1. Dokumen tersebut membahas tentang pedoman penanganan gawat darurat berdasarkan American Heart Association (AHA) dan Advanced Trauma Life Support (ATLS) dengan fokus pada resusitasi jantung paru (CPR) dan rantai keselamatan (ABC).
2. 1. American Heart Associattion (AHA), 2010
2. ATLS, edisi 9 Bahasa Indonesia, 2014
3. .https://cpr
.heart.org/-/media/cpr-files/cpr-guidelines-
files/highlights/hghlghts_2020eccguidelines_indonesian.pdf
REFERENSI
3. Masalah Utama dan Perubahan Besar AHA 2020
“Pada tahun 2015, sekitar 350.000 individu dewasa di Amerika Serikat mengalami henti jantung
di luar rumah sakit (OHCA) nontraumatik dan ditangani oleh personel layanan medis darurat (EMS).
Terlepas dari peningkatan baru-baru ini, kurang dari 40% individu dewasa menerima CPR
yang dimulai oleh individu awam, dan kurang dari 12% yang menerapkan
defibrilator eksternal otomatis (automated external defibrillator/AED) sebelum kedatangan
EMS. Setelah peningkatan yang signifikan, kelangsungan hidup setelah mengalami
OHCA telah stabil sejak 2012.”
4. Masalah Utama dan Perubahan
Besar AHA 2020
1. Peningkatan algoritme dan alat bantu visual memberikan
panduan yang mudah diingat untuk skenario resusitasi
BLS dan ACLS. •
2. Pentingnya inisiasi CPR dini yang dilakukan oleh
penyelamat awam telah ditekankan kembali. •
3. Rekomendasi sebelumnya tentang pemberian epinefrin
telah ditegaskan kembali, dengan penekanan pada
pemberian epinefrin dini. •
4. Umpan balik audiovisual waktu nyata sebagai cara untuk
menjaga kualitas CPR sebaiknya digunakan. •
5. Pengukuran tekanan darah arteri dan karbon dioksida
end-tidal (ETCO2) secara terus-menerus selama
resusitasi ACLS mungkin berguna untuk meningkatkan
kualitas CPR. •
6. Berdasarkan bukti terbaru, penggunaan rutin defibrilasi
sekuensial ganda tidak direkomendasikan.
7. Akses Intravena (IV) adalah rute pemberian obat yang
diutamakan selama resusitasi ACLS. Akses Intraosseous
(IO) dapat diterima jika akses IV tidak tersedia. •
8. Perawatan pasien setelah kembalinya sirkulasi spontan
(ROSC) membutuhkan perhatian yang cermat terhadap
oksigenasi, kontrol tekanan darah, evaluasi untuk
intervensi koroner perkutan, manajemen suhu yang
ditargetkan, dan neuroprognostikasi multimodal. •
9. Karena pemulihan dari henti jantung berlangsung lama
setelah pasien masuk untuk rawat inap, pasien harus
mendapatkan penilaian formal dan dukungan untuk
kebutuhan fisik, kognitif, dan psikososial mereka. •
10. Setelah resusitasi, pengarahan untuk penyelamat awam,
penyedia EMS, dan petugas perawatan kesehatan
berbasis rumah sakit dapat turut mendukung kesehatan
mental dan keselamatan mereka.
11. Penanganan henti jantung pada kehamilan berfokus pada
resusitasi ibu, dengan persiapan untuk persalinan sesar
perimortem dini jika perlu untuk menyelamatkan bayi
dan meningkatkan peluang keberhasilan resusitasi ibu.
5. DEFINISI BHD
Bantuan Hidup Dasar/ Basic Life Support adalah usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadaan yang mengancam
nyawa
Bila usaha bantuan hidup ini dilakukan tanpa memakai cairan intra vena, obat atau pun
kejutan listrik maka dikenal dengan sebutan Bantuan Hidup Dasar (BHD) .
