SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
OMNIBUS LAW
CIPTA LAPANGAN KERJA
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
TEROBOSAN
HUKUM
Dengan teknik Omnibus Law, sekitar 80
Undang-Undang dan lebih dari 1.200 pasal
bisa direvisi sekaligus hanya dengan satu
UU Cipta Kerja yang mengatur
multisektor.
DISEDERHANAKAN
MENJADI
11 KLASTER DALAM UU CIPTA KERJA
>1.200
P
a
s
a
l
174
Pasal
UU CIPTA KERJA
>
8
0
Undang-
undang
Penyederhanaan Perizinan
Persyaratan Investasi
Ketenagakerjaan
Pengadaan Lahan
Kemudahan Berusaha
Dukungan Riset dan Inovasi
Administrasi Pemerintahan
Pengenaan Sanksi
Kemudahan, Pemberdayaan, dan
Perlindungan UMKM
Investasi dan Proyek Pemerintah
Kawasan Ekonomi
SUMBER:
UU
CIPTA
KERJA
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
MENDORONG
INVESTASI
UU Cipta Kerja bermanfaat
untuk memperbaiki iklim
investasi dan mewujudkan
kepastian hukum
TUJUAN
MENGAPA
PERLU TEROBOSAN
OMNIBUS LAW
Memberi kemudahan berusaha
Mengatasi problem regulasi
yang tumpang tindih
Menyelaraskan kebijakan pusat-daerah
• Menaikkan kemudahan berusaha dari 		
peringkat 73 (2020) ke posisi 53 dunia
• Kebijakan horizontal & vertikal saling berbenturan
• Indeks regulasi Indonesia masih rendah
• Terdapat fenomena hyper regulation 		
(regulasi berlebihan)
• Kebijakan tidak efisien
• UU bersifat sektoral, sering tidak sinkron 			
& tidak ada kepastian hukum
Memangkas
pasal yang tidak
efektif
“50 tahun waktu yang
dibutuhkan jika merevisi UU
satu per satu. Melalui
Omnibus Law,
penyederhanaan
regulasi bisa
dipercepat.
”
Menghilangkan ego sektoral
Mempercepat transformasi ekonomi
Presiden Jokowi, dalam
acara Pertemuan Tahunan
Bank Indonesia 2019, di
Rafles Hotel, Jakarta,
Kamis malam (28/11/2019)
(setkab.go.id)
SUMBER: UU CIPTA KERJA
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
SUMBER: UU CIPTA KERJA
HARAPAN

Iklim investasi kondusif akan
menyerap lebih banyak pekerja

Pertumbuhan ekonomi meningkat,
pengangguran berkurang

Produktivitas pekerja meningkat
MENCIPTAKAN
LAPANGAN KERJA
UU Cipta Kerja akan menciptakan
lapangan kerja lebih banyak
dibandingkan hanya 2-2,5 juta
per tahun tanpa Omnibus Law
Visi Indonesia 2045
5besar ekonomi
terkuat dunia
Rp 27 juta PDB
per kapita per bulan
KEBIJAKAN STRATEGIS
CIPTA KERJA

Peningkatan ekosistem investasi 
kegiatan berusaha

Perlindungan  kesejahteraan pekerja

Kemudahan, pemberdayaan 
perlindungan UMKM

Peningkatan investasi pemerintah 
proyek strategis nasional
3 JUTA
lapangan kerja akan
tercipta setiap tahun
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
PENYEDERHANAAN
PERIZINAN
PENYEDERHANAAN
PERIZINAN BERUSAHA
Pasal-pasal terkait perizinan paling dominan
diintegrasikan dalam UU Cipta Kerja
SUMBER: UU CIPTA KERJA
PERIZINAN BERBASIS RISIKO
PERIZINAN SEKTOR
PERIZINAN DASAR
dari 52 UU yang mengatur perizinan
diintegrasikan sehingga terpadu, efisien,
dan efektif untuk mempermudah berusaha
Proses perizinan kegiatan usaha
diubah dari berbasis izin ke risiko
UU Cipta Kerja mengubah, menghapus
dan/atau menetapkan peraturan baru
Mengintegrasikan  menyederhanakan sejumlah
UU yang mengatur perizinan dasar
Pendaftaran dengan
nomor induk
bersama (NIB)
Memenuhi standar
profesi bersertifikat
Wajib memiliki izin
Izin Lokasi
4 UU
51 Pasal
Izin Bangunan
Gedung
2 UU
48 Pasal
Izin Lingkungan
2 UU
36 Pasal
700pasal
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
KEMUDAHAN
PERIZINAN DASAR
Menyederhanakan dan mengintegrasikan perizinan dasar
dari sejumlah Undang-Undang yang terkait dengan izin
lokasi, lingkungan dan bangunan gedung
PENYEDERHANAAN 3 PERIZINAN DASAR

