Ebastine mengalami metabolisme panjang oleh enzim sitokrom P450 di hati manusia untuk membentuk metabolit hidroksi dan dealkilebastine, kemudian metabolit lanjutan carebastine. Studi menunjukkan bahwa CYP2J2 berperan utama dalam hidroksilasi ebastine, sedangkan CYP3A4 berperan utama dalam dealkilasi ebastine dan metabolitnya. Temuan ini berguna untuk memahami interaksi obat ebastine in vivo.
Profil protein enam isolat bakteri pendetoksifikasi metilmerkuri diteliti menggunakan elektroforesis gel native. Dua isolat, yaitu Brevundimonas dimunata dan Bacillus cereus menghasilkan protein spesifik dengan berat molekul 18,67-21,32 kDa dan 56,48-64,5 kDa yang diduga berperan dalam detoksifikasi metilmerkuri.
Makalah ini membahas pengaruh pemberian deksametason terhadap ekspresi gen moesin pada sel-sel stroma sumsum tulang kelinci. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian deksametason menurunkan ekspresi mRNA moesin hingga 75-85% pada dua sampel kelinci. Protein moesin terkait dengan organisasi sitoskeleton sel. Hasil ini menunjukkan bahwa deksametason dapat memodulasi gen moesin dan berpengaruh terhadap
Dokumen tersebut membahas tentang enzim glukosa oksidase dan pemanfaatannya. Enzim ini diklasifikasikan sebagai oksidoreduktase dan berfungsi untuk mengoksidasi glukosa menjadi asam laktat dan hidrogen peroksida. Enzim glukosa oksidase banyak dimanfaatkan untuk pembuatan biosensor pendeteksi kadar glukosa darah dan bioreaktor industri.
Dokumen tersebut membahas mengenai ujian tengah semester farmasi tahun 2013 yang mencakup berbagai aspek farmakologi molekuler seperti interaksi obat dengan targetnya seperti reseptor dan transporter, mekanisme kerja obat, pengembangan obat baru, serta penyakit dan terapinya pada tingkat molekuler.
1. Sequencing by hybridization (SBH) is a next generation sequencing technique that uses the differential hybridization of DNA to oligonucleotide probes on microarrays to read the genetic code of a target DNA.
2. SBH works by immobilizing the target DNA on a membrane or microarray and detecting which probes hybridize to identify the DNA sequence through patterns of hybridization.
3. The technique can be used to resequence DNA at individual bases by using microarrays with features containing oligonucleotides that differ at a single central position, allowing genotyping through differential hybridization patterns.
Ebastine mengalami metabolisme panjang oleh enzim sitokrom P450 di hati manusia untuk membentuk metabolit hidroksi dan dealkilebastine, kemudian metabolit lanjutan carebastine. Studi menunjukkan bahwa CYP2J2 berperan utama dalam hidroksilasi ebastine, sedangkan CYP3A4 berperan utama dalam dealkilasi ebastine dan metabolitnya. Temuan ini berguna untuk memahami interaksi obat ebastine in vivo.
Profil protein enam isolat bakteri pendetoksifikasi metilmerkuri diteliti menggunakan elektroforesis gel native. Dua isolat, yaitu Brevundimonas dimunata dan Bacillus cereus menghasilkan protein spesifik dengan berat molekul 18,67-21,32 kDa dan 56,48-64,5 kDa yang diduga berperan dalam detoksifikasi metilmerkuri.
Makalah ini membahas pengaruh pemberian deksametason terhadap ekspresi gen moesin pada sel-sel stroma sumsum tulang kelinci. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian deksametason menurunkan ekspresi mRNA moesin hingga 75-85% pada dua sampel kelinci. Protein moesin terkait dengan organisasi sitoskeleton sel. Hasil ini menunjukkan bahwa deksametason dapat memodulasi gen moesin dan berpengaruh terhadap
Dokumen tersebut membahas tentang enzim glukosa oksidase dan pemanfaatannya. Enzim ini diklasifikasikan sebagai oksidoreduktase dan berfungsi untuk mengoksidasi glukosa menjadi asam laktat dan hidrogen peroksida. Enzim glukosa oksidase banyak dimanfaatkan untuk pembuatan biosensor pendeteksi kadar glukosa darah dan bioreaktor industri.
