Unsur Hara adalah zat-zat di alam yang diperlukan mahluk hidup dalam proses pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Unsur hara terdapat dalam bentukyang cepat tersedia, lambat tersedia, sangat lambat tersedia, dan tidak tersedia
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
This material is my class lesson at Faculty of Agriculture, UNSOED, Purwokerto. The material is use also for another classes due to 5 parallel classes of Element of Soil Sciences Lecturing. In this Paper we make Chapter 5 (Soil Chemistry) and Chapter 6 (Essential Plant Nutrient) are merge as PDF File for Slide Share. I am (Purwandaru Widyasunu) proudly share this material for my student and also for another classes.
Unsur Hara adalah zat-zat di alam yang diperlukan mahluk hidup dalam proses pertumbuhan dan perkembangbiakan.
Unsur hara terdapat dalam bentukyang cepat tersedia, lambat tersedia, sangat lambat tersedia, dan tidak tersedia
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa) dan MANGGA (Mangifera indica) di AREAL PERSAWAHAN BALAI BENIH PALUR, DESA SONOBIJO, KEC. MOJOLABAN, KAB. SUKOHARJO, SURAKARTA”
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
This material is my class lesson at Faculty of Agriculture, UNSOED, Purwokerto. The material is use also for another classes due to 5 parallel classes of Element of Soil Sciences Lecturing. In this Paper we make Chapter 5 (Soil Chemistry) and Chapter 6 (Essential Plant Nutrient) are merge as PDF File for Slide Share. I am (Purwandaru Widyasunu) proudly share this material for my student and also for another classes.
pembahasan pupuk organik . By:Arfitantur Purwaningtyas Kusumajatitani57
Assalamulaikum Wr.Wb
Pada video kali ini saya akan berbagi materi tentang pupuk organik mulai dari pengertian pupuk organik, jenis-jenis pupuk organik, perbedaan pupuk organik dan pupuk anorganik, manfaat pupuk organik dan kesimpulan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pupuk organik (kompos) merupakan hasil perombakan bahan organik oleh
mikrobia dengan hasil akhir berupa kompos yang memiliki nisbah C/N yang
rendah (Yuwono 2007). Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok
tanam, yang ditentukan oleh sifat fisika, kimia, dan biologi tanah yang
menjadi habitat akar-akar aktif bagi tanaman. Tanah yang baik bagi pertanian
adalah tanah yang subur yang berkaitan dengan sifat tanah untuk menyediakan
unsur hara dalam jumlah yang seimbang dan tersedia, memiliki tata air dan
udara yang baik sesuai dengan kepentingan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, tetapi untuk memperoleh produktivitas yang tinggi pada pertanian
tidak hanya dibutuhkan kesuburan tanah tetapi bagaimana seorang petani
mampu mengolah lahannya dan mengatur ketersediaan unsur hara yang ada.
Pemupukan adalah pemberian bahan kepada tanah untuk memperbaiki
atau meningkatkan kesuburan tanah, serta mengganti kehilangan unsur hara
dari dalam tanah dengan tujuan mendapatkan produktivitas pertanian yang
maksimal. Pemupukan merupakan salah satu cara untuk menjaga kesuburan
tanah adalah dengan melakukan.
Petani banyak yang menggunakan pupuk anorganik untuk bertani karena
kepraktisannya. Petani masih ada yang belum menyadari bahwa pupuk
anorganik akan menurunkan kualitas tanah dan produktivitasnya di masa
mendatang jika pemakaiannya berlebihan, selain itu masalah lain dari pupuk
anorganik adalah harganya yang relatif mahal, serta ketersediaannya yang
kadang menyulitkan petani sehingga terjadi kelangkaan, sehingga perlu
dilakukan pengubahan pola penggunaan pupuk anorganik dengan pupuk
organik, salah satunya yaitu dengan menggunakan kompos. Kompos yang
berasal dari bahan organik tersebut dapat membantu memperbaiki sifat fisika,
kimia, maupun biologi tanah sehingga kesuburan tanah tetap terjaga serta
ketersediaan haranya pun terjamin. Kompos dapat dibuat sendiri dari bahan-
3. bahan yang mudah ditemukan, sehingga tidak memerlukan biaya banyak
dalam pembuatannya.
Pupuk organik dalam bentuk yang telah dikomposkan ataupun segar
berperan penting dalam perbaikan sifat kimia, fisika, dan biologi tanah serta
sebagai sumber nutrisi tanaman. Secara umum kandungan nutrisi hara dalam
pupuk organik tergolong rendah dan agak lambat tersedia, sehingga
diperlukan dalam jumlah cukup banyak. Pupuk organik yang telah
dikomposkan dapat menyediakan hara dalam waktu yang lebih cepat
dibandingkan dalam bentuk segar, karena selama proses pengomposan telah
terjadi proses dekomposisi yang dilakukan oleh beberapa macam mikroba,
baik dalam kondisi aerob maupun anaerob. Sumber bahan kompos antara lain
berasal dari limbah organik seperti sisa-sisa tanaman (jerami, batang, dahan),
sampah rumah tangga, kotoran ternak (sapi, kambing, ayam), arang sekam,
dan abu dapur (Deptan 2006 dalam Isnainy 2015)
1.2.Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan kompos
secara semi anaerob dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
kematangan kompos
4. BAB II
METODOLOGI
2.1.Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan kompos yaitu ember
dan pisau, sedangkan bahan yang digunakan yaitu daun serasah kering, buah
nanas dan EM4.
2.2.Cara Kerja
Alat dan bahan yang dibutuhkan dipersiapkan terlebih dahulu. Serasah dan
daun kering lainnya dikumpulkan sebanyak banyaknya. Daun serasah dipotong
kecil-kecil, kemudian dimasukan ke dalam ember hingga penuh dan dicampurkan
dengan starter EM4 yang telah dilarutkan sampai rata dan ember ditutup, minggu
selanjutnya buah nanas yang dihaluskan dicampurkan dengan serasah hingga
rata, selanjutnya dilakukan pengadukan setiap 2 hari sekali dan dilakukan
pengecekan serta pengamatan terhadap warna, bau, dan tinggi kompos setiap
minggunya.
5. BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pupuk organik (kompos) merupakan hasil perombakan bahan organik oleh
mikrobia dengan hasil akhir berupa kompos yang memiliki nisbah C/N yang
rendah (Yuwono 2007). Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya
mengaktifkan kegiatan mikrobia agar mampu mempercepat proses dekomposisi
bahan organik. Mikrobia tersebut adalah bakteri, fungi dan jasad renik lainnya
(Rosmarkam dan Yuwono 2002). Kunci pembuatan kompos yang baik yaitu rasio
karbon/nitrogen, adanya bahan mikroorganisme, tingkat kelembapan, tingkat
oksigen dan ukuran partikel (Suriawiria 2003). Bahan yang ideal untuk
dikomposkan yaitu bahan memiliki nisbah C/N sekitar 30, sedangkan kompos
yang dihasilkan memiliki nisbah C/N < 20. Bahan organik yang memiliki nisbah
C/N jauh lebih tinggi di atas 30 akan terombak dalam waktu yang lama,
sebaliknya jika nisbah tersebut terlalu rendah akan terjadi kehilangan N karena
menguap selama proses perombakan berlangsung (Yuwono 2007). Sumber utama
bahan organik bagi tanah berasal dari jaringan tanaman, baik serupa sampah-
sampah tanaman (serasah) ataupun sisa-sisa tanaman yang telah mati. Sumber
bahan organik lainnya adalah hewan. Bahan-bahan organik yang berasal dari
serasah, sisa-sisa tanaman yang mati, limbah atau kotoran hewan dan bangkai
hewan itu sendiri, didalam tanah akan diaduk-aduk dan dipindahkan oleh jasad
renik yang selanjutnya dengan kegiatan berbagai jasad tanah bahan organik itu
melalui berbagai proses yang rumit dirombak menjadi bahan organik tanah yang
mempunyai arti penting (Sutejo dan Kartasapoetra 1987).
Menurut Sutanto (2002) dalam proses pengomposan yang perlu
diperhatikan yaitu
1. kelembapan timbunan bahan kompos, yang akan berpengaruh terhadap
kehidupan mikrobia, agar tidak terlalu kering atau basah dan tergenang;
2. Aerasi timbunan, berhubungan erat dengan kelengasan.
3. Temperatur harus dijaga tidak terlampau tinggi (maksimum 600C), dan
juga dilakukan pembalikkan untuk menurunkan temperatur.
4. Suasana, dalam pengomposan menghasilkan asam-asam organik sehingga
pH turun, untuk itu diperlukan pembalikkan.
6. 5. Netralisasi keasaman, dapat dilakukan dengan menambah kapur seperti
dolomit atau abu.
6. Kualitas kompos, dapat diberi pupuk seperti P untuk meningkatkan
kualitas kompos.
Menurut Sutejo (1990) syarat-syarat yang dimiliki pupuk organik yaitu Zat
N atau zat lemasnya harus terdapat dalam bentuk persenyawaan organik, jadi
harus mengalami peruraian menjadi persenyawaan N yang mudah dapat diserap
oleh tanaman. Pupuk tersebut dapat dikatakan tidak meninggalkan sisa asam
organik didalam tanah. Pupuk organik tersebut seharusnya mempunyai kadar
persenyawaan C organik yang tinggi, seperti hidrat arang.
Syarat pembuatan kompos yaitu campuran kompos harus homogen agar
kadar N dan kecepatan fermentasi dapat merata dan tetap, oleh karena itu bahan-
bahan mentah perlu dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil. Temperatur
awal harus tinggi untuk membunuh patogen biji rumputrumputan dan lalat atau
telur-telur dan larva hama lainnya serta penyakit yang terbawa kedalam
tumpukan. Awal pembuatan kompos diperlukan air yang cukup banyak untuk
mengimbangkan penguapan dan untuk mengaktifkan jasad renik. Ciri-ciri kompos
yang baik yaitu berwarna coklat, berstruktur remah, berkonsistensi gembur dan
berbau daun yang lapuk (Sutejo 1990).
7. BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Isnainy DMY. 2015. Pengaruh Pupuk Organik Dengan Penambahan Bakteri
Pseudomonas Fluorescens Untuk Mengendalian Nematoda Puru Akar
(Meloidogyne Sp.) Pada Tanaman Tembakau (Nicotiana Tabaccum L.)
[Sinopsis Rencana Penelitian], Bogor (ID), Institut Pertanian Bogor.
Kartasapoetra AG, MM Sutedjo. 1987. Teknologi Konservasi Tanahdan. Air.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rosmarkam A, NW Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta:
Kanisius.
Suriawiria U. 2003. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan
Secara Biologis. Bandung: Alumni.
Sutanto R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.
Sutejo S. 1990. Ilmu Memupuk. Jawa Barat: Bina Cipta.