Menggunakan peta digital
RDTR

Integrasi Rencana Tata
Ruang  Rencana Zonasi

Kebijakan Satu Peta untuk
atasi tumpang tindih lahan

Peninjauan RTRW guna
menjawab dinamika
pembangunan

Kawasan hutan
diintegrasikan dalam RTRW

Percepatan penetapan RDTR

Izin bangunan gedung
dipertahankan

Penerapan standar teknis
bangunan gedung

Bangunan tak berisiko tinggi
bisa mengacu prototipe

Bangunan berisiko tinggi
wajib disetujui pemerintah

Sertifikat laik fungsi
diterbitkan Manajemen
Konstruksi/Pengawas

Izin lingkungan
dipertahankan

Standar lingkungan untuk
kegiatan risiko menengah

AMDAL disusun profesi
bersertifikat

AMDAL untuk kegiatan
risiko tinggi

AMDAL dievaluasi
pemerintah/profesi
bersertifikat
PERIZINAN
BANGUNAN
GEDUNG
PERIZINAN
LINGKUNGAN
PERIZINAN
LOKASI
4 UU,
51 Pasal 2 UU,
36 Pasal
2 UU,
48 Pasal
SUMBER:
UU
CIPTA
KERJA
RDTR : Rencana Detail Tata Ruang | RTRW : Rencana Tata Ruang  Wilayah | AMDAL: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
647
Pasal
46
UU
KEMUDAHAN
PERIZINAN SEKTOR
CAKUPAN PERIZINAN SEKTOR YANG DISEDERHANAKAN
PERIZINAN SEKTOR
SUMBER: UU CIPTA KERJA
Menyederhanakan dan mengintegrasikan
perizinan sektor dari puluhan Undang-Undang
dan ratusan pasal yang terkait dengan banyak
sektor dan menimbulkan ego sektoral.
TERKAIT IZIN SEKTORAL
DISEDERHANAKAN
1 Proses perizinan berbasis risiko, bukan berbasis izin
2 Kegiatan risiko tinggi wajib berizin
3 Kegiatan risiko tinggi berdampak pada:
●KESEHATAN ●KESELAMATAN ●LINGKUNGAN ●PENGELOLAAN SDA
4 Kegiatan risiko menengah memakai standar
5 Kegiatan risiko rendah cukup mendaftar
6 Penilaian standar oleh profesi bersertifikat
7 Pemerintah mengawasi kegiatan berisiko tinggi
Pertanian
Pendidikan
Kesehatan Obat  Makanan
Kelautan  Perikanan
Energi  Sumber Daya Mineral
Transportasi
PUPR
Perdagangan
Pos, Telekomunikasi  Penyiaran
Pariwisata
Pertahanan  Keamanan
Kehutanan
Ketenaganukliran
Perindustrian
Keagamaan
6
5
5
4
4
4
4
3
3
2
2
1
1
1
1
69
48
43
38
87
152
85
49
12
9
8
12
9
11
15
JUMLAH
PASAL
JUMLAH UU
TOTAL 46 647
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
SUMBER: UU CIPTA KERJA
PENINGKATAN EKOSISTEM INVESTASI
(PER SEKTOR)
Kelautan dan
perikanan
ESDM Kawasan hutan
Pertanian
Tetap memberikan
ruang untuk
perlindungan produk
pertanian dalam negeri

Integrasi perizinan
usaha kapal
perikanan diatur
oleh KKP

Kemenhub
memberi dukungan
terkait kebangsaan
kapal dan grosse
akta kapal

Pemberian insentif hilirisasi batu bara

Materi sektor minerba  migas diatur
dalam UU revisi
Perumahan

Pembentukan Badan
Percepatan Penyelenggaraan
Perumahan
Pendidikan

Izin satuan pendidikan merujuk
sistem perizinan berusaha

Pendidikan asing bisa diterapkan
di KEK

Pelaksanaan DPCLS hanya oleh
pemerintah, tanpa DPR

Penyelesaian kebun rakyat 
korporasi yang belum berizin

Pelanggaran di kawasan hutan
setelah UU Cipta Kerja dikenakan
pidana
Penyiaran

Migrasi penyiaran
televisi telesterial
dan teknologi
analog ke digital
dalam 2 tahun
Pertahanan

