Enzim amilase bekerja pada pH optimum 6-7. Pada pH di luar kisaran tersebut, aktivitas enzim menurun akibat proses denaturasi. Uji aktivitas enzim amilase pada berbagai pH menunjukkan aktivitas tertinggi pada pH 7.
Pengaruh peningkatan kadar enzim dan modifier pada reaksi enzimatikanandajpz
Dokumen tersebut membahas pengaruh konsentrasi enzim dan penambahan modifier terhadap aktivitas enzim yang terkandung dalam saliva. Eksperimen menunjukkan bahwa penambahan NaCl sebagai aktivator dapat mempercepat aktivitas enzim, sementara HgCl2 sebagai inhibitor dapat menghambat aktivitas enzim dengan mengubah struktur sisi aktifnya. Kadar enzim yang lebih tinggi juga meningkatkan persentase substrat yang tercerna.
Laporan ini menyelidiki pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim. Aktivitas enzim diukur pada berbagai suhu, yaitu 2°C, 27°C, 40°C, dan 70°C. Hasilnya menunjukkan bahwa suhu optimum adalah 40°C, dimana tingkat pencernaan substrat oleh enzim paling tinggi. Suhu yang terlalu rendah atau tinggi menyebabkan penurunan aktivitas enzim karena proses denaturasi.
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
Laporan praktikum mikrobiologi menjelaskan tentang uji angka paling mungkin (MPN) bakteri coliform. Dokumen ini membahas tentang sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media, serta teknik inokulasi mikroorganisme dengan tujuan mempelajari metode-metode tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang perbandingan mula kerja, puncak efek, dan lama kerja obat analgetik antalgin dan xylomidon pada pemberian peroral dan intraperitoneal pada tikus. Parameter yang diukur meliputi respon nyeri tikus terhadap rangsangan tekanan, serta waktu tercapainya efek analgetik maksimal."
Makalah ini menguji efek antiinflamasi dari Na-diklofenak dan infus rimpang temu putih dengan metode volume udem menggunakan tikus. Tikus diberi larutan karagenin untuk menginduksi inflamasi, kemudian diberi obat uji dan diukur volume udemnya. Hasilnya menunjukkan Na-diklofenak dan semua dosis infus rimpang temu putih dapat menghambat pembentukan udem dengan efektivitas
Pengaruh peningkatan kadar enzim dan modifier pada reaksi enzimatikanandajpz
Dokumen tersebut membahas pengaruh konsentrasi enzim dan penambahan modifier terhadap aktivitas enzim yang terkandung dalam saliva. Eksperimen menunjukkan bahwa penambahan NaCl sebagai aktivator dapat mempercepat aktivitas enzim, sementara HgCl2 sebagai inhibitor dapat menghambat aktivitas enzim dengan mengubah struktur sisi aktifnya. Kadar enzim yang lebih tinggi juga meningkatkan persentase substrat yang tercerna.
Laporan ini menyelidiki pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim. Aktivitas enzim diukur pada berbagai suhu, yaitu 2°C, 27°C, 40°C, dan 70°C. Hasilnya menunjukkan bahwa suhu optimum adalah 40°C, dimana tingkat pencernaan substrat oleh enzim paling tinggi. Suhu yang terlalu rendah atau tinggi menyebabkan penurunan aktivitas enzim karena proses denaturasi.
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
Laporan praktikum mikrobiologi menjelaskan tentang uji angka paling mungkin (MPN) bakteri coliform. Dokumen ini membahas tentang sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media, serta teknik inokulasi mikroorganisme dengan tujuan mempelajari metode-metode tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
Mula Kerja, Puncak Efek dan Lama Kerja Obat Analgetik pada Pemberian Per Oral...Novi Fachrunnisa
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang perbandingan mula kerja, puncak efek, dan lama kerja obat analgetik antalgin dan xylomidon pada pemberian peroral dan intraperitoneal pada tikus. Parameter yang diukur meliputi respon nyeri tikus terhadap rangsangan tekanan, serta waktu tercapainya efek analgetik maksimal."