Dokumen tersebut membahas mengenai ujian tengah semester farmasi tahun 2013 yang mencakup berbagai aspek farmakologi molekuler seperti interaksi obat dengan targetnya seperti reseptor dan transporter, mekanisme kerja obat, pengembangan obat baru, serta penyakit dan terapinya pada tingkat molekuler.
1. Sequencing by hybridization (SBH) is a next generation sequencing technique that uses the differential hybridization of DNA to oligonucleotide probes on microarrays to read the genetic code of a target DNA.
2. SBH works by immobilizing the target DNA on a membrane or microarray and detecting which probes hybridize to identify the DNA sequence through patterns of hybridization.
3. The technique can be used to resequence DNA at individual bases by using microarrays with features containing oligonucleotides that differ at a single central position, allowing genotyping through differential hybridization patterns.
Materi referensi untuk kuliah yang berjudul Monascus nata kompleks. Cari lebih banyak lagi materi referensi untuk kuliah di ITP di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2015/02/bahan-referensi-untuk-materi-kuliah-di.html
Penelitian ini bertujuan menentukan waktu fermentasi dan jenis substrat optimum untuk produksi xilanase oleh Trichoderma viride dengan fermentasi semi padat. Hasilnya menunjukkan bahwa waktu fermentasi optimum adalah 60 jam dan substrat optimum adalah klobot jagung.
Dokumen ini membahas tentang amobilisasi enzim bromelin dengan menggunakan kitosan sebagai matriks pendukung. Enzim bromelin diisolasi dari buah nanas dengan metode endapan ammonium sulfat. Enzim yang diisolasi kemudian diamobilisasi pada kitosan dengan metode cross-linking menggunakan glutaraldehid. Uji aktivitas enzim bromelin amobil menunjukkan aktivitas optimum pada pH 6 dan konsentrasi substrat 4000 ppm dengan inkubasi selama 6 jam. En
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Sii AQyuu
Dokumen ini membahas produksi etanol dari sukrosa menggunakan bakteri Zymomonas mobilis melalui proses hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa terlebih dahulu menggunakan enzim invertase yang diisolasi dari ragi roti. Enzim invertase digunakan untuk meningkatkan hasil fermentasi etanol dengan mengurangi produk samping. Proses hidrolisis dilakukan pada kondisi optimum enzim invertase yaitu pH 4,5 dan suhu 30°C selama
Metode ekstraksi cepat DNA plasmid menggunakan alkali digunakan untuk mengekstraksi DNA plasmid dari sel bakteri dengan cara yang sederhana. Lisozim dan SDS digunakan untuk memecah dinding sel, sementara NaOH mendegradasi DNA kromosomal. DNA plasmid yang lebih kecil tetap terlarut dan dapat dipisahkan dari DNA kromosomal yang teragregasi dengan sentrifugasi. Metode ini mampu mengekstraksi DNA plasmid dari berbagai ukuran hingga plasmid kosmid yang bes
Kelompok 8 - A Highly Selective Amperometric Biosensor Array for Simultaneous...nursekti2
Biosensor array mampu mendeteksi 6 senyawa sekaligus yaitu glukosa, glutamat, asetilkolin, kolin, piruvat, dan laktat dengan menggunakan enzim yang berbeda untuk setiap senyawa. Biosensor ini memiliki reprodusibilitas yang tinggi meskipun dipengaruhi pH dan konsentrasi buffer.
Laporan mingguan praktikum biokimia I mencakup isolasi amilum dari umbi singkong dan identifikasi karbohidrat melalui beberapa uji kualitatif. Mahasiswa memperoleh hasil isolasi amilum seberat 16,73 gram dan uji kualitatif menunjukkan perbedaan warna untuk glukosa dan fruktosa pada uji Molisch, Benedict, iodin dan Saliwanoff.
