Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
PEMBUATAN ALAT
1. PEMBUATAN ALAT PRAKTIKUM PERAWATAN
SISTEM TRANSMISI RODA GIGI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PROYEK AKHIR
Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
Program Studi DIII Teknik Mesin
Disusun oleh:
BAGUS WAHYU DEWANTO
I 8 1 0 7 0 3 6
PROGRAM DIPLOMAIII TEKNIK MESINPRODUKSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit to user
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang memberikan limpahan rahmat,
karunia dan hidayah-Nya, sehingga laporan Proyek Akhir dengan judul ALAT
perpustakaanPRAKTIKUM.uns.ac.idPERAWATAN SISTEM TRANSMISI RODA
GIGIdigilib.iniunsdapat.c.id terselesaikan dengan baik tanpa halangan suatu apapun. Laporan
Proyek Akhir ini disusun uantuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mata kuliah Proyek
Akhir dan merupakan syarat kelulusan bagi mahasiswa DIII Teknik Mesin Produksi
Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan banyak terima
kasih atas bantuan semua pihak, sehingga laporan ini dapat disusun.
Dengan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT. yang selalu memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya.
2. Bapak Zainal Arifin, ST, MT Ketua Program D-III Teknik Mesin
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Bambang Kusharjanta, ST., MT. Selaku pembimbing Proyek akhir I.
4. Bapak Wahyu Purwo Raharjo., ST., MT. Selaku pembimbing Proyek akhir II.
5. Bapak Jaka Sulistya Budi, ST. selaku koordinator proyek akhir.
6. Ibu dan kakak di rumah atas segala bentuk dukungan dan doanya.
7. Rekan-rekan D III Produksi dan Otomotif angkatan 2007
8. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu - persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik, pendapat dan saran yang membangun dari
pembaca sangat dinantikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
vii
commit to user
3. D
A
F
T
A
R
I
S
I
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
ABSTRAKSI
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . .
vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .. . . .
. . . .
. . . .
. . . .
. . . .. . . .
. . . .
viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR NOTASI ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1......................................................................
L
a
t
a
r
B
e
l
a
k
a
n
g 1
1.2..............................................................
P
er
u
m
u
s
a
n
M
a
s
al
a
h 1
1.3.....................................................................
B
a
t
a
s
a
n
m
a
s
a
l
a 2
7. 2.6. Roda Gigi Kerucut ................................................................ 12
2.7. Roda Gigi Cacing ................................................................. 15
2.8. Roda Gigi Helix .................................................................... 18
2.
9. Poros
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
. . .
.
21
2.9.1................................................
M
a
c
a
m
-
m
a
c
a
m
P
or
o
s 21
perpustakaan.uns.ac.i
d
digilib.uns.ac.i
d
2.9.2..............Hal-halPentingDalamPerencanaanPoros 21
2.10. Pasak...............................................................danKopling 24
2.10.1.........................................................................Pasak 24
2.10.2......................................................................Kopling 26
2.11. Bantalan ................................................................................ 27
2.11.1.................................................KlasifikasiBantalan 27
2.11.2..........KelebihandanKekuranganBantalanLuncur 28
2.11.3......KelebihandanKekuranganBantalanGelinding 28
BAB III ANALISA........................................................PERHITUNGAN 30
3.1. Perhitungan................................................................Poros 30
3.2. Perhitungan..........................................................PorosUlir 32
3.3. Perhitungan..........................................................Kerangka 34
3.4. Tegangan..............................................MaksimumRangka 38
3.5. Perhitungan.....................................................................Las 40
3.6. Perhitungan.............................danPerencanaanRodaGigi 42
3.6.1.....................................RodaGigiLurus(SpurGear) 42
3.6.2.................................RodaGigiMiring(HelixGear) 45
3.6.3.................................RodaGigiCacing(WormGear) 48
3.6.4........................................................
R
o
d
a
G
i
g
i
B
e
v
e
l 51
BAB IV PROSES PEMBUATAN..................................................ALAT 56
4.1. Pembuatan....................................................................Alat 56
4.2. Pembuatan...................................................................Meja 56
4.2.1...............................................
B
a
h
a
n
y 56
9. 4.4. Proses Pengecatan ................................................................ 59
4.5. Perakitan ............................................................................... 59
4.6. Waktu Permesinan ................................................................ 61
4.7. Estimasi Biaya ...................................................................... 62
4.7.1. Perhitungan Biaya Operator ..................................... 62
perpustakaan.uns.ac.id
Biaya Pembuatan Alat
digilib.uns.ac.id
4.7.2. 62
4.8 Perawatan Mesin .................................................................. 64
BAB V KESIMPULAN ............................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
commit to user
10. ABSTRAKSI
Bagus Wahyu Dewanto, 2010 ALAT PRAKTIKUM PERAWATAN SISTEM
TRANSMISI RODA GIGI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Diploma III Mesin Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Proyek Akhir ini bertujuan merencanakan dan membuat alat praktikum perawatan
sistem transmisi untuk keperluan praktikum perawatan di Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Metode dalam
pembuatan alat ini adalah studi pustaka, perencanaan, pembuatan alat,
pengujian alat dan terakhir proses finishing. Dari perancangan yang
dilakukan, dihasilkan suatu alat praktikum perawatan sistem transmisi roda
gigi, total biaya untuk pembuatan 1 unit alat ini adalah Rp. 6.705.900,-
commit to user
11. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi khususnya dunia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id otomotif, kita dituntut untuk menguasai ilmu
permesinan dengan baik. Salah
satu cara untuk mempermudah dalam penguasaan permesinan terutama
dalam sistem transmisi roda gigi adalah dengan membuat alat praktikum
sistem transmisi. Hal ini akan lebih mudah jika dari awal kita tahu prinsip
dasar dalam mentransmisikan daya baik secara teori maupun praktek oleh
sebab itu kami ingin membuat sebuah alat yang nantinya akan
mempermudahkan kita dalam mempelajari sistem transmisi ini.
Alat praktikum perawatan sistem transmisi ini adalah suatu alat
yang didesain khusus dan berfungsi untuk simulasi praktikum
perawatan sistem transmisi. Alat ini tidak diproduksi secara masal tetapi
dibuat secara khusus hanya untuk simulasi praktikum perawatan yang
merupakan salah satu mata kuliah praktek di Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret. Alat ini berguna bagi para mahasiswa untuk
latihan praktikum perawatan terhadap alat-alat yang masih berfungsi.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam proyek akhir ini adalah bagaimana
merancang, membuat alat praktikum sistem transmisi roda gigi yang meliputi :
1.Cara kerja alat.
2.Pemilihan bahan dalam proses pembuatan komponen.
3.Analisa perhitungan.
4.Perkiraan perhitungan biaya.
5.Pembuatan alat.
1
commit to user
12. 1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam proyek akhir ini difokuskan pada
perhitungan poros, rangka, kekuatan las, dan roda gigi.
1.4 Tujuan Proyek Akhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tujuan dari proyek akhir ini adalah merancang dan membangun
alat praktikum perawatan sistem transmisi yang bagus dan ekonomis
sehingga bisa membantu dalam proses pembelajaran .
Proyek akhir ini juga untuk memenuhi kurikulum SKS program studi
DIII Teknik Mesin Produksi guna mencapai gelar Ahli Madya Teknik Mesin.
1.5 Manfaat Proyek Akhir
Pelaksanaan proyek akhir ini mempunyai banyak manfaat, yaitu :
1. Secara Teoritis
Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman
dalam perancangan serta pembuatan peralatan baru maupun modifikasi
dari peralatan yang sudah ada.
2. Secara Praktis
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah diperoleh selama
masa perkuliahan dalam praktek nyata dan melatih ketrampilan dalam
bidang perancangan, pengelasan dan permesinan.
1.6 Kerangka Pemikiran
1.6.1 Langkah-langkah dalam pembuatan alat praktikum perawatan roda
gigi adalah sebagai berikut :
Tahap I : Mulai
Tahap II : Membuat proposal
Tahap III : Mencari data
Tahap IV : Membuat gambar sket
Tahap V : Membuat perhitungan
2
commit to user
13. Tahap VI : Membuat gambar alat / mesin
Tahap VII : Membuat alat
Tahap VIII : Pengujian alat
Tahap IX : Membuat laporan
1.6.2 Metode pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mulai
Membuat proposal
Mencari data
Membuat desain
Membuat gambar mesin
Menentukan material
Membeli komponen Membuat komponen
Perakitan
Pengujian alat
Membuat laporan
Diagram 1.1 Metode Pelaksanaan
3
commit to user
14. 1.7 Waktu Dan Pelaksanaan
Proyek akhir ini diperkirakan selesai dalam waktu enam bulan,
dilaksanakan di bengkel Teknik UNS dan bengkel swasta.
Jadwal pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
No Jenis Kegiatan Feb. Maret April Mei Juni Juli
1. Mulai pengerjaan
2. Membuat proposal
3. Mencari data
4.
