SlideShare a Scribd company logo
ANALISIS PENERAPAN ETIKA BISNIS
di PT. ASTRA INTERNATIONAL, Tbk.
Tugas Perkuliahan
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk menyelesaikan tugas Ujian Tengah Semester
(UTS) mata kuliah Business Ethics and Good Governance
Oleh:
MUHAMMAD FRAYOGI
NIM. 55116120098
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA, April 2017
ABSTRAK
Muhammad Frayogi. NIM. 55116120098. Analisa Etika Bisnis di PT. Astra
International Tbk. Program Studi Magister Manajemen. Program
Pascasarjana. Universitas Mercubuana. Dosen Pengampu Prof. Dr. Ir. Hapzi
Ali, MM, CMA.
Konsep Good corporate governance merupakan suatu urgensitas dalam upaya
mewujudkan suatu perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis dalam
mencapai tujuan perusahaannya. PT. Astra International dalam upaya menerapkan
etika bisnisnya dihadapkan pada beberapa masalah, tekait urgensi penerapan konsep
GCG, pelaksanaan ekspansi bisnis, serta komitmen bersama untuk mencapai tujua
perusahaan. Oleh karenanya, rumusan masalah yang ingin dipecahkan penulis dalam
makalah ini adalah melihat bagaimana penerapan etika bisnis Astra dalam pencapaian
tujuan perusahaannya. Untuk menganalisa penerapan etika bisnis Astra, penulis
menggunakan teori prinsip-prinsip etika bisnis menurut Keraf, dengan empat prinsip
etika bisnis, yaitu Otonomi, Kejujuran, Keadilan dan Saling Menguntungkan. Adapun
metode yang digunakan adalah analisa deskriptif untuk memahami secara mendalam
objek penulisan makalah. Berdasarkan hasil deskripsi dan analisa data, Astra telah
menerapkan prinsip etika bisnis secara optimal, dilihat dari komitmen dan upaya
meraka untuk berkontribusi kepada Bangsa dalam pembangunan yang berkelanjutan.
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah peningkatan kontrol dan evaluasi
terkait penerapan etika bisnis agar tetap sesuai dengan nilai-nilai perusaahan dan
berjalan secara terus-menerus.
Kata Kunci: Komitmen & Upaya, Prinsip-prinsip, Etika Bisnis
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................ 7
1.3 Batasan Masala ....................................................................................... 8
1.4 Rumusan Masalah................................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
BAB II DESKRIPSI TEORI
2.1 Deskripsi Teori........................................................................................ 10
2.2 Kerangka Berpikir .................................................................................. 14
BAB III METODOLOGI PENULISAN MAKALAH
3.1 Metode Penulisan ................................................................................... 16
3.2 Ruang Lingkup ....................................................................................... 17
3.3 Objek Penulisan Makalah ...................................................................... 17
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 17
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek ...................................................................................... 19
4.2 Deskripsi Data ........................................................................................ 23
4.3 Pembahasan ............................................................................................ 30
ii
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 42
5.2 Saran ....................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan pada era globalisasi yang ditandai dengan semakin terbukanya arus
informasi, komunikasi, dan transportasi antarnegara di dunia, menuntut perusahaan
untuk menerapkan konsep Good Corporate Governance (GCG) dalam menjalankan
bisnisnya, baik perusahaan besar maupun menengah sekalipun. Penerapan konsep
GCG dalam penerapannya akan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya. Hal ini berkaitan dengan penyaluran atau distribusi dari kekuatan dan
tanggung jawab, serta konsekuensi dan akuntabilitas perusahaan pada performance
dan pencapaian kinerja perusahaan yang ingin dicapai oleh masing-masing
perusahaan tersebut.
Konsep Good Corporate Governance (GCG) ini sendiri tentunya memiliki
keterkaitan dengan etika bisnis atau nilai-nilai yang menjadi ciri khas atau kekayaan
ragam yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Hal ini sama kaitannya dengan
keragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia yang terdiri dari hal-hal yang unik
dan bahkan tidak dimiliki oleh negara-negara di dunia, seperti Bahasa, kekayaan seni
dan budaya daerah, ragam sejarah dan barang peninggalannya, serta nilai-nilai luhur
yang telah tertanam pada jati diri Bangsa Indonesia. Hal ini tentunya memiliki
keselarasan antara konsep nilai-nilai keragaman Bangsa Indonesia dengan nilai-nilai
2
atau etika bisnis suatu perusahaan dalam menjalankan roda bisnisnya tersebut. Nilai-
nilai inilah yang menjadi dasar bagi setiap perusahaan dalam proses pengambilan
keputusan serta penetapan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut.
Urgensi penerapan etika bisnis dalam proses pengambilan keputusan dan
penetapan tindakan-tindakan di lingkungan kerja, tidak hanya semata-mata untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan, namun lebih untuk meingkatkan citra
perusahaan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan tersebut dengan menerapkan
konsep Good Corporate Governance (GCG) dengan pihak stakeholders dan
shareholders serta menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap dampak
dari kegiatan bisnis kepada masyarakat serta lingkungan sekitar.
Menurut Sekuritas (2016), yang dikutip dalam website Indonesia Investment
yang menyatakan bahwa PT. Astra Internasional Tbk (Astra) merupakan salah satu
konglomerat terdiversifikasi terbesar di Indonesia. Perusahaan induk investasi ini
sering dianggap sebagai barometer perekonomian Indonesia karena kehadirannya di
berbagai sektor, seperti otomotif, agribisnis, alat berat, pertambangan, energi, jasa
keuangan, teknologi informasi, dan infrastruktur & logistik.
Astra menunjukkan pertumbuhan yang kuat, kompetitif serta berkelanjutan
dimana hal ini dapat dilihat saat Indonesia dilanda krisis keuangan Asia di akhir
tahun 1990-an dimana krisis ini mendesak untuk melakukan restrukturisasi dan
reorganisasi model bisnisnya (termasuk saat pengambil-alihan oleh Jardine Matheson
Group yang berbasis di Hongkong pada tahun 1999 melalui anak perusahaan Jardine
3
Cycle & Carriage, Ltd.). perusahaan yang berawal dari sebuah usaha perdagangan
kecil yang didirikan oleh dua saudara Wiliam Soerdjaya dan Tjia Kian Tie, PT. Astra
International Tbk telah berkembang menjadi konglomerat mengesankan yang
beroperasi terutama di Indonesia dalam membentuk perusahaan tercatat terbesar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total kapitalisasi pasar lebih dari tujuh persen
(Sekuritas dalam website Indonesia Investement, 2016).
PT. Astra Intenational, Tbk ini merupakan grup otomotif terbesar di Asia
Tenggara dan menyediakan berbagai produk mobil dan sepeda motor. Produk PT.
Astra Intenational untuk sepeda motor adalah Honda Motor dengan nama anak
perusahaan PT. Astra Honda Motor, sedangkan untuk produk mobilnya yaitu Toyota,
Daihatsu, Isuzu, BMW, Peugeot dan UD Trucks. Adapun dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini untuk data market share dari produk-produk otomotif dari PT. Astra
International Tbk, sebagai berikut:
Tabel 1.1
Penjualan Sepeda Motor 2015 dan 2016
Brand
2015 2016
Terjual (unit) % Terjual (unit) %
Honda 4,453,888 68,73 4,380,888 73.86
Yamaha 1,798,630 27,76 1,394,078 23,50
Kawasaki 115,008 1,77 97,622 1,65
Suzuki 109,882 1,7 56,824 0,96
TVS 2,747 0,02 1,873 0,03
Total 6,480,155 100 5,931,285 100
Sumber: Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), 2017.
4
Tabel 1.2
Penjualan Mobil 2014 dan 2015
Brand
2014 2015
Terjual (unit) % Terjual (unit) %
Daihatsu 67,142 15.45 60,172 16.54
Honda 49,103 11.3 55,071 15.13
Isuzu 10,214 2.35 7,506 2.06
Mazda 3,193 0.73 2,910 0.8
Mitsubishi 54,610 12.56 42,459 11.67
Nissan 14,466 3.33 11,559 3.18
Datsun 0 0 9,240 2.54
Suzuki 56,020 12.89 43,106 11.85
Toyota 152,799 35.16 115,763 31.81
Others 27,076 6.23 16,085 4.42
Total 434,623 100 363,871 100
Sumber: Gaikindo Indonesia, 2016.
Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bersama bahwa produk-produk
otomotif PT. Astra Intenational, Tbk telah menguasai lebih dari 50% pasar otomotif
di Indonesia. Meskipun telah memegang kendali untuk pasar otomotif di Indonesia,
dalam beberapa tahun terakhir ini Astra telah mengurangi ketergantungan
tradisionalnya pada industri otomotif dengan melakukan eskpansi bisnis ke berbagai
sektor lainnya untuk menumbuhkan peluang bisnis baru serta aliran pendapatan
lainnya, seperti pertambangan batu bara, agribisnis (minyak kelapa sawit), teknologi
informasi, infrastruktur (jalan tol, penyediaan air di Jakarta dan terminal penimbunan
minyak di Gresik, serta layanan solusi Teknologi Informasi.
Perubahan prospek bisnis PT. Astra Intenational, Tbk dilakukan secara sengaja
mengingat prospek industri kendaraan bermotor baik mobil maupun motor semakin
menurun yang disebabkan berbagai macam hal, salah satunya yaitu kebijakan
5
pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk memangkas biaya subsidi bahan bakar serta
kenaikan pajak kepemilikan kendaraan bermotor lebih dari satu, dan membatasi
pinjaman yang berlebihan untuk pembelian kendaraan bermotor menyebabkan
keuntungan dari industri otomotif ini menjadi berkurang. Ekspansi bisnis ini
menyebabkan ketergantungan pendapatan Astra yang pada awal tahun 2000-an
sebesar 80% berasal dari industri otomotif, namun telah menurun menjadi 50%
(Sekuritas dalam website Indonesia Investement, 2016). Berikut penulis sampaikan
mengenai laporan laba bersih PT. Astra Intenational per segmen bisinis pada tahun
2015, sebagai berikut:
Tabel 1.3
Laporan Laba Bersih PT. Astra International, Tbk 2012-2015
(disajikan dalam rupiah milyar, kecuali dinyatakan lain)
Segmen Bisnis Astra 2012 2013 2014 2015 Total %
Otomotif 9,472 9,829 8,491 7,464 35,256 48.63%
Jasa Keuangan 3,714 4,273 4,750 3,555 16,292 22.47%
Alat Berat, Pertambangan & Energi 3,500 2,971 3,263 2,342 12,076 16.66%
Agribisnis 1,920 1,435 1,996 493 5,844 8.06%
Infrastruktur, Logistik & Other 683 748 491 406 2,328 3.21%
Teknologi Informasi 132 161 200 204 697 0.96%
Total 19,421 19,417 19,191 14,464 72,493 100.00%
Sumber: Astra International, Laporan Tahunan 2015
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kontribusi laba terbesar yang
didapat oleh PT. Astra Intenational, Tbk yaitu dari sektor otomotif. Namun ekspansi
bisnis yang dilakukan oleh Astra ini menghilangkan ketergantungan pada laba yang
dapat dari bisnis otomotif sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Segmen
bisnis jasa keuangan, alat berat, pertambangan & enegrgi agribisnis, infrastruktur,
6
logistik & lainnya, serta layanan teknologi informasi juga memiliki kontribusi
terhadap pendapatan bisnis Astra terhadap total pendapatan konsilidasian secara
konsisten. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa Astra dapat memanfaatkan berbagai
peluang bisnis untuk meningkatkan investasi dan semakin memperluas disversifikasi
usaha yang singergis berdasarkan strategi bisnis dan tujuan perusahaan.
Kunci keberhasilan yang telah dicapai oleh PT. Astra International, Tbk untuk
dapat terus berkembang dan melakukan eskpansi bisnis dalam mencapai tujuan
perusahaan yaitu terletak pada komitmen bersama untuk ‘Sejahtera Bersama
Bangsa’ yang berlandaskan pada visi dan misi serta filosofi ‘Catur Dharma’.
Komitmen bersama ini juga ditunjang dengan adanya sistem manajemen pengelolaan
segala kegiatan bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Berdasarkan pemaparan di atas mengenai urgensi penerapan etika bisnis dalam
pelaksanaan segala aktivitas bisnis dalam mencapai tujuan perusahaan, maka penulis
akan melakukan penelitian terkait penerapan etika bisnis dalam mencapai tujuan
perusahaan. Adapun penulisan makalah untuk menganalisa penerapan etika bisnis
dalam perusahaan ini, penulis menentukan PT. Astra International, Tbk sebagai studi
kasus penulisan makalah ini dikarenakan penulis ingin mengetahui bagaimanakah PT.
Astra International, Tbk dalam menerapkan konsep etika bisnis perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian, judul makalah untuk menganalisa
penerapan etika bisnis di perusahaan ini adalah “Analisis Penerapan Etika Bisnis di
PT. Astra International, Tbk”.
7
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang dalam penerapan etika bisnis perusahaan
di PT. Astra International di, Tbk dalam pencapaian tujuan perusahaan di atas,
penulis dapat mengidentifikasi hal-hal yang menjadi urgensi penerapan konsep etika
bisnis tersebut di dalam perusahaan. Berikut adalah identifikasi masalah dalam
penulisan makalah ini, sebagai berikut:
1. Semakin tingginya persaingan bisnis akibat semakin terbukanya arus informasi,
komunikasi, dan transportasi antarnegara di dunia yang menuntut perusahaan
dalam menerapakan konsep Good Corporate Governance sesuai dengan nilai-
nilai etika bisnis perusahaan tersebut.
2. Adanya perubahan ketergantungan bisnis PT. Astra International, Tbk dalam
bisnis otomotif yang selama ini menjadi pendapatan bisnis utama perusahaan.
Hal ini disebabkan adanya kebijakan pemerintah yang memiliki pengaruh pada
penjualan kendaraan bermotor di Indonesia, seperti kenaikan harga bahan bakar,
kenaikan pajak kendaraan, serta pembatasan pinjaman dalam pembelian
kendaraan bermotor.
3. Penerapan komitmen bersama untuk ‘Sejahtera Bersama Bangsa’ yang
berlandaskan pada visi dan misi serta filosofi ‘Catur Dharma’. Komitmen
bersama ini juga ditunjang dengan adanya sistem manajemen pengelolaan segala
kegiatan bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Dalam hal ini penulis
ingin mengetahui bagaimana penerapan komitmen tersebut.
8
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan pemaparan mengenai identifikasi masalah yang muncul pada
penulisan makalah ini yang dijabarkan dalam latar belakang dan identifikasi masalah
di atas. Pembatasan masalah ditujukan untuk mendapatkan fokus penulisan makalah
yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, pembatasan masalah dalam penelitian ini
yaitu mengenai penerapan etika bisnis di PT. Astra International, Tbk.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan mengenai hal-hal terkait urgensi penerapan etika bisnis
dalam perusahaan yang telah dijabarkan di bagian latar belakang dan batasan masalah
penelitian, agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih fokus untuk dapat
menentukan tujuan penelitian, maka penulis membuat rumusan masalah, yaitu
Bagaimanakah penerapan etika bisnis di PT. Astra International, Tbk?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian merupakan arah dari suatu penelitian yang disesuaikan
dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Tujuan yang hendak dicapai dalam
penulisan makalah mengenai penerapan etika bisnis dalam perusahaan dalam hal ini
adalah PT. Astra International, Tbk, yaitu untuk mengetahui bagaimanakah
penerapan etika bisnis di PT. Astra International, Tbk.
1.6 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari adanya penulisan makalah ini, yaitu diharapkan dapat
memberikan sumbangsih pengembangan ilmu etika bisnis dan good coporate
9
governance, serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan bahan bacaan
dalam kajian ilmu yang berkaitan dengan teori yang digunakan dalam penelitian
ini. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang
memberikan manfaat dan wawasan tentang upaya menciptakan suatu penerapan
etika bisnis yang bersih dan baik sesuai degan nilai-nilai di dalam perusahaan,
terutama dalam hal pencapain tujuan perusahaan itu sendiri.
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis bagi pembaca, penulis makalah atau peneliti lain yang
didapat dalam penulisan makalah ini, diharapkan mampu menjadi suatu acuan
sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam kajian mengenai permasalahan
serupa, yaitu penerapan etika bisnis. Dan penulisan makalah ini juga diharapkan
mampu disempurnakan dengan adanya penulisan atau penelitian lain yang serupa
sehingga kekurangan dari penulisan makalah ini dapat disempurnakan sehingga
nantinya akan menghasilkan solusi-solusi yang lebih baru disesuaikan dengan
situasi dan kondisi pada waktu yang akan datang.
Berdasarkan hasil penelitian juga, diharapkan mampu menjadi acuan
penilaian maupun masukkan bagi PT. Astra International, Tbk atau perusahaan
terkait lainnya dalam penerapan etika bisnis perusahaan. Penerapan etika bisnis
perusahaan ini juga semata-mata ditujukan untuk menciptakan suatu konsep tata
kelola perusahaan yang baik untuk pembangunan ekonomi negara secara
berkelanjutan.
10
BAB II
DESKRIPSI TEORI
2.1 Deskripsi Teori
Deskripsi teori yakni menjabarkan penggunaan berbagai teori dan konsep yang
relevan dengan permasalahan dan fokus penelitian, yang kemudian disusun dengan
teratur dan rapi untuk dapat membuat suatu asumsi dasar dalam penelitian. Dengan
mengkaji berbagai teori dan konsep maka penulis memiliki konsep penelitian yang
jelas, sehingga dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk penyelidikan, serta dapat
menemukan hasil penelitian yang tepat dan akurat. Penelitian yang dilakukan peneliti
sangat erat hubungannya dengan teori-teori yang digunakan para ahli ilmu etika
bisnis dan good corporate governance (GCG). Dalam hal ini berkaitan dengan
konsep-konsep penerapan etika bisnis untuk mencapai konsep GCG itu sendiri dalam
proses pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya pemaparan teori-teori, maka
memungkinkan penulisan makalah yang dilakukan dapat mencapai tujuan dari
penulisan makalah ini sendiri. Untuk itu dalam deskripsi teori ini, peneliti akan
menuliskan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian tersebut.
2.1.1. Konsep Etika Bisnis
Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena itu
pula “etika bisnis” bisa berbeda artinya. Secara etimologis (dalam Yosephus, 2010:3),
kata etika sendiri berasal dari kata Yunani ethos (tunggal) yang berarti adat,
11
kebiasaan, watak, akhlak, sikap, perasaan dan cara berpikir. Bentuk jamaknya ta etha
yang berarti adat-kebiasaan atau pola pikir yang dianut oleh suatu kelompok orang
yang disebut masyarakat atau pola tindakan yang dijunjung tinggi dan dipertahankan
oleh masyarakat tersebut. Yosephus berpendapat (2010:3) bahwa bentuk jamak inilah
yang menjadi acuan dengan istilah etika yang dipakai dalam sejarah peradaban
manusia hingga saat ini. Dikarenakan etika ini dapat dikatakan dikatakan sebagai
nilai-nilai atau adat-kebiasaan yang baik yang dipertahankan, dijunjung tinggi dan
diwariskan secara turun-temurun.
Ali (2015:4) menjelaskan bahwa etika bisnis ini dapat dibedakan dari sisi
praktis dan refleksinya. Etika sebagai prkatis berarti moral atau moralitas apa yang
harus dilakukan, tidak boleh dilakukan, pantas dilakukan dan sebagainya. Sedangkan,
etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral, dimana kita berpikir tentang apa yang
dilakukan lebih spesifik yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dalam hal
ini, etika sebagai refleksi menyoroti dan menilai baik burukya perilaku seseorang atau
kelompok. Dari kedua pemaparan konsep penggunaan etika di atas, penulis
menyimpulkan bahwa teori etika dapat membantu dalam menilai keputusan etis
dengan menggunakan kerangka tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang telah ada sejak
turun-temurun di masyarakat. Hal ini ditujukan untuk memastikan bahwa keputusan
yang diambil benar atau tidak dan dapat dipertanggung jawabkan mengenai dasar
pengambilan keputusan etis tersebut.
Bertens dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Etika Bisnis” (2009:65),
mengatakan bahwa etika bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etika yang umum
12
pada suatu wilayah perilau manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis.
Peranan etika dalam bisnis menurut Ali (2015:5), berfungsi untuk menggugah
kesadaran moral pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik dan etis yang didasari pada
nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi konsumen, masyarakat dan demi menjaga
nama baik bisnis sendiri dalam jangka panjang. Etika bisnis menjadi acuan bagi
pebisnis tanpa merugikan konsumen, buruh, karyawan, dan masyarakat luas. Hak dan
kepentingan mereka tidak boleh diabaikan oleh praktek bisnis. Praktek-praktek
monopoli, oligopoli, kolusi dan sejenisnya menjurus pada kerugian konsumen
masyarakat serta Negara menjadi objek bagi etika bisnis untuk dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Berdasarkan pemaparan mengenai etika bisnis tersebut, penulis dapat menarik
kesimpulan dari konsep etika bisnis. Etika bisnis sendiri dapat dikatakan sebagai
sebuah sistem yang dijadikan pedoman oleh perusahaan dalam menjalankan segala
aktivitas bisnisnya. Penerapan etika dalam bisnis ini digunakan untuk meningkatkan
kesadaran para pelaku bisnis untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan
pelanggan, karyawan, pemegang saham dan stakeholder lainnya. Hal ini tentunya
ditujukan untuk meningkatkan citra perusahaan sebagai perusahaan yang
memperhatikan hak dan kewajibannya kepada stakeholder serta mampu secara
bertanggung jawab dalam segala dampak yang muncul akibat aktivitas bisnis yang
