4. Survey APJII
Respons terhadap aksi bullying
31,6% membiarkan
tindakan tersebut.
membalas sebesar 7,9%
menghapus ejekan
tersebut sebanyak 5,2%.
melaporkan tindakan
tersebut kepada pihak
yang berwajib hanya 3,6%
Survei Penetrasi Internet dan Perilaku Pengguna Internet di Indonesia
tahun 2018 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
menunjukkan 49% pengguna internet pernah di-bully di media sosial
8. Cyberbullying
Kejahatan cyber-bullying merupakan tindakan abmoral yang dilakukan melalui media elektronik.
Kejahatan ini membuat korban dikucilkan, dilecehkan, diadudomba, diintimidasi, mengancam,
menyakiti/menghina harga diri orang lain sehingga menimbulkan permusuhan diantara mereka
melalui layanan internet dan teknologi mobile seperti halaman web dan grup diskusi serta telepon
selular dan pesan teks (SMS) (Sakban, Sahrul, Kasmawati, & Tahir, 2019).
Cyberbullying adalah pelecehan secara virtual yang dilakukan dengan sengaja dan condong untuk
dilakukan berulang-ulang oleh individual atau kelompok melalui platform digital dalam bentuk
tulisan, grafik, foto dan video (Patchin & Hinduja, 2006;)
Mengirimkan atau memposting konten yang membahayakan dalam konteks agresi social melalui
media internet atau media teknologi digital (Willard,2018).
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.” (Pasal
29 UU ITE)
9. Dampak Cyberbullying
• Gara-gara foto topless-nya disebar orang nggak dikenal, Amanda Todd jadi
depresi akut dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya
• Lain lagi dengan kasus Brandy Vela. Remaja malang ini terpaksa menembak
dadanya sendiri karena terus menerus dikirimi teks kasar oleh perundungnya
• Cuma karena cerita memalukannya tersebar, Ryan Halligan harus menerima
ejekan teman-teman di sekolahnya. Sampai suatu hari dia nggak kuat lagi …
• Menjadi korban pelecehan seksual bukan hal yang mudah dilalui Audrie Pott.
Nggak hanya itu, bahkan tiga cowok yang melecehkannya, menyebarkan foto-foto
saat memperkosa Audrie
• Tyler Clementi memutuskan lompat dari jembatan setelah video mesranya
dengan seorang pria disiarkan live oleh teman sekamarnya sendiri
10. Ruang Siber
Internet tidak
didesain untuk
keamanan
Anonymous
(Email, Free Wifi,
PrePaid SIMCard, dll)
Apa yang ada di
dunia nyata dapat
dilakukan di siber
Penyimpanan dan
ketersediaan
Informasi tersebar di
seluruh dunia
Pelacakan Alamat IP
Belum tentu sampai
pada pelaku
Otoritas Tersebar
11. Ruang Siber
• Disembodied Telepresence (Dreyfus, 2001)
• Resiko fisik yang hilang pada waktu seseorang terkoneksi ke Internet
membuat orang tersebut mudah melakukan kejahatan komputer
• Perilaku jahat di dunia siber kemungkinan akan dapat dipindah ke
ruang fisik, dan perilaku jahat dalam ruang fisik mungkin akan dapat
pula dipindah ke dunia siber (Jaishankar, 2007)
• Digital divide bukan hanya masalah akses terhadap teknologi, digital
divide dipandang sebagai gejala dari masalah yang lebih besar dan
lebih kompleks, bukan sekedar masalah kemiskinan dan
ketidaksetaraan .....
14. 7 Jenis Cyberbullying
Flaming Harrasment Denigration Impersonation
Outing and
Trickery
Exclusion Cyberstalking
Menurut Willard (2018), ada 7 kondisi yang apat dikategorikan
sebagai bentuk Cyberbullying;
15. Flaming
Tujuannya untuk menyalurkan
emosi atau memancing emosi
Umumnya dilakukan secara
terbuka dan spontan
Mengirimkan pesan marah,
vulgar dan kasar
Seringkali mengandung
hinaan
18. Trickery – Outing - Doxing
MENDAPATKAN
INFORMASI PRIVAT
ATAU YANG
MEMALUKAN DARI
KORBAN
MENYEBARKAN
INFORMASI YANG
DIDAPAT DARI KORBAN
KE MEDIA SOSIAL
DALAM BENTUK FOTO,
SCREENSHOT, VIDEO
19. Impersonation
Berpura-pura menjadi
korban dan
menyebarkan informasi
yang memalukan
korban
Masuk ke Dalam akun
korban (misalnya email)
dan menyebarkan
informasi yang didapat
di dalamnya
Pada beberapa kasus
pedophile online
menyaru sebagai anak
kecil untuk menarik
korban
22. Cyber Stalking
Cyberstalking mengacu
pada melibatkan
penggunaan Internet,
email, atau sarana
komunikasi elektronik
lainnya untuk
melecehkan, mengancam
individu lain berulang kali.
(Goodno, 2010)
Penggunaan internet,
email, atau perangkat
medium komunikasi
elektronik lainnya untuk
menciptakan intimidasi,
pelecehan, dan ketakutan
pada satu atau lebih
korban (Pitaro 2007;
Petrocelli 2005; Reno
1999).
Cyberstalking merupakan
bentuk baru kejahatan di
dunia SIBER di mana
korban akan diikuti dan
dikejar secara online.
