Dokumen tersebut memberikan rekomendasi teknologi budidaya padi di berbagai lahan seperti rawa lebak, lahan pasang surut, irigasi, dan tadah hujan. Rekomendasi tersebut meliputi varietas yang disarankan, perlakuan benih, pengolahan tanah, cara tanam, dosis pupuk, pengendalian gulma dan hama penyakit, serta panen.
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
1 rekomendasi teknologi padi
1. REKOMENDASI TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI
DI LAHAN RAWA LEBAK
Komponen Teknologi Deskripsi Teknologi
Varietas Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5
Kebutuhan Benih 40-50 kg/ha
Perlakuan Benih • Pilih benih yang tenggelam setelah direndam dalam larutan
garam/ZA 3% (30 g garam/ZA dalam 1 L air)
• Untuk daerah rawan penggerek batang, benih diaplikasi
dengan pestisida fipronil.
Pengolahan Tanah dan
Penataan Lahan
Rawa Dangkal
• Pengolahan tanah menggunakan traktor di awal musim
penghujan.
• Tanah diolah sempurna dan dibuat pematang yang berfungsi
untuk menahan air di setiap petakan sawah.
• Upayakan agar permukaan tanah rata di setiap petaknya.
Rawa Tengahan dan Dalam
• Sistem tanpa olah tanah (TOT) dengan cara sistem tajak
maupun menggunakan herbisida.
• Penggunaan herbisida non selektif seperti glifosat atau
paraquat.
Cara Tanam Tanam pindah 1-3 batang/rumpun, umur bibit disesuaikan dengan
muka air lahan, sistem tegel jarak tanam 25 cm x 25 cm atau 20
cm x 20 cm
Dosis Pupuk • Urea: 150-200 kg/ha, SP-36: 100 kg/ha, KCL: 100 kg/ha
• Pemberian pupuk daun PPC dan ZPT sesuai anjuran
Pengendalian Gulma • Penyiangan gulma dengan landak/gasrok menjelang 21 dan 42
hst
• Penggunaan herbisida selektif pasca tumbuh seperti 2,4 D,
butaklor, anilofos, oksadiagril, penoksulam.
Pengendalian
hama/penyakit
Pengelolaan Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida
dilakukan setelah populasi OPT melebihi ambang ekonomi
Panen/penanganan pasca
panen
• Perontokan gabah dengan threser atau dengan diiles.
• Pengeringan gabah dapat menggunakan box dryer atau secara
manual dengan menjemur gabah di bawah sinar matahari.
Sumber : BPTP Sumatera Selatan (2015)
2. REKOMENDASI TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI
DI LAHAN PASANG SURUT
Komponen Teknologi Deskripsi Teknologi
Varietas Inpari 1, Inpari 2, Inpari 3, Inpari 4, Inpari 5, Inpari 6, Inpari 7,
Inpari 8, Inpari 9, Inpari 10, Inpari 11, Inpari 12, Inpari 13, Inpara
1, Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5, Banyuasin, Martapura,
Siak Raya
Kebutuhan Benih 40-50 kg/ha
Perlakuan Benih • Pilih benih yang tenggelam setelah direndam dalam larutan
garam/ZA 3% (30 g garam/ZA dalam 1 L air)
• Untuk daerah rawan penggerek batang, benih diaplikasi
dengan pestisida fipronil.
Pengolahan Tanah dan
Penataan Lahan
Pengolahan tanah di lahan pasang surut dilakukan dengan
menerapkan teknologi tanpa olah tanah (cara tebas maupun
herbisida non selektif) dan traktor.
Cara Tanam Tanam pindah 1-3 batang/rumpun, umur bibit < 21 hari, jarak
tanam 25 cm x 25 cm atau 20 cm x 20 cm
Tanam jajar legowo 2:1, 3:1, 4:1 (jarak tanam 25 cm x 12,5 cm x
50 cm)
Dosis Pupuk • Urea: 200 kg/ha, TSP: 100-135 kg/ha, KCL: 50-100 kg/ha
• Amiliorasi lahan dengan pemberian kapur pertanian 1-2 t/ha
Pengendalian Gulma • Penyiangan gulma dengan landak/gasrok menjelang 21 hst
• Penggunaan herbisida selektif pasca tumbuh seperti 2,4 D,
butaklor, anilofos, oksadiagril, penoksulam.
