SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
SILABUS 
Nama Sekolah : SMA/MA .... 
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan 
Kelas/ Program : XI / IPA-IPS 
Semester : Ganjil 
Standar Kompetensi : 1. menganalisis budaya politik di Indonesia 
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ 
Pembelajaran 
Kegiatan Pembelajaran 
Penilaian Alokasi 
waktu 
Sumber / 
Bahan / Alat 
Metode Bentuk 
1.1 
1.2 
1.3 
Mendeskripsikan 
pengertian budaya 
politik 
menganalisis tipe-tipe 
budaya politik 
yang berkembang 
dalam masyarakat 
Indonesia 
mendeskripsikan 
pentingnya 
sosialisasi 
pengembangan 
budaya politik 
· Mendeskrip 
sikan pengertian 
budaya politik 
· Mengidentif 
ikasi tipe-tipe 
budaya politik 
menurut Almond, 
dkk 
· Mengidentif 
ikasi tipe-tipe 
budaya politik 
yang berkembang 
di Indonesia 
· Menganalis 
is budaya politik 
yang berkembang 
di Indonesia 
1.1.1pengertian 
budaya politik 
1.2.1tipe-tipe 
budaya politik 
menurut Gabriel 
A. Almond dan 
Sidney Verba 
1.2.2 tipe-tipe 
budaya politik 
yang 
berkembang di 
Indonesia 
1.3.1 Budaya 
politik yang 
berkembang di 
Indonesia 
 Secara individu 
menggali informasi melalui 
studi pustaka tentang 
pengertian budaya politik 
 Secara klasikal 
mendiskusikan tipe-tipe 
budaya politik menurut 
Almond dan tipe-tipe budaya 
politik yang berkembang di 
Indonesia 
 Secara kelompok 
menggali informasi melalui 
media massa tentang 
budaya politik yang 
berkembang di Indonesia 
 Mempresentasikan 
hasil temuan dan diskusi 
kelompok (melalui media 
power point) 
Ulangan 
Ulangan 
Tugas 
kelompok 
Pengama 
tan 
Uraian 
Uraian 
Laporan 
diskusi 
Dan Resume 
Performance 
1 jam 
3 jam 
2 jam 
2 jam 
Buku PKn 
SMA kls 
XI,Retno L, 
Esis 
Budaya 
Politik oleh 
Almond , 
Bina Aksara 
1984 
Bahan 
Internet 
Bahan : 
petunjuk 
penugasan 
kelompok 
dan 
Artikel dari 
koran dan 
internet 
serta 
Foto , CD 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 1
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ 
Pembelajaran 
Kegiatan Pembelajaran 
Penilaian Alokasi 
waktu 
Sumber / 
Bahan / Alat 
Metode Bentuk 
1.4 menampilkan peran 
serta budaya politik 
partisipan 
 Mendeskrip 
sikan budaya 
politik partisipan 
di Indonesia 
1.4.1 Budaya 
Politik Partisipan 
di Indonesia 
 Secara individu 
mendeskripsikan temuannya 
mengenai budaya politik 
partispan di Indonesia 
Tugas 
individu 
(PR) 
kliping 2 jam 
Alat 
Presentasi: 
- laptop 
- infocus 
Bahan : 
petunjuk 
penugasan 
individu 
dan 
Artikel dari 
koran dan 
internet 
serta 
Foto , CD 
Mengetahui, 
Kepala Sekolah Guru MP PKn 
NIP. NIP. 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 2
SILABUS 
Nama Sekolah : SMA/MA .... 
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan 
Kelas/ Program : XI / IPA-IPS 
Semester : Ganjil 
Standar Kompetensi : 2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani 
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ 
Pembelajaran 
Kegiatan Pembelajaran 
Penilaian Alokasi 
waktu 
Sumber / 
Bahan / Alat 
Metode Bentuk 
2.1 
2.2 
2.3 
Mendeskripsikan 
pengertian dan 
prinsip-prinsip 
budaya demokrasi 
Megidentifikasi ciri-ciri 
masyarakat 
madani 
Menganalisis 
pelaksanaan 
demokrasi di 
Indonesia sejak 
orde lama, orde 
baru, dan reformasi 
· Mendeskrip 
sikan pengertian 
budaya 
demokrasi 
· Mendeskrip 
sikan prinsip-prinsip 
budaya 
demokrasi 
· Mendeskris 
ikan pengertian 
masyarakat 
madani 
· Mengidentif 
ikasi ciri-ciri 
masyarakat 
madani 
· Menganalis 
is pelaksanaan 
demokrasi yang 
berkembang di 
Indonesia 
2.1.1pengertian 
budaya 
demokrasi 
2.1.2 prinsip-prinsip 
budaya 
demokrasi 
2.2.1 Pengertian 
masyarakat 
madani 
2.2.2 Ciri-ciri 
masyarakat 
Madani 
2.3.1 
Pelaksanaan 
demokrasi di 
Indonesia pada 
era orde lama 
 Secara individu 
menggali informasi melalui 
studi pustaka tentang 
pengertian budaya 
demokrasi 
 Secara klasikal 
mendiskusikan prinsip-prinsip 
budaya demokrasi 
 Secara individu 
menggali informasi melalui 
studi pustaka tentang 
pengertian masyarakat 
madani dan mengidentifikasi 
ciri-ciri masyarakat madani 
 Secara berkelompok 
menggali iinformasi melalui 
studi pustaka mengenai 
pelaksanaan demokrasi di 
era orde lama 
Kuis 
Ulangan 
Ulangan 
Tugas 
Kelompok 
Jawaban 
singkat 
Uraian 
Uraian 
Laporan 
Tertulis 
1 jam 
1 jam 
2 jam 
1 jam 
Buku PKn 
SMA kls 
XI,Retno L, 
Esis 
Demokrasi, 
HAM dan 
Masyarakat 
madani, Tim 
ICCE UIN 
Jakarta, 2003 
Buku PKn 
SMA kls 
XI,Retno L, 
Esis 
Bahan : 
petunjuk 
penugasan 
kelompok 
dan 
Artikel dari 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 3
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ 
Pembelajaran 
Kegiatan Pembelajaran 
Penilaian Alokasi 
waktu 
Sumber / 
Bahan / Alat 
Metode Bentuk 
2.4 Menampilkan 
perilaku budaya 
demokrasi dalam 
kehidupan sehari-hari 
 Menunjukk 
kan perilaku 
budaya 
demokrasi dalam 
kehidupan sehari-hari 
2.3.2 
Pelaksanaan 
demokrasi di 
Indonesia pada 
era orde baru 
2.3.3 
Pelaksanaan 
demokrasi di 
Indonesia pada 
era reformasi 
Budaya 
Demokrasi dalam 
kehidupan 
Sehari-hari 
 Secara individu 
melalui media film ”Tragedi 
Jakarta 1998” menganalisis 
pelaksanaan demokrasi di 
Indonesia pada era Orba 
dan Reformasi 
 Secara individu 
menunjukkan perilaku pada 
masyarakat Indonesia yang 
mencermikan budaya 
demokrasi dalam kehidupan 
sehari-hari 
Tugas 
Individu 
Tugas 
Individu 
(PR) 
Laporan 
hasil 
analisa & 
Resume 
film 
Kliping 
3 jam 
2 jam 
koran dan 
internet 
VCD Tragedi 
Jakarta 1998 
Alat: 
Laptop, 
infocus & 
speaker 
aktive 
Artikel di 
media cetak, 
bahan 
internet 
Alat: 
Gunting, lem 
dan kertas A4 
Mengetahui, 
Kepala Sekolah Guru MP PKn 
NIP. NIP. 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 4
SILABUS 
Nama Sekolah : SMA/MA .... 
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan 
Kelas/ Program : XI / IPA-IPS 
Semester : Ganjil 
Standar Kompetensi : 3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ 
Pembelajaran 
Kegiatan Pembelajaran 
Penilaian Alokasi 
waktu 
Sumber / 
Bahan / Alat 
Metode Bentuk 
3.1 
3.2 
Mendeskripsikan 
pengertian dan 
pentingnya 
keterbukaan dan 
keadilan dalam 
kehidupan 
berbangsa dan 
bernegara 
menganalisis 
dampak 
penyelenggaraan 
pemerintahan yang 
tidak transparan 
· Mendeskrip 
sikan pengertian 
keterbukaan dan 
keadilan 
· Menguraik 
an pentingnya 
keterbukaan dan 
keadilan dalam 
kehidupan 
berbangsa dan 
bernegara 
· Mengidentif 
ikasi dampak 
penyelenggaraan 
pemerintahan 
yang tidak 
transparan 
3.1.1pengertian 
keterbukaan 
3.1.2 pengertian 
keadilan 
3.1.3 Pentingnya 
keterbukaan dan 
keadilan dalam 
kehidupan 
berbangsa dan 
bernegara 
3.2.1 Dampak 
Penyelenggaraan 
Pemerintahan 
yang tidak 
Transparan di 
beberapa negara 
3.2.2 Dampak 
Penyelenggaraan 
Pemerintahan 
yang tidak 
Transparan di 
Indonesia 
 Secara individu 
menggali informasi melalui 
studi pustaka tentang 
pengertian keterbukaan dan 
keadilan 
 Secara klasikal 
mendiskusikan alasan 
pentingnya keterbukaan dan 
jaminan keadilan dalam 
kehidupan berbangsa dan 
bernegara 
 Secara kelompok 
melalui media film ”The 
Rules in The World” 
menganalisis dampak 
pemerintahan yang tidak 
transparan 
Ulangan 
Ulangan 
Tugas 
kelompok 
Uraian 
Uraian 
Laporan 
diskusi 
Dan 
Resume 
1 jam 
1 jam 
2 jam 
Buku PKn 
SMA kls 
XI,Retno L, 
Esis 
Bahan 
internet 
Bahan : 
petunjuk 
penugasan 
kelompok 
dan 
VCD ”The 
Rules in The 
World” 
Alat : 
- laptop 
- infocus 
- speaker 
aktif 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 5
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ 
Pembelajaran 
Kegiatan Pembelajaran 
Penilaian Alokasi 
waktu 
Sumber / 
Bahan / Alat 
Metode Bentuk 
3.3 Menunjukkan 
sikap keterbukaan 
dan keadilan dalam 
kehidupan 
berbangsa dan 
bernegara 
 Menunjukk 
an sikap 
keterbukaan dan 
keadilan dalam 
kehidupan sehari-hari 
3.3.1 
Keterbukaan dan 
Keadilan Dalam 
Kehidupan 
Berbangsa dan 
Bernegara 
 Mempresentasikan 
hasil temuan dan diskusi 
kelompok (melalui media 
power point) 
 Secara individu 
menggali informasi melalui 
studi pustaka dan media 
internet mengenai kasus-kasus 
keterbukaan dan 
keadilan dalam kehidupan 
berbangsa dan bernegara 
Pengama 
tan 
Tugas 
Individu 
Lembar 
Pengamata 
n 
Laporan 
tertulis & 
Kliping 
2 jam 
2 jam 
Alat : 
Laptop & 
Infocus 
Artikel dari 
media cetak 
dan internet 
serta 
Foto , CD 
Mengetahui, 
Kepala Sekolah Guru MP PKn 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 6
NIP. NIP. 
SILABUS 
Nama Sekolah : SMA/MA .... 
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan 
Kelas/ Program : XI / IPA-IPS 
Semester : Genap 
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional 
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ 
Pembelajaran 
Kegiatan Pembelajaran 
Penilaian Alokasi 
waktu 
Sumber / 
Bahan / Alat 
Metode Bentuk 
4.1 
4.2 
4.3 
Mendeskripsikan 
pengertian, 
pentingnya, dan 
sarana-sarana 
hubungan 
internasional bagi 
suatu negara 
Menjelaskan 
Tahap-tahap 
perjanjian 
internasional 
Mengkaji peranan 
organisasi 
internasional 
(ASEAN, AA, PBB) 
dalam 
meningkatkan 
· Mendeskrip 
sikan pengertian 
hubungan 
internasional 
· Mendeskrip 
sikan pentingnya 
hubungan 
internasional 
 Mengidentif 
ikasi sarana-sarana 
hubungan 
internasional 
 Menguraik 
an tahap-tahap 
perjanjian 
internasional 
 Menguraik 
an peranan 
ASEAN, AA dan 
PBB dalam 
meningkatkan 
hubungan 
4.1.1 Pengertian 
Hubungan 
Internasional 
4.1.2 Peranan 
Hubungan 
Internasional 
4.1.3 Sarana-sarana 
hubungan 
internasional 
4.2.1 Tahap-tahap 
Perjanjian 
Internasional 
4.3.1 Peranan 
ASEAN 
4.3.2 Peranan AA 
4.3.3 Peranan 
PBB 
 Secara individu 
menggali informasi melalui 
studi pustaka tentang 
pengertian hubungan 
internasional 
 Secara klasikal 
mendiskusikan peranan 
hubungan internasional dan 
sarana-sarana dalam 
hubungan internasional 
 Secara kelompok 
menguraikan tahap-tahap 
perjanjian internasional 
 Secara kelompok 
menggali informasi melalui 
media cetak dan internet 
mengenai peranan ASEAN, 
AA, dan PBB 
Ulangan 
Ulangan 
Tugas 
kelompok 
Tugas 
kelompok 
Uraian 
Uraian 
Resume 
Laporan 
tertulis 
dalm 
bentuk 
power point 
1 jam 
1 jam 
1 jjam 
2 jam 
2 jam 
Buku PKn 
SMA kls 
XI,Retno L, 
Esis 
Bahan 
Internet 
Bahan : 
petunjuk 
penugasan 
kelompok 
dan 
Artikel dari 
koran dan 
internet 
serta 
Foto , CD 
Alat 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 7
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ 
Pembelajaran 
Kegiatan Pembelajaran 
Penilaian Alokasi 
waktu 
Sumber / 
Bahan / Alat 
Metode Bentuk 
4.4 
hubungan 
internasional 
Menghargai 
kerjasama dan 
perjanjian 
internasional yang 
bermanfaat bagi 
Indonesia 
internasional 
 Menunjukk 
an manfaat 
perjanjian 
internasional bagi 
Indonesia 
4.4.1 Manfaat 
Perjanjian- 
Perjanjian 
Internasional 
yang melibatkan 
Indonesia 
 Mempresentasikan 
hasil temuan 3 kelompok 
kajian 
 Secara klasikal 
menguraikan beberapa 
contoh perjanjian 
internasional 
Ulangan Uraian 2 jam 
Presentasi: 
- laptop 
- infocus 
Bahan : 
petunjuk 
penugasan 
individu 
dan 
Artikel dari 
koran dan 
internet 
serta 
Foto , CD 
Buku PKn 
SMA kls 
XI,Retno L, 
Esis 
Mengetahui, 
Kepala Sekolah Guru MP PKn 
NIP. NIP. 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 8
SILABUS 
Nama Sekolah : SMA/MA .... 
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan 
Kelas/ Program : XI / IPA-IPS 
Semester : Genap 
Standar Kompetensi : 5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional 
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ 
Pembelajaran 
Kegiatan Pembelajaran 
Penilaian Alokasi 
waktu 
Sumber / 
Bahan / Alat 
Metode Bentuk 
5.1 
5.2 
Mendeskripsikan 
sistem hukum dan 
peradilan 
internasional 
Menjelaskan 
penyebab 
timbulnya sengketa 
internasional dan 
cara penyelesaian 
oleh Mahkamah 
Internasional 
· Menguraik 
an sistem 
hukum dan 
oeradilan 
internasional 
 Mengidentif 
ikasi penyebab 
timbulnya 
sengketa 
internasional 
 Menguraik 
an cara 
penyelesaian 
sengketa 
internasional oleh 
Mahkamah 
internasional 
5.1.1Sistem 
hukum dan 
Peradilan 
Internasional 
5.2.1 
Penyebab 
Timbulnya 
Sengketa 
Internasional 
5.2.2 
Peranan 
Mahkamah 
Internasional 
dalam 
Menyelesaikan 
Sengketa 
Internasional 
 Secara individu 
menggali informasi melalui 
studi pustaka tentang sistem 
hukum dan peradilan 
internasional 
 Secara klasikal 
menngidentifikasi melalui 
kajian pustaka mengenai 
sebab-sebab timbulnya 
sengketa internasional 
 Secara kelompok 
menggali nformasi melalui 
media massa dan internet 
tentang peranan Mahkamah 
Internasional dalam 
menyelesaikan kasus-kasus 
sengketa internasional 
Ulangan 
Ulangan 
Tugas 
kelompok 
Uraian 
Uraian 
Laporan 
diskusi 
& kliping 
1 jam 
1 jam 
2 jam 
Buku PKn 
SMA kls 
XI,Retno L, 
Esis 
Budaya 
Politik oleh 
Almond , 
Bina Aksara 
1984 
Bahan 
Internet 
Bahan : 
petunjuk 
penugasan 
kelompok 
dan 
Artikel dari 
koran dan 
internet 
serta 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 9
No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ 
Pembelajaran 
Kegiatan Pembelajaran 
Penilaian Alokasi 
waktu 
Sumber / 
Bahan / Alat 
Metode Bentuk 
5.3 Menghargai 
putusan Mahkamah 
Internasional 
 Menunjukk 
an sikap 
menghargai 
putusan 
Mahkamah 
Internasional 
5.3.1 Menghargai 
Putusan 
Mahkamah 
Internasional 
 Secara kelompok 
melalui diskusi 
menunjukkan sikap 
menghargai putusan 
Mahkamah Internasional 
(satu contoh kasus sesuai 
pilihan kelompok dan 
sekaligus digabung 
pelaksanaannya pada saat 
membahas materi peranan 
mahkamah internasional) 
 Mempresentasi hasil 
diskusi kelompok dalam 
bentuk power point 
Tugas 
kelompok 
Pengama 
tan 
Laporan 
tertulis dan 
kliping 
Performanc 
e 
1 jam 
2 jam 
Foto , 
CD/VCD 
Sengketa 
internasional: 
kasus Irak, 
Bosnia, 
Afghanistan, 
dll 
Alat 
Presentasi: 
- laptop 
- infocus 
Mengetahui, 
Kepala Sekolah Guru MP PKn 
NIP. NIP. 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 001/RPP 
I. IDENTITAS 
1. Mata Pelajaran : PKn 
2. Materi Pokok : BUDAYA POLITIK 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 1 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia 
2. Kompetensi Dasar 
1.1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik 
III. INDIKATOR 
1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik 
2. Menjelaskan orientasi masyarakat terhadap suatu sistem politik. 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit ) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 11
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2 Media massa (Koran, Majalah, Internet) 
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
4. Lembar Kerja Siswa 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
..........., .....20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 12
Nomor : 002/RPP 
I. IDENTITAS 
1. Mata Pelajaran : PKn 
2. Materi Pokok : 1. Tipe-tipe budaya politik menurut Gabriel A. 
Almond dan Sidney Verba. 
2. Tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 2 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia 
2. Kompetensi Dasar 
1.2 Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat 
Indonesia 
III. INDIKATOR 
1. Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik menurut Almond, dkk 
2. Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
20’ - Pengendalia 
n diri 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 13
- Penenangan 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2. Majalah, Koran, dan internet 
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
4. Surat kabar, majalah, dan internet. 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........., ....... 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 003/RPP 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 14
I. IDENTITAS 
1. Mata Pelajaran : PKn 
2. Materi Pokok : Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 3 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia 
2. Kompetensi Dasar 
1.3. Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik 
III. INDIKATOR 
1. Menganalisis budaya politik yang berkembang di Indonesia. 
2. Menjelaskan pendapat para pakar tentang perkembangan budaya politik di 
Indonesia. 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 15
2. Majalah, Koran, dan Internet 
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
4. Lembar Kerja Siswa 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........., ........ 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 004/RPP 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 16
I. IDENTITAS 
1. Mata Pelajaran : PKn 
2. Materi Pokok : Budaya Politik Partisipan di Indonesia 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 4 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia 
2. Kompetensi Dasar 
1.4. Menampilkan peran serta budaya politik partisipan 
III. INDIKATOR 
1. Mendeskripsikan budaya politik partisipan di Indonesia 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2. Majalah, Koran, dan Internet 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 17
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
4. Lembar Kerja Siswa 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........., ....... 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 006/RPP 
I. IDENTITAS 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 18
1. Mata Pelajaran : PKn 
2. Materi Pokok : Budaya Demokrasi 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 6 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
2. menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani 
2. Kompetensi Dasar 
2.1. Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi 
III. INDIKATOR 
1. Mendeskripsikan pengertian budaya demokrasi 
2. Mendeskripsikan prinsip-prinsip budaya demokrasi 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 19
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
4. Lembar Kerja Siswa 
5. Majalah, koran, dan internet 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........., ....... 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 007/RPP 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 20
I. IDENTITAS 
1. Mata Pelajaran : PKn 
2. Materi Pokok : Pengertian Masyarakat Madani dan Ciri-ciri 
Masyarakat Madani 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 7 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani 
2. Kompetensi Dasar 
2.2. Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani 
III. INDIKATOR 
1. Mendeskrisikan pengertian masyarakat madani 
2. Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 21
2. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
3. Majalah, Koran, dan internet 
4. Lembar Kerja Siswa 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........., ....... 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 008/RPP 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 22
I. IDENTITAS 
1. Mata Pelajaran : PKn 
2. Materi Pokok : Demokrasi di Indonesia 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 8 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani 
2. Kompetensi Dasar 
2.3. Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru, 
dan reformasi 
III. INDIKATOR 
1. Menganalisis pelaksanaan demokrasi yang berkembang di Indonesia 
2. Menjelaskan prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila 
3. Menganalisis pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Era Orde Lama, Orde Baru, 
dan Reformasi. 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerjasama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerjasama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 23
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2. Majalah, Koran, dan internet 
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
4. Lembar Kerja Siswa 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........, ....... 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 009/RPP 
I. IDENTITAS 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 24
1. Mata Pelajaran : PKn 
2. Materi Pokok : Pemilihan Umum dan Perilaku yang 
Mendukung Tegaknya Prinsip-Prinsip Demokrasi 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 9 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani 
2. Kompetensi Dasar 
2.4. Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari 
III. INDIKATOR 
1. Menunjukkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari 
2. Memberi contoh pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. 
3. Menjelaskan hakikat Pemilihan Umum, pelaksanaan Pemilihan Umum di Indonesia. 
4. Menunjuk contoh perilaku yang mendukung tegaknya budaya demokrasi dalam 
kehidupan sehari-hari. 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 25
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2. Majalah, Koran, dan Internet 
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
4. Lembar Kerja Siswa 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........, ....... 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 010/RPP 
I. IDENTITAS 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 26
1. Mata Pelajaran : PKn 
2. Materi Pokok : Keterbukaan dan Jaminan Keadilan 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke: 10 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan 
bernegara 
2. Kompetensi Dasar 
3. 1. Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam 
kehidupan berbangsa dan bernegara. 
III. INDIKATOR 
1. Mendeskripsikan pengertian keterbukaan dan keadilan 
2. Menguraikan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan 
berbangsa dan bernegara 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 27
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2. Majalah, Koran, dan Internet 
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
4. Lembar Kerja Siswa 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........, ........ 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 012/RPP 
I. IDENTITAS 
1. Mata Pelajaran : PKn 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 28
2. Materi Pokok : Penyelenggaraan Pemerintahan yang Tidak 
Transparan 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 12 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan 
bernegara 
2. Kompetensi Dasar 
3.2. Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan 
III. INDIKATOR 
1. Mengidentifikasi dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak 
transparan. 
2. Menyebutkan contoh perilaku penyelenggaraan pemerintah yang tidak 
transparan di Indonesia. 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 29
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
4. Lembar Kerja Siswa 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........., ........ 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 013/RPP 
I. IDENTITAS 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 30
1. Mata Pelajaran : PKn 
2. Materi Pokok : Sikap Keterbukaan dan Keadilan 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 13 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan 
bernegara 
2. Kompetensi Dasar 
3.3. Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan 
bernegara 
III. INDIKATOR 
1. Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari. 
2. Menjelaskan hak dan kewajiban masyarakat dalam negara. 
3. Menunjukkan perilaku positif terhadap upaya peningkatan jaminan keadilan. 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi / Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 31
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 
3. Majalah, koran, dan internet 
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
5. Lembar Kerja Siswa 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........., ........ 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 014/RPP 
I. IDENTITAS 
1. Mata Pelajaran : PKn 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 32
2. Materi Pokok : Hubungan Internasional 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 14 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
4. Standar Kompetensi 
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional 
5. Kompetensi Dasar 
4. 1. Mendeskripsikan pengertian, pentingnya, dan sarana-sarana hubungan 
internasional bagi suatu negara 
III. INDIKATOR 
1. Mendeskripsikan pengertian hubungan internasional 
2. Mendeskripsikan pentingnya hubungan internasional 
3. Mengidentifikasi sarana-sarana hubungan internasional 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 33
3. Majalah, Koran, dan Internet 
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
5. Lembar Kerja Siswa 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........., ........ 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 015/RPP 
I. IDENTITAS 
1. Mata Pelajaran : PKn 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 34
2. Materi Pokok : Tahap-Tahap Perjanjian Internasional 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 15 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional 
2. Kompetensi Dasar 
4.2. Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional 
III. INDIKATOR 
1. Menguraikan tahap-tahap perjanjian internasional 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2. Majalah, Koran, dan Internet 
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
5. Lembar Kerja Siswa 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 35
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........., ......... 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 016/RPP 
I. IDENTITAS 
1. Mata Pelajaran : PKn 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 36
2. Materi Pokok : Organisasi Internasional 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 16 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional 
2. Kompetensi Dasar 
4.3. Mengkaji peranan organisasi internasional (ASEAN, AA, PBB) dalam 
meningkatkan hubungan internasional 
III. INDIKATOR 
1. Menguraikan peranan ASEAN, AA dan PBB dalam meningkatkan hubungan 
internasional 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2. Majalah, Koran, dan Internet 
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 37
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
5. Lembar Kerja Siswa 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........., ......... 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 017/RPP 
I. IDENTITAS 
1. Mata Pelajaran : PKn 
2. Materi Pokok : Manfaat Kerja Sama dan Perjanjian Internasional 
3. Kelas/Program : XI 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 38
4. Pertemuan Minggu ke : 17 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional 
2. Kompetensi Dasar 
4.4. Menghargai kerja sama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi 
Indonesia 
III. INDIKATOR 
1. Menunjukkan manfaat perjanjian internasional bagi Indonesia 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerja sama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerja sama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2. Majalah, Koran, dan Internet 
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
5. Lembar Kerja Siswa 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 39
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........., ........ 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 018/RPP 
I. IDENTITAS 
1. Mata Pelajaran : PKn 
2. Materi Pokok : Hukum Internasional 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 40
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke: 18 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional 
2. Kompetensi Dasar 
5.1. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional 
III. INDIKATOR 
1. Menguraikan sistem hukum dan peradilan internasional 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerjasama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerjasama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi/Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
2. Majalah, Koran, dan Internet 
3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 
4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
5. Lembar Kerja Siswa 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 41
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........., ........ 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 
Nomor : 019/RPP 
I. IDENTITAS 
1. Mata Pelajaran : PKn 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 42
2. Materi Pokok : Peran Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan 
Sengketa 
3. Kelas/Program : XI 
4. Pertemuan Minggu ke : 19 
5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit 
II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 
1. Standar Kompetensi 
5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional 
2. Kompetensi Dasar 
5.2. Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian 
oleh Mahkamah Internasional 
III. INDIKATOR 
1. Mengidentifikasi penyebab timbulnya sengketa internasional 
2. Menguraikan cara penyelesaian sengketa internasional oleh Mahkamah 
internasional 
IV. STRATEGI PEMBELAJARAN 
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) 
Aspek lifeskill yang 
dikembangkan 
1. Pendahuluan 
- Memberikan salam siswa 
- Mengabsen dan 
mengetahui kondisi siswa 
15’ 
- Disiplin 
- Kerjasama 
- Keterampila 
n 
2. Kegiatan Inti 
- Menyampaikan 
kompetensi yang ingin 
dicapai 
- Penjelasan materi 
- Tanya jawab 
- Latihan 
55’ 
- Kerjasama 
- Kesungguhan 
- Disiplin 
- Uji diri 
3. Penutup 
- Evaluasi / Tanya jawab 
- Penenangan 
20’ 
- Pengendalia 
n diri 
V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 
1. Buku Paket PKn Kelas XI 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 43
2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 
3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 
4. Lembar Kerja Siswa 
5. Majalah, Koran, dan Internet 
VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 
1. Penilaian Kognitif 
2. Penilaian Afektif 
........., ......... 20.. 
Mengetahui 
Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran 
NIP. NIP. 
KUNCI JAWABAN 
BAB 1 
A. Pilihan Ganda 
1. e 
2. e 
3. b 
4. b 
5. d 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 44
6. b 
7. a 
8. d 
9. b 
10. a 
B.Esai 
1. Kondisi budaya politik Indonesia dewasa ini berada dalam masa transisi. Karena 
budaya politik Indonesia pernah mengalami beberapa pengaruh budaya politik seperti 
budaya politik tradisional, budaya politik Islam, dan budaya politik modern. Budaya 
politik tradisional adalah budaya politik yang mengedepankan satu budaya dari etnis 
tertentu yang ada di Indonesia. Misalnya, budaya politik yang berangkat dari paham 
masyarakat Jawa. Hal itu pernah terjadi ketika negeri ini dipimpin oleh Soeharto. 
Budaya politik Islam adalah budaya politik yang lebih mendasarkan idenya pada satu 
keyakinan dan nilai agama tertentu, dalam hal ini tentu saja agama Islam. Agama Islam 
di Indonesia menjadi agama mayoritas dan Indonesia merupakan negara berpenduduk 
muslim terbesar di dunia. Budaya politik Islam biasanya dipelopori oleh kelompok 
santri. Kelompok ini identik dengan pendidikan pesantren atau sekolah-sekolah Islam. 
Sedangkan budaya politik modern adalah budaya politik yang mencoba meninggalkan 
karakter etnis tertentu atau pendasaran pada agama tertentu. Budaya ini sangat kuat 
pengaruhynya dalam pemerintahan Orde Baru. Di dalamnya terdapat beragam 
subkultur seperti kelompok birokrat, intelektual, dan militer. Dari ketiga tipe budaya 
politik yang berkembang di Indonesia maka kita tidak bisa menentukan budaya politik 
mana yang paling berpengaruh dalam kehidupan negara Indonesia. Tetapi ketiga tipe 
budaya politik seperti yang dikemukakan oleh Almond hampir mempengaruhi seluruh 
budaya politik Indonesia. 
2. Masa transisi menuju demokrasi sangat berdampak pada berkembangnya budaya 
politik partisipan di Indonesia. Karena masyarakat sudah memiliki pemahaman yang 
baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Masyarakat sudah mulai 
memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang 
peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi 
aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat juga cenderung diarahkan pada 
peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi 
mereka terhadap perasn tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak. Masyarakt 
mulai menyadari bahwa merekalah pemegang kedaulatan tertinggi. Mereka bukan lagi 
menjadi objek politik tetapi subjek politik. 
3. Politik parokial adalah budaya politik yang frekkuensi orientasi mereka terhadap 
empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian 
sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya 
terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. Di sini 
peran kepala suku, kepala kampung, atau tokoh masyarakat sangat berperan baik 
dalam bidang politik, ekonomi, dan religius. Sedangkan budaya politik partisipan 
adalah suatu bentuk budaya politik di mana anggota masyarakat sudah memiliki 
pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka 
memiliki pengetahuai yang memadai mengenai sistem politik secara umum tentang 
peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi 
aktif dlaam proses politkk yang berlangsung. Jika dikaitkan dengan dimensi budaya 
politik maka dimensi pertama yang membedakan antara budaya politik parokial dan 
budaya partisipan. Di mana tingkat pengetahuan masyarakat mengenai sistem politik 
negara, seperti pengetahuan tentang sejarah, letak geografis, dan konstitusi negara. 
Selain itu pada pemahaman masyarakat mengenai struktur dan peran pemerintah 
dalam membuat kebijakan, penguatan kebijakan yang meliputi masukan opini dari 
masyarakat dan media massa kepada pemerintah. Partisipasi masyarakat dalam budaya 
politik parokial sangat bergantung pada pemimpinnya sedangkan dalam budaya politik 
partisipan masyarakat sudah ikut terlibat dalam sistem politik pemerintahan. 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 45
4. Menurut hemat saya, dalam menjalankan pemerintahan sekarang ini, pemerintahan 
masih mengedepankan hubungan patron-klien. Hal itu masih sangat dipengaruhi oleh 
budaya politik tradisioanl yang berkembang dalam masyarakat kita. Namun, sejalan 
dengan perkembangan zaman, sistem ini mulai diminimalisir karena pengetahuan dan 
pemahaman masyarakat akan budaya politik semakin maju. Hal itu ditunjukkan lewat 
partisipasi masyarakat dalam menentukan pemimpinnya, dan kebijakan dalam 
pembangunan negara. 
5. Hubungan antara budaya politik dan partisipasi politik terletak pada sistem nilai 
bersama yang berkembang dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk 
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik 
untuk masyarakat seluruhnya. 
6. Orientasi politik menurut Almond dan Verba sebagai berikut: 
- Orientasi kognitif merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem politik, peran, 
dan segala kewajibannya. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan mengenai 
kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. 
- Orientasi afektif, merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem politik dan 
perannya, serta para aktor dan penampilannya. Perasaan masyarakat ini bisa saja 
merupakan perasaan untuk menolak atau menerima sistem politik atau kebijakan 
yang dibuat. 
- Orientasi evaluatif, merupakan keputusan dan pendapat masyarakat tentang objek-objek 
politik yang secara tipikal melibatkan nilai moral yang ada dalam masyarakat 
dengan kriteria informasi dan perasaan yang mereka miliki. 
Dari ketiga orientasi politik ini, Almond dan Verba mengidentifikasi tiga objek yang 
dituju dalam orientasi politik. Ketiga objek dari orientasi politik tersebut adalah: 
- Peran atau struktur dari sebuah institusi politik. Contohnya adalah peran atau 
struktur badan legislatif (DPR) dan eksekutif (pemerintah) atau birokrasi. Yang dituju 
pada objek ini adalah lebih pada institusinya buka aktor atau orangnya. 
- Para pemegang jabatan atau aktor dari sebuah institusi negara seperti pemimpin 
monarki, legislator, dan administrator. Yang dituju pada objek kedua ini justru pada 
aktor atau orangnya. 
- Kebijakan atau keputusan, penguatan keputusan yang dibuat oleh para aktor di 
dalam negara. Yang dituju pada objek ketiga ini adalah produk dari aktor-aktor 
politik. 
7. Tidak mungkin suatu masyarakat memiliki budaya politik. Karena budaya politik 
merupakan dimensi psikologis dari ssitem politik. Budaya politik juga merupakan kultur 
politik yang berkembang dan dipraktikkan oleh suatu masyarakat tertentu. Dalam 
setiap masyarakat, terdapat budaya politik yang menggambarkan pandangan mereka 
mengenai proses politik yang berlangsung di lingkungannya sendiri. Jadi dapat 
disimpulkan bahwa suatu masyarakat tidak mungkin tidak ada budaya politik. 
8. (Jawaban untuk nomor 8 disesuaikan dengan artikel di koran atau internet) 
9. Negara sangat berperan dalam membentuk partisipasi politik masyarakatnya. 
Contohnya, pada masa pemerintahan Orde Baru terjadi pembatasan politik terhadap 
masyarakat. Sehingga masyarakat menerima begitu saja apa yang menjadi keputusan 
pemerintah atau negara. Meskipun negara membatasi partisipasi politik, namun ada 
beberapa keadaan di mana para pemimpin pemeritanhan mengambil jalan lain dan 
berusaha untuk mengerahkan kelompok-kelompok politik baru untuk menunjang 
kedudukan mereka. Beberapa peristiwa perluasan partisipasi politik yang paling 
menonjol sesungguhnya adalah telah terjadi dalam beberapa keadaan di mana pihak 
yang mempunyai hasrat juga mempunyai kemampuan. Selian itu, negara sebagai suatu 
organisasi merupakan satu sistem politik yang menyangkut proses penentu dan 
pelaksana tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap insan politik harus 
dapat menunjukkan partisipasinya dalam kegiatan yagn berkatain hak warga negara, 
yang bertujuan untuk ikut mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. Hal 
itu dapat dilihat dari terbentuknya organisasi-organisasi politik dan organisasi 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 46
masyarakat, lahirnya kelompok-kelompok kepentingan, kelompok-kelompok penekan 
dan LSM, pelaksanaan Pemilu dan munculnya kelompok-kelompok kontemporer. 
10. Syarat ideal menuju budaya politik yang demokratis adalah menempatkan rakyat 
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Rakyat bukan lagi menjadi objek tetapi 
menjadi subjek dari sebuah negara. Karena dengan dengan mengembangkan budaya 
politik demokratis diharapkan seluruh rakyat dapat memiliki peran yang lebih aktif 
dalam menentukan nasib bangsa ke depan. Dengan mengembalikan kedaulatan negara 
pada rakyat, maka para pemegang kekuasaan tidak lagi dipandang sebagai tuan yang 
harus dilayani. Sebaliknya, mereka adalah pelayan yang harus melayani semua 
kebutuhan rakyat. 
C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang 
jelas dan sesuai) 
BAB 2 
A. Pilihan Ganda 
1. a 
2. b 
3. c 
4. a 
5. a 
6. c 
7. a 
8. b 
9. c 
10. a 
B. Esai 
1. Masyarakat madani dapat didefinisikan sebagai suatu 
masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai 
kehidupannya. Untuk mencapai tata masyarakat seperiti ini, persyaratan yang harus 
dipenuhi antara lain adanya keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang 
menyangkut kepentingan bersama, kontrol masyarakat dalam jalannya proses 
pemerintahan, serta keterlibatan dan kemerdekaan masyarakat dalam memilih 
pemimpinnya. 
Ciri-ciri masyarakat madani sebagai berikut: 
· Free public sphere (ruang publik yang bebas) 
Ruang publik diartikan sebagai wilayah di mana masyarakat serbagai warga 
negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan politik. Warga negara 
berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, 
berserikat, berkumpul serta mempublikasikan informasi kepada publik. 
· Demokratisasi 
Demokratisasi menjamin munculnya masyarakat madani. Karena pelaku politik 
daslam suatu negara cenderung menyumbat masyarakat sipil. Mekanisme 
demokrasilah yang memiliki kekuatan untuk mengoreksi kecenderungan itu. 
Sementara itu, untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota 
masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian. Syarat-syarat 
tersebut berbanding lurus dengan kesediaan untuk menerima dan memberi 
secara berimbang. 
· Toleransi 
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan 
politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap yang 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 47
dikembangkan dalam masyarakat madani untuk menunjukkan sikap saling 
menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang 
atau kelompok masyarakat lain yang berbeda. 
· Pluralisme 
Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang 
majemuk disertai sikap tulus bahwa kemajemukan itu bernilai positif dan 
merupakan rahmat Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada masyarakat yang tunggal, 
monolitik, sama, dan sebangun dalam segala segi. 
· Keadilan sosial 
Keadilan sosial yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang 
proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup 
seluruh aspek kehidupan. Ini memungkinkan jika tidak adanya monopoli dan 
pemusatan salah satu aspek kehidupan pada seseorang atau sekolompok 
masyarakat. 
· Partisipasi sosial 
Partisipasi sosial yagn benarb-enar bersih dari rekayasa merupakan awal yang 
baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat 
terjadi apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga. 
Antitesis dari masyarakat madani adalah tirani yang memasung kehidupan bagnsa 
secara kultural dan struktural, serta menempatkan cara-cara manipulatif dan 
represif sebagai instrumen sosialnya. 
· Supremasi hukum 
Penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya 
keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral. Artinya, tidak ada 
pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum. Ini bisa terjadi 
apabila terdapat komitmen yang kuat antarkomponen bangsa untuk saling 
mengikat diri dalam sistem dan mekanisme yang disepakati bersama. Demokrasi 
tanpa didukung oleh penghargaan terhadap tegaknya hukum akan mengarah pada 
dominasi mayoritas yang pada gilirannya menghilangkan rasa keadilan bagi 
kelompok mayoritas. 
Dilihat dari ciri-ciri masyarakat madani di atas, semua ciri itu sudah ada dalam 
masyarakat Indonesia. Di mana setiap ciri sudah memberi ciri khas bagi bangsa 
Indonesia. Free public sphere atau ruang publik yang bebas bagi masyarakat sangat 
terbuka bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat seperti adanya kebebasan 
pers, berserikat atau berkumpul. Dalam proses demokratisasi, adanya keterlibatan 
masyarakat Pemilu atau pemilihan umum. Toleransi, dan pluralisme sudah nampak 
dalam kehidupan bangsa Indonesia. Masyarakat saling menghormati satu sama 
meskipun pandangan politik, agama, ras, sukunya berbeda. Sedangkan partisipasi 
sosial dan supremasi hukum pun mulai ditegakkan. Sebagai contoh, muncul 
peraturan perundang-undangan yang mengatur kehidupan bangsa. Namun, yang 
masih dipertanyakan adalah ciri keadilan sosial karena keadilan sosial ini masih 
dalam proses perjuangan yang panjang. Karena masih ada masyarakata yang kaya 
dan miskin. 
2. Supremasi hukum adalah sikap atau penghargaan hukum yang 
dapat memberi keadilan bagia semua orang. Artinya tidak ada pengecualian untuk 
memperoleh kebenaran di atas hukum. Hukum harus ditegakkan dmei membentuk 
sebuah masyarakat beradab. 
Menurut hemat saya, supremasi hukum sudah mulai diterapkan di Indonesia hal itu 
dapat kita lihat dalam demokrasi dalam bidang politik di mana terdapat penegakkan 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 48
kembali asas-asas hukum dan kepastian hukum, ada upaya untuk memberi kehidupan 
yang layak bagi semua warga negara, dan demokrasi dalam bidang hukum seperti 
pengakuan dan perlindungan HAM, serta peradilan yang bebas dan tidak memihak. 
Contohnya ada upaya hukum untuk mengadili pihak-pihak yang terlibat dalam 
pembunuhan aktivis HAM Munir. Atau pembebasan para narapidana politik dan 
tahanan politik. 
3. Sebab-sebab runtuhnya Orde Lama dan Orde Baru: 
- Pemerintahan yang bersifat otoriter yang terwujud dalam sistem pemerintahan 
demokrasi terpimpin. 
- Terjadi penyimpangan ideologi, yaitu konsepsi Pancasila berubah menjadi 
konsepsi Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunis) 
- MPRS melalui ketetapan MPRS N0. III/MPRS/1963 mengangkat Presiden Soekarno 
menjadi Presiden Seumur hidup. 
- DPR hasil Pemilu 1955 dibubaskan oleh Presiden. 
- Hak budge DPR tidak berjalan dengan baik pada tahun 1960 karena tidak 
mengajukan RUU APBN untuk mendapatkan persetujuan dari DPR sebelum 
berlakunya tahun anggaran yang bersangkutan. 
- Pemimpin lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara dijadikan menteri 
negara, yang berarti dijadikan sebagai pembantu presiden. 
- Berubanya kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif menjadi 
‘Poros Jakarta-Peking,” konfrontosi dengan Malaysia, hinga pada puncaknya, 
Indonesia kelaur dari keanggota PBB. 
Sebab-sebab keruntuhan Orde Baru: 
- Demokrasi Pancasila dalam rezim ORBA masih sebatas retorika dan gagasan, 
belum mendarat dalam tataran penerapan. Karena dalam praktek kenegaraan 
dan pemerintahan, rezim ini tidak memberi ruang bagi kehidupan demokrasi. 
Rezim ini ditandai dengan adanya: 
· Dominannya peranan ABRI 
· Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik 
· Pengebirian peran dan fungsi partai politik 
· Campur tangan pemerintahan dalam berbagai urusan partai politik dan 
publik. 
· Massa mengambang 
· Monopoli ideologi negara 
· Inkorporasi lembaga non pemerintah. 
- Orde Baru berupaya menanamkan keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi dan 
stabilitas politik hanya bisa dicapai dengan membatasi partisipasi politik. Pada 
saat bersamaan, masyarakat digiring ke pemahaman ini sebagai bagian utuh dari 
negara. 
- Adanya program indoktrinasi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. 
- Menghindari perbedaan pendapat berarti menciptakan harmoni. 
- Orde Baru kemudian tak ubanya sebagai sebuah panser pragmatisme yang 
berjalan tanpa hambatan. 
- Karakter totalitarian yang berlalu kental. Karekter ini menjadi sesuatu yang 
sangat ganjil di tengah Indonesia yang tengah berkembang pesat selama dekade 
1990-an. Meningkatnya kesadaran rakyat dan munculnya kelas menengah baru 
membuat kian banyak orang yagn mulai sadar akan haknya. 
4. Menurut hemat saya, stabilitas politik, ekonomi, dan 
pertahanan keamanan belum terwujud dalam setiap orde. Hal itu dapat kita lihat 
dalam setiap orde. 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 49
Kondisi politik pada zaman Orde Lama tidak stabil karena sistem parlementer tidak 
berjalan dengan baik. Karena partai politik dan lembaga legislatif sangat 
mendominasi pemerintahan. Kabinet parlamenter yang dibangun sangat rapuh 
sehingga usia kabinet ini tidak bertahan lama. 
- Terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti penyimpangan ideologis, 
pemusatan kekuasaan, mengangkat presiden seumur hidup, perubahan sikap 
politik dan lain sebagainya. 
- Dari segi positifnya, Presiden memberlakukan kembali UUD 1945 melalui Dekrit 
Presiden 5 Juli 1959. 
Kondisi stabilitas politik, ekonomi, pertahanan dan keamaan yang terjadi pada Orde 
Lama lebih stabil dengan memberi koreks terhadap penyelenggaraan pemerintahan 
pada rezim Orde Lama. Dalam bidang politik, pemerintahan Orde Baru berupaya 
menegakkan kembali asas-asas hukum dan kepastian hukum, dalam bidang ekonomi 
ada upaya untuk memberi kehidupan yang layak bagi semua warga, dan dalam 
bidang hukum terdapat pengakuan dan perlindungan HAM serta peradilan yang bebas 
dan tidak memihak. Namun kenyataan, praktek kenegaraan dan pemeritahan rezim 
Orde Baru tidak memberi ruang kepada demokrasi, membatasi partisipasi politik, 
pengindoktrinasian P4, menghindari perbedaan pendapat, dan aspirasi politik 
dikebiri, dan pembatasan dalam mengeluarkan pendapat dan kritik, karakter 
totalitarian sangat kental. 
Kondisi stabilitas politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan pada orde reformasi 
sudah mulai menunjukkan pembaruan. 
- Adanya kebebasan pers 
- Kemerdekaan membentuk partai politik 
- Terselenggaranya pemilu yang demokratis 
- Pembebasan narapidana politik dan tahanan politik 
- Otonomi daerah 
- Adanya reposisi dan redefinisi TNI dalam kaitannya dengan keberadaannya pada 
sebuah negara demokrasi. 
- Diamandemennya pasal-pasal dalam konstitusi Negara RI 
5. Pelaksanaan demokrasi akan berjalan dengan baik jika 
terdapat payung hukum yang khusus mengaturnya karena penghargaan terhadap 
supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Artinya demokrasi tanpa 
didukung oleh penghargaan terhadap tegaknya hukum akan mengarah pada dominasi 
mayoritas pada gilirannya menghilangkan rasa keadilan bagi bagi kelompok 
minoritas. Demikian pula jika partisipasi masyarakat dalam demokrasi tanpa 
penegakkan hukum makan membentuk masyarakat tanpa kendali. 
Kepastian hukum berhubungan dengan demokrasi terdapat dalam pemilihan umum 
seperti tata cara pemilu, kejelasan dan kepastian aturan main dalam pelaksanaan 
pemilu yang jurdil dan bebas, dan rahasia. Selain itu terdapat sanksi dan hukuman 
dalam penegakan hukum dan pelaksanaan penindakan bagi yang melanggar atas 
dasar kepastian aturan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. 
Kepastian pelaksanaan keadilan dalam sanksi pelanggaran, dan penghitungan suara 
yang jujur karena adanya kontrol masyarakat sendiri dan independsi lembaga 
pengawas pemilu mengenai perselisihan hasil pemilu. 
6. Perbedaan nilai demokrasi menurut Blaug & Schwarzmantel 
dengan pemikiran Riswandha Imawan sebagai berikut: 
· Prinsip-prinsip demokrasi menurut Blaug dan Schwarzmantel sebagai berikut: 
- Kebebasan dan otonomi (freedom and autonomy) 
- Persamaan (equality) 
- Perwakilan (representation) 
- Kekuasan mayoritas (majority rule) 
- Kewarganegaraan (citizenship) 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 50
· Prinsip-prinsip demokrasi menurut Riswandha Imawan sebagai berikut: 
Menurut Riswandha, prinsip-prinsip demora yang dikehendaki oleh rakyat adalah 
sebagai berikut: 
- Demokrasi yang deliberatif (mengutamakan musyawarah) 
- Substantif (mengena ke akar permasalahan) 
- Partisipatif (melibatkan seluruh rakyat) 
7. Yang menyebabkan Demokrasi Pancasila belum menunjukkan 
perubahan yang signifikan dalam berbagai kehidupan bangsa dan negara sebbagai 
berikut: 
· Karena demokrasi Pancasila masih dimaknai sebatas arena politik. Pendidikan 
politik terhadap masyarakat tidak diikuti dengan demokrasi di bidang ekonomi, 
sosial, dan keagamaan. 
· Demokrasi masih sebatas keikutsertaan masyarakat dalam Pemilu, itupun masih 
sebatas memilih pemimpin. Padahal demokrasi adalah wahana di mana rakyat 
menunjukkan kedaulatannya. 
· Karena kita selalu mengikuti trend demokrasi yang ada di negara-negara lain. 
Kita tidak pernah melihat demokrasi yang berdasarkan nilai-nilai yang 
berkembang dalam masyarakat. 
8. Kelemahan dari sistem pemilu pada tahun 2004 untuk 
memilih anggota DPR karena calon wakil rakyat ditentukan oleh partai politik yang 
belum tentu disetujui oleh masyarakat atau rakyat. Selain itu, setiap peserta parpol 
dapat mengajukan calon sebanyak 120 persen dari jumlahkursi yang tersedia maka 
secara otomatis menguntungkan partai politik yang besar. Lalu di mana wakil rakyat 
yang diusulkan oleh rakyat sendiri? Itulah kelemahan dairi sistem pemilu pada tahun 
