Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Tini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di fasyankes, meliputi pengertian B3, klasifikasi, jenis B3 di fasyankes, MSDS, simbol dan label B3, serta tata cara penyimpanan, penanganan, dan pembuangan B3 secara aman.
Dokumen ini berisi pedoman pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di UPT Puskesmas Pamotan Kabupaten Rembang. Dokumen ini menjelaskan pengertian pengelolaan B3, tujuan dibuatnya SOP ini sebagai acuan pengelolaan B3, kebijakan yang mendasari SOP ini, referensi peraturan terkait, prosedur pengelolaan B3 mulai dari penyimpanan, penggunaan, pembuangan limbah B3, serta unit-
Dokumen tersebut membahas tentang perizinan dalam pengelolaan limbah B3 di rumah sakit. Terdapat beberapa masalah dalam pengelolaan limbah medis seperti pembuangan sembarangan dan pembakaran tanpa izin. Dokumen ini juga menjelaskan dasar hukum dan ketentuan pengelolaan limbah B3 serta sistem pengelolaan limbah rumah sakit yang sesuai."
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3), mulai dari definisi, identifikasi, pengendalian, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, pemanfaatan, dan penimbunan limbah B3. Hal-hal penting yang difokuskan adalah larangan membuang, mengencer, dan mengimpor limbah B3 secara langsung ke lingkungan.
Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun - B3 Handlingabdul syukur
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3), termasuk pengertian B3, klasifikasi B3, simbol dan label B3, penyimpanan B3 yang aman, lembar data keselamatan (MSDS), langkah pencegahan untuk kondisi darurat, dan penanganan darurat jika terjadi kontak atau kecelakaan dengan B3.
Per Men Lh No 03 Tahun 2008 tentang tata cara simbol dan label B3harkun
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup ini mengatur tentang tata cara pemberian simbol dan label pada bahan berbahaya dan beracun (B3). Dokumen ini menjelaskan definisi B3, simbol, label, dan klasifikasi B3 serta cara pemberian simbol dan label pada kemasan dan tempat penyimpanan B3. Dokumen ini berisi 18 pasal dan lampiran yang menjelaskan rincian simbol B3 berdasarkan klasifikasinya.
Pengelolaan Bahan Berbahaya & Beracun (B3)Tini Wartini
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di fasyankes, meliputi pengertian B3, klasifikasi, jenis B3 di fasyankes, MSDS, simbol dan label B3, serta tata cara penyimpanan, penanganan, dan pembuangan B3 secara aman.
Dokumen ini berisi pedoman pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di UPT Puskesmas Pamotan Kabupaten Rembang. Dokumen ini menjelaskan pengertian pengelolaan B3, tujuan dibuatnya SOP ini sebagai acuan pengelolaan B3, kebijakan yang mendasari SOP ini, referensi peraturan terkait, prosedur pengelolaan B3 mulai dari penyimpanan, penggunaan, pembuangan limbah B3, serta unit-
Dokumen tersebut membahas tentang perizinan dalam pengelolaan limbah B3 di rumah sakit. Terdapat beberapa masalah dalam pengelolaan limbah medis seperti pembuangan sembarangan dan pembakaran tanpa izin. Dokumen ini juga menjelaskan dasar hukum dan ketentuan pengelolaan limbah B3 serta sistem pengelolaan limbah rumah sakit yang sesuai."
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3), mulai dari definisi, identifikasi, pengendalian, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, pemanfaatan, dan penimbunan limbah B3. Hal-hal penting yang difokuskan adalah larangan membuang, mengencer, dan mengimpor limbah B3 secara langsung ke lingkungan.
Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun - B3 Handlingabdul syukur
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3), termasuk pengertian B3, klasifikasi B3, simbol dan label B3, penyimpanan B3 yang aman, lembar data keselamatan (MSDS), langkah pencegahan untuk kondisi darurat, dan penanganan darurat jika terjadi kontak atau kecelakaan dengan B3.
Per Men Lh No 03 Tahun 2008 tentang tata cara simbol dan label B3harkun
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup ini mengatur tentang tata cara pemberian simbol dan label pada bahan berbahaya dan beracun (B3). Dokumen ini menjelaskan definisi B3, simbol, label, dan klasifikasi B3 serta cara pemberian simbol dan label pada kemasan dan tempat penyimpanan B3. Dokumen ini berisi 18 pasal dan lampiran yang menjelaskan rincian simbol B3 berdasarkan klasifikasinya.
