Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap pedagang kaki lima di Indonesia, khususnya strategi yang dilakukan oleh seorang pedagang bernama Pak Agus untuk mempertahankan bisnisnya.
2. Pak Agus melakukan berbagai strategi seperti mengurangi pengeluaran untuk tetap bertahan di tengah penurunan pendapatan akibat pandemi.
3. Pandemi berdamp
1. DAMPAK COVID-19 TERHADAP PEDAGANG
KAKILIMA
Satria Wira Yudha¹, Ridhan Pranaya², Muhammad
Haykal³
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo
(Beragama) Jl. Hang Lekir I No. 8, Gelora, Jakarta Pusat,
Indonesia
*Email Koresondasi : satriawirayudha01@gmail.com
ABSTRAK - Dampak Covid-19 terhadap pedagang kaki lima, hal ini sangat
membawa pengaruh terhadap kelangsungan hidup masyakarat di Indonesia, terutama
dibidang ekonomi. Indonesia dibidang ekonomi terus mengalami kekrisisan dan
kemerosotan pendapatan secara signifikan, hal ini terjadi terhitung sejak awal tahun
2020. Pandemi Covid-19 ini membawa dampak kepada seluruh lapisan golongan
masyakarat tanpa terkecuali. Masyarakat rendah maupun golongan atas semua terkena
dampak dari pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, pemerintah, baik di tingkat pusat
maupun daerah, mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menanggulangi penyebaran
COVID-19 serta kebijakan-kebijakan yang bersifat penanggulangan dampak sosial
dan ekonomi akibat pandemi ini. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui bagaimana
dampak dari kelompok pedagang kaki lima untuk mempertahankan usaha mereka agar
mereka tetap bisa bertahan hidup dengan mengandalkan apa yang bisa mereka
pertahankan di situasi saat ini. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif dan jenis penelitiannya yaitu studi kasus sedangkan pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Uji keabsahan data dilakukan
dengan triangulasi, untuk selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam dengan
menggunakan analisis data model interaktif dan disajikan secara deskriptif
Kata Kunci : COVID, MASYARAKAT, PEDAGANG, EKONOMI
2. PENDAHULUAN
Pada awal 2020, dunia mengalami bencana kemanusiaan yang disebut dengan
pandemi Covid-19 terkhusus di negara Indonesia. Hal ini sangat membawa pengaruh
terhadap kelangsungan hidup masyakarat di Indonesia, terutama dibidang ekonomi.
Indonesia dibidangekonomi terus mengalami kekrisisan dan kemerosotan pendapatan
secara signifikan, hal ini terjadi terhitung sejak awal tahun 2020. Pandemi Covid-19 ini
membawa dampak kepada seluruh lapisan golongan masyakarat tanpa terkecuali.
Masyarakat rendah maupun golongan atas semua terkena dampak dari pandemi Covid-
19.
Ketika hambatan pendapatan menghambat kegiatan ekonomi, masyarakat
kesulitan memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan. Pada akhirnya itu
menempatkan mereka pada garis kemiskinan. Tentu saja, masyarakat harus bekerja
untuk keluar dari lingkaran setankemiskinan. Secara sosiologis, pedagang kaki lima
merupakan pekerjaan alternatif yang bisa dilakukan siapa saja untuk mengatasi
pengangguran. Pedagang kaki lima (PKL) bekerja disektor informal, berasal dari
masyarakat berpenghasilan rendah, biasanya berdagang di trotoardan alun-alun di lokasi
tidak permanen, dan banyak ditemukan di perkotaan (Jamaludin, 2017).
Menurut Widodo (Jamaludin, 2017: 274) Menjadi PKL (Pedagang Kaki Lima)
bukanlahpekerjaan yang layak karena penghasilannya tidak terlalu tinggi. Apalagi
kehadiran mereka membawa dampak positif dan negatif bagi lingkungan perkotaan. Di
masa pandemi COVID- 19, dengan pemerintah memberlakukan Arahan Pemberantasan
Masyarakat Massal (PSBB) dan mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah, pengecer
harus punya strategi untukbertahanhidup. Pembeli akan terhalang untuk keluar rumah
dan hal ini akan berdampak pada penurunanpendapatan PKL (Pedagang Kaki Lima).
Bahkan sebelum COVID-19, keberadaan PKL (Pedagang Kaki Lima) terancam.
MenurutWidodo (Jamaludin, 2017: 274), mereka beroperasi dalam keadaan sulit karena
bisnis mereka dapat diambil alih dan dihentikan oleh pihak berwenang setiap saat. Hal ini
terjadi karena masyarakat melihat keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di tengah kota
sebagai kawasan kumuh, kotor dan tidak asri. Mewujudkan kota yang memenuhi harapan
masyarakat, yaitu kotayang bersih, indah dan tertib.
