Basidiomycota adalah kelompok jamur multiseluler yang mereproduksi spora melalui basidium. Jamur ini umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa organisme hidup dan memiliki peranan penting dalam siklus karbon. Reproduksi seksual Basidiomycota melibatkan perkawinan antara hifa berbeda jenis untuk menghasilkan basidiospora, sedangkan reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk spora konidia.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem gerak pada manusia, mencakup struktur utama seperti tulang, otot, sendi, serta penjelasan singkat tentang kelainan yang dapat terjadi pada sistem gerak seperti osteoporosis dan osteomielitis.
1. Jamur Basidiomycota tumbuh sebagai miselium multiseluler yang membentuk tubuh buah.
2. Reproduksi seksual melibatkan perkawinan antara hifa haploid dan pembentukan basidiospora melalui basidium.
3. Jamur Basidiomycota memiliki peran penting sebagai bahan pangan dan obat-obatan, namun beberapa juga berperan sebagai parasit tanaman.
Organel-organel utama pada sel tumbuhan adalah vakuola, dinding sel, kloroplas, mitokondria, dan retikulum endoplasma. Vakuola tumbuhan berukuran lebih besar daripada vakuola hewan karena memiliki berbagai fungsi penting seperti mengatur turgiditas sel, menyimpan cadangan makanan dan metabolit, serta menggantikan peran lisosom. Kloroplas berperan dalam proses fotosintesis, sedangkan mitokondria dan retikulum endoplasma berperan
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 11 organel utama yang terdapat di dalam sel eukariotik beserta fungsinya. Organel-organel tersebut antara lain nukleus, retikulum endoplasma, ribosom, badan Golgi, lisosom, mitokondria, mikrotubulus, sentrosom, vakuola, plastida, dan peroksisom. Masing-masing organel memiliki peran penting dalam proses-proses metabolisme, transport zat, sintesis protein, dan kegiatan sel lainny
Makalah ini membahas tentang metabolisme mikroba, enzim, dan cara mikroba memperoleh energi. Anabolisme adalah proses pembentukan senyawa kompleks dari senyawa sederhana yang memerlukan energi, sedangkan katabolisme adalah proses penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang menghasilkan energi. Enzim berperan mempercepat reaksi metabolisme dengan menurunkan energi aktivasi. Mikroba d
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Mikroba dapat berinteraksi dengan tumbuhan, hewan, dan manusia melalui berbagai pola interaksi seperti simbiosis, komensalisme, mutualisme, antibiosis, dan parasitisme. Interaksi ini dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi organisme yang terlibat.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem gerak pada manusia, mencakup struktur utama seperti tulang, otot, sendi, serta penjelasan singkat tentang kelainan yang dapat terjadi pada sistem gerak seperti osteoporosis dan osteomielitis.
1. Jamur Basidiomycota tumbuh sebagai miselium multiseluler yang membentuk tubuh buah.
2. Reproduksi seksual melibatkan perkawinan antara hifa haploid dan pembentukan basidiospora melalui basidium.
3. Jamur Basidiomycota memiliki peran penting sebagai bahan pangan dan obat-obatan, namun beberapa juga berperan sebagai parasit tanaman.
Organel-organel utama pada sel tumbuhan adalah vakuola, dinding sel, kloroplas, mitokondria, dan retikulum endoplasma. Vakuola tumbuhan berukuran lebih besar daripada vakuola hewan karena memiliki berbagai fungsi penting seperti mengatur turgiditas sel, menyimpan cadangan makanan dan metabolit, serta menggantikan peran lisosom. Kloroplas berperan dalam proses fotosintesis, sedangkan mitokondria dan retikulum endoplasma berperan
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 11 organel utama yang terdapat di dalam sel eukariotik beserta fungsinya. Organel-organel tersebut antara lain nukleus, retikulum endoplasma, ribosom, badan Golgi, lisosom, mitokondria, mikrotubulus, sentrosom, vakuola, plastida, dan peroksisom. Masing-masing organel memiliki peran penting dalam proses-proses metabolisme, transport zat, sintesis protein, dan kegiatan sel lainny
Makalah ini membahas tentang metabolisme mikroba, enzim, dan cara mikroba memperoleh energi. Anabolisme adalah proses pembentukan senyawa kompleks dari senyawa sederhana yang memerlukan energi, sedangkan katabolisme adalah proses penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang menghasilkan energi. Enzim berperan mempercepat reaksi metabolisme dengan menurunkan energi aktivasi. Mikroba d
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Mikroba dapat berinteraksi dengan tumbuhan, hewan, dan manusia melalui berbagai pola interaksi seperti simbiosis, komensalisme, mutualisme, antibiosis, dan parasitisme. Interaksi ini dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi organisme yang terlibat.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai beberapa jenis tumbuhan paku dan lumut beserta klasifikasi dan ciri-ciri masing-masing tumbuhan tersebut. Terdapat informasi tentang lumut daun, lumut tanduk, beberapa jenis paku seperti paku pedang, paku sarang burung, paku suplir dan paku udang.
Dokumen ini membahas tentang metabolisme lipid pada tumbuhan. Lipid merupakan golongan senyawa organik yang penting bagi tumbuhan dan terbentuk melalui proses biosintesis yang kompleks, dimulai dari glikolisis hingga pembentukan trigliserida. Trigliserida kemudian disimpan di bagian-bagian tumbuhan seperti biji dan buah dan berperan sebagai cadangan energi.
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi, meliputi ulat grayak, wereng hijau, keong mas, tikus sawah, dan penyakit blas. Disebutkan pula gejala serangan, cara klasifikasi, dan pengendalian masing-masing organisme perusak tersebut.
Dokumen tersebut merangkum tentang protozoa, termasuk definisi, morfologi, karakteristik, dan spesies-spesies protozoa. Protozoa adalah kelompok protista eukariotik bersel tunggal dengan ukuran 3-1000 mikron yang memiliki berbagai bentuk tubuh dan alat gerak seperti pseudopodia, flagela, dan silia.
Bakteri adalah organisme uniseluler prokariotik yang berukuran mikroskopis dan hidup di berbagai lingkungan. Bakteri memiliki struktur dasar seperti dinding sel, membran plasma, dan DNA, serta struktur tambahan seperti kapsul dan flagelum. Bakteri dapat berbentuk kokus, basil, atau spirilia dan tumbuh optimal pada suhu, pH, dan sumber nutrisi tertentu. Bakteri dapat bermanfaat sebagai pengurai limbah nam
Praktikum ini membahas tentang hama, gejala, dan tanda yang ditimbulkannya pada tanaman budidaya. Tujuannya adalah untuk mengenali delapan ordo serangga yang berpotensi menjadi hama, jenis mulut dan gejala serangannya, serta metamorfosis dan bioekologi spesimen hama."
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Manajemen Gulma pada Fakultas Pertanian UGM. Mata kuliah ini akan membahas tentang seed bank dan suksesi komunitas gulma, interaksi antara gulma dan tanaman, serta program-program manajemen gulma yang efisien. Dokumen juga menjelaskan definisi gulma dan ekologi gulma beserta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Interaksi antara gulma dan tanaman dalam memperebutkan sum
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang bagian-bagian penting pada bunga tumbuhan, meliputi benang sari, tangkai sari, kepala sari, putik, bakal buah, tangkai kepala putik, dan kepala putik. Bagian-bagian tersebut dibedakan berdasarkan letak, jumlah, dan ciri-cirinya masing-masing.
Okulasi yaitu proses perbanyakan tanaman secara vegetatif yang mengunakan tanaman dari biji sebagai batang bawahnya dan mata entres dari tanaman yang lebih unggul sebagi batang atas nya yang digabungkan untunk menciptakan tanaman baru yang lebih unggul.
Dokumen ini membahas tentang struktur dan jenis-jenis jaringan epitel pada hewan. Terdapat delapan jenis epitel yang dijelaskan beserta ciri-ciri dan contoh jaringannya di dalam tubuh, yaitu epitel pipih selapis, epitel kuboid selapis, epitel silindris selapis, epitel pipih berlapis, epitel silindris berlapis, epitel kuboid berlapis, epitel silindris bertingkat, dan epitel transisional. Dokumen ini juga menjel
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil leaflet renaFatimah Nursiwi
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan gigi dan mulut yang perlu diperhatikan selama kehamilan. Pada trimester pertama, ibu hamil cenderung lesu dan mual sehingga perlu menjaga kebersihan mulut dengan baik. Pada trimester kedua dan ketiga, ibu hamil dapat mengalami pembengkakan dan perdarahan gusi serta timbulnya benjolan di antara gigi. Penting bagi ibu hamil untuk menjaga kebersihan mulut secara teratur dan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai beberapa jenis tumbuhan paku dan lumut beserta klasifikasi dan ciri-ciri masing-masing tumbuhan tersebut. Terdapat informasi tentang lumut daun, lumut tanduk, beberapa jenis paku seperti paku pedang, paku sarang burung, paku suplir dan paku udang.
Dokumen ini membahas tentang metabolisme lipid pada tumbuhan. Lipid merupakan golongan senyawa organik yang penting bagi tumbuhan dan terbentuk melalui proses biosintesis yang kompleks, dimulai dari glikolisis hingga pembentukan trigliserida. Trigliserida kemudian disimpan di bagian-bagian tumbuhan seperti biji dan buah dan berperan sebagai cadangan energi.
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi, meliputi ulat grayak, wereng hijau, keong mas, tikus sawah, dan penyakit blas. Disebutkan pula gejala serangan, cara klasifikasi, dan pengendalian masing-masing organisme perusak tersebut.
Dokumen tersebut merangkum tentang protozoa, termasuk definisi, morfologi, karakteristik, dan spesies-spesies protozoa. Protozoa adalah kelompok protista eukariotik bersel tunggal dengan ukuran 3-1000 mikron yang memiliki berbagai bentuk tubuh dan alat gerak seperti pseudopodia, flagela, dan silia.
Bakteri adalah organisme uniseluler prokariotik yang berukuran mikroskopis dan hidup di berbagai lingkungan. Bakteri memiliki struktur dasar seperti dinding sel, membran plasma, dan DNA, serta struktur tambahan seperti kapsul dan flagelum. Bakteri dapat berbentuk kokus, basil, atau spirilia dan tumbuh optimal pada suhu, pH, dan sumber nutrisi tertentu. Bakteri dapat bermanfaat sebagai pengurai limbah nam
Praktikum ini membahas tentang hama, gejala, dan tanda yang ditimbulkannya pada tanaman budidaya. Tujuannya adalah untuk mengenali delapan ordo serangga yang berpotensi menjadi hama, jenis mulut dan gejala serangannya, serta metamorfosis dan bioekologi spesimen hama."
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Manajemen Gulma pada Fakultas Pertanian UGM. Mata kuliah ini akan membahas tentang seed bank dan suksesi komunitas gulma, interaksi antara gulma dan tanaman, serta program-program manajemen gulma yang efisien. Dokumen juga menjelaskan definisi gulma dan ekologi gulma beserta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Interaksi antara gulma dan tanaman dalam memperebutkan sum
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang bagian-bagian penting pada bunga tumbuhan, meliputi benang sari, tangkai sari, kepala sari, putik, bakal buah, tangkai kepala putik, dan kepala putik. Bagian-bagian tersebut dibedakan berdasarkan letak, jumlah, dan ciri-cirinya masing-masing.
