SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Lahanrawamemilikiperanan
Lahanrawa

kaya

yang

akanhasilhutan

sangatpentingbaikditinjaudarisegiekonomimaupunekologi.
yang

berfungsisebagaipenyimpanan

berupakayudanberanekaragamtanamanlainnya,
air

untukmengendalikanbanjir,

sertakawasantersebutjugasangatberperanpentingsebagaipengendaliiklimkarenakemampuannyauntukm
enyerapkarbon.

Indonesia

mempunyailahanrawa

yang

terdiridarilahanrawapasangsurutdanrawalebakkuranglebihseluas 39 juta ha, yang tersebar di Pulau
Sumatera, Kalimantan, danIrian Jaya.
Seiringdenganperkembanganperadabandankegiatansosialekonominya,
manusiamemanfatkanwilayahpesisirpantaidanrawauntukberbagaikepentingan.
Semakinbanyakpemanfaatanlahanrawatersebutmuncullahmasalahpenyediaanlahanrawabagiaktifitas
social danekonomimasyarakat.1
Berdasarkankarakterisassilahanpasangsurutdanrawadapatdibedakan
tipologi,salahsatudiantaranyaadalahtiperawalebak.

5

Rawalebakdipengaruhiolehluapansungaidanhujan,

selalutergenangselamamusimhujandankeringdimusimkemarau.Berdasarkan lama genangandantinggi
air, lahanrawalebakdapatdibedakandalam 3tipologiyaitu : 1) lebakdangkal, lama genangan< 3
bulandengantinggi air < 50 cm, 2)lebaktengahan, lama genangan 3 – 6 bulandengantinggi air 50 –100 cm
dan 3) lebakdalamataurawamonoton lama genangan>6 bulandengantinggi air > 100 cm (Ismail etal.
1990).

Berdasarkantipologitersebutperairanrawalebakada

yang

bersifatpermanendantidakpermanenyaitukeringdanberairpadawaktutertentu,

system

lahansawahtadahhujantermasukdarilahanrawalebak.2
Sistem lahan sawah tadah hujan mencakup sekitar 37 juta ha yang diperkirakan sekitar 1/3 total
area yang ditanami padi di dunia (IRRI, 1997). Karena ketersediaan air yang fluktuatif, maka kondisi
secara hydrologi sangat bervariasi dari tergenang sempurna tanaman padi hingga kekeringan dimana hal

1

Rika Sri Amalia, dkk, ReklamasidanRevitalisasiDi Kawasan Cao Fe Dian, Tian Jin-CinadanPantai Marina
Semarang,depok, 2
2

Anonim, “Beje” sebagaiproduksilahanrawalebak, Palembang, 1

1
ini sering terjadi dalam musim yang sama. Ketergantungan terhadap curah hujan membuat system
usahatani pada lahan sawah tadah hujan ini tidak terprediksi dengan tingkat kemungkinan gagal
pertanaman yang sangat besar. Tanah bertekstur liat yang kaya dengan sesquioksida seperti Ultisol,
Oxisol, dan juga sulfat masam, gambut dan tanah-tanah sodik di dalam dasar pembentukan mereka
mempunyai kadar P-tersedia rendah dan mempunyai kapasitas mengadsorpsi fosfor yang besar. Oleh
karena pertanaman yang intensif, bahan organik tanah telah terkuras sehingga akhirnya menurunkan
tingkat kesuburan tanah. Penambahan bahan organik ke dalam tanah adalah solusi yang terbaik untuk
mengatasi penurunan tingkat kesuburan tanah.
Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia penghasil beras. Di Sumatera
Utara terdapat 89.395 ha lahan sawah tadah hujan yang ditanami dua kali setahun dan 91.362 ha
ditanami hanya sekali setahun (BPS Sumatera Utara, 2004). Rataan produktivitas padi pada lahan sawah
tadah hujan di Sumatera Utara menurut Erythrina dkk. (2001) adalah sekitar 4,15 t ha-1. Berdasarkan
kondisi tersebut di atas, diperlukan upaya reklamasi melalui pemakaian pupuk fosfor dan pupuk
kandang sapi untuk pengembangan produktivitas sistem tanam berbasis padi di lahan sawah tadah
hujan di Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Langkat.3

1.2 Rumusan Masalah
1.

Mendefinisikanreklamasi lahan sawah tadah hujan dengan pupuk fosfor dan bahan organik.

2.

Menganalisis proses penerapan reklamasi lahan sawah tadah hujan dengan pupuk fosfor dan
bahan organik.

1.3 Tujuan
1.

Mahasiswa dapat mendefiniskan reklamasi lahan sawah tadah hujan dengan pupuk fosfor dan
bahan organik.

2.

Mahasiswa dapat menganalisis hasil dari penerapan reklamasi lahan sawah tadah hujan dengan
pupuk fosfor dan bahan organik.

3

Ali Jamil,dkk, Reklamasi Lahan Sawah Tadah Hujan Dengan Pupuk Fosfor Dan Bahan Organik Di Sumatera Utara,
Sumatera Utara, 3

2
1.4 Manfaat
1.

Dapat menambah pengetahuan dari kegiatan reklamasi khususnya dengan pupuk fosfor dan
bahan organik pada lahan sawah tadah hujan.

2.

Dapat mengetahui definisi dari reklamasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sifat Tanah dan Bahan Organik yang Digunakan pada Lokasi Percobaan
Untuk membahas sifat awal dari tanah lokasi percobaan, digunakan kriteria penilaian
kandungan hara dalam tanah seperti yang dikemukakan oleh Hardjowigeno (2003). Tanah pada areal
percobaan mempunyai kandungan hara P-tersedia sangat rendah (4,2-4,7 ppm), kandungan C-organik
juga tergolong sangat rendah (0,35-0,38%), kapasitas tukar kation tergolong ke dalam kriteria sedang
(22,7-22,9 cmol (+) kg-1). Kerapatan lindak berkisar 1,13-1,20 g cm-3, dan kandungan air tersedia yang
diukur sebagai selisih antara kandungan air pada kapasitas lapang dengan kandungan air pada titik layu
permanent adalah berkisar 0,2-11,9%. Berdasarkan hasil analisis tanah sebelum penelitian dilakukan,
tanah pada lokasi percobaan memiliki status hara P tersedia yang sangat rendah, kandungan karbon
organik juga sangat rendah. KTK tergolong sedang. Dibandingkan dengan sifat awal tanah sebelum
percobaan dimulai, maka pemakaian kedua P dan bahan organik (pukan sapi) meningkatkan
ketersediaan P dalam tanah, kandungan C-organik tanah, dan kadar air tersedia sekitar berturut-turut
102%, 197%, dan 83%. Sementara itu, pemakaian kedua P dan bahan organik menurunkan kerapatan
lindak sekitar 9%.
Pupuk kandang sapi telah digunakan sebagai sumber bahan organik pada percobaan ini yang
diperoleh dari desa Lubuk Bayas, Kabupaten Deli Serdang. Sub contoh telah diambil dan dijadikan satu
contoh komposit untuk dianalisa kandungan haranya sebelum diperlakukan ke lapang. Secara rata-rata,
pukan sapi yang digunakan pada percobaan ini mengandung 1,04% N-total dan 20,6% C-organik
sehingga memberikan nilai C/N 19,8. Disamping itu, kandungan P, K, Ca, dan Mg berturut-turut adalah
0,30; 1,24; 1,62; dan 0,52%.