2004 untuk memilih anggota DPR. Akibatnya sistem pemilihan seperti menyebabkan 
wakil rakyat bukan membela kepentingan rakyat tetapi justru membela kepentingan 
partainya. 
9. Beberapa prasyarat yang menjadi dasar dan nilai bagi 
eksistensi masyarakat madani: 
a. Adanya free public sphere (ruang publik yang bebas) 
Dalam ruang publik yang bebas ini masyarakat sebagai warga negara memiliki 
akses penuh terhadap setiap kegiatan publik. Warga negara dapat melakukan 
keegiatan secara merdeka seperti menyampaikan pendapat, berserikat, 
berkumpul dan mempublikasikan informasi kepada publik. Dengan demikian tidak 
terjadi pembungkaman kebebasan warga negara dalam menyalurkan aspirasnya 
yang berkenaan dengan kepentingan umum oleh pemerintah yang berkuasa. 
b. Demokratisasi 
Untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat 
berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian. Syarat-syarat tersebut 
berbanding lurus secara berimbang. Dengan demikian, mekanisme demokrasi 
antarkomponen bangsa, terutama pelaku politik praktis, merupakan bagian yang 
terpenting dalam menuju masyarakat madani. 
c. Toleransi 
Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan 
politik dan sikap sosial yang berbeda. 
d. Pluralisme 
Pluralisme adaslah sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang 
majemuk disertai sikap tulus bahwa kemajemukan itu bernilai positif dan 
merupakan rahmat Tuhan. 
e. Keadilan sosial 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 51
Keadilan sosial yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang 
proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup 
seluruh aspek kehidupan. 
f. Partisipasi sosial 
Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang 
baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat 
terjadi apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga. 
g. Supremasi hukum 
Penghargaan terhadap hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan 
harus diposisikan secara netral. Artinya, tidak ada pengecualian untuk 
memperoleh kebenaran atas hukum. 
10. Menurut hemat saya, penyusunan anggota kabinet terkesan 
kompromi dan “politik dagang sapi” karena pengaruh partai politik terutama partai 
politik yang besar. Hal ini menimbulkan proses demokrasi di negeri ini akan berjalan 
sangat lamban. Jika bangsa Indonesia mau menerapkan sistem demokrasi yang murni 
maka harus berpaling pada esensi utama demokrasi yaitu berdasarkan pilihan rakyat 
dan presiden terpilih memilih anggota kabinet tanpa campur tangan dari legislatif. 
C. (jawaban diserahkan pada masing-masing 
siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan sesuai) 
BAB 3 
A. Pilihan Ganda 
1. a 
2. e 
3. c 
4. b 
5. a 
6. e 
7. d 
8. a 
9. b 
10. a 
B. Esai 
1. Pernyataan UUD 1945 tentang keadilan sebagai berikut: 
Keadilan yang dimaksud adalah memberi hak peada yang berhak menerimanya. 
Dalam hal ini, menurut UUD 1945 adalah rakyat yang berhak menerima apa yang 
menjadi haknya. Seperti pernyataan dalam pasal 34 UUD 1945, menyatakan ”Fakir 
miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Yang dimaksud dengan 
fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata 
pencaharian dan tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok 
yang layak bagi kemanusiaan. 
2. Dampak negatif penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan sebagai 
berikut; 
a. Tumbuh dan berkembangnya KKN (Korupsi, Kolusi, dsan Nepotisme) pada 
hampir semua aspek kehidupan yang melingkupi semua tingkatan. Mulai dari 
kelurahan hingga lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 52
b. Pejabat atau kepala daerah yang terpilih karena politik uang, setelah 
memerintah atau memegang kekuasaan akan selalu memikirkan dan 
menyusun strategi bagaiman modalnya bisa kembali. Akibatnya, terjadi 
berbapai penyunatan anggaran bagi rakyat miskin. 
c. Menimbulkan kesengsaraan dan kemiskinan yang semakin dalam. Akses orang 
miskin terhadap fasilitas publik akan terus dikurangi. 
d. Menimbulkan jurang pemisah yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. 
Akibatnya, masyarakat yang adil dan makmur semakin sulit diwujudkan. 
Kesenjangan ini juga menimbulkan pertikaian, yang dapat mengarah pada 
disintegrasi bangsa. 
3. Pelaksanaan Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara 
yang bersih dari KKN ternyata hanyalah sebatas peraturan yang hanya berfungsi 
sebagai slogan saja. Terbukti bahwa tingkat korupsi di Indonesia dalam kurun waktu 
singkat sudah sangat parah bahkan selalu menempati rangking puncak. 
4. Menurut pendapat saya, kesungguhan pemerintah dalam melaksanakan Pasal 34 UUD 
1945 pada dasarnya belum terlaksana dengan baik. Pemerintah tidak berhasil 
menciptakan kesempatan bagi masyarakat untuk mencapai tujuannya yaitu 
mensejahterakan mencerdaskan kehidupan bangsa. Akumulasi modal yang berputas 
pada segelintir orang saja pada masa Orde Baru, sedangkan pada masa Reformasi, 
upaya pemberantasan korupsi tidak berjalan dengan baik pula. 
5. Privatisasi BUMN dilakukan pemerintah belakangan ini menurut hemat saya tidak 
sesuai dengan pasal 33 UUD 1945. Karena kemakmuran masyarakat sebenarnya lebih 
diutamakan dalam penjelasan pasal tersebut, bukan kemakmuran perorangan. Jika 
dilakukan privatisasi BUMN maka upaya untuk mensejahterakan rakyat semakin 
berkurang karena sumber untuk mensejahterakan rakyat sudah berada di pihak 
privat bukan pemerintah. 
6. Ada kaitan erat antara birokrasi pemerintah yang akuntabel dan peningkatan 
pertumbuhan ekonomi. Karena akuntabilitas dalam birokrasi dimaksudkan bahwa 
setiap aktivitas dan penggunaan dana yang dilakukan oleh pemerintah dan 
pembangunan harus dapat dipertanggung jawabkan. Akuntabilitas sebagai 
perwujudan good governance dapat berbentuk akuntalibitas program, keuangan, dan 
politik. Upaya peningkatan birokrasi pemerintah yang akuntabel berkaitan erat 
dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebagai pelaksanaan tanggung jawab 
pemerintah atas tuntutan publik, baik dalam statusnya sebagai warga negara 
maupun sebagai pembayar pajak. Pemerintah yang akuntabel memiliki daya tanggap 
yang tinggi terhadap kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Hubungan yang erat 
terdapat pada pengelolaan birokrasi yang efisien dan efektif yang menjadi syarat 
terpenting dalam penyediaan pelayanan publik yang memiliki kualitas tinggi dengan 
harga yang murah dan terjangkau oleh masyarakat. 
7. Persamaan antara birokrasi pada zaman kolonial dan pada masa sekarang ini sebagai 
berikut; 
- Birokrasi menjadi alat dan sarana yang efektif untuk menguasai rakyat. Birokrasi 
baik pemerintah kolonial maupun pemerintah Indonesia selalu mendominasi 
rakyat melalui kekuasaan yang disandang sehingga terbentuk hubungan yang 
tidak imbang antara pemerintah yang berkuasa dan rakyat yang dikuasai. 
- Peranan rakyat terhadap eksistensi birokrasi pemerintah kurang memperoleh 
perhatian dan penekanan dalam kehidupan negara. Mereka yang menjabat 
memiliki kekuasaan yang tidak dimiliki oleh rakyat. 
- Perilaku birokrasi selalu diwarnai dengan sikap sopan yang harus dilakukan oleh 
orang yang kekuasaannya lebih rendah. 
- Birokrasi menjadi alat penguasa yang tidak mungkin netral dari kepentingan 
politik penguasa. 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 53
8. Prasyarat yang dibutuhkan untuk terwujudnya pemerintah yang transparan: 
a. Kontrol internal penyelenggara negara berupa penanaman keimanan yang 
berdimensi akhlak atau moral individu penyelenggara negara. 
b. Perbaikan kontrol masyarakat. Masyarakat harus peduli terhadap tindak 
korupsi yang dilakukan anggota masyarakat dan penyelenggara negara. 
c. Perbaikan budaya yang kondusif, dengan cara memperbaiki budaya yang 
sudah rusak, misalnya budaya yang menganggap pejabat kaya raja adalah 
lumrah, budaya takut mengkritik, dan budaya takut mengontrol. 
d. Perbaikan sistem politik yang menciptakan keterbukaan dan melibatkan 
kontrol masyarakat dalam penyelenggaraan negara. 
9. Kaitan antara e-government dengan efisiensi jalannya pemerintahan: 
E-government adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk 
membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien. Ada dua hal yang 
utama dalam pengertian e-government di atas yaitu penggunaan teknologi informasi 
(salah satunya internet) sebagai alat bantu, dan yang kedua tujuan pemanfaatannya 
sehingga pemerintah dapat berjalan lebih efisien. Karena dengan teknologi informasi 
yang seluruh proses atau prosedur yang ada di pemerintahan dapat dilalui dengan 
lebih cepat asal digunakan dengan tepat. 
10. Parameter yang dapat dijadikan ukuran pemerintah telah mewujudkan keadilan dan 
kesejahteraan pada dasarnya diperulkan jaminan UU, bantuan dan rehabilitasi sosial, 
proses pemberian bantuan, jaring pengaman sosial, partisipasi masyarakat, 
transparansi, dan hak serta kewajiban dalam jaminan kesejahteraan sosial. 
C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan 
disertai alasan yang jelas dan sesuai) 
BAB 4 
A. Pilihan Ganda 
1. e 
2. e 
3. c 
4. b 
5. a 
6. c 
7. a 
8. a 
9. b 
10. e 
B. Esai 
1. Hubungan internasional memiliki implikasi hak dan kewajiban negara yang melakukan 
hubungan karena hubungan internasional diperlukan demi kepentingan nasional yang 
meliputi kepentingan ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan 
kedaulatan wilayah. Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk 
menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara. Kepentingan nasional juga dapat 
dijelaskan sebagai suatu tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang 
mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan 
kebijakan luar negerinya. Selain itu, hubungan internasional berdampak pada hak dan 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 54
kewajiban negara tersebut guna memelihara perdamaian dunia yang meliputi 
penyelesaian konflik secara damai, dan membuat perjanjian damai. 
2. Menurut hemat saya, diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia untuk memperbaiki 
citra bangsa Indonesia di mata internasional adalah Indonesia harus bersifat netral, 
terlepas dari nilai-nilai apakah bermoral atau tidak bermoral. Penggunaan dan nilai-nilai 
diplomasi harus sesuai dengan tujuan, kemampuan, dan kemahiran pelaksanaan. 
Maka kementerian luar negeri, kedutaan besar, atau konsulat yang mewakili negara 
perlu melakukan pendekatan-pendekatan persuasif dengan negara-negara yang akan 
diadakan kerja sama. Mereka harus membangun citra atau image yang baik tentang 
Indonesia. 
3. Yang dilakukan negara Indonesia untuk melindungi kepentingan negaranya adalah 
Indonesia sebaiknya menolak keterlibatan atau ketergantungan terhadap pihak luar 
yang dapat mengurangi kedaulatan Indonesia. Indonesia perlu memiliki sikap tegas 
terhadap kebijakan internasional tersebut. Selain itu, Indonesia juga bisa menentang 
segala bentuk kebijakan yang merugikan Indonesia sendiri. 
4. Peranan ASEAN dalam penyelesaian masalah internasional saat ini sebagai berikut: 
a. ASEAN Regional Forum (ARF) 
Keanggotaan ARFsemakin meluas, mulai dari 10 negara ASEAN, Amerika Seritak, 
Australia, RRC, India, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Selandia Baru, Rusia, dan 
Uni Eropa, serta Papua Niugini dan Mongolia, sebagai peninjau ARF. Dalam ARF 
ASEAN tetap memegang peranan penting. Tujuan dari ARF ini adalah 
meningkatkan kerja sama politik dan keamanan di Asia Pasifik. 
b. ASEAN memelopori Perjanjian Persahbatan dan Kerja sama di Asia 
Tenggara (TAC. 
Pada kesempatan ini, Jepang dan Pakistan juga turut menandatangani Perjanjian 
Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC) pada tanggal 2 Juli 2004. 
Para Menteri Luar Negeri ASEAN dalam komunike bersama mendorong negara-negara 
non-Asia Tenggara lailn turut menandatangani TAC. 
c. Peranan ASEAN dalam masalah Asia Timur 
ASEAN hanya dapat melakukan lobi-lobi dan diplomasi dalam momen penting 
negara-negara ASEAN seperti KTT Asia-Afrika dan pertemuan-pertemuan lainnya. 
d. Menyelesaikan persoalan ASEAN Vegetables Oil Club (AVOC) 
Persoalan AVOC antara Indonesia dan Malaysia yang mengatur kesepakatan ahrga 
minyak kelapa sawit menjadi keruh, karena tudingan melakukan praktek kartel 
dan melanggar kesepakatan perdagangan bebas. Sebenarnya dalam perdangan 
bebas harga ditentukan mekanisme pasar. Antara asosiasi minyak sawit Indonesia 
dengan Malaysia tidak ada upaya mengatur harga. 
5. Yang saya ketahuai tentang WTO adalah salah satu organisasi antarpemerintah yang 
anggotanya terdiri dari delegasi resmi pemerintah negara-negara yang berhubungan 
dengan perdagangan dunia. Dampaknya terhadap Indonesia, lewat organisasi 
perdagangan dunia, berbagai produk yang dihasilkan oleh Indonesia dapat dipasarkan 
atau dikenal di luar negeri. Semakin banyak orang mengenal kekayaan Indonesia dan 
banyak investor ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Selain itu, banyak produk-produk 
dari luar negeri bebas diperdagangkan di Indonesia. Namun di sisi lain, dengan 
adanya era perdagangan dunia ini, produk-produk Indonesia kadang-kadang kalah 
saing dengan produk-produk dari luar negeri. Dan juga orang-orang Indonesia mulai 
merasa gengsi kalau menggunakan produk dalam negeri. Mereka merasa menggunakan 
produk luar negeri lebih bermutu daripada produk dalam negeri. Jadi pengaruh WTO 
di satu sisi membawa dampak positif tetapi di sisi lain membawa dampak negatif. 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 55
6. Tahap-tahap perjanjian internasional selalu berpedoman pada Konvensi Wna 1969 
tentang Hukum Perjanjian Internasional. Dalam Konvensi itu disebutkan tahapan 
dalam pembuatan perjanjian internasional, baik perjanjian bilateral maupun 
perjanjian multilateral. Tahap-tahap perjanjian internasional sebagai berikut: 
a. Perundingan (Negotiation) 
Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antarpihak/negara tentang 
objek tertentu. Jika belum pernah ada perjanjian yang dibuat oleh subjek yang 
akan membuat perjanjian, maka terlebih dahulu diadakan penjajakan (survei) 
atau pembicaraan pendahuluan oleh masing-masing pihak yang berkepentingan. 
Pada tahap negosiasi atau perundingan dapat diwakili oleh pejabat dengan 
menunjukkan surat kuasa penuh (fullpowers). Negosiasi bisa dilakukan oleh 
kepala negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri, atau duta besar. Jika 
ada kepercayaan dan kesepakatan maka ditindak lanjuti dengan tahapan kedua. 
b. Penandatanganan (Signature) 
Untuk perjanjian yang bersifat bilateral, perjanjian internasional biasanya 
dilakukan oleh para menteri luar negeri (menlu) atau kepala pemerintahan. 
Untuk perjanjian multilateral, penandatangan teks perjanjian sudah dianggap 
sah jika 2/3 suara peserta yang hadir memberikan suara, kecuali jika ditentukan 
lain. Namun, perjanjian belum dapat diberlakukan oleh masing-masing negara, 
sebelum diratifikasi oleh masing-masing negara. 
c. Pengesahan (Ratification) 
Penandatangan atas perjanjian hanya bersifat sementara dan masih harus 
dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan. Inilah yang siebut dengan 
ratifikasi. Ratifikasi merupakan suatu cara yang sudah melembaga dalam 
kegiatan perjanjian internasional. Adanya ratifikasi memberi keyakinan pada 
lembaga-lembaga perwakilan rakyat bahwa wakil yang menandatangani suatu 
perjanjian tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kepentingan 
umum dan tidak merugikan rakyatnya. Suatu negara mengikatkan diri pada suatu 
perjanjian dengan syarat apabila telah disahkan oleh badan yang berwenang di 
negaranya. 
Contoh perjanjian internasional Indonesia dengan negara lain yang sudah 
diratifikasi: 
- Kerja sama RI – Kanada dalam bidang pembangunan. Kerja sama dengan 
Pemerintah Kanada meliputi proyek-proyek bantuan teknik dan buka 
merupakan proyek-proyek konstruksi atua pengadaan peralatan. Oleh karena 
itu, komponen pengiriman tenaga ahli dan studi kebijaksanaan/seminar 
cukup besar. 
- Kerja sama RI – RRC dalam bidang pertanian. Kerja sama bilateral bidang 
pertanian (termasuk perikanan) dengan RRC didasari oleh beberapa 
kesepakatan seperti Minutes of Talk, Record of Discussion of the First Meeting 
between Indonesia and the People’s Republic of China on Fisheries Issue dan 
lain sebagainya. 
- Kerja sama dengan pemerintah Iran terutama dalam bidang kebudayaan dan 
pariwisata. 
- Kerja sama Kanada dengan beberapa negara ASEAN. 
- RI – ASEAN 
- Arab Saudi dengan negara-negara Teluk. 
7. Menurut hemat saya, masuk menjadi anggota PBB bukan merupakan syarat mutlak 
bagi Indonesia untuk eksis dalam pergaulan internasional. Sebagai contoh pada masa 
pemerintahan Presiden Soekarno, negara Indonesia masih tetap eksis melakukan kerja 
sama dengan negara-negara lain. Indonesia masih bekerja sama dengan Filipina, 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 56
Singapura, dan negara-negara lain. Selain itu, keterlibatan PBB akhir-akhir ini 
dipertanyakan setelah Amerika melakukan invansi ke Irak. Amerika sebagai salah satu 
negara anggota PBB tidak menjaga perdamaian tetapi bahkan menciptakan 
peperangan yang berkepanjangan di Irak. 
8. Organisasi internasional nonpemerintah yang saya ketahui adalah Palang Merah 
Internasional (PMI). Organisasi ini biasanya bergerak di bidang kemanusiaan ketika 
terjadi bencana di sebuah negara. Organisasi selalu siap membantu negara yang 
mengalami bencana tersebut. Biasanya organisasi ini bergerak dalam bidang 
kemanusiaan. Mereka menolong atau membantu orang-orang yang terkena bencana. 
Orang-orang yang masuk dalam organisasi ini dilindungi oleh lembaga yang 
berwewenang. 
9. Kerja sama internasional antara Indonesia dan Iran terjadi dalam bidang kebudayaan 
dan pariwisata. Cultural Agreement ditandatangani pada tanggal 27 April 1971. Draft 
kerja sama itu dibuat kembali dan ditandatangani kembali pada tanggal 10 Mei 2006 
pada saat Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad berkunjung ke Indonesia. 
Penandatanganan draf dilakukan oleh Sekjen Depbudpar, Dr. Sapta Nirwandar, serta 
Deputi Menteri untuk Asia Pasifik dan CIS dari Kementerian Luar Negeri Iran, Mehdi 
Safari. 
Untuk bidang kepariwisataan, kerja sama dituangkan dalam MoU on Tourism yang 
pernah ditandatangani pada atangal 16 Desember 2002. Sebagai tindak lanjut, 
dibentuklah The First Working Group Meeting on Tourism between Indonesia-Iran 
yang hasilnya dituangkan dalam bentuk Minutes of Meeting yang ditandatangani pada 
tanggal 8 Februari 2006. Pertemuan Menbudpar dengan Presiden Iran menghasilkan 
kesepakatan-kesepakatan berikut: 
a. Dalam Working Group Meeting telah dibicarakan upaya-upaya 
peningkatan kerja sama bidang kebudayaan dan pariwisata. 
b. Hubungan baik selama ini diharapkan dapat ditingkatkan dari 
hubungan kerja sama bilateral menjadi kerja sama regional dan internasional. 
c. Pemerintah Iran menyampaikan ucapan terimakasihnya atas 
dukungan Pemerintah Indonesia terhadap usaha Iran memperoleh haknya dalam 
pembangunan ilmu pengetahuan. 
d. Indonesia dan Iran sepakat untuk mengembangkan kerja sama 
investasi di bidang spa dan pembuatan film. 
e. Pemerintah Iran berharap agar Pemerintah Indonesia dapat 
memberikan fasilitas visa terhadap wisatawan Iran yang berkunjung ke Indonesia, 
sebagaimana yang telah Pemerintah Iran berikan kepada wisatawan Indonesia 
yang berkunjung ke Iran. Menbudpar menampung permintaan tersebut dan 
menginstruksikan pada unit-unit terkait untuk disampaikan pada instansi yang 
berwenang. 
f. Wakil presiden Iran mengundang Menbudpar untuk berkunjung ke 
Iran. 
10. Menurut pendapat saya, hubungan kerja sama di antara enam negara tersebut harus 
diterapkan secara serius lewat penegakan hukum. Jika tidak maka human trafficking 
akan terus berlanjut. Maka yang harus dilakukan oleh keenam negara dan pemerintah 
tersebut membentuk sebuah perjanjian yang harus diaplikasikan dalam kehidupan 
bersama. 
C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai 
alasan yang jelas dan sesuai) 
BAB 5 
A. Pilihan Ganda 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 57
1. c 
2. b 
3. e 
4. c 
5. a 
6. c 
7. c 
8. c 
9. c 
10. a 
B. Esai 
1. Tiga macam perjanjian yang telah menjadi hukum internasional yang bersifat umum 
antara lain: 
a. Negara 
Negara merupakan subjek hukum internasional dalam arti yang klasik. Artinya, 
semenjak lahirnya hukum internasional, negara sudah diakui sebagai subjek 
hukum internasional. Bahkan , hingga sekarang pun, masih ada anggapan bahwa 
hukum internasional pada hakikatnya adalah hukum antar negara. 
b. Takhta Suci 
Takhta Suci (Vatikan) merupakan subjek hukum internasional. Hal ini merupakan 
peninggalan sejarah masa lalu. Ketika itu, Paus bukan hanya merupakan kepala 
Gereja Roma, tetapi memiliki pula kekuasaan duniawi. Hingga sekarang, takhta 
suci mempunyai perwakilan diplomatik di banyak ibukota negara. Takhta suci 
merupakan suatu subjek hukum dalam arti yang penuh. Ia mempunyai kedudukan 
sejajar dengan negara. 
c. Palang Merah Internasional 
Palanga Merah Internasional mempunyai tempat tersendiri dalam sejarah hukum 
internasional. Kedudukan Palang Merah Internasional sebagai subjek hukum 
internasional, lahir karena sejarah masa lalu. Pada umumnya, kini Palang Merah 
Internasional diakui sebagai organisasi internasional yang memiliki kedudukan 
sebagai subjek hukum internasional, walaupun ruang lingkupnya terbatas. 
2. Indonesia sebenarnya, tidak berhak kehilangan kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan 
hanya karena kepatuhan Indonesia pada hukum internasional yang telah mengatur 
perbatasan tersebut. Jika Indonesia dapat membuktikan catatan sejarah atau 
budaya, posisi strategis, atau sumber daya ekonomi, misalnya adanya minyak bumi 
atau air tanah maka Indonesia tidak perlu kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan. 
3. Indonesia berhak memiliki Blok Ambalat dan memanfaatkan sumber daya alam yang 
terdapat di dalamnya karena dilihat dari posisi, batas, dan sumber daya alamnya, 
Blok Ambalat termasuk dalam wilayah negara Indonesia. Maka Indonesia berhak 
memiliki Blok Ambalat. 
4. Jika terjadi pergeseran patok pada batas wilayah darat antara RI dan Malaysia, maka 
kasus tersebut termasuk sengketa teritorial karena suatu negara Malaysia mengkalim 
sebuah wilayah itu berada di wilayahnya. Jenis sengketa ini sering terjadi karena 
alasan budaya dan sejarah. Kelompok budaya tertentu mungkin telah menempati 
sebuah daerah dalam jangka waktu yang lamadan mendasarkan klaim mereka atas 
wilayah tersebut. 
5. Perbedaan antara hukum publik internasional dan hukum privat internasional: 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 58
a. Hukum publik internasional adalah kumpulan peraturan hukum yang 
mengatur tentang hubungan antarnegara merdeka dan berdaulat. Hukum publik 
internasional disebut juga hukum antarnegara atau hukum internasional. 
b. Hukum privat (perdata) internasional, adalah ketentuan-ketentuan 
yang mengatur hubungan hukum antara seseorang dan orang lain yang berlainan 
warga negaranya dalam sebuah negara yang berkenan dengan keperdataan. 
Hukum privat (perdata) internasional dikenal juga dengan istilah hukum 
antarbangsa. 
6. Hukum internasional begitu penting untuk mengatur hubungan antarnegara karena 
secara langsung dapat memberikan penyelesaian dalam suatu masalah hukum 
internasional. 
7. Hukum internasional harus memperhatikan batas-batas teritorial suatu negara 
artinya negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di 
wilayahnya. Jadi, terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah 
tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya. 
8. Kawasan Asia Pasifik lebih stabil bila dibandingkan dengan kawasan Timur Tengah 
karena sengketa mengenai batas negara yang muncul ketika suatu negara mengklaim 
daerah di suatu negara yang berdekatan karena hal-hal tertentu yang dimiliki oleh 
daerah tersebut. Hal tersebut meliputi catatan sejarah atau budaya, posisi strategis, 
atau sumber daya ekonomi, misalnya adanya minyak bumi atau air tanah. Misalnya, 
sengketa antara Israel dan Palestina, antara Israel dan Lebanon dan lain sebagainya. 
Sengketa seperti ini membuat wilayah atau kawasan Timur Tengah menjadi tidak 
stabil. Sedangkan kawasan Asia Pasifik lebih stabil karena batas wilayah, budaya, 
dan sumber daya alam jelas dibatasi secara jelas dan pasti. Semuanya dilakukan 
lewat perjanjian yang tegas. 
9. Perdamian dunia dapat menciptakan kemakmuran dan penghapusan kemiskinan di 
dunia jika semua umat manusia saling menghormati, hidup berdampingan dengan 
damai berdasarkan persamaan derajat. Dalam sudut pandang ilmu kewarganegaraan, 
yang juga merupakan hukum diplomatik, prinsip-prinsip hidup berdampingan secara 
damai berdasarkan persamaan derajat adalah menghormati kedaulatan negara lain, 
tidka mencampuri urusan dalam negera lain, dan saling bekerja sama dalam berbagai 
bidang kehidupan. Keadaan seperti ini akan memungkin semua warga dunia bisa 
menciptakan kehidupan yang lebih layak dan dengan demikian kemiskinan di dunia 
bisa diminimalisir atau dikurangi. 
10. Terorisme dianggap sebagai kejahatan yang lintas batas negara karena dewasa ini 
aksi terorisme yang semakin mengancam keamanan negara dan penggunaan senjata 
nuklir. Negara-negara di dunia, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa, perlu 
menahan diri untuk tidak mengorganisasi, menganjurkan, membantu, mengambil 
inisiatif, atau berperang dalam aksi-aksi terorisme. Karena perang terhadap 
terorisme harus dilakukan secara hati-hati karena masih banyak negara yang tidak 
peduli terhadap kejahatan terorisme. 
C. jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai 
alasan yang jelas dan sesuai) 
Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 59

