Laporan ini memberikan gambaran umum tentang UPTD Laboratorium Lingkungan Kabupaten Bengkulu Utara, meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi laboratorium serta landasan hukum yang mengatur pengelolaannya. Laporan ini juga menjelaskan sumber sampel yang dianalisis di laboratorium tersebut.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. LAPORAN KEGIATAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Pada
UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KAB. BENGKULU UTARA
PENGETAHUAN ANALIS TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
DI UPTD LABLING KAB. BENGKULU UTARA
OLEH :
NANIK NOPTA AZISKA
F0E019007
PRODI D-III LABORATORIUM SAINS
FAKULTAS MMATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2. ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
PENGETAHUAN ANALIS TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI
UPTD LABLING KAB. BENGKULU UTARA
Mahasiswa Peserta PKL
NANIK NOPTA AZISKA
F0E019007
“Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah diperiksa dan dinyatakan memenuhi
persyaratan”
Mengetahui,
Dosen pembimbing
Deni Agus Triawan, S.Si., M.Sc
NIP. 198908172019031019
Pembimbing Lapangan
Reti Sutriani, S.Si.,M.Si
Kepala UPTD Laboratorium
Rusli Arsandi, ST
NIP. 197809222010011006
Ketua Program Studi
DIII Laboratorium Sains
Drs. Hery Haryanto, M.Sc
NIP. 196104071987031002
3. iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya untuk Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir praktek kerja lapangan yang
berjudul “Pengetahuan Analis Tentang Alat Pelindung Diri (APD) di UPTD Labling
Bengkulu Utara”. Dalam penyelesaian laporan ini tidak lepas dari bantuan,
dukungan, serta bimbingan, dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Hery Haryanto, M.Sc selaku Ketua Program Studi DIII
Laboratorium Sains, yang telah memfasilitasi dan berpartisipasi aktif dalam
kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
2. Bapak Deni Agus Triawan selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan yang selalu membimbing dan memberi masukan pada saat kegiatan
praktek kerja lapangan.
3. Bapak Ir. Alfian,MM selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bengkulu Utara yang telah memberikan izin dan memfasilitasi proses
kegiatan praktek kerja lapangan.
4. Bapak Rusli Arsandi, ST selaku Kepala UPTD Laboratorium Lingkungan
Hidup Bengkulu Utara yang telah memberikan izin dan memfasilitasi proses
kegiatan praktek kerja lapangan.
5. Ibu Reti Sutriani, S.Si.,M.Si selaku Pembimbing Lapangan, yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis selama pelaksanaan kegiatan PKL
berlangsung.
6. Ibu Rita Susrianti, A.Md.KL selaku manajer teknis dan Kak Putra Selaku
Penyelia Sampel Serta Mbak Tika, Mbak Yuli, Mbak Nurul, Kak Juan dan
Kak Berry selaku analis di Laboratorium Lingkungan Hidup Kabupaten
Bengkulu Utara, yang telah memberikan pengetahuan, bimbingan, serta
pengalaman bekerja dengan sangat baik.
7. Melli Kartika Sari dan Dita Santiana selaku teman-teman satu tim praktek
kerja lapangan di Laboratorium Lingkungan Hidup Labupaten Bengkulu
Utara yang telah kompak menyelesaikan praktek kerja lapangan selama lima
minggu.
8. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak tercantum dalam
ucapan ini. Terimakasih atas dukungan dan doa yang dihaturkan.
