Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab iii koloid
1. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puding merupakan salah satu wujud koloid yang sangat bermanfaat bagi kesehatan
dan memiliki cita rasa yang tinggi
Berdasarka uraian bahasa “KOLOID” dapat di simpulkan bahwa : “ KOLOID adalah
suatu campuran zat heterogen (Dua Fase) antar dua zat atau lebih dimana partikel-
partikel zat yang berukuran koloid (Fase terdispersi/yang pecah) tersebar secara
merata di dalam zat lain(Medium pendispersi/pemecah). Ukuran partikel koloid
berkisar antara 1-100 nm.
Koloid banyak di temukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ; di alam,
kedokteran,pertanian, dan sebagainya.
B. Saran
Koloid merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari, mengingat sangat
banyaknya di gunakan. Contoh ; dalam pembuatan kosmetik, makanan, pupuk, dan lain-lain.
Oleh jarena itu, saya sebagai penulis mengharapkan agar kita semua untuk mempelajari
tentang KOLOID supaya wawasan kita semakin bertambah dan mempermudah kita dalam
kehidupan.
2. BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang ukuran partikelnya terletak antara
ukuran partikel suspensi kasar. Sistem koloid di bedakan atas tingkat wujud fase terdispersi
dan medium pendispersinya. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki
sifat heterogen dan labil, sedangkan koloid memiliki sifat heterogen, dimana suatu zat “di
dispersikan” kedalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar
antara satu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (mm).
Secara sepintas, koloid hampir sama dengan lautan,. Namun, untuk membuktikan suatu
campuran itu dapat di golongkan koloid atau bukan, maka di perukan suatu alat bantu. Koloid
terdiri dari dua fase zat. Salah satu zat bersifat continue dan yang lain bersifat discontinue
(terputus-putus). Selanjutnya, fase continue disebut sebagai medium dispersi dan zat yang
berfase discontinue disebut sebagai zat terdispersi.
Sistem dispersi
Merupakan campuran antara zat terlarut dan pelarut. Sistem ini di
kelompokan menjadi ;
a.) Dispersi kasar, disebut juga suspensi. Suspensi merupakan campuran
heterogen antara fase terdispersi dengan medium pendispersi. Oleh karea
itu, antara fase terdispersi dan medium pendispersi dapat di bedakan
dengan jelas. Fase terdispersi biasanya berupa padatan, sedangkan medium
pendispersi berupa zat cair. Contoh ; campuran pasir dengan air,antara fase
terdispersi( pasir ) dengan medium pendispersi (air) dapat di bedakan
karena pasir mengendap di dasar wadah.
b.) Dispersi halus, disebut juga dispersi molekuler atau larutan sejati. Dalam
larutan sejati terbentuk campuran homogen karena fase terdispersilarut
sempurna dalam medium pendispersi. Campuran homogen ini di sebut
juga larutan. Contoh : larutan teh dalam air. Diameter partikel fase
terdispersi dalam larutan < 10-7
cm sehingga larutan tampak satu fase dan
homogen.
c.) Dispersi koloid, merupakan sistem dispersi antara dispersi kasar dan
disersi halus. Campuran fase terdispersi dengan medium pendispersi dalam
koloid tampak homogen. Namun, sesungguhnya dispersi koloid
merupakan campuran heterogen. Contoh dispersi koloid yaitu agar-agar.
3. 2.2 Macam-macam Sitem koloid
Campuran antara fase terdispersi gas dengan medium pendispersi gas menghasilkan
campuran yang homogen atau larutan sejati, bukan sistem koloid. Hal ini karena partikel-
partikel molekul gas mempunyai diameter < 10-7
cm dan jarak antar partikel gas sangat
renggang sehingga semua partikel zat dapat tercampur homogen dalam skal perbandingan.
Berdasarkan tabel pengelompokan sistem koloid, secara garis besar ada empat kelompok tipe
koloid ;
1.) Sol adalah sistem koloid dengan fase terdispersi berwujud padat dalam medium
pendispersi berwujud cair atau padat. Contoh dari koloid tipe ini yaitu Fe(OH)3
dalam air.
2.) Aerosol merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi padat atau cair dalam
medium pendispersi gas. Aerosol di bedakan menjadi dua yaitu aerosol padat dan
cair. Aerosol pdat terbentuk apabila partikel-partikel padat yang sangat halus
terdispersi ke dalam medium pendispersi gas. Contoh : udara yang berdebu.
Aerosol cair adalah koloid yang terdiri atas fase terdispersi cair dalam medim
pendispersi gas. Contoh : kabut.