Membuat gambar
sketsa
5. Membuat perhitungan
6. Membuat gambar alat
7. Membuat alat
8. Pengujian alat
9. Penyusunan laporan
Tabel 1.1 Waktu dan Pelaksanaan
4
commit to user
15. 1.8 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan proyek akhir ini menggunakan sistematika
atau format penulisan sebagai
berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id batasan masalah, tujuan proyek akhir, manfaat
proyek akhir, kerangka
pemikiran, waktu dan pelaksanaan, dan sistematika penulisan,
2. BAB II DASAR TEORI
Dalam bab ini berisikan pembahasan mengenai konsep teori transmisi
gear, motor listrik, poros, bantalan, kopling,roda gigi lurus, roda gigi
heliks, roda gigi bevel, roda gigi cacing, ulir daya, rangka (statika
struktur),pengelasan dan komponen pendukung mesin yang lain.
3. BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA
Dalam bab ini berisikan pembahasan mengenai perencanaan poros,
perencanaan roda gigi, perencanaan bantalan, perencanaan kekuatan
rangka, perencanaan pengelasan, perencanaan ulir daya dan bantalan.
4. BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PERAWATAN MESIN
Dalam bab ini akan dikupas secara mendeyail tentang alur dan langkah-
langkah pembuatan dan perawatan terhadap mesin agar kemungkinan
terjadi kerusakan mesin dapat diminimalisasi sedini mungkin.
5. BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisikan kesimpulan
5
commit to user
16. BAB II
DASAR TEORI
2.1 Dasar Transmisi Roda Gigi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pada bagian-bagian mesin sering dijumpai suatu poros mengerakkan
poros yang lainnya. Kadang kala poros itu terletak pada posisi satu
garis, baik pada posisi sejajar maupun bersilangan. Untuk memenuhi
keperluan pemindahan gerak/putaran/daya putar antara dua poros
atau lebih dalam teknologi permesinan terdapat berbagai macam cara
yaitu diantaranya dengan meggunakan roda gigi.
Roda gigi merupakan sejenis roda cakra dimana pada sekitar
sekeliling bagian luarnya memiliki profil gigi yang simentris. Dalam
bekerja memindahkan daya/putaran roda gigi mesti berpasangan
sesama roda gigi yang sejenis. Dengan keadaan yang sedemikian rupa
itu (bentuk dan cara kerja) memberikan beberapa keuntungan dalam
memindahkan daya putar/putaran yaitu anti slip dan terjadinya gaya
dorong yang positif. Tetapi hanya dapat memindahkan daya putar
dengan jarak antara poros relatif singkat, tidak dapat terlalu jauh.
Transmisi daya adalah suatu cara untuk menyalurkan atau
memindahkan daya dari sumber daya (motor diesel, bensin, turbin,
motor listrik, dll) ke mesin yang membutuhkan daya (mesin bubut,
pompa, kompresor, mesin produksi, dll).
Ada dua klasifikasi pada transmisi daya :
2.1.1 Transmisi daya dengan gesekan (transmision of friction) :
a. Direct transmision : roda gesek, dll.
b. Indirect transmision : belt (ban mesin)
2.1.2 Transmisi dengan gerigi
a. Direct transmision : gear
6
commit to user
17. b. Indirect transmision : rantai, timing belt, dll
2.2 Roda Gigi Lurus
Roda gigi merupakan suatu elemen mesin yang pada umumnya
berfungsi mentransmisikan daya dari sumbernya. Keuntungan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pemakaian dan pemilihan roda gigi sangat besar
dibandingkan jika kita
menggunakan transmisi yang lain, antara lain adalah secara fisikologis
lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan tepat serta mentransmisikan
daya yang besar. Roda gigi sendiri sangat banyak macamnya dengan
banyak variasi bentuknya diharapkan roda gigi dapat menjalankan
fungsinya secara maksimal sesuai dengan jenis yang digunakan.
Untuk keperluan transmisi dengan kedudukan poros yang
bermacam, roda gigi diklasifikasikan menjadi :
1. Roda gigi silindris dengan gigi lurus
2. Roda gigi silindris dengan gigi miring
3. Roda gigi kerucut / bevel
4. Roda gigi spiral
5. Roda gigi ulir
6. Roda gigi cacing
Dalam alat praktikum perawatan transmisi roda gigi ini menggunakan
roda gigi lurus yang berfungsi mentransmisikan daya dari motor ke roda gigi
transmisi. Roda gigi bevel juga digunakan dalam pemindahan arah transmisi
daya dari motor ke roda gigi yang lain tetapi poros yang satu dengan yang
lain membentuk sudut 90 derajat tetapi poros dalam satu sumbu yang
berpotongan. Roda gigi cacing digunakan untuk mentransmisikan daya
tegak lurus tetapi poros tidak dalam sumbu yang berpotongan. Roda gigi
heliks yang digunakan untuk perbandingan dengan roda gigi lurus.
7
commit to user
18. 2.3 Bahan Roda Gigi
Besi tuang adalah suatu bahan yang sering digunakan untuk
pembuatan roda gigi karena mempunyai ketahanan aus yang baik. Bahan ini
mudah dituang dan dibubut serta memiliki tingkat kebisingan operasi yang
rendah. Dalam kebanyakan pemakaian, baja adalah bahan yang paling
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id memuaskan karena memiliki kekuatan yang tinggi
dan biaya yang rendah
meskipun ada bahan yang lebih baik yaitu bronze namun bahan ini
memiliki kekuatan yang tinggi dan harganya lebih mahal, dalam
pembuatan alat praktikum sistem transmisi roda gigi ini menggunakan
bahan dari baja mild steel.
2.4 Bagian-Bagian Roda Gigi
Bagian-bagian dan penamaan roda gigi digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Bagian-bagian roda gigi
Keterangan dari gambar:
a.Lingkaran jarak bagi (Pitch circle)
Lingkaran jarak bagi (Pitch circle) adalah lingkaran khayal tanpa slip
b. Modul
Modul adalah perbandingan antara lingkaran jarak bagi dengan
jumlah gigi, atau dirumuskan sebagai berikut:
m =
d
z................................................................................................(1)
8
commit to user
19. dengan :
m = modul (mm)
d =diameter jarak bagi (mm)
z =jumlah gigi
c. Jarak bagi lingkaran (circular pitch=Pc)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jarak bagi lingkar yaitu jarak sepanjang lingkaran jarak bagi antara profil
dua gigi yang saling berdekatan. Jarak bagi lingkar dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Pc = π d = π.m ............................................................................... (2)
z
Dua buah roda gigi akan bertautan dengan benar jika dua roda gigi tersebut
mempunyai jarak bagi lingkaran yang sama. Jika d 1 dan d 2 adalah diameter
roda gigi yang bertautan dan memiliki jumlah gigi z 1 dan z 2
,maka:
Pc = π
d1
= π
d 2
...............................................................................(3)
z1 z 2
Pc = d1 =d 2 ...............................................................................(4)
z 2z1
d. Tinggi kaki
Tinggi kaki adalah jarak radial pada sebuah gigi antara
lingkaran jarak bagi ke bagian bawah gigi.
e. Tinggi kepala
Tinggi kepala adalah jarak radial pada sebuah gigi antara
lingkaran jarak bagi kebagian atas gigi.
f. Kelonggaran
Kelonggaran adalah celah antara lingkaran kepala dan
lingkaran dasar/kaki dari roda gigi pasangannya.
2.5 Standar Ukuran Roda Gigi
Untuk roda gigi yang saling berkaitan menurut standar perbandingan
gigi mempunyai tiga sistem perbandingan yang dinyatakan dengan
pitch, 9
commit to user
20. yaitu sistem jarak bagi, sistem jarak bagi diametral, sistem modul.
Pada dasarnya ketiga sistem tersebut mempunyai hasil yang sama.
Dalam perhitungan pada umumnya digunakan sistem modul yaitu:
1. Jarak bagi lingkar (Circular Pitch :Pc)
P =
p .d
....................................................................................... (5)
perpustakaan.uns.
c
ac.id digilib.uns.ac.id
z
2. Modul (m)
M=
d
........................................................................................
(6)
z
3. Diameter Pitch (P d )
P =
p ........................................................................................
(7)d
Pc
4. Clearence (C)
C = 0,167m ........................................................................................ (8)
5. Diameter Luar
D o = (z + 2) m .................................................................................... (9)
6. Diameter Dalam
D i =D o - 2 ( m+C ) .......................................................................... (10)
7. Tinggi Gigi (h)
h = 2m +C,atau ................................................................................ (11)
h = 2,16m
8. Lebar Muka Gigi (b)
b = 8m ............................................................................................. (12)
Untuk mendesain sebuah roda gigi, maka harus mengetahui aturan-
aturan antara lain:
1. Mengetahui beban tangensial (W T )
Beban tangensial dapat diperoleh dari daya dan kecepatan jarak bagi
dengan menggunakan hubungan:
W T =
P C S ........................................................................................ (13)
v
10
commit to user
21. dengan
W
T = beban tangensial (N)
P = daya (HP)
v = kecepatan (m/s)
C s = safety faktor
digilib.uns.ac.idperpustakaan.uns.ac.id
2. Menghitung Beban Dinamik (W d )
W d = W T + W 1 .............................................................................. (14)
dengan
W d = beban dinamik (N)
W T = beban tangensial (N)
W 1 = beban tambahan (N)
Beban tambahan ini tergantung pada kecapatan garis jarak bagi, lebar muka,
bahan roda gigi, ketelitian pemotongan, dan gaya tangensial
W 1 =
0,11v(b.c +W T )
(15)
. . . . . .. ... ... .. ... ... .. ... ... ... .. ... ... .. ... ... .. ... ... ... .. ... .