Dalam konteks darurat COVID-19, kita perlu mengatasi tidak hanya bagaimana
3. menahanpenyebaran penyakit dan virus, tetapi juga persoalan tentang pemerosotan
ekonomi yang semakin menurun. Adanya kebijakan PSBB telah mengganggu aktivitas
ekonomi masyarakat dan menurunkan daya beli masyarakat. Selain itu, virus terus
menyebar, dan gaya konsumsi masyarakat berubah menjadi online. Dampak pada
kelompok pedagang yang lebih kecil, seperti pedagang kaki lima, semakin tersingkir.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap strategi bertahan
hidup bagi kelompok pedagang kaki lima untuk mengandalkan apa yang dapat mereka
pertahankan untuk bertahan dalam bisnis dan bertahan.(Khusmiyati et al. 2021).
Usaha tersebut dilakukan di tempat yang dianggap strategis dalam lingkungan
yang informal. Ruas jalan untuk pejalan kaki banyak dimanfaatkan oleh pedagang kaki
lima untuk berjualan. Istilah pedangang kaki lima disebut demikian karena jumlah kaki
pedagang ada lima.Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang ditambah tiga ‘kaki’
gerobak. Pedagang Kaki Lima menjadi sumber penghasilan bagi mereka yang
berpendidikan rendah serta keterampilanyang terbatas. (Khusmiyati et al. 2021).
Untuk tetap bertahan di masa pandemi Covid-19 para pedagang harus memiliki
strategi. Strategi merupakan pelaksanaan yang implementasinya didasari atas
kemampuan memahami situasi, perasaan, dan pengalaman. Langkah-langkah strategi
selalu berkaitan dengan data danfakta yang ada, serta disusun secara bertahap dengan
memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Strategi dilakukan guna
mempertahankan keberlanjutan usahanya agar tetap berjalan dalam segala kondisi.
Keberlanjutan usaha adalah sebuah kondisi disaat merekayang memiliki usaha mampu
mencukupi dana untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Kata
“berkelanjutan” memiliki arti suatu proses atau tindakan berkelanjutan dalam jangka
waktu tertentu, serta proses yang berlangsung atau berjalan. Berdasarkan definisi
tersebut dalam konteks bisnis yang berkelanjutan dapat dikatakan melibatkan proses
pemeliharaan dan tindakan dari waktu ke waktu. Keberlanjutan usaha mengacu pada
pelaku usaha yang dapat mencapai tujuan dan menambah nilai dalam usahanya.
(Khusmiyati et al. 2021).
Penyebaran virus corona yang semakin meluas berdampak pada beberapa sektor
di Indonesia, termasuk sektor ekonomi. Salah satu pelaku usaha dalam bidang ekonomi
adalah Pedagang Kaki Lima (PKL). Pedagang Kaki Lima (PKL) menjadi tempat
transaksi jual beli berbagai kebutuhan sehari-hari yang ikut merasakan dampak pandemi
4. ini. Tak terkecuali jugawarung Pak Agus yang memang merupakan warung terdekat bagi
mahasiswa dan mahasiswi kampus Moestopo karena lokasinya yang strategis. Adanya
pandemi ini membuat peneliti melakukan tindakan yang bertujuan untuk
mendeskripsikan dampak pandemi Covid-19 terhadap pendapatan Pak Agus di
warungnya penelitian ini mendeskripsikan dampak Covid- 19 terhadap pendapatan
warung Pak Agus. Pak Agus selalu mengeluh tentang costumer yang sering menghutang
di warung nya danbisa di bilang yang menghutang di warung Pak Agus cukup banyak
mungkin mereka menganggap Pak Agus baik yang menghutang di Pak Agus mulai dari
mahasiswa, ojek onlinedan orang sekitarnya dan bagaimana Pak Agus menanganinya
langkah pertama yang Pak Aguslakui adalah Pak Agus menegur nya dengan baik dan
ketika langkah pertama tidak bisa Pak Agus menegurnya dengan kebih keras dan ketika
tidak bisa juga pak agus lebih baik mengikhlaskan karena Pak Agus yakin ada nya
Tuhan.
