SlideShare a Scribd company logo
Bising (Noise)

       Lingkungan di sekitar manusia penuh dengan gelombang-gelombang suara.sebagian
adalah suara-suara alamiah seperti suara angin mendesir,gemercik air,atau kokok ayam.sebagian
lagi adalah suara-suara buatan seperti bunyi mesin mobil,pabrik,alat musik,atau pukulan palu ke
dinding.

       Selama gelombang-gelombang suara itu tidak di rasakan mengganggu manusia maka
namanya adalah bunyi (voice) atau suara (sound) jika gelomnabg-gelombang itu di rasakan
sebagai gangguan maka namanya adalah bising atau berisik.(Noise),dengan demikian, bising
dapat di definisikan secara sederhana,yaitu bunyi-bunyi yang tidak di kehendaki.karena bising
itu tidak di kehendaki,sifatnya adalah subjektif dan psikologik.Subjektif karena sangat
bergantung pada orang bersangkutan.Misalnya,suara musik Rock untuk seorang anak remaja
adalah bunyi yang menyenangkan.Untuk ibuknya merupakan bising yang mengganggu.karena
sifatnya yang mengganggu itu,secara psikologik,Bising adalah penimbul stress (Stessor).

       Bunyi di dengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telingan pada getaran-getaran pada
media elastis dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki,maka dinyatakan sebagai
kebisingan. Terdapat dua hal yang menentukan suatu bunyi,yaitu frekuensi dan etensitasnya.
Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik atau disebut Hertz (=Hz), yaitu jumlah dari
golongan-golongan yang sampai ditelinga setiap detiknya. Biasanya suatu kebisingan terdiri dari
campuran sejumlah gelombang-gelombang sederhana dari beraneka frekuensi. Nada dari
kebisingan ditentukan oleh frekuensi-frekuensi yang ada.

Pengukur Kebisingan

Maksud pengukuran kebisingan adalah

            a. Memperoleh data kebisingan diperusahaan atau dimana saja.

            b. Mengurangi tingkat kebisingan,sehingga tidak menimbulkan gangguan.

       Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan

       i.    Kebisingan yang kontinue spectrum frekuensi yang luas (=steady state,wide band
             noice),misalnya mesin-mesin, kipas angin,dapur pijal,dll
ii. Kebisingan kontinue dengan spectrum frekuensi sempit (=steady state,narro band
              noise),misalnya gergaji sirkuler,katub gas,dll

       iii. Kebisingan terputus-putus (intermittent),misalnya lalu lintas,suara kapal tebang
              dilapangan udara.

       iv. Kebisingan impulsip (impact orimpulsiv noise),seperti pukulan tukul,tembakan bidil
              atau meriam,ledakan.

       v. Kebisingan impulsip berulang,misalnya mesin tempa diperusahaan.

       Type-type kebisingan memerlukan peralatan khusus

       Jika      tujuan   dari    pengukuran     kebisinagan   hanyalah   untuk   mengndalikan
kegadungan,seperti isolasi mesin atau pemilihan alat proteksi telinga,pengukuran tidak perlu
selengakap sebagaimana diperlukan bagaimana lokalisasi sumber-sumber kebisingan secara tepat
dari suatu mesin dengan maksud modifikasi perencanaan dan konstruksi suatu bentuk dengan
kebisingan yang kurang.

       Faktor yang menentukan lainnya dalam menentukan adalah tejadinya tenaga pelaksana
dan waktu untuk melakukan survey kebisingan,sebagaimana sering-sering terdapat pada
keadaan,bahwa lebih disenangi pengumpulan data secara”recording”yang kemudian dibawa
kelaboratorium untuk di analisa. Alat utama pengukur kebisingan adalah “soundlevel mester”.