3.) Emulsi di bedakan menjadi dua yaitu emulsi cair dan emulsi padat. Emulsi emulsi
cair biasa di sebut emulsi, terjadi saat terdispersi yang berwujud terdispersi dalam
medium pendispersi padat dan tidak dapat bercampur homogen. Contoh : mentega
4.) Busa, merupakan tipe koloid dengan fase terdispersi gas dalam meium pendispersi
cair. Tipe ini juga di sebut juga buih. Tipe koloid ini terbentuk pada suhu tinggi
dalam medium pendispersi yang mempunyai titik lebar di atas suhu kamar.
Contoh lava gunung api.
2.3. Sifat-siat Koloid
Koloid memiliki sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh campuran homogen dan
campuran heterogen. Sifat-sifat koloid ;
1.) Efek Tyndall
Efek tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
Peristiwa ini pertama kali diamati oleh fisikawan dari inggris yaitu john tyndall.
Ketika cahaya matahari melewati rimbunan pepohonan-pepohonan. Berkas-berkas
sinar cahaya tersebut membentuk garis lurus hingga ke tanah. Hal ini di
karrenakan adanya partikel-partikel debu di udara yang menghamburkan cahaya.
Peristiwa tersebut menunjukan salah satu sifat koloid yaitu efek tyndall.
Efek tyndall terjadi karena partikel koloid yang berupa ion atau molekul
dengan ukuran cukup besar, mampu menghamburkan cahaya yang di terimanya
kesegalah arah, meskipun partikel koloidnya tidak tampak. Namun efek tyndall
4. tidak terjadi pada larutan sejati, hal ini di karenakan ukuran partikel zat terlarutnya
terlalu kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya.
2.) Gerak Brown
Gerak brown pertama kali oleh ilmuwan biologi dari inggris, robert brown
pada tahun 1829. Apabila suatu mikroskop optis di fokuskan pada suatu dispersi
koloid dengan arah tegak lurus pada berkas cahaya serta dengan latar belakang
gelap, akan tampak partikel-partikel koloid tampak batas yang jelas. Partikel
koloi akan tampak sebagai bintik-bintik yang berkilauan karena menghamburkan
cahaya. Jika bintik-bintik tersebut terus di amati, akan terlihat bahwa partikel
koloid yang terdispersi tersebut bergerak terus menerus secar acak menurut jalan
yang berliku-liku gerakan ini dinamakan gerak brown. Gerak brown merupakan
gerak acak partikel koloid dalam medium pendispersinya.
3.) Elektroforesis
Elektrooresis adalah peristiwa gerakan partikel koloid karena pengaruh medan
listrik. Adanya medan listrik mengakibatkan partikel-partikel koloid bergerak ke
elektrode yang mempunyai muatan berlawanan dengan muatan listrik partikel
koloid
4.) Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu partikel zat, baik berupa ion, atom,
maupun molekul pada permukaan zat lain. Adsorpsi terjadi karena adanya gaya
tarik yang tidak seimbang pada partikel zat yang berada pada permukaan
adsorben. Sifat adsobsi koloid di maanfatkan untuk proses berikut :
a. Proses pemisahan mineral logam dari bijinya pada industri logam
b. Penjernihan air tebu pada proses pembuatan gula pasir, menggunakan
tanah diatome dan arang tulan.
c. Proses penyembuhan sakit perut karena bakteri patogen menggunakan
norid atau serbuk karbon
5.) Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehinggah
fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi terjadi karena
dispersi koloid kehilangan kestabilannya dalam mempertahankan partikel-partikel
untuk tetap tersebar dalam mediumnya. Koagulasi koloid dapat terjadi melalui
peristiwa-peristiwa berikut;
a. Pelucutan koloid sehingga menyebapkan berkurangnya kestabilan koloid
b. Penambhan elektrolid pada dispersi koloid.
6.) Dalisis
Dialisis merupakan cara mengurangi ion-ion pengganggu yang terdapat dalam
sistem koloid dengan menggunakan selaput semipermeabel. Proses dialisis
5. dilakukan dengan cara memasukan dispersi kolid kedalam kantong
semipermeabel dan mencelupkannya ke dalam air mengalir.
7.) Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain agar tidak
terjadi koagulasi. Koloid pelindung bekerja dengan cara membentuk lapisan di
sekeliling koloid lain. Contoh penggunaan koloid pelindung dalan dunia
industri;pakan koloi pelindung yang menst
a. Lesitin, merupakan koloid pelindung yang menstabilkan butiran-butiran air
di dalam margarin.
b. Gelatin, koloid pelindung untuk mencegah terbentuknya kristal dalam es
krim
c. Minyak silikon, melindungi campuran zat warna dan oksida loga dalam cat
8.) Koloid liofil dal liofob
Koloid ini di golongkan ke dalam koloid tipe sol. Berdasarkan gaya tarik
menarik antara partikel fase terdispersi dengan medium pendispersinya, sol di
bedakan menjadi 2 macam, yaitu : sol liofil dan sol liofob