Sebaliknya bila bantuan hidup dilakukan dengan menggunakan obat atau kejutan listrik
dikenal dengan sebutan Bantuan Hidup Lanjut (BHL) atau Advanced Live
Support (ALS)
6. Indikasi BHD
Henti Nafas
Henti Jantung
Tujuan BHD
Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya penafasan
Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi pada pasien yang
mengalami henti jantung atau henti nafas melalui Resusitasi Rantung Paru (RJP)
Prinsif BHD (AHA, 2010)
Immadiate recognition of sussen cardiac arrest (SCA)
Activation of emergency respone system
Eraly cardiopulmonary resuscitation
Rapid defibrillation if indicated
7. GOLDEN TIME / WAKTU KRITIS
Mati Klinis : Tidak ada Nafas dan Nadi
Mati Batang Otak : setelah 4-6 menit
Mati Biologis : setelah 10 menit
8. Kapan RJP dihentikan?
1) Kembalinya sirkulasi dan ventilasi spontan
2) Ada yang lebih bertanggung jawab
3) Penolong lelah atau sudah lebih dari 30 menit tidak ada respon
4) Adanya DNAR
5) Tanda kematian yang ireversibel
Kapan RJP tidak dilakukan/DNAR (Do Not Attempt
Resescitation)?
1) Tanda kematian (rigor mortis)
2) Sebelumnya dengan fungsi vital yang sudah sangat jelek dengan terapi maksimum
3) Bila menolong korban akan membahayakan penolong
9. Komplikasi RJP
a. Nafas Buatan menimbulkan : inflasi gaster, regurgitasi dan mengurangi volume atau hiper ventilasi.
b. Bila terjadi inflasi gaster: perbaiki jalan nafas, hindari tidal volum yang besar dan laju nafas yang
cepat.
c. Fraktur iga dan sternum (sering terjadi terutama pada orang tua)
d. RJP tetap dilakukan walaupun terasa ada fraktur iga (posisi tangan salah)
e. Laserasi hati dan limpa : posisi tangan yang terlalu rendah akan menekan prosesus xipoideus kea rah
hepar/ limpa.
13. PENGENALAN PENDERITA
Pengenalan sangat penting untuk mengurangi
penundaan pertolongan (maks 10 detik)
Korban tidak sadar:
berikan rangsangan sentuh/nyeri
panggil nama/sebutan
Bernafas/ tidak
Langkah selanjutnya: aktivasi sistem kegawatdaruratan
14. AKTIVASI SISTEM KEGAWATDARURATAN
Hubungi Instalasi Gawat Darurat / ruang perawatan
yang paling dekat dengan anda
IGD mempunyai kompetensi dan fasilitas tertinggi
yang memberikan bantuan hidup dasar dan lanjut
Tahukah anda no telp dan no ekstensi IGD RS
terdekat?
Mintalah tolong orang lain untuk menghubungi IGD
dan mengambil AED (bila ada) sementara anda
menolong korban
15. RESUSITASI JANTUNG PARU (CPR)
Pijat jantung langsung dilakukan begitu ada korban
tidak sadar
Kriteria pijat jantung yang baik:
Penderita berbaring dengan alat keras
Pijat di tulang dada, bukan di kiri atau kanannya
Push hard and fast
Sekitar 100x/menit, dalamnya 5 cm
Dinding dada yang ditekan kembali sempurna
Jangan sering sering menghentikan pijat jantung
30 kompresi dan 2 ventilasi
Lihat contoh posisi tangan dan lengan
16. JALAN NAFAS DAN BANTUAN NAFAS
Pertahankan jalan nafas tetap terbuka agar udara
bebas keluar masuk
Head tilt-chin lift
Bantuan nafa yang baik:
mulut-mulut atau mulut-hidung
kedap
Tarik nafas biasa
Tiup cepat sampai dinding dada terangkat
hati-hati
10-12x/menit
17. EVALUASI
Lakukan tiap 2 menit
Periksa nadi di leher, mintalah instruktur mengajari
anda
Lakukan evluasi secepat mungkin
Bila AED, gunakan juga untuk evaluasi
Gantian penolong tiap 2 menit