Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...NurdinUng
The objective of this research was to study the respons of N, P, and K fertilizers and the best combination of it on the maize yields. The experimental design was following random block design that consist of 4 treatments with 3 replications, so there are 12 plot units. Dosages of each treatment were 160 kg Urea, 54 kg TSP, and 90 kg KCl. The result of this research showing that minus one test has significant effect to stem length, stem diameters, and all dry weigh, while for 100 gain weigh has not significant effects. The best treatment combination was N+K treatment or minus P.
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...NurdinUng
The objective of this research was to study the respons of N, P, and K fertilizers and the best combination of it on the maize yields. The experimental design was following random block design that consist of 4 treatments with 3 replications, so there are 12 plot units. Dosages of each treatment were 160 kg Urea, 54 kg TSP, and 90 kg KCl. The result of this research showing that minus one test has significant effect to stem length, stem diameters, and all dry weigh, while for 100 gain weigh has not significant effects. The best treatment combination was N+K treatment or minus P.
Serapan hara n, p dan k tanaman jagung (zea mays l.) di dutohe agustus 2012NurdinUng
This study aimed to determine the N, P, and K nutrients uptakes of maize crops in Dutohe of Bone Bolango regency. Te research was carried out in Dutohe Village of Kabila Distric of Bone Bolango regency for about 6 months. The experimental design was following randomized block design that consist of 4 treatments (P+K, N+P, N+K) with 3 replications, so there are 12 plot units. Dosages of each treatment were 160 kg Urea, 54 kg TSP, and 90 kg KCl. The result from the experiment showed that minus one test has not significant effect to N and P uptakes, but has significant effect to K uptake.
Uji kurang satu pupuk n, p, dan k terhadap pertumbuhan jagung di dutohe agust...NurdinUng
The aim of this study was to determine (1) the effect of N, P, and K fertilizers on the maize growth and (2) the best treatment combinations on the maize growth. The fertilizers method using minus one test in randomized block design pattern with four treatments and three replications. Dosages of each treatment were 160 kg Urea, 54 kg TSP, and 90 kg KCl. The results of this research showing that the minus one test of N, P, and K fertilizers has significant effect to plant high on 14 days after planting (DAP), 42 DAP, and 56 DAP, but has not significant effect on 28 DAP. This pattern was the same with leaf color parameters. , for leaf numbers has significant effect on 28 DAP only. The best treatment combination was N+K treatment or minus P.
PRODUKSI GAS DAN DEGRADASI BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK IN VITRO SILASE PAK...Brawijaya University
Penelitian ini tentang pakan lengkap (complete feed ) yang dibuat menjadi silase yang bertujuan untuk mengawetkan atau preservasi pakan. Silase pakan lengkap (complete feed silage) yang dibuat berbasis pucuk tebu (Saccharum officinarum) dan jenis leguminosa berbeda. Leguminosa yang digunakan terdiri dari kaliandra (Calliandra calothyrsus), lamtoro (Leucaena leucocephala), gamal (Gliricidia sepium) dan kelor (Moringa oleifera).
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
155 340-1-pb (1)
1. 411
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 411-419, 2017
http://jtsl.ub.ac.id
KAJIAN APLIKASI SERESAH TEBU DAN UREA TERHADAP
KETERSEDIAN NITROGEN DALAM TANAH
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X JENGKOL-KEDIRI
Rocky Paulus Batubara, Endang Listyarini*
Jurusan Tanah, Fakultas Peranian, Universitas Brawijaya
* penulis korespondensi: elistyarini@ub.ac.id
Abstract
Sugar Research Center of PT. Perkebunan Nusantara X Jengkol, Kediri has a test plant with trash
management system. The concept of trash management system is the return of sugarcane trash
crop residues to soil. This study aimed to identify the effect of sugarcane trash and urea application
on the availability of N In the soil andsugarcane growth at Sugar Research Center of PT.
Perkebunan Nusantara X Jengkol-Kediri. Treatments tested in this studya were applicationa of urea
at different doses, P1 (without urea), P2 (2 kg urea ha-1), P3 (3 kg urea ha-1), P4 (4 kg urea ha-1), P5
(5 kg urea ha-1), and P6 (6 kg urea ha-1) combined with the provision of 20 t sugarcane trash ha-1.
Results of this study indicated that the treatment P1 (2 kg urea + 20 t sugarcane trash ha-1) had the
highest N-availability value of 6.12 ppm NH4
+ and 5.94 ppm NO3
-. Application of area combined
with sugarcane trash increased the plant’s heigh in every treatment. The best values were recorded
the P1 treatment at 33, 35, 37 and 39 weeks with the plant height 258, 42 cm, 269, 57 cm, 287, 83
cm, 298, 67 cm, respectively.
Keywords : N-availability, sugarcane growth, : sugarcane trash
Pendahuluan
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.)
merupakan komoditas yang penting dan
penghasil gula terbesar dalam usaha
perkebunan di Indonesia. Salah satu upaya
untuk meningkatkan produksi gula adalah
mengembalikan bahan organik ke dalam tanah
dengan aplikasi seresah yang diperoleh dari sisa
panen tanaman tebu sehingga dapat
menyediakan unsur hara bagi tanaman tebu.
Seresah tebu merupakan sisa panen tebu
biasanya dibakar setelah proses penebangan.
