SlideShare a Scribd company logo
III BAHAN DAN METODE


3.1 Waktu dan Tempat
       Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2006 sampai Maret 2007. Penelitian
bertempat di laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas MIPA,
Institut Pertanian Bogor dan di laboratorium Biokimia Mikroba, Bidang Mikrobiologi,
Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Bogor.


3.2 Alat dan Bahan
       Alat-alat yang digunakan untuk penelitian yaitu : autoklaf, UV-VIS
spektrofotometer (Shimadzu UV-1700), sentrifusa (Kubota 6500), shaker, laminar
air flow, penangas air, pipet mikro (Gilson), piranti elektroforesis (Mini Protean 3,
Biorad), kolom kromatografi, fraction collector (Biorad model 2110), timbangan
analitik (AND GR-200), pH meter (Schott), pengaduk bermagnet, vorteks, cawan
petri, gelas piala, labu ukur, gelas ukur, tabung reaksi, pipet serologis, dan erlenmeyer.
       Bahan-bahan yang digunakan yaitu : isolat Streptomyces sp SKK1-8 (koleksi
Dr. Ir. Yulin Lestari, Departemen Biologi, FMIPA, IPB), substrat birchwood xilan
(Fluka), sukrosa, ekstrak khamir, agar-agar, DNS, KNa tartrat, NaOH, Na2SO3,
Coomassie brilliant blue G-250, etanol 95%, asam fosfor 85%, aseton, Na2HPO4,
NaH2PO4, asam sitrat, Tris, HCl, Sephadex G-100 (Sigma), DEAE-Sephadex A50
(Sigma), NaCl, sodium dedosil sulfat (SDS), poliakrilamida, bis akrilamida,
N,N,N,N-Tetrametiletilendiamina (TEMED), amonium persulfat, bromophenol blue,
glisin, protein penanda dengan berat molekul rendah, p-nitrofenol dan berbagai
substrat turunannya (p-NP-β-D-xilanopiranosida, p-NP-α-L-arabinofuranosida, p-NP-
α-D-glukopiranosida dan p-NP-α-D-galaktopiranosida, p-NP-asetat) dari Amersham,
dan akuades. Bahan kimia tersebut dari Merck (kecuali yang disebutkan) dan
berkualitas pro analisa.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Preparasi Larutan Xilanase
       Streptomyces sp. SKK1-8 diremajakan pada cawan petri berisi media agar-
agar xilan (mengandung 1 % ekstrak khamir, 10.3 % sukrosa dan 0.5 % birchwood
xilan), diinkubasi pada suhu kamar selama 4 hari sampai terbentuk spora (sporulasi).
Sebanyak 3 cockborer kultur padat Streptomyces sp SKK1-8 tersebut diinokulasikan
ke dalam erlenmeyer yang berisi 100 ml media cair xilan, diinkubasikan pada suhu
kamar selama 10 hari dengan pengocokan (150 rpm). Kultur cair disentrifugasi pada
kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit pada suhu 4 oC. Filtrat yang diperoleh
dipisahkan dari endapan dan digunakan sebagai ekstrak kasar xilanase.


3.3.2 Pengujian Aktivitas Xilanase
       Aktivitas xilanase diukur dengan mendeteksi gula pereduksi sebagai produk
hidrolisa xilan oleh xilanase menggunakan metode Miller (Miller 1959). Sebanyak
100µl larutan enzim ditambahkan pada campuran 1 ml substrat (0.5% birchwood
xilan dalam 100 mM bufer fosfat pH 6.0) dan 0.9 ml larutan bufer fosfat (100 mM,
pH 6.0), diinkubasikan pada suhu 50 oC selama 30 menit. Reaksi enzimatis diakhiri
dengan penambahan 2 ml reagen DNS (asam dinitrosalisilat) dan dipanaskan dalam
air mendidih selama 15 menit. Campuran reaksi didinginkan dan diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Kontrol
dibuat dengan cara yang sama seperti pengujian aktivitas xilanase akan tetapi larutan
enzim ditambahkan setelah penambahan reagen DNS. Blanko dibuat dengan cara
yang sama akan tetapi larutan enzim diganti dengan 100µl akuades. Xilosa digunakan
sebagai standar untuk penghitungan aktivitas xilanase. Satu unit aktivitas xilanase
dinyatakan sebagai banyaknya enzim yang diperlukan untuk menghasilkan 1 µmol
gula xilosa dari substrat birchwood xilan permenit pada kondisi seperti tersebut di
atas (suhu 50 oC, pH 6.0).
3.3.3 Pengendapan Xilanase Menggunakan Amonium Sulfat dan Aseton
       Xilanase diendapkan pada suhu dingin (diatas penangas es) dengan cara
menambahkan amonium sulfat yang telah dihaluskan atau aseton dingin sedikit demi
sedikit ke dalam larutan xilanase kasar sambil diaduk perlahan dengan pengaduk
bermagnet sampai mencapai kejenuhan tertentu. Pengadukan dilanjutkan selama 15
menit kemudian larutan disimpan dalam lemari pendingin selama semalam. Endapan
yang terbentuk dipisahkan dengan sentrifugasi dan dilarutkan dengan 10 mM bufer
fosfat pH 6.0. Penghitungan banyaknya amonium sulfat atau aseton yang
ditambahkan ke dalam larutan enzim diperlihatkan dalam lampiran 4.
       Guna memperoleh hasil yang optimal maka pengendapan xilanase
Streptomyces sp. SKK1-8 dilakukan secara bertahap, yaitu dengan 50%-80% aseton.
Mula-mula aseton ditambahkan pada larutan enzim kasar sampai mencapai
konsentrasi 50%, disentrifugasi pada kecepatan 5.000 rpm dan endapan yang
merupakan protein pengotor dibuang. Selanjutnya aseton ditambahkan lagi ke dalam
filtrat sampai mencapai konsentrasi 80%, disentrifugasi dan filtratnya dibuang.
Endapan dilarutkan dengan 0.05M bufer fosfat pH 6.0, disentrifugasi untuk
memisahkan protein tidak larut yang merupakan protein terdenaturasi. Filtrat yang
diperoleh dimurnikan lebih lanjut.


