3. PANDANGAN KECELAKAAN
•Sebelum abad 18 NASIB
•Rev Industri HAZARDS 1931~1970
•Industrialisasi MANAJEMEN 1970 ~1985
•Tek. Informasi SYSTEM MNGT
•Millennium STANDARD (ISO)
NASIB
Faktor Manusia 85%
Faktor Teknis 15%
KOMPETENSI
99%
1%
4. ( ILCI model - Bird & German, 1985 )
( ILCI model - Bird & German, 1985 )
5. Unplanned release of
Energy And/or Hazardous material
Unsafe
Act
Unsafe
Condition
Management Safety Policy and decision
Personal Factors
Environmental Factors
Direct
Causes
Basic
Causes
Indirect
Causes
(Symptom)
Accident
6. Kerja Kerja Kerja Kerja
SERANGKAIAN KEGIATAN /PEKERJAAN
(PROSES PRODUKSI)
AMAN
OUT COME
Proses produksi
lancar
Produktivitas
meningkat
Kesejahteraan
meningkat
Keselamatan Kerja
Proses produksi kacau
Korban jiwa/cacat
Penderitaan
Kerusakan/Kerugian
Citra perusahaan
Safe
Production
7. Kesehatan Kerja
Beban kerja Lingkungan kerja
Kondisi pekerja
- Fisik
- Mental
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani &
rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
- Fisik
- Kimia
- Biologi
- Ergonomi
- Psikologi
Sehat Produktif
Virus
9. ERA ASPEK DOMINAN INDIKATOR ASPEK K3
Sebelum 1800
(Agraris)
-
1800-1900
(Revolosi
Indudtri)
1900-1970
(Eksplorasi &
Industrialisasi
1970 -2000
Teknologi
tinggi &
Informasi
Lahan pertanian
Irigasi
Mesin uap,
transportasi dan
batubara
Energi Migas,
Mekanisasi dan
elektrifikasi (mesin,
Listrik)
Electronic, Telepon,
komputer, Internet,
kimia,
semiconductors
Setelah 2000
Milenium /
Digital /
Globalisasi
SERTIFIKASI
Mutu, Lingkungan, K3,
HAM, PENCEMARAN
PERUBAHAN IKLIM
Non Tariffs Barrier
K3 MANDIRI
10. 10
197
0
198
8
199
2
199
5
199
6
PJIT Uap KepMen. 1261/1988
Fihak III PJK3 PerMen.04/1995
SMK3 PerMen. 05/1996 jo. Ps. 87 UU
No.13/2003
PARADIGMA K3
AHLI K3 PerMen. 02/1992
198
7
P2K3 PerMen. 04/1987
Era VR 1910
Proses transformasi
dari rawing ke
steering
Privatisasi inspeksi K3
Direct Inspection
11. 2012 PP. 50 tahun 2012
1996 SMK3 PerMen. 05/1996
1995 Fihak III PJK3 PerMen.04/1995
1992 AHLI K3 PerMen. 02/1992
1988 PJIT Uap KepMen.
1987 P2K3 PerMen. 04/1987
Perluasan ruang lingkup dan
perubahan pola penerapannya
Dari polisionil menjadi
pembinaan
K3 MANDIRI
1970 UU No. 1 Th 1970
1969
1947
1945
1910
Veiligheidsregleme
nt
tahun 1910
(Stbl. No. 406)
Direct Inspection
12. •pengelolaan
• komitmen
• kondisi
• pekerjaan
• Ketakutan / Disiplin
• Aturan / Prosedur
• Pengawas Control,?
