Bab 4 membahas sistem hukum dan peradilan internasional serta peran Mahkamah Internasional dalam menyelesaikan sengketa internasional. Terdapat berbagai sumber hukum internasional seperti perjanjian, kebiasaan, dan putusan hakim. Mahkamah Internasional berperan menyelesaikan sengketa negara melalui proses peradilan sesuai hukum internasional. Keputusannya mendapat dukungan lembaga-lembaga PBB untuk penegak
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahliSyifa Fauziyah
Pengertian hukum internasional menurut para ahli meliputi hukum yang mengatur hubungan antar negara dan subjek hukum lainnya seperti organisasi internasional, perusahaan multinasional, dan individu. Hukum internasional terdiri atas hukum perdata internasional yang mengatur hubungan hukum antar warga negara, dan hukum publik internasional yang mengatur hubungan antar negara."
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem hukum dan peradilan internasional, termasuk makna hukum internasional, asas-asasnya, sumber-sumbernya, lembaga peradilan internasional seperti Mahkamah Internasional dan Mahkamah Pidana Internasional, serta penyelesaian sengketa internasional secara damai dan paksa.
Dokumen tersebut membahas sistem hukum dan peradilan internasional. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan pengertian hukum internasional, asal-usulnya, asas-asas yang dianut, sumber hukumnya, subjek yang tercakup didalamnya, hubungannya dengan hukum nasional, serta proses ratifikasi menjadi hukum nasional.
Pengertian hukum internasionalmenurut para ahliSyifa Fauziyah
Pengertian hukum internasional menurut para ahli meliputi hukum yang mengatur hubungan antar negara dan subjek hukum lainnya seperti organisasi internasional, perusahaan multinasional, dan individu. Hukum internasional terdiri atas hukum perdata internasional yang mengatur hubungan hukum antar warga negara, dan hukum publik internasional yang mengatur hubungan antar negara."
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem hukum dan peradilan internasional, termasuk makna hukum internasional, asas-asasnya, sumber-sumbernya, lembaga peradilan internasional seperti Mahkamah Internasional dan Mahkamah Pidana Internasional, serta penyelesaian sengketa internasional secara damai dan paksa.
Dokumen tersebut membahas sistem hukum dan peradilan internasional. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan pengertian hukum internasional, asal-usulnya, asas-asas yang dianut, sumber hukumnya, subjek yang tercakup didalamnya, hubungannya dengan hukum nasional, serta proses ratifikasi menjadi hukum nasional.
Sistem hukum dan perdilan internasionalAsmadi Asmadi
Dokumen tersebut merupakan ringkasan mengenai sistem hukum dan peradilan internasional yang mencakup makna hukum internasional, asas-asasnya, sumber-sumbernya, lembaga peradilannya, sebab terjadinya sengketa internasional, cara penyelesaiannya melalui mahkamah internasional.
1. Makalah ini membahas tentang sistem hukum internasional dan peradilan internasional.
2. Sistem hukum internasional adalah aturan-aturan yang diciptakan bersama oleh negara-negara untuk mengatur hubungan internasional.
3. Peradilan internasional terdiri dari berbagai lembaga peradilan internasional yang bertujuan mencapai keadilan internasional.
Makalah ini membahas tentang sistem internasional dan peradilan internasional. Pembahasan mencakup pengertian sistem hukum internasional, sumber hukum internasional, asas-asas hukum internasional, dan subjek hukum internasional seperti negara dan organisasi internasional. Tujuannya adalah untuk memahami konsep sistem internasional dan peradilan internasional.
Dokumen tersebut merupakan silabus mata kuliah Hukum Internasional yang mencakup berbagai topik seperti pengertian HI, sejarah perkembangan HI, sumber-sumber HI, subyek HI, kedaulatan negara, dan masalah-masalah kontemporer dalam HI. Dokumen juga memberikan daftar referensi buku yang relevan untuk mata kuliah tersebut.
Dokumen tersebut membahas sistem hukum dan peradilan internasional, termasuk pengertian hukum internasional, asal usulnya, sumber hukum internasional, subjek hukum internasional, dan proses ratifikasi hukum internasional menjadi hukum nasional. Dokumen ini juga membahas peradilan internasional yang dilakukan oleh Mahkamah Internasional PBB.
Hukum dipandang sebagai alat pemerataan keadilan, penegak hak dan pembatasan atas hak orang lain. Hukum tidak hanya berlaku antar perorangan, namum diperlukan pengukuhan hukum secara universal dalam sebuah hukum Internasional yang direalisasikan dalam pembentukan aturan Internasional dan badan hukum Internasional
Dokumen tersebut membahas mengenai instrumen hukum HAM internasional dan nasional yang digunakan untuk perlindungan HAM. Beberapa instrumen hukum internasional yang disebutkan antara lain Deklarasi Umum HAM PBB, Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, serta Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Sedangkan instrumen hukum nasional Indonesia yang disebutkan meliputi Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang No. 39
Dokumen tersebut membahas tentang hukum internasional dengan menjelaskan pengertian, sumber, subyek, dan sistem hukum internasional. Juga membahas tentang negara sebagai subyek hukum internasional meliputi kualifikasi, status, wilayah, pengakuan negara.