3.3.4 Pemisahan Xilanase dengan Polimer Eudragit S100
       Preparasi 2% Eudragit S100: 2 gr eudragit S100 ditambah 80 ml akuades,
dinaikkan pHnya dengan penambahan 3 M NaOH sampai mencapai pH 11.
Selanjutnya pH diturunkan dengan penambahan 3 M HCl sampai mencapai pH 7.0
dan volume ditepatkan menjadi 100 ml. Larutan disimpan dalam lemari pendingin
sampai digunakan.
       Pemisahan xilanase dengan eudragit S100 dilakukan berdasarkan metode
yang digunakan oleh Breccia et al. (1998) yang dimodifikasi. Sebanyak 40 ml ekstrak
kasar xilanase ditambahkan pada 20 ml 2% eudragit S100, diaduk dengan magnetik
stirer dan diinkubasi pada suhu kamar selama 15 menit. Selanjutnya pH diturunkan
dengan penambahan 2 M asam asetat sampai mencapai pH 4.0 dan disentrifugasi
pada kecepatan 5 000 g selama 15 menit. Supernatan disimpan (supernatan 1) dan
endapan dicuci dengan 10 mM bufer asetat pH 4.0 dan disentrifugasi. Supernatan
disimpan (supernatan 2), endapan dilarutkan dengan 14 ml 0.1 M bufer fosfat pH 7.5
kemudian ditambahkan NaCl dan Triton X-100 dengan konsentrasi akhir berturut-
turut 1M dan 0.2%. Larutan diinkubasi          pada suhu kamar selama 10 menit.
Ditambahkan 2 M asam asetat sampai pH mencapai 4.0, didiamkan selama 20 menit
dan disentrifugasi. Supernatan disimpan (supernatan 3) dan endapan dilarutkan dalam
1.5 ml 0.1 M bufer fosfat pH 7.5 (xilanase terikat eudragit S100). Dilakukan
pengujian aktivitas xilanase pada supernatan 1, 2, 3 dan xilanase terikat eudragit S100
(terimobilisasi).


3.3.5 Pemurnian Xilanase
        Xilanase dimurnikan dengan menggunakan kromatografi filtrasi gel dan
penukar ion. Matrik Sephadex G-100 sebanyak 10 gram dikembangkan dalam 10 mM
bufer fosfat pH 6.0, dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 1 jam dan
dimasukkan ke dalam lemari pendingin selama semalam. Didekantasi untuk
membuang matrik yang tidak mengendap dan ditambahkan 100 ml larutan bufer yang
sama. Matrik dituang ke dalam kolom kromatografi dan diseimbangkan dengan 10
mM bufer fosfat pH 6.0. Selanjutnya dibilas dengan bufer yang sama dengan
kecepatan alir 0.5 ml/menit. Setiap 3 ml eluen ditampung, diukur kadar proteinnya
pada panjang gelombang 280 nm dan diukur aktivitas xilanasenya. Dibuat grafik
Profil elusi dimana sumbu X merupakan nomor fraksi sedangkan sumbu Y
merupakan nilai kadar protein dan nilai aktivitas xilanase. Fraksi yang mengandung
xilanase hasil filtrasi gel digabungkan, dimasukkan ke dalam kantong dialisis
(molecular weight cut off 10 000) dan didialisis dengan 10 mM Tris-HCl pH 8.0
dalam lemari pendingin. Selama dialisis bufer diganti sebanyak 2 kali.
        Matrik DEAE-Sephadex A50 sebanyak 7 gram dikembangkan dengan 10 mM
Tris-HCl pH 8.0, dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 1 jam dan
disimpan dalam lemari pendingin selama 1 malam.         Didekantasi untuk membuang
matrik yang tidak mengendap dan ditambahkan 100 larutan bufer yang sama. Matrik
dituang ke dalam kolom kromatografi dan diseimbangkan dengan 10 mM bufer Tris-
HCl pH 8.0. Larutan xilanase hasil dialisis dimasukkan ke dalam kolom yang berisi
matrik DEAE-Sephadex A50. Protein yang tidak terikat matrik dibilas dengan bufer
yang sama, sedangkan protein yang terikat matrik dibilas dengan gradien linier
larutan NaCl (0-0.5 M NaCl dalam bufer yang sama) dan 1 M NaCl. Pembilasan
dilakukan dengan kecepatan alir 0.5 ml/menit, setiap 3 ml eluen ditampung, diukur
kadar protein dan diuji aktivitasnya. Dibuat grafik profil elusi dan dilihat
kemurniannya dengan elektroforesis.
       Elektroforesis dilakukan pada piranti elektroforesis vertikal Mini Protean 3
(Bio-Rad) pada kondisi protein terdenaturasi (SDS-PAGE) atau tidak terdenaturasi
(native PAGE). Larutan xilanase dari setiap tahap pemurnian dilarikan pada gel
poliakrilamida (4% akrilamida pada gel penahan dan 10% akrilamida pada gel
pemisah). Elektroforesis dilakukan pada tegangan 100 volt, 50 mA sampai pewarna
bromofenol biru mencapai sekitar 1 cm dari tepi gel bagian bawah. Hasil
elektroforesis diwarnai dengan pewarna Coomasie Brilliant Blue (CBB) atau pewarna
perak nitrat. Fraksi filtrasi gel dan fraksi kromatografi penukar anion dipekatkan 40
kali sebelum dilakukan elektroforesis.


3.3.6 Penghitungan Berat Molekul Xilanase
       Penghitungan berat molekul xilanase dilakukan dengan cara membandingkan
jarak migrasi pita xilanase dengan pita protein penanda yang memiliki berat molekul
rendah (low molecular weight marker). Protein penanda yang digunakan yaitu
monoalbumin (serum babi, 66 kDa), albumin (telur ayam, 45kDa), karbonik
anhidrase (29 kDa) dan α-lactalbumin (14.2 kDa). Persamaan linier protein penanda
diperoleh dengan membuat kurva antara Rf dan log berat molekul protein penanda.
Perkiraan berat molekul xilanase dihitung dari persamaan linier tersebut.

