SlideShare a Scribd company logo
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Berpikir Kreatif Matematis
Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan bermacam-
macam kemungkinan ide dan cara secara luas dan beragam. Dalam menyelesaikan
suatu persoalan, apabila menerapkan berpikir kreatif, akan menghasilkan banyak
ide yang berguna dalam menemukan penyelesaiannya. Beberapa pandangan
mengenai berpikir kreatif dalam pembelajaran matematika menurut para ahli.
Menurut Munandar (Hendriana, Rohaeti, & Sumarmo, 2017:112) berpikir
kreatif merupakan kemampuan divergen yang pemikirannya berdasarkan data atau
informasi yang tersedia dalam sebuah situasi, dimana dalam prosesnya.
Berdasarkan definisi di atas, Munadar (Hendriana et al., 2017:113) menguraikan
indikator berpikir kreatif yaitu:
1. Kelancaran meliputi: a) Mencetuskan banyak ide, jawaban, penyelesaian dan
pertanyaan dengan lancar; b) Memberikan banyak cara atau saran untuk
melakukan berbagai hal; c) Memikirkan lebih dari satu jawaban.
2. Kelenturan meliputi: a) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang
bervariasi; b) Melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda; c)
Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda; d) Mampu mengubah cara
pendekatan atau cara pemikiran.
3. Keaslian meliputi: a) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik;
Memikirkan cara yang tidak lazim; Mampu membuat cara yang tidak lazim
dari bagian-bagiannya.
15
4. Elaborasi meliputi: a) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu
gagasan atau produk; b) Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek,
gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh Munadar, menurut Balka,
Mann (Hendriana et al., 2017), kemampuan berpikir kreatif matematis dirinci
menjadi:
a) Kemampuan memformulasikan hipotesis matematika yang difokuskan pada
sebab dan akibat dari suatu situasi masalah,
b) Kemampuan menentukan pola-pola yang ada dalam situasi-situasi masalah
matematis,
c) Kemampuan memecahkan masalah dengan mengajukan solusi-solusi baru dari
masalah-masalah matematis,
d) Kemampuan menemukan ide yang tidak biasa dan dapat mengevaluasi
konsekuensi yang ditimbulkan,
e) Kemampuan mengidentifikasi informasi matematis yang hilang dari masalah
yang diberikan, dan
f) Kemampuan merinci masalah matematis yang umum ke dalam sub-sub
masalah yang lebih spesifik.
Johnson (Sintawati & Abdurrahman, 2013:214) berpendapat bahwa berpikir
kreatif merupakan sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan
memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-
kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan, dan
membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Johnson juga menyatakan bahwa
16
untuk dapat berpikir kreatif, tentunya membutuhkan ketekunan, disiplin diri,
meliputi aktivitas mental sebagai berikut:
a) Mengajukan pertanyaan,
b) Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan
pemikiran yang terbuka,
c) Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal yang berbeda,
d) Menghubung-hubungkan berbagai hal yang bebas,
e) Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan
berbeda,
f) Mendengarkan intuisi.
Rahman, (2012:24) mengemukakan berpikir kreatif dapat dikatakan sebagai
pola berpikir yang didasarkan pada suatu cara yang mendorong kita untuk
menghasilkan produk yang kreatif. Silver (Niswah & Siswono, 2017:15)
menjelaskan bahwa untuk menilai kemampuan berpikir kreatif anak-anak dan
orang dewasa dapat menggunakan “The Torrance Test of Creative Thinking
(TTCT)”. Tiga komponen kunci yang dinilai dalam kreativitas menggunakan
TTCT adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty).
Kefasihan mengacu kepada banyaknya ide yang dibuat dalam merespon sebuah
perintah. Fleksibilitas mengacu pada perubahan-perubahan pendekatan ketika
merespon perintah. Kebaruan mengacu pada keaslian ide yang dibuat dalam
merespon perintah.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif
matematis adalah kemampuan dari seseorang dalam upaya menciptakan ide-ide
17
dan gagasannya ke dalam sebuah kreativitas sesuai dengan bakat yang dimilikinya
dalam memecahkan suatu permasalahannya. Dalam hal ini siswa memperoleh
wawasan baru, pendekatan baru, perspektif baru, atau cara baru dalam memahami
sesuatu.
Merujuk kepada komponen berpikir kreatif yang telah dikemukakan di atas,
indikator yang akan menjadi tolok ukur kemampuan berpikir kreatif siswa pada
penelitian ini yaitu fluency (kelancaran), flexibility (kelenturan), originality
(keaslian) dan elaboration (elaborasi) dengan kemampuan yang diharapkan
sebagai berikut:
1. Menyelesaikan masalah dengan bermacam-macam jawaban (kelancaran),
2. Menyelesaikan masalah dengan satu cara kemudian dengan cara lain yang
berbeda dan siswa memberikan penjelasan metode penyelesaiannya
(kelenturan),
3. Memeriksa jawaban dengan berbagai metode penyelesaian dan kemudian
membuat metode baru yang berbeda (kebaruan),
4. Mengidentifikasi dan melengkapi kecukupan data dari suatu situasi
(elaborasi).
B. Self-Concept Matematis
Menurut Hurlock (Rahman, 2012:22) self-concept merupakan gambaran
seseorang mengenai dirinya sendiri yang meliputi fisik, psikologis, sosial,
emosional, aspirasi dan prestasi yang telah dicapainya. Self-concept mengandung
unsur-unsur seperti persepsi seorang individu tentang dirinya dalam kaitannya
dengan orang lain dan lingkungannya, persepsi individu tentang kualitas nilai
18
yang berkaitan dengan pengalaman-pengalaman dirinya dan objek yang dihadapi,
dan tujuan-tujuan serta cita-cita yang dianggap sebagai sesuatu yang memiliki
nilai positif atau negatif.
Calhoun dan Acocella (Hendriana et al., 2017:186) mengemukakan self-