Berdasarkan hasil wawancara tersbut, penulis dapat menganalisis hasil kajian
dari hasil observasi yang kami lakukan di warung Pak Agus yang terletak disamping
restoran beautika didekat kampus Universitas Dr. Moestopo. Pak Agus tetap membuka
warungnya didalam keadaan pandemi ini dikarenakan hanya itu satu-satunya
penghasilan yang didapat oleh beliau.Hal ini menjadi semangat Pak Agus untuk terus
membuka warungnya tidak lain tidak bukan adalah karena keluarga. Penghasilan ini
untuk menghidupi keluarga kecilnya. Warung ini sudah dijalankan oleh Pak Agus sudah
sejak tahun 2010 silam. Dari tahun tersebut, warung Pak Agus sudah terbiasa dihutangi
oleh pelanggannya, hal itu disebabkan pelanggan Pak Agusrata-rata adalah masyarakat
kebawah. Hal ini menyebabkan kerugian untuk warung Pak Agus.Maka dari itu, Pak
Agus menegaskan ke pelangannya untuk tidak berutang lagi, cara lain yang dilakukan
Pak Agus ialah menempelkan tanda dilarang mengutang. Oleh karena itu tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak dari kelompok pedagang
kaki lima untuk mempertahankan usaha mereka agar mereka tetap bisa bertahan hidup
dengan mengandalkan apa yang bisa mereka pertahankan di situasi pada saat pandemi.
5. METODOLOGI PENELITIAN
Paradigma adalah kerangka pikir umum mengenai teori dan fenomena yang
mengandung asumsi dasar, isu utama, desain penelitian dan serangkaian metode untuk
menjawab suatu pertanyaan penelitian yang lebih spesififik (Ardial, 2014).
Metode penelitian secara umum sebagai suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan
secara bertahap dimulai dengan penentuan topik, pengumpulan data dan menganalisis
data, sehingga nantinya diperoleh suatu pemahaman dan pengertian atas topik, gejala atau
isu tertentu Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan
jenis penelitiannya yaitu studi kasus. Penelitian ini dilakukan di jalan Hang Lekir
tempatnya di daerah moestopo yang merupakan tempat berkumpulnya para PKL untuk
menjajakan dagangannya. sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
dan observasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi, untuk selanjutnya
dilakukan analisis secara mendalam dengan menggunakan analisis data model interaktif
dan disajikan secara deskriptif.
HASIL DAN PEBAHASAN
Para pelaku usaha sektor informal yakni Pedagang Kaki Lima (PKL) turut
merasakan dampak signifikan akibat pandemi COVID-19. Terlebih di tengah situasi
darurat yang belum mereda saat ini, pemerintah memberlakukan kebijakan PSBB atau
PPKM yang ditujukan untuk menekan penyebaran virus dengan membatasi pergerakan
masyarkat membuat kondisi perekonomian mereka semakin mengalami keterbelakangan.
Oleh karena itu, mereka perlu strategi untuk mempertahankan usaha mereka di tengah
pandemi saat ini agar mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak pedagang kaki lima (PKL) di jalan hang
lekir atau sekita kampus UPDM(B) dalam mempertahankan usahanya di tengah kondisi
pandemi yang sudah berjalan lebih dari satu tahun ini. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Wawancara dan observasi dilakukan
dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Hasil dari penelitian
ini akan mengungkapkan permasalahan berdasarkan sudut pandang mereka. Akibatnya
hal tersebut berpengaruh terhadap berkurangnya pendapatan harian yang diperoleh. Jika
6. biasanya dagangan ramai bisa memeroleh hingga 500 ribu rupiah, atau apabila sepi juga
tidak sampai di bawah 300 ratus ribu rupiah. Dalam mengatasi defisit pendapatan tersebut
Pak Agus ini melakukan penghematan dengan mengurangi belanja bahan-bahan.
Berdasarkan hal tersebut maka akibat pandemi ini sektor perekonomian tingkat bawah
yang paling merasakan dampak dari pandemi ini, terutama pedagang kaki lima. Turunnya
omset penjualan mengakibatkan penurunan jumlah produksi karena anggaran untuk
belanja pun juga dikurangi. Omset penjualan menjadi menurun dan mengurangi
pendapatan perhari. Sementara jika pandemi ini belum berakhir mereka juga belum
memikirkan planning ke depannya apakah memang seharusnya mereka melakukan usaha
ganda dengan membuka usaha sampingan lain. Akan tetapi di sisi lain kekurangan modal
menjadi kendala utama mereka ketika akan memikirkan melakukan hal tersebut, sehingga
mereka cukup mempertahankan apa yang telah mereka jalani selama ini sambil berharap
pandemi akan segera berakhir agar kondisi mereka tidak semakin terbelakang.