       Rf =     jarak migrasi pita protein
              jarak migrasi bromofenol biru
3.3.7 Pengukuran Kadar Protein
       Kadar protein selama pemurnian diukur dengan metode Bradford (Bradford
1976) dan absorbansi pada panjang gelombang 280 nm (untuk pembuatan
kromatogram). Pengukuran protein dengan metode Bradford dilakukan dengan cara
sebagai berikut : sebanyak 0.4 ml larutan enzim ditambah 4 ml reagen Bradford,
dikocok sampai homogen dan diinkubasikan pada suhu kamar selama 15 menit.
Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 595 nm.
Bovine Serum Albumine (BSA) digunakan sebagai standar untuk menghitung kadar
protein larutan enzim.


3.3.8 Pengaruh pH dan Suhu Terhadap Aktivitas dan Stabilitas Xilanase
       Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim diuji dengan cara mereaksikan larutan
enzim dengan substrat pada suhu 50 oC selama 30 menit pada berbagai kondisi pH
larutan bufer (pH 4.0-9.0 dengan selang 0.5 unit). Gula pereduksi yang terbentuk
diukur dengan metode Miller (1959). Stabilitas enzim terhadap pH diuji dengan
menginkubasikan larutan enzim dalam 10 mM larutan bufer berbagai pH (3.0-9.0
dengan selang 0.5 unit) selama 1 jam. Setelah inkubasi selesai, dengan cepat diuji
aktivitas enzim tersisanya pada kondisi optimum reaksi enzim xilanase dengan
konsentrasi larutan bufer sebesar 0.1 M. Nilai aktivitas enzim tersisa dinyatakan
dalam persentase dibandingkan dengan kontrol (enzim tanpa perlakuan). Bufer yang
digunakan yaitu bufer asetat (pH 4.0-6.0), bufer fosfat (pH 6.0-8.0) dan bufer Tris-
HCl (pH 7.0-9.0).
       Pengaruh suhu terhadap aktivitas xilanase diuji dengan cara mereaksikan
larutan enzim dengan substrat selama 30 menit pada berbagai suhu (40-80 oC dengan
selang 5 oC). Aktivitas xilanase dihitung dengan mengukur gula pereduksi yang
terbentuk. Stabilitas enzim terhadap suhu diuji dengan menginkubasikan larutan
enzim pada berbagai suhu (40-80 oC dengan selang 10 oC) selama 1 jam. Setelah
inkubasi selesai larutan enzim dengan cepat didinginkan di dalam penangas es.
Selanjutnya aktivitas enzim tersisa diuji pada kondisi standar reaksi enzimatis
xilanase. Nilai aktivitas enzim tersisa dinyatakan dalam persentase dibandingkan
dengan kontrol (enzim tanpa perlakuan)


3.3.9 Pengaruh Kation Terhadap Aktivitas Xilanase
       Pengaruh kation terhadap aktivitas xilanase diuji dengan cara menambahkan
kation (konsentrasi akhir 1 mM) ke dalam campuran substrat-bufer-enzim, dan
diinkubasikan pada kondisi optimal reaksi enzimatis. Penghambatan atau peningkatan
aktivitas xilanase oleh kation dinyatakan dalam persentase aktivitas xilanase
dibandingkan dengan kontrolnya (tanpa penambahan kation logam). Kation
ditambahkan dalam bentuk larutan garam klorida, yaitu KCl, NaCl, BaCl2, CaCl2,
CoCl2, CuCl2, NiCl2, SrCl2, ZnCl2, FeCl3. Selain itu juga diuji pengaruh EDTA
terhadap aktivitas xilanase.


3.3.10 Studi Kinetika Xilanase
       Studi kinetika dilakukan dengan membuat grafik Lineweaver-Burk (double
reciprocal) untuk menentukan nilai Km dan Vmax reaksi enzimatis dari xilanase
Streptomyces sp SKK1-8. Persamaan Lineweaver-Burk : 1 = Km 1 +    1
                                                    V   Vmax [S] Vmax

transformasi linier dari persamaan Michaelis Menten. Grafik double reciprocal
diperoleh dari hubungan antara 1/[S] sebagai sumbu X dan 1/v sebagai sumbu Y.
Kecepatan reaksi (v) diukur sebagai kecepatan pembentukan produk (xilosa)
persatuan waktu.
       Sebanyak 0.2 ml larutan enzim ditambahkan ke dalam campuran           2 ml
substrat birchwood xilan berbagai konsentrasi dan 1.8 ml 50 mM larutan bufer pH
optimum, diinkubasikan selama 40 menit pada suhu optimum reaksi enzimatis. Setiap
5 menit sekali diambil 0.3 ml dan ditambahkan 0.6 ml larutan DNS, dimasukkan ke
dalam penangas air yang mendidih selama 15 menit kemudian didinginkan dalam air.
Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm dan kadar gula pereduksi
dihitung dengan persamaan kurva standar xilosa. Dibuat grafik hubungan antara
waktu (sumbu X) dan kadar xilosa (sumbu Y) dari berbagai konsentrasi substrat awal
dimana nilai kecepatan reaksi (v) merupakan nilai kemiringan grafik tersebut.
Selanjutnya dibuat grafik double reciprocal dan didilakukan penentuan nilai Km dan
Vmaxnya.


3.3.11 Hidrolisis Substrat Spesifik
        Pengujian hidrolisis substrat spesifik dilakukan dengan cara mereaksikan
larutan enzim dengan berbagai substrat spesifik yang merupakan turunan p-nitrofenol,
yaitu : p-nitrofenol-α-L-arabinosida (substrat untuk α-L-arabinosidase), p-nitrofenol-
β-D-xilanopiranosida (substrat untuk β-D-xilanopiranosidase),       p-nitrofenol-β-D-
glukopiranosida     (substrat   untuk   β-D-glukopiranosidase),     p-nitrofenol-α-D-
galaktopiranosida (substrat untuk α-D-galaktopiranosidase) dan p-nitrofenol-asetat
(substrat untuk asetil xilan esterase). Sebanyak 100 µl larutan enzim ditambahkan ke
dalam tabung reaksi yang berisi 900 µl substrat spesifik dalam 50 mM bufer pada pH
optimal, kemudian diinkubasi pada suhu optimal selama 30 menit. Reaksi enzimatis
dihentikan dengan penambahan 100 µl Na2CO3 0.4M dan banyaknya p-nitrofenol
yang terbentuk dideteksi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 405 nm.
Satu unit aktivitas enzim dinyatakan sebagai banyaknya enzim yang diperlukan untuk
menghasilkan 1 µmol p-nitrofenol dari substrat spesifik permenit pada kondisi seperti
tersebut di atas.

