SlideShare a Scribd company logo
BUDIDAYA PADI RAWA LEBAK
Disampaikan pada Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian Daerah pada tanggal 3 April 2018
di UPTD Dinas Ketahanan Pangan dan TPH Kec. Teluk Gelam Kab.OKI
SUPARWOTO
LATAR BELAKANG
• Masalah yang sering dialami petani padi di lahan rawa lebak adalah
kekeringan, kebanjiran, kesuburan tanah yang rendah, kemasaman
tanah, keracunan, gangguan organisma pengganggu tanaman (OPT)
dan kekurangan hara.
• Lahan rawa lebak dapat dibagi dalam 3 tipologi yaitu : 1) Lebak
pematang, lebak tengahan dan lebak dalam
• Diupayakan dengan varietas yang toleran tanah masam dan keracunan,
toleran kekeringan, toleran rendaman dan pemupukan.
Benih/varietas :
• Kebutuhan benih per hektar berkisar antara 40 kg.
• Varietas yang toleran kekeringan yang sudah beradaptasi di rawa
lebak yaitu Situbagendit, Batutegi, Limboto
• Varietas Inpara 3, Inpara 4 dan Inpara 5 toleran rendaman pada
fase vegetative selama 14 hari
• Inpara 1 dan Inpara 2 toleran terhadap keracunan Al dan Fe.
• Varietas Inpari yang sudah beradaptasi di rawa lebak yaitu Inpari 6,
Inpari 22, Inpari 30, Inpari 13, Inpari 9, Inpari 33.
BUDIDAYA
PERSEMAIAN
• Benih diseleksi dengan merendam
dalam larutan garam dapur ( 30 gr/ liter
air) atau larutan pupuk ZA (20-30 gr/
liter air). Volume larutan 2 kali volume
benih, perendaman dilakukan selama
24 jam dimana benih yang tenggelam
dipakai, sedangkan benih yang
terapung dibuang. Setelah itu benih
tersebut dicuci dan ditiriskan lalu
diperam selama 48 jam sampai benih
berkecambah
• Persemaian dibagi tiga yaitu: (i)
persemaian terapung (ii) persemaian
kering dan (iii) persemain dapog
Semai Terapung
• Benih padi yang telah direndam
disebarkan di atas anyaman
rumput purun yang telah diberi
tanah dan bahan organik (1:1)
dengan ketebalan 2 cm lalu
ditutup abu sekam atau tanah
halus kemudian daun pisang
atau jerami. Setelah 3 hari
penutup dibuka, pada umur 10
hari sebaiknya diberi larutan
NPK (2 gr/liter air). Bibit
selanjutnya disemai ke 2 atau
langsung ditanam.
Semai kering
• Persemaian kering dibuat di lahan kering
dengan memberikan tanah dan bahan
organik (1:1) yang telah disaring dgn kawat
ukuran lubang 0,5 cm di atas plastik yang
berukuran lebar 50 cm dan panjang sesuai
kebutuhan setebal 2 cm. Media ditabur 5 gr
furadan per 1 m².
• Sebelum benih disebarkan tanah tersebut
disiram terlebih dahulu, lalu benih
disebarkan, tutup dengan tanah halus atau
abu sekam lalu daun pisang atau jerami.
Setelah 3 hari penutup dibuka, pada umur
10 hari sebaiknya diberi larutan NPK (2
gr/liter air). Bibit dipindahkan dengan cara
digulung untuk disemai ke 2 atau langsung
ditanam.
• Atau tanah persemaian digemburkan lalu
ditambah bahan organik, kemudian benih
disebar., selanjutnya seperti perlakuan
sebelumnya.
Semai Dapog
• Semai dapog dibuat bila tanam
menggunakan mesin tanam (Rice
Transplanter) caranya yaitu :
• Media yang digunakan campuran tanah
dengan pupuk kandang. Sebelum dicampur,
tanah, pupuk kandang (1:1) dan NPK 2-3
gr/tray sebaiknya saring dengan kawat
ukuran 0,5 cm dan tebal media persemaian
2 cm. Benih padi yang diperlukan jika
menggunakan ukuran dapok 58 cm x 17
cm, sebanyak 60 – 70 gram/dapok. Jika
ukuran dapok 58 cm x 27 cm benih yang
diperlukan 90-100 gram/dapok.
• Umur bibit yang dapat ditanam berkisar 15
–20 hari setelah semai dan tinggi bibit yang
disarankan mencapai 15 –20 cm,
PENANAMAN DI MK
• Lahan diolah dan tanpa olah tanah
• Penanaman : 1) Tanam benih langsung (sebar dan tugal), 2) Tanam
pindah, 3) Alat tanam benih langsung (Atabela).
• Sistem tanam : 1) Tegel (25x25 cm), 2) Legowo (2:1 dan 4:1)
• Pemupukan : Pupuk organik dan pupuk an organik
PEMUPUKAN
Pupuk melalui tanah :
• Pupuk yang digunakan 150 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 100 kg KCl/ha.
Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada umur 1 minggu setelah tanam (MST)
dengan takaran 75 kg urea, 100 kg SP-36 dan 100 kg KCl/ha dan pada umur
4 minggu setelah tanam (MST) dengan takaran 75 kg urea/ha, diberikan
secara disebar.
Pupuk melalui daun/pupuk daun :
• Pupuk dicairkan lalu disemprotkan ke daun biasanya digunakan sebagai
pupuk tambahan takaran 2-3 ml/liter air atau sesuai dosis yang tertera pada
label.
• Pupuk daun : sprint, gandasil, dll
PENGERTIAN JAJAR LEGOWO
• Bahasa Jawa: “LEGO” berarti Luas dan “DOWO” berarti
Memanjang.
• Sistem Tanam Legowo adalah pola bertanam yang berselang seling
antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong.
• Legowo 2:1 ---- Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo.
• Legowo 4:! ...... Bila terdapat empat baris tanam per unit legowo.
PRINSIP TANAM JAJAR LEGOWO
• Sistem Legowo .....suatu rekayasa teknologi untuk
mendapatkan populasi tanaman > 160.000 rumpun per hektar.
• Menambah kelancaran surkulasi sinar matahari dan udara di
sekeliling tanaman pinggir shg tan dpt berfotosintesa lbh baik.
• Meningkatkan produksi dan kwalitas gabah lebih baik
• Disarankan menggunakan jarak tanam (25 x 25) cm antar
rumpun dalam baris; 12,5 cm jarak dalam baris; dan 50 cm sbg
jarak antar barisan/lorong (25x12,5x50) cm.
• Hindari jarak tanam sangat rapat (20x20) cm, karena akan
menyebabkan jarak dalam baris sangat sempit.
Tandur jajar Legowo 2:1
• Menghasilkan jumlah
populasi atau rumpun per
ha sebanyak 213.300
rumpun (meningkat
33,31%) dibanding tanam