       2.2.1 Dampak Kebisingan Secara Umum

       Pengaruh utama dari kebisingan kepada kebisingan adalah kerusakan kepada indra-indra
pendengar yang menyebabkan ketulian progresif,dan akibat ini telah diketahui dan diterima
umum untuk berabad-abad lainnya. Dengan kemampuan higeni perisahaan dan kesehatan
kerja,akibat-akibat buruk ini dapat dicegah.

       Dampak dari kebisingan pertama sekali tentunya akan menggagu alat pendengaran.
Gangguan ini bisa bersifat sementara maupun permanen. Akibat kebisingan terhadap kesehatan
fisik secara umum dapat meningkatkan tekanan darah, gangguan pencernaan, dan sebagainy,
sedangkan terhadap kesehatan mental dapat menimbulkan sakit kepala, rasa mual, bahkan
infotensi seksual( cohen, 1977 dan miller, 1974 dan fisher et al, 1984:115).
Dampak lain dari kebisingan adalah terhadap prestasi kerja berdasarkan hukum yerses
dan dodson dapat dijelaskna bahwa peningkatkan kebisingan pada jenis tugas yang sederhana
bisa meningkatkan prestasi kerja, tetapi makin mejemuk sifat tugas itu ,makin besar
kecenderunganya      bahwa prestasi kerja justru akan menurun.Hasil penelitian ternyata
mendukung teori ini, (Glass & Singer,1972 dalam Fisher et al,1998:107 Sarlito 1995:96)




       Mula-mula efek pada kebisingan pada pendengaran adalah sementara pemulihan terjadi
secara sesudah dihentikan kerja ditempat. Berbagai ahli mengusulkan kriteria resiko kerusakan
pendengaran (=hearing risk criteria) dan kesatuan pendapatan identias tertentu tentang hal itu
secara internasional belum dapat dicapai secara bulat terdapat persamaan pendapat,bahwa selain
ditempat kerja intensitas adalah boleh lebih dari 90 dB (A) atau intensitas dari spectrum aktif
seperti dalam spectrum aktif.

       2.2.2.Dampak Kebisingan Aspek Fisiologik

       Aspek fisik dan fisiologik( Faal) bunyi.Pertama,Bunyi itu datang dari Lingkungan berupa
gelombang-gelombang suara.Dalam Ilmu fisika,gelombang-gelombang suara dapat di ukur
frekuensinya (siklus / detik) dengan satuan ukuran cps (cyclus per second) atau Hz (Heartz).pada
telinga manusia,tinggi rendahnya Hz di tangkap sebagai suara tinggi (sopran) atau suara rendah
(bas) yang di namakan Pitch.selain frekuensi,ilmu fisika juga dapat mengukur amplitudo
suara,yaitu tinggi rendahnya gelombang suara yang di ukur dengan microbars.Tinggi rendanya
microbar menentukan kesan keras dan lemahnya bunyi (volume).

       Secara Fisiologis(ilmu Faal),gelombang suara itu kemudian di terangkan sebagai proses
penginderaan bunyi.mula-mula gelombang-gelombang suara itu menggetarkan selaput gendang
telinga (membrano tympani) yang pada giliranya akan merangsang organ-organ pendengaran
lain dalam telinga dan menyalurkanya melalui syaraf pendengaran untuk di teruskan ke pusat
pendengaran di bagian otak yang di sebut Lobus temperalis.tahap terakhir dari proses
pendengaran ini adalah persepsi tentang bunyi dimana manusia mengintepretasikan bunyi yang
di tangkapnya.
Untuk mengukur persepsi terhadap suara,para ahli membuat satuan ukuran lain yaitu
Phono dan sone.Phono adalah kesan subjektif tentang dB (keras-pelan) dari sone adalah kesan
subjektif tentang suatu suara Hz (tinggi-rendah).Sone adalah kesan subjektif tentang Hz dari
suatu suara dengan dB tertentu.

