SlideShare a Scribd company logo
PENDIDIKAN KARAKTER
Disampaikan Pada
Perkuliahan Pertemuan Ke-5
Dosen : Ahmad Chumaedi, M.Pd.I
INDIKATOR PERKULIAHAN
1. Pengertian Pendidikan Karakter
2. Konsep Karakter
3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter
4. Faktor-faktor Penyebab Kurang Berhasilnya Pendidikan Karakter
5. Paradigma Baru Pendidikan Karakter Di Indonesia Dalam Tinjauan
Psikologis
REFERENSI
Muhsyanur Dan Amie Primarni, 2018, Kapita Selekta
Pendidikan (Menelaah Fenomena Pendidikan Di Indonesia Dari
Berbagai Disiplin Ilmu), Yogyakarta : Mitra Mandiri Persada.
AA Musyaffa, 2020, Kapita Selekta Pendidikan : Dari Makna
Sampai Analisis, Bandung : CV. Oman Publishing.
1. PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan karakter terdiri dari dua
kata, yaitu pendidikan dan karakter.
PENGERTIAN PENDIDIKAN
 Secara bahasa Kata pendidikan Dari bahasa arab
ْْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫ت‬ artinya “pendidikan” dengan kata kerja َّْ‫ب‬َ‫ر‬
artinya “mendidik”
 Menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang sistem
pendidikan nasional, bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.
ARTI PENDIDIKAN SECARA SEDERHANA
(410348)
 pendidikan selain sebagai proses humanisasi,
pendidikan juga merupakan usaha untuk
membantu manusia mengembangkan seluruh
potensi yang dimilikinya (olahrasa, raga dan
rasio) untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupan dunia dan akhirat.
PENGERTIAN KARAKTER
 Secara bahasa, karakter dari bahasa Latin “Charakter”, yang antara
lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti,
kepribadian atau akhlak.
 Pengertian lain secara bahasa kata “karakter” dalam bahasa Inggris
disebut “character” dan bahasa Yunani“charassein” (Guralnik,
1986), artinya mengukir hingga terbentuk sebuah pola, dapat pula
diartikan sebagai “pola perilaku moral individu”. Karenanya, untuk
mendidik anak agar memiliki karakter diperlukan proses „mengukir‟,
yakni pengasuhan dan pendidikan yang tepat.
 Secara istilah Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur,
berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain
(PusatKurikulum, 2010a).
PILAR KARAKTER (410348)
 Adapun sembilan pilar karakter yang berasal dari
nilainilai luhur universal, yaitu: pertama, karakter
cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kedua,
kemandirian dan tanggungjawab; ketiga,
kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat
dan santun; kelima, dermawan, suka tolong-
menolong dan gotong royong/kerjasama; keenam,
percaya diri dan pekerja keras; ketujuh,
kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan
rendah hati, dan; kesembilan, karakter toleransi,
kedamaian, dan kesatuan.
18 (DELAPAN BELAS) NILAI-NILAI KARAKTER
UMUM DALAM KURIKULUM 2013
 Dalam lingkup pendidikan di sekolah, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan 18
(delapan belas) jenis nilai-nilai karakter umum (common
values) yang perlu ditanamkan kepada peserta didik.
Nilai-nilai karakter tersebut adalah (1) religius, (2) jujur,
(3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6)kreatif, (7)
mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10)
semangatkebangsaan, (11) cinta tanah air, (12)
menghargai prestasi, (13) bersahabat, (14)cinta damai,
(15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17)
peduli sosial, dan(18) tanggungjawab
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan
karakter di sekolah. Jakarta:Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. 2013)
PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER
 Pendidikan karakter merupakan penciptaan
lingkungan sekolah yang membantu siswa dalam
perkembangan etika, tanggungjawab melalui
model, dan pengajaran karakter yang baik melalui
nilai-nilai universal(Berkowitz & Bier, 2005:7).
Nilai-nilai karakter ini sudah seharusnya
ditanamkan kepada siswa sehingga mereka
mampu menerapkan dalam kehidupannya baik di
keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara
sehingga dapat memberikan kontribusi yang
positif kepada lingkungannya.
PENGERTIAN PEND KARAKTER SECARA
SEDERHANA (410348)
 Mengacu pada berbagai pengertian dan
definisi tentang pendidikan dan karakter
secara sederhana dapat diartikan bahwa
pendidikan karakter adalah upaya sadar yang
dilakukan seseorang atau sekelompok orang
(pendidik) untuk menginternalisasikan nilai-
nilai karakter pada seseorang yang lain (siswa)
sebagai pencerahan agar siswa mengetahui,
berfikir dan bertindak secara bermoral dalam
menghadapi setiap situasi
2. KONSEP KARAKTER
1. Menurut Ibn Miskawih konsep pendidikan karakter yang berbasis pada pendekatan yang dilakukan
oleh thabib (dokter), “Seorang tabib (dokter) yang berpengalaman tidaklah langsung saja mengobati
suatu penyakit sebelum diketahuinya panas dan dinginnya, barulah dia memberikan ramuan obat
(resep) yang bertujuan menangkis serangan penyakit dan selanjutnya membalas dengan serangan
yang serupa.
2. Menurut al-Gazali, pendidikan karakter dapat melalui tahapan takhalli, tahalli, dan tajalli. Pada tahap
takhalli, seseorang berusaha membersihkan dirinya dari sifat-sifat yang tercela atau penyakit
kejiwaan, seperti riya‟, „ujub, sombong, gurur, serakah, iri, dengki, dan was-was. Selanjutnya, pada
tahap tahalli, seseorang bisa menghias dirinya dengan akhlak yang mulia, sehingga akhlak tersebut
dipahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupannya sehari-hari, atau dalam teks Arabnya, al-
takhalluq bi akhlaq al-karimah= berakhlak dengan akhlak yang mulia. Sedangkan pada tajalli,
seseorang menampakkan sifat-sifat yang terpuji tersebut di dalam dirinya, sehingga tampak kuat
pengaruhnya dalam karisma dan kepribadian.
3. Menurut Fazlur Rahman, pendidikan karakter sejatinya termuat dalam Kitab Suci al-Qur‟an. Ia
mengajuan sebuah tesis, bahwa al-Qur‟an merupakan sebuah kitab yang berisi prinsip-prinsip
keagamaan dan moral serta anjuran-anjuran, dan bukan sebagai dokumen hukum. Namun, ia
mengandung ketetapan-ketetapan hukum yang penting dikeluarkan selama pembentukan
masyarakat negara di Madinah. Di antara sumber hukum, Ajaran moral ; akidah, ibadah, mu‟amalah,
sejarah, dan lain sebagainya yang pada intinya diarahkan pada membentuk akhlak yang mulia.
KONSEP KARAKTER (413048)
 Konsep dasar pendidikan karakter tertuang dalam
Permendikbud No 23 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
tahun 2015. Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) bertujuan:
1. menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan bagi siswa, guru, dan tenaga
kependidikan. 2. Menumbuh kembangkan kebiasaan
yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter sejak di
keluarga, sekolah dan masyarakat. 3. menjadikan
pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan
pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan
keluarga, 4. Menumbuh kembangkan lingkungan dan
budaya belajar yang serasi antara keluarga, sekolah,
dan masyarakat.
TAHAPAN PENDIDIKAN KARAKTER
 Perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor
bawaan (nature) dan faktor lingkungan (nurture). Dalam hal ini,
Confusius – seorang filsuf terkenal Cina – menyatakan bahwa
manusia pada dasarnya memiliki potensi mencintai kebajikan,
namun bila potensi ini tidak diikuti dengan pendidikan dan
sosialisasi setelah manusia dilahirkan, maka manusia dapat
berubah menjadi binatang, bahkan lebih buruk lagi.
 Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing),
acting, menuju kebiasaan (habit). Hal ini berarti, karakter tidak
sebatas pada pengetahuan.
 proses untuk membangun karakter bisa menggunakan tujuh
tahapan dalam memperoleh pengetahuan (ma‟rifatullah) kepada
Tuhan. Menurut Asifin, tujuh tahapan itu meliputi: sebagai berikut:
(1) Muatabah, muroqobah, mujahadah, musyahadah, mukasyafah,
mahabbah dan ma‟rifah.
3. PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
1. Pendidikan karakter sudah diterapkan sejak Indonesia
merdeka dengan nama yang berbeda-beda, ada istilah
nation and character building dan character education.
2. Pendidikan karakter di sekolah diwujudkan dengan
adanya mata pelajaran Pendidikan Agama dan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
3. Mulai tahun 2010 Pemerintah Republik Indonesia
mencanangkan gerakan pendidikan karakter. Dalam
praktiknya, nilai-nilai karakter bangsa tersebut
diimplementasikanmelalui 3 cara, yaitu integrasi
dengan mata pelajaran, muatan lokal,
danpengembangan diri.
PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
KARAKTER
 Prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter: 1)
berkelanjutan: mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai
karakter merupakan proses yang tiada henti, dimulai dari awal peserta didik
masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan bahkan sampai terjun
kemasyarakat;
 2) melalui semua mata pelajaran: pengembangan diri dan budya sekolah,
serta mutan local;
 3) nilai tidak diajarkan tetapi dikembangkan dan dilaksanakan. Satu hal
yang selalu harus diingat bahwa suatu aktivitas belajar dapat digunakan
untuk mengembangkan kemampuan ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik;
 4) proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan
menyenangkan. Guru harus merencanakan kegiatan belajar yang
menyebabkan peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari sumber
informasi, dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengeolah informasi
yang sudah dimiliki, menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri
mereka melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan
tugastugas di luar sekolah
STRATEGI PENGEMBANGAN KARAKTER SECARA
MAKRO
 Perencanaan
-perangkat karakter:
Yuridis, teori, dan empiris
 Pelaksanaan
- Pengalaman belajar
 Evaluasi
-pengukuran/assesment bahwa proses
pemberdayaan dan pembudayaan karakter berhasil
STRATEGI PENGEMBANGAN KARAKTER SECARA
MIKRO
 Keg. Belajar mengajar
 Kegiatan keseharian dalam bentuk penciptaan
budaya sekolah
 Ko/ ekstra kuri,kuler
 Kegiatan keseharian dalam rumah dan
masyarakat
PENILAIAN KARAKTER
 Karakter merupakan bagian dari ranah afektif. Menurut
Andersen (1980) ada dua metode yang dapat
digunakan untuk meng- ukur ranah afektif, yaitu metode
observasi dan laporan diri
 Penggunaan metode observasi berdasarkan pada
asumsi bahwa karateristik afektif dapat dilihat dari
perilaku atau perbuatan yang ditampilkan, reaksi
psikologi, atau keduanya. Metode laporan-diri
berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif
seseorang adalah dirinya sendiri. Namun, hal ini
menuntut kejujuran dalam mengungkap karakteristik
afektif diri sendiri.
PENILAIAN KARAKTER
 Koesoma (2007: 282-288) mengatakan bahwa dari data-data dan fakta,
kita dapat melihat sejauh mana siswa dan individu di da lam melaksanakan
pendidikan karakter, data dan fakta itu dapat berupa:
a) Sejauh mana individu di dalam suatu lembaga pendidikan melaksanakan
nilai tanggung jawab bagi tugas-tugas mereka, kuantitas kehadiran adalah
instrument penting dalam penilaian terhadap tanggung jawab tersebut.
b) Penilaian pendidikan karakter juga bisa dilihat kedisiplinan siswa maupun
komponen sekolah lainnya. Misalnya berapa siswa dari jumlah siswa yang
secara tepat (disiplin) waktu menyerahkan tugas yang diembankan
kepadanya.
c) Keberhasilan sekolah dalam pendidikan karakter adalah bagaimana
meminimalisir kenakalan remaja seperti, tawuran, minum minuman
keras, narkoba dan lain sebagainya.
d) Pendidikan karakter yang berhasil akan menciptakan suasana yang baik
bagi proses pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu kriteria objektif
pendidikan karakter adalah prestasi akademis siswa.
e) Sejauh mana para siswa telah mempraktekkan nilai-nilai kejujuran. Nilai-
nilai ini dapat dipantau dengan data-data tentang jumlah anak yang
ketahuan menyontek
4. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KURANG
BERHASILNYA PENDIDIKAN KARAKTER:
a. Faktor keluarga
keluarga merupakan sekolah pertama bagi seorang anak sebelum anak
tersebut mengenyam bangku sekolah. Namun banyak yang terjadi
pada saat ini banyak orang tua yang kurang memahami betapa
pentingnya pendidikan karakter bagi anak sehingga para orang tua
banyak yang mengabaikan akan hal ini yang mana banyak orang tua
kurang memperhatikan segala hal yang berhubungan dengan
anaknya, baik itu yang berhubungan dengan lingkungan, pendidikan,
maupun dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: 1)
menyerahkanpengasuhan dan perawatan anak-anak mereka kepada
baby sitter atau pembantu. 2) Adanya anggapan yang penting
menyediakan segala kebutuhan anak, tetapi masalah
pendidikan,pembentukan akhlak dan karakter, mereka bersikap
masa bodoh atauacuh tak acuh. dll
B. FAKTOR LINGKUNGAN
 Betapa bagusnya sebuah keluarga dalam mengajarkan
pendidikan karakter di rumah namun jika lingkungan anak
tersebut tidak mendukung, sudah pasti proses ini kurang
berhasil bahkan bisa menjadi sebuah bentuk kegagalan.
 Indonesia sendiri adalah Negara yang sedang berkembang.
Teknologi informasi dan Berabagi macam informasi masuk
dan dikonsumsi oleh masyarakatnya dari yang muda hingga
yang tua. Tentu hal ini bagus, akan tetapi kemampuan
manganalisa dan menyaring informasi tersebut masih belum
masih belum dimiliki oleh pelajar kita. Dalam hal ini
informasi yang telah dikonsumsi dengan tanpa adanya
kemampuan mengkritisi akan menjadi karakter bagi seorang
anak yang membentuk kepribadiannya. Sibuk dengan hp
saat berinteraksi dengan orang lain
C. FAKTOR KURIKULUM DAN PENDIDIK
 Dalam praktiknya di lapangan, pemerintah telah merevisi
berkali-kali kurikulum nasional yang menekankan akan
pentingnya nilai-nilai karakter diterapkan dalam
pembelajaran. Langkah seperti ini masih belum optimal 1)
mengingat belum meratanya pemerintah dalam
mensosialisasikan program pendidikan karakter kepada
sekolah-sekolah. 2) Keseriusan pelaksanaan pendidikan
dalam hal ini guru masih belum maksimal. Pembelajaran di
kelas, seperti banyak kita rasakan masih menitik beratkan
murid kepada kemampuan kognitif saja. Orientasi
pembelajaran masih banyak dipengaruhi oleh nilai rapor
bukan internalisasi karakter itu sendiri. beban kerja
berlebihan sehingga tidak mampukonsentrasi terhadap
tugas yang diemban, gaji yang rendah sehingga guru harus
mencari penghasilan tambahan di tempat lain
dansebagainya.
4. PARADIGMA BARU PENDIDIKAN KARAKTER
DI INDONESIA DALAM TINJAUAN PSIKOLOGIS
1. masyarakat Indonesia saat ini sudah berubah dari kehidupan masyarakat
budaya agraris kepada masyarakat budaya industrialis dan informasi,
atau masyarakat budaya kota, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. orientasi kehidupan ke masa depan;
b. Lebih bersifat rasional, pragmatis dan hedonistik;
c. Sangat menghargai waktu;
d. Bekerja dengan penuh perhitungan dan perencanaan yang cermat;
e. Komunikasi banyak bertumpu pada penggunaan peralatan teknologi
komunikasi;
f. Kurang memiliki waktu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah;
g. Mengikuti budaya pop atau sesuatu yang sedang tenar;
h. Profesional dalam bekerja
i. Cenderung individualistik
j. Cenderung mengikuti budaya barat yang hedonistik, materialistik dan
pragmatis.
2. masyarakat Indonesia yang semakin kritis, ingin
diperlakukan secara adil, demokratis, egaliter,
manusiawi. Keadaan ini dipengaruhi oleh
perkembangan global (perjuangan menegakan
HAM) juga oleh perubahan budaya politik yang
terjadi di era reformasi pada kurun waktu 10
tahun terakhir (perubahan dari sistem
pemerintahan yang sentralistik menjadi sistem
pemerintahan yang desentralistik, dan dari
keadaan masyarakat yang tertutup dan terkekang
menjadi masyarakat yang terbuka dan bebas).
3. masyarakat Indonesia saat ini sudah banyak yang
terpengaruh oleh budaya global (budaya barat) yang
cenderung hedonistik, materialistik, pragmatis dan
sekularistik. Dalam masyarakat yang demikian itu, nilai-
nilai moral, akhlak mulia, spritual dan transendental
semakin terabaikan dan terpinggirkan. Berbagai
keputusan dan tindakan yang diputuskan masyarakat
saat ini banyak didasarkan pada pertimbangan nilai-
nilai hedonistik, materialistik, pragmatis dan
sekularistik. Hal ini dapat dilihat dari cara mereka
menentukan pilihan lembaga pendidikan bagi putera-
puterinya, yaitu lembaga pendidikan yang menjanjikan
masa depan ekonomi yang lebih baik.
SOLUSI DARI KURANG BERHASILNYA PROGRAM
PENDIDIKAN KARAKTER
1. Mengoptimalkan fungsi Peran orang tua dalam institusi keluarga
a. Fungsi spiritual.
Orang tua harus membekali anak-anak mereka denganajaran agama sejak
dini.
b. Fungsi intelektual.
Orang tua adalah pendidik yang pertama dan utamabagi anak-anak mereka.
Karena itu orang tua bertanggungjawab terhadappendidikan anak-anak
mereka.
c. Fungsi sosial.
Dengan mengoptimalkan fungsi sosial, orang tua akan
bisamengembangkan kemampuan interpersonal dan intrapersonal
padaanak-anak mereka.
d. Fungsi dakwah.
Orang tua harus berani dan tegas untuk mengajak,mengingatkan, menegur,
dan menasihati anak-anak mereka dalammelakukan kebaikan. Pada
saat adzan subuh berkumandang, misalnya, orang tua harus
membangunkan anaknya untuk menunaikan shalatsubuh
2. Mengoptimalkan Peran guru dalam institusi
sekolah yaitu ;
a. Sebagai muallim (pengajar),
b. sebagai murabbi (pengasuh),
c. Sebagai muaddib (pendidik),
d. Sebagai mursyid(pembimbing).
3. Mengoptimalkan peran pemerintah sebagai
pembuat kebijakan, Pemerintah masih perlu
bekerja keras membangun iklim pendidikan yang
ideal bagi penanaman karakter yang telah lama
di rancangkan dalam kurikulum sekolah selama
ini.

More Related Content

Similar to MATERI PERTEMUAN KE -5_1.pdf

Integrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakterIntegrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakter
Sutikno Java
 
Abdul hadi (13110164)
Abdul hadi (13110164)Abdul hadi (13110164)
Abdul hadi (13110164)abdulhaddi
 
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KARAKTER BANGSA
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KARAKTER BANGSAHUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KARAKTER BANGSA
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KARAKTER BANGSA
Aprilia putri
 
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaMakalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Dedy Wiranto
 
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangPendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Vivi Vey
 
MATERI HARI KE-1 PENGENALAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENTINGNYA ETIKA MORAL AN...
MATERI HARI KE-1 PENGENALAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENTINGNYA ETIKA MORAL AN...MATERI HARI KE-1 PENGENALAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENTINGNYA ETIKA MORAL AN...
MATERI HARI KE-1 PENGENALAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENTINGNYA ETIKA MORAL AN...
EvaSusanti81
 
MERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptx
MERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptxMERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptx
MERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptx
dinasilitonga111
 
DDIP KEL 1(249).pptx
DDIP KEL 1(249).pptxDDIP KEL 1(249).pptx
DDIP KEL 1(249).pptx
SilviaArnas1
 
Kurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikKurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikAli Murfi
 
Kurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikKurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikAli Murfhy
 
Urgensi pendidikan karakter
Urgensi pendidikan karakterUrgensi pendidikan karakter
Urgensi pendidikan karakter
Adì David Homsin
 
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsaRevitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
Drs. HM. Yunus
 
PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptxPENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
wongjowo30
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
Septian Muna Barakati
 
Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx
Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptxMakalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx
Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx
Ahmadyassin33
 

Similar to MATERI PERTEMUAN KE -5_1.pdf (20)

Integrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakterIntegrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakter
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Agama kelompok 2
Agama kelompok 2Agama kelompok 2
Agama kelompok 2
 
Abdul hadi (13110164)
Abdul hadi (13110164)Abdul hadi (13110164)
Abdul hadi (13110164)
 
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KARAKTER BANGSA
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KARAKTER BANGSAHUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KARAKTER BANGSA
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KARAKTER BANGSA
 
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaMakalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara Indonesia
 
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 KemabangPendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
Pendidikan karakter-di SMA N 1 Kemabang
 
Pendidikan nilai-di-era-global 2010
Pendidikan nilai-di-era-global 2010Pendidikan nilai-di-era-global 2010
Pendidikan nilai-di-era-global 2010
 
Integritas moral siswa
Integritas moral siswaIntegritas moral siswa
Integritas moral siswa
 
MATERI HARI KE-1 PENGENALAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENTINGNYA ETIKA MORAL AN...
MATERI HARI KE-1 PENGENALAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENTINGNYA ETIKA MORAL AN...MATERI HARI KE-1 PENGENALAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENTINGNYA ETIKA MORAL AN...
MATERI HARI KE-1 PENGENALAN PENDIDIKAN KARAKTER DAN PENTINGNYA ETIKA MORAL AN...
 
MERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptx
MERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptxMERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptx
MERDEKA BELAJAR Aksi Nyata Merdeka Belajar.pptx
 
DDIP KEL 1(249).pptx
DDIP KEL 1(249).pptxDDIP KEL 1(249).pptx
DDIP KEL 1(249).pptx
 
Kurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikKurikulum Humanistik
Kurikulum Humanistik
 
Kurikulum Humanistik
Kurikulum HumanistikKurikulum Humanistik
Kurikulum Humanistik
 
Urgensi pendidikan karakter
Urgensi pendidikan karakterUrgensi pendidikan karakter
Urgensi pendidikan karakter
 
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsaRevitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
Revitalisasi pai dalam m embentuk karakter bangsa
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptxPENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
PENDIDIKAN-KARAKTER-1.pptx
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx
Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptxMakalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx
Makalah Pendidikan Islam Komprehensif.pptx
 

Recently uploaded

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 

Recently uploaded (20)

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 

MATERI PERTEMUAN KE -5_1.pdf

  • 1. PENDIDIKAN KARAKTER Disampaikan Pada Perkuliahan Pertemuan Ke-5 Dosen : Ahmad Chumaedi, M.Pd.I
  • 2. INDIKATOR PERKULIAHAN 1. Pengertian Pendidikan Karakter 2. Konsep Karakter 3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter 4. Faktor-faktor Penyebab Kurang Berhasilnya Pendidikan Karakter 5. Paradigma Baru Pendidikan Karakter Di Indonesia Dalam Tinjauan Psikologis REFERENSI Muhsyanur Dan Amie Primarni, 2018, Kapita Selekta Pendidikan (Menelaah Fenomena Pendidikan Di Indonesia Dari Berbagai Disiplin Ilmu), Yogyakarta : Mitra Mandiri Persada. AA Musyaffa, 2020, Kapita Selekta Pendidikan : Dari Makna Sampai Analisis, Bandung : CV. Oman Publishing.
  • 3. 1. PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER Pendidikan karakter terdiri dari dua kata, yaitu pendidikan dan karakter.
  • 4. PENGERTIAN PENDIDIKAN  Secara bahasa Kata pendidikan Dari bahasa arab ْْ‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ب‬ْ‫ر‬َ‫ت‬ artinya “pendidikan” dengan kata kerja َّْ‫ب‬َ‫ر‬ artinya “mendidik”  Menurut UU No. 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
  • 5. ARTI PENDIDIKAN SECARA SEDERHANA (410348)  pendidikan selain sebagai proses humanisasi, pendidikan juga merupakan usaha untuk membantu manusia mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya (olahrasa, raga dan rasio) untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
  • 6. PENGERTIAN KARAKTER  Secara bahasa, karakter dari bahasa Latin “Charakter”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak.  Pengertian lain secara bahasa kata “karakter” dalam bahasa Inggris disebut “character” dan bahasa Yunani“charassein” (Guralnik, 1986), artinya mengukir hingga terbentuk sebuah pola, dapat pula diartikan sebagai “pola perilaku moral individu”. Karenanya, untuk mendidik anak agar memiliki karakter diperlukan proses „mengukir‟, yakni pengasuhan dan pendidikan yang tepat.  Secara istilah Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain (PusatKurikulum, 2010a).
  • 7. PILAR KARAKTER (410348)  Adapun sembilan pilar karakter yang berasal dari nilainilai luhur universal, yaitu: pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kedua, kemandirian dan tanggungjawab; ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis; keempat, hormat dan santun; kelima, dermawan, suka tolong- menolong dan gotong royong/kerjasama; keenam, percaya diri dan pekerja keras; ketujuh, kepemimpinan dan keadilan; kedelapan, baik dan rendah hati, dan; kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
  • 8. 18 (DELAPAN BELAS) NILAI-NILAI KARAKTER UMUM DALAM KURIKULUM 2013  Dalam lingkup pendidikan di sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan 18 (delapan belas) jenis nilai-nilai karakter umum (common values) yang perlu ditanamkan kepada peserta didik. Nilai-nilai karakter tersebut adalah (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6)kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangatkebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat, (14)cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan(18) tanggungjawab (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan karakter di sekolah. Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013)
  • 9. PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER  Pendidikan karakter merupakan penciptaan lingkungan sekolah yang membantu siswa dalam perkembangan etika, tanggungjawab melalui model, dan pengajaran karakter yang baik melalui nilai-nilai universal(Berkowitz & Bier, 2005:7). Nilai-nilai karakter ini sudah seharusnya ditanamkan kepada siswa sehingga mereka mampu menerapkan dalam kehidupannya baik di keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.
  • 10. PENGERTIAN PEND KARAKTER SECARA SEDERHANA (410348)  Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi tentang pendidikan dan karakter secara sederhana dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah upaya sadar yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang (pendidik) untuk menginternalisasikan nilai- nilai karakter pada seseorang yang lain (siswa) sebagai pencerahan agar siswa mengetahui, berfikir dan bertindak secara bermoral dalam menghadapi setiap situasi
  • 11. 2. KONSEP KARAKTER 1. Menurut Ibn Miskawih konsep pendidikan karakter yang berbasis pada pendekatan yang dilakukan oleh thabib (dokter), “Seorang tabib (dokter) yang berpengalaman tidaklah langsung saja mengobati suatu penyakit sebelum diketahuinya panas dan dinginnya, barulah dia memberikan ramuan obat (resep) yang bertujuan menangkis serangan penyakit dan selanjutnya membalas dengan serangan yang serupa. 2. Menurut al-Gazali, pendidikan karakter dapat melalui tahapan takhalli, tahalli, dan tajalli. Pada tahap takhalli, seseorang berusaha membersihkan dirinya dari sifat-sifat yang tercela atau penyakit kejiwaan, seperti riya‟, „ujub, sombong, gurur, serakah, iri, dengki, dan was-was. Selanjutnya, pada tahap tahalli, seseorang bisa menghias dirinya dengan akhlak yang mulia, sehingga akhlak tersebut dipahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupannya sehari-hari, atau dalam teks Arabnya, al- takhalluq bi akhlaq al-karimah= berakhlak dengan akhlak yang mulia. Sedangkan pada tajalli, seseorang menampakkan sifat-sifat yang terpuji tersebut di dalam dirinya, sehingga tampak kuat pengaruhnya dalam karisma dan kepribadian. 3. Menurut Fazlur Rahman, pendidikan karakter sejatinya termuat dalam Kitab Suci al-Qur‟an. Ia mengajuan sebuah tesis, bahwa al-Qur‟an merupakan sebuah kitab yang berisi prinsip-prinsip keagamaan dan moral serta anjuran-anjuran, dan bukan sebagai dokumen hukum. Namun, ia mengandung ketetapan-ketetapan hukum yang penting dikeluarkan selama pembentukan masyarakat negara di Madinah. Di antara sumber hukum, Ajaran moral ; akidah, ibadah, mu‟amalah, sejarah, dan lain sebagainya yang pada intinya diarahkan pada membentuk akhlak yang mulia.
  • 12. KONSEP KARAKTER (413048)  Konsep dasar pendidikan karakter tertuang dalam Permendikbud No 23 tentang Penumbuhan Budi Pekerti tahun 2015. Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) bertujuan: 1. menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan. 2. Menumbuh kembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter sejak di keluarga, sekolah dan masyarakat. 3. menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan keluarga, 4. Menumbuh kembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
  • 13. TAHAPAN PENDIDIKAN KARAKTER  Perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor bawaan (nature) dan faktor lingkungan (nurture). Dalam hal ini, Confusius – seorang filsuf terkenal Cina – menyatakan bahwa manusia pada dasarnya memiliki potensi mencintai kebajikan, namun bila potensi ini tidak diikuti dengan pendidikan dan sosialisasi setelah manusia dilahirkan, maka manusia dapat berubah menjadi binatang, bahkan lebih buruk lagi.  Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), acting, menuju kebiasaan (habit). Hal ini berarti, karakter tidak sebatas pada pengetahuan.  proses untuk membangun karakter bisa menggunakan tujuh tahapan dalam memperoleh pengetahuan (ma‟rifatullah) kepada Tuhan. Menurut Asifin, tujuh tahapan itu meliputi: sebagai berikut: (1) Muatabah, muroqobah, mujahadah, musyahadah, mukasyafah, mahabbah dan ma‟rifah.
  • 14. 3. PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER 1. Pendidikan karakter sudah diterapkan sejak Indonesia merdeka dengan nama yang berbeda-beda, ada istilah nation and character building dan character education. 2. Pendidikan karakter di sekolah diwujudkan dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 3. Mulai tahun 2010 Pemerintah Republik Indonesia mencanangkan gerakan pendidikan karakter. Dalam praktiknya, nilai-nilai karakter bangsa tersebut diimplementasikanmelalui 3 cara, yaitu integrasi dengan mata pelajaran, muatan lokal, danpengembangan diri.
  • 15. PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER  Prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter: 1) berkelanjutan: mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai karakter merupakan proses yang tiada henti, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan bahkan sampai terjun kemasyarakat;  2) melalui semua mata pelajaran: pengembangan diri dan budya sekolah, serta mutan local;  3) nilai tidak diajarkan tetapi dikembangkan dan dilaksanakan. Satu hal yang selalu harus diingat bahwa suatu aktivitas belajar dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik;  4) proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan. Guru harus merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari sumber informasi, dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengeolah informasi yang sudah dimiliki, menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan tugastugas di luar sekolah
  • 16. STRATEGI PENGEMBANGAN KARAKTER SECARA MAKRO  Perencanaan -perangkat karakter: Yuridis, teori, dan empiris  Pelaksanaan - Pengalaman belajar  Evaluasi -pengukuran/assesment bahwa proses pemberdayaan dan pembudayaan karakter berhasil
  • 17. STRATEGI PENGEMBANGAN KARAKTER SECARA MIKRO  Keg. Belajar mengajar  Kegiatan keseharian dalam bentuk penciptaan budaya sekolah  Ko/ ekstra kuri,kuler  Kegiatan keseharian dalam rumah dan masyarakat
  • 18. PENILAIAN KARAKTER  Karakter merupakan bagian dari ranah afektif. Menurut Andersen (1980) ada dua metode yang dapat digunakan untuk meng- ukur ranah afektif, yaitu metode observasi dan laporan diri  Penggunaan metode observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karateristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan, reaksi psikologi, atau keduanya. Metode laporan-diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif seseorang adalah dirinya sendiri. Namun, hal ini menuntut kejujuran dalam mengungkap karakteristik afektif diri sendiri.
  • 19. PENILAIAN KARAKTER  Koesoma (2007: 282-288) mengatakan bahwa dari data-data dan fakta, kita dapat melihat sejauh mana siswa dan individu di da lam melaksanakan pendidikan karakter, data dan fakta itu dapat berupa: a) Sejauh mana individu di dalam suatu lembaga pendidikan melaksanakan nilai tanggung jawab bagi tugas-tugas mereka, kuantitas kehadiran adalah instrument penting dalam penilaian terhadap tanggung jawab tersebut. b) Penilaian pendidikan karakter juga bisa dilihat kedisiplinan siswa maupun komponen sekolah lainnya. Misalnya berapa siswa dari jumlah siswa yang secara tepat (disiplin) waktu menyerahkan tugas yang diembankan kepadanya. c) Keberhasilan sekolah dalam pendidikan karakter adalah bagaimana meminimalisir kenakalan remaja seperti, tawuran, minum minuman keras, narkoba dan lain sebagainya. d) Pendidikan karakter yang berhasil akan menciptakan suasana yang baik bagi proses pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu kriteria objektif pendidikan karakter adalah prestasi akademis siswa. e) Sejauh mana para siswa telah mempraktekkan nilai-nilai kejujuran. Nilai- nilai ini dapat dipantau dengan data-data tentang jumlah anak yang ketahuan menyontek
  • 20. 4. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KURANG BERHASILNYA PENDIDIKAN KARAKTER: a. Faktor keluarga keluarga merupakan sekolah pertama bagi seorang anak sebelum anak tersebut mengenyam bangku sekolah. Namun banyak yang terjadi pada saat ini banyak orang tua yang kurang memahami betapa pentingnya pendidikan karakter bagi anak sehingga para orang tua banyak yang mengabaikan akan hal ini yang mana banyak orang tua kurang memperhatikan segala hal yang berhubungan dengan anaknya, baik itu yang berhubungan dengan lingkungan, pendidikan, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya: 1) menyerahkanpengasuhan dan perawatan anak-anak mereka kepada baby sitter atau pembantu. 2) Adanya anggapan yang penting menyediakan segala kebutuhan anak, tetapi masalah pendidikan,pembentukan akhlak dan karakter, mereka bersikap masa bodoh atauacuh tak acuh. dll
  • 21. B. FAKTOR LINGKUNGAN  Betapa bagusnya sebuah keluarga dalam mengajarkan pendidikan karakter di rumah namun jika lingkungan anak tersebut tidak mendukung, sudah pasti proses ini kurang berhasil bahkan bisa menjadi sebuah bentuk kegagalan.  Indonesia sendiri adalah Negara yang sedang berkembang. Teknologi informasi dan Berabagi macam informasi masuk dan dikonsumsi oleh masyarakatnya dari yang muda hingga yang tua. Tentu hal ini bagus, akan tetapi kemampuan manganalisa dan menyaring informasi tersebut masih belum masih belum dimiliki oleh pelajar kita. Dalam hal ini informasi yang telah dikonsumsi dengan tanpa adanya kemampuan mengkritisi akan menjadi karakter bagi seorang anak yang membentuk kepribadiannya. Sibuk dengan hp saat berinteraksi dengan orang lain
  • 22. C. FAKTOR KURIKULUM DAN PENDIDIK  Dalam praktiknya di lapangan, pemerintah telah merevisi berkali-kali kurikulum nasional yang menekankan akan pentingnya nilai-nilai karakter diterapkan dalam pembelajaran. Langkah seperti ini masih belum optimal 1) mengingat belum meratanya pemerintah dalam mensosialisasikan program pendidikan karakter kepada sekolah-sekolah. 2) Keseriusan pelaksanaan pendidikan dalam hal ini guru masih belum maksimal. Pembelajaran di kelas, seperti banyak kita rasakan masih menitik beratkan murid kepada kemampuan kognitif saja. Orientasi pembelajaran masih banyak dipengaruhi oleh nilai rapor bukan internalisasi karakter itu sendiri. beban kerja berlebihan sehingga tidak mampukonsentrasi terhadap tugas yang diemban, gaji yang rendah sehingga guru harus mencari penghasilan tambahan di tempat lain dansebagainya.
  • 23. 4. PARADIGMA BARU PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA DALAM TINJAUAN PSIKOLOGIS 1. masyarakat Indonesia saat ini sudah berubah dari kehidupan masyarakat budaya agraris kepada masyarakat budaya industrialis dan informasi, atau masyarakat budaya kota, dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. orientasi kehidupan ke masa depan; b. Lebih bersifat rasional, pragmatis dan hedonistik; c. Sangat menghargai waktu; d. Bekerja dengan penuh perhitungan dan perencanaan yang cermat; e. Komunikasi banyak bertumpu pada penggunaan peralatan teknologi komunikasi; f. Kurang memiliki waktu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah; g. Mengikuti budaya pop atau sesuatu yang sedang tenar; h. Profesional dalam bekerja i. Cenderung individualistik j. Cenderung mengikuti budaya barat yang hedonistik, materialistik dan pragmatis.
  • 24. 2. masyarakat Indonesia yang semakin kritis, ingin diperlakukan secara adil, demokratis, egaliter, manusiawi. Keadaan ini dipengaruhi oleh perkembangan global (perjuangan menegakan HAM) juga oleh perubahan budaya politik yang terjadi di era reformasi pada kurun waktu 10 tahun terakhir (perubahan dari sistem pemerintahan yang sentralistik menjadi sistem pemerintahan yang desentralistik, dan dari keadaan masyarakat yang tertutup dan terkekang menjadi masyarakat yang terbuka dan bebas).
  • 25. 3. masyarakat Indonesia saat ini sudah banyak yang terpengaruh oleh budaya global (budaya barat) yang cenderung hedonistik, materialistik, pragmatis dan sekularistik. Dalam masyarakat yang demikian itu, nilai- nilai moral, akhlak mulia, spritual dan transendental semakin terabaikan dan terpinggirkan. Berbagai keputusan dan tindakan yang diputuskan masyarakat saat ini banyak didasarkan pada pertimbangan nilai- nilai hedonistik, materialistik, pragmatis dan sekularistik. Hal ini dapat dilihat dari cara mereka menentukan pilihan lembaga pendidikan bagi putera- puterinya, yaitu lembaga pendidikan yang menjanjikan masa depan ekonomi yang lebih baik.
  • 26. SOLUSI DARI KURANG BERHASILNYA PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER 1. Mengoptimalkan fungsi Peran orang tua dalam institusi keluarga a. Fungsi spiritual. Orang tua harus membekali anak-anak mereka denganajaran agama sejak dini. b. Fungsi intelektual. Orang tua adalah pendidik yang pertama dan utamabagi anak-anak mereka. Karena itu orang tua bertanggungjawab terhadappendidikan anak-anak mereka. c. Fungsi sosial. Dengan mengoptimalkan fungsi sosial, orang tua akan bisamengembangkan kemampuan interpersonal dan intrapersonal padaanak-anak mereka. d. Fungsi dakwah. Orang tua harus berani dan tegas untuk mengajak,mengingatkan, menegur, dan menasihati anak-anak mereka dalammelakukan kebaikan. Pada saat adzan subuh berkumandang, misalnya, orang tua harus membangunkan anaknya untuk menunaikan shalatsubuh
  • 27. 2. Mengoptimalkan Peran guru dalam institusi sekolah yaitu ; a. Sebagai muallim (pengajar), b. sebagai murabbi (pengasuh), c. Sebagai muaddib (pendidik), d. Sebagai mursyid(pembimbing).
  • 28. 3. Mengoptimalkan peran pemerintah sebagai pembuat kebijakan, Pemerintah masih perlu bekerja keras membangun iklim pendidikan yang ideal bagi penanaman karakter yang telah lama di rancangkan dalam kurikulum sekolah selama ini.