah lawan dari aman atau selamat.
  • 18. HAZARD/ BAHAYA Adalah sumber bahaya potensial yang dapat menyebabkan kerusakan (harm). Hazard dapat berupa bahan- bahan kimia, bagian-bagian mesin, bentuk energi, metode kerja atau situasi kerja.
  • 19. 19 DEFINISI INCIDENT Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya accident.
  • 20. 20 DEFINISI ACCIDENT Suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak diinginkan, gangguan terhadap pekerjaan berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang, dan pencemaran lingkungan.
  • 21. Adalah kerusakan atau bentuk kerugian berupa kematian, cidera, sakit fisik atau mental, kerusakan properti, kerugian produksi, kerusakan lingkungan atau kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.
  • 22. 22 Aman (safe) adalah suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat dikendalikan ke tingkat yang memadai, dan ini adalah lawan dari bahaya (danger).
  • 23. Adalah pelaksanaan metode-metode untuk menganalisa tingkat resiko, mempertimbang-kan resiko tersebut dalam tingkat bahaya (danger) dan mengevaluasi apakah sumber bahaya itu dapat dikendalikan secara memadai serta mengambil langkah-langkah yang tepat.
  • 24. “RISK” Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi. Untuk menentukan resiko membutuhkan perhitungan antara konsekuensi/ dampak yang mungkin timbul dan probabilitas, yang biasanya disebut sebagai tingkat resiko (level of risk).
  • 25. 25 LEMAHNYA KONTROL SEBAB DASAR PENYEBAB LANGSUNG INSIDEN (Kontak) PROGRAM TAK SESUAI STANDAR TAK SESUAI KEPATUHAN PELAKSANAAN FAKTOR PERORANGAN FAKTOR KERJA PERBUATAN TAK AMAN & KONDISI TAK AMAN <KEJADIAN> KONTAK DENGAN ENERGI ATAU BAHAN/ ZAT KECELAKAAN ATAU KERUSAKAN YANG TAK DIHARAPKAN THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL Bird & German, 1985 KERUGIAN
  • 26. 26 Tujuan • Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja • Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien • Menjamin proses produksi berjalan lancar
  • 27. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI No. Per.02/MEN/1980 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA DALAM PENYELENGGARAAN KESELAMATAN KERJA. 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
  • 28. PENYELENGGARAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA 1. Pemeriksaan Kesehatan Awal : Pemeriksaan kesehatan yg dilakukan sebelum tenaga kerja diterima bekerja atau pada saat rekruitmen. 2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala : Pemeriksaan terhadap tenaga kerja dalam jangka waktu tertentu secara periodik selama bekerja ( 6 bulan/1tahun). 3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus : Pemeriksaan kesehatan untuk menilai adanya pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja.
  • 29. Near miss near miss (hampir celaka atau nyaris celaka) adalah suatu peristiwa yang tidak direncanakan, tidak mengakibatkan cedera, penyakit, atau kerusakan properti tetapi memiliki potensi untuk mengakibatkan kerugian-kerugian tersebut 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
  • 30. 1. Tindakan tidak aman (unsafe act) 2. Kondisi tidak aman (unsafe condition), dan 3. Terburu-buru atau nekat melakukan short cut (jalan pintas) dalam menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhatikan aspek keselamatan. 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 Near miss bukan suatu kejadian kebetulan, ada tiga faktor penyebab terjadinya near miss di tempat kerja, yakni
  • 32. Mengapa Melaporkan Nearmiss Sangat Penting? 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 Dilaporkan! 1.Mencegah terjadi insiden 2. Meningkatkan Keselamatan pekerja 3. Meningkatkan Budaya K3 4. Mengidentifikasi kelemahan prosedur operasional Dibuat pelaporan yang semudah mungkin
  • 33. Hirearki Pengendalian Potensi Bahaya Kecelakaan Kereja 1.Eliminasi 2.Substitusi 3.Engineering Control 4.Administrasi 5.APD
  • 34. APD Kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerjaan itu sendiri dan orang di sekelilingnya. 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
  • 35. JENIS-JENIS APD Sesuai dengan Permenakertrans No. 08/Men/VII/2010 Pasal 3 (1) APD meliputi: a. pelindung kepala; b. pelindung mata dan muka; c. pelindung telinga; d. pelindung pernapasan beserta perlengkapannya; e. pelindung tangan; dan/atau f. pelindung kaki. (2) Selain APD tersebut di atas Alat yang termasuk APD meliputi : a. pakaian pelindung; b. alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau c. pelampung.