4. iv
Penulis menyadari bahwa laporan akhir praktek kerja lapangan ini masih banyak
terdapat kesalahan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Arga Makmur, 17 Februari 2022
Penulis
Nanik Nopta Aziska
5. v
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................v
DAFTAR TABEL .....................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Tujuan Magang....................................................................................................2
1.3 Manfaat Magang..................................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM...................................................................................3
2.1 Sejarah UPTD Laboratorium Lingkungan Bengkulu Utara................................3
2.2 Visi dan Misi UPTD Laboratorium Lingkungan Bengkulu Utara ......................4
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi .....................................................................................4
2.4 Struktur Organisasi UPTD Laboratorium Lingkungan Kabupaten Bengkulu
Utara……………………………………………………………………………….5
2.5 Tugas Pokok dan Fungsi Laboratorium Lingkungan ..........................................6
2.6 Landasan hukum dalam pengelolaan laboratorium lingkungan.........................6
2.7 Sumber Sampel UPTD Laboratorium Lingkungan Kabupaten Bengkulu Utara
………………………………………………………………………………7
BAB III TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................8
3.1 Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)................................................................8
3.2 Peraturan tentang Alat Pelindung Diri (APD).....................................................9
3.3 Jenis-jenis alat pelindung diri (APD) di Laboratorium.....................................10
3.4 Faktor yang mempengaruhi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) ..............11
BAB IV METODOLOGI .........................................................................................12
3.1. Waktu dan Tempat ...........................................................................................12
3.2. Alat dan Bahan .................................................................................................12
6. vi
3.3. Cara Kerja.........................................................................................................12
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................13
5.1 Hasil...................................................................................................................13
5.2 Pembahasan.......................................................................................................14
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................18
6.1 Kesimpulan........................................................................................................18
6.2 Saran..................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................20
LAMPIRAN...............................................................................................................21
7. vii
DAFTAR TABEL
Daftar tabel kuesioner yang diberikan kepada analisis ...............................................13
8. viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Jas Lab ……………………..………………………………………….12
Gambar 1.2 Alat Pelindung Diri …………………………………………………...14
9. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.06 Tahun 2009, yang
dimaksud dengan Laboratorium Lingkungan adalah laboratorium yang mempunyai
sertifikat akreditasi sebagai laboratorium pengujian dengan lingkup parameter
kualitas lingkungan yang diterbitkan oleh lembaga akreditasi yang berwenang dan
mempunyai identitas registrasi yang dikeluarkan oleh Menteri. Untuk mendapatkan
sertifikat akreditasi, laboratorium harus memenuhi persyaratan ISO/ ICE 17025 edisi
termutakhir tentang persyaratan umum kompentensi laboratorium pengujian yang
bertujuan untuk menyesuaikan dengan perubahan dunia yang didasarkan pada
perkembangan teknis dan teknologi informasi dengan tetap mempertimbangkan
system manajemen mutu terbaru, ISO 9001:2015 (Hadi, 2018).
Laboratorium lingkungan adalah Laboratorium yang melakukan pengujian
parameter Fisika, Kimia dan biologi yang sejalan dengan Undang-Undang yang
berlaku dalam kerangka kerja pengelolaan lingkungan. Di dalam melaksankan
kegiatan-kegiatan ini Laboratorium lingkungan akan menghasilkan limbah dalam
bentuk zat cair, padat dan limbah gas. Limbah-limbah ini berasal dari sisa bahan
kimia yang tidak dapat lagi digunakan.
Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh
pekerja untuk melindungi seluruh atau seabagian tubuhnya dari kemungkinan adanya
pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat
kerja (Tarwaka, 2008).
Praktek kerja lapangan merupakan salah satu mata kuliah wajib pada semester
enam pada prodi D-3 Laboratorium Sains Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu. Kegiatan ini merupakan bentuk
pengaplikasian ilmu yang didapatkan selama perkuliahan. Adapun tujuan dari
10. 2
kegiatan ini yaitu melatih mahasiswa untuk dapat mengidentifikasi dan menganalisis
permasalahan nyata yang ada di dunia kerja. Sehingga mendapatkan pengalaman
tentang kehidupan masyarakat, khususnya di lingkungan kerja yang akan bermanfaat
setelah menyelesaikan perkuliahan.
Pada kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, mahasiswa mengikuti kegitan
yang dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Hidup Di Bengkulu Utata yang
dilakukan selama 5 minggu.
1.2 Tujuan Magang
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah:
1. Menerapkan dan mengaplikasikan teori yang diberi dibangku perkuliahan.
2. Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa sebelum memasuki dunia
kerja.
3. Memberikan pengalaman kerja nyata yaitu kerja sama tim, hubungan sosial
dengan sesama dan dalam memecahkan suatu permasalahan.
1.3 Manfaat Magang
Manfaat bagi mahasiswa dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan :
1. Mengetahui proses pengujian yang dilakukan di UPTD Laboratorium
Lingkungan Kabupaten Bengkulu Utara.
2. Mengetahui jenis-jenis parameter uji yang digunakan di UPTD
Laboratorium Lingkungan Bengkulu Utara.
3. Mengetahui tentang pengetahuan analis mengenai alat pelindung diri di
Laboratorium Lingkungan di Bengkulu Utara.