Pembakaran seresah mengakibatkan
kesuburan tanah menurun. Menurut Hairiah et
al. (2003) praktek pembakaran seresah dapat
menurunkan Bahan Organik Tanah (BOT)
lebih cepat. Pusat Penelitian (Puslit) Gula PT.
Perkebunan Nusantara X Jengkol-Kediri
merupakan salah satu perusahaan yang
memiliki ruang lingkup penelitian gula.
Memasuki musim tanam tahun 2015-2016,
Puslit Gula PT. Perkebunan Nusantara X
Jengkol-Kediri melakukan uji coba tanam
dengan sistem trash management. Konsep
sistem trash management adalah pengembalian
seresah tebu sisa panen ke lahan. Sistem trash
management memiliki pengaruh yang besar pada
kegiatan konservasi, penambahan bahan
organik, dan peningkatan kesuburan tanah
(Thorburn et al., 2002). Hasil analisis
laboratorium menunjukkan bahwa seresah
tebu memiliki kandungan 0,72 % N, 0,15 %
P2O5, 0,13 % K2O, 0,36 % Ca, 0,094 % Mg,
506 ppm Fe, 98 ppm Mn, 14 ppm CU, dan 15
ppm Zn (Pusat Penelitian Gula PTPN X,
2015).
Seresah tebu dapat menyediakan N dan
unsur hara lain bagi tanaman, tetapi tidak
langsung diserap tanaman harus melalui proses
dekomposisi sehingga menjadi bahan organik
tanah sehingga dapat diserap tanaman.
Dekomposisi serasah adalah perubahan fisik
maupun kimiawi oleh mikroorganisme tanah
2. 412
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 411-419, 2017
http://jtsl.ub.ac.id
(bakteri, fungi dan hewan tanah lainnya) yang
disebut dengan mineralisasi. Mineralisasi yaitu
proses penghancuran bahan organik yang
berasal dari hewan dan tanaman menjadi
senyawa-senyawa organik sederhana (Dita,
2007). Laju dekomposisi seresah yang masih
dalam bentuk segar lebih lama dibandingkan
dengan seresah yang sudah mengalami
pengomposan, hal ini dikarenakan C/N rasio
seresah tebu segar pada lahan penelitian adalah
57 dan C/N rasio kompos pupuk organik
berdasarkan persyaratan teknis minimal
organik memiliki C/N rasio 15-25 (Eviati dan
Sulaeman 2009). Menurut Widarti et al. (2015)
tingginya nilai C/N rasio dapat mengurangi
aktivitas biologi mikroorganisme sehingga
diperlukan waktu yang lama untuk
pengomposan dan menghasilkan mutu yang
lebih rendah.
Penelitian ini dilakukan pemberian pupuk
urea dicampur dengan air yang diaplikasikan di
seresah tebu dimaksudkan untuk mempercepat
laju dekomposisi seresah tebu sehingga
meningkatkan kandungan nitrogen dan
menurunkan C/N rasio. Van Soest (2006)
mengemukakan bahwa aplikasi urea bertujuan
untuk penyedia sumber nitrogen yang dapat
meningkatkan kadar nitrogen untuk
menyediakan kebutuhan sumber makanan bagi
mikroba. Nitrogen merupakan unsur hara yang
sangat penting karena nitrogen merupakan
unsur hara makro dan banyak terdapat dalam
tanah serta sangat dibutuhkan oleh tanaman
tebu (Soemarno, 2011).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dan mempelajari pengaruh aplikasi seresah
tebu dan urea terhadap ketersedian N dalam
tanah dan pertumbuhan tebu di Pusat
Penelitian gula PT. Perkebunan Nusantara X
Jengkol-Kediri, yang bermanfaat memberikan
informasi kepada petani tebu, mengenai
konservasi kimia tanah khususnya ketersediaan
N dengan memanfaatkan limbah seresah tebu.
Bahan dan Metode
Penelitian dilaksanakan di Pusat Penelitian
Gula PT. Perkebunan Nusantara X Jengkol-
Kediri. Penelitian dilakukan pada bulan April-
Juli 2016. Analisis sifat kimia tanah
dilaboratorium Kimia Tanah, Jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya,
Malang dan laboratorium Kimia Tanah di
Pusat Penelitian Gula PT. Perkebunan
Nusantara X Jengkol-Kediri.
Metode penelitian menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan
yang digunakan terdiri dari 6 perlakuan dan 3
ulangan. Sehingga terdapat 18 satuan
percobaan. Perlakuan yang digunakan yaitu
dengan aplikasi urea dengan dosis yang
berbeda yaitu P0 (control tanpa urea), P1 (2 kg
ha-1), P2 (3 kg ha-1), P3 (4 kg ha-1), P4 (5 kg ha-
1), dan P5 (6 kg ha-1) serta dikombinasikan
dengan pemberian seresah tebu 20 t ha-1.
Pengambilan sampel tanah dilakukan di Kebun
HGU C13 Pusat Penelitian Gula PT.
Perkebunan Nusantara X Jengkol-Kediri dalam
keadaaan terganggu (disturbed) pada kedalaman
30 cm dengan tiga titik pengambilan sampel
tanah setiap plot yang dikompositkan.
Pengamatan sampel tanaman dilakukan
secara acak. dalam satu perlakuan terdapat 20
tanaman. Pengamatan sampel tanaman dalam
satu plot diambil 4 sampel untuk diamati.
