SlideShare a Scribd company logo
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Divisi Basidiomycotina adalah takson dari Kingdom Fungi yang

memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium.Secara esensial
grup Basidiomycotina mempunyai 22,300 spesies.Basidiomycotina dibagi
menjadi

Homobasidimycotina

(jamur

yang

sebenarnya)

dan

Heterobasidiomycetes.Basidimycotina dapat dibagi lagi menjadi 3 kelas,
Hymenomycotina (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina (Ustilaginomycetes),
dan Teliomycotina (Urediniomycetes). Basidimycotina mempunyai bentuk
uniseluler dan multiseluler dan dapat bereproduksi secara generatif dan
vegetatif.Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan
dengan melihat basidia.
Dengan demikian perlu adanya penyusunan makalah ini dengan tujuan
mengenalkan

Basidiomycota

agar

dapat

diketahui

segala

hal

tentan

Basidiomycota beserta penanganannya terhadap serangan jamur Basidiomycota
terhadap kehidupan

1.2

Rumusan Masalah
1.
2.

Bagaimanakah klasifikasi Basidiomycota?

3.

Apasajakah peranan Basidiomycota bagi makhluk hidup lainnya?

4.

1.3

Bagaimana ciri-ciri morfologi dan anatomi Basidiomycota?

Bagaimanakah simbiosis jamur Basidiomycota dengan akar?

Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi dan anatomi Basidiomycota.
2. Untuk mengetahui klasifikasi Basidiomycota.
3. Untuk mengetahui peranan Basidiomycota bagi makhluk hidup lainnya
4. Untuk mengetahui simbiosis jamur Basidiomycota dengan akar.
2

1.4

Manfaat
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pembaca untuk mengetahui jamur Basidiomycota secara mendalam dan bagi
penulis dapat bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan tentang jamur
Basidiomycota.
3

BAB 2. BASIDIOMYCOTA

2.1 Karakteristik Basidiomycota
a.

Morfologi
Jamur Basidiomycotina adalah kelompok jamur dengan jumlah

sekitar sekitar 25 ribu spesies yang sudah diidentifikasi.Nama Basidiomycota
berasal dari kata basidium, yaitu suatu tahapan diploid dalam daur hidup
Basidiomycota yang berbentuk seperti gada.Pada umumnya jamur ini
merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya adalah menguraikan polimr
lignn pada kayu dan berbagai bagian tumbuhan yang lain.
Jika kamu menjumpai orang memanfaatkan jamur sebagai bahan
makanan maka yang dimaksud adalah “mushroom” atau jamur kelenthos
(puffball). Keduanya termasuk Basidiomycota yang sangat populer, di
samping beberapa jenis jamur lain yang biasa dimasak sebagai bahan
makanan.
Kelompok jamur ini dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di
permukaan tanah atau substrat lainnya.Kelompok jamur ini memiliki hifa
yang

bersekat-sekat.Divisi Basidiomycotina adalah takson dari

Kingdom Fungi yang memproduksi spora dalam bentuk kubus yang
disebutbasidium. Contoh basidiomycota adalah jamur merang.
Basidiomycotina

adalah

jamur

multiseluler

yang

hifanya

bersekat.Hifa vegetative.Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa
basidium sebagaibadan penghasil spora.Basidiomycota terdiri dari anggota
mikro maupun makro.Basidiomycota yang mikro adalah basidiomycota yang
basidiokarpnya kecil dan halus, yang umumnya adalah patogen pada
tanaman.Sedangkan basidiomycota yang makro adalah Basidiomycota
memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang besar sehingga mudah untuk
diamati.Tapi, kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik.
4

Gambar 1. Gambar skematis struktur tubuh Basidiomycota

Basidiomycota adalah Kelompok jamur ini dikenal karena tubuh
buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat lainnya, cirinya :
1. Memiliki basidium.
2. Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya), misal
pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun.
3. Jalinan hifa generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah dan ada
yang tidak membentuk tubuh buah. Tubuh buah pada Basidiomycotina
disebut basidiokarp. Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat
dilihat dengan mata telanjang. Bentuk basidiokarp bermacam-macam,
misalnya seperti payung, kuping, atau setengah lingkaran. Basidiokarp ada
yang memiliki batang dan ada yang tidak. Pada bagian bawah tudung
basidiokarp terdapat lembaran-lembaran (bilah). Pada lembaran ini
terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan spora basidium
(basidiospora). Basidiospora merupakan spora generative.
4. Spora (basidiospora) yang jumlahnya empat berada di luar basidium.
Spora dapat disebarkan oleh angin dan jika jatuh di tempat yang sesuai
akan tumbuh menjadi hifa baru.
5

5. Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa
makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang
pohon mati.
(Nuris Auliya Dwi R 100210103033)

Basidiomycotina

adalah

jamur

multiseluler

yang

hifanya

bersekat.Hifa vegetatif Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat
hidupnya), misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun.Jalinan hifa
generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak
membentuk

tubuh

buah.Tubuh buah pada

Basidiomycotina disebut

basidiokarp.Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat
dengan mata telanjang.Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya
seperti payung, kuping, atau setengah lingkaran.Basidiokarp ada yang
memiliki batang dan ada yang tidak.Pada bagian bawah tudung basidiokarp
terdapat lembaran-lembaran (bilah). Pada lembaran ini terbentuk banyak
basidium

yang

akan

menghasilkan

spora

basidium

(basidiospora).

Basidiospora merupakan spora generative. Spora ( basidiospora ) yang
jumlahnya empat berada di luar basidium. Spora dapat disebarkan oleh angin
dan jika jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru.
Contohnya yaitu jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur merang
(Volvariella volvaceae).
Jamur basidiomycota terdiri dari kumpulan benang miselium yang
berkelompok membentuk tubuh jamur.Tubuh jamur berupa tubuh buah,
sebagai hasil perkembangan dari zigot.Zigot dihasilkan oleh perkawinan
antara hifa positif dan negatif.Tubuh buah menghasilkan spora dan spora
terdapat pada basidium.
Dalam siklus hidupnya, Basidiomycota terutama yang membentuk
badan buah /basidiocarp pada umumnya mempunyai tiga jenis miselium
yaitu:
a. miselium

primer:

miselium

yang

berasal

basidiospora, bersifat homokarion (berinti satu).

dari

perkecambahan
6

b. miselium sekunder: yaitu miselium yang bersifat dikarion (berinti 2)
sebagai hasil fusi hifa primer dengan sifat yang berbeda (heterothallic).
c. miselium tertier: miselium pembentuk badan buah yang merupakan
perkembangan lebih lanjut dari miselium sekunder dengan jaringan yang
lebih kompleks misalnya terbentuknya sporophores/sporofor (pembentuk
spora).
Tipe basidium yang dihasilkan oleh basidiokrap yaitu basidium tidak
bersekat (disebut anak divisi: Homobasidiomycetes) dan basidium bersekat
(tergolong anak divisi: Heterobasidiomycetes). Tiap basidium menghasilkan
basidiospora sebanyak 2-6. Tipe basidium tak bersekat ditemukan pada jamur
merang (vollvariella volvacea). Dan basidium bersekat ditemukan pada jamur
kuping (auricularia auricula). Pada bangsa jamur merang, bagian basidiokrap
yang menghasilkan basida berupa lembaran-lembaran selaput (hymen)
sehingga digolongkan bangsa: Hymenomycetales; disebut juga bangsa:
Algaricales, karena sejenis dengan jamur Agaricus.

Moh. Riyan Ardiansyah (100210103037)

b. Habitat
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisasisa makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang
pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya
tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar
tumbuhan membentuk mikoriza (Sentosa, 2010).
Basidiomycota ditemukan di hampir semua ekosistem darat, serta
habitat air tawar dan laut. Basidiomycota memiliki dampak besar terhadap
kehidupan

manusia

dan

fungsi

ekosistem.

Banyak

Basidiomycota

memperoleh nutrisi dari pembusukan bahan organik, termasuk kayu dan
sampah daun. Dengan demikian, Basidiomycota memainkan peranan penting
dalam siklus karbon. Akan tetapi, Basidiomycota juga sering menyerang kayu
7

pada bangunan dan struktur lainnya, yang memiliki dampak negatif pada
perekonomian manusia.
Gaya hidup Basidiomycota adalah bersimbiosis (asosiasi intim
dengan organisme hidup lainnya) dengan makhluk hidup lainnya. Simbiosis
Basidiomycota juga termasuk patogen terhadap tanaman penting, seperti
"karat" (Uredinales) dan "jamur api" (Ustilaginales), yang menyerang
gandum dan tanaman lainnya. Selain itu, simbiosis Basidiomycota juga
menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Tidak semua simbiosis
Basidiomycota menyebabkan bahaya, namun juga ada yang menguntungkan.
Sebagai contoh, beberapa Basidiomycota bersama Ascomycota membentuk
ektomikoriza, yang merupakan asosiasi dengan akar tanaman vascular.
Ektomikoriza Basidiomycota membantu tanaman memenuhi nutrisi mineral
dari tanah dan sebagai imbalannya Basidiomycota menerima gula dari
tanaman yang dihasilkan melalui fotosintesis (Wheeler dan Blackwell, 1984).

Gambar 1.Polyporus acularius saprofit pada batang kayu yang sudah mati
8

Gambar 2.Puccinia graminis parasit pada pad

Gambar 3.Laccaria bicolor bersimbiosis dengan akar
Moh. Riyan Ardiansyah (100210103037)
9

c. Reproduksi
Basidiomycota merupakan jamur yang bereproduksi secara aseksual
maupun seksual. Reproduksi aseksual yaitu dengan cara membentuk spora
konidia. Seperti Zygomycotina dan Ascomycotina, reproduksi seksual
Basidiomycotina terjadi melalui perkawinan antara hifa yang berbeda jenis
menghasilkan spora seksual (spora generative), yaitu spora basidium
(basidiospora).Spora pada konidium maupun basidiospora pada kondisi yang
sesuai tumbuh membentuk hifa bersekat melintang yang berinti satu
(monokariotik).Reproduksi aseksual pada jamur ini yaitu dengan cara
membentuk spora konidia. Basidiomycota bereproduksi secra aseksual
dengan permulaan pembentukan spora aseksual.Budding terjadi ketika suatu
perkembangan sel induk dipisahkan menjadi sel baru.Setiap sel dalam
organisme dapat kuncup.

Gambar 4. Repduksi Aseksual Basidiomycota

Basidiomycota yang bereproduksi secara seksual menghasilkan karpus
atau tubuh buah (fruiting bodies) seksual yang di dalamnya dihasilkan Askus
(jamak : Asci) atau Basidium (jamak : Basidia) yang menghasilkan spora
seksual,

yaitu

masing-masing

askospora

dan

basidiospora).Tahapan

reproduksi seksual pada Basidiomycotina adalah sebagai berikut.
10

Gambar 5. Reproduksi Seksual Basidiomycotina
Penjelasan :
Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari
basidiospora. Kedua hifa ini saling bersinggungan.
Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah satu hifa
pindah ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid (n) yang
berpasangan (dikariotik).
Hifa haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid dikariotik.
Miselium dikariotik tumbuh dan membentuk badan buah yang disebut
basidiokarp.
Pada ujung-ujung hifa basidiokarp terjadi kariogami sehingga membentuk
basidium yang berinti diploid (2n).
Inti diploid dalam basidium akan membelah secara meioisis menjadi
empat inti yang haploid (n).
Basidium membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada
ujungnya.
Satu inti haploid pada basidium kemudian masuk ke dalam salah satu
sterigma dan berkembang menjadi basidiospora.
Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang
sesuai, akan tumbuh menjadi hifa yang haploid.
11

Pembentukan Basidiospora
Pada saat pembentukan basidiospora, ujung-ujung hifa menggembung
membentuk basidium yang di dalamnya terjadi peleburan dua inti haploid
menjadi satu inti diploid, disusul dengan pembelahan meiosis yang
menghasilkan 4 inti haploid.
Selanjutnya, basidium membentuk empat tonjolan (sterigmata) yang berisi
protoplasma dan keempat inti haploid tadi masing-masing akan mengisi tiap
tonjolan dan terbentuk empat buah basidiospora haploid.

Nafilah Sonya. (100210103044)

d. Metabolisme
Seperti halnya pada makhluk hidup lain, jamur juga mengalami proses
metabolisme di dalam sel – selnya. Tujuan utamanya adalah untuk
memperoleh

energi

yang

digunakan

oleh

jamur

untuk

melakukan

pertumbuhan. Proses metabolisme pada jamur ini berbeda dari tumbuhan
maupun hewan. Hal ini disebabkan zat – zat metabolisme yang berbeda,
sebagian besar jamur menguraikan zat organik dari makhluk hidup lain atau
sisa dari makhluk hidup lain untuk mendapatkan energi.
Dalam proses metabolisme, jamur akan menguraikan zat organik dari
makhluk hidup lain yang berupa lignin atau senyawa karbohidrat lain dan
senyawa organik yang mengandung sulfur. Dalam proses ini jamur dibantu
12

oleh enzim – enzim metabolisme yang dimiliki oleh jamur, misalnya
Peroksidase:

lignin peroksidase (LiP), manganese-dependent peroksidase

(MnP) and laccase (L). Reaksi keseluruhan: oksidasi hidrokarbon polisiklik
aromatik oleh peroksidase menjadi quinon; dan dilanjutkan menjadi CO2. Dari
penguraian senyawa organik akan diperoleh energi yang akan digunakan oleh
jamur untuk tumbuh dan melakukan segala aktivitasnya.
Jamur konversi yang mengandung sulfur senyawa heterosiklik
diteliti

menggunakan

lignin-merendahkan

basidiomycete

Coriolus

versicolor. Metabolisme jamur serangkaian senyawa belerang terkait thiophene
struktural -25 derivatif - melalui beberapa jalur yang berbeda. Di bawah
kondisi metabolik primer, C. versicolor dimanfaatkan thiophenes, seperti 2hydroxymethyl-, 2-formil-, dan 2-karboksil-thiophenes, sebagai sumber
belerang gizi untuk pertumbuhan, dengan demikian, degradasi jamur senyawa
ini lebih efektif dalam non-media yang mengandung sulfur daripada di media
konvensional. Analisis produk menunjukkan bahwa beberapa reaksi redoks,
dekarboksilasi reaksi, dan CS reaksi pembelahan terlibat dalam konversi jamur
non-aromatik thiophenes.
Di sisi lain, benzothiophene (BT) dan dibenzothiophene (DBT)
kerangka yang dikonversikan ke produk yang larut dalam air. Semua produk
dan metabolisme intermediet lebih hidrofilik daripada substrat awal.Tindakan
metabolik ini tampaknya merupakan respons stres kimia eksogen terhadap
xenobiotics menambahkan. Reaksi metabolik ini adalah dioptimalkan di bawah
kondisi

ligninolytic,

juga

menunjukkan

terjadinya

respon

xenobiotic

jamur. Selain itu, jamur dikonversi sejumlah BTS dan DBTs melalui beberapa
jalur berbeda, yang tampaknya dikendalikan oleh struktur kimia substrat.DBT,
4-methylDBT, 4, 6-dimethylDBT, 2-methylBT, dan 7-methylBT segera
dioksidasi ke S-oksida.BTS dan DBTs dengan substituen hydroxymethyl
dikonversikan xylosides mereka tanpa S-oksidasi.Mereka yang karboksil dan
formil substituen dikurangi untuk membentuk kelompok hydroxymethyl,
kemudian xylosidated. Pengamatan ini sangat dianjurkan keterlibatan substrat
jamur-pengakuan dan mekanisme respons metabolik metabolisme yang
13

mengandung belerang senyawa heterosiklik oleh C. versicolor. Yang
basidiomycete Filoboletus sp. 3,4-TA9054 dimetabolisme dichloroaniline dan
membentuk beberapa produk kondensasi pada media padat. Dalam budaya cair
tidak oligomers diproduksi.Enam metabolit yang terisolasi oleh ekstraksi,
kromatografi pada silika gel, dan persiapan HPLC pada fase diol atau
CN. Mereka diidentifikasi dengan UV, spektroskopi massa, dan 1 H analisis
resonansi magnetik nuklir sebagai 3,3 ', 4,4'-tetrachloroazobenzene (senyawa
1), 4 - (3,4-dichloroanilino) -3,3 ', 4' -trichloroazobenzene (II), 4 - [(3,4dichloroanilino) -4 - (3,4-dichloroanilino) -3,3 ', 4'-trichloroazobenzene (III), 2
- (3,4-dichloroanilino) -- N-(3,4-dichlorophenyl) -4 - (chlorophenylene) (IV), 6
- (3,4-dichloroaniline)-N-(3,4-dichlorophenyl) -4 - (chlorophenylene (V), dan
3, 5-bis (3,4-dichloroanlino) -1,4-chlorobenzoquinone (VI).
Diana Ulva (100210103063)

e. Pertumbuhan
Dalam mikrobiologi definisi pertumbuhan adalah pertambahan
volume sel, karena adanya pertambahan protoplasma dan senyawa asam
nukleat yang melibatkan sintesis DNA dan pembelahan mitosis. Pertambahan
volume sel tersebut adalah irreversible, artinya tidak dapat kembali ke volume
semula. Dari suatu konidia akan tumbuh suatu waktu benang itu mulai
bercabang. Cabang-cabang yang timbul akan selalu tumbuh menjadi hifa
utama atau hifa yang pertama. Cabang-cabang tersebut akan saling
bersentuhan. Pada titik sentuh akan terjadi lisis dinding sel (Anastomosis)
sehingga protolpasma akan mengalir ke semua sel hifa. Miselium yang
terbentuk akan makin banyak dan membentuksuatu koloni. Pertumbuhan
khamir hingga tampaksebagai suatu koloni disebabkan oleh pembagian selsel khamir menjadi sejumlah anak sel. Koloni tersebut terbentuk karena
pertambahan populasi dan sebenarnya merupakan suatu proses reproduksi.
Setiap mikroorganisme mempunyai kurva pertumbuhan, begitu pula
fungi.Kurva tersebut diperoleh dari menghitung massa sel pada kapang atau
kekeruhan media pada khamir dalam waktu tertentu.
14

Gambar kurva pertumbuhan jamur

Kurva pertumbuhan mempunyai beberapa vase, antara lain :
(1) Fase Lag, yaitu fase penyesuaian sel-sel dengan lingkungan, pembentukan
enzsim-enzim untuk mengurangi substrat ; (2) Fase akselerasi, yaitu fase
mulainya sel-sel membelahdan fase lag menjadi fase aktif ; (3) Fase
eksponensial, merupakan fase perbanyakan jumlah sel yang sangat banyak,
aktivitas sel sangat meningkat dan fase ini merupakan fase yang penting
dalam kehidupan fungi. Pada awal dari fase ini kita dapat memanen enzimenzim dan pada akhir dari fase ini atau (4) Fase deselerasi (Moore-Landecker,
1996) yaitu waktu sel-sel mulai kurang aktif membelah, kita dapat memanen
biomassa sel atau senyawa-senyawa yang tidak lagi diperlukan oleh sel-sel;
(5) Fase stasioner, yaitu fase jumlah sel yang bertambah dan jumlah sel yang
mati relative seimbang. Kurva pda fase ini merupakan garis lurus yang
horizontal. Banyak senyawa metabolit sekunder dapat dipanen pada fase
stasioner. (6) Fase kematian dipercepat, jumlah selsel yang mati atau tidak
aktif sama sekali lebih banyak daripada sel-sel yang masih hidup.
15