        2.2.3. Dampak Kebisingan Aspek Psikologik

        Bising adalah suara yang secara psikologis tidak di kehendaki.ada tiga faktor yang
menyebabkan sebuah suara secara Psikologik di anggap sebagai bising,yaitu volume (dB atau
Phono),perkiraan,dan pengendalian.dari vaktor volume jelas bahwa suara yang semakin keras
akan di rasakan makin mengganggu.suara-suara dalam ruang perpustakan yang tenang (35 Db)
tentunya sama sekali tidak di rasakan sebagai gangguan.namun suara kendaraan di jalan raya dari
jarak 17m (70 dB) Sudah mulai mengganggu pembicaraan melalui telepon dan suara pengaduk
semen dari jarak yang sama (90dB) tentunya akan lebih mengganggu lagi.Jika kita sedang
berbicara dengan orang lain gangguan bising itu menyebabkan kita tidak bisa mendengar suara
lawan bicara kita sehingga menimbulkan stess.

        Kalau suara bising itu bising itu dapat di perkirakan datangnya atau berbunyi secara
teratur,kesan gangguan yang di timbulkannya akan lebih kecil daripada jika suara itu datang tiba-
tiba atau tidak teratur.

        Tidak adanya kendali pada kebisingan ini menimbulkan stress yang berlangsung lama
pada akhirnya bisa menimbulkan reaksi Learned helplessness (ketidakperdayaaan yang di
pelajari). Artinya, yang menjadi tidak berdaya dan membiarkan saja bising itu walaupun stresnya
bertambah besar.

        Tentunya dengan memperhatikan ketiga faktor itu, ada berbagai macam kombinasi
kebisingan, aa sura kerass tetapi bisa diperkirakan dan bisa di kontrol, ada suara tidak keras
tetapi, yang paling mengganggu adalah yang keras, tiba-tiba atau teratur dan tak terkontrol.

        2.2.4. Sumber-sumber Kebisingan

        Suara bising lebih banyak bersumber dari lingkungan dari lingkungan buatan dari pada
lingkungan alamia. Ledakan gunung meletus, gempa bumi atau suara angin puyuh adalah
beberapa contoh dari bisingan alamia. Kebisingan dari lingkungan buata lebih banyak lagi
jenisnya.

       Kebisingan dari lingkungan buatan yang sudah banyak teliti karena dianggap banyak
menimbulkan    gangguan pada manusia adalah kebisingan lalu lintas ( kendaraan bermotor
dijalan raya yang padat, kereta api expres, pesawat udara udara jeb) dan tempat kerja ( mesin-
mesin pabrik, ledakan –ledakan di pertambangan).




       DAFTAR PUSTAKA




Suma’mur. (1997). Higience Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarata : PT. Gunug Agung.

Sarwono.S.W. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta : PT. Grasindo.

More Related Content

What's hot

kebisingan
kebisingankebisingan
kebisingan
Nova Manik
 
Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Google
 
environment pollution topic 4-sound pollution
environment pollution topic 4-sound pollutionenvironment pollution topic 4-sound pollution
environment pollution topic 4-sound pollution
Natalie Ulza
 
Tugas kebisingan
Tugas kebisinganTugas kebisingan
Tugas kebisingan
Rita Ningsih
 
Pencemaran Suara
Pencemaran SuaraPencemaran Suara
Pencemaran Suara
Nur Rachmawati
 
Kliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suaraKliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suara
Operator Warnet Vast Raha
 
Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...
Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...
Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...Lara Sari
 
Economic environment - Sound pollution
Economic environment - Sound pollutionEconomic environment - Sound pollution
Economic environment - Sound pollution
Vicky Fakhrurrazi
 
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGANHiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Herry Prakoso
 
Kb3 bioakustik
Kb3 bioakustikKb3 bioakustik
Kb3 bioakustik
pjj_kemenkes
 
Polusi Suara Kelas XI SMK / SMA
Polusi Suara Kelas XI SMK / SMAPolusi Suara Kelas XI SMK / SMA
Polusi Suara Kelas XI SMK / SMAVaNz X-oNe
 
