SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
1
HAKIKAT PENDIDIKAN
I. Pendahuluan
a.Latar Belakang
Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi
kita, terlebih lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti kita
sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan
bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Tetapi
seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri. Layaknya
hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan
hakikatnya.
Karena itu benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat
dalam dunia pendidikan sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan hakikat
pendidikan, merefleksikannya di tengah-tengah tindakan/aksi sebagai buah
refleksinya.
Makalah singkat ini mencoba mengungkap makna education, Tarbiyah,
pendidikan yang terkadang dimaknai secara sempit. Makalah ini akan
memberikan gambaran perbedaan makna tarbiyah, ta‟lim, tadris, tahdzib, Ta‟dib
dan tadrib dengan menampilkan pendapat-pendapat para pakar pendidikan baik
dari literatur barat maupun timur. Pembahasan makalah ini dimulai dengan
pengertian pendidikan dari tinjauan etimologis dan terminologis untuk
mengantarkan pembahasan pada hakikat pendidikan.
b. Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam pembahasan ini adalah :
1.Apa arti pendidikan (secara etimologis dan terminologis)?
2. Bagaimana Fenomena pendidikan Indonesia
3.Apa hakikat Pendidikan itu?
c.Pemecahan masalah
Dalam memecahkan masalah, penulis menggunakan pendekatan
deskriptif analitik, yaitu dengan memaparkan tori-teori dari berbagai literatur
secara teliti dan kritis yang relevan dengan permasalahan tersebut
2
d. Metodologi Penulisan
Mengingat permasalahan ini terbatas pada stu kajian yaitu hakikai
pendiidkan, maka metode yang digunakan adalah metode diskriftif. Suatu
metode yang memusatkan pada pemecahan yang aktual. Data dikumpulka dari
berbagai literatur ,lalu disusun, dianalisis dan dijelaskan kemudian disimpulkan.
e. Sistimatika penulisan
Penulisan ini terdiri atas; Pendahuluan ,Pengertian pendidikan (tinjauan
pendidikan dari sudut etimologis dan terminologis), Fenomena pendidikan di
Indonesia , Hakekat Pendidikan dan sebagai ilustrasi penulis sajikan hakekat
pendidikan Islam. Dan diakhiri dengan kesimpulan.
II. Pengertian Pendidikan
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu
masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena
itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu
menuntun anak, orang Romawi memandang pendidikan sebagai “educare”, yaitu
mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa
dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai “Erzichung” yang
setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan terpendam atau
mengaktifkan kekuatan/potensi anak. Dalam bahasa Jawa pendidikan berarti
panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah, kejiwaan, mematangkan
perasaan, pikiran dan watak, mengubah kepribadian sang anak. Sedangkan
menurut Herbart pendidikan merupakan pembentukan peserta didik kepada yang
diinginkan sipendidik yang diistilahkan dengan Educere.( M.R. Kurniadi,STh;1)
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar
“didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan)
mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
3
Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik.
Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk
memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan
masyarakatnya.
1. Tinjauan Etimologis
Istilah pendidikan, menurut Carter V. Good dalam “Dictionary of Education”
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pedagogy: 1. The art, practice of profession of teaching “seni,
praktik atau profesi sebagai pengajar (pengajaran)
2. The sistematized learning or instruction concerning
principles and methods of teaching and of student
control and guidance; lagerly replaced by the term of
education. “ilmu yang sistematis atau pengajaran
yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan
metode-metode mengajar pengawasan dan
bimbingan murid dalam arti luas diartikan dengan
istilah pendidikan”
b. Education: 1. proses perkembangan pribadi;
2. proses sosial;
3. profesional cources;
4. seni untuk membuat dan memahami ilmu
pengetahuan yang tersusun yang
diwarisi/dikembangkan generasi bangsa.
Dalam bahasa Arab pendidikan disebut Tarbiyah yang diambil dari Rabba
( ) yang bermakna memelihara , mengurus, merawat,
mendidik. Dalam literatur-literatur berbahasa Arab kata Tarbiyah mempunyai
bermacam macam definisi yang intinya sama mengacu pada proses
4
pengembangan potensi yang dianugrahkan pada manusia. Definisi-definisi itu
antara lain sebagai berikut:
1. Tarbiyah adalah proses pengembangan dan bimbingan jasad, akal dan jiwa
yang dilakukan secara berkelanjutan sehingga mutarabbi (anak didik) bisa
dewasa dan mandiri untuk hidup di tengah masyarakat. (Ath-Thabari 67)
2. Tarbiyah adalah kegiatan yang disertai dengan penuh kasih sayang,
kelembutan hati, perhatian bijak dan menyenangkan; tidak membosankan.(
Al-Maraghi, Juz V; 34)
3. Tarbiyah adalah proses yang dilakukan dengan pengaturan yang bijak dan
dilaksanakan secara bertahap dari yang mudah kepada yang sulit.
4. Tarbiyah adalah mendidik anak melalui penyampaian ilmu, menggunakan
metode yang mudah diterima sehingga ia dapat mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari (Fathul Bari Jilid I; 162 )
5. Tarbiyah adalah kegiatan yang mencakup pengembangan, pemeliharaan,
penjagaan, pengurusan, penyampaian ilmu, pemberian petunjuk, bimbingan,
penyempurnaan dan perasaan memiliki terhadap anak didik. (Al-Maraghi
jilid III: 79).
Dalam definisi –definisi di atas tersirat unsur-unsur pembelajaran yaitu
ta‟lim dan tadris (Instruction ) tahdib dan ta‟dib (penanaman akhlak mulia) dan
Tadrib (Taining – pelatihan).
Tinjauan Terminologis
a.Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan
budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan
hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Lebih lanjut beliau ( Kerja Ki Hajar Dewantara 1962:14)menjelaskan bahwa
“Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi
pekerti ( kekuatan batin, karakter),pikiran (intellect) dan tubuh anak; dalam
pengertian Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu, agar
supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan
penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya “.
5
Beliau lebih lanjut mejelaskan bahwa pendidikan harus mengtamakan aspek-
aspek berikut:
1.Segala alat, usaha dan cara pedidikan harus sesuai dengan kodratnya keadaan
2.Kodratnya keadaan itu tersimpan dalam adat-istiadat setiap rakyat, yang oleh
karenanya bergolong-golong merupakan kesatuan dengan sifat prikehidupan
sendiri-sendiri, sifat-sifat mana terjadi dari bercampurnya semua usaha dan daya
upaya untuk mencapai hidup tertib damai.
3.Adat istiadat, sebagai sifat peri kehidupan atau sifat percampuran usaha dan
daya upaya akan hidup tertib damai itu tiada terluput dari pengaruh zaman dan
tempat.; oleh karena itu tidak tetap senantiasa berubah.
4.Akan mengetahui garis-hidup yang tetap dari sesuatu bangsa perlulah kita
mempelajari zaman yang telah lalu
5. Pengaruh baru diperoleh karena bercampurgaulnya bangsa yang satu dengan
yang lain,percampuran mana sekarang ini mudah sekali terjadi disebabkan adanya
hubungan modern.Haruslah waspada dalam memilih mana yang baik untuk
menambah kemuliaan hidup kita dan mana yang akan merugikan. Itulah diantara
pikiran- pikiran beliau yang sangat sarat dengan nilai.
b.Menurut buku “Higher Education For America Democracy”: Education is an
institution of civilized society, but the purposes of education are not the same in
all societies, an educational system finds it‟s the guiding principles and ultimate
goals in the aims and philosophy of the social order in which it functions (11: 5)
“pendidikan alah suatu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab,
tetapi tujuan pendidikan tidaklah sama dalam setiap masyarakat. Sistem
pendidikan suatu masyarakat (bangsa) dan tujuan-tujuan pendidikannya
didasarkan atas prinsip-prinsip (nilai) cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam
suatu masyarakat (bangsa)”.
c.Menurut Prof. Richy dalam buku “Planing for Teaching and Introduction to
Education”:
The term “education” refers to the broad function of preserving and
inproving the life of the group through bringing new members into its shared