2.2 Sifat Tanah sebagai Pengaruh Perbedaan Perlakuan
Pemakaian kedua fosfor dan bahan organik secara nyata (P <0.001) meningkatkan fosfor
tersedia dalam tanah dan meningkat dengan waktu sampai 75 HST (Tabel 1). Peningkatan pemberian
fosfor sampai 60 kg ha-1 P2O5 dapat meningkatkan kandungan P-tersedia dari 29.4-41.3%; namun, tidak
terdapat peningkatan selanjutnya bila dosis pemberian P ditingkatkan dari 60 ke 90 kg ha-1 P2O5.
4
Pemakaian bahan organik juga menghasilkan peningkatan yang nyata untuk fosfor tersedia dalam tanah
dari 19,5-38,5%. Kandungan P-tersedia juga meningkat dengan waktu dengan peningkatan yang lebih
tinggi pada 75 HST dimana peningkatan ini sekitar 95% dengan penggunaan 6 t ha-1 bahan organic.
Interaksi antara pemberian P dengan bahan organik juga nyata pada semua waktu pengamatan kecuali
pada 15 dan 75 HST, dimana hal ini terutama disebabkan oleh respon P-tersedia yang lebih besar
terhadap pemakaian bahan organic, khususnya pada level P yang lebih tinggi (P2 dan P3).
Peningkatan konsentrasi P tersedia dalam tanah kemungkinan besar disebabkan beberapa hal
seperti peningkatan kelarutan pupuk kimia dan pelarutan PO4 dari kompleks tidak larut dengan Fe, Al,
Ca, dll karena asam humik yang dapat dihasilkan selama pelapukan pukan sapi (Tisdale dkk., 1985).
Miller and Donahue (1995) selanjutnya menjelaskan bahwa pupuk fosfat adalah salah satu sumber
langsung dari fosfat larut dalam tanah. Pillai (2006) mengemukakan bahwa jika tanah digenangi,
beberapa perubahan kimia dan elektrokimia utama akan terjadi yang akan menyebabkan peningkatan
pH tanah masam, reduksi kimia, peningkatan pH tanah masam dan penurunan pH tanah-tanah kalkareus
atau/dan sodik, yang k Kandungan air tersedia.Kedua pemakaian P dan bahan organik nyata
meningkatkan kadar air tersedia dalam tanah (Tabel 4). Kandungan air tersedia meningkat sekitar 2734% ketika diberikan 90 kg P2O5 ha-1. esemuanya ini mempunyai peran dalam peningkatan kadar P
tersedia dalam tanah.
Retensi fosfor dalam tanah. Secara umum, penggunaan pupuk P dan bahan organik tidak
berpengaruh secara nyata terhadap retensi P dalam tanah, kecuali untuk dua pengamatan terakhir yaitu
95 dan 105 HST adalah nyata berpengaruh terhadap kemampuan tanah untuk meretensi P dalam tanah
(Tabel 2). Pukan sapi yang digunakan dalam percobaan ini mengandung nilai C/N rasio sedang (sekitar
20), dimana hal ini memiliki kontribusi terhadap peningkatan maupun perbaikan kesuburan tanah.
Gobat dkk. (2004) mengemukakan bahwa, nilai indeks yang baik dari kialitas pukan sapi adalah rasio C
terhadap N. Nilai C/N yang tinggi (25-30) sebagai bukti bahwa bahan organik tersebut belum melapuk
secara sempurna. Dengan adanya penambahan bahan organik ke dalam tanah diperkirakan akan
menurunkan daya retensi tanah terhadap P melalui mekanisme reaksi asam-asam organik sebagai hasil
pelapukan bahan organik dimaksud yang lebih reaktif terhadap logam-logam pemfiksasi P dalam tanah.
Kandungan karbon organik dalam tanah.

Pemakaian kedua P dan bahan organik nyata

meningkatkan kandungan karbon organik tanah dan juga meningkat dengan waktu (Tabel 3).
Peningkatan karbon organik tanah karena peningkatan pemakaian P dari 0 ke 90 kg P2O5 ha-1 adalah
sekitar 11%-27%. Pengaruh pukan sapi lebih jelas, dimana rataan peningkatan C-organik dari sekitar 24%
5
dan 50% bila diberikan 3 ke 6 t ha-1 pukan sapi. Interaksi nyata antara penggunaan P dan bahan organik
hanya terdapat pada pengukuran pertama, dimana hal ini lebih respon terhadap pemakaian bahan
organik khususnya pada dosis tanpa pemberian P (P0). 4
Rata-rata peningkatan dari C-organik tanah adalah sekitar 27% bila diberikan 90 kg P2O5 ha-1.
Pemakaian pukan sapi 6 t ha-1 meningkatkan C-organik sekitar 54% (0.86-1,32%) pada 95 HST. Interaksi
yang nyata juga diamati antara P dan pukan sapi adalah disebabkan lebih tingginya respon C-organik
dalam tanah terhadap pemakaian pukan sapi, khususnya dengan ketiadaan P (P0).

Tabel 1. Fosfor Tersedia Dalam Tanah Pada Waktu Pengamatan Berbeda Setelah Tanam Sebagai
Pengaruh Perlakuan P dan Bahan Organik
HariSetelahTanam
Perlakuan

15

35

55

75

95

105

---------------------------------------------- ppm -------------------------------------------P0

6,18

5,57

4,83

5,13

5,89

6,92

7,66

6,98

5,93

5,90

6,92

7,97

9,38

7,95

7,01

5,23

5,89

6,91

7,74

6,84

5,92

O0

5,07

5,93

6,61

7,98

6,58

5,85

O1

5,47

6,90

8,39

8,64

8,33

6,93

O2

6,24

7,94

9,08

9,82

9,26

8,23

Rataan

5,59

6,92

8,03

8,81

8,06

7,00

O0

6,47

7,14

8,78

8,90

8,74

6,89

O1

6,76

7,91

9,14

9,93

9,46

8,01

O2

7,07

9,88

10,72

11,74

10,79

9,71

Rataan

6,77

8,31

9,55

10,19

9,66

8,20

O0

5,09

6,40

8,34

8,84

8,37

6,65

O1

5,71

7,65

8,98

9,42

9,00

7,47

O2

6,23

8,96

10,03

10,54

10,15

8,35

Rataan
Pukansapi

5,83

Rataan

P3

4,86

O2

P2

4,67

O1

P1

O0

5,68

7,67

9,12

9,60

9,17

7,49

Rataan

4

Ali Jamil,dkk, Reklamasi Lahan Sawah Tadah Hujan Dengan Pupuk Fosfor Dan Bahan Organik Di Sumatera Utara,
Sumatera Utara, 8

6
O0

5,32

6,08

7,39

7,97

7,32

6,06

O1

5,77

7,09

8,36

8,91

8,44

7,08

O2

6,36

8,42

9,45

10,37

9,54

8,32

5,82

7,20

8,40

9,08

8,43

7,15

P

***

***

***

***

***

***

O

***

***

***

***

***

***

tn

***

*

tn

***

***

P

0,15

0,17

0,24

0,15

0,12

0,14

O

0,13

0,15

0,21

0,14

0,10

0,12

-

0,29

0,42

-

0,20

0,24

2,26

2,39

3,13

1,58

1,41

1,98

Rataan
Significance

PxO
LSD05

PxO
CV (%)