Okulasi yaitu proses perbanyakan tanaman secara vegetatif yang mengunakan tanaman dari biji sebagai batang bawahnya dan mata entres dari tanaman yang lebih unggul sebagi batang atas nya yang digabungkan untunk menciptakan tanaman baru yang lebih unggul.
Dokumen ini membahas tentang struktur dan jenis-jenis jaringan epitel pada hewan. Terdapat delapan jenis epitel yang dijelaskan beserta ciri-ciri dan contoh jaringannya di dalam tubuh, yaitu epitel pipih selapis, epitel kuboid selapis, epitel silindris selapis, epitel pipih berlapis, epitel silindris berlapis, epitel kuboid berlapis, epitel silindris bertingkat, dan epitel transisional. Dokumen ini juga menjel
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil leaflet renaFatimah Nursiwi
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan gigi dan mulut yang perlu diperhatikan selama kehamilan. Pada trimester pertama, ibu hamil cenderung lesu dan mual sehingga perlu menjaga kebersihan mulut dengan baik. Pada trimester kedua dan ketiga, ibu hamil dapat mengalami pembengkakan dan perdarahan gusi serta timbulnya benjolan di antara gigi. Penting bagi ibu hamil untuk menjaga kebersihan mulut secara teratur dan
Makalah ini membahas tentang macam-macam imunoglobulin yang terdiri dari lima kelas, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD. Setiap imunoglobulin memiliki struktur dasar yang sama namun memiliki perbedaan fungsi, seperti kemampuan mengikat antigen, melewati plasenta, dan memicu aktivasi sistem kekebalan tubuh.
Buku ini membahas tentang jamur (fungi) yang mencakup ciri-ciri jamur seperti memiliki dinding sel dari kitin, berupa hifa yang membentuk miselium, serta bereproduksi secara seksual dan aseksual dengan membentuk spora. Jamur diklasifikasikan ke dalam empat divisi yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota berdasarkan ciri spora seksual dan struktur buahnya."
Praktikum ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri dari berbagai sumber berdasarkan morfologi koloni. Terdapat 5 jenis bakteri yang diidentifikasi, yaitu Staphylococcus aureus, Serratia marcecens, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Sarcina lutea, dengan karakteristik berbeda seperti bentuk, ukuran, warna, dan tekstur koloni. Bakteri diisolasi menggunakan teknik quadrant streak untuk me
Jamur tiram dan Trichoderma sp. memiliki morfologi berbeda. Jamur tiram berbentuk setengah lingkaran dengan bagian tengah cekung berwarna putih hingga krem, sedangkan Trichoderma sp. berbentuk koloni transparan atau putih pada media yang berbeda. Kedua jamur ini termasuk dalam kingdom fungi namun berbeda filum dan kelas.
Dokumen ini membahas penyakit bulai pada tanaman jagung yang disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora sp. Gejala penyakit meliputi bercak daun, tepung putih di bawah daun, dan gangguan pertumbuhan tanaman. Penelitian di beberapa daerah menunjukkan efektivitas pengendalian dengan fungisida dan varietas tahan berbeda-beda, sementara upaya lain seperti eradikasi dan penanaman serempak juga d
Dokumen tersebut membahas tentang tiga topik utama yaitu ciri-ciri umum fungi, struktur dan fungsi tubuh fungi, serta cara hidup dan reproduksi fungi. Fungi memiliki ciri-ciri seperti eukariotik, tidak memiliki klorofil, dan dinding sel terbuat dari kitin. Fungi dapat hidup sebagai saprofit, parasit, atau melalui simbiosis. Reproduksinya meliputi reproduksi seksual dan aseksual dengan cara membentuk spora.
Makalah ini membahas produksi mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis. Mentega dibuat dari krim susu dengan bantuan S. lactis yang menghasilkan asam laktat untuk mengawetkan krim. Prosesnya meliputi pemisahan krim dari susu, pasteurisasi, penambahan S. lactis, pengadukan hingga terpisahnya mentega dan air lalu pengemasan. Mentega bermanfaat untuk mencegah infeksi,
Dokumen tersebut merangkum tentang jamur (mykes), termasuk ciri-ciri umum jamur, sistem klasifikasi jamur, struktur tubuh jamur, siklus reproduksi, habitat, dan manfaat jamur bagi kehidupan manusia seperti sebagai bahan makanan, bahan baku obat-obatan, dan industri.
Bab 5 membahas tentang jamur (fungi) dan mencakup struktur tubuh jamur, reproduksi, klasifikasi, dan peranannya bagi kehidupan. Jamur diklasifikasikan ke dalam empat filum utama berdasarkan cara reproduksi seksual dan struktur tubuhnya.
Basidiomycota adalah kelas jamur yang terdiri dari 13.000 jenis, termasuk jamur payung, brecketfungi, dan puffball. Kebanyakan berperan sebagai saprofit tetapi ada juga yang hidup simbiosis dengan tumbuhan. Basidiomycota memiliki siklus hidup seksual dan aseksual, mereproduksi diri dengan basidiospora, dan dapat bermanfaat sebagai sumber pangan atau merugikan sebagai penyebab penyakit tanaman.
Dokumen menjelaskan tentang karakteristik umum fungi, klasifikasi fungi ke dalam 4 filum (Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, Deuteromycota), siklus hidup masing-masing filum, dan peran fungi yang menguntungkan dan merugikan.
Jamur adalah organisme eukariotik tanpa klorofil yang hidup secara saprofit atau parasit. Jamur diklasifikasi ke dalam empat divisi berdasarkan struktur dan cara reproduksinya: Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Jamur dapat bereproduksi secara seksual dengan membentuk spora atau aseksual melalui fragmentasi, tunas, dan spora. Mikoriza adalah simbiosis antara jamur dengan akar tumbuhan.
Teks tersebut membahas tentang peran jamur terhadap tumbuhan dan manusia. Jamur dapat berperan sebagai patogen yang menyebabkan penyakit pada tanaman maupun manusia, namun juga bermanfaat sebagai bahan makanan, obat-obatan, dan membantu proses dekomposis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Jamur merupakan organisme eukariotik yang menghasilkan spora, memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin, tidak memiliki klorofil, dan dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Jamur diklasifikasikan menjadi empat divisi berdasarkan struktur tubuh dan cara reproduksinya.
Dokumen tersebut membahas tentang kingdom fungi. Fungi memiliki ciri-ciri seperti heterotrof, tubuh terdiri dari hifa dan miselium, reproduksi secara aseksual dan seksual menghasilkan spora. Fungi dapat berperan sebagai saprofit, parasit, atau membentuk simbiosis dengan organisme lain seperti lichen dan mikoriza.
Jamur memiliki ciri-ciri umum seperti memiliki dinding sel, tidak bergerak, tidak memiliki klorofil dan bersifat heterotrof. Jamur dapat hidup sebagai saprofit, parasit, atau simbion dengan cara menyerap zat organik dari bahan mati, inang hidup, atau melalui simbiosis. Jamur diklasifikasikan ke dalam empat divisi berdasarkan siklus hidupnya. Jamur memiliki peran penting dalam siklus materi
1. 1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Divisi Basidiomycotina adalah takson dari Kingdom Fungi yang
memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium.Secara esensial
grup Basidiomycotina mempunyai 22,300 spesies.Basidiomycotina dibagi
menjadi
Homobasidimycotina
(jamur
yang
sebenarnya)
dan
Heterobasidiomycetes.Basidimycotina dapat dibagi lagi menjadi 3 kelas,
Hymenomycotina (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina (Ustilaginomycetes),
dan Teliomycotina (Urediniomycetes). Basidimycotina mempunyai bentuk
uniseluler dan multiseluler dan dapat bereproduksi secara generatif dan
vegetatif.Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan
dengan melihat basidia.
Dengan demikian perlu adanya penyusunan makalah ini dengan tujuan
mengenalkan
Basidiomycota
agar
dapat
diketahui
segala
hal
tentan
Basidiomycota beserta penanganannya terhadap serangan jamur Basidiomycota
terhadap kehidupan
1.2
Rumusan Masalah
1.
2.
Bagaimanakah klasifikasi Basidiomycota?
3.
Apasajakah peranan Basidiomycota bagi makhluk hidup lainnya?
4.
1.3
Bagaimana ciri-ciri morfologi dan anatomi Basidiomycota?
Bagaimanakah simbiosis jamur Basidiomycota dengan akar?
Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi dan anatomi Basidiomycota.
2. Untuk mengetahui klasifikasi Basidiomycota.
3. Untuk mengetahui peranan Basidiomycota bagi makhluk hidup lainnya
4. Untuk mengetahui simbiosis jamur Basidiomycota dengan akar.
2. 2
1.4
Manfaat
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk mengetahui jamur Basidiomycota secara mendalam dan bagi
penulis dapat bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan tentang jamur
Basidiomycota.
3. 3
BAB 2. BASIDIOMYCOTA
2.1 Karakteristik Basidiomycota
a.
Morfologi
Jamur Basidiomycotina adalah kelompok jamur dengan jumlah
sekitar sekitar 25 ribu spesies yang sudah diidentifikasi.Nama Basidiomycota
berasal dari kata basidium, yaitu suatu tahapan diploid dalam daur hidup
Basidiomycota yang berbentuk seperti gada.Pada umumnya jamur ini
merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya adalah menguraikan polimr
lignn pada kayu dan berbagai bagian tumbuhan yang lain.
Jika kamu menjumpai orang memanfaatkan jamur sebagai bahan
makanan maka yang dimaksud adalah “mushroom” atau jamur kelenthos
(puffball). Keduanya termasuk Basidiomycota yang sangat populer, di
samping beberapa jenis jamur lain yang biasa dimasak sebagai bahan
makanan.
Kelompok jamur ini dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di
permukaan tanah atau substrat lainnya.Kelompok jamur ini memiliki hifa
yang
bersekat-sekat.Divisi Basidiomycotina adalah takson dari
Kingdom Fungi yang memproduksi spora dalam bentuk kubus yang
disebutbasidium. Contoh basidiomycota adalah jamur merang.
Basidiomycotina
adalah
jamur
multiseluler
yang
hifanya
bersekat.Hifa vegetative.Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa
basidium sebagaibadan penghasil spora.Basidiomycota terdiri dari anggota
mikro maupun makro.Basidiomycota yang mikro adalah basidiomycota yang
basidiokarpnya kecil dan halus, yang umumnya adalah patogen pada
tanaman.Sedangkan basidiomycota yang makro adalah Basidiomycota
memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang besar sehingga mudah untuk
diamati.Tapi, kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik.
4. 4
Gambar 1. Gambar skematis struktur tubuh Basidiomycota
Basidiomycota adalah Kelompok jamur ini dikenal karena tubuh
buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat lainnya, cirinya :
1. Memiliki basidium.
2. Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya), misal
pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun.
3. Jalinan hifa generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah dan ada
yang tidak membentuk tubuh buah. Tubuh buah pada Basidiomycotina
disebut basidiokarp. Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat
dilihat dengan mata telanjang. Bentuk basidiokarp bermacam-macam,
misalnya seperti payung, kuping, atau setengah lingkaran. Basidiokarp ada
yang memiliki batang dan ada yang tidak. Pada bagian bawah tudung
basidiokarp terdapat lembaran-lembaran (bilah). Pada lembaran ini
terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan spora basidium
(basidiospora). Basidiospora merupakan spora generative.