Penekanan, dan Tujuan
• Nilai Semua Orang
• latihan
•
• Pengetahuan pribadi,
• Komitmen, dan
• standar
• internalisasi
• Nilai pribadi
• Peduli Diri
• Praktek, Kebiasaan
• Pengakuan individu
•
• Bantuan Lainnya Sesuai
• Penjaga Lainnya '
• jaringan Kontributor
• Perawatan untuk Orang
Lain
• Kebanggaan organisasi
Dependent Independent
Reactive
• Keselamatan oleh
Instinct Alam
• Kepatuhan adalah
Goal
• Didelegasikan
kepada Safety
Manager
• Kurangnya
Manajemen
Keterlibatan
Interdependent
SMK3 MEMBANGUNBUDAYA K3
Engineering Control OSH- MS Behavioral
Safety
13. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Philosophy
Pemikiran dan upaya untuk menjaga
keutuhan dan kesempurnaan tenaga kerja
/manusia baik jasmani maupun rohani,
terhindar dari kejadian berbahaya dalam
melaksanakan pekerjaan
“Berangkat Sehat Pulang
Selamat”
14. Pendahuluan
• Era Globalisasi membawa pengaruh terhadap sistem
perdagangan dunia.
• Konsumen semakin kritis.
• Standar dan norma-norma global menjadi persyaratan utama
bisnis antar negara.
• Setiap perusahaan harus mampu meningkatkan daya saing,
menciptakan nilai - nilai unggul, meningkatkan efesiensi dan
menekan biaya produksi.
• K3 masih bersifat slogan dan belum membudaya ditengah
masyarakat
• Angka kecelakaan dan kerugian akibat kecelakaan masih tinggi
• K3 masih dipandang dalam lingkup sempit (terbatas dalam
lingkup kerja) belum menjadi bagian integral dari bisnis atau
kegiatan pembangunan
15. Alasan Hak Azasi Manusia:
Setiap Manusia mempunyai Hak Azasi
Untuk Hidup Sehat dan Selamat
Alasan Ekonomi:
Mencegah kerugian
Alasan Hukum:
Undang-undang dan Peraturan
Kenapa Kita Melaksanakan K3
16. Why Safety Programs Do
Not Work:
• Safety is a priority, not a
value!
• Safety is not managed in the
same manner as production,
quality, and cost issues!
• Safety is not driven through
continuous improvement!
17. Keselamatan merupakan prioritas, bukan nilai!
Keselamatan tidak dikelola dengan cara yang
sama seperti produksi, kualitas, dan masalah
biaya!
Keselamatan tidak didorong melalui perbaikan
terus-menerus
Why Safety Programs Do
Not Work
18. SAFETY AND BUSINESS STRATEGY
• Safety telah menjadi keharusan dalam
menjalankan bisnis menghadapi persaingan
yang semakin ketat.
• Peter Drucker :
“Tugas pertama bisnis adalah untuk bertahan hidup, dan
prinsip dari ekonomi bisnis bukanlah maksimalisasi
keuntungan - itu adalah menghindari kerugian "
22. Tanggung JawabPerusahaan
• memeriksa kesehatan badan, kondisi mental,
kemampuan fisik TK baru;
• pemeriksaan kesehatan berkala;
• menunjukan dan menjelaskan :
- sumber bahaya
- alat pengamanan dan APD
- cara dan sikap kerja yang aman
• mempekerjakan TK setelah paham
• pembinaan K3
• memenuhi dan mentaati syarat K3
• laporan kecelakaan
• memasang UUKK dan poster K3
• menyediakan APD
• membentuk P2K3
• menerapkan SMK3
FORM
AL
23. PERAN K3
DALAM PERUSAHAAN
Sebagai LOSS CONTROL untuk mengendalikan
kerugian dan effisiensi
Sebagai COMPLIANCE AGENT untuk meyakinkan
terpenuhinya norma-norma dan peraturan K3 dalam
perusahaan
Sebagai ADVISORY BODY terhadap unit
usaha/karyawan dalam penerapan K3
Sebagai MANAGEMENT TOOLS dalam menjalankan
fungsi kontrolnya dalam aspek K3
26. The Excellent Return On Osh
• Cost Efficiencies;
• Improved Productivity;
• Less Risk and Incidence of Injury & Disease;
• Increased Flexibility and Innovation;
• Development of Knowledge and Skills;
• Increased Competitiveness;
• Greater Commitment and Motivation;
• Personal Protection for the Future;
• Increased Company Image;
• Business sustainability and improvement.
27. Improving Safety Culture Requires
Employee Involvement
Employees are the vital stimulus for
sustaining organizational change and
improvement . . .
“Ini tidak ada gunanya untuk berbicara tentang
bagaimana organisasi harus berubah.
