SlideShare a Scribd company logo
Bab 4
SISTEMHUKUMDAN PERADILAn INTERNASIONAL
A. SISTEM HUKUM DAN
PERADILAN INTERNASIONAL
1. Pengertian Hukum Internasional
Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan
asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas-batas negara: antara negara dan
negara, negara dan subjek hukum lain bukan negara,
atau subjek hukum bukan negara yang satu dengan
yang lain. (Mochtar Kusumaatmadja)
2. Asas Hukum Internasional
a. Asas Teritorial, didasarkan pada kekuasaan
negara atas wilayahnya.
b. Asas Kebangsaan, didasarkan pada kekuasaan
negara untuk warga negaranya.
c. Asas Kepentingan Umum, didasarkan pada
wewenang negara untuk melindungi dan
mengatur kepentingan dalam kehidupan
bermasyarakat.
3. Konsep Dasar Hukum Internasional
a. Hukum Publik Internasional: Ketentuan-ketentuan
yang mengatur hubungan antarnegara merdeka
dan berdaulat.
b. Hukum Privat (Perdata) Internasional: Ketentuan-
ketentuan yang mengatur hubungan hukum
antara seseorang dan orang lain yang berlainan
warga negaranya dalam sebuah warga negara
yang berkenaan dengan keperdataan.
4. Sumber-Sumber Hukum Intenasional
a. Perjanjian Internasional (Traktat)
b. Kebiasaan Internasional
c. Prinsip-prinsip Hukum Umum
d. Yurisprudensi dan Anggapan-Anggapan Para Ahli
Hukum Internasional
5. Subjek-Subjek Hukum Internasional
a. Negara
b. Tahta Suci (Vatikan)
c. Palang Merah Indonesia
d. Organisasi Internasional
e. Orang Perseorangan (Individu)
f. Pemberontak dan Pihak dalam Sengketa
6. Lembaga Peradilan Internasional
a. Mahkamah Internasional
Berkedudukan di Den Haag (Belanda), bertugas
menyelesaikan perselisihan internasional negara-
negara anggota PBB karena semua anggota PBB
adalah ipsofacto Piagam Mahkamah Internasional
menurut pasal 93 ayat 1 Piagam PBB.
b. Pengadilan Internasional
Dalam penyelenggaraan Pengadilan Internasional,
setiap negara anggota PBB tidak diwajibkan
membawa masalah perselisihan yang mereka
hadapi ke pengadilan, kecuali bagi negara-negara
yang telah menandatangani optional clause.
B. SENGKETA
INTERNASIONAL
1. Sebab-sebab Sengketa Internasional
Sejarah perang sama tuanya dengan sejarah
manusia. Perang disebabkan oleh perbedaan
kepentingan yang bermuara dari kepentingan
politik. Perang hanya menguntungkan pihak
penguasa dan menjadikan rakyat sipil menjadi
tumbal. Itu sebabnya diperlukan adanya hukum
perang.
Pembagian hukum perang menurut Mochtar
Kusumaatmadja
 Jus ad bellum (Hukum tentang perang),
 Jus in bello (Hukum yang berlaku dalam perang)
 Hague laws/Hukum Denhaag
 Geneva Laws/Hukum Jenewa
2. Batas Negara, Daerah Perbatasan, dan
Sengketa
a. Batas Negara dan Daerah Perbatasan
 Sejak awal peradaban, manusia merasa
perlu membagi dunia atas teritorial-teritorial
yang menyatukan anggota kelompok mereka
dan memisahkannya dari kelompok lain.
 Pembagian awal ini didasarkan pada luas
tanah pertanian atau pengaruh pusat kota
atas daerah sekitarnya.
 Pentingnya batas negara tidak sepenuhnya disadari
orang hingga zaman eksplorasi pada abad ke-15 dan
16 serta abad-abad berikutnya.
 Abad ke-17, 18, dan 19 berlanjut penjajahan yang
memunculkan ketidaksepakatan negara tentang klaim
wilayah para penjajah.
 Akhir abad ke-19, sebagian besar dunia telah dibagi
menurut batas-batas negara, wilayah penjajah, atau
klaim.
 Banyak konflik militer yang terjadi karena garis batas
yang tidak disepakati atau perebutan wilayah dengan
berbagai alasan oleh dua atau lebih negara.
b. Sengketa
 Bentrokan kepentingan karena masalah perbatasan
masih terjadi hingga saat ini, tetapi negara-negara lebih
memilih jalan damai melalui PBB dan Mahkamah
Internasional.
 Diadopsinya Piagam PBB memunculkan anggapan
bahwa penggunaan kekerasan atau perang telah
diharamkan dalam praktik hubungan internasional
dimana dasar hukumnya terdapat dalam pasal 33.
 Sengketa batas negara muncul ketika suatu negara
mengklaim daerah yang berdekatan dengan negara
lain karena hal-hal tertentu yang dimiliki oleh daerah
tersebut.
Empat jenis sengketa batas negara:
 Sengketa posisi: lokasi batas disengketakan oleh satu
kelompok atau lebih,
 Sengketa Teritorial: Suatu negara mengklaim sebuah
wilayah yang berada di wilayah negara lain atau ketika