0,11v + b.c + WT
dengan
v = kecepatan garis jarak bagi
b = lebar muka gigi (mm)
c = faktor dinamik (mm)
harga c bisa didapat dengan persamaan
c =
K .e
(16)
1
+
1
E
p
E
G
dengan
K = suatu faktor yang tergantung pada faktor bentuk gigi
= 0,107, untuk 14,5 0
full depth involute system
= 0,111, untuk 20 0
full depth involute system
= 0,115, untuk 20 0
stub system
E p = modulus elastis dari bahan pinion (N/mm 2
)
11
commit to user
22. E G = modulus elastis dari roda gigi (N/mm 2
)
Dari perhitungan analisa kekuatan gigi maka terdapat beberapa syarat
agar rancangan roda gigi tersebut aman dioperasikan, beberapa hal penting
yang berkaitan dengan perancangan roda gigi transmisi yaitu Nilai W s > W d ,
sehingga perancangan roda gigi diatas adalah aman, baik terhadap beban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
statis atau beberapa asumsi beban yang lain antara lain:
1. W s > 1,25W d , aman bila mendapat beban steady
2. W s > 1,35 W d , aman bila mendapat beban berfluktuasi
3. W s > 1,5 W d , aman bila mendapat beban kejut
Nilai W w > W d , sehingga aman digunakan
2.6 Roda Gigi Kerucut
Roda gigi kerucut digunakan dalam perancangan mesin apabila
diperlukan mekanisme pemindahan gerakan antar poros yang
berpotongan. Walaupun roda gigi kerucut biasa dibuat untuk sudut poros
90 0
, roda gigi ini bisa dibuat hampir untuk semua ukuran sudut.
Dalam melakukan analisa mencari analisa mencari beban poros dan
bantalan pada permukaan roda gigi kerucut adalah dengan menganalisa beban
tangensial yang terjadi bila semua gaya terpusat pada titik tengah gigi.
Gambar 2.2 Bentuk gigi roda gigi payung
12
commit to user
23. Dalam perancangan penggunaan roda gigi kerucut lurus diperlukan
analisa yang penting antara lain:
1. Menentukan bahan roda gigi kerucut yang digunakan, jenis gigi,
mengasumsikan kecepatan transmisi yang diperlukan.
V.R = N P ......................................................................................(17)
perpustakaan.uns.ac.idNG digilib.uns.ac.id
=
TG
T
P
Dengan :
V.R = rasio kecepatan
N p = kecepatan putar pinion
N G = kecepatan putar gear
T G = jumlah gigi gear
T P = jumlah gigi pinion
2. Menentukan torsi atau daya yang akan bekerja pada sistem roda gigi
T =
P.60
(18)
. . . . . ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... .
2p .NG
dengan
T= torsi pada sistem
P = daya
N G = jumlah gigi gear
3. Menganalisa dimensi gigi, sudut pitch, format gigi, faktor gigi, kecepatan,
sehingga diperoleh ukuran modul yang sesuai dan diameternya
a. Sudut pitch
θP1
= tan -1
(
1
) ............................................................... (19)V .R
θp 2 = 90- θ P1
dengan
θ P1 = sudut pitch untuk pinion
13
commit to user
24. θ p 2
= sudut pitch untuk gear
b. Format gigi
T
EP = T P .sec θ P1 ................................................................. (20)
T
EG = T G .sec θ p 2 .................................................................. (21)
perpustakaan.uns.acdengan.id digilib.uns.ac.id
T
EP = format gigi pinion
T
EG = format gigi gear
c. Faktor gigi
у’ = 0,124-
0,686..............................................................
(22)p
T
EP
у’ = 0,124-
0,686.............................................................
(23)G
T
EG
dengan
у‘ p = faktor gigi pinion
у’ G = faktor gigi gear
d. Kecepatan
v =
p .DG. N G
(24). . . . . .. ... ... .. ... ... .. ... ... ... .. ... ... .. ... ... .. ...
. . . . . .. ... ... ..
60
dengan : v = kecepatan
e. Faktor kecepatan
C v =
3
(25)
. . . . . .. ... ... .. ... ... .. ... ... ... .. ... ... .. ... .
. . . . . .. ... ... .. ... ... .. ... .
3+ v
Dengan : C v = faktor kecepatan
f. Kekuatan roda gigi kerucut
W
T = (σ OG .C v ) b.π.m. у’ G (
L - b
) ................................... (26)
L
Dengan :
W
T = beban tangensial
14
commit to user
25. σ OG = tegangan statis gear
b = lebar
m = modul gigi
L = jarak cone
g. Menentukan dimensi roda gigi yang dipilih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D G =m.T G ......................................................................... (27)
D P =m.T P ......................................................................... (28)
dengan
D G = diameter gear yang dipilih
D P = diameter pinion yang dipilih
Dengan analisa diatas diharapkan perancangan roda gigi kerucut
lurus dapat sesuai dan tepat dengan transmisi yang dioperasikan padanya.
2.7 Roda gigi cacing
Worm gear disebut juga dengan roda gigi cacing adalah sejenis
roda gigi dengan bentuk konstruksinya sama dengan spur gear
dengan perbedaan pada bagian lebar roda terdapat kelengkungan
(radius) yang besarnya sama dengan radius ulir cacing.
Kekhususan jenis roda gigi ini adalah
1. Hanya dapat bekerja berpasangan dengan ulir cacing (worm thread)
2. Daya yang ditransmisikan dapat lebih besar karena perbandingan
putaran antara roda gigi cacing dengan ulir cacing sangat besar.
3. Pasangan roda gigi cacing dan ulir cacing ini hanya dapat bekerja
memperlambat putaran.
Roda gigi cacing (worm) digunakan apabila diinginkan antara sumbu
input dan sumbu output menyilang tegak lurus. Roda gigi cacing mempunyai
15
commit to user
26. karakteristik yang khas, yaitu input dan output tidak dapat dipertukarkan. Jadi
input selalu dari roda cacingnya (worm).
perpustakaan id
Gambar 2.3 Roda cacing dan roda gigi cacing
Keterangan:
1.
Dow = Diameter luar cacing
2. D w = Diameter jarak bagi cacing
3. h = Tinggi gigi
4. a = Tinggi kepala
5.θ = Sudut kisar
6. P a = Jarak bagi
7. ι = Kisar
8. L w = Panjang cacing
9. D OG = Diameter luar roda cacing
10.D T = Diameter tenggorok roda cacing
11.D G = Diameter jarak bagi roda cacing
12.b = Lebar roda gigi
13.x = Jarak sumbu
Perhitungan pada roda gigi
cacing: 1. Mencari diameter worm (Dw)
16
commit to user
27. Dw = _ ,ĸǴ …………………………………………….….(29)
Dengan: +,…+‡
X = jarak antar sumbu diameter gear
2. Mencari diameter worm gear (DG)
perpustakaan.uns.acDg.id =2x – Dw ………… ………… ………… ……… ……..digilib(30)uns. ac.id
Dari tabel diketahui rasio transmisi 25 => n = 2
3. Jumlah gigi gear
Tg = n . 25 ……………………………………….………..(31)
Pa =Pc =
_ .lja …………………………………..….……..(32)
4. Modul v
m =
(g
…………………...………………….……………..(33)
Pc
π . m…………………………………………………(34)
=
_
5. Diameter worm gear aktual
Dg =
(g. v
…………………………………..……….……..(35)
6. Diameter
wor m akt ual
_
Dw =2x – Dg………………………………………………(36)
7. Lebar gigi worm gear
b =0,73 . Dw………………………………….………….(37)
Pengecekan terhadap beban tangensial
V.R =
âZ
atau Ng =
âZ
…………………………………….(38)
v =:a …………………………………………………(39)Ϩ.
_. v.âv
Cv =
‡
‡ ‡
1
………………..…………………………….…….(40)
y =0,154–
1, +=
…………………………………...……...(41)
v
Diketahui tegangan tarik bahan σo = 100 MPa
Beban tangensial_ yang ditransmisikan
=(σo.Cv)b.π.m.y ……………………………………….(42)
17
commit to user
28. P =_ . v ………………………………………………...(43) Jika daya
yang ditransmisikan lebih besar dari daya motor maka desain aman.
Pengecekan_ terhadap beban dinamik
=
………………………………………
……………..(44)
=_ . v …………………………………………………digilib.uns(45).ac.id
Jika daya yang ditransmisikan lebih besar dari daya motor maka desain aman.
2.8 Roda gigi heliks
Roda gigi helix adalah roda gigi yang profil giginya miring
berputar seperti spiral. Dengan bentuk profil yang demikian
memungkinkan roda gigi spiral memindahkan daya antara poros yang
bersilangan. Keuntungan lainnya dari roda gigi spiral dalam bekerja
memindahkan daya bunyinya dalam meluncur tidak terlalu keras.