Itu membuang energi. hanya
individu membuat perubahan
Richard Gibson, Founder
Your Own Coach, Inc. and
Executive University
28. Behavior-Based Safety Process
Employee
Involvement
+ Continuous
Scientific Improvement in
Method Safety Performance
+ and Productivity
Management
Commitment
Skilled and Technically
Knowledgeable Facilitator(s)
31. BUDAYA
Keseluruhan warisan sosial yang dapat dipandang sebagai hasil karya yang tersusun
menurut tata tertib teratur, biasanya terdiri dari pada kebendaan, kemahiran tehmik,
fikiran dan gagasan, kebiasaaan dan nilai-nilai tertentu, organisasi sosial tertentu, dsb.
Adakalanya dibedakan budaya materi (termasuk didalamnya : hal ikhwal alat, benda
dan teknologi) dengan budayanon materi (termasuk di dalamnya nilai-nilai, kabiasaan-
kebiasaan, organisasi soial dan lembaga-lembagaadat.
Ensiklopedi Umum, Yayasan Kanisius, 1977
32. BUDAYA K3
Adalah nilai-nilai yang ada pada diri pribadi dan senantiasa
mempengaruhi sikap mental serta
perilaku setiap orang dalam bekerja untuk
selalu perduli terhadap keselamatan dan
kesehatan diri pribadi, orang lain
dan lingkungannya
33. GERAKANNASIONAL BUDAYAK3
Gerakan nasional membudayakan K3 adalah upaya untuk
mengubah perilaku masyarakat perusahaan yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, pemahaman dan
penerapan nilai-nilai K3
di tempat kerja
36. CIRI-CIRI BERBUDAYA K3
• mempunyai keinginan kuat untuk selalu
melaksanakan K3
• mempunyai motivasi untuk selalu melaksanakan K3
• mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk
bekerja secara selamat dan sehat
• bertanggung jawab atas K3 di tempat kerjanya
• selalu perduli terhadap K3 di lingkungannya
37. SASARAN YANG INGIN DICAPAI
• Masyarakat umum
• Masyarakat industri
• Tenaga kerja sektor informal
38. • Dalam kegiatan perusahaan diupayakan K3 menjadi suatu budaya
dalam kegiatan perusahaan sehari-hari
• Untuk menjadikan sebagai budaya diperlukan suatu komitmen
yang kuat dan melekat baik di tingkat manajemen maupun di
tingkat pelaksana
• Peran pemerintah diperlukan sebagai fungsi pembinaan dan
pengawasan
39. • Penerapan peraturan pemerintah merupakan minimum
requirement
• Sistem keselamatan dan pencegahan kecelakaan harus menjadi
bagian integral dalam setiap program pembangunan dan menjadi
budaya di tengah masyarakat dalam setiap aspek kehidupan
40. K3 DIPANDANGSEMATA-MATA SBG SUATUPERATURAN
• Problem K3 tdk diantisipasi, reaksi baruterjadi bilaada kejadian
• Kejadian seringkali dikaitkan dgn kesalahan manusia yg tdk mengikuti aturan dan
prosedur yg ada
• Manusia dianggap sbg komponen sistem yg dinilai semata-mata dari kepatuhannya
terhadapaturansehinggaimbalan hanyalayak padamereka yang patuh
TAHAP I :
Management of Safety, Safety Culture and Self Assessment, Annick Carnino - 1999
41. • Peranan manajemen dipandang sbg pengawas yg mengarahkan manusia utk
mengikuti aturan
• Manajemenbersikap defensif bilamendapat kritik
• K3 dilihat sbg kegiatan yg membuang biaya karena melihat dlm kerangka short term
profit
• Unit kerja Struktural maupun Fungsional terlihat sangat otonom shg tdk terjadi
kerjasama dan pengambilan keputusan bersama krn fokus perhatian semata-mata
pd kepatuhanpada peraturan
Management of Safety, Safety Culture and Self Assessment, Annick Carnino - 1999
42. K3 MERUPAKANTUJUANDARI ORGANISASI
• Mulai memperhatikan K3 pada kegiatan sehari-hari tapi belum