batasnya dipersengketakan,
 Sengketa Sumber Daya: sangat lazim terjadi akhir-
akhir ini seperti sengketa Blok Ambalat antara
Indonesia dan Malaysia,
 Sengketa Budaya: Terjadi ketika kelompok yang
berbeda secara budaya memilih untuk memisahkan diri
dari kelompok lain di wilayah mereka, bila perlu dengan
menggunakan kekuatan bersenjata.
3. Cara Menyelesaikan Sengketa Internasional
a. Metode Diplomatik
1) Negosiasi
2) Mediasi
3) Inquiry
4) Konsiliasi
b. Metode-metode Legal
1) Arbitrase
2) Mahkamah Internasional
3) Pengadilan-Pengadilan Lainnya
4. Penyelesaian Sengketa melalui
Organisasi Internasional
a. Organisasi Regional: NATO, Uni Eropa, ASEAN,
dan Liga Arab
b. PBB: memiliki tujuan untuk mempertahankan
perdamaian dan keamanan nasional. Institusi
yang berperan penting dalam penyelesaian
pertikaian secara damai adalah Dewan
Keamanan, Majelis Umum, dan Sekretaris
Jenderal.
C. PERAN MAHKAMAH
INTERNASIONAL DALAM
MENYELESAIKAN SENGKETA
1. Mahkamah Internasional
Mahkamah Internasional merupakan organ hukum
utama PBB yang didirikan tahun 1945 berdasarkan
Piagam PBB sebagai kelanjutan Mahkamah Permanen
Keadilan Internasional Liga Bangsa-Bangsa.
Lembaga ini bertugas memutuskan kasus hukum
kepada PBB dan lembaga-lembaganya tentang hukum
Internasional.
Dua cara Membawa Sengketa ke Mahkamah
Internasional (MI):
 Melalui kesepakatan khusus antarpihak, yaitu
semua pihak yang setuju mengajukan persoalan
kepada MI.
 Melalui permohonan sendiri oleh suatu pihak yang
bertikai.
Sengketa dapat dibawa ke MI, jika pemohon
percaya bahwa lawannya diwajibkan oleh syarat
traktat tertentu untuk menerima yurisdiksi MI
dalam hal sengketa.
Atau negara yang merupakan para pihak dalam
status dapat menyatakan lebih dahulu
penerimaan otomatis mereka atas yurisdiksi MI
untuk suatu atau seluruh jenis sengketa umum.
Pernyataan ini disebut yurisdiksi wajib
(compulsory jurisdiction).
2. Hakim dalam Mahkamah Internasional (MI)
 MI terdiri atas 15 hakim.
 Masing-masing hakim dipilih melalui mayoritas
absolut oleh Dewan Keamanan dan Majelis
Umum.
 Seorang hakim dapat dikeluarkan dengan suara
mutlak hakim lain.
 MI memilih pejabatnya sendiri dan menunjuk
registar dan pejabat lain.
3. Prosedur Penyelesaian Sengketa
Internasional Melalui MI
 Telah terjadi pelanggaran HAM di suatu negara
terhadap negara lain atau rakyat negara lain.
 Ada pengaduan dari korban (rakyat) dan pemerintahan
negara yang menjadi korban terhadap pemerintahan
dari negara yang bersangkutan karena didakwa telah
melakukan pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter
lainnya.
 Pengaduan disampaikan ke Komisi Tinggi HAM PBB
atau melalui lembaga-lembaga HAM internasional
lainnya.
 Pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan,
pemeriksaan, dan penyidikan.
 Dimulailah proses peradilan sampai dijatuhkan sanksi.
4. Dukungan Keputusan Mahkamah
Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa
Internasional
 Dalam menjalankan tugasnya, PBB mengarahkan
Majelis Umum untuk mendorong perkembangan
yang berkelanjutan dan kodifikasi hukum
internasional.
 Komisi Hukum Internasional mempersiapkan draft
traktat untuk memodifikasi dan memodernisasi
sejumlah topik dalam hukum internasional.
 Komisi Hukum Perdagangan Internasional
merumuskan hukum tentang internasional dan
perkembangan ekonomi.
 Sebuah landmark perkembangan hukum Internasional
terjadi tahun 1998 dalam sebuah konferensi
diplomatik.
 Berdasarkan hukum diplomatik, hukum internasional
harus dapat diterapkan dalam bidang-bidang
kejahatan perang antarnegara, penjaminan
terlaksananya hukum publik internasional dan lainnya.
 Dalam hubungan internasional, terdapat beberapa
asas perjanjian internasional. Asas-asas tersebut
adalah setiap perjanjian yang dibuat harus ditaati oleh
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian, pihak yang
saling mengadakan hubungan memiliki kedudukan
yang sama, tindakan suatu negara sesuai dengan
tindakan negara yang lain, asas saling menghormati,
dan asas yang dapat digunakan terhadap perubahan
yang mendasar/fundamental dalam keadaan yang
bertalian dengan perjanjian.
BAB_5_SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_INTERNA.pptx

More Related Content

Similar to BAB_5_SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_INTERNA.pptx

Sistem hukum dan perdilan internasional
Sistem hukum dan perdilan internasionalSistem hukum dan perdilan internasional
Sistem hukum dan perdilan internasional
Asmadi Asmadi
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Septian Muna Barakati
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Operator Warnet Vast Raha
 
Hukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptxHukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptx
ssuserd30037
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
Rizki Gumilar
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum Internasional
Jesica Grace
 
HUKUM INTERNASIONAL BY SMKN44 JAKPUS
HUKUM INTERNASIONAL BY SMKN44 JAKPUSHUKUM INTERNASIONAL BY SMKN44 JAKPUS
HUKUM INTERNASIONAL BY SMKN44 JAKPUS
Dyah Pitaloka
 
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Mirza Afrizal
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
Brawijaya University
 
Instrumen HAM
Instrumen HAMInstrumen HAM
Instrumen HAM
Destri Nurul
 
Pkn sistem hukum internasional
Pkn   sistem hukum internasionalPkn   sistem hukum internasional
Pkn sistem hukum internasionalSharas Charlotha
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
lalalaksana
 
Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1
Bambang Rimalio
 
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
Mariske Myeke Tampi
 
Sengketa internasional dan cara penyelesaiannya
Sengketa internasional dan cara penyelesaiannyaSengketa internasional dan cara penyelesaiannya
Sengketa internasional dan cara penyelesaiannyaOperator Warnet Vast Raha
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Aziza Zea
 

Similar to BAB_5_SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_INTERNA.pptx (20)

Pkn Kel 4
Pkn Kel 4Pkn Kel 4
Pkn Kel 4
 
Sistem hukum dan perdilan internasional
Sistem hukum dan perdilan internasionalSistem hukum dan perdilan internasional
Sistem hukum dan perdilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasionalMakalah sistem hukum dan peradilan internasional
Makalah sistem hukum dan peradilan internasional
 
Hukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptxHukum_internasional.pptx
Hukum_internasional.pptx
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Sistem Hukum Internasional
Sistem Hukum InternasionalSistem Hukum Internasional
Sistem Hukum Internasional
 
HUKUM INTERNASIONAL BY SMKN44 JAKPUS
HUKUM INTERNASIONAL BY SMKN44 JAKPUSHUKUM INTERNASIONAL BY SMKN44 JAKPUS
HUKUM INTERNASIONAL BY SMKN44 JAKPUS
 
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
Bab 5: Sistem Hukum dan Peradilan Internasional (SMA Negeri 2 Surabaya)
 
Hukum internasional
Hukum internasionalHukum internasional
Hukum internasional
 
Instrumen HAM
Instrumen HAMInstrumen HAM
Instrumen HAM
 
Pkn sistem hukum internasional
Pkn   sistem hukum internasionalPkn   sistem hukum internasional
Pkn sistem hukum internasional
 
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptxSistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
Sistem_Hukum_dan_Peradilan_Internasional.pptx
 
Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1
 
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum InternasionalPengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum Internasional
 
Sengketa internasional dan cara penyelesaiannya
Sengketa internasional dan cara penyelesaiannyaSengketa internasional dan cara penyelesaiannya
Sengketa internasional dan cara penyelesaiannya
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
 

Recently uploaded

GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 

Recently uploaded (20)

GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 

BAB_5_SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_INTERNA.pptx

  • 2. A. SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL 1. Pengertian Hukum Internasional Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara: antara negara dan negara, negara dan subjek hukum lain bukan negara, atau subjek hukum bukan negara yang satu dengan yang lain. (Mochtar Kusumaatmadja)
  • 3. 2. Asas Hukum Internasional a. Asas Teritorial, didasarkan pada kekuasaan negara atas wilayahnya. b. Asas Kebangsaan, didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. c. Asas Kepentingan Umum, didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat.
  • 4. 3. Konsep Dasar Hukum Internasional a. Hukum Publik Internasional: Ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan antarnegara merdeka dan berdaulat. b. Hukum Privat (Perdata) Internasional: Ketentuan- ketentuan yang mengatur hubungan hukum antara seseorang dan orang lain yang berlainan warga negaranya dalam sebuah warga negara yang berkenaan dengan keperdataan.
  • 5. 4. Sumber-Sumber Hukum Intenasional a. Perjanjian Internasional (Traktat) b. Kebiasaan Internasional c. Prinsip-prinsip Hukum Umum d. Yurisprudensi dan Anggapan-Anggapan Para Ahli Hukum Internasional
  • 6. 5. Subjek-Subjek Hukum Internasional a. Negara b. Tahta Suci (Vatikan) c. Palang Merah Indonesia d. Organisasi Internasional e. Orang Perseorangan (Individu) f. Pemberontak dan Pihak dalam Sengketa
  • 7. 6. Lembaga Peradilan Internasional a. Mahkamah Internasional Berkedudukan di Den Haag (Belanda), bertugas menyelesaikan perselisihan internasional negara- negara anggota PBB karena semua anggota PBB adalah ipsofacto Piagam Mahkamah Internasional menurut pasal 93 ayat 1 Piagam PBB. b. Pengadilan Internasional Dalam penyelenggaraan Pengadilan Internasional, setiap negara anggota PBB tidak diwajibkan membawa masalah perselisihan yang mereka hadapi ke pengadilan, kecuali bagi negara-negara yang telah menandatangani optional clause.
  • 8.
  • 9. B. SENGKETA INTERNASIONAL 1. Sebab-sebab Sengketa Internasional Sejarah perang sama tuanya dengan sejarah manusia. Perang disebabkan oleh perbedaan kepentingan yang bermuara dari kepentingan politik. Perang hanya menguntungkan pihak penguasa dan menjadikan rakyat sipil menjadi tumbal. Itu sebabnya diperlukan adanya hukum perang.
  • 10. Pembagian hukum perang menurut Mochtar Kusumaatmadja  Jus ad bellum (Hukum tentang perang),  Jus in bello (Hukum yang berlaku dalam perang)  Hague laws/Hukum Denhaag  Geneva Laws/Hukum Jenewa
  • 11. 2. Batas Negara, Daerah Perbatasan, dan Sengketa a. Batas Negara dan Daerah Perbatasan  Sejak awal peradaban, manusia merasa perlu membagi dunia atas teritorial-teritorial yang menyatukan anggota kelompok mereka dan memisahkannya dari kelompok lain.  Pembagian awal ini didasarkan pada luas tanah pertanian atau pengaruh pusat kota atas daerah sekitarnya.
  • 12.  Pentingnya batas negara tidak sepenuhnya disadari orang hingga zaman eksplorasi pada abad ke-15 dan 16 serta abad-abad berikutnya.  Abad ke-17, 18, dan 19 berlanjut penjajahan yang memunculkan ketidaksepakatan negara tentang klaim wilayah para penjajah.  Akhir abad ke-19, sebagian besar dunia telah dibagi menurut batas-batas negara, wilayah penjajah, atau klaim.  Banyak konflik militer yang terjadi karena garis batas yang tidak disepakati atau perebutan wilayah dengan berbagai alasan oleh dua atau lebih negara.
  • 13. b. Sengketa  Bentrokan kepentingan karena masalah perbatasan masih terjadi hingga saat ini, tetapi negara-negara lebih memilih jalan damai melalui PBB dan Mahkamah Internasional.  Diadopsinya Piagam PBB memunculkan anggapan bahwa penggunaan kekerasan atau perang telah diharamkan dalam praktik hubungan internasional dimana dasar hukumnya terdapat dalam pasal 33.  Sengketa batas negara muncul ketika suatu negara mengklaim daerah yang berdekatan dengan negara lain karena hal-hal tertentu yang dimiliki oleh daerah tersebut.