concept merupakan pandangan seseorang terhadap ide-ide, pikiran, kepercayaan,
dan pendirian tentang dirinya dan mempengaruhi sikap dalam berhubungan
dengan orang lain.
Sejalan dengan pendapat tersebut Hendriana et al., (2017:186) memberikan
penjelasan self-concept yaitu;
a. Self-concept positif, yaitu self-concept yang bersifat stabil yang cenderung
terhadap penerimaan diri dan bukan sebagai kebanggaan diri. Seseorang
dikatakan memiliki self-concept positif ketika individu tersebut sudah mampu
mengenal dirinya sendiri, dapat menerima beragam fakta tentang dirinya, atau
dapat dikatakan juga individu yang sudah memahami kelebihan dan
kekurangan dirinya sehingga mampu merancang kegiatan sesuai kondisi yang
realistik.
b. Self-concept negatif, self-concept negatif terdiri dari 2 tipe yaitu:
 Pandangan individu yang tidak teratur dan stabil, yaitu individu yang tidak
mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya.
 Pandangan individu yang teratur dan stabil, yaitu individu yang memandang
sesuatu yang menyimpang terhadap aturan sebagai cara hidup yang tepat.
Jersield (Hendriana et al., 2017:186) mendefinisikan self-concept sebagai
pandangan seorang terhadap dirinya sendiri yang meliputi:
19
a. Komponen perseptual yaitu gambaran individu tentang penampilan diri
misalnya kemampuan tampil atau berbicara di depan umum,
b. Komponen konseptual yaitu gambaran individu tentang karakteristik dirinya,
misalnya tentang kemampuan dan ketidakmampuan , kepercayaan diri dan
kemandirian diri,
c. Komponen atitudinal yaitu sikap-sikap individu mengenai dirinya terhadap
keberartian dirinya dan pandangan terhadap dirinya dengan rasa bangga atau
malu terhadap kemampuan.
Sumarmo (Hendriana et al., 2017:187) merangkum beberapa indikator self-
concept sebagai berikut :
a. Kesungguhan, ketertarikan, berminat: Menunjukkan kemauan, keberanian,
kegigihan, keseriusan, ketertarikan dalam belajar, dan melakukan kegiatan
dalam matematika,
b. Mampu mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam matematika,
c. Percaya diri akan kemampuan diri dan berhasil dalam melaksanakan tugas
matematikanya,
d. Bekerja sama dan toleran kepada orang lain,
e. Menghargai pendapat orang lain dan diri sendiri,
f. Berperilaku sosial: Menunjukkan kemampuan berkomunikasi dan tahu
menempatkan diri,
g. Memahami manfaat belajar matematika, yakni kesukaan terhadap belajar
matematika.
20
Berdasarkan uraian di atas, self-concept matematis merupakan gambaran
emosional seseorang terhadap ide-ide, pikiran, kepercayaan, dan pendiriannya
yang dapat mempengaruhi sikap sosial dalam berhubungan dengan orang lain.
Indikator self-concept yang menjadi tolak ukur dalam penelitian ini didasarkan
pada indikator yang dikemukakan oleh Sumarno (Hendriana et al., 2017:187)
yang menunjukkan minat, kemauan, keberanian, kegigihan, kesungguhan,
keseriusan, ketertarikan belajar matematika,
1. Minat belajar,
2. Percaya diri akan kemampuan diri dan berhasil, dan mampu mengenali
kekuatan dan kelemahan diri sendiri,
3. Menunjukan kerja sama dan toleran kepada orang lain,
4. Menghargai pendapat orang lain dan sendiri, dapat memaafkan kesalahan
orang lain dan diri sendiri.
C. Pendekatan Problem Posing
Problem Posing diambil dari istilah bahasa inggris yang memiliki pengertian
yang sama dengan kata pengajuan masalah. Problem posing merupakan bagian
penting dari pengalaman bermatematika siswa, bahkan menjadi salah satu sasaran
yang konstruktif dalam pembelajaran matematika. Problem posing bukan hanya
sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran, melainkan juga berfungsi sebagai
tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Misalnya dapat membantu
pemahaman matematis siswa yang rajin mengajukan masalah soal atau
pertanyaan.
21
Silver, et. al (Shanti & Abadi, 2015) mengartikan problem posing sebagai “to
the generation of new problems and to the reformulation of given problems.”
Problem posing mengarah pada pembuatan masalah baru dan perumusan ulang
masalah yang diberikan. Juga sejalan dengan pendapat Zakaria & Ngah (Shanti &
Abadi, 2015) mengungkapkan bahwa “mathematical problem posing as
generating a new problems or uncovering (formulating) again an old problem.”
Brown & Walter (Sintawati & Abdurrahman, 2013) mengemukakan,
pengajuan masalah matematika terdiri dari dua aspek penting, yaitu accepting
dan challenging. Accepting berkaitan dengan kemampuan siswa memahami
situasi yang diberikan oleh guru atau situasi yang sulit ditentukan. Sementara
challenging, berkaitan dengan sejauh mana siswa merasa tertantang dari situasi
yang diberikan.
Silver (Nugraha & Mahmudi, 2015:51) mengklasifikasikan problem posing
menjadi tiga jenis berdasarkan bentuk aktivitas kognitif yang berbeda, yaitu:
1. Presolution posing (pengajuan pre-solusi), yaitu siswa membuat soal dari
situasi yang diadakan,
2. Within-solution posing (pengajuan dalam solusi), yaitu siswa merumuskan
ulang soal seperti yang telah diselesaikan, dan
3. Post-solution posing (pengajuan setelah solusi), yaitu siswa memodifikasi.
tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal baru.
Menurut Nugraha & Mahmudi, (2015:112) langkah-langkah pendekatan
problem posing yaitu:
22
1. Guru menyajikan permasalahan atau soal secukupnya pada LKS,
2. Siswa dalam kelompok mendiskusikan permasalahan pada LKS,
3. Siswa dalam kelompok melaksanakan aktivitas matematika,
4. Guru membimbing siswa berpikir,
5. Siswa dalam kelompok membuat pertanyaan untuk kelompok lain,
6. Siswa dalam kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok
lain,
7. Siswa secara bersama-sama dengan bimbingan guru menyimpulkan solusi