Setelah melakukan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, maka
temuan penelitian ini secara kualitatif adalah seperti berikut: Pak Agus sebagai
komunikator yang menyampaikan pesan bahwa dampak di situasi covid 19 terhadap
perekonomian yang dia dapat kepada keluarga (anak istri) yang dimana di ceritakan
kepada kelompok saya sebagai komunikan yang menerima pesan dan Pak Agus sebagai
komunikator akan mendapatkan feedback dari komunikan. Awal mula konflik ini bisa
terjadi dikarenakan adanya virus yang melanda manusia atau masyarakat sehinnga pak
agus harus melakukan segala cara agar pendapatan yang ia dapat cukup untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga nya, dimulai dari ia mengurangi bahan bahan yang ia akan beli
dimana mengingat bahwa konsumen hanyalah segelintir orang yang dantang, dan di
tambah pemerintah membuat aturan tegas yang dimana waktu untuk berjualan dikurangi,
dan selalu mementingkan kebersihan yang dimana harus memakai masker dan hand
sanitizer dan itu pun menambah pengeluaran Pak Agus, ia mempunyai seorang anak yang
berumur 3 tahun yang dimana di usia itu banyak biaya yang harus dikeluarkan mulai dari
pampers, susu, makanan bayi, dan istri yang berada di kampung memilih tidak bekerja
melainkan harus menjaga anaknya, tiap bulannya pak agus selalu mengirimkan uang
untuk anak dan istrinya, dan setiap 2-3 bulan sekali Pak Agus mengunjungi anak dan
istrinya yang ada di kampung, dan untungnya pengeluaran Pak Agus di Jakarta tidak
memakan banyak biaya yang dimana ia tinggal dirumah sodaranya ia hanya
7. mengeluarkan biaya untuk makan dan beberapa keperluan kecil.
Dalam wawancara tersebut terjadi pesan verbal, yaitu yang berupa pesan yang
disampaikan secara lisan. Pesan itu diterima secara langsung dengan melakukan
wawancara terhadap komunikator yaitu pak Agus. Dalam elemen yang dikemukakan
Laswell, terdapat elemen channel. Elemen channel disini menjelaskan melalui media apa
informasi tersebut didapat atau diberikan. Kasus yang digarap oleh peneliti pesan yang
disampaikan melalui media komunikasi lisan , lalu diteruskan kepada komunikan, yaitu
istrinya yang dimana ia mempunyai masalah di bidang perekonomiannya.
Dalam kasus ini Pak Agus sebagai kepala rumah tangga harus tetap berjuang demi
memenuhi kebutuhan keluarganya banyak rintangan yang Pak Agus sendiri handapi yang
dimana ia harus bekerja tanpa libur dan seiring berjalannya waktu masyarakat mulai akan
cuek dengan situasi covid 19 yang dimana masyarakat sekitar juga harus mencari
penghasilan untuk keperluannya tersendiri, dari mulai ojol yang mulai berdatangan di
warung Pak Agus, Tukang parkir yang berada di area sekitar warung mulai datang untuk
membeli beberapa minuman ataupun makanan ringan yang ada di warung Pak Agus,
Sehingga Warung Pak Agus mulai ramai dan penghasilan yang ia dapat stabil untuk
memenuhi kebutuhan dan keperluan Pak Agus dan Anak, Istrinya.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 merugikan
masyarakat menengah sampai menengah kebawah. Jadi kita harus memikirkan semua
kejadian kejadian buruk yang akan menimpa atau membuat ekonomi kita bermasalah
agar tidak terjadi kebangkrutan atau suntuk tidak tau ingin melakukan apalagi agar
ekonomi menjadi lancar Kembali contoh nya mungkin kita bisa membuat tabungan
khusus untuk bencana bencana tertentu, atau kita bisa selalu berusaha seperti yang
dilakukan oleh Pak Agus dengan cara tetap membuka warungnya, walaupun masih ada
saja orang yang berhutang diwarungnya.
8. DAFTAR PUSTAKA
Khusmiyati, Milda Ummi, Riani Eka Putri, Esya Sevia Putri, and Rizka Nurhaliza.
2021. “Dampak Pandemi Terhadap Pedagang Kaki Lima Di Desa Simpang
Propau Kabupaten Lampung Utara.” SOCIOLOGIE: Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Sosiologi xx(xx):16–22.
Nusantara, Jurnal Sosiologi, and Sultan Ageng Tirtayasa. n.d. “DAMPAK COVID-
19 PADA PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KOTA SERANG ‘IMPACT
OF COVID 19 ON
STREET VENDORS (PKL) IN SERANG CITY’ Stevany Afrizal 1 , Putri
Tunggal Dewi2.” (2):279–98.