Tegel (25x25) cm hanya
160.000 rumpun/ha.
• Pada pola legowo 2:1,
seluruh baris tanaman
akan mendapat tanaman
sisipan.
KEUNTUNGAN JAJAR LEGOWO
• Karena ada ruang terbuka pada barisan tanaman, shg
akan meningkatkan aktivitas fotosintesa akan
berdampak peningkatan produktivitas tanaman.
• Mudah dalam hal: pemupukan, penyiangan,
pengendalian hama dan penyakit (penyemprotan),
mudah dalam pengendalian hama tikus.
• Peningkatan produktivitas akibat penambahan
populasi pada baris pinggiran tanaman.
• Meningkatkan produktivitas padi 10-15%.
KENAPA SISTEM LEGOWO ??
20 cm 40 cm
 Efek tanaman pinggir
 Turbulensi udara
Peningkatan CO2
Peningkatan fotosintesa
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2
Matahari
Khlorofil
Prinsip:
Meningkatkan populasi
dengan sisipan
25cm 50cm
12,5cm
25cm
SISIPAN
Keragaan varietas di rawa lebak Kab.Ogan Ilir
Desa Varietas Tinggi
tanaman
(cm)
Jlh anakan
produktif
Jlh gabah
isi/malai
(btr)
Jlh gabah
hampa/malai
(btr)
Hasil gabah
(ton
gkp/ha)
Kotadaro 1 Situbagendit 88,2 14,2 114 12,2 5,6
Lebak tengahan Inpara 4 92,8 15 128,6 18,4 6,0
Sistem tegel Inpago 4 133 12,6 230,4 36,6 6,0
Ciherang
(chek)
107,8 18,6 162,4 17,4 4,7
Arisan Deras Situbagendit 90 12,8 106,6 19,6 4,4
Lebak dangkal Inpara 4 94 18 127,6 27,6 3,5
Sistem tegel Inpago 4 136 11 232 46,2 5,6
IR 42 (chek) 94 13,8 137,2 17,4 2,9
Kotadaro 2 Situbagendit 101,2 16,2 123,2 19 9,28
Lebak tengahan Inpara 4 97,6 12,8 120,6 17,6 8,96
Sistem legowo Inpago 4 133,4 12,2 171 42,0 7,68
PENYULAMAN/PENYIANGAN
• Penyulaman dilakukan seminggu
setelah tanam kepada tanaman yang
mati atau tidak tumbuh.
• Penyiangan : 1) Manual dan 2)
herbisida
• Penyiangan pertama dan kedua
dilakukan masing-masing pada 30 hari
dan 60 hari setelah tanam. Bila perlu
dilakukan penyiangan ketiga,
tergantung keadaan di lapangan.
CARA PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS
• Gunakan varietas tahan sesuai dengan sebaran ras yang ada di daerah.
• Hindarkan penggunaan pupuk Nitrogen (Urea) di atas dosis anjuran.
• Hindarkan tanam padi terus-menerus sepanjang tahun dengan varietas yang
sama.
• Sanitasi lingkungan harus intensif, karena inang alternatif pathogen khususnya
kelompok rerumputan sangat potensial sebagai inokulum awal.
• Hindari tanam padi terlambat dari petani disekitarnya.
• Pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat dianjurkan untuk
menyelamatkan persemaian sampai umur 40 hari setelah sebar.
• Penyemprotan fungisida sistemik minimum sekali pada awal berbunga untuk
mencegah penyakit blas leher dapat dianjurkan untuk daerah endemik blas.
• Hindarkan jarak tanam rapat (sebar langsung).
• Pemakaian jerami sebagai kompos.
PANEN DAN PASCA PANEN
Panen dilakukan setelah gabah telah
menguning sekitar 80%, bisa menggunakan
sabit, atau combine harvester. Bila
menggunakan sabit bergerigi, gabah segera
dirontok bisa menggunakan pedal threser,
system gebok atau diirik. Panen dengan
combine harvester, gabah dirontok langsung
masuk karung sehingga panen lebih cepat.
Gabah langsung dijemur dengan sinar
matahari atau alat pengering (Box dryer)
sampai kadar air 14 %, kemudian dikemas
dalam karung.
CARA UBINAN JAJAR LEGOWO
• Pilih tanaman yang seragam dan dapat mewakili
penampilan hamparan, baik dari pertumbuhan,
kepadatan tanaman, maupun kondisi terakhir yang ada
dilapangan.
• Tentukan luas ubinan, minimal dua set jajar legowo
yang berdekatan.
• Luas ubinan paling sedikit di buat 10 m2 dengan
mengambil ukuran setengah jarak tanam.
• Jarak tanam dengan pola legowo berbeda dengan
sistem tegel. Oleh karena itu ada beberapa alternatif
yang dapat digunakan.
Alternatif penentuan luas ubinan dengan pola tanam legowo
2:1 (25x12,5x50)
Luas ubinan
= 1,5 x 8 m
= 12 m2
= 256 rumpun
Luas ubinan
= 2,25 x 5m
= 11,25 m2
= 240 rumpun
Luas ubinan
= 3 x 4m
= 12 m2
= 256 rumpun
Alternatif penentuan luas ubinan dengan pola tanam legowo 4:1
(25:12,5:50), tipe 2
Luas ubinan
= 2,5 x ~5 m
= ~12,5 m2
= ~240 rumpun
Luas ubinan
= 3,75 x ~5 m
= ~18,75 m2
= ~216 rumpun
Cara menghitung takaran pupuk
(45 kg N, 36 kg P2O5 dan 30 kg K2O per ha)
(100 kg urea, 100 kg SP-36 dan 50 kg KCl per ha)
Apabila semuanya digunakan pupuk tunggal, maka jumlah pupuk yang
dibutuhkan sebagai berikut:
N = 45/45 x 100 = 100 kg Urea (urea mengandung 45% N)
P2O5 = 36/36 x100 = 100 kg SP-36 (SP-36 mengandung 36% P2O5)
K2O = 30/60 x 100 = 50 kg/ha KCl (KCl mengandung 60% K2O )
Cara menghitung takaran pupuk
(45 kg N, 36 kg P2O5 dan 30 kg K2O per ha)
(100 kg urea, 100 kg SP-36 dan 50 kg KCl per ha)
Apabila digunakan pupuk tunggal dan majemuk, maka jumlah
pupuk tunggal dan majemuk yang dibutuhkan sebagai berikut:
Contoh Phonska (15, 15, 15) yang berarti pupuk tersebut
mengandung 15% N, 15% P2O5 , dan 15% K2O. Berapa kg
Phonska yang diperlukan, maka gunakan standar dari
kebutuhan pupuk tunggal yang paling rendah, yaitu 30 kg
K2O/ha.
Cara menghitung takaran pupuk
(135 kg N, 36 kg P2O5 dan 30 kg K2O per ha)
(100 kg urea, 100 kg SP-36 dan 50 kg KCl per ha)
(133 kg urea, 116 kg SP-36 dan 200 kg Phonska)
Pupuk Phonska yg diperlukan = 30/15 x 100 = 200 kg/ha.
Dalam 200 kg pupuk Phonska mengandung 30 kg N, 30 kg P2O5,
dan 30 kg K2O. Oleh sebab itu kebutuhan hara K sebesar 30
kg/ha sudah terpenuhi, namun keperluan hara N dan P belum
tercukupi.
Kekurangan hara N adalah 45 kg N – 30 kg N = 15 kg N
atau sama dengan 15 /45 x 100 = 33,3 kg urea.