4. Spora (basidiospora) yang jumlahnya empat berada di luar basidium.
Spora dapat disebarkan oleh angin dan jika jatuh di tempat yang sesuai
akan tumbuh menjadi hifa baru.
5. 5
5. Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa
makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang
pohon mati.
(Nuris Auliya Dwi R 100210103033)
Basidiomycotina
adalah
jamur
multiseluler
yang
hifanya
bersekat.Hifa vegetatif Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat
hidupnya), misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun.Jalinan hifa
generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak
membentuk
tubuh
buah.Tubuh buah pada
Basidiomycotina disebut
basidiokarp.Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat
dengan mata telanjang.Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya
seperti payung, kuping, atau setengah lingkaran.Basidiokarp ada yang
memiliki batang dan ada yang tidak.Pada bagian bawah tudung basidiokarp
terdapat lembaran-lembaran (bilah). Pada lembaran ini terbentuk banyak
basidium
yang
akan
menghasilkan
spora
basidium
(basidiospora).
Basidiospora merupakan spora generative. Spora ( basidiospora ) yang
jumlahnya empat berada di luar basidium. Spora dapat disebarkan oleh angin
dan jika jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru.
Contohnya yaitu jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur merang
(Volvariella volvaceae).
Jamur basidiomycota terdiri dari kumpulan benang miselium yang
berkelompok membentuk tubuh jamur.Tubuh jamur berupa tubuh buah,
sebagai hasil perkembangan dari zigot.Zigot dihasilkan oleh perkawinan
antara hifa positif dan negatif.Tubuh buah menghasilkan spora dan spora
terdapat pada basidium.
Dalam siklus hidupnya, Basidiomycota terutama yang membentuk
badan buah /basidiocarp pada umumnya mempunyai tiga jenis miselium
yaitu:
a. miselium
primer:
miselium
yang
berasal
basidiospora, bersifat homokarion (berinti satu).
dari
perkecambahan
6. 6
b. miselium sekunder: yaitu miselium yang bersifat dikarion (berinti 2)
sebagai hasil fusi hifa primer dengan sifat yang berbeda (heterothallic).
c. miselium tertier: miselium pembentuk badan buah yang merupakan
perkembangan lebih lanjut dari miselium sekunder dengan jaringan yang
lebih kompleks misalnya terbentuknya sporophores/sporofor (pembentuk
spora).
Tipe basidium yang dihasilkan oleh basidiokrap yaitu basidium tidak
bersekat (disebut anak divisi: Homobasidiomycetes) dan basidium bersekat
(tergolong anak divisi: Heterobasidiomycetes). Tiap basidium menghasilkan
basidiospora sebanyak 2-6. Tipe basidium tak bersekat ditemukan pada jamur
merang (vollvariella volvacea). Dan basidium bersekat ditemukan pada jamur
kuping (auricularia auricula). Pada bangsa jamur merang, bagian basidiokrap
yang menghasilkan basida berupa lembaran-lembaran selaput (hymen)
sehingga digolongkan bangsa: Hymenomycetales; disebut juga bangsa:
Algaricales, karena sejenis dengan jamur Agaricus.
Moh. Riyan Ardiansyah (100210103037)
b. Habitat
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisasisa makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang
pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya
tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar
tumbuhan membentuk mikoriza (Sentosa, 2010).
Basidiomycota ditemukan di hampir semua ekosistem darat, serta
habitat air tawar dan laut. Basidiomycota memiliki dampak besar terhadap
kehidupan
manusia
dan
fungsi
ekosistem.
Banyak
Basidiomycota
memperoleh nutrisi dari pembusukan bahan organik, termasuk kayu dan
sampah daun. Dengan demikian, Basidiomycota memainkan peranan penting
dalam siklus karbon. Akan tetapi, Basidiomycota juga sering menyerang kayu
7. 7
pada bangunan dan struktur lainnya, yang memiliki dampak negatif pada
perekonomian manusia.
Gaya hidup Basidiomycota adalah bersimbiosis (asosiasi intim
dengan organisme hidup lainnya) dengan makhluk hidup lainnya. Simbiosis
Basidiomycota juga termasuk patogen terhadap tanaman penting, seperti
"karat" (Uredinales) dan "jamur api" (Ustilaginales), yang menyerang
gandum dan tanaman lainnya. Selain itu, simbiosis Basidiomycota juga
menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Tidak semua simbiosis
Basidiomycota menyebabkan bahaya, namun juga ada yang menguntungkan.
Sebagai contoh, beberapa Basidiomycota bersama Ascomycota membentuk
ektomikoriza, yang merupakan asosiasi dengan akar tanaman vascular.
Ektomikoriza Basidiomycota membantu tanaman memenuhi nutrisi mineral
dari tanah dan sebagai imbalannya Basidiomycota menerima gula dari
tanaman yang dihasilkan melalui fotosintesis (Wheeler dan Blackwell, 1984).
Gambar 1.Polyporus acularius saprofit pada batang kayu yang sudah mati
8. 8
Gambar 2.Puccinia graminis parasit pada pad
Gambar 3.Laccaria bicolor bersimbiosis dengan akar
Moh. Riyan Ardiansyah (100210103037)
9. 9
c. Reproduksi
Basidiomycota merupakan jamur yang bereproduksi secara aseksual
maupun seksual. Reproduksi aseksual yaitu dengan cara membentuk spora
konidia. Seperti Zygomycotina dan Ascomycotina, reproduksi seksual
Basidiomycotina terjadi melalui perkawinan antara hifa yang berbeda jenis
menghasilkan spora seksual (spora generative), yaitu spora basidium
(basidiospora).Spora pada konidium maupun basidiospora pada kondisi yang
sesuai tumbuh membentuk hifa bersekat melintang yang berinti satu
(monokariotik).Reproduksi aseksual pada jamur ini yaitu dengan cara
membentuk spora konidia. Basidiomycota bereproduksi secra aseksual
dengan permulaan pembentukan spora aseksual.Budding terjadi ketika suatu
perkembangan sel induk dipisahkan menjadi sel baru.Setiap sel dalam
organisme dapat kuncup.
Gambar 4. Repduksi Aseksual Basidiomycota
Basidiomycota yang bereproduksi secara seksual menghasilkan karpus
atau tubuh buah (fruiting bodies) seksual yang di dalamnya dihasilkan Askus
(jamak : Asci) atau Basidium (jamak : Basidia) yang menghasilkan spora
seksual,
yaitu
masing-masing
askospora
dan
basidiospora).Tahapan
reproduksi seksual pada Basidiomycotina adalah sebagai berikut.
10. 10
Gambar 5. Reproduksi Seksual Basidiomycotina
Penjelasan :
Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari
basidiospora. Kedua hifa ini saling bersinggungan.
Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah satu hifa
pindah ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid (n) yang
berpasangan (dikariotik).
Hifa haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid dikariotik.
Miselium dikariotik tumbuh dan membentuk badan buah yang disebut
basidiokarp.
Pada ujung-ujung hifa basidiokarp terjadi kariogami sehingga membentuk
basidium yang berinti diploid (2n).
Inti diploid dalam basidium akan membelah secara meioisis menjadi
empat inti yang haploid (n).
Basidium membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada
ujungnya.
Satu inti haploid pada basidium kemudian masuk ke dalam salah satu
sterigma dan berkembang menjadi basidiospora.
Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang
sesuai, akan tumbuh menjadi hifa yang haploid.
11. 11
Pembentukan Basidiospora
Pada saat pembentukan basidiospora, ujung-ujung hifa menggembung
membentuk basidium yang di dalamnya terjadi peleburan dua inti haploid
menjadi satu inti diploid, disusul dengan pembelahan meiosis yang
menghasilkan 4 inti haploid.
Selanjutnya, basidium membentuk empat tonjolan (sterigmata) yang berisi
protoplasma dan keempat inti haploid tadi masing-masing akan mengisi tiap
tonjolan dan terbentuk empat buah basidiospora haploid.
Nafilah Sonya. (100210103044)
d. Metabolisme
Seperti halnya pada makhluk hidup lain, jamur juga mengalami proses
metabolisme di dalam sel – selnya. Tujuan utamanya adalah untuk
memperoleh
energi
yang
digunakan
oleh
jamur
untuk
melakukan
pertumbuhan. Proses metabolisme pada jamur ini berbeda dari tumbuhan
maupun hewan. Hal ini disebabkan zat – zat metabolisme yang berbeda,
sebagian besar jamur menguraikan zat organik dari makhluk hidup lain atau
sisa dari makhluk hidup lain untuk mendapatkan energi.
Dalam proses metabolisme, jamur akan menguraikan zat organik dari
makhluk hidup lain yang berupa lignin atau senyawa karbohidrat lain dan
senyawa organik yang mengandung sulfur. Dalam proses ini jamur dibantu
12. 12
oleh enzim – enzim metabolisme yang dimiliki oleh jamur, misalnya
Peroksidase:
lignin peroksidase (LiP), manganese-dependent peroksidase
(MnP) and laccase (L). Reaksi keseluruhan: oksidasi hidrokarbon polisiklik
aromatik oleh peroksidase menjadi quinon; dan dilanjutkan menjadi CO2. Dari
penguraian senyawa organik akan diperoleh energi yang akan digunakan oleh
jamur untuk tumbuh dan melakukan segala aktivitasnya.
Jamur konversi yang mengandung sulfur senyawa heterosiklik
diteliti
menggunakan
lignin-merendahkan
basidiomycete
Coriolus
versicolor. Metabolisme jamur serangkaian senyawa belerang terkait thiophene
struktural -25 derivatif - melalui beberapa jalur yang berbeda. Di bawah
kondisi metabolik primer, C. versicolor dimanfaatkan thiophenes, seperti 2hydroxymethyl-, 2-formil-, dan 2-karboksil-thiophenes, sebagai sumber
belerang gizi untuk pertumbuhan, dengan demikian, degradasi jamur senyawa
ini lebih efektif dalam non-media yang mengandung sulfur daripada di media
konvensional. Analisis produk menunjukkan bahwa beberapa reaksi redoks,
dekarboksilasi reaksi, dan CS reaksi pembelahan terlibat dalam konversi jamur
non-aromatik thiophenes.
Di sisi lain, benzothiophene (BT) dan dibenzothiophene (DBT)
kerangka yang dikonversikan ke produk yang larut dalam air. Semua produk
dan metabolisme intermediet lebih hidrofilik daripada substrat awal.Tindakan
metabolik ini tampaknya merupakan respons stres kimia eksogen terhadap
xenobiotics menambahkan. Reaksi metabolik ini adalah dioptimalkan di bawah
kondisi
ligninolytic,
juga
menunjukkan
terjadinya
respon
xenobiotic
jamur. Selain itu, jamur dikonversi sejumlah BTS dan DBTs melalui beberapa
jalur berbeda, yang tampaknya dikendalikan oleh struktur kimia substrat.DBT,
4-methylDBT, 4, 6-dimethylDBT, 2-methylBT, dan 7-methylBT segera
dioksidasi ke S-oksida.BTS dan DBTs dengan substituen hydroxymethyl
dikonversikan xylosides mereka tanpa S-oksidasi.Mereka yang karboksil dan
formil substituen dikurangi untuk membentuk kelompok hydroxymethyl,
kemudian xylosidated. Pengamatan ini sangat dianjurkan keterlibatan substrat
jamur-pengakuan dan mekanisme respons metabolik metabolisme yang
13. 13
mengandung belerang senyawa heterosiklik oleh C. versicolor. Yang
basidiomycete Filoboletus sp. 3,4-TA9054 dimetabolisme dichloroaniline dan
membentuk beberapa produk kondensasi pada media padat. Dalam budaya cair
tidak oligomers diproduksi.Enam metabolit yang terisolasi oleh ekstraksi,
kromatografi pada silika gel, dan persiapan HPLC pada fase diol atau
CN. Mereka diidentifikasi dengan UV, spektroskopi massa, dan 1 H analisis
resonansi magnetik nuklir sebagai 3,3 ', 4,4'-tetrachloroazobenzene (senyawa
1), 4 - (3,4-dichloroanilino) -3,3 ', 4' -trichloroazobenzene (II), 4 - [(3,4dichloroanilino) -4 - (3,4-dichloroanilino) -3,3 ', 4'-trichloroazobenzene (III), 2
- (3,4-dichloroanilino) -- N-(3,4-dichlorophenyl) -4 - (chlorophenylene) (IV), 6
- (3,4-dichloroaniline)-N-(3,4-dichlorophenyl) -4 - (chlorophenylene (V), dan
3, 5-bis (3,4-dichloroanlino) -1,4-chlorobenzoquinone (VI).
Diana Ulva (100210103063)
e. Pertumbuhan
Dalam mikrobiologi definisi pertumbuhan adalah pertambahan
volume sel, karena adanya pertambahan protoplasma dan senyawa asam
nukleat yang melibatkan sintesis DNA dan pembelahan mitosis. Pertambahan
volume sel tersebut adalah irreversible, artinya tidak dapat kembali ke volume
semula. Dari suatu konidia akan tumbuh suatu waktu benang itu mulai
bercabang. Cabang-cabang yang timbul akan selalu tumbuh menjadi hifa
utama atau hifa yang pertama. Cabang-cabang tersebut akan saling
bersentuhan. Pada titik sentuh akan terjadi lisis dinding sel (Anastomosis)
sehingga protolpasma akan mengalir ke semua sel hifa. Miselium yang
terbentuk akan makin banyak dan membentuksuatu koloni. Pertumbuhan
khamir hingga tampaksebagai suatu koloni disebabkan oleh pembagian selsel khamir menjadi sejumlah anak sel. Koloni tersebut terbentuk karena
pertambahan populasi dan sebenarnya merupakan suatu proses reproduksi.
Setiap mikroorganisme mempunyai kurva pertumbuhan, begitu pula
fungi.Kurva tersebut diperoleh dari menghitung massa sel pada kapang atau
kekeruhan media pada khamir dalam waktu tertentu.
14. 14
Gambar kurva pertumbuhan jamur
Kurva pertumbuhan mempunyai beberapa vase, antara lain :
(1) Fase Lag, yaitu fase penyesuaian sel-sel dengan lingkungan, pembentukan
enzsim-enzim untuk mengurangi substrat ; (2) Fase akselerasi, yaitu fase
mulainya sel-sel membelahdan fase lag menjadi fase aktif ; (3) Fase
eksponensial, merupakan fase perbanyakan jumlah sel yang sangat banyak,
aktivitas sel sangat meningkat dan fase ini merupakan fase yang penting
dalam kehidupan fungi. Pada awal dari fase ini kita dapat memanen enzimenzim dan pada akhir dari fase ini atau (4) Fase deselerasi (Moore-Landecker,
1996) yaitu waktu sel-sel mulai kurang aktif membelah, kita dapat memanen
biomassa sel atau senyawa-senyawa yang tidak lagi diperlukan oleh sel-sel;
(5) Fase stasioner, yaitu fase jumlah sel yang bertambah dan jumlah sel yang
mati relative seimbang. Kurva pda fase ini merupakan garis lurus yang
horizontal. Banyak senyawa metabolit sekunder dapat dipanen pada fase
stasioner. (6) Fase kematian dipercepat, jumlah selsel yang mati atau tidak
aktif sama sekali lebih banyak daripada sel-sel yang masih hidup.
15. 15
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi adalah
sebagai berikut :
Substrat
Substrat merupakan sumber nutrien utama bagi jamur. Nutrien-nutrien baru
dapat dimanfaatkan sesudah jamur mengeksresi enzim-enzim ekstra seluler
yang dapat mengurai senyawa-senyawa kompleks dari substrat tersebut
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana, banyak jamur memiliki
kemampuan mengeksresikan beberapa jenis enzim ke lingkungan yang
menguraikan karbohidrat kompleks, antara lain cellulase, amilase, pectinase,
chitinase, dextranase, xylanase. Sebab selulosa adalah polisakarida utama di
dalam jaringan tumbuhan yang menjadi sumber karbon potensial bagi jamur
(Garraway, 1984).
Cahaya
Spektrum cahaya dengan panjang gelombang 380-720 nm relatif berpengaruh
terhadap pertumbuhan jamur, juga berpengaruh terhadap sporulasi (Deacon,
1988). Pengaruh cahaya terhadap reproduksi jamur cukup kompleks. Tingkat
perkembangan yang berbeda membutuhkan sinar yang berbeda. Intensitas,
durasi, kualitas cahaya menentukan besarnya pengaruh cahaya terhadap
jamur. Umumnya cahaya menstimulasi atau menjadi faktor penghambat
terhadap pembentukan struktur alat-alat reproduksi dan spora pada jamur.
Walaupun proses reproduksi memerlukan cahaya, hanya fase tertentu saja
yang memerlukan cahaya, atau secara bergantian struktur berbeda di dalam
sporokarp dapat memberi respon berbeda terhadap cahaya. Cahaya hanya
diperlukan untuk pembentukan pileus dari spesies Basidiomycetes Lentinus
tuber-regium (Galleymore, 1949). Menurut Landecker (1982) jamur dapat
dibagi menjadi 5 (lima) kelompok didasarkan atas respon terhadap cahaya,
yaitu : (1) kelompok yang nyata tidak terpengaruh oleh cahaya; (2) kelompok
yang sporulasinya mengalami penurunan atau terhalang oleh paparan cahaya;
(3) kelompok yang memerlukan cahaya secara bergantian antara terang dan
gelap untuk proses sporulasi; (4) kelompok yang dapat memproduksi spora
16. 16
fertil pada kondisi tanpa sinar tapi sporulasinya akan aktif pada kondisi
banyak sinar; (5) kelompok yang memerlukan sinar yang cukup untuk
memproduksi struktur reproduktif dan spora-spora.
Kelembaban
Faktor ini sangat penting untuk pertumbuhan fungi. Pada umumnya fungi
tingkat rendah seperti Rhizopus atau Mucor memerlukan lingkungan dengan
kelembapan nisbi 90%, sedangkan kapang
Aspergillus, Penicillium,
Fusarium, banyak Hyphomycetes lainnya dapat hidup pada kelembapan nisbi
yang lebih rendah, yaitu 80%.
penyimpanan
bahan
pangan
Dengan mengetahui sifat-sifat fungi ini
dan
materi
lainnya
dapat
mencegah
kerusakannya.
Suhu
Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik, untuk pertumbuhan, jamur
dikelompokkan sebagai jamur psicrofil, mesofil dan termofil (Gandjar,et al.,
2006).Jamur makro memerlukan suhu di atas 200 C (Garraway dan Evans,
1984). Menurut Deacon (1984) sebagian besar fungi atau jamur bersifat
mesofilik, tumbuh pada temperatur sedang pada rentang 10 – 400 C, optimum
pada suhu 25 – 350 C.
Derajat Keasaman
Derajat keasaman substrat sangat penting untuk pertumbuhan fungi, karena
enzim-enzim tertentu hanya akan mengurai suatu substrat sesuai dengan
aktivitasnya pada pH tertentu. Umumnya menyenangi pH dibawah 7,0. Jenisjenis Khamir tertentu bahkan tumbuh pada pH cukup rendah yaitu pH 4,5 –
5,5 (Gandjar,et al., 2006). Menurut Deacon (1984) dalam pengamatan di
laboratorium jamur tumbuh pada rentang 4,5 – 8,0 dengan pH optimum
berkisar 5,5 – 7,5.
Bahan Kimia
Selama pertumbuhannya fungi menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
diperlukannya lagi dan dikeluarkan ke lingkungan. Senyawa-senyawa
tersebut merupakan suatu pengamanan bagi dirinya terhadap serangan oleh
organisme lain termasuk terhadap sesama mikroorganisme.
17. 17
Faktor Lain
Waluyo
(2005)
menambahkan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan fungi adalah komponen penghambat. Beberapa jamur
mengeluarkan komponen yang dapat menghambat pertumbuhan organisme
lain. Pertumbuhan jamur biasanya berjalan lambat dibandingkan dengan
pertumbuhan bakteri. Tetapi bila sesekali jamur bisa tumbuh, dimana
pertumbuhannya ditandai dengan misellium maka pertumbuhannya akan
berlangsung dengan cepat.
Meita Valentina Zuhro (100210103065)
18. 18
g.
Anatomi Jamur Basidiomycota
Gambar 6. Bagian Tubuh Basidiomycota
Jamur basidiomycota terdiri dari kumpulan benang miselium yang
berkelompok membentuk tubuh jamur.Tubuh jamur berupa tubuh buah,
sebagai hasil perkembangan dari zigot.
Tubuh jamur Basidiomycota terdiri dari :
1.
Cap / pileus
2.
Sisik / scales
3.
Ring / annulus
4.
Gils / lamellae
5.
Batang / stem
6.
Tudung / volva
7.
Benang-benang miselium
Basidiomycotina
adalah
jamur
multiseluler
yang
hifanya
bersekat.Hifa vegetative Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat
hidupnya), misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun.Jalinan hifa
generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak
19. 19
membentuk
tubuh
buah.Tubuh buah pada
Basidiomycotina disebut
basidiokarp.Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat
dengan mata telanjang.Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya
seperti payung, kuping, atau setengah lingkaran.Basidiokarp ada yang
memiliki batang dan ada yang tidak.
Gambar 7. Anatomi Basidiomycota
Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran
(bilah).Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang berfungsi untuk
memproduksi spora dan berbentuk kubus.Spora yang dihasilkan disebut
basidiospora.Basidiospora merupakan spora generative. Spora dapat
disebarkan oleh angin dan jika jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh
menjadi hifa baru. Contohnya yaitu jamur kuping (Auricularia polytricha),
jamur merang (Volvariella volvaceae).
RISA YUNI A. (100210103036)
20. 20
2.2Klasifikasi Basidiomycota
Secara tradisional, basidiomycota dibagi menjadi 2 kelas yaitu:
a. Homobasidomycetes : seperti jamur sejati
Kelas Homobasidiomycotina yang terbagi menjadi 3 subkelas.
Subkelas Hymenomycetes
Merupakan kelas terbesar dari Basidiomycota.Menghasilkan spora
pada permukaan terbuka.melepaskan spora secara bertahap melalui
struktur seperti pori-pori atau insang.
Gambar 8. Orders:Agaricales,Aphyllophorales
Subkelas Gasteromycetes
Menghasilkan spora pada permukaan tersembunyi, spora dilepaskan
sesaat setelah penutupnya pecah.Contohnya : puffball dan earthstar Orde
Lycoperdales dan dua stinkhorns dari Orde Phalales.