Dokumen ini membahas tentang rincian teknis penyimpanan limbah B3 di Indonesia. Secara garis besar mencakup ketentuan standar penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam NIB, rincian teknis penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam persetujuan lingkungan, serta pemantauan dan pelaporan penyimpanan limbah B3.
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptxyayanlonga1
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) yang meliputi pengertian, tujuan, contoh limbah B3, kategori B3, serta hal-hal penting yang perlu diketahui tentang pengelolaan B3 seperti inventarisasi, penanganan, penyimpanan, penggunaan, pelabelan, pelaporan insiden, serta penggunaan lembar data keselamatan bahan (MSDS).
Dokumen ini berisi daftar periksa untuk menilai kriteria kebersihan dan ketertiban di kantor dan area produksi menggunakan skala nilai dari sangat baik hingga sangat buruk. Terdapat empat belas item penilaian untuk kantor dan lima belas item untuk area produksi luar kantor. Auditor akan memberikan skor untuk setiap item berdasarkan kriteria evaluasi yang ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang Material Safety Data Sheet (MSDS) yang merupakan dokumen penting yang berisi informasi mengenai bahaya kimia, penanganan, penyimpanan, dan pembuangan bahan kimia. MSDS digunakan untuk menjamin keselamatan kerja di laboratorium kimia dan bermanfaat untuk berbagai bidang seperti kimia, farmasi, pertanian, kedokteran, pangan, teknik, dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan sanitasi lingkungan di tempat-tempat pariwisata dan umum. Kebijakan ini mencakup sanitasi di hotel, restoran, pasar, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun kereta api, pantai, dan taman rekreasi umum. Tujuannya adalah menjaga lingkungan bersih dan sehat untuk menunjang kelancaran aktivitas wisata dan kesehatan masyarakat.
Uu Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 mengatur syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi untuk mencegah kecelakaan dan bahaya di tempat kerja, termasuk mewajibkan penggunaan alat pelindung diri dan taati petunjuk keselamatan. PT. Perdana Karya berkomitmen tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dengan melaksanakan program K3 yang meliputi kepemimpinan, evaluasi, prosedur,
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
Peraturan ini menetapkan baku mutu air limbah domestik dan kewajiban pengolahan air limbah domestik. Air limbah domestik harus diolah sebelum dibuang dan memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Pemerintah daerah dapat menetapkan baku mutu lebih ketat berdasarkan kajian ilmiah tentang daya tampung lingkungan dan teknologi pengolahan.
Dokumen tersebut membahas penanganan sampah rumah tangga meliputi 5 tahapan yaitu pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. Ditekankan pentingnya pemilahan sampah sesuai jenisnya di tempat-tempat seperti TPS dan TPS 3R sebelum ditangani lebih lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang baku mutu air limbah domestik dan pengendalian pencemaran air. Terdapat parameter-parameter yang harus dipenuhi untuk air limbah domestik seperti pH, BOD, TSS, dan lemak/minyak. Upaya pengendalian meliputi pengurangan pencemaran di sumber dan pengolahan air limbah secara alami maupun sistematis.
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan sanitasi dan hygiene untuk tempat-tempat umum seperti pasar, rumah makan, dan restoran berdasarkan peraturan pemerintah, yang mencakup fasilitas minimum seperti air bersih, toilet, tempat sampah, dan cuci tangan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian K3 yang mencakup kesehatan kerja, keselamatan kerja, dan keamanan kerja. K3 bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat bagi pekerja dengan mencegah terjadinya kecelakaan atau gangguan kesehatan akibat pekerjaan. Dokumen juga menjelaskan berbagai alat pelindung diri yang digunakan untuk mencegah berbagai bahaya di tempat ker
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaChaicha Ceria
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja, yang didefinisikan sebagai kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan. Terdapat tiga jenis penyakit akibat kerja yaitu penyakit akibat kerja, penyakit terkait kerja, dan penyakit umum. Faktor penyebab penyakit akibat kerja dapat berupa faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi,
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaAyok Putra
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga yang aman dan sehat. Terdapat berbagai cara pengolahan air minum seperti filtrasi, klorinasi, flokulasi dan disinfeksi, SODIS, dan merebus. Juga dibahas tentang pentingnya menjaga kebersihan peralatan makanan, mencuci tangan, dan menyimpan makanan dengan benar. Wadah penyimpanan air minum harus tertutup rapat dan bersih untuk mencegah
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) oleh pelaku usaha dan kegiatan. Termasuk definisi limbah B3, prinsip-prinsip pengelolaan limbah B3 seperti asas pencemar membayar dan dari hulu ke hilir, serta ketentuan penyimpanan, pengemasan, dan pengangkutan limbah B3.