Tanaman yang diamati adalah tinggi tanaman
tebu yang diukur dari permukaan tanah hingga
buku ruas dekat daun paling bawah. Analisis
sifat kimia tanah dilakukan sebanyak 2 kali,
yaitu sebelum aplikasi urea dan seresah tebu
sebagai analisis dasar dan analisis tanah pada
minggu ke 37 setelah aplikasi urea dan seresah
tebu. Analisis sifat kimia meliputi: N-total, N-
tersedia, pH (H2O) tanah, Kapasitas Tukar
Kation (KTK) tanah, Bahan Organik Tanah
(BOT).
Hasil dan Pembahasan
Bahan Organik Tanah
Hasil analisis ragam menyatakan bahwa
perlakuan urea + seresah tebu berpengaruh
nyata (p<0,05) terhadap Bahan Organik Tanah
(BOT). Perlakuan P0, P3, dan P5 dengan hasil
rata-rata 1,28 % memiliki nilai BOT terendah
sebesar 1.23 % dan perlakuan P1 (Urea 2 kg +
seresah tebu 20 t ha-1) memiliki nilai BOT
tertinggi yaitu 1,61 % (Gambar 1). Peningkatan
nilai BOT dikarenakan adanya penambahan
seresah tebu. Menurut Abdurachman, Sutomo,
dan Sutrisno (2005) seresah tebu yang telah
melapuk dapat meningkatkan kandungan
bahan organik tanah. Seresah tebu dapat
3. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol
http://jtsl.ub.ac.id
menjaga kelembaban tanah sehingga memacu
aktifitas mikroorganisme tanah tetap dalam
mendekomposisi bahan organik s
menyediakan kebutuhan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Hal tersebut sesuai
Aplikasi urea pada penelitian ditujukan untuk
memacu mikroorganisme yang dapat
mendekomposisi seresah tebu, b
menyediakan unsur hara dalam tanah, karena
urea yang digunakan dalam jumlah yang
sedikit. Menurut Van Soest (2006),
penggunaan urea sebagai sumber nitrogen
bertujuan untuk menekan pertumbuhan jamur
serta meningkatkan kandungan nitrogen untuk
mensuplai kebutuhan bagi mikroba.
Quirk dan Timothy (2007) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa aplikasi seresah tebu
selama tiga tahun percobaan telah
menunjukkan bahwa tingkat dekomposisi
bahan organik telah nyata dipercepat oleh
aplikasi semprot pupuk N dipermukaan dalam
jumlah sedikit (1,5-3 kg ha
menunjukkan bahwa seresah tebu + urea
mampu meningkatkan BOT tanah sebesar 0,59
% dari analisis dasar 1,02 % menjadi 1,61 %
pada perlakuan P1.
pH Tanah
Hasil analisis ragam menunjuk
perlakuan urea + seresah tebu tidak
berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap pH
(H2O) tanah. Peningkatan pH tanah
dikarenakan adanya peningkatan pada BOT
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 411-419
menjaga kelembaban tanah sehingga memacu
aktifitas mikroorganisme tanah tetap dalam
mendekomposisi bahan organik sehingga
menyediakan kebutuhan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Hal tersebut sesuai
dengan Antari et al. (2012) menyatakan bahwa
penggunaan seresah mempengaruhi kehidupan
fauna secara tidak langsung, yaitu melalui
perubahan lingkungan yang meliputi suhu,
kelembaban, aerasi, dan unsur hara.
Gambar 1. Nilai Bahan Organik Tanah.
Aplikasi urea pada penelitian ditujukan untuk
memacu mikroorganisme yang dapat
mendekomposisi seresah tebu, bukan untuk
menyediakan unsur hara dalam tanah, karena
urea yang digunakan dalam jumlah yang
sedikit. Menurut Van Soest (2006),
penggunaan urea sebagai sumber nitrogen
bertujuan untuk menekan pertumbuhan jamur
serta meningkatkan kandungan nitrogen untuk
suplai kebutuhan bagi mikroba. Menurut
Quirk dan Timothy (2007) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa aplikasi seresah tebu
selama tiga tahun percobaan telah
menunjukkan bahwa tingkat dekomposisi
bahan organik telah nyata dipercepat oleh
pupuk N dipermukaan dalam
ha-1). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa seresah tebu + urea
mampu meningkatkan BOT tanah sebesar 0,59
% dari analisis dasar 1,02 % menjadi 1,61 %
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
perlakuan urea + seresah tebu tidak
berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap pH
Peningkatan pH tanah
dikarenakan adanya peningkatan pada BOT
yang berhubungan dengan pH (H
didukung dengan hasil korelasi antara pH
(H2O) tanah dengan BOT sebesar r = 0,323
yang termasuk dalam kelas korelasi cukup. Hal
tersebut sesuai dengan Atmojo (2003) bahwa
bahan organik berperan penting untuk
meningkatkan pH jika bahan organik yang
ditambahkan telah terdekomposisi, karena
bahan organik yang telah
melepaskan mineralnya, berupa kation
basa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
urea + seresah tebu mampu meningkatkan pH
(H2O) tanah sebesar 0,6 dari analisis dasar 5,0
menjadi 5,6 pada perlakuan P1.
Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
perlakuan urea + seresah tebu tidak
berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap KTK
tanah. Peningkatan KTK tanah dikarenakan
adanya peningkatan pada BOT yang
berhubungan dengan KTK tanah, didukung
dengan hasil korelasi antar
dengan BOT sebesar r = 0,567 yang termasuk
dalam kelas korelasi kuat. Kapasitas tukar
kation tanah salah satunya dipengaruhi oleh
kandungan bahan organik
dan Haryanti, 2015). Menurut Atmojo (2003)
413
419, 2017
(2012) menyatakan bahwa
penggunaan seresah mempengaruhi kehidupan
fauna secara tidak langsung, yaitu melalui
perubahan lingkungan yang meliputi suhu,
kelembaban, aerasi, dan unsur hara.
yang berhubungan dengan pH (H2O) tanah,
didukung dengan hasil korelasi antara pH
an BOT sebesar r = 0,323
yang termasuk dalam kelas korelasi cukup. Hal
tersebut sesuai dengan Atmojo (2003) bahwa
bahan organik berperan penting untuk
meningkatkan pH jika bahan organik yang
ditambahkan telah terdekomposisi, karena
bahan organik yang telah terdekomposisi akan
melepaskan mineralnya, berupa kation-kation
basa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
urea + seresah tebu mampu meningkatkan pH
O) tanah sebesar 0,6 dari analisis dasar 5,0
menjadi 5,6 pada perlakuan P1.
Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
perlakuan urea + seresah tebu tidak
berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap KTK
Peningkatan KTK tanah dikarenakan
adanya peningkatan pada BOT yang
berhubungan dengan KTK tanah, didukung
dengan hasil korelasi antara KTK tanah
dengan BOT sebesar r = 0,567 yang termasuk
dalam kelas korelasi kuat. Kapasitas tukar
kation tanah salah satunya dipengaruhi oleh
kandungan bahan organik tanah (Saptiningsih
Menurut Atmojo (2003)
4. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol
http://jtsl.ub.ac.id
bahan organik dapat memperb
kapasitas tukar anion, daya sangga tanah, pH
tanah dan menyediakan unsur hara tanah,
penambahan bahan organik akan
meningkatkan muatan negatif sehingga akan
meningkatkan KTK tanah. Hasil penelitian
Gambar 3. Nilai Kapasitas Tukar Kation Tanah.
N-Total Tanah
Hasil analisis ragam menyatakan bahwa
perlakuan urea + seresah tebu berpengaruh
nyata (p<0,05) terhadap N
Perlakuan P0 (Tanpa urea + seresah tebu 20
ha-1) memiliki nilai N-total terendah yaitu 0,07
% dan perlakuan P1 (Urea 2 kg + seresah tebu
20 t ha-1) memiliki nilai N-
0,09 % (Gambar 4). Peningkatan N
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 411-419
bahan organik dapat memperbaiki KTK tanah,
kapasitas tukar anion, daya sangga tanah, pH
tanah dan menyediakan unsur hara tanah,
penambahan bahan organik akan
meningkatkan muatan negatif sehingga akan
meningkatkan KTK tanah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa urea + seresah tebu
mampu meningkatkan KTK tanah sebesar 1,08
me 100 g-1 tanah dari analisis dasar 2,77 me
100 g-1 tanah menjadi 3,85 me
pada perlakuan P1.
Gambar 2. Nilai pH (H2O) Tanah.
Gambar 3. Nilai Kapasitas Tukar Kation Tanah.
Hasil analisis ragam menyatakan bahwa
perlakuan urea + seresah tebu berpengaruh
nyata (p<0,05) terhadap N-total tanah.
Perlakuan P0 (Tanpa urea + seresah tebu 20 t
total terendah yaitu 0,07
% dan perlakuan P1 (Urea 2 kg + seresah tebu
-total tertinggi yaitu
Peningkatan N-total tanah
dikarenakan adanya peningkatkan BOT yang
berhubungan dengan N-
dengan hasil korelasi antara N
dengan BOT sebesar r = 0,780 yang termasuk
dalam kelas korelasi sangat kuat. Menurut
Atmojo (2003) bahan organik berperan
terhadap ketersediaan unsur hara dalam tanah
yang tidak terlepas dengan proses mineralisasi
yang merupakan tahap akhir dari proses
414
419, 2017
menunjukkan bahwa urea + seresah tebu
u meningkatkan KTK tanah sebesar 1,08
tanah dari analisis dasar 2,77 me
tanah menjadi 3,85 me 100 g-1 tanah
dikarenakan adanya peningkatkan BOT yang
-total tanah, didukung
dengan hasil korelasi antara N-total tanah
dengan BOT sebesar r = 0,780 yang termasuk
dalam kelas korelasi sangat kuat. Menurut
Atmojo (2003) bahan organik berperan
p ketersediaan unsur hara dalam tanah
yang tidak terlepas dengan proses mineralisasi
yang merupakan tahap akhir dari proses
5. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol
http://jtsl.ub.ac.id
perombakan bahan organik, dalam proses
mineralisasi akan dilepas mineral
tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg dan
S). Bahan organik yang merupakan sumber
nitrogen akan mengalami peruraian menjadi
asam-asam amino yang dikenal dengan proses
aminisasi, yang selanjutnya oleh sejumlah besar
N-Tersedia Tanah
Hasil analisis ragam menyatakan bahwa
perlakuan urea + seresah tebu berpengaruh
nyata (p<0,05) N-tersedia tanah (NH
NO3
-). Perlakuan P0 (Tanpa urea + seresah
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 411-419
perombakan bahan organik, dalam proses
mineralisasi akan dilepas mineral-mineral hara
tanaman dengan lengkap (N, P, K, Ca, Mg dan
. Bahan organik yang merupakan sumber
nitrogen akan mengalami peruraian menjadi
asam amino yang dikenal dengan proses
aminisasi, yang selanjutnya oleh sejumlah besar
mikroba menguraikannya menjadi amonium
yang dikenal sebagai proses amonifikasi
(Atmojo, 2003). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa seresah tebu + urea mampu
meningkatkan N-total sebesar 0,03% dari
analisis dasar 0,06% menjadi 0,09% pada
perlakuan P1.