Gambar 9.puffball dan earthstar Orde Lycoperdales dan dua
stinkhorns dari Orde Phalales
21. 21
Subkelas Heterobasidiomcetae
Menghasilkan spora di ujung benang mencolok.Mekanisme
perkembangan jamur terus berlanjut untuk menjamin pembebasan
spora yang efisien. Contohnya meliputi jeli jamur (digambarkan),
rusts, Smuts.
Beberapa contoh jamur atau cendawan yang masuk ke dalam
divisio Basidiomycota diantaranya:
Ustilago maydis
Puncinia graminis
(Auricularia polytricha)
Amanita muscaria
Amaneta phalloedes
Lentinula edodes
23. 23
b.
Heterobasidiomycetes : seperti jamur jeli, jamur karat, jamur semut
Heterobasidiomycetes termasuk di dalamnya yaitu jamurjelly, jamur api
dankarat merupakan basidiomycota dimana basidianya memiliki septum. Hal
inikontrasdenganhomobasidiomycetes (sebagian besarAgaricomycetes)yang
memiliki basidia tidak berseptum. Selain memilikibasidia yang berseptum,
heterobasidiomycetesjugamemilikisterigma tidak beraturan, berukuran besar
dansporayang
mampubereplikasi
sendiri.
Suatuproses
dimanasporaberkecambahmenjadihifavegetatif
membentuksterigmadansporabaru,
homobasidiomycetes,
umumnya
kemudian
basidium.Sebaliknya,
memilikisterigmatateraturberbentukkecil
dansporayang tidakmereplikasi diri.Menghasilkan spora di ujung benang
mencolok.Mekanisme perkembangan jamur terus berlanjut untuk menjamin
pembebasan spora yang efisien.Contoh jamur Karat (Ustilago maydis), Parasit
pada tanaman.
Contoh 1: Jagung api disebabkan oleh jamur Ustilago maydis
basidiomycetes, kadang-kadang disebut Ustilago zeae-maydis, . Nama "api"
umumnya berasal dari penampilan galls matang berisi ribuan spora jelaga
gelap. Kantung hitam besar adalah teliospora, spora istirahat dari jamur yang
dihasilkan untuk membantu jamur mengatasi kondisi yang keras, seperti musim
dingin kekeringan dan terutama. Para teliospora drop ke tanah atau disebarkan
oleh angin.Pada musim semi mereka berkecambah membentuk basidia, yang
menghasilkan basidiospora. Basidiospora ini adalah agen infektif sebenarnya
jagung. Meskipun banyak bagian tanaman dapat terinfeksi, sebagian besar
waktu kernel jagung merupakan titik sebenarnya infeksi. Jamur tumbuh
melalui kernel dan menyebabkan dua hal terjadi yang menyebabkan galls api
besar untuk membentuk:
hypertrophy-- pembesaran sel inang
hyperplasia-- pembelahan sel yang tidak terkendali
Kedua, bersama dengan proliferasi jamur itu sendiri, menyebabkan
galls besar untuk menggantikan biji jagung, mengisap energi dari
pengembangan kernel lainnya, secara drastis penurunan hasil tanaman
24. 24
jagung. Jamur dapat tumbuh secara sistemik (dalam pabrik), menyebar ke
telinga lain jagung pada tanaman yang sama serta banyak bagian lain dari
tanaman,
termasuk
jumbai
(mengganggu
penyerbukan)
dan
batang
(mengganggu dengan transportasi material dan pertumbuhan).
Contoh lain dari Kelas Pucciniomycotina, jamur karat parasit atau
simbiotik pada serangga.
Gambar 10.Pucciniomycotina
KLASIFIKASI MODERN
Tetapi para mikologis terkini mengklasifikasikan basidiomycota kedalam 3
kelas berdasarkan komposisi dinding sel dan sekat pada jamur, yaitu :
1.
Agaricomycota dikenal sebagai hymenomycetes
Merupakan kelas terbesar dari Basidiomycota.Menghasilkan spora pada
permukaan terbuka dan melepaskan spora secara bertahap melalui struktur
seperti pori-pori atau insang.Pada bagian dinding sel memiliki komposisi
glukosa, mannosa, dan xylosa. Dibagi dalam beberapa subkelas yaitu :
25. 25
Ganoderma
Tremellales
bersifat teleomorphic dan merupakan spesies anamorphic,. Spesies
teleomorphic dalam Tremellales adalah parasit jamur lainnya, Basidiocarps
(badan buah), saat diproduksi, adalah gelatin.Contohnya adalah Tremella
fuciformis
Tremella fuciformis
Filobasidiales
Memiliki basidiokarp yang digunakan sebagai pembeda ordo dari
Filobasidiales.Contoh jamur adalah Filobasidium floriforme.
Cystofilobasidiales
bersifat teleomorphic dengan holobasidia dan teliospores. Mereka memiliki
septa dolipores,memiliki kandungan nitrat dan nitrit yang berasimilasi dan
myoinositol biasanya berasimilasi. Memiliki Koenzim Q memiliki 8 atau
10 isoprenologues.25S rDNA dan 18S. Contoh
Terdiri atas beberapa ordo yaitu :
a. Agaricales
Memiliki spesies diantaranya yang menghasilkan racun yaitu Amanita
sp.yang diliputi semacam lendir dan apabila ikatan-ikatan tersebut
dibentukpada suatu stroma, maka hifa tersebutdisebut Sporodochium.
26. 26
Basidiokarp
dari
Agaricales
biasanya
disebut
dengan mushroom.Mushroommerupakan sporofor seperti payung, berdaging
dan
kadang-kadang
keras
dan
menghasilkan
basidium
pada
permukaan gill (struktur seperti insang) atau lamella. Pada Boletes, basidium
tidak terbentuk pada gill tetapi di dalam tabung. Jadi permukaan bawah
tudung pada mushroom seperti insang, sedangkan pada boletes berpori-pori.
Argaricales terdapat di berbagai habitat mulai dari kutub sampai daerah
tropis.Sementara beberapa spesies hanya diketahui pada daerah-daerah
tertentu saja.Anggota Agaricales ada yang beracun ada juga yang bisa
dimakan.
Agaricus sp.
b. Aphyllophorales
Ordo ini merupakan ordo terbesar dari jamur jeli dan paling umum dan
tersebar luas.Basidiokarp terbentuk pada kayu mati dan ukurannya yang
paling besar dari jamur jeli. Struktur basidiokarp seperti telinga dengan
diameter dapat mencapai 4-6 inci. Kadang-kadang
basidiokarp juga
ditemukan pada ranting pohon yang masih hidup. Basidiokarp dari beberapa
spesies dapat dimakan seperti Auricularia auricula-judae yang sudah
dibudidayakan di Cina dan sampai sekarang masih dibudidayakan secara
intensif.
c. Gasteromycetes
27. 27
Menghasilkan spora pada permukaan tersembunyi, spora dilepaskan
sesaat setela penutupnya pecah.Jamur ini menghasilkan basidiospores dalam
basidiomata mereka, dimna spora benar-benar tertutup atau setidaknya
merupakan bagian dari perkembangan mereka.
d. Dacrymycetales
Anggota dari ordo ini merupakan penyebab penyakit busuk coklat pada
kayu.Basidiokarp kecil, kenyal atau berlilin, dan warnanya kuning hingga
orange.Morfologi basidiokarp sangat bervariasi.Beberapa spesies mempunyai
basidiokarp sesil, seperti topi, postul seperti gigi ataupun sendok.
Anggota dari ordo ini dicirikan oleh basidium bersel satu, dan
berbentuk garpu. Basidiospora setelah terlepas akan membentuk septum dan
setiap bagian dapat berkecambah membentuk tabung menyebabkan
kehilangan hasil pada banyak tanaman.
Di alam jamur ini terlihat sebagai parasit obligat, walaupun pada
medium tertentu sudah ada yang dapat dibiakkan.Untuk mendapatkan zat
makanan jamur ini membentuk haustorium.Jamur ini tidak mempunyai
basidiokarp, dan karyogami serta meiosis terjadi pada spora khusus
(teliospora). Well (1994) membagi ordo ini atas 6 genus berdasarkan
morfologi
basidiokarp
yaitu
: Dacrymyces,
Cerinomyces,
Ditioda,
Guepiniopsis dan Calocera.
2.
Ustilagomycetes
Memiliki dinding sel yang karakteristiknya yaitu mengandung komposisi
glukosa, galaktosa dan mannosa, tidak mengandung xylosa, begitu pula
rhamnosa atau fukosa.Memiliki septa yang terdiri atas saluran dengan lubang
kecil dengan atau tanpa tepi yang melebar. Dibagi menjadi 3 subkelas yaitu :
Exobasidiomycetidae
Ustilaginomycetidae
Malasseziales
Dibagi atas 2 ordo yaitu :
a. Ustilaginales
28. 28
Ordo ini termasuk patogen tanaman yang biasaya dikenal dengan jamur
api. Struktur somatik terdiri dari miselium yang tumbuh dalam inang secara
interseluler.Miselium ini biasanya tidak tumbuh lebat. Beberapa spesies yang
membentuk clamp connection.
Ordo ini tidak mempunyai basidiokarp.Basidiospora tidak tebentuk
pada sterigma, tetapi langsung pada basidium, dan jumlah basidiospora lebih
dari 4.Perkembangan aseksual dengan konidium yang berasal dari miselium
uninukleat dan multinukleat.Sedangkan perkembangbiakan seksual dengan
persatuan dua sel yang kompatibel baik antara 2 konidium ataupun antara 2
basidiospora. Beberapa spesies mempunyai arti penting secara ekonomi
diantaranya : Ustilago avenae penyebab loose smut pada oat, dan Ustilago
maydis penyebab penyakit gosong pada jagung.
Gambar 11.Ustilago maydis parasit pada jagung
3.
Urediniomycetes
Memiliki septa yang sederhana menyerupai diafragma. Komposisi gula
sederhana dalam hidrolisat keseluruhan sel sebagai berikut :Mannosa dominan
29. 29
dan tidak terdapat xylosa, tetapi gula-gula seperti fukosa, galaktosa dan
rhamnosa kemungkinan ada.
Dibagi atas 4 subkelas yaitu :
Agaricostilbum
Microbotryum
Sporidiobolous
Erythrobasidium
Dibagi atas 4 ordo yaitu :
a. Uredinales
Disebut juga dengan jamur karat.Dan merupakan ordo paling penting
dari filum Basidiomycota.Lebih kurang 500 spesies yang telah diketahui yang
terdiri dari 140-150 genus.Semua spesies merupakan parasit pada tumbuhan
yang terbentuk pada sterigma yang biasanya berjumlah 24.
Gambar 12. Jamur karat
b. Septobasidiales
c. Sporiadiales
d. Eocronartium
2.3Simbiosis Jamur dengan Akar Tanaman (Mikoriza)
Mikoriza berasal dari karta miko (mykes= cendawan) dan rhiza yang
berarti akar. Mikoriza dikenal dengan jamur tanah karena habitatnya berada di
dalam tanah dan berada di area perakaran tanaman (rizosfer).Selain disebut
sebagai jamur tanah juga biasa dikatakan sebagai jamur akar.Keistimewaan dari
30. 30
jamur ini adalah kemampuannya dalam membantu tanaman untuk menyerap unsur
hara terutama unsur hara Phosphates (P) (Syibli, 2008).Mikoriza merupakan suatu
bentuk simbiosis mutualistik antara jenis jamur tertentu dengan perakaran
tanaman (Brundrett 1996).Simbiosis ini terdapat hampir pada semua jenis
tanam.Baik cendawan maupun tanaman sama-sama memperoleh keuntungan dari
asosiasi ini.infeksi ini antara lain berupa pengambilan unsur hara dan adaptasi
tanaman yang lebih baik. Di lain pihak, cendawan pun dapat memenuhi keperluan
hidupnya (karbohidrat dan keperluan tumbuh lainnya) dari tanaman inang (Anas,
1997).
Berdasarkan struktur dan cara cendawan menginfeksi akar, Kabirun (1994)
mengelompokkan jamur mikoriza ini dalam dua jenis, yaitu endomikoriza dan
ektonikoriza. Namun pada umumnya mikoriza lebih banyak dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu dengan adanya penambahan kelompok mikoriza yang
merupakan bentuk peralihan dari kedua jenis tadi, yaitu ektendomikorisa (Harley
and Smith 1983).
Ektomikoriza mempunyai sifat antara lain akar yang kena infeksi
membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar dan
berfungsi sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air, hifa tidak
masuk ke dalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-dinding sel
jaringan korteks membentuk struktur seperti pada jaringan Hartiq. Jamur
ektomikoriza memasuki akar dan mengganggu sebagian lamela tengah di antara
sel korteks.Susunan hifa di sekeliling sel korteks ini disebut jaring
Hartig.Ektomikoriza biasanya juga menyusun jaringan hifa dengan sangat rapat
pada permukaan akar, yang disebut selubung.Selubung ini sering disebut dengan
selubung Pseudoparenkim (Kabirun 1994).Kebanyakan jamur yang membentuk
mikoriza adalah Basidiomycetes (famili Amanitaceae, Boletaceae, Cortinariaceae,
Russulaceae,
Tricholomataceae,
Rhizopogonaceae,
dan
Sclerodermataceae).Beberapa ordo dari Ascomycetes, terutama Eurotiales,
Tuberales, Pezizales, dan Helotiales, mempunyai spesies yang diduga membentuk
ektomikoriza dengan pohon.
31. 31
Ektendomikoriza merupakan bentuk antara (intermediet) kedua mikoriza
yang lain. Ciri-cirinya antara lain adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan
Hartiq, hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks dan juga sel-sel korteknya.
Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan sehingga pengetahuan tentang
mikoriza tipe ini sangat terbatas.
Endomikoriza mempunyai sifat-sifat antar lain akar yang kena infeksi
tidak membesar, lapisan hifa pada permukaan akar tipis, hifa masuk ke dalam
individu sel jaringan koretks, adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang
disebut Vasiculae (vesikel) dan sistem percabangan hifa yang dichotomous
disebut arbuscules (arbuskul) (Brundrett, 2004). Suatu simbiosis terjadi apabila
cendawan masuk ke dalam akar atau melakukan infeksi. Proses infeksi dimulai
dengan perkecambahan spora di dalam tanah. Hifa yang tumbuh melakukan
penetrasi ke dalam akar dan berkembang di dalam korteks. Pada akar yang
terinfeksi akan terbentuk arbuskul, vesikel intraseluler, hifa internal diantara selsel korteks dan hifa ekternal. Penetrasi hifa dan perkembangannya biasanya terjadi
pada bagian yang masih mengalami proses diferensiasi dan proses pertumbuhan.
Hifa berkembang tanpa merusak sel (Anas, 1998).Jamur endomikoriza masuk ke
dalam sel korteks dari akar serabut (feeder roots).Jamur ini tidak membentuk
selubung yang padat, namun membentuk miselium yang tersusun longgar pada
permukaan akar.jamur juga membentuk vesikula dan arbuskular yang besar di
dalam sel korteks, sehingga sering disebut dengan VAM (Vesicular-Arbuscular
Miccorhizal), sebagai contoh jenis Globus dan Acaulospora (Thorn 1997).
Vesikel merupakan suatu struktur berbentuk lonjong atau bulat,
mengandung cairan lemak, yang berfungsi sebagai organ penyimpanan makanan
atau berkembang menjadi klamidospora, yang berfungsi sebagai organ reproduksi
dan struktur tahan.Vesikel selain dibentuk secara interseluler ada juga yang secara
ekstraseluler.Pembentukan vesikel diawali dengan adanya perkembang sitoplasma
hifa yang menjadi lebih padat, multinukleat dan mengandung partikel lipid dan
glikogen. Sitoplasma menjadi semakin padat melalui proses kondensasi, dan
organel semakin sulit untuk dibedakan sejalan dengan akumulasi lipid selama
maturasi (proses pendewasaan). Vesikel biasanya dibentuk lebih banyak di luar
32. 32
jaringan korteks pada daerah infeksi yang sudah tua, dan terbentuk setelah
pembentukan arbuskul.Arbuskul adalah struktur hifa yang bercabang-cabang
seperti pohon-pohon kecil yang mirip haustorium (membentuk pola dikotom),
berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi antara tanaman inang dengan jamur.
Struktur ini mulai terbentuk 2-3 hari setelah infeksi, diawali dengan penetrasi
cabang hifa lateral yang dibentuk oleh hifa ekstraseluler dan intraseluler ke dalam
dinding sel inang.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikoriza
Mikoriza mempenetrasi epidermis akar melalui tekanan mekanis dan
aktivitas enzim, yang selanjutnya tumbuh menuju korteks.Pertumbuhan hifa
secara eksternal terjadi jika hifa internal tumbuh dari korteks melalui
epidermis.Pertumbuhan hifa secara eksternal tersebut terus berlangsung sampai
tidak memungkinnya untuk terjadi pertumbuhan lagi. Bagi jamur mikoriza, hifa
eksternal berfungsi mendukung funsi reproduksi serta untuk transportasi karbon
serta hara lainnya kedalam spora, selain fungsinya untuk menyerap unsur hara
dari dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman (Pujianto, 2001) Atmaja (2001)
mengatakan bahwa pertumbuhan mikoriza sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti:
a) Suhu
Suhu yang relatif tinggi akan meningkatkan aktifitas cendawan. Untuk daerah
tropika basah, hal ini menguntungkan. Proses perkecambahan pembentukkan
MVA melalui tiga tahap yaitu perkecambahan spora di tanah, penetrasi hifa ke
dalam sel akar dan perkembangan hifa didalam konteks akar. Suhu optimum
untuk perkecambahan spora sangat beragam tergantung jenisnya. Beberapa
Gigaspora yang diisolasi dari tanah Florida, di wilayah subtropika mengalami
perkecambahan paling baik pada suhu 34°C, sedangkan untuk spesies Glomus
yang berasal dari wilayah beriklim dingin, suhu optimal untuk perkecambahan
33. 33
adalah 20°C. Penetrasi dan perkecambahan hifa di akar peka pula terhadap
suhu tanah.Pada umumnya infeksi oleh cendawan MVA meningkat dengan
naiknya suhu.Schreder (1974) dalam Atmaja (2001) menemukan bahwa
infeksi maksimum oleh spesies Gigaspora yang diisolasi dari tanah Florida
terjadi pada suhu 30-33°C.Suhu yang tinggi pada siang hari (35°C) tidak
menghambat perkembangan dan aktivitas fisiologis MVA.Peran mikoriza
hanya menurun pada suhu diatas 40°C.Suhu bukan merupakan faktor
pembatas utama dari aktifitas MVA.Suhu yang sangat tinggi berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman inang.MVA mungkin lebih mampu bertahan
terhadap suhu tinggi pada tanah bertekstur berat dari pada di tanah berpasir.
b) Kadar air tanah
Untuk tanaman yang tumbuh di daerah kering, adanya MVA menguntungkan
karena dapat meningkatkan kemampuan tanaman untuk tumbuh dan bertahan
pada kondisi yang kurang air (Vesser et el,1984 dalam Pujianto, 2001).
Adanya MVA dapat memperbaiki dan meningkatkan kapasitas serapan air
tanaman inang. Ada beberapa dugaan mengapa tanaman bermikoriza lebih
tahan terhadap kekeringan diantaranya adalah:
1. adanya mikoriza resitensi akar terhadap gerakan air menurun sehingga
transfer air ke akarmeningkat.
2. Tanaman kahat P lebih peka terhadap kekeringan, adanya MVA
menyebabkan status Ptanaman meningkat sehingga menyebabkan daya
tahan terhadap kekeringan meningkatpula.
3. Adanya hifa eksternal menyebabkan tanaman ber-MVA lebih mampu
mendapatkan airdaripada yang tidak ber-MVA tetapi jika mekanisme ini
yang terjadi berarti kandungan logam-logam lebih cepat menurun.
Penemuan akhir-akhir ini yang menarik adanya hubungan antara potensial
air tanah dan aktifitas mikoriza. Pada tanaman bermikoriza jumlah air
yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 gram bobot kering tanaman lebih
sedikit daripada tanaman yang tidak bermikoriza.
34. 34
4. Tanaman mikoriza lebih tahan terhadap kekeringan karena pemakaian air
yang lebihekonomis.
5. Pengaruh tidak langsung karena adanya miselin eksternal menyebabkan
MVA efektif di dalam mengagregasi butir-butir tanah sehingga
kemampuan tanah menyimpan airmeningkat.
c) pH tanah
Cendawan pada umumnya lebih tahan lebih tahan terhadap perubahan pH
tanah.Meskipun demikian daya adaptasi masing-masing spesies cendawan
MVA terhadap pH tanah berbeda-beda, karena pH tanah mempengaruhi
perkecambahan, perkembangan dan peran mikoriza terhadap pertumbuhan
tanaman.Glomus fasciculatus berkembang biak pada pH masam. Pengapuran
menyebabkan perkembangan G. fasciculatus menurun (Mosse, 1981 dalam
Atmaja, 2001).Demikian pula peran G.fasciculatus di dalam meningkatkan
pertumbuhan tanaman pada tanah masam menurun akibat pengapuran
(Santoso, 1985). Pada pH 5,1 dan 5,9 G. fasciculatus menampakkan
pertumbuhan yang terbesar, G. fasciculatus memperlihatkan pengaruh yang
lebih besar terhadap pertumbuhan tanaman justru kalau pH 5,1 G. Mosseae
memberikan pengaruh terbesar pada pH netral sampai alkalis (pH 6,0-8,1).