  • 36. Alat Pelindung Diri EN 397:1995 CE mark (European Standard PSB mark (Singapore Standard) BS BRITIS STANDARD OSHA 3151-12R.2003 Ocupational Safety and Health Adminstration ISO International standard Organisaion Sirim – Batch tested (Malaysia Standard)
  • 37. Manajemen APD : • Identifikasi kebutuhan/ potensi bahaya & syarat APD • Pemilihan yang tepat/sesuai jenis bahaya & kebutuhan/kenyamanan tk. • Pelatihan, • Penggunaan,Pemeliharaan,penyimp anan • Penatalaksanaan pembuangan/pemusnahan • Pembinaan Manajemen & pekerja • Inspeksi dan Evlap.
  • 38. 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 HAL YANG PERLU DILAKUKAN SEBELUM PEKERJAAN DIKERJAKAN 1.Membuat JSA/ Hirac 2.Membuat Izin Kerja 3.Melakukan Briefing 4.Pengechekan area kerja 5.Cleaning area kerja
  • 39. JSA/HIRAC 1. JSA kepanjangan dari Job Safety Analisys • JSA adalah teknik manajemen keselamatan yang fokusnya pada identifikasi bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang dilakukan. 1. HIRAC Kepanjangan dari Hazard Indentification Risk Assesment and Control • HIRAC (Hazard Identification Risk Assessment and Control) merupakan proses mengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi dalam aktivitas rutin ataupun non rutin dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan penilaian risiko dan control dari bahaya tersebut.
  • 40. IZIN KERJA Work permit/ Izin Kerja adalah dokumen izin kerja yang mengacu pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan aman dan efisien Work permit/ Izin Kerja terbagi menjadi 2: 1. Izin kerja panas (Pekerjaan Listrik, Grinda, Cutting torch, las) 2. Izin kerja aman (Bekerja diatas ketinggian, confined space)
  • 41. Melakukan Briefing/ Safety Talk 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 Safety talk (disebut juga safety morning talk atau tol box meeting) adalah pertemuan yang dilakukan rutin antara supervisor dengan para pekerja atau karyawan untuk membicarakan hal-hal mengenai K3, entah tentang isu terbaru, regulasi, prosedur kerja, alat pelindung diri, potensi bahaya, dll.
  • 42. Pengechekan area kerja • Inspeksi K3 adalah suatu upaya untuk memeriksa atau mendeteksi semua faktor (peralatan, proses kerja, material, area kerja, prosedur) yang berpotensi menimbulkan cedera atau PAK, sehingga kecelakaan kerja ataupun kerugian dapat dicegah atau diminimalkan. 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
  • 43. LOTO • Definisi dari Loto (Lockout Tagout) merupakan gabungan antara penerapan metode mekanis atau disebut dengan pemasangan gembok dan sistem peringatan tertulis ( pemasangan label ) yang dipasang pada suatu peralatan sebagai peringatan untuk orang lain bahwa peralatan yang bersumber energi berbahaya atau yang dimaksud dengan isolasi dan tidak diperbolehkan untuk diopersikan selama gembok dan label masih terpasang pada peralatan tersebut 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
  • 44. Tujuan dari Loto Lockout Tagout Ialah untuk menjamin alat berbahaya yang secara tepat telah dimatikan dan itu tidak akan menyala kembali selama pekerjaan itu berbahaya ataupun pekerjaan perbaikan atau perawatan yang sedang berlangsung sampai pekerjaan itu selesai dan bisa dioperasikan kembali lagi seperti semula. 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
  • 45. Langkah – langkah dalam melakukan Loto Lockout Tagout : 1. Analisa Sumber Energi Berbahaya. 2. Beri tahu semua pihak 3. Isolasi atau Putus Sumber Energy Berbahaya. 4. Lakukan Pengujian. 5. Pasang Lock dan Tagging. 6. Mulailah Pekerjaan 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 7. Menyelesaikan Pekerjaan. 8. Mengamankan Daerah Kerja. 9. Periksa Area Kerja. 10.Lepas Kunci dan Tagging. 11.Sambungkan Kembali Sumber Energi. 12.Menguji Fungsi
  • 46. Safety Line • Safety Line adalah Digunakan dalam zona konstruksi untuk memberitahu orang-orang tentang pembangunan berkelanjutan dan bahwa ada kemungkinan bahaya dalam wilayah batas- batasnya. • berfungsi untuk menutup suatu area dan tidak boleh ada yang melintasi selain petugas yang berwenang. 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
  • 47. • Warna • Kuning Hitam : • Digunakan dalam zona konstruksi untuk memberitahu orang-orang tentang pembangunan atau perbaikan berkelanjutan dan bahwa ada kemungkinan bahaya dalam wilayah tersebut. 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