dilakukan oleh perusahaan tersebut. Disamping peningkatan citra perusahaan,
penerapan etika bisnis ini juga ditujukan untuk proses pencapaian tujuan perusahaan
secara baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
13
2.1.2. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
Menurut Keraf dalam Ali (2015:7), prinsip-prinsip etika bisnis terdiri dari
empat prinsip etika, diantaranya:
1. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia dalam megambil
keputusan dan bertindak berdasarkan tuntutan hati nuraninya, kesadarannya
sendiri mengenai sesuatu kebaikan yang diberikan kepada orang lain.
2. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran dalam setiap tindakan atau perikatan bisnis merupakan
keutamaan. Kejujuran diperlukan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan
kontrak. Dalam perikatan perjanjian dan kontrak tertentu, semua pihak saling
percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak tulus dan jujur membuat
perjanjian dan kontrak, serius, tulus dan jujur alam melaksanakan perjanjian
tersebut. Kejujuran sangat menentukan keberlanjuta relasi dan kelangsungan
bisnis selanjutnya.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip Keadilan merupakan tindakan terhadap keterlibatan semua pihak dalam
bisnis merupakan praktek keutamaan. Prinsip keadilan perlu dilakukan agar setiap
orang dalam kegiatan bisnis secara internal maupun eksternal perusahaan
diperlakukan sesuai dengan hak da kewajiban masing-masing.
14
4. Prinsip Saling Meguntungkan
Kegiatan bisnis perlu memberikan keadaan saling menguntungkan kepada
keterlibatan setiap pihak dalam bisnis, hal tersebut merupakan cerminan prinsip
keutamaan. Saling menguntungkan merupakan cermin integritas moral internal
pelaku bisnis atau perusahaan agar nama baik pribadi atau nama baik perusahaan
untuk berbisnis tetap terjaga, dipercaya dan kompetitif.
Berdasarkan pemaparan mengenai teori etika bisnis dan prinsip-prinsip etika
bisnis di atas, maka penulisan makalah dengan judul “Analisa Penerapan Etika
Bisnis di PT. Astra International Tbk”, akan dilakukan analisa dengan menggunakan
teori Keraf dengan empat prinsip etika bisnis. Adapun empat prinsip tersebut terdiri
dari prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip keadilan dan prinsip saling
menguntungkan. Penggunaan teori ini ditujukan untuk memudahkan penulis dalam
melakukan analisa kasus dalam penerapan etika bisnis di PT. Astra International Tbk.
2.2. Kerangka Berpikir Penelitian
Kerangka berpikir penelitian adalah kerangka teori dan konsep yang relevan
dengan studi kasus yang akan dianalisis, sehingga mencerminkan alur pemikiran
keseluruhan dari penelitian tersebut. Alur pemikiran penelitian ini terdiri dari
permasalahan yang muncul dalam pemaparan latar belakang, perumusan masalah
yang dianalisis dengan penggunaan teori yang relevan dengan penelitian ini, untuk
mencapai tujuan dari pelaksanaan penelitian ini. Kerangka berpikir menggambarkan
konsep penelitian mengenai “Analisa Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra
15
International Tbk” dalam pencapaian tujuan perusahaan yang ditujukan untuk
menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan dan mencapai tujuan dari
penulisan makalah yang dilakukan itu sendiri. Berikut adalah alur kerangka berpikir
penelitian mengenai “Analisa Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra International Tbk”
dalam pencapaian tujuan perusahaan:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penulisan Makalah
Identifikasi Masalah
1. Semakin tingginya persaingan bisnis sehingga yang menuntut perusahaan untuk menerapkan
nilai-nilai etika bisnis dalam perusahaan tersebut.
2. Perubahan ketergantungan bisnis Astra dengan melakukan eskpansi bisnis
3. Penerapan komitmen filosofi, visi dan misi Astra
(Sumber: Peneliti,2017)
Bagaimanakah penerapan etika bisnis di PT. Astra International, Tbk?
Prinsip-Prinsip Penerapan Etika Bisnis menurut Keraf, sebagi berikut:
1. Prinsip Otonomi
2. Prinsip Kejujuran
3. Prinsip Keadilan
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Untuk mengetahui bagaimanakah penerapan etika bisnis di PT. Astra International, Tbk
16
BAB III
METODE PENULISAN MAKALAH
3.1 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan
kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian
itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera
manusia. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan
langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode analisa yang digunakan peulis dalam penelitian mengenai “Analisis
Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra International, Tbk”, yaitu metode analisa
deskriptif. Hal ini ditujukan untuk dapat memahami, menggambarkan serta
menghayati segala kejadian yang terjadi dengan fokus penelitian, dan diharapkan
hasil dari penelitian dapat menjawab rumusan masalah yaitu mengetahui penerapan
etika bisnis di PT. Astra International, Tbk dalam upaya pencapaian tujuan
perusahaan secara optimal.
17
3.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah merupakan bagian yang membatasi dan menjelaskan
substansi materi kajian penulisan makalah yang akan dilakukan. Dalam hal ini, ruang
lingkup penulisan makalah digunakan sebagai batasan penelitian agar dalam
melakukan penelitian, peneliti dapat lebih terfokus pada ruang lingkup penulisan
makalah yang dilakukan. Hal ini diharapkan dapat memudahkan peneliti untuk lebih
fokus pada penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai “Analisis Penerapan Etika
Bisnis di PT. Astra International, Tbk”.
3.3 Objek Penulisan Makalah
Objek penulisan makalah yaitu menjelaskan perusahaan yang akan dijadikan
bahan analisa oleh penulis, termasuk dalam menjelaskan tempat, serta alasan
memilihnya. PT. Astra International, Tbk dipilih sebagai studi kasus penulisan
makalah didasarkan pada hal-hal yang telah dijelaskan pada BAB I mengenai
identifikasi masalah dalam hal urgensi penerapan etika bisnis dalam perusahaan, yaitu
persaingan global yang dihadapi oleh PT. Astra International, Tbk., ekspansi bisnis
yang dilakukan dan penerapan komitmen bersama untuk mencapai tujuan perusahaan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan masalah yang ingin
dipecahkan. Masalah memberi arah dan memengaruhi penentuan teknik pengumpulan
data. Banyak masalah yang telah dirumuskan tidak dapat dipecahkan dengan baik,
karena teknik untuk memperoleh data yang diperlukan tidak dapat menghasilkan data
yang diinginkan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk
18
mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penulisan makalah mengenai “Analisis
Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra International, Tbk”, dengan menggunakan
teknik studi dokumentasi atau kepustakaan.
Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan
catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga
akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini
hanya mengambil data yang sudah ada terkait PT. Astra International, Tbk ataupun
sumber data lainnya yang berhubungan dengan penulisan makalah yang dilakukan
oleh penulis. Metode ini juga digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah
tersedia dalam catatan dokumen. Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian
mengenai “Analisis Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra International, Tbk”,
digunakan sebagai data utama terkait penulisan makalah ini. Untuk itu, data yang
digunakan haruslah bersumber pada data yang akurat dan terpercaya.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek
Deskripsi objek menggambarkan mengenai objek yang meliputi lokasi
penelitian secara jelas, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi pada lokasi
penelitian, serta hal lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
Deskripsi objek juga menjelaskan secara umum terkait profil perusahaan. Berikut
deskripsi objek dari penulisan makalah mengenai “Analisis Penerapan Etika Bisnis di
PT. Astra International, Tbk” yang dideskripsikan melalui pemaparan profil
perusahaan PT. Astra International, Tbk.
4.1.1 Profil dan Sejarah Perusahaan
PT. Astra International, Tbk (Astra) mengawali bisnis di Jakarta pada tahun
1957 sebagai perusahaan perdagangan umum dengan nama PT. Astra International
Incoroporated, yang kemudian mengalami perubahan nama menjadi PT. Astra
International Tbk pada tahun 1990. Seiring dengan pelepasan saham ke publik beserta
pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar dengan ticker
ASII pada 4 April. Pada tahun 2015, nilai kapitalisasi pasar Astra adalah sebesar IDR
242,9 triliun (30 Desember 2015).
Pada tahun 2015, kegiatan usaha yang dapat dijalankan oleh perusahaan,
sesuai dengan Anggaran Dasar terakhir Perusahaan adalah mencakup perdagangan
umum, perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan
20
konsultasi. Dalam menjalankan bisnisnya, Astra menerapkan model bisnis berbasis
sinergi dan terdiversifikasi pada enam segmen usaha, diantaranya: 1) Otomotif; 2)
Jasa Keunagan; 3) Alat Berat dan Pertambangan; 4), Agribisnis; 5) Infrastruktur;
Logistik, dan lainnya; dan 6) Teknologi Informasi. Dengan bisnis yang beragam ini,
Astra telah menyentuh berbagai aspek kehidupan bangsa melalui produk dan layanan
yang dihasilkan.
Dalam keseharian hidup, masyarakat Indonesia telah menggunakan sepeda
motor dan mobil, jalan tol, printer, hingga pelayanan pembiyaan, perbankan dan
asuransi milik Astra. Pelaku bisnis telah bermitra dengan Astra dan memanfaatkan
berbagai kendaraan komersial, alat berat, layanan logistik, sistem teknologi informasi
dan jasa pertambangan dari Astra. Berbagai produk yang dihasilkan juga telah
diekspor dan menyumbangkan devisa bagi negara, antara lain produk minyak kelapa
sawit, batu bara dan kendaraan bermotor.
Kegiatan operasional bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia dikelola
melalui 198 anak perusahaan, ventura bersama dan entitas asosisasi, dengan didukung
oleh 221,046 karyawan pada akhir tahun 2015. Sebagai salah satu grup usaha terbesar
nasional saat ini, Astra telah membangun reputasi yang kuat melalui penawaran
rangkaian produk dan layanan berkualitas, dengan memperhatikan hal tata kelola
perusahaan dan tata kelola lingkungan yang baik.
Astra senantiasa beraspirasi untuk menjadi perusahaan kebanggan bangsa
yang berperan serta dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Karenanya, kegiatan bisnis Astra berupaya menerapkan perpaduan yang
21
berimbang pada aspek komersial bisnis dan sumbangsih non-bisnis melalui program
tanggung jawab sosial yang berkelanjutan di bidang pendidikan, lingkungan,
pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) serta kesehatan.
4.1.2 Filosofi, Visi dan Misi Perusahaan
Kunci sukes keberhasilan Astra dalam menjalankan bisnisnya berbagai aspek
kehidupan tidak terlepas dari sistem manajemen pengelolaan sumber daya manusia,
keuangan, dan aktivitas manajerial lainnya. Namun dalam hal ini kesuksesan Astra
untuk mencapai tujuan perusahaan yakni ‘Sejahtera Bersama Bangsa’ terletak pada
komitmen bersama dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut yang berlandaskan
pada filosofi ‘Catur Dharma’, visi dan misi perusahaan, sebagai berikut:
1. Filosofi ‘Catur Dharma’
i. Menjadi milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara
ii. Memberikan pelayanan terbaik kepada Pelanggan
iii. Menghargai individu dan membina kerja sama
iv. Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik
2. Visi dan Misi Perusahaan
A. Visi Perusahaan
i. Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia
Pasifik dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan
dengan pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya
manusia, stuktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan
efisiensi
22
ii. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta
ramah lingkungan
B. Misi Perusahaan
Sejahtera bersama Bangsa dengan memberikan nilai terbaik kepada
stakeholder kami.
3. Astra Good Corporate Governance
A. Astra Code of Conduct
i. Etika Bisnis dan Etika Kerja
ii. Sekretaris Perusahaan
iii. Audit dan Manajemen Resiko
iv. Securities Dealing Rules
v. Benturan Kepentingan
vi. Kebijakan Donasi
B. Astra Board Manuals
i. Pedoman Komisaris
ii. Pedoman Direksi
C. Astra System of Management
i. Astra Management System
ii. Astra Human Capital Management System
iii.Astra Green Company
iv.Astra Friendly Company
v. Astra Functional Policies
23
Gambar 4.1
Astra Code of Conduct
Sumber: PT. Astra International Tbk dalam Astra Code of Conduct, 2016
Gambar di atas menjelaskan bahwa dalam mencapai tujuan PT. Astra
International Tbk, segala aktivitas atau kegiatan bisnis yang dilakukan oleh Astra
yakni berdasarkan pada filosofi ‘Catur Dharma’ atau nilai-nilai yang menjadi dasar
Astra dalam memberikan manfaat kepada stakeholder dengan memberikan pelayanan
terbaik, saling menghargai dan selalu berusaha menjadi yang terbaik. Nilai-nilai
dalam filosofi tersebut direfleksikan dalam tata kelola perusahaan yang baik, dengan
menerapkan tiga prinsip Astra, yaitu 1) Astra Code of Conduct; 2) Astra Board
Manuals; dan 3) Astra System Management. Penerapan tata kelola perusahaan yang
baik ini ditujukan untuk mencapai Astra Good Corporate Citizen untuk menjaga
keberlangsungan bisnis dan mencapai tujuan ‘Sejahtera Bersama Bangsa’.
4.2 Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan bagian untuk menjelaskan data yang didapat untuk
melakukan analisa dengan menggunakan teknik analisis data. Teknik analisa yang
digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu dengan menggunaka analisa deskriptif
24
berdasarkan data-data yang dikumpulkan melalui studi dokumentasi atau
kepustakaan.
Etika bisnis sebagai sebuah sistem nilai yang dianut oleh perusahaan sebagai
pedoman untuk melakukan segala aktivitasnya yang berhubungan dengan
lingkungannya, baik lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Dalam
penerapannya, PT. Astra International Tbk menjalankan konsep etika bisnis yang
didasarkan pada filosofi ‘Catur Dharma’ yang direfleksikan dalam prinsip-prinsip
Astra Good Corporate Governance. Adapun etika bisnis Astra berbeda satu dengan
lainnya, sesuai dengan hubungan Astra terhadap stakeholder terkait, seperti yang
dapat dilihat dalam diagram di bawah ini:
Diagram 4.1
Hubungan Astra dengan Stake Holders
Sumber: Penulis, 2017
Astra
Pelanggan
Mitra Usaha
Pesaing
Karyawan
Calon
Investor
Perusahaan
Afiliasi
Penyelenggara
Negara
Masyarakat
25
Berdasarkan diagram di atas, dapat kita lihat bersama bahwa dalam
menjalankan segala kegiatan bisnisnya, PT. Astra International Tbk tentunya
memiliki hubungan dengan pelanggan, mitra usaha, pesaing, karyawan, pemegang
saham, calon investor, perusahaan afiliasi, penyelenggara negara, masyarakat, dan
media massa. Sehubungan dengan hal itu pula, berdasarkan hasil pengumpulan data
mengenai etika bisnis yang diterapkan oleh Astra dalam menjalankan aktivitas
bisnisnya, berikut penulis sampaikan etika-etika bisnis yang diterapkan Astra kepada
stakeholder (2016:3-6), sebagai berikut:
1. Etika Bisnis kepada Pelanggan
Pelanggan yaitu Pihak yang merupakan pembeli atau pemakai produk atau jasa
yang diproduksi dan/atau dipasarkan oleh Astra. Prinsip dalam berinteraksi dengan
pelanggan, diantaranya:
a. Perusahaan menghormati hak-hak pelanggan sesuai dengan peraturan
perundanga yang berlaku;
b. Perusahaan berkomitmen terhadap harga, kualitas, waktu pengiriman, layanan
purna jual dan jaminan produk sesuai dengan standar yang berlaku;
c. Perusahaan (termasuk Komisaris, Direktur, dan Karyawan) tidak diperkenankan
memberi kepada atau menerma dari pelanggan imbalan atau hadiah (yang
substansial) yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan;
d. Perusahaan menjaga informasi rahasia pelanggan;
e. Perusahaan mengacu pada etika periklanan da peraturan yang berlaku.
26
2. Etika Bisnis kepada Mitra Usaha
Mitra Usaha adalah Pihak yang memiliki hubungan usaha dengan Perusahaan,
seperti principal, distributor, penyalur dan pemasok. Prinsip dalam menjalin
kerjasama dengan mitra usaha, yaitu:
a. Berdasarkan pada persamaan, kesetaraan, dan saling percaya (mutual trust) yang
berdasarkan pada keadilan dan tanggung jawab sosial serta tidak membedakan
suku, agama, ras dan antar golongan;
b. Patuh pada peraturan perundangan yang berlaku;
c. Komisaris, Direktur dan Karyawan harus menghindari benturan kepentingan;
d. Semua kesepakatan dituangkan dalam dokumen tertulis yang disusun berdasarkan
itikad baik dan saling menguntungkan;
e. Pemilihan mitra usaha berdasarkan pada profesionalisme, prinsip keselarasan
nilai-nilai QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety and Morale);
f. Berupaya memberdayakan mitra usaha kecil dan menengah;
g. Perusahaan (termasuk Komisaris, Direktur, dan Karyawan) tidak diperkenankan
memberi kepada atau menerma dari pelanggan imbalan atau hadiah (yang
substansial) yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
3. Etika Bisnis kepada Pesaing
Pesaing adalah Pihak lain yang memproduksi atau memasarkan barang dan/atau
jasa yang sejenis atau yang bersifat sebagai pengganti dari barang dan/atau jasa yang
diproduksi atau dipasarkan oleh Astra. Prinsip dalam menghadapi pesaing, yaitu:
27
a. Perusahaan mendukung terciptanya persaingan yang adil dan sehat sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku;
b. Perusahaan tidak dibenarkan untuk mengembangkan kerjasama dengan pesaing
yang dapat merugikan pelanggan dan/atau mengarah kepada praktek-praktek
monopoli;
c. Perusahaan tidak dibenarkan mendiskreditkan pesaing baik dalam kegiatan
pemasaran, promosi maupun periklanan;
d. Komisaris, Direktur dan Karyawan Perusahaan tidak diperkenankan untuk ikut
serta baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan dan/atau
kepemilikian pesaing.
4. Etika Bisnis kepada kepada Karyawan
Karyawan merupakan Individu yang bekerja pada perusahaan yang menerima
upah berdasarkan hubungan kerja. Prinsip dalam melaksanakan hubungan kerja
dengan Karaywan, diantaranya:
a. Perusahaan menghormati hak asasi manusia secara universal, serta hak dan
kewajiban karyawan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku;
b. Perusahaan memberi kesempatan yang sama tanpa membedakan senioritas,
gender, suku, agama, ras dan antar golongan dengan memperhatikan kompetensi
dan kinerjanya;
c. Perusahaan membangun suasana keterbukaan dan komunikasi dua arah dengan
karyawan;
d. Perusahaan memberi penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.
28
5. Etika Bisnis kepada Pemegang Saham
Pemegang Saham yaitu Setiap individu atau lembaga yang tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham Perusahaan. Prinsip dalam berinteraksi dengan pemegang saham,
yakni:
a. Perusahaan memperlakukan pemegang sahamnya secara seimbang termasuk
dalam memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, sesuai dengan
Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundangan yang berlaku;
b. Perusahaan berupaya memberikan kinerja yang optimal dan menjaga citra yang
baik untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham (shareholders value).
6. Etika Bisnis kepada Calon Investor
Calon Investor adalah Individu atau lembaga yang berpotensi atau bermaksud
untuk ikut serta dalam kepemilikan saham perusahaan, termasuk lembaga penunjang
dalam melakukan investasi. Berikut prinsip dalam berinteraksi dengan calon investor:
a. Perusahaan memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku;
b. Perusahaan menerapkan azas perlakukan yang seimbang dalam penyediaan
informasi yang diperlukan.
7. Etika Bisnis kepada Perusahaan Afiliasi
Perusahaan Afiliasi adalah perusahaan-perusahaan yang ada keterkaitan dengan
kepemilikan dengan Astra baik langsung maupun tidak langsung. Prinsip dalam
berinteraksi dengan perusahaan afiliasi adalah bersama-sama dengan dan antar
perusahaan afiliasi, perusahaan membangun kerjasama untuk mencapai sinergi dalam
29
berbagai kegiatan bisnis dan sosial baik di tingkat pusat maupun cabang sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku, termasuk peraturan persaingan usaha.
8. Etika Bisnis kepada Penyelenggara Negara
Penyelenggara Negara yaitu Institusi pelaksana kenegaraan yang meliputi
legislative, eksekutif, yudikatif dan lembaga lainnya, baik di tingkat pusat maupun
daerah, beserta aparaturnya. Prinsip dalam berinteraksi dengan penyelenggara negara
sebagai berikut:
a. Perusahaan menjalin hubungan yang harmonis, konstruktif dan saling
menghormati dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku;
b. Perusahaan mendukung program nasional maupun regional, khususnya di bidang
pendidikan, sosial ekonomi, kesehatan dan lingkungan hidup.
9. Etika Bisnis kepada Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang tinggal bersama di suatu tempat dan
mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan perseroan.
Prinsip dalam berinteraksi dengan masyarakat, yaitu:
a. Perusahaan turut serta memelihara lingkungan hidup yang bersih dan sehat di
sekitar perusahaan;
b. Perusahaan dimana pun berada, membangun dan membina hubungan yang serasi
dan harmonis serta berupaya memberi manfaat melalui program pemberdayaan,
khususnya untuk masyarakat sekitar perusahaab;
c. Perusahaan menghormati aspek sosial, budaya, adat istiadat, kesantunan,
keyakinan dan agama masyarakat.
30
10. Etika Bisnis kepada Media Massa
Media Massa adalah Institusi yang meliputi media cetak, elektronik dan online