Penggenangan secara terus menerus dalam system padi-padi secara umum berhubungan
dengan peningkatan kandungan C-organik tanah (Nambiar, dkk.,1992 dalam Hedge 1996). Fraksi koloid,
yang mengandung kedua liat dan humus dari pukan sapi, dikenal sebagai tempat berlangsungnya
aktifitas kimia dalam tanah, termasuk kapasitas untuk pertukaran ion dalam tanah (Brady dan Weil,
2002). Untuk tanah-tanah liat, bahan organik tanah memberikan kontribusi yang nyata terhadap
peningkatan KTK tanah (Weil dan Magdoff, 2004).
Kandungan air tersedia.Kedua pemakaian P dan bahan organik nyata meningkatkan kadar air
tersedia dalam tanah (Tabel 4). Kandungan air tersedia meningkat sekitar 27-34% ketika diberikan 90 kg
P2O5 ha-1.
Tabel 2. Retensi Fosfor Dalam Tanah Pada Waktu Pengamatan Berbeda Setelah Tanam Sebagai Pengaruh
Perlakuan P dan Bahan Organik
HariSetelahTanam
15

PERLAKUAN

35

55

75

95

105

----------------------------------------------- % ----------------------------------------------P0

16.05

15.82

15.80

15.57

15.28

14.60

O1

15.58

15.67

15.72

15.53

14.63

14.34

O2

15.14

15.29

15.12

15.24

14.17

13.87

Rataan

15.59

15.59

15.55

15.45

14.69

14.27

O0

16.10

15.85

15.88

15.86

16.01

15.54

O1

P1

O0

15.77

15.98

15.77

15.78

15.24

15.13

O2
P2

15.37

15.51

15.49

15.55

14.77

15.10

Rataan

15.75

15.78

15.71

15.73

15.34

15.26

O0

16.04

15.95

15.91

15.98

16.06

16.10

O1

15.80

15.94

15.87

15.73

15.82

15.37

O2

15.92

15.71

15.73

15.72

15.36

15.34

7
Rataan

15.84

15.81

15.74

15.60

16.11

15.99

15.96

15.98

16.97

17.27

O1

15.80

15.67

15.60

16.10

16.18

15.49

O2

16.11

16.04

16.22

15.88

15.42

15.30

Rataan

16.00

15.90

15.92

15.99

16.19

16.02

O0

16.07

15.90

15.89

15.85

16.08

15.88

O1

15.74

15.81

15.74

15.79

15.47

15.08

O2

15.63

15.64

15.64

15.60

14.93

14.90

15.82

15.78

15.75

15.74

15.49

15.29

tn

tn

tn

tn

***

***

O

*

tn

tn

tn

***

***

PxO

tn

tn

tn

tn

tn

tn

P

-

-

-

-

0.53

0.50

O

Pukansapi

15.87

O0

P3

15.92

0.28

-

-

-

0.46

0.43

2.11

2.15

2.39

4.87

3.46

3.35

Rataan

Rataan
Significance

LSD05

P

CV (%)

Pemakaian bahan organik juga meningkatkan kandungan air tersedia dalam tanah sampai
sekitar 30-33%. Interaksi antara P dan pukan sapi juga nyata kecuali pada pengukuran 15 HST dan 105
HST. Interaksi ini utamanya disebabkan oleh respon yang lebih tinggi oleh air tersedia terhadap
pemakaian bahan organik ketika dikombinasikan dengan level dosis tertinggi dari pemakaian P (P3).
Kecenderungan umum juga bahwa kandungan air tersedia tanah meningkat dengan waktu (6-12%)
sampai 95 HST. Kandungan air tersedia meningkat dengan penambahan kedua P sampai 90 kg ha-1 P2O5)
dan pukan sapi (sampai 6 t ha-1) adalah berturut-turut sekitar 34% dan 33%. 5
Tabel 3. Perubahan Karbon Organik Tanah pada Waktu Pengukuran yang Berbeda Setelah Tanam
Akibat Perlakuan P dan Bahan Organik
HariSetelahTanam
PERLAKUAN

15

35

55

75

95

105

------------------------------------------------------ % -----------------------------------------------------P0

0.51

0.57

0.62

0.76

0.78

0.63

O1

0.76

0.78

0.81

0.86

1.04

0.89

O2

0.82

0.96

0.97

1.01

1.20

1.17

Rataan

0.70

0.77

0.80

0.88

1.01

0.90

O0

0.62

0.63

0.73

0.80

0.83

0.67

O1

0.81

0.81

0.85

0.92

1.10

0.93

O2

0.86

1.00

1.02

1.08

1.31

1.19

Rataan

P1

O0

0.76

0.81

0.87

0.93

1.08

0.93

5

Ali Jamil,dkk, Reklamasi Lahan Sawah Tadah Hujan Dengan Pupuk Fosfor Dan Bahan Organik Di Sumatera Utara,
Sumatera Utara, 11

8
P2

O0

0.80

0.81

0.91

0.73

0.82

0.85

0.90

0.98

1.16

0.95

O2

1.04

1.07

1.08

1.18

1.36

1.20

Rataan

0.85

0.88

0.93

0.99

1.14

0.96

O0

0.73

0.76

0.83

0.84

0.91

0.80

O1

0.85

0.86

0.91

1.03

1.18

0.96

O2

1.06

1.08

1.14

1.16

1.39

1.22

Rataan

0.88

0.90

0.96

1.01

1.16

0.99

O0

0.64

0.67

0.74

0.80

0.86

0.71

O1

0.81

0.82

0.87

0.95

1.12

0.93

O2

0.94

1.03

1.05

1.11

1.32

1.20

0.80

0.84

0.89

0.95

1.10

0.95

P

***

***

***

***

***

*

O

***

***

***

***

***

***

PxO

***

tn

tn

tn

tn

tn

P

0.02

0.05

0.03

0.04

0.06

0.06

O

0.02

0.04

0.03

0.04

0.05

0.05

PxO

0.04

-

-

-

-

-

2.98

Pukansapi

0.71

O1

P3

0.69

5.45

3.58

4.71

5.16

4.75

Rataan

Rataan
Significance

LSD05

CV (%)

Table 4. Kandungan Air Tersedia Tanah pada Waktu Pengukuran Berbeda Setelah Tanam Sebagai
Pengaruh Perlakuan P dan Bahan Organik
HARI SETELAH TANAM
PERLAKUAN

15

35

55

75

95

105

------------------------------------------------------ % -----------------------------------------------------P0

14.53

14.90

14.94

14.98

15.40

14.85

O1

16.91

16.98

17.02

17.61

18.32

16.25

O2

17.81

18.08

18.35

18.42

19.59

19.34

Rataan
P1

O0

16.42

16.65

16.77

17.00

17.77

16.81

O0

15.78

16.42

16.49

16.84

17.52

15.92

O1

17.90

18.10

18.74

18.93

18.97

18.09

O2

19.90

20.14

20.51

20.60

20.98

20.00

Rataan

17.86

18.22

18.58

18.79

19.16

18.00

9
P2

16.91

17.54

17.72

18.18

17.71

18.38

19.11

20.12

20.32

20.75

17.50

O2

20.95

22.11

23.39

23.59

23.75

23.14

Rataan

18.74

19.38

20.35

20.54

20.89

19.45

O0

18.36

18.87

18.98

19.07

19.54

17.78

O1

19.46

20.57

20.72

20.96

21.14

20.57

O2

26.89

27.20

27.48

27.72

27.91

25.93

Rataan

21.57

22.22

22.39

22.58

22.86

21.43

O0

16.39

16.78

16.99

17.15

17.66

16.57

O1

18.16

18.69

19.15

19.46

19.80

18.10

O2

21.39

21.88

22.43

22.58

23.06

22.10

18.65

19.12

19.52

19.73

20.17

18.92

P

***

***

***

***

***

***

O

***

***

***

***

***

***

PxO

tn

**

*

***

*

tn

P

1.55

1.17

1.45

0.66

1.42

1.54

O

1.39

1.01

1.25

0.57

1.23

1.33

PxO

Pukansapi

16.88

O1

P3

O0

-

2.03

2.51

1.15

2.46

-

4.83

6.24

4.67

3.42

4.78

4.81

Rataan

Rataan
Significance

LSD05

CV (%)

10
BAB III
KESIMPULAN
Mengingatpentingnyaupayareklamasilahanrawa

yang

telahmengalamipenurunankualitas,

danuntukmelestarikanlahanpertaniansertafungsilingkungandikawasanrawa,
makaperluterusditingkatkanpenangananlahan-lahanrawa

yang

menurunkualitasnyadenganberbagaimasukanteknologi,
sehinggadapatmeningkatkankualitaslahanpertanamandanproduktivitasnya.6
Beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah, bahwa pemakaian pupuk P dan pukan
sapi dapat dijadikan sebagai bahan pereklamasi lahan sawah tadah hujan di Sumatera Utara karena
dapat meningkatkan kandungan P tersedia dalam tanah, kandungan C-organik tanah dan air tersedia
berturut-turut sekitar 59%, 157%, dan 72%. Perbaikan atau peningkatan sifat tanah dimaksud, tertinggi
ataupun terbaik diperoleh bila dikombinasikan antara pemberian 90 kg P2O5 ha-1 dan 6 t ha-1 pukan sapi.7

6

Anonim, PedomanTeknisReklamasiLahanRawaTahun2008, Jakarta, 23
Ali Jamil,dkk, Reklamasi Lahan Sawah Tadah Hujan Dengan Pupuk Fosfor Dan Bahan Organik Di Sumatera Utara,
Sumatera Utara, 14
7

11
DAFTAR PUSTAKA
Jamil Ali, 2004. Reklamasi Lahan Sawah Tadah Hujan Dengan Pupuk Fosfor Dan Bahan Organik
Disumatera Utara. BPTP Sumatera Utara. Sumatera Utara.
Anonim, 2008. PedomanTeknisReklamasiLahanRawaTahun 2008. DirektoratPengelolaanLahan,
DirektoratJenderalPengelolaanLahan Dan Air, DepartemenPertanian. Jakarta.
Rupawan, 2006. “Beje” SebagaiKolamProduksiDilahanRawaLebak. BalaiRisetPerikananPerairanUmum
Palembang. Palembang.
Amalia Sri K. ,2012. ReklamasidanRevitalisasi di Kawasan Cao Fe Dian, Tian Jin-CinadanPantai Marina
Semarang. FakultasTeknikSipildanPerencanaanUniversitasGunadarma. Depok.
Hamsah Muslim, 2010. RencanaReklamasiDenganPenataanLahanPadaLahanBekasPenambanganTanah
Liat di Pt. Holcim Indonesia Tbk, Cilacap,Jawa Tengah.

12

More Related Content

What's hot

Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
NurdinUng
 
EKOHIDROLOGI.docx
EKOHIDROLOGI.docxEKOHIDROLOGI.docx
EKOHIDROLOGI.docx
AnwarRosyid2
 
03 sastra klm(edited) (repaired)
03 sastra klm(edited) (repaired)03 sastra klm(edited) (repaired)
03 sastra klm(edited) (repaired)
Nebila Aristina
 
Pekarangan 1 bu vivi
Pekarangan 1 bu viviPekarangan 1 bu vivi
Pekarangan 1 bu vivi
Andrew Hutabarat
 
Bab. ii. tinjauan pustaka
Bab. ii. tinjauan pustakaBab. ii. tinjauan pustaka
Bab. ii. tinjauan pustaka
algifakhri bagus maulana
 
Belajar tentang dasar dasar eutrofikasi
Belajar tentang dasar dasar eutrofikasiBelajar tentang dasar dasar eutrofikasi
Belajar tentang dasar dasar eutrofikasi
helmut simamora
 
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinyaPenataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Didi Sadili
 

What's hot (8)

Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...
 
EKOHIDROLOGI.docx
EKOHIDROLOGI.docxEKOHIDROLOGI.docx
EKOHIDROLOGI.docx
 
03 sastra klm(edited) (repaired)
03 sastra klm(edited) (repaired)03 sastra klm(edited) (repaired)
03 sastra klm(edited) (repaired)
 
318 596-1-sm
318 596-1-sm318 596-1-sm
318 596-1-sm
 
Pekarangan 1 bu vivi
Pekarangan 1 bu viviPekarangan 1 bu vivi
Pekarangan 1 bu vivi
 
Bab. ii. tinjauan pustaka
Bab. ii. tinjauan pustakaBab. ii. tinjauan pustaka
Bab. ii. tinjauan pustaka
 
Belajar tentang dasar dasar eutrofikasi
Belajar tentang dasar dasar eutrofikasiBelajar tentang dasar dasar eutrofikasi
Belajar tentang dasar dasar eutrofikasi
 
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinyaPenataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
Penataan kawasan tambak udang dalam upaya revitalisasinya
 

Viewers also liked

Power point for locations (lincoln photos too)
Power point for locations (lincoln photos too)Power point for locations (lincoln photos too)
Power point for locations (lincoln photos too)
abbeylou97
 
Василь Сухомлинський
Василь СухомлинськийВасиль Сухомлинський
Василь СухомлинськийLona_Pugach
 
Bai 13 9059
Bai 13 9059Bai 13 9059
Bai 13 9059quangaxa
 
Topic 4 Alejandro Donato English 101
Topic 4 Alejandro Donato English 101Topic 4 Alejandro Donato English 101
Topic 4 Alejandro Donato English 101
Alex Donato
 
Інтерфейси користувача
Інтерфейси користувачаІнтерфейси користувача
Інтерфейси користувачаLona_Pugach
 
My Best Friend &lt;3
My Best Friend &lt;3My Best Friend &lt;3
My Best Friend &lt;3
Alyssa Monroe
 
Optimizing your mri practice with kaizen
Optimizing your mri practice with kaizenOptimizing your mri practice with kaizen
Optimizing your mri practice with kaizen
Andre van Est
 
Audience feedback
Audience feedbackAudience feedback
Audience feedback
al04929284
 
Antiterror
AntiterrorAntiterror
Antiterror
Maryam-2013
 
Serving as the Referee in a Wrestling Match
Serving as the Referee in a Wrestling MatchServing as the Referee in a Wrestling Match
Serving as the Referee in a Wrestling Match
Brearn Wright
 
Power point for locations (lincoln photos too)
Power point for locations (lincoln photos too)Power point for locations (lincoln photos too)
Power point for locations (lincoln photos too)
abbeylou97
 
Hormones Revision
Hormones Revision Hormones Revision
Hormones Revision
livs66
 
Everything DiSC 363 for Leaders Sample report- Download Now!
Everything DiSC 363 for Leaders Sample report-  Download Now!Everything DiSC 363 for Leaders Sample report-  Download Now!
Everything DiSC 363 for Leaders Sample report- Download Now!
Strengthscape
 
Casestudyreviewbshs335
Casestudyreviewbshs335Casestudyreviewbshs335
Casestudyreviewbshs335nikkilg1609
 
How To Run A Performance Program by Dirk McGregor
How To Run A Performance Program by Dirk McGregorHow To Run A Performance Program by Dirk McGregor
How To Run A Performance Program by Dirk McGregor
campaigneq
 
Audience feedback
Audience feedbackAudience feedback
Audience feedback
al04929284
 
Evaluation 3
Evaluation 3Evaluation 3
Evaluation 3
molliecorish
 

Viewers also liked (17)

Power point for locations (lincoln photos too)
Power point for locations (lincoln photos too)Power point for locations (lincoln photos too)
Power point for locations (lincoln photos too)
 
Василь Сухомлинський
Василь СухомлинськийВасиль Сухомлинський
Василь Сухомлинський
 
Bai 13 9059
Bai 13 9059Bai 13 9059
Bai 13 9059
 
Topic 4 Alejandro Donato English 101
Topic 4 Alejandro Donato English 101Topic 4 Alejandro Donato English 101
Topic 4 Alejandro Donato English 101
 
Інтерфейси користувача
Інтерфейси користувачаІнтерфейси користувача
Інтерфейси користувача
 
My Best Friend &lt;3
My Best Friend &lt;3My Best Friend &lt;3
My Best Friend &lt;3
 
Optimizing your mri practice with kaizen
Optimizing your mri practice with kaizenOptimizing your mri practice with kaizen
Optimizing your mri practice with kaizen
 
Audience feedback
Audience feedbackAudience feedback
Audience feedback
 
Antiterror
AntiterrorAntiterror
Antiterror
 
Serving as the Referee in a Wrestling Match
Serving as the Referee in a Wrestling MatchServing as the Referee in a Wrestling Match
Serving as the Referee in a Wrestling Match
 
Power point for locations (lincoln photos too)
Power point for locations (lincoln photos too)Power point for locations (lincoln photos too)
Power point for locations (lincoln photos too)
 
Hormones Revision
Hormones Revision Hormones Revision
Hormones Revision
 
Everything DiSC 363 for Leaders Sample report- Download Now!
Everything DiSC 363 for Leaders Sample report-  Download Now!Everything DiSC 363 for Leaders Sample report-  Download Now!
Everything DiSC 363 for Leaders Sample report- Download Now!
 
Casestudyreviewbshs335
Casestudyreviewbshs335Casestudyreviewbshs335
Casestudyreviewbshs335
 
How To Run A Performance Program by Dirk McGregor
How To Run A Performance Program by Dirk McGregorHow To Run A Performance Program by Dirk McGregor
How To Run A Performance Program by Dirk McGregor
 
Audience feedback
Audience feedbackAudience feedback
Audience feedback
 
Evaluation 3
Evaluation 3Evaluation 3
Evaluation 3
 

Similar to Bab i

PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
Repository Ipb
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Debby Ochta
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12
Debby Ochta
 
garuda358609.pdf
garuda358609.pdfgaruda358609.pdf
garuda358609.pdf
MapriRudiansyah
 
Sifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPTSifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPT
IndraSetiawan115511
 
Bab iv bahan organik tanah
Bab iv bahan organik tanahBab iv bahan organik tanah
Bab iv bahan organik tanah
Andrew Hutabarat
 
Laporan kesuburan tanah
Laporan kesuburan tanahLaporan kesuburan tanah
Laporan kesuburan tanah
Petrus Hery
 
Tanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptxTanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptx
SalsabillahAnnanta
 
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012
NurdinUng
 
Dwi bab 1
Dwi bab 1Dwi bab 1
Dwi bab 1
Agustoni Tarigan
 
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
NurdinUng
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Warnet Raha
 
Annisa Syarani_Soil pH Meter.docx
Annisa Syarani_Soil pH Meter.docxAnnisa Syarani_Soil pH Meter.docx
Annisa Syarani_Soil pH Meter.docx
AnnisaSyarani
 
Pemupukan
PemupukanPemupukan
Pemupukan
Didin Orgcjr
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
eka42853
 
10. JURNAL
10. JURNAL10. JURNAL
10. JURNAL
Guntur Althair
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Rizka Pratiwi
 
kemasaman tanah
kemasaman tanahkemasaman tanah
kemasaman tanah
ArjunaSipayung3
 
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
nuelsitohang
 
4 slamet-s-kesuburan-tanah
4 slamet-s-kesuburan-tanah4 slamet-s-kesuburan-tanah
4 slamet-s-kesuburan-tanah
jufrikarim
 

Similar to Bab i (20)

PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12
 
Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12Hutan rahmawaty12
Hutan rahmawaty12
 
garuda358609.pdf
garuda358609.pdfgaruda358609.pdf
garuda358609.pdf
 
Sifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPTSifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPT
 
Bab iv bahan organik tanah
Bab iv bahan organik tanahBab iv bahan organik tanah
Bab iv bahan organik tanah
 
Laporan kesuburan tanah
Laporan kesuburan tanahLaporan kesuburan tanah
Laporan kesuburan tanah
 
Tanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptxTanah Masam 2023.pptx
Tanah Masam 2023.pptx
 
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012
 
Dwi bab 1
Dwi bab 1Dwi bab 1
Dwi bab 1
 
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Annisa Syarani_Soil pH Meter.docx
Annisa Syarani_Soil pH Meter.docxAnnisa Syarani_Soil pH Meter.docx
Annisa Syarani_Soil pH Meter.docx
 
Pemupukan
PemupukanPemupukan
Pemupukan
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
 
10. JURNAL
10. JURNAL10. JURNAL
10. JURNAL
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
 
kemasaman tanah
kemasaman tanahkemasaman tanah
kemasaman tanah
 
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
 
4 slamet-s-kesuburan-tanah
4 slamet-s-kesuburan-tanah4 slamet-s-kesuburan-tanah
4 slamet-s-kesuburan-tanah
 

Bab i

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Lahanrawamemilikiperanan Lahanrawa kaya yang akanhasilhutan sangatpentingbaikditinjaudarisegiekonomimaupunekologi. yang berfungsisebagaipenyimpanan berupakayudanberanekaragamtanamanlainnya, air untukmengendalikanbanjir, sertakawasantersebutjugasangatberperanpentingsebagaipengendaliiklimkarenakemampuannyauntukm enyerapkarbon. Indonesia mempunyailahanrawa yang terdiridarilahanrawapasangsurutdanrawalebakkuranglebihseluas 39 juta ha, yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, danIrian Jaya. Seiringdenganperkembanganperadabandankegiatansosialekonominya, manusiamemanfatkanwilayahpesisirpantaidanrawauntukberbagaikepentingan. Semakinbanyakpemanfaatanlahanrawatersebutmuncullahmasalahpenyediaanlahanrawabagiaktifitas social danekonomimasyarakat.1 Berdasarkankarakterisassilahanpasangsurutdanrawadapatdibedakan tipologi,salahsatudiantaranyaadalahtiperawalebak. 5 Rawalebakdipengaruhiolehluapansungaidanhujan, selalutergenangselamamusimhujandankeringdimusimkemarau.Berdasarkan lama genangandantinggi air, lahanrawalebakdapatdibedakandalam 3tipologiyaitu : 1) lebakdangkal, lama genangan< 3 bulandengantinggi air < 50 cm, 2)lebaktengahan, lama genangan 3 – 6 bulandengantinggi air 50 –100 cm dan 3) lebakdalamataurawamonoton lama genangan>6 bulandengantinggi air > 100 cm (Ismail etal. 1990). Berdasarkantipologitersebutperairanrawalebakada yang bersifatpermanendantidakpermanenyaitukeringdanberairpadawaktutertentu, system lahansawahtadahhujantermasukdarilahanrawalebak.2 Sistem lahan sawah tadah hujan mencakup sekitar 37 juta ha yang diperkirakan sekitar 1/3 total area yang ditanami padi di dunia (IRRI, 1997). Karena ketersediaan air yang fluktuatif, maka kondisi secara hydrologi sangat bervariasi dari tergenang sempurna tanaman padi hingga kekeringan dimana hal 1 Rika Sri Amalia, dkk, ReklamasidanRevitalisasiDi Kawasan Cao Fe Dian, Tian Jin-CinadanPantai Marina Semarang,depok, 2 2 Anonim, “Beje” sebagaiproduksilahanrawalebak, Palembang, 1 1
  • 2. ini sering terjadi dalam musim yang sama. Ketergantungan terhadap curah hujan membuat system usahatani pada lahan sawah tadah hujan ini tidak terprediksi dengan tingkat kemungkinan gagal pertanaman yang sangat besar. Tanah bertekstur liat yang kaya dengan sesquioksida seperti Ultisol, Oxisol, dan juga sulfat masam, gambut dan tanah-tanah sodik di dalam dasar pembentukan mereka mempunyai kadar P-tersedia rendah dan mempunyai kapasitas mengadsorpsi fosfor yang besar. Oleh karena pertanaman yang intensif, bahan organik tanah telah terkuras sehingga akhirnya menurunkan tingkat kesuburan tanah. Penambahan bahan organik ke dalam tanah adalah solusi yang terbaik untuk mengatasi penurunan tingkat kesuburan tanah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia penghasil beras. Di Sumatera Utara terdapat 89.395 ha lahan sawah tadah hujan yang ditanami dua kali setahun dan 91.362 ha ditanami hanya sekali setahun (BPS Sumatera Utara, 2004). Rataan produktivitas padi pada lahan sawah tadah hujan di Sumatera Utara menurut Erythrina dkk. (2001) adalah sekitar 4,15 t ha-1. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, diperlukan upaya reklamasi melalui pemakaian pupuk fosfor dan pupuk kandang sapi untuk pengembangan produktivitas sistem tanam berbasis padi di lahan sawah tadah hujan di Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Langkat.3 1.2 Rumusan Masalah 1. Mendefinisikanreklamasi lahan sawah tadah hujan dengan pupuk fosfor dan bahan organik. 2. Menganalisis proses penerapan reklamasi lahan sawah tadah hujan dengan pupuk fosfor dan bahan organik. 1.3 Tujuan 1. Mahasiswa dapat mendefiniskan reklamasi lahan sawah tadah hujan dengan pupuk fosfor dan bahan organik. 2. Mahasiswa dapat menganalisis hasil dari penerapan reklamasi lahan sawah tadah hujan dengan pupuk fosfor dan bahan organik. 3 Ali Jamil,dkk, Reklamasi Lahan Sawah Tadah Hujan Dengan Pupuk Fosfor Dan Bahan Organik Di Sumatera Utara, Sumatera Utara, 3 2
  • 3. 1.4 Manfaat 1. Dapat menambah pengetahuan dari kegiatan reklamasi khususnya dengan pupuk fosfor dan bahan organik pada lahan sawah tadah hujan. 2. Dapat mengetahui definisi dari reklamasi. 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sifat Tanah dan Bahan Organik yang Digunakan pada Lokasi Percobaan Untuk membahas sifat awal dari tanah lokasi percobaan, digunakan kriteria penilaian kandungan hara dalam tanah seperti yang dikemukakan oleh Hardjowigeno (2003). Tanah pada areal percobaan mempunyai kandungan hara P-tersedia sangat rendah (4,2-4,7 ppm), kandungan C-organik juga tergolong sangat rendah (0,35-0,38%), kapasitas tukar kation tergolong ke dalam kriteria sedang (22,7-22,9 cmol (+) kg-1). Kerapatan lindak berkisar 1,13-1,20 g cm-3, dan kandungan air tersedia yang diukur sebagai selisih antara kandungan air pada kapasitas lapang dengan kandungan air pada titik layu permanent adalah berkisar 0,2-11,9%. Berdasarkan hasil analisis tanah sebelum penelitian dilakukan, tanah pada lokasi percobaan memiliki status hara P tersedia yang sangat rendah, kandungan karbon organik juga sangat rendah. KTK tergolong sedang. Dibandingkan dengan sifat awal tanah sebelum percobaan dimulai, maka pemakaian kedua P dan bahan organik (pukan sapi) meningkatkan ketersediaan P dalam tanah, kandungan C-organik tanah, dan kadar air tersedia sekitar berturut-turut 102%, 197%, dan 83%. Sementara itu, pemakaian kedua P dan bahan organik menurunkan kerapatan lindak sekitar 9%. Pupuk kandang sapi telah digunakan sebagai sumber bahan organik pada percobaan ini yang diperoleh dari desa Lubuk Bayas, Kabupaten Deli Serdang. Sub contoh telah diambil dan dijadikan satu contoh komposit untuk dianalisa kandungan haranya sebelum diperlakukan ke lapang. Secara rata-rata, pukan sapi yang digunakan pada percobaan ini mengandung 1,04% N-total dan 20,6% C-organik sehingga memberikan nilai C/N 19,8. Disamping itu, kandungan P, K, Ca, dan Mg berturut-turut adalah 0,30; 1,24; 1,62; dan 0,52%. 2.2 Sifat Tanah sebagai Pengaruh Perbedaan Perlakuan Pemakaian kedua fosfor dan bahan organik secara nyata (P <0.001) meningkatkan fosfor tersedia dalam tanah dan meningkat dengan waktu sampai 75 HST (Tabel 1). Peningkatan pemberian fosfor sampai 60 kg ha-1 P2O5 dapat meningkatkan kandungan P-tersedia dari 29.4-41.3%; namun, tidak terdapat peningkatan selanjutnya bila dosis pemberian P ditingkatkan dari 60 ke 90 kg ha-1 P2O5. 4