  • 14. Empat jenis sengketa batas negara:  Sengketa posisi: lokasi batas disengketakan oleh satu kelompok atau lebih,  Sengketa Teritorial: Suatu negara mengklaim sebuah wilayah yang berada di wilayah negara lain atau ketika batasnya dipersengketakan,  Sengketa Sumber Daya: sangat lazim terjadi akhir- akhir ini seperti sengketa Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia,  Sengketa Budaya: Terjadi ketika kelompok yang berbeda secara budaya memilih untuk memisahkan diri dari kelompok lain di wilayah mereka, bila perlu dengan menggunakan kekuatan bersenjata.
  • 15.
  • 16. 3. Cara Menyelesaikan Sengketa Internasional a. Metode Diplomatik 1) Negosiasi 2) Mediasi 3) Inquiry 4) Konsiliasi b. Metode-metode Legal 1) Arbitrase 2) Mahkamah Internasional 3) Pengadilan-Pengadilan Lainnya
  • 17. 4. Penyelesaian Sengketa melalui Organisasi Internasional a. Organisasi Regional: NATO, Uni Eropa, ASEAN, dan Liga Arab b. PBB: memiliki tujuan untuk mempertahankan perdamaian dan keamanan nasional. Institusi yang berperan penting dalam penyelesaian pertikaian secara damai adalah Dewan Keamanan, Majelis Umum, dan Sekretaris Jenderal.
  • 18.
  • 19. C. PERAN MAHKAMAH INTERNASIONAL DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA 1. Mahkamah Internasional Mahkamah Internasional merupakan organ hukum utama PBB yang didirikan tahun 1945 berdasarkan Piagam PBB sebagai kelanjutan Mahkamah Permanen Keadilan Internasional Liga Bangsa-Bangsa. Lembaga ini bertugas memutuskan kasus hukum kepada PBB dan lembaga-lembaganya tentang hukum Internasional.
  • 20. Dua cara Membawa Sengketa ke Mahkamah Internasional (MI):  Melalui kesepakatan khusus antarpihak, yaitu semua pihak yang setuju mengajukan persoalan kepada MI.  Melalui permohonan sendiri oleh suatu pihak yang bertikai.
  • 21. Sengketa dapat dibawa ke MI, jika pemohon percaya bahwa lawannya diwajibkan oleh syarat traktat tertentu untuk menerima yurisdiksi MI dalam hal sengketa. Atau negara yang merupakan para pihak dalam status dapat menyatakan lebih dahulu penerimaan otomatis mereka atas yurisdiksi MI untuk suatu atau seluruh jenis sengketa umum. Pernyataan ini disebut yurisdiksi wajib (compulsory jurisdiction).
  • 22.
  • 23. 2. Hakim dalam Mahkamah Internasional (MI)  MI terdiri atas 15 hakim.  Masing-masing hakim dipilih melalui mayoritas absolut oleh Dewan Keamanan dan Majelis Umum.  Seorang hakim dapat dikeluarkan dengan suara mutlak hakim lain.  MI memilih pejabatnya sendiri dan menunjuk registar dan pejabat lain.
  • 24. 3. Prosedur Penyelesaian Sengketa Internasional Melalui MI  Telah terjadi pelanggaran HAM di suatu negara terhadap negara lain atau rakyat negara lain.  Ada pengaduan dari korban (rakyat) dan pemerintahan negara yang menjadi korban terhadap pemerintahan dari negara yang bersangkutan karena didakwa telah melakukan pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter lainnya.  Pengaduan disampaikan ke Komisi Tinggi HAM PBB atau melalui lembaga-lembaga HAM internasional lainnya.  Pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan.  Dimulailah proses peradilan sampai dijatuhkan sanksi.
  • 25. 4. Dukungan Keputusan Mahkamah Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Internasional  Dalam menjalankan tugasnya, PBB mengarahkan Majelis Umum untuk mendorong perkembangan yang berkelanjutan dan kodifikasi hukum internasional.  Komisi Hukum Internasional mempersiapkan draft traktat untuk memodifikasi dan memodernisasi sejumlah topik dalam hukum internasional.  Komisi Hukum Perdagangan Internasional merumuskan hukum tentang internasional dan perkembangan ekonomi.
  • 26.  Sebuah landmark perkembangan hukum Internasional terjadi tahun 1998 dalam sebuah konferensi diplomatik.  Berdasarkan hukum diplomatik, hukum internasional harus dapat diterapkan dalam bidang-bidang kejahatan perang antarnegara, penjaminan terlaksananya hukum publik internasional dan lainnya.  Dalam hubungan internasional, terdapat beberapa asas perjanjian internasional. Asas-asas tersebut adalah setiap perjanjian yang dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakan perjanjian, pihak yang saling mengadakan hubungan memiliki kedudukan yang sama, tindakan suatu negara sesuai dengan tindakan negara yang lain, asas saling menghormati, dan asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar/fundamental dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian.