SlideShare a Scribd company logo
Oleh : 
Merkuria Karyantina,SP.,MP.
Ciri-ciri konsumen yang memerlukan pelayanan 
makanan di luar lingkungan adalah 
1. mereka jauh dari lingkungan keluarga 
2. Mereka tidak bebas meninggalkan 
tempat kerja 
3. Merupakan satu kesatuan karena 
berbagai hal
Penyelenggaraan makanan kelompok 
dapat dibedakan 
1. Waktu penyelenggaraan 
a. Penyelenggaraan makanan hanya satu kali, 
misalnya di pesta pernikahan 
b. Penyelenggraan makanan secara tetap untuk 
jangka waktu tidak terbatas, misalnya di 
Lembaga pemasyarakatan, kampus mahasiswa 
c. Penyelenggaraan makanan dalam keadaan 
darurat.
2. Sifat penyelenggaraan 
a. Penyelengaraan makanan yang bersifat 
komersial, misalnya kafetaria, restoran, rumah 
makan 
b. Peneyelenggaraan makanan yang bersifat non 
komersial, misalnya di Rumah Sakit, Panti 
Asuhan
3. Tempat penyelenggaraan 
a. Jasa Boga, dimana tempat penyajian berbeda dengan 
tempat memasak makanan, misalnya pada jamuan 
makan, rapat, kantin 
b. Makanan institusi, dimana tempat memasak dan 
menyajikan makanan berada di suatu tempat. Misalnya 
di Panti asuhan, Asrama dan lain-lain.
Ciri-ciri penyelenggaraan makanan 
institusi 
1. Tidak bertujuan mencari keuntungan 
2. Dana terbatas 
3. Makanan diolah di lingkungan isntitusi 
4. menggunakan master menu 
5. Hidangan hampir sama dengan yang 
disajikan di lingkungan keluarga
Kelemahan penyelenggaraan 
makanan institusi : 
1. Kualitas bahan makanan kurang baik 
2. Cita rasa kurang diperhatikan 
3. Makanan kurang bervariasi 
4. Porsi tidak sesuai
Sumber kelemahan penyelenggaraan 
makanan institusi 
1. Perencanaan kurang baik 
2. Tenaga Pelaksana yang tidak profesional 
3. Pengawasan lemah 
4. Rendahnya dedikasi petugas
Penyelenggaraan makanan di RS 
1. salah satu komponen penyembuh penyakit 
2. Sebagai acuan oleh masyarakat dalam 
penyediaan makanan sehari-hari. 
3. Dikelola oleh ahli gizi
Ciri penyelenggaraan makanan 
komersial 
1. Berorientasi pada laba. 
2. Kualitas dan cita rasa diperhatikan. 
3. Tidak menggunakan master menu. 
4. Harga lebih mahal.
Penggolongan pelayanan makanan 
secara komersial dapat digolongkan 
menjadi 
1. Dilakukan secara tetap di suatu tempat, 
misalnya restoran, kantin, kafetaria 
2. Tidak dilakukan secara tetap di suatu tempat, 
misalnya usaha jasa boga
Oleh : 
Merkuria Karyantina,SP.,MP.
Industri penyelenggaraan makanan kelompok sudah 
dikenal sejak zaman dahulu kala. Contoh adalah dalam 
pembuatan bangunan yang mempekerjakan ribuan 
orang, seperti kuil, candi atau benteng untuk melindungi 
negara, diperlukan orang-orang atau kelompok yang 
bertugas menyediakan makanan bagi mereka demi 
kelancaran pekerjaan. 
Pada jaman dahulu penyelenggaraan makanan secara 
berkelompok belum dikekola secara profesional dan 
jauh dari tujuan komersial serta masih bersifat 
keramahtamahan.
Penyelenggaran makanan kelompok secara lebih 
profesional baru dimulai pada pertengahan abad ke-17 
bersamaan dengan awal Revolusi Industri di Eropa. Saat 
itu dirasa perlu usaha untuk meningkatkan produktivitas 
kerja para pekerja di berbagai industri. 
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan 
makanan yang lebih baik sehingga diharapkan dapat 
meningkatkan produktivitas pekerja. 
Robert Owen adalah salah satu tokoh industri di Eropa 
yang mempelopori pemberian makanan bagi pekerja 
industri dengan pengelolaan yang baik, efektif dan 
efisien.
Faktor yang mendorong perkembangan penyelenggaraan 
makana komersial adalah 
1. Tumbuhnya kesadaran dan keyakinan para 
industriawan bahwa pelayanan makanan bagi 
karyawan akan meningkatkan produktivitas 
2. Terbatasnya waktu penyiapan makanan di rumah 
3. Lokasi tempat bekerja yang jauh dari rumah 
4. Memudarnya kebiasaan tradisional (gotong royong)
PENYEBAB KURANG BERKEMBANGNYA 
PENYELENGGARANAAN MAKANAN NON KOMERSIAL 
1. Pengelolaan kurang baik 
2. Biaya terbatas 
3. Karyawan tidak terlatih
Perkembangan penyelenggaraan 
makanan di RS 
 Abad ke -6 S.M. : orang sakit ditampung di 
kuil-kuil 
 Abad ke-19 pertengahan : penataan 
pelayanan makanan di R.S. (Florence 
Nightingale) 
 Di AS (1890) : tenaga khusus 
penyelenggaraan makanan di R.S. 
 Di Indonesia (1954) di RSCM Jakarta
Tahap awal usaha jasa boga dimulai sebagai 
usaha rumah tangga yg menyediakan 
keperluan makanan dalam lingkup sempit
Oleh : 
Merkuria Karyantina,SP.,MP.
Penyelenggaraan Makanan 
 Dampak positif 
 Dampak negatif
PERATURAN PEMERINTAH 
 Peraturan Menteri Kesehatan No. 
712/Menkes/Per/X/66 tentang persyaratan bagi 
penyelenggaraan usaha jasa boga. Peraturan 
memuat tentang persyaratan umum bagi usaha 
jasa boga, ketentuan lokasi tempat 
penyelenggaraan, syarat bangunan dan fasilitas, 
persyaratan kesehatan makanan, pengolahan dan 
penyimpanan makanan. 
 Peraturan No. 427/Menkes/SK/VI/88, yang berisi 
ketentuan wajib daftar bagi setiap usaha jasa boga 
untuk semua golongan.
PENGGOLONGAN USAHA JASA BOGA 
DAB PERSYARATANNYA 
1. Golongan A1 
Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan 
masyarakat umum dengan pengolahan 
menggunakan dapur rumah tangga dan 
dikelola oleh keluarga. 
Persyaratan khusus golongan ini adalah: 
a. Ruang pengolahan tidak boleh merangkap 
ruang tidur 
b. Mempunyai almari es sebagai tempat 
penyimpanan 
c. Fasilitas cuci tangan
2. Golongan A2 
Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan 
masyarakat umum dengan pengolahan yang 
menggunakan dapur rumah tangga dan 
mempekerjakan tenaga kerja. 
Persyaratan khusus golongan ini adalah: 
a. Ruang pengolahan tidak boleh merangkap 
ruang tidur 
b. Mempunyai almari es sebagai tempat 
penyimpanan 
c. Fasilitas cuci tangan 
d. Fasilitas ganti pakaian bagi karyawan 
e. Ruang pengolahan terpisah dari ruangan lain
3. Golongan A3 
Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum 
dengan pengolahan makanan menggunakan dapur 
khusus dan mempekerjakan tenaga kerja. Persysratan 
khusus golongan ini adalah 
a. Ruang pengolahan terpisah dari tempat penyimpanan 
makanan 
b. tersedia lemari pendingin dengan suhu - 5oC dengan 