permasalahan dan materi pembelajaran secara umum.
Menurut Waluyo dan Mintohari (Jibra, 2016:4) langkah-langkah pendekatan
problem posing, yaitu
1. Persiapan yaitu penyampaian tujuan pembelajaran dan menggali pengetahuan
awal siswa tentang materi,
2. Pemahaman yaitu penjelasan singkat guru tentang materi yang akan dipelajari
siswa,
3. Situasi masalah yaitu pemberian situasi masalah atau informasi terbuka pada
siswa, situasi masalah dapat berupa studi kasus atau informasi terbuka berupa
teks dan gambar,
4. Problem posing yaitu siswa mengajukan pertanyaan dari situasi masalah atau
informasi terbuka yang diberikan guru,
5. Pemecahan masalah yaitu siswa memberikan jawaban atau penyelesaian soal
dari pertanyaan yang telah diajukan oleh siswa, dan
6. Verifikasi yaitu mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
23
Berdasarkan uraian di atas maka definisi pendekatan pembelajaran dengan
pendekatan Problem Posing yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
pendekatan pembelajaran yang mendorong dan melatih siswa dalam merumuskan
pertanyaan matematis dan kemudian merumuskan penyelesaiannya dengan
langkah-langkah pembelajaran dan strategi yang telah tercantum. Model
pengajuan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu presolution posing
yaitu pengajuan masalah sebelum pemecahan masalah. Siswa membuat soal dari
situasi yang telah disediakan oleh guru.
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Posing
memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan pembelajaran dengan pendekatan
Problem Posing diantaranya yaitu:
1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajarannya, yakni siswa
belajar membuat soal dari keterangan atau suatu informasi yang telah
diberikan serta mencoba untuk menyelesaikannya,
2. Mendidik siswa berpikir secara kreatif
3. Mendidik siswa untuk belajar mencari solusi dari berbagai kesulitan yang
dihadapi dalam proses membuat dan menyelesaikan soal,
4. Melatih siswa untuk terampil membuat soal dan menyelesaikannya mengenai
materi yang diajarkan.
Adapun kekurangan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem
posing adalah sebagai berikut:
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pembelajaran
berlangsung,
24
2. Siswa mengalami kesulitan dalam proses menyusun soal dan
menyelesaikannya,
3. Diperlukan adanya buku penunjang yang dapat dijadikan sebagai referensi
dalam proses pembelajaran.
Meskipun Problem Posing memiliki kelemahan dan kelebihan, namun
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Posing mampu
meningkatkan aktivitas bertanya siswa, karena kemampuan bertanya atau
mengajukan masalah merupakan suatu kegiatan awal intelektual untuk
merangsang pikiran, memperluas wawasan dan merupakan aktivitas yang dapat
meningkatkan kecerdasan.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem
posing, dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Organizing
Mengelompokan siswa ke dalam beberapa kelompok kecil yang heterogen.
b. Accepting
Siswa menerima dan mengamati permasalahan yang telah diberikan,
kemudian mencari ide atau gagasan yang ia miliki ke dalam sebuah gagasan
untuk merumuskan pertanyaan.
c. Challenging
Siswa membuat rumusan pemecahan masalah sebagai solusi dari pertanyaan
yang telah dibuatnya.
d. Problem solution
25
Menuangkan ide yang telah didapatkan menjadi jawaban yang pasti dan
matematis.
e. Verification
Siswa memeriksa kebenaran jawaban yang telah ia susun baik meninjau teori
dari buku, guru atau sumber lainnya.
Adapun strategi pelaksanaan pendekatan pembelajaran dengan pendekatan
problem posing pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuka pembelajaran dengan salam dan sapaan lalu berdo’a,
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar,
3. Menyajikan informasi baik secara ceramah atau tanya jawab selanjutnya
memberi contoh cara pembuatan soal dari informasi yang diberikan,
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertukar informasi dan bertanya
terkait materi yang kurang di pahami baik antar siswa maupun siswa dengan
guru,
5. Guru membentuk kelompok belajar antara 4–5 siswa tiap kelompok yang
bersifat heterogen,
6. Guru memberikan LKS untuk yang dapat mendorong siswa agar dapat
membuat soal dari informasi yang telah ada dan sesuai pengetahuan siswa,
7. Selama kerja kelompok berlangsung guru membimbing kelompok-kelompok
yang mengalami kesulitan dalam membuat soal dan menyelesaikannya,
8. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya,
9. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari dengan
cara masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya,
26
10. Guru memberi penghargaan kepada siswa atau kelompok yang telah
menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan studi literatur, hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
1. Pencapaian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang
pembelajarannya menggunakan pendekatan Problem Posing lebih baik
daripada yang menggunakan pembelajaran biasa.
2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang
pembelajarannya menggunakan pendekatan Problem Posing lebih baik
daripada yang menggunakan pembelajaran biasa.
3. Pencapaian self-concept matematis siswa yang pembelajarannya
menggunakan pendekatan Problem Posing lebih baik daripada yang
menggunakan pembelajaran biasa
4. Peningkatan self-concept matematis siswa yang pembelajarannya
menggunakan pendekatan Problem Posing lebih baik daripada yang
menggunakan pembelajaran biasa.
5. Implementasi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing
lebih efektif dibandingkan pembelajaran biasa.
6. Siswa mampu menyelesaikan soal-soal kemampuan berpikir kreatif tanpa
kendala.

More Related Content

What's hot

PENULISAN KISI-KISI DAN SOAL HOTS
PENULISAN KISI-KISI DAN SOAL HOTSPENULISAN KISI-KISI DAN SOAL HOTS
PENULISAN KISI-KISI DAN SOAL HOTS
Eni Mulyani, M.Pd
 
KEMAHIRAN BERFIKIR
KEMAHIRAN BERFIKIR KEMAHIRAN BERFIKIR
KEMAHIRAN BERFIKIR
Santa Barbara
 
Bab2 Pemikiran Kritis, Penyelesaian Masalah dan
Bab2 Pemikiran Kritis, Penyelesaian Masalah dan Bab2 Pemikiran Kritis, Penyelesaian Masalah dan
Bab2 Pemikiran Kritis, Penyelesaian Masalah dan
Siti Nor BahijAh
 
Pembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloom
Pembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloomPembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloom
Pembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloom
ZainulHasan13
 
Psikologi modul 3 kb 3
Psikologi modul 3 kb 3Psikologi modul 3 kb 3
Psikologi modul 3 kb 3
Uwes Chaeruman
 
Presentation gempak
Presentation gempakPresentation gempak
Presentation gempak
Rashdan Mamat
 
Berfikir secara kreatif
Berfikir secara kreatif Berfikir secara kreatif
Berfikir secara kreatif
firo HAR
 
Kemahiran Berfikir
Kemahiran BerfikirKemahiran Berfikir
Kemahiran Berfikir
Miss Q
 
penyusunan hots
 penyusunan hots penyusunan hots
penyusunan hots
Fitri Yusmaniah
 
Konsep hots @amin yusuf
Konsep hots @amin yusufKonsep hots @amin yusuf
Konsep hots @amin yusuf
Wijaya Kusumah
 
Pemikiran kritis dan kreatif group
Pemikiran kritis dan kreatif groupPemikiran kritis dan kreatif group
Pemikiran kritis dan kreatif groupMazmon Mahmud
 
Panduan penulisan soal hots
Panduan penulisan soal hotsPanduan penulisan soal hots
Panduan penulisan soal hots
Suratno SPd
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir Kritis
Google
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
pjj_kemenkes
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikir
vera78
 
Pp berpikir kritis
Pp berpikir kritisPp berpikir kritis
Pp berpikir kritis
Elisabeth Singarimbun
 
Berpikir kritis dan berpikir kreatif
Berpikir kritis dan berpikir kreatifBerpikir kritis dan berpikir kreatif
Berpikir kritis dan berpikir kreatif
ST ZULAIHA NURHAJARURAHMAH
 
Berpikir dan pemecahan masalah
Berpikir dan pemecahan masalahBerpikir dan pemecahan masalah
Berpikir dan pemecahan masalahOnong Van Djomon
 
Pengembangan pembelajaran hots
Pengembangan pembelajaran hotsPengembangan pembelajaran hots
Pengembangan pembelajaran hots
Kusmanto Kusmanto
 

What's hot (20)

PENULISAN KISI-KISI DAN SOAL HOTS
PENULISAN KISI-KISI DAN SOAL HOTSPENULISAN KISI-KISI DAN SOAL HOTS
PENULISAN KISI-KISI DAN SOAL HOTS
 
KEMAHIRAN BERFIKIR
KEMAHIRAN BERFIKIR KEMAHIRAN BERFIKIR
KEMAHIRAN BERFIKIR
 
Bab2 Pemikiran Kritis, Penyelesaian Masalah dan
Bab2 Pemikiran Kritis, Penyelesaian Masalah dan Bab2 Pemikiran Kritis, Penyelesaian Masalah dan
Bab2 Pemikiran Kritis, Penyelesaian Masalah dan
 
Pembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloom
Pembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloomPembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloom
Pembuatan Soal HOTS (High Order Thinking Skill) berdasarkan Taksonomi bloom
 
Psikologi modul 3 kb 3
Psikologi modul 3 kb 3Psikologi modul 3 kb 3
Psikologi modul 3 kb 3
 
Berpikir tingkat tinggi
Berpikir tingkat tinggiBerpikir tingkat tinggi
Berpikir tingkat tinggi
 
Presentation gempak
Presentation gempakPresentation gempak
Presentation gempak
 
Berfikir secara kreatif
Berfikir secara kreatif Berfikir secara kreatif
Berfikir secara kreatif
 
Kemahiran Berfikir
Kemahiran BerfikirKemahiran Berfikir
Kemahiran Berfikir
 
penyusunan hots
 penyusunan hots penyusunan hots
penyusunan hots
 
Konsep hots @amin yusuf
Konsep hots @amin yusufKonsep hots @amin yusuf
Konsep hots @amin yusuf
 
Pemikiran kritis dan kreatif group
Pemikiran kritis dan kreatif groupPemikiran kritis dan kreatif group
Pemikiran kritis dan kreatif group
 
Panduan penulisan soal hots
Panduan penulisan soal hotsPanduan penulisan soal hots
Panduan penulisan soal hots
 
Makalah berpikir Kritis
Makalah berpikir KritisMakalah berpikir Kritis
Makalah berpikir Kritis
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikir
 
Pp berpikir kritis
Pp berpikir kritisPp berpikir kritis
Pp berpikir kritis
 
Berpikir kritis dan berpikir kreatif
Berpikir kritis dan berpikir kreatifBerpikir kritis dan berpikir kreatif
Berpikir kritis dan berpikir kreatif
 
Berpikir dan pemecahan masalah
Berpikir dan pemecahan masalahBerpikir dan pemecahan masalah
Berpikir dan pemecahan masalah
 
Pengembangan pembelajaran hots
Pengembangan pembelajaran hotsPengembangan pembelajaran hots
Pengembangan pembelajaran hots
 

Similar to Bab ii

meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
Siti Romlah
 
Silabus
SilabusSilabus
Silabus
Hi Man
 
Kemahiran berfikir aras tinggi
Kemahiran berfikir aras tinggiKemahiran berfikir aras tinggi
Kemahiran berfikir aras tinggi
bunikshah
 
440-704-1-SM.pdf
440-704-1-SM.pdf440-704-1-SM.pdf
440-704-1-SM.pdf
Jackzid
 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)
Diana Amelia Bagti
 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
Diana Amelia Bagti
 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
Diana Amelia Bagti
 
Berpikir Kritis atau Critical Thinking
Berpikir  Kritis  atau Critical ThinkingBerpikir  Kritis  atau Critical Thinking
Berpikir Kritis atau Critical Thinking
HariSupriyadi3
 
Bab 2 Pemikiran Komunikasi
Bab 2 Pemikiran KomunikasiBab 2 Pemikiran Komunikasi
Bab 2 Pemikiran Komunikasiyewpohhuat01
 
MATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptx
MATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptxMATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptx
MATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptx
AhmadSakbani1
 
Hbml4303
Hbml4303Hbml4303
Hbml4303
muhammad
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
pjj_kemenkes
 
Pertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptx
Pertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptxPertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptx
Pertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptx
itafitriyana2
 
Bocoran soal persiapan ujian seleksi ppg 2018
Bocoran soal persiapan ujian seleksi ppg 2018Bocoran soal persiapan ujian seleksi ppg 2018
Bocoran soal persiapan ujian seleksi ppg 2018
Bimbel dan Privat Royal Education
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematikaKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematikaYadi Pura
 
Pemikiran kritis
Pemikiran kritisPemikiran kritis
Pemikiran kritis
Aliff Farid
 
Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)
Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)
Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)
April Apriyanti
 
Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)
Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)
Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)
April Apriyanti
 
Resume jurnal
Resume jurnalResume jurnal
Resume jurnal
wandary
 

Similar to Bab ii (20)

meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...
 
Silabus
SilabusSilabus
Silabus
 
Kemahiran berfikir aras tinggi
Kemahiran berfikir aras tinggiKemahiran berfikir aras tinggi
Kemahiran berfikir aras tinggi
 
440-704-1-SM.pdf
440-704-1-SM.pdf440-704-1-SM.pdf
440-704-1-SM.pdf
 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (1)
 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
 
Berpikir Kritis atau Critical Thinking
Berpikir  Kritis  atau Critical ThinkingBerpikir  Kritis  atau Critical Thinking
Berpikir Kritis atau Critical Thinking
 
Bab 2 Pemikiran Komunikasi
Bab 2 Pemikiran KomunikasiBab 2 Pemikiran Komunikasi
Bab 2 Pemikiran Komunikasi
 
MATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptx
MATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptxMATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptx
MATERI LDKS 2024_KREATIVITAS & MOTIVASI.pptx
 
Hbml4303
Hbml4303Hbml4303
Hbml4303
 
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan MasalahProses Berfikir dan Pemecahan Masalah
Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah
 
PEMIKIRAN
PEMIKIRANPEMIKIRAN
PEMIKIRAN
 
Pertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptx
Pertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptxPertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptx
Pertemuan 7 - BELAJAR KREATIF.pptx
 
Bocoran soal persiapan ujian seleksi ppg 2018
Bocoran soal persiapan ujian seleksi ppg 2018Bocoran soal persiapan ujian seleksi ppg 2018
Bocoran soal persiapan ujian seleksi ppg 2018
 
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematikaKemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematika
 
Pemikiran kritis
Pemikiran kritisPemikiran kritis
Pemikiran kritis
 
Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)
Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)
Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)
 
Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)
Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)
Contoh soal ppg 2018 (gurumaju.com)
 
Resume jurnal
Resume jurnalResume jurnal
Resume jurnal
 

More from Siti Romlah

prosedure penelitian
prosedure penelitianprosedure penelitian
prosedure penelitian
Siti Romlah
 
Ppt kurikulum pembelajraan
Ppt kurikulum pembelajraanPpt kurikulum pembelajraan
Ppt kurikulum pembelajraan
Siti Romlah
 
Kapsel siliwangi
Kapsel siliwangiKapsel siliwangi
Kapsel siliwangi
Siti Romlah
 
Dakwah1
Dakwah1Dakwah1
Dakwah1
Siti Romlah
 
Analisis Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa MTS
Analisis Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa MTSAnalisis Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa MTS
Analisis Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa MTS
Siti Romlah
 
Problem Based Learning
Problem Based LearningProblem Based Learning
Problem Based Learning
Siti Romlah
 
Hasil observasi pemecahan masalah matematika SD
Hasil observasi pemecahan masalah matematika SDHasil observasi pemecahan masalah matematika SD
Hasil observasi pemecahan masalah matematika SD
Siti Romlah
 
Rpp creative problem solving
Rpp creative problem solving Rpp creative problem solving
Rpp creative problem solving
Siti Romlah
 

More from Siti Romlah (8)

prosedure penelitian
prosedure penelitianprosedure penelitian
prosedure penelitian
 
Ppt kurikulum pembelajraan
Ppt kurikulum pembelajraanPpt kurikulum pembelajraan
Ppt kurikulum pembelajraan
 
Kapsel siliwangi
Kapsel siliwangiKapsel siliwangi
Kapsel siliwangi
 
Dakwah1
Dakwah1Dakwah1
Dakwah1
 
Analisis Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa MTS
Analisis Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa MTSAnalisis Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa MTS
Analisis Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa MTS
 
Problem Based Learning
Problem Based LearningProblem Based Learning
Problem Based Learning
 