Gambar 2.4 Roda gigi helix
Keterangan gambar :
1. Sudut Helix. Sudut heliks adalah suatu sudut tetap yang dibuat
oleh heliks-heliks dengan aksis rotasi.
2. Puncak aksis. Puncak aksis adalah jarak, sejajar dengan aksis, antara
permukaan-permukaan yang sama dari gigi-gigi yang berdekatan. Puncak ini
sama seperti puncak sirkuler dan oleh karenanya ditulis dengan Pc.
18
commit to user
perpustakaan.uns.acP. id
29. Puncak aksis dapat juga didefinisikan sebagai puncak sirkuler pada
bidang rotasi atau bidang diametral.
3. Puncak normal. Puncak normal adalah jarak antara permukaan-
permukaan yang sama dari gigi-gigi yang berdekatan sepanjang suatu
heliks pada puncak silinder normal ke gigi-gigi. Puncak ini ditulis sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pN. Puncak normal dapat juga didefinisikan sebagai
puncak sirkuler pada
bidang normal dimana bidang tersebut tegak lurus dengan gigi-
gigi. Secara matematis, puncak normal, pN = pc cos
4. Rumus Untuk Menentukan Dimensi Roda Gigi Helix
a. Mencari torsi (T)
(.‡ 1
T ==._.â …………………………...……………………………..(46)
b. Mencari beban tangensial
_ = =……………………...………………………………….....(47)
c. Jumlah gigi pinion
( = x ……………………………………………………………….(48)
d. Torsi equivalen
= ……………………………………………..……….……(49)
e. Faktor gigi pinion
( =0,175-
1,J…+
…………………………………………….………(50)
f. Kecepatan
19
commit to user
30. v =
_
‡ 1
â
………...……………………………………………….(51)
g. Faktor kecepatan
= ………………...…………………………………………...(52)perpus tak aan.uns .ac .id digilib.uns .ac .id
Ϩ ‡
‡
h. Gaya tangensial
_ =( (. )b.π.m. ………………………………………………(53)
Dengan metode coba-coba didapat nilai modul (m)
i. Lebar gigi
b =12,5. m………………………………………………………..(54)
j. Rasio kecepatan
V.R= …………...………………………………………………..(55)
k. Rasio faktor
Q =Ϩ
=_
.
. +……………………..…………………………………...(56)
fN=tan f . cos f……………………………………………………(57)
l. Faktor tegangan beban
K = ( ) R_n â +
+
+ ……………………………..………...(58)
+,…
m. Gaya pemakaian gigi
20
commit to user
31. = g_R. .=1. ………………….…………………….…………...(59)
2.9 Poros
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
2.9.1 Macam-macam poros
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut
pembebanannya sebagai berikut.
a. Poros transmisi
Poros ini mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan
lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi,
puli sabuk, atau sprocket rantai, dll
b. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle.
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil
dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
c. Gandar
Poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana tidak
mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar,
disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika
digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.
Menurut bentuknya, poros dapat digolongkan atas poros lurus
umum, poros engkol sebagai poros utama dari mesin torak,dll. Poros
luwes untuk transmisi daya kecil agar terdapat kebebasan dari
perubahan arah, dan lain-lain.
2.9.2 Hal-Hal Penting Dalam Perencanaan Poros
Untuk merencanakan poros, hal-hal ini perlu diperhatikan
21
commit to user
32. a. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan diatas. Juga ada
poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal
atau turbin, dll
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila
diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros
mempunyai alur pasak, harus diperhatikan.
b. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup
tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan
mengakibatkan ketidak-telitian atau getaran dan suara.
Karena itu, disamping kekuatan poros kekakuannya harus
diperhatikan juga dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan
dilayani poros tersebut.
c. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin di naikkan maka pada suatu harga
putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran
ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada motor listrik,dan dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya.
d. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeler
dan pompa bila kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula
untuk poros-poros yang terancam kavitasi, dan poros-poros mesin
yang sering berhenti lama. Sampai batas-batas tertentu dapat pula
dilakukan perlindungan terhadap korosi.
e. Bahan poros
Bahan poros dibuat dengan metode hot rolling dan difinishing
terhadap ukarannya dengan cold drawing atau pembubutan dan grinding.
Poros yang dibuat dengan cold rolled memiliki tegangan sisa yang tinggi.
22
commit to user
33. Tegangan yang tinggi menyebabkan distorsi ketika dilakukan proses
permesinan.
(Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu
Suga, hal 1-2)
f. Tegangan pada poros
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Tegangan Geser : terjadi pada poros yang mentransmisikan torsi
2. Tegangan Bending : terjadi pada poros yang dikenai beban bending
akibat komponen-komponen pemberat seperti pulley dan gear
3. Kombinasi Torsi dan Bending : terjadi karena adanya kombinasi
beban puntir (torsi) dan beban bending. Umumnya, poros mengalami
beban kombinasi torsi dan puntir
g. Desain poros yang dikenai momen puntir dan bending
Jika poros mengalami kombinasi momen puntir dan bending, maka
poros tersebut harus didesain berdasarkan kedua momen tersebut secara
simultan. Ada beberapa teori yang telah disarankan untuk menghitung desain
poros yang mengalami kombiasi momen puntir dan bending.
Pada perhitungan ini menggunakan teori Guest: Teori tegangan geser
maksimum karena teori ini sangat cocok untuk perhitungan poros yang
memiliki sifat liat, seperti poros yang dibuat dari mild steel.
1. Torsi (T)
T= Px 60 (N.m)................................................................................ (60)
2p .N
Dengan
T = torsi
P = daya yang ditransmisikan
N = jumlah putaran
2. Gaya Tangensial (F T )
F T =
2T
(N)...................................................................................... (61)
D
Dengan: D = diameter roda
gigi 3. Beban Normal ( W)
23
commit to user
34. FT
W = (N)................................................................................. (62)cosa
Dengan: cos α = sudut tekan roda gigi
4. Moment pada Bearing (M)
M = W.L (N.m) ................................................................................ (63)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dengan: L = jarak antar bearing
5. Torsi Equivalent ( T e )
Te = M 2 + T 2 (N.m).................................................................... (64)
· Mencari diameter poros dengan persamaan:
T = p .t .d 3
(d= mm)...................................................................... (65)e
16
Dengan:
τ = tegangan tarik ijin
d = diameter poros
Dengan menggunakan persamaan diatas di harapkan perhitungan
dalam penggunaan untuk mendesain poros bisa lebih aman
( A Text Book Machine design,R.S Khurmi, J.K Gupta, hal: 462-463)
2.10 Pasak dan Kopling
2.10.1 Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan
bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli, kopling, dll. Pada poros,
momen diteruskan dari poros ke naf atau dari naf ke poros.
(Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan
Kiyokatsu Suga, hal 23)
Gambar 2.5 Pasak benam persegi
24
commit to user
35. Pasak benam persegi dipasang dengan memasukkan kedalam
alur poros sebagian dan pada hub atau kepala puli sebagian. Untuk
menentukan dimensi dari pasak yaitu dengan persamaan berikut:
1. Torsi (T)
perpustakaan.uns.ac.id p
.t .d 3
digilib.uns.ac.id
T = (66)
16
2. Lebar pasak (w)
w =
d
( mm) ............................................................................. (67)
4
dengan:
w = lebar pasak
d = diameter poros
3. Tebal pasak (t)
t =
2
w (mm) ............................................................................. (68)
3
4. Panjang pasak (l) dengan persamaan tegangan geser (τ)
T = l.w.τ.
d
2 ................................................................................(69)
dengan: τ = tegangan geser
5. Panjang pasak dengan persamaan tegangan desak ( s c )
T = l.
t
. s .
d
.........................................................................(70)
2 c 2
25
commit to user
36. perpustakaan .ac.id
Tabel 2.1 Dimensi pasak untuk diameter poros
( A Text Book Machine design,R.S Khurmi, J.K Gupta, hal:
420-421) 2.10.2 Kopling
Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus
putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara
pasti (tanpa slip), di mana sumbu kedua poros tersebut terletak pada satu
garis lurus atau dapat berbeda sedikit sumbunya. Atau pada kopling tak
tetap yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan, maka kopling
tetap selalu dalam keadaan terhubung.
Dalam merencanakan suatu kopling hal-hal berikut ini menjadi
pertimbangan agar sesuai dengan yang kita rencanakan :
1. Pemasangan mudah dan cepat.
2. Ringkas dan ringan.
3. Aman pada putaran tinggi, getaran dan tumbukan kecil.
4. Tidak ada atau sedikit mungkin bagian yang menjorok (menonjol).
5. Dapat mencegah pembebanan lebih.
6. Terdapat sedikit kemungkin gerakan aksial pada poros sekiranya
terjadi pemuaian karena panas.
(Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, Sularso dan Kiyokatsu
Suga, hal 29)
26
commit to user
37. 2.11 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara
halus,aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya
bekerja dengan baik. Jika
bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan
menurun atau tak dapat bekerja secara semestinya. Jadi, bantalan dalam
permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.