yang berfungsi memberikan informasi, edukasi, promosi, kontrol sosial dan hiburan.
Prinsip dalam berinteraksi dengan media massa, diantaranya:
a. Perusahaan berpegang pada kebenaran dan keterbukaan informasi yang dapat
dipertanggung jawabkan sesuai dengan kode etik jurnalistik dan peraturan
perundangan yang berlaku;
b. Perusahaan menempatkan media massa sebagai partner yang sejajar, karena itu
perlu dibangun kerjasama yang positif dan saling menghargai.
Berdasarkan pemaparan mengenai hubungan PT. Astra International Tbk terhadap
stakeholder, dapat diketahui bahwa setiap pihak-pihak yang memiliki kepentingan
dengan Astra mempunyai urusan atau kepentingannya masing-masing. Oleh karena
itu pula perlakuan Astra terhadap satu pihak dengan pihak lainnya berbeda satu
dengan yang lainnya. Yang dilakukan Astra dalam menjalankan prinsip Etika
Bisnisnya telah disesuaikan dengan ruang lingkup dari hubungan yang terjalin antara
Astra dengan stakeholder terkait. Hal ini sangat diperlukan terutama untuk menjalin
hubungan baik dan menghindari gejolak demi keberlangsungan perusahaan.
4.3 Pembahasan
Pembahasan yakni mencakup pemaparan lebih lanjut mengenai analisis data
yang ditujukan untuk memaparkan lebih jauh lagi terkait pelaksanaan etika bisnis PT.
Astra International Tbk terhadap masing-masing pihak yang memiliki kepentingan
terhadap perusahaan itu sendiri. Berdasarkan pemaparan dalam analisis data, dapat
31
kita ketahui bahwa etika bisnis dari Astra menjelaskan bagaimana perusahaan dan
karywan dalam beretika, bersikap dan bertindak sesuai saat berhubungan dengan
stakeholder terkait. Dalam setiap hubungannya, tentunya prinsip penerapan etika
antara satu dengan lainnyaberbeda, tergantung pada stakeholder mana yang sedang
dihadapi, namun hal ini tetap mengacu pada sistem nilai dan etika yang telah menjadi
komitment Astra dalam filosofi ‘Catur Dharma’, visi dan misi perusahaan.
Penerapan etika bisnis PT. Astra International Tbk dapat dikatakan telah
memenuhi prinsip-prinsip penerapan etika bisnis yang baik sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Keraf. Hal ini dapat dilihat dari pemaparan mengenai etika bisnis
yang dilakukan oleh Astra terhadap stakeholder nya. Berikut analisis yang dilakukan
oleh penulis terkait penerapan etika bisnis Astra sesuai dengan teori prinsip-prinsip
etika bisnis menurut Keraf.
1. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi dapat dikatakan sebagai sikap dan kemampuan manusia atau
kelompok dalam megambil keputusan dan bertindak berdasarkan tuntutan hati
nuraninya, kesadarannya sendiri mengenai sesuatu kebaikan yang diberikan kepada
orang lain. Penerapan prinsip otonomi yang telah dilakukan oleh Astra dalam
penerapan etika bisnisnya, dapat dilihat dari komitmen untuk menjunjung tinggi hak-
hak pelanggan sebagai manusia seutuhnya serta diperkuat dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Disamping itu, Astra juga menghormati hak asasi
manusia secara universal, serta hak dan kewajiban karyawan berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.
32
Astra (dalam Laporan Tahunan, 2015:112) berupaya untuk terus membina
hubungan dua arah yang kondusif dengan serikat pekerja sebagai perwakilan para
karyawan yang membela hak mereka. Corporate Industrial Relation (Corporate IR)
bertugas membantu manajemen Astra untuk penyelenggaraan hubungan
ketenagakerjaan yang sehat, dengan berpedoman pada Astra Industrial Relation
Strategic Initiatives (AIRSI), yang mengatur ketentuan berdasarkan delapan pilar
utama, yaitu:
1. Outsourcing;
2. Freedom of Association (FOA);
3. Hubungan Kerja;
4. LKS Bipartit;
5. PP/PKB;
6. Mogok Kerja;
7. Minimum Wages; dan
8. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI).
Delapan panduan tersebut juga dilengkapi dengan 2 enabler, yakni IR Opinion
dan IR Emergency Framework. Dalam melaksanakan pemantauan atas implementasi
hubungan ketenagakerjaan di tingkat bisnis, Corporate IR menggunakan AIRSI –
Assessment & Checklist Tool (AIRSI-ACT) sebagai perangkat penilaian kinerja.
Seluruh mekanisme ini berfungsi untuk mendukung hubungan dan komunikasi yang
baik antara Astra dengan seluruh jajaran karyawannya, sehingga setiap isu ketenaga-
kerjaan dapat diberikan solusinya secara tepat, cepat, dan saling menguntungkan.
33
Selain itu, Astra melalui Corporate IR senantiasa terlibat secara aktif dalam
Lembaga Kerjasama Tripartit antara Pengusaha, Pekerja dan Pemerintah, untuk
menentukan kebijakan upah minimum, regulasi dan isu-isu ketenagakerjaan lainnya.
Hal ini dilakukan dalam rangka membangun hubungan yang harmonis, dinamis dan
berkeadilan antara perusahaan dengan karyawan.
Penerapan prinsip ini juga dapat dilihat dari kontribusi Astra dalam program
program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk tanggung jawab
sosial terhadap dampak lingkungan yang terjadi akibat ativitas bisnis yang dilakukan.
Program CSR yang dilakukan oleh Astra dikelompokan menjadi dua komitmen, yaitu
Astra Green Company (AGC) dan Astra Friendly Company (AFC). Berikut adalah
catatan kontribusi Astra dalam program CSR yang dilakukannya, sebagai berikut:
Gambar 4.2
Program CSR PT. Astra International Tbk dan Capaian Penyalurannya
Sumber: https://www.astra.co.id/CSR, diakses pada 12 April pukul 19.00
34
Astra Green Company (AGC) mewujudkan komitmen Astra dalam pengelolaan
lingkungan, kesehatan dan keselamatan dan dicantumkan dalam Corporate Policy
Communication Social Responsibility and Security (CSRS) serta berbagai turunan
programnya yang mencakuo efisiensi sumber daya alam, pengurangan limbah, emisi
gas rumah kaca, dan penerapan zero workplace incident melalui program behavior
based safety. Sedangkan Astra Friendly Company (AFC) mencantumkan berbagai
arahan strategi dan implementasi Astra dalam berinteraksi dengan para pemangku
kepentingan, masyarakat sekitar operasional Astra, pelaksanaan kegiatan CSR, dan
berbagai kegiatan sosial lainnya. Melalui AFC, Astra bertujuan untuk menjalin
hubungan baik dengan setiap komponen masyarakat sehingga dapat diterima dan
menjadi bagian dari masyarakat (dikutip dalam https://www.astra.co.id/CSR, pada 12
April pukul 19.08 WIB).
Berdasarkan pemaparan mengenai penerapan prinsip otonomi yang dilakukan
oleh Astra di atas, dapat diketahui bahwa dalam penerapannya Astra telah berupaya
dalam memenuhi sikap dan kemampuan manusia atau kelompok dalam megambil
keputusan dan bertindak berdasarkan tuntutan hati nuraninya, kesadarannya sendiri
mengenai sesuatu kebaikan yang diberikan kepada orang lain. Hal ini dapat dilihat
dari berbagai penerapan etika bisnis untuk memenuhi hak-hak pelanggan, pemenuhan
hak dan kewajiban karyawan, serta kontribusi terhadap tanggung jawab sosial kepada
masyarakat dan lingkungan akibat dampak dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Hal-
hal ini dilakukan sebagai komitmen Astra dalam menerapkan etika bisnis untuk
mencapai tujuan bersama.
35
2. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran dalam setiap tindakan atau perikatan bisnis merupakan
keutamaan. Kejujuran diperlukan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan
kontrak. Dalam perikatan perjanjian dan kontrak tertentu, semua pihak saling percaya
satu sama lain, bahwa masing-masing pihak tulus dan jujur membuat perjanjian dan
kontrak, serius, tulus dan jujur alam melaksanakan perjanjian tersebut. Kejujuran
sangat menentukan keberlanjutan relasi dan kelangsungan bisnis selanjutnya.
Astra senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan pelayanan yang terbaik bagi
pelanggan sebagai strategi kunci dalam menjaga hubungan yang langgeng dan
berkualitas dengan pelanggan. Hal ini dilakukan dengan melakukan komunikasi yang
transparan tentunya menjadi bagian yang penting dalam berhubungan dengan
pelanggan. Untuk menerapkan prinsip kejujuran ini, Astra membuka jalur seluas-
luasnya bagi para pelanggan melalui layanan customer service di gerai-gerai Grup
Astra, telepon hotline service dan email di situs perusahaan. Astra juga memantau
berbagai keluhan pelanggan yang dimuat pada surat pembaca 59 media cetak
nasional, 31 media online nasional serta yang dikirimkan secara langsung melalui
mailing list Perusahaan.
Bentuk transparansi yang diterapkan oleh Astra dalam menerapkan prinsip
kejujuran salah satunya melalui ruang media yang dapat diaksesn oleh setiap lapisan
stakeholder yang berkaitan dengn aktivitas bisnis Astra. Ruang media yang
ditampilkan dalam website resmi Astra International, berisi berita-berita mengenai
Siaran Pers, Astra Magazine yang diterbikan dalam kurun waktu sebulan sekali, serta
36
pembangunan Museum Astra. Museum Astra didesain untuk memberikan
pengalaman indra yang menyeluruh, mengenai tampilan narasi visual yang menarik
dan informatif dimana pengunjung juga dapat menikmati model-model mesin dan
mobil yang diluncurkan perusahaan sejak awal berdiri hingga sekarang. Museum
Astra juga menyediakan teknologi interaktif yang dapat lebih jauh memberikan
informasi mendalam tentang Astra melalui kios-kios multimedia. Di museum ini
pengunjung dapat menyaksikan profil video perusahaan dalam ruang audio visual
yang nyaman atau mencari literature Astra di perpustakaan yang tersedia.
Penerapan prinsip kejujuran melalui transparansi informasi yang dilakukan Astra
ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan stakeholder terhadap produk-produk
Astra. Hal ini juga ditujukan untuk menghindari penyampaian informasi yang
menyesatkan yang menyebabkan kerugian bagi stakeholder. Transparansi informasi
yang ditujukan kepada shareholder disampaikan secara akurat dan tepat waktu sesuai
dengan Anggaran Dasar Astra dan peraturan yang berlaku melalui laporan kinerja
perusahaan tahunan serta laporan kinerja keuangan perusahaan yang dipublikasikan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), media online maupun media
informasi lainnya.
Berdasarkan pemaparan mengenai penerapan prinsip kejujuran yang dilakukan
oleh Astra di atas, dapat diketahui bahwa dalam penerapannya Astra telah
berkomitmen untuk dapat menghadirkan pelayanan terbaik kepada pleanggan,
masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Prinsip Kejujuran dalam
penerapan etika bisnis Astra dapat dilihat dari bentuk transparansi informasi yang
37
dapat diakses oleh setiap stakeholder terkait, melalui berbagai bentuk penyampaian
informasi, baik melalui media cetak, online, museum Astra dan media-media
penyampaian informasi lainnya. Di samping itu, penerapan transparansi kepada para
pihak shareholder dapat dilihat dalam bentuka transparansi informasi yang jelas,
akurat, dan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan para pemegang saham. Dalam hal
ini, penyampaia informasi biasanya dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), laporan kinerja tahunan serta kinerja keuagan tahunan Astra, yang dapat
diakses oleh pihak-pihak terkait.
3. Prinisp Keadilan
Prinsip Keadilan merupakan tindakan terhadap keterlibatan semua pihak dalam
bisnis merupakan praktek keutamaan. Prinsip keadilan perlu dilakukan agar setiap
orang dalam kegiatan bisnis secara internal maupun eksternal perusahaan
diperlakukan sesuai dengan hak da kewajiban masing-masing. Dalam penerapan
prinsip keadilan dapat dilihat dari perilaku dalam menangani para stakeholders, tanpa
adanya internvensi yang timbul akibat adanya perbedaan, suku, ras, gender, agama
dan aspek-aspek sosial budaya lainnya.
Sebagai contoh asas keadilan yang dilakukan Astra dapat dilihat dari program
pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) di Astra. Hal ini
menjadi salah satu isu prioritas, dimana Astra menyadari bahwa SDM adalah asset
penting serta faktor utama dalam menentukan sukses tidaknya perusahaan dalam
merealisasikan sasaran operasional bisnis dan rencana pengembangan usaha. Astra
telah merumuskan strategi pengembangan SDM yang berkesinambungan dalam
38
kerangka implementasi people roadmap menuju Pride of The Nation 2020.
Perumusan strategi pengembangan SDM, program pendukung eksekusi di tingkat
bisnis Astra dirumuskan oleh Corporate Human Capital Development (CHCD) yang
beranggotakan perwakilan dari seluruh bisnis unit.
Dalam hal strategi kepemimpinan dan pengelolaan bisnis, tim CGCD ini
mempunyai tanggung jawab memastikan pelaksanaan sistem kaderisasi dan alih-
kepemimpinan yang efektif untuk menjaga kelanggengan bisnis Astra dengan
membentuk SDM yang unggul melalui 3 pola strategi, yakni Education, Enrichment,
dan Empowerment sebagai mana yang dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar 4.3
Astra Human Capital Development Strategy
Sumber: http://jengyuni.com/inspirasi-60-tahun-astra/, diakses pada 19 April 2017
pukul 20.00 WIB
39
Berdasarkan pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa dalam upaya
mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), Astra berkomitmen untuk
menjalankan ketiga filosofi pola strategi pengembangan SDM di atas. Pola strategi
yang digunakan Astra dalam upaya mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan karyawan ini tentunya merupakan suatu refleksi bahwa pada hakikatnya
setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama, tanpa adanya perbedaan suku, ras,
gender, agama dan aspek-aspek sosial budaya lainnya untuk dapat berkembang dan
mengembangkan dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Penerapan prinsip keadilan juga dapat dilihat dalam nilai etika bisnis perusahaan
kepada para stakeholder terkait, diantaranya komitmen dalam memberikan produk
dengan harga, kualitas, waktu pengiriman dan layanan purna jual yang berlaku, serta
penerapan asas persamaan, kesetaraan dan saling percaya yang berlandaskan pada
keadilan dan tanggung jawab sosial. Astra jua berupaya untuk membangun dan
membina hubungan yang serasi dan harmonis serta memberi manfaat melalui
program pemberdayaan, khususnya untuk masyarakat dan lingkungan sekitar
perusahaan Astra.
Penerapan prinsip keadilan dalam hubungannya kepada pihak pemegang saham,
dapat dilihat dari upaya untuk memberikan kinerja yang optimal dan menjaga citra
baik unuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham. Disamping itu, Astra juga
menerapkan azas perlakuan yang seimbang dalam penyediaan informasi yang
diperlukan terkait kepentingan-kepentingan para pemegang saham secara berkeadilan
dan merata sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
40
Berdasarkan pemaparan mengenai penerapan prinsip Keadila, dapat diketahui
bahwa dalam penerapannya Astra telah berupaya dalam menjaga nilai-nilai keadilan
dalam menjalan kegiatan bisnisnya terhadap stakeholders dan shareholders
perusahaan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan moral
perusahaan terhadap pihak-pihak terkait atas aktivitas bisnis yang dilakukan, untuk
menghindari benturan terjadi yang menyebabkan ketidak stabilan jalannya bisnis
perusahaan dalam proses pencapaian tujuannya.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Kegiatan bisnis perlu memberikan keadaan saling menguntungkan kepada
keterlibatan setiap pihak dalam bisnis, hal tersebut merupakan cerminan prinsip
keutamaan. Saling menguntungkan merupakan cermin integritas moral internal
pelaku bisnis atau perusahaan agar nama baik pribadi atau nama baik perusahaan
untuk berbisnis tetap terjaga, dipercaya dan kompetitif.
Dalam penerapannya, prinsip saling menguntungkan menjadi hal yang tidak
dapat dipisahkan dalam menjalankan suatu kegiatan bisnis. Prinsip saling
menguntungka ini diupayakan dengan memberikan kinerja secara optimal untuk
meningkatkan keuntungan perusahaan yang tentuya dapat menguntungkan kedua
belah pihak, yaitu pemegang saham sebagai kreditur dan Astra sebagai debitur dalam
perjalanan bisnis Astra itu sendiri. Disamping itu, upaya yang dilakukan Astra untuk
menerapkan prinsip etika bisnis ini, yaitu memberikan produk yang berkualitas
dengan harga yang kompetitif dlengkapi dengan layanan purna jual yang memadai
untuk mengikat hubungan antara perusahaan dengan pelanggan. Dari sisi stakeholder
41
lainnya, penerapan prinsip saling menguntungan yakni dengan melakukan kegiatan
bisnis secara tepat sesuai dengan komitmen baik secara tertulis maupun tidak antara
kedua belah pihak untuk menciptakan kondisi bisnis dan persaingan bisnis yang adil,
sehat, kompetitif dan upaya minimalisasi kerugian yang mungkin muncul akibat
adanya kesepakatan tertentu yang dapat merugikan kelompok-kelompok tertentu.
Berdasarkan hasil pembahasan dari masing-masing prinsip etika bisnis menurut
Keraf diatas, dapat diketahui bahwa dalam penerapan etika bisnisnya, PT. Astra
International Tbk telah menjalankan komitmen dan berbagai upaya kongkret dalam
mencapai etika bisnis yang sehat dan sesuai dengan Code of Conduct Astra yan telah
dirumuskan sebelumnya. Penerapan etika bisnis Astra dilakukan bukan terbatas pada
kepentingan dalam mencari keuntungan semata, namun lebih kepada bentuk
tanggung jawab moral dan sosial perusahaan untuk dapat berkontribusi kepada
Bangsa dalam melakukan pembangunan yang berkelanjutan. Secara berinringan,
penerapan etika bisnis ini menjadi nilai tambah dari citra perusahaan yang baik di
mata para stakeholder dan shareholder untuk dapat menjadi pelumas perusahaan
dalam mencapai tujuan perusahaan Astra yaitu ‘Sejahtera Bersama Bangsa’.
Penulis dalam pembahasan ini juga ingin menyampaikan keterbatasan dalam
penulisan makalah ini dimana makalah ini belum dapat menjelaskan secara terperinci
mengenai penerapan prinsip etika bisnis Astra terhadap stakeholders dan shareholder
yang terlibat dalam pelaksanaan aktivitas bisnis Astra. Hal ini tidak terlepas dari
keterbatasan sumber data dari penulisan makalah. Penulis berharap untuk penulisan
makalah selanjutnya dapat menyempurnakan penulisan makalah ini.
42
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penulisan makalah dengan judul “Analisis Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra
International Tbk”, dianalisis dengan menggunakan teori prinsip-prinsip etika bisnis
menurut Keraf, yang terdiri dari empat prinsip etika bisnis, diantaranya prinsip
otonomi, prinsip kejujuran, prinsip keadilan dan prinsip saling menguntungkan.
Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data penerapan prinsip-prinsip etika bisnis di
PT. Astra International Tbk, penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan prinsip
etika bisnis Astra telah berjalan optimal. Hal ini dapat dilihat dari komitmen dan
upaya yang dilakukan oleh Astra dalam menjalankan bisnisnya yang tidak hanya
berorientasi pada pencapaian keuntungan semata, namun terdapat suatu bentuk
tanggung jawab moral dan sosial yang muncul akibat kegiatan bisnis yang dilakukan
yang berdampak pada masyarakat dan lingkungan perusahaan tersebut.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data dalam penerapan etika bisnis
perusahaan di PT. Astra Interantional Tbk telah dilakukan secara optimal dan sesuai
dengan prinsip-prinsip etika bisnis yang disampaikan ole Keraf, yaitu prinsip
otonomi, kejujuran, keadilan dan saling menguntungkan. Untuk itu, dalam
43
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan saran mengenai penerapan etika bisnis
yang dilakukan oleh PT. Astra International Tbk, sebagai berikut:
1. Penerapan etika bisnis yang telah berjalan baik perlu dimonitor dan dilakukan
evaluasi berkala untuk menjaga konsistensi penerapan etika bisnis terhadap
pihak-pihak yang memiliki kepentingan. Hal ini tentunya dapat dilakukan
dengan melakukan self-audit secara berkala, baik dalam 6 bulan atau setahun
sekali. Hal ini dilakukan untuk menilai konsistensi penerapan etika bisnis di
Astra itu sendiri. Penerapan yang baik belum tentu dilakukan secara kontinu,
untuk itu kegiatan monitoring dan evaluasi ini sangat diperlukan untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan.
2. Penerapan etika bisnis yang telah dilakukan dengan baik oleh PT. Astra
International Tbk, tentunya dapat dijadikan contoh baik oleh perusahaan-
perusahan lain dengan mengadopsi nilai-nilai etika yang sesuai dengan budaya
perusahaan tersebut, serta dalam penerapannya dapat dilakukan dengan cara
yang sudah ada dengan sedikit modifikasi yang disesuaikan dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam perusahaan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A.M Lilik. 2007. “Human Capital Competencies: Sketsa-Sketsa Praktik
Huma Capital Berbasis Kompetensi”. Jakarta: Gramedia.
Ali, Hapzi. 2015. “Modul Perkuliahan: Philosophical Ethics and Business”.
Jakarta: Universitas Mercu Buana
Andrriyani, Yuni. “60 Tahun Astra: Kokoh & Kuat dengan strategi pemberdayaan
SDM Berkelanjutan”. http://jengyuni.com/inspirasi-60-tahun-astra/,
diakses pada 12 April 2017 pukul 20.23 WIB.
Anonymous 1. 2015. “Code of Conduct PT. Astra International Tbk”.
https://www.astra.co.id/, diakses pada 11 April 2017 pukul 21.49 WIB.
Anonymous 2. 2016. “Laporan Tahunan PT. Astra International Tbk”.
https://www.astra.co.id/, diakses pada 14 April 2017 pukul 17.50 WIB.
Bertens K. 2009. “Pengantar Etika Bisnis”. Yogyakarta: Kanisius.
Keraf, A. Sonny. 2012. “Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya”. Yogyakarta:
Kanisius.
Sekuritas, Samuel. 2016. “Astra International” http://www.indonesia-investments
.com/id/bisnis/profil-perusahaan/astra-international/item192, diakses pada
12 April 2017 pukul 20.00 WIB.
Yosephus, L. Sinuor. 2010. “Etika Bisnis: Pendekatan Filsafat Moral Terhadap
Perilaku Pebisnis Kontemporer”. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.