Makalah ini menguji efek antiinflamasi dari Na-diklofenak dan infus rimpang temu putih dengan metode volume udem menggunakan tikus. Tikus diberi larutan karagenin untuk menginduksi inflamasi, kemudian diberi obat uji dan diukur volume udemnya. Hasilnya menunjukkan Na-diklofenak dan semua dosis infus rimpang temu putih dapat menghambat pembentukan udem dengan efektivitas
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati perubahan aktivitas perilaku tikus setelah pemberian diazepam secara intraperitoneal dan menentukan ED50 (dosis efektif) diazepam yang menyebabkan tidur pada 50% tikus. Tikus diberi tiga dosis berbeda diazepam secara intraperitoneal, yaitu 1 mg/kgBB, 2,5 mg/kgBB, dan 7,5 mg/kgBB, lalu diamati perubahan perilakunya. Hasilnya menunj
Jelaskan proses sintesis epinefrin dan nonepinefingaluh apsari
Epinefrin dan norepinefrin disintesis di kelenjar adrenal medulla melalui jalur biosintesis yang dimulai dari fenilalanin hingga terbentuknya epinefrin dan norepinefrin. Epinefrin kemudian ditransportasikan ke sel-sel saraf simpatis di seluruh tubuh.
Praktikum ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri dari berbagai sumber berdasarkan morfologi koloni. Terdapat 5 jenis bakteri yang diidentifikasi, yaitu Staphylococcus aureus, Serratia marcecens, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Sarcina lutea, dengan karakteristik berbeda seperti bentuk, ukuran, warna, dan tekstur koloni. Bakteri diisolasi menggunakan teknik quadrant streak untuk me
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
Laporan ini merangkum hasil praktikum identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam karboksilat. Praktikum ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsional dari senyawa-senyawa tersebut melalui reaksi kimia khas. Beberapa senyawa diuji meliputi etanol, gliserin, mentol, fenol, dan asam tartrat. Hasil pengujian menunjukkan adanya reaksi esterifikasi pada alkohol dan pembentukan kompleks
Laporan ini membahas pembuatan unguentum asam salisilat dengan bahan asam salisilat dan vaselinum flavum. Dilakukan evaluasi homogenitas, daya lekat, daya sebar, dan kemampuan proteksi. Hasilnya menunjukkan tidak homogen, daya lekat 1,3 detik, daya sebar semakin besar dengan tambahan beban, dan kemampuan proteksi 42 detik.
Dokumen ini membahas metodologi penelitian tentang pengaruh campuran pelarut dan penambahan surfaktan terhadap kelarutan zat. Metode yang digunakan meliputi pembuatan larutan dengan variasi komposisi pelarut dan konsentrasi surfaktan, penambahan zat sampai jenuh, titrasi asam basa untuk menentukan kelarutan zat, dan pembuatan grafik hasilnya.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi teknologi sediaan suppositoria non steril yang berisi parasetamol. Secara ringkas, dibahas tentang indikasi, farmakokinetik, mekanisme kerja, efek samping, kontraindikasi, peringatan, dan interaksi obat parasetamol. Juga dibahas sifat fisika kimia zat aktif dan bahan tambahan seperti oleum cacao dan cetaceum yang digunakan dalam pembuatan suppositoria. Terakhir
Kromatografi peertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani Rusia Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang berisi kalsium karbonat (CaCO3). (Gandjar, 2007)
Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umumdan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis karena dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis baik secara kuantitatif, kualitatif atau preparatif dalam bidang farmasi, lingkungan, industri dan sebagainya. (Gandjar, 2007)
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
Praktikum ini bertujuan untuk mengamati perubahan aktivitas perilaku tikus setelah pemberian diazepam secara intraperitoneal dan menentukan ED50 (dosis efektif) diazepam yang menyebabkan tidur pada 50% tikus. Tikus diberi tiga dosis berbeda diazepam secara intraperitoneal, yaitu 1 mg/kgBB, 2,5 mg/kgBB, dan 7,5 mg/kgBB, lalu diamati perubahan perilakunya. Hasilnya menunj
Jelaskan proses sintesis epinefrin dan nonepinefingaluh apsari
Epinefrin dan norepinefrin disintesis di kelenjar adrenal medulla melalui jalur biosintesis yang dimulai dari fenilalanin hingga terbentuknya epinefrin dan norepinefrin. Epinefrin kemudian ditransportasikan ke sel-sel saraf simpatis di seluruh tubuh.