Kepemilikan modal
industri alat utama
dimiliki BUMN dan/
atau badan usaha
lokal atas persetujuan
Menteri Pertahanan
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
PERSYARATAN
INVESTASI
DIPERMUDAH
SUMBER: UU CIPTA KERJA
PMA: PENANAMAN MODAL ASING
Dengan UU Cipta Kerja persyaratan
untuk berinvestasi menjadi lebih
sederhana
1. Menetapkan priority
list atas bidang
usaha yang didorong
untuk investasi.
Kriteria priority list
mencakup: teknologi
tinggi, investasi besar,
berbasis digital, dan
padat karya.
BIDANG USAHA
TERTUTUP
Disarankan atas kepentingan
nasional, asas kepatutan, dan
konvensi internasional
• Perjudian dan Kasino
• Penangkapan spesies ikan tertentu
• Budidaya dan produksi narkotika
golongan 1
• Pemanfaatan koral dari alam
• Industri pembuatan senjata kimia
• Industri pembuatan bahan perusak
lapisan ozon
2. Untuk kegiatan usaha
UMKM dapat bermitra
dengan modal asing
3. Status PMA hanya
dikaitkan dengan
batasan kepemilikan
asing
4. Ketentuan persyaratan
investasi dalam UU sektor
dihapus karena akan
diatur dalam Perpres
Daftar Prioritas Investasi
PERCEPATAN PROSES
IZIN BERUSAHA
Penyederhanaan
dan percepatan
proses
Penghapusan izin yang
mengganggu
• Percepatan proses paten
• Pelaksanaan paten wajib dapat
dilakukan melalui impor
Menjadi berbentuk
badan hukum
IMIGRASI
MEREK
IZIN BUMDes
PENDIRIAN PT
PATEN
• Visa kunjugan
prainvestasi dan
jaminan visa dapat
berupa deposit
• Perluasan cakupan
izin tinggal tetap
untuk rumah kedua
• Penghapusan ketentuan
modal awal
• Pendirian PT Perseorangan
untuk UMK
• Penyederhanaan proses
(berbasis digital) dan
pengurangan biaya
pendirian PT
SUMBER: UU CIPTA KERJA
UU Cipta Kerja membuat proses berusaha
menjadi lebih cepat dan mudah
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
SUMBER: UU CIPTA KERJA, MUI
PENGEMBANGAN
BISNIS HALAL
UU Cipta Kerja mendorong
pengembangan bisnis produk halal,
termasuk mempermudah akses bagi
usaha mikro dan kecil (UMK)
UPAYA MENJAMIN
KEMUDAHAN BISNIS
PRODUK HALAL
DUKUNGAN BAGI PELAKU UMK
PRODUK HALAL
KIAN BERKEMBANG
Jumlah Sertifikat Halal Pangan, Obat-
obatan, dan Kosmetik 2015–2019
MUI: MAJELIS ULAMA INDONESIA
BPJPH: BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL
Memperluas Lembaga
Pemeriksa Halal
Fatwa halal tetap
dikeluarkan oleh MUI
2015
2017
2016
2018
2019
Penyederhanaan dan
percepatan proses perizinan
Sertifikasi halal ditanggung
pemerintah
Sertifikat halal berdasarkan
pernyataan pelaku UMK
sesuai standar halal BPJPH
Mempercepat proses
penerbitan sertifikat
Bila MUI tidak
menerbitkan fatwa
halal dalam jangka
waktu yang ditetapkan,
BPJPH mempercepat
penetapan fatwa
Ormas Islam
Perguruan tinggi
negeri
18.000-
14.000-
12.000-
10.000-
8.000-
6.000-
4.000-
2.000-
0-
PERLINDUNGAN DAN JAMINAN BAGI PEKERJA
JENIS PEKERJAAN
PROGRAM JAMINAN
KEHILANGAN PEKERJAAN
UPAH MINIMUM (UM)
WAKTU KERJA
RENCANA PENGGUNAAN
TENAGA KERJA ASING
PESANGON
Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT)
• 
Jaminan kompensasi setelah
PKWT habis
• Hanya untuk pekerjaan tertentu
19 kali ditanggung
pemberi kerja
6 kali ditanggung
program JKP
Alih Daya
• 
Tetap diatur UU sesuai
putusan MK
• 
Pekerjaan yang dapat
dialihdayakan tidak dibatasi
• UM ditetapkan tingkat provinsi (UMP)
• UM kabupaten/kota ditetapkan bila memenuhi
syarat tertentu
• UM sektoral dihapus namun yang lebih tinggi
dari UM kabupaten/kota tidak diturunkan
• Kenaikan UM mengacu pertumbuhan ekonomi,
inflasi  koefisien produktivitas
Kemudahan hanya bagi TKA ahli
seperti maintenance (darurat), vokasi,
peneliti, serta investor dan buyer
• 
Pelaksanaan program melalui BPJS
Ketenagakerjaan
• 
Tidak mengurangi manfaat JKK, JKm, JHT, JP
• 
Tidak menambah beban iuran pekerja atau
pengusaha
• 
Penambahan untuk pekerjaan paruh waktu
lebih fleksibel
- 
Ekonomi digital paling lama 8 jam/hari dan
40 jam/minggu
• 
Pekerjaan khusus dapat melebihi 8 jam/
hari (migas, pertambangan, perkebunan,
pertanian, dan perikanan)
SUMBER: UU CIPTA KERJA
25
kali
UU Cipta Kerja bertujuan melindungi
dan meningkatkan peran pekerja dalam
mendukung investasi di Indonesia.
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
9
8
7
6
5
4
3
2
1
9 KEMUDAHAN BAGI UMK
Melalui UU Cipta Kerja, pemerintah memberi kemudahan berusaha,
pemberdayaan dan perlindungan kepada Usaha Mikro dan Kecil (UMK)
Pemerintah pusat  daerah bisa
memberi insentif  kemudahan
berusaha bagi usaha menengah
 besar yang bermitra dengan
UMK
Kemudahan Pembiayaan 
Insentif Fiskal
• Penyederhanaan administrasi
perpajakan
• Pengajuan izin usaha tanpa biaya
• Insentif pajak penghasilan
• Insentif kepabeanan bagi UMK
ekspor
Pemerintah
Prioritaskan
Penggunaan DAK bagi
pengembangan UMK
Bantuan dan
Perlindungan
hukum Produk UMK
diprioritaskan dalam
pengadaan jasa
pemerintah
• Minimal 40% untuk
produk UMK
Kemitraan UMK
Rest area, stasiun  terminal
(angkutan, pelabuhan,
bandara) untuk promosi
 penjualan produk UMK
dengan pola kemitraan
Kemudahan untuk
Koperasi
• Pembentukan koperasi
primer minimal 9 orang
• Rapat anggota tahunan
bisa diwakilkan
• Koperasi bisa usaha
syariah
Izin Tunggal bagi UMK
• Pemberian nomor induk
berusaha (NIB) melalui Perizinan
Berusaha secara elektronik
• NIB berlaku untuk semua
kegiatan usaha: izin usaha, izin
edar, standar nasional Indonesia
(SNI)  sertifikasi produk halal
Pengelolaan terpadu UMK
• Sinergi pemerintah pusat,
daerah  stakeholder
• Pendampingan berupa
dukungan manajemen, SDM,
anggaran  sarana-prasarana
• Pemberian fasilitas: lokasi,
sertifikasi, promosi, pemasaran
SUMBER: UU CIPTA KERJA
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
DUKUNGAN BUMN UNTUK
RISET DAN INOVASI
Dengan UU Cipta Kerja, pemerintah bisa menugaskan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk
mendukung riset dan inovasi di pusat dan daerah
Implikasi Revisi Undang-Undang BUMN
LANGKAH
PENGOPTIMALAN
RISET DAN INOVASI
Dua kebijakan utama
dalam RUU Cipta Kerja
1. Mendorong peningkatan
investasi
• memperbaiki
kemudahan berusaha
• meningkatkan 		
daya saing
• menciptakan
lapangan kerja
2. Mengembangkan
UMKM
• melalui dukungan riset
dan inovasi
Target Akhir
Tercipta lapangan kerja
seluas-luasnya
Dampak Antara
1. Investasi meningkat signifikan
2. Jumlah UMKM bertambah
3. UMKM berkembang dan punya
daya saing
Terbentuknya
kelembagaan riset dan
inovasi di daerah
Dukungan BUMN
untuk kepentingan
penelitian dan
inovasi
• Merevisi sebagian isi UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN
• UU No. 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
TIDAK MASUK dalam Omnibus Law karena tidak mendesak untuk diubah
Tersedianya
anggaran
khusus untuk
pembiayaan
inovasi produk
Sinergi riset dan
inovasi antara
BUMN dan
perguruan tinggi
SUMBER: UU CIPTA KERJA
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
REFORMASI PERPAJAKAN
MENARIK INVESTASI
Penghapusan PPh Dividen bagi
wajib pajak luar dan dalam negeri
Peran
Pemerintah
WNA yang menetap lebih dari
183 hari bukan subjek pajak
dalam negeri (SPDN)
WNI yang menetap
lebih dari 183 hari
di luar negeri menjadi
subjek pajak luar
negeri (SPLN)
Pemberhentian
penyidikan tindak
pidana ketika wajib
pajak sudah melunasi
utang pajak
Imbalan bunga
atas pengembalian
kelebihan
pembayaran pajak
SUMBER: UU CIPTA KERJA
Bertujuan meningkatkan daya tarik iklim
investasi dalam negeri
PPh Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan
PDRD
PPh: Pajak Penghasilan PDRD: Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Sanksi administrasi
atas koreksi
pembenaran atau
penyetoran pajak
Menetapkan
kebijakan fiskal
terkait PDRD,
termasuk
penetapan tarif
yang berlaku
secara nasional
Mengevaluasi
Perda PDRD
2
1 3
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
OPTIMALISASI
KAWASAN EKONOMI
KAWASAN EKONOMI
KHUSUS (KEK)
Badan usaha bisa
mengusulkan KEK
dengan syarat telah
menguasai lahan
sedikitnya 50 persen
Pemerintah daerah wajib
mendukung KEK
Administrator
berwenang
mengeluarkan
perizinan yang
berpegang pada
Norma, Standar,
Prosedur, dan Kriteria
(NSPK)
Badan Pengusahaan sebagai pengelola
KPBPB berwenang mengeluarkan perizinan
yang berpegang pada NSPK
Penambahan fasilitas
untuk impor barang
konsumsi di KEK
nonindustri
Kegiatan sektor
pendidikan dan
kesehatan bisa
dilakukan di KEK
Bertujuan memperluas peluang investasi dan
mendorong kegiatan lalu lintas perdagangan
internasional
15 KEK
TERSEBAR DI
INDONESIA
KAWASAN
PERDAGANGAN BEBAS
DAN PELABUHAN BEBAS (KPBPB)
Kelembagaan
KPBPB
SUMBER: UU CIPTA KERJA
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
PERCEPATAN
PENGADAAN TANAH
UU Cipta Kerja mempermudah pengadaan tanah
bagi pembangunan untuk kepentingan umum dan
investasi melalui pembentukan Bank Tanah.
ORGANISASI
BANK TANAH
2 3
1
• Kepentingan umum
• Kepentingan sosial
• Kepentingan pembangunan
• Pemerataan ekonomi
• Konsolidasi lahan
• Reformasi agraria
• Efisiensi pengelolaan tanah
• Mempermudah pengadaan
tanah untuk pembangunan
Pengadaan Lahan
Bank Tanah Jamin
6 Kepentingan
Alur Tugas
Bank Tanah
Tujuan Bank Tanah
• Diatur dalam Bab VIII
(pasal 122-147)
Pengumpulan Tanah
Pengelolaan
Pendistribusian
Reformasi Agraria
• Penerima : Rakyat
• Minimal 30% menjadi Tanah
Obyek Reformasi Agraria
(TORA)
Pemberian hak pengelolaan
(Hak Guna Usaha (HGU), Hak
Guna Bangunan (HGB) atau Hak
Pakai
• Penerima : Kementerian/
Lembaga dan investor
• Jangka waktu 90 tahun
2
3
1
Komite
• Ketua  anggota : para menteri ditunjuk Presiden
 kepala daerah
• Tugas : mengangkat dewan pengawas  badan
pelaksana
Dewan Pengawas
• Anggota : 7 orang (3 wakil pemerintah
 4 profesional pilihan DPR)
• Tugas: mengawasi badan pelaksana
Badan Pelaksana
• Kepala  Deputi
SUMBER: UU CIPTA KERJA
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
STANDARDISASI ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN
Standardisasi bertujuan untuk mengharmonisasikan
dan mensinkronisasikan berbagai regulasi
PERDA DAN
PERKADA
Menteri, kepala lembaga, atau
pemerintah daerah sebagai
pelaksana kewenangan Presiden
Ket:
NSPK : Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
Perda: Peraturan Daerah
Perkada: Peraturan Kepala Daerah
PP: Peraturan Pemerintah
SLA: Service Level Agreement
Penggunaan
diskresi harus
sesuai Asas-Asas
Pemerintahan
Umum yang Baik
(AUPB)
Keputusan
elektronik
diproses melalui
sistem elektronik
Kepala daerah dapat
menerbitkan obligasi atau
sukuk untuk infrastruktur
atau investasi penyediaan
pelayanan publik
Perizinan
• NSPK perizinan
berusaha berbentuk PP
• Penyederhanaan
perizinan secara
elektronik
• Permohonan perizinan
sah bila telah melewati
batas waktu SLA
• Pengawasan perizinan
dapat dilakukan profesi
ahli
SUMBER: UU CIPTA KERJA
• Ketentuan pembatalan
peraturan melalui PP
dicabut
• Pemerintah pusat
melakukan harmonisasi
dan sinkronisasi
peraturan
• Pemerintah daerah yang
tidak menyesuaikan
peraturan dikenakan
sanksi administratif
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
PENGENAAN SANKSI
PROPORSIONAL
Pemisahan sanksi
administratif dengan
sanksi pidana
PIDANA
PPNS
ADMINISTRATIF
Mengutamakan pendekatan
ultimum remedium
Untuk menghindari
tumpang tindih
kewenangan dengan
Kepolisian, pengaturan
Pejabat Penyidik
Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) dikeluarkan dari
UU Cipta Kerja
Memakai hukum pidana sebagai
jalan terakhir, kecuali untuk
pelanggaran yang berdampak negatif
bagi keselamatan, keamanan, dan
lingkungan
Diutamakan penyelesaian melalui
jalur kekeluargaan, negosiasi,
mediasi, perdata, atau
hukum administrasi
SUMBER: UU CIPTA KERJA
UU Cipta Kerja memberikan batasan yang jelas
antara sanksi pidana dengan administratif
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