Polusi Suara
Polusi Suara Polusi Suara
Polusi Suara
-
 
Modul praktikum
Modul praktikumModul praktikum
Modul praktikum
Anafi MinMahddun
 
Geo pencemaran suara
Geo pencemaran suaraGeo pencemaran suara
Geo pencemaran suaraTary Lestari
 
Bunyi
BunyiBunyi

What's hot (20)

kebisingan
kebisingankebisingan
kebisingan
 
Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.Tugas kelompok pencemaran suara.
Tugas kelompok pencemaran suara.
 
environment pollution topic 4-sound pollution
environment pollution topic 4-sound pollutionenvironment pollution topic 4-sound pollution
environment pollution topic 4-sound pollution
 
Tugas kebisingan
Tugas kebisinganTugas kebisingan
Tugas kebisingan
 
Pencemaran Suara
Pencemaran SuaraPencemaran Suara
Pencemaran Suara
 
Kebisingan,,
Kebisingan,,Kebisingan,,
Kebisingan,,
 
Kliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suaraKliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suara
 
Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...
Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...
Pengaruh pencemaran suara arus lalulintas terhadap masyarakat di jakarta dan ...
 
polusi suara
polusi suarapolusi suara
polusi suara
 
Economic environment - Sound pollution
Economic environment - Sound pollutionEconomic environment - Sound pollution
Economic environment - Sound pollution
 
Polusi suara XI
Polusi suara XIPolusi suara XI
Polusi suara XI
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGANHiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
Hiperkes Faktor Fisik-KEBISINGAN
 
Kelompok I
Kelompok IKelompok I
Kelompok I
 
Kb3 bioakustik
Kb3 bioakustikKb3 bioakustik
Kb3 bioakustik
 
Polusi Suara Kelas XI SMK / SMA
Polusi Suara Kelas XI SMK / SMAPolusi Suara Kelas XI SMK / SMA
Polusi Suara Kelas XI SMK / SMA
 
Polusi Suara
Polusi Suara Polusi Suara
Polusi Suara
 
Modul praktikum
Modul praktikumModul praktikum
Modul praktikum
 
Geo pencemaran suara
Geo pencemaran suaraGeo pencemaran suara
Geo pencemaran suara
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 

Similar to Bising noising

Kliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suaraKliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suara
Operator Warnet Vast Raha
 
Bioakustik
BioakustikBioakustik
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerjaKebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
IbnuNurhayati
 
Pencemaran bunyi
Pencemaran bunyiPencemaran bunyi
Pencemaran bunyi
Diana Natalia Candra
 
Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran
anggiih
 
76586707 makalah-fisling-akustik
76586707 makalah-fisling-akustik76586707 makalah-fisling-akustik
76586707 makalah-fisling-akustik
ningsih11995
 
lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping] lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
Dionisius Kristanto
 
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep nersbioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
chairul35
 
Soal uraian akustik
Soal uraian akustikSoal uraian akustik
Soal uraian akustik
NURYARI
 
Bunyi
BunyiBunyi
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
arief337821
 
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem SonarMateri tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
Dianaksm11
 
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptxBIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
FikaAinurRahmawati
 
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
nanangprasetyo12
 
KLP IBD.pptx
KLP IBD.pptxKLP IBD.pptx
KLP IBD.pptx
putrimodjure
 
Kuiz pencemaran bunyi
Kuiz pencemaran bunyiKuiz pencemaran bunyi
Kuiz pencemaran bunyizaimah5982
 

Similar to Bising noising (20)

Kliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suaraKliping pencemaran suara
Kliping pencemaran suara
 
Bioakustik
BioakustikBioakustik
Bioakustik
 
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerjaKebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
Kebisingan_Kesehatan dan keselamatan kerja
 
Pencemaran bunyi
Pencemaran bunyiPencemaran bunyi
Pencemaran bunyi
 
Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran Modul Gangguan Pendengaran
Modul Gangguan Pendengaran
 