2.11.1 Berikut ini adalah beberapa klasifikasi dari bantalan:
1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros
a. Bantalan luncur : Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara
poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh
permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas.
b. Bantalan gelinding : Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding
antara bagian yang berputar denagn yang diam melalui elemen
gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat.
2. Atas dasar arah beban terhadap poros
a. Bantalan radial : Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah
tegak lurus sumbu poros.
b. Bantalan aksial : Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros
c. Bantalan gelinding khusus : Bantalan ini dapat menumpu beban
yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros
27
commit to user
38. perpustakaan .ac.id
Gambar 2.6 Bearing thrust dan radial
2.11.2 Kelebihan dan kekurangan bantalan luncur
1. Kelebihan
a. Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar
b. Konstruksinya sederhana dan dapat dibuat serta dipasang
dengan mudah
c. Dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara
d. Tidak memerlukan ketelitian tinggi sehingga harga lebih murah
e. Tidak bising dan tenang dalam beroperasi
f. Cocok untuk putaran tinggi
g. Tahan terhadap goncangan dan getaran yang kuat.
2. Kekurangan
a. Gesekan besar pada waktu mulai jalan.
b. Memerlukan momen awal yang besar
c. Pelumasannya tidak begitu sederhana
d. Panas yang timbul dari gesekan besar sehingga memerlukan
pendinginan khusus.
2.11.3 Kelebihan dan kekurangan bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola
(peluru) rol atau rol jarum, dan rol bulat.
1. Kelebihan
a. Cocok untuk beban kecil
28
commit to user
39. b. Gesekannya rendah
c. Pelumasannya sederhana
2. Kekurangan
a. Harganya lebih mahal karena ketelitiannya tinggi
b. Pada putaran tinggi bantalan ini agak gaduh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
commit to user
40. BAB III
ANALISA PERHITUNGAN
perpustakaan .ac.id
B
A
Gambar 3.1 Layout rangkaian komponen transmisi gear
3.1 Perhitungan poros
:/ =
_e_n
, lampiran 2). Putaran mesin 1440 rpm, dan diameter poros 19,05
mm daya yang ditransmisikan 2 x 746 = 1492 watt / 1500 watt
Untuk perhitugan poros berdasarkan dari apa yang diketahui pada alat
dan mengasumsikan : (Poros B)
Daya (P) = 1500 watt
Putaran motor (N) = 1440 rpm
Diameter spur gear (D1)= 100 mm
Diameter bevel gear (D2)= 80 mm
Tegangan geser (τ) = 185 N/mm
Sudut kontak (a) = 200
Poros yang digunakan ST 37, diketahui tegangan ijin (t = 185
· Torsi= (yang_‡ 1ditransmisikan+s11‡ 1 :
= _ â = = p +……1 = 9,9 Nm = 9900 Nmm
30
42. · Gaya Tangensial (spur gear)
= == ł,ł = 198 N· Beban Normal (spur gear )
= 1,+
perpustakaan.uns.ac.id
a = +łJ = 210,7 N digilib.uns.ac.idPor os B ( L=tepat dit engah- tengah poros=37,5cm)
_ = g R 1,ł łƟ
Gambar reaksi
210,7 N
A C B
BMD 39,5 Nm
A C B
Momen
==+1,Ɵ 1,Ɵs = 39,5 NmM = Z .
Torsi
equivalen
……
= =
5= √
²
+
² =
39,5 + ) 9,9
=
1658,75
= 40,727 N.m
= 40727 N.mm
5=
p
+ p t ³
= + 185 ³ = 36,32 ³
Diameter Poros
=
…1Ɵ=Ɵ = 10,389 mm
, =
dari perhitungan didapat nilai d (alat) > d (analisa) jadi AMAN
31
commit to user
43. 3.2 Perhitungan Poros Ulir (Poros A)
Poros yang digunakan adalah ST 37 (lampiran2)
Tegangan tarik (st ) = 370 N/mm²
Tegangan geser (t)
perpustakaan.uns.ac.id
Koefisien gesek (m)
Beban normal (W)
Pitch (P)
Diameter luar (d)
Diameter luar (d1 )
(
tan a = p
=
p +=
= 185 N/mm² digilib.uns.ac.id
Tan f = 0,15
= 15 N = 0,015 kN
= 1,75
= 12 mm
= 10,106 mm
tan f
f
P
t
= 0,08 a = 4,55
= 0,15
= 8,53
= W tan(a + f) + W
a f
na f
+ n
n n
= 0,015 tan(13,08) + 0,015 1,=
1,łJJ
= 0,0000525 + 0,0035
= 0,0035 kN = 3,5 N
= P x =
32
commit to user
44. = 0,0035 x 6
= 0,021 kN.m
= 21 Nmm
perpustakaans.unsc.ac=.id g digilib.uns.ac.id
=1,1+s = 0,000132 kN/mm²
++ ,1
= 0,13 N/mm²
Jadi karena tegangan akibat beban sc < st berarti AMAN
t = p(16 g)³
=
p +‡ _ =+³
(+1,+1‡ )
= ‡
=…=,s‡
= 0,103 N/mm²
tmax =
+
s
= + 4 ²
=
= =
+
√0,13² + 4. 0,103²
= =
+
√0,0169 + 0,042
= =
+
√0,06
= 0,12 N/mm²
Jadi karena tegangan geser akibat beban tmax < tbahan berarti AMAN
33
commit to user
45. 3.3 Perhitungan Rangka
Dalam perancangan alat ini, dibutuhkan sebuah komponen yang
mampu menopang berbagai komponen lain, yaitu rangka. Rangka alat
praktikum transmisi roda gigi ini mempunyai beberapa fungsi yang penting,
antara lain:
digilib.uns.ac.idperpustakaan.uns.ac.id
1. Tempat menopang motor listrik
2. Tempat menopang box roda gigi
Adapun rangka dari alat ini disusun dari baja hollow (60x30x2) mm
yang harus mempunyai kekuatan menopang komponen alat tersebut,
serta kuat menahan getaran dari motor listrik dan gesekan roda gigi .
Selain itu, kerangka tersebut harus mempunyai ketahanan yang baik.
350 N
812,5 N
A 0,25m C 0,75m B 0,05
D
Gambar 3.2 Beban pada rangka
34
commit to user
46. Reaksi Penumpu :
812,5 N
x y z
perpustakaan.
350 N
digilib.uns.ac.id
A
.id
C B D
RAH
x y z
RAV RBV
Gambar 3.3 Reaksi penumpu
Sfy = 0 RAV + RBV = 350 + (812,5 x 0,8)
= 350 + 650 = 1000 N
Sfx = 0 RAH = 0
SMA = 0 RBV x 1 = 812,5 (0,65) (0,8)
RBV = 422,5 N
RAV = 1000 – 422,5 = 577,5 N
Potongan z-z (D - B) kanan
812,5 N
MX
NX
x D
VX
Gambar 3.4 Potongan z-z kanan
Nx = 0
Vx = 812,5 . x
35
commit to user
47. Mx = -812,5 x/2 . x
Titik D (x = 0)
ND = 0
VD = 81,25 . 0 = 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MD = 0
Titik B (X = 0,05)
NB = 0
VB = 812,5 x 0,05 = 406,25 N
MB = -812,5 . 0,05 . (0,05 /2)
= -1,0156 N.m
Potongan y-y (B - C) kanan
Mx 812,5 N
Nx DB 0,05
x
Vx
422,5 N
Gambar 3.5 Potongan y-y kanan
Nx = 0
Vx = 812,5 . x – 422,5
Mx = -812,5 . x . x/2 + 422,5 (x-0,05)
Titik B (x = 0,05)
NB = 0
VB = 812,5 . 0,05 . 422,5
= -381,875 N
MB = -812,5 . 0,05 0,05/2 + 422,5 (0,05-0,05) = -1,0156 N.m
36
commit to user
48. Titik C (x = 0,8)
Nc = 0
Vc = 812,5 . 0,8 – 422,5
= 227,5 N
perpustakaan.uns.ac.id
. 0,8 . 0,8/2 + 422,5 (0,8 - 0,05)
digilib.uns.ac.id
MC = -812,5
= 260 + 316,875
= 56,87 N.m
Potongan x-x (C-A) kanan
Mx
812,5 N
Nx
DC B 0,05
0,8
x 422,5 N
Vx
Gambar 3.6 Potongan x-x kanan
Nx = 0
Vx = 812,5 . 0,8 - 422,5 = 227,5 N
Mx = -812,5 . 0,8 (x - 1,J) + 422,5 (x - 0,05)
Gaya dalam =
Titik C (x = 0,8)
Nc = 0
Vc = 812,5 . 0,8 – 422,5
= 227,5 N
MC = -812,5 . 0,8 . 0,8/2 + 422,5 (0,8-0,05)
= 260 + 316,875
= 56,87 N.m
37
commit to user
49. Titik A (x = 1,05)
NA = 0
VA = 227,5 N
MA = -812,5 . 0.8 (1,05 – (0,8/2)) + 422,5 (1,05 – 0,05)
= -422,5 + 422,5 = 0 N.m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Diagram NFD
A C B D
Diagram SFD
227,5 N
40,625 N
A C B D
Diagram BMD
- 381,875 N
56,875 N
- 1,015 N0 0
A C B D
3.4 Tegangan Maksimum Rangka
`
2 mm
60 mm
30 mm
Gambar 3.7 Tegangan maksimum rangka
38
commit to user
50. Moment Inersia
I = lo + Ad2
Dimana:
+
perpustakaanIo.uns=.+=ac.idb . h3
digilib.uns.ac.id
Io = +=+ 60 . 303
mm
Io = +=+ 1.620.000 mm
Io = 135.000 mm
Luas Penampang Besi Hollow
A = t (2b+2h)
= 2 mm (2.60+2.30) mm
= 360 mm2
d = 30/2
d = 15 mm
d2
= 225 mm2
Iz = lo + Ad2
= 4500 + (360 mm2
x 225 mm2
)
= 216.000 mm4
Ditinjau Dari Tegangan Tarik
y = C. C .