kapasitas memadai 
c. mempunyai alat pengangkutan dengan konstruksi 
tertutup 
d. Makanan yang disajikan dikemas serta mencantumkan 
nama dan ijin usaha 
e. pada kendaraan tercantu nama perusahaan dan ijin usaha
4. Golongan B 
Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan khusus asrama 
penampungan jemaah haji, asrama transito, pengeboran lepas 
pantai, perusahaan angkutan umum dalam negeri, dan 
dengan pengolahan menggunakan dapur khusus dan 
mempekerjakan tenaga kerja. Persyaratan khusus golongan 
ini adalah 
a. mempunyai tempat pembuangan air limbah 
b. Ruang kantor, penyimpanan makanan dan pengolahan 
makanan harus terpisah, Ruang pengolah dilengkapi dengan 
penangkap asap 
c. fasilitas pencucian peralatan dan pencucian bahan makanan 
d. Fasilitas pencuci tangan bagi karyawan 
e. Fasilitas penyimpanan makanan dingin sampai suhu – 10oC
5. Golongan C 
Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan alat 
angkutan umum internasional, mempunyai dapur 
khusus untuk pengolahan dan mempkerjakan 
tenaga kerja. Persyaratan khusus adalah 
a. Ruangang dilengkapai dengan pengatur suhu 
ruang 
b. Fasilitas pencucian alat dana bahan harus dari 
logam tahan karat 
c. Almari pendingin untuk penyimpanan makanan 
harus terpisah untuk masing-masing jenis 
makanan. 
d. Mempunyai gudang yang dilengkapi dengan rak-rak 
penyimpanan.
PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN 
1. Persyaratan bahan makanan 
2. Persyaratan makanan terolah 
3. Persyaratan makanan jadi
PERSYARATAN KESEHATAN PENGOLAH MAKANAN 
1. Kesehatan tenaga kerja pengolah 
makanan 
2. Peralatan yg digunakan (mengolah, 
menyimpan dan menyajikan) 
3. Tata cara pengolahan 
4. Perilaku karyawan waktu bekerja
KHUSUS UNTUK PEKERJA YANG BERADA DI 
RUANG PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN : 
1. Tidak merokok dan tidak sambil makan 
2. Memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung 
3. Selalu mencuci tangan waktu akan mulai bekerja 
4. Tidak membawa keluar pakaian kerja, alat 
pelindung yang memungkinkan terjadinya 
pencemaran.
Oleh : 
Merkuria Karyantina,SP.,MP.
Prinsip utama : menetapkan strategi yang 
akan digunakan dalam penyelenggaraan 
makanan 
Penetapan strategi mencakaup pemikiran 
yang mendasar tentang 
a.Bentuk atau macam pelayanan makanan 
yang akan diselenggarakan (kafetaria, 
kantin atau yang lain) 
b.Penetapan tata cara Pengelolaan 
Penyelenggaraan Makanan
PERENCANAAN 
Fasilitas fisik pengolahan makanan antara lain : 
1.Ruang menerima dan menyimpan bahan 
makanan 
2.Ruang menyiapkan dan membersihkan bahan 
makanan 
3.Ruang memasak dan membagu makanan jadi 
4.Ruang mencuci dan menyimpan peralatan 
5.Ruang tata usaha 
6.Ruang pegawai
Organisasi dan ketenagaan 
Karena melibatkan banyak orang, perlu 
pengorganisasian agar hasil 
memuaskan 
Jasa boga non komersial : tenaga kerja 
memasak mengandalkan bakat
Pelaksanaan penyelenggaraan 
makanan 
Meliputi : 
1.Perencanaan menu 
2.Pengadaan bahan makanan 
3.Penerimaan bahan makanan dari pemasok 
4.Penyimpanan bahan makanan 
5.Penyiapan bahan makanan untuk dimasak 
6.Mengolah dan memasak makanan 
7.Pembagian makanan
pengawasan 
Aspek pengawasan mencakup 
1.Cita rasa 
2.Penggunaan faktor produksi
Oleh 
Merkuria Karyantina,SP.,MP.
EFISIENSI DALAM HAL 
 Penggunaan Bahan Makanan 
 Penggunaan Tenaga Kerja 
 Penggunaan Waktu 
 Penggunaan Biaya
Tujuan dr rangkaian 
Kegiatan Jasa Boga : 
Menghasilkan makanan dengan cita rasa 
yang sebaik-baiknya sesuai dengan 
keinginan konsumen dengan 
penggunaan dana, material dan tenaga 
kerja sehemat mungkin
Faktor yang mempengaruhi 
Efisiensi 
 Pengaturan Penggunaan Tenaga 
Manusia 
 Tata Letak Ruangan kerja dan 
Perlengkapan kerja 
 Arus Kerja
PENGATURAN PENGGUNAAN 
TENAGA MANUSIA 
Aspek timbulnya kelelahan karyawan : 
1.Jam kerja yang terlalu lama 
2.Pekerjaan yang tidak terencana 
3.Tata letak ruangan dan peralatan tidak 
diatur dengan baik 
4.Rasa jenuh akan pekerjaan 
5.Tenaga kerja tidak sehat
Cara mengatasi 
1.Jam kerja tidak melebihi kemampuan 
2.Diberi cukup waktu istirahat 
3.Ruangan kerja diatur dengan baik 
4.Ventilasi agar udara dalam ruang kerja 
segar
PENGATURAN TATA LETAK 
RUANGAN DAN PERALATAN 
 Ruang penerimaan dan penyimpanan 
tidak terlalu jauh dari ruang penyiapan 
 Ruang cuci bahan makanan tidak jauh 
dari tempat memasak 
 Tempat cuci alat masak tidak jauh dari 
tempat memasak
PENGATURAN ARUS 
KERJA 
Arus kerja : urutan pekerjaan yg harus dilakukan 
utk menyelesaikan suatu tugas 
Yang diperhatikan : 
1. Pekerjaan dilakukan menurut arah gerak yang 
sama 
2. Jarak antara satu tempat kegiatan dan tempat 
kegiatan yg lain tidak terlalu jauh 
3. Tenggang waktu antara 2 kegiatan yg berurutan 
diusahakan tidak terlalu lama
PEDOMAN GUNA 
MENINGKATKAN EFISIENSI 
1. Persiapan kerja 
2. Urutan kerja harus direncanakan baik bahan/peralatan 
3. Beberapa pekerjaan yg sama utk beberapa jenis makanan, 
dikerjakan sekaligus 
4. Penggunaan peralatan sesedikit mungkin 
5. Alat harus sesuai dengan tujuan dan banyak makanan yg 
dimasak 
6. Suatu bahan makanan yg sering diperlukan dibuat dalam 
jumlah agak banyak 
7. Pekerja harus dapat menyesuaikan pekerjaan dg jumlah 
waktu yg tersedia 
8. Juru masak harus memperhatikan kegiatan yg dilakukan di 
masing-masing pusat kerja
RESIKO DALAM 
PENYELENGGARAAN 
MAKANAN 
 Resiko sebelum makanan selesai dimasak. 
Kemungkinan penyebab : pemakaian 
bahan makanan yg berlebihan, kerusakan 
bahan makanan, hilangnya bahan 
makanan 
 Resiko setelah makanan masak. 
Diakibatkan oleh : makanan menjadi 
busuk/basi, makanan menjadi rusak 
(hangus, cacat), kehilangan porsi makanan 
akibat kelalaian
Oleh : 
Merkuria Karyantina,SP.,MP.
Bangunan dan tata letak dirancang agar mudah 
utk dibersihkan dan terjaga kebersihannya 
Ruangan, alat dan proses hendaknya diatur agar 
makanan hanya berpindah ke satu arah sejak 
penerimaan bahan mentah hingga penyajian 
Pintu masuk penerimaan bahan terpisah dari 
keluar masuk pekerja/pelanggan 
Ruang penyimpanan sayuran dan buah-buahan 
dekat dengan pintu penerimaan
1. DAPUR 
a. Lantai dan saluran bangunan, kering dan 
mudah dibersihkan 
b. Dinding dan langit-langit 
 mudah dibersihkan, kuat, tahan uap air & panas 
 langit-langit mudah dibersihkan, tdk mudah bagi serangga 
utk bersarang dan tahan thd air panas 
c. Pintu dan jendela 
 Pintu dari bahan yg tahan thd binatang 
pengerat, benturan dan air 
 Jendela yg berventilasi, ditutup dengan kawat 
strimin utk memcegah masuknya nyamuk, 
lalat dan serangga lain
d. Ventilasi dan penerangan, mempunyai 
ventilasi yg memadai
2. TATA LETAK 
 Letak peralatan pengolahan sedemikian 
rupa shg memudahkan pembersihan 
 Meja tahan gores, tidak menyerap air dan 
dekat dengan tempat pencucian 
 Oven, kompor dan peralatan memasak 
lainnya di bagian tengah ruangan 
 Peralatan yg tidak sering dipakai, disimpan 
di gudang penyimpanan
3. RUANGAN KERJA 
 Cukup luas shg memudahkan utk bekerja 
 Jika terlalu luas akan memperpanjang jarak yg 
ditempuh karyawan
4. RUANG PENCUCIAN 
Idealnya ada 2 : peralatan dapur dan peralatan 
gelas 
Pencucian peralatan sebaiknya jangan 
digunakan utk pencucian sayuran, daging 
maupun ikan mentah.
5. RUANG PENYIMPANAN PECAH BELAH 
Dekat dengan dapur/ruang penyajian 
Piring, mangkuk dll disimpan dalam keadaan 
kering dan bersih
6. TOILET 
 Terpisah antara pekerja dan pelanggan 
 Letak lebih dari 30 m dr tempat pekerja 
 Cukup terang 
 Terpisah dari ruang kerja
7. RUANG MAKAN 
Pelayan mempunyai ruang gerak yg cukup utk 
memberikan pelayanan ke setiap pelanggan
HAL YANG PERLU 
DIPERHATIKAN 
 Gudang penyimpanan peralatan dapur/gudang 
bahan mentah tidak boleh utk menyimpan 
peralatan lain (pakaian, suku cadang, mesin 
dll) 
 Tingkat kebersihan dan kondisi toilet 
mencerminkan kebiasaan pekerja 
 Pengawas kesehatan makanan akan 
mengawasi kondisi dapur, gudang bahan 
mentah dan tempat pembuangan sampah 
dengan perhatian yg lebih serius
Oleh : 
Merkuria Karyantina,SP.,MP
1. panas 
Merupakan cara efektif melakukan 
disinfeksi
b. deterjen 
Utk melarutkan lemak 
Macam : 
1.Detejen sintetik : 
• bersifat agak sedikit basa, cukup efektif 
utk menghilangkan kotorang ringan pd 
lantai,peralatan dapur dll 
• Bersifat sangat alkalis, utk 
menghilangkan kotorang minyak yg 
cukup banyak
2. Sabun, deterjen yg lemah 
3. Abrasif, bila kotoran sdh mengerak 
digunakan bahan pembersih yg 
mengandung serbuk silika 
4. Memilih deterjen, 
• membasahi seluruh permukaan 
• menghilangkan kotoran dr permukaan 
• membawa kotoran yg dilepaskan 
• Mudah dibilas dngan air
c. disinfektan 
1. Hipoklorit, 
 tdk menimbulkan bau yg tdk sedap, 
 membunuh beberapa jenis 
mikroorganisme, 
 Efektif pd bbrp bakteri 
 Jika terlalu pekat dpt menyebabkan korosi 
pd alt alumunium 
2. Senyawa amonia, kurang efektif dlm 
membunuh bakteri dibandingkan dengan 
hipoklorit dan Iodofor
3. Disinfektan Iodofor 
 mengandung Iodine yang biasa 
dicampur pd deterjen 
 kurang efektif mematikan spora 
bakteri 
 mahal 
 meninggalkan sedikit bau dan rasa 
4. Surfaktan amfoter, mematikan bakteri 
jg mampu berperan sbg deterjen, 
toksisitas rendah tdk korosif, tdk 
berbau dan tdk berasa
5. Disinfektan fenolik 
 Membunuh bakteri setara dengan 
hipoklorit dan iodofor 
 Kurang efektif bila berhubungan 
lasung dengan plastik/karet 
 Beberapa jenis fenolik mempunyai 
bau cukup menyengat, shg 
kemungkinan bisa mencemari bau 
makanan (tidak sarankan)
d. Pemilihan disinfektan 
 Sebisa mungkin dengan menggunakan 
panas 
 Bila tidak mungkin menggunakan panas 
maka gunakan disinfektan kimiawi 
 Peralatan dan permukaan yg akan 
dibersihkan, diatur agar memudahkan 
pembersihan 
 Bila menggunakan disinfektan dari bahan 
kimia, mk gunakan disinfektan yg 
mempunyai kemampuan membunuh 
berbagai macam bakteri
Penggunaan hipoklorit : 100-200 mg 
klorit per liter dan bila dipandang perlu 
1.000 mg/l 
Pengenceran larutan harus dibuat baru 
setiap saat akan dipakai
e. Menggunakan deterjen dan 
disinfektan 
Penggunaan menurut aturan pakai
f. Penanganan limbah 
 Tempat sampah tidak tembus air 
dengan ukuran cukup memadai 
 Letak : dekat dengan tempat pencucian 
peralatan dan penyiapan makanan 
 Sampah sebaiknya tidak dibakar di 
dekat tempat pengolahan makanan
g. Pengendalian tikus 
 Pencegahan thd tikus : mengurangi 
bahaya kontaminasi dan memperkecil 
kerugian 
 Pemeriksaan scr teratur thd tempat yg 
tersembunyi 
 Pencegahan dg kondisi bangunan hrs 
terawat dg baik, kedisiplinan dalam 
berkerja, mencegah agar tidak ada 
kebocoran pd pipa dan kran air
h. Pengendalian lalat dan 
serangga lain 
Pencegahan : 
1.Mencegah masuknya serangga ke 
dalam bangunan 
2.Membongkar tempat persembunyian 
3.Melindungi makanan agar tidak bisa 
dijangkau oleh serangga 
4.Memutuskan daur kehidupan serangga 
baik di dalam/luar
Serangga dapat dibasmi dengan 
insektisida namun pemakaiannya 
harus dijaga agar tidak mencemari 
makanan 
Mencegah bersarangnya kecoa di sekitar 
tempat pengolahan, dapat dibasmi 
dengan cat yang mengandung 
insektisida
Oleh : 
Merkuria Karyantina,SP.,MP
 Resiko kontaminasi pada makanan 
banyak tergantung pada para 
penjamahnya. 
 Pencegahan dapat dilakukan dengan 
adanya perjanjian antara pengelola dan 
penjamah makanan
TINDAKAN BILA TERJADI KERACUNAN 
1. Siapa saja yang dinyatakan/terbukti 
terinfeksi harus segera dijauhkan dari 
kegiatan penyiapan makanan 
2. Makanan dan bahan makanan yang 
dicurigai sebagai sumber infeksi harus 
ditarik 
3. Segera melaporkan kepada instansi 
yang berkepentingan
KEBERSIHAN/HIGIENE PERSONIL 
(harus dikomunikasikan kepada penjamah) 
1. Cucilah tangan anda 
2. Jaga kebersihan pakaian dan seragam kerja setiap 
memulai kerja 
3. Gunakan penutup rambut dan jangan menggaruk 
kepala dan bagian tubuh ketika sedang menjamah 
makanan 
4. Tutup semua luka yang ada dengan pembalut yang 
tidak tembus air 
5. Jangan merokok
6. Jangan menjamah makanan siap saji 
dengan tangan, tapi dengan alat penjepit 
7. Jangan batuk dan bersin di atas makanan 
yang tidak ditutup 
8. Pegang pisau, garpu dan sendok pada 
tangkainya 
9. Bersihkan tempat kerja setelah usai kerja