More Related Content

What's hot

Sabun
SabunSabun
Diskusi biokimia 1
Diskusi biokimia 1Diskusi biokimia 1
Diskusi biokimia 1
Dilla Novita
 
Artikel fenil tiourea
Artikel fenil tioureaArtikel fenil tiourea
Artikel fenil tiourea
ruswanto Zalfa
 
Modul praktek s1
Modul praktek s1Modul praktek s1
Modul praktek s1
Dedi Kun
 
uji KLT daun kelor.pdf
uji KLT daun kelor.pdfuji KLT daun kelor.pdf
uji KLT daun kelor.pdf
MurniAmiruddin1
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
Septa Septy
 
Lampiran uji alkaloid, terpenoid, steroid, saponin
Lampiran uji alkaloid, terpenoid, steroid, saponinLampiran uji alkaloid, terpenoid, steroid, saponin
Lampiran uji alkaloid, terpenoid, steroid, saponin
Eka Saputra
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)
Hani Ani
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Santika Dewi
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
qlp
 
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Sii AQyuu
 
PPT Isolasi Benalu Teh
PPT Isolasi Benalu TehPPT Isolasi Benalu Teh
PPT Isolasi Benalu Teh
Hani Ani
 
Sifat Spektral Molekul
Sifat Spektral MolekulSifat Spektral Molekul
Sifat Spektral Molekul
hendrykaiizhyz
 
PPT Uji Protein
PPT Uji ProteinPPT Uji Protein
PPT Uji Protein
Paranody
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarah
dini riza
 
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopiPPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
Hani Ani
 
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Hani Ani
 
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratLaporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Safira Amalia Fardiana
 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9
Raden Saputra
 

What's hot (20)

Sabun
SabunSabun
Sabun
 
Diskusi biokimia 1
Diskusi biokimia 1Diskusi biokimia 1
Diskusi biokimia 1
 
Artikel fenil tiourea
Artikel fenil tioureaArtikel fenil tiourea
Artikel fenil tiourea
 
Modul praktek s1
Modul praktek s1Modul praktek s1
Modul praktek s1
 
uji KLT daun kelor.pdf
uji KLT daun kelor.pdfuji KLT daun kelor.pdf
uji KLT daun kelor.pdf
 
Penentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringanPenentuan kadar air cara pengeringan
Penentuan kadar air cara pengeringan
 
Lampiran uji alkaloid, terpenoid, steroid, saponin
Lampiran uji alkaloid, terpenoid, steroid, saponinLampiran uji alkaloid, terpenoid, steroid, saponin
Lampiran uji alkaloid, terpenoid, steroid, saponin
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...
 
PPT Isolasi Benalu Teh
PPT Isolasi Benalu TehPPT Isolasi Benalu Teh
PPT Isolasi Benalu Teh
 
Sifat Spektral Molekul
Sifat Spektral MolekulSifat Spektral Molekul
Sifat Spektral Molekul
 
PPT Uji Protein
PPT Uji ProteinPPT Uji Protein
PPT Uji Protein
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarah
 
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopiPPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
 
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
 
Bab III Metode Penelitian
Bab III Metode PenelitianBab III Metode Penelitian
Bab III Metode Penelitian
 
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidratLaporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
Laporan percobaan biokim fermentasi karbohidrat
 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9
 

Viewers also liked

Wea ultraviolence
Wea ultraviolenceWea ultraviolence
Wea ultraviolence
María Cardona
 
6.01. a personal_struggle_with_the_definition_of_success.stud.9.2008.last
6.01. a personal_struggle_with_the_definition_of_success.stud.9.2008.last6.01. a personal_struggle_with_the_definition_of_success.stud.9.2008.last
6.01. a personal_struggle_with_the_definition_of_success.stud.9.2008.last
Sahil Shah
 
Gri research project 1
Gri research project 1Gri research project 1
Gri research project 1
Sahil Shah
 
Web1
Web1Web1
Boeing project final
Boeing project finalBoeing project final
Boeing project final
Sahil Shah
 
GÖSTA 2013 CATALOGUE
GÖSTA 2013 CATALOGUEGÖSTA 2013 CATALOGUE
GÖSTA 2013 CATALOGUE
Per Karlsson
 
Australia
AustraliaAustralia
Australia
Romajhen Acuna
 
Projections for future of solid waste mngmt
Projections for future of solid waste mngmtProjections for future of solid waste mngmt
Projections for future of solid waste mngmt
Abhishek Rajput
 
Myrtle E. Sunshine - Memorial
Myrtle E. Sunshine - MemorialMyrtle E. Sunshine - Memorial
Myrtle E. Sunshine - Memorial
Anne Ralls
 
Qm
QmQm
Pulp & paper industry by abhishek
Pulp & paper industry by abhishekPulp & paper industry by abhishek
Pulp & paper industry by abhishek
Abhishek Rajput
 
Brain gain promoting research and innovation
Brain gain promoting research and innovationBrain gain promoting research and innovation
Brain gain promoting research and innovation
Abhishek Rajput
 
Puente de tacoma narrows
Puente de tacoma narrowsPuente de tacoma narrows
Puente de tacoma narrows
Kenny Pereyra
 
Brand audit of sx4
Brand audit of sx4Brand audit of sx4
Brand audit of sx4
Abhishek Rajput
 
Space Waste Management
Space Waste ManagementSpace Waste Management
Space Waste Management
Abhishek Rajput
 
Pourquoi est-ce si difficile de concevoir une API ?
Pourquoi est-ce si difficile de concevoir une API ?Pourquoi est-ce si difficile de concevoir une API ?
Pourquoi est-ce si difficile de concevoir une API ?
PALO IT
 
Road development projects.
Road development projects.Road development projects.
Road development projects.
Abhishek Rajput
 
Indoor air pollution
Indoor air pollutionIndoor air pollution
Indoor air pollution
Abhishek Rajput
 
Study of waste water, discharged from tannery (3)
Study of waste water, discharged from tannery (3)Study of waste water, discharged from tannery (3)
Study of waste water, discharged from tannery (3)
Abhishek Rajput
 