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...marketingIndogen
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai metode pengukuran aktivitas enzim, termasuk contoh-contoh enzim yang diuji seperti katalase, β-amilase, mieloperoksidase, xantin oksidase, dan alanin aminotransferase. Juga disebutkan beberapa produk kit assay pengujian aktivitas enzim dari perusahaan Elabscience.
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang pembuatan nata de cassava dari limbah cair industri tapioka. Variabel yang berpengaruh adalah penambahan gula, pH, dan waktu fermentasi. Kondisi optimum diperoleh pada penambahan gula 10%, pH 4, dan waktu fermentasi 12 hari. Penambahan pati ternyata dapat meningkatkan yield nata.
Dokumen ini membahas tentang sintesis oligonukleotida pada solid support menggunakan metode fosforamidit. Metode ini melibatkan tahapan detritilasi, coupling, oksidasi, dan capping yang dilakukan secara berulang sampai oligonukleotida selesai disintesis. Solid support yang umum digunakan adalah controlled-pore glass dan polystyrene karena memungkinkan proses otomatisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang proteoglikan, yaitu protein yang mengandung glikosaminoglikan yang terikat pada protein inti. Proteoglikan berperan penting dalam pembentukan jaringan seperti tulang rawan dan kornea mata. Sintesis proteoglikan melibatkan ikatan antara residu asam amino pada protein inti dengan oligosakarida melalui beberapa tahap enzimatik.
More Related Content
Similar to Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Saccharomyces cerevisiae
Materi referensi untuk kuliah yang berjudul Monascus nata kompleks. Cari lebih banyak lagi materi referensi untuk kuliah di ITP di: http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2015/02/bahan-referensi-untuk-materi-kuliah-di.html
Penelitian ini bertujuan menentukan waktu fermentasi dan jenis substrat optimum untuk produksi xilanase oleh Trichoderma viride dengan fermentasi semi padat. Hasilnya menunjukkan bahwa waktu fermentasi optimum adalah 60 jam dan substrat optimum adalah klobot jagung.
Dokumen ini membahas tentang amobilisasi enzim bromelin dengan menggunakan kitosan sebagai matriks pendukung. Enzim bromelin diisolasi dari buah nanas dengan metode endapan ammonium sulfat. Enzim yang diisolasi kemudian diamobilisasi pada kitosan dengan metode cross-linking menggunakan glutaraldehid. Uji aktivitas enzim bromelin amobil menunjukkan aktivitas optimum pada pH 6 dan konsentrasi substrat 4000 ppm dengan inkubasi selama 6 jam. En
Hidrolisis Sukrosa Dengan enzim invertase untuk produksi etanol menggunakan z...Sii AQyuu
Dokumen ini membahas produksi etanol dari sukrosa menggunakan bakteri Zymomonas mobilis melalui proses hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa terlebih dahulu menggunakan enzim invertase yang diisolasi dari ragi roti. Enzim invertase digunakan untuk meningkatkan hasil fermentasi etanol dengan mengurangi produk samping. Proses hidrolisis dilakukan pada kondisi optimum enzim invertase yaitu pH 4,5 dan suhu 30°C selama
Metode ekstraksi cepat DNA plasmid menggunakan alkali digunakan untuk mengekstraksi DNA plasmid dari sel bakteri dengan cara yang sederhana. Lisozim dan SDS digunakan untuk memecah dinding sel, sementara NaOH mendegradasi DNA kromosomal. DNA plasmid yang lebih kecil tetap terlarut dan dapat dipisahkan dari DNA kromosomal yang teragregasi dengan sentrifugasi. Metode ini mampu mengekstraksi DNA plasmid dari berbagai ukuran hingga plasmid kosmid yang bes
Kelompok 8 - A Highly Selective Amperometric Biosensor Array for Simultaneous...nursekti2
Biosensor array mampu mendeteksi 6 senyawa sekaligus yaitu glukosa, glutamat, asetilkolin, kolin, piruvat, dan laktat dengan menggunakan enzim yang berbeda untuk setiap senyawa. Biosensor ini memiliki reprodusibilitas yang tinggi meskipun dipengaruhi pH dan konsentrasi buffer.