More Related Content

Similar to Booklet-UU-Cipta-Kerja.pdf

Bahan sosialisasi standard bkpm final (perka no 5 2013)
Bahan sosialisasi standard bkpm final (perka no 5 2013)Bahan sosialisasi standard bkpm final (perka no 5 2013)
Bahan sosialisasi standard bkpm final (perka no 5 2013)
Konfiantza Faza
 
B ina bangda korupsi di sektor perijinan dan investasi new
B ina bangda korupsi di sektor perijinan dan investasi newB ina bangda korupsi di sektor perijinan dan investasi new
B ina bangda korupsi di sektor perijinan dan investasi new
Indonesia Anti Corruption Forum
 
Penerapan PP 22 dan turunannya_DLH Jabar 14042022.pptx
Penerapan PP 22 dan turunannya_DLH Jabar 14042022.pptxPenerapan PP 22 dan turunannya_DLH Jabar 14042022.pptx
Penerapan PP 22 dan turunannya_DLH Jabar 14042022.pptx
ssuser270ceb
 
mengenal Perizian Berusaha berbasis risiko
mengenal Perizian Berusaha berbasis risikomengenal Perizian Berusaha berbasis risiko
mengenal Perizian Berusaha berbasis risiko
KasumaYeni
 
46caf-bahan-bkpm-edy-junaedi_compressed.pdf
46caf-bahan-bkpm-edy-junaedi_compressed.pdf46caf-bahan-bkpm-edy-junaedi_compressed.pdf
46caf-bahan-bkpm-edy-junaedi_compressed.pdf
GiriSajati2
 
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoPeraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
ppbkab
 

Similar to Booklet-UU-Cipta-Kerja.pdf (20)

BAHAN SOSIALISASI PP 5 TAHUN 2021.pptx
BAHAN SOSIALISASI PP 5 TAHUN 2021.pptxBAHAN SOSIALISASI PP 5 TAHUN 2021.pptx
BAHAN SOSIALISASI PP 5 TAHUN 2021.pptx
 