mengembangkankonseppreventif yangantisipatif dan strategik
• Reaksi mencari kesalahan manusia mulai mengecil dan berupaya
mengendalikankesalahanmelaluipelatihan
• Peran manajemen dilihat sbg suatu upaya penerapan teknik-teknik
manajemen dan organisasi mulai membuka diri terhadap proses belajar dgn
melihat dan membandingkan organisasi lain
• Produktivitas, Biaya dan K3 masih dilihat secara terpisah dimana K3 masih
dianggap sbg program biaya tinggi dan tidak langsung berkaitan dengan
produktivitas
TAHAP II :
43. • Manajemen mendorong kerjasama dan komunikasi antara unit kerja
struktural maupun fungsional
• Fungsi manajemen senior sbg team dan mulai mengkoordinasikan
pengambilankeputusanantara unit struktural maupunfungsional
• Pengambilankeputusanmasihterfokus padamasalahfungsi dan biaya
• Memperkecil konflik yg mengganggu dgn mengembangkan kerja sama
kelompok
44. K3 MERUPAKANSUATUPERBAIKANYANGBERKELANJUTAN
• Antisipatif terhadap masalah yang mungkin terjadi dan berupaya memahami
penyebab masalah dan memperkecil penyebab serta mulai mengembangkan
upayapreventif yangstrategis
• Menyadari pentingnya kerjasama antar unit kerja struktural maupun fungsional
dan memperolehdukungan, penghargaan dan sumber daya manajemen.
• Setiap pengambilan keputusan didasari oleh pengetahuan bahwa aspek K3
mempunyai pengaruh terhadap kegiatan kerja kegiatan bisnis secara
keseluruhan
TAHAP III :
45. • Kesalahan yg terjadi dipandang sbg variabilitas dari proses kerja dan
dilaksanakan dengan pendekatan mencari fakta bukan mencari siapa yang
salahdlm rangkamemperbaiki proses
• K3 dianggap sebagai hal yangsaling terkait dengan produksi
• Pandangan bhw manajemen mempunyai peran mengembangkan manusia
untukmeningkatkan kinerjabisnis
• Kerjasama antar unit struktural dan fungsional sangat baik dan tidak tampak
ada tujuan yg berbeda dan dpt mengakibatkan konflik
46. • Management
Commitment
• Condition of
Employment
• Fear/Discipline
• Rules/Procedures
• Supervisor Control,
Emphasis, and Goals
• Value All People
• Training
• Personal Knowledge,
Commitment, and
Standards
• Internalization
• Personal Value
• Care for Self
• Practice, Habits
• Individual Recognition
• Help Others Conform
• Others’ Keeper
• Networking Contributor
• Care for Others
• Organizational Pride
Dependent Independent
Reactive
• Safety by Natural
Instinct
• Compliance is the
Goal
• Delegated to
Safety Manager
• Lack of
Management
Involvement
Interdependent
SMK3 MEMBANGUNBUDAYA K3
Engineering Control OSH- MS Behavioral
Safety
47. •pengelolaan
• komitmen
• kondisi
• pekerjaan
• Ketakutan / Disiplin
• Aturan / Prosedur
• Pengawas Control,?
Penekanan, dan Tujuan
• Nilai Semua Orang
• latihan
•
• Pengetahuan pribadi,
• Komitmen, dan
• standar
• internalisasi
• Nilai pribadi
• Peduli Diri
• Praktek, Kebiasaan
• Pengakuan individu
•
• Bantuan Lainnya Sesuai
• Penjaga Lainnya '
• jaringan Kontributor
• Perawatan untuk Orang
Lain
• Kebanggaan organisasi
Dependent Independent
Reactive
• Keselamatan oleh
Instinct Alam
• Kepatuhan adalah
Goal
• Didelegasikan
kepada Safety
Manager
• Kurangnya
Manajemen
Keterlibatan
Interdependent
SMK3 MEMBANGUNBUDAYA K3
Engineering Control OSH- MS Behavioral
Safety
48. • Manajemen K3 bukanlah INTELLECTUAL
EXERCISE untuk menjamin agar kita masih
memiliki pekerjaan
• IT IS A MATTER OF LIVE AND DEATH.