  • 5. Pemakaian bahan organik juga menghasilkan peningkatan yang nyata untuk fosfor tersedia dalam tanah dari 19,5-38,5%. Kandungan P-tersedia juga meningkat dengan waktu dengan peningkatan yang lebih tinggi pada 75 HST dimana peningkatan ini sekitar 95% dengan penggunaan 6 t ha-1 bahan organic. Interaksi antara pemberian P dengan bahan organik juga nyata pada semua waktu pengamatan kecuali pada 15 dan 75 HST, dimana hal ini terutama disebabkan oleh respon P-tersedia yang lebih besar terhadap pemakaian bahan organic, khususnya pada level P yang lebih tinggi (P2 dan P3). Peningkatan konsentrasi P tersedia dalam tanah kemungkinan besar disebabkan beberapa hal seperti peningkatan kelarutan pupuk kimia dan pelarutan PO4 dari kompleks tidak larut dengan Fe, Al, Ca, dll karena asam humik yang dapat dihasilkan selama pelapukan pukan sapi (Tisdale dkk., 1985). Miller and Donahue (1995) selanjutnya menjelaskan bahwa pupuk fosfat adalah salah satu sumber langsung dari fosfat larut dalam tanah. Pillai (2006) mengemukakan bahwa jika tanah digenangi, beberapa perubahan kimia dan elektrokimia utama akan terjadi yang akan menyebabkan peningkatan pH tanah masam, reduksi kimia, peningkatan pH tanah masam dan penurunan pH tanah-tanah kalkareus atau/dan sodik, yang k Kandungan air tersedia.Kedua pemakaian P dan bahan organik nyata meningkatkan kadar air tersedia dalam tanah (Tabel 4). Kandungan air tersedia meningkat sekitar 2734% ketika diberikan 90 kg P2O5 ha-1. esemuanya ini mempunyai peran dalam peningkatan kadar P tersedia dalam tanah. Retensi fosfor dalam tanah. Secara umum, penggunaan pupuk P dan bahan organik tidak berpengaruh secara nyata terhadap retensi P dalam tanah, kecuali untuk dua pengamatan terakhir yaitu 95 dan 105 HST adalah nyata berpengaruh terhadap kemampuan tanah untuk meretensi P dalam tanah (Tabel 2). Pukan sapi yang digunakan dalam percobaan ini mengandung nilai C/N rasio sedang (sekitar 20), dimana hal ini memiliki kontribusi terhadap peningkatan maupun perbaikan kesuburan tanah. Gobat dkk. (2004) mengemukakan bahwa, nilai indeks yang baik dari kialitas pukan sapi adalah rasio C terhadap N. Nilai C/N yang tinggi (25-30) sebagai bukti bahwa bahan organik tersebut belum melapuk secara sempurna. Dengan adanya penambahan bahan organik ke dalam tanah diperkirakan akan menurunkan daya retensi tanah terhadap P melalui mekanisme reaksi asam-asam organik sebagai hasil pelapukan bahan organik dimaksud yang lebih reaktif terhadap logam-logam pemfiksasi P dalam tanah. Kandungan karbon organik dalam tanah. Pemakaian kedua P dan bahan organik nyata meningkatkan kandungan karbon organik tanah dan juga meningkat dengan waktu (Tabel 3). Peningkatan karbon organik tanah karena peningkatan pemakaian P dari 0 ke 90 kg P2O5 ha-1 adalah sekitar 11%-27%. Pengaruh pukan sapi lebih jelas, dimana rataan peningkatan C-organik dari sekitar 24% 5
  • 6. dan 50% bila diberikan 3 ke 6 t ha-1 pukan sapi. Interaksi nyata antara penggunaan P dan bahan organik hanya terdapat pada pengukuran pertama, dimana hal ini lebih respon terhadap pemakaian bahan organik khususnya pada dosis tanpa pemberian P (P0). 4 Rata-rata peningkatan dari C-organik tanah adalah sekitar 27% bila diberikan 90 kg P2O5 ha-1. Pemakaian pukan sapi 6 t ha-1 meningkatkan C-organik sekitar 54% (0.86-1,32%) pada 95 HST. Interaksi yang nyata juga diamati antara P dan pukan sapi adalah disebabkan lebih tingginya respon C-organik dalam tanah terhadap pemakaian pukan sapi, khususnya dengan ketiadaan P (P0). Tabel 1. Fosfor Tersedia Dalam Tanah Pada Waktu Pengamatan Berbeda Setelah Tanam Sebagai Pengaruh Perlakuan P dan Bahan Organik HariSetelahTanam Perlakuan 15 35 55 75 95 105 ---------------------------------------------- ppm -------------------------------------------P0 6,18 5,57 4,83 5,13 5,89 6,92 7,66 6,98 5,93 5,90 6,92 7,97 9,38 7,95 7,01 5,23 5,89 6,91 7,74 6,84 5,92 O0 5,07 5,93 6,61 7,98 6,58 5,85 O1 5,47 6,90 8,39 8,64 8,33 6,93 O2 6,24 7,94 9,08 9,82 9,26 8,23 Rataan 5,59 6,92 8,03 8,81 8,06 7,00 O0 6,47 7,14 8,78 8,90 8,74 6,89 O1 6,76 7,91 9,14 9,93 9,46 8,01 O2 7,07 9,88 10,72 11,74 10,79 9,71 Rataan 6,77 8,31 9,55 10,19 9,66 8,20 O0 5,09 6,40 8,34 8,84 8,37 6,65 O1 5,71 7,65 8,98 9,42 9,00 7,47 O2 6,23 8,96 10,03 10,54 10,15 8,35 Rataan Pukansapi 5,83 Rataan P3 4,86 O2 P2 4,67 O1 P1 O0 5,68 7,67 9,12 9,60 9,17 7,49 Rataan 4 Ali Jamil,dkk, Reklamasi Lahan Sawah Tadah Hujan Dengan Pupuk Fosfor Dan Bahan Organik Di Sumatera Utara, Sumatera Utara, 8 6
  • 7. O0 5,32 6,08 7,39 7,97 7,32 6,06 O1 5,77 7,09 8,36 8,91 8,44 7,08 O2 6,36 8,42 9,45 10,37 9,54 8,32 5,82 7,20 8,40 9,08 8,43 7,15 P *** *** *** *** *** *** O *** *** *** *** *** *** tn *** * tn *** *** P 0,15 0,17 0,24 0,15 0,12 0,14 O 0,13 0,15 0,21 0,14 0,10 0,12 - 0,29 0,42 - 0,20 0,24 2,26 2,39 3,13 1,58 1,41 1,98 Rataan Significance PxO LSD05 PxO CV (%) Penggenangan secara terus menerus dalam system padi-padi secara umum berhubungan dengan peningkatan kandungan C-organik tanah (Nambiar, dkk.,1992 dalam Hedge 1996). Fraksi koloid, yang mengandung kedua liat dan humus dari pukan sapi, dikenal sebagai tempat berlangsungnya aktifitas kimia dalam tanah, termasuk kapasitas untuk pertukaran ion dalam tanah (Brady dan Weil, 2002). Untuk tanah-tanah liat, bahan organik tanah memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan KTK tanah (Weil dan Magdoff, 2004). Kandungan air tersedia.Kedua pemakaian P dan bahan organik nyata meningkatkan kadar air tersedia dalam tanah (Tabel 4). Kandungan air tersedia meningkat sekitar 27-34% ketika diberikan 90 kg P2O5 ha-1. Tabel 2. Retensi Fosfor Dalam Tanah Pada Waktu Pengamatan Berbeda Setelah Tanam Sebagai Pengaruh Perlakuan P dan Bahan Organik HariSetelahTanam 15 PERLAKUAN 35 55 75 95 105 ----------------------------------------------- % ----------------------------------------------P0 16.05 15.82 15.80 15.57 15.28 14.60 O1 15.58 15.67 15.72 15.53 14.63 14.34 O2 15.14 15.29 15.12 15.24 14.17 13.87 Rataan 15.59 15.59 15.55 15.45 14.69 14.27 O0 16.10 15.85 15.88 15.86 16.01 15.54 O1 P1 O0 15.77 15.98 15.77 15.78 15.24 15.13 O2 P2 15.37 15.51 15.49 15.55 14.77 15.10 Rataan 15.75 15.78 15.71 15.73 15.34 15.26 O0 16.04 15.95 15.91 15.98 16.06 16.10 O1 15.80 15.94 15.87 15.73 15.82 15.37 O2 15.92 15.71 15.73 15.72 15.36 15.34 7
  • 8. Rataan 15.84 15.81 15.74 15.60 16.11 15.99 15.96 15.98 16.97 17.27 O1 15.80 15.67 15.60 16.10 16.18 15.49 O2 16.11 16.04 16.22 15.88 15.42 15.30 Rataan 16.00 15.90 15.92 15.99 16.19 16.02 O0 16.07 15.90 15.89 15.85 16.08 15.88 O1 15.74 15.81 15.74 15.79 15.47 15.08 O2 15.63 15.64 15.64 15.60 14.93 14.90 15.82 15.78 15.75 15.74 15.49 15.29 tn tn tn tn *** *** O * tn tn tn *** *** PxO tn tn tn tn tn tn P - - - - 0.53 0.50 O Pukansapi 15.87 O0 P3 15.92 0.28 - - - 0.46 0.43 2.11 2.15 2.39 4.87 3.46 3.35 Rataan Rataan Significance LSD05 P CV (%) Pemakaian bahan organik juga meningkatkan kandungan air tersedia dalam tanah sampai sekitar 30-33%. Interaksi antara P dan pukan sapi juga nyata kecuali pada pengukuran 15 HST dan 105 HST. Interaksi ini utamanya disebabkan oleh respon yang lebih tinggi oleh air tersedia terhadap pemakaian bahan organik ketika dikombinasikan dengan level dosis tertinggi dari pemakaian P (P3). Kecenderungan umum juga bahwa kandungan air tersedia tanah meningkat dengan waktu (6-12%) sampai 95 HST. Kandungan air tersedia meningkat dengan penambahan kedua P sampai 90 kg ha-1 P2O5) dan pukan sapi (sampai 6 t ha-1) adalah berturut-turut sekitar 34% dan 33%. 5 Tabel 3. Perubahan Karbon Organik Tanah pada Waktu Pengukuran yang Berbeda Setelah Tanam Akibat Perlakuan P dan Bahan Organik HariSetelahTanam PERLAKUAN 15 35 55 75 95 105 ------------------------------------------------------ % -----------------------------------------------------P0 0.51 0.57 0.62 0.76 0.78 0.63 O1 0.76 0.78 0.81 0.86 1.04 0.89 O2 0.82 0.96 0.97 1.01 1.20 1.17 Rataan 0.70 0.77 0.80 0.88 1.01 0.90 O0 0.62 0.63 0.73 0.80 0.83 0.67 O1 0.81 0.81 0.85 0.92 1.10 0.93 O2 0.86 1.00 1.02 1.08 1.31 1.19 Rataan P1 O0 0.76 0.81 0.87 0.93 1.08 0.93 5 Ali Jamil,dkk, Reklamasi Lahan Sawah Tadah Hujan Dengan Pupuk Fosfor Dan Bahan Organik Di Sumatera Utara, Sumatera Utara, 11 8
  • 9. P2 O0 0.80 0.81 0.91 0.73 0.82 0.85 0.90 0.98 1.16 0.95 O2 1.04 1.07 1.08 1.18 1.36 1.20 Rataan 0.85 0.88 0.93 0.99 1.14 0.96 O0 0.73 0.76 0.83 0.84 0.91 0.80 O1 0.85 0.86 0.91 1.03 1.18 0.96 O2 1.06 1.08 1.14 1.16 1.39 1.22 Rataan 0.88 0.90 0.96 1.01 1.16 0.99 O0 0.64 0.67 0.74 0.80 0.86 0.71 O1 0.81 0.82 0.87 0.95 1.12 0.93 O2 0.94 1.03 1.05 1.11 1.32 1.20 0.80 0.84 0.89 0.95 1.10 0.95 P *** *** *** *** *** * O *** *** *** *** *** *** PxO *** tn tn tn tn tn P 0.02 0.05 0.03 0.04 0.06 0.06 O 0.02 0.04 0.03 0.04 0.05 0.05 PxO 0.04 - - - - - 2.98 Pukansapi 0.71 O1 P3 0.69 5.45 3.58 4.71 5.16 4.75 Rataan Rataan Significance LSD05 CV (%) Table 4. Kandungan Air Tersedia Tanah pada Waktu Pengukuran Berbeda Setelah Tanam Sebagai Pengaruh Perlakuan P dan Bahan Organik HARI SETELAH TANAM PERLAKUAN 15 35 55 75 95 105 ------------------------------------------------------ % -----------------------------------------------------P0 14.53 14.90 14.94 14.98 15.40 14.85 O1 16.91 16.98 17.02 17.61 18.32 16.25 O2 17.81 18.08 18.35 18.42 19.59 19.34 Rataan P1 O0 16.42 16.65 16.77 17.00 17.77 16.81 O0 15.78 16.42 16.49 16.84 17.52 15.92 O1 17.90 18.10 18.74 18.93 18.97 18.09 O2 19.90 20.14 20.51 20.60 20.98 20.00 Rataan 17.86 18.22 18.58 18.79 19.16 18.00 9
  • 11. BAB III KESIMPULAN Mengingatpentingnyaupayareklamasilahanrawa yang telahmengalamipenurunankualitas, danuntukmelestarikanlahanpertaniansertafungsilingkungandikawasanrawa, makaperluterusditingkatkanpenangananlahan-lahanrawa yang menurunkualitasnyadenganberbagaimasukanteknologi, sehinggadapatmeningkatkankualitaslahanpertanamandanproduktivitasnya.6 Beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah, bahwa pemakaian pupuk P dan pukan sapi dapat dijadikan sebagai bahan pereklamasi lahan sawah tadah hujan di Sumatera Utara karena dapat meningkatkan kandungan P tersedia dalam tanah, kandungan C-organik tanah dan air tersedia berturut-turut sekitar 59%, 157%, dan 72%. Perbaikan atau peningkatan sifat tanah dimaksud, tertinggi ataupun terbaik diperoleh bila dikombinasikan antara pemberian 90 kg P2O5 ha-1 dan 6 t ha-1 pukan sapi.7 6 Anonim, PedomanTeknisReklamasiLahanRawaTahun2008, Jakarta, 23 Ali Jamil,dkk, Reklamasi Lahan Sawah Tadah Hujan Dengan Pupuk Fosfor Dan Bahan Organik Di Sumatera Utara, Sumatera Utara, 14 7 11
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Jamil Ali, 2004. Reklamasi Lahan Sawah Tadah Hujan Dengan Pupuk Fosfor Dan Bahan Organik Disumatera Utara. BPTP Sumatera Utara. Sumatera Utara. Anonim, 2008. PedomanTeknisReklamasiLahanRawaTahun 2008. DirektoratPengelolaanLahan, DirektoratJenderalPengelolaanLahan Dan Air, DepartemenPertanian. Jakarta. Rupawan, 2006. “Beje” SebagaiKolamProduksiDilahanRawaLebak. BalaiRisetPerikananPerairanUmum Palembang. Palembang. Amalia Sri K. ,2012. ReklamasidanRevitalisasi di Kawasan Cao Fe Dian, Tian Jin-CinadanPantai Marina Semarang. FakultasTeknikSipildanPerencanaanUniversitasGunadarma. Depok. Hamsah Muslim, 2010. RencanaReklamasiDenganPenataanLahanPadaLahanBekasPenambanganTanah Liat di Pt. Holcim Indonesia Tbk, Cilacap,Jawa Tengah. 12