PERIZINAN-BERUSAHA-PENBELOLA-PANGAN-NURI-_2_.pptx
PERIZINAN-BERUSAHA-PENBELOLA-PANGAN-NURI-_2_.pptxPERIZINAN-BERUSAHA-PENBELOLA-PANGAN-NURI-_2_.pptx
PERIZINAN-BERUSAHA-PENBELOLA-PANGAN-NURI-_2_.pptx
 
Bahan sosialisasi standard bkpm final (perka no 5 2013)
Bahan sosialisasi standard bkpm final (perka no 5 2013)Bahan sosialisasi standard bkpm final (perka no 5 2013)
Bahan sosialisasi standard bkpm final (perka no 5 2013)
 
1. Proses PL Kegiatan Industri Pengolahan Ikan.pdf
1. Proses PL Kegiatan Industri Pengolahan Ikan.pdf1. Proses PL Kegiatan Industri Pengolahan Ikan.pdf
1. Proses PL Kegiatan Industri Pengolahan Ikan.pdf
 
Substansi uu cipta kerja (7 oktober 2020)
Substansi uu cipta kerja (7 oktober 2020)Substansi uu cipta kerja (7 oktober 2020)
Substansi uu cipta kerja (7 oktober 2020)
 
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...
Implementasi Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pusat di BKPM bagi Sektor...
 
B ina bangda korupsi di sektor perijinan dan investasi new
B ina bangda korupsi di sektor perijinan dan investasi newB ina bangda korupsi di sektor perijinan dan investasi new
B ina bangda korupsi di sektor perijinan dan investasi new
 
Bahan Sosialisasi PP 24.18-Pertalindo.pdf
Bahan Sosialisasi PP 24.18-Pertalindo.pdfBahan Sosialisasi PP 24.18-Pertalindo.pdf
Bahan Sosialisasi PP 24.18-Pertalindo.pdf
 
Korupsi di sektor perijinan dan investasi new
Korupsi di sektor perijinan dan investasi newKorupsi di sektor perijinan dan investasi new
Korupsi di sektor perijinan dan investasi new
 
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdfPerpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
Perpu_Nomor_2_Tahun_2022.pdf
 
Penerapan PP 22 dan turunannya_DLH Jabar 14042022.pptx
Penerapan PP 22 dan turunannya_DLH Jabar 14042022.pptxPenerapan PP 22 dan turunannya_DLH Jabar 14042022.pptx
Penerapan PP 22 dan turunannya_DLH Jabar 14042022.pptx
 
Annex 2-1 Session 1-2 Prinsip 1 legalitas usaha
Annex 2-1 Session 1-2 Prinsip 1 legalitas usahaAnnex 2-1 Session 1-2 Prinsip 1 legalitas usaha
Annex 2-1 Session 1-2 Prinsip 1 legalitas usaha
 
Haki
HakiHaki
Haki
 
LEGALITAS UMKM (OSS).pptx
LEGALITAS UMKM (OSS).pptxLEGALITAS UMKM (OSS).pptx
LEGALITAS UMKM (OSS).pptx
 
mengenal Perizian Berusaha berbasis risiko
mengenal Perizian Berusaha berbasis risikomengenal Perizian Berusaha berbasis risiko
mengenal Perizian Berusaha berbasis risiko
 
46caf-bahan-bkpm-edy-junaedi_compressed.pdf
46caf-bahan-bkpm-edy-junaedi_compressed.pdf46caf-bahan-bkpm-edy-junaedi_compressed.pdf
46caf-bahan-bkpm-edy-junaedi_compressed.pdf
 
Poin-poin Omnibus Law bagi UMKM & Koperasi di Era Digital _ Materi Workshop
Poin-poin Omnibus Law bagi UMKM & Koperasi di Era Digital _ Materi WorkshopPoin-poin Omnibus Law bagi UMKM & Koperasi di Era Digital _ Materi Workshop
Poin-poin Omnibus Law bagi UMKM & Koperasi di Era Digital _ Materi Workshop
 
Bahan sosialisasi oss pemda
Bahan sosialisasi oss pemda Bahan sosialisasi oss pemda
Bahan sosialisasi oss pemda
 
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoPeraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
 
Legalitas Usaha
Legalitas Usaha Legalitas Usaha
Legalitas Usaha
 

Recently uploaded

Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
AlMaliki1
 

Recently uploaded (10)

HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 

Booklet-UU-Cipta-Kerja.pdf

  • 1. OMNIBUS LAW CIPTA LAPANGAN KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 2. TEROBOSAN HUKUM Dengan teknik Omnibus Law, sekitar 80 Undang-Undang dan lebih dari 1.200 pasal bisa direvisi sekaligus hanya dengan satu UU Cipta Kerja yang mengatur multisektor. DISEDERHANAKAN MENJADI 11 KLASTER DALAM UU CIPTA KERJA >1.200 P a s a l 174 Pasal UU CIPTA KERJA > 8 0 Undang- undang Penyederhanaan Perizinan Persyaratan Investasi Ketenagakerjaan Pengadaan Lahan Kemudahan Berusaha Dukungan Riset dan Inovasi Administrasi Pemerintahan Pengenaan Sanksi Kemudahan, Pemberdayaan, dan Perlindungan UMKM Investasi dan Proyek Pemerintah Kawasan Ekonomi SUMBER: UU CIPTA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 3. MENDORONG INVESTASI UU Cipta Kerja bermanfaat untuk memperbaiki iklim investasi dan mewujudkan kepastian hukum TUJUAN MENGAPA PERLU TEROBOSAN OMNIBUS LAW Memberi kemudahan berusaha Mengatasi problem regulasi yang tumpang tindih Menyelaraskan kebijakan pusat-daerah • Menaikkan kemudahan berusaha dari peringkat 73 (2020) ke posisi 53 dunia • Kebijakan horizontal & vertikal saling berbenturan • Indeks regulasi Indonesia masih rendah • Terdapat fenomena hyper regulation (regulasi berlebihan) • Kebijakan tidak efisien • UU bersifat sektoral, sering tidak sinkron & tidak ada kepastian hukum Memangkas pasal yang tidak efektif “50 tahun waktu yang dibutuhkan jika merevisi UU satu per satu. Melalui Omnibus Law, penyederhanaan regulasi bisa dipercepat. ” Menghilangkan ego sektoral Mempercepat transformasi ekonomi Presiden Jokowi, dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019, di Rafles Hotel, Jakarta, Kamis malam (28/11/2019) (setkab.go.id) SUMBER: UU CIPTA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 4. SUMBER: UU CIPTA KERJA HARAPAN Iklim investasi kondusif akan menyerap lebih banyak pekerja Pertumbuhan ekonomi meningkat, pengangguran berkurang Produktivitas pekerja meningkat MENCIPTAKAN LAPANGAN KERJA UU Cipta Kerja akan menciptakan lapangan kerja lebih banyak dibandingkan hanya 2-2,5 juta per tahun tanpa Omnibus Law Visi Indonesia 2045 5besar ekonomi terkuat dunia Rp 27 juta PDB per kapita per bulan KEBIJAKAN STRATEGIS CIPTA KERJA Peningkatan ekosistem investasi kegiatan berusaha Perlindungan kesejahteraan pekerja Kemudahan, pemberdayaan perlindungan UMKM Peningkatan investasi pemerintah proyek strategis nasional 3 JUTA lapangan kerja akan tercipta setiap tahun KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 5. PENYEDERHANAAN PERIZINAN PENYEDERHANAAN PERIZINAN BERUSAHA Pasal-pasal terkait perizinan paling dominan diintegrasikan dalam UU Cipta Kerja SUMBER: UU CIPTA KERJA PERIZINAN BERBASIS RISIKO PERIZINAN SEKTOR PERIZINAN DASAR dari 52 UU yang mengatur perizinan diintegrasikan sehingga terpadu, efisien, dan efektif untuk mempermudah berusaha Proses perizinan kegiatan usaha diubah dari berbasis izin ke risiko UU Cipta Kerja mengubah, menghapus dan/atau menetapkan peraturan baru Mengintegrasikan menyederhanakan sejumlah UU yang mengatur perizinan dasar Pendaftaran dengan nomor induk bersama (NIB) Memenuhi standar profesi bersertifikat Wajib memiliki izin Izin Lokasi 4 UU 51 Pasal Izin Bangunan Gedung 2 UU 48 Pasal Izin Lingkungan 2 UU 36 Pasal 700pasal KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 6. KEMUDAHAN PERIZINAN DASAR Menyederhanakan dan mengintegrasikan perizinan dasar dari sejumlah Undang-Undang yang terkait dengan izin lokasi, lingkungan dan bangunan gedung PENYEDERHANAAN 3 PERIZINAN DASAR Menggunakan peta digital RDTR Integrasi Rencana Tata Ruang Rencana Zonasi Kebijakan Satu Peta untuk atasi tumpang tindih lahan Peninjauan RTRW guna menjawab dinamika pembangunan Kawasan hutan diintegrasikan dalam RTRW Percepatan penetapan RDTR Izin bangunan gedung dipertahankan Penerapan standar teknis bangunan gedung Bangunan tak berisiko tinggi bisa mengacu prototipe Bangunan berisiko tinggi wajib disetujui pemerintah Sertifikat laik fungsi diterbitkan Manajemen Konstruksi/Pengawas Izin lingkungan dipertahankan Standar lingkungan untuk kegiatan risiko menengah AMDAL disusun profesi bersertifikat AMDAL untuk kegiatan risiko tinggi AMDAL dievaluasi pemerintah/profesi bersertifikat PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG PERIZINAN LINGKUNGAN PERIZINAN LOKASI 4 UU, 51 Pasal 2 UU, 36 Pasal 2 UU, 48 Pasal SUMBER: UU CIPTA KERJA RDTR : Rencana Detail Tata Ruang | RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah | AMDAL: Analisis Mengenai Dampak Lingkungan KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 7. 647 Pasal 46 UU KEMUDAHAN PERIZINAN SEKTOR CAKUPAN PERIZINAN SEKTOR YANG DISEDERHANAKAN PERIZINAN SEKTOR SUMBER: UU CIPTA KERJA Menyederhanakan dan mengintegrasikan perizinan sektor dari puluhan Undang-Undang dan ratusan pasal yang terkait dengan banyak sektor dan menimbulkan ego sektoral. TERKAIT IZIN SEKTORAL DISEDERHANAKAN 1 Proses perizinan berbasis risiko, bukan berbasis izin 2 Kegiatan risiko tinggi wajib berizin 3 Kegiatan risiko tinggi berdampak pada: ●KESEHATAN ●KESELAMATAN ●LINGKUNGAN ●PENGELOLAAN SDA 4 Kegiatan risiko menengah memakai standar 5 Kegiatan risiko rendah cukup mendaftar 6 Penilaian standar oleh profesi bersertifikat 7 Pemerintah mengawasi kegiatan berisiko tinggi Pertanian Pendidikan Kesehatan Obat Makanan Kelautan Perikanan Energi Sumber Daya Mineral Transportasi PUPR Perdagangan Pos, Telekomunikasi Penyiaran Pariwisata Pertahanan Keamanan Kehutanan Ketenaganukliran Perindustrian Keagamaan 6 5 5 4 4 4 4 3 3 2 2 1 1 1 1 69 48 43 38 87 152 85 49 12 9 8 12 9 11 15 JUMLAH PASAL JUMLAH UU TOTAL 46 647 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 8. SUMBER: UU CIPTA KERJA PENINGKATAN EKOSISTEM INVESTASI (PER SEKTOR) Kelautan dan perikanan ESDM Kawasan hutan Pertanian Tetap memberikan ruang untuk perlindungan produk pertanian dalam negeri Integrasi perizinan usaha kapal perikanan diatur oleh KKP Kemenhub memberi dukungan terkait kebangsaan kapal dan grosse akta kapal Pemberian insentif hilirisasi batu bara Materi sektor