76586707 makalah-fisling-akustik
76586707 makalah-fisling-akustik76586707 makalah-fisling-akustik
76586707 makalah-fisling-akustik
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping] lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
lapres Akustik & Getaran [noise mapping]
 
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep nersbioakustik oleh henri setiawan skep ners
bioakustik oleh henri setiawan skep ners
 
Bioakustik
BioakustikBioakustik
Bioakustik
 
Soal uraian akustik
Soal uraian akustikSoal uraian akustik
Soal uraian akustik
 
Bunyi
BunyiBunyi
Bunyi
 
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
( 17 - 0019) pengaruh kebisingan terhadap kesehatan.pptx
 
Nurafwi Gelombang Bunyi
Nurafwi Gelombang BunyiNurafwi Gelombang Bunyi
Nurafwi Gelombang Bunyi
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem SonarMateri tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
Materi tentang Indera Pengdengaran dan Sistem Sonar
 
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptxBIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
BIOAKUSTIK_FIKA AINUR RAHMAWATI_5322120001.pptx
 
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
395330012-Ppt-Hazard-Kebisingan.pptx
 
KLP IBD.pptx
KLP IBD.pptxKLP IBD.pptx
KLP IBD.pptx
 
Kuiz pencemaran bunyi
Kuiz pencemaran bunyiKuiz pencemaran bunyi
Kuiz pencemaran bunyi
 