Viewers also liked (19)

Wea ultraviolence
Wea ultraviolenceWea ultraviolence
Wea ultraviolence
 
6.01. a personal_struggle_with_the_definition_of_success.stud.9.2008.last
6.01. a personal_struggle_with_the_definition_of_success.stud.9.2008.last6.01. a personal_struggle_with_the_definition_of_success.stud.9.2008.last
6.01. a personal_struggle_with_the_definition_of_success.stud.9.2008.last
 
Gri research project 1
Gri research project 1Gri research project 1
Gri research project 1
 
Web1
Web1Web1
Web1
 
Boeing project final
Boeing project finalBoeing project final
Boeing project final
 
GÖSTA 2013 CATALOGUE
GÖSTA 2013 CATALOGUEGÖSTA 2013 CATALOGUE
GÖSTA 2013 CATALOGUE
 
Australia
AustraliaAustralia
Australia
 
Projections for future of solid waste mngmt
Projections for future of solid waste mngmtProjections for future of solid waste mngmt
Projections for future of solid waste mngmt
 
Myrtle E. Sunshine - Memorial
Myrtle E. Sunshine - MemorialMyrtle E. Sunshine - Memorial
Myrtle E. Sunshine - Memorial
 
Qm
QmQm
Qm
 
Pulp & paper industry by abhishek
Pulp & paper industry by abhishekPulp & paper industry by abhishek
Pulp & paper industry by abhishek
 
Brain gain promoting research and innovation
Brain gain promoting research and innovationBrain gain promoting research and innovation
Brain gain promoting research and innovation
 
Puente de tacoma narrows
Puente de tacoma narrowsPuente de tacoma narrows
Puente de tacoma narrows
 
Brand audit of sx4
Brand audit of sx4Brand audit of sx4
Brand audit of sx4
 
Space Waste Management
Space Waste ManagementSpace Waste Management
Space Waste Management
 
Pourquoi est-ce si difficile de concevoir une API ?
Pourquoi est-ce si difficile de concevoir une API ?Pourquoi est-ce si difficile de concevoir une API ?
Pourquoi est-ce si difficile de concevoir une API ?
 
Road development projects.
Road development projects.Road development projects.
Road development projects.
 
Indoor air pollution
Indoor air pollutionIndoor air pollution
Indoor air pollution
 
Study of waste water, discharged from tannery (3)
Study of waste water, discharged from tannery (3)Study of waste water, discharged from tannery (3)
Study of waste water, discharged from tannery (3)
 

Similar to biochemi

percobaan 5 kimia dasar dan kimia organik
percobaan 5 kimia dasar dan kimia organikpercobaan 5 kimia dasar dan kimia organik
percobaan 5 kimia dasar dan kimia organik
reskygunadiawan
 
FLAVONOID PART II.pptx
FLAVONOID PART II.pptxFLAVONOID PART II.pptx
FLAVONOID PART II.pptx
CitraCirebon
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
brawijaya university
 
Responsi Bioreaksi
Responsi BioreaksiResponsi Bioreaksi
Responsi Bioreaksi
Rosita Wahyuningrum
 
Magdalena praharani surya nigrum
Magdalena praharani surya nigrumMagdalena praharani surya nigrum
Magdalena praharani surya nigrum
magdalenapraharani
 
Jurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu ediJurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu edi
Eka Setyawan
 
Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...
Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...
Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...
grachea aeryndhien
 
Tugas anorganik
Tugas anorganikTugas anorganik
Tugas anorganik
Anisah Lubis
 
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIGROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
RiaAnggun
 
Present sempro
Present semproPresent sempro
Present sempro
Helmy Scout
 
Nata de leri 1
Nata de leri 1Nata de leri 1
Nata de leri 1
Muhammad Luthfan
 
Antikoagulan dan antihipertensiObat untuk mencegah pembentukan gumpalan (koag...
Antikoagulan dan antihipertensiObat untuk mencegah pembentukan gumpalan (koag...Antikoagulan dan antihipertensiObat untuk mencegah pembentukan gumpalan (koag...
Antikoagulan dan antihipertensiObat untuk mencegah pembentukan gumpalan (koag...
ErsalinaNidianti2
 
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
Jepriadi5
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
RiaAnggun
 
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
Repository Ipb
 
Pelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkmanPelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkmanMulkan Fadhli
 
Tkk4
Tkk4Tkk4
Tkk4
andreei
 
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosaanalisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
Mardhiyah Sari
 

Similar to biochemi (20)

percobaan 5 kimia dasar dan kimia organik
percobaan 5 kimia dasar dan kimia organikpercobaan 5 kimia dasar dan kimia organik
percobaan 5 kimia dasar dan kimia organik
 
FLAVONOID PART II.pptx
FLAVONOID PART II.pptxFLAVONOID PART II.pptx
FLAVONOID PART II.pptx
 
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paperIts undergraduate-15574-1406100055-paper
Its undergraduate-15574-1406100055-paper
 
Responsi Bioreaksi
Responsi BioreaksiResponsi Bioreaksi
Responsi Bioreaksi
 
Chapter iii v
Chapter iii vChapter iii v
Chapter iii v
 
Magdalena praharani surya nigrum
Magdalena praharani surya nigrumMagdalena praharani surya nigrum
Magdalena praharani surya nigrum
 
Jurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu ediJurnal kel 2 bu edi
Jurnal kel 2 bu edi
 
Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...
Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...
Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Sa...
 
Tugas anorganik
Tugas anorganikTugas anorganik
Tugas anorganik
 
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGIGROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
GROUP PROJECT BIOTEKNOLOGI
 
Present sempro
Present semproPresent sempro
Present sempro
 
Nata de leri 1
Nata de leri 1Nata de leri 1
Nata de leri 1
 
Antikoagulan dan antihipertensiObat untuk mencegah pembentukan gumpalan (koag...
Antikoagulan dan antihipertensiObat untuk mencegah pembentukan gumpalan (koag...Antikoagulan dan antihipertensiObat untuk mencegah pembentukan gumpalan (koag...
Antikoagulan dan antihipertensiObat untuk mencegah pembentukan gumpalan (koag...
 