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT 2014 1577sujatno angga
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di rumah sakit, termasuk definisi B3, klasifikasi bahaya B3, potensi kecelakaan akibat paparan B3, dan standar pengelolaan limbah B3 berdasarkan peraturan perundang-undangan."
Dokumen ini membahas tentang rincian teknis penyimpanan limbah B3 di Indonesia. Secara garis besar mencakup ketentuan standar penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam NIB, rincian teknis penyimpanan limbah B3 yang diintegrasikan ke dalam persetujuan lingkungan, serta pemantauan dan pelaporan penyimpanan limbah B3.
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).pptxyayanlonga1
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) yang meliputi pengertian, tujuan, contoh limbah B3, kategori B3, serta hal-hal penting yang perlu diketahui tentang pengelolaan B3 seperti inventarisasi, penanganan, penyimpanan, penggunaan, pelabelan, pelaporan insiden, serta penggunaan lembar data keselamatan bahan (MSDS).
Dokumen ini berisi daftar periksa untuk menilai kriteria kebersihan dan ketertiban di kantor dan area produksi menggunakan skala nilai dari sangat baik hingga sangat buruk. Terdapat empat belas item penilaian untuk kantor dan lima belas item untuk area produksi luar kantor. Auditor akan memberikan skor untuk setiap item berdasarkan kriteria evaluasi yang ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang Material Safety Data Sheet (MSDS) yang merupakan dokumen penting yang berisi informasi mengenai bahaya kimia, penanganan, penyimpanan, dan pembuangan bahan kimia. MSDS digunakan untuk menjamin keselamatan kerja di laboratorium kimia dan bermanfaat untuk berbagai bidang seperti kimia, farmasi, pertanian, kedokteran, pangan, teknik, dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan sanitasi lingkungan di tempat-tempat pariwisata dan umum. Kebijakan ini mencakup sanitasi di hotel, restoran, pasar, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun kereta api, pantai, dan taman rekreasi umum. Tujuannya adalah menjaga lingkungan bersih dan sehat untuk menunjang kelancaran aktivitas wisata dan kesehatan masyarakat.
Uu Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970 mengatur syarat-syarat keselamatan kerja yang harus dipenuhi untuk mencegah kecelakaan dan bahaya di tempat kerja, termasuk mewajibkan penggunaan alat pelindung diri dan taati petunjuk keselamatan. PT. Perdana Karya berkomitmen tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja karyawan dengan melaksanakan program K3 yang meliputi kepemimpinan, evaluasi, prosedur,
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
Peraturan ini menetapkan baku mutu air limbah domestik dan kewajiban pengolahan air limbah domestik. Air limbah domestik harus diolah sebelum dibuang dan memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Pemerintah daerah dapat menetapkan baku mutu lebih ketat berdasarkan kajian ilmiah tentang daya tampung lingkungan dan teknologi pengolahan.
Dokumen tersebut membahas penanganan sampah rumah tangga meliputi 5 tahapan yaitu pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. Ditekankan pentingnya pemilahan sampah sesuai jenisnya di tempat-tempat seperti TPS dan TPS 3R sebelum ditangani lebih lanjut.
Dokumen tersebut membahas tentang baku mutu air limbah domestik dan pengendalian pencemaran air. Terdapat parameter-parameter yang harus dipenuhi untuk air limbah domestik seperti pH, BOD, TSS, dan lemak/minyak. Upaya pengendalian meliputi pengurangan pencemaran di sumber dan pengolahan air limbah secara alami maupun sistematis.