Kekurangan hara P adalah 36 kg P2O5 - 30 kg P2O5 = 6 kg P2O5
atau sama dengan 6 /36 x 100 = 16,6 kg SP-36.
VUB
Rawa
Umur : 128 hari
Tinggi Tanaman : 103 cm
Bentuk Gabah : Sedang
Tektur Nasi : Pulen
Rata-rata Hasil (t/ha): 5,4 (lebak), 4,8 (PS)
Potensi Hasil : 6,0 t/ha
Agak tahan WBC biotipe 2
Tahan HDB dan blas
Toleran keracunan Al dan Fe
Inpara 2 (2009)
Umur : 131 hari
Tinggi Tanaman : 111 cm
Bentuk Gabah : Sedang
Tektur Nasi : Pera
Rata-rata Hasil : 5,6 t/ha (lebak), 4,4 t/ha (pasang surut)
Potensi Hasil : 6,4 t/ha
Agak tahan WBC biotipe 1 dan 2
Tahan HDB dan blas
Toleran keracunan Al dan Fe
Inpara 1 (2009)
Umur : 135 hari
Tinggi Tanaman : 94 cm
Bentuk Gabah : Sedang
Tektur Nasi : Pera
Rata-rata Hasil : 4,7 t/ha
Potensi Hasil : 7,6 t/ha
Rentan WBC biotipe 3
Rentan HDB strain IV dan VIII
Toleran terendam 14 hari pada fase vegetatif
Inpara 4 (2009)
Umur : 115 hari
Tinggi Tanaman : 92 cm
Bentuk Gabah : Sedang
Tektur Nasi : Sedang (25,2%)
Rata-rata Hasil : 4,5 t/ha
Potensi Hasil : 7,2 t/ha
Agak rentan WBC biotipe 3
Rentan HDB strain IV dan VIII
Toleran terendam 14 hari pada fase vegatatif
Inpara 5 (2009)
Inpara 3 (2009)
Umur : 127 hari
Tinggi Tanaman : 108 cm
Bentuk Gabah : Sedang
Tektur Nasi : Pera
Rata-rata Hasil : 4,6 t/ha
Potensi Hasil : 5,6 t/ha
Agak tahan WBC biotipe 3
Tahan terhadap blas ras 101, 123, 141, 373
Agak toleran rendaman selama 6 hari pada fase
vegetatif
Baik ditanam di rawa lebak, rawa pasang surut
potensial dan sawah irigasi
yang rawan banjir
Umur panen : 127 hari
Potensi hasil: 5,6 ton/ha
Umur panen : 131 hari
Potensi hasil: 6,47 ton/ha
Umur panen : 128 hari
Potensi hasil: 6,1 ton/ha
INPARA 3
INPARA 1 INPARA 2
INPARI 4INPARA 3
Umur panen : 115 hari
Rata hasil: 6,04t/ha
Umur panen : 112 hari
Rata hasil: 4,08 t/ha
Umur panen : 99 hari
Rata hasil: 6,6 t/ha
Umur panen : 108 hari
Rata hasil: 7,3 t/ha
INPARA 3 INPARI 13
INPARI 10
INPARI 1INPARI 4
Umur panen : 99 hari
Rata hasil: 6,2 t/ha
INPARI 12
INPARI 30
Asal seleksi : Ciherang/IR 64 Sub 1
Tinggi Tanaman : 101 cm
Umur tanaman : 111 hari
Bentuk Gabah : panjang ramping
Tektur Nasi : Pulen
Rata-rata Hasil : 7,2t/ha gkg
Potensi Hasil : 9,6 t/ha gkg
Agak rentan WBC biotipe 1 , 2 , dan rentan
Biotipe 3
Agak rentan HDB patotipe III,
Anjuran tanam sawah irigasi dataran rendah
sampai ketinggian 900 m dpl
Toleran rendaman selama 15 hari
INPARI 33
Asal seleksi : BP360E-MR-79-PN-2/IR71218-38-4-
3/BP360E-MR-79-PN-2
Tinggi Tanaman : 93 cm
Umur tanaman : 107 HSS
Bentuk Gabah : panjang ramping
Tektur Nasi : Sedang
Rata-rata Hasil : 6,6 t/ha gkg
Potensi Hasil : 9,8 t/ha gkg
Tahan HDB, Agak rentan blas , dan rentan
Tungro
Anjuran tanam sawah dataran rendah
sampai ketinggian 600 m dpl
INPARA 4
Asal seleksi : Introduksi dari IRRI
Tinggi Tanaman : 94 cm
Umur tanaman : 135 hari
Kerebahan : Tahan
Tektur Nasi : Pera
Rata-rata Hasil : 4,7 t/ha gkg
Potensi Hasil : 7,6 t/ha gkg
Agak tahan WBC biotipe 3
Tahan HDB patotipe IV dan VII
Anjuran tanam : Baik ditanam di rawa lebak
dangkal dan rawan banjir
PENAMPILAN HASIL KAJIAN VUB
INPARI 15
Asal seleksi : TB168E-TB-4-0-1/Widas/IR64
Tinggi Tanaman : 105 cm
Umur tanaman : 117 hari
Bentuk Gabah : Ramping
Tektur Nasi : Pulen
Rata-rata Hasil : 6,1 t/ha gkg
Potensi Hasil : 7,5 t/ha gkg
Agak tahan WBC biotipe 1 & agak rentan
Biotipe 2 , dan rentan biotipe 3
Agak tahan HDB strain III, IV tahan blas
Rentan virus tungro
Anjuran tanam sawah tadah hujan
INPARI 20
Asal seleksi : S2823E-KN-33/IR 64
Tinggi Tanaman : 102 cm
Umur tanaman : 104 hari
Bentuk Gabah : Ramping
Tektur Nasi : Pulen
Rata-rata Hasil : 6,4 t/ha gkg
Potensi Hasil : 8,8 t/ha gkg
Agak tahan WBC biotipe 1 & agak rentan
Biotipe 2 , dan biotipe 3
Tahan HDB patotipe III, agak tahan blas
Rentan virus tungro
Anjuran tanam sawah dataran rendah
INPARI 22
Asal seleksi : IR 42/IRBB5/Ciherang/Towuti
Tinggi Tanaman : 103 cm
Umur tanaman : 118 hari
Bentuk Gabah : panjang
Tektur Nasi : Pulen
Rata-rata Hasil : 5,8 t/ha gkg
Potensi Hasil : 7,9 t/ha gkg
Agak tahan WBC biotipe 1 , 2 , dan 3
Tahan HDB patotipe III, tahan blas
Rentan virus tungro
Anjuran tanam sawah dataran rendah
INPARI 29
Tinggi Tanaman : 103 cm
Umur tanaman : 110 hari
Bentuk Gabah : panjang ramping
Tektur Nasi : Pulen
Rata-rata Hasil : 6,5 t/ha gkg
Potensi Hasil : 9,5 t/ha gkg
Agak rentan WBC biotipe 1 , dan rentan
Biotipe 2, 3
Agak rentan HDB patotipe III,
Rentan virus tungro
Anjuran tanam sawah irigasi datran rendah
Dan toleran rendaman 14 hari
INPARI 30
Asal seleksi : Ciherang/IR 64 Sub 1
Tinggi Tanaman : 101 cm
Umur tanaman : 111 hari
Bentuk Gabah : panjang ramping
Tektur Nasi : Pulen
Rata-rata Hasil : 7,2t/ha gkg
Potensi Hasil : 9,6 t/ha gkg
Agak rentan WBC biotipe 1 , 2 , dan rentan
Biotipe 3
Agak rentan HDB patotipe III,
Anjuran tanam sawah irigasi dataran rendah
sampai ketinggian 900 m dpl
Toleran rendaman selama 15 hari
INPARI 6
Asal seleksi : Dakava line 85/Membramo
Tinggi Tanaman : 100cm
Umur tanaman : 118 hari
Bentuk Gabah : sedang ramping
Tektur Nasi : Sangat Pulen
Rata-rata Hasil : 6,82t/ha gkg
Potensi Hasil : 8,6 t/ha gkg
Tahan WBC biotipe 2 , dan 3
Tahan HDB patotipe III, IV dan VII
Anjuran tanam sawah dataran rendah
sampai sedang 600 m dpl
Jl. Kolonel H. Barlian No.83, KM.6 Palembang
Telp. (0711) 410155, Fax. (0711) 411845
E-mail: bptp-sumsel@litbang.deptan.go.id
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
Mohammad Muttaqien
 