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptxPPT SEMKEM JEPRI.pptx
PPT SEMKEM JEPRI.pptx
 
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
 
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
RAPID ANALYSIS OF TOTAL FLA VONOIDS FROM MEDICINAL HERB: INTERPRETATION OF CH...
 
Pelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkmanPelatihan pcr 1 eijkman
Pelatihan pcr 1 eijkman
 
Tkk4
Tkk4Tkk4
Tkk4
 
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosaanalisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
 
148 154-1-pb(1)
148 154-1-pb(1)148 154-1-pb(1)
148 154-1-pb(1)
 

Recently uploaded

Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 

Recently uploaded (20)

Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 

biochemi

  • 1. III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2006 sampai Maret 2007. Penelitian bertempat di laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Institut Pertanian Bogor dan di laboratorium Biokimia Mikroba, Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Bogor. 3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan untuk penelitian yaitu : autoklaf, UV-VIS spektrofotometer (Shimadzu UV-1700), sentrifusa (Kubota 6500), shaker, laminar air flow, penangas air, pipet mikro (Gilson), piranti elektroforesis (Mini Protean 3, Biorad), kolom kromatografi, fraction collector (Biorad model 2110), timbangan analitik (AND GR-200), pH meter (Schott), pengaduk bermagnet, vorteks, cawan petri, gelas piala, labu ukur, gelas ukur, tabung reaksi, pipet serologis, dan erlenmeyer. Bahan-bahan yang digunakan yaitu : isolat Streptomyces sp SKK1-8 (koleksi Dr. Ir. Yulin Lestari, Departemen Biologi, FMIPA, IPB), substrat birchwood xilan (Fluka), sukrosa, ekstrak khamir, agar-agar, DNS, KNa tartrat, NaOH, Na2SO3, Coomassie brilliant blue G-250, etanol 95%, asam fosfor 85%, aseton, Na2HPO4, NaH2PO4, asam sitrat, Tris, HCl, Sephadex G-100 (Sigma), DEAE-Sephadex A50 (Sigma), NaCl, sodium dedosil sulfat (SDS), poliakrilamida, bis akrilamida, N,N,N,N-Tetrametiletilendiamina (TEMED), amonium persulfat, bromophenol blue, glisin, protein penanda dengan berat molekul rendah, p-nitrofenol dan berbagai substrat turunannya (p-NP-β-D-xilanopiranosida, p-NP-α-L-arabinofuranosida, p-NP- α-D-glukopiranosida dan p-NP-α-D-galaktopiranosida, p-NP-asetat) dari Amersham, dan akuades. Bahan kimia tersebut dari Merck (kecuali yang disebutkan) dan berkualitas pro analisa.
  • 2. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Preparasi Larutan Xilanase Streptomyces sp. SKK1-8 diremajakan pada cawan petri berisi media agar- agar xilan (mengandung 1 % ekstrak khamir, 10.3 % sukrosa dan 0.5 % birchwood xilan), diinkubasi pada suhu kamar selama 4 hari sampai terbentuk spora (sporulasi). Sebanyak 3 cockborer kultur padat Streptomyces sp SKK1-8 tersebut diinokulasikan ke dalam erlenmeyer yang berisi 100 ml media cair xilan, diinkubasikan pada suhu kamar selama 10 hari dengan pengocokan (150 rpm). Kultur cair disentrifugasi pada kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit pada suhu 4 oC. Filtrat yang diperoleh dipisahkan dari endapan dan digunakan sebagai ekstrak kasar xilanase. 3.3.2 Pengujian Aktivitas Xilanase Aktivitas xilanase diukur dengan mendeteksi gula pereduksi sebagai produk hidrolisa xilan oleh xilanase menggunakan metode Miller (Miller 1959). Sebanyak 100µl larutan enzim ditambahkan pada campuran 1 ml substrat (0.5% birchwood xilan dalam 100 mM bufer fosfat pH 6.0) dan 0.9 ml larutan bufer fosfat (100 mM, pH 6.0), diinkubasikan pada suhu 50 oC selama 30 menit. Reaksi enzimatis diakhiri dengan penambahan 2 ml reagen DNS (asam dinitrosalisilat) dan dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit. Campuran reaksi didinginkan dan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Kontrol dibuat dengan cara yang sama seperti pengujian aktivitas xilanase akan tetapi larutan enzim ditambahkan setelah penambahan reagen DNS. Blanko dibuat dengan cara yang sama akan tetapi larutan enzim diganti dengan 100µl akuades. Xilosa digunakan sebagai standar untuk penghitungan aktivitas xilanase. Satu unit aktivitas xilanase dinyatakan sebagai banyaknya enzim yang diperlukan untuk menghasilkan 1 µmol gula xilosa dari substrat birchwood xilan permenit pada kondisi seperti tersebut di atas (suhu 50 oC, pH 6.0).
  • 3. 3.3.3 Pengendapan Xilanase Menggunakan Amonium Sulfat dan Aseton Xilanase diendapkan pada suhu dingin (diatas penangas es) dengan cara menambahkan amonium sulfat yang telah dihaluskan atau aseton dingin sedikit demi sedikit ke dalam larutan xilanase kasar sambil diaduk perlahan dengan pengaduk bermagnet sampai mencapai kejenuhan tertentu. Pengadukan dilanjutkan selama 15 menit kemudian larutan disimpan dalam lemari pendingin selama semalam. Endapan yang terbentuk dipisahkan dengan sentrifugasi dan dilarutkan dengan 10 mM bufer fosfat pH 6.0. Penghitungan banyaknya amonium sulfat atau aseton yang ditambahkan ke dalam larutan enzim diperlihatkan dalam lampiran 4. Guna memperoleh hasil yang optimal maka pengendapan xilanase Streptomyces sp. SKK1-8 dilakukan secara bertahap, yaitu dengan 50%-80% aseton. Mula-mula aseton ditambahkan pada larutan enzim kasar sampai mencapai konsentrasi 50%, disentrifugasi pada kecepatan 5.000 rpm dan endapan yang merupakan protein pengotor dibuang. Selanjutnya aseton ditambahkan lagi ke dalam filtrat sampai mencapai konsentrasi 80%, disentrifugasi dan filtratnya dibuang. Endapan dilarutkan dengan 0.05M bufer fosfat pH 6.0, disentrifugasi untuk memisahkan protein tidak larut yang merupakan protein terdenaturasi. Filtrat yang diperoleh dimurnikan lebih lanjut. 