More Related Content

What's hot

Strategi operasi ( 2 )
Strategi operasi ( 2 )Strategi operasi ( 2 )
Strategi operasi ( 2 )
nurulllah
 
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJOKUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
Daniel Doni
 
Masalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanMasalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaan
regirolan
 

What's hot (20)

Studi kasus msdm
Studi kasus msdmStudi kasus msdm
Studi kasus msdm
 
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya ManusiaSkema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
Skema Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Etika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDMEtika Bisnis dalam MSDM
Etika Bisnis dalam MSDM
 
Manajemen sumber daya manusia strategik
Manajemen sumber daya manusia strategikManajemen sumber daya manusia strategik
Manajemen sumber daya manusia strategik
 
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo TbkAnalisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
Analisis PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk
 
Strategic human resource management
Strategic human resource management Strategic human resource management
Strategic human resource management
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasional
 
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi PublikTantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
 
Strategi operasi ( 2 )
Strategi operasi ( 2 )Strategi operasi ( 2 )
Strategi operasi ( 2 )
 
Strategi dalam proses manajemen strategik
Strategi dalam proses manajemen strategikStrategi dalam proses manajemen strategik
Strategi dalam proses manajemen strategik
 
Peramalan sdm
Peramalan sdmPeramalan sdm
Peramalan sdm
 
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJOKUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
 
Masalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaanMasalah sdm dalam perusahaan
Masalah sdm dalam perusahaan
 
Makalah starbuck
Makalah starbuck Makalah starbuck
Makalah starbuck
 
Manajemen Organisasi Bank Mandiri
Manajemen Organisasi Bank MandiriManajemen Organisasi Bank Mandiri
Manajemen Organisasi Bank Mandiri
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDM
 
Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5Manajemen keuangan part 2 of 5
Manajemen keuangan part 2 of 5
 
Strategic Control
Strategic ControlStrategic Control
Strategic Control
 
Manajemen sumberdaya manusia
Manajemen sumberdaya manusiaManajemen sumberdaya manusia
Manajemen sumberdaya manusia
 
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqmPpt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
 

Similar to BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Etika Bisnis Astra_Universitas Mercu Buana_2017

Klaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasiKlaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasi
Himpunan Mahasiswa Planologi ITS
 
1119-Article Text-5220-1-10-20210818.pdf
1119-Article Text-5220-1-10-20210818.pdf1119-Article Text-5220-1-10-20210818.pdf
1119-Article Text-5220-1-10-20210818.pdf
kalittayoan
 
Kata pengantar oto iapsd
Kata pengantar oto iapsdKata pengantar oto iapsd
Kata pengantar oto iapsd
Eko Supriyadi
 
Laporan kegiatan praktek kerja industri
Laporan kegiatan praktek kerja industriLaporan kegiatan praktek kerja industri
Laporan kegiatan praktek kerja industri
Hamka Cadaz
 

Similar to BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Etika Bisnis Astra_Universitas Mercu Buana_2017 (20)

Buku Panduan ESG Kadin Indonesia 2023.pdf
Buku Panduan ESG Kadin Indonesia 2023.pdfBuku Panduan ESG Kadin Indonesia 2023.pdf
Buku Panduan ESG Kadin Indonesia 2023.pdf
 
Be & gg, sonya arista, hapzi ali, good corporate governance pada pt. astra ot...
Be & gg, sonya arista, hapzi ali, good corporate governance pada pt. astra ot...Be & gg, sonya arista, hapzi ali, good corporate governance pada pt. astra ot...
Be & gg, sonya arista, hapzi ali, good corporate governance pada pt. astra ot...
 
Klaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasiKlaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasi
 
Modul kuliah manajemen strategi
Modul kuliah manajemen strategiModul kuliah manajemen strategi
Modul kuliah manajemen strategi
 
Tesis agussalim
Tesis agussalimTesis agussalim
Tesis agussalim
 
94-Article Text-272-1-10-20190329.pdf
94-Article Text-272-1-10-20190329.pdf94-Article Text-272-1-10-20190329.pdf
94-Article Text-272-1-10-20190329.pdf
 
(Marta iwan zuanda, tio frian wiranata) , susriyanti, mahasiswa s1 m1 budaya ...
(Marta iwan zuanda, tio frian wiranata) , susriyanti, mahasiswa s1 m1 budaya ...(Marta iwan zuanda, tio frian wiranata) , susriyanti, mahasiswa s1 m1 budaya ...
(Marta iwan zuanda, tio frian wiranata) , susriyanti, mahasiswa s1 m1 budaya ...
 
(Marta iwan zuanda, tio frian wiranata) , susritanti, mahasiswa s1 m1 budaya ...
(Marta iwan zuanda, tio frian wiranata) , susritanti, mahasiswa s1 m1 budaya ...(Marta iwan zuanda, tio frian wiranata) , susritanti, mahasiswa s1 m1 budaya ...
(Marta iwan zuanda, tio frian wiranata) , susritanti, mahasiswa s1 m1 budaya ...
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Penerapan GCG PT ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Penerapan GCG PT ...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Penerapan GCG PT ...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Penerapan GCG PT ...
 
Be & gg asep muhamad perdiana, hapzi ali, penerapan gcg pada hi lex, universi...
Be & gg asep muhamad perdiana, hapzi ali, penerapan gcg pada hi lex, universi...Be & gg asep muhamad perdiana, hapzi ali, penerapan gcg pada hi lex, universi...
Be & gg asep muhamad perdiana, hapzi ali, penerapan gcg pada hi lex, universi...
 
Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, etika bisni pada hi lex, unive...
Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, etika bisni pada hi lex, unive...Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, etika bisni pada hi lex, unive...
Be & gg, asep muhamad perdiana, hapzi ali, etika bisni pada hi lex, unive...
 
1119-Article Text-5220-1-10-20210818.pdf
1119-Article Text-5220-1-10-20210818.pdf1119-Article Text-5220-1-10-20210818.pdf
1119-Article Text-5220-1-10-20210818.pdf
 
Tugas Kelompok MSDM(Bapak Taufan)
Tugas Kelompok MSDM(Bapak Taufan) Tugas Kelompok MSDM(Bapak Taufan)
Tugas Kelompok MSDM(Bapak Taufan)
 
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Universitas Mercu...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Universitas Mercu...BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Universitas Mercu...
BE & GG, Melania Bastian, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Universitas Mercu...
 
Fitri wahyuni 11150415 lengkap tugas makalah
Fitri wahyuni 11150415 lengkap tugas makalahFitri wahyuni 11150415 lengkap tugas makalah
Fitri wahyuni 11150415 lengkap tugas makalah
 
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, PENERAPAN ETIKA BISNIS, Universitas Mer...
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, PENERAPAN ETIKA BISNIS, Universitas Mer...BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, PENERAPAN ETIKA BISNIS, Universitas Mer...
BE GCG, Annisa Nurlestari, Hapzi Ali, PENERAPAN ETIKA BISNIS, Universitas Mer...
 
Manajemen Merk dan Produk
Manajemen Merk dan ProdukManajemen Merk dan Produk
Manajemen Merk dan Produk
 
Kata pengantar oto iapsd
Kata pengantar oto iapsdKata pengantar oto iapsd
Kata pengantar oto iapsd
 
Laporan kegiatan praktek kerja industri
Laporan kegiatan praktek kerja industriLaporan kegiatan praktek kerja industri
Laporan kegiatan praktek kerja industri
 
PEMAPARAN & Link2 MATERI Training"RISK MANAGEMENT" (Based ISO 31000_2018).
PEMAPARAN  & Link2 MATERI Training"RISK MANAGEMENT" (Based ISO 31000_2018).PEMAPARAN  & Link2 MATERI Training"RISK MANAGEMENT" (Based ISO 31000_2018).
PEMAPARAN & Link2 MATERI Training"RISK MANAGEMENT" (Based ISO 31000_2018).
 

More from Muhammad Frayogi

More from Muhammad Frayogi (9)

BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Governance Rating_Universitas Mercu Buana_2017
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Governance Rating_Universitas Mercu Buana_2017BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Governance Rating_Universitas Mercu Buana_2017
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Governance Rating_Universitas Mercu Buana_2017
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Director and Executive _Universitas Mercu Bu...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Director and Executive _Universitas Mercu Bu...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Director and Executive _Universitas Mercu Bu...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Director and Executive _Universitas Mercu Bu...
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Risk Management_Universitas Mercu Buana_2017
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Risk Management_Universitas Mercu Buana_2017BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Risk Management_Universitas Mercu Buana_2017
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Risk Management_Universitas Mercu Buana_2017
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Audit and Internal Control _Universitas Merc...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Audit and Internal Control _Universitas Merc...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Audit and Internal Control _Universitas Merc...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Audit and Internal Control _Universitas Merc...
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Employee Responsibilities and Rigths _Univer...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Employee Responsibilities and Rigths _Univer...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Employee Responsibilities and Rigths _Univer...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Employee Responsibilities and Rigths _Univer...
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Corporate Social Responsibility_Universitas ...
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_The Corporate Culture Infact And Implication...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_The Corporate Culture Infact And Implication...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_The Corporate Culture Infact And Implication...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_The Corporate Culture Infact And Implication...
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Konsep GCG dan Penerapannya pada Budaya Indo...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Konsep GCG dan Penerapannya pada Budaya Indo...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Konsep GCG dan Penerapannya pada Budaya Indo...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Konsep GCG dan Penerapannya pada Budaya Indo...
 

Recently uploaded

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 

Recently uploaded (20)

Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 

BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Etika Bisnis Astra_Universitas Mercu Buana_2017