Hasil observasi pemecahan masalah matematika SD
Hasil observasi pemecahan masalah matematika SDHasil observasi pemecahan masalah matematika SD
Hasil observasi pemecahan masalah matematika SD
 
Rpp creative problem solving
Rpp creative problem solving Rpp creative problem solving
Rpp creative problem solving
 

Recently uploaded

PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
OswaldusDiwaDoka
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
pristayulianabila
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
NurHasyim22
 
power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
NoegPutra1
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Thahir9
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
MunirLuvNaAin
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
SDNBotoputih
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 

Recently uploaded (20)

PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdfRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pdf.pdf
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdfBiografi Presiden Republik Indonesia.pdf
Biografi Presiden Republik Indonesia.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdfPanduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
Panduan Survei Kendala Aktivasi Rekening SimPel PIP 2023 -7 Juni.pdf
 
power point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohonpower point struktur data tree atau pohon
power point struktur data tree atau pohon
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdfTugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
Tugas Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4.pdf
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdfPERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
PERSENTASI PENINGKATAN KUALITAS PRAKTIK PEMBELAJARAN.pdf
 
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputihlaporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
laporan komunitas belajar sekolah dasar negeri botoputih
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 

Bab ii

  • 1. 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Berpikir Kreatif Matematis Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan bermacam- macam kemungkinan ide dan cara secara luas dan beragam. Dalam menyelesaikan suatu persoalan, apabila menerapkan berpikir kreatif, akan menghasilkan banyak ide yang berguna dalam menemukan penyelesaiannya. Beberapa pandangan mengenai berpikir kreatif dalam pembelajaran matematika menurut para ahli. Menurut Munandar (Hendriana, Rohaeti, & Sumarmo, 2017:112) berpikir kreatif merupakan kemampuan divergen yang pemikirannya berdasarkan data atau informasi yang tersedia dalam sebuah situasi, dimana dalam prosesnya. Berdasarkan definisi di atas, Munadar (Hendriana et al., 2017:113) menguraikan indikator berpikir kreatif yaitu: 1. Kelancaran meliputi: a) Mencetuskan banyak ide, jawaban, penyelesaian dan pertanyaan dengan lancar; b) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal; c) Memikirkan lebih dari satu jawaban. 2. Kelenturan meliputi: a) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi; b) Melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda; c) Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda; d) Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. 3. Keaslian meliputi: a) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik; Memikirkan cara yang tidak lazim; Mampu membuat cara yang tidak lazim dari bagian-bagiannya.
  • 2. 15 4. Elaborasi meliputi: a) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk; b) Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. Sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh Munadar, menurut Balka, Mann (Hendriana et al., 2017), kemampuan berpikir kreatif matematis dirinci menjadi: a) Kemampuan memformulasikan hipotesis matematika yang difokuskan pada sebab dan akibat dari suatu situasi masalah, b) Kemampuan menentukan pola-pola yang ada dalam situasi-situasi masalah matematis, c) Kemampuan memecahkan masalah dengan mengajukan solusi-solusi baru dari masalah-masalah matematis, d) Kemampuan menemukan ide yang tidak biasa dan dapat mengevaluasi konsekuensi yang ditimbulkan, e) Kemampuan mengidentifikasi informasi matematis yang hilang dari masalah yang diberikan, dan f) Kemampuan merinci masalah matematis yang umum ke dalam sub-sub masalah yang lebih spesifik. Johnson (Sintawati & Abdurrahman, 2013:214) berpendapat bahwa berpikir kreatif merupakan sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan- kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Johnson juga menyatakan bahwa
  • 3. 16 untuk dapat berpikir kreatif, tentunya membutuhkan ketekunan, disiplin diri, meliputi aktivitas mental sebagai berikut: a) Mengajukan pertanyaan, b) Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pemikiran yang terbuka, c) Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal yang berbeda, d) Menghubung-hubungkan berbagai hal yang bebas, e) Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan berbeda, f) Mendengarkan intuisi. Rahman, (2012:24) mengemukakan berpikir kreatif dapat dikatakan sebagai pola berpikir yang didasarkan pada suatu cara yang mendorong kita untuk menghasilkan produk yang kreatif. Silver (Niswah & Siswono, 2017:15) menjelaskan bahwa untuk menilai kemampuan berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa dapat menggunakan “The Torrance Test of Creative Thinking (TTCT)”. Tiga komponen kunci yang dinilai dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Kefasihan mengacu kepada banyaknya ide yang dibuat dalam merespon sebuah perintah. Fleksibilitas mengacu pada perubahan-perubahan pendekatan ketika merespon perintah. Kebaruan mengacu pada keaslian ide yang dibuat dalam merespon perintah. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif matematis adalah kemampuan dari seseorang dalam upaya menciptakan ide-ide
  • 4. 17 dan gagasannya ke dalam sebuah kreativitas sesuai dengan bakat yang dimilikinya dalam memecahkan suatu permasalahannya. Dalam hal ini siswa memperoleh wawasan baru, pendekatan baru, perspektif baru, atau cara baru dalam memahami sesuatu. Merujuk kepada komponen berpikir kreatif yang telah dikemukakan di atas, indikator yang akan menjadi tolok ukur kemampuan berpikir kreatif siswa pada penelitian ini yaitu fluency (kelancaran), flexibility (kelenturan), originality (keaslian) dan elaboration (elaborasi) dengan kemampuan yang diharapkan sebagai berikut: 1. Menyelesaikan masalah dengan bermacam-macam jawaban (kelancaran), 2. Menyelesaikan masalah dengan satu cara kemudian dengan cara lain yang berbeda dan siswa memberikan penjelasan metode penyelesaiannya (kelenturan), 3. Memeriksa jawaban dengan berbagai metode penyelesaian dan kemudian membuat metode baru yang berbeda (kebaruan), 4. Mengidentifikasi dan melengkapi kecukupan data dari suatu situasi (elaborasi). B. Self-Concept Matematis Menurut Hurlock (Rahman, 2012:22) self-concept merupakan gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri yang meliputi fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi yang telah dicapainya. Self-concept mengandung unsur-unsur seperti persepsi seorang individu tentang dirinya dalam kaitannya dengan orang lain dan lingkungannya, persepsi individu tentang kualitas nilai
  • 5. 18 yang berkaitan dengan pengalaman-pengalaman dirinya dan objek yang dihadapi, dan tujuan-tujuan serta cita-cita yang dianggap sebagai sesuatu yang memiliki nilai positif atau negatif. Calhoun dan Acocella (Hendriana et al., 2017:186) mengemukakan self- concept merupakan pandangan seseorang terhadap ide-ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian tentang dirinya dan mempengaruhi sikap dalam berhubungan dengan orang lain. Sejalan dengan pendapat tersebut Hendriana et al., (2017:186) memberikan penjelasan self-concept yaitu; a. Self-concept positif, yaitu self-concept yang bersifat stabil yang cenderung terhadap penerimaan diri dan bukan sebagai kebanggaan diri. Seseorang dikatakan memiliki self-concept positif ketika individu tersebut sudah mampu mengenal dirinya sendiri, dapat menerima beragam fakta tentang dirinya, atau dapat dikatakan juga individu yang sudah memahami kelebihan dan kekurangan dirinya sehingga mampu merancang kegiatan sesuai kondisi yang realistik. b. Self-concept negatif, self-concept negatif terdiri dari 2 tipe yaitu:  Pandangan individu yang tidak teratur dan stabil, yaitu individu yang tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya.  Pandangan individu yang teratur dan stabil, yaitu individu yang memandang sesuatu yang menyimpang terhadap aturan sebagai cara hidup yang tepat. Jersield (Hendriana et al., 2017:186) mendefinisikan self-concept sebagai pandangan seorang terhadap dirinya sendiri yang meliputi:
  • 6. 19 a. Komponen perseptual yaitu gambaran individu tentang penampilan diri misalnya kemampuan tampil atau berbicara di depan umum, b. Komponen konseptual yaitu gambaran individu tentang karakteristik dirinya, misalnya tentang kemampuan dan ketidakmampuan , kepercayaan diri dan kemandirian diri, c. Komponen atitudinal yaitu sikap-sikap individu mengenai dirinya terhadap keberartian dirinya dan pandangan terhadap dirinya dengan rasa bangga atau malu terhadap kemampuan. Sumarmo (Hendriana et al., 2017:187) merangkum beberapa indikator self- concept sebagai berikut : a. Kesungguhan, ketertarikan, berminat: Menunjukkan kemauan, keberanian, kegigihan, keseriusan, ketertarikan dalam belajar, dan melakukan kegiatan dalam matematika, b. Mampu mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam matematika, c. Percaya diri akan kemampuan diri dan berhasil dalam melaksanakan tugas matematikanya, d. Bekerja sama dan toleran kepada orang lain, e. Menghargai pendapat orang lain dan diri sendiri, f. Berperilaku sosial: Menunjukkan kemampuan berkomunikasi dan tahu menempatkan diri, g. Memahami manfaat belajar matematika, yakni kesukaan terhadap belajar matematika.
  • 7. 20 Berdasarkan uraian di atas, self-concept matematis merupakan gambaran emosional seseorang terhadap ide-ide, pikiran, kepercayaan, dan pendiriannya yang dapat mempengaruhi sikap sosial dalam berhubungan dengan orang lain. Indikator self-concept yang menjadi tolak ukur dalam penelitian ini didasarkan pada indikator yang dikemukakan oleh Sumarno (Hendriana et al., 2017:187) yang menunjukkan minat, kemauan, keberanian, kegigihan, kesungguhan, keseriusan, ketertarikan belajar matematika, 1. Minat belajar, 2. Percaya diri akan kemampuan diri dan berhasil, dan mampu mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri, 3. Menunjukan kerja sama dan toleran kepada orang lain, 4. Menghargai pendapat orang lain dan sendiri, dapat memaafkan kesalahan orang lain dan diri sendiri. C. Pendekatan Problem Posing Problem Posing diambil dari istilah bahasa inggris yang memiliki pengertian yang sama dengan kata pengajuan masalah. Problem posing merupakan bagian penting dari pengalaman bermatematika siswa, bahkan menjadi salah satu sasaran yang konstruktif dalam pembelajaran matematika. Problem posing bukan hanya sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran, melainkan juga berfungsi sebagai tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Misalnya dapat membantu pemahaman matematis siswa yang rajin mengajukan masalah soal atau pertanyaan.
  • 8. 21 Silver, et. al (Shanti & Abadi, 2015) mengartikan problem posing sebagai “to the generation of new problems and to the reformulation of given problems.” Problem posing mengarah pada pembuatan masalah baru dan perumusan ulang masalah yang diberikan. Juga sejalan dengan pendapat Zakaria & Ngah (Shanti & Abadi, 2015) mengungkapkan bahwa “mathematical problem posing as generating a new problems or uncovering (formulating) again an old problem.” Brown & Walter (Sintawati & Abdurrahman, 2013) mengemukakan, pengajuan masalah matematika terdiri dari dua aspek penting, yaitu accepting dan challenging. Accepting berkaitan dengan kemampuan siswa memahami situasi yang diberikan oleh guru atau situasi yang sulit ditentukan. Sementara challenging, berkaitan dengan sejauh mana siswa merasa tertantang dari situasi yang diberikan. Silver (Nugraha & Mahmudi, 2015:51) mengklasifikasikan problem posing menjadi tiga jenis berdasarkan bentuk aktivitas kognitif yang berbeda, yaitu: 1. Presolution posing (pengajuan pre-solusi), yaitu siswa membuat soal dari situasi yang diadakan, 2. Within-solution posing (pengajuan dalam solusi), yaitu siswa merumuskan ulang soal seperti yang telah diselesaikan, dan 3. Post-solution posing (pengajuan setelah solusi), yaitu siswa memodifikasi. tujuan atau kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal baru. Menurut Nugraha & Mahmudi, (2015:112) langkah-langkah pendekatan problem posing yaitu:
  • 9. 22 1. Guru menyajikan permasalahan atau soal secukupnya pada LKS, 2. Siswa dalam kelompok mendiskusikan permasalahan pada LKS, 3. Siswa dalam kelompok melaksanakan aktivitas matematika, 4. Guru membimbing siswa berpikir, 5. Siswa dalam kelompok membuat pertanyaan untuk kelompok lain, 6. Siswa dalam kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain, 7. Siswa secara bersama-sama dengan bimbingan guru menyimpulkan solusi permasalahan dan materi pembelajaran secara umum. Menurut Waluyo dan Mintohari (Jibra, 2016:4) langkah-langkah pendekatan problem posing, yaitu 1. Persiapan yaitu penyampaian tujuan pembelajaran dan menggali pengetahuan awal siswa tentang materi, 2. Pemahaman yaitu penjelasan singkat guru tentang materi yang akan dipelajari siswa, 3. Situasi masalah yaitu pemberian situasi masalah atau informasi terbuka pada siswa, situasi masalah dapat berupa studi kasus atau informasi terbuka berupa teks dan gambar, 4. Problem posing yaitu siswa mengajukan pertanyaan dari situasi masalah atau informasi terbuka yang diberikan guru, 5. Pemecahan masalah yaitu siswa memberikan jawaban atau penyelesaian soal dari pertanyaan yang telah diajukan oleh siswa, dan 6. Verifikasi yaitu mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
  • 10. 23 Berdasarkan uraian di atas maka definisi pendekatan pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran yang mendorong dan melatih siswa dalam merumuskan pertanyaan matematis dan kemudian merumuskan penyelesaiannya dengan langkah-langkah pembelajaran dan strategi yang telah tercantum. Model pengajuan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu presolution posing yaitu pengajuan masalah sebelum pemecahan masalah. Siswa membuat soal dari situasi yang telah disediakan oleh guru. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Posing memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing diantaranya yaitu: 1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajarannya, yakni siswa belajar membuat soal dari keterangan atau suatu informasi yang telah diberikan serta mencoba untuk menyelesaikannya, 2. Mendidik siswa berpikir secara kreatif 3. Mendidik siswa untuk belajar mencari solusi dari berbagai kesulitan yang dihadapi dalam proses membuat dan menyelesaikan soal, 4. Melatih siswa untuk terampil membuat soal dan menyelesaikannya mengenai materi yang diajarkan. Adapun kekurangan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing adalah sebagai berikut: 1. Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pembelajaran berlangsung,
  • 11. 24 2. Siswa mengalami kesulitan dalam proses menyusun soal dan menyelesaikannya, 3. Diperlukan adanya buku penunjang yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam proses pembelajaran. Meskipun Problem Posing memiliki kelemahan dan kelebihan, namun pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Posing mampu meningkatkan aktivitas bertanya siswa, karena kemampuan bertanya atau mengajukan masalah merupakan suatu kegiatan awal intelektual untuk merangsang pikiran, memperluas wawasan dan merupakan aktivitas yang dapat meningkatkan kecerdasan. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing, dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: a. Organizing Mengelompokan siswa ke dalam beberapa kelompok kecil yang heterogen. b. Accepting Siswa menerima dan mengamati permasalahan yang telah diberikan, kemudian mencari ide atau gagasan yang ia miliki ke dalam sebuah gagasan untuk merumuskan pertanyaan. c. Challenging Siswa membuat rumusan pemecahan masalah sebagai solusi dari pertanyaan yang telah dibuatnya. d. Problem solution
  • 12. 25 Menuangkan ide yang telah didapatkan menjadi jawaban yang pasti dan matematis. e. Verification Siswa memeriksa kebenaran jawaban yang telah ia susun baik meninjau teori dari buku, guru atau sumber lainnya. Adapun strategi pelaksanaan pendekatan pembelajaran dengan pendekatan problem posing pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Membuka pembelajaran dengan salam dan sapaan lalu berdo’a, 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar, 3. Menyajikan informasi baik secara ceramah atau tanya jawab selanjutnya memberi contoh cara pembuatan soal dari informasi yang diberikan, 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertukar informasi dan bertanya terkait materi yang kurang di pahami baik antar siswa maupun siswa dengan guru, 5. Guru membentuk kelompok belajar antara 4–5 siswa tiap kelompok yang bersifat heterogen, 6. Guru memberikan LKS untuk yang dapat mendorong siswa agar dapat membuat soal dari informasi yang telah ada dan sesuai pengetahuan siswa, 7. Selama kerja kelompok berlangsung guru membimbing kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan dalam membuat soal dan menyelesaikannya, 8. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya, 9. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari dengan cara masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya,
  • 13. 26 10. Guru memberi penghargaan kepada siswa atau kelompok yang telah menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik. D. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan studi literatur, hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Pencapaian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan Problem Posing lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran biasa. 2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan Problem Posing lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran biasa. 3. Pencapaian self-concept matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan Problem Posing lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran biasa 4. Peningkatan self-concept matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan Problem Posing lebih baik daripada yang menggunakan pembelajaran biasa. 5. Implementasi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing lebih efektif dibandingkan pembelajaran biasa. 6. Siswa mampu menyelesaikan soal-soal kemampuan berpikir kreatif tanpa kendala.