Perubahan pH tanah melalui pengapuran biasanya berdampak merugikan bagi
perkembangan MVA asli yang hidup pada tanah tersebut sehingga
pembentukan mikoriza menurun (Santosa, 1989).Untuk itu tindakan
pengapuran dibarengi tindakan inokulasi dengan cendawan MVA yang cocok
agar pembentukan mikoriza terjamin.
d) Bahan organik
Bahan organik merupakan salah satu komponen penyusun tanah yang penting
disamping air dan udara.Jumlah spora MVA tampaknya berhubungan erat
dengan kandungan bahan organik di dalam tanah. Jumlah maksimum spora
ditemukan pada tanah-tanah yang mengandung bahan organic 1-2 persen
sedangkan pada tanah-tanah berbahan organic kurang dari 0,5 persen
kandungan spora sangat rendah (Pujianto, 2001). Residu akar mempengaruhi
ekologi cendawan MVA, karena serasah akar yang terinfeksi mikoriza
35. 35
merupakan sarana penting untuk mempertahankan generasi MVA dari satu
tanaman ke tanaman berikutnya. Serasah akar tersebut mengandung
hifa,vesikel dan spora yang dapat menginfeksi MVA. Di samping itu juga
berfungsi sebagai inokulasi untuk tanaman berikutnya.
e) Cahaya dan ketersediaan hara
Bjorman dalam Gardemann (1983) dalam Atmaja (2001) menyimpukan
bahwa dalam intensitas cahaya yang tinggi kekahatan sedang nitrogen atau
fosfor akan meningkatkan jumlah karbohidrat di dalam akar sehingga
membuat tanaman lebih peka terhadap infeksi cendawan MVA. Derajat
infeksi terbesar terjadi pada tanah-tanah yang mempunyai kesuburan yang
rendah.Pertumbuhan perakaran yang sangat aktif jarang terinfeksi oleh
MVA.Jika pertumbuhan dan perkembangan akar menurun infeksi MVA
meningkat.Peran mikoriza yang erat dengan peyediaan P bagi tanaman
menunjukkan keterikatan khusus antara mikoriza dan status P tanah.Pada
wilayah beriklim sedang konsentrasi P tanah yang tinggi menyebabkan
menurunnya infeksi MVA yang mungkin disebabkan konsentrasi P internal
yang tinggi dalam jaringan inang (Santosa, 1989).Hayman (1975) dala Atmaja
(2001) mengadakan studi yang mendalam mengenai pemupukan N dan P
terhadap MVA pada tanah di wilayah beriklim sedang.Pemupukkan N (188 kg
N/ha) berpengaruh buruk terhadap populasi MVA. Petak yang tidak dipupuk
mengandung jumlah spora 2 hingga 4 kali lebih banyak dan berderajat infeksi
2 hingga 4 kali lebih tinggi dibandingkan petak yang menerima pemupukkan.
Hayman mengamati bahwa pemupukkan N lebih berpengaruh daripada
pemupukkan P, tetapi peneliti lain mendapatkan keduanya memiliki pengaruh
yang sama.
f) Logam berat dan unsur lain
Pada percobaan dengan menggunakan tiga jenis tanah dari wilayah iklim
sedang didapatkan bahwa pengaruh menguntungkan karena adanya MVA
menurun dengan naiknya kandungan Al dalam tanah.Aluminium diketahui
menghambat muncul jika ke dalam larutan tanah ditambahkan kalsium
(Ca).Jumlah
Ca
didalam
larutan
tanah
rupa-rupanya
mempengaruhi
36. 36
perkembangan MVA.Tanaman yang ditumbuhkan pada tanah yang memiliki
derajat infeksi MVA yang rendah. Hal ini mungkin karena peran Ca2+ dalam
memelihara integritas membran sel. Beberapa spesies MVA diketahui mampu
beradaptasi dengan tanah yang tercemar seng (Zn), tetapi sebagian besar
spesies MVA peka terhadap kandungan Zn yang tinggi. Pada beberapa
penelitian lain diketahui pula bahwa strain-strain cendawan MVA tertentu
toleran terhadap kandungan Mn, Al dan Na yang tinggi.
g) Fungisida
Fungisida merupakan racun kimia yang diracik untuk membunuh cendawan
penyebab penyakit pada tanaman, akan tetapi selain membunuh cendawan
penyebab penyakit fungisida juga dapat membunuh mikoriza, dimana
pemakainan fungisida ini menurunkan pertumbuhan dan kolonisasi serta
kemampuan mikoriza dalam menyerap P.
Manfaat Mikoriza bagi Tanaman
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh tanaman inang dari adanya asosiasi
mikoriza adalah sebagai berikut (Rahayu dan Akbar, 2003):
a) Meningkatkan penyerapan unsur hara
Tanaman yang bermikoriza biasanya tumbuh lebih baik dari pada yang tidak
bermikoriza, dapat meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan beberapa
unsure hara mikro.Selain itu akar tanaman yang bermikoriza dapat menyerap
unsure hara dalam bentuk terikat dan tidak tersedia untuk tanaman (Serrano,
1985 dalam Suhardi, 1992 dalam Rahayu dan Akbar, 2003).De la Cruz (1981)
dalam Atmaja (2001) melaporkan lebih banyak lagi unsure hara yang
serapannya meningkat dari adanya mikoriza.Unsure hara yang meningkat
penyerapannya adalah N, P, K, Ca, Mg, Fe, Cu, Mn dan Zn. Hubungan antara
MVA dengan organisme tanah tidak bias diabaikan, karena secara bersamasama keduanya membantu pertumbuhan tanaman.
b) Tahan terhadap serangan pathogen
Mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya infeksi
patogen akar. Mekanisme perlindungan ini bisa diterangkan sebagai berikut:
37. 37
adanya lapisan hifa (mantel) dapat berfungsi sebagai pelindung fisik untuk
masuknya pathogen mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan
karbohidrat dan eksudat akar lainnya, sehinga tidak cocok bagi patogen. fungi
mikoriza dapat melepaskan antibiotik yang dapat menghambat perkembangan
patogen.
c) Sebagai konservasi tanah
Fungi mikoriza yang berasosiasi dengan akar berperan dalam konservasi
tanah, hifa tersebut sebagai kontributor untuk menstabilkan pembentukan
struktur agregat tanah dengan cara mengikat agregat-agregat tanah dan bahan
organik tanah.
d) Mikoriza dapat memproduksi hormon dan zat pengatur tumbuh
Fungi mikoriza dapat memberikan hormon seperti auxin, sitokinin, giberellin,
juga zat pengatur tumbuh seperti vitamin kepada inangnya.
e) Sebagai sumber pembuatan pupuk biologis.
Fungi ini dapat diisolasi, dimurnikan dan diperbanyak dalam biakan
monnesenil.Isolat-isolat tersebut dapat dikemas dalam bentuk inokulum dan
sebagai sumber material pembuat pupuk biologis yang dapat beradaptasi pada
kondisi daerah setempat (Setiadi, 1994).
f) Sinergis dengan mikroorganisme lain
Keberadaan mikoriza juga bersifat sinergis dengan mikroba potensial lainnya
seperti bakteri penambat N dan bakteri pelarut fosfat.
g) Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan
Fungi mikoriza berperan dalam mempertahankan stabilitas keanekaragaman
tumbuhan dengan cara transfer nutrisi dari satu akar tumbuhan ke akar
tumbuhan lainnya yang berdekatan melalui struktur yang disebut Bridge
Hypae.
38. 38
Proses infeksi mikoriza
Terjadinya infeksi mikoriza pada akar tanaman melalui beberapa tahap,
yakni :
1. Pra infeksi. Spora dari mikoriza benrkecambah membentuk appressoria.
2. Infeksi. Dengan alat apressoria melakukan penetrasi pada akar tanaman.
3. Pasca infeksi. Setelah penetrasi pada akar, maka hifa tumbuh secara
interselluler, arbuskula terbentuk didalam sel saat setelah penetrasi. Arbuskula
percabangannya lebih kuat dari hifa setelah penetrasi pada dinding sel.
Arbuskula hidup hanya 4-15 hari, kemudian mengalami degenerasi dan
pemendekan pada sel inang. Pada saat pembentukan arbuskula, beberapa
cendawan mikoriza membentuk vesikel pada bagian interselluler, dimana
vesikel merupakan pembengkakan pada bagian apikal atau interkalar dan hifa.
4. Perluasan infeksi cendawan mikoriza dalam akar terdapat tiga fase:
a. Fase awal dimana saat infeksi primer.
b. Fase exponential, dimana penyebaran, dan pertumbuhannya dalam
akar lebih cepat .
c. Fase setelah dimana pertumbuhan akar dan mikoriza sama.
5. Setelah terjadi infeksi primer dan fase awal, pertumbuhan hifa keluar dari akar
dan di dalam rhizosfer tanah. Pada bagian ini struktur cendawan disebut hifa
eksternal yang berfungsi dalam penyerapan larutan nutrisi dalam tanah, dan
sebagai alat transportasi nutrisi ke akar, hifaeksternal tidak bersepta dan
membentuk percabangan dikotom.
Cara IsolasiBasidiomicetes
Isolasi
Jamur
Endofit:
Isolasi
jamurendofit
dilakukan
dengan
metodetanam langsung, yaitu setelahperendaman terakhir menggunakanetanol
70% selama 1 menit.Selanjutnya, potongan sampeldikeringkan di atas kertas
saring
sterilselama
beberapa
menit.
Masing–masing
potongan
sampel
kemudiandiletakkan di atas media MEA (MaltExtract Agar) yang telah
39. 39
ditambahkanserbuk tanaman inang dengan posisipermukaan belahan menempel
padaagar médium. Sampel diletakkan diatas médium dengan diberi tekanan,dan
bagian potongan berada di atasmedium. Inokulasi sampel dilakukan diatas cawan
petri dandilakukan duplo,tiap cawan berisi 4 potongan sampel.Selama pekerjaan
dilakukan di dalam laminar air flow, dan kemudian inkubasiselama 2-14 hari hari
pada suhu 27-29oC (suhu ruang). Isolat endofit yangmenunjukkan sifat morfologi
jamurdipindahkan ke media MEA .
Isolasi Jamur dari kayu/pohonMetode ini digunakan pada sampel jamur
yangsudah membentuk tubuh buah. Sampel jamuryang sudah dipotong kecil-kecil
sebelum dibiakkandilakukan sterilisasi permukaan denganmenggunakan air steril
dan alkohol 70%.Pembiakannya bisa dilakukan dengan kertassaring atau langsung
pada media biakan (PDA).Pemindahan koloni baru dilakukan berulangulangsampai diperoleh isolat murni.
Isolasi dengan PengenceranMetode ini digunakan pada sampel jamur
yangberasal dari tanah dan belum berbentuk tubuhbuah. Prosedur isolasi diawali
denganpengambilan sampel tanah sebanyak 2 gram yangdilarutkan ke dalam 18
ml air steril kemudiandikocok dengan vortex selama + 20 menit.Pengenceran
dilakukan dengan caramensuspensikan 1 ml, melarutkan stok dalam 9 mlair steril
dan seterusnya sampai pada pengenceranyang diinginkan (untuk cendawan 10-1
sampai 10-2)untuk actinomycetes 10-3 sampai 10-5, untuk
bakteri 10-6 sampai 10-8). Sebanyak 0,5 ml darisetiap konsentrasi, dituang pada
cawan Petri yangberisi media biakan, selanjutnya diratakan. Metodelain yang
dapat
dilakukan
adalah
denganmengambil
suspensi
pada
konsentrasi
yangdiinginkan, kemudian dicampurkan pada mediayang masih hangat (45oC),
selanjutnya dituang pada cawan petri.
(Rois Amrullah A 1002101030 45 )
40. 40
2.4 Peranan Basidiomycota
MENGUNTUNGKAN.
a. Bidang Kesehatan
1. Jamur shitake (Lentinulla edodes)
Jamur ini biasa digunakan sebagai bahan makanan.Spora Shiitake
dikenal
dapat
meredakan
efek
serangan
influenza,
menghambat
pertumbuhan sel kanker, leukemia dan rheumatik. Enzim-enzim yang
terkandung di dalam jamur dapat memproduksi asam amino tertentu yang
mampu mengurangi kadar kolesterol dan menurunkan tekanan darah,
dapat menghambat pertumbuhan sel virus, dan lain-lain
2. Jamur kayu (Ganoderma) Sebagai obat atau makanan suplemen
Ganoderma di dunia yang telah diketahui berkhasiat obat, hanya
spesies Ganoderma lucidum yang paling banyak dan populer digunakan
sebagai obat karena mengandung bahan aktif berupa germanium organik
hingga mencapai 2000 ppm dan polisakarida.