Pengendalian
hama/penyakit
Pengelolaan Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida
dilakukan setelah populasi OPT melebihi ambang ekonomi
Panen/penanganan pasca
panen
• Perontokan gabah dengan threser atau dengan diiles.
• Pengeringan gabah dapat menggunakan box dryer atau secara
manual dengan menjemur gabah di bawah sinar matahari.
Sumber : BPTP Sumatera Selatan (2015)
3. REKOMENDASI TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN IRIGASI
Komponen Teknologi Deskripsi Teknologi
Varietas Inpari 1, Inpari 2, Inpari 3, Inpari 4, Inpari 5, Inpari 6, Inpari 7,
Inpari 8, Inpari 9, Inpari 10, Inpari 11, Inpari 12, Inpari 13
Kebutuhan Benih 25-30 kg/ha
Perlakuan Benih • Pilih benih yang tenggelam setelah direndam dalam larutan
garam/ZA 3% (30 g garam/ZA dalam 1 L air)
• Untuk daerah rawan penggerek batang, benih diaplikasi
dengan pestisida fipronil.
Pengolahan Tanah dan
Penataan Lahan
Pengolahan Tanah Sempurna / Pengolahan Tanah Minimum
Cara Tanam Tanam pindah 1-3 batang/rumpun, umur bibit < 21 hari, tanam
jajar legowo 2:1, 3:1, 4:1 (jarak tanam 25 cm x 12,5 cm x 50 cm)
Dosis Pupuk Tanpa BO: Urea: 250 kg/ha, SP-36: 100 kg/ha, KCL: 50 kg/ha
Dengan jerami 5 t/ha: Urea: 250 kg/ha, SP-36: 100 kg/ha
Pengendalian Gulma • Penyiangan gulma dengan landak/gasrok menjelang 21 hst
• Penggunaan herbisida selektif pasca tumbuh seperti 2,4 D,
butaklor, anilofos, oksadiagril, penoksulam.
Pengendalian
hama/penyakit
Pengelolaan Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida
dilakukan setelah populasi OPT melebihi ambang ekonomi
Panen/penanganan pasca
panen
• Perontokan gabah dengan threser atau dengan diiles.
• Pengeringan gabah dapat menggunakan box dryer atau secara
manual dengan menjemur gabah di bawah sinar matahari.
Sumber : BPTP Sumatera Selatan (2015)
4. REKOMENDASI TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI
DI LAHAN TADAH HUJAN
Komponen Teknologi Deskripsi Teknologi
Varietas Towuti, Cirata, Limboto, Batu Tegi, Situ Bagendit, Situ
Patenggang
Kebutuhan Benih 25-30 kg/ha
Perlakuan Benih • Pilih benih yang tenggelam setelah direndam dalam larutan
garam/ZA 3% (30 g garam/ZA dalam 1 L air)
• Untuk daerah rawan penggerek batang, benih diaplikasi
dengan pestisida fipronil.
Pengolahan Tanah dan
Penataan Lahan
Pengolahan Tanah Sempurna / Pengolahan Tanah Minimum
Cara Tanam Tanam pindah 1-3 batang/rumpun, umur bibit < 21 hari, tanam
jajar legowo 2:1, 3:1, 4:1 (jarak tanam 25 cm x 12,5 cm x 50 cm)
Dosis Pupuk Tanpa BO : Urea: 250 kg/ha, SP-36: 100 kg/ha, KCL: 50 kg/ha
Dengan jerami 5 t/ha : Urea: 250 kg/ha, SP-36: 100 kg/ha
Pengendalian Gulma • Penyiangan gulma dengan landak/gasrok menjelang 21 hst
• Penggunaan herbisida selektif pasca tumbuh seperti 2,4 D,
butaklor, anilofos, oksadiagril, penoksulam.
Pengendalian
hama/penyakit
Pengelolaan Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida
dilakukan setelah populasi OPT melebihi ambang ekonomi
Panen/penanganan pasca
panen
• Perontokan gabah dengan threser atau dengan diiles.
• Pengeringan gabah dapat menggunakan box dryer atau secara
manual dengan menjemur gabah di bawah sinar matahari.
Sumber : BPTP Sumatera Selatan (2015)