  • 1. ANALISIS PENERAPAN ETIKA BISNIS di PT. ASTRA INTERNATIONAL, Tbk. Tugas Perkuliahan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk menyelesaikan tugas Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah Business Ethics and Good Governance Oleh: MUHAMMAD FRAYOGI NIM. 55116120098 Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA, April 2017
  • 2. ABSTRAK Muhammad Frayogi. NIM. 55116120098. Analisa Etika Bisnis di PT. Astra International Tbk. Program Studi Magister Manajemen. Program Pascasarjana. Universitas Mercubuana. Dosen Pengampu Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA. Konsep Good corporate governance merupakan suatu urgensitas dalam upaya mewujudkan suatu perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis dalam mencapai tujuan perusahaannya. PT. Astra International dalam upaya menerapkan etika bisnisnya dihadapkan pada beberapa masalah, tekait urgensi penerapan konsep GCG, pelaksanaan ekspansi bisnis, serta komitmen bersama untuk mencapai tujua perusahaan. Oleh karenanya, rumusan masalah yang ingin dipecahkan penulis dalam makalah ini adalah melihat bagaimana penerapan etika bisnis Astra dalam pencapaian tujuan perusahaannya. Untuk menganalisa penerapan etika bisnis Astra, penulis menggunakan teori prinsip-prinsip etika bisnis menurut Keraf, dengan empat prinsip etika bisnis, yaitu Otonomi, Kejujuran, Keadilan dan Saling Menguntungkan. Adapun metode yang digunakan adalah analisa deskriptif untuk memahami secara mendalam objek penulisan makalah. Berdasarkan hasil deskripsi dan analisa data, Astra telah menerapkan prinsip etika bisnis secara optimal, dilihat dari komitmen dan upaya meraka untuk berkontribusi kepada Bangsa dalam pembangunan yang berkelanjutan. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah peningkatan kontrol dan evaluasi terkait penerapan etika bisnis agar tetap sesuai dengan nilai-nilai perusaahan dan berjalan secara terus-menerus. Kata Kunci: Komitmen & Upaya, Prinsip-prinsip, Etika Bisnis
  • 3. i DAFTAR ISI ABSTRAK DAFTAR ISI ................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah................................................................................ 7 1.3 Batasan Masala ....................................................................................... 8 1.4 Rumusan Masalah................................................................................... 8 1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 8 1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 8 BAB II DESKRIPSI TEORI 2.1 Deskripsi Teori........................................................................................ 10 2.2 Kerangka Berpikir .................................................................................. 14 BAB III METODOLOGI PENULISAN MAKALAH 3.1 Metode Penulisan ................................................................................... 16 3.2 Ruang Lingkup ....................................................................................... 17 3.3 Objek Penulisan Makalah ...................................................................... 17 3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 17 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek ...................................................................................... 19 4.2 Deskripsi Data ........................................................................................ 23 4.3 Pembahasan ............................................................................................ 30
  • 4. ii BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 42 5.2 Saran ....................................................................................................... 42 DAFTAR PUSTAKA
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pada era globalisasi yang ditandai dengan semakin terbukanya arus informasi, komunikasi, dan transportasi antarnegara di dunia, menuntut perusahaan untuk menerapkan konsep Good Corporate Governance (GCG) dalam menjalankan bisnisnya, baik perusahaan besar maupun menengah sekalipun. Penerapan konsep GCG dalam penerapannya akan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Hal ini berkaitan dengan penyaluran atau distribusi dari kekuatan dan tanggung jawab, serta konsekuensi dan akuntabilitas perusahaan pada performance dan pencapaian kinerja perusahaan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan tersebut. Konsep Good Corporate Governance (GCG) ini sendiri tentunya memiliki keterkaitan dengan etika bisnis atau nilai-nilai yang menjadi ciri khas atau kekayaan ragam yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Hal ini sama kaitannya dengan keragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia yang terdiri dari hal-hal yang unik dan bahkan tidak dimiliki oleh negara-negara di dunia, seperti Bahasa, kekayaan seni dan budaya daerah, ragam sejarah dan barang peninggalannya, serta nilai-nilai luhur yang telah tertanam pada jati diri Bangsa Indonesia. Hal ini tentunya memiliki keselarasan antara konsep nilai-nilai keragaman Bangsa Indonesia dengan nilai-nilai
  • 6. 2 atau etika bisnis suatu perusahaan dalam menjalankan roda bisnisnya tersebut. Nilai- nilai inilah yang menjadi dasar bagi setiap perusahaan dalam proses pengambilan keputusan serta penetapan tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Urgensi penerapan etika bisnis dalam proses pengambilan keputusan dan penetapan tindakan-tindakan di lingkungan kerja, tidak hanya semata-mata untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, namun lebih untuk meingkatkan citra perusahaan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan tersebut dengan menerapkan konsep Good Corporate Governance (GCG) dengan pihak stakeholders dan shareholders serta menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap dampak dari kegiatan bisnis kepada masyarakat serta lingkungan sekitar. Menurut Sekuritas (2016), yang dikutip dalam website Indonesia Investment yang menyatakan bahwa PT. Astra Internasional Tbk (Astra) merupakan salah satu konglomerat terdiversifikasi terbesar di Indonesia. Perusahaan induk investasi ini sering dianggap sebagai barometer perekonomian Indonesia karena kehadirannya di berbagai sektor, seperti otomotif, agribisnis, alat berat, pertambangan, energi, jasa keuangan, teknologi informasi, dan infrastruktur & logistik. Astra menunjukkan pertumbuhan yang kuat, kompetitif serta berkelanjutan dimana hal ini dapat dilihat saat Indonesia dilanda krisis keuangan Asia di akhir tahun 1990-an dimana krisis ini mendesak untuk melakukan restrukturisasi dan reorganisasi model bisnisnya (termasuk saat pengambil-alihan oleh Jardine Matheson Group yang berbasis di Hongkong pada tahun 1999 melalui anak perusahaan Jardine
  • 7. 3 Cycle & Carriage, Ltd.). perusahaan yang berawal dari sebuah usaha perdagangan kecil yang didirikan oleh dua saudara Wiliam Soerdjaya dan Tjia Kian Tie, PT. Astra International Tbk telah berkembang menjadi konglomerat mengesankan yang beroperasi terutama di Indonesia dalam membentuk perusahaan tercatat terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total kapitalisasi pasar lebih dari tujuh persen (Sekuritas dalam website Indonesia Investement, 2016). PT. Astra Intenational, Tbk ini merupakan grup otomotif terbesar di Asia Tenggara dan menyediakan berbagai produk mobil dan sepeda motor. Produk PT. Astra Intenational untuk sepeda motor adalah Honda Motor dengan nama anak perusahaan PT. Astra Honda Motor, sedangkan untuk produk mobilnya yaitu Toyota, Daihatsu, Isuzu, BMW, Peugeot dan UD Trucks. Adapun dapat dilihat dalam tabel di bawah ini untuk data market share dari produk-produk otomotif dari PT. Astra International Tbk, sebagai berikut: Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor 2015 dan 2016 Brand 2015 2016 Terjual (unit) % Terjual (unit) % Honda 4,453,888 68,73 4,380,888 73.86 Yamaha 1,798,630 27,76 1,394,078 23,50 Kawasaki 115,008 1,77 97,622 1,65 Suzuki 109,882 1,7 56,824 0,96 TVS 2,747 0,02 1,873 0,03 Total 6,480,155 100 5,931,285 100 Sumber: Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), 2017.
  • 8. 4 Tabel 1.2 Penjualan Mobil 2014 dan 2015 Brand 2014 2015 Terjual (unit) % Terjual (unit) % Daihatsu 67,142 15.45 60,172 16.54 Honda 49,103 11.3 55,071 15.13 Isuzu 10,214 2.35 7,506 2.06 Mazda 3,193 0.73 2,910 0.8 Mitsubishi 54,610 12.56 42,459 11.67 Nissan 14,466 3.33 11,559 3.18 Datsun 0 0 9,240 2.54 Suzuki 56,020 12.89 43,106 11.85 Toyota 152,799 35.16 115,763 31.81 Others 27,076 6.23 16,085 4.42 Total 434,623 100 363,871 100 Sumber: Gaikindo Indonesia, 2016. Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bersama bahwa produk-produk otomotif PT. Astra Intenational, Tbk telah menguasai lebih dari 50% pasar otomotif di Indonesia. Meskipun telah memegang kendali untuk pasar otomotif di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir ini Astra telah mengurangi ketergantungan tradisionalnya pada industri otomotif dengan melakukan eskpansi bisnis ke berbagai sektor lainnya untuk menumbuhkan peluang bisnis baru serta aliran pendapatan lainnya, seperti pertambangan batu bara, agribisnis (minyak kelapa sawit), teknologi informasi, infrastruktur (jalan tol, penyediaan air di Jakarta dan terminal penimbunan minyak di Gresik, serta layanan solusi Teknologi Informasi. Perubahan prospek bisnis PT. Astra Intenational, Tbk dilakukan secara sengaja mengingat prospek industri kendaraan bermotor baik mobil maupun motor semakin menurun yang disebabkan berbagai macam hal, salah satunya yaitu kebijakan
  • 9. 5 pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk memangkas biaya subsidi bahan bakar serta kenaikan pajak kepemilikan kendaraan bermotor lebih dari satu, dan membatasi pinjaman yang berlebihan untuk pembelian kendaraan bermotor menyebabkan keuntungan dari industri otomotif ini menjadi berkurang. Ekspansi bisnis ini menyebabkan ketergantungan pendapatan Astra yang pada awal tahun 2000-an sebesar 80% berasal dari industri otomotif, namun telah menurun menjadi 50% (Sekuritas dalam website Indonesia Investement, 2016). Berikut penulis sampaikan mengenai laporan laba bersih PT. Astra Intenational per segmen bisinis pada tahun 2015, sebagai berikut: Tabel 1.3 Laporan Laba Bersih PT. Astra International, Tbk 2012-2015 (disajikan dalam rupiah milyar, kecuali dinyatakan lain) Segmen Bisnis Astra 2012 2013 2014 2015 Total % Otomotif 9,472 9,829 8,491 7,464 35,256 48.63% Jasa Keuangan 3,714 4,273 4,750 3,555 16,292 22.47% Alat Berat, Pertambangan & Energi 3,500 2,971 3,263 2,342 12,076 16.66% Agribisnis 1,920 1,435 1,996 493 5,844 8.06% Infrastruktur, Logistik & Other 683 748 491 406 2,328 3.21% Teknologi Informasi 132 161 200 204 697 0.96% Total 19,421 19,417 19,191 14,464 72,493 100.00% Sumber: Astra International, Laporan Tahunan 2015 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kontribusi laba terbesar yang didapat oleh PT. Astra Intenational, Tbk yaitu dari sektor otomotif. Namun ekspansi bisnis yang dilakukan oleh Astra ini menghilangkan ketergantungan pada laba yang dapat dari bisnis otomotif sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Segmen bisnis jasa keuangan, alat berat, pertambangan & enegrgi agribisnis, infrastruktur,
  • 10. 6 logistik & lainnya, serta layanan teknologi informasi juga memiliki kontribusi terhadap pendapatan bisnis Astra terhadap total pendapatan konsilidasian secara konsisten. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa Astra dapat memanfaatkan berbagai peluang bisnis untuk meningkatkan investasi dan semakin memperluas disversifikasi usaha yang singergis berdasarkan strategi bisnis dan tujuan perusahaan. Kunci keberhasilan yang telah dicapai oleh PT. Astra International, Tbk untuk dapat terus berkembang dan melakukan eskpansi bisnis dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu terletak pada komitmen bersama untuk ‘Sejahtera Bersama Bangsa’ yang berlandaskan pada visi dan misi serta filosofi ‘Catur Dharma’. Komitmen bersama ini juga ditunjang dengan adanya sistem manajemen pengelolaan segala kegiatan bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Berdasarkan pemaparan di atas mengenai urgensi penerapan etika bisnis dalam pelaksanaan segala aktivitas bisnis dalam mencapai tujuan perusahaan, maka penulis akan melakukan penelitian terkait penerapan etika bisnis dalam mencapai tujuan perusahaan. Adapun penulisan makalah untuk menganalisa penerapan etika bisnis dalam perusahaan ini, penulis menentukan PT. Astra International, Tbk sebagai studi kasus penulisan makalah ini dikarenakan penulis ingin mengetahui bagaimanakah PT. Astra International, Tbk dalam menerapkan konsep etika bisnis perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian, judul makalah untuk menganalisa penerapan etika bisnis di perusahaan ini adalah “Analisis Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra International, Tbk”.
  • 11. 7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang dalam penerapan etika bisnis perusahaan di PT. Astra International di, Tbk dalam pencapaian tujuan perusahaan di atas, penulis dapat mengidentifikasi hal-hal yang menjadi urgensi penerapan konsep etika bisnis tersebut di dalam perusahaan. Berikut adalah identifikasi masalah dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut: 1. Semakin tingginya persaingan bisnis akibat semakin terbukanya arus informasi, komunikasi, dan transportasi antarnegara di dunia yang menuntut perusahaan dalam menerapakan konsep Good Corporate Governance sesuai dengan nilai- nilai etika bisnis perusahaan tersebut. 2. Adanya perubahan ketergantungan bisnis PT. Astra International, Tbk dalam bisnis otomotif yang selama ini menjadi pendapatan bisnis utama perusahaan. Hal ini disebabkan adanya kebijakan pemerintah yang memiliki pengaruh pada penjualan kendaraan bermotor di Indonesia, seperti kenaikan harga bahan bakar, kenaikan pajak kendaraan, serta pembatasan pinjaman dalam pembelian kendaraan bermotor. 3. Penerapan komitmen bersama untuk ‘Sejahtera Bersama Bangsa’ yang berlandaskan pada visi dan misi serta filosofi ‘Catur Dharma’. Komitmen bersama ini juga ditunjang dengan adanya sistem manajemen pengelolaan segala kegiatan bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Dalam hal ini penulis ingin mengetahui bagaimana penerapan komitmen tersebut.
  • 12. 8 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan pemaparan mengenai identifikasi masalah yang muncul pada penulisan makalah ini yang dijabarkan dalam latar belakang dan identifikasi masalah di atas. Pembatasan masalah ditujukan untuk mendapatkan fokus penulisan makalah yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu mengenai penerapan etika bisnis di PT. Astra International, Tbk. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan mengenai hal-hal terkait urgensi penerapan etika bisnis dalam perusahaan yang telah dijabarkan di bagian latar belakang dan batasan masalah penelitian, agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih fokus untuk dapat menentukan tujuan penelitian, maka penulis membuat rumusan masalah, yaitu Bagaimanakah penerapan etika bisnis di PT. Astra International, Tbk? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian merupakan arah dari suatu penelitian yang disesuaikan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah mengenai penerapan etika bisnis dalam perusahaan dalam hal ini adalah PT. Astra International, Tbk, yaitu untuk mengetahui bagaimanakah penerapan etika bisnis di PT. Astra International, Tbk. 1.6 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari adanya penulisan makalah ini, yaitu diharapkan dapat memberikan sumbangsih pengembangan ilmu etika bisnis dan good coporate
  • 13. 9 governance, serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan bahan bacaan dalam kajian ilmu yang berkaitan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang memberikan manfaat dan wawasan tentang upaya menciptakan suatu penerapan etika bisnis yang bersih dan baik sesuai degan nilai-nilai di dalam perusahaan, terutama dalam hal pencapain tujuan perusahaan itu sendiri. b. Manfaat Praktis Manfaat praktis bagi pembaca, penulis makalah atau peneliti lain yang didapat dalam penulisan makalah ini, diharapkan mampu menjadi suatu acuan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam kajian mengenai permasalahan serupa, yaitu penerapan etika bisnis. Dan penulisan makalah ini juga diharapkan mampu disempurnakan dengan adanya penulisan atau penelitian lain yang serupa sehingga kekurangan dari penulisan makalah ini dapat disempurnakan sehingga nantinya akan menghasilkan solusi-solusi yang lebih baru disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada waktu yang akan datang. Berdasarkan hasil penelitian juga, diharapkan mampu menjadi acuan penilaian maupun masukkan bagi PT. Astra International, Tbk atau perusahaan terkait lainnya dalam penerapan etika bisnis perusahaan. Penerapan etika bisnis perusahaan ini juga semata-mata ditujukan untuk menciptakan suatu konsep tata kelola perusahaan yang baik untuk pembangunan ekonomi negara secara berkelanjutan.
  • 14. 10 BAB II DESKRIPSI TEORI 2.1 Deskripsi Teori Deskripsi teori yakni menjabarkan penggunaan berbagai teori dan konsep yang relevan dengan permasalahan dan fokus penelitian, yang kemudian disusun dengan teratur dan rapi untuk dapat membuat suatu asumsi dasar dalam penelitian. Dengan mengkaji berbagai teori dan konsep maka penulis memiliki konsep penelitian yang jelas, sehingga dapat menyusun pertanyaan yang rinci untuk penyelidikan, serta dapat menemukan hasil penelitian yang tepat dan akurat. Penelitian yang dilakukan peneliti sangat erat hubungannya dengan teori-teori yang digunakan para ahli ilmu etika bisnis dan good corporate governance (GCG). Dalam hal ini berkaitan dengan konsep-konsep penerapan etika bisnis untuk mencapai konsep GCG itu sendiri dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Dengan adanya pemaparan teori-teori, maka memungkinkan penulisan makalah yang dilakukan dapat mencapai tujuan dari penulisan makalah ini sendiri. Untuk itu dalam deskripsi teori ini, peneliti akan menuliskan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian tersebut. 2.1.1. Konsep Etika Bisnis Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena itu pula “etika bisnis” bisa berbeda artinya. Secara etimologis (dalam Yosephus, 2010:3), kata etika sendiri berasal dari kata Yunani ethos (tunggal) yang berarti adat,
  • 15. 11 kebiasaan, watak, akhlak, sikap, perasaan dan cara berpikir. Bentuk jamaknya ta etha yang berarti adat-kebiasaan atau pola pikir yang dianut oleh suatu kelompok orang yang disebut masyarakat atau pola tindakan yang dijunjung tinggi dan dipertahankan oleh masyarakat tersebut. Yosephus berpendapat (2010:3) bahwa bentuk jamak inilah yang menjadi acuan dengan istilah etika yang dipakai dalam sejarah peradaban manusia hingga saat ini. Dikarenakan etika ini dapat dikatakan dikatakan sebagai nilai-nilai atau adat-kebiasaan yang baik yang dipertahankan, dijunjung tinggi dan diwariskan secara turun-temurun. Ali (2015:4) menjelaskan bahwa etika bisnis ini dapat dibedakan dari sisi praktis dan refleksinya. Etika sebagai prkatis berarti moral atau moralitas apa yang harus dilakukan, tidak boleh dilakukan, pantas dilakukan dan sebagainya. Sedangkan, etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral, dimana kita berpikir tentang apa yang dilakukan lebih spesifik yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dalam hal ini, etika sebagai refleksi menyoroti dan menilai baik burukya perilaku seseorang atau kelompok. Dari kedua pemaparan konsep penggunaan etika di atas, penulis menyimpulkan bahwa teori etika dapat membantu dalam menilai keputusan etis dengan menggunakan kerangka tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang telah ada sejak turun-temurun di masyarakat. Hal ini ditujukan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil benar atau tidak dan dapat dipertanggung jawabkan mengenai dasar pengambilan keputusan etis tersebut. Bertens dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Etika Bisnis” (2009:65), mengatakan bahwa etika bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etika yang umum
  • 16. 12 pada suatu wilayah perilau manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis. Peranan etika dalam bisnis menurut Ali (2015:5), berfungsi untuk menggugah kesadaran moral pelaku bisnis untuk berbisnis secara baik dan etis yang didasari pada nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi konsumen, masyarakat dan demi menjaga nama baik bisnis sendiri dalam jangka panjang. Etika bisnis menjadi acuan bagi pebisnis tanpa merugikan konsumen, buruh, karyawan, dan masyarakat luas. Hak dan kepentingan mereka tidak boleh diabaikan oleh praktek bisnis. Praktek-praktek monopoli, oligopoli, kolusi dan sejenisnya menjurus pada kerugian konsumen masyarakat serta Negara menjadi objek bagi etika bisnis untuk dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya. Berdasarkan pemaparan mengenai etika bisnis tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan dari konsep etika bisnis. Etika bisnis sendiri dapat dikatakan sebagai sebuah sistem yang dijadikan pedoman oleh perusahaan dalam menjalankan segala aktivitas bisnisnya. Penerapan etika dalam bisnis ini digunakan untuk meningkatkan kesadaran para pelaku bisnis untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan pelanggan, karyawan, pemegang saham dan stakeholder lainnya. Hal ini tentunya ditujukan untuk meningkatkan citra perusahaan sebagai perusahaan yang memperhatikan hak dan kewajibannya kepada stakeholder serta mampu secara bertanggung jawab dalam segala dampak yang muncul akibat aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Disamping peningkatan citra perusahaan, penerapan etika bisnis ini juga ditujukan untuk proses pencapaian tujuan perusahaan secara baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
  • 17. 13 2.1.2. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Menurut Keraf dalam Ali (2015:7), prinsip-prinsip etika bisnis terdiri dari empat prinsip etika, diantaranya: 1. Prinsip Otonomi Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia dalam megambil keputusan dan bertindak berdasarkan tuntutan hati nuraninya, kesadarannya sendiri mengenai sesuatu kebaikan yang diberikan kepada orang lain. 2. Prinsip Kejujuran Prinsip kejujuran dalam setiap tindakan atau perikatan bisnis merupakan keutamaan. Kejujuran diperlukan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Dalam perikatan perjanjian dan kontrak tertentu, semua pihak saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak tulus dan jujur membuat perjanjian dan kontrak, serius, tulus dan jujur alam melaksanakan perjanjian tersebut. Kejujuran sangat menentukan keberlanjuta relasi dan kelangsungan bisnis selanjutnya. 3. Prinsip Keadilan Prinsip Keadilan merupakan tindakan terhadap keterlibatan semua pihak dalam bisnis merupakan praktek keutamaan. Prinsip keadilan perlu dilakukan agar setiap orang dalam kegiatan bisnis secara internal maupun eksternal perusahaan diperlakukan sesuai dengan hak da kewajiban masing-masing.
  • 18. 14 4. Prinsip Saling Meguntungkan Kegiatan bisnis perlu memberikan keadaan saling menguntungkan kepada keterlibatan setiap pihak dalam bisnis, hal tersebut merupakan cerminan prinsip keutamaan. Saling menguntungkan merupakan cermin integritas moral internal pelaku bisnis atau perusahaan agar nama baik pribadi atau nama baik perusahaan untuk berbisnis tetap terjaga, dipercaya dan kompetitif. Berdasarkan pemaparan mengenai teori etika bisnis dan prinsip-prinsip etika bisnis di atas, maka penulisan makalah dengan judul “Analisa Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra International Tbk”, akan dilakukan analisa dengan menggunakan teori Keraf dengan empat prinsip etika bisnis. Adapun empat prinsip tersebut terdiri dari prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip keadilan dan prinsip saling menguntungkan. Penggunaan teori ini ditujukan untuk memudahkan penulis dalam melakukan analisa kasus dalam penerapan etika bisnis di PT. Astra International Tbk. 2.2. Kerangka Berpikir Penelitian Kerangka berpikir penelitian adalah kerangka teori dan konsep yang relevan dengan studi kasus yang akan dianalisis, sehingga mencerminkan alur pemikiran keseluruhan dari penelitian tersebut. Alur pemikiran penelitian ini terdiri dari permasalahan yang muncul dalam pemaparan latar belakang, perumusan masalah yang dianalisis dengan penggunaan teori yang relevan dengan penelitian ini, untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan penelitian ini. Kerangka berpikir menggambarkan konsep penelitian mengenai “Analisa Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra
  • 19. 15 International Tbk” dalam pencapaian tujuan perusahaan yang ditujukan untuk menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan dan mencapai tujuan dari penulisan makalah yang dilakukan itu sendiri. Berikut adalah alur kerangka berpikir penelitian mengenai “Analisa Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra International Tbk” dalam pencapaian tujuan perusahaan: Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penulisan Makalah Identifikasi Masalah 1. Semakin tingginya persaingan bisnis sehingga yang menuntut perusahaan untuk menerapkan nilai-nilai etika bisnis dalam perusahaan tersebut. 2. Perubahan ketergantungan bisnis Astra dengan melakukan eskpansi bisnis 3. Penerapan komitmen filosofi, visi dan misi Astra (Sumber: Peneliti,2017) Bagaimanakah penerapan etika bisnis di PT. Astra International, Tbk? Prinsip-Prinsip Penerapan Etika Bisnis menurut Keraf, sebagi berikut: 1. Prinsip Otonomi 2. Prinsip Kejujuran 3. Prinsip Keadilan 4. Prinsip Saling Menguntungkan Untuk mengetahui bagaimanakah penerapan etika bisnis di PT. Astra International, Tbk
  • 20. 16 BAB III METODE PENULISAN MAKALAH 3.1 Metode Penulisan Metode penulisan makalah pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Metode analisa yang digunakan peulis dalam penelitian mengenai “Analisis Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra International, Tbk”, yaitu metode analisa deskriptif. Hal ini ditujukan untuk dapat memahami, menggambarkan serta menghayati segala kejadian yang terjadi dengan fokus penelitian, dan diharapkan hasil dari penelitian dapat menjawab rumusan masalah yaitu mengetahui penerapan etika bisnis di PT. Astra International, Tbk dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara optimal.
  • 21. 17 3.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup makalah merupakan bagian yang membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penulisan makalah yang akan dilakukan. Dalam hal ini, ruang lingkup penulisan makalah digunakan sebagai batasan penelitian agar dalam melakukan penelitian, peneliti dapat lebih terfokus pada ruang lingkup penulisan makalah yang dilakukan. Hal ini diharapkan dapat memudahkan peneliti untuk lebih fokus pada penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai “Analisis Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra International, Tbk”. 3.3 Objek Penulisan Makalah Objek penulisan makalah yaitu menjelaskan perusahaan yang akan dijadikan bahan analisa oleh penulis, termasuk dalam menjelaskan tempat, serta alasan memilihnya. PT. Astra International, Tbk dipilih sebagai studi kasus penulisan makalah didasarkan pada hal-hal yang telah dijelaskan pada BAB I mengenai identifikasi masalah dalam hal urgensi penerapan etika bisnis dalam perusahaan, yaitu persaingan global yang dihadapi oleh PT. Astra International, Tbk., ekspansi bisnis yang dilakukan dan penerapan komitmen bersama untuk mencapai tujuan perusahaan. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan memengaruhi penentuan teknik pengumpulan data. Banyak masalah yang telah dirumuskan tidak dapat dipecahkan dengan baik, karena teknik untuk memperoleh data yang diperlukan tidak dapat menghasilkan data yang diinginkan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk
  • 22. 18 mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penulisan makalah mengenai “Analisis Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra International, Tbk”, dengan menggunakan teknik studi dokumentasi atau kepustakaan. Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada terkait PT. Astra International, Tbk ataupun sumber data lainnya yang berhubungan dengan penulisan makalah yang dilakukan oleh penulis. Metode ini juga digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian mengenai “Analisis Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra International, Tbk”, digunakan sebagai data utama terkait penulisan makalah ini. Untuk itu, data yang digunakan haruslah bersumber pada data yang akurat dan terpercaya.
  • 23. 19 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Deskripsi objek menggambarkan mengenai objek yang meliputi lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi pada lokasi penelitian, serta hal lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Deskripsi objek juga menjelaskan secara umum terkait profil perusahaan. Berikut deskripsi objek dari penulisan makalah mengenai “Analisis Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra International, Tbk” yang dideskripsikan melalui pemaparan profil perusahaan PT. Astra International, Tbk. 4.1.1 Profil dan Sejarah Perusahaan PT. Astra International, Tbk (Astra) mengawali bisnis di Jakarta pada tahun 1957 sebagai perusahaan perdagangan umum dengan nama PT. Astra International Incoroporated, yang kemudian mengalami perubahan nama menjadi PT. Astra International Tbk pada tahun 1990. Seiring dengan pelepasan saham ke publik beserta pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar dengan ticker ASII pada 4 April. Pada tahun 2015, nilai kapitalisasi pasar Astra adalah sebesar IDR 242,9 triliun (30 Desember 2015). Pada tahun 2015, kegiatan usaha yang dapat dijalankan oleh perusahaan, sesuai dengan Anggaran Dasar terakhir Perusahaan adalah mencakup perdagangan umum, perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan
  • 24. 20 konsultasi. Dalam menjalankan bisnisnya, Astra menerapkan model bisnis berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada enam segmen usaha, diantaranya: 1) Otomotif; 2) Jasa Keunagan; 3) Alat Berat dan Pertambangan; 4), Agribisnis; 5) Infrastruktur; Logistik, dan lainnya; dan 6) Teknologi Informasi. Dengan bisnis yang beragam ini, Astra telah menyentuh berbagai aspek kehidupan bangsa melalui produk dan layanan yang dihasilkan. Dalam keseharian hidup, masyarakat Indonesia telah menggunakan sepeda motor dan mobil, jalan tol, printer, hingga pelayanan pembiyaan, perbankan dan asuransi milik Astra. Pelaku bisnis telah bermitra dengan Astra dan memanfaatkan berbagai kendaraan komersial, alat berat, layanan logistik, sistem teknologi informasi dan jasa pertambangan dari Astra. Berbagai produk yang dihasilkan juga telah diekspor dan menyumbangkan devisa bagi negara, antara lain produk minyak kelapa sawit, batu bara dan kendaraan bermotor. Kegiatan operasional bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia dikelola melalui 198 anak perusahaan, ventura bersama dan entitas asosisasi, dengan didukung oleh 221,046 karyawan pada akhir tahun 2015. Sebagai salah satu grup usaha terbesar nasional saat ini, Astra telah membangun reputasi yang kuat melalui penawaran rangkaian produk dan layanan berkualitas, dengan memperhatikan hal tata kelola perusahaan dan tata kelola lingkungan yang baik. Astra senantiasa beraspirasi untuk menjadi perusahaan kebanggan bangsa yang berperan serta dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Karenanya, kegiatan bisnis Astra berupaya menerapkan perpaduan yang
  • 25. 21 berimbang pada aspek komersial bisnis dan sumbangsih non-bisnis melalui program tanggung jawab sosial yang berkelanjutan di bidang pendidikan, lingkungan, pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) serta kesehatan. 4.1.2 Filosofi, Visi dan Misi Perusahaan Kunci sukes keberhasilan Astra dalam menjalankan bisnisnya berbagai aspek kehidupan tidak terlepas dari sistem manajemen pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, dan aktivitas manajerial lainnya. Namun dalam hal ini kesuksesan Astra untuk mencapai tujuan perusahaan yakni ‘Sejahtera Bersama Bangsa’ terletak pada komitmen bersama dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut yang berlandaskan pada filosofi ‘Catur Dharma’, visi dan misi perusahaan, sebagai berikut: 1. Filosofi ‘Catur Dharma’ i. Menjadi milik yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara ii. Memberikan pelayanan terbaik kepada Pelanggan iii. Menghargai individu dan membina kerja sama iv. Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik 2. Visi dan Misi Perusahaan A. Visi Perusahaan i. Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, stuktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi
  • 26. 22 ii. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan B. Misi Perusahaan Sejahtera bersama Bangsa dengan memberikan nilai terbaik kepada stakeholder kami. 3. Astra Good Corporate Governance A. Astra Code of Conduct i. Etika Bisnis dan Etika Kerja ii. Sekretaris Perusahaan iii. Audit dan Manajemen Resiko iv. Securities Dealing Rules v. Benturan Kepentingan vi. Kebijakan Donasi B. Astra Board Manuals i. Pedoman Komisaris ii. Pedoman Direksi C. Astra System of Management i. Astra Management System ii. Astra Human Capital Management System iii.Astra Green Company iv.Astra Friendly Company v. Astra Functional Policies
  • 27. 23 Gambar 4.1 Astra Code of Conduct Sumber: PT. Astra International Tbk dalam Astra Code of Conduct, 2016 Gambar di atas menjelaskan bahwa dalam mencapai tujuan PT. Astra International Tbk, segala aktivitas atau kegiatan bisnis yang dilakukan oleh Astra yakni berdasarkan pada filosofi ‘Catur Dharma’ atau nilai-nilai yang menjadi dasar Astra dalam memberikan manfaat kepada stakeholder dengan memberikan pelayanan terbaik, saling menghargai dan selalu berusaha menjadi yang terbaik. Nilai-nilai dalam filosofi tersebut direfleksikan dalam tata kelola perusahaan yang baik, dengan menerapkan tiga prinsip Astra, yaitu 1) Astra Code of Conduct; 2) Astra Board Manuals; dan 3) Astra System Management. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik ini ditujukan untuk mencapai Astra Good Corporate Citizen untuk menjaga keberlangsungan bisnis dan mencapai tujuan ‘Sejahtera Bersama Bangsa’. 4.2 Deskripsi Data Deskripsi data merupakan bagian untuk menjelaskan data yang didapat untuk melakukan analisa dengan menggunakan teknik analisis data. Teknik analisa yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu dengan menggunaka analisa deskriptif
  • 28. 24 berdasarkan data-data yang dikumpulkan melalui studi dokumentasi atau kepustakaan. Etika bisnis sebagai sebuah sistem nilai yang dianut oleh perusahaan sebagai pedoman untuk melakukan segala aktivitasnya yang berhubungan dengan lingkungannya, baik lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Dalam penerapannya, PT. Astra International Tbk menjalankan konsep etika bisnis yang didasarkan pada filosofi ‘Catur Dharma’ yang direfleksikan dalam prinsip-prinsip Astra Good Corporate Governance. Adapun etika bisnis Astra berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan hubungan Astra terhadap stakeholder terkait, seperti yang dapat dilihat dalam diagram di bawah ini: Diagram 4.1 Hubungan Astra dengan Stake Holders Sumber: Penulis, 2017 Astra Pelanggan Mitra Usaha Pesaing Karyawan Calon Investor Perusahaan Afiliasi Penyelenggara Negara Masyarakat
  • 29. 25 Berdasarkan diagram di atas, dapat kita lihat bersama bahwa dalam menjalankan segala kegiatan bisnisnya, PT. Astra International Tbk tentunya memiliki hubungan dengan pelanggan, mitra usaha, pesaing, karyawan, pemegang saham, calon investor, perusahaan afiliasi, penyelenggara negara, masyarakat, dan media massa. Sehubungan dengan hal itu pula, berdasarkan hasil pengumpulan data mengenai etika bisnis yang diterapkan oleh Astra dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, berikut penulis sampaikan etika-etika bisnis yang diterapkan Astra kepada stakeholder (2016:3-6), sebagai berikut: 1. Etika Bisnis kepada Pelanggan Pelanggan yaitu Pihak yang merupakan pembeli atau pemakai produk atau jasa yang diproduksi dan/atau dipasarkan oleh Astra. Prinsip dalam berinteraksi dengan pelanggan, diantaranya: a. Perusahaan menghormati hak-hak pelanggan sesuai dengan peraturan perundanga yang berlaku; b. Perusahaan berkomitmen terhadap harga, kualitas, waktu pengiriman, layanan purna jual dan jaminan produk sesuai dengan standar yang berlaku; c. Perusahaan (termasuk Komisaris, Direktur, dan Karyawan) tidak diperkenankan memberi kepada atau menerma dari pelanggan imbalan atau hadiah (yang substansial) yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; d. Perusahaan menjaga informasi rahasia pelanggan; e. Perusahaan mengacu pada etika periklanan da peraturan yang berlaku.
  • 30. 26 2. Etika Bisnis kepada Mitra Usaha Mitra Usaha adalah Pihak yang memiliki hubungan usaha dengan Perusahaan, seperti principal, distributor, penyalur dan pemasok. Prinsip dalam menjalin kerjasama dengan mitra usaha, yaitu: a. Berdasarkan pada persamaan, kesetaraan, dan saling percaya (mutual trust) yang berdasarkan pada keadilan dan tanggung jawab sosial serta tidak membedakan suku, agama, ras dan antar golongan; b. Patuh pada peraturan perundangan yang berlaku; c. Komisaris, Direktur dan Karyawan harus menghindari benturan kepentingan; d. Semua kesepakatan dituangkan dalam dokumen tertulis yang disusun berdasarkan itikad baik dan saling menguntungkan; e. Pemilihan mitra usaha berdasarkan pada profesionalisme, prinsip keselarasan nilai-nilai QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety and Morale); f. Berupaya memberdayakan mitra usaha kecil dan menengah; g. Perusahaan (termasuk Komisaris, Direktur, dan Karyawan) tidak diperkenankan memberi kepada atau menerma dari pelanggan imbalan atau hadiah (yang substansial) yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan. 3. Etika Bisnis kepada Pesaing Pesaing adalah Pihak lain yang memproduksi atau memasarkan barang dan/atau jasa yang sejenis atau yang bersifat sebagai pengganti dari barang dan/atau jasa yang diproduksi atau dipasarkan oleh Astra. Prinsip dalam menghadapi pesaing, yaitu:
  • 31. 27 a. Perusahaan mendukung terciptanya persaingan yang adil dan sehat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; b. Perusahaan tidak dibenarkan untuk mengembangkan kerjasama dengan pesaing yang dapat merugikan pelanggan dan/atau mengarah kepada praktek-praktek monopoli; c. Perusahaan tidak dibenarkan mendiskreditkan pesaing baik dalam kegiatan pemasaran, promosi maupun periklanan; d. Komisaris, Direktur dan Karyawan Perusahaan tidak diperkenankan untuk ikut serta baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pengelolaan dan/atau kepemilikian pesaing. 4. Etika Bisnis kepada kepada Karyawan Karyawan merupakan Individu yang bekerja pada perusahaan yang menerima upah berdasarkan hubungan kerja. Prinsip dalam melaksanakan hubungan kerja dengan Karaywan, diantaranya: a. Perusahaan menghormati hak asasi manusia secara universal, serta hak dan kewajiban karyawan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku; b. Perusahaan memberi kesempatan yang sama tanpa membedakan senioritas, gender, suku, agama, ras dan antar golongan dengan memperhatikan kompetensi dan kinerjanya; c. Perusahaan membangun suasana keterbukaan dan komunikasi dua arah dengan karyawan; d. Perusahaan memberi penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.
  • 32. 28 5. Etika Bisnis kepada Pemegang Saham Pemegang Saham yaitu Setiap individu atau lembaga yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perusahaan. Prinsip dalam berinteraksi dengan pemegang saham, yakni: a. Perusahaan memperlakukan pemegang sahamnya secara seimbang termasuk dalam memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu, sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundangan yang berlaku; b. Perusahaan berupaya memberikan kinerja yang optimal dan menjaga citra yang baik untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham (shareholders value). 6. Etika Bisnis kepada Calon Investor Calon Investor adalah Individu atau lembaga yang berpotensi atau bermaksud untuk ikut serta dalam kepemilikan saham perusahaan, termasuk lembaga penunjang dalam melakukan investasi. Berikut prinsip dalam berinteraksi dengan calon investor: a. Perusahaan memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; b. Perusahaan menerapkan azas perlakukan yang seimbang dalam penyediaan informasi yang diperlukan. 7. Etika Bisnis kepada Perusahaan Afiliasi Perusahaan Afiliasi adalah perusahaan-perusahaan yang ada keterkaitan dengan kepemilikan dengan Astra baik langsung maupun tidak langsung. Prinsip dalam berinteraksi dengan perusahaan afiliasi adalah bersama-sama dengan dan antar perusahaan afiliasi, perusahaan membangun kerjasama untuk mencapai sinergi dalam
  • 33. 29 berbagai kegiatan bisnis dan sosial baik di tingkat pusat maupun cabang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, termasuk peraturan persaingan usaha. 8. Etika Bisnis kepada Penyelenggara Negara Penyelenggara Negara yaitu Institusi pelaksana kenegaraan yang meliputi legislative, eksekutif, yudikatif dan lembaga lainnya, baik di tingkat pusat maupun daerah, beserta aparaturnya. Prinsip dalam berinteraksi dengan penyelenggara negara sebagai berikut: a. Perusahaan menjalin hubungan yang harmonis, konstruktif dan saling menghormati dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku; b. Perusahaan mendukung program nasional maupun regional, khususnya di bidang pendidikan, sosial ekonomi, kesehatan dan lingkungan hidup. 9. Etika Bisnis kepada Masyarakat Masyarakat adalah sekelompok orang yang tinggal bersama di suatu tempat dan mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan perseroan. Prinsip dalam berinteraksi dengan masyarakat, yaitu: a. Perusahaan turut serta memelihara lingkungan hidup yang bersih dan sehat di sekitar perusahaan; b. Perusahaan dimana pun berada, membangun dan membina hubungan yang serasi dan harmonis serta berupaya memberi manfaat melalui program pemberdayaan, khususnya untuk masyarakat sekitar perusahaab; c. Perusahaan menghormati aspek sosial, budaya, adat istiadat, kesantunan, keyakinan dan agama masyarakat.
  • 34. 30 10. Etika Bisnis kepada Media Massa Media Massa adalah Institusi yang meliputi media cetak, elektronik dan online yang berfungsi memberikan informasi, edukasi, promosi, kontrol sosial dan hiburan. Prinsip dalam berinteraksi dengan media massa, diantaranya: a. Perusahaan berpegang pada kebenaran dan keterbukaan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kode etik jurnalistik dan peraturan perundangan yang berlaku; b. Perusahaan menempatkan media massa sebagai partner yang sejajar, karena itu perlu dibangun kerjasama yang positif dan saling menghargai. Berdasarkan pemaparan mengenai hubungan PT. Astra International Tbk terhadap stakeholder, dapat diketahui bahwa setiap pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan Astra mempunyai urusan atau kepentingannya masing-masing. Oleh karena itu pula perlakuan Astra terhadap satu pihak dengan pihak lainnya berbeda satu dengan yang lainnya. Yang dilakukan Astra dalam menjalankan prinsip Etika Bisnisnya telah disesuaikan dengan ruang lingkup dari hubungan yang terjalin antara Astra dengan stakeholder terkait. Hal ini sangat diperlukan terutama untuk menjalin hubungan baik dan menghindari gejolak demi keberlangsungan perusahaan. 4.3 Pembahasan Pembahasan yakni mencakup pemaparan lebih lanjut mengenai analisis data yang ditujukan untuk memaparkan lebih jauh lagi terkait pelaksanaan etika bisnis PT. Astra International Tbk terhadap masing-masing pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan itu sendiri. Berdasarkan pemaparan dalam analisis data, dapat
  • 35. 31 kita ketahui bahwa etika bisnis dari Astra menjelaskan bagaimana perusahaan dan karywan dalam beretika, bersikap dan bertindak sesuai saat berhubungan dengan stakeholder terkait. Dalam setiap hubungannya, tentunya prinsip penerapan etika antara satu dengan lainnyaberbeda, tergantung pada stakeholder mana yang sedang dihadapi, namun hal ini tetap mengacu pada sistem nilai dan etika yang telah menjadi komitment Astra dalam filosofi ‘Catur Dharma’, visi dan misi perusahaan. Penerapan etika bisnis PT. Astra International Tbk dapat dikatakan telah memenuhi prinsip-prinsip penerapan etika bisnis yang baik sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Keraf. Hal ini dapat dilihat dari pemaparan mengenai etika bisnis yang dilakukan oleh Astra terhadap stakeholder nya. Berikut analisis yang dilakukan oleh penulis terkait penerapan etika bisnis Astra sesuai dengan teori prinsip-prinsip etika bisnis menurut Keraf. 1. Prinsip Otonomi Prinsip otonomi dapat dikatakan sebagai sikap dan kemampuan manusia atau kelompok dalam megambil keputusan dan bertindak berdasarkan tuntutan hati nuraninya, kesadarannya sendiri mengenai sesuatu kebaikan yang diberikan kepada orang lain. Penerapan prinsip otonomi yang telah dilakukan oleh Astra dalam penerapan etika bisnisnya, dapat dilihat dari komitmen untuk menjunjung tinggi hak- hak pelanggan sebagai manusia seutuhnya serta diperkuat dengan peraturan perundangan yang berlaku. Disamping itu, Astra juga menghormati hak asasi manusia secara universal, serta hak dan kewajiban karyawan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
  • 36. 32 Astra (dalam Laporan Tahunan, 2015:112) berupaya untuk terus membina hubungan dua arah yang kondusif dengan serikat pekerja sebagai perwakilan para karyawan yang membela hak mereka. Corporate Industrial Relation (Corporate IR) bertugas membantu manajemen Astra untuk penyelenggaraan hubungan ketenagakerjaan yang sehat, dengan berpedoman pada Astra Industrial Relation Strategic Initiatives (AIRSI), yang mengatur ketentuan berdasarkan delapan pilar utama, yaitu: 1. Outsourcing; 2. Freedom of Association (FOA); 3. Hubungan Kerja; 4. LKS Bipartit; 5. PP/PKB; 6. Mogok Kerja; 7. Minimum Wages; dan 8. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI). Delapan panduan tersebut juga dilengkapi dengan 2 enabler, yakni IR Opinion dan IR Emergency Framework. Dalam melaksanakan pemantauan atas implementasi hubungan ketenagakerjaan di tingkat bisnis, Corporate IR menggunakan AIRSI – Assessment & Checklist Tool (AIRSI-ACT) sebagai perangkat penilaian kinerja. Seluruh mekanisme ini berfungsi untuk mendukung hubungan dan komunikasi yang baik antara Astra dengan seluruh jajaran karyawannya, sehingga setiap isu ketenaga- kerjaan dapat diberikan solusinya secara tepat, cepat, dan saling menguntungkan.
  • 37. 33 Selain itu, Astra melalui Corporate IR senantiasa terlibat secara aktif dalam Lembaga Kerjasama Tripartit antara Pengusaha, Pekerja dan Pemerintah, untuk menentukan kebijakan upah minimum, regulasi dan isu-isu ketenagakerjaan lainnya. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun hubungan yang harmonis, dinamis dan berkeadilan antara perusahaan dengan karyawan. Penerapan prinsip ini juga dapat dilihat dari kontribusi Astra dalam program program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap dampak lingkungan yang terjadi akibat ativitas bisnis yang dilakukan. Program CSR yang dilakukan oleh Astra dikelompokan menjadi dua komitmen, yaitu Astra Green Company (AGC) dan Astra Friendly Company (AFC). Berikut adalah catatan kontribusi Astra dalam program CSR yang dilakukannya, sebagai berikut: Gambar 4.2 Program CSR PT. Astra International Tbk dan Capaian Penyalurannya Sumber: https://www.astra.co.id/CSR, diakses pada 12 April pukul 19.00
  • 38. 34 Astra Green Company (AGC) mewujudkan komitmen Astra dalam pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan dan dicantumkan dalam Corporate Policy Communication Social Responsibility and Security (CSRS) serta berbagai turunan programnya yang mencakuo efisiensi sumber daya alam, pengurangan limbah, emisi gas rumah kaca, dan penerapan zero workplace incident melalui program behavior based safety. Sedangkan Astra Friendly Company (AFC) mencantumkan berbagai arahan strategi dan implementasi Astra dalam berinteraksi dengan para pemangku kepentingan, masyarakat sekitar operasional Astra, pelaksanaan kegiatan CSR, dan berbagai kegiatan sosial lainnya. Melalui AFC, Astra bertujuan untuk menjalin hubungan baik dengan setiap komponen masyarakat sehingga dapat diterima dan menjadi bagian dari masyarakat (dikutip dalam https://www.astra.co.id/CSR, pada 12 April pukul 19.08 WIB). Berdasarkan pemaparan mengenai penerapan prinsip otonomi yang dilakukan oleh Astra di atas, dapat diketahui bahwa dalam penerapannya Astra telah berupaya dalam memenuhi sikap dan kemampuan manusia atau kelompok dalam megambil keputusan dan bertindak berdasarkan tuntutan hati nuraninya, kesadarannya sendiri mengenai sesuatu kebaikan yang diberikan kepada orang lain. Hal ini dapat dilihat dari berbagai penerapan etika bisnis untuk memenuhi hak-hak pelanggan, pemenuhan hak dan kewajiban karyawan, serta kontribusi terhadap tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan lingkungan akibat dampak dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Hal- hal ini dilakukan sebagai komitmen Astra dalam menerapkan etika bisnis untuk mencapai tujuan bersama.
  • 39. 35 2. Prinsip Kejujuran Prinsip kejujuran dalam setiap tindakan atau perikatan bisnis merupakan keutamaan. Kejujuran diperlukan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Dalam perikatan perjanjian dan kontrak tertentu, semua pihak saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak tulus dan jujur membuat perjanjian dan kontrak, serius, tulus dan jujur alam melaksanakan perjanjian tersebut. Kejujuran sangat menentukan keberlanjutan relasi dan kelangsungan bisnis selanjutnya. Astra senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan sebagai strategi kunci dalam menjaga hubungan yang langgeng dan berkualitas dengan pelanggan. Hal ini dilakukan dengan melakukan komunikasi yang transparan tentunya menjadi bagian yang penting dalam berhubungan dengan pelanggan. Untuk menerapkan prinsip kejujuran ini, Astra membuka jalur seluas- luasnya bagi para pelanggan melalui layanan customer service di gerai-gerai Grup Astra, telepon hotline service dan email di situs perusahaan. Astra juga memantau berbagai keluhan pelanggan yang dimuat pada surat pembaca 59 media cetak nasional, 31 media online nasional serta yang dikirimkan secara langsung melalui mailing list Perusahaan. Bentuk transparansi yang diterapkan oleh Astra dalam menerapkan prinsip kejujuran salah satunya melalui ruang media yang dapat diaksesn oleh setiap lapisan stakeholder yang berkaitan dengn aktivitas bisnis Astra. Ruang media yang ditampilkan dalam website resmi Astra International, berisi berita-berita mengenai Siaran Pers, Astra Magazine yang diterbikan dalam kurun waktu sebulan sekali, serta
  • 40. 36 pembangunan Museum Astra. Museum Astra didesain untuk memberikan pengalaman indra yang menyeluruh, mengenai tampilan narasi visual yang menarik dan informatif dimana pengunjung juga dapat menikmati model-model mesin dan mobil yang diluncurkan perusahaan sejak awal berdiri hingga sekarang. Museum Astra juga menyediakan teknologi interaktif yang dapat lebih jauh memberikan informasi mendalam tentang Astra melalui kios-kios multimedia. Di museum ini pengunjung dapat menyaksikan profil video perusahaan dalam ruang audio visual yang nyaman atau mencari literature Astra di perpustakaan yang tersedia. Penerapan prinsip kejujuran melalui transparansi informasi yang dilakukan Astra ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan stakeholder terhadap produk-produk Astra. Hal ini juga ditujukan untuk menghindari penyampaian informasi yang menyesatkan yang menyebabkan kerugian bagi stakeholder. Transparansi informasi yang ditujukan kepada shareholder disampaikan secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan Anggaran Dasar Astra dan peraturan yang berlaku melalui laporan kinerja perusahaan tahunan serta laporan kinerja keuangan perusahaan yang dipublikasikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), media online maupun media informasi lainnya. Berdasarkan pemaparan mengenai penerapan prinsip kejujuran yang dilakukan oleh Astra di atas, dapat diketahui bahwa dalam penerapannya Astra telah berkomitmen untuk dapat menghadirkan pelayanan terbaik kepada pleanggan, masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Prinsip Kejujuran dalam penerapan etika bisnis Astra dapat dilihat dari bentuk transparansi informasi yang
  • 41. 37 dapat diakses oleh setiap stakeholder terkait, melalui berbagai bentuk penyampaian informasi, baik melalui media cetak, online, museum Astra dan media-media penyampaian informasi lainnya. Di samping itu, penerapan transparansi kepada para pihak shareholder dapat dilihat dalam bentuka transparansi informasi yang jelas, akurat, dan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan para pemegang saham. Dalam hal ini, penyampaia informasi biasanya dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), laporan kinerja tahunan serta kinerja keuagan tahunan Astra, yang dapat diakses oleh pihak-pihak terkait. 3. Prinisp Keadilan Prinsip Keadilan merupakan tindakan terhadap keterlibatan semua pihak dalam bisnis merupakan praktek keutamaan. Prinsip keadilan perlu dilakukan agar setiap orang dalam kegiatan bisnis secara internal maupun eksternal perusahaan diperlakukan sesuai dengan hak da kewajiban masing-masing. Dalam penerapan prinsip keadilan dapat dilihat dari perilaku dalam menangani para stakeholders, tanpa adanya internvensi yang timbul akibat adanya perbedaan, suku, ras, gender, agama dan aspek-aspek sosial budaya lainnya. Sebagai contoh asas keadilan yang dilakukan Astra dapat dilihat dari program pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) di Astra. Hal ini menjadi salah satu isu prioritas, dimana Astra menyadari bahwa SDM adalah asset penting serta faktor utama dalam menentukan sukses tidaknya perusahaan dalam merealisasikan sasaran operasional bisnis dan rencana pengembangan usaha. Astra telah merumuskan strategi pengembangan SDM yang berkesinambungan dalam
  • 42. 38 kerangka implementasi people roadmap menuju Pride of The Nation 2020. Perumusan strategi pengembangan SDM, program pendukung eksekusi di tingkat bisnis Astra dirumuskan oleh Corporate Human Capital Development (CHCD) yang beranggotakan perwakilan dari seluruh bisnis unit. Dalam hal strategi kepemimpinan dan pengelolaan bisnis, tim CGCD ini mempunyai tanggung jawab memastikan pelaksanaan sistem kaderisasi dan alih- kepemimpinan yang efektif untuk menjaga kelanggengan bisnis Astra dengan membentuk SDM yang unggul melalui 3 pola strategi, yakni Education, Enrichment, dan Empowerment sebagai mana yang dapat dilihat dalam gambar di bawah ini: Gambar 4.3 Astra Human Capital Development Strategy Sumber: http://jengyuni.com/inspirasi-60-tahun-astra/, diakses pada 19 April 2017 pukul 20.00 WIB
  • 43. 39 Berdasarkan pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa dalam upaya mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), Astra berkomitmen untuk menjalankan ketiga filosofi pola strategi pengembangan SDM di atas. Pola strategi yang digunakan Astra dalam upaya mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan karyawan ini tentunya merupakan suatu refleksi bahwa pada hakikatnya setiap karyawan memiliki kesempatan yang sama, tanpa adanya perbedaan suku, ras, gender, agama dan aspek-aspek sosial budaya lainnya untuk dapat berkembang dan mengembangkan dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Penerapan prinsip keadilan juga dapat dilihat dalam nilai etika bisnis perusahaan kepada para stakeholder terkait, diantaranya komitmen dalam memberikan produk dengan harga, kualitas, waktu pengiriman dan layanan purna jual yang berlaku, serta penerapan asas persamaan, kesetaraan dan saling percaya yang berlandaskan pada keadilan dan tanggung jawab sosial. Astra jua berupaya untuk membangun dan membina hubungan yang serasi dan harmonis serta memberi manfaat melalui program pemberdayaan, khususnya untuk masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan Astra. Penerapan prinsip keadilan dalam hubungannya kepada pihak pemegang saham, dapat dilihat dari upaya untuk memberikan kinerja yang optimal dan menjaga citra baik unuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham. Disamping itu, Astra juga menerapkan azas perlakuan yang seimbang dalam penyediaan informasi yang diperlukan terkait kepentingan-kepentingan para pemegang saham secara berkeadilan dan merata sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
  • 44. 40 Berdasarkan pemaparan mengenai penerapan prinsip Keadila, dapat diketahui bahwa dalam penerapannya Astra telah berupaya dalam menjaga nilai-nilai keadilan dalam menjalan kegiatan bisnisnya terhadap stakeholders dan shareholders perusahaan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan moral perusahaan terhadap pihak-pihak terkait atas aktivitas bisnis yang dilakukan, untuk menghindari benturan terjadi yang menyebabkan ketidak stabilan jalannya bisnis perusahaan dalam proses pencapaian tujuannya. 4. Prinsip Saling Menguntungkan Kegiatan bisnis perlu memberikan keadaan saling menguntungkan kepada keterlibatan setiap pihak dalam bisnis, hal tersebut merupakan cerminan prinsip keutamaan. Saling menguntungkan merupakan cermin integritas moral internal pelaku bisnis atau perusahaan agar nama baik pribadi atau nama baik perusahaan untuk berbisnis tetap terjaga, dipercaya dan kompetitif. Dalam penerapannya, prinsip saling menguntungkan menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan suatu kegiatan bisnis. Prinsip saling menguntungka ini diupayakan dengan memberikan kinerja secara optimal untuk meningkatkan keuntungan perusahaan yang tentuya dapat menguntungkan kedua belah pihak, yaitu pemegang saham sebagai kreditur dan Astra sebagai debitur dalam perjalanan bisnis Astra itu sendiri. Disamping itu, upaya yang dilakukan Astra untuk menerapkan prinsip etika bisnis ini, yaitu memberikan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif dlengkapi dengan layanan purna jual yang memadai untuk mengikat hubungan antara perusahaan dengan pelanggan. Dari sisi stakeholder
  • 45. 41 lainnya, penerapan prinsip saling menguntungan yakni dengan melakukan kegiatan bisnis secara tepat sesuai dengan komitmen baik secara tertulis maupun tidak antara kedua belah pihak untuk menciptakan kondisi bisnis dan persaingan bisnis yang adil, sehat, kompetitif dan upaya minimalisasi kerugian yang mungkin muncul akibat adanya kesepakatan tertentu yang dapat merugikan kelompok-kelompok tertentu. Berdasarkan hasil pembahasan dari masing-masing prinsip etika bisnis menurut Keraf diatas, dapat diketahui bahwa dalam penerapan etika bisnisnya, PT. Astra International Tbk telah menjalankan komitmen dan berbagai upaya kongkret dalam mencapai etika bisnis yang sehat dan sesuai dengan Code of Conduct Astra yan telah dirumuskan sebelumnya. Penerapan etika bisnis Astra dilakukan bukan terbatas pada kepentingan dalam mencari keuntungan semata, namun lebih kepada bentuk tanggung jawab moral dan sosial perusahaan untuk dapat berkontribusi kepada Bangsa dalam melakukan pembangunan yang berkelanjutan. Secara berinringan, penerapan etika bisnis ini menjadi nilai tambah dari citra perusahaan yang baik di mata para stakeholder dan shareholder untuk dapat menjadi pelumas perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan Astra yaitu ‘Sejahtera Bersama Bangsa’. Penulis dalam pembahasan ini juga ingin menyampaikan keterbatasan dalam penulisan makalah ini dimana makalah ini belum dapat menjelaskan secara terperinci mengenai penerapan prinsip etika bisnis Astra terhadap stakeholders dan shareholder yang terlibat dalam pelaksanaan aktivitas bisnis Astra. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan sumber data dari penulisan makalah. Penulis berharap untuk penulisan makalah selanjutnya dapat menyempurnakan penulisan makalah ini.
  • 46. 42 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penulisan makalah dengan judul “Analisis Penerapan Etika Bisnis di PT. Astra International Tbk”, dianalisis dengan menggunakan teori prinsip-prinsip etika bisnis menurut Keraf, yang terdiri dari empat prinsip etika bisnis, diantaranya prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip keadilan dan prinsip saling menguntungkan. Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data penerapan prinsip-prinsip etika bisnis di PT. Astra International Tbk, penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan prinsip etika bisnis Astra telah berjalan optimal. Hal ini dapat dilihat dari komitmen dan upaya yang dilakukan oleh Astra dalam menjalankan bisnisnya yang tidak hanya berorientasi pada pencapaian keuntungan semata, namun terdapat suatu bentuk tanggung jawab moral dan sosial yang muncul akibat kegiatan bisnis yang dilakukan yang berdampak pada masyarakat dan lingkungan perusahaan tersebut. 5.2 Saran Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data dalam penerapan etika bisnis perusahaan di PT. Astra Interantional Tbk telah dilakukan secara optimal dan sesuai dengan prinsip-prinsip etika bisnis yang disampaikan ole Keraf, yaitu prinsip otonomi, kejujuran, keadilan dan saling menguntungkan. Untuk itu, dalam
  • 47. 43 kesempatan ini penulis ingin menyampaikan saran mengenai penerapan etika bisnis yang dilakukan oleh PT. Astra International Tbk, sebagai berikut: 1. Penerapan etika bisnis yang telah berjalan baik perlu dimonitor dan dilakukan evaluasi berkala untuk menjaga konsistensi penerapan etika bisnis terhadap pihak-pihak yang memiliki kepentingan. Hal ini tentunya dapat dilakukan dengan melakukan self-audit secara berkala, baik dalam 6 bulan atau setahun sekali. Hal ini dilakukan untuk menilai konsistensi penerapan etika bisnis di Astra itu sendiri. Penerapan yang baik belum tentu dilakukan secara kontinu, untuk itu kegiatan monitoring dan evaluasi ini sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. 2. Penerapan etika bisnis yang telah dilakukan dengan baik oleh PT. Astra International Tbk, tentunya dapat dijadikan contoh baik oleh perusahaan- perusahan lain dengan mengadopsi nilai-nilai etika yang sesuai dengan budaya perusahaan tersebut, serta dalam penerapannya dapat dilakukan dengan cara yang sudah ada dengan sedikit modifikasi yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam perusahaan itu sendiri.
  • 48. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.M Lilik. 2007. “Human Capital Competencies: Sketsa-Sketsa Praktik Huma Capital Berbasis Kompetensi”. Jakarta: Gramedia. Ali, Hapzi. 2015. “Modul Perkuliahan: Philosophical Ethics and Business”. Jakarta: Universitas Mercu Buana Andrriyani, Yuni. “60 Tahun Astra: Kokoh & Kuat dengan strategi pemberdayaan SDM Berkelanjutan”. http://jengyuni.com/inspirasi-60-tahun-astra/, diakses pada 12 April 2017 pukul 20.23 WIB. Anonymous 1. 2015. “Code of Conduct PT. Astra International Tbk”. https://www.astra.co.id/, diakses pada 11 April 2017 pukul 21.49 WIB. Anonymous 2. 2016. “Laporan Tahunan PT. Astra International Tbk”. https://www.astra.co.id/, diakses pada 14 April 2017 pukul 17.50 WIB. Bertens K. 2009. “Pengantar Etika Bisnis”. Yogyakarta: Kanisius. Keraf, A. Sonny. 2012. “Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya”. Yogyakarta: Kanisius. Sekuritas, Samuel. 2016. “Astra International” http://www.indonesia-investments .com/id/bisnis/profil-perusahaan/astra-international/item192, diakses pada 12 April 2017 pukul 20.00 WIB. Yosephus, L. Sinuor. 2010. “Etika Bisnis: Pendekatan Filsafat Moral Terhadap Perilaku Pebisnis Kontemporer”. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.