  • 48. Rambu K3 Rambu K3 merupakan salah satu cara yang menginformasikan kepada para pekerja tentang bahaya-bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dari sesuatu aktivitas, area atau peralatan kerja tertentu. Safety sign dikategorikan berdasarkan warnanya. Warna Oranye (Warning/Awas/Peringatan) Warna Kuning (Caution/Waspada) Warna Biru (Notice/ Perhatian) Warna Merah (Danger/ Bahaya) Warna Hijau (Emergency/Safety 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
  • 49. 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 1. Warna ORANYE menunjukkan WARNING/ PERINGATAN/ AWAS. Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya yang bisa menyebabkan kematian atau cedera serius. Biasanya sering dipasang di dekat peralatan kerja berbahaya, seperti benda tajam, pisau berputar, mesin gerinda, dll. 2. Warna KUNING menunjukkan CAUTION/ WASPADA. Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya (seperti tersandung, terpeleset, terjatuh, atau di area penyimpanan bahan yang mudah terbakar) yang bisa menyebabkan luka ringan atau sedang.
  • 50. 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 3. Warna BIRU menunjukkan NOTICE/ PERHATIAN. Digunakan untuk menunjukkan instruksi tindakan/ informasi keselamatan (bukan bahaya), seperti penggunaan APD atau kebijakan perusahaan. 4. Warna MERAH mengidentifikasi DANGER/ BAHAYA, FIRE/ KEBAKARAN, dan STOP. Paling sering digunakan untuk identifikasi bahan kimia cair mudah terbakar, emergency stop, dan alat pemadam kebakaran. Sedangkan warna merah yang mengindikasikan bahaya digunakan untuk menunjukkan adanya situasi bahaya yang dapat menyebabkan kematian atau cedera serius.
  • 51. 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970 5. Warna HIJAU menunjukkan EMERGENCY/ SAFETY. Digunakan untuk menunjukkan lokasi penyimpanan peralatan keselamatan, Material Safety Data Sheet (MSDS), dan peralatan P3K. Serta, instruksi-instruksi umum yang berhubungan dengan praktik kerja yang aman.
  • 52. Pengertian Keadaan Darurat Keadaan sulit yang tidak diduga yang memerlukan penanggulangan segera supaya tidak terjadi kecelakaan. Ruang Lingkup 1.Kebakaran yang gagal dipadamkan regu pemadam kebakaran Perusahaan. 2.Peledakan. 3.Kebocoran gas/cairan/material berbahaya yang tidak dapat diatasi dalam waktu singkat. 4.Keracunan. 5.Bencana Alam. Pelaksanaan Tanggap Darurat Secara Umum 1.Matikan/hentikan seluruh proses/mesin/aktivitas produksi/kerja. 2.Segera menuju titik evakuasi dengan mengikuti jalur evakuasi darurat. 3.Selamatkan aset yang memungkinkan untuk diselamatkan. 4.Tetap tenang dan cepat bertindak. 5.Informasikan kepada petugas Tanggap Darurat apabila ada rekan yang masih tertinggal/terperangkap/terlu ka. Tanggap Darurat
  • 53. Panas Oksige n Rantai Reaksi Bahan Mudah Terbaka r Api Dan Kebakaran Pengertian Api Api adalah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 unsur (panas, oksigen dan bahan mudah terbakar ) yang menghasilkan panas dan cahaya. Pengertian Kebakaran Nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan dan pada umumnya sulit dikendalikan. Segitiga Api
  • 54. Tahap–tahap Kebakaran Muncul 1.Reaksi 3 unsur api. 2.Padam dengan sendirinya apabila tidak dapat mencapai tahap selanjutnya. 3.Menentukan tindakan pemadaman/menyelamatkan diri. Tumbuh 1.Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat. 2.Dapat terjadi flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di sekitar api karena panas). 3.Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka/kematian bagi petugas pemadam. Puncak 1.Semua bahan mudah terbakar menyala. 2.Nyala api paling panas dan paling berbahaya bagi siapa saja yang terperangkap di dalamnya. Reda/Padam 1.Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama. 2.Penurunan kadar O2 atau bahan mudah terbakar secara signifikan yang menyebabkan padamnya api. 3.Terdapatnya bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api baru. 4.Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat masuknya pasokan O2 secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka saat kebakaran berlangsung). Grafik Tahap-Tahap Kebakaran
  • 55. Metode Pemadaman Api Pendinginan 1.Menghilangkan unsur panas. 2.Menggunakan media bahan dasar air. Isolasi 1.Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api. 2.Menggunakan media serbuk ataupun busa. Dilusi 1.Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api. 2.Menggunakan media gas CO2. Pemisahan 1.Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api. 2.Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api. Pemutusan 1.Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api. 2.Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).
  • 56. A B C D K Padat Non Logam E Klasifikasi Kebakaran Kelas Kebakaran Media Pemadam Gas/Uap/Cairan Aliran Listrik Logam Bahan Radioaktif Bahan Masakan Air, Uap Air, Serbuk Kimia, Busa Serbuk Kimia, CO2, Busa Serbuk Kimia, CO2, Uap Air Serbuk Kimia Sorium Klorida, Grafit, dsj <Belum Diketahui Secara Spesifik> Cairan Kimia, Serbuk Kimia, CO2 Sumber : National Fire Protection Association (NFPA) Amerika
  • 57. Alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran. Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Petunjuk Penggunaan : 1.Tarik pin pengunci tuas. 2.Arahkan selang ke pusat api. 3.Tekan tuas pegangan tabung pemadam. 4.Sapukan secara merata. Tanda Pemasangan APAR Pemasangan Tanda APAR Pada Tiang Bagian-Bagian APAR Tuas Pin Manometer Selang Nozzle / Corong
  • 58. Berdasarkan Kelas Kebakaran 1.APAR Kelas A (Kebakaran Padat Non-Logam). 2.APAR Kelas B (Kebakaran Gas & Cairan Mudah Terbakar). 3.APAR Kelas C (Kebakaran Listrik). 4.APAR Kelas D (Kebakaran Logam). 5.APAR Kelas K (Kebakaran Bahan Masakan). 6.APAR Kombinasi (ABC, AB, BC, BK). Berdasarkan Media Pemadam APAR Air, APAR Uap Air, APAR Busa, APAR Serbuk Kimia Kering, APAR Cairan Kimia, APAR Gas CO2, APAR Halon. Berdasarkan Konstruksi 1.APAR Kartu Gas (Menggunakan tabung gas bertekanan yang dipasang di luar tabung untuk mengeluarkan isi tabung APAR). 2.APAR Tekanan Tetap (Gas bertekanan untuk mengeluarkan isi APAR dijadikan satu dengan tabung APAR). Berdasarkan Penempatan APAR Gantung dan APAR Troli (dengan roda dorong). Berdasarkan Kapasitas APAR 0.6 kg s.d 90kg. Jenis-jenis Tabung Pemadam / APAR APAR Kartu Gas APAR Tekanan Tetap
  • 59. Hidran Hidran digunakan untuk mengatasi kebakaran besar dengan sistem serupa keran air dengan tekanan air yang tinggi. Penggunaan hidran sebagai pemadaman kebakaran harus memastikan bahwa aliran listrik dimatikan supaya tidak membahayakan petugas pemadam. Formasi Penggunaan Hidran Perlengkapan Hidran Pilar Hidran Nozzle
  • 60. 1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya. 2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya. 3. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan pada tenaga kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja disertai petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya. Kewajiban Pengusaha (Pengurus) Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14
  • 61. 1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai pengawas/keselamatan kerja. 2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan. 3. Memenuhi dan menaati semua syarat- syarat K3 yang diwajibkan. 4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan. 5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas yang dapat dipertanggungjawabkan. Kewajiban Tenaga Kerja Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 12
  • 62. 1. Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja. 2. Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran. 3. Mencegah & mengurangi bahaya peledakan. 4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat. 5. Memberi P3K. 6. Memberi APD pada tenaga kerja. 7. Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran. 8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan. Syarat Dasar K3 Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3
  • 63. 10. Suhu dan kelembaban udara yang baik. 11. Menyediakan ventilasi yang cukup. 12. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban. 13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja. 14. Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman & barang. 15. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan. 16. Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang. 17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya. Syarat Dasar K3 (Selesai) Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3
  • 64. Safety Induction • Pasal 13. Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. 3/4/2024 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
  • 65. Terima kasih, semoga bermanfaat ! ! ! UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA