Dokumen tersebut membahas tentang amandemen UUD 1945 Indonesia, termasuk alasan-alasan perlunya amandemen, tujuan dari amandemen yang dilakukan, dan ringkasan dari empat kali amandemen UUD 1945 yang telah dilakukan.
Undang-undang ini mengatur tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). MPR berwenang mengubah UUD, melantik presiden dan wakil presiden, serta memutuskan pemberhentian presiden dan wakil presiden. Anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilu.
Dokumen tersebut membahas tentang amandemen UUD 1945 Indonesia, termasuk alasan-alasan perlunya amandemen, tujuan dari amandemen yang dilakukan, dan ringkasan dari empat kali amandemen UUD 1945 yang telah dilakukan.
Undang-undang ini mengatur tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). MPR berwenang mengubah UUD, melantik presiden dan wakil presiden, serta memutuskan pemberhentian presiden dan wakil presiden. Anggota MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilu.
Struktur kelembagaan negara sebelum dan sesudah amandemenWidiya Ocek
Struktur kelembagaan negara mengalami perubahan sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945. Sebelumnya MPR memiliki kekuasaan tak terbatas dan Presiden bertanggung jawab kepadanya, namun sesudah amandemen Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat. Perubahan lain adalah dibentuknya DPD dan MK sebagai lembaga baru, serta diperkuatnya peran DPR
DPD ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, serta memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang anggaran dan pajak, pendidikan, dan agama. DPD juga dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah dan pembentukan daerah.
Struktur pemerintahan Indonesia terdiri dari tiga cabang kekuasaan yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Legislatif diwakili oleh DPR dan DPD, eksekutif oleh Presiden dan Wakil Presiden, sedangkan yudikatif oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Struktur pemerintahan daerah menerapkan otonomi daerah dimana daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur urusan pemerintahan dan kepentingan
Dokumen tersebut menjelaskan struktur lembaga negara Republik Indonesia yang terdiri dari lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif beserta tugas dan fungsinya. Lembaga legislatif berfungsi membuat undang-undang, lembaga eksekutif berfungsi melaksanakan undang-undang, dan lembaga yudikatif berfungsi mengawal pelaksanaan undang-undang.
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)Abdul Rais P
Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undanag-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan hukum pemerintahan daerah di Indonesia secara historis, mulai dari masa pemerintahan Hindia Belanda hingga masa reformasi. Dibahas pula periode-periode penting dan peraturan-peraturan yang mengatur pemerintahan daerah."
Buku ini berisi naskah resmi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang terdiri dari lima bagian yaitu naskah asli dan empat perubahan. Tujuannya adalah memberikan informasi lengkap tentang Undang-Undang Dasar kepada masyarakat dan mendukung sosialisasi MPR.
Dokumen tersebut membahas tentang lembaga kepresidenan di Indonesia. Secara garis besar menjelaskan bahwa sistem pemerintahan Indonesia adalah presidensial di mana Presiden merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan. Dokumen juga menjelaskan perubahan kekuasaan Presiden akibat amandemen UUD 1945.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut menjelaskan tentang sistem politik di Indonesia meliputi lembaga-lembaga politik utama seperti MPR, DPR, Presiden, dan Mahkamah Agung beserta tugas pokoknya.
2. Juga dijelaskan tentang lembaga-lembaga baru seperti DPD dan Mahkamah Konstitusi pasca amandemen UUD 1945.
3. Infrastruktur politik didefinisikan sebagai kelompok masy
Sistem pemerintahan di Indonesia mengalami perubahan sejak masa kolonial hingga reformasi. Pada masa kolonial, Indonesia diperintah oleh Belanda dan Jepang secara otoriter. Setelah kemerdekaan, Indonesia menganut sistem presidensial berdasarkan UUD 1945 di bawah Orde Lama dan Orde Baru, namun dengan kekuasaan yang berbeda. Era reformasi mengadopsi sistem demokrasi yang lebih terbuka.
Pak Purwadi mengajarkan penjumlahan pecahan kepada murid-muridnya namun hanya sedikit murid yang memahami. Ia kurang mengecek pemahaman murid secara mendalam dan tidak membimbing mereka dengan baik ketika mengerjakan soal latihan.
Struktur kelembagaan negara sebelum dan sesudah amandemenWidiya Ocek
Struktur kelembagaan negara mengalami perubahan sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945. Sebelumnya MPR memiliki kekuasaan tak terbatas dan Presiden bertanggung jawab kepadanya, namun sesudah amandemen Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat. Perubahan lain adalah dibentuknya DPD dan MK sebagai lembaga baru, serta diperkuatnya peran DPR
DPD ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, serta memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang anggaran dan pajak, pendidikan, dan agama. DPD juga dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah dan pembentukan daerah.
Struktur pemerintahan Indonesia terdiri dari tiga cabang kekuasaan yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Legislatif diwakili oleh DPR dan DPD, eksekutif oleh Presiden dan Wakil Presiden, sedangkan yudikatif oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Struktur pemerintahan daerah menerapkan otonomi daerah dimana daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur urusan pemerintahan dan kepentingan
Dokumen tersebut menjelaskan struktur lembaga negara Republik Indonesia yang terdiri dari lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif beserta tugas dan fungsinya. Lembaga legislatif berfungsi membuat undang-undang, lembaga eksekutif berfungsi melaksanakan undang-undang, dan lembaga yudikatif berfungsi mengawal pelaksanaan undang-undang.
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)Abdul Rais P
Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undanag-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan hukum pemerintahan daerah di Indonesia secara historis, mulai dari masa pemerintahan Hindia Belanda hingga masa reformasi. Dibahas pula periode-periode penting dan peraturan-peraturan yang mengatur pemerintahan daerah."
Buku ini berisi naskah resmi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang terdiri dari lima bagian yaitu naskah asli dan empat perubahan. Tujuannya adalah memberikan informasi lengkap tentang Undang-Undang Dasar kepada masyarakat dan mendukung sosialisasi MPR.
Dokumen tersebut membahas tentang lembaga kepresidenan di Indonesia. Secara garis besar menjelaskan bahwa sistem pemerintahan Indonesia adalah presidensial di mana Presiden merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan. Dokumen juga menjelaskan perubahan kekuasaan Presiden akibat amandemen UUD 1945.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut menjelaskan tentang sistem politik di Indonesia meliputi lembaga-lembaga politik utama seperti MPR, DPR, Presiden, dan Mahkamah Agung beserta tugas pokoknya.
2. Juga dijelaskan tentang lembaga-lembaga baru seperti DPD dan Mahkamah Konstitusi pasca amandemen UUD 1945.
3. Infrastruktur politik didefinisikan sebagai kelompok masy
Sistem pemerintahan di Indonesia mengalami perubahan sejak masa kolonial hingga reformasi. Pada masa kolonial, Indonesia diperintah oleh Belanda dan Jepang secara otoriter. Setelah kemerdekaan, Indonesia menganut sistem presidensial berdasarkan UUD 1945 di bawah Orde Lama dan Orde Baru, namun dengan kekuasaan yang berbeda. Era reformasi mengadopsi sistem demokrasi yang lebih terbuka.
Pak Purwadi mengajarkan penjumlahan pecahan kepada murid-muridnya namun hanya sedikit murid yang memahami. Ia kurang mengecek pemahaman murid secara mendalam dan tidak membimbing mereka dengan baik ketika mengerjakan soal latihan.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem reproduksi manusia, meliputi organ reproduksi pria dan wanita, mekanisme pembentukan gamet, siklus menstruasi, dan proses fertilisasi serta pembentukan embrio. Secara ringkas, dokumen ini menjelaskan anatomi dan fisiologi dasar sistem reproduksi manusia.
Kasus ini membahas tentang pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD. Terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran PKn yaitu siswa kurang tertarik karena menganggap PKn hanya mementingkan hafalan, guru kurang menguasai inovasi model pembelajaran, dan hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya perbaikan dalam perencanaan pembelajaran, penggunaan metode dan media yang bervari
Soal jawaban Pkn Bab Organisasi InternasionalAbyan Juang
Teks tersebut membahas tentang pengertian organisasi internasional, macam-macam organisasi internasional seperti PBB, ASEAN, dan lainnya. Juga membahas peranan dan tujuan PBB serta peranan Indonesia dan ASEAN terhadap satu sama lain.
Konstitusi negara dan kesatuan republik indonesiaBetha Taiyou
Dokumen tersebut membahas tentang konstitusi dan sistem ketatanegaraan Indonesia mulai dari UUD 1945 hingga UUD 1945 hasil Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Terdapat penjelasan mengenai latar belakang, proses, sistematika, isi pokok, dan implikasi setiap konstitusi terhadap bentuk negara dan sistem ketatanegaraan Indonesia.
Dokumen tersebut berisi soal latihan mengenai materi pemaknaan peraturan perundang-undangan dalam mata pelajaran PKn kelas VIII. Soal terdiri dari 20 pertanyaan pilihan ganda dan 6 pertanyaan esai yang mencakup berbagai aspek peraturan perundang-undangan seperti hierarki peraturan, proses pembentukan undang-undang, dan asas-asas pembentukan peraturan.
Undang-undang ini mengatur tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). MPR merupakan lembaga permusyawaratan rakyat yang berwenang mengubah UUD, melantik dan memberhentikan presiden. DPR dan DPD merupakan lembaga perwakilan rakyat dan daerah. Undang-undang ini meng
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan Undang-Undang Dasar 1945 di Indonesia, termasuk empat kali amandemen yang dilakukan, perubahan kedudukan lembaga-lembaga negara akibat amandemen tersebut, serta mekanisme perubahan UUD 1945.
Kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan indonesiaChoujiEriko
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pemerintahan parlementer dan presidensial serta kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif menurut UUD 1945.
UU no 17 tahunn 2014 tentang MPR DPR DPD dan DPRD (MD3)Suprijanto Rijadi
Undang-undang ini mengatur tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). MPR merupakan lembaga permusyawaratan tertinggi yang memiliki wewenang untuk mengubah UUD, memilih presiden dan wakil presiden, serta mengawasi pelaksanaan UUD. Undang-undang ini juga mengatur tentang
Dokumen tersebut membahas tentang konstitusi, sistem pemerintahan, dan kewarganegaraan Indonesia. Konstitusi adalah hukum dasar suatu negara yang mengatur ketatanegaraan, sedangkan UUD 1945 merupakan konstitusi Indonesia yang menganut sistem presidensial. Kewarganegaraan Indonesia diatur berdasarkan asas ius soli dan ius sanguinis.
Similar to Contoh soal undang undang dan tap mpr ii (20)
1. Contoh Soal u Lomba CC Tap MPR-UU, by me
1. Apa ciri-ciri Negara REPUBLIK?
Jawab:
pasal 1:1 1. Bentuk Negara bukan Monarchi (kerajaan)
pasal 6:2 2. Kepala Negara dipilih melalui pemilihan umum dan bukan turun temurun
pasal 7 3. Masa jabatan kepala negara telah ditentukan
2. Apa pengertian ABSOLUTISME?
Jawab:
Kekuasaan yang tidak terbatas
3. Catatan :
BAB PASAL AYAT Aturan Peralihan Aturan Tambahan Penjelasan
Sebelum
Perubahan 16 37 49 4 Pasal 2 Ayat Ada
Setelah
Perubahan 21 73 170 3 Pasal 2 Pasal Tidak Ada
Sebelum Perubahan
=
Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasan Setelah Perubahan
=
Pembukaan dan Pasal-pasal
4. Apa latar belakang perubahan UUD NRI TA 1945?
Jawab:
1. Kekuasaan tertinggi ditangan MPR
2. Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden
3. Pasal-pasal yang terlalu luwes hingga menimbulkan multitafsir
4. Kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan UU
5. Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara belum cukup didukung ketentuan
konstitusi
5. Apa sajakah pokok pikiran yang terkandung dalam “pembukaan UUD”?
a. “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”
Jadi, Negara mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala paham perseorangan, serta
Negara menghendaki persatuan. Inilah suatu dasar engara yang tidak boleh dilupakan.
b. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
c. “Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan”. Oleh karena itu sistem Negara harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasar
permusyawaratan perwakilan.
d. “Negara berdasar atas keTuhanan YME menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Oleh karena itu, UUD harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dll penyelenggara
Negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur.
2. 6. Apakah tujuan perubahan UUD NRI TA 1945?
Jawab:
Menyempurnakan aturan dasar mengenai:
a. Tatanan Negara dalam mencapai tujuan nasional
b. Jaminan dan pelaksanaan Kedaulatan Rakyat
c. Jaminan dan perlindungan HAM
d. Pembagian kekuasaan yang lebih tegas, sistem check and balances yang lebih ketat, serta
pembentukan lembaga-lembaga Negara yang baru
e. Jaminan konstitional dan kewajiban Negara mewujudkan kesejahteraan Sosial
f. Eksistensi negara demokrasi dan Negara hukum
g. Hal-hal lain sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa
7. Materi yang tidak dapat diubah?
Jawab:
a. Pembukaan UUD NRI TA 1945, karena pembukaan UUD NRI TA 1945 memuat dasar
filosofis dan dasar normatif yang mendasari seluruh pasal dalam UUUD NRI TA 1945.
Pembukaan UUD NRI 1945 mengandung staatsidee berdirinya NKRI, tujuan Negara serta dasar
Negara yang harus tetap dipertahankan
b. Bentuk NKRI, hal ini tidak dapat diubah karena di dasari pertimbangan bahwa Negara
kesatuan adalah bentuk yang ditetapkan sejak awal berdirinya NI dan dipandang paling tepat
untuk mewadahi ide persatuan sebuah bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar
belakang. Hal ini juga sesuai dengan pasal 37:5, yaitu “khusus mengenai bentuk NKRI tidak
dapat dilakukan perubahan”.
8. Tanggal berapakah perubahan UUD NRI TA 1945 yang pertama, kedua, ketiga dan keempat,
serta nomor lembaran dan tahunnya?
Jawab:
1. Yang pertama : 14 - 21 Oktober 1999 : No. 11 TA 2006
2. Yang kedua : 7 - 18 Agustus 2000 : No. 12 TA 2006
3. Yang ketiga : 1 - 9 November 2001 : No. 13 TA 2006
4. Yang keempat : 1 - 11 Agustus 2002 : No. 14 TA 2006
Perubahan ke-1 5, 7, 9, 13, 14, 15, 17, 20, 21
Perubahan ke-2 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, 28, 30, 36
Perubahan ke-3 1, 3, 6, 11, 17, 23, 25
Perubahan ke-4 2, 6, 8, 11, 16, 23, 24, 29, 31, 32, 33, 34, 36
9. Pembicaraan Tingkat I?
Jawab:
Oleh Badan Pekerja Majelis terhadap bahan-bahan yang masuk dan hasil dari pembahasan tsb
merupakan rancangan putusan Majelis sebagai bahan pokok Pembicaraan tingkat II,
Kegiatan panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR:
Rapat dengar umum, kunjungan kerja ke daerah, seminar, studi banding ke luar negeri,
pembentukan Tim Ahli Panitia Ad Hoc I Badan pekerja MPR
3. 10. Jelaskan mekanisme pembahasan materi rancangan UUD NRI TA 1945 pada tingkat I?
Jawab:
1. Materi usulan fraksi-fraksi MPR yang belum sempat dibahas pada sidang-sidang MPR dibahas
pada rapat pleno Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR.
2. Setelah rapat pleno dilakukan rapat perumusan oleh Tim perumus yang dibentuk Pantia Ad
hoc I Badan Pekerja MPR.
3. Hasil kesepatan Tim Perumus, selanjutnya dibahas pada rapat pleno dengan tujuan untuk
menyerasikan dan menyempurnakan materi-materi.
4. Materi yang telah disinkronkan, selanjutnya dibahas dalam rapat finalisasi
5. Materi yang dihasilkan dari rapat finalisasi, selanjutnya disosialisasikan sekaligus dilakukan
uji sahih kepada berbagai kalangan masyarakat dan lembaga pemerintah.
6. Panitia Ad Hoc I menyelenggarakan kegiatan review yang didahului kegiatan pre-review
7. Hasil kerja panitia selanjutnya disahkan oleh rapat Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja MPR dan
rapat Badan Pekerja MPR. Hasil yang telah disepakati dijadikan bahan pokok Pembicaraan
Tingkat II.
11. Pembicaraan Tingkat II?
Jawab:
Oleh Rapat Paripurna Majelis yang didahului oleh penjelasan dan dilanjutkan dengan
Pemandanagn Umum Fraksi-fraksi.
12. Pembicaraan Tingkat III?
Jawab:
Oleh Komisi/Panitia Ad Hoc Majelis terhadap semua hasil pembicaraan tingkat I dan II. hasil
pembahasan pada tingkat III ini merupakan rancangan putusan Majelis.
Mekanisme pembahasan di komisi A MPR:
a. Forum Rapat Pleno Komisi A MPR
b. Forum Lobi
c. Forum rapat tim Perumus
d. Untuk menyempurnakan redaksional rancangan perubahan UUD NRI TA 1945, Presiden
meminta pendapat ahli bahasa, ahli hukum tata Negara dan ahli penulisan UU
13. Pembicaraan Tingkat IV?
Jawab:
Pengambilan putusan oleh Rapat Paripurna Majelis setelah mendengar laporan dari pimpinan
komisi/panitia Ad Hoc Majelis dan bilamana perlu dengan kata akhir dari fraksi-fraksi.
Terhadap materi hasil pembicaraan tingkat III yang disepakati, putusan diambil dengan cara
aklamasi, sedangkan terhadap materi hasil pembicaraan tingkat III yang tidak disepakati, putusan
diambil dengan cara pemungutan suara (voting)
Dengan cara aklamasi dapat disimpulkan bahwa kuatnya semangat dan ikatan kebersamaan,
kekeluargaan, persahabatan, persaudaraan serta toleransi dan jiwa besar antar anggota MPR.
14. Apa sajakah jenis perubahan UUD NRI 1945?
Jawab:
a. Mengubah rumusan yang telah ada (contoh: pasal 2)
b. Membuat rumusan baru sama sekali (contoh: Pasal 6A:1)
4. c. Menghapuskan/menghilangkan rumusan yang ada (contoh: bab IV)
d. Memindahkan rumusan dan pasal kedalam rumus ayat atau sebaliknya sekaligus mengubah
penomoran pasal atau ayat.
15. Arti Asas pemilu JUBERDIL (Pasal 22E:1) ?
Jawab:
a. Langsung
Rakyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara langsung dengan
kehendak hati nuraninya, tanpa perantara.
b. Umum
Mengandung makna menjamin kesehatan yang berlaku menyeluruh bagi semua warga Negara,
tanpa diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, pekerjaan
dan status sosial
c. Bebas
Pemilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun, sesuai dengan
kehendak dan hati nuraninya. Di dalam melaksanakan haknya, setiap warga Negara dijamin
keamanannya sehingga dapat memilih.
d. Rahasia
Dalam memberikan suara pada surat suara, pemilih dijamin bahwa plihannya tidak akan
diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apa pun.
e. Jujur
Setiap penyelenggara dan peserta pemilu harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
f. Adil
Setiap penyelenggara dan peserta pemilu harus bersikap dan bertindak adil serta bebas dari
kecurangan pihak manapun.
16. Apa alas an bunyi rumusan pasal 1:1?
Jawab:
Bahwa Negara kesatuan merupakan konsepsi bentuk Negara, serta Republik merupakan konsepsi
bentuk pemerintahan, yang dipilih dalam kerangka UUD 1945
17. Apa maksud rumusan pasal 2:1, “MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang
dipilih melalui pemilihan umum….”?
Jawab:
a. Sesuai dengan prinsip demokrasi perwakilan yaitu “perwakilan atas dasar pemilihan”
b. Ini dimaksudkan agar tak ada satupun anggota MPR yang keberadaannya diangkat
sebagaimana yang terjadi sebelum amandemen, dimana anggota MPR yang berasal dari unsur
utusan daerah dan ABRI melalui proses pengangkatan bukan pemilihan.
c. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan kedaulatan rakyat
d. Hal ini juga agar anggota MPR memilki legitimasi yang kuat dari rakyat serta akuntabilitas
anggota parlemen semakin tinggi.
18. Latar belakang pembuatan UU yang pertamanya berada ditangan Presiden ke tangan DPR?
Jawab:
a. Untuk mempertegas sistem presidensil, yaitu dgn ciri-ciri s.b.:…..
5. b. Untuk menetapkan tegasnya fungsi legislasi DPR sebagai lembaga legislatif, yaitu fungsi
membentuk UU yang dibahas dgn presiden untuk mendapat persetujuan bersama
c. Untuk menghindari terjadinya penyelewangan
19. Apa sajakah wewenang MPR?
Jawab:
a. Pasal 3 (1) c. Pasal 3 (3) e. Pasal 8 (3)
b. Pasal 3 (2) d. Pasal 8 (2)
20. Di pasal manakah terdapat wewenang, kewajiban dan hak Presiden/ wakil presiden?
Jawab:
a. 4 (1) i. 13 (1) q. 20 (4)
b. 5 (1) j. 13 (2) r. 22 (1)
c. 5 (2) k. 13 (3) s. 23 (2)
d. 9 (1) l. 14 (1) t. 23F (1)
e. 10 m. 14 (2) u. 24A (3)
f. 11 (1) n. 15 v. 24b (3)
g. 11 (2) o. 16 w. 24C (3)
h. 12 p. 17 (2)
21. Ciri-ciri sistem presidensil?
Jawab:
a. Adanya masa jabatan Presiden yang bersifat pasti yaitu lima tahun
b. Presiden disamping sebagai kepala Negara, juga sebagai kepala pemerintahan
c. Adanya mekanisme saling mengawasi dan mengimbangi (checks and balance)
d. Adanya mekanisme impeachment yang merupakan suatu pengecualian, yaitu jika Presiden
dan/atau wakil presiden melakukan pelanggaran hukum yang ditentukan dalam UUD,
maksudnya ialah bahwa tidak ada pengecualian penerapan hukum, bahkan terhadap Presiden
sekalipun.
22. Ciri-ciri hukum?
Jawab:
a. Jaminan perlindungan hak-hak asasi manusia
b. Kekuasaan kehakiman atau peradilan yang merdeka
c. Legalitas dalam arti hukum, yaitu bahwa baik pemerintah/Negara maupun warga Negara
dalam bertindak harus berdasar atas dan melalui hukum
23. Mengapa perubahan ketentuan mengenai pemilihan Presiden dan wakil presiden yang semula
dilakukan oleh MPR dan sekarang dilakukan rakyat secara langsung?
Jawab:
a. Karena didasari pemikiran untuk mengejawantahkan paham kedaulatan rakyat
b. Pemilihan presiden dan wakil presiden yang dilakukan rakyat secara langsung, menjadi
presiden dan wakil presiden terpilih mempunyai legitimasi yang kuat.
c. Memperkuat sistem presidensil.
d. Hal ini juga merupakan penegasan dari pasal 6A:1.
6. 24. Mengapa pemilihan Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat (pasal 6A:1)?
Jawab:
1. Tidak terulangnya kekecewaan yang pernah terjadi pada pemilu 1999
2. Karena Negara kita menganut paham demokrasi dan asas kedaulatan rakyat.
3. Presiden dan wakil presiden akan memiliki otoritas dan legitimasi yang sangat kuat karena
dipilih langsung oleh rakyat.
25. Mengapa capres dan cawapres diusulkan oleh partai politik/gabungan pp?
Jawab:
Untuk mewujudkan fungsi partai politik sebagai pemersatu bangsa yang menyerap dan
memperjuangan aspirasi rakyat mengenai capres dan cawapres. Dengan demikian capres dan
cawapres yang diajukan merupakan kristalisasi dari aspirasi rakyat. Selain itu, hal ini juga
dimaksudkan untuk membangun kesepahaman, kebersamaan, dan kesatuan dikalangan partai-
partai politik dalam melakukan perjuangan partai politik. Hal itu diharapkan dapat memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang majemuk dalam pelaksanaan demokrasi. Serta
tidak menutup kemungkinan, capres dan cawapres tsb berasal dari non partai politik. Hanya saja,
jikalau capres atau cawapres itu diusulkan oleh pp atau gabungan pp.
26. Syarat-syarat menjadi capres dan cawapres?
Jawab:
Capres dan cawapres haruslah (UU RI nomor 23 TA 2003, Bab II Pasal 6):
1. Memenuhi ketentuan dalam pasal 6:1, yang berbunyi, “………..”
2. Bertakwa kepada Tuhan YME
3. Bertempat tinggal di NKRI
4. Telah melaporkan kekayaannya kepada yang berwenang
5. Tidak sedang memiliki tanggungan hutang
6. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasar putusan pengadilan
7. Tidak sedang dicabut hak pilihnya
8. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela
9. Terdaftar sebagai pemilih
10. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah melaksanakan kewajibannya
11. Memiliki daftar riwayat hidup
12. Belum pernah menjabat sebagai Pres dan wapres selama dua kali dalam jabatan yang sama
13. Setia kepada Pancasila
14. Tidak pernah dipenjara
15. Usia min 35 tahun
16. Pendidikan paling rendah SLTA
17. Bukan bekas organisasi terlarang PKI, termasuk organisasi massanya.
27. Siapakah pasangan capres dan cawapres yang berhak menjadi dilantik menjadi presiden dan
wakil presiden?
Jawab:
Dalam pencalonan capres dan cawapres haruslah memenuhi syarat sebagaimana tercantum
dalam pasal 6:1, “…..”. Sesuai pasal 6A:1, Presiden dan wapres dipilih dalam satu pasangana
secara langsung oleh rakyat dan pasal 6A:2, pasangan calon Presiden dan wapres diusulkan oleh
partai politik atau gabungan partai pp peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilu.
7. Kemudian setelah itu dilakukan pemilihan umum dan yang berhak dilantik ialah capres dan
cawapres yang dapat memenuhi ketentuan dalam pasal 6A:3 yang berbunyi, “…….”. Dan
apabila pada putaran pertama belum ada yang dapat memenuhi syarat, maka akan dilakukan
putaran kedua, seperti dalam ketentuan pasal 6A:4, yang berbunyi, “………”!
28. Mengapa Pasal 6 diubah?
Jawab:
a. Hal ini sangat penting mengingat kedudukan Presiden dan wakil presiden sangat penting
dalam penyelenggara Negara Untuk mengakomodasi perkembangan kebutuhan bangsa dan
tuntuan zaman
b. Ini juga sesuai paham kebangsaan Indonesia yang berdasarkan kebersamaan
c. Agar siapapun yang terpilih dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal
29. Apakah latar belakang perubahan pasal 7?
Jawab:
a. Dilatarbelakangi oleh praktik ketatanegaraan kita selama berpuluh-puluh tahun yang tidak
pernah mengalami pergantian presiden.
b. Rumusan sebelum perubahan menimbulkan multitafsir
30. Dalam rumusan pasal 7C, “Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membekukan DPR”.
Dapatkah Presiden membubarkan MPR?
Jawab:
Ketika DPR mengajukan permintaan pemberhentian Presiden dan perkaranya sedang
disidangkan oleh MK, MPR dibekukan oleh Presiden yang akhirnya MPR tidak dapat
mengambil putusan pemberhentian Presiden. Di saat pembubaran/pembekuan MPR diajukan ke
MK, MK dapat membenarkan pembubaran MPR karena UUD 1945 tidak melarang pembubaran
MPR
31. Apakah latar belakang adanya rumusan pasal 7B?
Jawab:
Ayat Alasan
1 a. Untuk melaksanakan prinsip check and balances
b. Menegaskan rumusan UU pasal 1(3)
c. Hal ini juga merupakan pelaksanaan fungsi pengawasan DPR
2 a. Untuk melaksanakan prinsip check and balances (DPR, MK dan MPR)
b. Dilatarbelakangi oleh sistem ketatanegaraan di Indonesia yang menempatkan DPR dan
Presiden dalam kedudukan yang setara/seimbang, sehingga keduanya tidak dapat saling
menjatuhkan.
c. Hal ini juga merupakan pelaksanaan fungsi pengawasan DPR
3 Agar pendapat DPR merupakang dukungan mayoritas anggota DPR
4 a. Ketentuan mengenai jangka waktu tsb ialah untuk memberikan kepastian waktu sekaligus
batas waktu (deadline) kepada MK
b. Untuk menghindari berlarut-larutnya proses pemberhentian Presiden dan wakil presiden yang
dapat meningkatkan ketegangan situasi politik nasional
5 Menegaskan rumusan UU pasal 1(3) sehingga hanya atas putusan MK, DPR dapat melanjutkan
upayanya tersebut.
8. 6 a. Ketentuan mengenai jangka waktu tsb ialah untuk memberikan kepastian waktu sekaligus
batas waktu (deadline) kepada MK
b. Untuk menghindari berlarut-larutnya proses pemberhentian Presiden dan wakil presiden yang
dapat meningkatkan ketegangan situasi politik nasional
7 Agar dalam menghasilkan keputusan didukung oleh suara terbanyak
1-7 Dengan adanya ketentuan ini, maka Presiden dan/atau wakil presiden dapat diberhentikan
dengan melalui:
a. Proses dan keputusan politik (impeachment)
Dilakukan dengan mekanisme dan syarat-syarat tertentu oleh lembaga perwakilan rakyat
b. Proses dan putusan hukum di pengadilan (forum previlegiatium)
Bahwa pemberhentian melalui proses hukum dan putusan pengadilan (dengan pemeriksaan,
pengadilan dan putusan oleh MK)
Tahapannya terdapat dalam UU pasal 7B:3 7B:1 7B:4 7B:5 7B:6 7B:7
(pelanggaran hukum yang secara limitatif ialah pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
Negara, korupsi, penyuapan, atau perbutan tercela maupun tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Presiden dan/atau Wakil Presiden
32. Apa latar belakang diubahnya pasal 8, yang semula hanya 1 ayat menjadi 3 ayat?
Jawab:
a. Untuk memperjelas dan mempertegas solusi constitutional untuk menghindarkan bangsa dan
Negara dari kemungkinan terjadinya krisis politik kenegaraan akibat terjadi kekosongan, baik
secara sendiri maupun bersama-sama
b. Dalam pasal 18 ditambahkan kata “diberhentikan”, yaitu tidak menutup kemungkinan hal itu
akan terjadi, sebab dalam pasal 7A dan 7B telah mengatur mengenai hal ini (dilakukan oleh
DPR, MK, MPR)
c. Dalam pasal 18 (2), maksud adanya 2 calon ialah agar MPR mempunyai 2 alternatif, selain itu
MPR terhindar dari keharusan untuk menerima usul Presiden begitu saja
33. Mengapa dalam pasal 11, dalam mengambil Perjanjian Internasional, Presiden harus
memperhatikan pertimbangan DPR?
Jawab:
a. Untuk memperkuat kedudukan DPR sebagai lembaga perwakilan dalam pelaksanaan
kekuasaan Presiden menyangkut pasal 11 tsb.
b. Terwujudnya kepentingan dan aspirasi rakyat melalui keharusan memperoleh persetujuan
DPR
c. Dampak putusan itu membawa akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat
d. Pelaksanaan prinsip check and balances
34. Mengapa Presiden memberi gelaran, tanda jasa dll tanda kehormatan?
Jawab:
Hal ini berdasar pertimbangan agar Presiden dalam memberikan berbagai tanda kehormatan
kepada siapa pun didasarkan pada UU yang merupakan hasil pembahasan DPR bersama
pemerintah sehingga berdasarkan pertimbangan yang objektif. Selain itu, dengan adanya UU
yang mengatur pemberian tanda-tanda kehormatan tsb akan transparan dan objektif.
9. 35. Mengapa DPA dihapus?
Jawab:
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan negara. Karena keberadaan DPA
dirasakan tidak efektif dan efesien, sebab DPA memberi nasihat dan pertimbangan kepada
Presiden dalam kedudukan sejajar, sehingga keberadaan DPA setingkat dengan presiden.
Mekanisme penetapan pertimbangan pun harus melalui prosedur yang panjang, sehingga
membutuhkan waktu. Padahal terkadang Presiden membutuhkan pertimbangan yang cepat.
Karena itulah DPA dihapus dan sesuai dengan pasal 16, “…..”, serta berkedudukan dibawah
Presiden
36. Mengapa dalam pengangkatan duta perlu adanya pertimbangan DPR?
Jawab:
Duta besar yang diangkat oleh Presiden merupakan wakil Negara Indonesia di Negara tempat ia
ditugaskan. Duta mempunyai peranan penting dan berpengaruh dalam menjalankan tugas-tugas
kenegaraan yang menjadi wewenangnya. Oleh sebab itu, dalam pengangkatan duta perlu
diberikan pertimbangan DPR. Walaupun pertimbangan DPR tidak bersifat mengikat secara
yuridis dan formal, tetapi perlu diperhatikan secara social-politis. Hal ini juga dimaksudkan agar
pemerintah terutama Presiden tidak disalahkan apabila menolak duta asing yang diajukan oleh
Negara lain karena telah ada pertimbangan DPR.
37. Mengapa dalam pasal 14:1, Presiden memerlukan pertimbangan MA?
Jawab:
1. Agar terjalin prinsip checks and balances antar kedua lembaga negara
2. Grasi dan rehabilitasi adalah proses yustisial dan biasanya diberikan kepada orang yang sudah
mengalami proses
3. Lebih banyak bersifat perseorangan
Oleh karena itu, MA sebagai peradilan tertinggi adalah lembaga Negara yang paling tepat dalam
memberikan pertimbangan kepada Presiden mengenai hal itu, karena grasi menyangkut putusan
hakim, sedangkan rehabilitasi tidak selalu terkait dengan putusan hakim.
38. Mengapa dalam pasal 14:2, Presiden memerlukan pertimbangan DPR?
Jawab:
1. Agar terjalin prinsip checks and balances antar kedua lembaga negara
2. Amnesti dan abolisi bersifat proses politik
3. Lebih banyak bersifat massal
Oleh karena itu, didasari pertimbangan politik maka DPR lah yang memberi pertimbangan