Gambar 4. Nilai N-Total tanah.
Hasil analisis ragam menyatakan bahwa
perlakuan urea + seresah tebu berpengaruh
tersedia tanah (NH4
+ dan
). Perlakuan P0 (Tanpa urea + seresah
tebu 20 t ha-1) pada NH
nilai N-Tersedia tanah terendah sebesar NH
(3,30 ppm) dan NO3- (1,56 ppm), perlakuan P1
(Urea 2 kg+seresah tebu 20 t
nilai N-Tersedia tanah tertinggi yaitu NH
(6,12 ppm) dan NO3
- (5,94 ppm) (Gambar 5).
Gambar 5. Nilai N-Tersedia tanah.
415
419, 2017
mikroba menguraikannya menjadi amonium
yang dikenal sebagai proses amonifikasi
o, 2003). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa seresah tebu + urea mampu
total sebesar 0,03% dari
analisis dasar 0,06% menjadi 0,09% pada
) pada NH4
+ dan NO3
- memiliki
Tersedia tanah terendah sebesar NH4+
(1,56 ppm), perlakuan P1
(Urea 2 kg+seresah tebu 20 t ha-1) memiliki
Tersedia tanah tertinggi yaitu NH4
+
(5,94 ppm) (Gambar 5).
6. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol
http://jtsl.ub.ac.id
Peningkatan N-tersedia tanah dikarenakan
adanya peningkatan N-total yang berhubungan
dengan N-tersedia tanah, didukung dengan
hasil korelasi antara N-total tanah dengan BOT
sebesar r=0,557 yang termasuk dalam kelas
korelasi kuat. Bahan organik berupa seresah
tebu yang dapat meningkatkan bahan organik
tanah yang mampu menyediakan unsur N
organik dan melalui proses mineralisai akan
terbentuk unsur N-tersedia berupa amonium
(NH4
+) dan nitrat (NO3
-
tanah bentuk utamanya adalah N
tidak dapat diserap oleh tanaman dan N
mineral berupa amonium (NH
(NO3-) yang dapat diserap oleh tanaman
(Widarti et al., 2015). Menurut
nitrogen bersifat mobile
mengalami perubahan bentuk yang umumnya
dilakukkan oleh mikroorganisme. Nitrogen
tanah dalam bentuk organik dirombak menjadi
bentuk anorganik yang tersedia bagi tanaman
melalui proses mineralisasi y
beberapa tahapan yaitu aminisasi, amonifikasi,
dan nitrifikasi Hasil penelitian menunjukkan
Gambar 6.Pengaruh dosis urea+seresah tebu terhadap tinggi tanaman tebu.
Peningkatan tinggi tanaman dikarenakan
adanya penambahan bahan organik berupa
seresah tebu yang dapat meningkatkan bahan
organik tanah yang mampu menyediakan unsur
N organik dan melalui proses mineralisasi akan
terbentuk unsur N-tersedia berupa amonium
(NH4
+) dan nitrat (NO3
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 411-419
tersedia tanah dikarenakan
total yang berhubungan
tersedia tanah, didukung dengan
total tanah dengan BOT
sebesar r=0,557 yang termasuk dalam kelas
korelasi kuat. Bahan organik berupa seresah
tebu yang dapat meningkatkan bahan organik
tanah yang mampu menyediakan unsur N
organik dan melalui proses mineralisai akan
sedia berupa amonium
-). Nitrogen dalam
tanah bentuk utamanya adalah N-organik yang
tidak dapat diserap oleh tanaman dan N-
mineral berupa amonium (NH4
+) dan nitrat
) yang dapat diserap oleh tanaman
Menurut Syekhfani (1997)
sehingga mudah
mengalami perubahan bentuk yang umumnya
dilakukkan oleh mikroorganisme. Nitrogen
tanah dalam bentuk organik dirombak menjadi
bentuk anorganik yang tersedia bagi tanaman
melalui proses mineralisasi yang terdiri dari
beberapa tahapan yaitu aminisasi, amonifikasi,
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa seresah tebu + urea mampu
meningkatkan N-tersedia sebesar (NH
ppm ; NO3
-=4,85 ppm) dari analisis dasar
(NH4+=1,64 ppm ; NO3
(NH4
+=6,12 ppm ; NO
perlakuan P1.
Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman tebu merupakan bagian
tanaman yang dapat menentukan hasil
produksi tebu. Hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa aplikasi urea + seresah
tebu berpengaruh nyata ter
tanaman pada 33,35, dan 37 minggu setelah
kepras (MSK) dan berpengaruh sangat nyata
pada 39 MSK. Pemberian urea dan seresah
tebu nitrogen dapat meningkatkan tinggi
tanaman pada setiap perlakuanya, dimana nilai
terbaik pada 33, 35, 37, dan 39 M
(Urea 2 kg+seresah tebu 20 t
masing-masing tinggi 258,42 cm, 269,57 cm,
287,83 cm, 298,67 cm (Gambar 6).
Gambar 6.Pengaruh dosis urea+seresah tebu terhadap tinggi tanaman tebu.
Peningkatan tinggi tanaman dikarenakan
adanya penambahan bahan organik berupa
seresah tebu yang dapat meningkatkan bahan
organik tanah yang mampu menyediakan unsur
N organik dan melalui proses mineralisasi akan
tersedia berupa amonium
3
-) sehingga dapat
diserap oleh tanaman.
(2011) fungsi N bagi tanaman tebu untuk
untuk pertumbuhan vegetatif (pertumbuhan
batang), meningkatkan produksi dan
kualitasnya. Bahan organik tan
menyediakan hara yang menunjang
pertumbuhan tinggi tanaman. Menurut
416
419, 2017
bahwa seresah tebu + urea mampu
tersedia sebesar (NH4
+=4,48
=4,85 ppm) dari analisis dasar
3-=1,09 ppm) menjadi
=6,12 ppm ; NO3
-=5,94 ppm) pada
Tinggi tanaman tebu merupakan bagian
tanaman yang dapat menentukan hasil
produksi tebu. Hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa aplikasi urea + seresah
tebu berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman pada 33,35, dan 37 minggu setelah
kepras (MSK) dan berpengaruh sangat nyata
pada 39 MSK. Pemberian urea dan seresah
tebu nitrogen dapat meningkatkan tinggi
tanaman pada setiap perlakuanya, dimana nilai
terbaik pada 33, 35, 37, dan 39 MSK adalah P1
(Urea 2 kg+seresah tebu 20 t ha-1) dengan
masing tinggi 258,42 cm, 269,57 cm,
287,83 cm, 298,67 cm (Gambar 6).
Gambar 6.Pengaruh dosis urea+seresah tebu terhadap tinggi tanaman tebu.
Menurut Soemarno
(2011) fungsi N bagi tanaman tebu untuk
untuk pertumbuhan vegetatif (pertumbuhan
batang), meningkatkan produksi dan
kualitasnya. Bahan organik tanah mampu
menyediakan hara yang menunjang
pertumbuhan tinggi tanaman. Menurut
7. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol
http://jtsl.ub.ac.id
Kustantini (2013) bahan organik dalam tanah
mempengaruhi tingkat ketersediaan unsur hara
N yang dapat memacu pertumbuhan tanaman
yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan perkembangannya.
Hubungan antara N-Tersedia
Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman memiliki nilai yang berbanding
lurus dengan dengan N
tinggi tanaman maka N
dibutuhkan akan semakin tinggi. Hasil uji
regresi menunjukan garis linier
5,7118x+207 (Gambar 7) yang atinya setiap
kenaikan 1 ppm N
meningkatkan tinggi tanaman sebesar 5,7118
cm. Tumbuhan memerlukan senyawa nitrogen
Gambar 7. Pengaruh Tinggi tanaman (cm) dengan N
Hubungan antara BOT dengan
Tersedia
Bahan organik tanah memiliki nilai yang
berbanding lurus dengan dengan N
semakin tinggi BOT maka N
tinggi. Hasil uji regresi menunjukan garis linier
y = 6,9925x-1,095 (Gambar 8) yang atinya
setiap kenaikan 1 % BOT mampu
meningkatkan N-tersedia sebesar 6,9925 ppm.
Penambahan bahan organik dalam tanah dapat
meningkatkan aktivitas dan populasi
mikrobiologi dalam tanah semakin tinggi dan
berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan
mineralisasi bahan organik (Atmojo, 2003).
Menurut Dita (2007), peran organisme sangat
penting dalam mendekomposisi bahan organik
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 411-419
Kustantini (2013) bahan organik dalam tanah
mempengaruhi tingkat ketersediaan unsur hara
N yang dapat memacu pertumbuhan tanaman
yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan
Tersedia dengan
Tinggi tanaman memiliki nilai yang berbanding
lurus dengan dengan N-tersedia, semakin
tinggi tanaman maka N-tersedia yang
dibutuhkan akan semakin tinggi. Hasil uji
regresi menunjukan garis linier y =
5,7118x+207 (Gambar 7) yang atinya setiap
kenaikan 1 ppm N-tersedia mampu
meningkatkan tinggi tanaman sebesar 5,7118
Tumbuhan memerlukan senyawa nitrogen
tersedia dalam tanah tempat tumbuhnya.
Menurut Soemarno (2011) tumbuhan
memerlukan senyawa nitrogen tersedia dalam
tanah agar dapat tumbuh dengan baik, hal ini
dapat disuplai oleh bahan organik yang
mengalami dekompoisisi, bakteri fiksasi
nitrogen, pupuk organik (seresah tebu), atau
melalui aplikasi pupuk nitrogen dalam
budidaya tanaman pertanian
Menurut Syekhfani (1997) pada umumnya
nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam
bentuk ammonium NH4+
N-tersedia mempengaruhi tinggi tanaman
dikarenakan N-tersedia yang dalam bentuk
NH4+ dan NO3- diserap oleh tanaman.