11. 3
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah UPTD Laboratorium Lingkungan Bengkulu Utara
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bengkulu Utara ialah sebuah bangunan yang
didirikan sejak tahun 1994 pada saat itu telah dinamakan Bapedalda ,dan pada tahun
1996 digantikan lagi menjadi Dinas kebersihan dan pertamanan ,setelah itu pada
tahun 2000 sempat berubah lagi menjadi Badan Lingkungan Hidup, dan pada tahun
2017 ditetapkan sebagai kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan sudah
mempunyai laboratorium tersendiri, pada tahun 2009 Laboratorium Lingkungan
hidup bernama UPT (Unit Pelaksana Teknis) sampai pada tahun 2017 berubah
menjadi UPTD sampai saat ini. UPTD Laboratorium Lingkungan adalah
Laboratorium yang pertama kali berdiri di Propinsi Bengkulu tepatnya di Kabupaten
Argamakmur, Bengkulu Utara.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkulu Utara mempunyai Laboratorium
Lingkungan yang sudah beroperasi sejak tahun 2009 sampai saat ini dan
Laboratorium Lingkungan ini sudah diakui oleh PPE (Pengelolah Regionl
Sumatera),dan pada ditahun 2013 menjadi laboratorium klaster (laboratorium
percontohan di Provinsi Bengkulu). Pada tahun tahun 2015/2016 Laboratorium ini
mendapatkan Laboratorium binaan dari kementrian. Semenjak tahun 2017 UPT
diganti nama menjadi UPTD dan pada saat itu dipimpim oleh pak Alex dan Pak
Rusli, dan pada tahun 2018 UPTD Laboratorium Hidup ini mengajukan untuk
Akreditasi yang dikepalai oleh Ir.Alfian, MM dan kepala UPTD Laboratorium
Lingkungaan Hidup oleh bapak Rusli Arsandi, ST. Setelah itu pada tahun 2019
Laboratorium sudah terakreditasi, pada tanggal 16 Juni 2021 pengesahan dari
lembaga KAN untuk akreditasi UPTD Laboratorium Lingkungan dan sudah
diresmikan oleh bapak Bupati Bengkulu Utara.
12. 4
2.2 Visi dan Misi UPTD Laboratorium Lingkungan Bengkulu Utara
Visi : Terwujudnya Laboratorium lingkungan Kabupaten Bengkulu Utara yang
berdiri sendiri di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Misi : - Mengutamakan pelayanan prima melalui penyajian data dan informasi yang
cepat, akurat dan terpercaya.
- Melakukan pengelolaan laboratorium secara profesional dengan
mengacu pada sistem Manajemen Mutu Laboratorium pengujian SNI
19-17025 :2000 ISO 17025 agar tercapai efisiensi dan aktifitas.
- Menjalin kerjasama dengan industri terkait dan laboratorium lainya.
- Melakukan upaya secara berlanjut untuk meningkatkan mutu layanan
kepada pelanggan.
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi
* Tugas Pokok
Menguji dan analisis laboratorium serta mengembangkan dalam rangka penyajian
data dan informasi bidang lingkungan hidup.
* Fungsi
a. Pengujian dan analisis secara laboratorium untuk seluruh komponen
lingkungan.
b. Pengembangan teknik dan metoda analisa laboratorium dengan mengunakan
Standar Nasional Indonesia SNI.
13. 5
2.4 Struktur Organisasi UPTD Laboratorium Lingkungan Kabupaten Bengkulu
Utara
MANAGER PUNCAK
MANAGER PUNCAK I
MANAGER MUTU
MANAGER ADMINISTRASI
MANAGER TEKNIS
PETUGAS
PENGELOLAH
LIMBAH
PENYELIA
PENGAMBILAN
SAMPEL
PENYELIA
PENGAMBILAN
SAMPEL
PETUGAS
PENGAMBILAN
SAMPEL
ANALIS
14. 6
2.5 Tugas Pokok dan Fungsi Laboratorium Lingkungan
Tugas Pokok
Menguji dan analisis laboratorium serta mengembangkan
dalam rangka penyajian data dan informasi bidang lingkungan
hidup.
Fungsi
a. Pengujian dan analisis secara laboratorium untuk seluruh
komponen lingkungan.
b. Pengembangan teknik dan metoda analisa laboratorium dengan
mengunakan Standar Nasional Indonesia SNI.
2.6 Landasan hukum dalam pengelolaan laboratorium lingkungan.
a. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
b. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Pertimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 102 Tahun 2000 tentang
“Standarisasi Nasional”
d. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
e. Keputuisan kepala Bapelda Nomor : 113 Tahun 2000 tentang
Pedoman Umum dan Pedoman Teknis Laboratorium Lingkungan.
15. 7
2.7 Sumber Sampel UPTD Laboratorium Lingkungan Kabupaten Bengkulu
Utara
Seiring berjalan kegiatan industri, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkulu
Utara, Laboratorium Lingkungan telah menjalin kerjasama dengan perusahaan /
industri sebagai berikut :
1. Industri Sawit
a. PT. Sandabi Indah Lestari
b. PT. Agricinal
c. PT. Mitra Puding Mas
d. PT. Kencana Katara Kuala
2. Industri Pertambangan Batu Bara
a. PT. Firman Ketahun
b. PT. Core Mineral Indonesia
c. PT. Indonesia Riau Sri Avantika
d. PT. Bara Adi Pratama
e. PT. Alno Agro Utama
3. Industri Karet
a. PT. Air Muring
b. PT. Pamor Ganda
4. Rumah Sakit
a. Rumah Sakit Umum Daerah
b. Rumah Sakit Hana Charitas
16. 8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri adalah peralatan yang di gunakan untuk meminimalisir dan
mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja serta penyakit akibat tidak
menggunakannya. Kontak yang salah dengan bahan dan mesin ditempat kerja dapat
mengakibatkan suatu cidera dan penyakit yang cukup serius (Kuswana, 2015).
Berdasarkan peraturan menteri tenagakerja dan transmigrasi Republik Indonesi
nomor PER.08/MEN/V11 2010 tentang alat pelindung diri, APD adalah suatu alat
yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja.
Menurut Occupatioonal Safety and Health Addministration (OSHA) alat
pelindung diri, didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja
dari penyakit akibat kerja baik bersifat biologis, radiasi, kimia, elektrik, fisik,
mekanik, dan lainnya. APD digunakan sebagai upaya terakhir untuk melindungi
tenaga kerja saat melakukan pekerjaan agar tidak terjadi kecelakaan kerja serta
penyakit berahaya (Sholihah, 2014).
Pengertian alat pelindung diri menurut Permenaker No.08 tahun 2010 bahwa,
“Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau
seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja”. Kenyataan yang sering dijumpai
pada mahasiswa saat praktikum masih ada yang kurang disiplin dalam mengenakan
APD baik itu karena faktor ketersediaan APD maupun faktor manusianya yang tidak
mau mengenakan APD. Banyak alasan yang di sampaikan oleh mahasiswa,
diantaranya adalah cuaca yang dinilai panas sehingga pekerja merasa risih, gerah dan
tidak dapat bergerak leluasa jika bekerja dengan menggunakan APD. Hasil penelitian
menyatakan bahwa ketersediaaan APD dan alat yang tersedia dan terstandar sangat
17. 9
menggembirakan karena mencapai 80% dan 86% hal ini menunjukkan komitmen
laboratorium dalam penerapan K3 di laboratorium dengan baik.
Alat Pelindung Diri adalah bagian penting dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam laboratorium, kecelakaan kerja bisa terjadi jika tidak
memperhatikan prinsip "Unsave condition dan unsave action". Sesuai dengan
standard laboratorium telah memenuhi syarat kondisi yang aman misalnya dengan
menyediakan Alat Pelindung Diri (APD). Alat Pelindung Diri merupakan suatu alat
untuk melindungi pekerja dari bahaya langsung akibat kecelakaan kerja.
3.2 Peraturan tentang Alat Pelindung Diri (APD)
1. Menurut Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
1) Pasal 2 ayat (1) butir f : Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-
syarat untuk memberikan APD.
2) Pasal 9 ayat (1) butir c: pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan
pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.
3) Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau
tidak tenaga kerja untuk memakai APD.
4) Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara Cuma-
cuma.
2. Peraturan menteri tenaga kerja dan tranmigrasi nomer per.01/men/1981
tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja. Menurut pasal 4 ayat (3)
kewajiban pengurus menyediakan APD dan wajib bagi tenaga kerja
menggunakannya untuk pencegahan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
3. Permenaker dan Transmigrasi RI No. PER.08/MEN/VII/2010 tentang APD.
Pasal 2 yang berbunyi pengusaha wajib menyediakan APD bagi perkerja atau
buruh ditempat kerja yang diberikan secara cuma-cuma dan harus sesuai
Standrat Nasional Indonesia (SNI). Pasal 4 ayat 1 point e yang berbunyi APD
wajib digunakan tempat kerja dimana dilakukan usaha pertambangan dan
perngelolaan batu-batuan, gas, minyak, panas bumi, atau mineral bumi lainnya
baik dipermukaan, didalam bumi, maupun didasar perairan.