minerba migas diatur dalam UU revisi Perumahan Pembentukan Badan Percepatan Penyelenggaraan Perumahan Pendidikan Izin satuan pendidikan merujuk sistem perizinan berusaha Pendidikan asing bisa diterapkan di KEK Pelaksanaan DPCLS hanya oleh pemerintah, tanpa DPR Penyelesaian kebun rakyat korporasi yang belum berizin Pelanggaran di kawasan hutan setelah UU Cipta Kerja dikenakan pidana Penyiaran Migrasi penyiaran televisi telesterial dan teknologi analog ke digital dalam 2 tahun Pertahanan Kepemilikan modal industri alat utama dimiliki BUMN dan/ atau badan usaha lokal atas persetujuan Menteri Pertahanan KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 9. KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA PERSYARATAN INVESTASI DIPERMUDAH SUMBER: UU CIPTA KERJA PMA: PENANAMAN MODAL ASING Dengan UU Cipta Kerja persyaratan untuk berinvestasi menjadi lebih sederhana 1. Menetapkan priority list atas bidang usaha yang didorong untuk investasi. Kriteria priority list mencakup: teknologi tinggi, investasi besar, berbasis digital, dan padat karya. BIDANG USAHA TERTUTUP Disarankan atas kepentingan nasional, asas kepatutan, dan konvensi internasional • Perjudian dan Kasino • Penangkapan spesies ikan tertentu • Budidaya dan produksi narkotika golongan 1 • Pemanfaatan koral dari alam • Industri pembuatan senjata kimia • Industri pembuatan bahan perusak lapisan ozon 2. Untuk kegiatan usaha UMKM dapat bermitra dengan modal asing 3. Status PMA hanya dikaitkan dengan batasan kepemilikan asing 4. Ketentuan persyaratan investasi dalam UU sektor dihapus karena akan diatur dalam Perpres Daftar Prioritas Investasi
  • 10. PERCEPATAN PROSES IZIN BERUSAHA Penyederhanaan dan percepatan proses Penghapusan izin yang mengganggu • Percepatan proses paten • Pelaksanaan paten wajib dapat dilakukan melalui impor Menjadi berbentuk badan hukum IMIGRASI MEREK IZIN BUMDes PENDIRIAN PT PATEN • Visa kunjugan prainvestasi dan jaminan visa dapat berupa deposit • Perluasan cakupan izin tinggal tetap untuk rumah kedua • Penghapusan ketentuan modal awal • Pendirian PT Perseorangan untuk UMK • Penyederhanaan proses (berbasis digital) dan pengurangan biaya pendirian PT SUMBER: UU CIPTA KERJA UU Cipta Kerja membuat proses berusaha menjadi lebih cepat dan mudah KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 11. KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SUMBER: UU CIPTA KERJA, MUI PENGEMBANGAN BISNIS HALAL UU Cipta Kerja mendorong pengembangan bisnis produk halal, termasuk mempermudah akses bagi usaha mikro dan kecil (UMK) UPAYA MENJAMIN KEMUDAHAN BISNIS PRODUK HALAL DUKUNGAN BAGI PELAKU UMK PRODUK HALAL KIAN BERKEMBANG Jumlah Sertifikat Halal Pangan, Obat- obatan, dan Kosmetik 2015–2019 MUI: MAJELIS ULAMA INDONESIA BPJPH: BADAN PENYELENGGARA JAMINAN PRODUK HALAL Memperluas Lembaga Pemeriksa Halal Fatwa halal tetap dikeluarkan oleh MUI 2015 2017 2016 2018 2019 Penyederhanaan dan percepatan proses perizinan Sertifikasi halal ditanggung pemerintah Sertifikat halal berdasarkan pernyataan pelaku UMK sesuai standar halal BPJPH Mempercepat proses penerbitan sertifikat Bila MUI tidak menerbitkan fatwa halal dalam jangka waktu yang ditetapkan, BPJPH mempercepat penetapan fatwa Ormas Islam Perguruan tinggi negeri 18.000- 14.000- 12.000- 10.000- 8.000- 6.000- 4.000- 2.000- 0-
  • 12. PERLINDUNGAN DAN JAMINAN BAGI PEKERJA JENIS PEKERJAAN PROGRAM JAMINAN KEHILANGAN PEKERJAAN UPAH MINIMUM (UM) WAKTU KERJA RENCANA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING PESANGON Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) • Jaminan kompensasi setelah PKWT habis • Hanya untuk pekerjaan tertentu 19 kali ditanggung pemberi kerja 6 kali ditanggung program JKP Alih Daya • Tetap diatur UU sesuai putusan MK • Pekerjaan yang dapat dialihdayakan tidak dibatasi • UM ditetapkan tingkat provinsi (UMP) • UM kabupaten/kota ditetapkan bila memenuhi syarat tertentu • UM sektoral dihapus namun yang lebih tinggi dari UM kabupaten/kota tidak diturunkan • Kenaikan UM mengacu pertumbuhan ekonomi, inflasi koefisien produktivitas Kemudahan hanya bagi TKA ahli seperti maintenance (darurat), vokasi, peneliti, serta investor dan buyer • Pelaksanaan program melalui BPJS Ketenagakerjaan • Tidak mengurangi manfaat JKK, JKm, JHT, JP • Tidak menambah beban iuran pekerja atau pengusaha • Penambahan untuk pekerjaan paruh waktu lebih fleksibel - Ekonomi digital paling lama 8 jam/hari dan 40 jam/minggu • Pekerjaan khusus dapat melebihi 8 jam/ hari (migas, pertambangan, perkebunan, pertanian, dan perikanan) SUMBER: UU CIPTA KERJA 25 kali UU Cipta Kerja bertujuan melindungi dan meningkatkan peran pekerja dalam mendukung investasi di Indonesia. KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 13. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 9 KEMUDAHAN BAGI UMK Melalui UU Cipta Kerja, pemerintah memberi kemudahan berusaha, pemberdayaan dan perlindungan kepada Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Pemerintah pusat daerah bisa memberi insentif kemudahan berusaha bagi usaha menengah besar yang bermitra dengan UMK Kemudahan Pembiayaan Insentif Fiskal • Penyederhanaan administrasi perpajakan • Pengajuan izin usaha tanpa biaya • Insentif pajak penghasilan • Insentif kepabeanan bagi UMK ekspor Pemerintah Prioritaskan Penggunaan DAK bagi pengembangan UMK Bantuan dan Perlindungan hukum Produk UMK diprioritaskan dalam pengadaan jasa pemerintah • Minimal 40% untuk produk UMK Kemitraan UMK Rest area, stasiun terminal (angkutan, pelabuhan, bandara) untuk promosi penjualan produk UMK dengan pola kemitraan Kemudahan untuk Koperasi • Pembentukan koperasi primer minimal 9 orang • Rapat anggota tahunan bisa diwakilkan • Koperasi bisa usaha syariah Izin Tunggal bagi UMK • Pemberian nomor induk berusaha (NIB) melalui Perizinan Berusaha secara elektronik • NIB berlaku untuk semua kegiatan usaha: izin usaha, izin edar, standar nasional Indonesia (SNI) sertifikasi produk halal Pengelolaan terpadu UMK • Sinergi pemerintah pusat, daerah stakeholder • Pendampingan berupa dukungan manajemen, SDM, anggaran sarana-prasarana • Pemberian fasilitas: lokasi, sertifikasi, promosi, pemasaran SUMBER: UU CIPTA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 14. DUKUNGAN BUMN UNTUK RISET DAN INOVASI Dengan UU Cipta Kerja, pemerintah bisa menugaskan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendukung riset dan inovasi di pusat dan daerah Implikasi Revisi Undang-Undang BUMN LANGKAH PENGOPTIMALAN RISET DAN INOVASI Dua kebijakan utama dalam RUU Cipta Kerja 1. Mendorong peningkatan investasi • memperbaiki kemudahan berusaha • meningkatkan daya saing • menciptakan lapangan kerja 2. Mengembangkan UMKM • melalui dukungan riset dan inovasi Target Akhir Tercipta lapangan kerja seluas-luasnya Dampak Antara 1. Investasi meningkat signifikan 2. Jumlah UMKM bertambah 3. UMKM berkembang dan punya daya saing Terbentuknya kelembagaan riset dan inovasi di daerah Dukungan BUMN untuk kepentingan penelitian dan inovasi • Merevisi sebagian isi UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN • UU No. 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi TIDAK MASUK dalam Omnibus Law karena tidak mendesak untuk diubah Tersedianya anggaran khusus untuk pembiayaan inovasi produk Sinergi riset dan inovasi antara BUMN dan perguruan tinggi SUMBER: UU CIPTA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 15. REFORMASI PERPAJAKAN MENARIK INVESTASI Penghapusan PPh Dividen bagi wajib pajak luar dan dalam negeri Peran Pemerintah WNA yang menetap lebih dari 183 hari bukan subjek pajak dalam negeri (SPDN) WNI yang menetap lebih dari 183 hari di luar negeri menjadi subjek pajak luar negeri (SPLN) Pemberhentian penyidikan tindak pidana ketika wajib pajak sudah melunasi utang pajak Imbalan bunga atas pengembalian kelebihan pembayaran pajak SUMBER: UU CIPTA KERJA Bertujuan meningkatkan daya tarik iklim investasi dalam negeri PPh Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan PDRD PPh: Pajak Penghasilan PDRD: Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Sanksi administrasi atas koreksi pembenaran atau penyetoran pajak Menetapkan kebijakan fiskal terkait PDRD, termasuk penetapan tarif yang berlaku secara nasional Mengevaluasi Perda PDRD 2 1 3 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 16. OPTIMALISASI KAWASAN EKONOMI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) Badan usaha bisa mengusulkan KEK dengan syarat telah menguasai lahan sedikitnya 50 persen Pemerintah daerah wajib mendukung KEK Administrator berwenang mengeluarkan perizinan yang berpegang pada Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) Badan Pengusahaan sebagai pengelola KPBPB berwenang mengeluarkan perizinan yang berpegang pada NSPK Penambahan fasilitas untuk impor barang konsumsi di KEK nonindustri Kegiatan sektor pendidikan dan kesehatan bisa dilakukan di KEK Bertujuan memperluas peluang investasi dan mendorong kegiatan lalu lintas perdagangan internasional 15 KEK TERSEBAR DI INDONESIA KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS (KPBPB) Kelembagaan KPBPB SUMBER: UU CIPTA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 17. PERCEPATAN PENGADAAN TANAH UU Cipta Kerja mempermudah pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dan investasi melalui pembentukan Bank Tanah. ORGANISASI BANK TANAH 2 3 1 • Kepentingan umum • Kepentingan sosial • Kepentingan pembangunan • Pemerataan ekonomi • Konsolidasi lahan • Reformasi agraria • Efisiensi pengelolaan tanah • Mempermudah pengadaan tanah untuk pembangunan Pengadaan Lahan Bank Tanah Jamin 6 Kepentingan Alur Tugas Bank Tanah Tujuan Bank Tanah • Diatur dalam Bab VIII (pasal 122-147) Pengumpulan Tanah Pengelolaan Pendistribusian Reformasi Agraria • Penerima : Rakyat • Minimal 30% menjadi Tanah Obyek Reformasi Agraria (TORA) Pemberian hak pengelolaan (Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB) atau Hak Pakai • Penerima : Kementerian/ Lembaga dan investor • Jangka waktu 90 tahun 2 3 1 Komite • Ketua anggota : para menteri ditunjuk Presiden kepala daerah • Tugas : mengangkat dewan pengawas badan pelaksana Dewan Pengawas • Anggota : 7 orang (3 wakil pemerintah 4 profesional pilihan DPR) • Tugas: mengawasi badan pelaksana Badan Pelaksana • Kepala Deputi SUMBER: UU CIPTA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 18. STANDARDISASI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN Standardisasi bertujuan untuk mengharmonisasikan dan mensinkronisasikan berbagai regulasi PERDA DAN PERKADA Menteri, kepala lembaga, atau pemerintah daerah sebagai pelaksana kewenangan Presiden Ket: NSPK : Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Perda: Peraturan Daerah Perkada: Peraturan Kepala Daerah PP: Peraturan Pemerintah SLA: Service Level Agreement Penggunaan diskresi harus sesuai Asas-Asas Pemerintahan Umum yang Baik (AUPB) Keputusan elektronik diproses melalui sistem elektronik Kepala daerah dapat menerbitkan obligasi atau sukuk untuk infrastruktur atau investasi penyediaan pelayanan publik Perizinan • NSPK perizinan berusaha berbentuk PP • Penyederhanaan perizinan secara elektronik • Permohonan perizinan sah bila telah melewati batas waktu SLA • Pengawasan perizinan dapat dilakukan profesi ahli SUMBER: UU CIPTA KERJA • Ketentuan pembatalan peraturan melalui PP dicabut • Pemerintah pusat melakukan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan • Pemerintah daerah yang tidak menyesuaikan peraturan dikenakan sanksi administratif KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
  • 19. PENGENAAN SANKSI PROPORSIONAL Pemisahan sanksi administratif dengan sanksi pidana PIDANA PPNS ADMINISTRATIF Mengutamakan pendekatan ultimum remedium Untuk menghindari tumpang tindih kewenangan dengan Kepolisian, pengaturan Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dikeluarkan dari UU Cipta Kerja Memakai hukum pidana sebagai jalan terakhir, kecuali untuk pelanggaran yang berdampak negatif bagi keselamatan, keamanan, dan lingkungan Diutamakan penyelesaian melalui jalur kekeluargaan, negosiasi, mediasi, perdata, atau hukum administrasi SUMBER: UU CIPTA KERJA UU Cipta Kerja memberikan batasan yang jelas antara sanksi pidana dengan administratif KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA