Terima kasih atas pertanyaannya. Limbah B3 tidak dapat dimusnahkan secara langsung karena memiliki karakteristik yang berbeda-beda seperti beracun, mudah meledak, korosif, dan sebagainya. Oleh karena itu, limbah B3 harus dilakukan penanganan terlebih dahulu sesuai jenis dan karakteristiknya, seperti pengemasan, penyimpanan, pengangkutan, hingga proses akhir pengolahan/pemusnahan
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan lapangan (on the job training/OJT) pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) medis di fasyankes. OJT ini bertujuan untuk memberikan, memperoleh, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi dalam pengelolaan limbah B3 medis baik limbah cair maupun padat sesuai peraturan perundang-undangan."
Terima kasih atas pertanyaannya. Limbah B3 tidak dapat dimusnahkan secara langsung karena memiliki karakteristik yang berbeda-beda seperti beracun, mudah meledak, korosif, dan sebagainya. Oleh karena itu, limbah B3 harus dilakukan penanganan terlebih dahulu sesuai jenis dan karakteristiknya, seperti pengemasan, penyimpanan, pengangkutan, hingga proses akhir pengolahan/pemusnahan
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan lapangan (on the job training/OJT) pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) medis di fasyankes. OJT ini bertujuan untuk memberikan, memperoleh, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi dalam pengelolaan limbah B3 medis baik limbah cair maupun padat sesuai peraturan perundang-undangan."
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah rumah sakit dan dampaknya terhadap lingkungan. Secara garis besar, dokumen menjelaskan jenis-jenis limbah rumah sakit, pengaruh limbah terhadap lingkungan dan kesehatan, serta upaya penanganan limbah rumah sakit di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan limbah medis di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Ada 85 fasilitas kesehatan yang memiliki izin pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan menggunakan insinerator atau autoklaf. Dokumen ini juga menjelaskan peraturan dan proses pengolahan limbah medis mulai dari penyimpanan, pengangkutan, hingga penimbunan sisa hasil pengolahan.
Permendkes 2/2023 menyederhanakan regulasi pengelolaan limbah kesehatan dan mewajibkan fasilitas kesehatan mengelola limbah secara benar melalui tahapan seperti pengurangan, pemilahan, penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan sesuai standar, untuk mencegah penyakit akibat limbah tersebut. Pengawasan dilakukan terhadap proses pengelolaan limbah fasilitas kesehatan untuk memastikan pemenuhan aturan
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah pengendalian lingkungan perawatan pasien COVID-19, meliputi identifikasi permukaan yang sering disentuh, prosedur dan frekuensi pembersihan, teknik dan suplai pembersihan serta disinfeksi, pengelolaan limbah, dan udara.
BIOSAFETY IN MICROBIOLOGY Laboratory.pptxRisaSadiyah
Biosafety adalah spesies kumbang ini juga merupakan bagian dari genus ini juga merupakan bagian dari genus ini juga dapat menyerap air mata yang kontam hingga ke kamar tidur di kecamatan dan kingdom is the only one that was
Dokumen tersebut membahas tentang perizinan dalam pengelolaan limbah B3 di rumah sakit. Terdapat beberapa masalah dalam pengelolaan limbah medis seperti pembuangan sembarangan dan pembakaran tanpa izin. Dokumen ini juga menjelaskan dasar hukum dan ketentuan pengelolaan limbah B3 serta sistem pengelolaan limbah rumah sakit yang sesuai."
Makalah ini membahas pengelolaan limbah farmasi dengan tujuan menjelaskan definisi dan jenis limbah farmasi, bahayanya bagi lingkungan, serta cara pengolahan limbah farmasi yang tepat agar tidak mencemari lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengolahan limbah industri farmasi dan rumah sakit secara biologis. Ia menjelaskan tentang karakteristik dan jenis-jenis limbah rumah sakit serta peraturan yang mengatur pengelolaan lingkungan rumah sakit. Rancang bangun instalasi pengolahan air limbah rumah sakit dengan sistem biofilter anaerob-aerob dapat menurunkan zat organik dan padat tersuspensi serta amoniak dan deterjen dalam air
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah rumah sakit dan dampaknya terhadap lingkungan. Secara garis besar, dokumen menjelaskan jenis-jenis limbah rumah sakit, pengaruh limbah terhadap lingkungan dan kesehatan, serta upaya penanganan limbah rumah sakit di Indonesia.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan limbah medis di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Ada 85 fasilitas kesehatan yang memiliki izin pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan menggunakan insinerator atau autoklaf. Dokumen ini juga menjelaskan peraturan dan proses pengolahan limbah medis mulai dari penyimpanan, pengangkutan, hingga penimbunan sisa hasil pengolahan.