3.3.4 Pemisahan Xilanase dengan Polimer Eudragit S100 Preparasi 2% Eudragit S100: 2 gr eudragit S100 ditambah 80 ml akuades, dinaikkan pHnya dengan penambahan 3 M NaOH sampai mencapai pH 11. Selanjutnya pH diturunkan dengan penambahan 3 M HCl sampai mencapai pH 7.0 dan volume ditepatkan menjadi 100 ml. Larutan disimpan dalam lemari pendingin sampai digunakan. Pemisahan xilanase dengan eudragit S100 dilakukan berdasarkan metode yang digunakan oleh Breccia et al. (1998) yang dimodifikasi. Sebanyak 40 ml ekstrak kasar xilanase ditambahkan pada 20 ml 2% eudragit S100, diaduk dengan magnetik stirer dan diinkubasi pada suhu kamar selama 15 menit. Selanjutnya pH diturunkan dengan penambahan 2 M asam asetat sampai mencapai pH 4.0 dan disentrifugasi
  • 4. pada kecepatan 5 000 g selama 15 menit. Supernatan disimpan (supernatan 1) dan endapan dicuci dengan 10 mM bufer asetat pH 4.0 dan disentrifugasi. Supernatan disimpan (supernatan 2), endapan dilarutkan dengan 14 ml 0.1 M bufer fosfat pH 7.5 kemudian ditambahkan NaCl dan Triton X-100 dengan konsentrasi akhir berturut- turut 1M dan 0.2%. Larutan diinkubasi pada suhu kamar selama 10 menit. Ditambahkan 2 M asam asetat sampai pH mencapai 4.0, didiamkan selama 20 menit dan disentrifugasi. Supernatan disimpan (supernatan 3) dan endapan dilarutkan dalam 1.5 ml 0.1 M bufer fosfat pH 7.5 (xilanase terikat eudragit S100). Dilakukan pengujian aktivitas xilanase pada supernatan 1, 2, 3 dan xilanase terikat eudragit S100 (terimobilisasi). 3.3.5 Pemurnian Xilanase Xilanase dimurnikan dengan menggunakan kromatografi filtrasi gel dan penukar ion. Matrik Sephadex G-100 sebanyak 10 gram dikembangkan dalam 10 mM bufer fosfat pH 6.0, dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 1 jam dan dimasukkan ke dalam lemari pendingin selama semalam. Didekantasi untuk membuang matrik yang tidak mengendap dan ditambahkan 100 ml larutan bufer yang sama. Matrik dituang ke dalam kolom kromatografi dan diseimbangkan dengan 10 mM bufer fosfat pH 6.0. Selanjutnya dibilas dengan bufer yang sama dengan kecepatan alir 0.5 ml/menit. Setiap 3 ml eluen ditampung, diukur kadar proteinnya pada panjang gelombang 280 nm dan diukur aktivitas xilanasenya. Dibuat grafik Profil elusi dimana sumbu X merupakan nomor fraksi sedangkan sumbu Y merupakan nilai kadar protein dan nilai aktivitas xilanase. Fraksi yang mengandung xilanase hasil filtrasi gel digabungkan, dimasukkan ke dalam kantong dialisis (molecular weight cut off 10 000) dan didialisis dengan 10 mM Tris-HCl pH 8.0 dalam lemari pendingin. Selama dialisis bufer diganti sebanyak 2 kali. Matrik DEAE-Sephadex A50 sebanyak 7 gram dikembangkan dengan 10 mM Tris-HCl pH 8.0, dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 1 jam dan disimpan dalam lemari pendingin selama 1 malam. Didekantasi untuk membuang matrik yang tidak mengendap dan ditambahkan 100 larutan bufer yang sama. Matrik
  • 5. dituang ke dalam kolom kromatografi dan diseimbangkan dengan 10 mM bufer Tris- HCl pH 8.0. Larutan xilanase hasil dialisis dimasukkan ke dalam kolom yang berisi matrik DEAE-Sephadex A50. Protein yang tidak terikat matrik dibilas dengan bufer yang sama, sedangkan protein yang terikat matrik dibilas dengan gradien linier larutan NaCl (0-0.5 M NaCl dalam bufer yang sama) dan 1 M NaCl. Pembilasan dilakukan dengan kecepatan alir 0.5 ml/menit, setiap 3 ml eluen ditampung, diukur kadar protein dan diuji aktivitasnya. Dibuat grafik profil elusi dan dilihat kemurniannya dengan elektroforesis. Elektroforesis dilakukan pada piranti elektroforesis vertikal Mini Protean 3 (Bio-Rad) pada kondisi protein terdenaturasi (SDS-PAGE) atau tidak terdenaturasi (native PAGE). Larutan xilanase dari setiap tahap pemurnian dilarikan pada gel poliakrilamida (4% akrilamida pada gel penahan dan 10% akrilamida pada gel pemisah). Elektroforesis dilakukan pada tegangan 100 volt, 50 mA sampai pewarna bromofenol biru mencapai sekitar 1 cm dari tepi gel bagian bawah. Hasil elektroforesis diwarnai dengan pewarna Coomasie Brilliant Blue (CBB) atau pewarna perak nitrat. Fraksi filtrasi gel dan fraksi kromatografi penukar anion dipekatkan 40 kali sebelum dilakukan elektroforesis. 3.3.6 Penghitungan Berat Molekul Xilanase Penghitungan berat molekul xilanase dilakukan dengan cara membandingkan jarak migrasi pita xilanase dengan pita protein penanda yang memiliki berat molekul rendah (low molecular weight marker). Protein penanda yang digunakan yaitu monoalbumin (serum babi, 66 kDa), albumin (telur ayam, 45kDa), karbonik anhidrase (29 kDa) dan α-lactalbumin (14.2 kDa). Persamaan linier protein penanda diperoleh dengan membuat kurva antara Rf dan log berat molekul protein penanda. Perkiraan berat molekul xilanase dihitung dari persamaan linier tersebut. Rf = jarak migrasi pita protein jarak migrasi bromofenol biru