Alasan pokok pengelolaan Manajemen K3
adalah untuk melindungi nyawa manusia
49. • K3 merupakan kebutuhan bersama. ( Mutual Needs ).
Pekerja – Pengusaha/Manajemen – Pemegang Saham – Pemasok – Konsumen –
Pemerintah – Masyarakat.
• K3 merupakan Hak Asasi Manusia ( HAM ).
- Hak Eksistensial (Existencial Right ).
- Hak Sipil ( Civil Right ).
- Hak konstitusional ( Constitutional Right ).
• K3 merupakan Tantangan/Tuntutan Global.
* Efektivitas – Efisiensi – Produktivitas.
* Perlindungan dari resiko
• K3 merupakan kewajiban.
Di atur dalam peraturan perundang undangan.
• K3 merupakan naluri Kemanusiaan
50. Perubahan Paradigma Budaya K3
Attitude Behavior Culture
Sikap Perilaku Budaya
Paradigma doeloe Paradigma baru
K3 dimiliki oleh orang tertentu. K3 dimiliki oleh semua orang.
Pelatihan K3 dilaksanakan karena
tuntutan peraturan
K3 merupakan perubahan budaya.
Inspeksi K3. Audit manajemen K3.
Inspektur berperan sebagai polisi Inspektur berperan sebagai
penasihat perilaku/ proses.
K3 urusan petugas K3 K3 tanggung jawab pimpinan
puncak.
Mensupervisi. Pembina.
Untuk mencapai Zero injury rate
masih menunggu apabila ada
kesempatan
Kita yang menetapkan kapan saja
dapat mencapai Zero Injury rate
51. 51
Total Safety Culture
ENVIRONMENT
Equipment, Tools, Machines,
Housekeeping, Climate,
Management Systems
BEHAVIOR
Putting on PPE, Lifting properly, Following procedures,
Locking out power, Cleaning up spills,
Sweeping floors, Coaching peers
PERSON
Knowledge, Skills, Abilities,
Intelligence, Motives,
Attitude, Personality
SAFETY
CULTURE
52. 8 Prinsip
• Safety is an Ethical Responsibility
• Safety is a culture not a program
• Management is Responsible
• Employees must be trained to work safely
• Safety is a condition of Employment
• All injuries are preventable
• Safety program must be site spesific with
recurring audits of the workplace and prompt
corrective action
• Safety is Good Business
53. Keselamatan adalah Tanggung
Jawab Etis
Keselamatan adalah budaya bukan
program
Manajemen Bertanggung Jawab
Karyawan harus dilatih untuk
bekerja dengan aman
Keselamatan adalah kondisi Kerja
Semua kecelakaan dapat dicegah
Program keselamatan harus
spesifik dengan situs audit berulang
di tempat kerja dan tindakan
korektif yang cepat
Keselamatan adalah Bisnis Bagus
54. PENDEKATAN BUDAYA K3
• ASPEK PERSONIL
Personal Commitment
Perceived Risk
Job Induced Stress
Role Ambiguity
Competencies
Social Status
Safety Knowledge
Attribution of Blame
Commitment to Organization
Job Satisfaction
ASPEK PEKERJAAN
- Perilaku
- Absensi
- Nearmiss
55. PENDEKATAN BUDAYA K3
• ASPEK ORGANISASI
- Safety Management (SMK3)
- Management Commitment
- Management Actions
- Communications
- Allocation of Resources
- Emergency Preparedness
- Status of Safety Personnel Job
- Required Workplace
- Standard Operating Procedures
- Involvement in Decision Making
- Man-machine Interfacing
- Working Environment
- Working Patterns
- House Keeping
56. ASPEK ORGANISASI
- Manajemen Keselamatan Kerja
(SMK3)
-Komitmen Manajemen - Tindakan
Manajemen - Komunikasi - Alokasi
Sumber Daya - Kesiapan Darurat -
Status Keselamatan Personil Job -
Kerja Diperlukan - Prosedur
Operasi Standar - Keterlibatan
dalam Pengambilan Keputusan -?
Interfacing manusia-mesin -
Bekerja lingkungan -?
-Pola Kerja
- House Keeping