18. 10
3.3 Jenis-jenis alat pelindung diri (APD) di Laboratorium
Jenis-jenis dan Fungsi Alat Pelindung Diri (APD) dalam (Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor.08/Men/VII/2010 tentang
Alat Pelindung Diri) :
a. Alat Pelindung Kepala
Alat pelindung kepala adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi
kepala dari benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam atau benda keras
yang melayang atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, api, percikan
bahan-bahan kimia, jasad renik (mikroorganisme) dan suhu yang ekstrim.
b. Alat Pelindung Muka dan Mata
Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi mata dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-
partikel yang melayang di udara dan di badan air, percikan benda-benda kecil, panas,
atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik yang mengion maupun yang
tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan benda keras atau benda
tajam.
c. Alat Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan.
d. Alat Pelindung Pernafasan
Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya adalah alat pelindung
yang berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara
bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme,
partikel yang berupa debu, kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume, dan sebagainya.
e. Alat Pelindung Tangan
Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi tangan dan jari-jari tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin,
radiasi elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan kimia, benturan,
pukulan dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus, bakteri) dan jasad renik.
19. 11
f. Alat Pelindung Kaki
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari tertimpa atau
berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas
atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya
dan jasad renik, tergelincir.
g. Pakaian Pelindung
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh
bagian badan dari bahaya temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan
benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas,
benturan dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi, binatang, mikro-
organisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus,
bakteri dan jamur.
3.4 Faktor yang mempengaruhi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Menurut (Mulyanti, 2008) faktor yang mempengaruhi penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) antara lain:
a. Pengetahuan, merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
b. Sikap, yaitu reaksi atau respon dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek.
c. Kondisi APD, yaitu berkaitan dengan fasilitas/ketersediaan APD yang akan
meningkatkan prestasi kerja dari setiap tenaga kerja.
d. Pengawasan, berupa pengamatan dan evaluasi secara kualitatif dan
kuantitatif.
e. Dukungan sosial, baik dari rekan kerja maupun dari pimpinan. Peran rekan
kerja berupa ajakan untuk menggunakan APD sedangkan peran atasan/
pimpinan adalah berupa adanya anjuran, pemberian sanksi maupun pemberian
hadiah.
20. 12
BAB IV
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 5 Minggu di Laboratorium
Lingkungan Hidup Bengkulu Utara.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner
adalah jenis pengukuran dengan mengumpulkan data secara formal kepada subjek
untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam,2011). Kuisioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah open quistions yaitu kuisioner yang sudah
tersedia jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
3.3. Cara Kerja
Tahap awal yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah.
a. Survei awal
b. Penyebaran kuesioner kepada responden .
c. Pengumpulan angket yang telah diisi oleh responden.
d. Pengolahan data hasil kuesioner.
Kemudian pada penelitian ini juga dilakukan observasi (pengamatan)
sehingga kita juga bias tahu mana analis yang juga mematuhi APD (alat pelindung
diri) pada saat menganalisis sampel.
Gambar 1.1 Jas Lab
21. 13
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Berikut ini tabel kuesioner yang diberikan kepada analisis di Laboratorium
Lingkungan Hidup Bengkulu Utara.
No Pertanyaan
Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa yang dimaksud
dengan AlatPelindung Diri (APD) ?
2 Apakah Bapak/Ibu mengetahui fungsi dari APD ?
3 Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa saja dampak dari
tidakmemakai APD ?
4 Apakah Bapak/Ibu menggunakan APD pada saat
melakukan analisis sampel di laboratorium ?
5 Apakah APD tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan
perlindungan diri anda ?
6 Apakah Bapak/Ibu mengetahui jenis-jenis dari APD ?
7 Apakah Bapak/Ibu mengetahui alat pelindung kepala
(topi) ?
8 Apakah Bapak/Ibu mengetahui alat pelindung mata
(kacamata) ?
9 Apakah Bapak/Ibu mengetahui alat pelindung telinga (ear
plug)?
10 Apakah Bapak/Ibu mengetahui alat pelindung pernafasan
(masker)?
11 Apakah Bapak/Ibu mengetahui alat pelindung tangan
(sarungtangan)?
12 Apakah Bapak/Ibu mengetahui alat pelindung kaki
(sepatu boat )?
13 Apakah Bapak/ibu mengetahui cara menggunakan APD ?
14 Apakah Bapak/Ibu mengetahui syarat – syarat dari
penggunaanAPD ?
15 Apakah Bapak/Ibu mengetahui penyakit apa saja yang
ditimbulkan akibat tidak memakai APD ?
Dari kuesioner ini tenaga analisis yang mengetahui pentingnya penggunaan
alat pelindung diri (APD) ini hampir 90% dan mereka tahu bagaimana pentingnya
penggunaan APD untuk diri mereka dan akibatnya ke depan.
22. 14
5.2 Pembahasan
Pada penelitian ini responden yang memenuhi syarat untuk diikutsertakan
dalam penelitian sebanyak 10 orang Analisis di Laboratorium Lingkungan Hidup
Bengkulu Utara. Hasil dari penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap, sedangkan
perilaku Tenaga Laboratorium merupakan variabel terikatnya. Data dari hasil
penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel.
Responden dalam penelitian ini adalah Tenaga Laboratorium Lingkungan
Hidup di Bengkulu Utara. Gambaran responden pada penelitian ini terdiri dari umur,
jenis kelamin dan pendidikan terakhir dan masa kerja. Berdasarkan gambaran diatas
responden dibagi menjadi dua golongan, yaitu pengetahuan dan sikap, yang mana
nantinya akan menjelaskan hubungan pengetahuan dan sikap petugas laboratorium
terhadap penggunaan alat pelndung diri.
Gambar. 1.2 Alat Pelindung Diri
Jumlah responden yang berumur 31-50 tahun sebanyak 1 orang responden dan
responden berumur diantara 20-30 tahun sebanyak 5 orang. Sedangkan menurut jenis
kelamin responden perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, yaitu sebanyak 4
orang sedangkan laki-laki sebanyak 2 responden dari 6 responden.
Pengetahuan merupakan salah satu faktor dalam komponen person pada teori
safety triad yang akan mempengaruhi kepatuhan (Geller, 2001). Teori safety triad ini
berarti menjelaskan bahwa pengetahuan seharusnya memiliki hubungan yang
signifikan dengan kepatuhan tenaga kerja dalam menggunakan APD.
23. 15
Sebagian besar tenaga kerja memang telah memiliki pengetahuan yang baik
namun pada kenyataanya pengetahuan baik tidak menjamin tenaga kerja patuh
menggunakan APD. Tidak adanya jaminan bahwa tenaga kerja yang memiliki
pengetahuan tinggi akan patuh menggunakan APD karena pengetahuan yang dimiliki
tenaga kerja hanya sampai pada pengetahuan tingkatan pertama. Menurut
Notoatmodjo (2003), pengetahuan tingkat pertama merupakan pengetahuan yang
sekedar mengingat informasi yang diterima. Pengetahuan tenaga kerja yang tinggi
tentang APD karena tenaga kerja hanya mengingat informasi tentang APD namun
belum mencapai tingkat memahami dan mengaplikasikan penggunaan APD.
Hal-hal yang dilakukan pada pembahasan tentang APD (Alat Pelindung Diri)
adalah memperkenalkan alat-alat pelindung diri yang digunakan pada saat bekerja
agar mengurangi dampak dari kecelakaan yang mungkin menimpa para analis, bukan
menghilangkan sumber resiko bahaya. Macam-macam alat-alat pelindung diri yaitu:
1. Pelindung kepalaPelindung kepala dikenal sebagai safety helmet .
pelindung kepala yang dikenal ada 4 jenis, yaitu Hard hat kelas A , kelas
B , kelas C dan bump cap . klasifikasi masing– masing jenis adalah
sebagai berikut:
a) Kelas A Hard hat kelas A dirancan untuk melindungi kepala dari
benda yang jatuh danmelindungi dari arus listrik sampai 2.200 volt.
b) Kelas B Hard hat kelas B dirancang untuk melindungi kepala dari
benda yang jatuh dan melindungi dari arus listrik sampai 20.000 volt.
c) Kelas C Hard hat kelas C melindungi kepala dari benda yang jatuh,
tetapi tidak melindungi dari kejutan listrik dan tidak melindungi dari
bahan korosif.
d) Bump cap Bump cap dibuat dari plastik dengan berat yang ringan
untuk melindungi kepaladari tabrakan dengan benda yang menonjol.
Bump cap tidak menggunakan sistem suspensi, tidak melindungi dari
benda yang jatuh, dan tidak melindungi dari kejutan listrik. Karenanya
bump cap tidak boleh digunakan untuk menggantikan hard hat tipe
apapun.
24. 16
2. Pelindung mata
Pelindung mata disebut dengan Safety Glasses. Safety Glasses berbeda
dengan kacamata biasa, baik normal maupun kir (Prescription glasses),
karena pada bagian atas 15 kanan dan kiri frame terdapat pelindung dan
jenis kacanya yang dapat menahan jenissinar UV (Ultra Violet) sampai
persentase tertentu. Selain itu melindungi juga dari gas, uap, debu, dan
percikan larutan kimia atau percikan api.
