Distilasi merupakan suatu teknik pemisahan campuran dalam fase cair yang homogen dengan cara penguapan dan pengembunan, sehingga diperoleh destilat (produk Distilasi) yang relatif lebih banyak mengandung komponen yang lebih volatil (mudah menguap) dibanding larutan semula yang lebih sukar menguap. Campuran dari masing-masing komponen dapat terpisahkan karena adanya perbedaan titik didih diantara zat-zatnya (Wiratma,dkk, 2003).
Distilasi merupakan suatu teknik pemisahan campuran dalam fase cair yang homogen dengan cara penguapan dan pengembunan, sehingga diperoleh destilat (produk Distilasi) yang relatif lebih banyak mengandung komponen yang lebih volatil (mudah menguap) dibanding larutan semula yang lebih sukar menguap. Campuran dari masing-masing komponen dapat terpisahkan karena adanya perbedaan titik didih diantara zat-zatnya (Wiratma,dkk, 2003).
2. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Sifat koligatif : Sifat yang hanya bergantung pada jumlah zat terlarut dalam
larutan dan tidak bergantung pada sifat maupun jenis zat
terlarut.
Empat macam sifat koligatif :
a. Penurunan tekanan uap
b. Kenaikan titik didih
c. Penurunan titik beku
d. Tekanan osmosis
Dibedakan sifat koligatif menjadi :
Sifat koligatif larutan nonelektrolit
Sifat koligatif larutan elektrolit
4. Dalam larutan ideal bila
A adalah zat terlarut dan
B adalah pelarut
maka dalam larutan terdapat gaya antarmolekul yang sama
Hal ini berarti bahwa suatu molekul tidak dipengaruhi oleh berbagai macam molekul
yang mengelilinginya.
Sehingga kecenderungan molekul A untuk melepaskan diri dari larutan ideal sama
dengan kecenderungan molekul A melepas diri dari cairan murni B.
a. Penurunan tekanan uap
5. Jumlah molekul A yang melepaskan diri dari cairannya sebanding dengan fraksi
mol A yang terdapat dalam larutan
Hukum Raoult
∆p = p0
- X1 p0
= (1-X1)p0
= X2 p0
X2
∆P = Po
- P
P = X1 . P0
Dengan P sama dengan
∆P = X2 . P0
a. Penurunan tekanan uap
6. Penurunan tekanan uap relatif ditentukan oleh fraksi molekul terlarut saja.
Keterangan : ∆P = Penurunan tek uap
Po
= Tek uap jenuh pelarut murni
P = Tek uap jenuh larutan
X1 = Fraksi mol zat pelarut
X2 = Fraksi mol zat terlarut
a. Penurunan tekanan uap
Dalam bentuk penurunan tekanan uap relatif
∆
P0
=
P0
- P
P0
= X2
P
7. a. Penurunan tekanan uap
Untuk larutan encer n2 < n1 . Juga untuk W2/M2 < W1/M1
P0
- P
P0
= X2 =
n2
n1 + n2
=
W2/M2
W1/M1 + W2/M2
jadi:
Dalam larutan : berat pelarut (W1 gram)
massa molekul pelarut (M1)
: berat zat terlarut (W2 gram)
massa molekul zat terlarut (M2)
..............(4)P0
- P
P0
X2 = =
n2
n1
W2
W1
M1
M2
maka ≈
8. b. Kenaikan titik didih
Salah satu akibat penurunan tekanan uap oleh zat terlarut yang tidak mudah
menguap ialah kenaikan titik didih yaitu suhu larutan yang pada Puap = 1 atm, harus
lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya.
Gambar (c) menunjukkan perubahan Puap pelarut murni ( ___ ) dan larutan (…….)
dengan perubahan suhu → disebut juga garis tekanan uap.
Suhu
1 0 0 Co
W a k t u
Suhu
0 Co
W a k t u
C a i r a n
P a d a t a n
L a r u t a n
∆ T f
∆ T b
S u h u / ( C )o
A 0 1 0 0 B
H2O murni
Larutan
(a) (b) (c)
P0
H2O/mmHg
9. b. Kenaikan titik didih
Garis Puap larutan terletak dibawah garis Puap pelarut murni
To = titik didih pelarut = 100o
C
T = titik didih larutan = TB
Kenaikan titik didih ∆Tb = T– To → dinyatakan dalam diagram di bawah ini
C a i r a n
P a d a t a n
L a r u t a n
∆ T f
∆ T b
S u h u / ( C )o
A 0 1 0 0 B
P0
H2O/mmHg
11. b. Kenaikan titik didih
∆Tb = Kb. m
Jadi kenaikan titik didih ∆Tb sebanding dengan penurunan tekanan uap relatif
o
o
P
PP
ΔP
−
=
∆ ..............(5)Tb = kb
P0
- P
P0
= kb. x2
tetapan titik didih molal
Keterangan :
∆Tb = T- To (titik didih larutan – titik didih pelarut murni)
m = molalitas
Kb = Tetapan kenaikan titik didih
12. b. Kenaikan titik didih
Dalam persamaan Clausius - Clapeyron :
∆∆
In
p
p0
=
Hv
R
- 1
T0 T
1
- =
Hv
R
-
T - T0
T0T
∆Hv = kalor penguapan molar pelarut dalam larutan
Untuk larutan encer : ∆Tb = T- To kecil, sehingga T0T ≈ T0
2
p
p0
=
Hv
R
-In Tb
T0
2
∆ ∆
P2
P1
In = -
Hv
R
1
T2 T1
-
1∆
13. b. Kenaikan titik didih
Menurut hukum Raoult : P = x1 . p0
p
p0
=
-
X1 = 1 - X2
In
p
p0 = In 1 - X2
= X2 - 1/2 X2
2
- 1/3 X2
3
Larutan encer : X2 kecil, sehingga ln (1 – X2) = -X2
∆Tb = RTo
2
Hv
X2
∆ ∆
∆
Tb =
R T0
2
. M1
Hv. 1000
. m
14. c. Penurunan titik beku
Akibat lain dari penurunan Puap pelarut dalam larutan adalah titik beku larutan
menjadi lebih rendah daripada titik beku pelarut murni → terjadi penurunan
titik beku
Untuk larutan encer, penurunan titik beku ∆Tf = To – T.
Penurunan titik beku sebanding dengan penurunan Puap relatif. Lihat diagram (c)
C a i r a n
P a d a t a n
L a r u t a n
∆ T f
∆ T b
S u h u / ( C )oA 0 1 0 0 B
P0
H2O/mmHg
15. c. Penurunan titik beku
∆Tf = Kf. m
Dengan cara yang sama dengan pada kenaikan titik didih, maka untuk
penurunan titik beku akan diperoleh :
Tf = kf
P0
- P
P0
= kf. x2
tetapan titik beku molal
∆
Keterangan :
∆Tf = To – T (titik beku pelarut murni– titik beku larutan)
m = molalitas
Kf = Tetapan penurunan titik beku
18. Contoh SoalContoh Soal
1. Suatu larutan terdiri dari 8,5 g urea dalam 100 gr air. Larutan
ini mempunyai tekanan uap jenuh 89,2 mmHg pada 50o
C. Bila
tekanan uap jenuh air pada 50o
C adalah 91,5 mmHg. Hitunglah
berat molekul urea?
2. 10 gr urea dilarutkan dalam 200 gr air. Berapakah titik beku
larutan urea (Tf) jika diketahui ∆Hf = 6kJ/mol; To = 273,15 K;
R = 8,314 J/mol K; Mr urea = 60 g/mol; Mr air = 18 g/mol?
19. d. Tekanan osmosis
Suatu efek lain yang menarik dari penurunan tekanan uap adalah seperti gambar di
bawah ini :
Tekanan osmosisTekanan osmosis bergantung pada jumlah mol zat terlarut,bergantung pada jumlah mol zat terlarut, tidaktidak
tergantungtergantung padapada jenisnya, terdapat pada larutan encer.jenisnya, terdapat pada larutan encer.
20. d. Tekanan osmosis
Dalam proses osmosis pada gambar (c) dipergunakan suatu
membran semipermiabel.
Osmosis : aliran spontan pelarut dari suatu larutan dengan
konsentrasi kecil ke dalam larutan dengan konsentrasi zat
terlarut lebih besar jika kedua larutan terpisah oleh
membran.
Proses osmosis menunjukkan aliran pelarut saja.
22. d. Tekanan osmosis
Jika 2 (dua) larutan ( misalnya larutan A dan larutan B ) dibandingkan berdasarkan
nilai tekanan osmotiknya masing-masing, maka akan diperoleh 3 (tiga) keadaan :
1. Larutan A Hipertonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih tinggi daripada
tekanan osmotik larutan B
π A > π B
2. Larutan A Isotonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A sama dengan tekanan
osmotik larutan B
π A = π B
3. Larutan A Hipotonik terhadap larutan B
Keadaan ini diperoleh jika tekanan osmotik larutan A lebih rendah daripada
tekanan osmotik larutan B
π A < π B
23. d. Tekanan osmosis
• Tekanan osmotik didefinisikan sebagai tekanan yang
harus diberikan untuk mencegah pergerakan air dari
solven ke larutan seperti pada gambar sebelum.
• Tekanan ini berbanding lurus dengan jumlah solut dalam
volume larutan
Π ∞ nsolut/Vlarutan atau Π ∞ M
Π = (nsolut/Vlarutan) RT = MRT
24. Faktor Van Hoff
(Larutan elektrolit)
Menurut van’t Hoff : sifat koligatif larutan elektrolit bersifat lebih nyata
daripada larutan nonelektrolit.
Bila satu mol zat terlarut nonelektrolit misalnya glukosa dilarutkan dalam air,
maka molekul yang terlarut adalah hanya satu mol saja. Berbeda dengan bila
satu mol zat elektrolit misalnya NaCl dilarutkan dalam air akan menghasilkan
dua mol ion-ion Na+
dan Cl-
.
Sebagai contoh penurunan tekanan uap 1,0 M larutan glukosa, natrium klorida,
dan kalsium klorida pada 25o
C akan memberikan data sebagai berikut :
∆P/
mm Hg
Glukosa NaCl CaCl2
0.42 0.77 1.30
25. Faktor Van Hoff
(Larutan elektrolit)
Untuk mengoreksi hukum agar sesuai utk larutan elektrolit, Jacobus Henricus Van’t
Hoff menerangkan bahwa hukum Roult harus dikalikan dengan suatu faktor sebesar
i atau disebut denga faktor Van Hoff.
Keterangan :
n = jumlah ion dari larutan elektrolit
α = derajat ionisasi
i = ( 1 + ( n – 1 ) α )
Jadi menurut Van Hoff untuk larutan elektrolit berlaku :
∆Tf = Kf m i
∆Tb = Kb m i
π = m R T i
26. Jumlah ion beberapa senyawaJumlah ion beberapa senyawa
n=?
2. H2SO4
2H+
SO4
2-
3. MgSO4
Mg2+
SO4
2-
n=?
n=?
1. KCl
K+
Cl-
28. Contoh SoalContoh Soal
1. Satu gram MgCl2 dilarutkan dalam 500 gram air. Tentukan titik
beku larutan jika derajat ionisasi = 0,9 dan kf air = 1,86o
C (Mr
Mg = 24 dan Cl = 35,5)?
2. Titik beku larutan 0,1 m NaCl dalam air adalah -0,36o
C.
Berapakah titik beku larutan kalsium klorida (CaCl2) 0,05 m
dalam air?
3. 1 mol sukrosa (342,3 g) yang bervolume 22,4 dm3
pada suhu
273 K akan mempunyai tekanan osmosis sebesar 1 atm.
Berapakah tekanan osmosis 3 gram sukrosa yang bervolume
0,1 dm3
dg suhu 303K ?