More Related Content

What's hot

Bab 6 rpp ppkn sma kls xi menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...
Bab 6 rpp ppkn sma kls xi  menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...Bab 6 rpp ppkn sma kls xi  menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...
Bab 6 rpp ppkn sma kls xi menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...eli priyatna laidan
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 1
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 1Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 1
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 1eli priyatna laidan
 
Rpp bab 4 ppkn sma kelas xii kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas xii kurnasRpp bab 4 ppkn sma kelas xii kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas xii kurnaseli priyatna laidan
 
Silabus pkn-kelas-xii-smt-2
Silabus pkn-kelas-xii-smt-2Silabus pkn-kelas-xii-smt-2
Silabus pkn-kelas-xii-smt-2Surono Surono
 
Bab 6 rpp ppkn sma kls xi menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...
Bab 6 rpp ppkn sma kls xi  menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...Bab 6 rpp ppkn sma kls xi  menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...
Bab 6 rpp ppkn sma kls xi menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...eli priyatna laidan
 
SILABUS MATA PELAJARAN PPKn KELAS XII
SILABUS MATA PELAJARAN PPKn KELAS XIISILABUS MATA PELAJARAN PPKn KELAS XII
SILABUS MATA PELAJARAN PPKn KELAS XIIMuhamad Yogi
 
SILABUS MATA PELAJARAN PPKn Kelas XI
SILABUS MATA PELAJARAN PPKn Kelas XISILABUS MATA PELAJARAN PPKn Kelas XI
SILABUS MATA PELAJARAN PPKn Kelas XIMuhamad Yogi
 
Modul pkn-x-1-hakekat-bangsa-dan-negara
Modul pkn-x-1-hakekat-bangsa-dan-negaraModul pkn-x-1-hakekat-bangsa-dan-negara
Modul pkn-x-1-hakekat-bangsa-dan-negaraslicergun
 
Rpp bab 1 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 1 ppkn sma kelas x kurnasRpp bab 1 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 1 ppkn sma kelas x kurnaseli priyatna laidan
 
Bab 5 rpp ppkn sma kls xi menyiram indahnya keadilan & kedamaian
Bab 5  rpp ppkn sma kls xi  menyiram indahnya keadilan & kedamaianBab 5  rpp ppkn sma kls xi  menyiram indahnya keadilan & kedamaian
Bab 5 rpp ppkn sma kls xi menyiram indahnya keadilan & kedamaianeli priyatna laidan
 
Rpp bab 1 ppkn sma kelas xii kurnas
Rpp bab 1 ppkn sma kelas xii kurnasRpp bab 1 ppkn sma kelas xii kurnas
Rpp bab 1 ppkn sma kelas xii kurnaseli priyatna laidan
 
52. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-1
52. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-152. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-1
52. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-1Risky Widodo
 
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1eli priyatna laidan
 
Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1
Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1
Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1eli priyatna laidan
 
Bab 1 rpp ppkn sma kls xi menapaki jalan terjal penegakan ham
Bab 1 rpp ppkn sma kls xi menapaki jalan terjal penegakan hamBab 1 rpp ppkn sma kls xi menapaki jalan terjal penegakan ham
Bab 1 rpp ppkn sma kls xi menapaki jalan terjal penegakan hameli priyatna laidan
 

What's hot (20)

Buku guru pkn sma x
Buku guru pkn sma xBuku guru pkn sma x
Buku guru pkn sma x
 
Bab 6 rpp ppkn sma kls xi menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...
Bab 6 rpp ppkn sma kls xi  menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...Bab 6 rpp ppkn sma kls xi  menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...
Bab 6 rpp ppkn sma kls xi menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 1
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 1Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 1
Rencana pelaksanaan pembelajaran pkn xii kur 2013 bab 1
 
Rpp bab 4 ppkn sma kelas xii kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas xii kurnasRpp bab 4 ppkn sma kelas xii kurnas
Rpp bab 4 ppkn sma kelas xii kurnas
 
Silabus pkn-kelas-xii-smt-2
Silabus pkn-kelas-xii-smt-2Silabus pkn-kelas-xii-smt-2
Silabus pkn-kelas-xii-smt-2
 
Bab 6 rpp ppkn sma kls xi menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...
Bab 6 rpp ppkn sma kls xi  menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...Bab 6 rpp ppkn sma kls xi  menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...
Bab 6 rpp ppkn sma kls xi menyibak kasus pelanggaran hak dan pengingkaran ke...
 
SK-KD PKN SD-MI
SK-KD PKN SD-MISK-KD PKN SD-MI
SK-KD PKN SD-MI
 
SILABUS MATA PELAJARAN PPKn KELAS XII
SILABUS MATA PELAJARAN PPKn KELAS XIISILABUS MATA PELAJARAN PPKn KELAS XII
SILABUS MATA PELAJARAN PPKn KELAS XII
 
SILABUS MATA PELAJARAN PPKn Kelas XI
SILABUS MATA PELAJARAN PPKn Kelas XISILABUS MATA PELAJARAN PPKn Kelas XI
SILABUS MATA PELAJARAN PPKn Kelas XI
 
Modul pkn-x-1-hakekat-bangsa-dan-negara
Modul pkn-x-1-hakekat-bangsa-dan-negaraModul pkn-x-1-hakekat-bangsa-dan-negara
Modul pkn-x-1-hakekat-bangsa-dan-negara
 
Rpp bab 1 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 1 ppkn sma kelas x kurnasRpp bab 1 ppkn sma kelas x kurnas
Rpp bab 1 ppkn sma kelas x kurnas
 
Rpp ppkn bab 3 pertemuan 4
Rpp ppkn bab 3 pertemuan 4Rpp ppkn bab 3 pertemuan 4
Rpp ppkn bab 3 pertemuan 4
 
Bab 5 rpp ppkn sma kls xi menyiram indahnya keadilan & kedamaian
Bab 5  rpp ppkn sma kls xi  menyiram indahnya keadilan & kedamaianBab 5  rpp ppkn sma kls xi  menyiram indahnya keadilan & kedamaian
Bab 5 rpp ppkn sma kls xi menyiram indahnya keadilan & kedamaian
 
Rpp bab 1 ppkn sma kelas xii kurnas
Rpp bab 1 ppkn sma kelas xii kurnasRpp bab 1 ppkn sma kelas xii kurnas
Rpp bab 1 ppkn sma kelas xii kurnas
 
52. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-1
52. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-152. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-1
52. rppk pkn-sma-kls-xii-ok-1
 
PPKN Kelas XII K13 Buku Siswa
PPKN Kelas XII K13 Buku SiswaPPKN Kelas XII K13 Buku Siswa
PPKN Kelas XII K13 Buku Siswa
 
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
Rpp ppkn sma xi bab 6 pertemuan 1
 
Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1
Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1
Rpp ppkn sma kelas x bab 1 pertemuan 1
 
Paradigma baru pkn di sd
Paradigma baru pkn di sdParadigma baru pkn di sd
Paradigma baru pkn di sd
 
Bab 1 rpp ppkn sma kls xi menapaki jalan terjal penegakan ham
Bab 1 rpp ppkn sma kls xi menapaki jalan terjal penegakan hamBab 1 rpp ppkn sma kls xi menapaki jalan terjal penegakan ham
Bab 1 rpp ppkn sma kls xi menapaki jalan terjal penegakan ham
 

Similar to Buku guru pkn sma xi

Promespknsma berkarakter kelasxi
Promespknsma berkarakter kelasxiPromespknsma berkarakter kelasxi
Promespknsma berkarakter kelasxiBaoks Udin
 
Rpp ppkn sma xi bab 9 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 9 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 9 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 9 pertemuan 2eli priyatna laidan
 
Kurikulum 2013 (Silabus) untuk SMK
Kurikulum 2013 (Silabus) untuk SMKKurikulum 2013 (Silabus) untuk SMK
Kurikulum 2013 (Silabus) untuk SMKDedi Irawan
 
RPP Kurikulum 2013 SMP kelas VII
RPP Kurikulum 2013 SMP kelas VIIRPP Kurikulum 2013 SMP kelas VII
RPP Kurikulum 2013 SMP kelas VIIHenry Henry
 
Rpppraaksaraautosaved 140924200528-phpapp01
Rpppraaksaraautosaved 140924200528-phpapp01Rpppraaksaraautosaved 140924200528-phpapp01
Rpppraaksaraautosaved 140924200528-phpapp01Lia Waliah
 
Silabus sma-mapel-wajib-a-dan-b
Silabus sma-mapel-wajib-a-dan-bSilabus sma-mapel-wajib-a-dan-b
Silabus sma-mapel-wajib-a-dan-bachmadkhoir
 
3.1 silabus sma pp kn kls x
3.1 silabus sma pp kn kls x3.1 silabus sma pp kn kls x
3.1 silabus sma pp kn kls xSuaidin -Dompu
 
Bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
Bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasiBab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
Bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasieli priyatna laidan
 
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasiRpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasieli priyatna laidan
 
Bab 9 rpp ppkn sma kls xi mencermati potret budaya politik masyarakat indonesia
Bab 9 rpp ppkn sma kls xi  mencermati potret budaya politik masyarakat indonesiaBab 9 rpp ppkn sma kls xi  mencermati potret budaya politik masyarakat indonesia
Bab 9 rpp ppkn sma kls xi mencermati potret budaya politik masyarakat indonesiaeli priyatna laidan
 
Bab 9 rpp ppkn sma kls xi mencermati potret budaya politik masyarakat indonesia
Bab 9 rpp ppkn sma kls xi  mencermati potret budaya politik masyarakat indonesiaBab 9 rpp ppkn sma kls xi  mencermati potret budaya politik masyarakat indonesia
Bab 9 rpp ppkn sma kls xi mencermati potret budaya politik masyarakat indonesiaeli priyatna laidan
 
Bab 3 rpp ppkn sma kls xi menelusuri dinamika demokrasi new
Bab 3 rpp ppkn sma kls xi menelusuri dinamika demokrasi newBab 3 rpp ppkn sma kls xi menelusuri dinamika demokrasi new
Bab 3 rpp ppkn sma kls xi menelusuri dinamika demokrasi neweli priyatna laidan
 
RPS_PendidikanKewarganegaraan.pdf
RPS_PendidikanKewarganegaraan.pdfRPS_PendidikanKewarganegaraan.pdf
RPS_PendidikanKewarganegaraan.pdfRezaWahyuni6
 

Similar to Buku guru pkn sma xi (20)

Silabus
SilabusSilabus
Silabus
 
Promes pkn kls xi sma160
Promes pkn kls xi sma160Promes pkn kls xi sma160
Promes pkn kls xi sma160
 
Promespknsma berkarakter kelasxi
Promespknsma berkarakter kelasxiPromespknsma berkarakter kelasxi
Promespknsma berkarakter kelasxi
 
Rpp ppkn sma xi bab 9 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 9 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 9 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 9 pertemuan 2
 
Kurikulum 2013 (Silabus) untuk SMK
Kurikulum 2013 (Silabus) untuk SMKKurikulum 2013 (Silabus) untuk SMK
Kurikulum 2013 (Silabus) untuk SMK
 
RPP Kurikulum 2013 SMP kelas VII
RPP Kurikulum 2013 SMP kelas VIIRPP Kurikulum 2013 SMP kelas VII
RPP Kurikulum 2013 SMP kelas VII
 
Rpppraaksaraautosaved 140924200528-phpapp01
Rpppraaksaraautosaved 140924200528-phpapp01Rpppraaksaraautosaved 140924200528-phpapp01
Rpppraaksaraautosaved 140924200528-phpapp01
 
Silabus sma-mapel-wajib-a-dan-b
Silabus sma-mapel-wajib-a-dan-bSilabus sma-mapel-wajib-a-dan-b
Silabus sma-mapel-wajib-a-dan-b
 
SIlabus SMA mapel wajib A
SIlabus SMA mapel wajib ASIlabus SMA mapel wajib A
SIlabus SMA mapel wajib A
 
3.1 silabus sma pp kn kls x
3.1 silabus sma pp kn kls x3.1 silabus sma pp kn kls x
3.1 silabus sma pp kn kls x
 
Silabus ppkn kls 10
Silabus ppkn kls 10Silabus ppkn kls 10
Silabus ppkn kls 10
 
3.1 silabus sma pp kn kls x
3.1 silabus sma pp kn kls x3.1 silabus sma pp kn kls x
3.1 silabus sma pp kn kls x
 
3.1 silabus sma pp kn kls x
3.1 silabus sma pp kn kls x3.1 silabus sma pp kn kls x
3.1 silabus sma pp kn kls x
 
3.1 silabus sma pp kn kls x
3.1 silabus sma pp kn kls x3.1 silabus sma pp kn kls x
3.1 silabus sma pp kn kls x
 
Bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
Bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasiBab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
Bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
 
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasiRpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
Rpp ppkn sma xi kur13 bab 3-menelusuri-dinamika-demokrasi
 
Bab 9 rpp ppkn sma kls xi mencermati potret budaya politik masyarakat indonesia
Bab 9 rpp ppkn sma kls xi  mencermati potret budaya politik masyarakat indonesiaBab 9 rpp ppkn sma kls xi  mencermati potret budaya politik masyarakat indonesia
Bab 9 rpp ppkn sma kls xi mencermati potret budaya politik masyarakat indonesia
 
Bab 9 rpp ppkn sma kls xi mencermati potret budaya politik masyarakat indonesia
Bab 9 rpp ppkn sma kls xi  mencermati potret budaya politik masyarakat indonesiaBab 9 rpp ppkn sma kls xi  mencermati potret budaya politik masyarakat indonesia
Bab 9 rpp ppkn sma kls xi mencermati potret budaya politik masyarakat indonesia
 
Bab 3 rpp ppkn sma kls xi menelusuri dinamika demokrasi new
Bab 3 rpp ppkn sma kls xi menelusuri dinamika demokrasi newBab 3 rpp ppkn sma kls xi menelusuri dinamika demokrasi new
Bab 3 rpp ppkn sma kls xi menelusuri dinamika demokrasi new
 
RPS_PendidikanKewarganegaraan.pdf
RPS_PendidikanKewarganegaraan.pdfRPS_PendidikanKewarganegaraan.pdf
RPS_PendidikanKewarganegaraan.pdf
 

More from ahmad akhyar

Akhyar pulsa agenn a
Akhyar pulsa agenn aAkhyar pulsa agenn a
Akhyar pulsa agenn aahmad akhyar
 
Akhyar pulsa agenn bos
Akhyar pulsa agenn bosAkhyar pulsa agenn bos
Akhyar pulsa agenn bosahmad akhyar
 
Penanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritimPenanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritimahmad akhyar
 
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraMenetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraahmad akhyar
 
Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2ahmad akhyar
 
Makalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaMakalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaahmad akhyar
 
Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01ahmad akhyar
 
Kedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraKedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraahmad akhyar
 
Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2ahmad akhyar
 
Konvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepasKonvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepasahmad akhyar
 
Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2ahmad akhyar
 
Pembangunan hukum kelautan
Pembangunan hukum kelautan Pembangunan hukum kelautan
Pembangunan hukum kelautan ahmad akhyar
 
Materi hukum laut 02
Materi hukum laut 02 Materi hukum laut 02
Materi hukum laut 02 ahmad akhyar
 
Dasar hukum laut indonesia
Dasar hukum laut indonesia Dasar hukum laut indonesia
Dasar hukum laut indonesia ahmad akhyar
 

More from ahmad akhyar (20)

Akhyar pulsa agenn a
Akhyar pulsa agenn aAkhyar pulsa agenn a
Akhyar pulsa agenn a
 
Akhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agenAkhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agen
 
Akhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agenAkhyar pulsa agen
Akhyar pulsa agen
 
Akhyar pulsa agenn bos
Akhyar pulsa agenn bosAkhyar pulsa agenn bos
Akhyar pulsa agenn bos
 
Akhyar pulsa
Akhyar pulsa Akhyar pulsa
Akhyar pulsa
 
Penanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritimPenanganan perbatasan maritim
Penanganan perbatasan maritim
 
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udaraMenetapkan batas kedaulatan wilayah udara
Menetapkan batas kedaulatan wilayah udara
 
Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2Penyelesaian sengketa perbatasan2
Penyelesaian sengketa perbatasan2
 
Makalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesiaMakalah batas wilayah laut indonesia
Makalah batas wilayah laut indonesia
 
Laut lepas 02
Laut lepas 02Laut lepas 02
Laut lepas 02
 
Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01Kedaulatan wilayah 01
Kedaulatan wilayah 01
 
Kedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negaraKedaulatan ryang udara negara
Kedaulatan ryang udara negara
 
Laut lepas 01
Laut lepas 01Laut lepas 01
Laut lepas 01
 
Laut lepas 04
Laut lepas 04Laut lepas 04
Laut lepas 04
 
Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2Kedaulatan negara di ruang udara a2
Kedaulatan negara di ruang udara a2
 
Konvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepasKonvensi pbb tentang laut lepas
Konvensi pbb tentang laut lepas
 
Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2Geopolitik indonesia a2
Geopolitik indonesia a2
 
Pembangunan hukum kelautan
Pembangunan hukum kelautan Pembangunan hukum kelautan
Pembangunan hukum kelautan
 
Materi hukum laut 02
Materi hukum laut 02 Materi hukum laut 02
Materi hukum laut 02
 
Dasar hukum laut indonesia
Dasar hukum laut indonesia Dasar hukum laut indonesia
Dasar hukum laut indonesia
 