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi adalah
sebagai berikut :
Substrat
Substrat merupakan sumber nutrien utama bagi jamur. Nutrien-nutrien baru
dapat dimanfaatkan sesudah jamur mengeksresi enzim-enzim ekstra seluler
yang dapat mengurai senyawa-senyawa kompleks dari substrat tersebut
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana, banyak jamur memiliki
kemampuan mengeksresikan beberapa jenis enzim ke lingkungan yang
menguraikan karbohidrat kompleks, antara lain cellulase, amilase, pectinase,
chitinase, dextranase, xylanase. Sebab selulosa adalah polisakarida utama di
dalam jaringan tumbuhan yang menjadi sumber karbon potensial bagi jamur
(Garraway, 1984).
Cahaya
Spektrum cahaya dengan panjang gelombang 380-720 nm relatif berpengaruh
terhadap pertumbuhan jamur, juga berpengaruh terhadap sporulasi (Deacon,
1988). Pengaruh cahaya terhadap reproduksi jamur cukup kompleks. Tingkat
perkembangan yang berbeda membutuhkan sinar yang berbeda. Intensitas,
durasi, kualitas cahaya menentukan besarnya pengaruh cahaya terhadap
jamur. Umumnya cahaya menstimulasi atau menjadi faktor penghambat
terhadap pembentukan struktur alat-alat reproduksi dan spora pada jamur.
Walaupun proses reproduksi memerlukan cahaya, hanya fase tertentu saja
yang memerlukan cahaya, atau secara bergantian struktur berbeda di dalam
sporokarp dapat memberi respon berbeda terhadap cahaya. Cahaya hanya
diperlukan untuk pembentukan pileus dari spesies Basidiomycetes Lentinus
tuber-regium (Galleymore, 1949). Menurut Landecker (1982) jamur dapat
dibagi menjadi 5 (lima) kelompok didasarkan atas respon terhadap cahaya,
yaitu : (1) kelompok yang nyata tidak terpengaruh oleh cahaya; (2) kelompok
yang sporulasinya mengalami penurunan atau terhalang oleh paparan cahaya;
(3) kelompok yang memerlukan cahaya secara bergantian antara terang dan
gelap untuk proses sporulasi; (4) kelompok yang dapat memproduksi spora
16

fertil pada kondisi tanpa sinar tapi sporulasinya akan aktif pada kondisi
banyak sinar; (5) kelompok yang memerlukan sinar yang cukup untuk
memproduksi struktur reproduktif dan spora-spora.
Kelembaban
Faktor ini sangat penting untuk pertumbuhan fungi. Pada umumnya fungi
tingkat rendah seperti Rhizopus atau Mucor memerlukan lingkungan dengan
kelembapan nisbi 90%, sedangkan kapang

Aspergillus, Penicillium,

Fusarium, banyak Hyphomycetes lainnya dapat hidup pada kelembapan nisbi
yang lebih rendah, yaitu 80%.
penyimpanan

bahan

pangan

Dengan mengetahui sifat-sifat fungi ini
dan

materi

lainnya

dapat

mencegah

kerusakannya.
Suhu
Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik, untuk pertumbuhan, jamur
dikelompokkan sebagai jamur psicrofil, mesofil dan termofil (Gandjar,et al.,
2006).Jamur makro memerlukan suhu di atas 200 C (Garraway dan Evans,
1984). Menurut Deacon (1984) sebagian besar fungi atau jamur bersifat
mesofilik, tumbuh pada temperatur sedang pada rentang 10 – 400 C, optimum
pada suhu 25 – 350 C.
Derajat Keasaman
Derajat keasaman substrat sangat penting untuk pertumbuhan fungi, karena
enzim-enzim tertentu hanya akan mengurai suatu substrat sesuai dengan
aktivitasnya pada pH tertentu. Umumnya menyenangi pH dibawah 7,0. Jenisjenis Khamir tertentu bahkan tumbuh pada pH cukup rendah yaitu pH 4,5 –
5,5 (Gandjar,et al., 2006). Menurut Deacon (1984) dalam pengamatan di
laboratorium jamur tumbuh pada rentang 4,5 – 8,0 dengan pH optimum
berkisar 5,5 – 7,5.
Bahan Kimia
Selama pertumbuhannya fungi menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
diperlukannya lagi dan dikeluarkan ke lingkungan. Senyawa-senyawa
tersebut merupakan suatu pengamanan bagi dirinya terhadap serangan oleh
organisme lain termasuk terhadap sesama mikroorganisme.
17

Faktor Lain
Waluyo

(2005)

menambahkan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pertumbuhan fungi adalah komponen penghambat. Beberapa jamur
mengeluarkan komponen yang dapat menghambat pertumbuhan organisme
lain. Pertumbuhan jamur biasanya berjalan lambat dibandingkan dengan
pertumbuhan bakteri. Tetapi bila sesekali jamur bisa tumbuh, dimana
pertumbuhannya ditandai dengan misellium maka pertumbuhannya akan
berlangsung dengan cepat.
Meita Valentina Zuhro (100210103065)
18

g.

Anatomi Jamur Basidiomycota

Gambar 6. Bagian Tubuh Basidiomycota
Jamur basidiomycota terdiri dari kumpulan benang miselium yang
berkelompok membentuk tubuh jamur.Tubuh jamur berupa tubuh buah,
sebagai hasil perkembangan dari zigot.
Tubuh jamur Basidiomycota terdiri dari :
1.

Cap / pileus

2.

Sisik / scales

3.

Ring / annulus

4.

Gils / lamellae

5.

Batang / stem

6.

Tudung / volva

7.

Benang-benang miselium
Basidiomycotina

adalah

jamur

multiseluler

yang

hifanya

bersekat.Hifa vegetative Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat
hidupnya), misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun.Jalinan hifa
generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak
19

membentuk

tubuh

buah.Tubuh buah pada

Basidiomycotina disebut

basidiokarp.Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat
dengan mata telanjang.Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya
seperti payung, kuping, atau setengah lingkaran.Basidiokarp ada yang
memiliki batang dan ada yang tidak.

Gambar 7. Anatomi Basidiomycota
Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran
(bilah).Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang berfungsi untuk
memproduksi spora dan berbentuk kubus.Spora yang dihasilkan disebut
basidiospora.Basidiospora merupakan spora generative. Spora dapat
disebarkan oleh angin dan jika jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh
menjadi hifa baru. Contohnya yaitu jamur kuping (Auricularia polytricha),
jamur merang (Volvariella volvaceae).
RISA YUNI A. (100210103036)
20

2.2Klasifikasi Basidiomycota
Secara tradisional, basidiomycota dibagi menjadi 2 kelas yaitu:
a. Homobasidomycetes : seperti jamur sejati
Kelas Homobasidiomycotina yang terbagi menjadi 3 subkelas.
 Subkelas Hymenomycetes
Merupakan kelas terbesar dari Basidiomycota.Menghasilkan spora
pada permukaan terbuka.melepaskan spora secara bertahap melalui
struktur seperti pori-pori atau insang.

Gambar 8. Orders:Agaricales,Aphyllophorales
 Subkelas Gasteromycetes
Menghasilkan spora pada permukaan tersembunyi, spora dilepaskan
sesaat setelah penutupnya pecah.Contohnya : puffball dan earthstar Orde
Lycoperdales dan dua stinkhorns dari Orde Phalales.

Gambar 9.puffball dan earthstar Orde Lycoperdales dan dua
stinkhorns dari Orde Phalales
21

 Subkelas Heterobasidiomcetae
Menghasilkan spora di ujung benang mencolok.Mekanisme
perkembangan jamur terus berlanjut untuk menjamin pembebasan
spora yang efisien. Contohnya meliputi jeli jamur (digambarkan),
rusts, Smuts.

Beberapa contoh jamur atau cendawan yang masuk ke dalam
divisio Basidiomycota diantaranya:
Ustilago maydis

Puncinia graminis

(Auricularia polytricha)

Amanita muscaria

Amaneta phalloedes

Lentinula edodes
22

Volvariella volvacea

Exobasidium vexans

Omphalatus nidovormis

Cyatus striatus
23

b.

Heterobasidiomycetes : seperti jamur jeli, jamur karat, jamur semut
Heterobasidiomycetes termasuk di dalamnya yaitu jamurjelly, jamur api

dankarat merupakan basidiomycota dimana basidianya memiliki septum. Hal
inikontrasdenganhomobasidiomycetes (sebagian besarAgaricomycetes)yang
memiliki basidia tidak berseptum. Selain memilikibasidia yang berseptum,
heterobasidiomycetesjugamemilikisterigma tidak beraturan, berukuran besar
dansporayang

mampubereplikasi

sendiri.

Suatuproses

dimanasporaberkecambahmenjadihifavegetatif
membentuksterigmadansporabaru,
homobasidiomycetes,

umumnya

kemudian

basidium.Sebaliknya,

memilikisterigmatateraturberbentukkecil

dansporayang tidakmereplikasi diri.Menghasilkan spora di ujung benang
mencolok.Mekanisme perkembangan jamur terus berlanjut untuk menjamin
pembebasan spora yang efisien.Contoh jamur Karat (Ustilago maydis), Parasit
pada tanaman.
Contoh 1: Jagung api disebabkan oleh jamur Ustilago maydis
basidiomycetes, kadang-kadang disebut Ustilago zeae-maydis, . Nama "api"
umumnya berasal dari penampilan galls matang berisi ribuan spora jelaga
gelap. Kantung hitam besar adalah teliospora, spora istirahat dari jamur yang
dihasilkan untuk membantu jamur mengatasi kondisi yang keras, seperti musim
dingin kekeringan dan terutama. Para teliospora drop ke tanah atau disebarkan
oleh angin.Pada musim semi mereka berkecambah membentuk basidia, yang
menghasilkan basidiospora. Basidiospora ini adalah agen infektif sebenarnya
jagung. Meskipun banyak bagian tanaman dapat terinfeksi, sebagian besar
waktu kernel jagung merupakan titik sebenarnya infeksi. Jamur tumbuh
melalui kernel dan menyebabkan dua hal terjadi yang menyebabkan galls api
besar untuk membentuk:
hypertrophy-- pembesaran sel inang
hyperplasia-- pembelahan sel yang tidak terkendali
Kedua, bersama dengan proliferasi jamur itu sendiri, menyebabkan
galls besar untuk menggantikan biji jagung, mengisap energi dari
pengembangan kernel lainnya, secara drastis penurunan hasil tanaman
24

jagung. Jamur dapat tumbuh secara sistemik (dalam pabrik), menyebar ke
telinga lain jagung pada tanaman yang sama serta banyak bagian lain dari
tanaman,

termasuk

jumbai

(mengganggu

penyerbukan)

dan

batang

(mengganggu dengan transportasi material dan pertumbuhan).
Contoh lain dari Kelas Pucciniomycotina, jamur karat parasit atau
simbiotik pada serangga.

Gambar 10.Pucciniomycotina

KLASIFIKASI MODERN
Tetapi para mikologis terkini mengklasifikasikan basidiomycota kedalam 3
kelas berdasarkan komposisi dinding sel dan sekat pada jamur, yaitu :
1.

Agaricomycota dikenal sebagai hymenomycetes
Merupakan kelas terbesar dari Basidiomycota.Menghasilkan spora pada
permukaan terbuka dan melepaskan spora secara bertahap melalui struktur
seperti pori-pori atau insang.Pada bagian dinding sel memiliki komposisi
glukosa, mannosa, dan xylosa. Dibagi dalam beberapa subkelas yaitu :
25

Ganoderma

Tremellales
bersifat teleomorphic dan merupakan spesies anamorphic,. Spesies
teleomorphic dalam Tremellales adalah parasit jamur lainnya, Basidiocarps
(badan buah), saat diproduksi, adalah gelatin.Contohnya adalah Tremella
fuciformis

Tremella fuciformis

Filobasidiales
Memiliki basidiokarp yang digunakan sebagai pembeda ordo dari
Filobasidiales.Contoh jamur adalah Filobasidium floriforme.
Cystofilobasidiales
bersifat teleomorphic dengan holobasidia dan teliospores. Mereka memiliki
septa dolipores,memiliki kandungan nitrat dan nitrit yang berasimilasi dan
myoinositol biasanya berasimilasi. Memiliki Koenzim Q memiliki 8 atau
10 isoprenologues.25S rDNA dan 18S. Contoh

Terdiri atas beberapa ordo yaitu :
a. Agaricales
Memiliki spesies diantaranya yang menghasilkan racun yaitu Amanita
sp.yang diliputi semacam lendir dan apabila ikatan-ikatan tersebut
dibentukpada suatu stroma, maka hifa tersebutdisebut Sporodochium.
26

Basidiokarp

dari

Agaricales

biasanya

disebut

dengan mushroom.Mushroommerupakan sporofor seperti payung, berdaging
dan

kadang-kadang

keras

dan

menghasilkan

basidium

pada

permukaan gill (struktur seperti insang) atau lamella. Pada Boletes, basidium
tidak terbentuk pada gill tetapi di dalam tabung. Jadi permukaan bawah
tudung pada mushroom seperti insang, sedangkan pada boletes berpori-pori.
Argaricales terdapat di berbagai habitat mulai dari kutub sampai daerah
tropis.Sementara beberapa spesies hanya diketahui pada daerah-daerah
tertentu saja.Anggota Agaricales ada yang beracun ada juga yang bisa
dimakan.

Agaricus sp.
b. Aphyllophorales
Ordo ini merupakan ordo terbesar dari jamur jeli dan paling umum dan
tersebar luas.Basidiokarp terbentuk pada kayu mati dan ukurannya yang
paling besar dari jamur jeli. Struktur basidiokarp seperti telinga dengan
diameter dapat mencapai 4-6 inci. Kadang-kadang

basidiokarp juga

ditemukan pada ranting pohon yang masih hidup. Basidiokarp dari beberapa
spesies dapat dimakan seperti Auricularia auricula-judae yang sudah
dibudidayakan di Cina dan sampai sekarang masih dibudidayakan secara
intensif.
c. Gasteromycetes
27

Menghasilkan spora pada permukaan tersembunyi, spora dilepaskan
sesaat setela penutupnya pecah.Jamur ini menghasilkan basidiospores dalam
basidiomata mereka, dimna spora benar-benar tertutup atau setidaknya
merupakan bagian dari perkembangan mereka.
d. Dacrymycetales
Anggota dari ordo ini merupakan penyebab penyakit busuk coklat pada
kayu.Basidiokarp kecil, kenyal atau berlilin, dan warnanya kuning hingga
orange.Morfologi basidiokarp sangat bervariasi.Beberapa spesies mempunyai
basidiokarp sesil, seperti topi, postul seperti gigi ataupun sendok.
Anggota dari ordo ini dicirikan oleh basidium bersel satu, dan
berbentuk garpu. Basidiospora setelah terlepas akan membentuk septum dan
setiap bagian dapat berkecambah membentuk tabung menyebabkan
kehilangan hasil pada banyak tanaman.
Di alam jamur ini terlihat sebagai parasit obligat, walaupun pada
medium tertentu sudah ada yang dapat dibiakkan.Untuk mendapatkan zat
makanan jamur ini membentuk haustorium.Jamur ini tidak mempunyai
basidiokarp, dan karyogami serta meiosis terjadi pada spora khusus
(teliospora). Well (1994) membagi ordo ini atas 6 genus berdasarkan
morfologi

basidiokarp

yaitu

: Dacrymyces,

Cerinomyces,

Ditioda,

Guepiniopsis dan Calocera.

2.

Ustilagomycetes
Memiliki dinding sel yang karakteristiknya yaitu mengandung komposisi

glukosa, galaktosa dan mannosa, tidak mengandung xylosa, begitu pula
rhamnosa atau fukosa.Memiliki septa yang terdiri atas saluran dengan lubang
kecil dengan atau tanpa tepi yang melebar. Dibagi menjadi 3 subkelas yaitu :
Exobasidiomycetidae
Ustilaginomycetidae
Malasseziales
Dibagi atas 2 ordo yaitu :
a. Ustilaginales
28

Ordo ini termasuk patogen tanaman yang biasaya dikenal dengan jamur
api. Struktur somatik terdiri dari miselium yang tumbuh dalam inang secara
interseluler.Miselium ini biasanya tidak tumbuh lebat. Beberapa spesies yang
membentuk clamp connection.
Ordo ini tidak mempunyai basidiokarp.Basidiospora tidak tebentuk
pada sterigma, tetapi langsung pada basidium, dan jumlah basidiospora lebih
dari 4.Perkembangan aseksual dengan konidium yang berasal dari miselium
uninukleat dan multinukleat.Sedangkan perkembangbiakan seksual dengan
persatuan dua sel yang kompatibel baik antara 2 konidium ataupun antara 2
basidiospora. Beberapa spesies mempunyai arti penting secara ekonomi
diantaranya : Ustilago avenae penyebab loose smut pada oat, dan Ustilago
maydis penyebab penyakit gosong pada jagung.

Gambar 11.Ustilago maydis parasit pada jagung

3.

Urediniomycetes
Memiliki septa yang sederhana menyerupai diafragma. Komposisi gula

sederhana dalam hidrolisat keseluruhan sel sebagai berikut :Mannosa dominan
29

dan tidak terdapat xylosa, tetapi gula-gula seperti fukosa, galaktosa dan
rhamnosa kemungkinan ada.
Dibagi atas 4 subkelas yaitu :
Agaricostilbum
Microbotryum
Sporidiobolous
Erythrobasidium
Dibagi atas 4 ordo yaitu :
a. Uredinales
Disebut juga dengan jamur karat.Dan merupakan ordo paling penting
dari filum Basidiomycota.Lebih kurang 500 spesies yang telah diketahui yang
terdiri dari 140-150 genus.Semua spesies merupakan parasit pada tumbuhan
yang terbentuk pada sterigma yang biasanya berjumlah 24.