concerns. Education is thus a far broader process thah that which accurs in
schools. It is an essential social activity by which communicaties continue to
exist in complex communicaties this function is specialized and
6
institutionalized in formal education, but there is always the education outside
the school with wich the formal process in related (12: 489)
“Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan
perbaikan kehidupan suatu bangsa (masyarakat) terutama membawa warga
masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penunaian kewajiban dan
tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses
yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja.
Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang esensial yang memungkinkan
masyarakat yang kompleks dan modern. Fungsi pendidikan ini mengalami
proses spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal, yang tetap
berhubungan dengan proses pendidikan formal di luar sekolah.
d.Prof. Lodge dalam buku “Philosophy of Education”:
The word “education” is used, sometimes in a wider, sometimes in a
narrower, sense. In the wider sense, all experienceis said to the educative and
life is education and education is life.
“Perkataan pendidikan kadang-kadang dipakai dalam pengertian yang luas dan
pengertian sempit. Dalam pengertian luas pendidikan adalah semua
pengalaman, dapat dikatakan juga bahwa hidup adalah pendidikan atau
pendidikan adalah hidup”.
In the narrower sense “education is restricted to that function of the
community which consists in passing in its traditions its background and its
outlook to the members of the rising generation.
“Pengertian pendidikan secara sempit adalah pendidikan dibatasi pada fungsi
tertentu di dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat
(tradisi) dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakat itu
kepada warga masyarakat generasi berikutnya.
e.Menurut Brubacher dalam bukunya “Modern Philosophies of Education”:
“Education should be thought of as the process of mans reciprocal adjusment
to nature to his follows and to the ultimates nature of the cosmos.
“Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari setiap pribadi manusia
dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan alam semesta.
Education is the organized development and equipment of all the power of
human being, moral, intellectual, and physical, by and for their individual and
social uses, directed to word the union of these activities with their creator as
their final end.
“Pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisasi dan
kelengkapan dari semua potensi manusiawi, moral, intelektual dan jasmani
oleh dan untuk kepribadian individunya serta kegunaan masyarakatnya yang
diarahkan demi menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan
hidupnya”.(The Internet,http.www.Wikipedia Pendidikan com)
7
III. Fenomena Pendidikan Indonesia
Bagi orang-orang yang berkompeten terhadap bidang pendidikan akan
menyadari bahwa pendidikan kita sampai saat ini masih mengalami “sakit”. Dunia
pendidikan yang sakit ini disebabkan karena pendidikan yang seharusnya
membuat manusia menjadi manusia, tetapi dalam kenyataannya seringkali tidak
demikian. Seringkali kepribadian manusia cenderung direduksi oleh sistem
pendidikan yang ada.
Masalah pertama adalah bahwa pendidikan di Indonesia menghasilkan
“manusia robot”. Kami katakan demikian karena pendidikan yang diberikan
ternyata berat sebelah atau tidak seimbang. Pendidikan ternyata mengorbankan
keutuhan, kurang seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku
belajar yang merasa (afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang
terjadi adalah disintegrasi. Masalah kedua, sistem pendidikan yang top down (dari
atas ke bawah) atau kalau menggunakan istilah Paula Freire (tokoh pendidik
Amerika Latin) adalah pendidikan gaya bank. Sistem pendidikan ini sangat tidak
membebaskan karena peserta didik dianggap sebagai manusia yang tidak tahu
apa-apa.
Masalah ketiga, model pendidikan yang hanya diorientasikan kepada
manusia yang dihasilkan pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan
zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya.
Manusia sebagai objek (wujud dehumanisasi) merupakan fenomena yang
justru bertolak-belakang dengan visi humanisasi, menyebabkan manusia
tercerabut dari akar-akar budayanya. Mampukah kita menjadikan lembaga
pendidikan sebagai sarana interaksi kultural untuk membentuk manusia yang
sadar akan tradisi dan kebudayaan serta keberadaan masyarakatnya sekaligus juga
mampu menerima dan menghargai keberadaan tradisi, dan budaya situasi
masyarakat lain. Dalam hal ini, makna pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
menjadi sangat toleran untuk direnungkan.
IV. Hakikat Pendidikan
8
Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan
transfer of culture and transfer of religius yang semoga diarahkan pada upaya
untuk memanusiakan manusia.
Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku
individu atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang disepakati berdasarkan
agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan
keamanan.
Menurut pandangan Paula Freire pendidikan adalah proses pengaderan
dengan hakikat tujuannya adalah pembebasan. Hakikat pendidikan adalah
kemampuan untuk mendidik diri sendiri.
Dalam konteks ajaran Islam hakikat pendidikan adalah mengembalikan
nilai-nilai ilahiyah pada manusia (fitrah) dengan bimbingan Alquran dan as-
Sunnah (Hadits) sehingga menjadi manusia berakhlakul karimah (insan kamil)
Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai-
nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.Maka hakikat pendidikan
dapat dirumuskan sebagi berikut :
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai
keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik;
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan
yang mengalami perubahan yang semakin pesat;
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat;
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup;Pendidikan merupakan kiat dalam
menerapkan prinsip-prinsip ilmu.
Hakikat Pendidikan Islam
Pendidikan secara semantik menunjukkan pada suatu kegiatan atau proses
yang berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan seseorang kepada orang
lain . Pengertian tersebut belum menunjukkan adanya program, sistem, dan
metoda yang lazimnya digunakan dalam melakukan pendidikan atau pengajaran.
9
Masih dalam pengertian kebahasaan ini, dijumpai pula kata tarbiyah dalam
bahasa Arab. Kata ini sering digunakan oleh para ahli pendidikan Islam untuk
menerjemahkan kata pendidikan dalam bahasa Indonesia.
Selain kata tarbiyah terdapat pula kata ta‟lim. Kata ini oleh para
penerjemah sering diartikan pengajaran. Selain kata tarbiyah terdapat pula kata
ta‟lim. Kata ini oleh para penerjemah sering diartikan pengajaran. Dalam
pengertian itu Yusuf A. Faisal, pakar dalam pendidikan mengatakan bahwa
“Pengertian pendidikan islam dari sudut etimologi (ilmu akar kata) sering
dikatakan istilah ta‟lim dan tarbiyah yang bersal dari kata allama dan rabba yang
dipergunakan dalam al-Qur‟an sekalipun kata tarbiyah lebih luas konotasinya,
yaitu mengandung arti memelihara, membesarkan dan mengandung makna
sekaligus mengandung makna mengajar (allama). Selanjutnya Faisal mengutip
pendapat Naquib Alatas dalam bukunya Islam and Secularism sebagaimana
tersebut diatas terdapat pula kata ta‟dib yabg ada hubungannya dengan kata adab
yang berarti sopan santun.” (Nata Abuddin 2005: 5)
Selanjutnya bagaimanakah penjelasan yang diberikan al-Quran terhadap
ketiga kata tersebut ?. Untuk ini Muhammad Fuad „Abd al-Baqy dalam bukunya
Al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfadz al-Qur‟an al Karim telah mengimformasikan
bahwa dalam al-Qur‟an kata Tarbiyah dalam kata yang serumpum dengannya
diulang sebanyak lebih dari 872 kali. Kata tersebut berakar pada rabb. Kata ini
sebagaimana dijelaskan oleh al-Raghib al-Ashfahany, pada mulanya berarti al-
Tarbiyah yaitu insya‟ al-Sya‟i halan ila halin ila had tamam yang artinya
mengembangkan atau menumbuhkan sesuatu tahap demi setahap sampai pada
batas yang sempurna. Kata selanjutnya digunakan oleh al-Qur‟an ntuk berbagai
hal antara lain digunakan untuk menerangkan salah satu sifat atau perbuatan
Tuhan, yaitu rabb al-„alamin yang artinya Pemelihara, Pendidik, Penjaga,
Penguasa dan Penjaga sekalian alam. (lihat Q.S, al-Fatihah, 1:2; al-Baqarah 2:131;