3. Jamur Ling zhi (Ganoderma lucidum). Dari 80 spesies Ganoderma di
dunia yang telah diketahui berkhasiat obat, hanya spesies Ganoderma
lucidum yang paling banyak dan populer digunakan sebagai obat karena
mengandung bahan aktif berupa germanium organik hingga mencapai
2000 ppm dan polisakarida. Kedua zat (Germanium organik dan
polisakarida) aktif dan kombinasinya hanya ditemukan pada jamur Lingzhi. Germanium organik (GE+32) merupakan unsur kimia yang dapat larut
dalam air, memiliki sifat semi konduktor netral dan mudah bersatu dengan
elektron dan substansi lain. GE juga termasuk semacam oksida sekui
(bentuk dari suatu kombinasi oksida) yang memungkinkan logam berat
dalam tubuh diikat dan dikeluarkan dalam waktu 20 jam. Kandungan
germanium organik pada Ling-zhi antara 800-2000 ppm, berarti lebih
tinggidibandingkan ginseng (GE hanya 250-320 ppm) yang selama ini
populer di masyarakat sebagai obat unggul.
41. 41
Selain itu, jamur Basidiomycota dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit, Menjaga dan mempertahankan vitalitas tubuh sehingga
tetap sehat dan bugar, Meningkatkan dan memelihara proses metabolism
tubuh,
Membersihkan senyawa-senyawa yang bersifat toksin dari dalam
tubuh, Menurunkan kandungan gula dan kolesterol dalam darah, memperkuat
kerja jantung.
b.Bidang Pangan
1. Jamur kuping (Auricularia polytricha) Dapat dimakan
Jamur yang banyak dipakai untuk makanan. Dapat dibuat sebagai
sari buah dan jamur kuping, kuah jamur kuping,dsb. Lendir yang
terkandung di dalamnya berkhasiat untuk menetralkan senyawa berbahaya
(beracun) yang terdapat di dalam bahan makanan, membuat sirkulasi darah
lebih bebas bergerak dalam pembuluh jantung, dan di Inggris digunakan
sebagai obat sakit tenggorokan. Jamur kuping bisa mengurangi dahak,
memperkuat
energi
bermanfaat
bagi
kecerdasan,
menghilangkan
kekeringan mengkuatkan tubuh, menyuburkan rambut, melancarkan darah,
merawat lambung, dan yang lebih penting dapat menyapu bersih aneka
macam sampah beracun di dalam
2. Jamur merang (Volvariella volvacea) Dapat dimakan
Sebagai bahan dasar masakan dan makanan ringan.Kandungan
antibiotiknya berguna untuk pencegahan penyakit anemia, menurunkan
darah tinggi dan pencegahan penyakit kanker.Eritadenin dalam jamur
merang dikenal sebagai penawar racun.
3.
Jamur tiram plerotus sp.
Sebagai bahan dasar masakan dan makanan ringan. Sumber
protein nabati yang tidak mengandung kolesterol dan mencegah timbulnya
penyakit darah tinggi dan jantung, mengurangi berat badan dan
42. 42
diabetes.Kandungan asam folatnya (vit.B-komplek) tinggi dan dapat
menyembuhkan
anemia
dan
obat
anti
tumor,
mencegah
dan
menanggulangi kekurangan gizi dan pengobatan kekurangan zat besi.
c. Bidang Industri
1. Jamur kancing atau champignon (Agaricus bisporus), Jamur
kancing segar bebas lemak, bebas sodium, serta kaya vitamin dan
mineral, seperti vitamin B dan potasium. Jamur kancing juga rendah
kalori, 5 buah jamur ukuran sedang sama dengan 20 kalori. Selain
sebagai sumber protein nabati, juga dapat mengurangi resiko
penyumbatan pembuluh darah koroner pada penderita penyakit
hipertensi dan jantung akibat kolesterol. Jamur ini juga dimanfaatkan
sebagai bahan baku kosmetik dan formula obat penghalus kulit.
MERUGIKAN
a. Bidang Pertanian
1.
Puccinia graminis, parasit pada daun tanaman pertanian.
Jamur ini tidak mempunyai basidiokarp.Hidup parasit pada rumput,
gandum, murbei, dan lain-lain. Miselium jamur ini tidak menelusup jauh
dari tempat infeksinya dan membentuk bercak seperti karat, sehingga
disebut jamur karat (Indrawati Gandjar & Wellizar S, 2006: 86).
2.
Puccinia arachidis, Parasit pada kacang tanah.
Menyerang bagian adaksial dari daun kacang tanah dan mengendap
menutupi stomata, sehingga laju transpirasi dan fotosintesis terhambat
yang berakibat penurunan hasil panen.
3.
Ustilago maydis, Parasit pada jagung
Penyebab
penyakit
gosong
bengkak
pada
jagung
(corn
smut).Cendawan ini merupakan dimorfik, artinya dalam siklus hidupnya
dapat terjadi dua bentuk, yaitu membentuk sel khamir dan membentuk
miselium.U. maydis umumnya menyerang tongkoljagung dengan masuk
ke dalam biji dan menyebabkan pembengkakan serta terbentuknya
kelenjar. Pembengkakan akan mengakibatkan kelobot rusak dan kelenjar
43. 43
pecah hingga sporaU. maydis dapat menyebar (José Ruiz-Herrera,
Alfredo D. Martínez-Espinoza (1998: 149–158).
4.
Amanita phalloides, Beracun jika dimakan
5.
Amanita muscaria, Dapat menyebabkan halusinasi jika dimakan
A. muscaria memang terkenal sangat beracun karena dalam 2-3 jam
setelah menghirup jamur ini dapat terjadi diare, vertigo, koma, muntah,
dan beberapa efek lainnya. Pada bagian tubuh buah dari jamur ini,
terdapat senyawa asam ibotenat dan muscimol yang bersifat halusinogen
dan psikoaktif. Senyawa tersebut dapat mempercepat mengganggu sistem
saraf, denyut jantung, mulut kering dan halusinasi (Thomas J. Volk)
Lovieana H (100210103047)
44. 44
BAB 3. PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Karakteristik Basidiomycota adalah sebagai berikut:
a. Umumnya anggota basidiomycota berukuran makroskopis
b. Hyfanya bersekat
c. Memiliki tubuh buah (basidiokarp) berbentuk panjang, lembaran –
lembaran yang berliku – liku atau bulat
d. Hidupnya saprofit, parasit, dan mutualisme
e. Perkembangbiakan secara aseksual (vegetatif) biasa dilakukan
dengan konidium, pertunasan dan fragmentasi miselium dan secara
seksual dengan basidiospora yang dibentuk oleh basidium
f. Miselia dikariotik berumur panjang
g. Memiliki tahapan diploid sementara
h. Habitat jamur yang saprofit pada sisa – sisa makhluk hidup misalnya
serasah daun di tanah, merang padi dan pohon yang mati. Sedangkan
jamur yang bersifat parasit hidup pada organisme inangnya seperti
tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan
akar tumbuhan membentukmikoriza.
2.
Sistem klasifikasi lama membagi Basidiomycota menjadi 2 kelas, yaitu
Homobasidiomycetes dan Heterobasidiomycetes sedangkan sistem
klasifikasi baru membagi menjadi 3 kelas, yaitu: Hymenomycetes,
Ustilaginomycota, dan Teliomycotina.
3.
Basidiomycota dapat bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk
endomikoriza.
4.
Jenis-jenis
jamur
Basidiomycota
mempunyai
peranan
yang
menguntungkan dan juga merugikan bagi kehidupan.
3.2
Saran
Jamur mudah tumbuh di tempat yang lembab, maka menjaga kebersihan
badan sangatlah penting agar jamur-jamur parasit tidak mudah menempel pada
tubuh kita.
45. 45
DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulos, Constantine John, John Willey & Sons. Inc. (1964). Introduction
mycology. Fourth edition. New York: Published Simultaneusly.
Bayu. (2010). Budidaya Jamur Tiram Putih. Diakses di dijember 27 09 2013
dalam http://diengagripina.blogspot.com/
Champbell, N A, Reece, J. B, and Mitchell, L, G. (2003). Biologi Edisi kelima
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Djarijah, Nunung Marlina dan Abbas Siregar Djarijah. (2001). Budidaya Jamur
Tiram (Pembibitan Pemeliharaan daa Pengendalian Hama Penyakit).
Yogyakarta: Kanisius.
Gandjar, Indrawati & Wellyzar Syamsuridzal. (2006). Mikologi dasar dan
terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Gembong,T. (2005). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
Press.
Gembong,T. (2005). Taksonomi Tumbuhan Obat – Obatan. Yogyakarta :
Universitas Gajah Mada Press: .
Gregory,M. (2004). Biodiversity Of Fungi. London: Elsevier Academic Press.
H. Parjimo dan Hardi Soenanto. (2008). Jamur Ling Zhi; Raja Herbal, Seribu
Khasiat. Jakarta : AgroMedia Pustaka.
José Ruiz-Herrera, Alfredo D. Martínez-Espinoza. (1998). "The fungus Ustilago
maydis, from the aztec cuisine to the research laboratory". INTERNATL
MICROBIOL1: 149–158. Diakses pada 27 09 2013
Kimball, John W. (2001). Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
46. 46
Kuo, M. (2004, January). Agaricus bisporus: The button mushroom, diambil dari
situs web MushroomExpert.Com.
Kusumawati, Rohana. (2010). Biologi untuk SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara.
M Kobori, M Yoshida, M Ohnishi-Kameyama, dan H Shinmoto. "Ergosterol
peroxide from an edible mushroom suppresses inflammatory responses in
RAW264.7 macrophages and growth of HT29 colon adenocarcinoma
cells". National Food Research Institute; Diakses pada 27 09 2013
Muchroji, Ir. Bahrun. (2005). Bertanam jamur merang. Jakarta : PT. Musi
Perkasa Utama.
Nurhayati, Nunung. (2007). Biologi Bilingual Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1
dan 2. Bandung: Yrama Widya.
Ohira, Ikuo (1990). "A revision of the taxonomic status of Pleurotus
citrinopileatus".Reports of the Tottori Mycological Institute28: 143–150.
Prawirohartono, Slamet & Hidayati, Sri. (2007). Sains Biologi 2 SMA/MA.
Jakarta: Bumi Aksara.
Pustekom. (2005). Basidiomycota flash. diakses di jember 27 09 2013 dalam
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Biologi/basmycot.swf
Redaksi Trubus, (2001). Pengalaman Pakar dan Praktisi Budidaya Jamur.
Depok: Penebar Swadaya.
Sanjaya, Ridwan. (2007). Membuat blog dengan Blogspot. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Suriawiria, Unus. (2002). Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta : Kanisius.
Thomas J. Volk. (1999). "Tom Volk's Fungus of the Month for December 1999:
This month's fungus is Amanita muscaria, the fly agaric.", Desember
1999..
48. BASIDIOMYCOTA
MAKALAH
disusun guna menyelesaikan tugas mata kuliah Mikologi
Oleh :
Kelompok 2 Kelas C
NURIS AULIYA DWI R
100210103033
RISA YUNI ARISKA
100210103036
MOKHAMAD RIYAN A
100210103037
NAFILAH SONYA S
100210103044
LOVIEANA H
100210103047
ROIS AMRULLAH A
100210103056
DIANA ULVA
100210103063
MEITA VALENTINA Z
100210103065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013