sumber: Buku "Menjadi Pembela Islam", karya M. Rahmat Kurnia.

2.  Manusia mau tidak mau harus terikat kepada
hukum syara’ bila ingin bahagia dunia dan
akhirat.
 Perspektif:
Perintah Allah untuk
terikat dengan
hukumNya
Allah Swt. akan
menghisab manusia
Allah Mahatahu atas
segala sesuatu
Manusia itu lemah dan
terbatas

3.  Perkara yang dapat diindera maupun yang
ghaib.

5. “(Dan) Kami tidak akan mengazab
(suatu kaum) sebelum Kami mengutus
seorang Rasul.” (QS. Al-Isra’:15)
“Ingatlah, hukum itu milikNya. Dia
penghisab yang paling cepat.” (QS.
Al-An’am’:62)

6. “Dan Dia
Mahamengetahui
atas segala
sesuatu.” (QS. Al-
Baqarah:29)
“Dan sungguh pada kalian
ada para penjaga
(malaikat) yang mulia dan
menulis amal. Mereka
mengetahui apapun yang
kalian lakukan.”(QS. Al-
Infithar:11)
“Pada hari ini Kami tutup mulut
mereka; dan berkatalah kepada
Kami tangan mereka dan memberi
kesaksian kaki mareka terhadap
apa yang dahulu mereka
kerjakan.” (QS. Yasin:65)

7. “Tinggalkanlah olehmu
sekalian apa saja yg telah
kutinggalkan. Sesungguhnya yg
menyebabkan kebinasaan
umat-umat sebelum kamu
adalah karena banyaknya
pertanyaan mereka dan
mereka bertindak tidak sesuai
dgn apa yg disampaikan oleh
nabi-nabi mereka. Oleh karena
itu, bila aku melarang sesuatu
kepada kamu sekalian maka
jauhilah, dan bila aku
memerintahkan sesuatu maka
kerjakanlah sekuat tenaga.”
(HR. Imam Bukhari dan Muslim)
“Sesuatu yang terpuji
adalah sesuatu yang
dipuji oleh syara’ dan
sesuatu yang tercela
adalah yang dicela
oleh syara’.” (dalam
kaidah ushul fiqih)