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan sanitasi dan hygiene untuk tempat-tempat umum seperti pasar, rumah makan, dan restoran berdasarkan peraturan pemerintah, yang mencakup fasilitas minimum seperti air bersih, toilet, tempat sampah, dan cuci tangan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Dzul Fiqri
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian K3 yang mencakup kesehatan kerja, keselamatan kerja, dan keamanan kerja. K3 bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat bagi pekerja dengan mencegah terjadinya kecelakaan atau gangguan kesehatan akibat pekerjaan. Dokumen juga menjelaskan berbagai alat pelindung diri yang digunakan untuk mencegah berbagai bahaya di tempat ker
Penyakit akibat kerja dan hubungan kerjaChaicha Ceria
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit akibat kerja, yang didefinisikan sebagai kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau pekerjaan. Terdapat tiga jenis penyakit akibat kerja yaitu penyakit akibat kerja, penyakit terkait kerja, dan penyakit umum. Faktor penyebab penyakit akibat kerja dapat berupa faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi,
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaAyok Putra
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga yang aman dan sehat. Terdapat berbagai cara pengolahan air minum seperti filtrasi, klorinasi, flokulasi dan disinfeksi, SODIS, dan merebus. Juga dibahas tentang pentingnya menjaga kebersihan peralatan makanan, mencuci tangan, dan menyimpan makanan dengan benar. Wadah penyimpanan air minum harus tertutup rapat dan bersih untuk mencegah
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) oleh pelaku usaha dan kegiatan. Termasuk definisi limbah B3, prinsip-prinsip pengelolaan limbah B3 seperti asas pencemar membayar dan dari hulu ke hilir, serta ketentuan penyimpanan, pengemasan, dan pengangkutan limbah B3.
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT 2014 1577sujatno angga
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di rumah sakit, termasuk definisi B3, klasifikasi bahaya B3, potensi kecelakaan akibat paparan B3, dan standar pengelolaan limbah B3 berdasarkan peraturan perundang-undangan."
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pengelolaan dan pengendalian limbah bahan berbahaya dan beracun di Kota Bandung. Dokumen ini menjelaskan definisi kunci terkait limbah berbahaya seperti penghasil, pengumpul, pengangkut, pengolah limbah berbahaya serta kegiatan penyimpanan, pengumpulan dan pengolahan limbah berbahaya.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan limbah medis di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Ada 85 fasilitas kesehatan yang memiliki izin pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan menggunakan insinerator atau autoklaf. Dokumen ini juga menjelaskan peraturan dan proses pengolahan limbah medis mulai dari penyimpanan, pengangkutan, hingga penimbunan sisa hasil pengolahan.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan lapangan (on the job training/OJT) pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) medis di fasyankes. OJT ini bertujuan untuk memberikan, memperoleh, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi dalam pengelolaan limbah B3 medis baik limbah cair maupun padat sesuai peraturan perundang-undangan."
Dokumen tersebut membahas pengelolaan limbah B3 sektor industri, termasuk regulasi yang mengatur pengelolaan limbah B3, proses pengelolaan limbah B3 mulai dari pemilahan, pengemasan, penyimpanan sementara, pengangkutan hingga pengolahan, serta peran PT Arah Environmental Indonesia dalam pengelolaan limbah B3."
Permen LHK 56 tahun 2015 fasyankes.pdfmeppriyantom
Peraturan Menteri ini mengatur tentang tata cara dan persyaratan teknis pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun dari fasilitas pelayanan kesehatan. Dokumen ini membahas tentang pengurangan, pemilahan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, penimbunan limbah B3, serta simbol dan label limbah.
Dokumen ini membahas tentang pengertian, tujuan dan format dari Standar Operasional Prosedur (SOP) beserta contoh format lengkap SOP untuk proses kerja rutin di puskesmas. Dokumen ini juga memberikan contoh SOP khusus untuk membuat ikan piam biji selasih.
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan kredensial tenaga kesehatan di puskesmas. Kredensial digunakan untuk menilai kompetensi tenaga kesehatan agar memiliki kewenangan klinis yang sesuai. Kredensial dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota untuk dokter, dokter gigi, perawat dan bidan di puskesmas setiap 5 tahun. Tujuannya untuk menjamin mutu pelayanan dan keselamatan pas
MATERI PPN PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING.pptxPatenPisan1
Dokumen ini membahas upaya pemerintah Indonesia dalam mencegah dan menurunkan stunting melalui Program Prioritas Nasional. Stunting disebabkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang sehingga anak terlalu pendek. Pemerintah melaksanakan 5 pilar strategi nasional yang meliputi komitmen kepemimpinan, kampanye perubahan perilaku, konvergensi program, ketahanan pangan dan gizi, serta pemantauan evaluasi. Upaya pencegahan dilakuk
Dokumen tersebut membahas tentang profil indikator mutu di puskesmas, termasuk pengertian profil indikator, format standar profil indikator, dan contoh penyusunan profil indikator di puskesmas.