Gambar 12. Jamur karat
b. Septobasidiales
c. Sporiadiales
d. Eocronartium

2.3Simbiosis Jamur dengan Akar Tanaman (Mikoriza)
Mikoriza berasal dari karta miko (mykes= cendawan) dan rhiza yang
berarti akar. Mikoriza dikenal dengan jamur tanah karena habitatnya berada di
dalam tanah dan berada di area perakaran tanaman (rizosfer).Selain disebut
sebagai jamur tanah juga biasa dikatakan sebagai jamur akar.Keistimewaan dari
30

jamur ini adalah kemampuannya dalam membantu tanaman untuk menyerap unsur
hara terutama unsur hara Phosphates (P) (Syibli, 2008).Mikoriza merupakan suatu
bentuk simbiosis mutualistik antara jenis jamur tertentu dengan perakaran
tanaman (Brundrett 1996).Simbiosis ini terdapat hampir pada semua jenis
tanam.Baik cendawan maupun tanaman sama-sama memperoleh keuntungan dari
asosiasi ini.infeksi ini antara lain berupa pengambilan unsur hara dan adaptasi
tanaman yang lebih baik. Di lain pihak, cendawan pun dapat memenuhi keperluan
hidupnya (karbohidrat dan keperluan tumbuh lainnya) dari tanaman inang (Anas,
1997).
Berdasarkan struktur dan cara cendawan menginfeksi akar, Kabirun (1994)
mengelompokkan jamur mikoriza ini dalam dua jenis, yaitu endomikoriza dan
ektonikoriza. Namun pada umumnya mikoriza lebih banyak dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu dengan adanya penambahan kelompok mikoriza yang
merupakan bentuk peralihan dari kedua jenis tadi, yaitu ektendomikorisa (Harley
and Smith 1983).
Ektomikoriza mempunyai sifat antara lain akar yang kena infeksi
membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar dan
berfungsi sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air, hifa tidak
masuk ke dalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-dinding sel
jaringan korteks membentuk struktur seperti pada jaringan Hartiq. Jamur
ektomikoriza memasuki akar dan mengganggu sebagian lamela tengah di antara
sel korteks.Susunan hifa di sekeliling sel korteks ini disebut jaring
Hartig.Ektomikoriza biasanya juga menyusun jaringan hifa dengan sangat rapat
pada permukaan akar, yang disebut selubung.Selubung ini sering disebut dengan
selubung Pseudoparenkim (Kabirun 1994).Kebanyakan jamur yang membentuk
mikoriza adalah Basidiomycetes (famili Amanitaceae, Boletaceae, Cortinariaceae,
Russulaceae,

Tricholomataceae,

Rhizopogonaceae,

dan

Sclerodermataceae).Beberapa ordo dari Ascomycetes, terutama Eurotiales,
Tuberales, Pezizales, dan Helotiales, mempunyai spesies yang diduga membentuk
ektomikoriza dengan pohon.
31

Ektendomikoriza merupakan bentuk antara (intermediet) kedua mikoriza
yang lain. Ciri-cirinya antara lain adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan
Hartiq, hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks dan juga sel-sel korteknya.
Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan sehingga pengetahuan tentang
mikoriza tipe ini sangat terbatas.
Endomikoriza mempunyai sifat-sifat antar lain akar yang kena infeksi
tidak membesar, lapisan hifa pada permukaan akar tipis, hifa masuk ke dalam
individu sel jaringan koretks, adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang
disebut Vasiculae (vesikel) dan sistem percabangan hifa yang dichotomous
disebut arbuscules (arbuskul) (Brundrett, 2004). Suatu simbiosis terjadi apabila
cendawan masuk ke dalam akar atau melakukan infeksi. Proses infeksi dimulai
dengan perkecambahan spora di dalam tanah. Hifa yang tumbuh melakukan
penetrasi ke dalam akar dan berkembang di dalam korteks. Pada akar yang
terinfeksi akan terbentuk arbuskul, vesikel intraseluler, hifa internal diantara selsel korteks dan hifa ekternal. Penetrasi hifa dan perkembangannya biasanya terjadi
pada bagian yang masih mengalami proses diferensiasi dan proses pertumbuhan.
Hifa berkembang tanpa merusak sel (Anas, 1998).Jamur endomikoriza masuk ke
dalam sel korteks dari akar serabut (feeder roots).Jamur ini tidak membentuk
selubung yang padat, namun membentuk miselium yang tersusun longgar pada
permukaan akar.jamur juga membentuk vesikula dan arbuskular yang besar di
dalam sel korteks, sehingga sering disebut dengan VAM (Vesicular-Arbuscular
Miccorhizal), sebagai contoh jenis Globus dan Acaulospora (Thorn 1997).
Vesikel merupakan suatu struktur berbentuk lonjong atau bulat,
mengandung cairan lemak, yang berfungsi sebagai organ penyimpanan makanan
atau berkembang menjadi klamidospora, yang berfungsi sebagai organ reproduksi
dan struktur tahan.Vesikel selain dibentuk secara interseluler ada juga yang secara
ekstraseluler.Pembentukan vesikel diawali dengan adanya perkembang sitoplasma
hifa yang menjadi lebih padat, multinukleat dan mengandung partikel lipid dan
glikogen. Sitoplasma menjadi semakin padat melalui proses kondensasi, dan
organel semakin sulit untuk dibedakan sejalan dengan akumulasi lipid selama
maturasi (proses pendewasaan). Vesikel biasanya dibentuk lebih banyak di luar
32

jaringan korteks pada daerah infeksi yang sudah tua, dan terbentuk setelah
pembentukan arbuskul.Arbuskul adalah struktur hifa yang bercabang-cabang
seperti pohon-pohon kecil yang mirip haustorium (membentuk pola dikotom),
berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi antara tanaman inang dengan jamur.
Struktur ini mulai terbentuk 2-3 hari setelah infeksi, diawali dengan penetrasi
cabang hifa lateral yang dibentuk oleh hifa ekstraseluler dan intraseluler ke dalam
dinding sel inang.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikoriza
Mikoriza mempenetrasi epidermis akar melalui tekanan mekanis dan
aktivitas enzim, yang selanjutnya tumbuh menuju korteks.Pertumbuhan hifa
secara eksternal terjadi jika hifa internal tumbuh dari korteks melalui
epidermis.Pertumbuhan hifa secara eksternal tersebut terus berlangsung sampai
tidak memungkinnya untuk terjadi pertumbuhan lagi. Bagi jamur mikoriza, hifa
eksternal berfungsi mendukung funsi reproduksi serta untuk transportasi karbon
serta hara lainnya kedalam spora, selain fungsinya untuk menyerap unsur hara
dari dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman (Pujianto, 2001) Atmaja (2001)
mengatakan bahwa pertumbuhan mikoriza sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti:
a) Suhu
Suhu yang relatif tinggi akan meningkatkan aktifitas cendawan. Untuk daerah
tropika basah, hal ini menguntungkan. Proses perkecambahan pembentukkan
MVA melalui tiga tahap yaitu perkecambahan spora di tanah, penetrasi hifa ke
dalam sel akar dan perkembangan hifa didalam konteks akar. Suhu optimum
untuk perkecambahan spora sangat beragam tergantung jenisnya. Beberapa
Gigaspora yang diisolasi dari tanah Florida, di wilayah subtropika mengalami
perkecambahan paling baik pada suhu 34°C, sedangkan untuk spesies Glomus
yang berasal dari wilayah beriklim dingin, suhu optimal untuk perkecambahan
33

adalah 20°C. Penetrasi dan perkecambahan hifa di akar peka pula terhadap
suhu tanah.Pada umumnya infeksi oleh cendawan MVA meningkat dengan
naiknya suhu.Schreder (1974) dalam Atmaja (2001) menemukan bahwa
infeksi maksimum oleh spesies Gigaspora yang diisolasi dari tanah Florida
terjadi pada suhu 30-33°C.Suhu yang tinggi pada siang hari (35°C) tidak
menghambat perkembangan dan aktivitas fisiologis MVA.Peran mikoriza
hanya menurun pada suhu diatas 40°C.Suhu bukan merupakan faktor
pembatas utama dari aktifitas MVA.Suhu yang sangat tinggi berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman inang.MVA mungkin lebih mampu bertahan
terhadap suhu tinggi pada tanah bertekstur berat dari pada di tanah berpasir.

b) Kadar air tanah
Untuk tanaman yang tumbuh di daerah kering, adanya MVA menguntungkan
karena dapat meningkatkan kemampuan tanaman untuk tumbuh dan bertahan
pada kondisi yang kurang air (Vesser et el,1984 dalam Pujianto, 2001).
Adanya MVA dapat memperbaiki dan meningkatkan kapasitas serapan air
tanaman inang. Ada beberapa dugaan mengapa tanaman bermikoriza lebih
tahan terhadap kekeringan diantaranya adalah:
1. adanya mikoriza resitensi akar terhadap gerakan air menurun sehingga
transfer air ke akarmeningkat.
2. Tanaman kahat P lebih peka terhadap kekeringan, adanya MVA
menyebabkan status Ptanaman meningkat sehingga menyebabkan daya
tahan terhadap kekeringan meningkatpula.
3. Adanya hifa eksternal menyebabkan tanaman ber-MVA lebih mampu
mendapatkan airdaripada yang tidak ber-MVA tetapi jika mekanisme ini
yang terjadi berarti kandungan logam-logam lebih cepat menurun.
Penemuan akhir-akhir ini yang menarik adanya hubungan antara potensial
air tanah dan aktifitas mikoriza. Pada tanaman bermikoriza jumlah air
yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 gram bobot kering tanaman lebih
sedikit daripada tanaman yang tidak bermikoriza.
34

4. Tanaman mikoriza lebih tahan terhadap kekeringan karena pemakaian air
yang lebihekonomis.
5. Pengaruh tidak langsung karena adanya miselin eksternal menyebabkan
MVA efektif di dalam mengagregasi butir-butir tanah sehingga
kemampuan tanah menyimpan airmeningkat.
c) pH tanah
Cendawan pada umumnya lebih tahan lebih tahan terhadap perubahan pH
tanah.Meskipun demikian daya adaptasi masing-masing spesies cendawan
MVA terhadap pH tanah berbeda-beda, karena pH tanah mempengaruhi
perkecambahan, perkembangan dan peran mikoriza terhadap pertumbuhan
tanaman.Glomus fasciculatus berkembang biak pada pH masam. Pengapuran
menyebabkan perkembangan G. fasciculatus menurun (Mosse, 1981 dalam
Atmaja, 2001).Demikian pula peran G.fasciculatus di dalam meningkatkan
pertumbuhan tanaman pada tanah masam menurun akibat pengapuran
(Santoso, 1985). Pada pH 5,1 dan 5,9 G. fasciculatus menampakkan
pertumbuhan yang terbesar, G. fasciculatus memperlihatkan pengaruh yang
lebih besar terhadap pertumbuhan tanaman justru kalau pH 5,1 G. Mosseae
memberikan pengaruh terbesar pada pH netral sampai alkalis (pH 6,0-8,1).
Perubahan pH tanah melalui pengapuran biasanya berdampak merugikan bagi
perkembangan MVA asli yang hidup pada tanah tersebut sehingga
pembentukan mikoriza menurun (Santosa, 1989).Untuk itu tindakan
pengapuran dibarengi tindakan inokulasi dengan cendawan MVA yang cocok
agar pembentukan mikoriza terjamin.
d) Bahan organik
Bahan organik merupakan salah satu komponen penyusun tanah yang penting
disamping air dan udara.Jumlah spora MVA tampaknya berhubungan erat
dengan kandungan bahan organik di dalam tanah. Jumlah maksimum spora
ditemukan pada tanah-tanah yang mengandung bahan organic 1-2 persen
sedangkan pada tanah-tanah berbahan organic kurang dari 0,5 persen
kandungan spora sangat rendah (Pujianto, 2001). Residu akar mempengaruhi
ekologi cendawan MVA, karena serasah akar yang terinfeksi mikoriza
35

merupakan sarana penting untuk mempertahankan generasi MVA dari satu
tanaman ke tanaman berikutnya. Serasah akar tersebut mengandung
hifa,vesikel dan spora yang dapat menginfeksi MVA. Di samping itu juga
berfungsi sebagai inokulasi untuk tanaman berikutnya.
e) Cahaya dan ketersediaan hara
Bjorman dalam Gardemann (1983) dalam Atmaja (2001) menyimpukan
bahwa dalam intensitas cahaya yang tinggi kekahatan sedang nitrogen atau
fosfor akan meningkatkan jumlah karbohidrat di dalam akar sehingga
membuat tanaman lebih peka terhadap infeksi cendawan MVA. Derajat
infeksi terbesar terjadi pada tanah-tanah yang mempunyai kesuburan yang
rendah.Pertumbuhan perakaran yang sangat aktif jarang terinfeksi oleh
MVA.Jika pertumbuhan dan perkembangan akar menurun infeksi MVA
meningkat.Peran mikoriza yang erat dengan peyediaan P bagi tanaman
menunjukkan keterikatan khusus antara mikoriza dan status P tanah.Pada
wilayah beriklim sedang konsentrasi P tanah yang tinggi menyebabkan
menurunnya infeksi MVA yang mungkin disebabkan konsentrasi P internal
yang tinggi dalam jaringan inang (Santosa, 1989).Hayman (1975) dala Atmaja
(2001) mengadakan studi yang mendalam mengenai pemupukan N dan P
terhadap MVA pada tanah di wilayah beriklim sedang.Pemupukkan N (188 kg
N/ha) berpengaruh buruk terhadap populasi MVA. Petak yang tidak dipupuk
mengandung jumlah spora 2 hingga 4 kali lebih banyak dan berderajat infeksi
2 hingga 4 kali lebih tinggi dibandingkan petak yang menerima pemupukkan.
Hayman mengamati bahwa pemupukkan N lebih berpengaruh daripada
pemupukkan P, tetapi peneliti lain mendapatkan keduanya memiliki pengaruh
yang sama.
f) Logam berat dan unsur lain
Pada percobaan dengan menggunakan tiga jenis tanah dari wilayah iklim
sedang didapatkan bahwa pengaruh menguntungkan karena adanya MVA
menurun dengan naiknya kandungan Al dalam tanah.Aluminium diketahui
menghambat muncul jika ke dalam larutan tanah ditambahkan kalsium
(Ca).Jumlah

Ca

didalam

larutan

tanah

rupa-rupanya

mempengaruhi
36

perkembangan MVA.Tanaman yang ditumbuhkan pada tanah yang memiliki
derajat infeksi MVA yang rendah. Hal ini mungkin karena peran Ca2+ dalam
memelihara integritas membran sel. Beberapa spesies MVA diketahui mampu
beradaptasi dengan tanah yang tercemar seng (Zn), tetapi sebagian besar
spesies MVA peka terhadap kandungan Zn yang tinggi. Pada beberapa
penelitian lain diketahui pula bahwa strain-strain cendawan MVA tertentu
toleran terhadap kandungan Mn, Al dan Na yang tinggi.
g) Fungisida
Fungisida merupakan racun kimia yang diracik untuk membunuh cendawan
penyebab penyakit pada tanaman, akan tetapi selain membunuh cendawan
penyebab penyakit fungisida juga dapat membunuh mikoriza, dimana
pemakainan fungisida ini menurunkan pertumbuhan dan kolonisasi serta
kemampuan mikoriza dalam menyerap P.
Manfaat Mikoriza bagi Tanaman
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh tanaman inang dari adanya asosiasi
mikoriza adalah sebagai berikut (Rahayu dan Akbar, 2003):
a) Meningkatkan penyerapan unsur hara
Tanaman yang bermikoriza biasanya tumbuh lebih baik dari pada yang tidak
bermikoriza, dapat meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan beberapa
unsure hara mikro.Selain itu akar tanaman yang bermikoriza dapat menyerap
unsure hara dalam bentuk terikat dan tidak tersedia untuk tanaman (Serrano,
1985 dalam Suhardi, 1992 dalam Rahayu dan Akbar, 2003).De la Cruz (1981)
dalam Atmaja (2001) melaporkan lebih banyak lagi unsure hara yang
serapannya meningkat dari adanya mikoriza.Unsure hara yang meningkat
penyerapannya adalah N, P, K, Ca, Mg, Fe, Cu, Mn dan Zn. Hubungan antara
MVA dengan organisme tanah tidak bias diabaikan, karena secara bersamasama keduanya membantu pertumbuhan tanaman.
b) Tahan terhadap serangan pathogen
Mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya infeksi
patogen akar. Mekanisme perlindungan ini bisa diterangkan sebagai berikut:
37

adanya lapisan hifa (mantel) dapat berfungsi sebagai pelindung fisik untuk
masuknya pathogen mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan
karbohidrat dan eksudat akar lainnya, sehinga tidak cocok bagi patogen. fungi
mikoriza dapat melepaskan antibiotik yang dapat menghambat perkembangan
patogen.
c) Sebagai konservasi tanah
Fungi mikoriza yang berasosiasi dengan akar berperan dalam konservasi
tanah, hifa tersebut sebagai kontributor untuk menstabilkan pembentukan
struktur agregat tanah dengan cara mengikat agregat-agregat tanah dan bahan
organik tanah.
d) Mikoriza dapat memproduksi hormon dan zat pengatur tumbuh
Fungi mikoriza dapat memberikan hormon seperti auxin, sitokinin, giberellin,
juga zat pengatur tumbuh seperti vitamin kepada inangnya.
e) Sebagai sumber pembuatan pupuk biologis.
Fungi ini dapat diisolasi, dimurnikan dan diperbanyak dalam biakan
monnesenil.Isolat-isolat tersebut dapat dikemas dalam bentuk inokulum dan
sebagai sumber material pembuat pupuk biologis yang dapat beradaptasi pada
kondisi daerah setempat (Setiadi, 1994).
f) Sinergis dengan mikroorganisme lain
Keberadaan mikoriza juga bersifat sinergis dengan mikroba potensial lainnya
seperti bakteri penambat N dan bakteri pelarut fosfat.
g) Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan
Fungi mikoriza berperan dalam mempertahankan stabilitas keanekaragaman
tumbuhan dengan cara transfer nutrisi dari satu akar tumbuhan ke akar
tumbuhan lainnya yang berdekatan melalui struktur yang disebut Bridge
Hypae.
38

Proses infeksi mikoriza
Terjadinya infeksi mikoriza pada akar tanaman melalui beberapa tahap,
yakni :
1. Pra infeksi. Spora dari mikoriza benrkecambah membentuk appressoria.
2. Infeksi. Dengan alat apressoria melakukan penetrasi pada akar tanaman.
3. Pasca infeksi. Setelah penetrasi pada akar, maka hifa tumbuh secara
interselluler, arbuskula terbentuk didalam sel saat setelah penetrasi. Arbuskula
percabangannya lebih kuat dari hifa setelah penetrasi pada dinding sel.
Arbuskula hidup hanya 4-15 hari, kemudian mengalami degenerasi dan
pemendekan pada sel inang. Pada saat pembentukan arbuskula, beberapa
cendawan mikoriza membentuk vesikel pada bagian interselluler, dimana
vesikel merupakan pembengkakan pada bagian apikal atau interkalar dan hifa.
4. Perluasan infeksi cendawan mikoriza dalam akar terdapat tiga fase:
a. Fase awal dimana saat infeksi primer.
b. Fase exponential, dimana penyebaran, dan pertumbuhannya dalam
akar lebih cepat .
c. Fase setelah dimana pertumbuhan akar dan mikoriza sama.
5. Setelah terjadi infeksi primer dan fase awal, pertumbuhan hifa keluar dari akar
dan di dalam rhizosfer tanah. Pada bagian ini struktur cendawan disebut hifa
eksternal yang berfungsi dalam penyerapan larutan nutrisi dalam tanah, dan
sebagai alat transportasi nutrisi ke akar, hifaeksternal tidak bersepta dan
membentuk percabangan dikotom.

Cara IsolasiBasidiomicetes

Isolasi

Jamur

Endofit:

Isolasi

jamurendofit

dilakukan

dengan

metodetanam langsung, yaitu setelahperendaman terakhir menggunakanetanol
70% selama 1 menit.Selanjutnya, potongan sampeldikeringkan di atas kertas
saring

sterilselama

beberapa

menit.

Masing–masing

potongan

sampel

kemudiandiletakkan di atas media MEA (MaltExtract Agar) yang telah
39

ditambahkanserbuk tanaman inang dengan posisipermukaan belahan menempel
padaagar médium. Sampel diletakkan diatas médium dengan diberi tekanan,dan
bagian potongan berada di atasmedium. Inokulasi sampel dilakukan diatas cawan
petri dandilakukan duplo,tiap cawan berisi 4 potongan sampel.Selama pekerjaan
dilakukan di dalam laminar air flow, dan kemudian inkubasiselama 2-14 hari hari
pada suhu 27-29oC (suhu ruang). Isolat endofit yangmenunjukkan sifat morfologi
jamurdipindahkan ke media MEA .

Isolasi Jamur dari kayu/pohonMetode ini digunakan pada sampel jamur
yangsudah membentuk tubuh buah. Sampel jamuryang sudah dipotong kecil-kecil
sebelum dibiakkandilakukan sterilisasi permukaan denganmenggunakan air steril
dan alkohol 70%.Pembiakannya bisa dilakukan dengan kertassaring atau langsung
pada media biakan (PDA).Pemindahan koloni baru dilakukan berulangulangsampai diperoleh isolat murni.

Isolasi dengan PengenceranMetode ini digunakan pada sampel jamur
yangberasal dari tanah dan belum berbentuk tubuhbuah. Prosedur isolasi diawali
denganpengambilan sampel tanah sebanyak 2 gram yangdilarutkan ke dalam 18
ml air steril kemudiandikocok dengan vortex selama + 20 menit.Pengenceran
dilakukan dengan caramensuspensikan 1 ml, melarutkan stok dalam 9 mlair steril
dan seterusnya sampai pada pengenceranyang diinginkan (untuk cendawan 10-1
sampai 10-2)untuk actinomycetes 10-3 sampai 10-5, untuk
bakteri 10-6 sampai 10-8). Sebanyak 0,5 ml darisetiap konsentrasi, dituang pada
cawan Petri yangberisi media biakan, selanjutnya diratakan. Metodelain yang
dapat

dilakukan

adalah

denganmengambil

suspensi

pada

konsentrasi

yangdiinginkan, kemudian dicampurkan pada mediayang masih hangat (45oC),
selanjutnya dituang pada cawan petri.
(Rois Amrullah A 1002101030 45 )
40

2.4 Peranan Basidiomycota
MENGUNTUNGKAN.
a. Bidang Kesehatan
1. Jamur shitake (Lentinulla edodes)
Jamur ini biasa digunakan sebagai bahan makanan.Spora Shiitake
dikenal

dapat

meredakan

efek

serangan

influenza,

menghambat

pertumbuhan sel kanker, leukemia dan rheumatik. Enzim-enzim yang
terkandung di dalam jamur dapat memproduksi asam amino tertentu yang
mampu mengurangi kadar kolesterol dan menurunkan tekanan darah,
dapat menghambat pertumbuhan sel virus, dan lain-lain
2. Jamur kayu (Ganoderma) Sebagai obat atau makanan suplemen
Ganoderma di dunia yang telah diketahui berkhasiat obat, hanya
spesies Ganoderma lucidum yang paling banyak dan populer digunakan
sebagai obat karena mengandung bahan aktif berupa germanium organik
hingga mencapai 2000 ppm dan polisakarida.
3. Jamur Ling zhi (Ganoderma lucidum). Dari 80 spesies Ganoderma di
dunia yang telah diketahui berkhasiat obat, hanya spesies Ganoderma
lucidum yang paling banyak dan populer digunakan sebagai obat karena
mengandung bahan aktif berupa germanium organik hingga mencapai
2000 ppm dan polisakarida. Kedua zat (Germanium organik dan
polisakarida) aktif dan kombinasinya hanya ditemukan pada jamur Lingzhi. Germanium organik (GE+32) merupakan unsur kimia yang dapat larut
dalam air, memiliki sifat semi konduktor netral dan mudah bersatu dengan
elektron dan substansi lain. GE juga termasuk semacam oksida sekui
(bentuk dari suatu kombinasi oksida) yang memungkinkan logam berat
dalam tubuh diikat dan dikeluarkan dalam waktu 20 jam. Kandungan
germanium organik pada Ling-zhi antara 800-2000 ppm, berarti lebih
tinggidibandingkan ginseng (GE hanya 250-320 ppm) yang selama ini
populer di masyarakat sebagai obat unggul.
41

Selain itu, jamur Basidiomycota dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit, Menjaga dan mempertahankan vitalitas tubuh sehingga
tetap sehat dan bugar, Meningkatkan dan memelihara proses metabolism
tubuh,

Membersihkan senyawa-senyawa yang bersifat toksin dari dalam

tubuh, Menurunkan kandungan gula dan kolesterol dalam darah, memperkuat
kerja jantung.

b.Bidang Pangan
1. Jamur kuping (Auricularia polytricha) Dapat dimakan
Jamur yang banyak dipakai untuk makanan. Dapat dibuat sebagai
sari buah dan jamur kuping, kuah jamur kuping,dsb. Lendir yang
terkandung di dalamnya berkhasiat untuk menetralkan senyawa berbahaya
(beracun) yang terdapat di dalam bahan makanan, membuat sirkulasi darah
lebih bebas bergerak dalam pembuluh jantung, dan di Inggris digunakan
sebagai obat sakit tenggorokan. Jamur kuping bisa mengurangi dahak,
memperkuat

energi

bermanfaat

bagi

kecerdasan,

menghilangkan

kekeringan mengkuatkan tubuh, menyuburkan rambut, melancarkan darah,
merawat lambung, dan yang lebih penting dapat menyapu bersih aneka
macam sampah beracun di dalam
2. Jamur merang (Volvariella volvacea) Dapat dimakan
Sebagai bahan dasar masakan dan makanan ringan.Kandungan
antibiotiknya berguna untuk pencegahan penyakit anemia, menurunkan
darah tinggi dan pencegahan penyakit kanker.Eritadenin dalam jamur
merang dikenal sebagai penawar racun.
3.

Jamur tiram plerotus sp.
Sebagai bahan dasar masakan dan makanan ringan. Sumber

protein nabati yang tidak mengandung kolesterol dan mencegah timbulnya
penyakit darah tinggi dan jantung, mengurangi berat badan dan
42

diabetes.Kandungan asam folatnya (vit.B-komplek) tinggi dan dapat
menyembuhkan

anemia

dan

obat

anti

tumor,

mencegah

dan

menanggulangi kekurangan gizi dan pengobatan kekurangan zat besi.
c. Bidang Industri
1. Jamur kancing atau champignon (Agaricus bisporus), Jamur
kancing segar bebas lemak, bebas sodium, serta kaya vitamin dan
mineral, seperti vitamin B dan potasium. Jamur kancing juga rendah
kalori, 5 buah jamur ukuran sedang sama dengan 20 kalori. Selain
sebagai sumber protein nabati, juga dapat mengurangi resiko
penyumbatan pembuluh darah koroner pada penderita penyakit
hipertensi dan jantung akibat kolesterol. Jamur ini juga dimanfaatkan
sebagai bahan baku kosmetik dan formula obat penghalus kulit.

MERUGIKAN
a. Bidang Pertanian
1.

Puccinia graminis, parasit pada daun tanaman pertanian.
Jamur ini tidak mempunyai basidiokarp.Hidup parasit pada rumput,
gandum, murbei, dan lain-lain. Miselium jamur ini tidak menelusup jauh
dari tempat infeksinya dan membentuk bercak seperti karat, sehingga
disebut jamur karat (Indrawati Gandjar & Wellizar S, 2006: 86).

2.

Puccinia arachidis, Parasit pada kacang tanah.
Menyerang bagian adaksial dari daun kacang tanah dan mengendap
menutupi stomata, sehingga laju transpirasi dan fotosintesis terhambat
yang berakibat penurunan hasil panen.

3.

Ustilago maydis, Parasit pada jagung
Penyebab

penyakit

gosong

bengkak

pada

jagung

(corn

smut).Cendawan ini merupakan dimorfik, artinya dalam siklus hidupnya
dapat terjadi dua bentuk, yaitu membentuk sel khamir dan membentuk
miselium.U. maydis umumnya menyerang tongkoljagung dengan masuk
ke dalam biji dan menyebabkan pembengkakan serta terbentuknya
kelenjar. Pembengkakan akan mengakibatkan kelobot rusak dan kelenjar
43

pecah hingga sporaU. maydis dapat menyebar (José Ruiz-Herrera,
Alfredo D. Martínez-Espinoza (1998: 149–158).
4.

Amanita phalloides, Beracun jika dimakan

5.

Amanita muscaria, Dapat menyebabkan halusinasi jika dimakan
A. muscaria memang terkenal sangat beracun karena dalam 2-3 jam
setelah menghirup jamur ini dapat terjadi diare, vertigo, koma, muntah,
dan beberapa efek lainnya. Pada bagian tubuh buah dari jamur ini,
terdapat senyawa asam ibotenat dan muscimol yang bersifat halusinogen
dan psikoaktif. Senyawa tersebut dapat mempercepat mengganggu sistem
saraf, denyut jantung, mulut kering dan halusinasi (Thomas J. Volk)

Lovieana H (100210103047)
44

BAB 3. PENUTUP
3.1

Kesimpulan
1.

Karakteristik Basidiomycota adalah sebagai berikut:
a. Umumnya anggota basidiomycota berukuran makroskopis
b. Hyfanya bersekat
c. Memiliki tubuh buah (basidiokarp) berbentuk panjang, lembaran –
lembaran yang berliku – liku atau bulat
d. Hidupnya saprofit, parasit, dan mutualisme
e. Perkembangbiakan secara aseksual (vegetatif) biasa dilakukan
dengan konidium, pertunasan dan fragmentasi miselium dan secara
seksual dengan basidiospora yang dibentuk oleh basidium
f. Miselia dikariotik berumur panjang
g. Memiliki tahapan diploid sementara
h. Habitat jamur yang saprofit pada sisa – sisa makhluk hidup misalnya
serasah daun di tanah, merang padi dan pohon yang mati. Sedangkan
jamur yang bersifat parasit hidup pada organisme inangnya seperti
tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan
akar tumbuhan membentukmikoriza.

2.

Sistem klasifikasi lama membagi Basidiomycota menjadi 2 kelas, yaitu
Homobasidiomycetes dan Heterobasidiomycetes sedangkan sistem
klasifikasi baru membagi menjadi 3 kelas, yaitu: Hymenomycetes,
Ustilaginomycota, dan Teliomycotina.

3.

Basidiomycota dapat bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk
endomikoriza.

4.

Jenis-jenis

jamur

Basidiomycota

mempunyai

peranan

yang

menguntungkan dan juga merugikan bagi kehidupan.
3.2

Saran
Jamur mudah tumbuh di tempat yang lembab, maka menjaga kebersihan

badan sangatlah penting agar jamur-jamur parasit tidak mudah menempel pada
tubuh kita.
45

DAFTAR PUSTAKA

Alexopoulos, Constantine John, John Willey & Sons. Inc. (1964). Introduction
mycology. Fourth edition. New York: Published Simultaneusly.
Bayu. (2010). Budidaya Jamur Tiram Putih. Diakses di dijember 27 09 2013
dalam http://diengagripina.blogspot.com/
Champbell, N A, Reece, J. B, and Mitchell, L, G. (2003). Biologi Edisi kelima
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Djarijah, Nunung Marlina dan Abbas Siregar Djarijah. (2001). Budidaya Jamur
Tiram (Pembibitan Pemeliharaan daa Pengendalian Hama Penyakit).
Yogyakarta: Kanisius.
Gandjar, Indrawati & Wellyzar Syamsuridzal. (2006). Mikologi dasar dan
terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Gembong,T. (2005). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
Press.
Gembong,T. (2005). Taksonomi Tumbuhan Obat – Obatan. Yogyakarta :
Universitas Gajah Mada Press: .
Gregory,M. (2004). Biodiversity Of Fungi. London: Elsevier Academic Press.
H. Parjimo dan Hardi Soenanto. (2008). Jamur Ling Zhi; Raja Herbal, Seribu
Khasiat. Jakarta : AgroMedia Pustaka.
José Ruiz-Herrera, Alfredo D. Martínez-Espinoza. (1998). "The fungus Ustilago
maydis, from the aztec cuisine to the research laboratory". INTERNATL
MICROBIOL1: 149–158. Diakses pada 27 09 2013
Kimball, John W. (2001). Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
46

Kuo, M. (2004, January). Agaricus bisporus: The button mushroom, diambil dari
situs web MushroomExpert.Com.
Kusumawati, Rohana. (2010). Biologi untuk SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara.
M Kobori, M Yoshida, M Ohnishi-Kameyama, dan H Shinmoto. "Ergosterol
peroxide from an edible mushroom suppresses inflammatory responses in
RAW264.7 macrophages and growth of HT29 colon adenocarcinoma
cells". National Food Research Institute; Diakses pada 27 09 2013
Muchroji, Ir. Bahrun. (2005). Bertanam jamur merang. Jakarta : PT. Musi
Perkasa Utama.
Nurhayati, Nunung. (2007). Biologi Bilingual Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1
dan 2. Bandung: Yrama Widya.
Ohira, Ikuo (1990). "A revision of the taxonomic status of Pleurotus
citrinopileatus".Reports of the Tottori Mycological Institute28: 143–150.
Prawirohartono, Slamet & Hidayati, Sri. (2007). Sains Biologi 2 SMA/MA.
Jakarta: Bumi Aksara.
Pustekom. (2005). Basidiomycota flash. diakses di jember 27 09 2013 dalam
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Biologi/basmycot.swf
Redaksi Trubus, (2001). Pengalaman Pakar dan Praktisi Budidaya Jamur.
Depok: Penebar Swadaya.
Sanjaya, Ridwan. (2007). Membuat blog dengan Blogspot. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Suriawiria, Unus. (2002). Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta : Kanisius.
Thomas J. Volk. (1999). "Tom Volk's Fungus of the Month for December 1999:
This month's fungus is Amanita muscaria, the fly agaric.", Desember
1999..
47

Willey&Sons. Inc, John. (1996). Introductory mycology. Fourth edition. Canada:
Published Simultaneusly.
Willey&Sons. Inc, John. (1985). Instructional Media. Fourth edition. Canada:
Published Simultaneusly.
BASIDIOMYCOTA
MAKALAH
disusun guna menyelesaikan tugas mata kuliah Mikologi
Oleh :
Kelompok 2 Kelas C
NURIS AULIYA DWI R

100210103033

RISA YUNI ARISKA

100210103036

MOKHAMAD RIYAN A

100210103037

NAFILAH SONYA S

100210103044

LOVIEANA H

100210103047

ROIS AMRULLAH A

100210103056

DIANA ULVA

100210103063

MEITA VALENTINA Z

100210103065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013

More Related Content

What's hot

Tumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumutTumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumut
rivharamadhanty
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
awarisusanti
 
hama dan penyakit
hama dan penyakithama dan penyakit
hama dan penyakit
Agus Adipura
 
Biologi sel hewan dan tumbuhan ppt
Biologi sel hewan dan tumbuhan pptBiologi sel hewan dan tumbuhan ppt
Biologi sel hewan dan tumbuhan pptNurulilmi harar
 
PROTOZOA kel.5.pptx
PROTOZOA kel.5.pptxPROTOZOA kel.5.pptx
PROTOZOA kel.5.pptx
GibranFadilla4
 
BAKTERI.ppt
BAKTERI.pptBAKTERI.ppt
Botani tanaman Saccharum officinarum (tebu), morfologi lengkap tanaman tebu
Botani tanaman Saccharum officinarum (tebu), morfologi lengkap tanaman tebuBotani tanaman Saccharum officinarum (tebu), morfologi lengkap tanaman tebu
Botani tanaman Saccharum officinarum (tebu), morfologi lengkap tanaman tebu
KhairunnisaHidayati
 
Ppt bunga tugas tik
Ppt bunga tugas tikPpt bunga tugas tik
Ppt bunga tugas tik
Mardiah Ahmad
 
Ppt Bakteri SMA
Ppt Bakteri SMA Ppt Bakteri SMA
Ppt Bakteri SMA
Adhitya Wijaya
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
fahmiganteng
 
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UBPertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Muhammad Luthfan
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
Andrew Hutabarat
 
Anatomi serangga
Anatomi seranggaAnatomi serangga
Anatomi serangga
Nisrina Setiowati
 
bagian-bagian bunga
bagian-bagian bungabagian-bagian bunga
bagian-bagian bunga
Aulliya silfiana
 
Memperbanyak Tanaman Dengan Cara Okulasi
Memperbanyak Tanaman Dengan Cara OkulasiMemperbanyak Tanaman Dengan Cara Okulasi
Memperbanyak Tanaman Dengan Cara Okulasi
tani57
 
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
Nur Aini
 
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil leaflet rena
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil   leaflet renaKesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil   leaflet rena
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil leaflet rena
Fatimah Nursiwi
 
Komponen dan komposisi tubuh manusia
Komponen dan komposisi tubuh manusiaKomponen dan komposisi tubuh manusia
Komponen dan komposisi tubuh manusia
Widyawati Widyawati
 
Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisisfahmiganteng
 

What's hot (20)

Tumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumutTumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumut
 
Metabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhanMetabolisme lipid pada tumbuhan
Metabolisme lipid pada tumbuhan
 
hama dan penyakit
hama dan penyakithama dan penyakit
hama dan penyakit
 
Biologi sel hewan dan tumbuhan ppt
Biologi sel hewan dan tumbuhan pptBiologi sel hewan dan tumbuhan ppt
Biologi sel hewan dan tumbuhan ppt
 
PROTOZOA kel.5.pptx
PROTOZOA kel.5.pptxPROTOZOA kel.5.pptx
PROTOZOA kel.5.pptx
 
BAKTERI.ppt
BAKTERI.pptBAKTERI.ppt
BAKTERI.ppt
 
Botani tanaman Saccharum officinarum (tebu), morfologi lengkap tanaman tebu
Botani tanaman Saccharum officinarum (tebu), morfologi lengkap tanaman tebuBotani tanaman Saccharum officinarum (tebu), morfologi lengkap tanaman tebu
Botani tanaman Saccharum officinarum (tebu), morfologi lengkap tanaman tebu
 
Ppt bunga tugas tik
Ppt bunga tugas tikPpt bunga tugas tik
Ppt bunga tugas tik
 
Ppt Bakteri SMA
Ppt Bakteri SMA Ppt Bakteri SMA
Ppt Bakteri SMA
 
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tandaLaporan praktikum dpt hama dan tanda
Laporan praktikum dpt hama dan tanda
 
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UBPertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
Pertumbuhan bakteri semester 2 THP UB
 
Ecologi gulma
Ecologi gulmaEcologi gulma
Ecologi gulma
 
Anatomi serangga
Anatomi seranggaAnatomi serangga
Anatomi serangga
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
bagian-bagian bunga
bagian-bagian bungabagian-bagian bunga
bagian-bagian bunga
 
Memperbanyak Tanaman Dengan Cara Okulasi
Memperbanyak Tanaman Dengan Cara OkulasiMemperbanyak Tanaman Dengan Cara Okulasi
Memperbanyak Tanaman Dengan Cara Okulasi
 
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
 
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil leaflet rena
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil   leaflet renaKesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil   leaflet rena
Kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil leaflet rena
 
Komponen dan komposisi tubuh manusia
Komponen dan komposisi tubuh manusiaKomponen dan komposisi tubuh manusia
Komponen dan komposisi tubuh manusia
 
Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
 

Viewers also liked

Makalah_12 Makalah kel 8 mikrobiologi basidiomycota 2007
Makalah_12 Makalah kel 8 mikrobiologi basidiomycota 2007Makalah_12 Makalah kel 8 mikrobiologi basidiomycota 2007
Makalah_12 Makalah kel 8 mikrobiologi basidiomycota 2007Bondan the Planter of Palm Oil
 