Laporan mingguan praktikum biokimia I mencakup isolasi amilum dari umbi singkong dan identifikasi karbohidrat melalui beberapa uji kualitatif. Mahasiswa memperoleh hasil isolasi amilum seberat 16,73 gram dan uji kualitatif menunjukkan perbedaan warna untuk glukosa dan fruktosa pada uji Molisch, Benedict, iodin dan Saliwanoff.
Pengukuran Berbagai Marker Enzim dari Merk Elabscience - PT Indogen Intertama...marketingIndogen
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai berbagai metode pengukuran aktivitas enzim, termasuk contoh-contoh enzim yang diuji seperti katalase, β-amilase, mieloperoksidase, xantin oksidase, dan alanin aminotransferase. Juga disebutkan beberapa produk kit assay pengujian aktivitas enzim dari perusahaan Elabscience.
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang pembuatan nata de cassava dari limbah cair industri tapioka. Variabel yang berpengaruh adalah penambahan gula, pH, dan waktu fermentasi. Kondisi optimum diperoleh pada penambahan gula 10%, pH 4, dan waktu fermentasi 12 hari. Penambahan pati ternyata dapat meningkatkan yield nata.
Similar to Dampak dari asam oleat sebagai co-substrat glukosa pada efek crabtree pada Saccharomyces cerevisiae (20)
Dokumen ini membahas tentang sintesis oligonukleotida pada solid support menggunakan metode fosforamidit. Metode ini melibatkan tahapan detritilasi, coupling, oksidasi, dan capping yang dilakukan secara berulang sampai oligonukleotida selesai disintesis. Solid support yang umum digunakan adalah controlled-pore glass dan polystyrene karena memungkinkan proses otomatisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang proteoglikan, yaitu protein yang mengandung glikosaminoglikan yang terikat pada protein inti. Proteoglikan berperan penting dalam pembentukan jaringan seperti tulang rawan dan kornea mata. Sintesis proteoglikan melibatkan ikatan antara residu asam amino pada protein inti dengan oligosakarida melalui beberapa tahap enzimatik.
Dokumen ini membahas penelitian tentang pengaruh lipopolisakarida (LPS) bakteri terhadap tingkat keparahan asma pada tikus. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kontrol, asma, dan asma yang terpapar LPS. Kadar s-IgE diukur menggunakan teknik ELISA untuk mengetahui tingkat keparahan asma. LPS diinduksi pada tikus dengan menginjeksi LPS bakteri ke gingiva tikus.
Gene therapy involves inserting genetic material into cells to give them a new or restore a missing function. It can be used to treat cancer by modifying cancer cells at the molecular level, such as replacing a defective tumor suppressor gene like p53 to stop uncontrolled cell growth or induce cell death. Several approaches for gene therapy for cancer have shown promise in preclinical studies, including restoring tumor suppressor gene function, blocking oncogenes, and introducing "suicide genes" to selectively kill cancer cells. However, challenges remain to effectively target all cancer cells, including metastases.
Gene therapy can be used to treat blindness by correcting defective genes. There are four approaches to gene therapy including inserting a normal gene, replacing an abnormal gene, repairing an abnormal gene through mutation reversal, or changing gene regulation. The eye is well-suited for gene therapy due to its small, closed compartment structure and immune privileged status behind the blood-retinal barrier. Additionally, many eye cell types are stable and conserved across species, facilitating animal model testing of therapies prior to human trials. Advances in ophthalmic imaging also allow monitoring of treatment effects.