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
nuelsitohang
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
UNESA
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
BPPSINDANGKASIH
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
Andary Aindåapryl
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi
Py Bayu
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Novayanti Simamora
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
Tidar University
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
badunkartvomit
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Teknologibudidayajagung
TeknologibudidayajagungTeknologibudidayajagung
Teknologibudidayajagung
panwas kalianget
 
Pedoman Teknis Budidaya Jagung
Pedoman Teknis Budidaya JagungPedoman Teknis Budidaya Jagung
Pedoman Teknis Budidaya Jagung
Warta Wirausaha
 
Pembuatan pupuk cair organik
Pembuatan pupuk cair organikPembuatan pupuk cair organik
Pembuatan pupuk cair organik
Indiwan Seto wahyu wibowo
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2
Astrijyt
 
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida NabatiBrosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
galang7813
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
tochi run
 
Ppt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptxPpt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptx
Muasyaroh
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
Guntur Raharjo
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
dyahpuspita73
 

What's hot (20)

Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
 
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Pengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawiPengendalian OPT secara kimiawi
Pengendalian OPT secara kimiawi
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Teknologibudidayajagung
TeknologibudidayajagungTeknologibudidayajagung
Teknologibudidayajagung
 
Pedoman Teknis Budidaya Jagung
Pedoman Teknis Budidaya JagungPedoman Teknis Budidaya Jagung
Pedoman Teknis Budidaya Jagung
 
Pembuatan pupuk cair organik
Pembuatan pupuk cair organikPembuatan pupuk cair organik
Pembuatan pupuk cair organik
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida NabatiBrosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
Ppt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptxPpt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptx
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 

Similar to Budidaya padi lebak

Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Tita16039
 
1 rekomendasi teknologi padi
1 rekomendasi teknologi padi1 rekomendasi teknologi padi
1 rekomendasi teknologi padi
1 rekomendasi teknologi padi1 rekomendasi teknologi padi
2 rekomendasi teknologi jagung
2 rekomendasi teknologi jagung2 rekomendasi teknologi jagung
2 rekomendasi teknologi jagung
2 rekomendasi teknologi jagung2 rekomendasi teknologi jagung
Penanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.IPenanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.I
BUMI MAKMUR organic fertilizer manufacture
 
BUDIDAYA KETELA POHON.pptx
BUDIDAYA KETELA POHON.pptxBUDIDAYA KETELA POHON.pptx
BUDIDAYA KETELA POHON.pptx
MasAthar
 
Teknis budidaya kelapa sawit
Teknis budidaya kelapa sawitTeknis budidaya kelapa sawit
Teknis budidaya kelapa sawit
sujononasa
 
Tanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunTanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur Daun
NAUFARA
 
Budidaya pisang kepok dilahan kering
Budidaya pisang kepok dilahan keringBudidaya pisang kepok dilahan kering
Budidaya pisang kepok dilahan keringWifqon Aidi
 
Agrostologi penanaman
Agrostologi penanamanAgrostologi penanaman
Agrostologi penanamanHasan Addiny
 
Budidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptxBudidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptx
BenyWahyudi2
 
budidaya Padi pasang surut
budidaya Padi pasang surut budidaya Padi pasang surut
budidaya Padi pasang surut
STIPER MUHAMMADIYAH TANAH GROGOT
 
Teknis budidaya karet
Teknis budidaya karetTeknis budidaya karet
Teknis budidaya karetsujononasa
 
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiCara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Firdika Arini
 
A be829o
A be829oA be829o
budidaya cabai
budidaya cabaibudidaya cabai
budidaya cabai
dalilsrileksono
 

Similar to Budidaya padi lebak (20)

Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktorBudidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
Budidaya tanamanpangan, pengertian, faktor
 
1 rekomendasi teknologi padi
1 rekomendasi teknologi padi1 rekomendasi teknologi padi
1 rekomendasi teknologi padi
 
1 rekomendasi teknologi padi
1 rekomendasi teknologi padi1 rekomendasi teknologi padi
1 rekomendasi teknologi padi
 
Juknis upbs
Juknis upbsJuknis upbs
Juknis upbs
 
2 rekomendasi teknologi jagung
2 rekomendasi teknologi jagung2 rekomendasi teknologi jagung
2 rekomendasi teknologi jagung
 
2 rekomendasi teknologi jagung
2 rekomendasi teknologi jagung2 rekomendasi teknologi jagung
2 rekomendasi teknologi jagung
 
Penanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.IPenanaman Padi Methode S.R.I
Penanaman Padi Methode S.R.I
 
Proposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten munaProposal jagung di kabupaten muna
Proposal jagung di kabupaten muna
 
BUDIDAYA KETELA POHON.pptx
BUDIDAYA KETELA POHON.pptxBUDIDAYA KETELA POHON.pptx
BUDIDAYA KETELA POHON.pptx
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Teknis budidaya kelapa sawit
Teknis budidaya kelapa sawitTeknis budidaya kelapa sawit
Teknis budidaya kelapa sawit
 
Tanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunTanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur Daun
 
Budidaya pisang kepok dilahan kering
Budidaya pisang kepok dilahan keringBudidaya pisang kepok dilahan kering
Budidaya pisang kepok dilahan kering
 
Agrostologi penanaman
Agrostologi penanamanAgrostologi penanaman
Agrostologi penanaman
 
Budidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptxBudidaya Jagung.pptx
Budidaya Jagung.pptx
 
budidaya Padi pasang surut
budidaya Padi pasang surut budidaya Padi pasang surut
budidaya Padi pasang surut
 
Teknis budidaya karet
Teknis budidaya karetTeknis budidaya karet
Teknis budidaya karet
 
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiCara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
 
A be829o
A be829oA be829o
A be829o
 
budidaya cabai
budidaya cabaibudidaya cabai
budidaya cabai
 

More from BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SUMATERA SELATAN

EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdfEVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdfSurat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
simak bmn.pdf
simak bmn.pdfsimak bmn.pdf
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdfNOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdfNOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
RealisasiAnggarantw2 2021.pdf
RealisasiAnggarantw2 2021.pdfRealisasiAnggarantw2 2021.pdf
RealisasiAnggarantw1 2022.pdf
RealisasiAnggarantw1 2022.pdfRealisasiAnggarantw1 2022.pdf
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdfREKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
Agenda KEG INSTANSI.pdf
Agenda KEG INSTANSI.pdfAgenda KEG INSTANSI.pdf
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdfSURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
Daftar Rancangan Peraturan.pdf
Daftar Rancangan Peraturan.pdfDaftar Rancangan Peraturan.pdf
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SUMATERA SELATAN
 

More from BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SUMATERA SELATAN (20)

daftar-aset-2021.pdf
daftar-aset-2021.pdfdaftar-aset-2021.pdf
daftar-aset-2021.pdf
 
PENCEGAHAN COVID-19.pdf
PENCEGAHAN COVID-19.pdfPENCEGAHAN COVID-19.pdf
PENCEGAHAN COVID-19.pdf
 
MITIGASI BENCANA BANJIR.pdf
MITIGASI BENCANA BANJIR.pdfMITIGASI BENCANA BANJIR.pdf
MITIGASI BENCANA BANJIR.pdf
 
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdfEVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
 
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdfSurat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
 
simak bmn.pdf
simak bmn.pdfsimak bmn.pdf
simak bmn.pdf
 
Laporan Keuangan 2021.pdf
Laporan Keuangan 2021.pdfLaporan Keuangan 2021.pdf
Laporan Keuangan 2021.pdf
 
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdfNOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
 
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdfNOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
 
SURAT PERNYATAAN LELANG.pdf
SURAT PERNYATAAN LELANG.pdfSURAT PERNYATAAN LELANG.pdf
SURAT PERNYATAAN LELANG.pdf
 
RealisasiAnggarantw2 2021.pdf
RealisasiAnggarantw2 2021.pdfRealisasiAnggarantw2 2021.pdf
RealisasiAnggarantw2 2021.pdf
 
RealisasiAnggarantw1 2022.pdf
RealisasiAnggarantw1 2022.pdfRealisasiAnggarantw1 2022.pdf
RealisasiAnggarantw1 2022.pdf
 
STATISTIK LAP KEU 2022.pdf
STATISTIK LAP KEU 2022.pdfSTATISTIK LAP KEU 2022.pdf
STATISTIK LAP KEU 2022.pdf
 
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdfREKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
 
JUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdf
JUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdfJUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdf
JUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdf
 
Agenda KEG INSTANSI.pdf
Agenda KEG INSTANSI.pdfAgenda KEG INSTANSI.pdf
Agenda KEG INSTANSI.pdf
 
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdfSURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
 
Daftar Rancangan Peraturan.pdf
Daftar Rancangan Peraturan.pdfDaftar Rancangan Peraturan.pdf
Daftar Rancangan Peraturan.pdf
 
SE Larangan Mudik.pdf
SE Larangan Mudik.pdfSE Larangan Mudik.pdf
SE Larangan Mudik.pdf
 
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
 

Budidaya padi lebak

  • 1. BUDIDAYA PADI RAWA LEBAK Disampaikan pada Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian Daerah pada tanggal 3 April 2018 di UPTD Dinas Ketahanan Pangan dan TPH Kec. Teluk Gelam Kab.OKI SUPARWOTO
  • 2. LATAR BELAKANG • Masalah yang sering dialami petani padi di lahan rawa lebak adalah kekeringan, kebanjiran, kesuburan tanah yang rendah, kemasaman tanah, keracunan, gangguan organisma pengganggu tanaman (OPT) dan kekurangan hara. • Lahan rawa lebak dapat dibagi dalam 3 tipologi yaitu : 1) Lebak pematang, lebak tengahan dan lebak dalam • Diupayakan dengan varietas yang toleran tanah masam dan keracunan, toleran kekeringan, toleran rendaman dan pemupukan.
  • 3. Benih/varietas : • Kebutuhan benih per hektar berkisar antara 40 kg. • Varietas yang toleran kekeringan yang sudah beradaptasi di rawa lebak yaitu Situbagendit, Batutegi, Limboto • Varietas Inpara 3, Inpara 4 dan Inpara 5 toleran rendaman pada fase vegetative selama 14 hari • Inpara 1 dan Inpara 2 toleran terhadap keracunan Al dan Fe. • Varietas Inpari yang sudah beradaptasi di rawa lebak yaitu Inpari 6, Inpari 22, Inpari 30, Inpari 13, Inpari 9, Inpari 33. BUDIDAYA
  • 4. PERSEMAIAN • Benih diseleksi dengan merendam dalam larutan garam dapur ( 30 gr/ liter air) atau larutan pupuk ZA (20-30 gr/ liter air). Volume larutan 2 kali volume benih, perendaman dilakukan selama 24 jam dimana benih yang tenggelam dipakai, sedangkan benih yang terapung dibuang. Setelah itu benih tersebut dicuci dan ditiriskan lalu diperam selama 48 jam sampai benih berkecambah • Persemaian dibagi tiga yaitu: (i) persemaian terapung (ii) persemaian kering dan (iii) persemain dapog
  • 5. Semai Terapung • Benih padi yang telah direndam disebarkan di atas anyaman rumput purun yang telah diberi tanah dan bahan organik (1:1) dengan ketebalan 2 cm lalu ditutup abu sekam atau tanah halus kemudian daun pisang atau jerami. Setelah 3 hari penutup dibuka, pada umur 10 hari sebaiknya diberi larutan NPK (2 gr/liter air). Bibit selanjutnya disemai ke 2 atau langsung ditanam.
  • 6. Semai kering • Persemaian kering dibuat di lahan kering dengan memberikan tanah dan bahan organik (1:1) yang telah disaring dgn kawat ukuran lubang 0,5 cm di atas plastik yang berukuran lebar 50 cm dan panjang sesuai kebutuhan setebal 2 cm. Media ditabur 5 gr furadan per 1 m². • Sebelum benih disebarkan tanah tersebut disiram terlebih dahulu, lalu benih disebarkan, tutup dengan tanah halus atau abu sekam lalu daun pisang atau jerami. Setelah 3 hari penutup dibuka, pada umur 10 hari sebaiknya diberi larutan NPK (2 gr/liter air). Bibit dipindahkan dengan cara digulung untuk disemai ke 2 atau langsung ditanam. • Atau tanah persemaian digemburkan lalu ditambah bahan organik, kemudian benih disebar., selanjutnya seperti perlakuan sebelumnya.
  • 7. Semai Dapog • Semai dapog dibuat bila tanam menggunakan mesin tanam (Rice Transplanter) caranya yaitu : • Media yang digunakan campuran tanah dengan pupuk kandang. Sebelum dicampur, tanah, pupuk kandang (1:1) dan NPK 2-3 gr/tray sebaiknya saring dengan kawat ukuran 0,5 cm dan tebal media persemaian 2 cm. Benih padi yang diperlukan jika menggunakan ukuran dapok 58 cm x 17 cm, sebanyak 60 – 70 gram/dapok. Jika ukuran dapok 58 cm x 27 cm benih yang diperlukan 90-100 gram/dapok. • Umur bibit yang dapat ditanam berkisar 15 –20 hari setelah semai dan tinggi bibit yang disarankan mencapai 15 –20 cm,
  • 8. PENANAMAN DI MK • Lahan diolah dan tanpa olah tanah • Penanaman : 1) Tanam benih langsung (sebar dan tugal), 2) Tanam pindah, 3) Alat tanam benih langsung (Atabela). • Sistem tanam : 1) Tegel (25x25 cm), 2) Legowo (2:1 dan 4:1) • Pemupukan : Pupuk organik dan pupuk an organik
  • 9. PEMUPUKAN Pupuk melalui tanah : • Pupuk yang digunakan 150 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 100 kg KCl/ha. Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu pada umur 1 minggu setelah tanam (MST) dengan takaran 75 kg urea, 100 kg SP-36 dan 100 kg KCl/ha dan pada umur 4 minggu setelah tanam (MST) dengan takaran 75 kg urea/ha, diberikan secara disebar. Pupuk melalui daun/pupuk daun : • Pupuk dicairkan lalu disemprotkan ke daun biasanya digunakan sebagai pupuk tambahan takaran 2-3 ml/liter air atau sesuai dosis yang tertera pada label. • Pupuk daun : sprint, gandasil, dll
  • 10. PENGERTIAN JAJAR LEGOWO • Bahasa Jawa: “LEGO” berarti Luas dan “DOWO” berarti Memanjang. • Sistem Tanam Legowo adalah pola bertanam yang berselang seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong. • Legowo 2:1 ---- Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo. • Legowo 4:! ...... Bila terdapat empat baris tanam per unit legowo.
  • 11. PRINSIP TANAM JAJAR LEGOWO • Sistem Legowo .....suatu rekayasa teknologi untuk mendapatkan populasi tanaman > 160.000 rumpun per hektar. • Menambah kelancaran surkulasi sinar matahari dan udara di sekeliling tanaman pinggir shg tan dpt berfotosintesa lbh baik. • Meningkatkan produksi dan kwalitas gabah lebih baik • Disarankan menggunakan jarak tanam (25 x 25) cm antar rumpun dalam baris; 12,5 cm jarak dalam baris; dan 50 cm sbg jarak antar barisan/lorong (25x12,5x50) cm. • Hindari jarak tanam sangat rapat (20x20) cm, karena akan menyebabkan jarak dalam baris sangat sempit.