Permendkes 2/2023 menyederhanakan regulasi pengelolaan limbah kesehatan dan mewajibkan fasilitas kesehatan mengelola limbah secara benar melalui tahapan seperti pengurangan, pemilahan, penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan sesuai standar, untuk mencegah penyakit akibat limbah tersebut. Pengawasan dilakukan terhadap proses pengelolaan limbah fasilitas kesehatan untuk memastikan pemenuhan aturan
Dokumen tersebut membahas langkah-langkah pengendalian lingkungan perawatan pasien COVID-19, meliputi identifikasi permukaan yang sering disentuh, prosedur dan frekuensi pembersihan, teknik dan suplai pembersihan serta disinfeksi, pengelolaan limbah, dan udara.
BIOSAFETY IN MICROBIOLOGY Laboratory.pptxRisaSadiyah
Biosafety adalah spesies kumbang ini juga merupakan bagian dari genus ini juga merupakan bagian dari genus ini juga dapat menyerap air mata yang kontam hingga ke kamar tidur di kecamatan dan kingdom is the only one that was
Dokumen tersebut membahas tentang perizinan dalam pengelolaan limbah B3 di rumah sakit. Terdapat beberapa masalah dalam pengelolaan limbah medis seperti pembuangan sembarangan dan pembakaran tanpa izin. Dokumen ini juga menjelaskan dasar hukum dan ketentuan pengelolaan limbah B3 serta sistem pengelolaan limbah rumah sakit yang sesuai."
Makalah ini membahas pengelolaan limbah farmasi dengan tujuan menjelaskan definisi dan jenis limbah farmasi, bahayanya bagi lingkungan, serta cara pengolahan limbah farmasi yang tepat agar tidak mencemari lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengolahan limbah industri farmasi dan rumah sakit secara biologis. Ia menjelaskan tentang karakteristik dan jenis-jenis limbah rumah sakit serta peraturan yang mengatur pengelolaan lingkungan rumah sakit. Rancang bangun instalasi pengolahan air limbah rumah sakit dengan sistem biofilter anaerob-aerob dapat menurunkan zat organik dan padat tersuspensi serta amoniak dan deterjen dalam air
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
2. TUJUAN
PELATIHAN
TUJUAN UMUM:
Peserta mengetahui pengelolaan Limbah
Infeksius dan Kesiapsiagaan Tanggap
Darurat Pengelolaan Limbah Infeksius
TUJUAN KHUSUS:
pencemaran/
Mencegah dan menanggulangi
kerusakan lingkungan hidup dan gangguan
kesehatan masyarakat dan Tindak Pidana
Lingkungan Akibat Limbah B3 yang dihasilkan dari
sarana fasilitas layanan kesehatan
3. REGULASI
Pasal 59 ayat (1) Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3
Wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya
UU No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH
Pasal 11 ayat (1) Prasarana RS dapat meliputi salah satunya
instalasi pengelolaan limbah
UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Pasal 274 ayat (1) Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3
Wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang dihasilkannya
PP No.22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan LH
Mengatur pengelolaan limbah dari penetapan hingga
pembuangan Limbah Klinis Infeksius, farmasi kadaluwarsa
tergolong limbah B3 Kategori 1
PP No.101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya
dan Beracun
Mengatur teknis kewajiban fasyankes untuk melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi salah satunya bersumber
limbah medis
Permenkes No.27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Mengatur teknis tentang penyelenggaraan pengamanan limbah
padat domestik, Bahan B3, limbah cair dan limbah gas di Rumah
Sakit
Permenkes No.7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
4. REGULASI
PERMENKES NO.7 TAHUN 2019
TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT
LIMBAH
Limbah Padat
Domestik