This document discusses iron, including its functions, absorption, deficiencies, and toxicity. It notes that iron is essential for oxygen transport, electron transport, and enzyme activity. Iron absorption occurs primarily in the duodenum, either bound to compounds for non-heme iron or directly from heme sources. Deficiencies can result in anemia or other symptoms depending on severity. Excess iron can be toxic and cause hemosiderosis, hemochromatosis, or other tissue damage.
DNA origami adalah pelipatan skala nano dari DNA untuk membentuk struktur dua atau tiga dimensi dengan cara memanfaatkan satu helai DNA panjang dan beberapa helai pendek untuk membentuk berbagai bentuk seperti wajah tersenyum, peta, kubus, dan lainnya. Teknologi ini dikembangkan Paul Rothemund dari Caltech dengan melibatkan folding DNA untuk membentuk struktur nano. DNA origami memiliki potensi untuk diaplikasikan dalam p
2. Optimasi dari industri biomassa diarahkan untuk proses yang memberikan
hasil biomassa yang tinggi. Namun, beberapa ragi seperti Saccharomyces
cerevisiae dapat mengalami efek Crabtree di bawah kelebihan glukosa.
Hal ini dapat terjadi pada tangki skala besar dimana terdapat
heterogenitas dalam konsentrasi glukosa. Oleh karena itu kelebihan
glukosa dapat menyebabkan terjadinya produksi etanol yang dapat
menghambat pembentukan biomassa. Penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa asam oleat sebagai co-substrat dalam chemostat terbatas glukosa
dapat menunda dan memodulasi efek "jangka pendek" efek Crabtree pada
Saccharomyces cerevisiae. Disini akan diteliti lebih lanjut mengenai
pengaruh dari asam oleat sebagai modulator dari efek Crabtree.
4. o Kultur chemostat dengan S. cerevisiae
CA10/pCD63
o Kultur accelerostat dengan S. cerevisiae CEN.PK
113-7D
o Kultur batch dengan S. cerevisiae CEN.PK 113-
7D
o Kultur VHEP fed-batch dengan S. cerevisiae
CEN.PK 113-7D
5. Komposisi gas inlet dan outlet dianalisis
dengan spektrometri massa. Untuk
chemostats dan A-stat, analisis dilakukan
setiap 5 menit selama steady state, setiap
45 s selama akselerasi A-stat dan setiap
5 s selama pulse dinamis dengan PRIMA
600s (gas VG, Manchester, Inggris).
Untuk batch dan fed-batch, analisis
dilakukan setiap 5 menit dengan Proline
Dycor (Instrument Proses Ametek,
Berwyn, USA). Aerasi dimulai 1 jam
setelah inokulasi.
6. Pengukuran spektrofotometri pada 620 nm dilakukan
dengan spektrofotometer Hitachi U-1100 atau Libra
S4. Untuk penentuan berat kering sel, medium kultur
dipanen dan disaring pada membran poliamid dengan
ukuran pori 0,45 pM, yang kemudian dikeringkan
sampai berat konstan pada 60°C dibawah tekanan
parsial (200 mmHg, yaitu kira-kira 26,7 kPa). 500 μl
medium kultur dicampur dengan 500 μl iso-propanol
untuk menghilangkan asam oleat. Campuran divortex
selama 1 menit dan disentrifugasi selama 3 menit pada
12.000×g. Butiran diresuspensi dalam 500 μl air untuk
pengukuran spektrofotometri. Untuk penentuan berat
kering sel, membran dicuci setelah penyaringan dengan
heksana dan air untuk menghilangkan asam oleat.
7. Pewarnaan sel dengan metode metilen
biru digunakan untuk menjelaskan
penentuan viabilitas sel Dengan
adanya oleat, suspensi sel disiapkan
seperti suspensi sel untuk menjelaskan
prosedur sebelum pewarnaan.