More Related Content

What's hot

Perkara berbangkit
Perkara berbangkitPerkara berbangkit
Perkara berbangkit
Noor Islam
 
Perusahaan bumbu bubur pedas
Perusahaan bumbu bubur pedasPerusahaan bumbu bubur pedas
Perusahaan bumbu bubur pedas
Abdul Narawi
 
211829 karakteristik susu pasteurisasi dengan penambahan ekstrak daun aileru ...
211829 karakteristik susu pasteurisasi dengan penambahan ekstrak daun aileru ...211829 karakteristik susu pasteurisasi dengan penambahan ekstrak daun aileru ...
211829 karakteristik susu pasteurisasi dengan penambahan ekstrak daun aileru ...
Tiwy Mohamad
 
Pengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organikPengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organik
sukarman_far
 
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitanproses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
Achmad Fathony
 
Higiene sanitasi makanan_jajanan
Higiene sanitasi makanan_jajananHigiene sanitasi makanan_jajanan
Higiene sanitasi makanan_jajananjanganpernah
 
Ayam akn (1)
Ayam akn (1)Ayam akn (1)
Ayam akn (1)
Arief Munandar
 
Hygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananHygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi Makanan
Gilang Rosul
 
PPIH Tim Sanitarian
PPIH Tim SanitarianPPIH Tim Sanitarian
PPIH Tim Sanitarian
ramadonatan
 
PPT Nugget Ikan Tuna
PPT Nugget Ikan TunaPPT Nugget Ikan Tuna
PPT Nugget Ikan Tuna
Achmad Fathony
 
LAporan PKL BALAI PARU
LAporan PKL BALAI PARULAporan PKL BALAI PARU
LAporan PKL BALAI PARU
sawitrieka
 
Belut Kewirausahaan Dokumen Proposal
Belut Kewirausahaan Dokumen ProposalBelut Kewirausahaan Dokumen Proposal
Belut Kewirausahaan Dokumen Proposal
Serenity 101
 
Laporan fix
Laporan fixLaporan fix
Laporan fix
Maretia Ahadya
 
01 sanitasi makanan & minuman
01 sanitasi makanan & minuman01 sanitasi makanan & minuman
01 sanitasi makanan & minumanFadhil Hayat
 
Pasca Panen Udang
Pasca Panen UdangPasca Panen Udang
Pasca Panen Udang
Fathur Fathur
 
Risma tenti politeknik negeri bengkalis pkmkc
Risma tenti politeknik negeri bengkalis pkmkcRisma tenti politeknik negeri bengkalis pkmkc
Risma tenti politeknik negeri bengkalis pkmkc
ahmad Engineer
 
Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika
Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika
Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika
Universiy Of Timika (Universitas Timika)
 
Presentasi metopen
Presentasi metopenPresentasi metopen
Presentasi metopen
Elisabeth Leonita
 
Bab 14 peningkatan_pengeluaran_makanan_dan_teknologi_makanan
Bab 14 peningkatan_pengeluaran_makanan_dan_teknologi_makananBab 14 peningkatan_pengeluaran_makanan_dan_teknologi_makanan
Bab 14 peningkatan_pengeluaran_makanan_dan_teknologi_makanan
rohaizah abd majid
 

What's hot (20)

Perkara berbangkit
Perkara berbangkitPerkara berbangkit
Perkara berbangkit
 
Perusahaan bumbu bubur pedas
Perusahaan bumbu bubur pedasPerusahaan bumbu bubur pedas
Perusahaan bumbu bubur pedas
 
211829 karakteristik susu pasteurisasi dengan penambahan ekstrak daun aileru ...
211829 karakteristik susu pasteurisasi dengan penambahan ekstrak daun aileru ...211829 karakteristik susu pasteurisasi dengan penambahan ekstrak daun aileru ...
211829 karakteristik susu pasteurisasi dengan penambahan ekstrak daun aileru ...
 
Pengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organikPengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organik
 
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitanproses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
 
Higiene sanitasi makanan_jajanan
Higiene sanitasi makanan_jajananHigiene sanitasi makanan_jajanan
Higiene sanitasi makanan_jajanan
 
Ayam akn (1)
Ayam akn (1)Ayam akn (1)
Ayam akn (1)
 
Hygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi MakananHygiene Sanitasi Makanan
Hygiene Sanitasi Makanan
 
PPIH Tim Sanitarian
PPIH Tim SanitarianPPIH Tim Sanitarian
PPIH Tim Sanitarian
 
PPT Nugget Ikan Tuna
PPT Nugget Ikan TunaPPT Nugget Ikan Tuna
PPT Nugget Ikan Tuna
 
LAporan PKL BALAI PARU
LAporan PKL BALAI PARULAporan PKL BALAI PARU
LAporan PKL BALAI PARU
 
Belut Kewirausahaan Dokumen Proposal
Belut Kewirausahaan Dokumen ProposalBelut Kewirausahaan Dokumen Proposal
Belut Kewirausahaan Dokumen Proposal
 
Kasus 2 mspmi
Kasus 2 mspmiKasus 2 mspmi
Kasus 2 mspmi
 
Laporan fix
Laporan fixLaporan fix
Laporan fix
 
01 sanitasi makanan & minuman
01 sanitasi makanan & minuman01 sanitasi makanan & minuman
01 sanitasi makanan & minuman
 
Pasca Panen Udang
Pasca Panen UdangPasca Panen Udang
Pasca Panen Udang
 
Risma tenti politeknik negeri bengkalis pkmkc
Risma tenti politeknik negeri bengkalis pkmkcRisma tenti politeknik negeri bengkalis pkmkc
Risma tenti politeknik negeri bengkalis pkmkc
 
Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika
Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika
Laporan Prakerin Kacang Panjang "Vigna sinensis" SMKN 2 Mimika
 
Presentasi metopen
Presentasi metopenPresentasi metopen
Presentasi metopen
 
Bab 14 peningkatan_pengeluaran_makanan_dan_teknologi_makanan
Bab 14 peningkatan_pengeluaran_makanan_dan_teknologi_makananBab 14 peningkatan_pengeluaran_makanan_dan_teknologi_makanan
Bab 14 peningkatan_pengeluaran_makanan_dan_teknologi_makanan
 

Viewers also liked

Lampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceran
Lampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceranLampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceran
Lampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceranFeny Kartika
 
proposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadistproposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadistWIDIYAH02ASTUTIK
 
Kepmenkes 1204 persyaratan
Kepmenkes 1204 persyaratan Kepmenkes 1204 persyaratan
Kepmenkes 1204 persyaratan
Heri Permana
 
โครงร่างโครงงานคอม
โครงร่างโครงงานคอมโครงร่างโครงงานคอม
โครงร่างโครงงานคอมnaaikawaii
 
ใบงานที่ 4
ใบงานที่ 4ใบงานที่ 4
ใบงานที่ 4naaikawaii
 
ข้อสอบคณิตศาสตร์ Smart 1
ข้อสอบคณิตศาสตร์ Smart 1ข้อสอบคณิตศาสตร์ Smart 1
ข้อสอบคณิตศาสตร์ Smart 1naaikawaii
 
M6 science-2551
M6 science-2551M6 science-2551
M6 science-2551Walk4Fun
 
Wind Power Policy framework comparison of states
Wind Power Policy framework comparison of statesWind Power Policy framework comparison of states
Wind Power Policy framework comparison of states
indianpowerindustry.com
 
Synthesis of low spin iron complex as potential redox mediator for DSCs
Synthesis of low spin iron complex as potential redox mediator for DSCsSynthesis of low spin iron complex as potential redox mediator for DSCs
Synthesis of low spin iron complex as potential redox mediator for DSCs
danielmorales91
 
Fake book mary
Fake book maryFake book mary
Fake book mary110374
 
Applying read on
Applying read onApplying read on
Applying read on
Mark Roberts
 

Viewers also liked (14)

Lampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceran
Lampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceranLampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceran
Lampiran KTI (Form ceklis pencucian, pengenceran
 
proposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadistproposal ptk qur'an hadist
proposal ptk qur'an hadist
 
Kepmenkes 1204 persyaratan
Kepmenkes 1204 persyaratan Kepmenkes 1204 persyaratan
Kepmenkes 1204 persyaratan
 
โครงร่างโครงงานคอม
โครงร่างโครงงานคอมโครงร่างโครงงานคอม
โครงร่างโครงงานคอม
 
Our people
Our peopleOur people
Our people
 
festivales de italia
festivales de italiafestivales de italia
festivales de italia
 
Our culture
Our cultureOur culture
Our culture
 
ใบงานที่ 4
ใบงานที่ 4ใบงานที่ 4
ใบงานที่ 4
 
ข้อสอบคณิตศาสตร์ Smart 1
ข้อสอบคณิตศาสตร์ Smart 1ข้อสอบคณิตศาสตร์ Smart 1
ข้อสอบคณิตศาสตร์ Smart 1
 
M6 science-2551
M6 science-2551M6 science-2551
M6 science-2551
 
Wind Power Policy framework comparison of states
Wind Power Policy framework comparison of statesWind Power Policy framework comparison of states
Wind Power Policy framework comparison of states
 
Synthesis of low spin iron complex as potential redox mediator for DSCs
Synthesis of low spin iron complex as potential redox mediator for DSCsSynthesis of low spin iron complex as potential redox mediator for DSCs
Synthesis of low spin iron complex as potential redox mediator for DSCs
 
Fake book mary
Fake book maryFake book mary
Fake book mary
 
Applying read on
Applying read onApplying read on
Applying read on
 

Similar to Bahan belajar-industri-jasa-boga

Bahan ajar-industri-jasa-boga
Bahan ajar-industri-jasa-bogaBahan ajar-industri-jasa-boga
Bahan ajar-industri-jasa-bogaMissda MNs
 
PPT FS SAYANG RAKYAT.pptx
PPT FS SAYANG RAKYAT.pptxPPT FS SAYANG RAKYAT.pptx
PPT FS SAYANG RAKYAT.pptx
khadijahsyamsuddin
 
Contoh Laporan PKL MSPM RUMAH SAKIT .pdf
Contoh Laporan PKL MSPM RUMAH SAKIT .pdfContoh Laporan PKL MSPM RUMAH SAKIT .pdf
Contoh Laporan PKL MSPM RUMAH SAKIT .pdf
novitasari90072
 
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptxVision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptx
AlFatih91
 
Sanitasi dan K3
Sanitasi dan K3Sanitasi dan K3
Sanitasi dan K3
Agnescia Sera
 
Pkwu bab iv sem 2
Pkwu bab iv sem 2Pkwu bab iv sem 2
Pkwu bab iv sem 2
hasanslide
 
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
WidyaPangestika16
 
7.9.1.1. sop pemesanan dll
7.9.1.1. sop pemesanan dll7.9.1.1. sop pemesanan dll
7.9.1.1. sop pemesanan dll
miftachussidiq
 
Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...
Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...
Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...
SabilaAnnisa
 
1.KAK Penyehatan makanan dan minuman.doc
1.KAK Penyehatan makanan dan minuman.doc1.KAK Penyehatan makanan dan minuman.doc
1.KAK Penyehatan makanan dan minuman.doc
honaicreativecabin
 
7, kewirausahaan, celine danaris gracia,proposal usaha, universitas mercubuan...
7, kewirausahaan, celine danaris gracia,proposal usaha, universitas mercubuan...7, kewirausahaan, celine danaris gracia,proposal usaha, universitas mercubuan...
7, kewirausahaan, celine danaris gracia,proposal usaha, universitas mercubuan...
CELINEDANARIS
 
Tambahan soal spmi 2021
Tambahan soal spmi 2021Tambahan soal spmi 2021
Tambahan soal spmi 2021
Indah Ratnasari
 
Manajemen Menu yang digunakan untuk referensi
Manajemen Menu yang digunakan untuk referensiManajemen Menu yang digunakan untuk referensi
Manajemen Menu yang digunakan untuk referensi
datakedirikota
 
Xii pkwu pengolahan-kd-3.2_final
Xii pkwu pengolahan-kd-3.2_finalXii pkwu pengolahan-kd-3.2_final
Xii pkwu pengolahan-kd-3.2_final
Cecep Subagja
 
Standar profesi gizi
Standar profesi giziStandar profesi gizi
Standar profesi gizi
ibnufirmansyah
 
Membuat pakan buatan ikan
Membuat pakan buatan ikanMembuat pakan buatan ikan
Membuat pakan buatan ikan
AFRIJONI SPT
 
Alur Tujuan Pembelajaran kuliner.docx
Alur Tujuan Pembelajaran  kuliner.docxAlur Tujuan Pembelajaran  kuliner.docx
Alur Tujuan Pembelajaran kuliner.docx
UlfaAnda
 
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUKRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
MelianaNursihhah1
 

Similar to Bahan belajar-industri-jasa-boga (20)

Bahan ajar-industri-jasa-boga
Bahan ajar-industri-jasa-bogaBahan ajar-industri-jasa-boga
Bahan ajar-industri-jasa-boga
 
PPT FS SAYANG RAKYAT.pptx
PPT FS SAYANG RAKYAT.pptxPPT FS SAYANG RAKYAT.pptx
PPT FS SAYANG RAKYAT.pptx
 
Contoh Laporan PKL MSPM RUMAH SAKIT .pdf
Contoh Laporan PKL MSPM RUMAH SAKIT .pdfContoh Laporan PKL MSPM RUMAH SAKIT .pdf
Contoh Laporan PKL MSPM RUMAH SAKIT .pdf
 
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptxVision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptx
 
Sanitasi dan K3
Sanitasi dan K3Sanitasi dan K3
Sanitasi dan K3
 
Pkwu bab iv sem 2
Pkwu bab iv sem 2Pkwu bab iv sem 2
Pkwu bab iv sem 2
 
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
 
7.9.1.1. sop pemesanan dll
7.9.1.1. sop pemesanan dll7.9.1.1. sop pemesanan dll
7.9.1.1. sop pemesanan dll
 
Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...
Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...
Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Dalam Pemilihan Bahan...
 
Hazard (PLH)
Hazard (PLH)Hazard (PLH)
Hazard (PLH)
 
1.KAK Penyehatan makanan dan minuman.doc
1.KAK Penyehatan makanan dan minuman.doc1.KAK Penyehatan makanan dan minuman.doc
1.KAK Penyehatan makanan dan minuman.doc
 
Proposal usaha
Proposal usahaProposal usaha
Proposal usaha
 
7, kewirausahaan, celine danaris gracia,proposal usaha, universitas mercubuan...
7, kewirausahaan, celine danaris gracia,proposal usaha, universitas mercubuan...7, kewirausahaan, celine danaris gracia,proposal usaha, universitas mercubuan...
7, kewirausahaan, celine danaris gracia,proposal usaha, universitas mercubuan...
 
Tambahan soal spmi 2021
Tambahan soal spmi 2021Tambahan soal spmi 2021
Tambahan soal spmi 2021
 
Manajemen Menu yang digunakan untuk referensi
Manajemen Menu yang digunakan untuk referensiManajemen Menu yang digunakan untuk referensi
Manajemen Menu yang digunakan untuk referensi
 
Xii pkwu pengolahan-kd-3.2_final
Xii pkwu pengolahan-kd-3.2_finalXii pkwu pengolahan-kd-3.2_final
Xii pkwu pengolahan-kd-3.2_final
 
Standar profesi gizi
Standar profesi giziStandar profesi gizi
Standar profesi gizi
 
Membuat pakan buatan ikan
Membuat pakan buatan ikanMembuat pakan buatan ikan
Membuat pakan buatan ikan
 
Alur Tujuan Pembelajaran kuliner.docx
Alur Tujuan Pembelajaran  kuliner.docxAlur Tujuan Pembelajaran  kuliner.docx
Alur Tujuan Pembelajaran kuliner.docx
 
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUKRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGEMBANGAN PRODUK
 

Recently uploaded

UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 

Recently uploaded (20)

UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 

Bahan belajar-industri-jasa-boga

  • 1. Oleh : Merkuria Karyantina,SP.,MP.
  • 2. Ciri-ciri konsumen yang memerlukan pelayanan makanan di luar lingkungan adalah 1. mereka jauh dari lingkungan keluarga 2. Mereka tidak bebas meninggalkan tempat kerja 3. Merupakan satu kesatuan karena berbagai hal
  • 3. Penyelenggaraan makanan kelompok dapat dibedakan 1. Waktu penyelenggaraan a. Penyelenggaraan makanan hanya satu kali, misalnya di pesta pernikahan b. Penyelenggraan makanan secara tetap untuk jangka waktu tidak terbatas, misalnya di Lembaga pemasyarakatan, kampus mahasiswa c. Penyelenggaraan makanan dalam keadaan darurat.
  • 4. 2. Sifat penyelenggaraan a. Penyelengaraan makanan yang bersifat komersial, misalnya kafetaria, restoran, rumah makan b. Peneyelenggaraan makanan yang bersifat non komersial, misalnya di Rumah Sakit, Panti Asuhan
  • 5. 3. Tempat penyelenggaraan a. Jasa Boga, dimana tempat penyajian berbeda dengan tempat memasak makanan, misalnya pada jamuan makan, rapat, kantin b. Makanan institusi, dimana tempat memasak dan menyajikan makanan berada di suatu tempat. Misalnya di Panti asuhan, Asrama dan lain-lain.
  • 6. Ciri-ciri penyelenggaraan makanan institusi 1. Tidak bertujuan mencari keuntungan 2. Dana terbatas 3. Makanan diolah di lingkungan isntitusi 4. menggunakan master menu 5. Hidangan hampir sama dengan yang disajikan di lingkungan keluarga
  • 7. Kelemahan penyelenggaraan makanan institusi : 1. Kualitas bahan makanan kurang baik 2. Cita rasa kurang diperhatikan 3. Makanan kurang bervariasi 4. Porsi tidak sesuai
  • 8. Sumber kelemahan penyelenggaraan makanan institusi 1. Perencanaan kurang baik 2. Tenaga Pelaksana yang tidak profesional 3. Pengawasan lemah 4. Rendahnya dedikasi petugas
  • 9. Penyelenggaraan makanan di RS 1. salah satu komponen penyembuh penyakit 2. Sebagai acuan oleh masyarakat dalam penyediaan makanan sehari-hari. 3. Dikelola oleh ahli gizi
  • 10. Ciri penyelenggaraan makanan komersial 1. Berorientasi pada laba. 2. Kualitas dan cita rasa diperhatikan. 3. Tidak menggunakan master menu. 4. Harga lebih mahal.
  • 11. Penggolongan pelayanan makanan secara komersial dapat digolongkan menjadi 1. Dilakukan secara tetap di suatu tempat, misalnya restoran, kantin, kafetaria 2. Tidak dilakukan secara tetap di suatu tempat, misalnya usaha jasa boga
  • 12. Oleh : Merkuria Karyantina,SP.,MP.
  • 13. Industri penyelenggaraan makanan kelompok sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Contoh adalah dalam pembuatan bangunan yang mempekerjakan ribuan orang, seperti kuil, candi atau benteng untuk melindungi negara, diperlukan orang-orang atau kelompok yang bertugas menyediakan makanan bagi mereka demi kelancaran pekerjaan. Pada jaman dahulu penyelenggaraan makanan secara berkelompok belum dikekola secara profesional dan jauh dari tujuan komersial serta masih bersifat keramahtamahan.
  • 14. Penyelenggaran makanan kelompok secara lebih profesional baru dimulai pada pertengahan abad ke-17 bersamaan dengan awal Revolusi Industri di Eropa. Saat itu dirasa perlu usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja para pekerja di berbagai industri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan makanan yang lebih baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pekerja. Robert Owen adalah salah satu tokoh industri di Eropa yang mempelopori pemberian makanan bagi pekerja industri dengan pengelolaan yang baik, efektif dan efisien.
  • 15. Faktor yang mendorong perkembangan penyelenggaraan makana komersial adalah 1. Tumbuhnya kesadaran dan keyakinan para industriawan bahwa pelayanan makanan bagi karyawan akan meningkatkan produktivitas 2. Terbatasnya waktu penyiapan makanan di rumah 3. Lokasi tempat bekerja yang jauh dari rumah 4. Memudarnya kebiasaan tradisional (gotong royong)
  • 16. PENYEBAB KURANG BERKEMBANGNYA PENYELENGGARANAAN MAKANAN NON KOMERSIAL 1. Pengelolaan kurang baik 2. Biaya terbatas 3. Karyawan tidak terlatih
  • 17. Perkembangan penyelenggaraan makanan di RS  Abad ke -6 S.M. : orang sakit ditampung di kuil-kuil  Abad ke-19 pertengahan : penataan pelayanan makanan di R.S. (Florence Nightingale)  Di AS (1890) : tenaga khusus penyelenggaraan makanan di R.S.  Di Indonesia (1954) di RSCM Jakarta
  • 18. Tahap awal usaha jasa boga dimulai sebagai usaha rumah tangga yg menyediakan keperluan makanan dalam lingkup sempit
  • 19. Oleh : Merkuria Karyantina,SP.,MP.
  • 20. Penyelenggaraan Makanan  Dampak positif  Dampak negatif
  • 21. PERATURAN PEMERINTAH  Peraturan Menteri Kesehatan No. 712/Menkes/Per/X/66 tentang persyaratan bagi penyelenggaraan usaha jasa boga. Peraturan memuat tentang persyaratan umum bagi usaha jasa boga, ketentuan lokasi tempat penyelenggaraan, syarat bangunan dan fasilitas, persyaratan kesehatan makanan, pengolahan dan penyimpanan makanan.  Peraturan No. 427/Menkes/SK/VI/88, yang berisi ketentuan wajib daftar bagi setiap usaha jasa boga untuk semua golongan.
  • 22. PENGGOLONGAN USAHA JASA BOGA DAB PERSYARATANNYA 1. Golongan A1 Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum dengan pengolahan menggunakan dapur rumah tangga dan dikelola oleh keluarga. Persyaratan khusus golongan ini adalah: a. Ruang pengolahan tidak boleh merangkap ruang tidur b. Mempunyai almari es sebagai tempat penyimpanan c. Fasilitas cuci tangan
  • 23. 2. Golongan A2 Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum dengan pengolahan yang menggunakan dapur rumah tangga dan mempekerjakan tenaga kerja. Persyaratan khusus golongan ini adalah: a. Ruang pengolahan tidak boleh merangkap ruang tidur b. Mempunyai almari es sebagai tempat penyimpanan c. Fasilitas cuci tangan d. Fasilitas ganti pakaian bagi karyawan e. Ruang pengolahan terpisah dari ruangan lain
  • 24. 3. Golongan A3 Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum dengan pengolahan makanan menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja. Persysratan khusus golongan ini adalah a. Ruang pengolahan terpisah dari tempat penyimpanan makanan b. tersedia lemari pendingin dengan suhu - 5oC dengan kapasitas memadai c. mempunyai alat pengangkutan dengan konstruksi tertutup d. Makanan yang disajikan dikemas serta mencantumkan nama dan ijin usaha e. pada kendaraan tercantu nama perusahaan dan ijin usaha
  • 25. 4. Golongan B Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan khusus asrama penampungan jemaah haji, asrama transito, pengeboran lepas pantai, perusahaan angkutan umum dalam negeri, dan dengan pengolahan menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja. Persyaratan khusus golongan ini adalah a. mempunyai tempat pembuangan air limbah b. Ruang kantor, penyimpanan makanan dan pengolahan makanan harus terpisah, Ruang pengolah dilengkapi dengan penangkap asap c. fasilitas pencucian peralatan dan pencucian bahan makanan d. Fasilitas pencuci tangan bagi karyawan e. Fasilitas penyimpanan makanan dingin sampai suhu – 10oC
  • 26. 5. Golongan C Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan alat angkutan umum internasional, mempunyai dapur khusus untuk pengolahan dan mempkerjakan tenaga kerja. Persyaratan khusus adalah a. Ruangang dilengkapai dengan pengatur suhu ruang b. Fasilitas pencucian alat dana bahan harus dari logam tahan karat c. Almari pendingin untuk penyimpanan makanan harus terpisah untuk masing-masing jenis makanan. d. Mempunyai gudang yang dilengkapi dengan rak-rak penyimpanan.
  • 27. PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN 1. Persyaratan bahan makanan 2. Persyaratan makanan terolah 3. Persyaratan makanan jadi
  • 28. PERSYARATAN KESEHATAN PENGOLAH MAKANAN 1. Kesehatan tenaga kerja pengolah makanan 2. Peralatan yg digunakan (mengolah, menyimpan dan menyajikan) 3. Tata cara pengolahan 4. Perilaku karyawan waktu bekerja
  • 29. KHUSUS UNTUK PEKERJA YANG BERADA DI RUANG PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN : 1. Tidak merokok dan tidak sambil makan 2. Memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung 3. Selalu mencuci tangan waktu akan mulai bekerja 4. Tidak membawa keluar pakaian kerja, alat pelindung yang memungkinkan terjadinya pencemaran.
  • 30. Oleh : Merkuria Karyantina,SP.,MP.
  • 31. Prinsip utama : menetapkan strategi yang akan digunakan dalam penyelenggaraan makanan Penetapan strategi mencakaup pemikiran yang mendasar tentang a.Bentuk atau macam pelayanan makanan yang akan diselenggarakan (kafetaria, kantin atau yang lain) b.Penetapan tata cara Pengelolaan Penyelenggaraan Makanan
  • 32. PERENCANAAN Fasilitas fisik pengolahan makanan antara lain : 1.Ruang menerima dan menyimpan bahan makanan 2.Ruang menyiapkan dan membersihkan bahan makanan 3.Ruang memasak dan membagu makanan jadi 4.Ruang mencuci dan menyimpan peralatan 5.Ruang tata usaha 6.Ruang pegawai
  • 33. Organisasi dan ketenagaan Karena melibatkan banyak orang, perlu pengorganisasian agar hasil memuaskan Jasa boga non komersial : tenaga kerja memasak mengandalkan bakat
  • 34. Pelaksanaan penyelenggaraan makanan Meliputi : 1.Perencanaan menu 2.Pengadaan bahan makanan 3.Penerimaan bahan makanan dari pemasok 4.Penyimpanan bahan makanan 5.Penyiapan bahan makanan untuk dimasak 6.Mengolah dan memasak makanan 7.Pembagian makanan
  • 35. pengawasan Aspek pengawasan mencakup 1.Cita rasa 2.Penggunaan faktor produksi
  • 37. EFISIENSI DALAM HAL  Penggunaan Bahan Makanan  Penggunaan Tenaga Kerja  Penggunaan Waktu  Penggunaan Biaya
  • 38. Tujuan dr rangkaian Kegiatan Jasa Boga : Menghasilkan makanan dengan cita rasa yang sebaik-baiknya sesuai dengan keinginan konsumen dengan penggunaan dana, material dan tenaga kerja sehemat mungkin
  • 39. Faktor yang mempengaruhi Efisiensi  Pengaturan Penggunaan Tenaga Manusia  Tata Letak Ruangan kerja dan Perlengkapan kerja  Arus Kerja
  • 40. PENGATURAN PENGGUNAAN TENAGA MANUSIA Aspek timbulnya kelelahan karyawan : 1.Jam kerja yang terlalu lama 2.Pekerjaan yang tidak terencana 3.Tata letak ruangan dan peralatan tidak diatur dengan baik 4.Rasa jenuh akan pekerjaan 5.Tenaga kerja tidak sehat
  • 41. Cara mengatasi 1.Jam kerja tidak melebihi kemampuan 2.Diberi cukup waktu istirahat 3.Ruangan kerja diatur dengan baik 4.Ventilasi agar udara dalam ruang kerja segar
  • 42. PENGATURAN TATA LETAK RUANGAN DAN PERALATAN  Ruang penerimaan dan penyimpanan tidak terlalu jauh dari ruang penyiapan  Ruang cuci bahan makanan tidak jauh dari tempat memasak  Tempat cuci alat masak tidak jauh dari tempat memasak
  • 43.
  • 44. PENGATURAN ARUS KERJA Arus kerja : urutan pekerjaan yg harus dilakukan utk menyelesaikan suatu tugas Yang diperhatikan : 1. Pekerjaan dilakukan menurut arah gerak yang sama 2. Jarak antara satu tempat kegiatan dan tempat kegiatan yg lain tidak terlalu jauh 3. Tenggang waktu antara 2 kegiatan yg berurutan diusahakan tidak terlalu lama
  • 45. PEDOMAN GUNA MENINGKATKAN EFISIENSI 1. Persiapan kerja 2. Urutan kerja harus direncanakan baik bahan/peralatan 3. Beberapa pekerjaan yg sama utk beberapa jenis makanan, dikerjakan sekaligus 4. Penggunaan peralatan sesedikit mungkin 5. Alat harus sesuai dengan tujuan dan banyak makanan yg dimasak 6. Suatu bahan makanan yg sering diperlukan dibuat dalam jumlah agak banyak 7. Pekerja harus dapat menyesuaikan pekerjaan dg jumlah waktu yg tersedia 8. Juru masak harus memperhatikan kegiatan yg dilakukan di masing-masing pusat kerja
  • 46. RESIKO DALAM PENYELENGGARAAN MAKANAN  Resiko sebelum makanan selesai dimasak. Kemungkinan penyebab : pemakaian bahan makanan yg berlebihan, kerusakan bahan makanan, hilangnya bahan makanan  Resiko setelah makanan masak. Diakibatkan oleh : makanan menjadi busuk/basi, makanan menjadi rusak (hangus, cacat), kehilangan porsi makanan akibat kelalaian
  • 47. Oleh : Merkuria Karyantina,SP.,MP.
  • 48. Bangunan dan tata letak dirancang agar mudah utk dibersihkan dan terjaga kebersihannya Ruangan, alat dan proses hendaknya diatur agar makanan hanya berpindah ke satu arah sejak penerimaan bahan mentah hingga penyajian Pintu masuk penerimaan bahan terpisah dari keluar masuk pekerja/pelanggan Ruang penyimpanan sayuran dan buah-buahan dekat dengan pintu penerimaan
  • 49. 1. DAPUR a. Lantai dan saluran bangunan, kering dan mudah dibersihkan b. Dinding dan langit-langit  mudah dibersihkan, kuat, tahan uap air & panas  langit-langit mudah dibersihkan, tdk mudah bagi serangga utk bersarang dan tahan thd air panas c. Pintu dan jendela  Pintu dari bahan yg tahan thd binatang pengerat, benturan dan air  Jendela yg berventilasi, ditutup dengan kawat strimin utk memcegah masuknya nyamuk, lalat dan serangga lain
  • 50. d. Ventilasi dan penerangan, mempunyai ventilasi yg memadai
  • 51. 2. TATA LETAK  Letak peralatan pengolahan sedemikian rupa shg memudahkan pembersihan  Meja tahan gores, tidak menyerap air dan dekat dengan tempat pencucian  Oven, kompor dan peralatan memasak lainnya di bagian tengah ruangan  Peralatan yg tidak sering dipakai, disimpan di gudang penyimpanan
  • 52.
  • 53. 3. RUANGAN KERJA  Cukup luas shg memudahkan utk bekerja  Jika terlalu luas akan memperpanjang jarak yg ditempuh karyawan
  • 54. 4. RUANG PENCUCIAN Idealnya ada 2 : peralatan dapur dan peralatan gelas Pencucian peralatan sebaiknya jangan digunakan utk pencucian sayuran, daging maupun ikan mentah.
  • 55. 5. RUANG PENYIMPANAN PECAH BELAH Dekat dengan dapur/ruang penyajian Piring, mangkuk dll disimpan dalam keadaan kering dan bersih
  • 56. 6. TOILET  Terpisah antara pekerja dan pelanggan  Letak lebih dari 30 m dr tempat pekerja  Cukup terang  Terpisah dari ruang kerja
  • 57. 7. RUANG MAKAN Pelayan mempunyai ruang gerak yg cukup utk memberikan pelayanan ke setiap pelanggan
  • 58. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN  Gudang penyimpanan peralatan dapur/gudang bahan mentah tidak boleh utk menyimpan peralatan lain (pakaian, suku cadang, mesin dll)  Tingkat kebersihan dan kondisi toilet mencerminkan kebiasaan pekerja  Pengawas kesehatan makanan akan mengawasi kondisi dapur, gudang bahan mentah dan tempat pembuangan sampah dengan perhatian yg lebih serius
  • 59. Oleh : Merkuria Karyantina,SP.,MP
  • 60. 1. panas Merupakan cara efektif melakukan disinfeksi
  • 61. b. deterjen Utk melarutkan lemak Macam : 1.Detejen sintetik : • bersifat agak sedikit basa, cukup efektif utk menghilangkan kotorang ringan pd lantai,peralatan dapur dll • Bersifat sangat alkalis, utk menghilangkan kotorang minyak yg cukup banyak
  • 62. 2. Sabun, deterjen yg lemah 3. Abrasif, bila kotoran sdh mengerak digunakan bahan pembersih yg mengandung serbuk silika 4. Memilih deterjen, • membasahi seluruh permukaan • menghilangkan kotoran dr permukaan • membawa kotoran yg dilepaskan • Mudah dibilas dngan air
  • 63. c. disinfektan 1. Hipoklorit,  tdk menimbulkan bau yg tdk sedap,  membunuh beberapa jenis mikroorganisme,  Efektif pd bbrp bakteri  Jika terlalu pekat dpt menyebabkan korosi pd alt alumunium 2. Senyawa amonia, kurang efektif dlm membunuh bakteri dibandingkan dengan hipoklorit dan Iodofor
  • 64. 3. Disinfektan Iodofor  mengandung Iodine yang biasa dicampur pd deterjen  kurang efektif mematikan spora bakteri  mahal  meninggalkan sedikit bau dan rasa 4. Surfaktan amfoter, mematikan bakteri jg mampu berperan sbg deterjen, toksisitas rendah tdk korosif, tdk berbau dan tdk berasa
  • 65. 5. Disinfektan fenolik  Membunuh bakteri setara dengan hipoklorit dan iodofor  Kurang efektif bila berhubungan lasung dengan plastik/karet  Beberapa jenis fenolik mempunyai bau cukup menyengat, shg kemungkinan bisa mencemari bau makanan (tidak sarankan)
  • 66. d. Pemilihan disinfektan  Sebisa mungkin dengan menggunakan panas  Bila tidak mungkin menggunakan panas maka gunakan disinfektan kimiawi  Peralatan dan permukaan yg akan dibersihkan, diatur agar memudahkan pembersihan  Bila menggunakan disinfektan dari bahan kimia, mk gunakan disinfektan yg mempunyai kemampuan membunuh berbagai macam bakteri
  • 67. Penggunaan hipoklorit : 100-200 mg klorit per liter dan bila dipandang perlu 1.000 mg/l Pengenceran larutan harus dibuat baru setiap saat akan dipakai
  • 68. e. Menggunakan deterjen dan disinfektan Penggunaan menurut aturan pakai
  • 69. f. Penanganan limbah  Tempat sampah tidak tembus air dengan ukuran cukup memadai  Letak : dekat dengan tempat pencucian peralatan dan penyiapan makanan  Sampah sebaiknya tidak dibakar di dekat tempat pengolahan makanan
  • 70. g. Pengendalian tikus  Pencegahan thd tikus : mengurangi bahaya kontaminasi dan memperkecil kerugian  Pemeriksaan scr teratur thd tempat yg tersembunyi  Pencegahan dg kondisi bangunan hrs terawat dg baik, kedisiplinan dalam berkerja, mencegah agar tidak ada kebocoran pd pipa dan kran air
  • 71. h. Pengendalian lalat dan serangga lain Pencegahan : 1.Mencegah masuknya serangga ke dalam bangunan 2.Membongkar tempat persembunyian 3.Melindungi makanan agar tidak bisa dijangkau oleh serangga 4.Memutuskan daur kehidupan serangga baik di dalam/luar
  • 72. Serangga dapat dibasmi dengan insektisida namun pemakaiannya harus dijaga agar tidak mencemari makanan Mencegah bersarangnya kecoa di sekitar tempat pengolahan, dapat dibasmi dengan cat yang mengandung insektisida
  • 73. Oleh : Merkuria Karyantina,SP.,MP
  • 74.  Resiko kontaminasi pada makanan banyak tergantung pada para penjamahnya.  Pencegahan dapat dilakukan dengan adanya perjanjian antara pengelola dan penjamah makanan
  • 75. TINDAKAN BILA TERJADI KERACUNAN 1. Siapa saja yang dinyatakan/terbukti terinfeksi harus segera dijauhkan dari kegiatan penyiapan makanan 2. Makanan dan bahan makanan yang dicurigai sebagai sumber infeksi harus ditarik 3. Segera melaporkan kepada instansi yang berkepentingan
  • 76. KEBERSIHAN/HIGIENE PERSONIL (harus dikomunikasikan kepada penjamah) 1. Cucilah tangan anda 2. Jaga kebersihan pakaian dan seragam kerja setiap memulai kerja 3. Gunakan penutup rambut dan jangan menggaruk kepala dan bagian tubuh ketika sedang menjamah makanan 4. Tutup semua luka yang ada dengan pembalut yang tidak tembus air 5. Jangan merokok
  • 77. 6. Jangan menjamah makanan siap saji dengan tangan, tapi dengan alat penjepit 7. Jangan batuk dan bersin di atas makanan yang tidak ditutup 8. Pegang pisau, garpu dan sendok pada tangkainya 9. Bersihkan tempat kerja setelah usai kerja