3. Pelindung wajah Pelindung wajah yang dikenal adalah;
a. Goggles
Goggles memberikan pelindungan lebih baik dari pada safety glasses karena
goggles terpasang dekat wajah. Karena goggles mengitari area mata, maka
goggles melindungi lebih baik pada situasi yang mungkin tejadi percikan
cairan, uap logam, uap, serbuk, debu, dan kabut.
b. Face Shield
Face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan sering
digunakan pada operasi peleburan logam,percikan bahan kimia ,atau partikel
yang melayang. Banyak Face shield yang dapat digunakan bersamaan dengan
pemakaian Hard Hat . Walaupun Face Shield melindungi wajah, tetapi Face
Shield bukan pelindung mata yang memadai, sehingga pemakaian safety
glasses harus dilakukan dengan pemakaian Face Shield .
c. Welding Helmets
Jenis Pelindung Wajah yang lain adalah Welding Helmets (Topeng Las).
Topeng las memberikan perlindungan pada wajah dan mata. Topeng las
memakai lensa absorpsi khusus yang menyaring cahaya yang terang dan
energi radiasi yang dihasilkan selama operasi pengelasan. Sebagaimana Face
Shiel, Safety Glasses atau Goggles harus dipakai saat menggunakan Helm
Las.
25. 17
d. Masker wajah
Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat zat berbau menyengat
dan dari debu yang merugikan.
4. Pelindung Tangan
Pekerjaan mengelas selalu berhadapan dengan benda-benda panas dan arus
listrik. Untuk melindungi jari-jari tangan dari benda panas dan sengatan
listrik, maka tukanglas harus memakai sarung tangan yang tahan panas dan
bersifat isolasi. Sarung tangan harus lemas sehingga tidak mengganggu
pekerjaan jari-jari tangan. Sarung 16 tangan dibuat dari kulit atau asbes
lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Waktu mengelas
harus selalu memakai sepasang sarung tangan.
5. Alat pelindung kaki
Alat pelindung kaki dapat berupa sepatu kerja yang disebut juga safety
shoes . Fungsi dari safety shoes yaitu untuk melindungi kaki dari kejatuhan
benda-benda tajam dan percikan cairan logam serta goresan-goresan benda-
benda tajam, benda panas, kontrak listrik dan menjaga keseimbangan tubuh
dilantai yang licin. Syarat-syarat dari safety shoes yaitu kuat dan tahan api,
penutup ujung sepatu terbuat dari baja, dan bahan dari kulit yang dilapisi
asbes.
6. Alat pelindung tubuh
Alat pelindung tubuh dapat berupa pakaian kerja yang berfungsi melindungi
tubuh dari bahaya percikan api, suhu panas maupun dingin, percikan zat
kimia. Pakaian kerja yang bagus biasanya terbuat dari kain katun atan kulit,
dikarenakan jenis kain tersebut tidak cepat bereaksi bila bersentuhan dengan
api. Selain itu pakaian kerja tidak terlalu longgar dan tidak terlalu sempit
akan membuat nyaman pekerjanya, karena kalau terlalu longgar akan
menambah ruang gerak anggota badan, terlalu sempit akan mengurangi
gerak anggota badan.
26. 18
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan Praktek Kerja Lapangan ini yang telah
dilakukan yaitu:
1. APD digunakan dan diketahui oleh analisis sekitar 80% dan juga analisis
pengetahuannya mengenai APD ini sudah 80% yang tahu jadi dapat
disimpulkan bahwa APD di Laboratorium Lingkungan Hidup Bengkulu Utara
sudah dilakukan dengan baik dan benar.
2. APD didefinisikan suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungiseseorang dalam pekerjaan-pekerjaan yang fungsinya mengisolasi
tubuh tenaga kerja dari bahaya ditempat kerja.
3. Macam-macam APD antara lain:
a. Pelindung Kepala (Safety helmet)
Untuk melindungi kepala seperti benda–benda keras yang terjatuh.
b. Pelindung Mata (Kacamata las dan Goggles)
Untuk melindungi mata seperti dari partikel–partikel kecil maupun gas.
b. Pelindung Wajah (Face shield)
Untuk melindungi seluruh permukaan wajah dari resiko kecelakaan
kerjaseperti terkena percikan api.
c. Pelindung telinga (Ear plug, Ear muff dan canal cap)
Untuk melindungi telinga dari intensitas suara yang berlebih.
d. Pelindung tangan (Safety gloves)
Untuk melindungi permukaan tangan seperti dari bahaya benda
tajammaupun paparan bahan kimia.
e. Pelindung kaki (Safety shoes, safety boots dan legging)
Untuk melindungi kaki seperti bahaya terhadap benda-benda terjatuh.