Gambar 7. Pengaruh Tinggi tanaman (cm) dengan N-Tersedia (ppm)
dengan N-
Bahan organik tanah memiliki nilai yang
berbanding lurus dengan dengan N-tersedia,
semakin tinggi BOT maka N-tersedia semakin
tinggi. Hasil uji regresi menunjukan garis linier
1,095 (Gambar 8) yang atinya
setiap kenaikan 1 % BOT mampu
tersedia sebesar 6,9925 ppm.
Penambahan bahan organik dalam tanah dapat
ngkatkan aktivitas dan populasi
mikrobiologi dalam tanah semakin tinggi dan
berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan
mineralisasi bahan organik (Atmojo, 2003).
peran organisme sangat
penting dalam mendekomposisi bahan organik
tanah agar dekomposisi berlangsung lebih
cepat. Adanya aktivitas dekomposisi bahan
organik, hara-hara yang terkandung di
dalamnya dilepaskan dalam bentuk tersedia
bagi tanaman, baik hara makro (N, P, K) dan
unsur hara mikro.
Pembahasan Umum
Hasil P1 merupakan perlakuan terbaik
dikarenakan pada minggu ke 37 setelah aplikasi
seresah tebu dan urea merupakan bahan
organik telah terdekomposisi sehingga mampu
menyediakan N yang paling tinggi dari semua
perlakuan. P0 memiliki hasil terendah
dikarenakan bahan organik belum
417
419, 2017
tersedia dalam tanah tempat tumbuhnya.
Menurut Soemarno (2011) tumbuhan
trogen tersedia dalam
tanah agar dapat tumbuh dengan baik, hal ini
dapat disuplai oleh bahan organik yang
mengalami dekompoisisi, bakteri fiksasi
nitrogen, pupuk organik (seresah tebu), atau
melalui aplikasi pupuk nitrogen dalam
budidaya tanaman pertanian (Sumarno, 2011).
Menurut Syekhfani (1997) pada umumnya
nitrogen diserap oleh akar tanaman dalam
+ dan NO3-. Sehingga
tersedia mempengaruhi tinggi tanaman
tersedia yang dalam bentuk
diserap oleh tanaman.
Tersedia (ppm)
gar dekomposisi berlangsung lebih
cepat. Adanya aktivitas dekomposisi bahan
hara yang terkandung di
dalamnya dilepaskan dalam bentuk tersedia
bagi tanaman, baik hara makro (N, P, K) dan
Hasil P1 merupakan perlakuan terbaik
dikarenakan pada minggu ke 37 setelah aplikasi
seresah tebu dan urea merupakan bahan
organik telah terdekomposisi sehingga mampu
menyediakan N yang paling tinggi dari semua
P0 memiliki hasil terendah
dikarenakan bahan organik belum
8. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol
http://jtsl.ub.ac.id
terdekomposisi seluruhnya sehingga bahan
organik tanah dan ketersedian N rendah. P6
cepat mengalami dekomposisi karena
menggunakan dosis urea tertinggi yaitu 6 kg
Gambar 8. Pengaruh BOT (%) dengan N
Pada perlakuan P6 cepat menyediakan unsur
hara bagi tanaman, namun unsur hara tercuci
dikarenakan total curah hujan bulanan pada
bulan Januari (314,40 mm) dan Maret (318,50)
distribusi curah hujan bulanan kriteria yang
tinggi sehingga N-tersedia pada perla
tidak merupakan yang tertinggi hasilnya.
Menurut Kustantini (2013
tanah yang cepat terdekomposisi menyediakan
hara bagi tanaman, namun bahan organik
tanahnya berkurang. Sebaliknya bahan organik
tanah yang lama terdekomposisi bahan o
tanahnya tinggi, namun menyediakan hara
dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa aplikasi seresah tebu +
urea mampu meningkatkan N
Perlakuan P1 (Urea 2 kg+seresah tebu 20 t
1) memiliki nilai N-Tersedia tanah tertinggi
yaitu NH4
+ (6,12 ppm) dan NO
P1 merupakan perlakuan terbaik dalam
menyediakan unsur N dikarenakan BOT dan
N-total pada P1 merupakan yang terbaik.
Pemberian urea dan seresah tebu nitrogen
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 411-419
terdekomposisi seluruhnya sehingga bahan
organik tanah dan ketersedian N rendah. P6
cepat mengalami dekomposisi karena
menggunakan dosis urea tertinggi yaitu 6 kg
ha-1, namun semakin cepat bahan or
terdekomposisi bahan organik tanahnya
berkurang karena sudah mengalami
mineralisasi untuk disediakan bagi tanaman.
Gambar 8. Pengaruh BOT (%) dengan N-Tersedia (ppm)
Pada perlakuan P6 cepat menyediakan unsur
hara bagi tanaman, namun unsur hara tercuci
dikarenakan total curah hujan bulanan pada
bulan Januari (314,40 mm) dan Maret (318,50)
distribusi curah hujan bulanan kriteria yang
tersedia pada perlakuan P6
tidak merupakan yang tertinggi hasilnya.
2013), bahan organik
tanah yang cepat terdekomposisi menyediakan
hara bagi tanaman, namun bahan organik
tanahnya berkurang. Sebaliknya bahan organik
tanah yang lama terdekomposisi bahan organik
tanahnya tinggi, namun menyediakan hara
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa aplikasi seresah tebu +
urea mampu meningkatkan N-tersedia tanah.