Privasi mereka diserang,
setiap gerakan mereka
diawasi. Hal ini
merupakan bentuk
pelecehan yang dapat
menganggu kehidupan
korban dan meninggalkan
mereka dengan penuh
ketakutan dan ancaman
(K Jaishankar, 2005)
23. Bentuk
Cyberstalking
Cyberstalker atau pelaku menggunakan berbagai
platform komunikasi elektronik seperti e-mail, pesan
yang di-posting ke web atau grup diskusi, pesan
melalui handphone, juga menguntit jejak media sosial
korbannya. Cyberstalker mengandalkan anonimitas
agar memungkinkan mereka menguntit korbannya
tanpa terdeteksi.
Pesan cyberstalking berbeda dari spam biasa karena
cyberstalker menargetkan korban tertentu dengan
pesan yang sering mengancam dan dilakukan secara
intens. Tindakan ini bisa mengakibatkan korban jadi
merasa ketakutan dan depresi.
24. Fenomena cyberstalking berhubungan erat dengan apa yang
dikemukakan Mental Profiling of Digital Criminals bahwa motivasi
cyberstalker antara lain adalah iri hati, tidak mau kalah, merasa diri
hebat, obsesi patologis (profesional atau seksual), tidak ingin melihat
orang lain berhasil atau bahagia, niat untuk mengintimidasi dan
menyebabkan orang lain merasa rendah diri, takut dan sebagainya,
merasa yakin akan selalu lolos karena anonimitas, melakukan intimidasi
untuk keuntungan keuangan atau persaingan usaha, serta balas
dendam atas penolakan yang dirasakan atau dibayangkan
(Valentino, 2014)
25. Cyberstalking
di Mata
Hukum
Dari unsur-unsur di atas, maka cyberstalking dapat
dikategorikan sebagai perbuatan yang dilarang dalam
pasal 27 ayat (4) UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE);
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan pemerasan
dan/atau pengancaman.”
Sumber:
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/l
t4bd5f301cea84/cyberstalking/
26. Peran Dalam Cyberbullying
Pelaku Korban Asisten Pelaku
Bystander /
Beisitzer
Penyedia
Aplikasi
Mesin Pencari
Digital
Archieve
(Pencatat)
Pembela
Korban
27. Digital Citizenship & Etika Ruang Siber
Digital etiquette atau netiquette, standart perilaku, kesopanan, dan kesantunan dalam
digital landscape, yang pada dasarnya sebenarnya sama, serupa dan sebangun dengan
standart perilaku, kesopanan, dan kesantunan umum yang ada di dalam masyarakat.
Digital rights and responsibilities konsep hak dan tanggung jawab dijital yang mengiringi
meluasnya kebebasan yang dimiliki seseorang di dalam digital landscape.
Aspek hukum di dalam masyarakat, yang mengembangkan dan membentuk peraturan
perundangan baru yang memuat ancaman hukum terhadap perilaku tidak hanya sopan,
merugikan dan memunculkan perlukaan (lihat The Convention on Cybercrime, 2001).
28. Mencegah Cyberbulling
Ajari anak terbiasa
berperilaku
“aman” di siber
Perlindungan
Terhadap Privasi
Batasi teman
Terima Teman jika
benar2 akun
tersebut benar
Post dibatasi hanya
boleh dilakukan
oleh teman
langsung (friend)
Jangan melawan
atau membalas
atau mengikuti
orang lain
Jangan Posting
Lokasi
Batasi Komentar
yang Tidak Penting.
...
Jangan Mudah
Terpancing
Lindungi Device
dan Akun Anda
Jangan Membuka
Attachment atau
Kiriman
Sembarangan
Gunakan VPN Bila
Perlu
29. Jika Merasa Menjadi Korban
Jangan Merespon
Segera Ambil Screenshot dan
simpan dengan baik – bua
backup, Catat Kapan
Screenshot diambil, dan
usahakan ada penanda
waktu yang terlihat
Catat URL
(Jika menggunakan Browser )
Cetak / print screenshot bila
perlu dan kirimkan kepada
orang tua / orang yang
dipercaya sebagai backup
Pelajari secara detail
kejadian perudungan,
dialognya, kronologisnya, dll
Ajarkan Anak untuk melapor
kepada orang tua / guru /
teman terdekat
Blok dan Laporkan kepada
penyedia layanan aplikasi.
Penyedia aplikasi dapat
mengembalikan komentar
atau pesan yang dihapus
dalam batasan tertentu
Laporkan kepada pihak
berwajib jika sudah
dilakukan berkali-kali dan
ada ancaman fisik atau
ancaman pembunuhan
30. Digital Forensik
• Alat Bukti Elektronik :
• Dokumen, Foto, Video, Email,
• Alat Bukti Surat :
• Hasil Cetak dari Alat Bukti Elektronik
• Screenshot
• Foto : 1-2 halaman statis
• Video : merekam konten video & dialog yang panjang (scroll down)
• Informasi dan/atau dokumen tersebut harus diperoleh dengan cara yang
sah
• informasi dan dokumen elektronik harus dapat dijamin keotentikannya,
keutuhannya, dan ketersediaanya - > Digital Forensik
• Bukti screenshot adalah bahan awal bagi penyidik untuk melakukan
forensik digital. Untuk menghindari penghapusan oleh pelaku agar
secepatnya dilaporkan untuk penanganan selanjutnya
• Minta teman untuk juga melakukan screenshot dari devicenya (saksi)
31. Apa tindakan
hukum untuk
pelaku
cyberbullying?
Pasal 80 (1) UU Perlindungan Anak, yaitu dalam hal
tindakan cyber bullying yang dilakukan pada anak,
maka terhadap pelaku dapat dikenakan sanksi
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam)
bulan dan/atau denda paling banyak
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).
Pasal 45B Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik, yang berbunyi: “Setiap orang yang
memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 dipidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
750.000.000,00.