27. 19
f. Pelindung pernapasan (Respirator dan Masker)
Untuk melindungi pernapasan seperti dari bahaya uap logam dan asap.
g. Pelindung tubuh (Safety apron, boiler suits, chemical suits, vest, full body
suit dan jacket)
Untuk melindungi bagian tubuh seperti suhu panas maupun dingin.
h. Tali keselamatan (Safety belt/Safety harness)
Untuk melindungi pekerja seperti ketika berada di ketinggian.
4. APD berfungsi sebagai pelindung seseorang dari bahaya di tempat kerja tetapi
APD tidak dapat menghilangkan secara penuh potensi bahaya yang dapat
ditimbulkan dilingkungan kerja.
5. Cara menggunakan APD ialah sesuai dengan jenis pekerjaan di tempat kerja,
dengan penggunaan yang benar dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja.
6.2 Saran
Adapun saran dari penulis yang telah dilakukan yaitu dalam melakukan kegiatan
analisis sampel sebaiknya kita tidak hanya memahami cara penggunaan Alat
Pelindung Diri, tetapi memahami cara merawat Alat Pelindung Diri (APD) dan juga
sebaiknya APD itu dipakai terus saat melakukan aanlisis sampel agar menghindari
kecelakaan kerja di Laboratorium. Serta, meningkatkan kenyamanan analis dalam
memakai APD.
28. 20
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Anwar. (2018). Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian
Laboratorium Kalibrasi. Jakarta: PT. Gramedia.
Permenaker. 2010. Alat Pelindung Diri. Jakarta: Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia.
Putri, K. D. S. Denny, Y. (2014). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri. Artikel Penelitian.
Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
Sholihah, F. M. (2014). Diagnosis and treatment gout arthritis. Jurnal Majority.
Volume 3 Nomor 7, Halaman 41-43.
Tarwaka. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan Implementasi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja. Surakarta : Harapan
Press.
29. 21
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kerangka Acuan
KERANGKA ACUAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
Lembaga/Perusahaan/Tempat PKL : UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkulu
Utara
Nama Pembimbing Lapangan : Reti Sutriani, S.Si.,M.Si
Alamat : Bengkulu Utara
Telepon/HP/Fax/e-mail : -
Nama Mahasiswa : Nanik Nopta Aziska
Nomor Induk Mahasiswa : F0E019007
Semester/ Tahun Akademik : VI (Enam)/ 2022
Alamat : Jalan Wr. Supratman Gang Jaya Pondokan 2
Putri Warna Hijau Kandang Limun Muara
Bangkahulu.
Telepon/HP/Fax/e-mail : 081279801181
Judul/Tema/Topik PKL : “Pengetahuan Analis Tentang Alat
Pelindung (APD) di UPTD Labling Kab.
Bengkulu Utara”
Uraian Singkat PKL : Praktek Kerja Lapangan (PKL)
dilaksanakan agar dapat menerapkan
pengetahuan akademik pada kerja nyata,
memperoleh pengalaman baru dalam dunia
kerja, dan lebih memahami kembali mengenai
pengelolaan laboratorium
Perkiraan jangka waktu : 5 -17 Februari 2022
30. 22
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan telah membaca dan
menyetujui isi Kerangka Acuan PKL ini.
Disetujui, Februari 2022
Mahasiswa PKL
Nanik Nopta Aziska
NPM. F0E019007
Pembimbing Lapangan
Reti Sutriani, S.Si.,M.Si
Dosen pembimbing
Deni Agus Triawan, S.Si., M.Sc
NIP. 198908172019031019
Ketua Program Studi
DIII Laboratorium Sains
Drs. Hery Haryanto, M.Sc
NIP. 196104071987031002
31. 23
Garis Besar Rencana Kegiatan di UPTD Laboratorium Lingkungan
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bengkulu Utara
No Waktu Uraian Rencana Kegiatan
1 Minggu Ke-1 1. Penyerahan Mahasiswa Pkl
2. Pemahaman tentang administrasi di laboratorium
3. Pengisian dokumen dan pengetikan dokumen
2 Minggu Ke-2 1. Mengisi dokumen
2. Membuat media domestik
3. Merapikan alat-alat laboratoriun
4. Pembuatan aquades
3 Minggu Ke-3 1. Pengujian TSS
2. Pembuatan alat dan bahan sampling
3. Pembuatan media uji sampel
4. Menyusun sampel ke dalam lemari sampel
4 Minggu ke-4 1. Menyusun SPJ
2. Menyusun bahan kimia
3. Pengujian sampel limbah domestic
5 Minggu Ke-5 1. Pengujian sampel terhadap parameter COD
2. Menyiapkan peralatan sampling
3. Sampling ke lapangan
4. Pengujian sampel terhadap parameter COD