Recently uploaded

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

Buku guru pkn sma xi

  • 1. SILABUS Nama Sekolah : SMA/MA .... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Program : XI / IPA-IPS Semester : Ganjil Standar Kompetensi : 1. menganalisis budaya politik di Indonesia No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk 1.1 1.2 1.3 Mendeskripsikan pengertian budaya politik menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik · Mendeskrip sikan pengertian budaya politik · Mengidentif ikasi tipe-tipe budaya politik menurut Almond, dkk · Mengidentif ikasi tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia · Menganalis is budaya politik yang berkembang di Indonesia 1.1.1pengertian budaya politik 1.2.1tipe-tipe budaya politik menurut Gabriel A. Almond dan Sidney Verba 1.2.2 tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia 1.3.1 Budaya politik yang berkembang di Indonesia  Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian budaya politik  Secara klasikal mendiskusikan tipe-tipe budaya politik menurut Almond dan tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia  Secara kelompok menggali informasi melalui media massa tentang budaya politik yang berkembang di Indonesia  Mempresentasikan hasil temuan dan diskusi kelompok (melalui media power point) Ulangan Ulangan Tugas kelompok Pengama tan Uraian Uraian Laporan diskusi Dan Resume Performance 1 jam 3 jam 2 jam 2 jam Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis Budaya Politik oleh Almond , Bina Aksara 1984 Bahan Internet Bahan : petunjuk penugasan kelompok dan Artikel dari koran dan internet serta Foto , CD Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 1
  • 2. No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk 1.4 menampilkan peran serta budaya politik partisipan  Mendeskrip sikan budaya politik partisipan di Indonesia 1.4.1 Budaya Politik Partisipan di Indonesia  Secara individu mendeskripsikan temuannya mengenai budaya politik partispan di Indonesia Tugas individu (PR) kliping 2 jam Alat Presentasi: - laptop - infocus Bahan : petunjuk penugasan individu dan Artikel dari koran dan internet serta Foto , CD Mengetahui, Kepala Sekolah Guru MP PKn NIP. NIP. Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 2
  • 3. SILABUS Nama Sekolah : SMA/MA .... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Program : XI / IPA-IPS Semester : Ganjil Standar Kompetensi : 2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk 2.1 2.2 2.3 Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi Megidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru, dan reformasi · Mendeskrip sikan pengertian budaya demokrasi · Mendeskrip sikan prinsip-prinsip budaya demokrasi · Mendeskris ikan pengertian masyarakat madani · Mengidentif ikasi ciri-ciri masyarakat madani · Menganalis is pelaksanaan demokrasi yang berkembang di Indonesia 2.1.1pengertian budaya demokrasi 2.1.2 prinsip-prinsip budaya demokrasi 2.2.1 Pengertian masyarakat madani 2.2.2 Ciri-ciri masyarakat Madani 2.3.1 Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era orde lama  Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian budaya demokrasi  Secara klasikal mendiskusikan prinsip-prinsip budaya demokrasi  Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian masyarakat madani dan mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani  Secara berkelompok menggali iinformasi melalui studi pustaka mengenai pelaksanaan demokrasi di era orde lama Kuis Ulangan Ulangan Tugas Kelompok Jawaban singkat Uraian Uraian Laporan Tertulis 1 jam 1 jam 2 jam 1 jam Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis Demokrasi, HAM dan Masyarakat madani, Tim ICCE UIN Jakarta, 2003 Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis Bahan : petunjuk penugasan kelompok dan Artikel dari Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 3
  • 4. No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk 2.4 Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari  Menunjukk kan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari 2.3.2 Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era orde baru 2.3.3 Pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era reformasi Budaya Demokrasi dalam kehidupan Sehari-hari  Secara individu melalui media film ”Tragedi Jakarta 1998” menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era Orba dan Reformasi  Secara individu menunjukkan perilaku pada masyarakat Indonesia yang mencermikan budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari Tugas Individu Tugas Individu (PR) Laporan hasil analisa & Resume film Kliping 3 jam 2 jam koran dan internet VCD Tragedi Jakarta 1998 Alat: Laptop, infocus & speaker aktive Artikel di media cetak, bahan internet Alat: Gunting, lem dan kertas A4 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru MP PKn NIP. NIP. Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 4
  • 5. SILABUS Nama Sekolah : SMA/MA .... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Program : XI / IPA-IPS Semester : Ganjil Standar Kompetensi : 3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk 3.1 3.2 Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan · Mendeskrip sikan pengertian keterbukaan dan keadilan · Menguraik an pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara · Mengidentif ikasi dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan 3.1.1pengertian keterbukaan 3.1.2 pengertian keadilan 3.1.3 Pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 3.2.1 Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan yang tidak Transparan di beberapa negara 3.2.2 Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan yang tidak Transparan di Indonesia  Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian keterbukaan dan keadilan  Secara klasikal mendiskusikan alasan pentingnya keterbukaan dan jaminan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara  Secara kelompok melalui media film ”The Rules in The World” menganalisis dampak pemerintahan yang tidak transparan Ulangan Ulangan Tugas kelompok Uraian Uraian Laporan diskusi Dan Resume 1 jam 1 jam 2 jam Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis Bahan internet Bahan : petunjuk penugasan kelompok dan VCD ”The Rules in The World” Alat : - laptop - infocus - speaker aktif Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 5
  • 6. No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk 3.3 Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara  Menunjukk an sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari 3.3.1 Keterbukaan dan Keadilan Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara  Mempresentasikan hasil temuan dan diskusi kelompok (melalui media power point)  Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka dan media internet mengenai kasus-kasus keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Pengama tan Tugas Individu Lembar Pengamata n Laporan tertulis & Kliping 2 jam 2 jam Alat : Laptop & Infocus Artikel dari media cetak dan internet serta Foto , CD Mengetahui, Kepala Sekolah Guru MP PKn Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 6
  • 7. NIP. NIP. SILABUS Nama Sekolah : SMA/MA .... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Program : XI / IPA-IPS Semester : Genap Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk 4.1 4.2 4.3 Mendeskripsikan pengertian, pentingnya, dan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negara Menjelaskan Tahap-tahap perjanjian internasional Mengkaji peranan organisasi internasional (ASEAN, AA, PBB) dalam meningkatkan · Mendeskrip sikan pengertian hubungan internasional · Mendeskrip sikan pentingnya hubungan internasional  Mengidentif ikasi sarana-sarana hubungan internasional  Menguraik an tahap-tahap perjanjian internasional  Menguraik an peranan ASEAN, AA dan PBB dalam meningkatkan hubungan 4.1.1 Pengertian Hubungan Internasional 4.1.2 Peranan Hubungan Internasional 4.1.3 Sarana-sarana hubungan internasional 4.2.1 Tahap-tahap Perjanjian Internasional 4.3.1 Peranan ASEAN 4.3.2 Peranan AA 4.3.3 Peranan PBB  Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang pengertian hubungan internasional  Secara klasikal mendiskusikan peranan hubungan internasional dan sarana-sarana dalam hubungan internasional  Secara kelompok menguraikan tahap-tahap perjanjian internasional  Secara kelompok menggali informasi melalui media cetak dan internet mengenai peranan ASEAN, AA, dan PBB Ulangan Ulangan Tugas kelompok Tugas kelompok Uraian Uraian Resume Laporan tertulis dalm bentuk power point 1 jam 1 jam 1 jjam 2 jam 2 jam Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis Bahan Internet Bahan : petunjuk penugasan kelompok dan Artikel dari koran dan internet serta Foto , CD Alat Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 7
  • 8. No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk 4.4 hubungan internasional Menghargai kerjasama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi Indonesia internasional  Menunjukk an manfaat perjanjian internasional bagi Indonesia 4.4.1 Manfaat Perjanjian- Perjanjian Internasional yang melibatkan Indonesia  Mempresentasikan hasil temuan 3 kelompok kajian  Secara klasikal menguraikan beberapa contoh perjanjian internasional Ulangan Uraian 2 jam Presentasi: - laptop - infocus Bahan : petunjuk penugasan individu dan Artikel dari koran dan internet serta Foto , CD Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis Mengetahui, Kepala Sekolah Guru MP PKn NIP. NIP. Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 8
  • 9. SILABUS Nama Sekolah : SMA/MA .... Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/ Program : XI / IPA-IPS Semester : Genap Standar Kompetensi : 5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk 5.1 5.2 Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian oleh Mahkamah Internasional · Menguraik an sistem hukum dan oeradilan internasional  Mengidentif ikasi penyebab timbulnya sengketa internasional  Menguraik an cara penyelesaian sengketa internasional oleh Mahkamah internasional 5.1.1Sistem hukum dan Peradilan Internasional 5.2.1 Penyebab Timbulnya Sengketa Internasional 5.2.2 Peranan Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Internasional  Secara individu menggali informasi melalui studi pustaka tentang sistem hukum dan peradilan internasional  Secara klasikal menngidentifikasi melalui kajian pustaka mengenai sebab-sebab timbulnya sengketa internasional  Secara kelompok menggali nformasi melalui media massa dan internet tentang peranan Mahkamah Internasional dalam menyelesaikan kasus-kasus sengketa internasional Ulangan Ulangan Tugas kelompok Uraian Uraian Laporan diskusi & kliping 1 jam 1 jam 2 jam Buku PKn SMA kls XI,Retno L, Esis Budaya Politik oleh Almond , Bina Aksara 1984 Bahan Internet Bahan : petunjuk penugasan kelompok dan Artikel dari koran dan internet serta Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 9
  • 10. No Kompetensi Dasar Indikator Materi pokok/ Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber / Bahan / Alat Metode Bentuk 5.3 Menghargai putusan Mahkamah Internasional  Menunjukk an sikap menghargai putusan Mahkamah Internasional 5.3.1 Menghargai Putusan Mahkamah Internasional  Secara kelompok melalui diskusi menunjukkan sikap menghargai putusan Mahkamah Internasional (satu contoh kasus sesuai pilihan kelompok dan sekaligus digabung pelaksanaannya pada saat membahas materi peranan mahkamah internasional)  Mempresentasi hasil diskusi kelompok dalam bentuk power point Tugas kelompok Pengama tan Laporan tertulis dan kliping Performanc e 1 jam 2 jam Foto , CD/VCD Sengketa internasional: kasus Irak, Bosnia, Afghanistan, dll Alat Presentasi: - laptop - infocus Mengetahui, Kepala Sekolah Guru MP PKn NIP. NIP. Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 10
  • 11. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 001/RPP I. IDENTITAS 1. Mata Pelajaran : PKn 2. Materi Pokok : BUDAYA POLITIK 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 1 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 1. Menganalisis budaya politik di Indonesia 2. Kompetensi Dasar 1.1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik III. INDIKATOR 1. Mendeskripsikan pengertian budaya politik 2. Menjelaskan orientasi masyarakat terhadap suatu sistem politik. IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu ( Menit ) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 11
  • 12. 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2 Media massa (Koran, Majalah, Internet) 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ..........., .....20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 12
  • 13. Nomor : 002/RPP I. IDENTITAS 1. Mata Pelajaran : PKn 2. Materi Pokok : 1. Tipe-tipe budaya politik menurut Gabriel A. Almond dan Sidney Verba. 2. Tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 2 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 1. Menganalisis budaya politik di Indonesia 2. Kompetensi Dasar 1.2 Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia III. INDIKATOR 1. Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik menurut Almond, dkk 2. Mengidentifikasi tipe-tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab 20’ - Pengendalia n diri Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 13
  • 14. - Penenangan V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan internet 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Surat kabar, majalah, dan internet. VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........., ....... 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 003/RPP Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 14
  • 15. I. IDENTITAS 1. Mata Pelajaran : PKn 2. Materi Pokok : Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 3 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 1. Menganalisis budaya politik di Indonesia 2. Kompetensi Dasar 1.3. Mendeskripsikan pentingnya sosialisasi pengembangan budaya politik III. INDIKATOR 1. Menganalisis budaya politik yang berkembang di Indonesia. 2. Menjelaskan pendapat para pakar tentang perkembangan budaya politik di Indonesia. IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 15
  • 16. 2. Majalah, Koran, dan Internet 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........., ........ 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 004/RPP Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 16
  • 17. I. IDENTITAS 1. Mata Pelajaran : PKn 2. Materi Pokok : Budaya Politik Partisipan di Indonesia 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 4 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 1. Menganalisis budaya politik di Indonesia 2. Kompetensi Dasar 1.4. Menampilkan peran serta budaya politik partisipan III. INDIKATOR 1. Mendeskripsikan budaya politik partisipan di Indonesia IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 17
  • 18. 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........., ....... 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 006/RPP I. IDENTITAS Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 18
  • 19. 1. Mata Pelajaran : PKn 2. Materi Pokok : Budaya Demokrasi 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 6 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 2. menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani 2. Kompetensi Dasar 2.1. Mendeskripsikan pengertian dan prinsip-prinsip budaya demokrasi III. INDIKATOR 1. Mendeskripsikan pengertian budaya demokrasi 2. Mendeskripsikan prinsip-prinsip budaya demokrasi IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 19
  • 20. 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa 5. Majalah, koran, dan internet VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........., ....... 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 007/RPP Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 20
  • 21. I. IDENTITAS 1. Mata Pelajaran : PKn 2. Materi Pokok : Pengertian Masyarakat Madani dan Ciri-ciri Masyarakat Madani 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 7 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani 2. Kompetensi Dasar 2.2. Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani III. INDIKATOR 1. Mendeskrisikan pengertian masyarakat madani 2. Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 21
  • 22. 2. Buku-Buku Sumber yang Relevan 3. Majalah, Koran, dan internet 4. Lembar Kerja Siswa VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........., ....... 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 008/RPP Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 22
  • 23. I. IDENTITAS 1. Mata Pelajaran : PKn 2. Materi Pokok : Demokrasi di Indonesia 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 8 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani 2. Kompetensi Dasar 2.3. Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak orde lama, orde baru, dan reformasi III. INDIKATOR 1. Menganalisis pelaksanaan demokrasi yang berkembang di Indonesia 2. Menjelaskan prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila 3. Menganalisis pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Era Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi. IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerjasama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerjasama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 23
  • 24. V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan internet 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........, ....... 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 009/RPP I. IDENTITAS Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 24
  • 25. 1. Mata Pelajaran : PKn 2. Materi Pokok : Pemilihan Umum dan Perilaku yang Mendukung Tegaknya Prinsip-Prinsip Demokrasi 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 9 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani 2. Kompetensi Dasar 2.4. Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari III. INDIKATOR 1. Menunjukkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari 2. Memberi contoh pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menjelaskan hakikat Pemilihan Umum, pelaksanaan Pemilihan Umum di Indonesia. 4. Menunjuk contoh perilaku yang mendukung tegaknya budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 25
  • 26. V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........, ....... 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 010/RPP I. IDENTITAS Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 26
  • 27. 1. Mata Pelajaran : PKn 2. Materi Pokok : Keterbukaan dan Jaminan Keadilan 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke: 10 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Kompetensi Dasar 3. 1. Mendeskripsikan pengertian dan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. III. INDIKATOR 1. Mendeskripsikan pengertian keterbukaan dan keadilan 2. Menguraikan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 27
  • 28. 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........, ........ 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 012/RPP I. IDENTITAS 1. Mata Pelajaran : PKn Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 28
  • 29. 2. Materi Pokok : Penyelenggaraan Pemerintahan yang Tidak Transparan 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 12 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Kompetensi Dasar 3.2. Menganalisis dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan III. INDIKATOR 1. Mengidentifikasi dampak penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan. 2. Menyebutkan contoh perilaku penyelenggaraan pemerintah yang tidak transparan di Indonesia. IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 29
  • 30. 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........., ........ 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 013/RPP I. IDENTITAS Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 30
  • 31. 1. Mata Pelajaran : PKn 2. Materi Pokok : Sikap Keterbukaan dan Keadilan 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 13 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 3. Menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 2. Kompetensi Dasar 3.3. Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara III. INDIKATOR 1. Menunjukkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menjelaskan hak dan kewajiban masyarakat dalam negara. 3. Menunjukkan perilaku positif terhadap upaya peningkatan jaminan keadilan. IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi / Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 31
  • 32. 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 3. Majalah, koran, dan internet 4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 5. Lembar Kerja Siswa VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........., ........ 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 014/RPP I. IDENTITAS 1. Mata Pelajaran : PKn Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 32
  • 33. 2. Materi Pokok : Hubungan Internasional 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 14 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 4. Standar Kompetensi 4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional 5. Kompetensi Dasar 4. 1. Mendeskripsikan pengertian, pentingnya, dan sarana-sarana hubungan internasional bagi suatu negara III. INDIKATOR 1. Mendeskripsikan pengertian hubungan internasional 2. Mendeskripsikan pentingnya hubungan internasional 3. Mengidentifikasi sarana-sarana hubungan internasional IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 33
  • 34. 3. Majalah, Koran, dan Internet 4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 5. Lembar Kerja Siswa VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........., ........ 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 015/RPP I. IDENTITAS 1. Mata Pelajaran : PKn Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 34
  • 35. 2. Materi Pokok : Tahap-Tahap Perjanjian Internasional 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 15 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional 2. Kompetensi Dasar 4.2. Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional III. INDIKATOR 1. Menguraikan tahap-tahap perjanjian internasional IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet 3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 5. Lembar Kerja Siswa Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 35
  • 36. VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........., ......... 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. . RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 016/RPP I. IDENTITAS 1. Mata Pelajaran : PKn Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 36
  • 37. 2. Materi Pokok : Organisasi Internasional 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 16 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional 2. Kompetensi Dasar 4.3. Mengkaji peranan organisasi internasional (ASEAN, AA, PBB) dalam meningkatkan hubungan internasional III. INDIKATOR 1. Menguraikan peranan ASEAN, AA dan PBB dalam meningkatkan hubungan internasional IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet 3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 37
  • 38. 4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 5. Lembar Kerja Siswa VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........., ......... 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 017/RPP I. IDENTITAS 1. Mata Pelajaran : PKn 2. Materi Pokok : Manfaat Kerja Sama dan Perjanjian Internasional 3. Kelas/Program : XI Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 38