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisLaporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Yunan Malifah
 
Makalah mikrobiologi dosen
Makalah mikrobiologi                                 dosenMakalah mikrobiologi                                 dosen
Makalah mikrobiologi dosen
Septian Muna Barakati
 
Makalah kelompok 2
Makalah kelompok 2Makalah kelompok 2
Makalah kelompok 2
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Evin kustantia 1113016100039 pdf jamur
Evin kustantia 1113016100039 pdf jamurEvin kustantia 1113016100039 pdf jamur
Evin kustantia 1113016100039 pdf jamur
nhkmh
 
Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)
Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)
Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)
nhkmh
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Afifi Rahmadetiassani
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Rukmana Suharta
 
Penyakit Bulai Pada Jagung
Penyakit Bulai Pada JagungPenyakit Bulai Pada Jagung
Penyakit Bulai Pada Jagung
Novayanti Simamora
 
FUNGI
FUNGIFUNGI
PPT Reproduksi Fungi
PPT Reproduksi FungiPPT Reproduksi Fungi
PPT Reproduksi Fungi
Ermy My My
 
Penyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem sarafPenyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem saraf
Dinagayo
 
Basidiomycota
BasidiomycotaBasidiomycota
Basidiomycota
Diana Laiboys
 
MAKALAH MIKROBIOLOGI
MAKALAH MIKROBIOLOGIMAKALAH MIKROBIOLOGI
MAKALAH MIKROBIOLOGI
Yogi Tampubolon
 
PERANAN JAMUR KELAS X 2014
PERANAN JAMUR KELAS X 2014PERANAN JAMUR KELAS X 2014
PERANAN JAMUR KELAS X 2014afrays iwd
 
Bab 5-fungi
Bab 5-fungiBab 5-fungi
Bab 5-fungi
abyanrifqy
 
PROPOSAL BISNIS
PROPOSAL BISNISPROPOSAL BISNIS
PROPOSAL BISNISlovesari
 
Konsep Mikologi: Fungi
Konsep Mikologi: FungiKonsep Mikologi: Fungi
Bab 5 jamur
Bab 5 jamurBab 5 jamur
Bab 5 jamur
Rudy LP
 

Viewers also liked (20)

Makalah_12 Makalah kel 8 mikrobiologi basidiomycota 2007
Makalah_12 Makalah kel 8 mikrobiologi basidiomycota 2007Makalah_12 Makalah kel 8 mikrobiologi basidiomycota 2007
Makalah_12 Makalah kel 8 mikrobiologi basidiomycota 2007
 
Makalah_29 Makalah fma kel 7 biotek 2 t.1
Makalah_29 Makalah fma kel 7 biotek 2 t.1Makalah_29 Makalah fma kel 7 biotek 2 t.1
Makalah_29 Makalah fma kel 7 biotek 2 t.1
 
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisLaporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
 
Makalah mikrobiologi dosen
Makalah mikrobiologi                                 dosenMakalah mikrobiologi                                 dosen
Makalah mikrobiologi dosen
 
Makalah kelompok 2
Makalah kelompok 2Makalah kelompok 2
Makalah kelompok 2
 
Evin kustantia 1113016100039 pdf jamur
Evin kustantia 1113016100039 pdf jamurEvin kustantia 1113016100039 pdf jamur
Evin kustantia 1113016100039 pdf jamur
 
Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)
Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)
Evin kustantia 1113016100039 Jamur (Fungi)
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Penyakit Bulai Pada Jagung
Penyakit Bulai Pada JagungPenyakit Bulai Pada Jagung
Penyakit Bulai Pada Jagung
 
FUNGI
FUNGIFUNGI
FUNGI
 
PPT Reproduksi Fungi
PPT Reproduksi FungiPPT Reproduksi Fungi
PPT Reproduksi Fungi
 
Penyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem sarafPenyakit pada sistem saraf
Penyakit pada sistem saraf
 
Basidiomycota
BasidiomycotaBasidiomycota
Basidiomycota
 
MAKALAH MIKROBIOLOGI
MAKALAH MIKROBIOLOGIMAKALAH MIKROBIOLOGI
MAKALAH MIKROBIOLOGI
 
PERANAN JAMUR KELAS X 2014
PERANAN JAMUR KELAS X 2014PERANAN JAMUR KELAS X 2014
PERANAN JAMUR KELAS X 2014
 
Bab 5-fungi
Bab 5-fungiBab 5-fungi
Bab 5-fungi
 
PROPOSAL BISNIS
PROPOSAL BISNISPROPOSAL BISNIS
PROPOSAL BISNIS
 
Konsep Mikologi: Fungi
Konsep Mikologi: FungiKonsep Mikologi: Fungi
Konsep Mikologi: Fungi
 
Bab 5 jamur
Bab 5 jamurBab 5 jamur
Bab 5 jamur
 

Similar to Basidio

Basidiomycota.pptx
Basidiomycota.pptxBasidiomycota.pptx
Basidiomycota.pptx
maulidinapk
 
Presentasi fungi
Presentasi fungiPresentasi fungi
Presentasi fungi
Iseu Pranyoto
 
Jamurbiologi.pptx
Jamurbiologi.pptxJamurbiologi.pptx
Jamurbiologi.pptx
alfahri9
 
MATERI JAMUR BAB 5 KELAS 10 MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI JAMUR BAB 5 KELAS 10 MITTAQUL JANNAH.pptxMATERI JAMUR BAB 5 KELAS 10 MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI JAMUR BAB 5 KELAS 10 MITTAQUL JANNAH.pptx
FIRYAL14
 
Tugas Kel. 2 JAMUR.pptx SMA NEGERI 1 SAROLANGUN
Tugas Kel. 2 JAMUR.pptx SMA NEGERI 1 SAROLANGUNTugas Kel. 2 JAMUR.pptx SMA NEGERI 1 SAROLANGUN
Tugas Kel. 2 JAMUR.pptx SMA NEGERI 1 SAROLANGUN
naurazafira775
 
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANLAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
dilaaasf
 
FUNGI 22.pptx
FUNGI 22.pptxFUNGI 22.pptx
FUNGI 22.pptx
SAMUELTITOTABEELTA45
 
Kingdom Fungi
Kingdom FungiKingdom Fungi
Jamur dan bakteri entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri entomopatogen pptJamur dan bakteri entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri entomopatogen ppt
Josua Sitorus
 
Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppt
tochi run
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
f' yagami
 
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
Biologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptxBiologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptx
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
vinm2245
 
Jamur
JamurJamur
Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))
Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))
Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))
Muhamad Toha
 

Similar to Basidio (20)

Basidiomycota.pptx
Basidiomycota.pptxBasidiomycota.pptx
Basidiomycota.pptx
 
Makalah_66 Makalah kel 8 mikrobiologi basidiomycota.
Makalah_66 Makalah kel 8 mikrobiologi basidiomycota.Makalah_66 Makalah kel 8 mikrobiologi basidiomycota.
Makalah_66 Makalah kel 8 mikrobiologi basidiomycota.
 
Presentasi fungi
Presentasi fungiPresentasi fungi
Presentasi fungi
 
Jamurbiologi.pptx
Jamurbiologi.pptxJamurbiologi.pptx
Jamurbiologi.pptx
 
MATERI JAMUR BAB 5 KELAS 10 MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI JAMUR BAB 5 KELAS 10 MITTAQUL JANNAH.pptxMATERI JAMUR BAB 5 KELAS 10 MITTAQUL JANNAH.pptx
MATERI JAMUR BAB 5 KELAS 10 MITTAQUL JANNAH.pptx
 
Basidiomycota
BasidiomycotaBasidiomycota
Basidiomycota
 
Tugas Kel. 2 JAMUR.pptx SMA NEGERI 1 SAROLANGUN
Tugas Kel. 2 JAMUR.pptx SMA NEGERI 1 SAROLANGUNTugas Kel. 2 JAMUR.pptx SMA NEGERI 1 SAROLANGUN
Tugas Kel. 2 JAMUR.pptx SMA NEGERI 1 SAROLANGUN
 
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMANLAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
LAPORAN IPT PATOGEN TANAMAN
 
FUNGI 22.pptx
FUNGI 22.pptxFUNGI 22.pptx
FUNGI 22.pptx
 
Kingdom Fungi
Kingdom FungiKingdom Fungi
Kingdom Fungi
 
Jamur dan bakteri entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri entomopatogen pptJamur dan bakteri entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri entomopatogen ppt
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Mikologi ppt
Mikologi pptMikologi ppt
Mikologi ppt
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
Biologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptxBiologi jamur  : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik,   .pptx
Biologi jamur : klasifikasi, karakter, dan fungsi jamur. istik, .pptx
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))
Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))
Buku x bab 6 (Jamur (Fungi))
 
Buku x bab 6
Buku x bab 6Buku x bab 6
Buku x bab 6
 
Fungi
FungiFungi
Fungi
 

Basidio

  • 1. 1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Divisi Basidiomycotina adalah takson dari Kingdom Fungi yang memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium.Secara esensial grup Basidiomycotina mempunyai 22,300 spesies.Basidiomycotina dibagi menjadi Homobasidimycotina (jamur yang sebenarnya) dan Heterobasidiomycetes.Basidimycotina dapat dibagi lagi menjadi 3 kelas, Hymenomycotina (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina (Ustilaginomycetes), dan Teliomycotina (Urediniomycetes). Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler dan dapat bereproduksi secara generatif dan vegetatif.Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan melihat basidia. Dengan demikian perlu adanya penyusunan makalah ini dengan tujuan mengenalkan Basidiomycota agar dapat diketahui segala hal tentan Basidiomycota beserta penanganannya terhadap serangan jamur Basidiomycota terhadap kehidupan 1.2 Rumusan Masalah 1. 2. Bagaimanakah klasifikasi Basidiomycota? 3. Apasajakah peranan Basidiomycota bagi makhluk hidup lainnya? 4. 1.3 Bagaimana ciri-ciri morfologi dan anatomi Basidiomycota? Bagaimanakah simbiosis jamur Basidiomycota dengan akar? Tujuan 1. Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi dan anatomi Basidiomycota. 2. Untuk mengetahui klasifikasi Basidiomycota. 3. Untuk mengetahui peranan Basidiomycota bagi makhluk hidup lainnya 4. Untuk mengetahui simbiosis jamur Basidiomycota dengan akar.
  • 2. 2 1.4 Manfaat Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui jamur Basidiomycota secara mendalam dan bagi penulis dapat bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan tentang jamur Basidiomycota.
  • 3. 3 BAB 2. BASIDIOMYCOTA 2.1 Karakteristik Basidiomycota a. Morfologi Jamur Basidiomycotina adalah kelompok jamur dengan jumlah sekitar sekitar 25 ribu spesies yang sudah diidentifikasi.Nama Basidiomycota berasal dari kata basidium, yaitu suatu tahapan diploid dalam daur hidup Basidiomycota yang berbentuk seperti gada.Pada umumnya jamur ini merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya adalah menguraikan polimr lignn pada kayu dan berbagai bagian tumbuhan yang lain. Jika kamu menjumpai orang memanfaatkan jamur sebagai bahan makanan maka yang dimaksud adalah “mushroom” atau jamur kelenthos (puffball). Keduanya termasuk Basidiomycota yang sangat populer, di samping beberapa jenis jamur lain yang biasa dimasak sebagai bahan makanan. Kelompok jamur ini dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat lainnya.Kelompok jamur ini memiliki hifa yang bersekat-sekat.Divisi Basidiomycotina adalah takson dari Kingdom Fungi yang memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebutbasidium. Contoh basidiomycota adalah jamur merang. Basidiomycotina adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat.Hifa vegetative.Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagaibadan penghasil spora.Basidiomycota terdiri dari anggota mikro maupun makro.Basidiomycota yang mikro adalah basidiomycota yang basidiokarpnya kecil dan halus, yang umumnya adalah patogen pada tanaman.Sedangkan basidiomycota yang makro adalah Basidiomycota memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang besar sehingga mudah untuk diamati.Tapi, kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik.
  • 4. 4 Gambar 1. Gambar skematis struktur tubuh Basidiomycota Basidiomycota adalah Kelompok jamur ini dikenal karena tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat lainnya, cirinya : 1. Memiliki basidium. 2. Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya), misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun. 3. Jalinan hifa generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak membentuk tubuh buah. Tubuh buah pada Basidiomycotina disebut basidiokarp. Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya seperti payung, kuping, atau setengah lingkaran. Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada yang tidak. Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran (bilah). Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan spora basidium (basidiospora). Basidiospora merupakan spora generative. 4. Spora (basidiospora) yang jumlahnya empat berada di luar basidium. Spora dapat disebarkan oleh angin dan jika jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru.
  • 5. 5 5. Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang pohon mati. (Nuris Auliya Dwi R 100210103033) Basidiomycotina adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat.Hifa vegetatif Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya), misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun.Jalinan hifa generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak membentuk tubuh buah.Tubuh buah pada Basidiomycotina disebut basidiokarp.Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang.Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya seperti payung, kuping, atau setengah lingkaran.Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada yang tidak.Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran (bilah). Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan spora basidium (basidiospora). Basidiospora merupakan spora generative. Spora ( basidiospora ) yang jumlahnya empat berada di luar basidium. Spora dapat disebarkan oleh angin dan jika jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru. Contohnya yaitu jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur merang (Volvariella volvaceae). Jamur basidiomycota terdiri dari kumpulan benang miselium yang berkelompok membentuk tubuh jamur.Tubuh jamur berupa tubuh buah, sebagai hasil perkembangan dari zigot.Zigot dihasilkan oleh perkawinan antara hifa positif dan negatif.Tubuh buah menghasilkan spora dan spora terdapat pada basidium. Dalam siklus hidupnya, Basidiomycota terutama yang membentuk badan buah /basidiocarp pada umumnya mempunyai tiga jenis miselium yaitu: a. miselium primer: miselium yang berasal basidiospora, bersifat homokarion (berinti satu). dari perkecambahan
  • 6. 6 b. miselium sekunder: yaitu miselium yang bersifat dikarion (berinti 2) sebagai hasil fusi hifa primer dengan sifat yang berbeda (heterothallic). c. miselium tertier: miselium pembentuk badan buah yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari miselium sekunder dengan jaringan yang lebih kompleks misalnya terbentuknya sporophores/sporofor (pembentuk spora). Tipe basidium yang dihasilkan oleh basidiokrap yaitu basidium tidak bersekat (disebut anak divisi: Homobasidiomycetes) dan basidium bersekat (tergolong anak divisi: Heterobasidiomycetes). Tiap basidium menghasilkan basidiospora sebanyak 2-6. Tipe basidium tak bersekat ditemukan pada jamur merang (vollvariella volvacea). Dan basidium bersekat ditemukan pada jamur kuping (auricularia auricula). Pada bangsa jamur merang, bagian basidiokrap yang menghasilkan basida berupa lembaran-lembaran selaput (hymen) sehingga digolongkan bangsa: Hymenomycetales; disebut juga bangsa: Algaricales, karena sejenis dengan jamur Agaricus. Moh. Riyan Ardiansyah (100210103037) b. Habitat Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisasisa makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza (Sentosa, 2010). Basidiomycota ditemukan di hampir semua ekosistem darat, serta habitat air tawar dan laut. Basidiomycota memiliki dampak besar terhadap kehidupan manusia dan fungsi ekosistem. Banyak Basidiomycota memperoleh nutrisi dari pembusukan bahan organik, termasuk kayu dan sampah daun. Dengan demikian, Basidiomycota memainkan peranan penting dalam siklus karbon. Akan tetapi, Basidiomycota juga sering menyerang kayu
  • 7. 7 pada bangunan dan struktur lainnya, yang memiliki dampak negatif pada perekonomian manusia. Gaya hidup Basidiomycota adalah bersimbiosis (asosiasi intim dengan organisme hidup lainnya) dengan makhluk hidup lainnya. Simbiosis Basidiomycota juga termasuk patogen terhadap tanaman penting, seperti "karat" (Uredinales) dan "jamur api" (Ustilaginales), yang menyerang gandum dan tanaman lainnya. Selain itu, simbiosis Basidiomycota juga menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Tidak semua simbiosis Basidiomycota menyebabkan bahaya, namun juga ada yang menguntungkan. Sebagai contoh, beberapa Basidiomycota bersama Ascomycota membentuk ektomikoriza, yang merupakan asosiasi dengan akar tanaman vascular. Ektomikoriza Basidiomycota membantu tanaman memenuhi nutrisi mineral dari tanah dan sebagai imbalannya Basidiomycota menerima gula dari tanaman yang dihasilkan melalui fotosintesis (Wheeler dan Blackwell, 1984). Gambar 1.Polyporus acularius saprofit pada batang kayu yang sudah mati
  • 8. 8 Gambar 2.Puccinia graminis parasit pada pad Gambar 3.Laccaria bicolor bersimbiosis dengan akar Moh. Riyan Ardiansyah (100210103037)
  • 9. 9 c. Reproduksi Basidiomycota merupakan jamur yang bereproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual yaitu dengan cara membentuk spora konidia. Seperti Zygomycotina dan Ascomycotina, reproduksi seksual Basidiomycotina terjadi melalui perkawinan antara hifa yang berbeda jenis menghasilkan spora seksual (spora generative), yaitu spora basidium (basidiospora).Spora pada konidium maupun basidiospora pada kondisi yang sesuai tumbuh membentuk hifa bersekat melintang yang berinti satu (monokariotik).Reproduksi aseksual pada jamur ini yaitu dengan cara membentuk spora konidia. Basidiomycota bereproduksi secra aseksual dengan permulaan pembentukan spora aseksual.Budding terjadi ketika suatu perkembangan sel induk dipisahkan menjadi sel baru.Setiap sel dalam organisme dapat kuncup. Gambar 4. Repduksi Aseksual Basidiomycota Basidiomycota yang bereproduksi secara seksual menghasilkan karpus atau tubuh buah (fruiting bodies) seksual yang di dalamnya dihasilkan Askus (jamak : Asci) atau Basidium (jamak : Basidia) yang menghasilkan spora seksual, yaitu masing-masing askospora dan basidiospora).Tahapan reproduksi seksual pada Basidiomycotina adalah sebagai berikut.
  • 10. 10 Gambar 5. Reproduksi Seksual Basidiomycotina Penjelasan : Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari basidiospora. Kedua hifa ini saling bersinggungan. Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah satu hifa pindah ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid (n) yang berpasangan (dikariotik). Hifa haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid dikariotik. Miselium dikariotik tumbuh dan membentuk badan buah yang disebut basidiokarp. Pada ujung-ujung hifa basidiokarp terjadi kariogami sehingga membentuk basidium yang berinti diploid (2n). Inti diploid dalam basidium akan membelah secara meioisis menjadi empat inti yang haploid (n). Basidium membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada ujungnya. Satu inti haploid pada basidium kemudian masuk ke dalam salah satu sterigma dan berkembang menjadi basidiospora. Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi hifa yang haploid.
  • 11. 11 Pembentukan Basidiospora Pada saat pembentukan basidiospora, ujung-ujung hifa menggembung membentuk basidium yang di dalamnya terjadi peleburan dua inti haploid menjadi satu inti diploid, disusul dengan pembelahan meiosis yang menghasilkan 4 inti haploid. Selanjutnya, basidium membentuk empat tonjolan (sterigmata) yang berisi protoplasma dan keempat inti haploid tadi masing-masing akan mengisi tiap tonjolan dan terbentuk empat buah basidiospora haploid. Nafilah Sonya. (100210103044) d. Metabolisme Seperti halnya pada makhluk hidup lain, jamur juga mengalami proses metabolisme di dalam sel – selnya. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh energi yang digunakan oleh jamur untuk melakukan pertumbuhan. Proses metabolisme pada jamur ini berbeda dari tumbuhan maupun hewan. Hal ini disebabkan zat – zat metabolisme yang berbeda, sebagian besar jamur menguraikan zat organik dari makhluk hidup lain atau sisa dari makhluk hidup lain untuk mendapatkan energi. Dalam proses metabolisme, jamur akan menguraikan zat organik dari makhluk hidup lain yang berupa lignin atau senyawa karbohidrat lain dan senyawa organik yang mengandung sulfur. Dalam proses ini jamur dibantu
  • 12. 12 oleh enzim – enzim metabolisme yang dimiliki oleh jamur, misalnya Peroksidase: lignin peroksidase (LiP), manganese-dependent peroksidase (MnP) and laccase (L). Reaksi keseluruhan: oksidasi hidrokarbon polisiklik aromatik oleh peroksidase menjadi quinon; dan dilanjutkan menjadi CO2. Dari penguraian senyawa organik akan diperoleh energi yang akan digunakan oleh jamur untuk tumbuh dan melakukan segala aktivitasnya. Jamur konversi yang mengandung sulfur senyawa heterosiklik diteliti menggunakan lignin-merendahkan basidiomycete Coriolus versicolor. Metabolisme jamur serangkaian senyawa belerang terkait thiophene struktural -25 derivatif - melalui beberapa jalur yang berbeda. Di bawah kondisi metabolik primer, C. versicolor dimanfaatkan thiophenes, seperti 2hydroxymethyl-, 2-formil-, dan 2-karboksil-thiophenes, sebagai sumber belerang gizi untuk pertumbuhan, dengan demikian, degradasi jamur senyawa ini lebih efektif dalam non-media yang mengandung sulfur daripada di media konvensional. Analisis produk menunjukkan bahwa beberapa reaksi redoks, dekarboksilasi reaksi, dan CS reaksi pembelahan terlibat dalam konversi jamur non-aromatik thiophenes. Di sisi lain, benzothiophene (BT) dan dibenzothiophene (DBT) kerangka yang dikonversikan ke produk yang larut dalam air. Semua produk dan metabolisme intermediet lebih hidrofilik daripada substrat awal.Tindakan metabolik ini tampaknya merupakan respons stres kimia eksogen terhadap xenobiotics menambahkan. Reaksi metabolik ini adalah dioptimalkan di bawah kondisi ligninolytic, juga menunjukkan terjadinya respon xenobiotic jamur. Selain itu, jamur dikonversi sejumlah BTS dan DBTs melalui beberapa jalur berbeda, yang tampaknya dikendalikan oleh struktur kimia substrat.DBT, 4-methylDBT, 4, 6-dimethylDBT, 2-methylBT, dan 7-methylBT segera dioksidasi ke S-oksida.BTS dan DBTs dengan substituen hydroxymethyl dikonversikan xylosides mereka tanpa S-oksidasi.Mereka yang karboksil dan formil substituen dikurangi untuk membentuk kelompok hydroxymethyl, kemudian xylosidated. Pengamatan ini sangat dianjurkan keterlibatan substrat jamur-pengakuan dan mekanisme respons metabolik metabolisme yang
  • 13. 13 mengandung belerang senyawa heterosiklik oleh C. versicolor. Yang basidiomycete Filoboletus sp. 3,4-TA9054 dimetabolisme dichloroaniline dan membentuk beberapa produk kondensasi pada media padat. Dalam budaya cair tidak oligomers diproduksi.Enam metabolit yang terisolasi oleh ekstraksi, kromatografi pada silika gel, dan persiapan HPLC pada fase diol atau CN. Mereka diidentifikasi dengan UV, spektroskopi massa, dan 1 H analisis resonansi magnetik nuklir sebagai 3,3 ', 4,4'-tetrachloroazobenzene (senyawa 1), 4 - (3,4-dichloroanilino) -3,3 ', 4' -trichloroazobenzene (II), 4 - [(3,4dichloroanilino) -4 - (3,4-dichloroanilino) -3,3 ', 4'-trichloroazobenzene (III), 2 - (3,4-dichloroanilino) -- N-(3,4-dichlorophenyl) -4 - (chlorophenylene) (IV), 6 - (3,4-dichloroaniline)-N-(3,4-dichlorophenyl) -4 - (chlorophenylene (V), dan 3, 5-bis (3,4-dichloroanlino) -1,4-chlorobenzoquinone (VI). Diana Ulva (100210103063) e. Pertumbuhan Dalam mikrobiologi definisi pertumbuhan adalah pertambahan volume sel, karena adanya pertambahan protoplasma dan senyawa asam nukleat yang melibatkan sintesis DNA dan pembelahan mitosis. Pertambahan volume sel tersebut adalah irreversible, artinya tidak dapat kembali ke volume semula. Dari suatu konidia akan tumbuh suatu waktu benang itu mulai bercabang. Cabang-cabang yang timbul akan selalu tumbuh menjadi hifa utama atau hifa yang pertama. Cabang-cabang tersebut akan saling bersentuhan. Pada titik sentuh akan terjadi lisis dinding sel (Anastomosis) sehingga protolpasma akan mengalir ke semua sel hifa. Miselium yang terbentuk akan makin banyak dan membentuksuatu koloni. Pertumbuhan khamir hingga tampaksebagai suatu koloni disebabkan oleh pembagian selsel khamir menjadi sejumlah anak sel. Koloni tersebut terbentuk karena pertambahan populasi dan sebenarnya merupakan suatu proses reproduksi. Setiap mikroorganisme mempunyai kurva pertumbuhan, begitu pula fungi.Kurva tersebut diperoleh dari menghitung massa sel pada kapang atau kekeruhan media pada khamir dalam waktu tertentu.
  • 14. 14 Gambar kurva pertumbuhan jamur Kurva pertumbuhan mempunyai beberapa vase, antara lain : (1) Fase Lag, yaitu fase penyesuaian sel-sel dengan lingkungan, pembentukan enzsim-enzim untuk mengurangi substrat ; (2) Fase akselerasi, yaitu fase mulainya sel-sel membelahdan fase lag menjadi fase aktif ; (3) Fase eksponensial, merupakan fase perbanyakan jumlah sel yang sangat banyak, aktivitas sel sangat meningkat dan fase ini merupakan fase yang penting dalam kehidupan fungi. Pada awal dari fase ini kita dapat memanen enzimenzim dan pada akhir dari fase ini atau (4) Fase deselerasi (Moore-Landecker, 1996) yaitu waktu sel-sel mulai kurang aktif membelah, kita dapat memanen biomassa sel atau senyawa-senyawa yang tidak lagi diperlukan oleh sel-sel; (5) Fase stasioner, yaitu fase jumlah sel yang bertambah dan jumlah sel yang mati relative seimbang. Kurva pda fase ini merupakan garis lurus yang horizontal. Banyak senyawa metabolit sekunder dapat dipanen pada fase stasioner. (6) Fase kematian dipercepat, jumlah selsel yang mati atau tidak aktif sama sekali lebih banyak daripada sel-sel yang masih hidup.
  • 15. 15 f. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi adalah sebagai berikut : Substrat Substrat merupakan sumber nutrien utama bagi jamur. Nutrien-nutrien baru dapat dimanfaatkan sesudah jamur mengeksresi enzim-enzim ekstra seluler yang dapat mengurai senyawa-senyawa kompleks dari substrat tersebut menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana, banyak jamur memiliki kemampuan mengeksresikan beberapa jenis enzim ke lingkungan yang menguraikan karbohidrat kompleks, antara lain cellulase, amilase, pectinase, chitinase, dextranase, xylanase. Sebab selulosa adalah polisakarida utama di dalam jaringan tumbuhan yang menjadi sumber karbon potensial bagi jamur (Garraway, 1984). Cahaya Spektrum cahaya dengan panjang gelombang 380-720 nm relatif berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur, juga berpengaruh terhadap sporulasi (Deacon, 1988). Pengaruh cahaya terhadap reproduksi jamur cukup kompleks. Tingkat perkembangan yang berbeda membutuhkan sinar yang berbeda. Intensitas, durasi, kualitas cahaya menentukan besarnya pengaruh cahaya terhadap jamur. Umumnya cahaya menstimulasi atau menjadi faktor penghambat terhadap pembentukan struktur alat-alat reproduksi dan spora pada jamur. Walaupun proses reproduksi memerlukan cahaya, hanya fase tertentu saja yang memerlukan cahaya, atau secara bergantian struktur berbeda di dalam sporokarp dapat memberi respon berbeda terhadap cahaya. Cahaya hanya diperlukan untuk pembentukan pileus dari spesies Basidiomycetes Lentinus tuber-regium (Galleymore, 1949). Menurut Landecker (1982) jamur dapat dibagi menjadi 5 (lima) kelompok didasarkan atas respon terhadap cahaya, yaitu : (1) kelompok yang nyata tidak terpengaruh oleh cahaya; (2) kelompok yang sporulasinya mengalami penurunan atau terhalang oleh paparan cahaya; (3) kelompok yang memerlukan cahaya secara bergantian antara terang dan gelap untuk proses sporulasi; (4) kelompok yang dapat memproduksi spora
  • 16. 16 fertil pada kondisi tanpa sinar tapi sporulasinya akan aktif pada kondisi banyak sinar; (5) kelompok yang memerlukan sinar yang cukup untuk memproduksi struktur reproduktif dan spora-spora. Kelembaban Faktor ini sangat penting untuk pertumbuhan fungi. Pada umumnya fungi tingkat rendah seperti Rhizopus atau Mucor memerlukan lingkungan dengan kelembapan nisbi 90%, sedangkan kapang Aspergillus, Penicillium, Fusarium, banyak Hyphomycetes lainnya dapat hidup pada kelembapan nisbi yang lebih rendah, yaitu 80%. penyimpanan bahan pangan Dengan mengetahui sifat-sifat fungi ini dan materi lainnya dapat mencegah kerusakannya. Suhu Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik, untuk pertumbuhan, jamur dikelompokkan sebagai jamur psicrofil, mesofil dan termofil (Gandjar,et al., 2006).Jamur makro memerlukan suhu di atas 200 C (Garraway dan Evans, 1984). Menurut Deacon (1984) sebagian besar fungi atau jamur bersifat mesofilik, tumbuh pada temperatur sedang pada rentang 10 – 400 C, optimum pada suhu 25 – 350 C. Derajat Keasaman Derajat keasaman substrat sangat penting untuk pertumbuhan fungi, karena enzim-enzim tertentu hanya akan mengurai suatu substrat sesuai dengan aktivitasnya pada pH tertentu. Umumnya menyenangi pH dibawah 7,0. Jenisjenis Khamir tertentu bahkan tumbuh pada pH cukup rendah yaitu pH 4,5 – 5,5 (Gandjar,et al., 2006). Menurut Deacon (1984) dalam pengamatan di laboratorium jamur tumbuh pada rentang 4,5 – 8,0 dengan pH optimum berkisar 5,5 – 7,5. Bahan Kimia Selama pertumbuhannya fungi menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak diperlukannya lagi dan dikeluarkan ke lingkungan. Senyawa-senyawa tersebut merupakan suatu pengamanan bagi dirinya terhadap serangan oleh organisme lain termasuk terhadap sesama mikroorganisme.