Perlakuan P1 (Urea 2 kg+seresah tebu 20 t ha-
Tersedia tanah tertinggi
(6,12 ppm) dan NO3
- (5,94 ppm).
P1 merupakan perlakuan terbaik dalam
menyediakan unsur N dikarenakan BOT dan
total pada P1 merupakan yang terbaik.
Pemberian urea dan seresah tebu nitrogen
dapat meningkatkan tinggi tanaman pada
setiap perlakuanya, dimana nilai terbaik pada
33, 35, 37, dan 39 MSK adalah P1 (Urea 2
kg+seresah tebu 20 t ha
masing tinggi 258,42 cm, 269,57 cm, 287,83
cm, 298,67 cm.
Daftar Pustaka
Abdurachman, A., Sutomo,
2005. Teknologi Pengendalian Erosi Lahan
Berlereng dalam Teknologi Pengelolaan Lahan
Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah
Lingkungan. Puslitbangtanak. Hal. 44
Antari, R., Wawan, M. dan Gulat
Pengaruh Pemberian Mulsa Organik Terhadap
Sifat Fisik dan Kimia Tanah serta Pertumbuhan
Akar Kelapa Sawit.
Universitas Riau.
Atmojo, S.W. 2003. Peranan Bahan Organik
Terhadap Kesuburan Tanah Dan Upaya
Pengelolaannya. Sebelas Maret University
Press. Surakarta.
Dita, F. L. 2007. Pendugaan Laju Dekomposisi
Serasah Daun Shorea Balangeran
Dan Hopea Bancana (Boerl.) Van Slooten
Hutan Penelitian Dramaga, Bogor, Jawa Barat.
Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
418
419, 2017
, namun semakin cepat bahan organik
terdekomposisi bahan organik tanahnya
berkurang karena sudah mengalami
mineralisasi untuk disediakan bagi tanaman.
Tersedia (ppm)
meningkatkan tinggi tanaman pada
setiap perlakuanya, dimana nilai terbaik pada
33, 35, 37, dan 39 MSK adalah P1 (Urea 2
ha-1) dengan masing-
masing tinggi 258,42 cm, 269,57 cm, 287,83
Sutomo, S. dan Sutrisno, N.
2005. Teknologi Pengendalian Erosi Lahan
Berlereng dalam Teknologi Pengelolaan Lahan
Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah
Lingkungan. Puslitbangtanak. Hal. 44-48.
dan Gulat, M.E. 2012.
rian Mulsa Organik Terhadap
Sifat Fisik dan Kimia Tanah serta Pertumbuhan
Akar Kelapa Sawit. Fakultas Pertanian
Atmojo, S.W. 2003. Peranan Bahan Organik
Terhadap Kesuburan Tanah Dan Upaya
Sebelas Maret University
Dita, F. L. 2007. Pendugaan Laju Dekomposisi
Shorea Balangeran (Korth) Burck
(Boerl.) Van Slooten di
Hutan Penelitian Dramaga, Bogor, Jawa Barat.
Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 32 hal.
9. 419
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 411-419, 2017
http://jtsl.ub.ac.id
Eviati, Y. dan Sulaeman, M. 2009. Analisis Kimia
Tanah, Tanaman, Air, Dan Pupuk. Balai
Penelitian Tanah. Bogor. 246 hal.
Hairiah, K., Purnomosidhi, P., Khasanah, N.,
Nasution, N., Lusiana, B. dan van Noordwijk,
M. 2003. Pemanfaatan Bagas dan Daduk Tebu
untuk Perbaikan Status Bahan Organik Tanah
dan Produksi Tebu di Lampung Utara:
Pengukuran dan Estimasi Simulasi Wanulcas.
PTP Nusantara V Unit Usaha Bunga Mayang.
Lampung Utara.
Kustantini, D., 2013. Pentingnya Penggunaan
Beberapa Pupuk Organik Terhadap
Ketersediaan Unsur Hara Pada Pertanaman
Bibit Tebu (Saccharum Officinarum L). Balai Besar
Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan
Surabaya. Surabaya. Hal. 2.
Pusat Penelitian Gula PTPN X. 2015. Bukti
Penyerahan Analisa Pupuk. PTPN X. Kediri.
Hal 3.
Quirk R. G., Timothy G. Z., 2007. Integrated
practices for an improved sustainable, sub-
tropical sugarcane industry: a case study.
Proceeding of Australian Sociecty of Sugar
Cane Technology 29, 3-10.
Saptiningsih, E. dan Haryanti, S. 2015. Kandungan
selulosa dan lignin berbagai sumber bahan
organik setelah dekomposisi pada tanah
Latosol. Buletin Anatomi dan Fisiologi 23(2),
38-39.
Soemarno. 2011. Pentingnya Nitrogen Bagi
Tanaman Tebu. Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya. Malang.
Syekhfani. 1997. Hara-Tanah-Air-Tanaman. Jurusan
Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas
Brawijaya. Malang.
Van Soest. 2006. Rice Straw The Role of Silica
And Treatment to Improve Quality. Journal of
Animal Feed Science and Technology 27, 134-
137.
Widarti, B.N., Wardhini, W.K. dan Sarwono, E.
2015. Pengaruh rasio C/N bahan baku pada
pembuatan kompos dari kubis dan kulit pisang.
Jurnal Integrasi Proses 5(2), 76-86.