Dokumen tersebut membahas sejarah dan perkembangan resusitasi jantung paru (RJP) sejak abad ke-18 hingga saat ini. RJP diperkenalkan pada 1950an dengan penambahan nafas buatan dan kompresi dada. Tujuan RJP adalah mencegah berhentinya sirkulasi darah dan pernafasan. Keterlambatan pemberian RJP dapat menurunkan peluang keberhasilan penyelamatan nyawa korban.
10. Tujuan BHD :
1. Mencegah berhentinya
sirkulasi darah atau pernafasan
2. Memberikan bantuan eksternal
terhadap sirkulasi dan ventilasi
Basic Trauma Cardiac Life support (BTCLS)
11. Keterlambatan BHD Peluang
Keberhasilan (Hidup)
1 menit 98 dari 100 korban
3 menit 50 dari 100 korban
10 menit 1 dari 100 korban
Basic Trauma Cardiac Life support (BTCLS)
12. Kita Jangan Menjadi Korban Berikut
Proteksi Diri
“ Pertolongan Pertama, Jangan
Menambah Cedera Tambahan ”
MOTTO :
BTCLS in Disaster Management
13. • Th 1950 : Peter Safar memperkenalkan nafas
mulut ke mulut, bidan meresusitasi neonatus
• Th 1960 : Kouwenhoven dkk memperkenalkan
kompresi dada
• Selanjutnya Peter Safar memperkenalkan
kombinasi keduanya, sebagai dasar RJP
“ YANG DIBUTUHKAN HANYA 2 TANGAN “
PERKEMBANGAN RJP
BTCLS in Disaster Management
15. INDIKASI RJP
Henti Nafas
Tanda2nya:
Tidak ada pergerakan dinding dada
Tidak ada bunyi/hembusan nafas dari hidung
dan mulut
Ada tanda sianosis(warna keunguan pada kuku)
Henti Jantung
Tanda2nya :
Denyut nadi tidak teraba
pupil mata melebar
Kulit pucat dan akral dingin
BTCLS in Disaster Management
17. 1. Kenali Keadaan Pasien 2. Cek Respon Pasien
Nilai Kesadaran
BTCLS in Disaster Management
18. NILAI RESPON PASIEN
Segera setelah aman,
lakukan :
AKTIFKAN Sistem Gawat
Darurat
Hati-hati kemungkinan
trauma leher
Jangan pindahkan /
mobilisasi pasien bila
tidak perlu
BTCLS in Disaster Management
19. 3. Minta Tolong
4. Cek Arteri Caroti
5. Lakukan konfresi
dada
BTCLS in Disaster Management
23. Basic Trauma Cardiac Life support (BTCLS)
Jika denyut nadi tidak teraba, lakukan kompresi dada luar
Letakkan disternum bagian
bawah
Lakukan kompresi 30
kali dan ventilasi 2 kali
Kedalaman kompresi antara 5 cm (2 inchi)
Kecepatan kompresi sekurang-kurangnya 100 x/mnt
BTCLS in Disaster Management
24. Basic Trauma Cardiac Life support (BTCLS)
RJP
Perbandingan
Kompresi & Ventilasi
30 : 2 (1 penolong)
15 : 2 (2 penolong)
30 : 2 (1 / 2 penolong) Dewasa
Infant /
Anak
BTCLS in Disaster Management
25. Basic Trauma Cardiac Life support (BTCLS)
Kompresi dada pada Anak
BTCLS in Disaster Management
26. Basic Trauma Cardiac Life support (BTCLS)
Kompresi dada pada bayi
BTCLS in Disaster Management
27. Basic Trauma Cardiac Life support (BTCLS)
Kompresi dada pada
bayi
BTCLS in Disaster Management
28. CIRCULATION
1. Titik tumpu Pijat Jantung di tengah tengah sternum
2. Posisi tangan ½ bawah sternum, diantara 2 puting susu