  • 17. 17 Faktor Lain Waluyo (2005) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi adalah komponen penghambat. Beberapa jamur mengeluarkan komponen yang dapat menghambat pertumbuhan organisme lain. Pertumbuhan jamur biasanya berjalan lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bakteri. Tetapi bila sesekali jamur bisa tumbuh, dimana pertumbuhannya ditandai dengan misellium maka pertumbuhannya akan berlangsung dengan cepat. Meita Valentina Zuhro (100210103065)
  • 18. 18 g. Anatomi Jamur Basidiomycota Gambar 6. Bagian Tubuh Basidiomycota Jamur basidiomycota terdiri dari kumpulan benang miselium yang berkelompok membentuk tubuh jamur.Tubuh jamur berupa tubuh buah, sebagai hasil perkembangan dari zigot. Tubuh jamur Basidiomycota terdiri dari : 1. Cap / pileus 2. Sisik / scales 3. Ring / annulus 4. Gils / lamellae 5. Batang / stem 6. Tudung / volva 7. Benang-benang miselium Basidiomycotina adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat.Hifa vegetative Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya), misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun.Jalinan hifa generative jamur ini ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak
  • 19. 19 membentuk tubuh buah.Tubuh buah pada Basidiomycotina disebut basidiokarp.Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang.Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya seperti payung, kuping, atau setengah lingkaran.Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada yang tidak. Gambar 7. Anatomi Basidiomycota Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran (bilah).Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang berfungsi untuk memproduksi spora dan berbentuk kubus.Spora yang dihasilkan disebut basidiospora.Basidiospora merupakan spora generative. Spora dapat disebarkan oleh angin dan jika jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru. Contohnya yaitu jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur merang (Volvariella volvaceae). RISA YUNI A. (100210103036)
  • 20. 20 2.2Klasifikasi Basidiomycota Secara tradisional, basidiomycota dibagi menjadi 2 kelas yaitu: a. Homobasidomycetes : seperti jamur sejati Kelas Homobasidiomycotina yang terbagi menjadi 3 subkelas.  Subkelas Hymenomycetes Merupakan kelas terbesar dari Basidiomycota.Menghasilkan spora pada permukaan terbuka.melepaskan spora secara bertahap melalui struktur seperti pori-pori atau insang. Gambar 8. Orders:Agaricales,Aphyllophorales  Subkelas Gasteromycetes Menghasilkan spora pada permukaan tersembunyi, spora dilepaskan sesaat setelah penutupnya pecah.Contohnya : puffball dan earthstar Orde Lycoperdales dan dua stinkhorns dari Orde Phalales. Gambar 9.puffball dan earthstar Orde Lycoperdales dan dua stinkhorns dari Orde Phalales
  • 21. 21  Subkelas Heterobasidiomcetae Menghasilkan spora di ujung benang mencolok.Mekanisme perkembangan jamur terus berlanjut untuk menjamin pembebasan spora yang efisien. Contohnya meliputi jeli jamur (digambarkan), rusts, Smuts. Beberapa contoh jamur atau cendawan yang masuk ke dalam divisio Basidiomycota diantaranya: Ustilago maydis Puncinia graminis (Auricularia polytricha) Amanita muscaria Amaneta phalloedes Lentinula edodes
  • 23. 23 b. Heterobasidiomycetes : seperti jamur jeli, jamur karat, jamur semut Heterobasidiomycetes termasuk di dalamnya yaitu jamurjelly, jamur api dankarat merupakan basidiomycota dimana basidianya memiliki septum. Hal inikontrasdenganhomobasidiomycetes (sebagian besarAgaricomycetes)yang memiliki basidia tidak berseptum. Selain memilikibasidia yang berseptum, heterobasidiomycetesjugamemilikisterigma tidak beraturan, berukuran besar dansporayang mampubereplikasi sendiri. Suatuproses dimanasporaberkecambahmenjadihifavegetatif membentuksterigmadansporabaru, homobasidiomycetes, umumnya kemudian basidium.Sebaliknya, memilikisterigmatateraturberbentukkecil dansporayang tidakmereplikasi diri.Menghasilkan spora di ujung benang mencolok.Mekanisme perkembangan jamur terus berlanjut untuk menjamin pembebasan spora yang efisien.Contoh jamur Karat (Ustilago maydis), Parasit pada tanaman. Contoh 1: Jagung api disebabkan oleh jamur Ustilago maydis basidiomycetes, kadang-kadang disebut Ustilago zeae-maydis, . Nama "api" umumnya berasal dari penampilan galls matang berisi ribuan spora jelaga gelap. Kantung hitam besar adalah teliospora, spora istirahat dari jamur yang dihasilkan untuk membantu jamur mengatasi kondisi yang keras, seperti musim dingin kekeringan dan terutama. Para teliospora drop ke tanah atau disebarkan oleh angin.Pada musim semi mereka berkecambah membentuk basidia, yang menghasilkan basidiospora. Basidiospora ini adalah agen infektif sebenarnya jagung. Meskipun banyak bagian tanaman dapat terinfeksi, sebagian besar waktu kernel jagung merupakan titik sebenarnya infeksi. Jamur tumbuh melalui kernel dan menyebabkan dua hal terjadi yang menyebabkan galls api besar untuk membentuk: hypertrophy-- pembesaran sel inang hyperplasia-- pembelahan sel yang tidak terkendali Kedua, bersama dengan proliferasi jamur itu sendiri, menyebabkan galls besar untuk menggantikan biji jagung, mengisap energi dari pengembangan kernel lainnya, secara drastis penurunan hasil tanaman
  • 24. 24 jagung. Jamur dapat tumbuh secara sistemik (dalam pabrik), menyebar ke telinga lain jagung pada tanaman yang sama serta banyak bagian lain dari tanaman, termasuk jumbai (mengganggu penyerbukan) dan batang (mengganggu dengan transportasi material dan pertumbuhan). Contoh lain dari Kelas Pucciniomycotina, jamur karat parasit atau simbiotik pada serangga. Gambar 10.Pucciniomycotina KLASIFIKASI MODERN Tetapi para mikologis terkini mengklasifikasikan basidiomycota kedalam 3 kelas berdasarkan komposisi dinding sel dan sekat pada jamur, yaitu : 1. Agaricomycota dikenal sebagai hymenomycetes Merupakan kelas terbesar dari Basidiomycota.Menghasilkan spora pada permukaan terbuka dan melepaskan spora secara bertahap melalui struktur seperti pori-pori atau insang.Pada bagian dinding sel memiliki komposisi glukosa, mannosa, dan xylosa. Dibagi dalam beberapa subkelas yaitu :
  • 25. 25 Ganoderma Tremellales bersifat teleomorphic dan merupakan spesies anamorphic,. Spesies teleomorphic dalam Tremellales adalah parasit jamur lainnya, Basidiocarps (badan buah), saat diproduksi, adalah gelatin.Contohnya adalah Tremella fuciformis Tremella fuciformis Filobasidiales Memiliki basidiokarp yang digunakan sebagai pembeda ordo dari Filobasidiales.Contoh jamur adalah Filobasidium floriforme. Cystofilobasidiales bersifat teleomorphic dengan holobasidia dan teliospores. Mereka memiliki septa dolipores,memiliki kandungan nitrat dan nitrit yang berasimilasi dan myoinositol biasanya berasimilasi. Memiliki Koenzim Q memiliki 8 atau 10 isoprenologues.25S rDNA dan 18S. Contoh Terdiri atas beberapa ordo yaitu : a. Agaricales Memiliki spesies diantaranya yang menghasilkan racun yaitu Amanita sp.yang diliputi semacam lendir dan apabila ikatan-ikatan tersebut dibentukpada suatu stroma, maka hifa tersebutdisebut Sporodochium.
  • 26. 26 Basidiokarp dari Agaricales biasanya disebut dengan mushroom.Mushroommerupakan sporofor seperti payung, berdaging dan kadang-kadang keras dan menghasilkan basidium pada permukaan gill (struktur seperti insang) atau lamella. Pada Boletes, basidium tidak terbentuk pada gill tetapi di dalam tabung. Jadi permukaan bawah tudung pada mushroom seperti insang, sedangkan pada boletes berpori-pori. Argaricales terdapat di berbagai habitat mulai dari kutub sampai daerah tropis.Sementara beberapa spesies hanya diketahui pada daerah-daerah tertentu saja.Anggota Agaricales ada yang beracun ada juga yang bisa dimakan. Agaricus sp. b. Aphyllophorales Ordo ini merupakan ordo terbesar dari jamur jeli dan paling umum dan tersebar luas.Basidiokarp terbentuk pada kayu mati dan ukurannya yang paling besar dari jamur jeli. Struktur basidiokarp seperti telinga dengan diameter dapat mencapai 4-6 inci. Kadang-kadang basidiokarp juga ditemukan pada ranting pohon yang masih hidup. Basidiokarp dari beberapa spesies dapat dimakan seperti Auricularia auricula-judae yang sudah dibudidayakan di Cina dan sampai sekarang masih dibudidayakan secara intensif. c. Gasteromycetes
  • 27. 27 Menghasilkan spora pada permukaan tersembunyi, spora dilepaskan sesaat setela penutupnya pecah.Jamur ini menghasilkan basidiospores dalam basidiomata mereka, dimna spora benar-benar tertutup atau setidaknya merupakan bagian dari perkembangan mereka. d. Dacrymycetales Anggota dari ordo ini merupakan penyebab penyakit busuk coklat pada kayu.Basidiokarp kecil, kenyal atau berlilin, dan warnanya kuning hingga orange.Morfologi basidiokarp sangat bervariasi.Beberapa spesies mempunyai basidiokarp sesil, seperti topi, postul seperti gigi ataupun sendok. Anggota dari ordo ini dicirikan oleh basidium bersel satu, dan berbentuk garpu. Basidiospora setelah terlepas akan membentuk septum dan setiap bagian dapat berkecambah membentuk tabung menyebabkan kehilangan hasil pada banyak tanaman. Di alam jamur ini terlihat sebagai parasit obligat, walaupun pada medium tertentu sudah ada yang dapat dibiakkan.Untuk mendapatkan zat makanan jamur ini membentuk haustorium.Jamur ini tidak mempunyai basidiokarp, dan karyogami serta meiosis terjadi pada spora khusus (teliospora). Well (1994) membagi ordo ini atas 6 genus berdasarkan morfologi basidiokarp yaitu : Dacrymyces, Cerinomyces, Ditioda, Guepiniopsis dan Calocera. 2. Ustilagomycetes Memiliki dinding sel yang karakteristiknya yaitu mengandung komposisi glukosa, galaktosa dan mannosa, tidak mengandung xylosa, begitu pula rhamnosa atau fukosa.Memiliki septa yang terdiri atas saluran dengan lubang kecil dengan atau tanpa tepi yang melebar. Dibagi menjadi 3 subkelas yaitu : Exobasidiomycetidae Ustilaginomycetidae Malasseziales Dibagi atas 2 ordo yaitu : a. Ustilaginales
  • 28. 28 Ordo ini termasuk patogen tanaman yang biasaya dikenal dengan jamur api. Struktur somatik terdiri dari miselium yang tumbuh dalam inang secara interseluler.Miselium ini biasanya tidak tumbuh lebat. Beberapa spesies yang membentuk clamp connection. Ordo ini tidak mempunyai basidiokarp.Basidiospora tidak tebentuk pada sterigma, tetapi langsung pada basidium, dan jumlah basidiospora lebih dari 4.Perkembangan aseksual dengan konidium yang berasal dari miselium uninukleat dan multinukleat.Sedangkan perkembangbiakan seksual dengan persatuan dua sel yang kompatibel baik antara 2 konidium ataupun antara 2 basidiospora. Beberapa spesies mempunyai arti penting secara ekonomi diantaranya : Ustilago avenae penyebab loose smut pada oat, dan Ustilago maydis penyebab penyakit gosong pada jagung. Gambar 11.Ustilago maydis parasit pada jagung 3. Urediniomycetes Memiliki septa yang sederhana menyerupai diafragma. Komposisi gula sederhana dalam hidrolisat keseluruhan sel sebagai berikut :Mannosa dominan
  • 29. 29 dan tidak terdapat xylosa, tetapi gula-gula seperti fukosa, galaktosa dan rhamnosa kemungkinan ada. Dibagi atas 4 subkelas yaitu : Agaricostilbum Microbotryum Sporidiobolous Erythrobasidium Dibagi atas 4 ordo yaitu : a. Uredinales Disebut juga dengan jamur karat.Dan merupakan ordo paling penting dari filum Basidiomycota.Lebih kurang 500 spesies yang telah diketahui yang terdiri dari 140-150 genus.Semua spesies merupakan parasit pada tumbuhan yang terbentuk pada sterigma yang biasanya berjumlah 24. Gambar 12. Jamur karat b. Septobasidiales c. Sporiadiales d. Eocronartium 2.3Simbiosis Jamur dengan Akar Tanaman (Mikoriza) Mikoriza berasal dari karta miko (mykes= cendawan) dan rhiza yang berarti akar. Mikoriza dikenal dengan jamur tanah karena habitatnya berada di dalam tanah dan berada di area perakaran tanaman (rizosfer).Selain disebut sebagai jamur tanah juga biasa dikatakan sebagai jamur akar.Keistimewaan dari
  • 30. 30 jamur ini adalah kemampuannya dalam membantu tanaman untuk menyerap unsur hara terutama unsur hara Phosphates (P) (Syibli, 2008).Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis mutualistik antara jenis jamur tertentu dengan perakaran tanaman (Brundrett 1996).Simbiosis ini terdapat hampir pada semua jenis tanam.Baik cendawan maupun tanaman sama-sama memperoleh keuntungan dari asosiasi ini.infeksi ini antara lain berupa pengambilan unsur hara dan adaptasi tanaman yang lebih baik. Di lain pihak, cendawan pun dapat memenuhi keperluan hidupnya (karbohidrat dan keperluan tumbuh lainnya) dari tanaman inang (Anas, 1997). Berdasarkan struktur dan cara cendawan menginfeksi akar, Kabirun (1994) mengelompokkan jamur mikoriza ini dalam dua jenis, yaitu endomikoriza dan ektonikoriza. Namun pada umumnya mikoriza lebih banyak dikelompokkan menjadi tiga, yaitu dengan adanya penambahan kelompok mikoriza yang merupakan bentuk peralihan dari kedua jenis tadi, yaitu ektendomikorisa (Harley and Smith 1983). Ektomikoriza mempunyai sifat antara lain akar yang kena infeksi membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar dan berfungsi sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air, hifa tidak masuk ke dalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-dinding sel jaringan korteks membentuk struktur seperti pada jaringan Hartiq. Jamur ektomikoriza memasuki akar dan mengganggu sebagian lamela tengah di antara sel korteks.Susunan hifa di sekeliling sel korteks ini disebut jaring Hartig.Ektomikoriza biasanya juga menyusun jaringan hifa dengan sangat rapat pada permukaan akar, yang disebut selubung.Selubung ini sering disebut dengan selubung Pseudoparenkim (Kabirun 1994).Kebanyakan jamur yang membentuk mikoriza adalah Basidiomycetes (famili Amanitaceae, Boletaceae, Cortinariaceae, Russulaceae, Tricholomataceae, Rhizopogonaceae, dan Sclerodermataceae).Beberapa ordo dari Ascomycetes, terutama Eurotiales, Tuberales, Pezizales, dan Helotiales, mempunyai spesies yang diduga membentuk ektomikoriza dengan pohon.
  • 31. 31 Ektendomikoriza merupakan bentuk antara (intermediet) kedua mikoriza yang lain. Ciri-cirinya antara lain adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan Hartiq, hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks dan juga sel-sel korteknya. Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan sehingga pengetahuan tentang mikoriza tipe ini sangat terbatas. Endomikoriza mempunyai sifat-sifat antar lain akar yang kena infeksi tidak membesar, lapisan hifa pada permukaan akar tipis, hifa masuk ke dalam individu sel jaringan koretks, adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang disebut Vasiculae (vesikel) dan sistem percabangan hifa yang dichotomous disebut arbuscules (arbuskul) (Brundrett, 2004). Suatu simbiosis terjadi apabila cendawan masuk ke dalam akar atau melakukan infeksi. Proses infeksi dimulai dengan perkecambahan spora di dalam tanah. Hifa yang tumbuh melakukan penetrasi ke dalam akar dan berkembang di dalam korteks. Pada akar yang terinfeksi akan terbentuk arbuskul, vesikel intraseluler, hifa internal diantara selsel korteks dan hifa ekternal. Penetrasi hifa dan perkembangannya biasanya terjadi pada bagian yang masih mengalami proses diferensiasi dan proses pertumbuhan. Hifa berkembang tanpa merusak sel (Anas, 1998).Jamur endomikoriza masuk ke dalam sel korteks dari akar serabut (feeder roots).Jamur ini tidak membentuk selubung yang padat, namun membentuk miselium yang tersusun longgar pada permukaan akar.jamur juga membentuk vesikula dan arbuskular yang besar di dalam sel korteks, sehingga sering disebut dengan VAM (Vesicular-Arbuscular Miccorhizal), sebagai contoh jenis Globus dan Acaulospora (Thorn 1997). Vesikel merupakan suatu struktur berbentuk lonjong atau bulat, mengandung cairan lemak, yang berfungsi sebagai organ penyimpanan makanan atau berkembang menjadi klamidospora, yang berfungsi sebagai organ reproduksi dan struktur tahan.Vesikel selain dibentuk secara interseluler ada juga yang secara ekstraseluler.Pembentukan vesikel diawali dengan adanya perkembang sitoplasma hifa yang menjadi lebih padat, multinukleat dan mengandung partikel lipid dan glikogen. Sitoplasma menjadi semakin padat melalui proses kondensasi, dan organel semakin sulit untuk dibedakan sejalan dengan akumulasi lipid selama maturasi (proses pendewasaan). Vesikel biasanya dibentuk lebih banyak di luar
  • 32. 32 jaringan korteks pada daerah infeksi yang sudah tua, dan terbentuk setelah pembentukan arbuskul.Arbuskul adalah struktur hifa yang bercabang-cabang seperti pohon-pohon kecil yang mirip haustorium (membentuk pola dikotom), berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi antara tanaman inang dengan jamur. Struktur ini mulai terbentuk 2-3 hari setelah infeksi, diawali dengan penetrasi cabang hifa lateral yang dibentuk oleh hifa ekstraseluler dan intraseluler ke dalam dinding sel inang. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikoriza Mikoriza mempenetrasi epidermis akar melalui tekanan mekanis dan aktivitas enzim, yang selanjutnya tumbuh menuju korteks.Pertumbuhan hifa secara eksternal terjadi jika hifa internal tumbuh dari korteks melalui epidermis.Pertumbuhan hifa secara eksternal tersebut terus berlangsung sampai tidak memungkinnya untuk terjadi pertumbuhan lagi. Bagi jamur mikoriza, hifa eksternal berfungsi mendukung funsi reproduksi serta untuk transportasi karbon serta hara lainnya kedalam spora, selain fungsinya untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman (Pujianto, 2001) Atmaja (2001) mengatakan bahwa pertumbuhan mikoriza sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti: a) Suhu Suhu yang relatif tinggi akan meningkatkan aktifitas cendawan. Untuk daerah tropika basah, hal ini menguntungkan. Proses perkecambahan pembentukkan MVA melalui tiga tahap yaitu perkecambahan spora di tanah, penetrasi hifa ke dalam sel akar dan perkembangan hifa didalam konteks akar. Suhu optimum untuk perkecambahan spora sangat beragam tergantung jenisnya. Beberapa Gigaspora yang diisolasi dari tanah Florida, di wilayah subtropika mengalami perkecambahan paling baik pada suhu 34°C, sedangkan untuk spesies Glomus yang berasal dari wilayah beriklim dingin, suhu optimal untuk perkecambahan
  • 33. 33 adalah 20°C. Penetrasi dan perkecambahan hifa di akar peka pula terhadap suhu tanah.Pada umumnya infeksi oleh cendawan MVA meningkat dengan naiknya suhu.Schreder (1974) dalam Atmaja (2001) menemukan bahwa infeksi maksimum oleh spesies Gigaspora yang diisolasi dari tanah Florida terjadi pada suhu 30-33°C.Suhu yang tinggi pada siang hari (35°C) tidak menghambat perkembangan dan aktivitas fisiologis MVA.Peran mikoriza hanya menurun pada suhu diatas 40°C.Suhu bukan merupakan faktor pembatas utama dari aktifitas MVA.Suhu yang sangat tinggi berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman inang.MVA mungkin lebih mampu bertahan terhadap suhu tinggi pada tanah bertekstur berat dari pada di tanah berpasir. b) Kadar air tanah Untuk tanaman yang tumbuh di daerah kering, adanya MVA menguntungkan karena dapat meningkatkan kemampuan tanaman untuk tumbuh dan bertahan pada kondisi yang kurang air (Vesser et el,1984 dalam Pujianto, 2001). Adanya MVA dapat memperbaiki dan meningkatkan kapasitas serapan air tanaman inang. Ada beberapa dugaan mengapa tanaman bermikoriza lebih tahan terhadap kekeringan diantaranya adalah: 1. adanya mikoriza resitensi akar terhadap gerakan air menurun sehingga transfer air ke akarmeningkat. 2. Tanaman kahat P lebih peka terhadap kekeringan, adanya MVA menyebabkan status Ptanaman meningkat sehingga menyebabkan daya tahan terhadap kekeringan meningkatpula. 3. Adanya hifa eksternal menyebabkan tanaman ber-MVA lebih mampu mendapatkan airdaripada yang tidak ber-MVA tetapi jika mekanisme ini yang terjadi berarti kandungan logam-logam lebih cepat menurun. Penemuan akhir-akhir ini yang menarik adanya hubungan antara potensial air tanah dan aktifitas mikoriza. Pada tanaman bermikoriza jumlah air yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 gram bobot kering tanaman lebih sedikit daripada tanaman yang tidak bermikoriza.
  • 34. 34 4. Tanaman mikoriza lebih tahan terhadap kekeringan karena pemakaian air yang lebihekonomis. 5. Pengaruh tidak langsung karena adanya miselin eksternal menyebabkan MVA efektif di dalam mengagregasi butir-butir tanah sehingga kemampuan tanah menyimpan airmeningkat. c) pH tanah Cendawan pada umumnya lebih tahan lebih tahan terhadap perubahan pH tanah.Meskipun demikian daya adaptasi masing-masing spesies cendawan MVA terhadap pH tanah berbeda-beda, karena pH tanah mempengaruhi perkecambahan, perkembangan dan peran mikoriza terhadap pertumbuhan tanaman.Glomus fasciculatus berkembang biak pada pH masam. Pengapuran menyebabkan perkembangan G. fasciculatus menurun (Mosse, 1981 dalam Atmaja, 2001).Demikian pula peran G.fasciculatus di dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman pada tanah masam menurun akibat pengapuran (Santoso, 1985). Pada pH 5,1 dan 5,9 G. fasciculatus menampakkan pertumbuhan yang terbesar, G. fasciculatus memperlihatkan pengaruh yang lebih besar terhadap pertumbuhan tanaman justru kalau pH 5,1 G. Mosseae memberikan pengaruh terbesar pada pH netral sampai alkalis (pH 6,0-8,1). Perubahan pH tanah melalui pengapuran biasanya berdampak merugikan bagi perkembangan MVA asli yang hidup pada tanah tersebut sehingga pembentukan mikoriza menurun (Santosa, 1989).Untuk itu tindakan pengapuran dibarengi tindakan inokulasi dengan cendawan MVA yang cocok agar pembentukan mikoriza terjamin. d) Bahan organik Bahan organik merupakan salah satu komponen penyusun tanah yang penting disamping air dan udara.Jumlah spora MVA tampaknya berhubungan erat dengan kandungan bahan organik di dalam tanah. Jumlah maksimum spora ditemukan pada tanah-tanah yang mengandung bahan organic 1-2 persen sedangkan pada tanah-tanah berbahan organic kurang dari 0,5 persen kandungan spora sangat rendah (Pujianto, 2001). Residu akar mempengaruhi ekologi cendawan MVA, karena serasah akar yang terinfeksi mikoriza
  • 35. 35 merupakan sarana penting untuk mempertahankan generasi MVA dari satu tanaman ke tanaman berikutnya. Serasah akar tersebut mengandung hifa,vesikel dan spora yang dapat menginfeksi MVA. Di samping itu juga berfungsi sebagai inokulasi untuk tanaman berikutnya. e) Cahaya dan ketersediaan hara Bjorman dalam Gardemann (1983) dalam Atmaja (2001) menyimpukan bahwa dalam intensitas cahaya yang tinggi kekahatan sedang nitrogen atau fosfor akan meningkatkan jumlah karbohidrat di dalam akar sehingga membuat tanaman lebih peka terhadap infeksi cendawan MVA. Derajat infeksi terbesar terjadi pada tanah-tanah yang mempunyai kesuburan yang rendah.Pertumbuhan perakaran yang sangat aktif jarang terinfeksi oleh MVA.Jika pertumbuhan dan perkembangan akar menurun infeksi MVA meningkat.Peran mikoriza yang erat dengan peyediaan P bagi tanaman menunjukkan keterikatan khusus antara mikoriza dan status P tanah.Pada wilayah beriklim sedang konsentrasi P tanah yang tinggi menyebabkan menurunnya infeksi MVA yang mungkin disebabkan konsentrasi P internal yang tinggi dalam jaringan inang (Santosa, 1989).Hayman (1975) dala Atmaja (2001) mengadakan studi yang mendalam mengenai pemupukan N dan P terhadap MVA pada tanah di wilayah beriklim sedang.Pemupukkan N (188 kg N/ha) berpengaruh buruk terhadap populasi MVA. Petak yang tidak dipupuk mengandung jumlah spora 2 hingga 4 kali lebih banyak dan berderajat infeksi 2 hingga 4 kali lebih tinggi dibandingkan petak yang menerima pemupukkan. Hayman mengamati bahwa pemupukkan N lebih berpengaruh daripada pemupukkan P, tetapi peneliti lain mendapatkan keduanya memiliki pengaruh yang sama. f) Logam berat dan unsur lain Pada percobaan dengan menggunakan tiga jenis tanah dari wilayah iklim sedang didapatkan bahwa pengaruh menguntungkan karena adanya MVA menurun dengan naiknya kandungan Al dalam tanah.Aluminium diketahui menghambat muncul jika ke dalam larutan tanah ditambahkan kalsium (Ca).Jumlah Ca didalam larutan tanah rupa-rupanya mempengaruhi
  • 36. 36 perkembangan MVA.Tanaman yang ditumbuhkan pada tanah yang memiliki derajat infeksi MVA yang rendah. Hal ini mungkin karena peran Ca2+ dalam memelihara integritas membran sel. Beberapa spesies MVA diketahui mampu beradaptasi dengan tanah yang tercemar seng (Zn), tetapi sebagian besar spesies MVA peka terhadap kandungan Zn yang tinggi. Pada beberapa penelitian lain diketahui pula bahwa strain-strain cendawan MVA tertentu toleran terhadap kandungan Mn, Al dan Na yang tinggi. g) Fungisida Fungisida merupakan racun kimia yang diracik untuk membunuh cendawan penyebab penyakit pada tanaman, akan tetapi selain membunuh cendawan penyebab penyakit fungisida juga dapat membunuh mikoriza, dimana pemakainan fungisida ini menurunkan pertumbuhan dan kolonisasi serta kemampuan mikoriza dalam menyerap P. Manfaat Mikoriza bagi Tanaman Beberapa manfaat yang dapat diperoleh tanaman inang dari adanya asosiasi mikoriza adalah sebagai berikut (Rahayu dan Akbar, 2003): a) Meningkatkan penyerapan unsur hara Tanaman yang bermikoriza biasanya tumbuh lebih baik dari pada yang tidak bermikoriza, dapat meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan beberapa unsure hara mikro.Selain itu akar tanaman yang bermikoriza dapat menyerap unsure hara dalam bentuk terikat dan tidak tersedia untuk tanaman (Serrano, 1985 dalam Suhardi, 1992 dalam Rahayu dan Akbar, 2003).De la Cruz (1981) dalam Atmaja (2001) melaporkan lebih banyak lagi unsure hara yang serapannya meningkat dari adanya mikoriza.Unsure hara yang meningkat penyerapannya adalah N, P, K, Ca, Mg, Fe, Cu, Mn dan Zn. Hubungan antara MVA dengan organisme tanah tidak bias diabaikan, karena secara bersamasama keduanya membantu pertumbuhan tanaman. b) Tahan terhadap serangan pathogen Mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya infeksi patogen akar. Mekanisme perlindungan ini bisa diterangkan sebagai berikut:
  • 37. 37 adanya lapisan hifa (mantel) dapat berfungsi sebagai pelindung fisik untuk masuknya pathogen mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat akar lainnya, sehinga tidak cocok bagi patogen. fungi mikoriza dapat melepaskan antibiotik yang dapat menghambat perkembangan patogen. c) Sebagai konservasi tanah Fungi mikoriza yang berasosiasi dengan akar berperan dalam konservasi tanah, hifa tersebut sebagai kontributor untuk menstabilkan pembentukan struktur agregat tanah dengan cara mengikat agregat-agregat tanah dan bahan organik tanah. d) Mikoriza dapat memproduksi hormon dan zat pengatur tumbuh Fungi mikoriza dapat memberikan hormon seperti auxin, sitokinin, giberellin, juga zat pengatur tumbuh seperti vitamin kepada inangnya. e) Sebagai sumber pembuatan pupuk biologis. Fungi ini dapat diisolasi, dimurnikan dan diperbanyak dalam biakan monnesenil.Isolat-isolat tersebut dapat dikemas dalam bentuk inokulum dan sebagai sumber material pembuat pupuk biologis yang dapat beradaptasi pada kondisi daerah setempat (Setiadi, 1994). f) Sinergis dengan mikroorganisme lain Keberadaan mikoriza juga bersifat sinergis dengan mikroba potensial lainnya seperti bakteri penambat N dan bakteri pelarut fosfat. g) Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan Fungi mikoriza berperan dalam mempertahankan stabilitas keanekaragaman tumbuhan dengan cara transfer nutrisi dari satu akar tumbuhan ke akar tumbuhan lainnya yang berdekatan melalui struktur yang disebut Bridge Hypae.
  • 38. 38 Proses infeksi mikoriza Terjadinya infeksi mikoriza pada akar tanaman melalui beberapa tahap, yakni : 1. Pra infeksi. Spora dari mikoriza benrkecambah membentuk appressoria. 2. Infeksi. Dengan alat apressoria melakukan penetrasi pada akar tanaman. 3. Pasca infeksi. Setelah penetrasi pada akar, maka hifa tumbuh secara interselluler, arbuskula terbentuk didalam sel saat setelah penetrasi. Arbuskula percabangannya lebih kuat dari hifa setelah penetrasi pada dinding sel. Arbuskula hidup hanya 4-15 hari, kemudian mengalami degenerasi dan pemendekan pada sel inang. Pada saat pembentukan arbuskula, beberapa cendawan mikoriza membentuk vesikel pada bagian interselluler, dimana vesikel merupakan pembengkakan pada bagian apikal atau interkalar dan hifa. 4. Perluasan infeksi cendawan mikoriza dalam akar terdapat tiga fase: a. Fase awal dimana saat infeksi primer. b. Fase exponential, dimana penyebaran, dan pertumbuhannya dalam akar lebih cepat . c. Fase setelah dimana pertumbuhan akar dan mikoriza sama. 5. Setelah terjadi infeksi primer dan fase awal, pertumbuhan hifa keluar dari akar dan di dalam rhizosfer tanah. Pada bagian ini struktur cendawan disebut hifa eksternal yang berfungsi dalam penyerapan larutan nutrisi dalam tanah, dan sebagai alat transportasi nutrisi ke akar, hifaeksternal tidak bersepta dan membentuk percabangan dikotom. Cara IsolasiBasidiomicetes Isolasi Jamur Endofit: Isolasi jamurendofit dilakukan dengan metodetanam langsung, yaitu setelahperendaman terakhir menggunakanetanol 70% selama 1 menit.Selanjutnya, potongan sampeldikeringkan di atas kertas saring sterilselama beberapa menit. Masing–masing potongan sampel kemudiandiletakkan di atas media MEA (MaltExtract Agar) yang telah
  • 39. 39 ditambahkanserbuk tanaman inang dengan posisipermukaan belahan menempel padaagar médium. Sampel diletakkan diatas médium dengan diberi tekanan,dan bagian potongan berada di atasmedium. Inokulasi sampel dilakukan diatas cawan petri dandilakukan duplo,tiap cawan berisi 4 potongan sampel.Selama pekerjaan dilakukan di dalam laminar air flow, dan kemudian inkubasiselama 2-14 hari hari pada suhu 27-29oC (suhu ruang). Isolat endofit yangmenunjukkan sifat morfologi jamurdipindahkan ke media MEA . Isolasi Jamur dari kayu/pohonMetode ini digunakan pada sampel jamur yangsudah membentuk tubuh buah. Sampel jamuryang sudah dipotong kecil-kecil sebelum dibiakkandilakukan sterilisasi permukaan denganmenggunakan air steril dan alkohol 70%.Pembiakannya bisa dilakukan dengan kertassaring atau langsung pada media biakan (PDA).Pemindahan koloni baru dilakukan berulangulangsampai diperoleh isolat murni. Isolasi dengan PengenceranMetode ini digunakan pada sampel jamur yangberasal dari tanah dan belum berbentuk tubuhbuah. Prosedur isolasi diawali denganpengambilan sampel tanah sebanyak 2 gram yangdilarutkan ke dalam 18 ml air steril kemudiandikocok dengan vortex selama + 20 menit.Pengenceran dilakukan dengan caramensuspensikan 1 ml, melarutkan stok dalam 9 mlair steril dan seterusnya sampai pada pengenceranyang diinginkan (untuk cendawan 10-1 sampai 10-2)untuk actinomycetes 10-3 sampai 10-5, untuk bakteri 10-6 sampai 10-8). Sebanyak 0,5 ml darisetiap konsentrasi, dituang pada cawan Petri yangberisi media biakan, selanjutnya diratakan. Metodelain yang dapat dilakukan adalah denganmengambil suspensi pada konsentrasi yangdiinginkan, kemudian dicampurkan pada mediayang masih hangat (45oC), selanjutnya dituang pada cawan petri. (Rois Amrullah A 1002101030 45 )
  • 40. 40 2.4 Peranan Basidiomycota MENGUNTUNGKAN. a. Bidang Kesehatan 1. Jamur shitake (Lentinulla edodes) Jamur ini biasa digunakan sebagai bahan makanan.Spora Shiitake dikenal dapat meredakan efek serangan influenza, menghambat pertumbuhan sel kanker, leukemia dan rheumatik. Enzim-enzim yang terkandung di dalam jamur dapat memproduksi asam amino tertentu yang mampu mengurangi kadar kolesterol dan menurunkan tekanan darah, dapat menghambat pertumbuhan sel virus, dan lain-lain 2. Jamur kayu (Ganoderma) Sebagai obat atau makanan suplemen Ganoderma di dunia yang telah diketahui berkhasiat obat, hanya spesies Ganoderma lucidum yang paling banyak dan populer digunakan sebagai obat karena mengandung bahan aktif berupa germanium organik hingga mencapai 2000 ppm dan polisakarida. 3. Jamur Ling zhi (Ganoderma lucidum). Dari 80 spesies Ganoderma di dunia yang telah diketahui berkhasiat obat, hanya spesies Ganoderma lucidum yang paling banyak dan populer digunakan sebagai obat karena mengandung bahan aktif berupa germanium organik hingga mencapai 2000 ppm dan polisakarida. Kedua zat (Germanium organik dan polisakarida) aktif dan kombinasinya hanya ditemukan pada jamur Lingzhi. Germanium organik (GE+32) merupakan unsur kimia yang dapat larut dalam air, memiliki sifat semi konduktor netral dan mudah bersatu dengan elektron dan substansi lain. GE juga termasuk semacam oksida sekui (bentuk dari suatu kombinasi oksida) yang memungkinkan logam berat dalam tubuh diikat dan dikeluarkan dalam waktu 20 jam. Kandungan germanium organik pada Ling-zhi antara 800-2000 ppm, berarti lebih tinggidibandingkan ginseng (GE hanya 250-320 ppm) yang selama ini populer di masyarakat sebagai obat unggul.
  • 41. 41 Selain itu, jamur Basidiomycota dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, Menjaga dan mempertahankan vitalitas tubuh sehingga tetap sehat dan bugar, Meningkatkan dan memelihara proses metabolism tubuh, Membersihkan senyawa-senyawa yang bersifat toksin dari dalam tubuh, Menurunkan kandungan gula dan kolesterol dalam darah, memperkuat kerja jantung. b.Bidang Pangan 1. Jamur kuping (Auricularia polytricha) Dapat dimakan Jamur yang banyak dipakai untuk makanan. Dapat dibuat sebagai sari buah dan jamur kuping, kuah jamur kuping,dsb. Lendir yang terkandung di dalamnya berkhasiat untuk menetralkan senyawa berbahaya (beracun) yang terdapat di dalam bahan makanan, membuat sirkulasi darah lebih bebas bergerak dalam pembuluh jantung, dan di Inggris digunakan sebagai obat sakit tenggorokan. Jamur kuping bisa mengurangi dahak, memperkuat energi bermanfaat bagi kecerdasan, menghilangkan kekeringan mengkuatkan tubuh, menyuburkan rambut, melancarkan darah, merawat lambung, dan yang lebih penting dapat menyapu bersih aneka macam sampah beracun di dalam 2. Jamur merang (Volvariella volvacea) Dapat dimakan Sebagai bahan dasar masakan dan makanan ringan.Kandungan antibiotiknya berguna untuk pencegahan penyakit anemia, menurunkan darah tinggi dan pencegahan penyakit kanker.Eritadenin dalam jamur merang dikenal sebagai penawar racun. 3. Jamur tiram plerotus sp. Sebagai bahan dasar masakan dan makanan ringan. Sumber protein nabati yang tidak mengandung kolesterol dan mencegah timbulnya penyakit darah tinggi dan jantung, mengurangi berat badan dan
  • 42. 42 diabetes.Kandungan asam folatnya (vit.B-komplek) tinggi dan dapat menyembuhkan anemia dan obat anti tumor, mencegah dan menanggulangi kekurangan gizi dan pengobatan kekurangan zat besi. c. Bidang Industri 1. Jamur kancing atau champignon (Agaricus bisporus), Jamur kancing segar bebas lemak, bebas sodium, serta kaya vitamin dan mineral, seperti vitamin B dan potasium. Jamur kancing juga rendah kalori, 5 buah jamur ukuran sedang sama dengan 20 kalori. Selain sebagai sumber protein nabati, juga dapat mengurangi resiko penyumbatan pembuluh darah koroner pada penderita penyakit hipertensi dan jantung akibat kolesterol. Jamur ini juga dimanfaatkan sebagai bahan baku kosmetik dan formula obat penghalus kulit. MERUGIKAN a. Bidang Pertanian 1. Puccinia graminis, parasit pada daun tanaman pertanian. Jamur ini tidak mempunyai basidiokarp.Hidup parasit pada rumput, gandum, murbei, dan lain-lain. Miselium jamur ini tidak menelusup jauh dari tempat infeksinya dan membentuk bercak seperti karat, sehingga disebut jamur karat (Indrawati Gandjar & Wellizar S, 2006: 86). 2. Puccinia arachidis, Parasit pada kacang tanah. Menyerang bagian adaksial dari daun kacang tanah dan mengendap menutupi stomata, sehingga laju transpirasi dan fotosintesis terhambat yang berakibat penurunan hasil panen. 3. Ustilago maydis, Parasit pada jagung Penyebab penyakit gosong bengkak pada jagung (corn smut).Cendawan ini merupakan dimorfik, artinya dalam siklus hidupnya dapat terjadi dua bentuk, yaitu membentuk sel khamir dan membentuk miselium.U. maydis umumnya menyerang tongkoljagung dengan masuk ke dalam biji dan menyebabkan pembengkakan serta terbentuknya kelenjar. Pembengkakan akan mengakibatkan kelobot rusak dan kelenjar
  • 43. 43 pecah hingga sporaU. maydis dapat menyebar (José Ruiz-Herrera, Alfredo D. Martínez-Espinoza (1998: 149–158). 4. Amanita phalloides, Beracun jika dimakan 5. Amanita muscaria, Dapat menyebabkan halusinasi jika dimakan A. muscaria memang terkenal sangat beracun karena dalam 2-3 jam setelah menghirup jamur ini dapat terjadi diare, vertigo, koma, muntah, dan beberapa efek lainnya. Pada bagian tubuh buah dari jamur ini, terdapat senyawa asam ibotenat dan muscimol yang bersifat halusinogen dan psikoaktif. Senyawa tersebut dapat mempercepat mengganggu sistem saraf, denyut jantung, mulut kering dan halusinasi (Thomas J. Volk) Lovieana H (100210103047)
  • 44. 44 BAB 3. PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Karakteristik Basidiomycota adalah sebagai berikut: a. Umumnya anggota basidiomycota berukuran makroskopis b. Hyfanya bersekat c. Memiliki tubuh buah (basidiokarp) berbentuk panjang, lembaran – lembaran yang berliku – liku atau bulat d. Hidupnya saprofit, parasit, dan mutualisme e. Perkembangbiakan secara aseksual (vegetatif) biasa dilakukan dengan konidium, pertunasan dan fragmentasi miselium dan secara seksual dengan basidiospora yang dibentuk oleh basidium f. Miselia dikariotik berumur panjang g. Memiliki tahapan diploid sementara h. Habitat jamur yang saprofit pada sisa – sisa makhluk hidup misalnya serasah daun di tanah, merang padi dan pohon yang mati. Sedangkan jamur yang bersifat parasit hidup pada organisme inangnya seperti tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentukmikoriza. 2. Sistem klasifikasi lama membagi Basidiomycota menjadi 2 kelas, yaitu Homobasidiomycetes dan Heterobasidiomycetes sedangkan sistem klasifikasi baru membagi menjadi 3 kelas, yaitu: Hymenomycetes, Ustilaginomycota, dan Teliomycotina. 3. Basidiomycota dapat bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk endomikoriza. 4. Jenis-jenis jamur Basidiomycota mempunyai peranan yang menguntungkan dan juga merugikan bagi kehidupan. 3.2 Saran Jamur mudah tumbuh di tempat yang lembab, maka menjaga kebersihan badan sangatlah penting agar jamur-jamur parasit tidak mudah menempel pada tubuh kita.
  • 45. 45 DAFTAR PUSTAKA Alexopoulos, Constantine John, John Willey & Sons. Inc. (1964). Introduction mycology. Fourth edition. New York: Published Simultaneusly. Bayu. (2010). Budidaya Jamur Tiram Putih. Diakses di dijember 27 09 2013 dalam http://diengagripina.blogspot.com/ Champbell, N A, Reece, J. B, and Mitchell, L, G. (2003). Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Djarijah, Nunung Marlina dan Abbas Siregar Djarijah. (2001). Budidaya Jamur Tiram (Pembibitan Pemeliharaan daa Pengendalian Hama Penyakit). Yogyakarta: Kanisius. Gandjar, Indrawati & Wellyzar Syamsuridzal. (2006). Mikologi dasar dan terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Gembong,T. (2005). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Press. Gembong,T. (2005). Taksonomi Tumbuhan Obat – Obatan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Press: . Gregory,M. (2004). Biodiversity Of Fungi. London: Elsevier Academic Press. H. Parjimo dan Hardi Soenanto. (2008). Jamur Ling Zhi; Raja Herbal, Seribu Khasiat. Jakarta : AgroMedia Pustaka. José Ruiz-Herrera, Alfredo D. Martínez-Espinoza. (1998). "The fungus Ustilago maydis, from the aztec cuisine to the research laboratory". INTERNATL MICROBIOL1: 149–158. Diakses pada 27 09 2013 Kimball, John W. (2001). Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
  • 46. 46 Kuo, M. (2004, January). Agaricus bisporus: The button mushroom, diambil dari situs web MushroomExpert.Com. Kusumawati, Rohana. (2010). Biologi untuk SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara. M Kobori, M Yoshida, M Ohnishi-Kameyama, dan H Shinmoto. "Ergosterol peroxide from an edible mushroom suppresses inflammatory responses in RAW264.7 macrophages and growth of HT29 colon adenocarcinoma cells". National Food Research Institute; Diakses pada 27 09 2013 Muchroji, Ir. Bahrun. (2005). Bertanam jamur merang. Jakarta : PT. Musi Perkasa Utama. Nurhayati, Nunung. (2007). Biologi Bilingual Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2. Bandung: Yrama Widya. Ohira, Ikuo (1990). "A revision of the taxonomic status of Pleurotus citrinopileatus".Reports of the Tottori Mycological Institute28: 143–150. Prawirohartono, Slamet & Hidayati, Sri. (2007). Sains Biologi 2 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara. Pustekom. (2005). Basidiomycota flash. diakses di jember 27 09 2013 dalam http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Biologi/basmycot.swf Redaksi Trubus, (2001). Pengalaman Pakar dan Praktisi Budidaya Jamur. Depok: Penebar Swadaya. Sanjaya, Ridwan. (2007). Membuat blog dengan Blogspot. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Suriawiria, Unus. (2002). Budidaya Jamur Tiram. Yogyakarta : Kanisius. Thomas J. Volk. (1999). "Tom Volk's Fungus of the Month for December 1999: This month's fungus is Amanita muscaria, the fly agaric.", Desember 1999..
  • 47. 47 Willey&Sons. Inc, John. (1996). Introductory mycology. Fourth edition. Canada: Published Simultaneusly. Willey&Sons. Inc, John. (1985). Instructional Media. Fourth edition. Canada: Published Simultaneusly.
  • 48. BASIDIOMYCOTA MAKALAH disusun guna menyelesaikan tugas mata kuliah Mikologi Oleh : Kelompok 2 Kelas C NURIS AULIYA DWI R 100210103033 RISA YUNI ARISKA 100210103036 MOKHAMAD RIYAN A 100210103037 NAFILAH SONYA S 100210103044 LOVIEANA H 100210103047 ROIS AMRULLAH A 100210103056 DIANA ULVA 100210103063 MEITA VALENTINA Z 100210103065 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013