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) yang diperlukan dalam akreditasi Puskesmas, termasuk format, proses penyusunan, dan pengelolaannya."
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. • Undang – Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Undang-Undang no 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
• Peraturan Pemerintah nomor 22 Tahun 2021 Perlindungan Lingkungan
Hidup
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah B3
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019
Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
3. • Zat, energi, dan/atau komponen lain
• Sifat, konsentrasi, dan/atau
jumlahnya,
• Secara langsung maupun tidak
langsung,
• dapat mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC-ND
Bahan Berbahaya dan
Beracun = B3
6. LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN / MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
Salah 1 cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat kontak dengan bahan berbahaya & beracun
• MSDS mengandung :
• Produk dan Identitas Perusahaan
• Menerangkan identitas produk,
serta perusahaan yang
memproduksi produk.
• Komposisi /Informasi kandungan
bahan
• Menjelaskan komposisi bahan
yang bersangkutan, konsentrasi,
campuran dsb.
• Identifikasi Bahaya
• Bahaya Kesehatan
• Bahaya kebakaran
• Bahaya reaktivitas
• MSDS memuat informasi tentang :
• Informasi umum tentang bahan.
• Informasi Komponen Berbahaya.
• Reaktivitas Bahan.
• Sifat Mudah terbakarnya bahan.
• Sifat Fisika Bahan.
• Sifat Kimia Bahan.
• Dampak Kesehatan.
• Pertolongan Pertama.
• Penyimpanan.
7.
8. Limbah
Sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan
Limbah B3
sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang
mengandung B3
Pengelolaan
Limbah B3
•pengurangan,
penyimpanan,
pengumpulan,
Pengangkutan
•pemanfaatan,
pengolahan,
penimbunan
9. LIMBAH B3
PADAT
1.BOTOL INFUS,
2.SPUIT & JARUM
SUNTIK,
3.WINGNEEDLE,
4.ABOCHET,
5.LAMPU BEKAS,
6.CATRIDGE,
7.PRINTER BEKAS,
8.DLL
CAIR
•SEMUA B3
KADALUARSA
•OLI BEKAS
•TINTA PRINTER
•URINE PASIEN
•DLL
GAS
GAS BUANG
GAS EMISI
(KENDARAAN &
GENSET),
DLL
10. Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) & Waktu
Penyimpanan
• karakteristik infeksius, benda tajam dan patologis sebelum
dilakukan Pengangkutan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3,
dan/atau Penimbunan Limbah B3 :
• Suhu < atau sama dengan 0 dalam waktu sampai dengan 90
(sembilan puluh) hari.
• suhu 3 sampai dengan 8oC (delapan derajat celsius) dalam
waktu sampai dengan 7 (tujuh) hari.
• bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan,
radioaktif, farmasi, sitotoksik, peralatan medis yang memiliki
kandungan logam berat tinggi, dan tabung gas atau kontainer
bertekanan :
• 90 (sembilan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang dihasilkan
sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per hari atau lebih; atau
• 180 (seratus delapan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang
dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari
untuk Limbah B3 kategori 1, sejak Limbah B3 dihasilkan
SAFETY BOX
12. PENANGANAN TUMPAHAN LIMBAH B3
(dilantai atau dipermukaan lain)
• darah
• cairan tubuh,
• cairan bahan
kimia berbahaya,
• cairan mercury
dari alat
kesehatan
• sitotoksik
Menggunakan
perangkat alat
pembersih
(Spill kit)
harus
dibersihkan
13. Cara Penggunaan Spillkit
Alat-alat yang digunakan Spill Kit tumpahan
bahan kimia meliputi:
a. Masker
b. Sarung tangan
c. Sikat bulu + Pengki plastik
d. Tissue towel
e. Absorben
f. Kantong plastik ukuran 2 kg dan 5 kg
g. Botol spray ukuran 500 ml, berisi cairan
dekontaminasi
h. Wash lap/kanebo
i. Tali pengikat
j. Spidol
k. Stiker No. 121
l. Lembar peringatan
m. Laporan kejadian