  • 12. Tandur jajar Legowo 2:1 • Menghasilkan jumlah populasi atau rumpun per ha sebanyak 213.300 rumpun (meningkat 33,31%) dibanding tanam Tegel (25x25) cm hanya 160.000 rumpun/ha. • Pada pola legowo 2:1, seluruh baris tanaman akan mendapat tanaman sisipan.
  • 13. KEUNTUNGAN JAJAR LEGOWO • Karena ada ruang terbuka pada barisan tanaman, shg akan meningkatkan aktivitas fotosintesa akan berdampak peningkatan produktivitas tanaman. • Mudah dalam hal: pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit (penyemprotan), mudah dalam pengendalian hama tikus. • Peningkatan produktivitas akibat penambahan populasi pada baris pinggiran tanaman. • Meningkatkan produktivitas padi 10-15%.
  • 14. KENAPA SISTEM LEGOWO ?? 20 cm 40 cm  Efek tanaman pinggir  Turbulensi udara Peningkatan CO2 Peningkatan fotosintesa 6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2 Matahari Khlorofil Prinsip: Meningkatkan populasi dengan sisipan 25cm 50cm 12,5cm 25cm SISIPAN
  • 15. Keragaan varietas di rawa lebak Kab.Ogan Ilir Desa Varietas Tinggi tanaman (cm) Jlh anakan produktif Jlh gabah isi/malai (btr) Jlh gabah hampa/malai (btr) Hasil gabah (ton gkp/ha) Kotadaro 1 Situbagendit 88,2 14,2 114 12,2 5,6 Lebak tengahan Inpara 4 92,8 15 128,6 18,4 6,0 Sistem tegel Inpago 4 133 12,6 230,4 36,6 6,0 Ciherang (chek) 107,8 18,6 162,4 17,4 4,7 Arisan Deras Situbagendit 90 12,8 106,6 19,6 4,4 Lebak dangkal Inpara 4 94 18 127,6 27,6 3,5 Sistem tegel Inpago 4 136 11 232 46,2 5,6 IR 42 (chek) 94 13,8 137,2 17,4 2,9 Kotadaro 2 Situbagendit 101,2 16,2 123,2 19 9,28 Lebak tengahan Inpara 4 97,6 12,8 120,6 17,6 8,96 Sistem legowo Inpago 4 133,4 12,2 171 42,0 7,68
  • 16. PENYULAMAN/PENYIANGAN • Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam kepada tanaman yang mati atau tidak tumbuh. • Penyiangan : 1) Manual dan 2) herbisida • Penyiangan pertama dan kedua dilakukan masing-masing pada 30 hari dan 60 hari setelah tanam. Bila perlu dilakukan penyiangan ketiga, tergantung keadaan di lapangan.
  • 17. CARA PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS • Gunakan varietas tahan sesuai dengan sebaran ras yang ada di daerah. • Hindarkan penggunaan pupuk Nitrogen (Urea) di atas dosis anjuran. • Hindarkan tanam padi terus-menerus sepanjang tahun dengan varietas yang sama. • Sanitasi lingkungan harus intensif, karena inang alternatif pathogen khususnya kelompok rerumputan sangat potensial sebagai inokulum awal. • Hindari tanam padi terlambat dari petani disekitarnya. • Pengendalian secara dini dengan perlakuan benih sangat dianjurkan untuk menyelamatkan persemaian sampai umur 40 hari setelah sebar. • Penyemprotan fungisida sistemik minimum sekali pada awal berbunga untuk mencegah penyakit blas leher dapat dianjurkan untuk daerah endemik blas. • Hindarkan jarak tanam rapat (sebar langsung). • Pemakaian jerami sebagai kompos.
  • 18. PANEN DAN PASCA PANEN Panen dilakukan setelah gabah telah menguning sekitar 80%, bisa menggunakan sabit, atau combine harvester. Bila menggunakan sabit bergerigi, gabah segera dirontok bisa menggunakan pedal threser, system gebok atau diirik. Panen dengan combine harvester, gabah dirontok langsung masuk karung sehingga panen lebih cepat. Gabah langsung dijemur dengan sinar matahari atau alat pengering (Box dryer) sampai kadar air 14 %, kemudian dikemas dalam karung.
  • 19. CARA UBINAN JAJAR LEGOWO • Pilih tanaman yang seragam dan dapat mewakili penampilan hamparan, baik dari pertumbuhan, kepadatan tanaman, maupun kondisi terakhir yang ada dilapangan. • Tentukan luas ubinan, minimal dua set jajar legowo yang berdekatan. • Luas ubinan paling sedikit di buat 10 m2 dengan mengambil ukuran setengah jarak tanam. • Jarak tanam dengan pola legowo berbeda dengan sistem tegel. Oleh karena itu ada beberapa alternatif yang dapat digunakan.
  • 20. Alternatif penentuan luas ubinan dengan pola tanam legowo 2:1 (25x12,5x50) Luas ubinan = 1,5 x 8 m = 12 m2 = 256 rumpun Luas ubinan = 2,25 x 5m = 11,25 m2 = 240 rumpun Luas ubinan = 3 x 4m = 12 m2 = 256 rumpun
  • 21. Alternatif penentuan luas ubinan dengan pola tanam legowo 4:1 (25:12,5:50), tipe 2 Luas ubinan = 2,5 x ~5 m = ~12,5 m2 = ~240 rumpun Luas ubinan = 3,75 x ~5 m = ~18,75 m2 = ~216 rumpun
  • 22. Cara menghitung takaran pupuk (45 kg N, 36 kg P2O5 dan 30 kg K2O per ha) (100 kg urea, 100 kg SP-36 dan 50 kg KCl per ha) Apabila semuanya digunakan pupuk tunggal, maka jumlah pupuk yang dibutuhkan sebagai berikut: N = 45/45 x 100 = 100 kg Urea (urea mengandung 45% N) P2O5 = 36/36 x100 = 100 kg SP-36 (SP-36 mengandung 36% P2O5) K2O = 30/60 x 100 = 50 kg/ha KCl (KCl mengandung 60% K2O )
  • 23. Cara menghitung takaran pupuk (45 kg N, 36 kg P2O5 dan 30 kg K2O per ha) (100 kg urea, 100 kg SP-36 dan 50 kg KCl per ha) Apabila digunakan pupuk tunggal dan majemuk, maka jumlah pupuk tunggal dan majemuk yang dibutuhkan sebagai berikut: Contoh Phonska (15, 15, 15) yang berarti pupuk tersebut mengandung 15% N, 15% P2O5 , dan 15% K2O. Berapa kg Phonska yang diperlukan, maka gunakan standar dari kebutuhan pupuk tunggal yang paling rendah, yaitu 30 kg K2O/ha.
  • 24. Cara menghitung takaran pupuk (135 kg N, 36 kg P2O5 dan 30 kg K2O per ha) (100 kg urea, 100 kg SP-36 dan 50 kg KCl per ha) (133 kg urea, 116 kg SP-36 dan 200 kg Phonska) Pupuk Phonska yg diperlukan = 30/15 x 100 = 200 kg/ha. Dalam 200 kg pupuk Phonska mengandung 30 kg N, 30 kg P2O5, dan 30 kg K2O. Oleh sebab itu kebutuhan hara K sebesar 30 kg/ha sudah terpenuhi, namun keperluan hara N dan P belum tercukupi. Kekurangan hara N adalah 45 kg N – 30 kg N = 15 kg N atau sama dengan 15 /45 x 100 = 33,3 kg urea. Kekurangan hara P adalah 36 kg P2O5 - 30 kg P2O5 = 6 kg P2O5 atau sama dengan 6 /36 x 100 = 16,6 kg SP-36.