3. Kedalaman penekanan 3,8 – 5 cm (2010)
4. Kedalaman penekanan 2 – 2,4 inci / 5 – 6 cm untuk dewasa
5. Pijat Jantung 100x / menit (2010)
6. Pijat Jantung 100 – 120 / menit (2015)
7. Dua atau satu penolong tidak dibedakan untuk dewasa tetap 30 : 2
(Compresi : Ventilasi)
8. Untuk anak-anak usia (1 tahun – pubertas) satu penolong 30 ; 2
(Compresi : Ventilasi), Bila dua penolong 15 : 2(Compresi : Ventilasi)
9. Kedalaman penekanan 2 inci (5 Cm) untuk anak-anak dan gunakan
satu tangan saat penekanan
10. Biarkan dada recoil setiap setelah kompresi
11. Minimalkan interupsi terhadap kompresi dada
12. Hindari ventilasi yg berlebihan
13. Untuk bayi kurang dari 1 tahun 1,5 inci (4 Cm), dua tangan dengan
ibu jari melingkar dibagian tengah dada, tepat dibawah garis puting
BTCLS in Disaster Management
29. AIRWAY (JALAN NAFAS)
Basic Trauma Cardiac Life support (BTCLS)
Bersihkan jalan nafas :
1. Amati suara nafas dan pergerakan
dinding dada
2. Cek dan bersihkan dengan menyisir
rongga mulut
3. Untuk membuka mulut dengan Cross
Finger
30. Membuka Jalan Nafas
Basic Trauma Cardiac Life support (BTCLS)
1. Head Tilt dan Chin Lift
angkat kepala dan dagu pasien
2. Jaw Thrust
dengan mendorong rahang
bawah
31. BREATHING (Pernafasan)
Jika pasien bernafas :
-Gulingkan kearah recovery position
-Observasi secara reguler
Jika tidak bernafas :
Berikan 2x nafas buatan
Basic Trauma Cardiac Life support (BTCLS)
32. 10. POSISI MIRING MANTAP
POSISI PEMULIHAN (RECOVERY)
BTCLS in Disaster Management
34. Algoritma BHD berdasarkan AHA 2015
Basic Trauma Cardiac Life support (BTCLS)
Korban
ditemukan
Cek respon korban
Tidak ada respon (unresponsive)
tidak bernafas atau tidak bernafas normal
(hanya gasping/terengah-engah)
Cek nadi :
pastikan nadi
dalam 10 detik ?
Beri 1 napas tiap 5 -6
detik
Cek ulang tiap 2 menit
Ada denyut
nadi
Mulai siklus 30 KOMPRESI dan 2 NAPAS
AED / defibrilasi datang
Rekam irama jantung, apakah bisa
di defibrilasi atau tidak ?
Berikan 1 shock segera
lanjutkan RJP untuk 5
siklus (2 menit)
Segera lanjutkan RJP selama 2 menit
cek irama setiap 2 menit, sampai tim
dengan alat lebih lengkap datang
Tidak ada denyut nadi
1. Aman diri / Penolong
2. Aman Lingkungan
3. Aman korban
35. Evaluasi BHD
setiap 5 siklus ( 2 menit)
Sirkulasi ( - )
Ventilasi (-)
Sirkulasi ( + )
Ventilasi (-)
Sirkulasi ( + )
Ventilasi (+)
Lanjutkan ABC Lanjutkan Breathing Posisi sisi mantap,
pertahankan airway.
BTCLS in Disaster Management
36. RJP DIHENTIKAN
• Kembalinya ventilasi & sirkulasi spontan
• Ada yang lebih bertanggung
jawab/tenaga yg lebih kompeten
• Penolong lelah dan sudah 30 menit tidak
ada respon
• Adanya DNAR
• Tanda kematian yang irreversibel (dilatasi
pupil, rigor mortis)
• Area menjadi tidak aman
BTCLS in Disaster Management