al-Maidah, 5:28; al-An‟am, 6:45; 71; 162 dan 164; al-Ar‟af, 7:54; dan seterusnya)
selain kata rabb digunakan untuk arti sebagaimana disebut diatas, digunakan pula
untuk arti yang obyeknya lebih terperinci lagi, yakni bahwa yang dipelihara,
dididik dan seterusnya ada yang berupa al-„arsyy al azhim, yakni arsy yang
10
demikian besar (Lihat Q.S 9:129), al-Masyaariw yakni ufuk timur tempat
terbitnya matahari (Q.S 37:5), aba‟ukum al-awwalun yakni nenek moyang para
pendahulu orang kafir Quraisy (Q.S 37:126), al-Maghrib ufuk barat tempat
terbenamnya matahari (Q.S 55:17), al-Baldah yakni negeri dalam hal ini adalah
Makkah al-Mukarramah (Q.S 2:126), Bait yakni rumah yang dalam hal ini adalah
Baitullah, Kabah yang ada di Makkah.
Beberapa ayat tersebut diatas menunjukan dengan jelas, bahwa kata rabb
sebagaimana yang ditunjukan pada al-Quran ternyata digunakan untuk
menunjukan obyek yang bermacam-macam, yang dalam ini meliputi benda-benda
yang bersifat fisik dan non fisik. Dengan demikian pendidikan meliputi
pemeliharaan terhadap seluruh mahluk Tuhan.
Adapun kata yang kedua, dalam hal ini „allama sebagaimana dijelaskan
oleh al-Raghib al-Ashfahany, digunakan secara khusus untuk menunjukan sesuatu
yang dapat diulang dan diperbanyak sehingga meninggalkan bekas atau pengaruh
pada diri seseorang dan ada pula yang mengatakan bahwa kata tersebut digunakan
untuk mengingatkan jiwa agar memperoleh gambaan mengenai arti tentang
sesuatu, dan kadang kata tersebut juga dapa diartikan pemberitahuan.
Kata ta‟lim yang berakar padda kata „allama dengan erbagai akar kata
yang serumpum dengannya delam al-Quran disebut sebanyak lebih dari 840 kali
dan digunakan untuk arti berbagai macam. Terkadang oleh Allah digunakan untuk
menjelaskan pengetahuan-Nya yang diberikan kepada manusia (Lihat Q.S 2:269),
digunakan untuk menjelaskan bahwa Allah maha mengetahui terhadap segala
sesuatu yang terjadi pada manusia (Lihat Q.S 11:79) digunakan untuk
menjelaskan bahwa Allah mengetahui orang-orang yang mengikuti petunjuknya.
(Q.S 2:143). Dari informasi ini terlihat bahwa kata ta‟lim dalam al-Quran
mengacu pada adanya sesuatu berupa pengetahuan yang diberikan kepada
seseorang.. jadi sifatnya intelektual. Sedangkan kata tarbiyah lebih mengacu pada
bimbingan, pemeliharaan, arahan, penjagaan, dan sifatnya pembentukan
kepribadian.
Adapun mengenai ta‟dib yang berakar pada kata addba tidak dijumpai
dalam al-Quran. Kata tersebut dijumpai dalam hadist antara lain ang berbunyi :
11
addabani rabby fa ahsana ta‟diby, artinya : “ Tuhanku telah mendidikku dan
telah membuat pendidikankku sebaik-baiknya.
Dalam pembahasan selanjutnya dijumpai perbedaan pendapat dikalangan
para ahli menengenai pemakaian kata tersebut dalam hubungannya dengan
pendidikan. Abdurrahman al-Nahlawi, misalnya lebih cenderung menggunakan
kata tarbiyah untuk kata pendidikan. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa kata
tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu pertama dari kata rabba , yarbu, yang berarti
bertambah dan bertumbuh, karena pendidikan mengandung misi untuk menambah
bekal pengetahuan kepada anak didik dan menumbuhkan potensi yang
dimilikinya; kedua dari kata rabbya, yarba, yang beararti menjadi besar, karena
pendidikan juga mengandung arti untuk membesarkan jiwa dan memperluas
wawasan seseorang, dan ketiga dari kata rabba yarubbu yang berarti
memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, dan memelihara
sebagaimana telah dijelaskan diatas.
Kemudian Naqwib al-Attas berpendapat bahwa:” kata yang paling tepat
untuk mewakili kata pendidikan adalah kata ta‟dib. Sementara istilah tarbiyah
dinilainya terlalu luas yakni mencakup pendidikan untuk hewan, tumbuhan dan
sebagainya. Sedangkan kata ta‟dib sasaran pendidikannya adalah manusia.” (Nata
Abuddin 2005: 13)
Berbeda dengan kedua pendapat diatas, Abdul Fattah Jalal berpendapat
bahwa istilah yang lebih komprehensip untuk mewakili istilah pendidikan adalah
istilah ta‟lim. Menurutnya istilah yang terakhir ini (ta‟lim) justru lebih universal
dibanding dengan istilah tarbiyah. Untuk ini Jalal mengajukan alasan, bahwa kata
ta‟lim berhubungan dengan pemberian bekal pengetahuan. Pengetahuan ini dalam
islam dinilai sesuatu yang dimiliki kedudukan yang tinggi. Hal ini misalnya dapat
dijelaskan melalui kasus Nabi Adam yang yang diberi pengajaran (ta‟lim) oleh
Allah. Dengan sebab ini, para malaikat bersujud (menghormati) Nabi Adam lihat
Q.S Al-Baqarah.
Uraian diatas dapat memperlihatkan dengan jelas bahwa dikalangan para
ahli pendidikan sendiri masih belum terdapat kesepakatan mengenai penggunaan
dari ketiga istilah tersebut untuk mewakili kata pendidikan. Untuk menghindari
12
pembicaraan berkepanjangan yang dasarnya hanya pemainan kosa kata, maka
Konferensi Internasional pendidikan Islam pertama (First World Conferention
Muslim Education) yang diselenggarakan oleh Universitas King Abdul Azis,
Jeddah, pada tahun 1977, belum berhasil merumuskan secara jelas tentang definisi
pendidikan, khususnya menurut Islam. Dalam bagian rekomendasi konferensi
tersebut, para peserta membuat kesimpulan bahwa pengertian pendidikan menurut
islam adalah keseluruhan pengertian yang terkandung didalam ketiga istilah
tersebut.
Namun demikian, ketiga istilah tersebut sebenarnya memberi kesan bahwa
antara satu dan yang lainnya berbeda. Beda istilah ta‟lim mengesankan
memberikan proses pemberian bekal pengetahuan. Sedangkan istilah tarbiyah,
mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian
dan sikap mental.sementara istilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan dan
pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental, sedangkan sitilah
ta‟dib mengesankan proses pembinaan terhadap sikap moral dan estetika dalam
kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan martabat manusia.
V.Kesimpulan
Hakikat pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi yang
dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang diharapkan
agar memanusiakan manusia atau menjadikannya sebagai insan kamil, manusia
utuh atau kaffah. Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui proses
pengajaran, pembelajaran (ta‟lim dan tadris), pembersihan dan pembiasaan
(tahdzib dan ta`dib), dan tadrib (latihan) dengan memperhatikan kompetensi
kompetensi pedagogi berupa profesi, kepribadian dan sosial.
Pendidikan menumbuhkan budi pekerti, kekuatan batin , karakter, pikiran
dan tubuh peserta didik yang dilakukan secara integral tanpa dipisah-pisahkan
antara ranah-ranaha tersebut.
13
Daftar Pustaka
Ayers Schlosser, Lee. Distance Education and Glossary of Terms. Paperback, 30
Mei 2006
Drost, J. Mengajar adalah Mendidik. Kompas, 2 Mei 1998.
Freire, Paulo. (1985). Pendidikan Kaum Tertindas. LP3ES: Yogyakarta
Lloyd Yen, Yudith.(2002). Teaching in Mind How Teacher Thingking Shapes
Education. Hamilton
Orr, David. (1996). What Is Education For?. Context Institute.
Suryadi, Didi. (2006). Upaya Meningkatkan Keprofesionalan Guru melalui
Lesson Study. Makalah, tidak diterbitkan.
Syamsudin, Abin. (2004). Kebutuhan Penelitian di Bidang Ilmu Pendidikan.
Makalah, tidak diterbitkan.
Nata Abuddin Prof.Dr.(2005) Filsafat Pendidikan Islam ;Gaya Media Pratama
Jakarta
Ath-Thabari, Abu Ja‟far Muhamad Ibnu Jarir,Jami‟u‟l-bayan „an Ta‟wil ayi‟l-
Quran, Beirut: Darul-Fikr, 1988.
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsirul Maraghiy, Beirut: Darul Fkr,1871.
Al-Asqalani, Ahmad ibn A‟ly ibnu Hajar, Fathu‟l-Bari biSyarh Shahih‟l Bukhari,
Bairut Daru‟l –Maarif, tt.
The Internet http.www.Wikipedia .Pendidikan com.
14
HAKIKAT PENDIDIKAN
Makalah
Disusun dalam rangka tugas mata kuliah Pendidikan Nilai Dalam PU
Dari Bapak Dr. H. Sofyan Tsauri MPd
OLEH:
Rohimin
Tati Saodah
Agus Salam R.
PROGRAM PENDIDIKAN UMUM
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
.
15
DAPTAR ISI
Pendahuluan .......................................................................................... 1
Pengertian Pendidikan ............................................................................ 2
Fenomena Pendidikan Indonnesia .......................................................... 6
Hakekat Pendidikan ................................................................................. 7
Hakekat Pendidikan Islam ....................................................................... 8
Kesimpulan .............................................................................................. 12

More Related Content

What's hot

Hakikat Pendidikan Menurut para Filosof
Hakikat Pendidikan Menurut para FilosofHakikat Pendidikan Menurut para Filosof
Hakikat Pendidikan Menurut para FilosofCecep Kustandi
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaPujiati Puu
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikansha_macc
 
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan febrywenny
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)setyawatiDK
 
makalah hakikat pendidikan
makalah hakikat pendidikanmakalah hakikat pendidikan
makalah hakikat pendidikanfuji dea delpani
 
Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)
Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)
Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)Irwan Hasan
 
Landasan dan asas pendidikan
Landasan dan asas pendidikanLandasan dan asas pendidikan
Landasan dan asas pendidikanSiwi Danar
 
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikanPemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikanwt_19_88
 
Makalah konsep pendidikan secara umum
Makalah   konsep pendidikan secara umumMakalah   konsep pendidikan secara umum
Makalah konsep pendidikan secara umumAmriDhimasMaulana
 
Pengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanPengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanFauzi Din
 
Pengantar pendidikan ppt
Pengantar pendidikan pptPengantar pendidikan ppt
Pengantar pendidikan pptbertha_tandi
 
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikanSri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikansrie harnince
 
Hakikat manusia dan pengembangan
Hakikat manusia dan pengembanganHakikat manusia dan pengembangan
Hakikat manusia dan pengembanganDhea Pratiwi
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasRizmanz Rizky
 
Landasan kultural pendidikan
Landasan kultural pendidikanLandasan kultural pendidikan
Landasan kultural pendidikanRima Trianingsih
 

What's hot (20)

Teori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikanTeori dan konsep pendidikan
Teori dan konsep pendidikan
 
Hakikat Pendidikan Menurut para Filosof
Hakikat Pendidikan Menurut para FilosofHakikat Pendidikan Menurut para Filosof
Hakikat Pendidikan Menurut para Filosof
 
Teori
TeoriTeori
Teori
 
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannyaMakalah hakikat manusia dan pengembangannya
Makalah hakikat manusia dan pengembangannya
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikan
 
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan hakekat pendidikan pengantar pendidikan
hakekat pendidikan pengantar pendidikan
 
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
rangkuman buku pengantar pendidikan(Umar Tirtarahardja & S.L. La Sulo)
 
makalah hakikat pendidikan
makalah hakikat pendidikanmakalah hakikat pendidikan
makalah hakikat pendidikan
 
Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)
Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)
Pengantar pendidikan (hakekat pendidikan)
 
Landasan dan asas pendidikan
Landasan dan asas pendidikanLandasan dan asas pendidikan
Landasan dan asas pendidikan
 
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikanPemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
Pemikiran ki hajar dewantara tentang pendidikan
 
Makalah konsep pendidikan secara umum
Makalah   konsep pendidikan secara umumMakalah   konsep pendidikan secara umum
Makalah konsep pendidikan secara umum
 
Pengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanPengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikan
 
Pengantar pendidikan ppt
Pengantar pendidikan pptPengantar pendidikan ppt
Pengantar pendidikan ppt
 
Konsep pendidikan
Konsep pendidikanKonsep pendidikan
Konsep pendidikan
 
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikanSri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
Sri harningce bab 8,9,10 pengantar pendidikan
 
Hakikat manusia dan pengembangan
Hakikat manusia dan pengembanganHakikat manusia dan pengembangan
Hakikat manusia dan pengembangan
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asas
 
Konsep dasar pedagogik
Konsep dasar pedagogikKonsep dasar pedagogik
Konsep dasar pedagogik
 
Landasan kultural pendidikan
Landasan kultural pendidikanLandasan kultural pendidikan
Landasan kultural pendidikan
 

Similar to Hakikat pendidikan

PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdfPENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdfFatimah988108
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Yamanto Isa
 
DDIP KEL 1(249).pptx
DDIP KEL 1(249).pptxDDIP KEL 1(249).pptx
DDIP KEL 1(249).pptxSilviaArnas1
 
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdf
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdfAksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdf
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdfJamal628586
 
PEDAGOGIK.pptx
PEDAGOGIK.pptxPEDAGOGIK.pptx
PEDAGOGIK.pptxHSarmiah
 
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3FENY DYAH
 
Arti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikanArti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikanIBNU UBAIDILAH
 
Materi3 daspend
Materi3 daspendMateri3 daspend
Materi3 daspendDermawan12
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Ndya2
 
Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan  IslamFilsafat Pendidikan  Islam
Filsafat Pendidikan IslamRahmad Alfianto
 
makalah kebudayaan.pptx
makalah kebudayaan.pptxmakalah kebudayaan.pptx
makalah kebudayaan.pptxssuser2e21e9
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)HaffazFurqani
 

Similar to Hakikat pendidikan (20)

PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdfPENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
PENGERTIAN PEND-WPS Office.pdf
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
DDIP KEL 1(249).pptx
DDIP KEL 1(249).pptxDDIP KEL 1(249).pptx
DDIP KEL 1(249).pptx
 
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdf
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdfAksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdf
Aksi Nyata topik pembelajaran topik merdeka mengajar di aplikasi pmm.pdf
 
Unit 5
Unit 5Unit 5
Unit 5
 
PEDAGOGIK.pptx
PEDAGOGIK.pptxPEDAGOGIK.pptx
PEDAGOGIK.pptx
 
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
Makalah ilmu pendidikan klmpok 3
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
Kuliah 1
Kuliah 1Kuliah 1
Kuliah 1
 
Arti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikanArti dan hakikat pendidikan
Arti dan hakikat pendidikan
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Merdeka Belajar.pdf
 
22222
2222222222
22222
 
Materi3 daspend
Materi3 daspendMateri3 daspend
Materi3 daspend
 
AKSI NYATA.docx
AKSI NYATA.docxAKSI NYATA.docx
AKSI NYATA.docx
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
 
Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan  IslamFilsafat Pendidikan  Islam
Filsafat Pendidikan Islam
 
makalah kebudayaan.pptx
makalah kebudayaan.pptxmakalah kebudayaan.pptx
makalah kebudayaan.pptx
 
Ppt kurikulum
Ppt kurikulumPpt kurikulum
Ppt kurikulum
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan)
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

Hakikat pendidikan

  • 1. 1 HAKIKAT PENDIDIKAN I. Pendahuluan a.Latar Belakang Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan. Juga pasti kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan hakikatnya. Karena itu benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam dunia pendidikan sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan, merefleksikannya di tengah-tengah tindakan/aksi sebagai buah refleksinya. Makalah singkat ini mencoba mengungkap makna education, Tarbiyah, pendidikan yang terkadang dimaknai secara sempit. Makalah ini akan memberikan gambaran perbedaan makna tarbiyah, ta‟lim, tadris, tahdzib, Ta‟dib dan tadrib dengan menampilkan pendapat-pendapat para pakar pendidikan baik dari literatur barat maupun timur. Pembahasan makalah ini dimulai dengan pengertian pendidikan dari tinjauan etimologis dan terminologis untuk mengantarkan pembahasan pada hakikat pendidikan. b. Masalah Adapun yang menjadi permasalahan dalam pembahasan ini adalah : 1.Apa arti pendidikan (secara etimologis dan terminologis)? 2. Bagaimana Fenomena pendidikan Indonesia 3.Apa hakikat Pendidikan itu? c.Pemecahan masalah Dalam memecahkan masalah, penulis menggunakan pendekatan deskriptif analitik, yaitu dengan memaparkan tori-teori dari berbagai literatur secara teliti dan kritis yang relevan dengan permasalahan tersebut
  • 2. 2 d. Metodologi Penulisan Mengingat permasalahan ini terbatas pada stu kajian yaitu hakikai pendiidkan, maka metode yang digunakan adalah metode diskriftif. Suatu metode yang memusatkan pada pemecahan yang aktual. Data dikumpulka dari berbagai literatur ,lalu disusun, dianalisis dan dijelaskan kemudian disimpulkan. e. Sistimatika penulisan Penulisan ini terdiri atas; Pendahuluan ,Pengertian pendidikan (tinjauan pendidikan dari sudut etimologis dan terminologis), Fenomena pendidikan di Indonesia , Hakekat Pendidikan dan sebagai ilustrasi penulis sajikan hakekat pendidikan Islam. Dan diakhiri dengan kesimpulan. II. Pengertian Pendidikan Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya. Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu menuntun anak, orang Romawi memandang pendidikan sebagai “educare”, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai “Erzichung” yang setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak. Dalam bahasa Jawa pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah, kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran dan watak, mengubah kepribadian sang anak. Sedangkan menurut Herbart pendidikan merupakan pembentukan peserta didik kepada yang diinginkan sipendidik yang diistilahkan dengan Educere.( M.R. Kurniadi,STh;1) Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
  • 3. 3 Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. 1. Tinjauan Etimologis Istilah pendidikan, menurut Carter V. Good dalam “Dictionary of Education” dijelaskan sebagai berikut: a. Pedagogy: 1. The art, practice of profession of teaching “seni, praktik atau profesi sebagai pengajar (pengajaran) 2. The sistematized learning or instruction concerning principles and methods of teaching and of student control and guidance; lagerly replaced by the term of education. “ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode-metode mengajar pengawasan dan bimbingan murid dalam arti luas diartikan dengan istilah pendidikan” b. Education: 1. proses perkembangan pribadi; 2. proses sosial; 3. profesional cources; 4. seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang diwarisi/dikembangkan generasi bangsa. Dalam bahasa Arab pendidikan disebut Tarbiyah yang diambil dari Rabba ( ) yang bermakna memelihara , mengurus, merawat, mendidik. Dalam literatur-literatur berbahasa Arab kata Tarbiyah mempunyai bermacam macam definisi yang intinya sama mengacu pada proses
  • 4. 4 pengembangan potensi yang dianugrahkan pada manusia. Definisi-definisi itu antara lain sebagai berikut: 1. Tarbiyah adalah proses pengembangan dan bimbingan jasad, akal dan jiwa yang dilakukan secara berkelanjutan sehingga mutarabbi (anak didik) bisa dewasa dan mandiri untuk hidup di tengah masyarakat. (Ath-Thabari 67) 2. Tarbiyah adalah kegiatan yang disertai dengan penuh kasih sayang, kelembutan hati, perhatian bijak dan menyenangkan; tidak membosankan.( Al-Maraghi, Juz V; 34) 3. Tarbiyah adalah proses yang dilakukan dengan pengaturan yang bijak dan dilaksanakan secara bertahap dari yang mudah kepada yang sulit. 4. Tarbiyah adalah mendidik anak melalui penyampaian ilmu, menggunakan metode yang mudah diterima sehingga ia dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari (Fathul Bari Jilid I; 162 ) 5. Tarbiyah adalah kegiatan yang mencakup pengembangan, pemeliharaan, penjagaan, pengurusan, penyampaian ilmu, pemberian petunjuk, bimbingan, penyempurnaan dan perasaan memiliki terhadap anak didik. (Al-Maraghi jilid III: 79). Dalam definisi –definisi di atas tersirat unsur-unsur pembelajaran yaitu ta‟lim dan tadris (Instruction ) tahdib dan ta‟dib (penanaman akhlak mulia) dan Tadrib (Taining – pelatihan). Tinjauan Terminologis a.Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Lebih lanjut beliau ( Kerja Ki Hajar Dewantara 1962:14)menjelaskan bahwa “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti ( kekuatan batin, karakter),pikiran (intellect) dan tubuh anak; dalam pengertian Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu, agar supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya “.
  • 5. 5 Beliau lebih lanjut mejelaskan bahwa pendidikan harus mengtamakan aspek- aspek berikut: 1.Segala alat, usaha dan cara pedidikan harus sesuai dengan kodratnya keadaan 2.Kodratnya keadaan itu tersimpan dalam adat-istiadat setiap rakyat, yang oleh karenanya bergolong-golong merupakan kesatuan dengan sifat prikehidupan sendiri-sendiri, sifat-sifat mana terjadi dari bercampurnya semua usaha dan daya upaya untuk mencapai hidup tertib damai. 3.Adat istiadat, sebagai sifat peri kehidupan atau sifat percampuran usaha dan daya upaya akan hidup tertib damai itu tiada terluput dari pengaruh zaman dan tempat.; oleh karena itu tidak tetap senantiasa berubah. 4.Akan mengetahui garis-hidup yang tetap dari sesuatu bangsa perlulah kita mempelajari zaman yang telah lalu 5. Pengaruh baru diperoleh karena bercampurgaulnya bangsa yang satu dengan yang lain,percampuran mana sekarang ini mudah sekali terjadi disebabkan adanya hubungan modern.Haruslah waspada dalam memilih mana yang baik untuk menambah kemuliaan hidup kita dan mana yang akan merugikan. Itulah diantara pikiran- pikiran beliau yang sangat sarat dengan nilai. b.Menurut buku “Higher Education For America Democracy”: Education is an institution of civilized society, but the purposes of education are not the same in all societies, an educational system finds it‟s the guiding principles and ultimate goals in the aims and philosophy of the social order in which it functions (11: 5) “pendidikan alah suatu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab, tetapi tujuan pendidikan tidaklah sama dalam setiap masyarakat. Sistem pendidikan suatu masyarakat (bangsa) dan tujuan-tujuan pendidikannya didasarkan atas prinsip-prinsip (nilai) cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat (bangsa)”. c.Menurut Prof. Richy dalam buku “Planing for Teaching and Introduction to Education”: The term “education” refers to the broad function of preserving and inproving the life of the group through bringing new members into its shared concerns. Education is thus a far broader process thah that which accurs in schools. It is an essential social activity by which communicaties continue to exist in complex communicaties this function is specialized and
  • 6. 6 institutionalized in formal education, but there is always the education outside the school with wich the formal process in related (12: 489) “Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu bangsa (masyarakat) terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang esensial yang memungkinkan masyarakat yang kompleks dan modern. Fungsi pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal, yang tetap berhubungan dengan proses pendidikan formal di luar sekolah. d.Prof. Lodge dalam buku “Philosophy of Education”: The word “education” is used, sometimes in a wider, sometimes in a narrower, sense. In the wider sense, all experienceis said to the educative and life is education and education is life. “Perkataan pendidikan kadang-kadang dipakai dalam pengertian yang luas dan pengertian sempit. Dalam pengertian luas pendidikan adalah semua pengalaman, dapat dikatakan juga bahwa hidup adalah pendidikan atau pendidikan adalah hidup”. In the narrower sense “education is restricted to that function of the community which consists in passing in its traditions its background and its outlook to the members of the rising generation. “Pengertian pendidikan secara sempit adalah pendidikan dibatasi pada fungsi tertentu di dalam masyarakat yang terdiri atas penyerahan adat istiadat (tradisi) dengan latar belakang sosialnya, pandangan hidup masyarakat itu kepada warga masyarakat generasi berikutnya. e.Menurut Brubacher dalam bukunya “Modern Philosophies of Education”: “Education should be thought of as the process of mans reciprocal adjusment to nature to his follows and to the ultimates nature of the cosmos. “Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan alam semesta. Education is the organized development and equipment of all the power of human being, moral, intellectual, and physical, by and for their individual and social uses, directed to word the union of these activities with their creator as their final end. “Pendidikan merupakan pula perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan dari semua potensi manusiawi, moral, intelektual dan jasmani oleh dan untuk kepribadian individunya serta kegunaan masyarakatnya yang diarahkan demi menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan hidupnya”.(The Internet,http.www.Wikipedia Pendidikan com)
  • 7. 7 III. Fenomena Pendidikan Indonesia Bagi orang-orang yang berkompeten terhadap bidang pendidikan akan menyadari bahwa pendidikan kita sampai saat ini masih mengalami “sakit”. Dunia pendidikan yang sakit ini disebabkan karena pendidikan yang seharusnya membuat manusia menjadi manusia, tetapi dalam kenyataannya seringkali tidak demikian. Seringkali kepribadian manusia cenderung direduksi oleh sistem pendidikan yang ada. Masalah pertama adalah bahwa pendidikan di Indonesia menghasilkan “manusia robot”. Kami katakan demikian karena pendidikan yang diberikan ternyata berat sebelah atau tidak seimbang. Pendidikan ternyata mengorbankan keutuhan, kurang seimbang antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa (afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi adalah disintegrasi. Masalah kedua, sistem pendidikan yang top down (dari atas ke bawah) atau kalau menggunakan istilah Paula Freire (tokoh pendidik Amerika Latin) adalah pendidikan gaya bank. Sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan karena peserta didik dianggap sebagai manusia yang tidak tahu apa-apa. Masalah ketiga, model pendidikan yang hanya diorientasikan kepada manusia yang dihasilkan pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Manusia sebagai objek (wujud dehumanisasi) merupakan fenomena yang justru bertolak-belakang dengan visi humanisasi, menyebabkan manusia tercerabut dari akar-akar budayanya. Mampukah kita menjadikan lembaga pendidikan sebagai sarana interaksi kultural untuk membentuk manusia yang sadar akan tradisi dan kebudayaan serta keberadaan masyarakatnya sekaligus juga mampu menerima dan menghargai keberadaan tradisi, dan budaya situasi masyarakat lain. Dalam hal ini, makna pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara menjadi sangat toleran untuk direnungkan. IV. Hakikat Pendidikan
  • 8. 8 Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of culture and transfer of religius yang semoga diarahkan pada upaya untuk memanusiakan manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Menurut pandangan Paula Freire pendidikan adalah proses pengaderan dengan hakikat tujuannya adalah pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik diri sendiri. Dalam konteks ajaran Islam hakikat pendidikan adalah mengembalikan nilai-nilai ilahiyah pada manusia (fitrah) dengan bimbingan Alquran dan as- Sunnah (Hadits) sehingga menjadi manusia berakhlakul karimah (insan kamil) Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai- nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut : 1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik; 2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat; 3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat; 4. Pendidikan berlangsung seumur hidup;Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu. Hakikat Pendidikan Islam Pendidikan secara semantik menunjukkan pada suatu kegiatan atau proses yang berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan seseorang kepada orang lain . Pengertian tersebut belum menunjukkan adanya program, sistem, dan metoda yang lazimnya digunakan dalam melakukan pendidikan atau pengajaran.
  • 9. 9 Masih dalam pengertian kebahasaan ini, dijumpai pula kata tarbiyah dalam bahasa Arab. Kata ini sering digunakan oleh para ahli pendidikan Islam untuk menerjemahkan kata pendidikan dalam bahasa Indonesia. Selain kata tarbiyah terdapat pula kata ta‟lim. Kata ini oleh para penerjemah sering diartikan pengajaran. Selain kata tarbiyah terdapat pula kata ta‟lim. Kata ini oleh para penerjemah sering diartikan pengajaran. Dalam pengertian itu Yusuf A. Faisal, pakar dalam pendidikan mengatakan bahwa “Pengertian pendidikan islam dari sudut etimologi (ilmu akar kata) sering dikatakan istilah ta‟lim dan tarbiyah yang bersal dari kata allama dan rabba yang dipergunakan dalam al-Qur‟an sekalipun kata tarbiyah lebih luas konotasinya, yaitu mengandung arti memelihara, membesarkan dan mengandung makna sekaligus mengandung makna mengajar (allama). Selanjutnya Faisal mengutip pendapat Naquib Alatas dalam bukunya Islam and Secularism sebagaimana tersebut diatas terdapat pula kata ta‟dib yabg ada hubungannya dengan kata adab yang berarti sopan santun.” (Nata Abuddin 2005: 5) Selanjutnya bagaimanakah penjelasan yang diberikan al-Quran terhadap ketiga kata tersebut ?. Untuk ini Muhammad Fuad „Abd al-Baqy dalam bukunya Al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfadz al-Qur‟an al Karim telah mengimformasikan bahwa dalam al-Qur‟an kata Tarbiyah dalam kata yang serumpum dengannya diulang sebanyak lebih dari 872 kali. Kata tersebut berakar pada rabb. Kata ini sebagaimana dijelaskan oleh al-Raghib al-Ashfahany, pada mulanya berarti al- Tarbiyah yaitu insya‟ al-Sya‟i halan ila halin ila had tamam yang artinya mengembangkan atau menumbuhkan sesuatu tahap demi setahap sampai pada batas yang sempurna. Kata selanjutnya digunakan oleh al-Qur‟an ntuk berbagai hal antara lain digunakan untuk menerangkan salah satu sifat atau perbuatan Tuhan, yaitu rabb al-„alamin yang artinya Pemelihara, Pendidik, Penjaga, Penguasa dan Penjaga sekalian alam. (lihat Q.S, al-Fatihah, 1:2; al-Baqarah 2:131; al-Maidah, 5:28; al-An‟am, 6:45; 71; 162 dan 164; al-Ar‟af, 7:54; dan seterusnya) selain kata rabb digunakan untuk arti sebagaimana disebut diatas, digunakan pula untuk arti yang obyeknya lebih terperinci lagi, yakni bahwa yang dipelihara, dididik dan seterusnya ada yang berupa al-„arsyy al azhim, yakni arsy yang
  • 10. 10 demikian besar (Lihat Q.S 9:129), al-Masyaariw yakni ufuk timur tempat terbitnya matahari (Q.S 37:5), aba‟ukum al-awwalun yakni nenek moyang para pendahulu orang kafir Quraisy (Q.S 37:126), al-Maghrib ufuk barat tempat terbenamnya matahari (Q.S 55:17), al-Baldah yakni negeri dalam hal ini adalah Makkah al-Mukarramah (Q.S 2:126), Bait yakni rumah yang dalam hal ini adalah Baitullah, Kabah yang ada di Makkah. Beberapa ayat tersebut diatas menunjukan dengan jelas, bahwa kata rabb sebagaimana yang ditunjukan pada al-Quran ternyata digunakan untuk menunjukan obyek yang bermacam-macam, yang dalam ini meliputi benda-benda yang bersifat fisik dan non fisik. Dengan demikian pendidikan meliputi pemeliharaan terhadap seluruh mahluk Tuhan. Adapun kata yang kedua, dalam hal ini „allama sebagaimana dijelaskan oleh al-Raghib al-Ashfahany, digunakan secara khusus untuk menunjukan sesuatu yang dapat diulang dan diperbanyak sehingga meninggalkan bekas atau pengaruh pada diri seseorang dan ada pula yang mengatakan bahwa kata tersebut digunakan untuk mengingatkan jiwa agar memperoleh gambaan mengenai arti tentang sesuatu, dan kadang kata tersebut juga dapa diartikan pemberitahuan. Kata ta‟lim yang berakar padda kata „allama dengan erbagai akar kata yang serumpum dengannya delam al-Quran disebut sebanyak lebih dari 840 kali dan digunakan untuk arti berbagai macam. Terkadang oleh Allah digunakan untuk menjelaskan pengetahuan-Nya yang diberikan kepada manusia (Lihat Q.S 2:269), digunakan untuk menjelaskan bahwa Allah maha mengetahui terhadap segala sesuatu yang terjadi pada manusia (Lihat Q.S 11:79) digunakan untuk menjelaskan bahwa Allah mengetahui orang-orang yang mengikuti petunjuknya. (Q.S 2:143). Dari informasi ini terlihat bahwa kata ta‟lim dalam al-Quran mengacu pada adanya sesuatu berupa pengetahuan yang diberikan kepada seseorang.. jadi sifatnya intelektual. Sedangkan kata tarbiyah lebih mengacu pada bimbingan, pemeliharaan, arahan, penjagaan, dan sifatnya pembentukan kepribadian. Adapun mengenai ta‟dib yang berakar pada kata addba tidak dijumpai dalam al-Quran. Kata tersebut dijumpai dalam hadist antara lain ang berbunyi :
  • 11. 11 addabani rabby fa ahsana ta‟diby, artinya : “ Tuhanku telah mendidikku dan telah membuat pendidikankku sebaik-baiknya. Dalam pembahasan selanjutnya dijumpai perbedaan pendapat dikalangan para ahli menengenai pemakaian kata tersebut dalam hubungannya dengan pendidikan. Abdurrahman al-Nahlawi, misalnya lebih cenderung menggunakan kata tarbiyah untuk kata pendidikan. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa kata tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu pertama dari kata rabba , yarbu, yang berarti bertambah dan bertumbuh, karena pendidikan mengandung misi untuk menambah bekal pengetahuan kepada anak didik dan menumbuhkan potensi yang dimilikinya; kedua dari kata rabbya, yarba, yang beararti menjadi besar, karena pendidikan juga mengandung arti untuk membesarkan jiwa dan memperluas wawasan seseorang, dan ketiga dari kata rabba yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, dan memelihara sebagaimana telah dijelaskan diatas. Kemudian Naqwib al-Attas berpendapat bahwa:” kata yang paling tepat untuk mewakili kata pendidikan adalah kata ta‟dib. Sementara istilah tarbiyah dinilainya terlalu luas yakni mencakup pendidikan untuk hewan, tumbuhan dan sebagainya. Sedangkan kata ta‟dib sasaran pendidikannya adalah manusia.” (Nata Abuddin 2005: 13) Berbeda dengan kedua pendapat diatas, Abdul Fattah Jalal berpendapat bahwa istilah yang lebih komprehensip untuk mewakili istilah pendidikan adalah istilah ta‟lim. Menurutnya istilah yang terakhir ini (ta‟lim) justru lebih universal dibanding dengan istilah tarbiyah. Untuk ini Jalal mengajukan alasan, bahwa kata ta‟lim berhubungan dengan pemberian bekal pengetahuan. Pengetahuan ini dalam islam dinilai sesuatu yang dimiliki kedudukan yang tinggi. Hal ini misalnya dapat dijelaskan melalui kasus Nabi Adam yang yang diberi pengajaran (ta‟lim) oleh Allah. Dengan sebab ini, para malaikat bersujud (menghormati) Nabi Adam lihat Q.S Al-Baqarah. Uraian diatas dapat memperlihatkan dengan jelas bahwa dikalangan para ahli pendidikan sendiri masih belum terdapat kesepakatan mengenai penggunaan dari ketiga istilah tersebut untuk mewakili kata pendidikan. Untuk menghindari
  • 12. 12 pembicaraan berkepanjangan yang dasarnya hanya pemainan kosa kata, maka Konferensi Internasional pendidikan Islam pertama (First World Conferention Muslim Education) yang diselenggarakan oleh Universitas King Abdul Azis, Jeddah, pada tahun 1977, belum berhasil merumuskan secara jelas tentang definisi pendidikan, khususnya menurut Islam. Dalam bagian rekomendasi konferensi tersebut, para peserta membuat kesimpulan bahwa pengertian pendidikan menurut islam adalah keseluruhan pengertian yang terkandung didalam ketiga istilah tersebut. Namun demikian, ketiga istilah tersebut sebenarnya memberi kesan bahwa antara satu dan yang lainnya berbeda. Beda istilah ta‟lim mengesankan memberikan proses pemberian bekal pengetahuan. Sedangkan istilah tarbiyah, mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental.sementara istilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental, sedangkan sitilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan terhadap sikap moral dan estetika dalam kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan martabat manusia. V.Kesimpulan Hakikat pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang diharapkan agar memanusiakan manusia atau menjadikannya sebagai insan kamil, manusia utuh atau kaffah. Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui proses pengajaran, pembelajaran (ta‟lim dan tadris), pembersihan dan pembiasaan (tahdzib dan ta`dib), dan tadrib (latihan) dengan memperhatikan kompetensi kompetensi pedagogi berupa profesi, kepribadian dan sosial. Pendidikan menumbuhkan budi pekerti, kekuatan batin , karakter, pikiran dan tubuh peserta didik yang dilakukan secara integral tanpa dipisah-pisahkan antara ranah-ranaha tersebut.
  • 13. 13 Daftar Pustaka Ayers Schlosser, Lee. Distance Education and Glossary of Terms. Paperback, 30 Mei 2006 Drost, J. Mengajar adalah Mendidik. Kompas, 2 Mei 1998. Freire, Paulo. (1985). Pendidikan Kaum Tertindas. LP3ES: Yogyakarta Lloyd Yen, Yudith.(2002). Teaching in Mind How Teacher Thingking Shapes Education. Hamilton Orr, David. (1996). What Is Education For?. Context Institute. Suryadi, Didi. (2006). Upaya Meningkatkan Keprofesionalan Guru melalui Lesson Study. Makalah, tidak diterbitkan. Syamsudin, Abin. (2004). Kebutuhan Penelitian di Bidang Ilmu Pendidikan. Makalah, tidak diterbitkan. Nata Abuddin Prof.Dr.(2005) Filsafat Pendidikan Islam ;Gaya Media Pratama Jakarta Ath-Thabari, Abu Ja‟far Muhamad Ibnu Jarir,Jami‟u‟l-bayan „an Ta‟wil ayi‟l- Quran, Beirut: Darul-Fikr, 1988. Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsirul Maraghiy, Beirut: Darul Fkr,1871. Al-Asqalani, Ahmad ibn A‟ly ibnu Hajar, Fathu‟l-Bari biSyarh Shahih‟l Bukhari, Bairut Daru‟l –Maarif, tt. The Internet http.www.Wikipedia .Pendidikan com.
  • 14. 14 HAKIKAT PENDIDIKAN Makalah Disusun dalam rangka tugas mata kuliah Pendidikan Nilai Dalam PU Dari Bapak Dr. H. Sofyan Tsauri MPd OLEH: Rohimin Tati Saodah Agus Salam R. PROGRAM PENDIDIKAN UMUM SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA .
  • 15. 15 DAPTAR ISI Pendahuluan .......................................................................................... 1 Pengertian Pendidikan ............................................................................ 2 Fenomena Pendidikan Indonnesia .......................................................... 6 Hakekat Pendidikan ................................................................................. 7 Hakekat Pendidikan Islam ....................................................................... 8 Kesimpulan .............................................................................................. 12