Dokumen tersebut membahas tentang proses coaching yang berfokus pada peningkatan kinerja, pengalaman, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi melalui kolaborasi dan fasilitasi oleh coach. Proses coaching dapat membantu guru membimbing murid untuk menemukan solusi sendiri dan mengoptimalkan potensi diri sehingga mencapai kemerdekaan belajar.
Modul ini membahas tentang pentingnya mengembangkan kepemimpinan murid dalam pembelajaran dan pengelolaan program sekolah. Guru diharapkan dapat memberikan suara, pilihan, dan kepemilikan kepada murid serta menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid. Modul ini juga menekankan perlunya melibatkan komunitas dalam mendukung pengembangan kepemimpinan murid.
Proses pendampingan individu untuk guru penggerak dimulai dengan apresiasi atas upaya dan kemajuan guru penggerak, diikuti dengan refleksi implementasi tugas dan diskusi untuk menemukan solusi atas kendala, serta dilaporkan dalam coaching log. Pendampingan secara daring memerlukan strategi baru untuk melakukan refleksi, diskusi, dan penilaian secara online.
Modul ini membahas tentang pentingnya mengembangkan kepemimpinan murid dalam pembelajaran dan pengelolaan program sekolah. Guru diharapkan dapat memberikan suara, pilihan, dan kepemilikan kepada murid serta menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid. Modul ini juga menekankan perlunya melibatkan komunitas dalam mendukung pengembangan kepemimpinan murid.
Proses pendampingan individu untuk guru penggerak dimulai dengan apresiasi atas upaya dan kemajuan guru penggerak, diikuti dengan refleksi implementasi tugas dan diskusi untuk menemukan solusi atas kendala, serta dilaporkan dalam coaching log. Pendampingan secara daring memerlukan strategi baru untuk melakukan refleksi, diskusi, dan penilaian secara online.
Dokumen tersebut membahas tentang prakarsa perubahan yang berpihak pada murid dengan menyesuaikan strategi belajar berdasarkan evaluasi berkelanjutan dan teladan guru untuk menciptakan kesadaran diri siswa dalam merawat lingkungan sekolah.
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi Diri (Wahyu).docxWahyouJuztyn
Lembar kerja tersebut merupakan rencana pengembangan kompetensi diri guru selama enam bulan ke depan dalam bidang pengembangan diri, kepemimpinan pelajaran, kepemimpinan manajemen sekolah, dan kepemimpinan pengembangan sekolah.
Beberapa alasan mengapa tidak cukup hanya dengan peraturan, tetapi perlu ada keyakinan kelas:
1. Peraturan hanya mengatur tindakan fisik, sedangkan keyakinan kelas mengatur sikap dan pola pikir. Dengan adanya keyakinan kelas, murid akan memahami alasan dan manfaat di balik peraturan, sehingga mereka taat bukan hanya karena takut hukuman.
2. Keyakinan kelas membangun komitmen bersama untuk mencapai tuju
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3. COACHING.pptxEmmiFaulina
Dokumen tersebut membahas tentang coaching dan keterampilan yang dibutuhkan sebagai coach. Coaching adalah proses kolaborasi antara coach dan coachee untuk meningkatkan kinerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi melalui pertanyaan reflektif dan memberdayakan coachee. Tujuan coaching adalah membantu murid mencapai kemerdekaan belajar dan mengoptimalkan potensi melalui proses pembelajaran sosial emos
Reflesi Mandiri - Kanvas BAGJA prakarsa perubahan - M. Riyanto.pptxRiyanTSSJ
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah perencanaan pembelajaran untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi siswa, meliputi: (1) mendefinisikan pertanyaan utama dan tujuan, (2) mengidentifikasi aset dan potensi melalui penyelidikan, (3) merencanakan langkah-langkah konkret pelaksanaan, dan (4) mendesain kerangka kerja pelibatan para pihak dalam implementasi dan evaluasi.
Dokumen ini membahas tentang pendidikan yang memerdekakan. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter anak dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti sopan santun dan tanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Peran orang tua dan guru dalam pendidikan adalah memberikan
Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Andi Patria.pdfAndiPatria2
Merupakan kesimpulan dan penjelasan keterkaitan materi yang diperoleh dan merupakan refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama belajar modul 2
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Coaching didefinisikan sebagai proses kolaborasi yang berfokus pada solusi untuk memfasilitasi peningkatan kinerja, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi melalui percakapan yang menstimulasi proses berpikir kreatif. Prinsip-prinsip coaching meliputi kemitraan, kehadiran penuh, dan proses kreatif untuk memaksimalkan potensi individu. Coaching dapat d
Dokumen tersebut membahas tentang prakarsa perubahan yang berpihak pada murid dengan menyesuaikan strategi belajar berdasarkan evaluasi berkelanjutan dan teladan guru untuk menciptakan kesadaran diri siswa dalam merawat lingkungan sekolah.
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi Diri (Wahyu).docxWahyouJuztyn
Lembar kerja tersebut merupakan rencana pengembangan kompetensi diri guru selama enam bulan ke depan dalam bidang pengembangan diri, kepemimpinan pelajaran, kepemimpinan manajemen sekolah, dan kepemimpinan pengembangan sekolah.
Beberapa alasan mengapa tidak cukup hanya dengan peraturan, tetapi perlu ada keyakinan kelas:
1. Peraturan hanya mengatur tindakan fisik, sedangkan keyakinan kelas mengatur sikap dan pola pikir. Dengan adanya keyakinan kelas, murid akan memahami alasan dan manfaat di balik peraturan, sehingga mereka taat bukan hanya karena takut hukuman.
2. Keyakinan kelas membangun komitmen bersama untuk mencapai tuju
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3. COACHING.pptxEmmiFaulina
Dokumen tersebut membahas tentang coaching dan keterampilan yang dibutuhkan sebagai coach. Coaching adalah proses kolaborasi antara coach dan coachee untuk meningkatkan kinerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi melalui pertanyaan reflektif dan memberdayakan coachee. Tujuan coaching adalah membantu murid mencapai kemerdekaan belajar dan mengoptimalkan potensi melalui proses pembelajaran sosial emos
Reflesi Mandiri - Kanvas BAGJA prakarsa perubahan - M. Riyanto.pptxRiyanTSSJ
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah perencanaan pembelajaran untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi siswa, meliputi: (1) mendefinisikan pertanyaan utama dan tujuan, (2) mengidentifikasi aset dan potensi melalui penyelidikan, (3) merencanakan langkah-langkah konkret pelaksanaan, dan (4) mendesain kerangka kerja pelibatan para pihak dalam implementasi dan evaluasi.
Dokumen ini membahas tentang pendidikan yang memerdekakan. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter anak dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti sopan santun dan tanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Peran orang tua dan guru dalam pendidikan adalah memberikan
Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Andi Patria.pdfAndiPatria2
Merupakan kesimpulan dan penjelasan keterkaitan materi yang diperoleh dan merupakan refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama belajar modul 2
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Coaching didefinisikan sebagai proses kolaborasi yang berfokus pada solusi untuk memfasilitasi peningkatan kinerja, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi melalui percakapan yang menstimulasi proses berpikir kreatif. Prinsip-prinsip coaching meliputi kemitraan, kehadiran penuh, dan proses kreatif untuk memaksimalkan potensi individu. Coaching dapat d
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Materi modul membahas tentang pendekatan coaching untuk supervisi akademik.
2. Coaching dapat digunakan sebagai pendekatan yang memberdayakan untuk pengembangan kompetensi melalui supervisi akademik.
3. Teknik coaching seperti tujuan umum, identifikasi, rencana aksi, dan tanggung jawab dapat diterapkan dalam supervisi akademik.
Modul ini membahas tentang perencanaan pelatihan pendamping desa, meliputi 10 langkah pengelolaan pelatihan sistematis mulai dari identifikasi kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Modul ini juga menjelaskan pentingnya merancang kurikulum pelatihan berbasis matrik yang memuat pokok bahasan, tujuan, metode, dan media sesuai kebutuhan peserta.
1. Dokumen ini berisi rencana guru untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa melalui pemanfaatan teknologi. Guru akan melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat dan kepala sekolah dalam menyusun strategi, serta memulai implementasi di kelas dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil. Guru juga akan menyiapkan forum diskusi dan kegiatan lain bagi siswa untuk mengekspresikan diri.
Guru merasa senang dan percaya diri setelah diobservasi oleh kepala sekolah karena mendapat masukan dan motivasi. Supervisi ideal memberikan arahann dan tindak lanjut hasil diskusi untuk meningkatkan kemampuan mengajar. Guru perlu belajar coaching untuk mengembangkan komunikasi empatik dan memberdayakan.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
2. ⦁ sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada
solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis,
dimana coach memfasilitasi peningkatan atas
performa kerja, pengalaman hidup,
pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi
dari coachee (Grant, 1999)
3. ⦁ Kemitraan. Hubungan coach dan coachee adalah
hubungan kemitraan yang setara. Untuk
membantu coachee mencapai tujuannya,
seorang coach mendukung secara maksimal tanpa
memperlihatkan otoritas yang lebih tinggi dari coachee.
⦁ Memberdayakan. Proses inilah yang
membedakan coaching dengan proses lainnya. Dalam hal
ini, dengan sesi coaching yang ditekankan pada bertanya
reflektif dan mendalam, seorang coach menginspirasi
coachee untuk menemukan jawaban-jawaban sendiri atas
permasalahannya.
⦁ Optimalisasi. Selain menemukan jawaban sendiri,
seorang coach akan berupaya memastikan jawaban yang
didapat oleh coachee diterapkan dalam aksi nyata
sehingga potensi coachee berkembang
4. ⦁ Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan
pendidikan itu ‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya
kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki
lakunya. oleh sebab itu peran
seorang coach (pendidik) adalah menuntun segala
kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai
keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia
maupun anggota masyarakat. Dalam
proses coaching, murid diberi kebebasan namun
pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan
dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan
membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat
memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-
pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak
terpancar dari dirinya.
5. ⦁ Salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan
belajar murid dalam pembelajaran di
sekolah. Coaching menjadi proses yang sangat
penting dilakukan di sekolah.Proses Coaching ini
dapat membuat murid menjadi lebih merdeka
dalam belajar untuk mengeksplorasi diri guna
mencapai tujuan pembelajaran dan
memaksimalkan potensinya. Harapannya,
proses coaching dapat menjadi salah satu
langkah tepat bagi guru untuk membantu murid
mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam
belajar.
6. ⦁ KETERAMPILAN MEMBANGUN DASAR PROSES
COACHING
⦁ KETERAMPILAN MEMBANGUN HUBUNGAN
BAIK
⦁ KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI
⦁ KETERAMPILAN MEMFASILITASI
PEMBELAJARAN
7. ⦁ KOMUNIKASI ASERTIF, coach membangun kualitas hubungan dengan coachee menjadi lebih
positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua
belah pihak dengan menyamakan kata kunci, bahasa tubuh dan menyelaraskan emosi
⦁ BERTANYA EFEKTIF, coach bertanya dengan tujuan tertentu. Bukan sekedar jawaban singkat
yang diharapkan, namun pertanyaan yang diberikan dapat menstimulasi pemikiran coachee,
memunculkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya, mengungkapkan emosi
atau nilai dalam diri dan yang dapat mendorong coachee untuk membuat sebuah aksi bagi
pengembangan potensi diri
⦁ PENDENGAR AKTIF, coach memberikan perhatian penuh pada coachee dalam menyampaikan
pesan, coach menunjukkan bahwa dia mendengarkan apa yang dikatakan coachee dengan
menggunakan bahasa tubuh dan respon yang dapat secara efektif menyampaikan pesan
kepada coachee bahwa coach memperhatikan setiap pesan yang
disampaikan, Coach menanggapi perasaan dengan tepat dengan nada positif dan berikan
afirmasi kepada apa yang disampaikan oleh coachee, coach menegaskan kembali makna
pesan yang disampaikan dengan menggunakan kalimatnya sendiri dan coach mengajukan
pertanyaan untuk mendorong lawan bicaranya menguraikan lebih lagi keyakinan atau
perasaannya
⦁ UMPAN BALIK POSITIF, coachee memaknai umpan balik yang disampaikan oleh coach sebagai
refleksi dan pengembangan diri
8. ⦁ TIRTA dikembangkan dari satu model
coaching yang dikenal sangat luas dan
telah diaplikasikan, yaitu GROW model.
GROW adalah kepanjangan dari Goal,
Reality, Options dan Will. Pada tahapan
1)Goal (Tujuan): coach perlu
mengetahui apa tujuan yang hendak
dicapai coachee dari sesi coaching ini,
2)Reality (Hal-hal yang nyata): proses
menggali semua hal yang terjadi pada
diri coachee, 3) Options (Pilihan):
coach membantu coachee dalam
memilah dan memilih hasil pemikiran
selama sesi yang nantinya akan
dijadikan sebuah rancangan aksi. Will
(Keinginan untuk maju): komitmen
coachee dalam membuat sebuah
rencana aksi dan menjalankannya.
9. ⦁ Pembelajaran Berdiferensiasi memberikan
kesempatan murid untuk belajar sesuai
dengan kesiapan, minat dan profil belajar
murid
⦁ Pemetaan kebutuhan belajar murid digunakan
oleh seorang coach sebagai data dalam
proses coaching, sehingga murid dapat
mengoptimalkan potensi yang ada dalam
dirinya dan menemukan solusi yang terbaik
10. ⦁ Dalam proses coaching ini pembelajaran
sosial emosional digunakan oleh seorang
coach terhadap coachee agar terjadi
pengendalian diri dan emosi, menimbulkan
empati dan sosialisasi dan pengambilan
keputusan yang tepat.
11. ⦁ Dengan melakukan proses coaching dapat
membantu guru dalam menjalankan pendidikan
yang berpihak pada murid
⦁ Dengan proses coaching, dapat membantu saya
sebagai seorang guru untuk membantu murid
saya untuk meningkatkan
menemukan solusi atas
potensinya dan
masalah yang
dihadapinya sendiri.
⦁ Dengan mempelajari keterampilan coaching ini
harapan saya dapat membuat murid saya
mencapai tujuannya yaitu kemerdekaan dalam
belajar.