C
39
commit to user
51. = 1.+J11 1.+…s‡
+J11 +…s‡
=
+1. ……
=1
= 30 mm
σmax = digilib.uns.ac.idperpus tak aan.uns.ac .id.
_.
σmax = s‡ J ,sâxx _ 1xx
=+‡ 111xx
= 0,789 N/mm2
Jadi karena tegangan akibat beban (σmax = 0,789 N/mm
2
) < dari tegangan ijin
bahan (σijin = 370 N/mm2
) maka desain AMAN.
3.5 Perhitungan Las
Pengelasan yang digunakan pada kontruksi rangka meja alat
praktikum transmisi gear ini adalah sambungan las butt joint.
Perhitungan kekuatan las pada sambungan tepi pada rangka dengan
tebal baja hollow 2 mm, panjang pengelasan 30 mm, sehingga untuk
memperhitungkan kekuatan las ditentukan A dengan :
250 mm
65 kg
Gambar 3.8 Sambungan las
40
commit to user
52. Diketahui :
Jenis elektroda = E 6013 (lampiran3)
Tegangan tarik ijin (so) = 47,1 Kg/ mm2
perpustakaanTegangan.uns.ac.idgeser ijin (τ) =
s
= …Ɵ,+ v/ xx= = 23,55 kg digilib/mm2
.uns.ac.id
P = 65 Kg x 10 m/s2
= 650 N =
=
l = 30 mm
b = 60 mm – 2 x tebal hollow = 56 mm
e = 250 mm
S = 2 mm
1. Menentukan luas penampang las
A = t.s (2b + 2 l)
= 0,707.2 (2.56 + 2.30)
= 243,21 mm2
2. Tegangan geser las
t = ( = s1 = 2,67 N/mm 2
3. Moment
lent ur las
=… ,=+
M = P.e
= 650. 250
= 162.500 Nmm
4. Section modulus
Z = t . s (b l + b2
/3)
= 0,707.2 (56.30 + 562
/3 )
= 3853,62 mm3
5. Tegangan lentur
sb = M / Z
41
commit to user
53. = 162.500 / 3853,62
= 42,168 N/mm2
6. Tegangan geser maksimum
t = ½
max Ƽ 4
perpustakaan.uns.ac.id
= ½ 4 , 8 4 , digilib.uns.ac.id
= 29,93 N/mm2
= 2,993 kg/mm2
Elektroda yang digunakan E 6013
E 60 = kekuatan tarik terendah setelah dilaskan adalah 60.000 psi
atau 42,2 kg/mm2
1 = posisi pengelasan mendatar, vertical atas kepala dan horizontal
3 = jenis listrik adalah DC polaritas balik (DC+) diameter elektroda 2,6
mm, arus 230 – 270 A, tegangan 27-29 V
Jadi karena t pengelasan (2,993 kg/mm2
) < t ijin (23,55 kg/mm2
) maka
pengelasan AMAN.
3.6 Perhitungan dan Perencanaan Roda Gigi
3.6.1. Roda Gigi Lurus (Spur gear)
Gambar 3.9 Roda gigi lurus
42
commit to user
54. Diketahui / diasumsikan :
Daya (P) = 1500 watt
Putaran pinion (Np) = 1440 rpm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Jumlah gigi pinion (Tp) = 48
Jumlah gigi gear (TG) = 48
σog = σop = 100 N/mm2
a. Mencari&. Veloc.ity (V)
V =
=&.
1. 1 .
π.m.48.1440
=
60
= 3619,11 m mm/s
= 3,61911 m m/s
b. Mencari Beban Tangensial (WT)
WT = +s11 (lampiran5)
. c
,sƟ += , +ł++ x 0,8 = N
c. Mencari (Cv)
Cv =
=d. M encar i Y=YG
p, +ł++
Yp = 0,154 - 1,ł+=
= 0,154 - 1,ł+=
…J 43
commit to user
55. = 0,154 - 0,019 = 0,135
· sop.Yp = 100.0,135= 13,5
WT = ( σopx Cv) b.π.m.0,135
= (100x ) 8m.π.m.0,135
,‡ + ++perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
= +1+ ,J
,‡ + ++
3+3,61911m = +1+Ɵ , JƟ
, C Ǵ
3+3,61911m = 3,069 m3
Dengan metode uji coba di dapat nilai m = 1,5 mm dibulatkan 2 mm
e. Mencari nilai
b b = 8m
= 8.2
= 16 mm
f. Mencari nilai Dp
Dp = m.Tp
= 2. 48 = 96 mm
Check keamanan bebanT = (p_ ‡ 1
== âp
+s11 _ ‡ 1
= +……1
= 9,9 Nm
v = 3,61911.m
= 3,61911.2 = 7,24 m/s
WT = ( .C
= +s11.1,J165, 75 N
= Ɵ,=…
44
commit to user
56. W1 = 1,++1,++ g g
,Ɵs + s,Ɵs= 1,++ Ɵ,=… + +
37,6 N
,Ɵs + s,Ɵs=1,++ Ɵ,=… √+ +
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
WD = WT + W1
= 165,75 + 37,6
= 203,35 N
y = 0,124 – 1, J…
= 0,124 – 1, J…
= 0,055 ł,ł
WS = se.b.Pc.y
= 350.16.p.m.0,055
= 350.16.p.2.0,055
= 1935,22 N
Karena WS > WD jadi desain roda gigi AMAN
3.6.2. Roda Gigi Miring (Heliks)
Gambar 3.10 Roda gigi heliks
45
commit to user
57. Diketahui / diasumsikan :
P = 1500 Watt
= 20o
a = 20o
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Np = 1440 rpm
Dp = 0,1 m
sop = sog = 100 N/mm2
ses = 6,8 Mpa = 6,8 N/mm2
· Mencari modul dan lebar gigiT = (
p
_ ‡ 1
= = âp
+s11 _ ‡ 19, 9 Nm
=
=
+……1
WT = /=
= ł,ł198 N
= 1, +/=
TP
=
x
= +11x
TE
=
g_R³a
= +11/x
g_R³ =1
=+11/x
106, 4/ m
=(1, …)³
1,J…+YP = 0,175 -
= 0,175 - 1,J…+
+1‡ ,…/x 46
commit to user
58. = 0,175 - 0,0079m
V = p ‡ 1â
=_ 1,+ _ +……1
m / s
= 7,54 ‡ 1
perpustakaan.uns.ac.id
- 20 m
digilib.uns.ac.id
Nilai b untuk roda gigi helix antara 12,5
b = 12,5 . m
WT = (sop . Cv) b p m yp
198 = (100 . 0,443) 12,5 m . p . m (0,175 - 0,079 m)
= 1739,6 m2
(0,175 - 0,079 m)
= 304,44 m2
- 137,43 m3
dengan metode coba-coba didapat
m = 1,76 dibulatkan 2 mm
b = 12,5.m
= 12,5 . 2 = 25 mm
V.R = (
= +11
+11
= 1
Q = =Ϩ_.Ϩ.+
= +
= .+
+
= 1
N = tan . cos
= tan 20o
x cos20o
= 0,342
N = 18,88
EP = EG = 200 kN/mm2 = 200 x 103 N/mm2
K =
s
R R_nӨâ (
+
++
+ )
= ‡ ,J
+,…
+J,J (
+1 +
+ )
+,… =11
47
=11 _ +1³
commit to user
59. = 87915 . ( = )= 0, 87915N/ mm
=11 +1³
WW =
g R²a= digilib.uns.ac.idper pust akaan. uns. ac. id
+11 =s + 1,JƟł+s
g R² =1°
= =+łƟ,JƟs
1,JJ
= 2489,03 N
3.6.3. Roda Gigi Cacing (Worm gear)
Gambar 3.11 Roda gigi cacing (worm gear)
Diketahui :
P = 1500 Watt
V.R = 25
x = 85 mm
Nw = 1500 rpm
· Mencari_diameter,ĸǴ Worm
Dw = +,…
+‡ Js
,ĸǴ
=
+,…+‡
48
commit to user
60. = 34,4 mm 35 mm
· Mencari diameter worm
gear DG = 2x -Dw
= (2 x 85) - 35
= 135 mm
perpustakaan.uns.ac.id
n = 2
digilib.uns.ac.id
Dari tabel 31.2 rasio transmisi 25
· Jumlah gigi gear
TG = 2 x 25 = 50
+ s
=
p
s1
= 8,48 mm
· Modul(g
m
=
Jp,…J
= pPa=Pc
= 2,7 mm
Pc = p x m
= p x 2,7 =
8,48 mm
· Diameter(g. worm gear aktual
DG =
= J,…
p
J.s1
p
= 134,9 135 mm
· Diameter worm
aktual Dw = 2x - DG
= (2 x 85) - 135 = 35 mm
· Lebar gigi worm gear
(b) b = 0,73 x Dw
49
commit to user
61. = 0,73 x 35
=26,25 30 mm
1. Pengecekan Terhadap beban tangensial
V.R =
âZ
â atau NG = Ϩ
âZ
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id= +s11 = 60rpm
p=s
V = p
. ‡ 1
.â
= .1,+ s.‡1 = 0,424 m/s
=
‡
‡ 1
CV ‡ Ϩ
= ‡0, 934
=
‡
1,…=…
y = 0,154 - 1, +=
= 0,154 - 1,ł+=
= 0,135 s1
Diketahui tegangan tarik bahan so = 100 Mpa
Beban tangensial yang di transmisikan
WT = (so . Cv) b p y
= (100 . 0,934) 30 . p . 0,135
= 3565 N
P = WT x V
= 3565 x 0,424
= 1511,6 Watt
karena daya yang ditransmsikan lebih besar dari daya motor (1500
Watt) maka desain AMAN
2. Pengecekan terhadap beban dinamik
WD =
50
commit to user
62. s s
=1,ł
= 3833,33
N P = WD x V
= 3833,33 x 0,424
perpustakaan.uns.ac
=.
1625,33id
Watt
Daya yang dapat ditransmisikan lebih besar
dari berarti desain AMAN
3.6.4. Roda Gigi Bevel
Gambar 3.12 Roda gigi bevel
Dengan asumsi
Diket :
P = 1500 Watt
Np = NG = 1440 rpm
Tp = TG = 24
V.P = âv
:
= 1
digilib.uns.ac.id
motor (1500 W) ini
Mencari Torsi
51
commit to user
63. T = (.‡ 1 = 9,9 N.m = 9900 N.mm
=_.pit ch
Sudut 1440
+ ( Ϩ
+
.θ P2 = θ P1 = )
perpustakaan.uns.ac.id = + .1 digilib.uns.ac.id
= 450
Format gigi
TEG =T EP = Tp.sec. θ P1
Faktor gigi = 24.sec. 451 = 33,94
YG = YP = 0,124 - 1,‡ J‡
= 0,124 – 1,‡ J‡
= 0,1037 , …
Kecepatan garis puncak
V = _. ‡1.â = π
= _.x.‡1 .â
= +s.x.=….+……1
‡ 1
⁄= 1,804 m.
CV =
Ϩ
Panjang puncak kerucut
L
=
=.R_n. 2
52
commit to user
64. x . v
=
=.R n . …s
x. =…
=
= . 1,707
= 12 m
Lebar muka gigi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b =
+Ɵ x = 5,67 m=
WT = = = 2. 9900 = 825N
. .24
)WT = ( .CV ) b.π. m.YG (
+Ɵ x s, Ɵ x )J=s =100.
+,J1ł x
.5,67 m.π m. 0,1037 (
x
=
17 x
J=s Ɵ1x
x +,J1ł x
Dengan metode uji coba di dapat nilai modul (m) = 2,6 = 3 mm
Jadi nilai :
b = 5,67 m
= 5,67.3
= 17,01
mm L = 17 m
= 17.3
= 51 mm
DG =DP = m.Tp
= 3.24
= 72 mm
53
commit to user
65. Check beban dinamik
V = 1,809 m
⁄= 1,809. 3 = 5,427.
WT = = 275 N digilib.uns.ac.idper pust akaan.uns.ac. id
825
Dari table 28.7 ( lampiran 6)
Modul 3 mempunyai nilai e = 0,051mm
K = 0,107 untuk sudut 14,50
EP = EG= 100x103
N/mm2
C = C . C
1= , +1Ɵ . 1,1s+
C CC C CC
=s…s,Ɵ = 272,85 N/mm
=
)WD = WT + =+
=+
.
. ( . g
. g
=Ɵs)=275 + =+.s,… =Ɵ ( +Ɵ,1+ .=Ɵ=,Js
=+.s,…=Ɵ√+Ɵ.1+.=Ɵ=,Js =Ɵs
s=ł=+ , +ł
= 275 +
+J…,1J
= 275+ 2875
= 3150 N
Check gaya statis (Ws)
Dari table 28.8 ( lampiran 7)
Bahan steel B.H.N = 150 nilai σe = 252 N/mm2
54
commit to user
66. Gaya statis
Ws = σe.b.π.m.уG
= 252.17,01.π.3.0,1037 = 4169,2 N
WS > WD jadi desain AMAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55
commit to user
67. BAB IV
PROSES PEMBUATAN ALAT
4.1.Pembuatan Alat
digilib.uns.ac.idperpustakaan.uns.ac.id
Alat ini dibuat atas kerjasama antara mahasiswa UNS dengan
bengkel mesin UNS. Untuk menyelesaikannya dibutuhkan waktu 3 bulan.
Beberapa komponen yang dikerjakan mahasiswa antara lain adalah meja.
Gambar 4.1 Alat perawatan transmisi gear
4.2 Pembuatan Meja
4.2.1. Bahan yang digunakan adalah :
1. Besi hollow (60 x 30 x 2)mm bahan ST-37
2. Plat 1 mm
3. Kayu jati (110 x 70 x 3)cm
4. Paku rivet/keling
5. Elektrode jenis E 6013
4.2.2. Alat yang digunakan :
1. Seperangkat alat las
2. Seperangkat alat bor
56
commit to user
68. 3. Gergaji mesin/ manual
4. Rivet
5. Obeng plus/minus
6. Penggaris
7. Penggores
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8. Penyiku
9. Palu besi/karet
10. Mesin penekuk plat
11. Gerinda mesin
Gambar 4.2. Konstruksi rangka
4.2.3. Langkah Pengerjaan
a. Langkah pembuatan rangka meja :
1. Memotong besi hollow (60 x 30 x 2) sepanjang 70 cm sebanyak 4 buah.
2. Memotong besi hollow (60 x 30 x 2) sepanjang 43 cm sebanyak 6 buah.
3. Memotong besi hollow (60 x 30 x 2) sepanjang 94 cm sebanyak 6 buah.
4. Memotong besi hollow (60 x 30 x 2) sepanjang 36 cm sebanyak
2 buah. b. Langkah penutup rangka meja :
1. Memotong plat (47 x 52 )cm sebanyak 2 buah.
57
commit to user
69. 2. Memotong plat (98 x 52 )cm sebanyak 1 buah.
3. Memotong plat (98 x 47 )cm sebanyak 1
buah. c. Untuk papan meja :
Menggunakan kayu jati dengan ukuran (110x 70 x 3)cm
perpustakaan .uns.ac.id .id
Gambar 4.3. papan kayu
4.3 Membuat Box Roda Gigi
Gambar 4.4. Box Roda Gigi
Bahan yang digunakan adalah lembaran plat dengan tebal 5
mm, dengan ukuran panjang bagian (depan, tengah dan belakang) 75
cm x 20 cm, bagian samping 55 cm x 20 cm dan pada bagian sekat-
sekat tengah 28 cm x 20 cm. Pada bagian dasar menggunakan plat 3
mm, dengan ukuran 81 cm x 58 cm.
Langkah pembuatan box roda gigi:
1. Membuat pola gambar pada plat sesuai ukuran
58
commit to user
70. 2. Memotong plat pada pola dengan brander potong
3. Mengebor pada titik-titik yang sudah ditentukan
4. Menyambung plat dengan las
5. Finishing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4.4. Proses Pengecatan
Langkah pengerjaan dalam proses pengecatan yaitu :
1. Membersihkan seluruh permukaan benda dengan amplas dan air untuk
menghilangkan korosi.
2. Pengamplasan dilakukan beberapa kali sampai permukaan benda luar dan
dalam benar-benar bersih dari korosi.
3. Mendempul bagian yang tidak rata.
4. Mengamplas bagian yang di dempul sampai halus.
5. Memberikan cat dasar atau poxi keseluruh bagian yang akan dicat.
6. Mengamplas kembali permukaan yang telah diberi cat dasar (poxi) sampai
benar-benar halus dan rata sebelum dilakukan pengecatan.
7. Melakukan pengecatan warna.
4.5. Perakitan
Perakitan merupakan tahap terakhir dalam proses perancangan dan
pembuatan suatu mesin atau alat, dimana suatu cara atau tindakan untuk
menempatkan dan memasang bagian-bagian dari suatu mesin yang digabung
dari satu kesatuan menurut pasangannya, sehingga akan menjadi perakitan
mesin yang siap digunakan sesuai dengan fungsi yang direncanakan.
Sebelum melakukan perakitan hendaknya memperhatikan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Komponen-komponen yang akan dirakit, telah selesai dikerjakan
dan telah siap ukuran sesuai perencanaan.
2. Komponen-komponen standart siap pakai ataupun dipasangkan.
3. Mengetahui jumlah yang akan dirakit dan mengetahui cara
pemasangannya.
59
commit to user
71. 4. Mengetahui tempat dan urutan pemasangan dari masing-masing
komponen yang tersedia.
5. Menyiapkan semua alat-alat bantu untuk proses perakitan.
Komponen- komponen yang ada dari alat praktikum perawatan sistem
transmisi ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. 3 pasang roda gigi lurus
2. 1 pasang roda gigi worm
3. 1 pasang roda gigi helix
4. 3 pasang roda gigi bevel
5. Motor listrik 1 phase 2 hp
6. Motor power window
7. Roda gigi power window
8. Poros berulir
9. Poros dengan spy
10. Poros halus
11. Kopling fleksibel
12. Bearing
13. Dudukan motor
14. Gear box
15. Panel kelistrikan
16. Mover
Langkah-langkah perakitan :
1. Menyiapkan rangka meja yang telah dilas sesuai desain.
2. Memasang penutup rangka meja (plat 1 mm) ke rangka.
3. Memasang papan kayu pada rangka meja.
4. Memasang gear box pada meja
5. Memasang dudukan motor listrik
6. Memasang motor listrik diatas dudukan
7. Merakit poros, bearing, kopling, power window dan gear di dalam
gear box
60
commit to user
72. 8. Merakit rangkaian listrik untuk menghidupkan motor dan power window
4.6 Waktu Permesinan
Kecepatan pengelasan berdasarkan eksperimen yang dilakukan yaitu
2,5 mm/dt.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengelasan yang dilakukan sepanjang 28 x 18 = 504 cm =
5040 mm
Waktu Pengelasan listrik :
Tm =
panjang pengelasan
kecepa tan pengelasan
= 5040
2,5
= 2016 dt = 33,6 menit
Waktu setting 10 menit
Waktu total pengelasan adalah 10 + 33,6 = 43,6 menit.
Proses pengeboran untuk plat 5 mm dengan diameter 12 mm
Waktu pengeboran 12 mm:
Putaran (n) = 150 rpm.
Sr = 0,1 mm/put
Kedalaman = 5 mm
Waktu untuk sekali pengeboran :
Tm=
0,3. d + l
Sr . n
= 0,3.12 + 5
0,1.150
= 0,5733 menit
Pengeboran dilakukan di 72 titik, sehingga waktu pengeboran :
= 72 x 0,5733
= 41,28 menit
61
commit to user
73. Waktu setting = 5 menit
Waktu pengeboran untuk mata bor 12 mm adalah 41,28 + 5 = 46,28 menit.
Waktu total pengeboran untuk pengeboran lubang bearing pada gear box dan
dudukan = 46,28 menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4.7 Estimasi Biaya
4.7.1. Perhitungan Biaya
Operator. Mesin bor.
Biaya = Waktu pemakaian total (biaya sewa + biaya operator)
= (46,28 ) menit (Rp 10.000/jam + Rp 5.000/jam)
= Rp11.500 ,-
Pengelasan.
Biaya = Waktu pemakaian total (biaya sewa + biaya operator)
= (43,6) menit (Rp 20.000/jam + Rp 5.000/jam)
= Rp 18.200,-
4.7.2. Biaya Pembuatan Alat
Tabel 4.1 biaya pembuatan Alat Transmisi Roda Gigi
No Nama/Jenis Barang Jumlah
Harga
Jumlah
Satuan
1 Rangka (besi hollow) 2 lonjor Rp 72.000 Rp 144.000
2 Plat 1mm 1 ½ lembar Rp 60.000 Rp 90.000
3 Menekuk plat - Rp 120.000 Rp 120.000
4 Papan kayu landasan 1 buah Rp 200.000 Rp 200.000
5 Engsel Geser laci 1 pasang Rp 50.000 Rp 50.000
6 Motor Listrik 1 buah Rp1.475.000 Rp1.475.000
7 Roda Gigi Lurus 6 buah Rp257.000 Rp 1.542.000
8 Roda Gigi Helix 2 buah Rp255.000 Rp 510.000
9 Roda Gigi Worm 1 pasang Rp700.000 Rp 700.000
62
commit to user
74. 10 Kopling 1 buah Rp 80.000 Rp 80.000
11 Bearing 22 buah Rp 25.000 Rp 550.000
12 Poros Ulir 1 buah Rp 15.000 Rp 15.000
13 Poros 3/4” 5 kg Rp 10.000 Rp 50.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14 Poros Alur 1 buah Rp 60.000 Rp 60.000
15
Plat 5 mm + ongkos
32.5 kg Rp 10.000 Rp 360.000
potong
16 Plat 3 mm 13.5kg Rp 12.000 Rp 162.000
17 Power window + saklar 1 buah Rp 120.000 Rp 120.000
18 Roda gigi Power window 1 buah Rp 30.000 Rp 30.000
19 Akrilik 5 mm 90x90 cm Rp 200.000 Rp 200.000
20 List Biru 2 m Rp 5.000 Rp 10.000
21 Mata bor 4mm 1 buah Rp 5.000 Rp 5.000
22 Jepitan Pintu 2 buah Rp 3.000 Rp 6.000
23
Baut Uk. M10 X 30+
76 buah Rp 1000 Rp 76.000
Ring
24 Baut Uk. M10 X 40 4 buah Rp 900 Rp 3.600
25 Baut Uk. M10 X 50 8 buah Rp 1000 Rp 8.000
26 Baut Uk. M10 X 100 6 buah Rp 2000 Rp 12.000
27 Sekrup 7 buah Rp 1000 Rp 7.000
28 Cat kaleng Hitam ¼ kg 2 kaleng Rp 6.000 Rp 12.000
29 Cat kaleng merah 100gr 1kaleng Rp 19.000 Rp 19.000
30 Kabel eterna 2 m Rp 11.000 Rp 22.000
63
commit to user
75. 31 Steker Broco 1 buah Rp 8.500 Rp 8.500
32 Engsel 4buah Rp 2.500 Rp 10.000
33 Lem alteco 4 buah Rp 4.000 Rp 16.000
34 Saklar (ON/OFF) 1 buah Rp 45.000 Rp 45.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35 Lampu Led Hijau 1 buah Rp 10.000 Rp 10.000
36 Lampu Led 3 warna 2 buah Rp 850 Rp 1.700
37 Tenol 1 gulung Rp 6.000 Rp 6.000
38 Relay 12 V DC 2 buah Rp 2.600 Rp 5.200
39 Switching 12 V 1 buah Rp 75.000 Rp 75.000
40 Resistor 680 Ohm 2 buah Rp 100 Rp 200
Jumlah Rp 6.626.200
Biaya mesin bor Rp 11.500
Biaya Pengelasan Rp 18.200
Biaya Pembuatan Alat Rp. 6.626.200
Biaya lain-lain Rp. 50.000 +
Total Rp. 6.705.900
4.8 Perawatan Mesin
Perawatan merupakan suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan
terhadap suatu alat, mesin atau sistem yang mempunyai tujuan antara lain :
1. Mencegah terjadinya kerusakan mesin pada saat
dibutuhkan atau beroperasi.
2. Memperpanjang umur mesin.
3. Mengurangi kerusakan-kerusakan yang tidak diharapkan.
64
commit to user
76. Perawatan yang baik dilakukan pada sebuah alat atau mesin
adalah melakukan tahapan-tahapan perawatan. Hal ini berarti
menggunakan sebuah siklus penjadwalan perawatan, yaitu :
1. Inspeksi (pemeriksaan).
2. Perbaikan kecil (small repair).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Perbaikan total atau bongkar mesin (complete over houle).
Seperti pada industri manufaktur pada umumnya apabila tahap-tahap
di atas terjadwal dan dilaksanakan dengan tertib, maka untuk prestasi
tertinggi dan efektifitas mesin dapat tercapai dengan maksimal. Dalam
alat praktikum perawatan transmisi gear ini secara terperinci
perawatan dapat dilakukan dengan meliputi :
1. Bearing :
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan antara lain :
a. Melakukan pemeriksaan putaran bearing.
b. Memberi grease pada setiap lubang bearing.
2. Roda gigi / gear
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan antara lain :
a. Melakukan pemeriksaan keausan .
b. Membersihkan dari karat.
c. Memberi grease pada setiap roda gigi.
3. Poros
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan antara lain
a. Melakukan pemeriksaan kelurusan poros.
b. Membersihkan dari karat.
65
commit to user
77. BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pembuatan alat praktikum perawatan sistem transmisi roda
perpustakaangigi.unsdapat.ac.iddisimpulkan sebagai berikut : digilib.uns.ac.id
a. Dari perbandingan hasil perhitungan analisis dan yang digunakan
pada alat dapat diketahui bahwa alat yang dirakit aman.
b. Alat praktikum ini digunakan untuk memperagakan transmisi daya
pada beberapa gear yang berbeda-beda.
c. Total biaya untuk pembuatan 1 unit mesin ini adalah ± Rp 6.705.900,-
66
commit to user