Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan konsentrasinya. Ia menjelaskan komponen larutan, proses pembentukannya, dan berbagai macam konsentrasi seperti persen berat, fraksi mol, molaritas, molalitas dan normalitas. Dokumen tersebut juga menjelaskan sifat koligatif larutan dan contoh soal perhitungan konsentrasi.
1. Dokumen membahas tentang larutan dan konsentrasi, termasuk definisi larutan, jenis larutan, hukum Raoult, dan sifat koligatif larutan.
2. Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat terlarut, pelarut, suhu, dan tekanan.
3. Hukum Raoult menyatakan bahwa tekanan uap parsial suatu komp
Teks tersebut menjelaskan tentang sifat koligatif larutan yang terdiri dari empat sifat yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Sifat-sifat tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi zat terlarut namun tidak dipengaruhi oleh jenis zat terlarut. Penjelasan lebih rinci diberikan mengenai penurunan tekanan uap yang diukur men
Larutan dan konsentrasi adalah tentang campuran homogen dua atau lebih zat dimana zat terlarut tersebar merata di seluruh volume larutan. Konsentrasi larutan dinyatakan dalam berbagai satuan seperti persen, molar, dan lainnya. Sifat koligatif larutan seperti penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih bergantung pada jumlah zat terlarut.
Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan konsentrasinya. Ia menjelaskan komponen larutan, proses pembentukannya, dan berbagai macam konsentrasi seperti persen berat, fraksi mol, molaritas, molalitas dan normalitas. Dokumen tersebut juga menjelaskan sifat koligatif larutan dan contoh soal perhitungan konsentrasi.
1. Dokumen membahas tentang larutan dan konsentrasi, termasuk definisi larutan, jenis larutan, hukum Raoult, dan sifat koligatif larutan.
2. Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat terlarut, pelarut, suhu, dan tekanan.
3. Hukum Raoult menyatakan bahwa tekanan uap parsial suatu komp
Teks tersebut menjelaskan tentang sifat koligatif larutan yang terdiri dari empat sifat yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Sifat-sifat tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi zat terlarut namun tidak dipengaruhi oleh jenis zat terlarut. Penjelasan lebih rinci diberikan mengenai penurunan tekanan uap yang diukur men
Larutan dan konsentrasi adalah tentang campuran homogen dua atau lebih zat dimana zat terlarut tersebar merata di seluruh volume larutan. Konsentrasi larutan dinyatakan dalam berbagai satuan seperti persen, molar, dan lainnya. Sifat koligatif larutan seperti penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih bergantung pada jumlah zat terlarut.
Dokumen tersebut membahas tentang campuran dan larutan, termasuk definisi campuran dan larutan, jenis-jenis campuran, klasifikasi zat, konsentrasi larutan, dan hukum-hukum dasar kimia seperti hukum kekekalan massa."
Dokumen tersebut membahas tentang sifat koligatif larutan, yaitu sifat yang ditentukan oleh jumlah zat terlarut tanpa memperhatikan jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Dokumen juga membedakan sifat koligatif pada larutan elektrolit dan non-elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar larutan seperti pengertian larutan, komponen larutan, kelarutan, pengaruh suhu dan tekanan terhadap kelarutan, konsentrasi larutan dalam berbagai satuan seperti persen, molaritas, dan normalitas, serta pengenceran larutan. Diberikan juga contoh perhitungan soal terkait topik-topik tersebut.
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan jumlah partikel dalam larutan.
Dokumen tersebut membahas sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit.
1. Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan sistem koloid. Ia menjelaskan komponen larutan, sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta jenis dan sifat karakteristik dari sistem koloid.
Dokumen tersebut membahas tentang campuran dan larutan, termasuk definisi campuran dan larutan, jenis-jenis campuran, klasifikasi zat, konsentrasi larutan, dan hukum-hukum dasar kimia seperti hukum kekekalan massa."
Dokumen tersebut membahas tentang sifat koligatif larutan, yaitu sifat yang ditentukan oleh jumlah zat terlarut tanpa memperhatikan jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Dokumen juga membedakan sifat koligatif pada larutan elektrolit dan non-elektrolit.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar larutan seperti pengertian larutan, komponen larutan, kelarutan, pengaruh suhu dan tekanan terhadap kelarutan, konsentrasi larutan dalam berbagai satuan seperti persen, molaritas, dan normalitas, serta pengenceran larutan. Diberikan juga contoh perhitungan soal terkait topik-topik tersebut.
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan jumlah partikel dalam larutan.
Dokumen tersebut membahas sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, termasuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan serta tekanan osmosis. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan sifat koligatif antara larutan non-elektrolit dan elektrolit.
1. Dokumen tersebut membahas tentang larutan dan sistem koloid. Ia menjelaskan komponen larutan, sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta jenis dan sifat karakteristik dari sistem koloid.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
3. Bila dua zat dimasukkan dalam suatu wadah
maka akan terjadi tiga kemungkinan, Yaitu:
Bereaksi
Bercampur
tidak bercampur
4. Macam –macam Campuran:
Campuran gas dengan gas,
contoh campuran gas O2 dan N2
Campuran gas dengan padat,
contoh busa dan batu apung
Campuran cair dengan cair,
contoh alkohol dan air
Campuran cair dengan padat,
contoh tanah dan air
Campuran padat dengan padat,
contoh besi dan aluminium
5. Interaksi Solut dan Solven
1. Zat Terlarut bereaksi dengan pelarut
Contoh:
P2O5 + 3H2O 2H3PO4
2. Zat Terlarut berinteraksi kuat dengan pelarut
Contoh:
Larutan NaCl dalam air
3. Zat terlarut berinteraksi lemah dengan pelarut
Contoh:
Benzen yang terdispersi dalam CCl4
4. Zat yang tidak larut dalam pelarut
Contoh:
kaca dan plastik dalam air
8. Suspensi
Ukuran partikel cukup besar
Partikel dapat mengandap oleh pengaruh
gaya gravitasi
Proses pemisahan : filtrasi atau sentrifugasi
Sifatnya (titik didih, titik beku) tergantung
dari sifat fase eksternal
9. Koloid
Campuran yang berada diantara larutan sejati dan
suspensi.
Ukuran partikel 1 – 1000nm
Stabil di bawah pengaruh gaya gravitasi bumi
Sifat tidak berbeda jauh dari fase pendispersi
Partikel tidak dapat dilihat dengan mata maupun
mikroskop
Menunjukkan efek tyndall
10. Jenis Dispersi Koloid
Medium
Pendispersi
Fase terdispersi Jenis koloid Contoh
Padatan
Padatan
Padatan
Padatan
Cairan
Gas
Sol Padat
Emulsi Padat
Busa padat
Mutiara
Keju, mentega
Batu apung,
kerupuk
Cairan
Cairan
Cairan
Padatan
Cairan
Gas
Sol , gel
Emulsi
Busa
Patidalam air
Susu
Krim kue tar
Gas
Gas
Padatan
Cairan
Aerosol padat
Aerosol cairan
Debu, asap
Awan, Kabut
11. Stabilitas Koloid
Dispersi cair – cair : emulgator
Dispersi padat cair : adsorbsi ion pada
permukaan koloid
Ex: sol merah (FeCl3 + H2O)
2Fe3+ + (x+3)H2O→ Fe2O3xH2O +6H+
13. Larutan
Campuran homogen dua zat atau lebih
dimana ukuran partikel sebesar molekul
atau ion, yang tersebar secara merata
antara masing – masing komponen dan
menghasilkan satu fasa homogen.
15. Penggolongan Larutan
Menurut Wujud Akhirnya
1. Larutan Gas
2. Larutan Cair
Dibagi menjadi
- gas dalam cair
- cair dalam cair
- padat dalam cair
3. Larutan padat
Dibagi menjadi:
- Larutan gas dalam padat
- Larutan cair dalam padat
- Larutan padat dalam padat
16. 6. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut
dengan pelarut.
Perbandingan ini dapat diungkapkan dengan dua cara
yaitu:
Jumlah zat terlarut
Jumlah pelarut
Jumlah zat terlarut
Jumlah larutan
17. Beberapa Satuan Konsentrasi
Larutan:
Fraksi mol (X)
Adalah perbandingan mol salah satu komponen
dengan jumlah mol seluruhkomponen
XA = nA
ntotal
Dalam Campuran (larutan) jumlah fraksi mol = 1
Contoh:
Dalam suatu ruangan terdapat 7.0g N2, 0,1gH2.
Hitunglah fraksi mol kedua komponen.
19. Kemolaran (M)
Banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Dapat ditentukan dengan menghitung
mol zat terlarut dan volume larutan. Volume
larutan merupakan jumlah antara volume zat
terlarut ditambah dengan volume pelarut.
Contoh:
4,41 g soda kue dilarutkan dalam air sehingga
volumenya menjadi 150ml. Tentukan kemolaran
soda kue.
21. Kemolalan (m)
Adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap
1000g pelarut murni.Nilai dapat ditentukan
bila mol zat dan massa pelarut diketahui.
Contoh:
5,85g NaCl dilarutkan dalam 500 ml air.
Tentukan kemolalan NaCl
22. Jawab:
5,85 NaCl = 5,85 mol = 0,1
mol dalam 500 g air 58,5
Kemolalan NaCl = 1000 x 0,1 = 0,2
500
23. Kenormalan (N)
Adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Ekivalen zat dalam larutan tergantung dari reaksi yang
dialami oleh zat itu, apakah reaksinya asam basa atau
redoks.
Dalam reaksi asam basa , ekuivalen asam dan basa masing
–masing bergantung pada jumlah H+ atau OH- yang dilepas
HCl H+ + Cl - 1M HCl = 1N
Ba(OH)2 Ba++ + 2 OH- 1M Ba(OH)2 = 2 N
Pada reaksi redoks, nilai ekivalen tergantung dari jumlah
electron yang dilepas atau diterima suatu senyawa.
Contoh:
Fe + 2HCl FeCl2 + H2
Fe + 2H+ Fe2+ + H2
Fe melepaskan 2e, maka 1MFe = 2N
Hidrogen menerima 1e, maka 1M HCl = 1N
24. Persen massa
Adalah perbandingan massa zat terlarut dengan
massa larutan dikalikan 100%. Satuan ini biasa
dipakai untuk larutan padat dalam cair atau
padat dalam padat
Contoh:
Hitung % massa NaCl dalam campuran 20 g
NaCl dengan 55 g air.
26. Persen volume
Adalah perbandingan volume zat terlarut dengan volume
larutan dikalikan 100%. Satuan ini sering dipakai untuk
campuran dua cairan atau lebih.
Contoh:
50ml alkohol ditambah air sehingga volume larutan 500ml.
Tentukan % volume alkohol
27. Jawab
Persen volume alkohol = 50 x 100% V
500
= 10%.
Dalam kimia istilah ”persen” diartikan persen
berat kecuali dinyatakan lain.
28. Part per million
Adalah miligram zat terlarut dalam tiap kg
larutan. Satuan ini sering dipakai untuk
konsentrasi zat yang sangat kecil dalam larutan
gas, cair, atau padat.
Contoh
Air buangan industri mengandung 0,015 g
CuSO4 dalam dua liter . Hitunglah konsentrasi
zat ini dalam ppm (Rapat massa = 1)
30. Konversi Satuan Konsentrasi
Menguraikan konsentrasi yang diberikan
Ex :Larutan alkohol 75%b/b = 75g
C2H5OH/100 g larutan
Gunakan untuk menghitung konsentrasi
yang diminta ex. Fraksi mol
31. Faktor yang Mempengaruhi
Kelarutan
Suhu
– Kelarutan dari kebanyakan garam anorganik
dalam air meningkat dengan meningkatnya
suhu
– Kelarutan gas dalam cairan akan berkurang bila
suhu dinaikkan
– Untuk beberapa pelaut kelarutan gas dalam
suatu cairan dapat bersifat endoterm
33. Tekanan
Hukum Henry “ kelarutan gas dalam larutan
cair berbanding lurus dengan tekanan gas
dipermukaan larutan tersebut”
Cg=kgpg
34. Contoh Soal
Pada 25oC gas oksigen dikumpulkan dari
dalam air pada tekanan total sebesar 1 atm
akan larut sampai 0,0393g/L. Berapa
kelarutannya bila tekanan parsial diatas
larutannya 750 torr (pH2O= 24 torr)
35. Tekanan Uap larutan
Hukum Raoult
Tekanan uap larutan (P larutan) sebanding
dengan fraksi mol pelarut dalam larutan
Plarutan = X pelarut Po
pelarut
36. Contoh Soal
10 g parafin (C10H42) dilarutkan dalam 50 g
benzen (C6H6). Pada 53oC tekanan uap dari
benzen murni 300 torr. Berapa tekanan uap
larutan pada suhu ini?
37. Larutan dengan 2 atau lebih
Komponen Yang Menguap
PT =XAP0
A + XBP0
B
38. Sifat Larutan
Gaya Tarik
relatif
∆ pelarutan Perubahan
Suhu Bila
Larutan
Terbentuk
Penyimpanga
n dari Hukum
Raoult
Contoh
A-A, B-B = A-B 0 0 Tidak ada Benzen -
kloroform
A-A, B-B<A-B (-) eksoterm Naik Negatif Aseton – air
A-A, B-B > A-B (+) endoterm Turun Positif Etanol-
Heksana
39. Destilasi Bertingkat
Cara memisahkan suatu zat dari campuran
cairan yang mudah menguap.
Campuran zat A dan Zat B akan menguap
bila jumlah tekanan parsial dari A dan B
sama dengan tekanan atmosfer pada saat
itu.
40. Contoh
Bila 1 mol A dicampur dengan 2 mol B,
Tekanan uap zat murni A= 1140 torr, dan
tekanan uap zat murni B = 570 torr, pada
tekanan berapa kedua zat tersebut akan
mendidih?
41. Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan terdiri dari:
Penurunan Tekanan Uap
Penurunan Titik Beku
Kenaikan Titik Didih
Tekanan Osmotik
42. Penurunan Tekanan Uap
Bila suatu cairan berisi zat terlarut yang tidak mudah
menguap maka kecenderungan lolos molekul cairan tersebut
berkurang dengan demikian terjadilah penurunan tekanan
uap pelarut dalam larutan.
Hukum Raoult
F.M Raoult (1887)secara eksperimental menemukan
bahwa:Tekanan parsial uap pelarut yang berkeseimbangan
dengan larutan encer berbanding lurus dengan fraksi mol
pelarut dalam larutan,
Ini dapat rumuskan sbb:
P= Po.X, dimana P : tekanan parsial pelarut dalam larutan
Po : tekanan uap pelarut murni
X : fraksi mol pelarut dalam larutan
Fraksi mol pelarut = Jumlah mol pelarut
Jumlah mol (pelarut dan zat terlarut)
43. Penurunan Titik Beku
Titik beku larutan selalu lebih rendah daripada
titik beku pelarut murninya.
Penurunan titik beku larutan encer berbanding
lurus dengan konsentrasi zat terlarut yang dapat
dirumuskan sbb (Raoult,1883)
∆Tf = Kf . m
∆Tf : penurunan titik beku larutan
Kf : Tetapan penurunan molal pelarut
(tetapan krioskopik)
m : Konsentrasi zat terlarut dalam molal
44. Kenaikan Titik Didih
Besarnya kenaikan titik didih larutan juga
berbanding lurus dengan konsentrasi zat
terlarut, yang dapat dirumuskan sbb:
∆Tb = Kb.m
∆Tb : kenaikan titik didih larutan
Kb : Tetapan penurunan molal pelarut
(tetapan krioskopik)
m : Konsentrasi zat terlarut dalam molal
45. Tekanan Osmotik Larutan
Tekanan osmotik adalah tekanan hidrostatik
yang terjadi akibat peristiwa osmosis.
46. Pengukuran dan perhitungan van’Hoff (1886) menemukan bahwa larutan itu bersifat
menyerupai gas. Tekanan osmotik larutan encer sama dengan tekanan yang
diberikan oleh zat terlarut seolah-olah zat terlarut tersebut suatu gas.
Rumus gas yang umum:
P.V = n.R.T (Boyle – Gay Lussac - Avogadro)
P : tekanan gas(atm)
V : Volume gas (liter)
n : Jumlah mol gas
R : Tetapan gas (0,082 L.atm. mol-1.0K-1)
T : Temperatur mutlak (0K)
Untuk larutan berlaku :
π .V= n.R.T (Boyle- Gay Lussac – Van’ t Hoff)
π : Tekanan osmotik (atm)
V : Volume larutan (L)
n : Jumlah mol zat terlarut
R : Tetapan gas (0,082 L.atm. mol-1.0K-1)
T : Temperatur mutlak (0K)