Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaDedy Wiranto
Pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap anak-anak didik dalam berfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari identitas diri.
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaDedy Wiranto
Pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap anak-anak didik dalam berfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari identitas diri.
Aksi Nyata PMM dalam Topik Merdeka Belajar.
Pembelajaran yang berorientasi pada karakteristik dan kebutuhan murid sehingga menjadi manusia mandiri dan merdeka
Aksi Nyata PMM dalam Topik Merdeka Belajar.
Pembelajaran yang berorientasi pada karakteristik dan kebutuhan murid sehingga menjadi manusia mandiri dan merdeka
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Bahan bacaan 1.Konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional.pdf
1. Bahan bacaan 1. Konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional ditinjau dari
Filosofi Ki Hajar Dewantara
Pengantar
Visi Pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis,
kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
bergotong royong, dan berkebhinekaan global. Program SMK Pusat Keunggulan merupakan
katalis perwujudan visi Pendidikan Indonesia melalui transformasi SMK. Dalam aspek
Kepemimpinan Sekolah, secara bertahap, diharapkan Kepala Sekolah secara kreatif
memiliki kepemimpinan pembelajaran serta dapat melakukan pengembangan diri dan
orang lain.
Salah satu intervensi dan pondasi program SMK Pusat Keunggulan kedua adalah
menyelenggarakan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan karakter yang
sesuai nilai-nilai Pancasila dan penguatan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja.
Untuk pengembangan dan penguatan karakter dalam nilai-nilai Pancasila dan
kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, mari kita refleksikan kembali pemikiran
Ki Hajar Dewantara berikut ini
“Maksud pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia maupun anggota masyarakat.”
Maksud Pendidikan adalah
menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar
mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat
_________________
KHD, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4
2. “Dasar pendidikan adalah pendidikan budi pekerti. Pembelajaran budi
pekerti adalah pembelajaran tentang jiwa manusia secara holistik.
Budi adalah cipta (pikiran), rasa, dan karsa(kemauan) dan pekerti
adalah tenaga/raga. Pembelajaran budi pekerti memungkinkan murid
melakukan olah pikir (menajamkan pikiran), olah rasa (memperhalus
rasa), olah karsa (memperkuat kemauan/motivasi) dan olah raga
(menyehatkan jasmani).”
Penutup: Kedua kutipan Ki Hajar Dewantara mengingatkan pada kita bahwa upaya
penguatan karakter yang sesuai nilai-nilai Pancasila haruslah memperhatikan:
1. Peran pendidik sebagai pamong yang menuntun.
2. Kekuatan kodrat anak sebagai dasar dalam memperbaiki laku mereka.
3. Keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia dan anggota masyarakat sebagai
tujuan segala ikhtiar dan upaya yang dilakukan (well-being sebagai makhluk sosial
dan pribadi)
4. Murid mengalami proses pembelajaran yang menstimulasi perhatian, rasa ingin
tahu, penalaran, mengambil makna, menghasilkan aksi/tindakan nyata