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum InternasionalMariske Myeke Tampi
Dokumen tersebut membahas sumber-sumber hukum internasional seperti perjanjian internasional, kebiasaan internasional, prinsip hukum umum, serta subjek-subjek hukum internasional seperti negara, organisasi internasional, individu, dan lainnya.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
More Related Content
Similar to BAB_5_SISTEM_HUKUM_DAN_PERADILAN_INTERNA.pptx
Sistem hukum dan perdilan internasionalAsmadi Asmadi
Dokumen tersebut merupakan ringkasan mengenai sistem hukum dan peradilan internasional yang mencakup makna hukum internasional, asas-asasnya, sumber-sumbernya, lembaga peradilannya, sebab terjadinya sengketa internasional, cara penyelesaiannya melalui mahkamah internasional.
1. Makalah ini membahas tentang sistem hukum internasional dan peradilan internasional.
2. Sistem hukum internasional adalah aturan-aturan yang diciptakan bersama oleh negara-negara untuk mengatur hubungan internasional.
3. Peradilan internasional terdiri dari berbagai lembaga peradilan internasional yang bertujuan mencapai keadilan internasional.
Makalah ini membahas tentang sistem internasional dan peradilan internasional. Pembahasan mencakup pengertian sistem hukum internasional, sumber hukum internasional, asas-asas hukum internasional, dan subjek hukum internasional seperti negara dan organisasi internasional. Tujuannya adalah untuk memahami konsep sistem internasional dan peradilan internasional.
Dokumen tersebut merupakan silabus mata kuliah Hukum Internasional yang mencakup berbagai topik seperti pengertian HI, sejarah perkembangan HI, sumber-sumber HI, subyek HI, kedaulatan negara, dan masalah-masalah kontemporer dalam HI. Dokumen juga memberikan daftar referensi buku yang relevan untuk mata kuliah tersebut.
Dokumen tersebut membahas sistem hukum dan peradilan internasional, termasuk pengertian hukum internasional, asal usulnya, sumber hukum internasional, subjek hukum internasional, dan proses ratifikasi hukum internasional menjadi hukum nasional. Dokumen ini juga membahas peradilan internasional yang dilakukan oleh Mahkamah Internasional PBB.
Hukum dipandang sebagai alat pemerataan keadilan, penegak hak dan pembatasan atas hak orang lain. Hukum tidak hanya berlaku antar perorangan, namum diperlukan pengukuhan hukum secara universal dalam sebuah hukum Internasional yang direalisasikan dalam pembentukan aturan Internasional dan badan hukum Internasional
Dokumen tersebut membahas mengenai instrumen hukum HAM internasional dan nasional yang digunakan untuk perlindungan HAM. Beberapa instrumen hukum internasional yang disebutkan antara lain Deklarasi Umum HAM PBB, Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, serta Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Sedangkan instrumen hukum nasional Indonesia yang disebutkan meliputi Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang No. 39
Dokumen tersebut membahas tentang hukum internasional dengan menjelaskan pengertian, sumber, subyek, dan sistem hukum internasional. Juga membahas tentang negara sebagai subyek hukum internasional meliputi kualifikasi, status, wilayah, pengakuan negara.
Pengantar Hukum Internasional - Sumber dan Subjek Hukum InternasionalMariske Myeke Tampi
Dokumen tersebut membahas sumber-sumber hukum internasional seperti perjanjian internasional, kebiasaan internasional, prinsip hukum umum, serta subjek-subjek hukum internasional seperti negara, organisasi internasional, individu, dan lainnya.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
2. A. SISTEM HUKUM DAN
PERADILAN INTERNASIONAL
1. Pengertian Hukum Internasional
Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan
asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang
melintasi batas-batas negara: antara negara dan
negara, negara dan subjek hukum lain bukan negara,
atau subjek hukum bukan negara yang satu dengan
yang lain. (Mochtar Kusumaatmadja)
3. 2. Asas Hukum Internasional
a. Asas Teritorial, didasarkan pada kekuasaan
negara atas wilayahnya.
b. Asas Kebangsaan, didasarkan pada kekuasaan
negara untuk warga negaranya.
c. Asas Kepentingan Umum, didasarkan pada
wewenang negara untuk melindungi dan
mengatur kepentingan dalam kehidupan
bermasyarakat.
4. 3. Konsep Dasar Hukum Internasional
a. Hukum Publik Internasional: Ketentuan-ketentuan
yang mengatur hubungan antarnegara merdeka
dan berdaulat.
b. Hukum Privat (Perdata) Internasional: Ketentuan-
ketentuan yang mengatur hubungan hukum
antara seseorang dan orang lain yang berlainan
warga negaranya dalam sebuah warga negara
yang berkenaan dengan keperdataan.
5. 4. Sumber-Sumber Hukum Intenasional
a. Perjanjian Internasional (Traktat)
b. Kebiasaan Internasional
c. Prinsip-prinsip Hukum Umum
d. Yurisprudensi dan Anggapan-Anggapan Para Ahli
Hukum Internasional
6. 5. Subjek-Subjek Hukum Internasional
a. Negara
b. Tahta Suci (Vatikan)
c. Palang Merah Indonesia
d. Organisasi Internasional
e. Orang Perseorangan (Individu)
f. Pemberontak dan Pihak dalam Sengketa
7. 6. Lembaga Peradilan Internasional
a. Mahkamah Internasional
Berkedudukan di Den Haag (Belanda), bertugas
menyelesaikan perselisihan internasional negara-
negara anggota PBB karena semua anggota PBB
adalah ipsofacto Piagam Mahkamah Internasional
menurut pasal 93 ayat 1 Piagam PBB.
b. Pengadilan Internasional
Dalam penyelenggaraan Pengadilan Internasional,
setiap negara anggota PBB tidak diwajibkan
membawa masalah perselisihan yang mereka
hadapi ke pengadilan, kecuali bagi negara-negara
yang telah menandatangani optional clause.
8.
9. B. SENGKETA
INTERNASIONAL
1. Sebab-sebab Sengketa Internasional
Sejarah perang sama tuanya dengan sejarah
manusia. Perang disebabkan oleh perbedaan
kepentingan yang bermuara dari kepentingan
politik. Perang hanya menguntungkan pihak
penguasa dan menjadikan rakyat sipil menjadi
tumbal. Itu sebabnya diperlukan adanya hukum
perang.
10. Pembagian hukum perang menurut Mochtar
Kusumaatmadja
Jus ad bellum (Hukum tentang perang),
Jus in bello (Hukum yang berlaku dalam perang)
Hague laws/Hukum Denhaag
Geneva Laws/Hukum Jenewa
11. 2. Batas Negara, Daerah Perbatasan, dan
Sengketa
a. Batas Negara dan Daerah Perbatasan
Sejak awal peradaban, manusia merasa
perlu membagi dunia atas teritorial-teritorial
yang menyatukan anggota kelompok mereka
dan memisahkannya dari kelompok lain.
Pembagian awal ini didasarkan pada luas
tanah pertanian atau pengaruh pusat kota
atas daerah sekitarnya.
12. Pentingnya batas negara tidak sepenuhnya disadari
orang hingga zaman eksplorasi pada abad ke-15 dan
16 serta abad-abad berikutnya.
Abad ke-17, 18, dan 19 berlanjut penjajahan yang
memunculkan ketidaksepakatan negara tentang klaim
wilayah para penjajah.
Akhir abad ke-19, sebagian besar dunia telah dibagi
menurut batas-batas negara, wilayah penjajah, atau
klaim.
Banyak konflik militer yang terjadi karena garis batas
yang tidak disepakati atau perebutan wilayah dengan
berbagai alasan oleh dua atau lebih negara.
13. b. Sengketa
Bentrokan kepentingan karena masalah perbatasan
masih terjadi hingga saat ini, tetapi negara-negara lebih
memilih jalan damai melalui PBB dan Mahkamah
Internasional.
Diadopsinya Piagam PBB memunculkan anggapan
bahwa penggunaan kekerasan atau perang telah
diharamkan dalam praktik hubungan internasional
dimana dasar hukumnya terdapat dalam pasal 33.
Sengketa batas negara muncul ketika suatu negara
mengklaim daerah yang berdekatan dengan negara
lain karena hal-hal tertentu yang dimiliki oleh daerah
tersebut.
14. Empat jenis sengketa batas negara:
Sengketa posisi: lokasi batas disengketakan oleh satu
kelompok atau lebih,
Sengketa Teritorial: Suatu negara mengklaim sebuah
wilayah yang berada di wilayah negara lain atau ketika
batasnya dipersengketakan,
Sengketa Sumber Daya: sangat lazim terjadi akhir-
akhir ini seperti sengketa Blok Ambalat antara
Indonesia dan Malaysia,
Sengketa Budaya: Terjadi ketika kelompok yang
berbeda secara budaya memilih untuk memisahkan diri
dari kelompok lain di wilayah mereka, bila perlu dengan
menggunakan kekuatan bersenjata.
15.
16. 3. Cara Menyelesaikan Sengketa Internasional
a. Metode Diplomatik
1) Negosiasi
2) Mediasi
3) Inquiry
4) Konsiliasi
b. Metode-metode Legal
1) Arbitrase
2) Mahkamah Internasional
3) Pengadilan-Pengadilan Lainnya
17. 4. Penyelesaian Sengketa melalui
Organisasi Internasional
a. Organisasi Regional: NATO, Uni Eropa, ASEAN,
dan Liga Arab
b. PBB: memiliki tujuan untuk mempertahankan
perdamaian dan keamanan nasional. Institusi
yang berperan penting dalam penyelesaian
pertikaian secara damai adalah Dewan
Keamanan, Majelis Umum, dan Sekretaris
Jenderal.
18.
19. C. PERAN MAHKAMAH
INTERNASIONAL DALAM
MENYELESAIKAN SENGKETA
1. Mahkamah Internasional
Mahkamah Internasional merupakan organ hukum
utama PBB yang didirikan tahun 1945 berdasarkan
Piagam PBB sebagai kelanjutan Mahkamah Permanen
Keadilan Internasional Liga Bangsa-Bangsa.
Lembaga ini bertugas memutuskan kasus hukum
kepada PBB dan lembaga-lembaganya tentang hukum
Internasional.
20. Dua cara Membawa Sengketa ke Mahkamah
Internasional (MI):
Melalui kesepakatan khusus antarpihak, yaitu
semua pihak yang setuju mengajukan persoalan
kepada MI.
Melalui permohonan sendiri oleh suatu pihak yang
bertikai.
21. Sengketa dapat dibawa ke MI, jika pemohon
percaya bahwa lawannya diwajibkan oleh syarat
traktat tertentu untuk menerima yurisdiksi MI
dalam hal sengketa.
Atau negara yang merupakan para pihak dalam
status dapat menyatakan lebih dahulu
penerimaan otomatis mereka atas yurisdiksi MI
untuk suatu atau seluruh jenis sengketa umum.
Pernyataan ini disebut yurisdiksi wajib
(compulsory jurisdiction).
22.
23. 2. Hakim dalam Mahkamah Internasional (MI)
MI terdiri atas 15 hakim.
Masing-masing hakim dipilih melalui mayoritas
absolut oleh Dewan Keamanan dan Majelis
Umum.
Seorang hakim dapat dikeluarkan dengan suara
mutlak hakim lain.
MI memilih pejabatnya sendiri dan menunjuk
registar dan pejabat lain.
24. 3. Prosedur Penyelesaian Sengketa
Internasional Melalui MI
Telah terjadi pelanggaran HAM di suatu negara
terhadap negara lain atau rakyat negara lain.
Ada pengaduan dari korban (rakyat) dan pemerintahan
negara yang menjadi korban terhadap pemerintahan
dari negara yang bersangkutan karena didakwa telah
melakukan pelanggaran HAM atau kejahatan humaniter
lainnya.
Pengaduan disampaikan ke Komisi Tinggi HAM PBB
atau melalui lembaga-lembaga HAM internasional
lainnya.
Pengaduan ditindaklanjuti dengan penyelidikan,
pemeriksaan, dan penyidikan.
Dimulailah proses peradilan sampai dijatuhkan sanksi.
25. 4. Dukungan Keputusan Mahkamah
Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa
Internasional
Dalam menjalankan tugasnya, PBB mengarahkan
Majelis Umum untuk mendorong perkembangan
yang berkelanjutan dan kodifikasi hukum
internasional.
Komisi Hukum Internasional mempersiapkan draft
traktat untuk memodifikasi dan memodernisasi
sejumlah topik dalam hukum internasional.
Komisi Hukum Perdagangan Internasional
merumuskan hukum tentang internasional dan
perkembangan ekonomi.
26. Sebuah landmark perkembangan hukum Internasional
terjadi tahun 1998 dalam sebuah konferensi
diplomatik.
Berdasarkan hukum diplomatik, hukum internasional
harus dapat diterapkan dalam bidang-bidang
kejahatan perang antarnegara, penjaminan
terlaksananya hukum publik internasional dan lainnya.
Dalam hubungan internasional, terdapat beberapa
asas perjanjian internasional. Asas-asas tersebut
adalah setiap perjanjian yang dibuat harus ditaati oleh
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian, pihak yang
saling mengadakan hubungan memiliki kedudukan
yang sama, tindakan suatu negara sesuai dengan
tindakan negara yang lain, asas saling menghormati,
dan asas yang dapat digunakan terhadap perubahan
yang mendasar/fundamental dalam keadaan yang
bertalian dengan perjanjian.