Praktikum ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri dari berbagai sumber berdasarkan morfologi koloni. Terdapat 5 jenis bakteri yang diidentifikasi, yaitu Staphylococcus aureus, Serratia marcecens, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Sarcina lutea, dengan karakteristik berbeda seperti bentuk, ukuran, warna, dan tekstur koloni. Bakteri diisolasi menggunakan teknik quadrant streak untuk me
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
Laporan ini merangkum hasil praktikum identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam karboksilat. Praktikum ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsional dari senyawa-senyawa tersebut melalui reaksi kimia khas. Beberapa senyawa diuji meliputi etanol, gliserin, mentol, fenol, dan asam tartrat. Hasil pengujian menunjukkan adanya reaksi esterifikasi pada alkohol dan pembentukan kompleks
Laporan ini membahas pembuatan unguentum asam salisilat dengan bahan asam salisilat dan vaselinum flavum. Dilakukan evaluasi homogenitas, daya lekat, daya sebar, dan kemampuan proteksi. Hasilnya menunjukkan tidak homogen, daya lekat 1,3 detik, daya sebar semakin besar dengan tambahan beban, dan kemampuan proteksi 42 detik.
Dokumen ini membahas metodologi penelitian tentang pengaruh campuran pelarut dan penambahan surfaktan terhadap kelarutan zat. Metode yang digunakan meliputi pembuatan larutan dengan variasi komposisi pelarut dan konsentrasi surfaktan, penambahan zat sampai jenuh, titrasi asam basa untuk menentukan kelarutan zat, dan pembuatan grafik hasilnya.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi teknologi sediaan suppositoria non steril yang berisi parasetamol. Secara ringkas, dibahas tentang indikasi, farmakokinetik, mekanisme kerja, efek samping, kontraindikasi, peringatan, dan interaksi obat parasetamol. Juga dibahas sifat fisika kimia zat aktif dan bahan tambahan seperti oleum cacao dan cetaceum yang digunakan dalam pembuatan suppositoria. Terakhir
Kromatografi peertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani Rusia Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gelas yang berisi kalsium karbonat (CaCO3). (Gandjar, 2007)
Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umumdan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis karena dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis baik secara kuantitatif, kualitatif atau preparatif dalam bidang farmasi, lingkungan, industri dan sebagainya. (Gandjar, 2007)
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
Dokumen tersebut membahas metode eksperimen farmakologi dan toksikologi untuk pengembangan obat, termasuk tujuan dan konsep utama dari eksperimen tersebut, batasan-batasan yang ada, objek uji pra-klinik, dan contoh aplikasi metode eksperimen farmakologi.
Suppositoria merupakan sediaan farmasi padat yang dimasukkan ke rektum untuk memberikan efek lokal atau sistemik. Uji yang dilakukan pada suppositoria Na salisilat dengan basis oleum cacao dan PEG meliputi homogenitas, kekuatan mekanik, waktu melebur, dan disolusi. Hasilnya menunjukkan bahwa suppositoria basis PEG melebur lebih cepat dan memiliki derajat disolusi lebih tinggi dibanding basis oleum cacao karena
Prakiktum Biokimia Pangan Enzim II ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH dan suhu terhadap aktivitas enzim, serta mengamati proses fermentasi ragi. Berdasarkan hasil uji pengaruh pH, enzim ekstrak kedelai dan pisang aktif pada rentang pH tertentu dan memiliki pH optimum. Uji pengaruh suhu menunjukkan enzim aktif pada suhu optimum tertentu. Uji fermentasi ragi menunjukkan proses konversi glukosa menjadi etanol dan CO
Dokumen tersebut merangkum laporan praktik kerja lapangan (PKL) yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan kimia Universitas Cenderawasih di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Jayapura pada tahun 2014. Laporan ini menjelaskan tujuan, prosedur, dan hasil pengujian berbagai sampel obat, kosmetik, pangan, dan bahan kimia lainnya di laboratorium BBPOM untuk memenuhi syarat keamanan dan kualitas
Laporan praktikum biokimia mengenai pengaruh pH dan suhu terhadap kinerja enzim. Praktikum dilakukan untuk mengetahui aktivitas enzim amilase pada berbagai pH dan suhu. Hasilnya menunjukkan aktivitas maksimal pada pH 8 dan suhu 27°C.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai prinsip dasar dan prosedur elektroforesis protein. Terdapat penjelasan mengenai komponen sistem elektroforesis, prinsip migrasi partikel bermuatan, faktor yang mempengaruhi kecepatan migrasi dan resolusi, serta prosedur elektroforesis mulai dari persiapan sampai pembacaan hasil.
Dokumen ini membahas tentang elektroforesis protein. Metode ini memanfaatkan perbedaan muatan dan ukuran molekul protein untuk memisahkannya. Protein akan bergerak di dalam media penyangga sesuai dengan muatannya menuju kutub yang berlawanan. Dokumen ini menjelaskan prinsip, komponen, prosedur, dan pembacaan hasil elektroforesis protein.
Ekstraksi protein dari putih telur ayam ras dilakukan dengan mencampurkan putih telur dengan larutan asam asetat dan ammonium sulfat untuk membentuk endapan protein. Endapan protein kemudian dipisahkan dan dicuci dengan aseton untuk menghasilkan protein murni seberat 1,35 gram.
Pratikum ini membahas tentang penilaian mutu fisik telur ayam meliputi pengamatan kualitas bagian dalam dan luar telur. Parameter utama yang dinilai adalah kesegaran putih dan kuning telur, posisi kuning telur, keutuhan kulit telur, serta kebersihannya.
Kelompok 3_Alergen Kasein_Prak sanitasi.pdfMaretaWindi
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang kandungan gluten dan kasein pada pembuatan cookies dari proporsi tepung ubi jalar dan tepung kedelai. Penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kandungan kasein meski ada perbedaan proporsi tepung, namun ada perbedaan kandungan gluten dan tekstur cookies. Uji organoleptik menunjukkan cookies F2 paling disukai untuk warna dan rasa, sedangkan F3 untuk aroma dan tekst
Dokumen tersebut merangkum pembuatan sabun cuci tangan berbahan dasar minyak peppermint. Ia menjelaskan bahan-bahan, proses pembuatan, uji kualitas seperti pH dan daya hambat bakteri, serta analisis ekonominya. Hasilnya menunjukkan produk memenuhi standar SNI dan layak untuk diedarkan.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
2. Dasar Teori
Enzim
Enzim adalah sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi-
reaksi biologis. Enzim akan mampu mengkatalis suatu reaksi biologis bila berada
dalam kondisi nyamannya, misalnya pH. (Poedjiadi, 2006).
Salah satu enzim yang bereperan penting dalam tubuh adalah enzim amilase.
Enzim amilase berfungsi dalam proses pencernaan makanan khususnya ketika
berada di dalam mulut. Enzim amilase berfungsi untuk memecah molekul
karbohidat menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga memudahkan untuk
proses pencernaan berikutnya. Enzim amilase dapat bekerja maksimal pada suhu,
pH, serta konsentrasi yang optimum (Iman, 2005).
Pada umumnya enzim tidak kuat bila berada dalam lingkungan yang terlalu asam
atau terlalu basa. Namun pada beberapa enzim justru bekeja optimum pada pH
yang sangat asam, seperti enzim-enzim dalam lambung. Enzim amilase pada
rongga mulut bekerja maksimum pada pH 6-7 (Iman, 2005).
4. Gambar skema
. Isi erlenmeyer
15 ml larutan penyangga pH
tertentu
6 ml larutan NaCl 0.9%
10 ml larutan substrat
Digoyangkan memutar bbrp
waktu
Dilakukan pada suhu kamar
1
. Isi tabung reaksi 1 s/d
masing-masing 10 ml HCl 0,05
N
2
4 . Masukkan 1 ml larutan enzim pada
erlenmeyer dan catat waktunya
. Masukkan 1 ml dari
erlenmeyer ke tabung 2 dst tiap 5
menit
5
1 2 3 4 5
0’ 5’ 10’ 15’ 20’
3 . 1 ml
6 .1 ml larutan KI-I2 campur ad 5’ 620 nm
5. Data Hasil Praktikum
Menit Ke- pH 4,0 pH 6,0 pH 7,0 pH 8,0
0’ 1,3037 0,5792 0,6570 0,7738
5’ 1,1605 0,5703 -0,0040 0,6171
10’ 0,7020 0,5697 0,1180 0,7346
15’ 0,6189 0,5331 0,1070 0,6047
20’ 0,6128 0,5245 0,0970 0,7474
Data hasil praktikum minggu
pertama (preparasi 1)
13. 0%
97.72%
98.13%
92.70%
98.92%
0%
32.36% 34.55% 52.33%
43.01%
0%
91.43%
91.74%
92.38%
92.16%
0%
14.83%
-1.01% -0.57% 4.29%
0%
20.25%
5.07%
21.85%
3.41%
0%
0
82.04% 83.71% 85.24%
0%
1.54%
1.64%
7.96%
9.44%
0%
10.98%
46.15%
52.53%
53.00%
0%
50%
100%
150%
200%
250%
300%
350%
400%
450%
0' 5' 10' 15' 20'
JUMLAHSUBSTRATYANGTERCERNA(%)
MENIT KE-
PROGRESS CURVE PH SEMUA KELOMPOK
kelompok 8 kelompok 7 kelompok 6 kelompok 5 kelompok 4 kelompok 3 kelompok 2 kelompok 1
14. Pembahasan
Pada masing-masing tabung dengan interval waktu 0’, 5’, 10’, 15’ dan 20’ saat uji ukur
absorbasinya dengan menggunakan Spektormeter didapatkan hasil hasil yang berbeda-
beda pada setiap pH. Pada praktikum minggu pertama didapatkan hasil persentase substrat
yang dicerna yang paling besar adalah pada pH 7, yaitu mencapai 100%.
Namun pada pH 4,0 hasil persentase substrat yang dicerna lebih besar dari pH 6,0 yang
dimana seharusnya pH 6,0 lebih besar dari pada pH 4,0 karena menurut (Iman, 2005)
Enzim amilase pada rongga mulut bekerja maksimum pada pH 6-7. Begitupula dengan
pH 8,0 menunjukkan nilai substrat yang dicerna mengalami penurunan dikarenakan pH
yang mulai basa makan enzim mengalami penurunan aktivitas.
Menurut Williamson dan Fieser Sebenarnya enzim juga memiliki pH optimum tertentu,
pada umumnya sekitar 4.5 – 8 dan pada kisaran pH tersebut enzim mempunyai
kestabilan yang tinggi, namun disini enzim yang digunakan adalah amilase dan menurut
Iman, enzim amilase bekerja optimum pada pH 6-7. Kesalahan disini dapat disebebkan
karena tidak ketelitian para praktikan dalam praparasi atau pada pengenceran enzim
yang terlau banyak.
15. Kesimpulan
Enzim memiliki
aktivitas maksimal
pada pH optimumnya
(pH optimum enzim
amilase saliva adalah
pH 6-7).
Pada pH yang terlalu
asam atau basa enzim
akan mengalami
denaturasi
Enzim amilase
bekerja pada pH 6-7