Bising noising

  • 1. Bising (Noise) Lingkungan di sekitar manusia penuh dengan gelombang-gelombang suara.sebagian adalah suara-suara alamiah seperti suara angin mendesir,gemercik air,atau kokok ayam.sebagian lagi adalah suara-suara buatan seperti bunyi mesin mobil,pabrik,alat musik,atau pukulan palu ke dinding. Selama gelombang-gelombang suara itu tidak di rasakan mengganggu manusia maka namanya adalah bunyi (voice) atau suara (sound) jika gelomnabg-gelombang itu di rasakan sebagai gangguan maka namanya adalah bising atau berisik.(Noise),dengan demikian, bising dapat di definisikan secara sederhana,yaitu bunyi-bunyi yang tidak di kehendaki.karena bising itu tidak di kehendaki,sifatnya adalah subjektif dan psikologik.Subjektif karena sangat bergantung pada orang bersangkutan.Misalnya,suara musik Rock untuk seorang anak remaja adalah bunyi yang menyenangkan.Untuk ibuknya merupakan bising yang mengganggu.karena sifatnya yang mengganggu itu,secara psikologik,Bising adalah penimbul stress (Stessor). Bunyi di dengar sebagai rangsangan-rangsangan pada telingan pada getaran-getaran pada media elastis dan manakala bunyi-bunyi tersebut tidak dikehendaki,maka dinyatakan sebagai kebisingan. Terdapat dua hal yang menentukan suatu bunyi,yaitu frekuensi dan etensitasnya. Frekuensi dinyatakan dalam jumlah getaran per detik atau disebut Hertz (=Hz), yaitu jumlah dari golongan-golongan yang sampai ditelinga setiap detiknya. Biasanya suatu kebisingan terdiri dari campuran sejumlah gelombang-gelombang sederhana dari beraneka frekuensi. Nada dari kebisingan ditentukan oleh frekuensi-frekuensi yang ada. Pengukur Kebisingan Maksud pengukuran kebisingan adalah a. Memperoleh data kebisingan diperusahaan atau dimana saja. b. Mengurangi tingkat kebisingan,sehingga tidak menimbulkan gangguan. Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan i. Kebisingan yang kontinue spectrum frekuensi yang luas (=steady state,wide band noice),misalnya mesin-mesin, kipas angin,dapur pijal,dll
  • 2. ii. Kebisingan kontinue dengan spectrum frekuensi sempit (=steady state,narro band noise),misalnya gergaji sirkuler,katub gas,dll iii. Kebisingan terputus-putus (intermittent),misalnya lalu lintas,suara kapal tebang dilapangan udara. iv. Kebisingan impulsip (impact orimpulsiv noise),seperti pukulan tukul,tembakan bidil atau meriam,ledakan. v. Kebisingan impulsip berulang,misalnya mesin tempa diperusahaan. Type-type kebisingan memerlukan peralatan khusus Jika tujuan dari pengukuran kebisinagan hanyalah untuk mengndalikan kegadungan,seperti isolasi mesin atau pemilihan alat proteksi telinga,pengukuran tidak perlu selengakap sebagaimana diperlukan bagaimana lokalisasi sumber-sumber kebisingan secara tepat dari suatu mesin dengan maksud modifikasi perencanaan dan konstruksi suatu bentuk dengan kebisingan yang kurang. Faktor yang menentukan lainnya dalam menentukan adalah tejadinya tenaga pelaksana dan waktu untuk melakukan survey kebisingan,sebagaimana sering-sering terdapat pada keadaan,bahwa lebih disenangi pengumpulan data secara”recording”yang kemudian dibawa kelaboratorium untuk di analisa. Alat utama pengukur kebisingan adalah “soundlevel mester”. 2.2.1 Dampak Kebisingan Secara Umum Pengaruh utama dari kebisingan kepada kebisingan adalah kerusakan kepada indra-indra pendengar yang menyebabkan ketulian progresif,dan akibat ini telah diketahui dan diterima umum untuk berabad-abad lainnya. Dengan kemampuan higeni perisahaan dan kesehatan kerja,akibat-akibat buruk ini dapat dicegah. Dampak dari kebisingan pertama sekali tentunya akan menggagu alat pendengaran. Gangguan ini bisa bersifat sementara maupun permanen. Akibat kebisingan terhadap kesehatan fisik secara umum dapat meningkatkan tekanan darah, gangguan pencernaan, dan sebagainy, sedangkan terhadap kesehatan mental dapat menimbulkan sakit kepala, rasa mual, bahkan infotensi seksual( cohen, 1977 dan miller, 1974 dan fisher et al, 1984:115).