8. Sampling untuk analisis metabolit dilakukan dengan
sampling kaldu langsung dari bioreaktor melalui membran
poliamid steril dengan ukuran pori 0,45 pM. Permeat
dapat dianalisis langsung (chemostats dan A-stat) atau
dibekukan pada -20 ° C untuk analisis lebih lebih lanjut
(batch dan fed-batch).
Konsentrasi glukosa dianalisa dengan metode enzimatik
dengan YSI Model analyzer 27 A (YSI Life Science,
Yellow Springs, USA). Penentuan akurat glukosa,
etanol, gliserol dan asam organik dari permeat
dilakukan dengan kromatografi cair kinerja tinggi
(HPLC). Untuk chemostats dan A-stat, konsentrasi
etanol dan asam asetat ditentukan dengan kromatografi
gas.
Penentuan konsentrasi asam oleat dilakukan dengan dua
metode pada penyaringan supernatan yang diperoleh
setelah iso-propanol dicuci dan disentrifugasi.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16. Penggunaan asam oleat oleh industri dalam proses
tersebut dapat menyebabkan pengelolaan yang
lebih baik dalam masalah heterogenitas ketika
terjadi efek Crabtree yang tidak diinginkan.
Selain itu, kami menunjukkan bahwa dampak oleat
tidak tergantung strain tetapi reversibel. Oleh
karena itu, persiapan starter ragi dengan oleat
sebagai co-substrat glukosa dapat digunakan
dalam berbagai aplikasi, menerapkan efek
Crabtree atau tidak.
17.
18.
19. Tingkat pengenceran yang ditetapkan sebesar 0,18h-1 untuk
S. cerevisiae CA10/pCD63 untuk menjaga sel-sel di bawah
metabolisme oksidatif murni. Bioreaktor diberi tambahan
media mineral dengan glukosa pada 38 g L-1 untuk
chemostat glukosa dan 39 g L-1 untuk chemostat oleat-
glukosa. Chemostat oleat-glukosa ini juga ditambah dengan
720 g L-1 larutan asam oleat pada tingkat pengenceran
0,0041h-1.
Setelah pembentukan steady state, enam sampel independen
diambil selama periode 40 jam untuk karakterisasinya.
Kemudian pulse glukosa dilakukan dengan menyuntikkan
larutan glukosa yang volumenya diketahui 600 g L-1 untuk
mendapatkan konsentrasi dalam reaktor 10 g L-1. Pompa
influen dan efluen berjalan terus menerus selama
percobaan. Percobaan ini dilakukan dua kali untuk setiap
kondisi dalam dua chemostat independen.
20. Kultur accelerostat dilakukan dengan
strain CEN.PK 113-7D dalam kondisi
yang sama seperti untuk kultur
chemostat, dengan konsentrasi glukosa
37 g L-1 untuk A-stat glukosa dan 38
g L-1 untuk A-stat oleat-glukosa.
21. Kultur batch dilakukan dalam 5 L bioreaktor B DCU B.Braun
dengan volume kerja 3 L, dikelola dengan software
MFCS/win 2.0. Suhu diatur pada 30°C dan pH pada 5.0
dengan penambahan 1 M NaOH. Aliran udara dan laju
pengadukan disesuaikan untuk menjaga kondisi sepenuhnya
aerobik. Inokulasi dilakukan dengan S. cerevisiae CEN.PK
113-7D sel dipanen pada steady state dalam chemostat
terbatas glukosa pada D=0,16h-1 untuk BGCG, atau dalam
chemostat terbatas glukosa pada D=0,16h-1 dengan oleat
sebagai co-substrat pada D=0,0073h-1 untuk BGCGO dan
BGOCGO
22. Kultur fed-batch dilakukan dalam 5 L
bioreaktor B DCU B.Braun dengan
volume kerja 3 L, dikelola dengan
software MFCS/win 2.0. Suhu diatur
pada 30°C dan pH pada 4.0 dengan
penambahan 14% (v/v) larutan NH3.
Inokulasi dilakukan pada piring YPD
dari S. cerevisiae CEN.PK 113-7D.