  • 25.
  • 26.
  • 27. VUB Rawa Umur : 128 hari Tinggi Tanaman : 103 cm Bentuk Gabah : Sedang Tektur Nasi : Pulen Rata-rata Hasil (t/ha): 5,4 (lebak), 4,8 (PS) Potensi Hasil : 6,0 t/ha Agak tahan WBC biotipe 2 Tahan HDB dan blas Toleran keracunan Al dan Fe Inpara 2 (2009) Umur : 131 hari Tinggi Tanaman : 111 cm Bentuk Gabah : Sedang Tektur Nasi : Pera Rata-rata Hasil : 5,6 t/ha (lebak), 4,4 t/ha (pasang surut) Potensi Hasil : 6,4 t/ha Agak tahan WBC biotipe 1 dan 2 Tahan HDB dan blas Toleran keracunan Al dan Fe Inpara 1 (2009)
  • 28. Umur : 135 hari Tinggi Tanaman : 94 cm Bentuk Gabah : Sedang Tektur Nasi : Pera Rata-rata Hasil : 4,7 t/ha Potensi Hasil : 7,6 t/ha Rentan WBC biotipe 3 Rentan HDB strain IV dan VIII Toleran terendam 14 hari pada fase vegetatif Inpara 4 (2009) Umur : 115 hari Tinggi Tanaman : 92 cm Bentuk Gabah : Sedang Tektur Nasi : Sedang (25,2%) Rata-rata Hasil : 4,5 t/ha Potensi Hasil : 7,2 t/ha Agak rentan WBC biotipe 3 Rentan HDB strain IV dan VIII Toleran terendam 14 hari pada fase vegatatif Inpara 5 (2009) Inpara 3 (2009) Umur : 127 hari Tinggi Tanaman : 108 cm Bentuk Gabah : Sedang Tektur Nasi : Pera Rata-rata Hasil : 4,6 t/ha Potensi Hasil : 5,6 t/ha Agak tahan WBC biotipe 3 Tahan terhadap blas ras 101, 123, 141, 373 Agak toleran rendaman selama 6 hari pada fase vegetatif Baik ditanam di rawa lebak, rawa pasang surut potensial dan sawah irigasi yang rawan banjir
  • 29. Umur panen : 127 hari Potensi hasil: 5,6 ton/ha Umur panen : 131 hari Potensi hasil: 6,47 ton/ha Umur panen : 128 hari Potensi hasil: 6,1 ton/ha INPARA 3 INPARA 1 INPARA 2 INPARI 4INPARA 3
  • 30. Umur panen : 115 hari Rata hasil: 6,04t/ha Umur panen : 112 hari Rata hasil: 4,08 t/ha Umur panen : 99 hari Rata hasil: 6,6 t/ha Umur panen : 108 hari Rata hasil: 7,3 t/ha INPARA 3 INPARI 13 INPARI 10 INPARI 1INPARI 4 Umur panen : 99 hari Rata hasil: 6,2 t/ha INPARI 12
  • 31. INPARI 30 Asal seleksi : Ciherang/IR 64 Sub 1 Tinggi Tanaman : 101 cm Umur tanaman : 111 hari Bentuk Gabah : panjang ramping Tektur Nasi : Pulen Rata-rata Hasil : 7,2t/ha gkg Potensi Hasil : 9,6 t/ha gkg Agak rentan WBC biotipe 1 , 2 , dan rentan Biotipe 3 Agak rentan HDB patotipe III, Anjuran tanam sawah irigasi dataran rendah sampai ketinggian 900 m dpl Toleran rendaman selama 15 hari
  • 32. INPARI 33 Asal seleksi : BP360E-MR-79-PN-2/IR71218-38-4- 3/BP360E-MR-79-PN-2 Tinggi Tanaman : 93 cm Umur tanaman : 107 HSS Bentuk Gabah : panjang ramping Tektur Nasi : Sedang Rata-rata Hasil : 6,6 t/ha gkg Potensi Hasil : 9,8 t/ha gkg Tahan HDB, Agak rentan blas , dan rentan Tungro Anjuran tanam sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl
  • 33. INPARA 4 Asal seleksi : Introduksi dari IRRI Tinggi Tanaman : 94 cm Umur tanaman : 135 hari Kerebahan : Tahan Tektur Nasi : Pera Rata-rata Hasil : 4,7 t/ha gkg Potensi Hasil : 7,6 t/ha gkg Agak tahan WBC biotipe 3 Tahan HDB patotipe IV dan VII Anjuran tanam : Baik ditanam di rawa lebak dangkal dan rawan banjir
  • 34. PENAMPILAN HASIL KAJIAN VUB INPARI 15 Asal seleksi : TB168E-TB-4-0-1/Widas/IR64 Tinggi Tanaman : 105 cm Umur tanaman : 117 hari Bentuk Gabah : Ramping Tektur Nasi : Pulen Rata-rata Hasil : 6,1 t/ha gkg Potensi Hasil : 7,5 t/ha gkg Agak tahan WBC biotipe 1 & agak rentan Biotipe 2 , dan rentan biotipe 3 Agak tahan HDB strain III, IV tahan blas Rentan virus tungro Anjuran tanam sawah tadah hujan
  • 35. INPARI 20 Asal seleksi : S2823E-KN-33/IR 64 Tinggi Tanaman : 102 cm Umur tanaman : 104 hari Bentuk Gabah : Ramping Tektur Nasi : Pulen Rata-rata Hasil : 6,4 t/ha gkg Potensi Hasil : 8,8 t/ha gkg Agak tahan WBC biotipe 1 & agak rentan Biotipe 2 , dan biotipe 3 Tahan HDB patotipe III, agak tahan blas Rentan virus tungro Anjuran tanam sawah dataran rendah
  • 36. INPARI 22 Asal seleksi : IR 42/IRBB5/Ciherang/Towuti Tinggi Tanaman : 103 cm Umur tanaman : 118 hari Bentuk Gabah : panjang Tektur Nasi : Pulen Rata-rata Hasil : 5,8 t/ha gkg Potensi Hasil : 7,9 t/ha gkg Agak tahan WBC biotipe 1 , 2 , dan 3 Tahan HDB patotipe III, tahan blas Rentan virus tungro Anjuran tanam sawah dataran rendah
  • 37. INPARI 29 Tinggi Tanaman : 103 cm Umur tanaman : 110 hari Bentuk Gabah : panjang ramping Tektur Nasi : Pulen Rata-rata Hasil : 6,5 t/ha gkg Potensi Hasil : 9,5 t/ha gkg Agak rentan WBC biotipe 1 , dan rentan Biotipe 2, 3 Agak rentan HDB patotipe III, Rentan virus tungro Anjuran tanam sawah irigasi datran rendah Dan toleran rendaman 14 hari
  • 38. INPARI 30 Asal seleksi : Ciherang/IR 64 Sub 1 Tinggi Tanaman : 101 cm Umur tanaman : 111 hari Bentuk Gabah : panjang ramping Tektur Nasi : Pulen Rata-rata Hasil : 7,2t/ha gkg Potensi Hasil : 9,6 t/ha gkg Agak rentan WBC biotipe 1 , 2 , dan rentan Biotipe 3 Agak rentan HDB patotipe III, Anjuran tanam sawah irigasi dataran rendah sampai ketinggian 900 m dpl Toleran rendaman selama 15 hari
  • 39. INPARI 6 Asal seleksi : Dakava line 85/Membramo Tinggi Tanaman : 100cm Umur tanaman : 118 hari Bentuk Gabah : sedang ramping Tektur Nasi : Sangat Pulen Rata-rata Hasil : 6,82t/ha gkg Potensi Hasil : 8,6 t/ha gkg Tahan WBC biotipe 2 , dan 3 Tahan HDB patotipe III, IV dan VII Anjuran tanam sawah dataran rendah sampai sedang 600 m dpl
  • 40.
  • 41. Jl. Kolonel H. Barlian No.83, KM.6 Palembang Telp. (0711) 410155, Fax. (0711) 411845 E-mail: bptp-sumsel@litbang.deptan.go.id TERIMA KASIH