  • 3. Dampak lain dari kebisingan adalah terhadap prestasi kerja berdasarkan hukum yerses dan dodson dapat dijelaskna bahwa peningkatkan kebisingan pada jenis tugas yang sederhana bisa meningkatkan prestasi kerja, tetapi makin mejemuk sifat tugas itu ,makin besar kecenderunganya bahwa prestasi kerja justru akan menurun.Hasil penelitian ternyata mendukung teori ini, (Glass & Singer,1972 dalam Fisher et al,1998:107 Sarlito 1995:96) Mula-mula efek pada kebisingan pada pendengaran adalah sementara pemulihan terjadi secara sesudah dihentikan kerja ditempat. Berbagai ahli mengusulkan kriteria resiko kerusakan pendengaran (=hearing risk criteria) dan kesatuan pendapatan identias tertentu tentang hal itu secara internasional belum dapat dicapai secara bulat terdapat persamaan pendapat,bahwa selain ditempat kerja intensitas adalah boleh lebih dari 90 dB (A) atau intensitas dari spectrum aktif seperti dalam spectrum aktif. 2.2.2.Dampak Kebisingan Aspek Fisiologik Aspek fisik dan fisiologik( Faal) bunyi.Pertama,Bunyi itu datang dari Lingkungan berupa gelombang-gelombang suara.Dalam Ilmu fisika,gelombang-gelombang suara dapat di ukur frekuensinya (siklus / detik) dengan satuan ukuran cps (cyclus per second) atau Hz (Heartz).pada telinga manusia,tinggi rendahnya Hz di tangkap sebagai suara tinggi (sopran) atau suara rendah (bas) yang di namakan Pitch.selain frekuensi,ilmu fisika juga dapat mengukur amplitudo suara,yaitu tinggi rendahnya gelombang suara yang di ukur dengan microbars.Tinggi rendanya microbar menentukan kesan keras dan lemahnya bunyi (volume). Secara Fisiologis(ilmu Faal),gelombang suara itu kemudian di terangkan sebagai proses penginderaan bunyi.mula-mula gelombang-gelombang suara itu menggetarkan selaput gendang telinga (membrano tympani) yang pada giliranya akan merangsang organ-organ pendengaran lain dalam telinga dan menyalurkanya melalui syaraf pendengaran untuk di teruskan ke pusat pendengaran di bagian otak yang di sebut Lobus temperalis.tahap terakhir dari proses pendengaran ini adalah persepsi tentang bunyi dimana manusia mengintepretasikan bunyi yang di tangkapnya.
  • 4. Untuk mengukur persepsi terhadap suara,para ahli membuat satuan ukuran lain yaitu Phono dan sone.Phono adalah kesan subjektif tentang dB (keras-pelan) dari sone adalah kesan subjektif tentang suatu suara Hz (tinggi-rendah).Sone adalah kesan subjektif tentang Hz dari suatu suara dengan dB tertentu. 2.2.3. Dampak Kebisingan Aspek Psikologik Bising adalah suara yang secara psikologis tidak di kehendaki.ada tiga faktor yang menyebabkan sebuah suara secara Psikologik di anggap sebagai bising,yaitu volume (dB atau Phono),perkiraan,dan pengendalian.dari vaktor volume jelas bahwa suara yang semakin keras akan di rasakan makin mengganggu.suara-suara dalam ruang perpustakan yang tenang (35 Db) tentunya sama sekali tidak di rasakan sebagai gangguan.namun suara kendaraan di jalan raya dari jarak 17m (70 dB) Sudah mulai mengganggu pembicaraan melalui telepon dan suara pengaduk semen dari jarak yang sama (90dB) tentunya akan lebih mengganggu lagi.Jika kita sedang berbicara dengan orang lain gangguan bising itu menyebabkan kita tidak bisa mendengar suara lawan bicara kita sehingga menimbulkan stess. Kalau suara bising itu bising itu dapat di perkirakan datangnya atau berbunyi secara teratur,kesan gangguan yang di timbulkannya akan lebih kecil daripada jika suara itu datang tiba- tiba atau tidak teratur. Tidak adanya kendali pada kebisingan ini menimbulkan stress yang berlangsung lama pada akhirnya bisa menimbulkan reaksi Learned helplessness (ketidakperdayaaan yang di pelajari). Artinya, yang menjadi tidak berdaya dan membiarkan saja bising itu walaupun stresnya bertambah besar. Tentunya dengan memperhatikan ketiga faktor itu, ada berbagai macam kombinasi kebisingan, aa sura kerass tetapi bisa diperkirakan dan bisa di kontrol, ada suara tidak keras tetapi, yang paling mengganggu adalah yang keras, tiba-tiba atau teratur dan tak terkontrol. 2.2.4. Sumber-sumber Kebisingan Suara bising lebih banyak bersumber dari lingkungan dari lingkungan buatan dari pada lingkungan alamia. Ledakan gunung meletus, gempa bumi atau suara angin puyuh adalah
  • 5. beberapa contoh dari bisingan alamia. Kebisingan dari lingkungan buata lebih banyak lagi jenisnya. Kebisingan dari lingkungan buatan yang sudah banyak teliti karena dianggap banyak menimbulkan gangguan pada manusia adalah kebisingan lalu lintas ( kendaraan bermotor dijalan raya yang padat, kereta api expres, pesawat udara udara jeb) dan tempat kerja ( mesin- mesin pabrik, ledakan –ledakan di pertambangan). DAFTAR PUSTAKA Suma’mur. (1997). Higience Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarata : PT. Gunug Agung. Sarwono.S.W. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta : PT. Grasindo.