Pengurangan
dan Pemilahan
Penyediaan
Fasilitas
Penanganan
Vektor
Identifikasi
Limbah
Pengurangan
dan Pemilahan
Pewadahan dan
Pengangkutan
Penyimpanan
Pengolahan
Limbah B3 Limbah Cair
Sistem
Penyaluran
Memiliki IPAL
Pemantauan
dan Pelaporan
Baku Mutu
Limbah Gas
Pemantauan
dan Pelaporan
Pengelolaan
sesuai Standar
Penyediaan
Fasilitas
10. Dampak Limbah Fasyankes yang Tidak
diolah dengan Baik
1. Gangguan kesehatan manusia; bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia,
desinfektan, serta logam Hg, Pb, Chrom dan Cd yang berasal dari bagian
Pelayanan
2. Gangguan genetik dan reproduksi; Pestisida dan Bahan Radioaktif
3. Menyebabkan infeksi silang; menjadi media penyebaran mikrooorganisme
pembawa penyakit melalui proses infeksi silang baik dari pasien ke pasien,
dari pasien ke petugas atau dari petugas ke pasien
4. Kerusakan harta benda; disebabkkan oleh garam-garam terlarut (korosif,
karat) yang terkandung dalam air berlumpur yang dapat menurunkan
kualitas bangunan di sekitar rumah sakit
5. Gangguan atau kerusakan tanaman dan binatang, karena senyawa nitrat
(asam, basa dan garam kuat), bahan kimia, desinfektan, logam nutrient
tertentu dan fosfor
6. Kerugian ekonomi, baik terhadap pembiayaan operasional dan
pemeliharaan seperti kebutuhan biaya kompensasi pencemaran lingkungan
dan orang yang kesehatannya terganggu karena pencemaran lingkungan
7. Gangguan kenyamanan dan estetika, dari sedimen, larutan, bau phenol,
feses, urin dan rasa dari bahan kimia organik.
11. JENIS DAN KARAKTERISTIK LIMBAH
PADAT FASYANKES
Limbah Padat Rumah Sakit
Limbah Medis
Limbah Non Medis
Hasil kegiatan Medis yang terdiri dari:
1. Limbah Infeksius
2. Limbah patologi
3. Limbah Benda Tajam
4. Limbah Farmasi
5. Limbah Sitotoksik
6. Limbah Kimiawi
7. Limbah Radioaktif
8. Limbah Kontainer Bertekanan
9. Limbah Logam
Hasil dari kegiatan diluar medis yang
lazim disebut limbah sejenis rumah
tangga, yang terdiri dari:
1. Limbah Anorganik / Kering
2. Limbah Organik / Basah
Yang berasal dari dapur/gizi, ruang
tunggu pasien, kantin, kantor, dan
halaman/taman
14. Pengurangan
● Menghindari penggunaan material yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun apabila terdapat pilihan yang lain;
● Melakukan tata kelola yang baik (good housekeeping) setiap bahan atau
material yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan dan/atau
pencemaran tehadap lingkungan;
● Melakukan pemisahan aliran limbah (waste stream) menurut jenis, kelompok,
dan/ atau karakteristik limbah;
● Melakukan tata kelola yang baik pengadaan bahan kimia dan bahan farmasi
untuk menghindari terjadinya penumpukan dan kadaluwarsa; dan
● Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap peralatan sesuai
jadwal
16. Pemilahan dan Pewadahan
● Pemilahan dilakukan mulai dari sumber oleh penghasil
limbah (mis:perawat). Di setiap sumber / ruangan
ditempatkan wadah yang sesuai dengan limbah yang
dihasilkan.
● Wadah dinamai sesuai kategori/kelompok limbah yang
diberikan kantong plastik sesuai warna
● Jarum suntik bisa disediakan safety box di tempat
dilakukan tinakan. Setelah menyuntik, suntik langsung
dimasukan ke dalam safety box tanpa menutup kembali
● Jarum suntik juga bisa menggunakan needle cutter atau
needle destroyer untuk memisahkan siringe dengan
spoitnya.
17. Pengangkutan
Pengangkutan Internal
● Pengumpulan limbah minimum setiap hari atau
sesuai kebutuhan
● Setelah limbah diambil dari sumbernya
● Limbah diangkut sebelum penuh (3/4 volume limbah)
Pengangkutan Eksternal
Pengangkutan dilakukan oleh transporter yang berizin.
Pengangkutan yang dilakukan oleh penghasil limbah
bisa menggunakan kendaraan roda 3, sesuai ketentuan
yang berlaku.
18. Penyimpanan Sementara
TPS harus memiliki ijin
● Bangunan TPS yang memenuhi persyaratan harus
sesuai dengan Keputusan Kepala Bapedal No.1 Tahun
1995 Tentang: Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3
Waktu Penyimpanan
● 2 hari, pada temperature lebih besar dari 0 derajat
Celcius
● 90 hari, pada temperature sama dengan atau lebih
kecil dari 0 derajat celcius
● 7 hari, pada temperature 3-8 derajat celcius
(Permenkes No.7/2019)
19. Lama Penyimpanan
Bahan kimia kadaluwarsa, tumpahan, atau sisa
kemasan, radioaktif, farmasi, sitotoksik, peralatan
medis yang memiliki kandungan logam berat
tinggi, dan tabung gas atau kontainer bertekanan
Volume >
50 kg/hari
90 hari
Volume <
50 kg/hari
180 hari
30. Pengolahan Limbah Fasyankes
INSINERATOR
• Efisiensi pembakaran >99,95%
• Temperatur pada ruang bakar utama (primary chamber) minimum 800 ºC
(temperatur operasional)
• Temperatur pada ruang bakar kedua (secondary chamber) minimum
1000º C (temperatur operasional)
• Memiliki alat pengendali pencemaran udara (misal:wet scrubber)
• Ketinggian cerobong minimum 14 meter dari permukaan tanah dan
memehuhi baku mutu emisi
• Pengolahan limbah sitotoksik (genotoksik) pada temperatur 1200 ºC.
36. Sistem Tanggap Darurat
Sistem Tanggap Darurat Pengelolaan B3 dan/atau Limbah B3 adalah sistem
pengendalian keadaan darurat yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, dan
penanggulangan kecelakaan serta pemulihan kualitas lingkungan hidup akibat kejadian
kecelakaan Pengelolaan B3 dan/atau Limbah B3 (PP 101/2014)
PP No.22 Tahun 2021 Pasal 428
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3, Pengumpul Limbah B3, Pengangkut
Limbah B3, Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah
B3 wajib memiliki Sistem Tanggap Darurat.
37. Sistem Tanggap Darurat Berdasarkan
PP 22/202
1Pasal 429
SISTEM TANGGAP DARURAT (PP 22/2021)
38. Sistem Tanggap Darurat Berdasarkan ISO
14001:2015 Klausul 4.4.7 Kesiapan dan Tanggap
Darurat
39. Program Kedaruratan Pengelolaan Limbah
Medis
Identifikasi Pengelolaan Limbah Medis:
• Klasifikasi B3 dan/atau kategori dan karakteristik Limbah B3;
• Jumlah B3 dan/atau Limbah B3
• Potensi ancaman secara langsung atau tidak langsung terhadap keselamatan jiwa manusia; dan
• Potensi ancaman ganguan terhadap fungsi lingkungan hidup
ISI REGISTER RISIKO
41. Menyusun SOP bila terjadi tumpahan dan
terpapar limbah medis di bagian tubuh
RUMAH SAKIT
42. Menyusun SOP bila terjadi tumpahan dan
terpapar limbah medis di bagian tubuh
43. Penanganan Tumpahan
9 LANGKAH MEMBERSIHKAN TUMPAHAN
1. Block area,agar orang tidak melakukan kontak dengan hazard
2. Kumpulkan APD, desinfektan, absorben,t, untuk mengumpulkan hazard tersebut
3. Lindungi diri kita sendiri dari risiko hazard dengan menggunakan APD
4. Semprotkan keseluruh kontaminan (hazard)
5. Taburkan absorbent pada kontaminan dan biarkan cukup waktu untuk terserap
6.Gunakan alat untuk mengumpukan kontaminan (hazard), tempatkan kontaminan dan
alat/bahan ke dalam kantong plastik kuning
7. Semprotkan desinfektan ke permukaan bekas kontaminan (hazzard)
8. Buang APD ke dalam kontaminan bag
9. Buang kontaminan bag ke TPS, lakukan cuci tangan selama 20 detik
Buat catatan laporan kejadian
45. Penanganan Tertusuk Jarum Suntik
Keluarkan darah dari area
yang tertusuk jarum
Cuci menggunakan air
mengalir dan sabun antiseptik
Keringkan dan tutup luka
Lepas dan ganti pakaian
terkontaminasi Minta bantuan medis untuk
pemberian antibiotik/vaksin
Perhatikan perubahan
kesehatan dan buat laporan
46. Thank
You
PT Universal Eco Pasific. Komplek Majapahit
Permai Blok C No. 109 Jl. Majapahit No. 18-22
RT.14/RW.8 Petojo Selatan,Gambir,
Jakarta Pusat.DKIJakarta 12220
universaleco.id
www.universaleco.id
Telp 021
-352-0701