  • 6. 3.3.7 Pengukuran Kadar Protein Kadar protein selama pemurnian diukur dengan metode Bradford (Bradford 1976) dan absorbansi pada panjang gelombang 280 nm (untuk pembuatan kromatogram). Pengukuran protein dengan metode Bradford dilakukan dengan cara sebagai berikut : sebanyak 0.4 ml larutan enzim ditambah 4 ml reagen Bradford, dikocok sampai homogen dan diinkubasikan pada suhu kamar selama 15 menit. Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 595 nm. Bovine Serum Albumine (BSA) digunakan sebagai standar untuk menghitung kadar protein larutan enzim. 3.3.8 Pengaruh pH dan Suhu Terhadap Aktivitas dan Stabilitas Xilanase Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim diuji dengan cara mereaksikan larutan enzim dengan substrat pada suhu 50 oC selama 30 menit pada berbagai kondisi pH larutan bufer (pH 4.0-9.0 dengan selang 0.5 unit). Gula pereduksi yang terbentuk diukur dengan metode Miller (1959). Stabilitas enzim terhadap pH diuji dengan menginkubasikan larutan enzim dalam 10 mM larutan bufer berbagai pH (3.0-9.0 dengan selang 0.5 unit) selama 1 jam. Setelah inkubasi selesai, dengan cepat diuji aktivitas enzim tersisanya pada kondisi optimum reaksi enzim xilanase dengan konsentrasi larutan bufer sebesar 0.1 M. Nilai aktivitas enzim tersisa dinyatakan dalam persentase dibandingkan dengan kontrol (enzim tanpa perlakuan). Bufer yang digunakan yaitu bufer asetat (pH 4.0-6.0), bufer fosfat (pH 6.0-8.0) dan bufer Tris- HCl (pH 7.0-9.0). Pengaruh suhu terhadap aktivitas xilanase diuji dengan cara mereaksikan larutan enzim dengan substrat selama 30 menit pada berbagai suhu (40-80 oC dengan selang 5 oC). Aktivitas xilanase dihitung dengan mengukur gula pereduksi yang terbentuk. Stabilitas enzim terhadap suhu diuji dengan menginkubasikan larutan enzim pada berbagai suhu (40-80 oC dengan selang 10 oC) selama 1 jam. Setelah inkubasi selesai larutan enzim dengan cepat didinginkan di dalam penangas es. Selanjutnya aktivitas enzim tersisa diuji pada kondisi standar reaksi enzimatis
  • 7. xilanase. Nilai aktivitas enzim tersisa dinyatakan dalam persentase dibandingkan dengan kontrol (enzim tanpa perlakuan) 3.3.9 Pengaruh Kation Terhadap Aktivitas Xilanase Pengaruh kation terhadap aktivitas xilanase diuji dengan cara menambahkan kation (konsentrasi akhir 1 mM) ke dalam campuran substrat-bufer-enzim, dan diinkubasikan pada kondisi optimal reaksi enzimatis. Penghambatan atau peningkatan aktivitas xilanase oleh kation dinyatakan dalam persentase aktivitas xilanase dibandingkan dengan kontrolnya (tanpa penambahan kation logam). Kation ditambahkan dalam bentuk larutan garam klorida, yaitu KCl, NaCl, BaCl2, CaCl2, CoCl2, CuCl2, NiCl2, SrCl2, ZnCl2, FeCl3. Selain itu juga diuji pengaruh EDTA terhadap aktivitas xilanase. 3.3.10 Studi Kinetika Xilanase Studi kinetika dilakukan dengan membuat grafik Lineweaver-Burk (double reciprocal) untuk menentukan nilai Km dan Vmax reaksi enzimatis dari xilanase Streptomyces sp SKK1-8. Persamaan Lineweaver-Burk : 1 = Km 1 + 1 V Vmax [S] Vmax transformasi linier dari persamaan Michaelis Menten. Grafik double reciprocal diperoleh dari hubungan antara 1/[S] sebagai sumbu X dan 1/v sebagai sumbu Y. Kecepatan reaksi (v) diukur sebagai kecepatan pembentukan produk (xilosa) persatuan waktu. Sebanyak 0.2 ml larutan enzim ditambahkan ke dalam campuran 2 ml substrat birchwood xilan berbagai konsentrasi dan 1.8 ml 50 mM larutan bufer pH optimum, diinkubasikan selama 40 menit pada suhu optimum reaksi enzimatis. Setiap 5 menit sekali diambil 0.3 ml dan ditambahkan 0.6 ml larutan DNS, dimasukkan ke dalam penangas air yang mendidih selama 15 menit kemudian didinginkan dalam air. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm dan kadar gula pereduksi dihitung dengan persamaan kurva standar xilosa. Dibuat grafik hubungan antara
  • 8. waktu (sumbu X) dan kadar xilosa (sumbu Y) dari berbagai konsentrasi substrat awal dimana nilai kecepatan reaksi (v) merupakan nilai kemiringan grafik tersebut. Selanjutnya dibuat grafik double reciprocal dan didilakukan penentuan nilai Km dan Vmaxnya. 3.3.11 Hidrolisis Substrat Spesifik Pengujian hidrolisis substrat spesifik dilakukan dengan cara mereaksikan larutan enzim dengan berbagai substrat spesifik yang merupakan turunan p-nitrofenol, yaitu : p-nitrofenol-α-L-arabinosida (substrat untuk α-L-arabinosidase), p-nitrofenol- β-D-xilanopiranosida (substrat untuk β-D-xilanopiranosidase), p-nitrofenol-β-D- glukopiranosida (substrat untuk β-D-glukopiranosidase), p-nitrofenol-α-D- galaktopiranosida (substrat untuk α-D-galaktopiranosidase) dan p-nitrofenol-asetat (substrat untuk asetil xilan esterase). Sebanyak 100 µl larutan enzim ditambahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 900 µl substrat spesifik dalam 50 mM bufer pada pH optimal, kemudian diinkubasi pada suhu optimal selama 30 menit. Reaksi enzimatis dihentikan dengan penambahan 100 µl Na2CO3 0.4M dan banyaknya p-nitrofenol yang terbentuk dideteksi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 405 nm. Satu unit aktivitas enzim dinyatakan sebagai banyaknya enzim yang diperlukan untuk menghasilkan 1 µmol p-nitrofenol dari substrat spesifik permenit pada kondisi seperti tersebut di atas.