  • 39. 4. Pertemuan Minggu ke : 17 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional 2. Kompetensi Dasar 4.4. Menghargai kerja sama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi Indonesia III. INDIKATOR 1. Menunjukkan manfaat perjanjian internasional bagi Indonesia IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerja sama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerja sama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet 3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 5. Lembar Kerja Siswa Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 39
  • 40. VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........., ........ 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 018/RPP I. IDENTITAS 1. Mata Pelajaran : PKn 2. Materi Pokok : Hukum Internasional Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 40
  • 41. 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke: 18 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional 2. Kompetensi Dasar 5.1. Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional III. INDIKATOR 1. Menguraikan sistem hukum dan peradilan internasional IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerjasama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerjasama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi/Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI 2. Majalah, Koran, dan Internet 3. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 4. Buku-Buku Sumber yang Relevan 5. Lembar Kerja Siswa Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 41
  • 42. VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........., ........ 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nomor : 019/RPP I. IDENTITAS 1. Mata Pelajaran : PKn Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 42
  • 43. 2. Materi Pokok : Peran Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa 3. Kelas/Program : XI 4. Pertemuan Minggu ke : 19 5. Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit II. STANDAR KOMPETENSI/KOMPETENSI DASAR 1. Standar Kompetensi 5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional 2. Kompetensi Dasar 5.2. Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian oleh Mahkamah Internasional III. INDIKATOR 1. Mengidentifikasi penyebab timbulnya sengketa internasional 2. Menguraikan cara penyelesaian sengketa internasional oleh Mahkamah internasional IV. STRATEGI PEMBELAJARAN No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit) Aspek lifeskill yang dikembangkan 1. Pendahuluan - Memberikan salam siswa - Mengabsen dan mengetahui kondisi siswa 15’ - Disiplin - Kerjasama - Keterampila n 2. Kegiatan Inti - Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai - Penjelasan materi - Tanya jawab - Latihan 55’ - Kerjasama - Kesungguhan - Disiplin - Uji diri 3. Penutup - Evaluasi / Tanya jawab - Penenangan 20’ - Pengendalia n diri V. PERANGKAT PEMBELAJARAN 1. Buku Paket PKn Kelas XI Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 43
  • 44. 2. UUD 1945 yang Telah Diamandemen 3. Buku-Buku Sumber yang Relevan 4. Lembar Kerja Siswa 5. Majalah, Koran, dan Internet VI. PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT 1. Penilaian Kognitif 2. Penilaian Afektif ........., ......... 20.. Mengetahui Kepala SMA/MA ......... Guru Mata Pelajaran NIP. NIP. KUNCI JAWABAN BAB 1 A. Pilihan Ganda 1. e 2. e 3. b 4. b 5. d Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 44
  • 45. 6. b 7. a 8. d 9. b 10. a B.Esai 1. Kondisi budaya politik Indonesia dewasa ini berada dalam masa transisi. Karena budaya politik Indonesia pernah mengalami beberapa pengaruh budaya politik seperti budaya politik tradisional, budaya politik Islam, dan budaya politik modern. Budaya politik tradisional adalah budaya politik yang mengedepankan satu budaya dari etnis tertentu yang ada di Indonesia. Misalnya, budaya politik yang berangkat dari paham masyarakat Jawa. Hal itu pernah terjadi ketika negeri ini dipimpin oleh Soeharto. Budaya politik Islam adalah budaya politik yang lebih mendasarkan idenya pada satu keyakinan dan nilai agama tertentu, dalam hal ini tentu saja agama Islam. Agama Islam di Indonesia menjadi agama mayoritas dan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Budaya politik Islam biasanya dipelopori oleh kelompok santri. Kelompok ini identik dengan pendidikan pesantren atau sekolah-sekolah Islam. Sedangkan budaya politik modern adalah budaya politik yang mencoba meninggalkan karakter etnis tertentu atau pendasaran pada agama tertentu. Budaya ini sangat kuat pengaruhynya dalam pemerintahan Orde Baru. Di dalamnya terdapat beragam subkultur seperti kelompok birokrat, intelektual, dan militer. Dari ketiga tipe budaya politik yang berkembang di Indonesia maka kita tidak bisa menentukan budaya politik mana yang paling berpengaruh dalam kehidupan negara Indonesia. Tetapi ketiga tipe budaya politik seperti yang dikemukakan oleh Almond hampir mempengaruhi seluruh budaya politik Indonesia. 2. Masa transisi menuju demokrasi sangat berdampak pada berkembangnya budaya politik partisipan di Indonesia. Karena masyarakat sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Masyarakat sudah mulai memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung. Masyarakat juga cenderung diarahkan pada peran pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap perasn tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak. Masyarakt mulai menyadari bahwa merekalah pemegang kedaulatan tertinggi. Mereka bukan lagi menjadi objek politik tetapi subjek politik. 3. Politik parokial adalah budaya politik yang frekkuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di Indonesia. Di sini peran kepala suku, kepala kampung, atau tokoh masyarakat sangat berperan baik dalam bidang politik, ekonomi, dan religius. Sedangkan budaya politik partisipan adalah suatu bentuk budaya politik di mana anggota masyarakat sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuai yang memadai mengenai sistem politik secara umum tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dlaam proses politkk yang berlangsung. Jika dikaitkan dengan dimensi budaya politik maka dimensi pertama yang membedakan antara budaya politik parokial dan budaya partisipan. Di mana tingkat pengetahuan masyarakat mengenai sistem politik negara, seperti pengetahuan tentang sejarah, letak geografis, dan konstitusi negara. Selain itu pada pemahaman masyarakat mengenai struktur dan peran pemerintah dalam membuat kebijakan, penguatan kebijakan yang meliputi masukan opini dari masyarakat dan media massa kepada pemerintah. Partisipasi masyarakat dalam budaya politik parokial sangat bergantung pada pemimpinnya sedangkan dalam budaya politik partisipan masyarakat sudah ikut terlibat dalam sistem politik pemerintahan. Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 45
  • 46. 4. Menurut hemat saya, dalam menjalankan pemerintahan sekarang ini, pemerintahan masih mengedepankan hubungan patron-klien. Hal itu masih sangat dipengaruhi oleh budaya politik tradisioanl yang berkembang dalam masyarakat kita. Namun, sejalan dengan perkembangan zaman, sistem ini mulai diminimalisir karena pengetahuan dan pemahaman masyarakat akan budaya politik semakin maju. Hal itu ditunjukkan lewat partisipasi masyarakat dalam menentukan pemimpinnya, dan kebijakan dalam pembangunan negara. 5. Hubungan antara budaya politik dan partisipasi politik terletak pada sistem nilai bersama yang berkembang dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya. 6. Orientasi politik menurut Almond dan Verba sebagai berikut: - Orientasi kognitif merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem politik, peran, dan segala kewajibannya. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. - Orientasi afektif, merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem politik dan perannya, serta para aktor dan penampilannya. Perasaan masyarakat ini bisa saja merupakan perasaan untuk menolak atau menerima sistem politik atau kebijakan yang dibuat. - Orientasi evaluatif, merupakan keputusan dan pendapat masyarakat tentang objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan nilai moral yang ada dalam masyarakat dengan kriteria informasi dan perasaan yang mereka miliki. Dari ketiga orientasi politik ini, Almond dan Verba mengidentifikasi tiga objek yang dituju dalam orientasi politik. Ketiga objek dari orientasi politik tersebut adalah: - Peran atau struktur dari sebuah institusi politik. Contohnya adalah peran atau struktur badan legislatif (DPR) dan eksekutif (pemerintah) atau birokrasi. Yang dituju pada objek ini adalah lebih pada institusinya buka aktor atau orangnya. - Para pemegang jabatan atau aktor dari sebuah institusi negara seperti pemimpin monarki, legislator, dan administrator. Yang dituju pada objek kedua ini justru pada aktor atau orangnya. - Kebijakan atau keputusan, penguatan keputusan yang dibuat oleh para aktor di dalam negara. Yang dituju pada objek ketiga ini adalah produk dari aktor-aktor politik. 7. Tidak mungkin suatu masyarakat memiliki budaya politik. Karena budaya politik merupakan dimensi psikologis dari ssitem politik. Budaya politik juga merupakan kultur politik yang berkembang dan dipraktikkan oleh suatu masyarakat tertentu. Dalam setiap masyarakat, terdapat budaya politik yang menggambarkan pandangan mereka mengenai proses politik yang berlangsung di lingkungannya sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu masyarakat tidak mungkin tidak ada budaya politik. 8. (Jawaban untuk nomor 8 disesuaikan dengan artikel di koran atau internet) 9. Negara sangat berperan dalam membentuk partisipasi politik masyarakatnya. Contohnya, pada masa pemerintahan Orde Baru terjadi pembatasan politik terhadap masyarakat. Sehingga masyarakat menerima begitu saja apa yang menjadi keputusan pemerintah atau negara. Meskipun negara membatasi partisipasi politik, namun ada beberapa keadaan di mana para pemimpin pemeritanhan mengambil jalan lain dan berusaha untuk mengerahkan kelompok-kelompok politik baru untuk menunjang kedudukan mereka. Beberapa peristiwa perluasan partisipasi politik yang paling menonjol sesungguhnya adalah telah terjadi dalam beberapa keadaan di mana pihak yang mempunyai hasrat juga mempunyai kemampuan. Selian itu, negara sebagai suatu organisasi merupakan satu sistem politik yang menyangkut proses penentu dan pelaksana tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap insan politik harus dapat menunjukkan partisipasinya dalam kegiatan yagn berkatain hak warga negara, yang bertujuan untuk ikut mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. Hal itu dapat dilihat dari terbentuknya organisasi-organisasi politik dan organisasi Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 46
  • 47. masyarakat, lahirnya kelompok-kelompok kepentingan, kelompok-kelompok penekan dan LSM, pelaksanaan Pemilu dan munculnya kelompok-kelompok kontemporer. 10. Syarat ideal menuju budaya politik yang demokratis adalah menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Rakyat bukan lagi menjadi objek tetapi menjadi subjek dari sebuah negara. Karena dengan dengan mengembangkan budaya politik demokratis diharapkan seluruh rakyat dapat memiliki peran yang lebih aktif dalam menentukan nasib bangsa ke depan. Dengan mengembalikan kedaulatan negara pada rakyat, maka para pemegang kekuasaan tidak lagi dipandang sebagai tuan yang harus dilayani. Sebaliknya, mereka adalah pelayan yang harus melayani semua kebutuhan rakyat. C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan sesuai) BAB 2 A. Pilihan Ganda 1. a 2. b 3. c 4. a 5. a 6. c 7. a 8. b 9. c 10. a B. Esai 1. Masyarakat madani dapat didefinisikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan memaknai kehidupannya. Untuk mencapai tata masyarakat seperiti ini, persyaratan yang harus dipenuhi antara lain adanya keterlibatan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersama, kontrol masyarakat dalam jalannya proses pemerintahan, serta keterlibatan dan kemerdekaan masyarakat dalam memilih pemimpinnya. Ciri-ciri masyarakat madani sebagai berikut: · Free public sphere (ruang publik yang bebas) Ruang publik diartikan sebagai wilayah di mana masyarakat serbagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan politik. Warga negara berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul serta mempublikasikan informasi kepada publik. · Demokratisasi Demokratisasi menjamin munculnya masyarakat madani. Karena pelaku politik daslam suatu negara cenderung menyumbat masyarakat sipil. Mekanisme demokrasilah yang memiliki kekuatan untuk mengoreksi kecenderungan itu. Sementara itu, untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian. Syarat-syarat tersebut berbanding lurus dengan kesediaan untuk menerima dan memberi secara berimbang. · Toleransi Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap yang Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 47
  • 48. dikembangkan dalam masyarakat madani untuk menunjukkan sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok masyarakat lain yang berbeda. · Pluralisme Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk disertai sikap tulus bahwa kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan rahmat Tuhan. Oleh karena itu, tidak ada masyarakat yang tunggal, monolitik, sama, dan sebangun dalam segala segi. · Keadilan sosial Keadilan sosial yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Ini memungkinkan jika tidak adanya monopoli dan pemusatan salah satu aspek kehidupan pada seseorang atau sekolompok masyarakat. · Partisipasi sosial Partisipasi sosial yagn benarb-enar bersih dari rekayasa merupakan awal yang baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga. Antitesis dari masyarakat madani adalah tirani yang memasung kehidupan bagnsa secara kultural dan struktural, serta menempatkan cara-cara manipulatif dan represif sebagai instrumen sosialnya. · Supremasi hukum Penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral. Artinya, tidak ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum. Ini bisa terjadi apabila terdapat komitmen yang kuat antarkomponen bangsa untuk saling mengikat diri dalam sistem dan mekanisme yang disepakati bersama. Demokrasi tanpa didukung oleh penghargaan terhadap tegaknya hukum akan mengarah pada dominasi mayoritas yang pada gilirannya menghilangkan rasa keadilan bagi kelompok mayoritas. Dilihat dari ciri-ciri masyarakat madani di atas, semua ciri itu sudah ada dalam masyarakat Indonesia. Di mana setiap ciri sudah memberi ciri khas bagi bangsa Indonesia. Free public sphere atau ruang publik yang bebas bagi masyarakat sangat terbuka bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat seperti adanya kebebasan pers, berserikat atau berkumpul. Dalam proses demokratisasi, adanya keterlibatan masyarakat Pemilu atau pemilihan umum. Toleransi, dan pluralisme sudah nampak dalam kehidupan bangsa Indonesia. Masyarakat saling menghormati satu sama meskipun pandangan politik, agama, ras, sukunya berbeda. Sedangkan partisipasi sosial dan supremasi hukum pun mulai ditegakkan. Sebagai contoh, muncul peraturan perundang-undangan yang mengatur kehidupan bangsa. Namun, yang masih dipertanyakan adalah ciri keadilan sosial karena keadilan sosial ini masih dalam proses perjuangan yang panjang. Karena masih ada masyarakata yang kaya dan miskin. 2. Supremasi hukum adalah sikap atau penghargaan hukum yang dapat memberi keadilan bagia semua orang. Artinya tidak ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum. Hukum harus ditegakkan dmei membentuk sebuah masyarakat beradab. Menurut hemat saya, supremasi hukum sudah mulai diterapkan di Indonesia hal itu dapat kita lihat dalam demokrasi dalam bidang politik di mana terdapat penegakkan Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 48
  • 49. kembali asas-asas hukum dan kepastian hukum, ada upaya untuk memberi kehidupan yang layak bagi semua warga negara, dan demokrasi dalam bidang hukum seperti pengakuan dan perlindungan HAM, serta peradilan yang bebas dan tidak memihak. Contohnya ada upaya hukum untuk mengadili pihak-pihak yang terlibat dalam pembunuhan aktivis HAM Munir. Atau pembebasan para narapidana politik dan tahanan politik. 3. Sebab-sebab runtuhnya Orde Lama dan Orde Baru: - Pemerintahan yang bersifat otoriter yang terwujud dalam sistem pemerintahan demokrasi terpimpin. - Terjadi penyimpangan ideologi, yaitu konsepsi Pancasila berubah menjadi konsepsi Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunis) - MPRS melalui ketetapan MPRS N0. III/MPRS/1963 mengangkat Presiden Soekarno menjadi Presiden Seumur hidup. - DPR hasil Pemilu 1955 dibubaskan oleh Presiden. - Hak budge DPR tidak berjalan dengan baik pada tahun 1960 karena tidak mengajukan RUU APBN untuk mendapatkan persetujuan dari DPR sebelum berlakunya tahun anggaran yang bersangkutan. - Pemimpin lembaga tertinggi negara dan lembaga tinggi negara dijadikan menteri negara, yang berarti dijadikan sebagai pembantu presiden. - Berubanya kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif menjadi ‘Poros Jakarta-Peking,” konfrontosi dengan Malaysia, hinga pada puncaknya, Indonesia kelaur dari keanggota PBB. Sebab-sebab keruntuhan Orde Baru: - Demokrasi Pancasila dalam rezim ORBA masih sebatas retorika dan gagasan, belum mendarat dalam tataran penerapan. Karena dalam praktek kenegaraan dan pemerintahan, rezim ini tidak memberi ruang bagi kehidupan demokrasi. Rezim ini ditandai dengan adanya: · Dominannya peranan ABRI · Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik · Pengebirian peran dan fungsi partai politik · Campur tangan pemerintahan dalam berbagai urusan partai politik dan publik. · Massa mengambang · Monopoli ideologi negara · Inkorporasi lembaga non pemerintah. - Orde Baru berupaya menanamkan keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik hanya bisa dicapai dengan membatasi partisipasi politik. Pada saat bersamaan, masyarakat digiring ke pemahaman ini sebagai bagian utuh dari negara. - Adanya program indoktrinasi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. - Menghindari perbedaan pendapat berarti menciptakan harmoni. - Orde Baru kemudian tak ubanya sebagai sebuah panser pragmatisme yang berjalan tanpa hambatan. - Karakter totalitarian yang berlalu kental. Karekter ini menjadi sesuatu yang sangat ganjil di tengah Indonesia yang tengah berkembang pesat selama dekade 1990-an. Meningkatnya kesadaran rakyat dan munculnya kelas menengah baru membuat kian banyak orang yagn mulai sadar akan haknya. 4. Menurut hemat saya, stabilitas politik, ekonomi, dan pertahanan keamanan belum terwujud dalam setiap orde. Hal itu dapat kita lihat dalam setiap orde. Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 49
  • 50. Kondisi politik pada zaman Orde Lama tidak stabil karena sistem parlementer tidak berjalan dengan baik. Karena partai politik dan lembaga legislatif sangat mendominasi pemerintahan. Kabinet parlamenter yang dibangun sangat rapuh sehingga usia kabinet ini tidak bertahan lama. - Terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti penyimpangan ideologis, pemusatan kekuasaan, mengangkat presiden seumur hidup, perubahan sikap politik dan lain sebagainya. - Dari segi positifnya, Presiden memberlakukan kembali UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Kondisi stabilitas politik, ekonomi, pertahanan dan keamaan yang terjadi pada Orde Lama lebih stabil dengan memberi koreks terhadap penyelenggaraan pemerintahan pada rezim Orde Lama. Dalam bidang politik, pemerintahan Orde Baru berupaya menegakkan kembali asas-asas hukum dan kepastian hukum, dalam bidang ekonomi ada upaya untuk memberi kehidupan yang layak bagi semua warga, dan dalam bidang hukum terdapat pengakuan dan perlindungan HAM serta peradilan yang bebas dan tidak memihak. Namun kenyataan, praktek kenegaraan dan pemeritahan rezim Orde Baru tidak memberi ruang kepada demokrasi, membatasi partisipasi politik, pengindoktrinasian P4, menghindari perbedaan pendapat, dan aspirasi politik dikebiri, dan pembatasan dalam mengeluarkan pendapat dan kritik, karakter totalitarian sangat kental. Kondisi stabilitas politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan pada orde reformasi sudah mulai menunjukkan pembaruan. - Adanya kebebasan pers - Kemerdekaan membentuk partai politik - Terselenggaranya pemilu yang demokratis - Pembebasan narapidana politik dan tahanan politik - Otonomi daerah - Adanya reposisi dan redefinisi TNI dalam kaitannya dengan keberadaannya pada sebuah negara demokrasi. - Diamandemennya pasal-pasal dalam konstitusi Negara RI 5. Pelaksanaan demokrasi akan berjalan dengan baik jika terdapat payung hukum yang khusus mengaturnya karena penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Artinya demokrasi tanpa didukung oleh penghargaan terhadap tegaknya hukum akan mengarah pada dominasi mayoritas pada gilirannya menghilangkan rasa keadilan bagi bagi kelompok minoritas. Demikian pula jika partisipasi masyarakat dalam demokrasi tanpa penegakkan hukum makan membentuk masyarakat tanpa kendali. Kepastian hukum berhubungan dengan demokrasi terdapat dalam pemilihan umum seperti tata cara pemilu, kejelasan dan kepastian aturan main dalam pelaksanaan pemilu yang jurdil dan bebas, dan rahasia. Selain itu terdapat sanksi dan hukuman dalam penegakan hukum dan pelaksanaan penindakan bagi yang melanggar atas dasar kepastian aturan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Kepastian pelaksanaan keadilan dalam sanksi pelanggaran, dan penghitungan suara yang jujur karena adanya kontrol masyarakat sendiri dan independsi lembaga pengawas pemilu mengenai perselisihan hasil pemilu. 6. Perbedaan nilai demokrasi menurut Blaug & Schwarzmantel dengan pemikiran Riswandha Imawan sebagai berikut: · Prinsip-prinsip demokrasi menurut Blaug dan Schwarzmantel sebagai berikut: - Kebebasan dan otonomi (freedom and autonomy) - Persamaan (equality) - Perwakilan (representation) - Kekuasan mayoritas (majority rule) - Kewarganegaraan (citizenship) Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 50
  • 51. · Prinsip-prinsip demokrasi menurut Riswandha Imawan sebagai berikut: Menurut Riswandha, prinsip-prinsip demora yang dikehendaki oleh rakyat adalah sebagai berikut: - Demokrasi yang deliberatif (mengutamakan musyawarah) - Substantif (mengena ke akar permasalahan) - Partisipatif (melibatkan seluruh rakyat) 7. Yang menyebabkan Demokrasi Pancasila belum menunjukkan perubahan yang signifikan dalam berbagai kehidupan bangsa dan negara sebbagai berikut: · Karena demokrasi Pancasila masih dimaknai sebatas arena politik. Pendidikan politik terhadap masyarakat tidak diikuti dengan demokrasi di bidang ekonomi, sosial, dan keagamaan. · Demokrasi masih sebatas keikutsertaan masyarakat dalam Pemilu, itupun masih sebatas memilih pemimpin. Padahal demokrasi adalah wahana di mana rakyat menunjukkan kedaulatannya. · Karena kita selalu mengikuti trend demokrasi yang ada di negara-negara lain. Kita tidak pernah melihat demokrasi yang berdasarkan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat. 8. Kelemahan dari sistem pemilu pada tahun 2004 untuk memilih anggota DPR karena calon wakil rakyat ditentukan oleh partai politik yang belum tentu disetujui oleh masyarakat atau rakyat. Selain itu, setiap peserta parpol dapat mengajukan calon sebanyak 120 persen dari jumlahkursi yang tersedia maka secara otomatis menguntungkan partai politik yang besar. Lalu di mana wakil rakyat yang diusulkan oleh rakyat sendiri? Itulah kelemahan dairi sistem pemilu pada tahun 2004 untuk memilih anggota DPR. Akibatnya sistem pemilihan seperti menyebabkan wakil rakyat bukan membela kepentingan rakyat tetapi justru membela kepentingan partainya. 9. Beberapa prasyarat yang menjadi dasar dan nilai bagi eksistensi masyarakat madani: a. Adanya free public sphere (ruang publik yang bebas) Dalam ruang publik yang bebas ini masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik. Warga negara dapat melakukan keegiatan secara merdeka seperti menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul dan mempublikasikan informasi kepada publik. Dengan demikian tidak terjadi pembungkaman kebebasan warga negara dalam menyalurkan aspirasnya yang berkenaan dengan kepentingan umum oleh pemerintah yang berkuasa. b. Demokratisasi Untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian. Syarat-syarat tersebut berbanding lurus secara berimbang. Dengan demikian, mekanisme demokrasi antarkomponen bangsa, terutama pelaku politik praktis, merupakan bagian yang terpenting dalam menuju masyarakat madani. c. Toleransi Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda. d. Pluralisme Pluralisme adaslah sikap mengakui dan menerima kenyataan masyarakat yang majemuk disertai sikap tulus bahwa kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan rahmat Tuhan. e. Keadilan sosial Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 51
  • 52. Keadilan sosial yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan. f. Partisipasi sosial Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga. g. Supremasi hukum Penghargaan terhadap hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral. Artinya, tidak ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran atas hukum. 10. Menurut hemat saya, penyusunan anggota kabinet terkesan kompromi dan “politik dagang sapi” karena pengaruh partai politik terutama partai politik yang besar. Hal ini menimbulkan proses demokrasi di negeri ini akan berjalan sangat lamban. Jika bangsa Indonesia mau menerapkan sistem demokrasi yang murni maka harus berpaling pada esensi utama demokrasi yaitu berdasarkan pilihan rakyat dan presiden terpilih memilih anggota kabinet tanpa campur tangan dari legislatif. C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan sesuai) BAB 3 A. Pilihan Ganda 1. a 2. e 3. c 4. b 5. a 6. e 7. d 8. a 9. b 10. a B. Esai 1. Pernyataan UUD 1945 tentang keadilan sebagai berikut: Keadilan yang dimaksud adalah memberi hak peada yang berhak menerimanya. Dalam hal ini, menurut UUD 1945 adalah rakyat yang berhak menerima apa yang menjadi haknya. Seperti pernyataan dalam pasal 34 UUD 1945, menyatakan ”Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Yang dimaksud dengan fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan. 2. Dampak negatif penyelenggaraan pemerintahan yang tidak transparan sebagai berikut; a. Tumbuh dan berkembangnya KKN (Korupsi, Kolusi, dsan Nepotisme) pada hampir semua aspek kehidupan yang melingkupi semua tingkatan. Mulai dari kelurahan hingga lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 52
  • 53. b. Pejabat atau kepala daerah yang terpilih karena politik uang, setelah memerintah atau memegang kekuasaan akan selalu memikirkan dan menyusun strategi bagaiman modalnya bisa kembali. Akibatnya, terjadi berbapai penyunatan anggaran bagi rakyat miskin. c. Menimbulkan kesengsaraan dan kemiskinan yang semakin dalam. Akses orang miskin terhadap fasilitas publik akan terus dikurangi. d. Menimbulkan jurang pemisah yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Akibatnya, masyarakat yang adil dan makmur semakin sulit diwujudkan. Kesenjangan ini juga menimbulkan pertikaian, yang dapat mengarah pada disintegrasi bangsa. 3. Pelaksanaan Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dari KKN ternyata hanyalah sebatas peraturan yang hanya berfungsi sebagai slogan saja. Terbukti bahwa tingkat korupsi di Indonesia dalam kurun waktu singkat sudah sangat parah bahkan selalu menempati rangking puncak. 4. Menurut pendapat saya, kesungguhan pemerintah dalam melaksanakan Pasal 34 UUD 1945 pada dasarnya belum terlaksana dengan baik. Pemerintah tidak berhasil menciptakan kesempatan bagi masyarakat untuk mencapai tujuannya yaitu mensejahterakan mencerdaskan kehidupan bangsa. Akumulasi modal yang berputas pada segelintir orang saja pada masa Orde Baru, sedangkan pada masa Reformasi, upaya pemberantasan korupsi tidak berjalan dengan baik pula. 5. Privatisasi BUMN dilakukan pemerintah belakangan ini menurut hemat saya tidak sesuai dengan pasal 33 UUD 1945. Karena kemakmuran masyarakat sebenarnya lebih diutamakan dalam penjelasan pasal tersebut, bukan kemakmuran perorangan. Jika dilakukan privatisasi BUMN maka upaya untuk mensejahterakan rakyat semakin berkurang karena sumber untuk mensejahterakan rakyat sudah berada di pihak privat bukan pemerintah. 6. Ada kaitan erat antara birokrasi pemerintah yang akuntabel dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Karena akuntabilitas dalam birokrasi dimaksudkan bahwa setiap aktivitas dan penggunaan dana yang dilakukan oleh pemerintah dan pembangunan harus dapat dipertanggung jawabkan. Akuntabilitas sebagai perwujudan good governance dapat berbentuk akuntalibitas program, keuangan, dan politik. Upaya peningkatan birokrasi pemerintah yang akuntabel berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebagai pelaksanaan tanggung jawab pemerintah atas tuntutan publik, baik dalam statusnya sebagai warga negara maupun sebagai pembayar pajak. Pemerintah yang akuntabel memiliki daya tanggap yang tinggi terhadap kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Hubungan yang erat terdapat pada pengelolaan birokrasi yang efisien dan efektif yang menjadi syarat terpenting dalam penyediaan pelayanan publik yang memiliki kualitas tinggi dengan harga yang murah dan terjangkau oleh masyarakat. 7. Persamaan antara birokrasi pada zaman kolonial dan pada masa sekarang ini sebagai berikut; - Birokrasi menjadi alat dan sarana yang efektif untuk menguasai rakyat. Birokrasi baik pemerintah kolonial maupun pemerintah Indonesia selalu mendominasi rakyat melalui kekuasaan yang disandang sehingga terbentuk hubungan yang tidak imbang antara pemerintah yang berkuasa dan rakyat yang dikuasai. - Peranan rakyat terhadap eksistensi birokrasi pemerintah kurang memperoleh perhatian dan penekanan dalam kehidupan negara. Mereka yang menjabat memiliki kekuasaan yang tidak dimiliki oleh rakyat. - Perilaku birokrasi selalu diwarnai dengan sikap sopan yang harus dilakukan oleh orang yang kekuasaannya lebih rendah. - Birokrasi menjadi alat penguasa yang tidak mungkin netral dari kepentingan politik penguasa. Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 53
  • 54. 8. Prasyarat yang dibutuhkan untuk terwujudnya pemerintah yang transparan: a. Kontrol internal penyelenggara negara berupa penanaman keimanan yang berdimensi akhlak atau moral individu penyelenggara negara. b. Perbaikan kontrol masyarakat. Masyarakat harus peduli terhadap tindak korupsi yang dilakukan anggota masyarakat dan penyelenggara negara. c. Perbaikan budaya yang kondusif, dengan cara memperbaiki budaya yang sudah rusak, misalnya budaya yang menganggap pejabat kaya raja adalah lumrah, budaya takut mengkritik, dan budaya takut mengontrol. d. Perbaikan sistem politik yang menciptakan keterbukaan dan melibatkan kontrol masyarakat dalam penyelenggaraan negara. 9. Kaitan antara e-government dengan efisiensi jalannya pemerintahan: E-government adalah proses pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien. Ada dua hal yang utama dalam pengertian e-government di atas yaitu penggunaan teknologi informasi (salah satunya internet) sebagai alat bantu, dan yang kedua tujuan pemanfaatannya sehingga pemerintah dapat berjalan lebih efisien. Karena dengan teknologi informasi yang seluruh proses atau prosedur yang ada di pemerintahan dapat dilalui dengan lebih cepat asal digunakan dengan tepat. 10. Parameter yang dapat dijadikan ukuran pemerintah telah mewujudkan keadilan dan kesejahteraan pada dasarnya diperulkan jaminan UU, bantuan dan rehabilitasi sosial, proses pemberian bantuan, jaring pengaman sosial, partisipasi masyarakat, transparansi, dan hak serta kewajiban dalam jaminan kesejahteraan sosial. C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan sesuai) BAB 4 A. Pilihan Ganda 1. e 2. e 3. c 4. b 5. a 6. c 7. a 8. a 9. b 10. e B. Esai 1. Hubungan internasional memiliki implikasi hak dan kewajiban negara yang melakukan hubungan karena hubungan internasional diperlukan demi kepentingan nasional yang meliputi kepentingan ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan kedaulatan wilayah. Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara. Kepentingan nasional juga dapat dijelaskan sebagai suatu tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negerinya. Selain itu, hubungan internasional berdampak pada hak dan Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 54
  • 55. kewajiban negara tersebut guna memelihara perdamaian dunia yang meliputi penyelesaian konflik secara damai, dan membuat perjanjian damai. 2. Menurut hemat saya, diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia untuk memperbaiki citra bangsa Indonesia di mata internasional adalah Indonesia harus bersifat netral, terlepas dari nilai-nilai apakah bermoral atau tidak bermoral. Penggunaan dan nilai-nilai diplomasi harus sesuai dengan tujuan, kemampuan, dan kemahiran pelaksanaan. Maka kementerian luar negeri, kedutaan besar, atau konsulat yang mewakili negara perlu melakukan pendekatan-pendekatan persuasif dengan negara-negara yang akan diadakan kerja sama. Mereka harus membangun citra atau image yang baik tentang Indonesia. 3. Yang dilakukan negara Indonesia untuk melindungi kepentingan negaranya adalah Indonesia sebaiknya menolak keterlibatan atau ketergantungan terhadap pihak luar yang dapat mengurangi kedaulatan Indonesia. Indonesia perlu memiliki sikap tegas terhadap kebijakan internasional tersebut. Selain itu, Indonesia juga bisa menentang segala bentuk kebijakan yang merugikan Indonesia sendiri. 4. Peranan ASEAN dalam penyelesaian masalah internasional saat ini sebagai berikut: a. ASEAN Regional Forum (ARF) Keanggotaan ARFsemakin meluas, mulai dari 10 negara ASEAN, Amerika Seritak, Australia, RRC, India, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Selandia Baru, Rusia, dan Uni Eropa, serta Papua Niugini dan Mongolia, sebagai peninjau ARF. Dalam ARF ASEAN tetap memegang peranan penting. Tujuan dari ARF ini adalah meningkatkan kerja sama politik dan keamanan di Asia Pasifik. b. ASEAN memelopori Perjanjian Persahbatan dan Kerja sama di Asia Tenggara (TAC. Pada kesempatan ini, Jepang dan Pakistan juga turut menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC) pada tanggal 2 Juli 2004. Para Menteri Luar Negeri ASEAN dalam komunike bersama mendorong negara-negara non-Asia Tenggara lailn turut menandatangani TAC. c. Peranan ASEAN dalam masalah Asia Timur ASEAN hanya dapat melakukan lobi-lobi dan diplomasi dalam momen penting negara-negara ASEAN seperti KTT Asia-Afrika dan pertemuan-pertemuan lainnya. d. Menyelesaikan persoalan ASEAN Vegetables Oil Club (AVOC) Persoalan AVOC antara Indonesia dan Malaysia yang mengatur kesepakatan ahrga minyak kelapa sawit menjadi keruh, karena tudingan melakukan praktek kartel dan melanggar kesepakatan perdagangan bebas. Sebenarnya dalam perdangan bebas harga ditentukan mekanisme pasar. Antara asosiasi minyak sawit Indonesia dengan Malaysia tidak ada upaya mengatur harga. 5. Yang saya ketahuai tentang WTO adalah salah satu organisasi antarpemerintah yang anggotanya terdiri dari delegasi resmi pemerintah negara-negara yang berhubungan dengan perdagangan dunia. Dampaknya terhadap Indonesia, lewat organisasi perdagangan dunia, berbagai produk yang dihasilkan oleh Indonesia dapat dipasarkan atau dikenal di luar negeri. Semakin banyak orang mengenal kekayaan Indonesia dan banyak investor ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Selain itu, banyak produk-produk dari luar negeri bebas diperdagangkan di Indonesia. Namun di sisi lain, dengan adanya era perdagangan dunia ini, produk-produk Indonesia kadang-kadang kalah saing dengan produk-produk dari luar negeri. Dan juga orang-orang Indonesia mulai merasa gengsi kalau menggunakan produk dalam negeri. Mereka merasa menggunakan produk luar negeri lebih bermutu daripada produk dalam negeri. Jadi pengaruh WTO di satu sisi membawa dampak positif tetapi di sisi lain membawa dampak negatif. Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 55
  • 56. 6. Tahap-tahap perjanjian internasional selalu berpedoman pada Konvensi Wna 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional. Dalam Konvensi itu disebutkan tahapan dalam pembuatan perjanjian internasional, baik perjanjian bilateral maupun perjanjian multilateral. Tahap-tahap perjanjian internasional sebagai berikut: a. Perundingan (Negotiation) Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antarpihak/negara tentang objek tertentu. Jika belum pernah ada perjanjian yang dibuat oleh subjek yang akan membuat perjanjian, maka terlebih dahulu diadakan penjajakan (survei) atau pembicaraan pendahuluan oleh masing-masing pihak yang berkepentingan. Pada tahap negosiasi atau perundingan dapat diwakili oleh pejabat dengan menunjukkan surat kuasa penuh (fullpowers). Negosiasi bisa dilakukan oleh kepala negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri, atau duta besar. Jika ada kepercayaan dan kesepakatan maka ditindak lanjuti dengan tahapan kedua. b. Penandatanganan (Signature) Untuk perjanjian yang bersifat bilateral, perjanjian internasional biasanya dilakukan oleh para menteri luar negeri (menlu) atau kepala pemerintahan. Untuk perjanjian multilateral, penandatangan teks perjanjian sudah dianggap sah jika 2/3 suara peserta yang hadir memberikan suara, kecuali jika ditentukan lain. Namun, perjanjian belum dapat diberlakukan oleh masing-masing negara, sebelum diratifikasi oleh masing-masing negara. c. Pengesahan (Ratification) Penandatangan atas perjanjian hanya bersifat sementara dan masih harus dikuatkan dengan pengesahan atau penguatan. Inilah yang siebut dengan ratifikasi. Ratifikasi merupakan suatu cara yang sudah melembaga dalam kegiatan perjanjian internasional. Adanya ratifikasi memberi keyakinan pada lembaga-lembaga perwakilan rakyat bahwa wakil yang menandatangani suatu perjanjian tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kepentingan umum dan tidak merugikan rakyatnya. Suatu negara mengikatkan diri pada suatu perjanjian dengan syarat apabila telah disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya. Contoh perjanjian internasional Indonesia dengan negara lain yang sudah diratifikasi: - Kerja sama RI – Kanada dalam bidang pembangunan. Kerja sama dengan Pemerintah Kanada meliputi proyek-proyek bantuan teknik dan buka merupakan proyek-proyek konstruksi atua pengadaan peralatan. Oleh karena itu, komponen pengiriman tenaga ahli dan studi kebijaksanaan/seminar cukup besar. - Kerja sama RI – RRC dalam bidang pertanian. Kerja sama bilateral bidang pertanian (termasuk perikanan) dengan RRC didasari oleh beberapa kesepakatan seperti Minutes of Talk, Record of Discussion of the First Meeting between Indonesia and the People’s Republic of China on Fisheries Issue dan lain sebagainya. - Kerja sama dengan pemerintah Iran terutama dalam bidang kebudayaan dan pariwisata. - Kerja sama Kanada dengan beberapa negara ASEAN. - RI – ASEAN - Arab Saudi dengan negara-negara Teluk. 7. Menurut hemat saya, masuk menjadi anggota PBB bukan merupakan syarat mutlak bagi Indonesia untuk eksis dalam pergaulan internasional. Sebagai contoh pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, negara Indonesia masih tetap eksis melakukan kerja sama dengan negara-negara lain. Indonesia masih bekerja sama dengan Filipina, Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 56
  • 57. Singapura, dan negara-negara lain. Selain itu, keterlibatan PBB akhir-akhir ini dipertanyakan setelah Amerika melakukan invansi ke Irak. Amerika sebagai salah satu negara anggota PBB tidak menjaga perdamaian tetapi bahkan menciptakan peperangan yang berkepanjangan di Irak. 8. Organisasi internasional nonpemerintah yang saya ketahui adalah Palang Merah Internasional (PMI). Organisasi ini biasanya bergerak di bidang kemanusiaan ketika terjadi bencana di sebuah negara. Organisasi selalu siap membantu negara yang mengalami bencana tersebut. Biasanya organisasi ini bergerak dalam bidang kemanusiaan. Mereka menolong atau membantu orang-orang yang terkena bencana. Orang-orang yang masuk dalam organisasi ini dilindungi oleh lembaga yang berwewenang. 9. Kerja sama internasional antara Indonesia dan Iran terjadi dalam bidang kebudayaan dan pariwisata. Cultural Agreement ditandatangani pada tanggal 27 April 1971. Draft kerja sama itu dibuat kembali dan ditandatangani kembali pada tanggal 10 Mei 2006 pada saat Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad berkunjung ke Indonesia. Penandatanganan draf dilakukan oleh Sekjen Depbudpar, Dr. Sapta Nirwandar, serta Deputi Menteri untuk Asia Pasifik dan CIS dari Kementerian Luar Negeri Iran, Mehdi Safari. Untuk bidang kepariwisataan, kerja sama dituangkan dalam MoU on Tourism yang pernah ditandatangani pada atangal 16 Desember 2002. Sebagai tindak lanjut, dibentuklah The First Working Group Meeting on Tourism between Indonesia-Iran yang hasilnya dituangkan dalam bentuk Minutes of Meeting yang ditandatangani pada tanggal 8 Februari 2006. Pertemuan Menbudpar dengan Presiden Iran menghasilkan kesepakatan-kesepakatan berikut: a. Dalam Working Group Meeting telah dibicarakan upaya-upaya peningkatan kerja sama bidang kebudayaan dan pariwisata. b. Hubungan baik selama ini diharapkan dapat ditingkatkan dari hubungan kerja sama bilateral menjadi kerja sama regional dan internasional. c. Pemerintah Iran menyampaikan ucapan terimakasihnya atas dukungan Pemerintah Indonesia terhadap usaha Iran memperoleh haknya dalam pembangunan ilmu pengetahuan. d. Indonesia dan Iran sepakat untuk mengembangkan kerja sama investasi di bidang spa dan pembuatan film. e. Pemerintah Iran berharap agar Pemerintah Indonesia dapat memberikan fasilitas visa terhadap wisatawan Iran yang berkunjung ke Indonesia, sebagaimana yang telah Pemerintah Iran berikan kepada wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Iran. Menbudpar menampung permintaan tersebut dan menginstruksikan pada unit-unit terkait untuk disampaikan pada instansi yang berwenang. f. Wakil presiden Iran mengundang Menbudpar untuk berkunjung ke Iran. 10. Menurut pendapat saya, hubungan kerja sama di antara enam negara tersebut harus diterapkan secara serius lewat penegakan hukum. Jika tidak maka human trafficking akan terus berlanjut. Maka yang harus dilakukan oleh keenam negara dan pemerintah tersebut membentuk sebuah perjanjian yang harus diaplikasikan dalam kehidupan bersama. C. (jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan sesuai) BAB 5 A. Pilihan Ganda Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 57
  • 58. 1. c 2. b 3. e 4. c 5. a 6. c 7. c 8. c 9. c 10. a B. Esai 1. Tiga macam perjanjian yang telah menjadi hukum internasional yang bersifat umum antara lain: a. Negara Negara merupakan subjek hukum internasional dalam arti yang klasik. Artinya, semenjak lahirnya hukum internasional, negara sudah diakui sebagai subjek hukum internasional. Bahkan , hingga sekarang pun, masih ada anggapan bahwa hukum internasional pada hakikatnya adalah hukum antar negara. b. Takhta Suci Takhta Suci (Vatikan) merupakan subjek hukum internasional. Hal ini merupakan peninggalan sejarah masa lalu. Ketika itu, Paus bukan hanya merupakan kepala Gereja Roma, tetapi memiliki pula kekuasaan duniawi. Hingga sekarang, takhta suci mempunyai perwakilan diplomatik di banyak ibukota negara. Takhta suci merupakan suatu subjek hukum dalam arti yang penuh. Ia mempunyai kedudukan sejajar dengan negara. c. Palang Merah Internasional Palanga Merah Internasional mempunyai tempat tersendiri dalam sejarah hukum internasional. Kedudukan Palang Merah Internasional sebagai subjek hukum internasional, lahir karena sejarah masa lalu. Pada umumnya, kini Palang Merah Internasional diakui sebagai organisasi internasional yang memiliki kedudukan sebagai subjek hukum internasional, walaupun ruang lingkupnya terbatas. 2. Indonesia sebenarnya, tidak berhak kehilangan kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan hanya karena kepatuhan Indonesia pada hukum internasional yang telah mengatur perbatasan tersebut. Jika Indonesia dapat membuktikan catatan sejarah atau budaya, posisi strategis, atau sumber daya ekonomi, misalnya adanya minyak bumi atau air tanah maka Indonesia tidak perlu kehilangan Pulau Sipadan dan Ligitan. 3. Indonesia berhak memiliki Blok Ambalat dan memanfaatkan sumber daya alam yang terdapat di dalamnya karena dilihat dari posisi, batas, dan sumber daya alamnya, Blok Ambalat termasuk dalam wilayah negara Indonesia. Maka Indonesia berhak memiliki Blok Ambalat. 4. Jika terjadi pergeseran patok pada batas wilayah darat antara RI dan Malaysia, maka kasus tersebut termasuk sengketa teritorial karena suatu negara Malaysia mengkalim sebuah wilayah itu berada di wilayahnya. Jenis sengketa ini sering terjadi karena alasan budaya dan sejarah. Kelompok budaya tertentu mungkin telah menempati sebuah daerah dalam jangka waktu yang lamadan mendasarkan klaim mereka atas wilayah tersebut. 5. Perbedaan antara hukum publik internasional dan hukum privat internasional: Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 58
  • 59. a. Hukum publik internasional adalah kumpulan peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antarnegara merdeka dan berdaulat. Hukum publik internasional disebut juga hukum antarnegara atau hukum internasional. b. Hukum privat (perdata) internasional, adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan hukum antara seseorang dan orang lain yang berlainan warga negaranya dalam sebuah negara yang berkenan dengan keperdataan. Hukum privat (perdata) internasional dikenal juga dengan istilah hukum antarbangsa. 6. Hukum internasional begitu penting untuk mengatur hubungan antarnegara karena secara langsung dapat memberikan penyelesaian dalam suatu masalah hukum internasional. 7. Hukum internasional harus memperhatikan batas-batas teritorial suatu negara artinya negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya. Jadi, terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya. 8. Kawasan Asia Pasifik lebih stabil bila dibandingkan dengan kawasan Timur Tengah karena sengketa mengenai batas negara yang muncul ketika suatu negara mengklaim daerah di suatu negara yang berdekatan karena hal-hal tertentu yang dimiliki oleh daerah tersebut. Hal tersebut meliputi catatan sejarah atau budaya, posisi strategis, atau sumber daya ekonomi, misalnya adanya minyak bumi atau air tanah. Misalnya, sengketa antara Israel dan Palestina, antara Israel dan Lebanon dan lain sebagainya. Sengketa seperti ini membuat wilayah atau kawasan Timur Tengah menjadi tidak stabil. Sedangkan kawasan Asia Pasifik lebih stabil karena batas wilayah, budaya, dan sumber daya alam jelas dibatasi secara jelas dan pasti. Semuanya dilakukan lewat perjanjian yang tegas. 9. Perdamian dunia dapat menciptakan kemakmuran dan penghapusan kemiskinan di dunia jika semua umat manusia saling menghormati, hidup berdampingan dengan damai berdasarkan persamaan derajat. Dalam sudut pandang ilmu kewarganegaraan, yang juga merupakan hukum diplomatik, prinsip-prinsip hidup berdampingan secara damai berdasarkan persamaan derajat adalah menghormati kedaulatan negara lain, tidka mencampuri urusan dalam negera lain, dan saling bekerja sama dalam berbagai bidang kehidupan. Keadaan seperti ini akan memungkin semua warga dunia bisa menciptakan kehidupan yang lebih layak dan dengan demikian kemiskinan di dunia bisa diminimalisir atau dikurangi. 10. Terorisme dianggap sebagai kejahatan yang lintas batas negara karena dewasa ini aksi terorisme yang semakin mengancam keamanan negara dan penggunaan senjata nuklir. Negara-negara di dunia, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa, perlu menahan diri untuk tidak mengorganisasi, menganjurkan, membantu, mengambil inisiatif, atau berperang dalam aksi-aksi terorisme. Karena perang terhadap terorisme harus dilakukan secara hati-hati karena masih banyak negara yang tidak peduli terhadap kejahatan terorisme. C. jawaban diserahkan pada masing-masing siswa, asalkan disertai alasan yang jelas dan sesuai) Buku Guru Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 2 - Esis 59